UJI EFEKTIVITAS EKSTRAK ETANOL DAUN KENIKIR

advertisement
UJI EFEKTIVITAS EKSTRAK ETANOL DAUN KENIKIR
(Cosmos caudatus Kunth. ) TERHADAP PERPANJANGAN
WAKTU PERDARAHAN MENCIT JANTAN GALUR Balb-C.
ARTIKEL
Oleh
Prima Manunggal Sari Setiawan
NIM. 050112a059
PROGRAM STUDI FARMASI
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN NGUDI WALUYO
UNGARAN
AGUSTUS, 2016
1
2
UJI EFEKTIVITAS EKSTRAK ETANOL DAUN KENIKIR
(Cosmos caudatus Kunth.) TERHADAP PERPANJANGAN WAKTU
PERDARAHAN MENCIT JANTAN GALUR BALB-C
Prima Manunggal Sari Setiawan
Program Studi Farmasi STIKES Ngudi Waluyo Ungaran,
Email : [email protected]
ABSTRAK
Latar Belakang : Profil kesehatan kota Semarang tahun 2014 menunjukan angka
tertinggi selama 5 tahun terjadi pada kasus penyakit jantung dan pembuluh darah,
daun kenikir (Cosmos caudatus Kunth.) diketahui mengandung senyawa
flavonoid yang
digunakan sebagai obat tradisional untuk mencegah
penggumpalan darah (antiplatelet). Tujuan: Penelitian ini untuk mengetahui
pengaruh ekstrak daun kenikir terhadap perpanjangan waktu perdarahan pada
mencit jantan galur Balb-C.
Metode : rancangan penelitian pre and post test control group design dengan
jumlah sampel terdiri dari 5 kelompok. Kelompok I kontrol negatif (CMC Na 1
%), kelompok II kontrol positif (Aspirin 0,85 mg/20 g BB), kelompok III (ekstrak
daun kenikir dosis 200mg/kg BB), kelompok IV (ekstrak daun kenikir dosis
400mg/kg BB) dan kelompok V (ekstrak daun kenikir dosis 800mg/kg BB).
Semua dosis perlakuan diberikan secara oral selama 7 hari. Pengukuran waktu
perdarahan dilakukan pada hari ke-7 dengan metode Duke. Kemudian dihitung
selisih peningkatan waktu perdarahan dan persentase peningkatan waktu
perdarahan. Analisis data menggunakan program Statistic package for the social
science (SPSS) dengan uji ANOVA satu jalan dan uji LSD.
Hasil : Dosis 200 mg/kg BB menunjukan persentase peningkatan waktu
perdarahan sebesar 37,4% dan selisih waktu perdarahan 46,0 detik, dibandingkan
dengan kontrol positif efek yang dihasilkan lebih bagus kontrol positif. Dosis 400
mg/kg BB persentase peningkatan waktu perdarahan dan selisih peningkatan
waktu perdarahan adalah 89,4% dan 132,8 detik, dari analisis data kontrol positif
dengan dosis 400 p-value > 0,05 yang berarti tidak ada perbedaan yang signifikan
atau bisa disimpulkan bahwa dosis 400 mg/kgbb sebanding dengan aspirin dosis
0,85mg/20gramBB. Dosis 800 mg/kgBB menunjukan selisih waktu perdarahan
lebih besar dibanding kontrol positif, sehingga dosis ekstrak 800mg/kgBB lebih
bagus daripada kontrol positif ditunjukan dengan persentase peningkatan sebesar
170,7% dan selisih peningkatan waktu perdarahan adalah sebesar 245 detik.
Simpulan : Ekstrak etanol daun kenikir efektiv memperpanjang waktu perdarahan
mencit jantan galur Balb-C.
Kata kunci
: anti platelet, daun kenikir, perpanjangan waktu perdarahan
Kepustakaan
: 35 (1985-2014)
3
ABSTRACT
Background: Semarang city health profile report in 2014 showed the highest rate
for 5-years occured in cases of heart disease and blood vessels. (Cosmos caudatus
Kunth.) are known Leaves kenikir to contain flavonoid compounds that can be
used as a traditional medicine to prevent blood clotting (antiplatelet). The purpose
of this study is to determine the effects of extracted kenikir toward the extension
of the bleeding time in male mice of Balb-C strain.
Methods: The study design used pre and post control group design with the
samples of 5 groups : Group I negative control (CMC Na 1%), group II positive
control (Aspirin 0.85 mg / 20 g BW), Group III (extracted kenikir leaves with the
dose of 200 mg / kg BW), Group IV ( extracted kenikir leaves with the dose of
400mg /kgBW) and group V (extracted kenikir leaves with the dose of 800mg
/kgBW). All treatment doses were administered orally for 7 days. Bleeding time
measurements were performed on the 7th day using the Duke method. Then the
difference between the increase in bleeding time and the percentage increase in
bleeding time were calculated. Statistical data analysis used the program of
statistic package for the social science (SPSS) with one way ANOVA test and
LSD test.
Results: The dose of 200 mg/kgBW showed a percentage increase of bleeding
time 37,4% and bleeding time difference 46.0 seconds, when compared to the
positive control, the difference of bleeding time extension was greater in the
positive control group so that we could conclude the positive control group
showed better results than the extracted dose of 200 mg/kgBW . At the dose of
400 mg/kgBW the percentage increase in bleeding time and the difference of
increase in bleeding time was 89.4% and 132.8 seconds, the analysis of positive
control data with the dose of 400 got p-value > 0.05, which means there was no
significant difference or it could be concluded that the dose of 400 mg/kgBW was
comparable to aspirin with the dose of 0,85mg/20gramBW. Dose of 800 mg/kg
showed bleeding time difference was greater than the positive control, so that the
extracted dose of 800 mg/kgBW was better than the positive control with the
percentage increase of 170.7% and the difference increase in bleeding time was
245 seconds.
Conclusion: The ethanol extract of kenikir leaves can be used as an extension of
bleeding time on male mice of Balb-C strain.
Keywords
Bibliographies
: antiplatelet, kenikir leaves, the extension of bleeding time
: 35 (1985-2014)
4
A. PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Penyakit jantung dan pembuluh darah saat ini menduduki urutan
pertama penyebab kematian di Indonesia. Penyakit jantung dan pembuluh
darah adalah Penyakit Jantung Koroner (PJK), hipertensi, penyakit jantung
bawaan, penyakit otot dan selaput jantung, gangguan irama jantung dan
penyakit pembuluh darah perifer. Penyakit Jantung Koroner (PJK) ini banyak
terdapat pada usia produktif dan merupakan penyebab kematian utama pada
usia 45 tahun keatas (Santoso, 2002.).
Penyakit jantung dan pembuluh darah bisa disebabkan karena faktor
genetik, perilaku atau gaya hidup, lipid darah, faktor pembekuan (koagulasi),
fibrinolisis darah, protein, inflamasi, dan infeksi sampai imunologik
(Dinkes,2014). Salah satu upaya untuk mengurangi kematian dan komplikasi
pasien yang menderita tromboembolik, stroke dan jantung iskemik dilakukan
dengan pemberian antiagregasi trombosit (Beckmen, 2002).
Antiplatelet adalah obat yang dapat menghambat agregasi platelet.
Aspirin merupakan salah satu dari obat antiplatelet tersebut. Antiplatelet
menyebabkan terhambatnya pembentukan agregat/trombus. Aspirin tergolong
Non-Steroidal Anti-Inflammatory Drug (NSAID) memiliki efek samping
yaitu menyebabkan iritasi bahkan pendarahan pada lambung (Thiagarajan &
Jankowski, 2012). Kerugian dalam pemakaian aspirin tersebut mendasari
pencarian anti platelet alternatif dari bahan alam yang dapat menekan
agregasi platelet.
Penelitian sebelumnya tentang ekstrak etanol kubis merah (Brassica
oleracea var. capitata L.) dengan kandungan flavonoid memiliki aktivitas
sebagai antiplatelet dengan dosis 38,76 mg/kg BB pada mencit jantan Galur
Balb-C. (Putri dkk, 2014).
Daun kenikir (Cosmos caudatus Kunth.) sebagai obat tradisional
mengandung saponin, flavonoid, polifenol dan minyak atsiri. Akarnya
mengandung hidroksieugenol dan koniferil alkohol (Fuzzati et al., 1995).
Diketahui flavonoid merupakan salah satu jenis antioksidan yang dapat
menghambat pelekatan, agregasi, dan sekresi platelet (Widowati, 2007).
Kemampuan flavonoid dalam menghambat agregasi platelet ini disebabkan
karena flavonoid tersebut mampu menghambat metabolisme asam arakidonat
oleh cyclooxygenase (Middleton, 2000). Adanya kandungan flavonoid pada
daun Kenikir (Cosmos caudatus Kunth.) maka memacu peneliti untuk
melakukan pengujian efektivitas ekstrak etanol daun Kenikir (Cosmos
caudatus Kunth.) terhadap perpanjangan waktu perdarahan mencit jantan
galur Balb-C .
2. Tujuan Penelitian
a. Tujuan Umum
Untuk membuktikan apakah ekstrak etanol daun Kenikir (Cosmos
caudatus Kunth.) memiliki efektivitas perpanjangan waktu perdarahan
pada mencit jantan galur Balb-C.
5
b. Tujuan Khusus
Untuk mengetahui berapakah dosis ekstrak etanol daun kenikir
(Cosmos caudatus Kunth.) yang memiliki efektivitas perpanjangan
waktu perdarahan sebanding dengan aspirin dosis 0,85mg/20g pada
mencit jantan galur Balb-C?
A. METODE PENELITIAN
1. Desain Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental murni dengan
rancangan penelitian post test control group design
2. Prosedur Penelitian
a. Alat dan Bahan
Alat: Kandang mencit, botol minum, timbangan, spuit dan jarum
oral, ayakan nomor 30 mesh, mortir dan stemper, beker glas, gelas
ukur, batang pengaduk, rak tabung reaksi, tabung reaksi, panci,
kain hitam, waterbath, pisau scapel, pipet, beker glass, mikropipet,
holder, labu takar, stopwatch, kertas saring ukuran 5 x 5 cm
Bahan: daun kenikir, hewan uji, Aspirin tablet 500 mg, Natrium
Karboksi metil selulosa (CMC Na) 1%, etanol 70%, FeCl3 5%,
NaOH 10%, H2SO4 pekat.
b. Determinasi Tanaman
Determinasi tanaman dilakukan di Laboratorium Ekologi dan
Bioteknologi Jurusan Biologi Fakultas MIPA UNDIP untuk
mengetahui kebenaran dari daun kenikir (Cosmos caudatus
Kunth.)dan menghindari kesalahan dalam pengumpulan bahan
utama penelitian dan mencegah kemungkinan tercampur dengan
bahan lain.
c. Pembuatan Ekstrak
Pembuatan ekstrak daun Kenikir (Cosmos caudatus Kunth.) dibuat
dengan metode maserasi dengan cara ditimbang 200 gram serbuk
simplisia dimasukkan dalam panci kemudian diberi etanol
sebanyak 1500 ml. Maserasi dilakukan selama 5 hari dalam
ruangan yang terlindung dari cahaya matahari dan dilakukan
pengadukan sehari sekali, kemudian ekstrak yang diperoleh
disaring menggunakan kain flanel. Setelah dilakukan penyaringan
maserat pertama dilakukan remaserasi. Remaserasi menggunakan
sisa dari pelarut etanol sebanyak 500 ml, kemudian maserat
dipindah dalam bejana tertutup dibiarkan ditempat sejuk dan
terlindung dari cahaya selama 2 hari dengan dilakukan
pengadukan sehari sekali. Maserat I dan Maserat II dikumpulkan
selanjutnya diuapkan di waterbath pada suhu 60°C hingga
diperoleh ekstrak pekat daun Kenikir (Cosmos caudatus Kunth.).
d. Alur Penelitian
Penelitian ini menggunakan hewan uji mencit antan galur balb-c
sebanyak 25 ekor. Secara random hewan uji dibagi menjadi 5
kelompok :
a. Kelompok kontrol positif (aspirin dosis 0,85mg/20gBB)
6
b. Kelompok kontrol negative ( CMC-Na 1%)
c. Kelompok perlakuan I ( ekstrak daun kenikir dosis 200mg/kgBB)
d. Kelompok perlakuan II (ekstrak daun kenikir dosis 400mg/kgBB)
e. Kelompok Perlakuan III (ekstrak daun kenikir dosis
800mg/kgBB)
ekstrak daun kenikir diberikan sehari sekali selama 7 hari setiap pagi.
Pengukuran waktu perdarahan dilakukan pada hari ke 0 ( sebelum
perlakuan) dan hari ke 7 (setelah perlakuan) dengan cara menginsisi
luka pada ekor mencit menggunakan scalpel sedalam 2 mm dan
diamati darah yang pertama kali menetes sampai darah yang tidak lagi
keluar dan terserap pada kertas saring (Vogel, 2002)
B. HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Hasil Determinasi Tanaman
Hasil determinasi tanaman diperoleh kepastian bahwa tanaman yang
digunakan dalam penelitian ini adalah (Cosmos caudatus Kunth.) dengan
kunci determinasi : 1b-2b-3b-4b-6b-7b-9b-10-11b-12b-13b-14b-16b-(Gol-11.
Tanaman dengan daun majemuk berhadapan) -286b-288b-289b- (Famili 121 ;
Compositae / Asteraceae) = 1b-12b-13b-15a- (Genus 14. Cosmos) –Species :
Cosmos caudatus Kunth. (Steenis,1992).
2. Pembuatan Ekstrak Daun Kenikir
Daun kenikir basah 5kg menghasilkan daun kenikir kering sebanyak
300g, Setelah dihaluskan dan diayak diperoleh serbuk daun kenikir sebanyak
287gram serbuk daun kenikir kemudian diekstraksi dan menghasilkan ekstrak
daun kenikir sebanyak 37,45g dari perhitungan rendemen diperoleh hasil
rendemen sebanyak 18%, rendemen dinyatakan bagus karena hasil lebih dari
10%.
Hasil Organoleptis dari ekstrak daun kenikir adalah sebagai berikut :
Warna : Hijau Pekat
Rasa : Pahit Sepat
Bau : Berbau khas daun kenikir
3. Identifikasi Senyawa Flavonoid
Untuk mengetahui kandungan Flavonoid pada ekstrak dan kenikir (
Cosmos caudatus Kunth.) dilakukan identifikasi dengan reaksi warna. Ekstrak
yang telah dilarutkan dengan air diidentifikasi enggunakan 3 reagen yaitu
FeCl3 5%, NaoH 10% dan H2SO4 pekat.
No
1
2
3
Sampel
Ekstrak
kenikir
Reagen
FeCl3 5%
daun
NaOH 10%
H2SO4 Pekat
Warna
Hitam
Biru
Orange kekuningan
Hasil
+ flavonoid
+ flavonoid
+ flavonoid
Tabel 1. Hasil Identifikasi Flavonoid
Berdasarkan table diatas, perubahan warna yang teradi menunjukan
bahwa ekstrak daun kenikir positif mengandung senyawa flavonoid
7
4. Hasil Uji Efektivitas Ekstrak Etanol Daun Kenikir Terhadap
Perpanjangan Waktu Perdarahan
Waktu pendarahan merupakan waktu mulai keluarnya darah
sampai tidak terdeteksi lagi pada kertas saring, darah diperoleh dari ujung
ekor mencit, darah yang keluar diserap dengan kertas penyerap. Interval
waktu antara timbulnya tetes pertama darah hingga darah berhenti mengalir
adalah waktu perdarahan (Vogel, 2002) .
Penentu waktu pendarahan merupakan pengujian untuk mengetahui
sejauh mana interaksi antara platelet dengan dinding pembuluh darah dalam
membentuk pembekuan darah. Pemanjangan waktu pendarahan menunjukkan
adanya penurunan aktivitas agregasi platelet yang disebabkan karena
penghambatan enzim siklooksigenase, sehingga mengurangi platelet
memproduksi tromboksan A2 yang merupakan salah satu mediator yang
berpengaruh pada proses aktivasi platelet dan vasokonstriksi ketika proses
hemostasis yang dimediasi oleh platelet.
Uji efektivitas terhadap perpanjangan waktu perdarahan dilakukan
secara in vivo untuk melihat efektivitas ekstrak daun kenikir (Cosmos
caudatus Kunth.) terhadap perpanjangan waktu perdarahan pada mencit.
Metode yang digunakan adalah metode Duke, metode Duke adalah suatu
metode yang dilakukan dengan cara membuat luka pada ekor mencit. Ekor
mencit dibersihkan terlebih dahulu menggunakan alkohol untuk menghindari
terjadinya infeksi, insisi luka sedalam 2 mm menggunakan pisau scalpel,
insisi luka dilakukan seragam pada setiap mencit, karena kedalaman insisi
luka dapat mempengaruhi waktu perdarahan, semakin dalam insisi luka
perpanjangan waktu perdarahan semakin panjang. Waktu normal pada
manusia adalah 1-3 menit (Lind, 2007). Sedangkan waktu normal perdarahan
pada mencit dilakukan pengukuran dengan menginsisi luka pada 3 mekor
encit kemudian diambil rerata dari perpanjangan waktu perdarah 3 ekor
mencit tersebut, diperoleh 2-3 menit sebagai waktu normal perdarahan pada
mencit.
Kelompok
Jumlah
sampel
(n)
Kontrol (-)
5
Kontrol (+)
5
Dosis
5
200mg/kgBB
Dosis
5
400mg/kgBB
Dosis
5
800mg/kgBB
Keterangan
Waktu
(Mean±SD)
harike
0
(detik)
142,6±41,2
148,4±19,2
137,6±26,3
pendarahan
Harike7
(detik)
153,0±26,7
285,0±10,9
183,6±8,3
152,8±17,9
146,4±17,5
Selisih
(detik)(Mean±S
D)
Persen
peningkatan
(%)(Mean±SD)
13±15,65
136,6±22,5
46,0±25,3
14,6±23,86
94,9±28,1
37,4±26,6
285,6±14,4
132,8±29,9
89,4±27,4
391,4±15,7
245,0±25,0
170,7±37,7
: (-) : CMC Na 1%
: (+): Aspirin dosis 0,78mg/20g
Tabel 2 Perpanjangan Waktu Perdarahan (Mean ±SD)
8
Tabel 2 menunjukan persentase peningkatan waktu perdarahan
paling tinggi terjadi pada kelompok dosis 800mg/kgBB yaitu 170,7±37,7%,
persentase peningkatan waktu perdarahan paling rendah terjadi pada
kelompok kontrol negatif yaitu 14,6±23,86%. Peningkatan waktu perdarahan
pada kelompok ekstrak daun kenikir ( Cosmos caudatus Kunth.) terjadi seiring
dengan peningkatan dosis. Persentase peningkatan waktu perdarahan pada
kelompok kontrol positif yang diberi perlakuan aspirin (dosis 0,78mg/20gBB)
94,9±28,1 %. Dimana kenaikan terjadi pada waktu rata-rata 148 detik menjadi
285 detik. Kelompok kontrol negatif yang diberi perlakuan CMC Na 1 %
terjadi peningkatan waktu perdarahan 12,9±25,4% pada waktu rata-rata 142
detik menjadi 153 detik. Kelompok ekstrak daun kenikir ( Cosmos caudatus
Kunth.) (dosis 200 mg/kg BB) mengalami persentase kenaikan 37,4±26,6%
pada waktu rata-rata 137 detik menjadi 183 detik. Kelompok ekstrak daun
kenikir ( Cosmos caudatus Kunth.) (dosis 400 mg/Kg BB) mengalami
kenaikan 89,4±27,4 % pada waktu rata-rata 152 detik menjadi 285 detik dan
kelompok ekstrak daun kenikir ( Cosmos caudatus Kunth.) (dosis800 mg/Kg
BB) mengalami persentase kenaikan sebesar 170,7±37,7% pada waktu ratarata 146 detik menjadi 391 detik.
5. Analisis Data
a. Uji Normalitas
Kelompok
Kontrol Negatif
Kontrol Positif
Dosis 200
Dosis 400
Dosis 800
p-value
0,488
0,913
0,720
0,303
0,068
Kesimpulan
Normal
Normal
Normal
Normal
Normal
Tabel 3 Uji Normalitas Saphiro Wilk
Berdasarkan tabel 3 dapat diketahui bahwa hasil uji normalitas
menggunakan uji Saphiro Wilk untuk variabel perpanjangan waktu
perdarahan, diperoleh p-value untuk kelompok kontrol negatif, kontrol
positif, ekstrak kenikir Dosis 200 mg/Kg BB, Dosis 400 mg/Kg BB, dan
Dosis 800 mg/Kg BB masing-masing sebesar 0,488, 0,913, 0,720, 0,303,
dan 0,068. Hasil nilai p-value tersebut semuanya lebih besar dari α (0,05),
ini menunjukkan bahwa data dari kelima kelompok perlakuan tersebut
dapat dinyatakan terdistribusi normal, selanjutnya dilakukan uji
homogenitas menggunakan uji Levene test.
b. Uji Homogenitas
Variabel
Perpanjangan Waktu Perdarahan
p-value
0,768
Tabel 4 Uji Levene Test
9
Berdasarkan table 4.4 diketahui bahwa hasil uji homogenitas
varian menggunakan Levene Test untuk variabel perpanjangan waktu
perdarahan diperoleh p-value 0,768 > α (0,05), ini menunjukkan bahwa
data-data perpajangan waktu perdarahan dari kelima perlakuan dapat
dinyatakan memiliki varian yang homogen. Karena data yang diperoleh
terdistribusi normal dan homogen maka dilakukan uji ANOVA.
c. Uji ANOVA
Variabel dependen
Perpanjangan Waktu Perdarahan
p-value
0,000
Tabel 5 Uji ANOVA
Berdasarkan tabel 5 dapat diketahui bahwa dari hasil uji ANOVA
untuk variabel perpanjangan waktu perdarahan diperoleh p-value 0,000 <
α (0,05), maka disimpulkan bahwa ada perbedaan secara bermakna efek
dari kelima perlakuan terhadap penurunan perpanjangan waktu perdarahan
pada mencit jantan galur Balb-C. Untuk mengetahui perlakuan mana yang
memiliki efek yang berbeda terhadap perpanjangan waktu perdarahan pada
mencit jantan galur Balb-C, dilakukan uji Post Hoc Tests menggunakan
uji LSD.
d. Uji LSD
Pasangan Perlakuan
Kontrol Negatif vs Kontrol Positif
Kontrol Negatif vs Dosis 200
Kontrol Negatif vs Dosis 400
Kontrol Negatif vs Dosis 800
Kontrol Positif vs Dosis 200
Kontrol Positif vs Dosis 400
Kontrol Positif vs Dosis 800
Dosis 200 vs Dosis 400
Dosis 200 vs Dosis 800
Dosis 400 vs Dosis 800
p-value
0,000
0,033
0,000
0,000
0,000
0,810
0,000
0,000
0,000
0,000
Kesimpulan
Berbeda signifikan
Berbeda signifikan
Berbeda signifikan
Berbeda signifikan
Berbeda signifikan
Berbeda tidak signifikan
Berbeda signifikan
Berbeda signifikan
Berbeda signifikan
Berbeda signifikan
Tabel 6 Uji LSD
Dari data uji LSD pada table 6 menunjukan bahwa pada pasangan
perlakuan kontrol negatif dengan kontrol positif berbeda signifikan hal ini
sesuai dengan data yang diperoleh yaitu kontrol negatif tidak menunjukan
efek perpanjangan waktu perdarahan karena hewan uji hanya diberi
perlakuan CMC-Na yang tidak mempunyai efek hambatan agregasi
platelet, sedangkan data kontrol positif menunjukan adanya efek
perpanjangan waktu perdarahan karena kontrol positif yang berisi aspirin
mempunyai indikasi sebagai anti agregas platelet yang dapt dilihat dari
10
perpanjangan protrombin time. Kontrol negatif dengan dosis 200, 400 dan
dosis 800 menunjukan bahwa berbeda signifikan karena pada dosis
200mg/kgBB, 400mg/kgBB dan 800mg/kgBB terjadi selisih perpanjangan
waktu perdarahan yang lebih besar dari kontrol negatif jadi dapat
disimpulkan pada dosis tersebut memiliki efektifitas memperpanjang
waktu perdarahan. Kontrol Positif dengan Dosis 200 berbeda signifikan
karna pada data kontrol positif terjadi selisih perpanjangan waktu
perdarahan yang lebih besar dari dosis 200mg/kgBB sehingga dapat
disimpulkan yang lebih bagus adalah kontrol positif atau dosis ekstrak
200mg/kgBB tidak berefek sebanding dengan kontrol positif aspirin dosis
0,85mg/20gramBB , Kontrol Positif dengan Dosis 800 berbeda signifikan
karena pada dosis 800 selisih waktu perdarahan lebih besar dibandingkan
dengan dosis ekstrak yang lain dan juga dibandingkan dengan kontrol
positif, sehingga dosis ekstrak 800mg/kgBB lebih bagus daripada kontrol
positif namun pada dosis ini resiko terjadinya toksisitas dan bleeding
menjadi lebih besar karena efek perpanjangan waktu perdarahan yang
sangat signifikan. Pasangan perlakuan kontrol positif dengan dosis 400 pvalue > 0,05 yang berarti tidak ada perbedaan yang signifikan atau bisa
disimpulkan bahwa dosis 400 mg/kgbb sebanding dengan aspirin dosis
0,85mg/20gramBB.
Flavonoid terbukti efektif meningkatkan waktu perdarahan, hal ini
dibuktikan dengan penelitian terdahulu berjudul Perpanjangan Waktu
Perdarahan Pada Pemberian Perasan Bawang Merah (Alium ascalonicum)
yang dilakukan oleh Liliani saputri wijaya, Winny adriatmoko dan Zainul
Kholid.
Flavonoid meiliki mekanise kerja yang sama dengan aspirin yaitu
dengan menghambat enzim siklooksigenase secara ireversibel dengan
mengasetilasi enzim tersebut sehingga menghambat tromboksan A2 yang
berperan dalam vasokonstriksi dan agregasi platelet, dimana tromboksan
A2 ini adalah suatu produk akhir arakidonat yang menyebabkan platelet
berubah bentuk, melepaskan granulanya dan beragregasi. Oleh karena itu,
terhambatnya pelepasan asam arakidonat bagi jalur sikloogsigenase akan
menekan jumlah tromboksan A2, sehingga dapat mempengaruhi
perpanjangan waktu perdarahan.
C. SIMPULAN
1. Pemberian ekstrak daun kenikir (Cosmos caudatus Kunth.) memiliki
efektivitas perpanjangan perdarahan mencit jantan galur Balb-C.
2. Dosis 400mg/kgBB ekstrak etanol daun kenikir (Cosmos caudatus
Kunth.) yang memiliki efektivitas perpanjangan waktu perdarahan
yang sebanding dengan aspirin dosis 0,85mg/20gBB pada mencit jantan
galur Balb-C
D. UCAPAN TERIMA KASIH
Seluruh civitas akademika STIKES Ngudi Waluyo Ungaran, Ketua
Program Studi Farmasi STIKES Ngudi Waluyo Ungaran Drs. Jatmiko Susilo,
Apt., M.Kes, Dosen Pembimbing I Richa Yuswantina S. Farm., Apt., M. Si.,
Dosen Pembimbing II Niken Dyahariesti S.Farm., Apt., M.Si.
11
E. DAFTAR PUSTAKA
1. Santoso, 2002. Lipid dan Penyakit Jantung Koroner. Centra
Comunications, Jakarta.
2. Dinkes RI, 2014, Profil Kesehatan Indonesia, Menteri Kesehatan
Republik Indonesia, Jakarta
3. Beckman J.A, Creager.A, Libby P. 2002. Diabetes and Atherosclerosis :
Epidemiology, Patophysiology, and Manajeelogy, Patophysiology, and
Management. Jama ;287 (19):2570-81
4. Thiagarajan, P., Jankowski, J. A (2012). Aspirin and NSIDs ; Benefits and
Harms for The Gut. Best Practice and Research :
Clinical
Gastrenterology, 26(2), 197-206.
5. Putri, Rizki Rica Rachim Fadilah; Evi U; Rini R. 2014. Uji Aktivitas
Antiplatelet Ekstrak Etanol Kubis Merah (Brassica oleracea var. capitata
L.). e-Jurnal Pustaka Kesehatan, vol 2 (no.1). Fakultas Farmasi, Fakultas
Kedokteran, Universitas Jember
6. Fuzzati, N., Sutarjadi, Dyatmiko, W., Rahman, A., and Hostettmann, K.,
1995, Phenylpropane derivativies from roots of Cosmos caudatus,
Phytochemistry, vol. 39:2, 409-412
7. Widowati. 2007. Peran Antioksidan sebagai Agen Hipokolesterolemia,
Pencegah Oksidasi Lipid dan Aterosklerosis. Majalah Kedokteran
Damianus vol. 6 no. 3 (Sep 2007)
8. Middleton E, Kandaswami C, Theoharides CT. 2000. The Effect of Plant
Flavonoids on Mammalian Cell: Implications for Inflamation, Heart
Disease, and Cancer. Pharmacological Reviews, 52(4): 673-751.
9. Vogel HG. 2002. Drug Discovery and Evaluation, Pharmacological
Assay, 2nd Ed. Berlin: Springer
10. Steenis, 1992. Flora Untuk Sekolah Indonesia. Penerbit PT. Pradnya
Paramita Jakarta
11. Vogel HG. 2002. Drug Discovery and Evaluation, Pharmacological
Assay, 2nd Ed. Berlin: Springer
12. Lind, Marchal & Wathen. 2007. Teknik-Teknik Statistika dalam Bisnis
Dan Ekonomi Menggunakan Kelompok Data Global. Salemba Empat.
Jakarta
12
Download