PERANCANGAN SISTEM MONITORING KUALITAS UDARA DALAM RUANGAN DENGAN KOMUNIKASI TCP/IP BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA16 Kiki Azhari MOS., MCTNA 1, H.Lukman Abdul Fatah M.Si., M.T 2 1 Manajemen Informatika PKN LPKIA 2 Program Studi Teknik Informatika STMIK LPKIA Jln. Soekarno Hatta No. 456 Bandung 40266, Telp. 022-7564282, . 022-7564283, Fax. 022-7564282 Email : [email protected] Abstrak Polusi merupakan masuknya makhluk hidup, zat, energi atau komponen lain dalam lingkungan yang menyebabkan berubahnya tatanan lingkungan oleh kegiatan manusia dan proses alam. Kebakaran hutan di Riau menyebabkan meningkatnya jumlah polusi udara yang menyebabkan pemanasan global. Kurangnya perhatian masyarakat terhadap gas-gas berbahaya seperti CO (karbon monoksida) dan NOx (nitrogen monoksida, nitrogen dioksida, dll) yang dapat memberikan dampak negatif bagi kesehatan, bahkan dapat menyebabkan kematian jika itu diabaikan oleh orang-orang yang menghirupnya. Dari hal ini dibuat sebuah sistem monitoring kualitas udara dalam ruangan dengan komunikasi TCP/IP untuk memonitoring kualitas udara dalam ruangan dari jarak jauh. Tingkat polusi udara diukur dengan sensor MQ-135 yang berfungsi untuk menditeksi kadar gas NO, sensor MQ-7 yang berfungsi untuk mendeteksi kadar gas CO, sensor LM-35 untuk menditeksi suhu ruangan, LCD dan sebuah aplikasi berbasis desktop sebagai penampil informasi dan WIZ110SR sebagai konverter serial ke TCP/IP. Kata kunci : Sistem, Monitoring, Pencemaran Udara, TCP/IP, Sensor MQ-135, Sensor MQ-7, Sensor LM-35, WIZ110SR. 1. Pendahuluan Polusi merupakan masuknya makhluk hidup, zat, energi atau komponen lain dalam lingkungan yang menyebabkan berubahnya tatanan lingkungan oleh kegiatan manusia dan proses alam. Sifat polusi yang menggangu kesehatan khususnya pernafasan menjadi masalah penting yang harus diperhatikan. Tindakan-tindakan pun banyak dilakukan untuk mengatasi masalah tersebut seperti memakai masker dan lainnya. Kebakaran hutan di Riau menyebabkan meningkatnya jumlah polusi udara yang menyebabkan pemanasan global. Kurangnya perhatian masyarakat terhadap gas-gas berbahaya seperti CO (karbon monoksida) dan NOx (nitrogen monoksida, nitrogen dioksida, dll) yang dapat memberikan dampak negatif bagi kesehatan, bahkan dapat menyebabkan kematian jika itu diabaikan oleh orang-orang yang menghirupnya. Untuk mengetahui apakah layak atau tidak udara tersebut dalam suatu area khususnya dalam suatu ruangan, maka dibutuhkan sebuah alat yang dapat memantau tingkat kualitas udara. Dengan memanfaatkan kemajuan teknologi, sistem monitoring kualitas udara ini dapat dipantau melalui Dengan menggunakan desktop komputer. mikrokontroler AVR tipe ATmega16 sebagai unit pusat kontrol, sensor MQ-7 yang berfungsi untuk mengukur kadar gas CO (karbon monoksida), sensor MQ-135 untuk mengukur kadar gas NO x (nitrogen monoksida, nitrogen dioksida, dll) dan sensor LM35 yang digunakan untuk mengukur suhu dalam ruangan tersebut, Serta LCD 2x16 dan sebuah aplikasi berbasis desktop menggunakan VB.NET 2010 sebagai output untuk mengetahui kualitas udara dalam ruangan tersebut. Berdasarkan hal-hal diatas, penulis mengidentifikasikan beberapa permasalahan sebagai berikut : 1. Kurangnya perhatian masyarakat terhadap kualitas udara yang mereka hirup. 2. Sistem monitoring yang ada sebelumnya hanya terfokus pada lingkungan (outdoor) saja. Untuk memfokuskan penelitian, maka ruang lingkup permasalahan hanya mencakup sebagai berikut: 1. Sensor yang digunakan adalah sensor 2. 3. 4. 5. 6. MQ-7 yang peka terhadap CO (gas karbon monoksida) . Menggunakan sensor MQ-135 untuk mengukur kadar NO x (gas nitrogen monoksida, nitrogen dioksida dll) Menggunakan sensor LM35 untuk mengetahui suhu pada ruangan. Tipe mikrokontroler yang digunakan adalah ATMega16. Alat komunikasi yang digunakan untuk menghubungkan antara aplikasi desktop yang dibuat dan perangkat penditeksi adalah WIZ110SR sebagai konverter serial ke TCP/IP. Software yang digunakan untuk aplikasi desktop adalah VB.NET 2010, sementara untuk pemrograman mikrokontroler menggunakan BASCOM AVR 2. Dasar Teori 2.1 Pencemaran Udara PENCEMARAN UDARA adalah peristiwa masuknya, atau tercampunya, polutan (unsur-unsur berbahaya) kedalam lapisan udara (atmosfer) yang dapat mengakibatkan menurunnya kualitas udara (lingkungan). Pencematan dapat terjadi dimana-mana. Bila pencemaran tersebut terjadi di dalam rumah, di ruang-ruang sekolah ataupun di ruang-ruang perkantoran maka disebut sebagai pencemaran dalam ruang (indoor pollution). Sedangkan bila pencemaran terjadi di lingkungan rumah, perkotaan, bahkan regional maka disebut sebagai pencemaran di luar (outdoor pollution). Umumnya, polutan yang mencemari udara berupa gas dan asap. Gas dan asap tersebut berasal dari hasil proses pembakaran yang tidak sempurna, yang dihasilkan oleh mesin-mesin pabrik, pembangkit listrik dan kendaraan bermotor. Selain itu, gas dan asap tersebut merupakan hasil oksidasi dari berbagai unsur penyusun bahan bakar, yaitu : CO2 (karbon dioksida), CO (karbon monoksida), SOx (belerang oksida) dan NOx (nitrogen oksida). Table 2.1 Angka dan Kategori Index Standar Pencemar Udara (ISPU) dan Dampak Kesehatan Indeks 1 – 50 Kategori Baik 51 – 100 Sedang 101 – 199 Tidak Sehat 200 – 299 Sangat Tidak Sehat 300 Lebih – Berbahaya Dampak Kesehatan Tidak memberikan dampak bagi kesehatan manusia atau hewan. Tidak berpengaruh pada kesehatan manusia ataupun hewan tetapi berpengaruh pada tumbuhan yang peka. Bersifat merugikan pada manusia ataupun kelompok hewan yang peka atau dapat menimbulkan kerusakan pada tumbuhan ataupun nilai estetika. Kualitas udara yang dapat merugikan kesehatan pada jumlah segmen populasi yang tepapar. Kualitas udara berbahaya yang secara umum dapat merugikan kesehatan yang serius pada populasi (misalnya iritasi mata, batuk dahak dan sakit tenggorokan). 2.3 Protokol TCP/IP TCP/IP terdiri atas empat lapis kumpulan protokol yang bertingkat. Keempat lapisan tersebut adalah sebagai berikut. 1. Network Interface Layer Lapisan ini sering disebut juga link layer paling bawah yang bertanggung jawab mengirim dan menerima data ke dan dari media fisik. Media fisiknya dapat berupa kabel, serat optik, dll 2. Internet Layer Protokol yang berada pada lapisan ini bertanggung jawab dalam pengiriman paket ke alamat yang tepat. 3. Transport Layer Lapisan ini berisi protokol yang bertanggung jawab untuk mengadakan komunikasi antara dua host. Kedua protokol yang terdapat pada lapisan ini adalah 4. Application Layer Pada lapisan ini pengguna memakai semua aplikasi yang disediakan oleh layanan TCP/IP. Program aplikasi akan memilih jenis protokol tranportasi yang diperlukan. 3. Analisis Dan Perancangan Perangkat Lunak 3.1 Use Case Diagram 2.2 ISPU (Indeks Standar Pencemaran Udara) ISPU ditetapkan berdasarkan 5 pencemar utama, yaitu : karbon monoksida (CO), sulfur dioksida (SO2), nitrogen dioksida (NO2), ozon permukaan (O3), dan partikel debu (PM10). Di Indonesia ISPU diatur berdasarkan Keputusan Badan Pengendalian Dampak Lingkungan (Bapedal) Nomor KEP-107/KABAPEDAL/11/1997. Gambar 3.1 Diagram use case Sistem Monitoring Kualitas Udara dalam ruangan 3.2 Statechart Diagram 4.3 Rangkaian Sensor MQ-135 Gambar 4.3 Rangkaian sensor MQ-135 Gambar 3.2 Statechart Diagram Sistem Monitoring Kualitas Udara dan Suhu Dalam Ruangan 4. Analisis Dan Perancangan Perangkat Keras 4.1 Blok Diagram sistem Seperti ditunjukkan dalam pada gambar, komponen sensitif terdiri dari 2 bagian. satu adalah sirkuit pemanas memiliki fungsi kontrol waktu (tegangan tinggi dan pekerjaan tegangan rendah sirkuler). Yang kedua adalah rangkaian output sinyal, secara akurat dapat merespon perubahan permukaan resistansi sensor. Keterangan : 5.3 5V dimasukan ke Pin VCC 6.3 GND dimasukan ke Pin Ground 7.3 To analog input pin dimasukan ke PORTA sebagai penerima data ADC 4.4 Rangkaian Sensor LM35 Gambar 4.1 Blok Diagram Sistem 4.2 Rangkaian Sensor MQ-7 Gambar 4.4 Rangkaian LM-35 Gambar 4.2 Rangkaian sensor MQ-7 Seperti ditunjukkan dalam pada gambar, komponen sensitif terdiri dari 2 bagian. satu adalah sirkuit pemanas memiliki fungsi kontrol waktu (tegangan tinggi dan pekerjaan tegangan rendah sirkuler). Yang kedua adalah rangkaian output sinyal, secara akurat dapat merespon perubahan permukaan resistansi sensor. Keterangan : 1.3 5V dimasukan ke Pin VCC 2.3 GND dimasukan ke Pin Ground 3.3 To analog input pin dimasukan ke PORTA sebagai penerima data ADC Pada gambar 4.5 sensor LM-35 memiliki 3 kaki yaitu ground, vcc dan output, kaki-kaki dihubungkan pada portA mikrokontroler untuk menerima data analog, kemudian data input dari sensor akan diproses oleh mikrokontroler menjadi output pada LCD dan output akan dikirimkan melalui port serial untuk ditampilkan di komputer. 4.5 Rangkaian LCD 2x6 Gambar 4.5 Rangkaian LCD 2x16 Sistem ini menggunakan perangkat LCD 2x16 sebagai penampil informasi, yang dihubungkan dengan portB. Berikut tabel koneksi pin pada LCD yang terhubung dengan mikrokontroler : Tabel 4.1 Koneksi Pin LCD dan Mikrokontroler Pin LCD GND VDD RS R/W E D4 D5 D6 D7 Pin Mikrokontroler GND VCC 0 GND 1 2 3 4 5 5. Implementasi Dan Pengujian 5.1 Pengujian Sensor MQ-7 Subsistem perangkat input yang akan diuji adalah sensor MQ-7 yang digunakan untuk mendeteksi kadar yang digunakan mengukur kadar CO (gas carbon monoksida) diudara. Dalam pengujiannya disini yaitu dengan menghubungkan sensor MQ-7 ke PortA pada mikrokontroler. 5.2 Pengujian Sensor MQ-135 Subsistem perangkat input yang akan diuji adalah sensor MQ-135 yang digunakan untuk mendeteksi kadar NOx (gas nitrogen monoksida, nitrogen dioksida dll) diudara. Dalam pengujiannya disini yaitu dengan menghubungkan sensor MQ-135 ke PortA pada mikrokontroler. Gambar 5.2 Pengujian Sensor MQ-135 Tabel 5.2 Pengujian Sensor MQ-135 No 1 2 3 Gambar 5.1 Pengujian MQ-7 Tabel 5.1 Pengujian Sensor MQ-7 No 1 2 3 Fungsi yang diuji Kondisi sensor. Cara pengujian Memberikan tegangan sebesar 5V pada sensor MQ7. Hasil yang diharapkan Sensor menghasilkan tegangan. Hasil pengujian OK Menguji sensor berfungsi atau tidak. Kesesuian perbandingan kondisi ruangan tidak terdeteksi kadar CO dengan kondisi terdeteksi CO. Memberikan asap rokok ke sekitar sensor. Memeriksa hasil perhitungan kalibrasi dari data sensor. Sensor dapat mendeteksi adanya CO. OK Nilai hasil perhitungan kalibrasi sesuai dengan kondsi ruangan. OK Fungsi yang diuji Kondisi sensor. Cara pengujian Memberikan tegangan sebesar 5V pada sensor MQ135. Hasil yang diharapkan Sensor menghasilkan tegangan. Hasil pengujian OK Menguji sensor berfungsi atau tidak. Kesesuian perbandingan kondisi ruangan tidak terdeteksi kadar NOx dengan kondisi terdeteksi NOx. Memberikan asap rokok ke sekitar sensor. Memeriksa hasil perhitungan kalibrasi dari data sensor. Sensor dapat mendeteksi adanya kadar NOx. Nilai hasil perhitungan kalibrasi sesuai dengan kondsi ruangan. OK OK 5.3 Pengujian Sensor LM35 Subsistem perangkat input yang akan diuji adalah sensor LM35 yang digunakan untuk mendeteksi suhu dalam ruangan. Dalam pengujiannya disini yaitu dengan menghubungkan sensor LM35 ke PortA pada mikrokontroler. Gambar 5.3 Pengujian Sensor LM35 Tabel 5.3 Pengujian Sensor LM35 No Fungsi yang diuji Cara pengujian Hasil yang diharapkan 1 Kondisi sensor. Memberikan tegangan sebesar 5V pada sensorLM135 . Sensor menghasilka n tegangan. 2 Menguji sensor berfungsi atau tidak. Memberikan api ke sekitar sensor. Sensor dapat mendeteksi adanya perubahan suhu ruangan (naik apabila panas dan turun apabila dingin) Nilai hasil perhitungan kalibrasi sesuai dengan kondsi ruangan. 3 Kesesuian perbanding an kondisi ruangan saat dingin dengan kondisi saat panas. Memeriksa hasil perhitungan kalibrasi dari data sensor. Hasil pengujia n OK OK Gambar 5.5 Konfigurasi pada WIZ Configuration Tool 1. 2. OK 3. 4. 2) Menjalankan apliikasi WIZ Configuration Tool Klik tombol “Search” untuk mengetahui Konfigurasi yang ada pada WIZ110SR Melakukan konfigurasi (Mengisikan Local IP 192.168.0.2, Subnet 255.255.255.0, Gateway 192.168.0.1, Port 5000 dan Operation Mode “Mixed”) Untuk menyimpan hasil konfigurasi klik tombol “Setting” Konfigurasi IP Address pada komputer 5.4 Pengujian LCD Subsistem perangkat output yang akan diuji adalah sensor LCD yang digunakan untuk menampilkan informasi. Dalam pengujiannya disini yaitu dengan menghubungkan LCD ke PortB pada mikrokontroler. Gambar 5.6 Konfigurasi IP Address pada komputer Gambar 5.4 Pengujian LCD 5.5 Pengujian WIZ110SR 1) Melakukan Konfigurasi pada WIZ110SR Untuk dapat melakukan pengaturan terhadap IP Address dan Port TCP/IP pada modul WIZ110SR ini dapat menggunakan aplikasi WIZ Configuration Tool. 1. 2. 3. 4. 3) Mengisikan IP Address dengan 192.168.0.5 Dengan subnet 255.255.255.0 Mengisikan Default Gateway sesuai dengan konfigurasi pada WIZ110SR yaitu 192.168.0.1 Kemudian klik “OK” Untuk menyimpan Melakukan Ping Melalui WIZ Configuration Tool Masukan IP Komputer yang telah dikonfigurasi sebelumnya yaitu 192.168.0.5 3. Pengembangan selanjutnya dapat melakukan monitoring kualitas udara dalam ruangan melalui aplikasi andoid. 4. Memodelkan tampilan alat untuk lebih menarik untuk diletakan dalam ruangan. 5. Diharapkan kedepannya sistem monitoring kualitas udara ini dapat terapkan untuk lebih dari satu ruangan. Gambar 5.7 Melakukan Tes Ping Melalui WIZ Configuration Tool 4) Melakukan Ping Melalui CMD DAFTAR PUSTAKA 1. Masukan IP WIZ110SR yang telah dikonfigurasi sebelumnya yaitu 192.168.0.2 2. 3. Gambar 5.8 Melakukan Tes Ping Melalui CMD 6. Kesimpulan Dan Saran Berdasarkan hasil analisa, perancangan dan implementasi yang telah dilakukan, maka kesimpulan yang didapat adalah sebagai berikut : 1. Sistem monitoring kualitas udara ini dapat mengidentifikasi suhu ruangan dan kadar udara berbahaya (seperti kadar karbon monoksida) yang berada dalam ruangan, kemudian memberikan indikasi dan informasi kepada pengguna. 4. 5. Yulfian Fikri, Sumardi, Budi Setiyono. 2013, SISTEM MONITORING KUALITAS UDARA BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA 8535 DENGAN KOMUNIKASI TCP/IP, Universitas Diponegoro, Semarang. Mohk. Sholihul Hadi, MENGENAL MIKROKONTROLER AVR ATMEGA16, http://ilmukomputer.org/wpcontent/uploads/2008/08/sholihul-atmega16.pdf, download tanggal 16 Juli 2014. Agfianto Eko Putra dan Dhani Nugraha, 2010,TUTORIALPEMROGRAMAN MIKROKONTROLER AVRDENGANWINAVRGCC(ATMEGA16/32/85 35),http://klikdisini.com/embedded,download tanggal 16 Juni 2014. Booch, Grady et al, Object-Oriented Analisys and Design with Applications, New York,Adison - Wesley. Alan, Denis et al, 2009, System Analysis DesignUML Version 2.0, USA, Jonh Wiley and Sons, Inc. DAFTAR PUSTAKA LAINNYA 2. Melalui sistem monitoring kualitas udara dalam ruangan ini, kita dapat melihat informasi tentang kualitas udara dan suhu yang berada dalam ruangan dengan melihat informasi pada LCD dan komputer. Dari hasil beberapa analisis dan implementasi yang dilakukan, adapun saran dari penulis adalah sebagai berikut : 1. Penambahan sensor untuk menditeksi kadar udara berbahaya lainnya yang berada dalam ruangan seperti sulfur dioksida (SO2), partikel debu (PM10), gas dan lain-lain. 2. Pengembangan selanjutnya dapat dilakukan dengan menambahkan buzzer sebagai indikator peringatan bahwa udara yang berada dalam ruangan telah tercemar. http://www.pengertianahli.com/2013/08/pengertiansistem-menurut-para-ahli.html http://id.wikipedia.org/wiki/Indeks_Standar_Pencem ar_Udara http://pollutiononmyearth.weebly.com/pencemaranudara.html http://www.cetsuii.org/BML/Udara/ISPU/ISPU%20%28Indeks%20S tandar%20Pencemar%20Udara%29.htm http://www.ece.usu.edu/ece_store/spec/lm35dt-3p.pdf