PRAKTEK LAPANGAN POLITEKNIK AGROINDUSTRI SANG HYANG SERI PADI (Oryza sativa) Tanaman padi termasuk famili Gramineae (Poaceae) Berdasarkan areal tanamnya padi dikelompokan menjadi 5 kelompok o Padi sawah o Padi gogo o Padi gogo ranca o Padi rawa o Padi pasang surut Secara umum padi padi dapat diidentifikasikan berdasarkan penampilan dilapangan yang dicirikan dalam deskripsi varietas FASE PERTUMBUHAN PERTANAMAN PADI 1. FASE VEGETATIF Dimulai dari saat berkecambah sampai dengan inisiasi primordia malai. Ditandai oleh pembentukan anakan aktif yaitu pertambahan anakan yang cepat sampai tercapai anakan maksimal. Bertambah tingginya tanaman dan daun tumbuh secara teratur. 2. FASE REPRODUKTIF Dimulai dari saat inisiasi primordial malai sampai berbunga Ditandai dengan memanjangnya ruas batang. Berkurangnya jumlah anakan Munculnya daun bendera, bunting, pembungaan (heading). 3. FASE PEMASAKAN - Dimulai dari berbunga sampai panen. - Ditandai dengan menuanya daun, pertumbuhan biji/gabah yaitu bertambahnya ukuran biji, berat dan perubahan warna. Ket: Fase pemasakan terdiri dari masak susu, masak tepung dan masak panen. Fase reproduktif dan fase pemasakan bisa disebut juga sebagai fase generatif. Bagaimana Memilih Varietas Unggul Sesuai dengan Lokasi Anda: Dapat menyesuaikan diri terhadap iklim dan jenis tanah setempat. Daya hasil tinggi Cita rasanya disenangi. Tahan terhadap hama penyakit Tahan rebah Umur pendek Mempunyai harga yang tinggi dipasaran Contoh Beberapa Varietas Padi Varietas Lokal : Pandan Wangi, Rojo Lele, Cianjur, Sarinah. Varietas Unggul Baru/VUTW : IR 64, Way Apo Buru, Ciherang, Cigeulis, Cisadane,Tondano, Limboto, Inpari, Inpago dll. Varietas Unggul Aromatik : Sinta Nur, Celebes Padi Tipe Baru : Fatmawati, Gilirang Padi Hibrida : Maro, Rokan, Long ping, Batang Kampar, SL 8. BENIH BERMUTU Ciri-ciri bermutu: Berlabel sesuai dengan kelas benihnya Mempunyai mutu fisik yang baik (bernas, bersih, bebas hama penyakit) Mempunyai mutu fisiologis yang baik (daya tumbuh tinggi) Mutu genetic yang baik (pertumbuhan pertanaman seragam, kebenaran varietas) Alasan mengapa kita menggunakan benih bermutu : Benih bermutu akan menghasilkan bibit yang sehat dengan akar yang banyak. Benih bermutu akan menghasilkan perkecambahan dan pertumbuhan yang seragam. Ketika ditanam pindah, bibit dari benih yang baik dapat tumbuh lebih cepat dan segar. Benih bermutu akan memberikan hasil yang tinggi. PENGOLAHAN TANAH Pengolahan tanah merupakan faktor yang berpengaruh langsung terhadap hasil padi selain faktor-faktor lainnya seperti pemupukan, pengairan, pengendalian hama penyakit dll Pengolahan tanah dapat dilakukan secara kering atau basah. Tetapi yang biasanya dilakukan pada umumnya adalah secara basah Cara pengolahan tanah dapat menggunakan tenaga manusia, hewan atau alat-alat mesin pertanian. Pengolahan tanah meliputi 3 fase: 1. Penggenangan tanah sawah sampai tanah jenuh air. 2. Membajak sebagai awal pemecahan bongkah dan membalik tanah. 3. Menggaru untuk menghancurkan dan melumpurkan tanah. Untuk 3 fase pengolahan tanah tersebut menggunakan 1/3 kebutuhan air dari total kebutuhan air selama pertumbuhan tanaman Pengolahan tanah dengan cara basah yaitu tanah sawah dibajak dalam keadaan basah dan digaru memanjang dan menyilang sampai tanah melumpur dengan baik. Pengolahan tanah paling lambat 15 hari sebelum pemindahan bibit Ciri-ciri tanah yang telah selesai olah dan siap untuk ditanami: 1. Tanah terolah sampai berlumpur 2. Air tidak lagi banyak merembes ke dalam tanah 3. Permukaan tanah rata 4. Pupuk tercampur rata 5. Bersih dari sisa gulma dan tanaman PERSEMAIAN CARA MEMBUAT/MEMELIHARA PERSEMAIAN YANG BAIK Pilih lokasi yang baik agar persemaian mudah dialiri air, air mudah dibuang, tidak ternaungi dan jauh dari lampu. Luas persemaian adalah 3-5 % dari luas areal pertanaman. Tanah diolah dan dibajak hingga berlumpur dengan baik (25-30 cm) Buatlah bedengan dengan lebar 1.00 s/d 1.20 meter dengan panjang disesuaikan petakan (10-20 meter), tinggi bendengan 4-5 cm. Tambahkan bahan organic sebanyak 2 kg per m2 persemaian untuk menggemburkan tanah, memudahkan pencabutan bibit dan mengurangi kerusakan bibit dan akar. Sebarkan benih secara merata Pemupukan persemaian. Sebelum benih disebar, bedengan dipupuk dengan urea, SP 36 dan KCL masing-masing 10 gram, 5 gram dan 3 gram setiap m2 kalau perlu bisa ditambahkan insektisida butiran (Furadan 3 G) Sampai umur 5-7 hari setelah sebar kondisi bedengan basah tidak tergenang. Kendalikan organisme pengganggu tanaman (sesuiakan) Umur bibit dalam persemaian 15-20 hari, siap dipindah tanam. BIBIT, BENIH DAN TANAM Bibit yang baik dan sehat mempunyai sifat-sifat sbb: 1. Pertumbuhan dan tinggi tanaman seragam. 2. Pelepah daun pendek,pelepah yang panjang menunjukkan pemanjangan awal yang cepat sehingga bibit menjadi lemah. 3. Bebas dari hama dan penyakit. 4. Bibit mempunyai banyak akar dan lebih berat. Bibit yang besar dan berat menunjukkan cukupnya jumlah makanan yang dikumpulkan sehingga tumbuh baik waktu dipindah tanam. KEBUTUHAN BENIH - Kebutuhan benih per Ha adalah 20-25 kg per Ha PERENDAMAN BENIH - Benih dimasukan dalam karung goni, kemudian direndam dalam air yang bersih selama kurang lebih 24-36 jam - Kemudian diangkat dan dibersihkan/dicuci dan selanjutnya diperam selama 36 sampai 48 jam (sesuaikan) - Setelah benih kelihatan tumbuh maka siap untuk di sebar. CARA DAN TATA TANAM Tanam pindah (tapin) dengan sistem TEGEL Tanam pindah (tapin) dengan JAJAR LEGOWO 2:1 atau 4:1. Keuntungan sistem jajar legowo adalah: Semua barisan rumpun tanaman berada pada bagian pinggir yang biasanya memberi hasil lebih tinggi (efek tanaman pinggir) Pengendalian hama penyakit, pemupukan, penyiangan menjadi lebih mudah. Menyediakan ruang kosong untuk pengaturan air, sirkulasi udara, cahaya matahari masuk lebih merata. Gunakan bibit 2-3 bibit per lubang dan berumur muda (15-20 hari). Jarak tanam disesuaikan dengan varietas dan kesuburan tanah, 20x20 cm, 22x22 cm, 25x25 cm. Bibit muda memiliki beberapa kelebihan, antara lain: - Bibit akan cepat pulih kembali - Akar akan lebih kuat dan dalam - Tanaman akan menghasilkan anakan lebih banyak. - Tanaman akan lebih tahan rebah. - Tanaman akan menyerap pupuk lebih baik. PUPUK DAN PEMUPUKAN PENGGUNAAN PUPUK SECARA HEMAT Menentukan takaran/dosis pupuk, waktu dan cara pemupukan yang tepat menurut lokasi dan musim tanam. Meningkatkan daya guna dan hasil guna pupuk. Mudah dan murah dilakukan. Dapat dikerjakan sendiri oleh petani. KLASIFIKASI PUPUK 1. PUPUK ORGANIK: Pupuk organik atau pupuk alam adalah pupuk yang merupakan hasil akhir dari perubahan atau peruraian bagian-bagian atau sisa tanaman dan binatang. Contoh: pupuk kandang, pupuk hijau, kompos 2. PUPUK ANORGANIK: Pupuk anorganik atau pupuk buatan adalah pupuk yang merupakan hasil industri atau hasil dari pabrik-pabrik pembuatan pupuk. Pupuk ini pada umumnya mengandung unsur hara tanaman dalam kosentrasi yang tinggi PEMBAGIAN PUPUK BUATAN : a. Pupuk Tunggal adalah pupuk buatan yang hanya memiliki satu kandungan unsur hara saja, contoh: pupuk Urea mengandung unsur hara N, SP 36 mengandung unsur hara P, dan KCL mengandung unsur hara K. b. Pupuk Majemuk adalah pupuk buatan yang memiliki kandungan unsur hara lebih dari satu, contoh: pupuk NPK adalah pupuk yang mempunyai kandungan unsur hara N, P, dan K. Contoh pupuk NPK Kujang, NPK Pelangi, NPK Phonska UNSUR HARA MAKRO N (Nitrogen) 1. Untuk meningkatkan pertumbuhan tanaman 2. Dapat menyehatkan pertumbuhan daun, daun tanaman lebar dengan warna yang lebih hijau. Kekurangan N dapat menyebabkan Khlorosis (pada daun muda berwarna kuning) 3. Meningkatkan kadar protein dalam tanaman. 4. Meningkatkan kwalitas tanaman penghasil daun-daunan. 5. Meningkatkan berkembangbiaknya mikro organisme di dalam tanah. Hal ini penting sekali bagi kelangsungan pelapukan bahan organik. P (Fosfor) 1. Dapat mempercepat pertumbuhan akar. 2. Dapat mempercepat serta memperkuat tanaman muda menjadi tanaman dewasa pada umumnya. 3. Dapat mempercepat pembungaan dan pemasakan buah, biji, dan gabah. 4. Dapat meningkatkan produksi biji-bijian. K (Kalium) 1. Pembentukan protein dan karbohidrat. 2. Mengeraskan jerami dan bagian kayu dari tanaman. 3. Meningkatkan resistensi tanaman terhadap penyakit. 4. Meningkatkan kwalitas biji dan buah. PENGAIRAN PENGAIRAN BERSELANG (INTERMITTEN) Adalah pengaturan kondisi lahan dalam kondisi kering dan tergenang secara bergantian Menghemat air irigasi sehingga areal yang dapat diairi menjadi lebih luas. Memberi kesempatan pada akar untuk mendapatkan udara sehingga dapat berkembang lebih dalam. Mencegah penimbunan asam organik dan gas H2S yang menghambat perkembangan akar. Mengaktifkan jasad remik/mikroba tanah yang bermanfaat. Mengurangi kerebahan. Mengurangi jumlah anakan tidak produktif Menyeragamkan pemasakan gabah dan mempercepat waktu panen. Memudahkan pengendalian hama keong mas, mengurangi penyebaran hama wereng coklat, penggerek batang dan mengurangi kerusakan padi kerena hama tikus. Cara pengairan berselang : Tanam bibit dalam kondisi sawah macak-macak. Secara berangsur tanah diairi 2-5 cm sampai tanaman berumur 10 hari. Biarkan sawah mengering sendiri tanpa diairi (biasanya 5-6 hari). Setelah permukaan tanah agak retak selama 1 hari, sawah kembali diairi setinggi 5 cm. Ulangi hal diatas sampai tanaman masuk stadia pembungaan. Sejak fase pembungaan sampai 10 hari sebelum panen, lahan terus diairi setinggi 5 cm, kemudian lahan dikeringkan. Pengairan berselang dapat dilaksanakan di lokasi lahan yang pengairannya dapat diatur dan dikendalikan. GULMA PADI SAWAH JENIS- JENIS GULMA PADA PADI SAWAH GULMA : Tumbuhan pengganggu Setiap tumbuhan yang tumbuh pada tempat yang tidak diinginkan, sehingga manusia berusaha untuk memberantasnya. Kerugian akibat adanya persaingan dengan gulma bisa mencapai 25 s/d 50 % (Sundaru, 1970). Persaingan dengan tanaman utama akan dapat mengurangi kemampuan berproduksi; persaingan dalam pengambilan air, zat-zat makanan dari tanah, cahaya, ruang lingkup. KLASIFIKASI GULMA 1.Golongan Rumput (grasses) - Termasuk Famili gramineae - Contoh : Tuton, Jajagoan, Jukut Lameto. 2.Golongan Teki (sedges) - Termasuk Famili Cyperaceae - Contoh : Jukut papayungan, Jekeng, Babawangan. 3.Golongan Berdaun Lebar (Broad Leaves) - Contoh : Semanggen, Eceng, Genjer, Gunda. Pengendalian Gulma diperlukan untuk: Mengurangi persaingan antara gulma dengan tanaman dalam memperoleh hara, sinar matahari dan tempat. Untuk memutus perputaran hidup gulma. Mencegah terbentuknya tempat berkembang bagi serangga hama, penyakit dan tikus. Mencegah tersumbatnya saluran dan aliran air irigasi. CARA MENGENDALIKAN GULMA 1. Cara Mekanik Pengendalian secara mekanik merupakan pengendalian gulma yang paling banyak dilakukan orang, karena dapat dilakukan dengan alat tradisional maupun alat modern. Penyiangan. Kelebihan cara ini dalah mempunyai selektivitas yang tinggi, mampu sedekat mungkin dengan rumpun tanaman. Tetapi memerlukan tenaga yang banyak dan biaya mahal. 2. Cara Kimiawi Pengendalian gulma secara kimiawi adalah merupakan cara pengendalian yang menggunakan bahan kimia untuk menghambat dan mematikan gulma (herbisida) PENGGOLONGAN HERBISIDA 1. BERDASARKAN SELEKTIVITAS HERBISIDA - Herbisida selektif - Herbisida tidak selektif 2. BERDASARKAN DAYA KERJA - Herbisida Kontak - Herbisida Sistemik 3. BERDASARKAN WAKTU PEMBERIAN - Pre Emergence (Pra Tumbuh) - Post Emergence (Pasca Tumbuh) 4. BERDASARKAN CARA PEMBERIAN - Broadcast Treatment - Direct Spray. PENGENDALIAN HAMA/PENYAKIT TERPADU (PHT) PENGERTIAN PHT ( Pengendalian Hama Terpadu ) PHT (Pengendalian Hama Terpadu) atau IPM (Intregrated pest management) Merupakan cara pengelolaan pertanian dengan setiap keputusan dan tindakan yang diambil selalu bertujuan meminimalisasi serangan OPT, sekaligus mengurangi bahaya yang ditimbulkannya terhadap manusia, tanaman dan lingkungan. Penerapan PHT dapat dikatakan berhasil jika , Populasi OPT selalu berada dibawah ambang ekonomis Peningkatan hasil panen dan penurunan biaya produksi Semakin kecilnya dampak buruk terhadap manusia dan lingkungan. ORGANISME PENGGANGGU TUMBUHAN (OPT) HAMA: Kerusakan pada tanaman yang disebabkan oleh binatang (serangga, mamalia, burung) PENYAKIT: Kerusakan pada tanaman yang disebabkan oleh virus,fungi, bakteri GULMA: Tanaman pengganggu, tumbuhan yang tidak diharapkan tumbuh, bersaing dengan tanaman utama TEKNIK PENGENDALIAN HAMA PENYAKIT Pengendalian secara genetis Pengendalian secara kultur teknis Sanitasi lingkungan Pengendalian secara biologis Pengendalian secara teknis/mekanis Pengendalian secara kimiawi PANEN DAN PASCA PANEN Panen dan pasca panen perlu ditangani secara tepat karena: Kehilangan hasil dan penurunan mutu selama proses panen masih tinggi (sekitar 20 %). Penanganan panen dan pasca panen yang kurang baik menyebabkan kwalitas gabah rendah. Panen pada waktu yang tepat: - Perhatikan umur tanaman, antara varietas satu dengan yang lain kemungkinan berbeda. - Hitung sejak padi berbunga, biasanya panen jatuh pada 30-35 hari setelah berbunga. - Segeralah panen jika 95 % malai sudah menguning. KOMPONEN HASIL Beberapa komponen yang digunakan dalam menentukan penaksiran hasil suatu pertanaman (padi/serelia). Komponen hasil terdiri dari: - Jumlah rumpun/m2. - Jumlah malai/rumpun. - Jumlah gabah/malai. - Prosentase gabah isi. - Presentasi gabah hampa. - Bobot 1000 butir (gram). PANCA USAHA TANI Pengairan Yang Teratur. Menanam Bibit Unggul. Pengolahan Tanah Yang Sempurna. Pemupukan Berimbang. Pengendalian Hama Penyakit. SAPTA USAHA TANI 1. Pengairan yang teratur. 2. Menanam bibit ungggul. 3. Pengolahan tanah yang sempurna. 4. Pemupukan berimbang. 5. Pengendalian hama penyakit secara terpadu. 6. Penanganan panen dan pasca panen yang baik. 7. Pemasaran hasil. BATASAN ISTILAH Larva : Stadium serangga setelah telur menetas, serangga muda. Pupa : Kepompong, Instar dalam keadaan istirahat. Imago : Serangga dalam fase dewasa Predator : Binatang pemakan binatang lain. Vector : Agen/pembawa yang mampu membawa bibit penyakit dari organisme satu ke lainnya. Virulen : Kemampuan untuk dapat menimbulkan penyakit. Parasit : Organisme yang hidup didalam pada mahluk lain sebagai inang dengan cara menghisap makanan dari inangnya. Inang : Tumbuhan atau tanaman yang menjadi tempat berkembangbiak serangga atau suatu mikroorganisme. Biota : Fauna dan flora dalam suatu habitat tertentu. KOMPONEN TEKNOLOGI 1. Tanam varietas padi unggul. 2. Gunakan benih bermutu, bersih, sehat, dan bernas. 3. Olah tanah secara sempurna. 4. Pelihara persemaian dengan baik. 5. Tanam bibit muda. 6. Atur tata tanam secara tepat. 7. Pemupukan berimbang. 8. Airi tanaman secara efektif dan efisien. 9. Kendalikan hama dan penyakit secara terpadu. 10. Kendalikan gulma secara tepat. 11. Pupuk tanaman dengan bahan organic. 12. Tangani proses panen dan pasca panen dengan baik. URUTAN KEGIATAN BUDIDAYA TANAMAN PADI SAWAH 1. Supervisi lokasi. 2. Pengukuran lahan dan pemetaan. 3. Pengaturan air (disesuaikan). 4. Pengolahan tanah. 5. Pembuatan persemaian. 6. Perendaman benih. 7. Tebar benih. 8. Pemupukan persemaian. 9. Pengendalian OPT persemaian (disesuaikan). 10. Tanam. 11. Aplikasi herbisida. 12. Pupuk dasar. 13. Penyulaman. 14. Penyiangan I. 15. Pupuk susulan I.