pengaruh perputaran piutang dan perputaran kas terhadap tingkat

advertisement
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 3 No. 7 (2014)
1
PENGARUH PERPUTARAN PIUTANG DAN PERPUTARAN KAS TERHADAP
TINGKAT LIKUIDITAS
Astria Dwi Pujiati
[email protected]
Lilis Ardini
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia (STIESIA) Surabaya
ABSTRACT
The purpose of this research is to find out whether there is an influence between account receivable
turnover and cash turnover to the liquidity at Koperasi Mitra Perdana Surabaya. Correlation research
which is the type of this research is a research which is conducted in order to find out cause and effect.
The population is Koperasi Mitra Perdana Surabaya and the samples are the financial statement data
at Koperasi Mitra Perdana Surabaya during 2008-2013 periods. The primary and secondary data are
used as the source of data. The multiple regressions is used as the analysis technique. The result of
research shows that all independent variables that are account receivable turnover (X1) and Cash
turnover (X2) partially each of them has significant influence to the independent variable that is
liquidity (Y) at Koperasi Mitra Perdana Surabaya. This is proved by the result SPSS calculation that
the result of partial test of each variable obtain tsign 0.014 and 0.012 in which if the value σ (0.5) is
bigger than the tsign value that has been obtained therefore those two variables have correlation. The
suggestion is to improve credit sales and to regulate financial management so it can increase the
company’s profit.
Keywords:
Account Receivable Turnover, Cash Turnover, and Liquidity
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada pengaruh masing-masing antara
tingkat perputaran piutang dan perputaran kas terhadap Likuiditas pada Koperasi Mitra
Perdana Surabaya.Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian korelasional yaitu
penelitian yang dilakukan untuk mengetahui sebab akibat.Populasi dalam peneletian ini
adalah Koperasi Mitra Perdana Surabaya, dan sampel yang digunakan adalah data laporan
keuangan pada Koperasi Mitra Perdana Surabaya selama periode 2008-2013.Sumber data
yang digunakan berupa data Primer dan data Sekunder. Sedangkan teknik analisis yang
digunakan adalah Teknik analisis regresi Berganda.Hasil penelitian menunjukkan bahwa
semua variabel independen yaitu Perputaran Piutang (X1) dan Perputaran Kas (X2) secara
parsial masing-masing berpengaruh signifikan terhadap variabel bebasnya yaitu Likuiditas
(Y) pada Koperasi Mitra Perdana Surabaya. Hal tersebut dibuktikan dari hasil perhitungan
SPSS, bahwa hasil uji parsial masing-masing diperoleh tsign sebesar 0.014 dan 0.012, dimana
jika nilai σ (0.5) lebih besar dari nilai tsign yang diperoleh maka kedua variabel tersebut
memiliki korelasi. Adapun saran yang dapat diberikan adalah meningkatkan penjualan
kredit serta mengatur manajemen keuangan sehingga dapat meningkatkan laba perusahaan.
Kata kunci : Perputaran Piutang, Perputaran Kas dan Likuiditas
PENDAHULUAN
Perkembangan perekonomian nasional dan perubahan lingkungan strategis yang sedang
dihadapi dunia usaha termasuk usaha kecil menengah saat ini berjalan sangat cepat dan
dinamis.Banyak badan-badan usaha dan perusahaan jasa keuangan yang diharapkan dapat
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 3 No. 7 (2014)
2
membantu mengembangkan usaha kecil menengah tersebut, salah satunya koperasi.
Koperasi merupakan badan Usaha yang berlandaskan hukum senantiasa diarahkan dan
didorong untuk ikut berperan secara nyata dalam meningkatkan pendapatan dan
kesejahteraan masyarakat agar mampu mengatasi ketimpangan ekonomi dan kesenjangan
sosial, sehingga lebih mampu berperan sebagai wadah kegiatan ekonomi rakyat.
Dalam mencapai keuntungan dan tujuan perusahaan, tentu perusahaan memiliki suatu
resiko yang harus dihadapi.Setiap perusahaan memiliki resikonya masing-masing.Risiko
yang menimpa pada sebuah perusahaan merupakan akibat dari sebuah sebab atau
serangkaian peristiwa yang bersifat negatif dan mengakibatkan adanya kerugian baik secara
financial ataupun yang lainnya.Sama halnya pada Koperasi Simpan Pinjam, risiko utama
yang dihadapi oleh koperasi salah satunya adalah risiko yang ditimbulkan dari perputaran
piutang yaitu risiko kredit.
Perputaran Piutang dan perputaran kas merupakan hal yang sangat penting bagi sebuah
perusahaan karena merupakan rasio-rasio yang digunakan dalam mengukur efisiensi modal
kerja dalam sebuah perusahaan. Adanya modal kerja yang cukup atau cukupnya kas dalam
perusahaan akan memudahkan perusahaan tersebut dalam melakukan aktifitas sehingga
tidak menimbulkan masalah. Tetapi apabila debitur membayar pinjaman tidak tepat pada
waktunya itu akan menimbulkan masalah pada suatu perusahaan. Piutang yang seharusnya
dibayar mengalami penunggakan apabila tidak segera diselesaikan. Tunggakan-tunggakan
inilah yang akan menimbulkan terjadinya kredit bermasalah.
Adanya kredit bermasalah akan mengurangi persediaan kas yang ada dalam sebuah
perusahaan. Semakin sedikit penerimaan yang diterima oleh koperasi maka semakin sedikit
pula kas yang ada pada koperasi.Dengan munculnya kredit bermasalah yang ditimbulkan
dari perputaran piutang, perputaran uang kas pun mengalami hambatan, karena tidak
lancarnya arus kas yang masuk dan keluar. Bahkan bisa jadi jika kredit bermasalah sangat
besar, maka perputaran uang di koperasi akan terhenti dan seluruh dampak positif yang
seharusnya diterima dari penyaluran kredit pun tidak dapat terjadi bahkan dapat
menimbulkan dampak yang negatif bagi perusahaan. Ini dikarenakan pendapatan
operasional dari pemberian kredit sangat kecil dari yang seharusnya diterima oleh koperasi
secara penuh.
Pengaruh dari terjadinya kredit bermasalah yang menyebabkan semakin rendahnya
tingkat perputaran kas karena penerimaan kas yang diterima dari penyaluran kredit tidak
dibayar secara penuh menyebabkan kas semakin sedikit. Keadaan yang demikian
dikhawatirkan menyebabkan perusahaan mengalami likuiditas atau ketidakmampuan
perusahaan dalammembayar kewajiban jangka pendeknya.
Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan diatas, maka penulis merumumuskan 2
masalah dalam penelitian ini yaitu (1) Apakah Perputaran Piutang berpengaruh terhadap
tingkat Likuiditas pada Koperasi Mitra Perdana Surabaya? (2) Apakah Perputaran Kas
berpengaruh terhadap tingkat Likuiditas pada Koperasi Mitra Perdana Surabaya?
Penelitian ini bertujuan untuk (1) Menguji dan mengetahui pengaruh Perputaran
Piutang terhadap tingkat Likuiditas pada Koperasi Mitra Perdana dan (2) Menguji dan
mengetahui pengaruh Perputaran Kas terhadap tingkat Likuiditas pada Koperasi Mitra
Perdana Surabaya.
TINJAUAN TEORETIS DAN HIPOTESIS
Koperasi
Pengertian Koperasi dapat dilakukan dari pendekatan asal yaitu kata koperasi berasal
dari bahasa Latin “coorere”, yang dalam bahasa Inggris disebut coorperation. Co berarti
bersama dan operation berarti bekerja, jadi cooperation berarti bekerja sama. Dalam hal
ini,kerjasama tersebut dilakukan oleh orang-orang yang mempunyai kepentingan dan
tujuan yang sama (Sitio dan Tamba,2001:16).
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 3 No. 7 (2014)
3
Menurut Undang-Undang Koperasi Nomor 12 pada tahun1967 “Koperasi Indonesia
adalah organisasi ekonomi rakyat yang berwatak sosial, beranggotakan orang-orang atau
badan hukum koperasi yang merupakan tata susunan ekonomi sebagai usaha bersama
berdasarkan atas asas kekeluargaan.”
Pengertian koperasi menurut Undang-Undang Koperasi No.25 tahun 1992 adalah badan
usaha yang beranggotakan orang-orang atau badan hukum Koperasi dengan melandaskan
kegiatannya berdasarkan prinsip Koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang
berdasar atas asas kekeluargaan.
Berdasarkan pengertian-pengertian koperasi diatas maka penulis dapat menarik
kesimpulan bahwa Koperasi adalah Suatu organisasi kegiatan ekonomi yang berlandaskan
hukum yang didirikan untuk membantu mensejahterakan kehidupan masyarakat dengan
berasaskan pada kekeluargaan guna mencapai kesejateraan bersama
Kredit
Menurut asal mulanya kata kredit berasal dari kata credere yang artinya adalah
kepercayaan, maksudnya adalah apabila seseorang yang memperoleh kredit maka berarti
mereka memperoleh kepercayaan. Sedangkan bagi si pemberi kredit artinya memberikan
kepercayaan kepada seseorang bahwa uang yang dipinjamkan pasti kembali (Kasmir, 2003:
72)
Menurut Linggau dan Hamidah (2010:19) kredit adalah penyerahan barang, jasa, atau
uang dari satu pihak (kredit atau pemberi pinjaman) atas dasar kepercayaan kepada pihak
lain (debitur atau penerima pinjaman) dengan janji membayar dari debitur kepada kreditur
pada tanggal yang telah disepakati kedua belah pihak. Definisi lain tentang kredit adalah
penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan
persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara kreditur dengan pihak lain yang
mewajibkan pihak penerima pinjaman (debitur) untuk melunasi hutangnya setelah jangka
waktu tertentu dengan imbalan atau bagi hasil (Linggau dan Hamidah, 2010:19).
Berdasarkan pengertian-pengertian kredit diatas, maka pengertian kredit menurut
penulis adalah penyerahan uang, barang atau jasa dari pihak kreditur (pihak pemberi)
kepada pihak debitur (pihak penerima) atas dasar kepercayaan dimana pihak kreditur harus
melunasi hutangnya dalam jangka waktu yang telah disepakati bersama sebelumnya dan
ada imbal balik dari perjanjian tersebut.
Untuk dapat melaksanakan kegiatan perkreditan atau peminjaman secara sehat, telah
dikenal dengan adanya prinsip-prinsip perkreditan menurut Kasmir (2003 : 117) yang
dikenal dengan prinsip 5C yaitu : (1) Character (Watak), yaitu menilai calon debitur
mengenai character atau moral dan kemauannya untuk membayar. Karakter bisa
didefinisikan keadaan watak atau sifat dari calon debitur baik dalam kehidupan pribadi,
lingkungan sosial, maupun dalam lingkungan usahanya, (2) Capacity (Kemampuan), yaitu
kemampuan untuk membayar seluruh pinjamannya tepat pada waktunya, (3)Capital
(Modal), yaitu kekayaan yang dimilki oleh debitur apakah cukup mampu dalam memenuhi
pinjamannya, (4) Collateral (jaminan atau Anggunan), yaitujaminan apa yang diberikan bagi
keamanan kredit oleh debitur, (5) Condition of Economics, yaitu keadaan
perkembanganekonomi yang terjadi mempengaruhi usaha calon debitur.
Kolektibilitas kredit yaitu penggolongan kredit menurut kualitas kredit yang sesuai dengan
kualitasnya, yaitu : Kredit Lancar (Pass), Kredit Dalam Perhatian Khusus (Special Mention),
Kredit kurang Lancar (Sub-Standart) dan kredit diragukan (Douptfull), serta Kredit Macet
(Loss)
Perputaran Piutang
Piutang merupakan aktiva/kekayaan perusahaan yang timbul sebagai akibat dari
dilaksanakannya kebijakan penjualan kredit. Piutang sebagai bagian dari modal kerja,
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 3 No. 7 (2014)
4
keberadaannya akanterus berputar, dalam arti piutang itu akan tertagih dan kembali
menjadi modal kerja pada saat tertentu. Secara umum piutang diartikan sebagai klaim atas
uang penerimaan pembayaran yang dimiliki oleh seseorang atau badan lain yang disebut
kreditur, akan tetapi berdasarkan asal usul piutang dapat diartikan sebagai suatu tuntutan
atau tagihan hasil penjualan barang dagangan atau jasa menjadi suatu usaha pokok
perusahaan kepada pembelinya dimana pembayarannya akan terjadi pada saat jatuh tempo.
Menurut Awat (1999: 451) besar kecilnya suatu piutang dipengaruhi oleh 2 variabel
yaitu : (1) Tingkat Penjualan dan, (2) Syarat pembayaran kredit ( term of credit)
Piutang yang dimiliki oleh suatu perusahaan mempunyai hubungan yang erat dengan
volume penjualan kredit. Karena timbulnya piutang disebebakan oleh penjualan barangbarang secara kredit dan hasil penjualan secara kredit dibagi dengan piutang rata-rata
merupakan perputaran piutang. Nilai dari perputaran piutang tergantung dari syarat
piutang tersebut. Makin lunak atau makin lama syarat pengembalian dan pembayaran yang
ditetapkan berarti makin lama modal terikat dalam piutang. Periode perputaran piutang
tergantung pada panjang pendeknya ketentuan waktu yang dipersyaratkan dalam syarat
pembayaran kredit. Sehingga semakin lama syarat pembayaran kredit berarti semakin lama
terikatnya modal kerja dimana modal kerja merupakan kas yang terkumpul untuk diolah
kembali untuk penjualan kredit berikutnya.
Menurut Munawir (2004 : 75) perputaran piutang adalah posisi piutang dan taksiran
waktu pengumpulannya dapat dinilai dengan menghitung perputaran piutang turn over
receivable yaitu dengan membagi total penjualan kredit netto dengan piutang rata-rata.
Perputaran piutang adalah usaha (account receivable turn over) untuk mengukur seberapa
sering piutang usaha berubah menjadi kas dalam setahun (Reeeve , 2005:407).
Berdasarkan dua pendapat diatas maka dapat disimpulkan bahwa perputaran piutang
itu ditentukan dua faktor utama, yaitu penjualan kredit dan rata-rata piutang. Adakalanya
angka penjualan kredit untuk suatu periode tidak dapat diperoleh sehingga yang digunakan
sebagai penjualan kredit adalah angka total penjualan.
Tingkat perputaran piutang dapat dirumuskan sebagai berikut :
Tingkat perputaran Piutang = Penjualan Kredit
Piutang rata – rata
Perputaran Kas
Menurut Harahap (2010 : 258) Kas adalah uang dan surat berharga lainnya yang dapat
diuangkan setiap saat serta surat berharga lainnya yang bersifat sangat lancer yang
memenuhi syarat sebagai berikut : (a) Setiap saat dapat diukur menjadi kas, (b) Tanggal
jatuh temponya sangat dekat, (c) Kecil resiko perubahan nilai yang disebabkan perubahan
tingkat harga.
Perputaran kas (cash turnover) adalah berapa kali perusahaan telah memutar kas selama
periode pelaporan, yang dihitung dari omset tunai berdasarkan pendapatan perusahaan
dibagi saldo kas rata-rata selama periode tersebut.Perputaran kas yang tinggi berarti bahwa
perusahaan memiliki siklus kas yang cepat. Meskipun bisa berarti bahwa perusahaan efisien
dalam penggunaan kas (mis. dapat mengisi dengan cepat dan menggunakan kas untuk
keperluan yang lebih baik), kemungkinan lain adalah bahwa perusahaan kekurangan kas
dan mungkin perlu pembiayaan jangka pendek di masa depan. Perusahaan yang sering
menjual secara kredit akan memiliki rasio perputaran kas tinggi.
Rumus yang digunakan dalam menghitung perputaran kas adalah :
Perputaran kas =
Pendapatan Operasional dari Pemberian kredit
Rata – rata kas
Perputaran kas menunjukkan tinggi rendahnya kas yang berputar di koperasi setiap
periodenya. Makin tinggi perputaran kas berarti semakin baik, dan sebaliknya makin rendah
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 3 No. 7 (2014)
5
perputaran kas berarti makin buruk, karena tingkat perputaran kas menunjukkan tinggi
rendahnya efisiensi penggunaan kas dalam sehari-harinya.
Likuiditas
Risiko likuiditas merupakan bentuk risiko yang dialami oleh suatu perusahaan karena
ketidakmampuannya dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya, sehingga itu memberi
pengaruh kepada terganggunya aktivitas perusahaan ke posisi tidak berjalan secara normal.
Menurut Sinungan (1993:78) likuditas atau kemampuan membayar kewajiban jangka
pendek harus benar-benar diperhatikan.Walau rasio ini amat rendah, yaitu Cash ratio
minimum sebesar 2%, namun asset yang convertible harus benar-benar dijaga jangan sampai
tidak mampu untuk memenuhi kewajiban jangka pendek. Salah satu komponen untuk
menilai keuangan perusahaan adalah analysis rasio likuiditas (liquidity ratios).
Menurut Fahmi (2010:116) Untuk menganalis secara lebih dalam tentang risiko likuiditas
dapat dilakukan dengan menganilis kondisi kemampuan suatu perusahaan yang dapat
dilihat dari segi: (a) Analisis arus kas, (b) Analisis kewajiban jangka pendek, (c)
Melakukan analisis terhadap arus dana jangka pendek
Rasio yang digunakan dalam mengukur likuditas adalah Rasio Lancar. Rasio lancar
adalah rasio asset lancar perusahaan terhadap kewajiban lancarnya.Informasi ini dapat
ditemukan di dalam neraca. Rumus yang digunakan dalam menghitung tingkat likuiditas
adalah sebagai berikut :
Rasio lancar = Asset lancar
Kewajiban Lancar
Sebab-sebab yang melatarbelakangi terjadinya risiko likuditas adalah : (a) Utang
perusahaan yang berada pada posisi extreme laverage. Extreme leverage artinya utang
perusahaan sudah berada dalam kategori yang membahayakan perusahaan itu sendiri, (b)
Jumlah utang dan berbagai tagihan yang datang di saat jatuh tempo sudah begitu besar, baik
utang di perbankan, leasing, mitra bisnis , utang dagang, dan berbagai bentuk tagihan
lainnya, (c) Perusahaan telah melakukan kebijakan strategi yang salah sehingga member
pengaruh pada kerugian yang bersifat jangka pendek maupun jangka panjang. (d)
Kepemilikan asset perusahaan tidak lagi mencukupi untuk menstabilkan perusahan, yaitu
sudah terlalu banyak asset yang dijual sehingga jika asset yang tersisa tersebut masih ingin
dijual maka itu juga tidak mencukupi untuk menstabilkan perusahaan, (e) Penjualan dan
hasil keuntungan yang diperoleh adalah terjadi penurunan yang fluktuatif, maka artinya
perusahaan harus melakukan perubahan konsep sebelum terlambat.
Hipotesis Penelitian
Pengaruh Perputaran Piutang terhadap Tingkat Likuditas
Piutang merupakan bagian dari pos aktiva lancar yang harus diperhatikan
perputarannya. Perputaran piutang merupakan hal yang penting agar kelangsungan
perusahaan dapat dipertahankan, hal ini terkait dengan piutang sebagai proporsi dari aktiva
lancar yang digunakan untuk menutupi utang (kewajiban jangka pendek), oleh karena itu
tingkat perputaran piutang harus sangat diperhatikan untuk mempertahankan tingkat
likuiditas perusahaan.
Hal tersebut didukung juga oleh penelitian yang telah dilakukan oleh Manurung dan
Nugraha (2012). Berdasarkan penelitian Manurung dan Nugraha (2012) berjudul Analisis
pengaruh Perputaran Piutang terhadap Likuiditas Perusahaan studi kasus pada PT.
Goodyear Indonesia Tbk, dan PT. Gajah Tungal tbk. Kesimpulan dari penelitian tersebut
adalah bahwa perputaran piutang PT Goodyear Indonesia Tbk mempunyai korelasi
terhadap kemampuan perusahaan dalam membayar hutang jangka pendeknya. Hal tersebut
dapat dilihat dari perubahan-perubahan perputaran piutang yang meningkat setiap
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 3 No. 7 (2014)
6
tahunnya. Dimana jika perputaran piutang semakin meningkat (baik), maka terdapat
kecenderungan yang positif pada keadaan yang likuiditas perusahaan. Sedangkan hasil
penelitian pada PT Gajah Tunggal Tbk adalah bahwa perputaran piutang PT Gajah Tunggal
Tbk juga mempunyai korelasi yang positif terhadap kemampuan perusahaan membayar
hutang jangka pendeknya.
Tingkat likuiditas perusahaan (kemampuan perusahaan untuk membayar utang
lancarnya) pada umumnya menjadi perhatian bagi pihak kreditur, karena tingkat likuiditas
perusahaan menunjukan mampu atau tidak perusahaan memenuhi kewajiban jangka
pendeknya yang jatuh tempo. Perputaran piutang mempunyai pengaruh yang cukup berarti
terhadap likuiditas. Semakin tinggi tingkat perputaran piutang, maka semakin besar pula
kemampuan perusahaan menutupi kewajiban lancarnya. Hal tersebut berkenaan dengan
tingkat perputaran piutang sebagai alat ukur proses konversi piutang menjadi kas yang akan
digunakan sebagai alat bayar utang lancarnya.
Berdasarkan uraian diatas hipotesisnya adalah:
H1 Perputaran piutang berpengaruh positif terhadap Likuiditas perusahaan
Pengaruh Perputaran Kas terhadap Tingkat Likuiditas
Kas dan surat berharga yang dimiliki perusahaan umumnya disebut sebagai alat liquid.
Perusahaan melakukan investasi ke dalam alat liquid karena factor ketidakpastian antara
arus kas masuk (inflow cash) dan arus kas keluar (outflow cash). Apabila arus kas keluar lebih
besar daripada arus kas masuk disertai perusahaan tidakmemiliki persediaan alat likuid,
maka perusahaan akan mengalami kesulitan keuangan. Perusahaan tentu memiliki
kewajiban untuk memenuhi kewajiban-kewajiban jangka pendeknya seperti membayar
rekening air, rekening listrik, biaya gaji, biaya operasional, dan sebagainya. Apabila
perusahaan mengalami kesulitan keuangan, maka dikhawatirkan perusahaan juga tidak
akan mampu untuk membayar kewajiban jangka pendeknya tersebut sehingga
mengakibatkan perusahaan berada pada posisi tingkat likuiditas yang rendah.
Sebelumnya telah dilakukan penelitian sejenis yaitu Pengaruh Perputaran Piutang dan
Perpuataran Modal Kerja Terhadap Likuiditas Perusahaan (Studi Kasus pada Perusahaan
Manufaktur Sektor Industri Barang Konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia 20082011) yang dilakukan oleh Debbianita (2012).Hasil dari penelitian tersebut adalah bahwa
Perputaran Piutang mempunyai pengaruh negative terhadap likuditas perusahaan. Hal
tersebut dapat dilihat dari nilai signifikansi yang diperoleh untuk Receivable Turnover (RT)
terhadap Current Ratio (CR) adalah 0,302. Nilai signifikansi yang diperoleh (0,302) lebih besar
daripada taraf signifikansi (0,05) yang berarti H1 ditolak. Sedangkan perputaran modal kerja
mempunyai pengaruh positif terhadap likuiditas perusahaan yang dapat dilihat dari nilai
signifikansi yang diperoleh (0,007) lebih kecil daripada taraf signifikansi (0,05) artinya H2
diterima. Selain itu itu peneliti juga bersama-sama meneliti antara pengaruh perputaran
piutang dan perputaran modal kerja terhadap likuiditas perusahaan .Berdasarkan hasil
signifikansi yang diperoleh adalah 0,005. Disimpulkan bahwa H3 diterima,karena nilai
signifikansi (0,005) yang diperoleh lebih tinggi daripada taraf signifikansi (0,05).Hal ini dapat
disimpulkan bahwa perputaran piutang dan perputaran modal kerja mempunyai pengaruh
positif terhadap likuiditas perusahaan.
Berdasarkan uraian diatas hipotesinya adalah :
H2 Perputaran Kas berpengaruh positif terhadap Likuiditas perusahaan
METODOLOGI PENELITIAN
Jenis penelitian dan Gambaran Objek Populasi
Jenis penelitian ini adalah penelitian korelasional.Penelitian korelasional adalah
penelitian yang dilakukan untuk mengetahui sebab akibat (causal affect). Terdapat lebih dari
satu variabel variabel bebas (X) yang mempengaruhi satu variabel terikatnya (Y), sedangkan
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 3 No. 7 (2014)
7
penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara variabel bebas yang terdiri dari
perputaran Piutang (X1) dan Perputaran Kas (X2) terhadap variabel terikat Likuiditas
perusahaan (Y).
Dan yang menjadi Obyek penelitian ini adalah Kantor Koperasi Simpan Pinjam Mitra
Perdana Surabaya, yang beralamat di Jl Baratajaya XIX/19 Surabaya.
Populasi dan Sampel
Menurut Sugiyono (2012:119) Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas :
obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Peneliti dalam penelitian ini
membatasi ruang lingkup populasinya yaitu kantor Koperasi Simpan Pinjam Mitra Perdana,
yang beralamatkan di Jl Baratajaya XIX/73 Surabaya.
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut
(Sugiyono, 2012:120). Bila populasi besar , dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua
yang ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan dana, tenaga dan waktu, maka pada
penelitian ini, peneliti ini tidak menggunakan sampel, karena data yang digunakan untuk
membuktikan penelitian ini adalah data keuangan selama 6 periode yaitu dari tahun 2008
hingga tahun 2013 dari Koperasi Mitra Perdana, Jl Baratajaya XIX / 73 Surabaya.
Sumber Data
Sumber data yang digunakan adalah :
1. Data Primer
Menurut Sugiyono (2012:187) Sumber Primer adalah sumber data yang langsung
memberikan data kepada pengumpul data. Menurut pendapat lain juga mengatakan Data
primer adalah data yang dikumpulkan dan diolah oleh organisasi yang menerbitkannya
atau menggunakannya.
2. Data Sekunder
Sumber Sekunder adalah sumber yang tidak langsung memberikan data kepada
pengumpul data, misalnya lewat orang lain atau lewat dokumen (Sugiyono, 2012:187).
Teknik Pengumpulan Data
Dengan memperoleh data dan informasi yang akan mendukung penelitian ini, maka
penulis mengumpulkan data dengan melakukan penelitian lapangan (field research), yaitu (1)
Observasi dan, (2) Studi dokumentasi .
Variabel dan definisi operasional variabel
1. Perputaran Piutang
Piutang merupakan aktiva/kekayaan perusahaan yang timbul sebagai akibat dari
dilaksanakannya kebijakan penjualan kredit. Indikator dari variabel Perputaran Piutang
(X1) adalah :
a. Penjualan Kredit
Penjualan kredit adalah penjualan yang pembayarannya dilakukan beberapa kali
yaitu cicilan atau dibayar sekaligus pada waktu jatuh tempo dan terkadang
didahului dengan pembayaran uang muka.
b. Piutang rata-rata.
Rata-rata piutang dapat diperoleh dengan cara menjumlahkan antara piutang awal
periode dan piutang akhir periode dibagi dua.
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 3 No. 7 (2014)
8
2. Perputaran Kas
Kas merupakan salah satu sebagian dari aktiva yang memiliki sifat paling lancar (liquid)
dan paling mudah berpindah tangan dalam suatu transaksi. Indikator variabel
perputaran kas (X2) adalah :
a. Rata-rata kas
Rata-rata kas dan bank dapat diukur dari saldo kas dan bank awal ditambah saldo
kas dan bank akhir dibagi dua. Semakin tinggi perputaran kas, berarti makin tinggi
efisiensi penggunaan kasnya (Riyanto dalam Kariono dan Falah : 2012).
b. Pendapatan operasional
Pendapatan operasional meliputi pendapatan Bunga, provisi dan komisi, pendapatan
atas transaksi valuta asing dan pendapatan operasional lainnya. Pengukuran
pendapatan operasional dapat dilihatapabila perusahaan telah menerima kas yang
diperoleh dari kegiatan penjualan yang dilakukan sebelumnya (Bank Indonesia
dalam Rau, 2013 : 67).
3. Likuiditas
Likuditas merupakan suatu kemampuan perusahaan dalam memenuhi dan membayar
kebutuhan-kebutuhan jangka pendeknya (Fahmi, 2010 : 116). Indikator variabel
Likuiditas (Y) adalah:
a. Asset lancar
Asset lancar meliputi kas dan setara kas, investasi jangka pendek, piutang serta
persediaan. Pengukuran asset Lancar dapat dilihat dari masa manfaatnya. Biasanya
manfaat dari asset lancar tidak lebih dari dua belas (12) bulan.
b. Kewajiban lancar
Kewajiban lancar meliputi biaya gaji, biaya operasional dan biaya lainnya.
Pengukuran kewajiban cukup jelas karena kewajiban timbul dari perjanjian yang
telah disepakati dan jumlah pembayarannya telah tercantum dalam perjanjian
(kontrak).
Teknik Analisis Data
Uji Prasyarat Analisis
1. Uji Normalitas
Uji Normalitas dilakukan untuk mengetahui bahwa data setiap variabel yang akan
dianalisis harus berbentuk normal.Cara yang digunakan untuk mendeteksi apakah
residual mengikuti berdistribusi normal atau tidak adalah dengan menggunakan
Kolmogorov-Smirnov. Dengan menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov jika hasil output (nilai
sign) lebih dari 0,05(alpha), hal ini berarti nilai residual terstandarisasi berdistribusi
normal.
2. Uji Multikolinieritas
Uji multikolinieritas bertujuan menguji adanya korelasi antar variabel bebas pada model
regresi.Untuk mendekteksi ada atau tidaknya multikolineritas didalam model regresi
adalah dengan melakukan uji multikolinieritas dengan korelasi parsial.
3. Uji Autokorelasi
Menurut ghozali (dalam Purnamasari, 2010:45) uji ini bertujuan untuk menguji apakah
dalam suatu model regresi linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode
t dengan kesalahanpada periode t-1 (sebelumnya).Keberadaan autokorelasi dapat dilihat
secara kasual (melalui grafik).
4. Uji Heteroskedastisitas
Menurut Ghozali (dalam Purnamasati, 2010:45) uji ini bertujuan untuk menguji apakah
dalammodel regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual suatu pengamatan ke
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 3 No. 7 (2014)
9
pengamatan yang lain. Uji Heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan menggunakan
pendekatan grafik, yaitu grafik scatterplot.
Pengujian Hipotesis
1. Uji Parsial (uji t)
Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui apakah masing-masing veriabel independen
yang dimasukkan dalam model regresi linier berganda mempengaruhi variabel dependen
secara parsial.
Kriteria Pengujian :
Jika t-hitung < t-sign maka variabel bebas (Perputaran piutang dan perputaran kas) tidak
berpengaruh signifikan terhadap Likuiditas
Jika t-hitung > t-sign maka variabel bebas (Perputaran piutang dan perputaran kas)
berpengaruh signifikan terhadap Likuiditas.
2. Analisis Regresi Berganda
Menurut Suharsaputra (2012 : 145) Regresi ganda adalah regresi dengan Dua Variabel
bebas (Misalnya X1 dan X2) dan satu variabel terikat (Y). Untuk melihat persamaan garis
regresi bagi masing-masing variabel bebas dapat dilakukan dengan cara perhitungan
regresi linier Berganda, yakni regresi Y atas X1 dan Regresi Y atas X2.
Untuk mengetahui pengaruh perputaran piutang (X1) dan perputaran kas (X2) terhadap
tingkat likuiditas (Y) digunakan analisis regresi berganda dengan formula sebagai
berikut:
Y = a + b1.X1 + b2.X2 + e
Dimana :
Y
= Likuiditas
X1
= Perputaran Piutang
X2
= Perputaran Kas
a
= Konstansta
b
= koefisien korelasi
e
= error
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Analisis Perputaran Piutang
Perputaran Piutang merupakan seberapa sering piutang berubah menjadi kas makin
tinggi tingkat perputaran piutang (Syamsuddin, 2010:21).
Contoh perhitungan perputaran piutang pada Koperasi Mitra Perdana Surabaya tahun 2008
bulan Januari adalah sebagai berikut :
Perputaran Piutang = Penjualan Kredit Januari tahun 2008
Rata-rata piutang Januari tahun 2008
=
325.043.000
1.583.835.000
=
0,21 kali
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 3 No. 7 (2014)
10
Bulan
Tabel 2
Hasil perhitungan Tingkat Perputaran Piutang
Koperasi Mitra Perdana Surabaya
2008
2009
2010
2011
2012
2013
Januari
0.21
0.31
0.16
0.3
0.08
0.23
Februari
Maret
April
Mei
Juni
Juli
Agustus
September
Oktober
November
Desember
0.26
16
0.19
0.25
0.26
0.17
0.16
0.27
0.17
0.16
0.2
0.21
0.24
0.28
0.07
0.27
0.12
0.22
0.15
0.17
0.1
0.16
0.21
0.29
0.19
0.08
0.316
0.09
0.23
0.18
0.24
0.21
0.29
0.23
0.33
0.32
0.28
0.19
0.27
0.25
0.15
0.11
0.13
0.14
0.12
0.14
0.31
0.18
0.11
0.23
0.14
0.21
0.23
0.22
0.08
0.15
0.23
0.29
0.2
0.19
0.25
0.11
0.15
0.11
0.27
0.08
Rata–rata
1.525
Sumber : data diolah penulis
0.191667 0.207167 0.225
0.170833 0.188333
Dalam tingkat perputaran piutang serta periode pengumpulang piutang pada Koperasi
Mitra Perdana dapat dikatakan tidak stabil, karena dari tahun ke tahunnya,tidak selalu
terjadi peningkatan bahkan pada dua tahun terakhir penjualan mengalami penurunan. Hal
inimungkin dikarenakan system pemasaran yang kurang maksimal, sehingga berdampak
pada rata-rata penjualan yang menurun.Periode perputaran piutang tergantung pada
panjang pendeknya ketentuan waktu yang dipersyaratkan dalam syarat pembayaran
kredit.Sehingga semakin lama syarat pembayaran kredit berarti semakin lama terikatnya
modal kerja dimana modal kerja merupakan kas yang terkumpul untuk diolah kembali
untuk penjualan kredit berikutnya.
Analisis Perputaran Kas
Perputaran kas menunjukkan tinggi rendahnya kas yang berputar di Koperasi setiap
periodenya. Makin tinggi perputaran kas berarti makin baik, dan sebaliknya makin rendah
perputaran kas berarti makin buruk, karena tingkat perputaran kas menunjukkan tinggi
rendahnya efisiensi penggunaan kas.
Contoh perhitungan perputaran kas pada Koperasi Mitra Perdana Surabaya tahun 2008
bulan Januari adalah sebagai berikut :
Perputaran Kas
= Pendapatan Operasional Januari tahun 2008
Rata-rata kas Januari tahun 2008
= 54.117.500
8.368.000
= 6,47 kali
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 3 No. 7 (2014)
11
Tabel 3
Hasil Perhitungan Perputaran Kas
Koperasi Mitra Perdana Surabaya
Bulan
Januari
2008
6.47
3.64
Februari
5.97
Maret
9.47
April
3.98
Mei
5.28
Juni
3.17
Juli
10.23
Agustus
7.33
September
8.48
Oktober
7.39
November
3.54
Desember
Rata-rata
6.245833
Sumber : data diolah penulis
2009
7.37
2010
1.58
2011
5.37
2012
19.96
2013
12.36
2.84
298
469.4
3.4
5.11
7.38
3.5
8.56
4.02
4.57
7.72
68.48917
4.07
24.87
3.13
5.76
1.68
3.38
3.17
10.21
11.57
2.26
16.01
7.3075
3.21
10.15
2.23
2.04
3.73
7.61
3.06
15.36
5.83
23.41
10.22
7.685
6.08
15.65
3.89
6.98
3.25
2.41
1.53
1.7
3.51
5.32
4.87
6.2625
6.23
2.65
100.18
3.9
21.53
12.88
6.8
18.32
2.7
7.54
1.62
16.3925
Perputaran Kas Pada Koperasi Mitra Perdana dapat dikatakan tidak baik. Perputaran kas
menunjukkan tinggi rendahnya kas yang berputar di koperasi setiap periodenya. Makin tinggi
perputaran kas berarti makin baik, dan sebaliknya makin rendah perputaran kas berarti makin
buruk, karena tingkat perputaran kas menunjukkan tinggi rendahnya efisiensi penggunaan
kas.
Analisis Likuiditas
Likuiditas merupakan bentuk risiko yang dialami oleh suatu perusahaan karena
ketidakmampuannya dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya, sehingga itu memberi
pengaruh kepada terganggunya aktivitas perusahaan ke posisi yang tidka berjalan secara
normal (Fahmi, 2010 : 116).
Contoh perhitungan Likuditas pada Koperasi Mitra Perdana Surabaya tahun 2008 bulan
Januari adalah sebagai berikut :
Rasio Lancar = asset Lancar
Kewajiban Lancar
= 2.040.723.300
2.018.665.729
= 101,1 %
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 3 No. 7 (2014)
12
Tabel 4
Hasil perhitungan Likuiditas
Koperasi Mitra Perdana Surabaya
Bulan
2008
2009
2010
2011
2012
2013
Januari
101.10%
101.80%
100.30%
97.83%
96.69%
99.21%
Februari
101.80%
101.85%
101.60%
99.51%
96.54%
99.25%
Maret
103.90%
103.50%
102.10%
97.71%
98.21%
99.35%
April
104.60%
103.90%
103.80%
97.80%
98.24%
99.31%
Mei
105.20%
105.10%
101.20%
97.70%
98.30%
99.41%
Juni
105.40%
106.70%
102.40%
97.67%
98.31%
99.49%
Juli
100.90%
101.40%
97.15%
97.58%
98.44%
99.33%
Agustus
101.90%
101.50%
97.33%
97.75%
98.53%
99.37%
September
102.70%
103.10%
97.50%
98.00%
98.81%
99.53%
Oktober
103.80%
104.38%
97.86%
97.55%
98.96%
99.43%
November
105.30%
106.50%
97.76%
97.16%
99.04%
99.61%
Desember 105.10%
103.48%
Rata–rata
Sumber : data diolah penulis
107.80%
103.96%
97.90%
99.74%
97.08%
97.78%
99.02%
98.26%
99.40%
99.39%
Pada uraian diatas, dapat dikatakan bahwa hasil perhitungan likuiditas Koperasi Mitra
Perdana kurang begitu baik.Hal ini dikarenakan naik turunnya tingkat Likuiditas dari tahun
ke tahunnya.Penyebab turunnya tingkat Likuiditas salah satunya terjadi karena aktiva lancar
mengalami penurunan pada piutangnya dan Hutang lancar mengalami kenaikan yang
cukupbesar sehingga kenaikan aktiva lancar tidak sebanding dengan kenaikan hutang
lancarnya.
Pembahasan
1. Uji Normalitas
Uji normalitas digunakan adalah uji Kolmogorov-Smirnov test.Penentuan normal atau
tidaknya suatu distribusi data ditentukan berdasarkan taraf signifikansi hasil hitungnya. Jika
taraf signifikansi dari uji Kolmogorov-Smirnov test di atas 0,05 maka residualdiinterpretasikan
terdistribusi normal. Dan sebaliknya, jika taraf signifikansi hasil hitung di bawah 0,05 maka
diinterpretasikan bahwa residual tidak terdistribusi secara normal.
Berdasarkan gambar diatas nilai Asymp. Sig (2-tailed) > 0,05, (0,563 > 0,05) jadi data ini
berdistribusi normal.
2. Uji Multikolinieritas
Uji multikolinearitas dilakukan dengan melihat nilai tolerance dan Variance Inflation
Factor (VIF) dari hasil analisis dengan menggunakan SPSS. Apabila nilai VIF lebih besar
daripada 10 maka dapat disimpulkan terjadi multikolinearitas dan Apabila nilai VIF lebih
kecil daripada 10 maka dapat disimpulkan tidak terjadi multikolinearitas.
Kedua Variabel, yaitu Perputaran Piutang (X1) dan Perputaran Kas (X2) Tidak terjadi
Multikoliniearitas karena Nilai VIF < 10.
3. Uji Autokorelasi
Menurut kuncoro (2001:106) aturan keputusannya adalah jika nilai DW lebih besar
daripada batas atas, maka koefisien autokorelasi sama dengan nol. Artinya tidak ada
korelasi positif. Jika nilai DW lebih rendah daripada batas bawah, koefisien autokorelasi
lebih besar daripada nol. Artinya ada autokorelasi positif.Dan jika nilai DW terletak diantara
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 3 No. 7 (2014)
13
batas atas dan batas bawah, maka tidak dapat disimpulkan atau tidak dapat diketahui
terjadi autokorelasi atau tidak.
Dalam analisis diperoleh nilai Durbin-Watson sebesar 2,839 hal ini berarti model regresi
ini tidak ada autokorelasi karena nilai DW > batas atas du (2,839> 1,896).
4. Uji heteroskedastisitas
Menurut gambar diatas titik-titik menyebar di atas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y,
maka tidak terjadi heteroskedastisitas.
Pengujian Hipotesis
Uji Parsial (Uji t)
Tabel 5
Hasil uji parsial perputaran piutang dan perputaran kas thd likuiditas
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
B
Std. Error
(Constant) 97,229
1
Standardized
Coefficients
Beta
,588
x1
3,733
,723
x2
,088
,016
Dependent Variable: Y
,765
,818
t
Sig.
165,348
,000
5,162
5,523
,014
,012
Collinearity
Statistics
Tolerance
VIF
,936
,936
1,068
1,068
Sumber : data diolah penulis
Hasil uji t terhadap variabel-variabel bebas secara rinci dapat dijelaskan sebagai
berikut:
1. Perputaran Piutang (X1)
Dengan tingkat kepercayaan 95% (α = 5%) diperoleh nilai tsign 0,014. Hal ini
menunjukkan bahwa nilai α lebih besar dari nilai tsign (0,05 > 0,014). Hasil analisis ini
memperlihatkan bahwa variabel Perputaran Piutang (X1) mempunyai pengaruh terhadap
Likuiditas (Y) pada Koperasi Mitra Perdana Surabaya.
2. Perputaran Kas (X2)
Dengan tingkat kepercayaan 95% (α = 5%) diperoleh nilai tsign 0,012. Hal ini
menunjukkan bahwa nilai α lebih besar dari nilai tsign (0,05 > 0,012). Hasil analisis ini
memperlihatkan bahwa variabel Perputaran Kas (X2) mempunyai pengaruh terhadap
Likuiditas (Y) pada Koperasi Mitra Perdana Surabaya.
Analisis Regresi Berganda
Untuk menguji hipotesis yang dikemukakan, maka digunakan analisis regresi linier
berganda yang bertujuan untuk menguji pengaruhvariabel bebas(X) yaitu X1 dan X2
terhadap variabel terikat yaitu (Y).
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 3 No. 7 (2014)
14
Tabel 6
Hasil analisis regresi linier perputaran piutang dan perputaran kas thd likuiditas
Coefficientsa
Model
(Constant)
Unstandardized
Coefficients
B
Std. Error
97,229
,588
x1
3,733
x2
,088
a. Dependent Variable: Y
,723
,016
1
Standardized
Coefficients
Beta
,765
,818
t
Sig.
165,348
,000
5,162
5,523
,014
,012
Collinearity
Statistics
Tolerance
VIF
,936
,936
1,068
1,068
Sumber: data diolah penulis
Dari data hasil analisis regresi linier berganda pada tabel di atas, dirumuskan suatu
persamaan regresi linier berganda sebagai berikut:
Y = 97,229 + 3,733 X1 + 0,088 X2
Dari persamaan tersebut di atas, dapat dijelaskan bahwa dengan nilai konstanta 97,229
berarti variable bebas(X) yaitu Perputaran Piutang ( X1 ) danPerputaran Kas (X2) maka ada
pengaruh terhadap variable terikat yaitu Likuiditas ( Y ) sebesar 97,229 .
Pembahasan
H1 : Analisis pengaruh Perputaran Piutang (X1) terhadap Likuiditas
Hasil penelitian secara parsial menunjukkan bahwa tingkat Perputaran Piutang
berpengaruh terhadap Likuiditas pada Koperasi Mitra Perdana. Hal ini menggambarkan
bahwa Perputaran Piutang dalam Koperasi Mitra Perdana mempunyai korelasi terhadap
kemampuan perusahaan dalam membayar hutang jangka pendeknya. Hal tersebut
ditunjukkan dari hasil perhitungan uji t, dimana tingkat kepercayaan 95% (σ = 5%) diperoleh
nilai tsign 0,014. Dari hasil analisis tersebut menunjukkan bahwa nilai σ lebih besar dari nilai
tsign (0,05> 0,014), yang berarti bahwa variabel perputaran piutang (X1) mempunyai
pengaruh terhadap Likuiditas Perusahan (Y).
Berdasarkan data yang diperoleh menunjukkan bahwa rata-rata tingkat Perputaran
Piutang pada Koperasi Mitra Perdana selama tahun 2008-2013 mengalami kenaikan dan
penurunan yang tidak stabil setiap tahunnya. Hal tersebut terjadi karena setiap tahunnya
penjualan mengalami penurunan sehingga berdampak pada menurunnya nilai piutang
setiap tahunnya. Perputaran Piutang yang tinggi akan menyebabkan tingkat Likuiditas
meningkat. Likuiditas perusahaan ditunjukkan oleh besar kecilnya aktiva lancar yaitu aktiva
yang mudah menjadi kas. Jika tingkat Perputaran piutang tinggi maka kas akan bertambah
saldo nya sehingga dapat diputarkan kembali untuk penjualan kredit lainnya, laba
perusahaan pun akan bertambah, sehingga tingkat likuiditas menjadi tinggi dan resiko
perusahaan tidak mampu membayar hutang jangka pendeknya akan semakin kecil. Begitu
pula sebaliknya, apabila tingkat Perputaran Piutang rendah maka tingkat Likuiditas
perusahaan pun juga akan rendah.
Hasil penelitian ini sama dengan hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh
Manurung dan Nugraha (2012) dengan judul Analisis Pengaruh Perputaran Piutang
terhadap Likuiditas perusahaan (Studi Kasus pada PT Goodyear Indonesia Tbk dan PT
Gajah Tunggal Tbk). Berdasarkan penelitian tersebut diperoleh bahwa pada PT Goodyear
Indonesia Tbk, Perputaran Piutang secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap
Likuiditas Perusahaan. Perputaran piutang mempunyai korelasi terhadap kemampuan
perusahaan membayar hutang jangka pendeknya sebesar 0, 812 persen ( Positif, mendekati
1). Itu berarti bahwa hubungan antara perputaran piutang dengan kempuan perusahaan
membayar hutang jangka pendeknya mempunyai hubungan kuat yang searah. Jika
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 3 No. 7 (2014)
15
perusahaan untuk membayar hutang jangka pendek (likuiditas) meningkat, maka
perputaran piutangnya akan meningkat.
Sedangkan hasil penelitian pada PT Gajah Tunggal Tbk diperoleh bahwa perputaran
piutang PT Gajah Tunggal Tbk mempunyai korelasi positif terhadap kemampuan
perusahaan membayar hutang jangka pendeknya (Likuiditas) yaitu sebesar 0,096 persen
(Positif, mendekati 0), itu berarti bahwa hubungan antara perputaran piutang dengan
kemampuan perusahaan untuk membayar hutang jangka pendeknya memiliki hubungan
yang sangat lemah.
H2 : Analisis pengaruh Perputaran Kas (X2) terhadap Likuiditas
Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat perputaran kas berpengaruh terhadap
Likuiditas Pada Koperasi Mitra Perdana Surabaya. Hal ini menggambarkan bahwa
perputaran kas dalam Koperasi Mitra Perdana mempunyai korelasi atau hubungan terhadap
kemampuan perusahaan dalam membayar hutang jangka pendeknya. Hal tersebut
ditunjukkan dari hasil perhitungan uji t dimana tingkat kepercayaannya 95 % (σ= 5%)
diperoleh nilai tsign 0,012. Dari hasil analisis tersebut menunjukkan bahwa nilai σ lebih
besar dari nilai tsign (0,05> 0,014) yang berati bahwa Perputaran Kas (X2) mempunyai
pengaruh terhadap Likuiditas (Y).
Berdasarkan data yang diperoleh menunjukkan bahwa selama tahun 2008-2013 tingkat
perputaran kas pada Koperasi Mitra Perdana mengalami kenaikan dan penurunan yang
tidak stabil. Hal ini tidak baik bagi perusahaan karena setiap tahunnya perusahaan tidak
mengalami peningkatan dalam memperoleh pendapatan melainkan penurunan. Perputaran
kas berpengaruh signifikan terhadap Likuiditas pada Koperasi Mitra Perdana karena
persediaan kasnya diputarkan atau dalam keadaan bekerja, sehingga koperasi dapat
menempatkan dalam keadaan likuid apabila sewaktu-waktu ada tagihan.
Perputaran kas menunjukkan tinggi rendahnya kas yang berputar di koperasi setiap
periodenya. Makin tinggi tingkat perputaran kas berarti keadaan perusahaan makin baik,
dan sebaliknya makin rendah perputaran kas berarti keadaan perusahaan semakin buruk.
Hal tersebut disebabkan karena tingkat perputaran kas menunjukkan tinggi rendahnya
efisiensi penggunaan kas. Perputaran yang rendah menunjukkan bahwa koperasi
menunjukkan bahwa koperasi kurang efisien dalam menggunakan kasnya, salah satunya
dikarenakan banyaknya dana kas yang menganggur. Kas yang tidak dimanfaatkan akan
merugikan bagi koperasi, karena kas yang seharusnya dapat diputar, dan menghasilkan
pendapatan dari penjualan kredit tersebut tidak dilakukan secara maksimal. Sehingga
tingkat perputaran kas yang rendah akan menimbulkan tingkat Likuiditas pada koperasi
juga rendah.
Hasil penelitian ini sama dengan hasil penelitian yang sebelumnya telah dilakukan oleh
Karjono dan Fakrina (2012) yang berjudul Pengaruh Perputaran Kas dan Perputaran Piutang
terhadap Rentablitas Ekonomi pada KPRI di lingkungan BKN. Berdasarkan penelitian
tersebut diperoleh hasil bahwa uji secara simultan terdapat pengaruh yang signifikan antara
perputaran kas dan perputaran piutang terhadap rentabilitas ekonomi pada KPRI di
lingkungan BKN. Besarnya pengaruh perputaran kas dan perputaran piutang secara
simultan diketahui sebesar 73,8%, sisanya sebesar 26,2 % dipengaruhi oleh factor lain.
Sedangkan secara parsial diketahui bahwa besarnya pengaruh antara perputaran kas
terhadap rentabilitas ekonomi sebesar 30 % dan besarnya pengaruh antara perputaran
piutang terhadap rentabilitas ekonomi sebesar 40 %.
PENUTUP
Simpulan
1. Berdasarkan pengujian yang telah dilakukan maka secara parsial perputaran Piutang
berpengaruh secara signifikan terhadap tingkat Likuiditas Pada Koperasi Mitra Perdana
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 3 No. 7 (2014)
16
Surabaya. Hal tersebut dibuktikan dari hasil perhitungan SPSS yang diperoleh nilai tsign
sebesar 0,014. Jika nilai σ lebih besar dari tsign maka kedura variabel tersebut memiliki
korelasi.
2. Berdasarkan pengujian yang telah dilakukan maka secara parsial Perputaran Kas
berpengaruh secara signifikan terhadap tingkat Likuiditas Pada Koperasi Mitra Perdana
Surabaya. Hal tersebut dibuktikan dari hasil perhitungan SPSS yang diperoleh nilai tsign
sebesar 0,012. Jika nilai σ lebih besar dari tsign maka kedura variabel tersebut memiliki
korelasi.
Saran
1. Manajemen perusahaan harus bisa menjaga likuiditas perusahaan dengan baik karena
tingginya
likuiditas yang dimiliki oleh perusahaan bukan berarti perusahaan dalam
keadaan selalu baik. Oleh karena itu perusahaan harus menjaga aliran arus kasnya.
2. Pihak manajemen harus tetap mengotrol modal kerjanya dengan cara menjaga hutang
lancarnya agar kenaikan tidak terlalu besar, juga memperkecil aktiva lancarnya supaya
modal kerjanya tidka terlalu tinggi.
3. Perputaran kas yang masih belum efisien dapat ditingkatkan dengan cara memutar kas
untuk penjualan kredit sehingga dapat menghasilkan laba secara maksimal.
4. Meningkatkan penjualan kredit dengan lebih baik lagi, dengan cara meningkatkan
kuantitas pemasaran, atau lebih sering mengadakan promosi kepada calon anggota.
Keterbatasan Penelitian
1. Penelitian ini hanya menguji mengenai perputaran piutang dan perputaran kas
terhadap tingkat Likuiditas perusahaan. Tingkat Likuiditas dapat diketahui
menggunakan rasia Lancar dan Rasio Cepat, tetapi penulis hanya menggunakan
rasio Lancar. Hal tersebut dikarenakan variabel pengaruh Perputaran piutang dan
perputaran kas terhadap Likuiditas dapat diketahui dengan menggunakan rasio
lancar.
2. Data yang digunakan untuk membuktikan penelitian hanya selama 6 periode, dan
data diambil hanya dari satu kantor cabang yaitu di Koperasi Mitra Perdana, Jl
Baratajaya XIX/73 Surabaya. Hal ini dikarenakan data pada kantor-kantor lain
tidak tersedia karena baru beroperasi tidak lebih dari 5 tahun.
DAFTAR PUSTAKA
Awat, N.J. 1999. Manajemen Keuangan. PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta
Ariefianto, D. 2012. Ekonometrika. Erlangga. Jogyakarta.
Baswir, R. 1997. Koperasi Indonesia.Edisi pertama.BPFE.Yogyakarta.
Brealey, M., Myers dan Marcus.2006. Dasar-dasar Manajemen Keuangan Perusahaan. Erlangga.
Yogyakarta.
Debbianita. 2012. Pengaruh Perputaran piutang dan Perputaran Modal kerja terhadap
Likuiditas perusahaan (Studi kasus pada Perusahaan Manufaktur Sektor Barang
Industri. Skripsi. Universitas Kristen Maranatha. Bandung.
Gujarati, D.N. 2007. Dasar – dasar Ekonometrika. PT Gelora Aksara Pratama. Erlangga.
Jogyakarta.
Indriyani, W. 2013. Pengaruh arus kas, modal kerja, dan ukuran perusahaan terhadap
likuiditas perusahaan farmasi yang terdaftar di BEI. Skripsi. Program studi Akuntansi
STIESIA. Surabaya.
Karjono, A dan Fakrina, A. 2012.Pengaruh perputaran kas dan piutang terhadap rentabilitas
ekonomi pada KPRI di lingkungan BKN. Skripsi. Institut Bisnis Nusantara. Jakarta.
Kasmir. 2003. Manajemen Perbankan. PT Raja Grafindo. Cetakan 4. Jakarta.
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 3 No. 7 (2014)
17
Kusrini, D.E dan Setiawan. 2010. Ekonometrika. Edisi pertama. CV Andi Offset.
1223Yogyakarta.
Linggau, B dan Hamidah. 2010. Bisnis Kredit Mikro. Papas Sinar Sinanti. Jakarta.
Manurung, T.M dan Nugraha, A.F. 2012. Analisis Perputaran piutang terhadap Likuiditas
Perusahaan Studi Kasus pada PT GOODYEAR Tbk dan PT Gajah Tunggal Tbk.
Skripsi. Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Kesatuan. Yogyakarta.
Munawir. 2001. Analisa Laporan Keuangan. Edisi keempat. Liberty. Yogyakarta
Nickels, W. , Mchugh, J.M., dan mchugh, S.M. 2011. Pengantar Bisnis. Salemba Empat.
jJakarta
Purnamasari, I. 2010 . Pengaruh perputaran piutang dan perputaran persediaan terhadap
rentabilitas pada industry otomotif di bursa efek Indonesia. Skripsi. Program studi
manajemen STIESIA. Surabaya.
Sangadji, E.M. dan Sopiah.2010. Metode Penelitian. CV Andi offset. Yogyakarta.
Sinugan, M. 1993. Manajemen Dana Bank. PT Bumi Aksara. Jakarta.
Sitio, A dan Tama, H. 2001. Koperasi : teori dan praktik. Erlangga. Yogyakarta.
Sudantoko, D., dan Anoraga, P . 2012. Koperasi, kewirausahaan dan usaha kecil. PT Rineka
jCipta. Jakarta.
Suharsaputra, U. 2012. Metodologi Penelitian : Kuantitatif, Kualitattif dan Tindakan. Cetakan
kKesatu. PT Refika Aditama. Bandung.
Soeratno dan Arsyad, L. 2008. Metodologi Penelitian. Unit Penerbit dan Percetakan Sekolah
kTinggi Ilmu Manajemen YKPN. Yogyakarta.
Soewadji, J. 2012. Pengantar Metodologi Penelitian. Mitra Wacana Media. Jakarta.
Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kombinasi. Alfabeta. Bandung.
Suprananto, J. 2009. Statistik : teori dan aplikasi. Edisi ketujuh. Erlangga. Jakarta.
Download