65 BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN 4.1 Uraian Nilai Transaksi

advertisement
65
BAB IV
ANALISIS HASIL PENELITIAN
4.1 Uraian Nilai Transaksi Impor CV. CBS
Adanya
fluktuasi
nilai
tukar
antara
Rupiah
terhadap
Euro
akan
memepengaruhi nilai transaksi CV. CBS. Oleh karena itu untuk melakukan analisa
dampak fluktuasi nilai tukar mata uang Rupiah terhadap Euro Eropa dapat dilihat
pada uraian transaksi-transaksi impor yang dilakukan oleh CV.CBS. Transaksitransaksi tersebut berasal dari pembelian produk-produk impor yang dilakukan CV.
CBS periode Tahun 2008 sampai dengan Tahun 2009 dapat dilihat pada lampiran 1
dan lampiran 2. Untuk produk- produk yang dibeli tersebut dapat dilihat pada
lampiran gambar.
Misalkan perusahaan membeli produk ALSATOM SU 50-MPS dengan
jumlah permintan sebesar 12 dimana terdapat 2 kali pemesanan yaitu pada tanggal 11
Febuari dan 17 September 2008 ( € 7,200 x 2 = € 14, 400 ) pada nilai transaksi untuk
produk ALSATOM SU 50-MPS, dengan harga produk € 1,500 dengan diskon dari
pabrik supplier sebesar 20%.Untuk nilai transaksi lainnya untuk produk yang berbeda
dapat dilihat pada tabel 1 dan tabel 2 periode Tahun 2008 sampai Tahun 2009.
Untuk menganalisa nilai transaksi perusahaan CV. CBS maka penulis
mengunakan data Suku Bunga BI Rate sebagai standar penilaian suku bunga
Deposito dan Suku Bunga Pinjaman untuk menghitung nilai transaksi untuk money
market dan forward contract Periode Tahun 2008 sampai dengan Tahun 2009 dapat
dilihat pada tabel 3 dan tabel 4.
66
Lebih lanjut nilai hutang CV. CBS kepada supplier adalah nilai transaksi yang
dinyatakan dalam Euro Eropa. Nilai inilah yang harus dibayarkan oleh perusahaan
pada saat jatuh tempo ( Spot saat Transaksi ). Misalkan untuk transaksi pada produk
ALSATOM SU 50-MPS tanggal 11 Febuari 2008 sebesar € 7200. pada saat jatuh
tempo nilai transaksi sebesar € 7,200 akan dikalikan dengan Spot saat transaksi
dilakukan sebesar Rp. 13.511/ €, ( € 7, 200 x Rp. 13,511/ € = Rp. 97,279,200.00 ).
Dari seluruh transaksi yang dilakukan CV. CBS antara tanggal 14 Januari 2008
sampai dengan 22 Oktober 2008, total nilai transaksi sebesar € 156,050 atau sama
dengan Rp. 2,143,760.600/ €. Untuk total transaksi tersebut dan total transaksi
periode tahun 2009 dapat dilihat pada tabel 5 dan tabel 6.
4.1 Analisa Nilai Hutang Impor yang harus dibayarkan perusahaan dengan
tidak melakukan Hedging ( Open Position )
Analisa Fluktuasi nilai tukar mata uang Rupiah terhadap Euro akan
menyebabkan terjadinya fluktuasi nilai transaski impor CV. CBS dalam konversi
Rupiah.
Dalam bagian ini akan dianalisa besarnya pengaruh nilai tukar Rupiah
terhadap Euro Eropa dan juga terhadap hutang impor yang harus dibayarkan oleh
perusahaan pada saat akan jatuh tempo.
Pada saat jatuh tempo, perusahaan akan membayarkan hutang atas transaksi
impor yang telah dilakukannya berdasarkan spot rate yang berlaku pada saat jatuh
tempo tersebut, yaitu 90 hari kemudian dari tanggal transaksi. Spot rate yang berlaku
67
90 hari mendatang dapat menjadi lebih rendah atau lebih tinggi tergantung bagaimana
besarnya supply dan demand mata uang Rupiah terhadap Euro tersebut.
Fluktuasi spot rate tersebut mempengaruhi nilai hutang yang harus dibayarkan
oleh perusahaan. Misalkan transaksi yang dilakukan pada tanggal 11 Febuari 2008
yang bernilai € 7,200
jumlah ini merupakan nilai yang harus dibayarkan oleh
perusahaan kepada supplier pada saat jatuh tempo. Nilai transaksi tersebut dalam
Rupiah sebesar Rp. 97,279,200.00 dengan spot rate yang berlaku pada saat itu adalah
Rp. 13.511 /EUR. Pada saat hutang jatuh tempo 90 hari kemudian yaitu 11 April
2008 spot rate yang berlaku menjadi lebih rendah ( terdepersiasi) menjadi Rp. 14,519
/EUR, sehingga perusahaan pada tanggal 11 April 2008 harus mengeluarkan Rp.
104,536,800.00 untuk membayar hutang tersebut yang merupakan hasil perkalian Rp.
14,519
dengan € 7,200 nilai hutang pada saat jatuh tempo dalam Rupiah ini
mengalami kenaikan ( menjadi bertambah besar nilainya) dibandingkan nilai hutang
dalam IDR pada saat transaksi karena spot rate pada saat transaksi. Untuk transaksi
lainnya dapat dihitung dengan cara yang sama seperti diatas serta dapat dilihat hasil
perhitungan di tabel 2.
Dari tabel 7 dapat dilihat total transaksi impor CV. CBS yang awalnya sebesar
Rp. 2,291,078,950.00 pada tahun 2008 menjadi Rp. 2,542,697,735.00. Jadi dapat
diketahui bahwa terjadi selisih kenaikan hutang valas antara tahun 2008 dengan tahun
2009 pada CV CBS sebesar Rp. 251,618,785.00. Terjadi kenaikan hutang valas
tersebut dikarenakan spot saat transaksi dari tahun 2008 sampai dengan tahun 2009
terjadi kenaikan.
68
4.3 Analisa Nilai Hutang Impor yang harus dibayarkan perusahaan dengan
mengunakan Forward Contract Hedging
Fluktuasi kurs valas seringkali tidak dapat diprediksi, oleh karena itu
perusahan dapat mengunakan metode Hedging melalui forward contract untuk
meminimalkan resiko akibat fluktuasi nilai tukar terhadap hutang impor yang terjadi
karena transaksi pembelian dengan kurs mata uang yang berbeda.
Dengan melakukan forward contract, CV. CBS
melakukan kesepakatan
dalam perjanjian dengan pihak Bank devisanya tentang kurs yang akan digunakan
oleh CV. CBS untuk membeli Euro Eropa pada saat jatuh tempo. Kedua belah pihak
tersebut yaitu: CV. CBS dan pihak Bank, terikat dan berkewajiban untuk
menyelesaikan kontrak tersebut pada saat jatuh tempo.
Jangka waktu transaksi forward contract disesuaikan oleh CV. CBS dengan
jangka waktu pembayaran hutang. Untuk yang akan jatuh tempo 3 Bulan, CV. CBS
melakukan transaksi forward contract untuk jangka waktu yang sama pula yaitu 3
Bulan ( 90 hari) dengan mengunakan suku bunga pinjaman untuk 3 bulan.
4.3.1 Perhitungan nilai hutang dengan mengunakan Forward Contract
Misalkan untuk transaksi yang dilakukan oleh CV. CBS pada tanggal 11
Febuari 2008. spot rate yang berlaku pada tanggal tersebut ( spot saat transaksi )
adalah Rp. 13,511 /EUR. Swap rate sebesar 10.01 % ( rata- rata suku bunga pinjaman
periode bulan Febuari sampai dengan April 2008 ) dengan demikian forward rate
dapat dihitung sebagai berikut:
69
Swap Rate =
Interest Rate differtial x Spot Rate x days
365 x 100
Forward Rate = Spot.Rate +
Interest Rate differtial x Spot Rate x days
365 x 100
Jadi rumus forward rate dapat dirumuskan juga sebagai berikut:
Forward Rate = Spot Rate + Swap Rate
= Rp. 13,511 +( Rp. 13,511 x 10.01 %)
= Rp. 13,511+ Rp. 1,352.45
= Rp. 14,863
Jadi besarnya uang yang harus dibayarkan perusahan pada saat jatuh tempo
bila tidak mengunakan forward contract hedging sebesar Rp. 105,307,200.00( € 7,200
x Rp. 14,863 ). Karena kurs yang dipakai pada saat hutang dibayar adalah forward
rate yaitu Rp. 14,863 yang telah disepakati Bank dan perusahaan. Untuk transaksi
lainnya dapat dihitung dengan cara yang sama seperti dapat dilihat hasil perhitungan
pada tabel 9 untuk tahun 2008 dengan total hutang valas sebesar Rp.
2,320,629,950.00 dan tabel 10 untuk tahun 2009 dengan total hutang valas sebesar
Rp. 2,850,403,685.62
Selisih hutang impor dengan mengunakan forward contract antara tahun 2008
dengan tahun 2009 adalah sebesar Rp. 529,773,735.00 (Rp.2,850,403,685.62 –
Rp.2,320,629,950.00 ). Terjadi kenaikan hutang impor dari tahun 2008 sampai
dengan tahun 2009 sebesar Rp. 529,773,735.00 dikarenakan forward rate yang
semakin besar yang berasal dari kenaikan suku bunga pinjaman dan nilai transaksi
yang besar di tahun 2009 yang berasal dari kenaikan harga produk dalam Euro.
70
4.4 Analisa Nilai Hutang Impor yang harus dibayarkan perusahaan dengan
mengunakan Money Market Hedging .
CV. CBS dapat meminimalkan resiko fluktuasi kurs valas dengan mengunakan
money market , dengan cara melakukan pinjam meminjam dua mata uang yang
berbeda. CV. CBS hutang dalam EUR, berarti perusahaan harus meminjam IDR
untuk diinvestasikan kedalam EUR pada saat sekarang, sehingga pada saat jatuh
tempo investasi EUR tersebut jumlahnya sama dengan jumlah hutang perusahaan
dalam EUR. Jadi perusahan hutang dalam IDR, dan pada saat jatuh tempo perusahaan
harus membayar hutang dalam IDR ditambah dengan biaya bunga. Suku bunga yang
digunakan dalam money market adalah suku bunga BI Rate ( Deposito ) terhadap
mata uang asing dan Suku Bunga Pinjaman.
4.4.1 Perhitungan nilai hutang bila mengunakan Money Market Hedging
Pada tanggal 11 Febuari 2008 perusahaan mempunyai hutang sebesar € 7.200
dengan jatuh tempo 90 hari. Data yang diketahui spot rate saat transaksi Rp.
13.511/€, tingkat suku bunga deposito bulanan dalam bentuk sebesar 8.00 % dan
tingkat bunga pinjaman IDR sebesar 10.01 %.
Langkah- langkah yang dilakukan untuk melakukan Hedging dengan money
market terhadap hutang sebagai berikut:
a. Menentukan nilai hutang pada saat jatuh tempo yaitu sebesar € 7,200
b. Mencari nilai sekarang dari hutang tersebut
71
€ 7,200
= € 7,153.32
1 + ( 0.1001/12)
c. Meminjamkan IDR untuk diinvestasikan kedalam EUR, agar pada saat jatuh
tempo dapat menutupi nilai hutang, dengan cara mengkonversikan jumlah
yang diinvestasikan tersebut kedalam IDR.
7,152.32x Rp. 13,511/€ = Rp. 96,634,966.89
Jadi CV. CBS meminjam sebesar Rp. 96,634,966.89 untuk ke dalam EUR
sebesar EUR 13.511 dan pada saat jatuh tempo investasi tersebut menjadi
EUR 14.549 yang didapat dari modal ditambah dengan bunga, yang akhirnya
perusahaan bisa menutupi hutangnya.
d. Membayar pinjaman ditambah dengan bunga pada saat jatuh tempo
Rp.96,634,966.89 x (1 +( 0.08/12)) = Rp. 97,279,200.00
Jadi besarnya pinjaman yang harus dibayarkan perusahan pada saat jatuh
tempo adalah Rp. 97,279,200.00 Untuk transaksi lainya dapat digunakan
cara yang sama seperti diatas, hasil perhitungannya dapat dilihat pada
tabel 11 untuk tahun 2008 dengan total hutang valas sebesar Rp.
2,143,876,089.55 dan tabel 12 untuk tahun 2009 dengan total hutang valas
sebesar Rp. 2,524,366,229.43.
Selisih kenaikan hutang valas dengan mengunakan money market antara
tahun 2008 dengan tahun 2009 adalah sebesar Rp. 380,490,140 ( Rp.
2,524,366,229.43. - Rp. 2,143,876,089.55 ). Terjadi kenaikan hutang valas dari
72
tahun 2008 sampai dengan tahun 2009 sebesar Rp. 380,490,140 dikarenakan forward
rate yang semakin besar yang berasal dari kenaikan suku bunga pinjaman, suku
bunga BI Rate ( deposito ) dan kenaikan harga produk yang besar di tahun 2009.
4.5 Analisa Perbandingan Open position Dengan Forward Contract
Tujuan pengunaan forward contract adalah untuk meminimalkan resiko
kerugian karena fluktuasi nilai tukar, tetapi dalam penggunaan forward contract akan
menguntungkan apabila dalam kondisi trend Rupiah terdepresiasi terhadap EUR (
kurs spot jatuh tempo lebih besar dari kurs spot saat transaksi )dalam menghedging
payable ( hutang). Apabila IDR terdepresiasi maka pengunaan forward contract ini
akan menimbulkan kerugian dibandingkan open position karena CV. CBS
mempunyai kewajiban merealisasikan forward contract dengan pihak bank devisa
sesuai perjanjian yang disepakati.
4.5.1 Perhitungan perbandingan forward contract dengan open position:
Pada tanggal 8 Febuari 2008 perusahaan melakukan forward contract dengan
bank nilai transaksi sebesar € 11,250 dengan jatuh tempo 90 hari, dimana Spot rate
sebesar Rp. 13,841/€, spot rate saat jatuh tempo sebesar Rp. 14,531/€ dan forward
rate sebesar Rp. 14,738/€.
Jadi besar uang yang harus dibayar perusahan kepada bank apabila
mengunakan forward contract sebesar Rp. 92,450,250.00 ( Rp. 14,738 x € 11,250 ).
Sedangkan dengan open position adalah Rp. 92,635,125.00 ( Rp. 14,531 x
€11.250 ). Keuntungan CV. CBS bila mengunakan forward contract pada tanggal
73
jatuh tempo 8 April 2008 sebesar Rp. 184,875.00 Untuk transaksi lainnya dapat
dihitung
dengan
cara
yang
sama
seperti
perhitungan
diatas
dengan
keuntungan/kerugian pada forward contract , hasil perhitungan dapat dilihat pada
tabel 13 dengan total kerugian sebesar - Rp. 29,551,000.00 (
- 67,769,500 +
38,218,500 ) dapat dilihat pada kolom 9 tabel13 untuk tahun 2008. Pada kolom 9
tabel 14 untuk tahun 2009 perusahaan mengalami kerugian yang lebih besar dengan
mengunakan forward contract sebesar
-
Rp. 338,666,769.64
dengan tidak
mengalami keuntungan apapun terhadap open position . Jadi pada umumnya selama
periode tahun 2008 sampai tahun 2009 pengunaan forward contract memberi dampak
terhadap hutang valas perusahaan CV. CBS yang lebih besar. Total kerugian yang
dialami perusahaan CV. CBS dengan mengunakan forward contract terhadap open
position untuk peride tahun 2008 sampai dengan tahun 2009 sebesar -
Rp.
368,217,769.64 (- Rp. 338,666,769.64 + - Rp. 29,551.000.00 )
4.6 Analisa perbandingan Money Market dengan Open Position
Pengunaan money market untuk meng-hedging payable, perusahaan
mengharapkan dalam kondisi depersiasi IDR pembayaran hutang pada saat jatuh
tempo dengan money market akan lebih kecil dibandingkan dengan open position.
4.6.1 Perhitungan perbandingan money market dengan open position :
Pada tanggal 11 Febuari 2008 perusahaan mempunyai hutang sebesar € 7,200
dengan jatuh tempo 90 hari. Data yang diketahui spot rate saat transaksi Rp.
13,511/€, tingkat suku bunga deposito bulanan dalam bentuk sebesar 8.00 % dan
tingkat bunga pinjaman IDR sebesar 10.01 %.
74
Langkah- langkah yang dilakukan untuk melakukan Hedging dengan money
market terhadap hutang sebagai berikut:
a. Menentukan nilai hutang pada saat jatuh tempo yaitu sebesar € 7,200
b. Mencari nilai sekarang dari hutang tersebut
€ 7,200
= € 7,153.32
1 + ( 0.1001/12)
c. Meminjamkan IDR untuk diinvestasikan kedalam EUR, agar pada saat jatuh
tempo dapat menutupi nilai hutang, dengan cara mengkonversikan jumlah
yang diinvestasikan tersebut kedalam IDR.
€ 7,152.32 x Rp. 13,511/€ = Rp. 96,634,966.89
Jadi CV Buana PT meminjam sebesar Rp. 96,634,966.89 untuk ke dalam
EUR sebesar EUR 13,511 dan pada saat jatuh tempo investasi tersebut
menjadi EUR 14,549 yang didapat dari modal ditambah dengan bunga, yang
akhirnya perusahaan bisa menutupi hutangnya.
d. Membayar pinjaman ditambah dengan bunga pada saat jatuh tempo
Rp. 96,634,966.89 x (1 +( 0.0783/12)) = Rp. 97,279,200.00
Jadi besarnya pinjaman yang harus dibayarkan perusahan pada saat jatuh
tempo adalah Rp. 97,279,200.00
Sedangkan dengan open position nilai hutang pada saat jatuh tempo yang
dibayarkan CV.CBS adalah Rp. 104,536,800 ( € 7,200 x Rp. 14,519).
75
Jadi keuntungan yang diperoleh apabila mengunakan money market hedging
sebesar Rp. 7,257,600.00 ( Rp.104,536,800 – Rp. 97,279,200.00 ). Untuk transaksi
lainnya dapat dihitung dengan cara yang sama seperti diatas , hasilnya dapat dilihat
pada tabel 15.
Total keuntungan CV. CBS pada tahun 2008 apabila mengunakan money
market terhadap open position sebesar Rp.146,437,160.45 yang merupakan selisih
nilai open position dengan nilai hutang apabila mengunakan money market (dapat
dilihat pada kolom 9 tabel 15).
Untuk periode Tahun 2009 perhitungan mengunakan money market terhadap
open position perusahaan CV. CBS mengalami kerugian sebesar – Rp. 28,048,030.40
dapat dilihat pada kolom 9 tabel ke 16.
Total Keuntungan yang dialami perusahaan CV. CBS apabila mengunakan
money market dengan membandingkan terhadap open position periode tahun 2008
sampai tahun 2009 sebesar Rp. 118,389,130 ( Rp. 146,437,160.45
+ ( - Rp.
28,048,030.40 )
Untuk mengetahui tingkat kerugian atau keuntungan forward contract dan
money market dalam bentuk persentase adalah sebagai berikut :
a. Tingkat Kerugian total dalam presentase forward contract terhadap open
position adalah sebesar – 0.26% ( Rp. -29,551,000.00/ 2,291,078,950) x 100%
Untuk tahun 2008
76
b. Tingkat Keuntungan total dalam presentase money market terhadap open
position adalah sebesar 1.27% ( Rp. 146,437,160.45/ 2,291,078,950) x 100%
Untuk tahun 2008
c. Tingkat Kerugian total dalam presentase forward contract terhadap open
position adalah sebesar – 2.69% ( Rp. -338,666,769.64/ 2,511,736,96) x 100%
Untuk tahun 2009
d. Tingkat Kerugian total dalam presentase money market terhadap open
position adalah sebesar -0.22% ( - Rp. 28,048,030.40/ 2,511,736,916 )x 100%
Untuk tahun 2009.
Perbandingan dalam persentase tersebut dapat dilihat pada tabel 17 untuk
periode tahun 2008 dan tabel 18 untuk periode tahun 2009 secara lengkap.
4.7 Uji Normalitas
Uji distribusi normal adalah uji yang digunakan dalam mengukur apakah data
yang akan digunkan berdistribusi normal atau tidak, sehingga dapat dipakai dalam
stastistik parametrik. Dalam penelitian ini penulis mengunakan uji KolmogorovSmirnov Test. Untuk dapat melihat dan mengetahui bahwa variabel-variabel yang
digunakan terdistribusi dengan normal dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
Tabel : Hasil Analisa Uji Normalitas One –Sample Kolmogorov-Smirnov Test
77
Tabel 4.1 :Descriptive Statistics
N
Mean
Std. Deviation
Minimum
Maximum
NTMMH
40
1.17E8
36,922,151.936
60,826,500
189,469,778
NTFCH
40
1.29E8
41,894,077.141
65,844,000
214,880,697
Tabel 4.2 :One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
NTMMH
N
NTFCH
40
40
1.17E8
1.29E8
36,922,151.936
41,894,077.141
Absolute
.102
.101
Positive
.102
.101
Negative
-.071
-.065
Kolmogorov-Smirnov Z
.647
.640
Asymp. Sig. (2-tailed)
.797
.807
a,,b
Normal Parameters
Mean
Std. Deviation
Most Extreme Differences
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data
Dari tabel 4.2 diatas dapat diketahui bahwa variable independent X1 yaitu
Money Market ( NTMMH ) berdistribusi secara normal karena dilihat dari Asymp.
Sig 0.797 > 0.05. Variabel independent X2 yaitu Forward Contract ( NTFCH ) juga
berdistribusi dengan normal dimana dilihat dari Asymp. Sig 0.807 > 0.05. dengan
demikian data untuk periode tahun 2008 dapat diolah lebih lanjut
4.8 Analisis Stastistik
Penulis dalam penelitian ini mengunakan dua analisis statistik parametrik yaitu
dengan melakukan perhitungan uji beda dan Uji Paried-Samples T Test. Hasil
pembahasan dapat dilihat dibawah ini.
78
4.8.1
Uji beda rata-rata
Dalam penelitian perbandingan antara open position dengan money market
dan antara open position dengan forward contract dapat dilihat bahwa money market
lebih efisien dalam hutang valas perusahaan untuk periode 2008 dapat dilihat bahwa
money market memberikan keuntungan sebaliknya periode tahun 2009 tidak
memberikan keuntungan dari selisih dengan open position tetapi hutang valas jauh
lebih rendah dari forward contract yang dari periode tahun 2008 sampai tahun 2009
tidak memberikan keuntungan jika dibandingkan dengan open position periode yang
sama.
Dalam pengujian Stastistik, nilai hutang impor akan dihitung secara perbulan
( 3 Bulan ) dengan bulan transaksi awal dilaksanakan, untuk mempermudah
perhitungan karena jumlah transaksi yang relative banyak. Dalam penelitian ini akan
diuji apahkah perbedaan yang dihasilkan tersebut harus diuji terlebih dahulu untuk
melihat signifikansi pebedaannya. Pengujian dengan uji beda rata-rata bertujuan
untuk mengetahui apakah pengunaan money market lebih efisien dari pengunaan
forward contract terhadap besarnya hutang valas impor perusahaan.
Tabel perhitungan yang digunakan merupakan data yang akan diolah
Dengan perhitungan stastistik uji beda rata- rata dapat dilihat pada tabel 9 sampai
dengan tabel 12 untuk kolom nilai hutang ( kolom akhir ).
Langkah-langkah yang dilakukan dalam pengujian hipotesis adalah :
79
a. Menentukan Hipotesis nol ( Ho ) dan hipotesis alternative ( Ha )
1) Ho : X1 ≤ X2 Æ Money Market Hedging lebih efisien ( sama)
dibandingkan Forward market Hedging terhadap
besarnya nilai hutang valas perusahan .
2) Ha : X1 < X2 Æ Money Market Hedging tidak lebih efisien
dibandingkan Forward Market Hedging terhadap
besarnya nilai hutang valas perusahaan.
b. Penetapan tingkat signifikansi Tingkat signifikansi ( level of significance )
0,05 dengan taraf nyata ( α ) = 5 atau 0,05 dan derajat kebebasan sebagai
berikut : Derajat kebebasan ( dk ) : ( n1+ n2 ) – 2 = ( 11 + 11 ) – 2 = 20
Jadi t tabel diketahui bahwa besarnya nilai t
tabel
untuk signifikansi : 5%
dengan uji 1 tail test 0.025 dengan derajat kebebasan ( dk ) : 20 adalah
2,086 ( Lihat lampiran Tabel : Nilai- Nilai Dalam Distribusi t )
c. Uji Stastistik
Data- data yang diperlukan dalam perhitungan uji beda dapat dilihat dalam
perhitungan uji stastistik dibawah ini :
80
Tabel 5
Perhitungan Nilai Hutang Valas Untuk Money Market
Periode Tahun 2008 sampai dengan Tahun 2009
X12
X1
Tahun
Bulan ( 3 Bln)
Nilai Hutang Valas
2008
Januari
Febuari
Maret
April
September
Oktober
Januari
Febuari
April
Agustus
Oktober
347,711,539.55
573,970,625.00
314,244,000.00
207,497,307.89
306,219,325.00
463,413,925.92
800,947,594.12
500,270,712.08
474,371,287.63
444,931,301.91
0.347712
0.573971
0.314244
0.207497
0.306219
0.463414
0.800948
0.500271
0.474371
0.444931
0.120903
0.329442
0.098749
0.043055
0.093770
0.214752
0.641517
0.250271
0.225028
0.197964
463,413,925.92
0.463414
0.214752
Jumlah
4,896,991,545.02
4.896992
2.430205
Rata-Rata
445,181,049.55
0.445181
2009
Nilai hutang valas money market dibagi 1,000,000,000.00
Jumlah X1
= 4,896,991,545.02 / 1,000,000,000.00 = 4.896992
Rata-rata X1
=
4.896992
11
= 0.445181, Jumlah X12 =
2.430205
Tabel 6
Perhitungan Nilai Hutang Valas Untuk Forward Contrac Hedging
Periode Tahun 2008 sampai dengan Tahun 2009
X2
X22
Tahun
Bulan ( 3 Bln)
Nilai Hutang Valas
2008
Januari
Febuari
Maret
April
September
Oktober
Januari
Febuari
April
Agustus
Oktober
376,270,950.00
621,333,700.00
340,170,000.00
295,816,000.00
330,651,000.00
356,388,300.00
910,488,707.93
567,364,991.78
355,404,040.20
497,548,574.46
0.376271
0.621334
0.340170
0.295816
0.330651
0.356388
0.910489
0.567365
0.355404
0.497549
0.141580
0.386056
0.115716
0.087507
0.109330
0.127013
0.828990
0.321903
0.126312
0.247555
519,597,371.27
0.519597
0.269981
Jumlah
5,171,033,635.64
5.171034
2.761942
Rata-Rata
470,093,966.88
0.470094
2009
Sumber data CV. Citra Bina Sejahtera dan diolah
81
Nilai hutang valas forward contract dibagi 1,000,000,000.00
Jumlah X2
= 5,171,033,635.64 : 100,000,000.00 = 5.171034
Jumlah X1
= 5,171,033,635.64 / 1,000,000,000.00 = 5.171034
Rata-rata X2 =
Jumlah X22
5.171034
11
= 0.470094
= 2.761942
Berikut ini adalah perhitungan stastistik untuk uji beda rata-rata sebagai
berikut :
S12 =
11 x 2.430205 − (4.896992) 2
11 (11 − 1)
2.751724
110
= 0.025016
11 x 2.761942 − (5.171034) 2
S 22 =
11 (11 − 1)
3.641769
=
110
= 0.033107
(11 − 1) x0.025016 − (11 − 1) x0.033107
S
11 + 11 − 2
=
t=
( 0 . 445181 − 0 . 470094 )
1
1
8 . 9971938
+
11 11
= 8.997193
= - 0.0234485
Jadi t hitung hasil perhitungan stastistik uji beda rata-rata pada tahun 2008
sampai dengan tahun 2009 adalah sebesar – 0.0234485 ∞ - 0.023449.
d. Ketentuan penerimaan dan penolakan hipotesis sebagai berikut:
82
Karena t hitung (- 0.023449) < t tabel ( 2.086) , maka Ho diterima, Ha
ditolak, berarti bahwa pengunaan Money market hedging lebih efisien dibandingkan
dengan forward market terhadap besarnya hutang impor dengan tingkat signifikansi
sebesar 5% dengan uji satu pihak kanan 0.025. Berikut dibawah ini adalah gambar
hasil pengujian stastistik uji satu pihak kanan
Gambar 4.8.1 : Hasil Uji Satu Pihak Kanan
4.8.2
Uji Beda Paired- Sample T Test
Dalam perhitungan uji beda dengan perhitungan stastistik dapat diketahui
bahwa money market tidak lebih efisien dari pada forward market. Dengan
melakukan uji beda Paired-Sample T Test penulis mengharapkan adanya suatu
perbedaan antara sebelum dan sesudah krisis keuangan dunia terhadap transaksi
hedging ( money market dan forward contract )yang dilakukan periode tahun 2008
sampai tahun 2009. Dimana dalam krisis ini terdapat kebijakan BI terhadap tingkat
suku bunga BI Rate yang berdampak terhadap tingkat suku bunga deposito dan
tingkat suku bunga pinjaman yang mana merupakan bagian dari pada perhitungan
83
transaksi dilakukan. Dengan mengunakan SPSS 17 hasil yang didapat adalah sebagai
berikut :
3) Nilai Transaksi Money Market Hedging Periode sebelum dan
sesudah krisis keuangan dunia ( tahun 2008 sampai dengan tahun
2009)
Tabel : Hasil Uji Paired-Sample T Test dengan SPSS 17 untuk
transaksi money market hedging
Tabel 6.1 : Paired Samples Statistics
Mean
Pair 1
N
Std. Deviation Std. Error Mean
Sebelum
1.07E8
20
33,647,017.437
7,523,701.823
Sesudah
1.26E8
20
38,423,873.290
8,591,839.264
Tabel 6.2 : Paired Samples Correlations
N
Pair 1
Sebelum &
Correlation
20
Sig.
.986
.000
Sesudah
Tabel 6.3: Paired Samples Test
Paired Differences
95% Confidence Interval
Mean
Pair 1 Sebelum
- Sesudah
-18,986,221.950
Std.
Std. Error
Deviation
Mean
7,638,125.247
of the Difference
Lower
Upper
1,707,936.727 -22,560,974.604 -15,411,469.296
Sig. (2t
-11.116
df
tailed)
19
.000
84
Dari tabel 6.1 : Paired Samples Stastistics menyatakan nilai transaksi money
market sebelum ( baris atas ) dan sesudah krisis ( baris bawah ) dengan parameter:
rata-rata, jumlah sampel, standar deviasi dan star rata-rata error.
Untuk tabel 6.2 : Paired Samples Correlations menyatakan nilai Sig ( 0.000)
< α ( 0.05 ) dimana Ho ditolak dan Ha diterima artinya ada hubungan antara hasil
transaksi money market sebelum dan sesudah krisis keuangan terhadap kebijakan BI
untuk tingkat suku bunga dengan tingkat hubungan/ korelasi cukup besar, yaitu 0,
986.
Untuk tabel 6.3 : Paired Samples Test menyatakan nilai t
hitung
adalah -
11.116, dengan memutlakan nilai tersebut dan dibandingkan dengan t tabel maka nilai
t hitung (11.116 ) > t tabel (39,0.025) 2.042, maka Ho ditolak atau dapat dilihat dari nilai Sig
( 2-tailed) ( 0.000 ) < α ( 0.0025 ), maka Ho ditolak artinya terdapat perbedaan nilai
rata-rata hasil transaksi money market sebelum dan sesudah krisis. Dengan kata lain,
krisis keuangan dunia berpengaruh terhadap hasil nilai transaksi money market
terutama kebijakan BI tentang suku bunga .
Berpengaruhnya krisis keungan dunia terhadap transaksi money market lebih
lanjut dapat dilihat pada tabel 6.2 : Paired Samples Correlations menyatakan nilai
Sig ( 0.000) < α ( 0.05 ) dimana Ho ditolak dan Ha diterima artinya ada hubungan
antara hasil transaksi money market sebelum dan sesudah krisis keuangan terhadap
kebijakan BI untuk tingkat suku bunga dengan tingkat hubungan/ korelasi cukup
besar, yaitu 0, 986.
85
4) Nilai Transaksi Forward Contract Hedging Periode sebelum dan
sesudah krisis keuangan global ( tahun 2008 sampai dengan tahun
2009 ) .
Tabel : Hasil Uji Paired-Sample T Test dengan SPSS 17 untuk
transaksi forward contract
Tabel 7.1 : Paired Samples Statistics
Mean
N
Std. Deviation
Std. Error Mean
Pair 1 Sebelum
1.16E8
20
36,486,776.482
8,158,691.249
Sesudah
1.43E8
20
43,612,236.766
9,751,992.606
Tabel 7.2 : Paired Samples Correlations
N
Pair 1
Sebelum &
Correlation
20
Sig.
.985
.000
Sesudah
Dari tabel 7.1: Paired Samples Stastistics menyatakan nilai transaksi forward
contract sebelum ( baris atas ) dan sesudah krisis ( baris bawah ) dengan parameter:
rata-rata, jumlah sampel, standar deviasi dan star rata-rata error.
86
Tabel 7.3 : Paired Samples Test
Paired Differences
95% Confidence Interval of
the Difference
Sig. (2t
df
tailed)
19
.000
Std. Error
Mean
Pair Sebelum 1
Std. Deviation
Mean
Lower
Upper
-26,488,686.750 9,995,607.279 2,235,085.735 -31,166,774.958 -21,810,598.542 -11.851
Sesudah
Untuk tabel 7.3: Paired Samples Test menyatakan nilai t
hitung
adalah
-
11.851, dengan memutlakan nilai tersebut dan dibandingkan dengan t tabel maka nilai
t hitung (11.851 ) > t
tabel (39,0.025)
2.042, maka Ho ditolak atau dapat dilihat dari nilai
Sig ( 2-tailed) ( 0.000 ) < α ( 0.0025 ), maka Ho ditolak artinya terdapat perbedaan
nilai rata-rata hasil transaksi forward contract sebelum dan sesudah krisis keuangan .
Dengan kata lain, krisis keuangan dunia berpengaruh terhadap hasil nilai transaksi
forward contract terutama kebijakan BI tentang suku bunga .
Berpengaruhnya krisis keungan dunia terhadap transaksi forward contract
lebih lanjut dapat dilihat pada tabel 7.2: Paired Samples Correlations menyatakan
nilai Sig ( 0.000) < α ( 0.05 ) dimana Ho ditolak dan Ha diterima artinya ada
hubungan antara hasil transaksi forward contract sebelum dan sesudah krisis
keuangan terhadap kebijakan BI untuk tingkat suku bunga dengan tingkat hubungan/
korelasi cukup besar, yaitu 0, 985.
Download