BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS A. Kajian Pustaka 1. Pengertian pemasaran Kegiatan pemasaran sering diartikan sebagai kegiatan dalam memasarkansuatu produk yang diperjual belikan oleh perusahaan dan ditujukan kepada para konsumen. Namun jika dilihat makna sebenarnya pemasaran bukan hanya sekedar menjual produk saja, akan tetapi pemasaran juga memiliki aktvitas penting dalam menganalisis dan mengevaluasi segala kebutuhan dan keinginan para konsumen. Pemasaran juga meliputi segala aktivitas di dalam perusahaan. Adapun definisi pemasaran menurut Kotler dan Amstrong (2012) yang mengatakan bahwa : “The process by which companies create value for customer and buildstrong relationship with customers in order to capture value fromcustomers in return” MenurutKotler dan Keller (2009) “Pemasaran adalah proses perencanaan dan pelaksanaan konsepsi, penetapan harga, promosi, dan distribusi gagasan, barang dan jasa untuk menciptakan pertukaran yang memuaskan tujuan individu dan organisai. 12 http://digilib.mercubuana.ac.id/ 13 Sedangkan menurut Buchari Alma (2007) “Pemasaran adalah penekanan pada analisis struktur pasar, orientasidan dukungan pelanggan, serta memposisikan perusahaan dalammengawasi rantai nilai” Dari definisi-definisi tersebut pada dasarnya memiliki tujuan dan persepsi yang sama dan dapat disimpulkan bahwa pemasaran merupakan suatu proses perencanaan dimana perusahaan menganalisis struktur pasar serta memposisikan perusahaan agar mendapatkan suatu penilaian yang baik dalam benak konsumen untuk menciptakan pertukaran yang memuaskan. Terdapat dua faktor yang mempengaruhi cara dan keberhasilan perusahaan terhadap pemasarannya, yaitu : 1) Lingkungan Eksternal Sistem Pemasaran. Lingkungan ini tidak dapat dikendalikan perusahaan, misalnya kebebasan masyarakat dalam menerima atau menolak produk perusahaan, politik dan peraturan pemerintah, keadaan perekonomian, kependudukan serta munculnya pesaing. 2) Variabel Internal Sistem Pemasaran. Variabel ini dapat dikendalikan oleh perusahaan, terdiri atas dua kelompok, yaitu sumber bukan pemasaran (kemampuan produksi, keuangan, dan personal) dan komponen-komponen bauran pemasaran yang meliputi: produk, harga, promosi, dan distribusi. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 14 2. Perilaku Konsumen a. Pengertian Perilaku Konsumen Tujuan kegiatan pemasaran adalah mempengaruhi konsumen untuk bersediamembeli barang dan jasa perusahaan (disamping barang lain) pada saat mereka membutuhkan. Hal ini sangat penting bagi manajer pemasaran untuk memahami tingkah laku konsumen sehingga perusahaan dapat mengembangkan, menentukan harga, mempromosikan, dan mendistribusikan produknya secara lebih baik. Dengan mempelajari perilaku konsumen, manajer akan mengetahui kesempatan baru yang berasal dari belum terpenuhinya kebutuhan dan kemudian mengidentifikasinya untuk mengadakan segmentasi pasar. Perilaku konsumen berpusat kepada pribadi masing-masing setiap orang. Dalam setiap diri manusia tentu memiliki perilaku yang berbeda, begitu juga perilaku dalam mengambil keputusan. Perilaku konsumen dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti psikologi, sosiologi, antropologi, dan juga ilmu ekonomi, sehingga dapat disimpulkan perilaku konsumen merupakan kumpulan dari semua bidang ilmu. Adapun pengertian perilaku konsumen menurut para ahli. Menurut Fandi Tjiptono (2008) “Perilaku konsumen merupakan tindakan-tindakan individu yang secara langsung terlibat dalam usaha memperoleh, menggunakan, dan menentukan produk dan jasa, termasuk proses pengambilan keputusan yang mendahului dan mengikuti tindakan-tindakan tersebut” http://digilib.mercubuana.ac.id/ 15 Menurut Kotler dan Keller (2009) yang dialih bahasakan oleh Bob Sabran,sebagai berikut : “Perilaku Konsumen adalah studi tentang bagaimana individu, kelompok, dan organisasi memilih, membeli, menggunakan, dan mennggunakan barang, jasa, ide, atau pengalaman untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan mereka.” Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa perilaku konsumen merupakan proses dimana setiap individu menentukan persepsi mereka terhadap suatu produk atau jasa, dan berbagai pemikiran lain seperti pengalaman untuk memuaskan segala kebutuhan dan keinginan mereka. Perilaku konsumen mempelajari di mana, dalam kondisi macam apa, dan bagaimana kebiasaan seseorang membeli produk tertentu dengan merk tertentu. Kesemuanya ini sangat membantu manajer pemasaran di dalam menyusun kebijaksanaan pemasaran perusahaan. Proses pengambilan keputusan pembelian suatu barang atau jasa akan melibatkan berbagai pihak, sesuai dengan peran masingmasing. Peran yang dilakukan tersebut adalah: a) Initiator, adalah individu yang mempunyai inisiatif pembelian barang tertentu; b) Influencer, adalah individu yang berpengaruh terhadap keputusan pembelian.Informasi mengenai kriteria yang diberikan akan dipertimbangkan baik secara sengaja atau tidak; c) Decider, adalah yang memutuskan apakah akan membeli atau tidak, apa yangakan dibeli, bagaimana membelinya; d) Buyer, adalah individu yang melakukan transaksi pembelian sesungguhnya; http://digilib.mercubuana.ac.id/ 16 e) User, yaitu individu yang mempergunakan produk atau jasa yang dibeli. b. Model Perilaku Konsumen Menurut Kotler dan Keller (2009) yang dialih bahasakan oleh Bob Sabran, titik tolak model rangsangan tanggapan keputusan pembelian diperlihatkan dalam gambar berikut : Gambar 2.1 Model Perilaku Konsumen Psikologi Konsumen Rangsangan Rangsangan Pemasaran Lain Produk & Jasa, Harga, Distribusi, Komunikator Ekonomi, Teknologi, Politik, Budaya Motivasi Persepsi Pembelajaran memory Karakteristik Konsumen Budaya Sosial Personal Proses Keputusan Pembelian Keputusan Pembelian Pencarian Masalah, Pilihan Produk, Pilihan Merek, Pilihan Dealer, Jumlah Pembelian, Saat yang tepat melakukan pembelian Pencarian Informasi, Penilaian Alternatif, Keputusan Pembelian, Perilaku Pasca Pembelian Sumber : Kotler dan Keller (2009:226) http://digilib.mercubuana.ac.id/ 17 Dari gambar 2.1 dapat terlihat beberapa rangsangan yang mempengaruhi perilaku konsumen dalam melakukan keputusan pembelian, baik rangsangan dari dalam pemasaran maupun rangsangan lain yang berasal dari luar pemasaran. Rangsangan tersebut meliputi psikologi konsumen dan karakteristik konsumen sehingga konsumen dapat memutuskan suatu tindakan dalam keputusan pembelian. Oleh sebab itu setiap pemasar harus dapat mengetahui dan memahami bagaimana karakteristik dan psikologi setiap calon konsumen dalam proses keputusan pembelian. Segmentasi Pasar Kotler (2008) menyatakan bahwa segmen pasar adalah sebuah kelompok konsumen yang ada dan potensial dengan karakteristik yang sama yang dapat digunakan untuk menjelaskan tanggapan konsumen kepada rangsangan pemasaran. Para pembeli mempunyai kebutuhan dan keinginan yang berbedabeda, karena tiap pembeli berpotensi untuk menjadi sebuah pasar tersendiri. Dengan menggunakan segmentasi yang sempurna atas pasar, akan dapat dibuat produk berdasarkan keinginan konsumen sehingga tujuan untuk memuaskan konsumen dapat dicapai sebab produk yang dihasilkan sesuai dengan kebutuhan segmen dari konsumen yang dituju. Kotler dan Armstrong (2008) mendefinisikan segmentasi pasar sebagai pembagian suatu pasar menjadi kelompok-kelompok pembeli yang berbeda yang mungkin memerlukan produk atau kebijaksanaan-kebijaksanaan tersendiri. Perusahaan dapat mengidentifikasikan cara-cara untuk melakukan segmentasi pasar dan mengembangkan profil dari segmen-segmen yang dihasilkan itu. Hasil dari http://digilib.mercubuana.ac.id/ 18 segmentasi pasar adalah teridentifikasinya segmen pasar. Segmen pasar adalah sebuah kelompok konsumen yang relatif homogen yang akan memberikan tanggapan terhadap bauran pemasaran dengan cara yang sama. Menurut Kasali dalam Kunto dan Pasla (2006) implikasi segmentasi pasar dapat dilakukan untuk gaya hidup karena salah satu pembeda segmentasi pasar adalah psikografis dan gaya hidup ada dalam unsur tersebut. Definisi segmentasi pasar menurut Pratiwi dan Dharmmesta (2008) adalah suatu proses membagi pasar kedalam segmen-segmen dari pelanggan potensial dengan pelanggan- kesamaan karakteristik yang menunjukkan adanya kesamaan perilaku pembelian. Pembagian segmentasi pasar menurut Irawan, Wijaya, dan Sudjoni (2009) adalah: 1. Segmentasi geografi Segmentasi geografi membagi pasar menjadi unit-unit geografi yang berbeda, seperti negara, propinsi, atau wilayah-wilayah tertentu seperti desa dan kota. 2. Segmentasi demografi Segmentasi demografi terdiri dari pembagian kelompok-kelompok dengan variabel-variabel demografi, seperti : tingkat pendapatan, pendidikan, usia anak-anak dalam keluarga. 3. Segmentasi psikografi Dalam segmentasi psikografi, perusahaan membagi pasar menjadi beberapa kelompok yang berbeda berdasarkan kelas sosial, gaya hidup, maupun kepribadian yang dimiliki pembeli. 4. Segmentasi perilaku http://digilib.mercubuana.ac.id/ 19 Dalam segmentasi perilaku, pembeli akan dibagi menjadi kelompok-kelompok berdasarkan pengetahuan, sikap, pemakai atau tanggapan pembeli terhadap suatu produk. Segmentasi Pasar dalam Business to Business Soh dan Markus (2002) menyatakan bahwa peran segmentasi juga berlaku untuk perusahaan yang bergerak pada bidang business to business. Penerapan segmentasi yang diikuti oleh upaya targeting dan positioning pada perusahaan dalam business to business sama dengan perusahaan umum lainnya, akan tetapi ada perbedaan yang juga perlu diperhatikan agar upaya segmentasi mampu membantu perusahaan mencapai tujuan yang diharapkan. Karakteristik utama bahwa konsumen dari perusahaan dalam business to business adalah konsumen yang bukan membeli produk untuk kebutuhan konsumsi tetapi digunakan untuk menghasilkan keuntungan bisnis bagi perusahaan tersebut. Laiderman business (2005) menyatakan bahwa to business kekuatan segmentasi dalam adalah kemampuan menciptakan kepuasan konsumen. Keterbatasan sumber daya yang dimiliki perusahaan dalam business to business dapat diatasi dengan upaya untuk melakukan segmentasi pasar dari pada perusahaan dalam business to business itu sendiri. Segmentasi pasar menghasilkan kemampuan bagi perusahaan dalam business to business untuk menggolongkan karakteristik yang sama dari konsumen yang dimiliki dalam kelompok-kelompok. Dari hasil segmentasi yang dilakukan perusahaan dalam business to business dapat memiliki keuntungan untuk melakukan analisis yaitu http://digilib.mercubuana.ac.id/ 20 tentang kecocokan pasar mana yang paling menguntungkan untuk dipilih serta paling mampu dikerjakan oleh perusahaan dalam business to business untuk dikembangkan sesuai dengan sumber daya yang dimiliki. Kelompok yang dipilihakan menjadi target kegiatan operasi perusahaan dalam business to business yang pada akhirnya memampukan perusahaan dalam business to business untuk memposisikan diri dipasar sebagai upaya untuk memperkuat jati diri dipasar dan yang lebih utama lagi adalah untuk memperkuat kedudukan yang dimiliki dimasa mendatang guna menghadapi tingkat persaingan usaha yang makin ketat. Berdasarkan kondisi yang ada segmentasi pasar dalam perusahaan dalam business to business mendatangkan kekuatan untuk lebih memberikan nilai lebih kepada konsumen yang ada dipasar, sehingga dipilih dalam keputusan pembelian yang dilakukan akibat kemampuan untuk lebih berfokus. Kotler dan Armstrong (2008) mendefinisikan bahwa segmentasi pasar merupakan upaya untuk membagi pasar menjadi beberapa kelompok pembeli yang berbeda. Kondisi yang ada mendatangkan kelemahan bagi perusahaan business to business yang menghadapi karakteristik konsumen yang sedikit dalam operasional. Jumlah yang sedikit, membuat segmentasi pasar memiliki kelemahan yaitu mempersempit lingkup operasional perusahaan dalam business to business yang tidak luas. Hal ini justru merugikan bagi perusahaan business to business dengan membatasi kemampuan untuk mendapatkan pangsa pasar yang lebih luas. Peran Segmentasi untuk Keunggulan Bersaing bagi Business to Business Segmentasi memiliki peran untuk menciptakan keunggulan bersaing, termasuk bagi perusahaan yang menjalankan kegiatan bisnis business to http://digilib.mercubuana.ac.id/ 21 business. Caescu dan Dumitru (2011) pada penelitiannya di Rumania menyatakan bahwa pada saat terjadi krisis moneter, perusahaan yang menjalankan kegiatan bisnis business to business dapat tetap bertahan pada persaingan sebagai akibat mampu mengembangkan upaya segmentasi dengan baik. Caescu dan Dumitru (2011) menyatakan pada saat terjadi krisis moneter, terjadi perubahan terhadap perilaku konsumen, yang membuat perusahaan yang bergerak pada bidang business to business harus berupaya untuk mampu melakukan penyesuaian agar bertahan pada persaingan bisnis yang dimiliki. Perusahaan yang bergerak pada bidang business to business tampanya meskipun memiliki konsumen yang menjual kembali atau mengolah produk yang dibeli menjadi tetap harus memperhatikan konsumen tingkat akhir. Permasalahan yang dimiliki perusahaan yang bergerak pada bidang business to business menjadi sangat kompleks, sedangkan pada sisi yang lain ada permasalahan keterbatasan sumber dana operasional yang dialami akibat krisis moneter. Caescu dan Dumitru (2011) menyatakan bahwa saat ada permasalahan yang kompleks dan keterbatasan sumber dana membuat segmentasi memiliki peran penting bagi perusahaan yang bergerak pada bidang business to business. Segmentasi mendatangkan upaya untuk mengklasifikasikan konsumen menjadi berbagai kelompok dan kemudian membuat perusahaan yang bergerak pada bidang business to business mampu memilih kelompok yang paling menguntungkan untuk menjadi lingkup bisnis sesuai dengan kondisi keterbatasan dana yang dimiliki. Kondisi yang ada membuat perusahaan yang bergerak pada bidang business to business lebih tepat dalam penggunaan dana yang dimiliki serta mendatangkan http://digilib.mercubuana.ac.id/ 22 keuntungan untuk lebih mampu memiliki kinerja yang lebih baik dan pada akhirnya bertahan bahkan unggul atas persaingan yang dihadapi. Caescu dan Dumitru (2011) menyatakan bahwa dengan pemilihan kelompok konsumen yang tepat untuk dilayani mendatangkan ketepatan dalam rangka penyusunan anggaran keuangan perusahaan yang bergerak pada bidang business to business. Hal ini juga mendatangkan ketepatan pemilihan strategi pemasaran bagi perusahaan yang bergerak pada bidang business to business dalam upaya mencapai pangsa pasar sesuai dengan target yang dimiliki melalui modal yang terbatas. Anggaran pemasaran akan lebih mudah disusun dan dicapai akibat adanya pembatasan lingkup konsumen sebagai pangsa pasar yang dituju untuk menjadi bekal mencapai keunggulan bersaing. Caescu dan Dumitru (2011) juga menegaskan pada penelitian yang dilakukan, bahwa upaya segmentasi yang dilakukan oleh perusahaan yang bergerak pada bidang business to business menyebabkan ada kemampuan untuk berfokus pada sekelompok konsumen tertentu pada saat krisis moneter. Kondisi yang ada menyebabkan upaya mempertahankan konsumen dengan memberikan kepuasan tetap dimiliki, sehingga pada akhirnya kinerja yang dicapai tetap baik dan hal tersebut menjadi bekal penting bagi perusahaan yang bergerak pada bidang business to business untuk bertahan bahkan memiliki keunggulan bersaing meskipun berada pada kondisi krisis moneter. Calhon, etal (2011) juga memberikan pernyataan bahwa segmentasi yang dilakukan oleh perusahaan yang bergerak pada bidang business to business mampu mendatangkan keunggulan bersaing. Perusahaan yang bergerak pada bidang business to business dengan karakteristik yang dimiliki menjual produk untuk http://digilib.mercubuana.ac.id/ 23 konsumen yang menjual atau mengelola kembali produk tersebut untuk kemudian dijual lagi, bukan berarti tidak harus memperhatikan konsumen akhir atas produk yang dijual. Kondisi yang dimiliki oleh perusahaan yang bergerak pada bidang business to business mendatangkan adanya lingkup permasalahan yang komplerks dan membuat perusahaan yang bergerak pada bidang business to business harus mampu melakukan penyesuaian. Pada persaingan yang ketat, membuat konsumen adalah tujuan utama tiap usaha termasuk perusahaan yang bergerak pada bidang business to business, sehingga dibutuhkan upaya untuk memuaskan konsumen. Upaya tersebut bukan hal mudah karena membutuhkan sumber daya yang besar dan memberatkan perusahaan yang bergerak pada bidang business to business. Berdasarkan kondisi yang ada, maka penting bagi perusahaan yang bergerak pada bidang business to business untuk mengembangkan segmentasi. Calhon, etal (2011) menyatakan bahwa segmentasi memiliki peran utama bagi perusahaan yang bergerak pada bidang business to business dalam hal memilih pangsa pasar yang paling menguntungkan. Hal ini dapat diperoleh melalui analisis ketepatan antara karaktertistik dari masing-masing kelompok pasar yang didapatkan dari upaya segmentasi dengan kondisi yang dimiliki oleh perusahaan yang bergerak pada bidang business to business. Pada perkembangan lebihl anjut, ketepatan penyesuaian yang dilakukan perusahaan yang bergerak pada bidang business to business dapat mendatangkan manfaat dalam rangka pemilihan saluran distribusi yang baik, kemampuan untuk memilih pemasok yang sesuai dengan kebutuhan, dan yang lebih penting ada kemampuan untuk berkonsentrasi pada http://digilib.mercubuana.ac.id/ 24 kelompok pasar yang dituju untuk membentuk kekuatan bersaing yang tidak mampu dicapai oleh pesaing. Calhon, etal (2011) menyatakan bahwa hal penting untuk diingat bagi perusahaan yang bergerak pada bidang business to business dalam pengembangan segmentasi sehingga mendatangkan keunggulan bersaing adalah upaya untuk memahami pasar. Hal tersebut mendatangkan ketepatan dalam rangka pengembangan segmentasi, sehingga ada ketepatan pemilihan target untuk menjadi konsentrasi dalam upaya mencapai keunggulan bersaing. Bila segmentasi yang dilakukan tidak tepat, akan menyebabkan kesalahan dalam pemilihan target, sehingga perusahaan yang bergerak pada bidang business to business tidak mampu mencapai keunggulan bersaing, namun akan mengalami kegagalan dalam bersaing. c. Pengambilan Keputusan Pembelian Dalam pemilihan suatu produk atau jasa terdapat proses keputusanpembelian yang terdiri dari beberapa tahap keputusan, dari awal proses hingga proses terakhir pembelian. Adapun definisi keputusan pembelian menurut para ahli sebagai berikut : Menurut Fandy Tjiptono (2008) “ Keputusan pembelian konsumen merupakan tindakan individu yang secara langsung atau tidak langsung terlibat dalam usaha memperoleh dan menggunakan suatu produk atau jasa yang dibutuhkan” Menurut Kotler dan Keller (2009) “ Keputusan pembelian pelanggan secara penuh merupakan suatu proses yang berasal dari semua pengalaman mereka dalam pembelajaran, memilih, menggunakan, dan bahkan menyingkirkan suatu produk”. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 25 Dari beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa keputusan pembelian merupakan perilaku konsumen dalam memutuskan suatu tindakan dengan melalui proses beberapa tahap didalamnya. Setelah melakukan tindakan keputusan pembelian barulah setiap konsumen dapat mengevaluasi produk atau jasa yang sudah dibeli tersebut, hal ini akan menentukan perilaku selanjutnya. d. Faktor yang Mempengaruhi Keputusan Pembelian Konsumen Seorang pemasar yang baik, harus mampu memahami calon konsumendalam segala hal yang mempengaruhi kedalam proses keputusan pembelian. Karena dalam dalam memahami perilaku konsumen dalam membuat keputusan pembelian terdapat beberapa faktor penting yang saling mempengaruhi keputusan pembelian. Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi keputusan pembelian, seperti faktor-faktor pembelian menurut Kotler dan Keller (2009) antara lain sebagai berikut : 1. Faktor Budaya a. Budaya merupakan penentu keinginan dan perilaku yang paling mendasar. b. Sub-Budaya, terdiri dari kebangsaan, agama, kelompok ras dan daerah geografis. Banyak sub-budaya yang membentuk segmen pasar penting, dan pemasar sering merancang produk dan program pemasar yang disesuaikan dengan kebutuhan mereka. c. Kelas Sosial, merupakan pembagian masyarakat yang relatif homogen dan permanen, dan tersusun secara hierarkis dan anggotanya menganut nilai-nilai minat, dan perilaku yang sama. 2. Faktor Sosial http://digilib.mercubuana.ac.id/ 26 a. Kelompok Referensi, seseorang terdiri dari semua kelompok yang memiliki pengaruh langsung (tatap muka) atau tidak langsung terhadap sikap atau perilaku seseorang. b. Keluarga, merupakan organisasi pembelian konsumen yang paling penting dalam masyarakat, dan telah menjadi objek penelitianyangluas. c. Peran dan Status, peran meliputi kegiatan yang diharapkan akan dilakukan oleh seseorang. Masing-masing peran menghasilkan status, orang-orang memilih produk yang dapat mengkomunikasikan peran dan status mereka di masyarakat. 3. Faktor Pribadi a. Usia dan Tahap Siklus Hidup, orang membeli barang dan jasa yang berbeda sepanjang hidupnya. Selera orang terhadap makanan, minuman, pakaian, parabot, dan rekreasi berhubungan dengan usia. b. Pekerjaan dan Keadaan Ekonomi, pekerjaan seseorang juga mempengaruhi pola konsumsinya. Pemasar berusaha mengidentifikasi kelompok profesi yang memiliki minat dia atas rata-rata atas produk dan jasa mereka. c. Kepribadian dan Konsep Diri, kepribadian merupakan karakteristik psikologis seseorang yang berbeda dengan orang lain yang menyebabkan tanggapan yang relatif konsisten dan bertahan lama terhadap lingkungannya. d. Gaya Hidup dan Nilai, gaya hidup adalah pola hidup seseorang di dunia yang diekspresikan dalam aktivitas, minat, dan opininya. 4. Faktor Psikologis a. Motivasi, seseorang memiliki banyak kebutuhan pada waktu tertentu. Kebutuhan akan menjadi motif jika didorong hinggamencapai level intensitas yang memadai. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 27 Motif adalah kebutuhan cukup mampu mendorong seseorang bertindak. b. Persepsi, adalah proses yang digunakan oleh individu untuk memilih, mengorganisasi dan menginterprestasi masukan informasi guna menciptakan gambaran dunia yang memiliki arti. c. Pembelajaran, meliputi perubahan perilaku seseorang yang timbul dari sebuah pengalaman. d. Memori, semua informasi dan pengalaman yang dihadapi orang ketika mereka menjalani kehidupan dapat berakhir dalam memori jangka panjang. e. Proses Pembelian Untuk meraih keberhasilan, pemasar harus melewati bermacam-macam pengaruh yang mempengaruhi pembeli dan mengembangkan pemahaman mengenai bagaimana konsumen melakukan keputusan pembelian. Secara khusus, pemasar harus mengidentifikasi siapa yang membuat keputusan pembelian, jenis-jenis keputusan pembelian, dan langkah-langkah dalam proses pembelian. 1. Peran Pembelian Menurut Kotler (2009), terdapat lima peran yang dimainkan orang dalam keputusan pembelian: a. Pencetus, adalah seseorang yang pertama kali mengusulkan gagasan untuk membeli produk atau jasa. b. Pemberi pengaruh, adalah seseorang dengan pandangan atau saran yang mempengaruhi keputusan. c. Pengambil keputusan, adalah seseorang yang memutuskan setiap komponen http://digilib.mercubuana.ac.id/ 28 dari suatu keputusan pembeli-apakah membeli, tdak membeli, bagaimana membeli, dan dimana akan membeli. d. Pembeli, adalah orang yang melakukan pembelian yang sesungguhnya. e. Pemakai, adalah seseorang yang mengkonsumsi atau menggunakan produk atau jasa yang bersangkutan 2. Perilaku Pembelian Pengambilan keputusan konsumen berbeda-beda, bergantung pada jenis keputusan pembelian. Assael membedakan empat jenis perilaku pembelian konsumen berdasarkan tingkat keterlibatan pembeli dan tingkat diferensiasi merk (Kotler, 2009): a. Perilaku Pembelian yang Rumit Konsumen terlibat dalam perilaku pembelian yang rumit saat mereka sangat terlibat dalam sebuah pembelian dan menyadari adanya perbedaan signifikan diantara berbagai merk. Hal ini biasanya merupakan kasus saat produk yang bersangkutan mahal, jarang dibeli, beresiko, dan sangat mengekspresikan pribadi. Biasanya konsumen tidak banyak tahu tentang kategori produk tersebut dan harus belajar banyak. Perilaku pembelian yang rumit terdiri dari tiga proses langkah. Pertama, pembeli mengembangkan keyakinan tentang produk tersebut. Kedua, dia mampu membangun pendirian tentang produk tersebut.Ketiga, dia membuat pilihan pembelian yang cermat. b. Perilaku Pembelian Pengurang Disonansi Setelah pembelian, konsumen mungkin mengalami disonansi / ketidaksesuaian yang muncul dari pengamatan terhadap hal-hal yang mengganggu dari produk yang telah dibeli atau kabar tentang hal-hal yang http://digilib.mercubuana.ac.id/ 29 menyenangkan mengenai produk lain. Konsumen akan waspada terhadap informasi yang membenarkan keputusannya. Jadi, komunikasi pemasaran harus ditujukan pada penyediaan keyakinan dan evaluasi yang membantu konsumen merasa puas dengan pilihan merknya. c. Perilaku Pembelian Karena Kebiasaan Perilaku konsumen dalam kasus produk dengan keterlibatan rendah tidak melalui urutan umum keyakinan/pendirian/perilaku. Konsumen tidak mencari informasi tentang merk secara ekstensif, mengevaluasi karakteristik mereka, dan mengambil keputusan yang penuh pertimbangan tentang merk apa yang akan dibeli. d. Perilaku Pembelian yang Mencari Variasi Konsumen sering melakukan perpindahan merk pada situasi pembelian yang ditandai oleh keterlibatan konsumen yang rendah namun perbedaan merk yang signifikan.Perpindahan merk terjadi karena variasi daripada ketidakpuasan. f. Tahap-Tahap Proses Keputusan Pembelian Keputusan pembelian merupakan aktivitas yang terdiri beberapa tahapdalam menentukan tindakan pembelian suatu barang atau jasa. Menurut Kotlerdan Keller (2009)terdapat beberapa tahap dalam proses keputusanpembelian konsumen, yaitu sebagai berikut : http://digilib.mercubuana.ac.id/ 30 Gambar 2.2 Tahap Dalam Proses Keputusan Pembelian Pengenalan Pencarian Evaluasi Keputusan Perilaku Masalah Informasi Alternatif Pembelian Pasca Pembelian Sumber : Kotler dan Keller (2009) 1. Pengenalan Masalah Proses ini dimulai ketika pembeli menganali masalah atau kebutuhan. Kebutuhan tersebut dapat dicetuskan oleh rangsangan internal atau ekternal. Para pemasar perlu mengidentifikasikan keadaan yang memicu kebutuhan tertentu, dengan mengumpulkan informasi dari sejumlah konsumen. 2. Pencarian Informasi Konsumen yang terangsang kebutuhannya akan terdorong untuk mencari informasi yang lebih banyak. Kita dapat membaginya ke dalam dua level rangsangan.Situasi pencarian informasi yang lebih ringan dinamakan penguatan perhatian. Pada level ini, orang hanya sekedar lebih peka terhadap informasi produk. Pada level selanjutnya, orang itu mungkin akan mulai aktif mencari informasi (mencari bahan bacaan, menelepon teman, dan mengunjungi toko untuk mempelajari produk tertentu). Yang menjadi perhatian utama pemasar adalah sumber-sumber informasi utama yang menjadi acuan konsumen dan pengaruh relatif tiap sumber tersebut terhadap keputusan pembelian selanjutnya. Sumber informasi konsumen digolongkan ke dalam http://digilib.mercubuana.ac.id/ 31 empat kelompok yaitu : a. Sumber pribadi : Keluarga, teman, tetangga, kenalan. b. Sumber komersial : Iklan, wiraniaga, penyalur, kemasan, pajangan toko. c. Sumber publik : Media massa, organisasi penentu peringkat konsumen. d. Sumber pengalaman : Penanganan, pengkajian, dan pemakaian produk. 3. Evaluasi Alternatif Terdapat beberapa proses evaluasi keputusan, dan model-model terbaru yang memandang proses evaluasi konsumen sebagai proses yang berorientasi kognitif. Model tersebut menganggap konsumen membentuk penilaian atas produk dengan sangat sadar dan rasional. Beberapa konsep dasar akan membantu kita memahami proses evaluasi konsumen. Pertama, konsumen berusaha memenuhi kebutuhan. Kedua, konsumen mencari manfaat tertentu dari solusi produk. Ketiga, konsumen memandang masing-masing produk sebagai sekumpulan atribut dengan kemampuan yang berbeda-beda dalam memberikan manfaat yang digunakan untuk memuaskan kebutuhan itu. 4. Keputusan Pembelian Dalam tahap evaluasi, para konsumen membentuk preferensi atas merek-merek yang ada di dalam kumpulan pilihan. Konsumen juga dapat membentuk niat untuk membeli merek yang paling disukai. Dalam pembelian produk sehari-hari keputusannya lebih kecil dan kebebasannya juga lebih kecil. Dalam beberapa kasus, konsumen dapat mengambil keputusan untuk tidak secara formal mengevaluasi setiap merek. Dalam kasus lain, faktorfaktor yang mengintervensi bisa memengaruhi keputusan final. 5. Perilaku Pasca Pembelian Setelah pembelian, konsumen mungkin mengalami ketidaksesuaian karena memerhatikan http://digilib.mercubuana.ac.id/ 32 fitur-fitur tertentu yang mengganggu atau mendengar hal-hal yang menyenangkan tentang merek lain, dan akan selalu siagaterhadap informasi yang mendukung keputusannya. Tugas pemasar tidak berakhir begitu saja ketika produk dibeli. Para pemasar harus memantau kepuasan pasca pembelian, tindakan pasca pembelian, dan pemakaian produk pasca pembelian. a. Kepuasan Pasca Pembelian Kepuasan pembelian adalah fungsi dari seberapa sesuainya harapan pembeli produk dengan kinerja yang dipikirkan pembeli atas produk tersebut. Jika kinerja produk lebih rendah dari harapan, pembeli akan kecewa, jika ternyata sesuai dengan harapan, pembelipun akan puas, jika melebihi harapan,pembeli akan sangat puas. Perasaan-perasaan itu akan membedakan apakah pembeli akan membeli kembali produk tersebut dan membicarakan hal-hal yang menguntungkan atau tidak menguntungkan tentang produk tersebut dengan orang lain. b. Tindakan Pasca Pembelian Kepuasan dan ketidakpuasan terhadap produk akan mempengaruhi perilaku konsumen selanjutnya. Jika konsumen puas, ia akan menunjukan kemungkinan lebih tinggi untuk membeli kembali produk tersebut. Para pelanggan yang tidak puas, mungkin membuang atau mengembalikan produk tersebut.Mereka mungkin mengambil tindakan publik seperti, mengajukan keluhan ke perusahaan tersebut. Komunikasi pasca pembelian, dengan pembelian ternyata menghasilkan berkurangnya pengembalian produk dan pembatalan lainnya. c. Pemakaian dan Pembuangan Pasca Pembelian Para pemasar juga harus memantau cara pembeli memakai dan membuang produk http://digilib.mercubuana.ac.id/ 33 tertentu. Dalam kasus ini, konsumen harus diyakinkan tentang keuntungan penggunaan secara lebih teratur dan rintangan potensial terhadap penggunaan yang ditingkatkan harus diatasi. Jika para konsumen membuang produk tertentu, pemasar harus mengetahui cara mereka membuangnya, terutama jika produk tersebut dapat merusak lingkungan. 3. Harga Secara tradisional, harga merupakan salah satu komponen utama dalam keputusan pembelian suatu produk. Dalam penelitian ini harga didefinisikan sebagai kemampuan seseorang dalam menilai suatu barang dengan satuan alat ukur rupiah untuk dapat membeli produk yang ditawarkan. Menurut Swastha (2010) harga adalah jumlah uang ( ditambah beberapa produk jika mungkin ) yang dibutuhkan untuk mendapatkan sejumlah kombinasi dari produk dan pelayanan. Sedangkan menurut Kotler dan Amstrong (2010) harga merupakan sejumlah uang yang harus dibayarkan oleh konsumen untuk mendapatkan sebuah produk atau jasa yang dibutuhkan atau diinginkan konsumen. Penerapan harga harus diarahkan demi tercapainya tujuan perusahaan. Stanton ( 2006 ) membagi sasaran penetapan harga menjadi tiga, yaitu : 1. Berorientasi Laba, yang bertujuan untuk : Mencapai target laba penjualan perusahaan Memaksimalkan laba 2. Berorientasi Penjualan, yang bertujuan untuk : Meningkatkan penjualan http://digilib.mercubuana.ac.id/ 34 Mempertahankan atau meningkatkan pangsa pasar 3. Berorientasi Statusquo, yang bertujuan untuk : Menstabilkan harga Menangkal persaingan Setelah perusahaan menetapkan sasaran penetapan harganya, perusahaan harus segera menentukan harga produknya. Menurut Basu Swastha ( 2008 ) prosedur penentuan harga dapat meliputi 6 tahap, yaitu : Mengestimasi permintaan untuk produk yang akan ditentukan harganya Mengetahui dulu reaksi yang ada dalam persaingan Menentukan market share yang dapat diharapkan Memilih strategi harga untuk mencapai target pasar Mempertimbangkan politik pemasaran perusahaan Memilih tingkat harga tertentu Menurut Basu Swastha ( 2008 ), tingkat harga dipengaruhi oleh beberapa factor, diantaranya adalah : 1. Keadaan Perokonomian Keadaan perokonomian sangat mempengaruhi tingkat harga yang berlaku 2. Permintaan dan Penawaran Permintaan adalah sejumlah barang yang dibeli oleh pembeli pada tingkat harga tertentu. Pada umumnya, tingkat harga yang lebih rendah akan mengakibatkan jumlah yang diminta lebih besar. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 35 Penawaran adalah jumlah yang ditawarkan oleh penjual pada satu tingkat harga tertentu. Pada umumnya, harga yang lebih tinggi mendorong jumlah yang ditawarkan lebih besar. 3. Elastisitas Permintaan Faktor sifat permintaan juga dapat mempengaruhi penentuan harga, baik itu bersifat inelastis, elastis maupun unitary elastis. 4. Persaingan Harga jual beberapa macam barang sering kali dipengaruhi oleh kondisi persaingan yang ada, baik itu persaingan sempurna, oligopoly maupun monopoli. 5. Biaya Biaya merupakan dasar dalam penentuan harga, sebab suatu tingkat harga yang tidak dapat menutup biaya akan mengakibatkan kerugian. 6. Tujuan Perusahaan Penentuan harga juga terkait dengan tujuan yang ingin dicapai oleh perusahaan. Beberapa tujuan yang mungkin ingin dicapai antara lain memaksimalkan laba, penguasaan pasar maupun target penjualan. 7. Pengawasan pemerintah Pengawasan pemerintah dalam bentuk regulasi harga maksimal dan minimal tentu akan berpengaruh pada penetapan harga suatu produk. Banyaknya faktor yang dapat mempengaruhi harga menuntut perusahaan untuk selalu responsive dan mengambil kebijakan strategi yang tepat. Kotler dan Keller ( 2009 ) menyebutkan bahwa terdapat beberapa strategi penyesuaian harga, diantaranya adalah : http://digilib.mercubuana.ac.id/ 36 1. Penetapan Harga Geografis. Dalam penetapan harga secara geografis, perusahaan memutuskan bagaimana memberi harga kepada produknya untuk konsumen yang berbeda di lokasi dan Negara yang berbeda. 2. Diskon Harga dan Insentif. Sebagian besar perusahaan akan menyesuaikan harga mereka dan memberikan diskon atau insentif untuk pembayaran dini, pembelian volume dan pembelian diluar musim. Perusahaan harsu melakukannya dengan cermat atau akan mendapati laba mereka lebih rendah dari yang direncanakan. Selain itu, perusahaan harus berhati-hati untuk menerapkan diskon, karena diskon dapat menurunkan persepsi nilai sebuah penawaran. 3. Penerapan Harga Promosi. Perusahaan dapat menggunakan beberapa strategi untuk merangsang pembelian dini, atara lain: Penetapan harga pemimpin kerugian, yaitu menurunkan harga merek terkenal untuk merangsang aktifitas yang lebih tinggi disuatu lokasi pembelanjaan agar dapat mengkompensasi marjin yang lebih rendah atas produk yang dijual rugi. Penetapan harga eceran khusus, yaitu menentukan harga khusus pada musim tertentu untuk menarik lebih banyak pelanggan. Rabat tunai, yaitu menawarkan rabat tunai bagi pelanggan untuk menarik lebih banyak pelanggan pada musim tertentu. Pembiayaan berbunga rendah, yaitu penawaran pembiayaan yang lebih fleksibel dan berbunga rendah untuk menarik pelanggan. Jangka waktu pembayaran lebih panjang, yaitu menawarkan pembiayaan dengan periode waktu yang panjang agar mengurangi pembayaran bulanan http://digilib.mercubuana.ac.id/ 37 Jaminan dan kontrak jasa, yaitu mempromosikan penjualan dengan jaminan gratis atau berbiaya murah. Diskon psikologis, yaitu menetapkan harga yang cukup tinggi untuk kemudian menawarkan produk dengan penghematan yang besar. Penetapan harga terdiferensiasi Perusahaan sering menyesuaikan harga dasar mereka untuk mengakomodasi perbedaan pelanggan, produk, serta lokasi. Diferensiasi harga terjadi ketika perusahaan menjual produk dengan dua harga atau lebih yang tidak mencerminkan perbedaan proporsional dalam biaya. a) Dimensi Harga 1. Kesesuaian Harga 2. Manfaat Produksi b) Indikator Harga 1. Harga Terjangkau 2. Harga Bersaing 3. Sesuai dengan Kualitas 4. Sesuai dengan Manfaat 4. Saluran Distribusi Menurut Kotler dan Amstrong (2008) bahwa industry termasuk aktifitas perusahaan untuk membuat produk tersedia bagi konsumen sasaran. Saluran distribusi adalah sekelompok pedagang dan agen perusahaan yang mengkombinasikan antara pemindahan fisik dan nama dari suatu produk untuk menciptakan kegunaan bagi pasar tertentu. Dari definisi diatas, penulis menyimpulkan bahwa distribusi adalah kegiatankegiatan pengirirman barang yang dilakukan oleh suatu organisasi dengan tujuan agar http://digilib.mercubuana.ac.id/ 38 produk yang dihasilkannya dapat diterima oleh konsumen baik melalui perantara ataupuun tidak. Dari definisi diatas dapat diketahui adanya unsure penting yang ada dalam saluran distribusi, yaitu : 1. Saluran distribusi merupakan sekelompok lembaga yang ada diantaranya lembaga yang mengadakan kerja sama untuk mencapai tujuan. 2. Saluran distribusi merupakan arus yang ditempuh dalam menggerakan hak milik atas suatu barang. 3. Saluran distribusi terdiri dari produsen, perantara dan konsumen menjadi anggotanya. 4. Kegiatan masing-masing saluran tersebut adalah membantu kelancaran dalam menggerakan hak atas suatu barang. Menurut Kotler (2007), untuk menentukan jumlah perantara ada 3 strategi, yaitu: 1. Distribusi intensif, yaitu perusahaan menggunakan jumlah penyalur (terutama pengecer) sebanyak mungkin untuk mencapai konsumen. Barang-barang yang disalurkan melalui distribusi intensif ini adalah : a. Barang konsumsi jenis convenience. b. Barang industri jenis perlengkapan operasi barang-barang standar yang lain seperti obeng, minyak pelumas. Keuntungan dari strategi ini adalah produk perusahaan tersedia luas di pasar. 2. Distribusi selektif, yaitu produsen menggunakan sejumlah pedagang besar dan pengecer yang terbatas dalam daerah geografis tertentu. Saluran ini dipakai untuk memasarkan barang baru, barang shopping dan barang special. Keuntungan dari strategi ini adalah mampu mendapatkan cakupan pasar yang cukup luas tingkat http://digilib.mercubuana.ac.id/ 39 pengendalian yang besar tanpa biaya yang tinggi. Disamping itu strategi ini juga memberikan laba yang cukup besar bagi produsen dan perantara itu sendiri. Adapun kerugian dari strategi ini adalah apabila gagal memperoleh cakupan pasar bagi produk, maka resikonya tinggi. 3. Distribusi eksklusif, yaitu produsen hanya menggunakan satu pedagang besar atau satu pengecer didaerah pasar tertentu. Pada umumnya saluran ini dipakai untuk memasarkan barang-barang special. Keuntungan distribusi eksklusif meliputi : a. Loyalitas perantara yang tinggi sehingga perusahaan dapat memperoleh dukungan penjualan yang benar dan data-data yang diperlukan untuk forecasting dan riset pasar. b. Meningkatkan citra produk sedangkan kerugian distribusi eksklusif adalah volume penjualan rendah. Pemilihan saluran distribusi yang tepat memudahkan perusahaan dalam menentukan jumlah perantara yang digunakan untuk mendistribusikan barang dari produsen ke konsumen. 5. Kualitas Pelayanan a. Definisi Kualitas Menurut Tjiptono (2006), Kualitas adalah tingkat keunggulan yang diharapkan dan pengendalian atas tingkat keunggulan tersebut untuk memenuhi keinginan pelanggan. Sedangkan Menurut Kotler (2005), Kualitas adalah keseluruhan ciri serta sifat suatu produk atau pelayanan yang berpengaruh pada kemampuan nya untuk memuaskan kebutuhan yang dinyatakan atau tersirat. Menurut Garvin dalam (Tjiptono,2008) mendefenisikan kualitas ke dalam lima perspektif yaitu : http://digilib.mercubuana.ac.id/ 40 1. Transcendental approach Kualitas dipandang sebagai innate excellence, yaitu sesuatu yang secara bawaan tidak mungkin dikomunikasikan, contohnya kecantikan atau cinta. Perspektif ini mengatakan bahwa orang hanya bisa belajar memahami kualitas melalui pengalaman yang didapatkan dari eksposur berulang kali (repeated exposure). 2. Product-based approach Perspektif ini mengasumsikan bahwa kualitas adalah karakteristik, komponen atau atribut obyektif yang dapat dikuantitatifkan dan dapat diukur. Perbedaan dalam hal kualitas yang mencerminkan perbedaan dalam jumlah beberapa unsur atau atribut yang dimiliki produk. 3. User-based approach Perspektif ini didasari oleh pemikiran bahwa kualitas bergantung pada orang yang menilainya (eyes of the beholder), sehingga produk yang paling memuaskan preferensi seseorang (maximum satisfaction) merupakan produk yang berkualitas tinggi. 4. Manufacturing-based approach Perspektif ini bersifat supply-based dan lebih berfokus pada praktikpraktik perekayasaan dan pemanufakturan serta mendefenisikan kualitas sebagai kesesuaian atau kecocokan dengan persyaratan (conformance to requirements). Dalam konteks bisnis jasa, kualitas berdasarkan perspektif ini cenderung bersifat opertions-driven. 5. Value-based approach http://digilib.mercubuana.ac.id/ 41 Kualitas dipandang dari aspek nilai (value) dan harga (price). Dengan mempertimbangkan rade-off antara kinerja dan harga, kualitas didefenisikan sebagai affordable excellence, yakni tingkat kinerja terbaik atau yang sepandan dengan harga yang dibayarkan. Dari beberapa definisi diatas maka dapat disimpulkan bahwa kualitas adalah suatu keseluruhan ciri atau sifat produk yang mempunyai nilai dan kinerja dalam memenuhi harapan pelanggan. Kualitas tidak hanya menekankan pada aspek hasil akhir, yaitu produk dan jasa tapi juga menyangkut kualitas manusia, kualitas proses dan kualitas lingkungan. b. Definisi Pelayanan Menurut Hasibuan (2007), Pelayanan adalah kegiatan pemberian jasa dari satu pihak ke pihak lainnya. Pelayanan yang baik adalah pelayanan yang dilakukan secara ramah tamah,adil, cepat, tepat dan dengan etika yang baik sehingga memenuhi kebutuhan dan kepuasan bagi yang menerimanya. Sedangkan Tjiptono (2006) mendefenisikan pelayanan sebagai tindakan atau perbuatan seseorang atau organisasi untuk memberikan kepuasan kepada pelanggan. Pelayanan adalah suatu produk yang ditawarkan dan disampaikan kepada pelanggan yang membutuhkan secara luas mencakup baik yang kelihatan (tangibles) maupun yang tidak kelihatan (intangibles). Sedangkan Kotler, Amstrong, Ang,dkk (2005) mendefinisikan pelayanan adalah aktifitas atau untuk hal yang menguntungkan tetapi merupakan salah satu bagian penting yang ditawarkan dimana sifatnya tidak terlihat dan hasilnya tidak bersifat kepemilikan siapa pun. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 42 Pelayanan adalah sarana untuk mencapai kepuasan dan ikatan. Gerson (2002). Sedangkan Rangkuti (2006) mendefinisikan layanan atau service sebagai nilai yang berkaitan dengan pemberian jasa pelayanan kepada konsumen. Dari definisi diatas dapat diartikan pelayanan merupakan suatu kegiatan organisasi atau individu yang memiliki karakteristik jasa yang tidak dapat dirasakan secara fisik tetapi berupaya untuk memenuhi kepuasan dan permintaan pelanggan. c. Definisi Kualitas Pelayanan Menurut Lupioyadi (2008) mendefenisikan kualitas pelayanan sebagai faktor yang menentukan tingkat keberhasilan dan kualitas perusahaan dimana kemampuan perusahaan dalam memberikan pelayanan yang berkualitas kepada konsumen dan sebagai strategi untuk mempertahankan diri dan mencapai kesuksesan dalam menghadapi persaingan. Sedangkan Nasution (2004) mendefinisikan kualitas pelayanan sebagai tingkat keunggulan yang diharapkan dan pengendalian atas tingkat keunggulan tersebut untuk memenuhi keinginan pelanggan. Berdasarkan definisi diatas, maka disimpulkan Kualitas pelayanan adalah tingkat keunggulan produk yang berpengaruh dari persepsi kinerja sesuai dengan yang diharapkan pelanggan. Pelanggan akan bertahan pada produk/jasa suatu perusahaan jika kualitas pelayanan yang diberikan sesuai dengan ekspektasi mereka. d. Kesenjangan dalam pelayanan Sebelum konsumen membeli suatu jasa, mereka memiliki harapan mengenai kualitas pelayanan yang didasarkan pada kebutuhan-kebutuhan pribadi, pengalaman sebelumnya, rekomendasi dari mulut ke mulut dan iklan.( Lovelock & Wright, 2005). http://digilib.mercubuana.ac.id/ 43 Setelah membeli dan menggunakan jasa tersebut, konsumen membandingkan kualitas yang diharapkan dengan apa yang benar-benar mereka terima. Kinerja yang mengejutkan dan melebihi apa yang mereka inginkan, akan dipandang memiliki kualitas yang lebih tinggi. Namun apabila kualitas berada dibawah tingkat yang diharapkan konsumen, perbedaan atau kesenjangan kualitas akan muncul, yaitu perbedaan antara kinerja pelayanan dan harapan-harapan konsumen. Kesenjangan pelayanan adalah hal yang penting, karena hal itulah yang merupakan penilaian konsumen secara keseluruhan terhadap apa yang diharapkan dibandingkan dengan apa yang diterima. Tujuan utama dalam meningkatkan kualitas pelayanan adalah memperkecil kesenjangan ini sedapat mungkin. Berikut adalah jenis-jenis kesenjangan yang dapat timbul dalam kualitas pelayanan (Lovelock & Wright, 2005) : 1) Kesenjangan Pengetahuan Perbedaan anatara apa yang diyakini perusahaan akan diharapkan konsumen dan kebutuhan dan harapan konsumen yang sesungguhnya. 2) Kesenjangan Standar Perbedaan antara persepsi manajemen terhadap harapan konsumen dan standar kualitas yang ditetapkan untuk penyerahan pelayanan. 3) Kesenjangan Penyerahan Perbedaan antara standar penyerahan yang ditentukan dan kinerja perusahaan yang sesungguhnya. 4) Kesenjangan Komunikasi Internal http://digilib.mercubuana.ac.id/ 44 Perbedaan antara apa yang dianggap oleh iklan dan tenaga penjual perusahaan tersebut sebagai fitur produk, kinerja dan tingkat kualtas pelayanan dan apa yang benar-benar diinginkan oleh perusahaan. 5) Kesenjangan Persepsi Perbedaan persepsi antara apa yang benar-benar diserahkan dan apa yang dianggap konsumen telah mereka terima (karena mereka tidak dapat menilai kualitas pelayanan secara akurat). 6) Kesenjangan Interpretasi Perbedaan antara apa yang sesungguhnya dijanjikan perusahaan dalam upaya-upaya komunikasinya dan apa yang konsumen pikir telah dijanjikan dalam komunikasi tersebut. 7) Kesenjangan Jasa Perbedaan antara apa yang diharapkan konsumen akan mereka terima dan persepsi mereka terhadap pelayanan yang benar-benar diserahkan. E. Dimensi Kualitas Pelayanan Menurut acuan pada Lovelock (2007), kualitas pelayanan memiliki 5dimensi, yaitu: 1). Tangibles (appearance of physical elements) 2). Reliability (dependable,accurate performance) 3). Assurance (competence,courtesy,credibility, and security) 4). Empathy (easy access,good communications, and customer understanding) Menurut Parasuraman, Berry dan Zeithaml menerangkan lebih lanjut mengenai konsep kualitas pelayanan dalam A. James Fitzsimmons (2004), yaitu : http://digilib.mercubuana.ac.id/ 45 1. Reliability (Kehandalan) Kemampuan untuk melakukan layanan yang dijanjikan secara baik dan dengan akurat.kinerja layanan handal adalah harapan pelanggan yang berarti bahwa layanan yang dilakukan tepat waktu, dengan cara yang sama dan tanpa kesalahan disetiap waktu. 2. Responsiveness (Ketanggapan) Kemauan untuk membantu pelanggan dan memberikan layanan yang cepat. pelanggan tetap menunggu, terutama tanpa alasan yang jelas, menciptakan persepsi negatif yang tidak perlu kualitas. 3. Assurance (Jaminan) Pengetahuan dan kesopanan karyawan serta kemampuan mereka untuk memyampaikan kepercayaan dan keyakinan. Dimensi jaminan mencakup beberapa fitur berikut : kompetensi untuk melakukan pelayanan, kesopanan dan rasa hormat terhadap pelanggan, komunikasi yang efektif dengan pelanggan dan sikap umum bahwa melayani pelanggan dengan baik hati. 4. Emphaty (Empati) Penyediaan kepedulian, perhatian individual kepada pelanggan, empati mencakup beberapa fitur berikut : didekati, sensitivitas, dan usaha untuk memahami kebutuhan pelanggan. 5. Tangibles (Bukti fisik) Penampilan fasilitas fisik, peralatan, personil, dan materi komunikasi. Kondisi lingkungan fisik (misalnya kebersihan) adalah bukti nyata dari perawatan dan perhatian terhadap detail yang ditunjukkan oleh penyedia layanan. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 46 F. Konsep Pelayanan Berkualitas Albrcht dalam Yamit (2004) mengemukakan bahwa terdapat dua konsep yang dapat digunakan untuk memberikan pelayanan yang berkualitas. Dua konsep tersebut adalah : 1. Service Triangle adalah suatu model interaktif manajemen pelayanan yang menghubungkan antara perusahaan dengan konsumennya. Model tersebut terdiri dari tiga elemen dengan konsumen sebagai titik fokus, yaitu : a. Service Strategy, adalah strategi untuk memberikan pelayanan kepada konsumen dengan kualitas sebaik mungkin sesuai standar yang telah ditetapkan perusahaan. Standar pelayanan ditetapkan sesuai keinginan dan harapan konsumen sehingga tidak terjadi kesenjangan antara pelayanan yang diberikan dengan harapan konsumen. Strategi pelayanan harus juga dirumuskan dan diimplementasikan seefektif mungkin, sehingga mampu menciptakan pelayanan yang diberikan kepada konsumen tampil berbeda dengan para pesaingnya. Untuk merumuskan dan mengimplementasikan strategi pelayanan yang efektif, perusahaan harus fokus pada kepuasan konsumen sehingga perusahaan mampu membuat konsumen melakukan pembelian ulang bahkan meraih konsumen baru. b. Service People atau sumber daya manusia yang memberikan pelayanan, orang yang berinteraksi secara langsung maupun yang tidak berinteraksi secara langsung dengan konsumen harus memberikan pelayanan kepada http://digilib.mercubuana.ac.id/ 47 konsumen secara tulus (emphaty), responsif, ramahm fokus dan menyadari bahwa kepuasan konsumen adalah segalanya. Untuk itu perusahaan harus pula memperhatikan kebutuhan karyawannya dengan cara menciptakan lingkungan kerja yang kondusif, rasa aman dalam bekerja, penghasilan yang wajar dan sistem penilaian kerja yang mampu menumbuhkan motivasi. Tidak ada gunanya jika perusahaan membuat strategi pelayanan dan menerapkannya secara aik untuk memuaskan konsumennya, sementara pada saat yang sama perusahaan gagal memberikan kepuasan kepada karyawannya, demikian pula sebaliknya. c. Service System atau sistem pelayanan adalah proses pelyanan kepada konsumen yang melibatkan seluruh aktivitas fisik termasuk sumber daya manusia yang dimiliki perusahaan. Sistem pelayanan harus dibuat secara sederhana, tidak berbelit-belit dan sesuai standar yang telah ditetapkan perusahaan. Untuk itu perusahaan harus mampu mendesain ulang sistem pelayanannya, jika pelayanan yang diberikan tidak memuaskan konsumen. 2. Total Quality Service adalah kemampuan perusahaan untuk memberikan pelayanan berkualitas kepada orang yang berkepentingan dengan pelayanan (stakeholders), yaitu konsumen, pegawai dan pemilik. Pelayanan mutu terpadu ini memiliki lima elemen penting yang saling terkai, yaitu : a. Market and Customer research adalah penelitian untuk mengetahui struktur pasar, segmen pasar, demografis, analisis pasar potensial, http://digilib.mercubuana.ac.id/ 48 analisis kekuatan pasar, ,mengetahui harapan dan keinginan konsumen atas pelayanan yang diberikan. b. Strategy formulation adalah petunjuk arah dalam memberikan pelayanan berkualitas kepada konsumen sehingga perusahaan dapat mempertahankan konsumen bahkan danpat meraih konsumen baru. c. Education, training and communication meningkatkan kualitas sumber daya adalah tindakan untuk manusia agar mampu memberikan pelayanan berkualtas, mampu memahami keinginan dan hrapan konsumen. d. Assesment, measurement, and feedback adalah penilaian dan pengukuran kinerja yang telah dicapai oleh karyawan atas pelayanan yang telah diberikan kepada konsumen. Penilaian ini menjadi dasar informasi baik kepada karyawan mengenai proses pelayanan apa,kapan, dan dimana yang perlu diperbaiki. 2.2 Penelitian Terdahulu Penelitian terdahulu ini menjadi salah satu acuan penulis dalam melakukan penelitian sehingga penulis dapat memperkaya teori yang digunakan dalam mengkaji penelitian yang dilakukan. Dari penelitian terdahulu, penulis tidak menemukan penelitian dengan judul yang sama seperti judul penelitian penulis. Namun penulis mengangkat beberapa penelitian sebagai referensi dalam memperkaya bahan kajian pada penelitian penulis. Berikut merupakan penelitian terdahulu berupa beberapa jurnal terkait dengan penelitian yang dilakukan penulis. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 49 Tabel2.3 Penelitian Terdahulu Peneliti / Tahun Judul Penelitian Metodologi Penelitian Made Novandri Analisis SN (2010) Pengaruh semua variabel independen Kualitas Produk, (kualitas produk, harga dan Harga, dan Iklan iklan) mempunyai pengaruh terhadap positif terhadap variabel Keputusan dependen yaitu keputusan Pembelian pembelian sepeda motor Sepeda Motor Yamaha di Harpindo Jaya Yamaha Pada cabang Ngaliyan. Artinya Harpindo Jaya menurut konsumen, ketiga Cabang Ngaliyan variabel independen tersebut (Studi Kasus di dianggap penting ketika akan Daerah Ngaliyan membeli sepeda motor Yamaha Semarang) di Harpindo Jaya cabang Regresi dan Sampling Hasil Penelitian Hasil membuktikan bahwa Ngaliyan. Abu Bakar / Pengaruh Regresi dan Sampling 2005 Pelaksanaan Harga berpengaruh positif, Bauran Promosi berpengaruh positif dan pemasaran Distribusi atau Tempat http://digilib.mercubuana.ac.id/ Produk berpengaruh positif, 50 Terhadap Proses berpengaruh negative terhadap Keputusan keputusan pembelian konsumen. Pembelian Pada Jamu di Banda Aceh Foedjiawati, Pengaruh Analisis Regresi Pengaruh hubungan positif Hatane Samuel / Kepuasan Berganda signifikan antara kepuasan 2005 Konsumen konsumen dengan variable Terhadap independent (Kualitas produk, Kesetiaan Merek Pelayanan, Harga) (Studi Kasus Restoran The Prime Steak & Ribs Surabaya) Wahju Pengaruh Regresi Berganda Wulandari / 2012 Marketing Mix Variabel produk, harga, promosi, lingkungan fisik dan pelayanan Terhadap secara simultan mempunyai Keputusan pengaruh signifikan terhadap Pembelian Pada keputusan pembelian pada Waserda UKM Waserda UKM Mart Kopkar Mart Koperasi Widyagama Malang http://digilib.mercubuana.ac.id/ 51 Karyawan Widyagama Malang Hendra Fure / Lokasi, Regresi Berganda Variabel lokasi, keberagaman 2013 Keberagaman produk, harga dan kualitas Produk, Harga pelayanan secara bersama-sama dan Kualitas berpengaruh positif dan Pelayanan signifikan terhadap minat beli Pengaruhnya pada pasar tradisional Bersehati Terhadap Minat Calaca Beli Pada Pasar Tradisional Bersehati Calaca B. Rerangka Pemikiran Teoritis Berdasarkan kajian pustaka dan tujuan penelitian maka dapat disusun rerangka pemikiran berkaitan dengan keputusan pembelian konsumen terhadap spare part pada PT Himalaya Everest Jaya pada gambar sebagai berikut: http://digilib.mercubuana.ac.id/ 52 Gambar 2.4 Rerangka Pemikiran Teoritis Harga X1 H1 Distribusi H2 Keputusan Pembelian H3 Y X2 Kualitas Pelayanan X3 Dari model di atas dapat dijelaskan bahwa keputusan pembelian pelanggan sebagai variabel terikat (dependent variable) dipengaruhi oleh Harga, Distribusi dan Kualitas Pelayanan sebagai variabel bebas (independent variable). Penelitian ini akan melihat sejauh mana kekuatan variabel-variabel bebas baik secara bersama-sama maupun secara parsial mempengaruhi keputusan pembelian pelanggan. C. Hipotesis 1) Menurut Uma Sekaran (2009) hipotesis didefinisikan sebagai hubungan yang http://digilib.mercubuana.ac.id/ 53 diperkirakan secara logis diantara dua atau lebih variabel yang diungkapkan dalam bentuk pernyataan yang dapat diuji. Hubungan tersebut diperkirakan berdasarkan jaringan asosiasi yang ditetapkan dalam kerangka teoritis yang dirumuskan untuk studi penelitian. 2) Dalam penelitian ini diajukan sebuah hipotesis sebagai jawaban sementara terhadap permasalahan yang telah dikemukakan. Adapun hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah : H1 : Harga berpengaruh secara signifikan terhadap keputusan pembelian konsumen pada PT Himalaya Everest Jaya. H2 : Distribusi berpengaruh secara signifikan terhadap keputusan pembelian konsumen pada PT Himalaya Everest Jaya. H3: Kualitas pelayanan berpengaruh secara signifikan terhadap keputusan pembelian konsumen pada PT Himalaya Everest Jaya. http://digilib.mercubuana.ac.id/