Manfaat Penelitian Kesesuaian lahan merupakan salah satu faktor yang perlu diperhatikan dalam mengembangkan budidaya tanaman nilam. Karakteristik dan kualitas lahan adalah sebagai parameter yang akan dibandingkan dalam sistem pakar ini untuk menentukan jenis tanah yang sesuai dan mendukung pada daerah tertentu. Dengan tanah yang sesuai produktivitas dan kualitas minyak atsiri pada tanaman nilam akan maksimal. Hasil dari penelitian yang berupa sistem pakar diharapkan dapat dimanfaatkan oleh peneliti dan pembudidaya dalam melakukan evaluasi kesesuaian lahan. TINJAUAN PUSTAKA Sistem Pakar Ilmu yang mempelajari cara membuat komputer dapat bertindak dan memiliki kecerdasan seperti manusia disebut kecerdasan buatan. Salah satu bidang yang termasuk dalam kecerdasan buatan yaitu Sistem pakar (Expert system). Sistem pakar (Expert system) adalah program komputer yang menirukan penalaran seorang pakar dengan keahlian pada suatu wilayah dan ilmu pengetahuan tertentu. Sistem pakar juga sudah banyak dikembangkan baik untuk kepentingan penelitian maupun kepentingan bisnis dari berbagai bidang ilmu seperti ekonomi, keuangan, teknologi, kedokteran dan pertanian. Permasalahan yang ditangani oleh seorang pakar bukan hanya permasalahan yang mengandalkan algoritme, namun kadang juga permasalahan yang sulit dipahami. Permasalahan tersebut dapat diatasi oleh seorang pakar dengan pengetahuan dan pengalamannya. Oleh karena itu sistem pakar dibangun bukan berdasarkan algoritme tertentu tetapi berdasarkan basis pengetahuan dan aturan (Kusrini 2005). Komponen Sistem Pakar Komponen sistem pakar terdiri dari empat komponen yang saling terkait satu dengan yang lainnya. Semua komponen menjadi satu kesatuan membentuk sistem menuju tujuan tertentu, yaitu mencari penyelesaian sebuah masalah layaknya kemampuan seorang pakar (Marimin 2009). Komponen tersebut adalah: 1. Knowledge Aqcuisition (Akuisisi Pengetahuan) Tahap Akuisisi adalah tahap penting dan sangat menentukan keberhasilan sistem pakar yang akan dikembangkan untuk pemecahan persoalan yang biasanya diselesaikan oleh pakar. Akuisisi pengetahuan didukung oleh sistem pengetahuan dasar yang berupa pendefinisian unsur dan struktur dasar untuk menginterpretasikan data. Ada beberapa proses akuisisi pengetahuan, yaitu terdiri dari tahap komunikasi, pemodelan pengetahuan, dan validasi. 2. Working Memory (Memori Kerja) Working memory adalah bagian yang mengandung semua fakta-fakta pada saat sistem beroperasi maupun fakta-fakta pada saat pengambilan keputusan. Selama sistem pakar beroperasi semua proses tersebut berada di dalam memori kerja. 3. Inference Engine (Mesin Inferensi) Inference Engine adalah bagian yang menyediakan mekanisme fungsi berfikir dan pola-pola penalaran sistem yang digunakan oleh seorang pakar. Hal ini yang membuat sistem sangat menyerupai pemikiran seorang pakar. Terdapat dua teknik Inference Engine. a. Backward Chaining (Pelacakan ke Belakang) Teknik ini berawal dari sekumpulan hipotesis menuju fakta-fakta yang mendukung, dimulai dengan menentukan kesimpulan yang akan dicari baru kemudian fakta-fakta pembangun kesimpulan. b. Forward Chaining (Pelacakan ke Depan) Forward Chaining merupakan kebalikan dari Backward Chaining yaitu mulai dari kumpulan data menuju kesimpulan. Kesimpulan suatu kasus dibangun berdasarkan fakta-fakta yang telah diketahui. 4. User Interface (Antarmuka Pemakai) Antarmuka pemakai adalah bagian penghubung antara program sistem pakar dengan pemakai. Pada bagian ini, pengguna dimungkinkan untuk memasukkan instruksi dan informasi ke dalam sistem pakar serta menerima penjelasan dan kesimpulan. user interface harus bersifat user friendly dengan artian semua menu yang tersedia tidak membingungkan pemakai dan tidak membuat pemakai melakukan kesalahan sendiri. Fuzzy Inference System (FIS) Sistem fuzzy merupakan sistem yang mampu mengembangkan sistem intelejen dalam lingkungan yang tidak pasti. Sistem ini menduga suatu fungsi dengan logika fuzzy . Logika fuzzy digunakan untuk menangani konsep derajat kebenaran (Zadeh 1965). Komponen sistem fuzzy antara lain: 2 1. Himpunan Fuzzy Himpunan fuzzy didasarkan pada gagasan untuk memperluas jangkauan fungsi karakteristik sehingga fungsi tersebut akan mencakup bilangan real pada interval [0,1]. Dengan kata lain, nilai kebenaran suatu item tidak hanya bernilai benar atau salah. Nilai 0 menunjukkan salah, sedangkan nilai 1 menunjukan benar, dan masih ada nilai-nilai yang terletak antara benar dan salah. 2. Fungsi Keanggotaan Fungsi keanggotaan (Membership function) adalah suatu kurva yang menunjukkan pemetaan titik-titik input data kedalam nilai keanggotaannya. Fungsi keanggotaan berinterval dari 0 sampai 1. Diantara 0 dan 1 akan ada nilai-nilai yang merepresentasikan setiap item yang dimasukkan kedalam gugus fuzzy sehingga akan mewakili semua nilai yang seharusnya ada dalam penyelesaian masalah. Fungsi keanggotaan suatu himpunan fuzzy dapat direpresentasikan dengan berbagai kurva, salah satunya adalah kurva segitiga dan kurva trapesium (Kusumadewi 2002). a. Representasi Kurva Segitiga (Triangle) Kurva segitiga merupakan gabungan antara dua garis (linear). Garis pertama menunjukkan adanya kenaikan derajat keanggotaan nol menuju nilai domain yang lebih tinggi. Garis kedua adalah kebalikan dari garis pertama, yaitu penurunan derajat keanggotaan menuju nilai domain yang lebih rendah. Kurva ini merupakan pilihan yang baik untuk mendekati suatu konsep yang kurang jelas. 1 0 a b c Domain Fungsi keanggotaan: 0; µ(x) = x≥ c atau x≤ a (x - a) / (b - a); a ≤ x≤ b (c - x) / (c - b); b ≤ x≤ c Gambar 1 Representasi kurva segitiga (Kusumadewi 2002). b. Representasi Kurva Trapesium Kurva trapesium merupakan gabungan dari dua garis yang mengalami kenaikan dan penurunan derajat keanggotaan, tetapi ada salah satu sisi dari variabel tersebut yang tidak mengalami perubahan. Hal ini ditunjukkan adanya garis horizontal antara dua garis linear. 1 0 a b c d Domain Fungsi keanggotaan: 0; x ≤ a atau x ≥ d (x - a) / (b - a); a≤ x≤b 1; b≤x≤c (d - x) / (d - c); c≤ x≤d µ(x) = Gambar 2 Representasi kurva trapesium (Kusumadewi 2002). 3. Penalaran fuzzy metode Mamdani Metode Mamdani diperkenalkan oleh Ebrahim Mamdani pada tahun 1975. Pada metode Mamdani baik input maupun output sistem berupa himpunan fuzzy. Metode Mamdani memiliki beberapa keuntungan yaitu lebih diterima oleh banyak pihak serta lebih sesuai apabila input diterima dari manusia (bukan mesin) (Kusumadewi 2002). 4. Defuzzifikasi Defuzzifikasi merupakan suatu proses merubah output fuzzy ke output yang bernilai tunggal (crisp). Pada proses ini ketika diberikan suatu himpunan fuzzy dalam kisaran tertentu, maka harus dapat diambil suatu nilai crisp tertentu sebagai output. Defuzzifikasi dilakukan pada komposisi aturan Mamdani menggunakan metode Centroid. Metode ini memperoleh solusi crisp dengan cara mengambil titik pusat (z*) daerah fuzzy. Evaluasi Kesesuaian Lahan Lahan merupakan bagian dari bentangan alam (landscape) yang mencakup lingkungan 3 fisik seperti tanah, topografi/relief, hidrologi, dan keadaan vegetasi alami (natural vegetation) yang secara potensial akan berpengaruh terhadap penggunaan lahan. Kesesuaian lahan merupakan penggambaran tingkat kecocokan sebidang lahan untuk penggunaan tertentu. Evaluasi kesesuaian lahan berhubungan dengan evaluasi untuk suatu penggunaan tertentu, dalam hal ini untuk budidaya tanaman nilam. Secara umum kesesuaian lahan terbagi atas kesesuaian lahan aktual dan kesesuaian lahan potensial. Kesesuaian lahan aktual adalah kesesuaian lahan yang dihasilkan berdasarkan data yang ada, yaitu belum dipertimbangkannya usaha perbaikan yang dapat dilakukan untuk mengatasi kendala atau faktor-faktor pembatas yang ada. Kesesuaian lahan potensial menyatakan keadaan kesesuaian lahan yang akan dicapai setelah usaha-usaha perbaikan (Dolisera 1997). Persyaratan Tumbuh Tanaman Nilam Tanaman untuk tumbuh dengan baik dan membuahkan hasil yang baik memerlukan persyaratan tertentu. Semua persyaratan akan saling terkait satu sama lain. Untuk tanaman nilam mempunyai persyaratan yang tidak terlalu berbeda dengan tanaman pertanian lainnya. Persyaratan tumbuh yang diperlukan oleh nilam mempunyai batas tingkat kesesuaian, sesuai dengan tinggi atau rendahnya parameter yang diukur. Parameter yang diperhatikan tersebut antara lain: topografi, seperti ketinggian wilayah dihitung meter dari permukaan laut dan jenis tanah; kualitas tanah (aspek fisika seperti tekstur, drainase, dan aspek kimia seperti pH tanah); iklim, seperti curah hujan, temperatur (°C), prosentase kelembaban udara, dan radiasi matahari. (Rosman & Hermanto 2004, Yang 2007). METODE PENELITIAN Metode Penyusun Sistem Pakar Pendekatan sistem adalah metode pemecahan masalah yang tahapannya dimulai dengan identifikasi kebutuhan dan diakhiri dengan suatu hasil yang efektif dan efisien. Pada tahap pembentukkan sistem pakar dimungkinkan adanya iterasi atau pengulangan tahap tertentu yang dianggap belum memenuhi syarat atau adanya perbaikan. Tahap pembentukan sistem pakar secara lengkap ditunjukkan pada Gambar 3. Mulai Identifikasi Masalah Mencari Sumber Pengetahuan atau Pemilihan Pakar Akuisisi Pengetahuan Representasi Pengetahuan Pengembangan mesin inferensi Implementasi Pengujian tidak Mewakili Human expert ? Ya Selesai Gambar 3 Tahap pembentukan sistem pakar (Marimin 2009). Berdasarkan gambar di atas tahap pembentukkan sistem pakar mengalami iterasi atau pengulangan ketika hasil yang diperoleh tidak mewakili seorang pakar, tahap tersebut diuraikan sebagai berikut: 1. Identifikasi Masalah Proses pengembangan sistem pakar dimulai dengan identifikasi bidang masalah yang dikaji serta tugas spesifik yang akan ditangani. Pada sistem ini masalah yang akan dikaji adalah bagaimana menentukan kesesuaian lahan untuk nilam dengan melihat berbagai karakteristik dan kualitas tanah. Proses yang dilalui dalam identifikasi masalah, antara lain: analisa kebutuhan, perumusan masalah, dan identifikasi sistem. 2. Pemilihan Pakar Dokumentasi pengetahuan adalah bagian utama dari basis pengetahuan untuk membuat sistem pakar. Kesesuaian lahan untuk nilam telah dikembangkan di Balai Penelitian Tanaman Obat dan Aromatik (BALITRO), 4