8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Komunikasi Istilah komunikasi atau dalam bahasa Inggris communication berasal dari kata Latin communicatio, dan bersumber dari kata communis yang berarti sama. Sama di sini maksudnya adalah sama makna.2 Jadi, bila dua orang terlibat dalam komunikasi, misalnya dalam bentuk percakapan, maka komunikasi akan terjadi atau berlangsung selama ada kesamaan makna mengenai apa yang dipercakapkan. Kesamaan bahasa yang dipergunakan dalam percakapan itu belum tentu menimbulkan kesamaan makna. Dengan lain perkataan, mengerti bahasanya saja belum tentu mengerti makna yang dibawakan oleh bahasa itu. Jelas bahwa percakapan kedua orang tadi dapat dikatakan komunikatif apabila kedua-duanya, selain mengerti bahasa yang dipergunakan, juga mengerti makna dari bahan yang dipercakapkan. Seperti ilmu-ilmu lainnya, ilmu komunikasi pun menyelidiki gejala komunikasi. Tidak hanya dengan pendekatan secara ontologis (apa itu komunikasi), tetapi juga secara aksiologis (bagaimana berlangsungnya komunikasi yang efektif) dan secara epistemologis (untuk apa komunikasi itu dilaksanakan). Berikut dapat disimpulkan bahwa komunikasi merupakan proses penyampaian pesan atau informasi dari komunikator kepada komunikan serta pembentukan sikap maupun pendapat orang lain. 2 Onong Uchjana,Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek, PT. Remaja Rosdakarya, Bandung,2009,Hal 9 8 9 2.1.1. Proses Komunikasi Proses komunikasi terbagi menjadi dua tahap, yakni secara primer dan secara sekunder:3 a. Proses Komunikasi secara primer Proses komunikasi secara primer adalah proses penyampaian pikiran dan atau perasaan seseorang kepada orang lain dengan menggunakan lambang (simbol) sebagai media. Lambang sebagai media primer dalam proses komunikasi adalah bahasa, isyarat, gambar, warna dan lain sebagainya yang secara langsung mampu “menerjemahkan” pikiran seseorang kepada orang lain. Pertama-tama komunikator menyandi (encode) pesan yang akan disampaikan kepada komunikan. Ini berarti memformulasikan pikiran dan/atau perasaannya ke dalam lambang (bahasa) yang diperkirakan akan dimengerti oleh komunikan. Kemudian giliran komunikan untuk mengawa-sandi (decode) pesan dari komunikator itu. Ini berarti menafsirkan lambang yang mengandung pikiran dan atau perasaan komunikator tadi dalam konteks pengertiannya. Dalam proses itu komunikator berfungsi sebagai penyandi (encoder) dan komunikan berfungsi sebagai pengawa-sandi (decoder) Menurut Wilbur Schramm, bidang pengalaman (field of experience) merupakan faktor yang penting dalam komunikasi. Jika bidang pengalaman komunikator sama dengan bidang pengalaman 3 Onong Uchjana,Ilmu KomunikasiTeori dan Praktek, PT Remaja Rosdakarya, Bandung, 2006, Hal 11-18 10 komunikan, komunikasi akan berlangsung lancar. Sebaliknya, bila pengalaman komunikan tidak sama dengan pengalaman komunikator, akan timbul kesukaran untuk mengerti satu sama lain. Seperti halnya dengan penyampaian pesan secara verbal, yakni dengan menggunakan bahasa dan secara nonverbal, yaitu dengan menggunakan isyarat, gambar atau warna, umpan balik pun dapat disampaikan oleh komunikan secara verbal atau secara nonverbal. Umpan balik secara verbal adalah tanggapan komunikan yang dinyatakan dengan kata-kata, baik secara singkat maupun secara panjang lebar. Umpan balik secara nonverbal adalah tanggapan komunikan yang dinyatakan bukan dengan kata-kata. b. Proses Komunikasi secara sekunder Proses komunikasi secara sekunder adalah proses penyampaian pesan oleh seseorang kepada orang lain dengan menggunakan alat atau sarana sebagai media kedua setelah memakai lambang sebagai media utama. Pada umumnya memang bahasa yang paling banyak digunakan dalam komunikasi karena bahasa sebagai lambang mampu mentransmisikan pikiran, ide, pendapat, dan sebagainya, baik mengenai hal yang abstrak maupun yang kongket, karena itulah pula maka kebanyakan media merupakan alat atau sarana yang diciptakan untuk meneruskan pesan komunikasi dengan bahasa. 11 2.2. Komunikasi Organisasi Istilah “organisasi” dalam bahasa Indonesia atau organization dalam bahasa Inggris bersumber pada perkataan Latin organizare, yang berarti to form as or into a whole consisting of interdependent or coordinate parts (membentuk sebagai atau menjadi keseluruhan dari bagian-bagian yang saling bergantung atau terkoordinasi). Jadi, secara harafiah organisasi itu berarti paduan dari bagianbagian yang satu sama lainnya saling bergantung.4 Rogers dan Rogers memandang organisasi sebagai suatu struktur yang melangsungkan proses pencapaian tujuan yang telah ditetapkan di mana operasi dan interaksi di antara bagian yang satu dengan yang lainnya dan manusia yang satu dengan yang lainnya berjalan secara harmonis, dinamis dan pasti. Menurut Rogers dan Rogers, kemapanan struktur organisasi yang melangsungkan prosesnya secara sistem seperti itu akan dapat menyelesaikan tujuan secara efektif, dalam arti kata masukan (input) yang diproses akan menghasilkan keluaran (output) yang diharapkan sesuai dengan biaya, personal, dan waktu yang direncanakan.5 Korelasi antara ilmu komunikasi dengan organisasi terletak pada peninjaunnya yang terfokus kepada manusia-manusia yang terlibat dalam mencapai tujuan organisasi itu. Komunikasi organisasi juga dapat didefinisikan sebagai penyampaian pesan di antara unit-unit komunikasi yang merupakan bagian dari suatu organisasi tertentu.Suatu organisasi terdiri dari unit-unit 4 Onong Uchjana,Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek, PT Remaja Rosdakarya, Bandung, 2009, Hal 114 5 Ibid 12 komunikasi dalam hubungan hirarkis antara yang satu dengan lainnya dan berfungsi dalam suatu lingkungan.6 Mengenai pembahasan diatas maka peneliti menyimpulkan bahwa komunikasi organisasi merupakan suatu sistem yang memiliki pola aktivitas kerjasama yang dilakukan secara teratur dan berulang-ulang oleh sekelompok orang sehingga dapat tercapai tujuan yang sama. 2.2.1. Proses Komunikasi Organisasi Proses Komunikasi Organisasi terbagi menjadi dua yaitu komunikasi internal dan eksternal. Komunikasi internal didefinisikan oleh Lawrence D. Brennan sebagai “Interchange of ideas among the administrators and its praticular structure (organization) and interchange of ideas horizontally and vertically within the firm which gets work done (operation and management).” (Pertukaran gagasan di antara para administrator dan karyawan dalam suatu perusahaan yang menyebabkan terwujudnya perusahaan tersebut lengkap dengan struktur nya yang khas (organisasi) dan pertukaran gagasan secara horizontal dan vertikal di dalam perusahaan yang menyebabkan pekerjaan berlangsung (operasi dan manajemen))7 Komunikasi eksternal ialah komunikasi antara pemimpin organisasi dengan khalayak di luar organisasi. Pada instansi-instansi pemerintah seperti departemen, direktorat, dan pada perusahaan- 6 Pace, R Wayne dan F. Faules, Komunikasi Organisasi: Strategi Meningkatkan Kinerja Perusahaan, PT. Remaja Rosdakarya, Bandung, 2006, Hal. 15 7 Onong Uchjana, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek, PT. Remaja Rosdakarya, Bandung, 2009, Hal. 122 13 perusahaan besar, disebabkan oleh luasnya ruang lingkup, komunikasi lebih banyak dilakukan oleh kepala hubungan masyarakat (public relations officer) daripada oleh pemimpin sendiri. Yang dilakukan sendiri oleh pemimpin hanyalah terbatas pada hal-hal yang dianggap sangat penting, yang tidak bisa diwakilkan kepada orang lain. 2.3. Public Relations Dalam sejarahnya, istilah public relations sebagai sebuah teknik menguat dengan adanya aktivitas yang dilakukan oleh Ivy Ledbetter Lee yang tahun 1906 berhasil menanggulangi kelumpuhan industri batubara di Amerika Serikat dengan sukses. Atas upayanya ini, ia diangkat menjadi The Father of Public Relations. Perkembangan public relations sebenarnya bisa dikaitkan dengan keberadaan manusia. Unsur-unsur dalam public relations, yaitu memberi infomasi kepada masyarakat, membujuk masyarakat, dan mengintegrasikan masyarakat, adalah landasan bagi masyarakat. Para penulis buku juga telah merumuskan bermacam-macam definisi. Scoot M. Cutlip, Allen H. Center, dan Glen M. Broom menyatakan dalam edisi keenam buku Effective Public Relations bahwa, “Public Relations adalah fungsi manajemen yang mengidentifikasi, menetapkan, dan memelihara hubungan saling menguntungkan antara organisasi dan segala lapisan masyarakat yang menentukan keberhasilan atau kegagalan public relations.” Fungsi manajemen juga ditekankan dalam Managing Public Relations oleh James E. Gruning dan Todd Hunt. Mereka menyatakan, public relations adalah 14 “Manajemen komunikasi antara sebuah organisasi dan masyarakatnya.” Doug Newsom dan Alan Scott dalam This is Public Relations, edisi ketiga, cukup mengatakan, “Public Relations adalah tanggung jawab dan sikap tanggap dalam kebijakan dan informasi demi kepentingan utama lembaga bersangkutan dan masyarakatnya.”8 Cutlip dan Center dalam bukunya dengan judulnya yang sama tetapi kali ini bersama Glen M. Broom, menyatakan bahwa, “Public Relations adalah fungsi manajemen yang menilai sikap publik, mengidentifikasi kebijaksanaan dan tata cara seseorang atau organisasi demi kepentingan publik, serta merencanakan dan melakukan suatu program kegiatan untuk meraih pengertian dan dukungan publik.” (Public Relations is the management function which evaluates public attitudes, identifies the policies and procedures of an individual or an organization with the public interest, and plans and executes a program of action to earn public understanding and acceptance).9 Berdasarkan penjelasan mengenai Public Relations diatas, peneliti menyimpulkan bahwa Public Relations merupakan fungsi manajemen yang mengidentifikasi, menetapkan, dan memelihara hubungan saling menguntungkan antara perusahaan dengan publik internal dan eksternalnya sehingga dapat menentukan keberhasilan dan kegagalan public relations. 2.3.1. Tujuan Public Relations Charles S. Steinberg mengemukakan bahwa tujuan Public Relations adalah menciptakan opini publik yang menyenangkan tentang 8 Kadar Nurjaman dan Khaerul Umam,Komunikasi & Public Relation, CV Pustaka Setia,Bandung, 2012, Hal. 103 9 Ibid, Hal 108 15 kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh badan atau perusahaan yang bersangkutan.10 Pandangan lain datang dari Dimock Marchall bersama rekan-rekannya, Edward, Gladys, Odgen Dimock, dan Louis W. Koenig, melalui bukunya yang berjudul Public Administration, membagi tujuan Public Relations atas dua bagian:11 1. Secara positif berusaha mendapatkan dan menambah penilaian serta jasa baik suatu perusahaan. 2. Secara defensif berusaha untuk membela diri terhadap pendapat masyarakat yang bernada negatif, bilamana diserang dan serangan itu kurang wajar, padahalperusahaan ini tidak salah (terjadi kesalahpahaman). Dengan demikian tindakan ini merupakan salah satu aspek penjagaan atau pertahanan. 2.3.2. Tugas Public Relations Inti tugas Public Relations adalah sinkronisasi antara informasi dari perusahaan dengan reaksi dan tanggapan publik sehingga mencapai suasana akrab, saling mengerti, dan muncul suasana yang menyenangkan dalam interaksi perusahaan dengan publik. Berdasarkan adanya dua jenis publik bagi suatu badan atau perusahaan (publik intern dan ekstern), maka tujuan Public Relations pun diarahkan melalui dua macam tugas, yaitu di dalam dengan sebutan Internal Public Relations, dan di luar dengan sebutan External Public Relations. Dengan kata lain, Public Relations 10 Menurut Charles S Steinberg (1958: 198) dalam buku Public Relations Perusahaan: Kajian, Program dan Implementasi, Nuansa, Bandung, 2004, Hal 53-54 11 Menurut Sirait (1970: 21) ibid. Hal 53 16 mengemban tugas atas tujuannya tadi, yaitu berkomunikasi ke dalam dengan publik intern, dan ke luar dengan publik ekstern. a) Internal Public Relations Sudah tentu suasana di dalam perusahaan itu sendiri yang menjadi target Internal Public Relations, terutama suasana di antara para karyawannya yang mempunyai hubungan langsung dengan perkembangan perusahaanya. Kegiatan Public Relations ke dalam perusahaan tersebut diperlukan untuk memupuk adanya suasana yang menyenangkan di antara para karyawannya, komunikasi antara bawahan dan pimpinan atau atasan terjalin dengan akrab dan tidak kaku, serta meyakini rasa tanggung jawab akan kewajibannya terhadap perusahaan. b) External Public Relations Bagi suatu perusahaan, hubungan dengan publik di luar perusahaannya merupakan suatu keharusan yang mutlak.Semua komunikasi dengan publik ekstern hendaknya dilakukan perusahaan ini secara informatif dan persuasif. Informasi hendaknya diberikan secara jujur, teliti, sempurna, dan berdasarkan fakta yang sebenarnya. Komunikasi yang dilaksanakan baik secara informatif maupun persuasif, bertujuan untuk memecahkan masalah yang ada hubungannya dengan kegiatan perusahan ke luar. Dengan demikian, banyak usaha yang perlu dikerjakan dalam External Public Relations, usaha untuk memperoleh dukungan serta kesediaan publik untuk bekerja sama dengan perusahaan. Peniliti 17 menyimpulkan bahwa tugas seorang Public Relations merupakan sinkronisasi antara informasi dari perusahaan dengan reaksi atau tanggapan publik dalam interaksi perusahaan dengan publiknya. 2.3.3. Fungsi Public Relations Menurut Maria, “Public relation merupakan satu bagian dari satu napas yang sama dalam organisasi tersebut, dan harus memberi identitas organisasinya dengan tepat dan benar serta mampu mengkomunikasinya sehingga publik menaruh kepercayaan dan mempunyai pengertian yang jelas dan benar terhadap organisasi tersebut.” Berikut sekadar memberikan gambaran tentang fungsi public relations:12 1. Kegiatan yang bertujuan memperoleh itikad baik, kepercayaan, saling pengertian, dan citra yang baik dari publik atau masyarakat pada umumnya. 2. Memiliki sasaran untuk menciptakan opini publik yang bisa diterima dan menguntungkan semua pihak. 3. Unsur penting dalam manajemen guna mencapai tujuan yang spesifik, sesuai harapan publik, tetapi merupakan kekhasan organisasi atau perusahaan. 4. Usaha menciptakan hubungan yang harmonis antara perusahaan dengan publiknya, sekaligus menciptakan opini publik sebagai efeknya, yang sangat berguna sebagai input bagi perusahaan yang bersangkutan. 12 Menurut Maria (2002: 31) dalam buku Kadar Nurjaman dan Khaerul Umam,Komunikasi & Public Relation, CV Pustaka Setia,Bandung, 2012, Hal 114 18 Public Relations (PR) menurut Jefkins adalah bentuk komunikasi yang terencana, baik ke dalam maupun ke luar, antara suatu perusahaan dan semua publiknya dalam rangka mencapai tujuan-tujuan spesifik yang berlandaskan pada saling pengertian. Public Relations menggunakan metode manajemen berdasarkan tujuan (management by objectives). Dalam mengejar suatu tujuan, semua hasil atau tingkat kemajuan yang telah dicapai harus bisa diukur secara jelas.13 Peneliti menyimpulkan bahwa fungsi seorang Public Relations adalah menciptakan hubungan yang harmonis antara perusahaannya baik dengan publik internal maupun dengan publik eksternalnya sehingga menimbulkan citra yang baik bagi perusahaannya. 2.4. Customer Relations Customer Relations merupakan bagian dari Public Relations. Pengertian Customer Relations adalah menjalin hubungan yang saling menguntungkan antara publik internal dan eksternalnya untuk memperoleh pengertian sehingga adanya timbal balik yang berimplikasi baik terhadap perusahaan. Oleh karena itu, Customer Relations berusaha menciptakan saling pengertian antara pihak perusahaan dengan publik eksternal.14 Hubungan pelanggan atau lebih dikenal dengan Customer Relations dapat diartikan sebagai suatu kegiatan Public Relations yang bertujuan untuk membina 13 Menurut Jefkins (2003) dalam buku NurjamanKadar dan Khaerul Umam, Komunikasi & Public Relation, CV Pustaka Setia,Bandung, 2012, Hal 115-116 14 Freddy Rangkuti. Measuring Customer Satisfaction. PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 2003, Hal 142 19 hubungan yang baik atau harmonis dan saling menguntungkan antara perusahaan dengan pelanggan. Demi tercapainya Customer Satisfaction, Customer Relations harus mampu memberikan pelayanan yang baik dan mampu memelihara kepercayaan nasabah. Teori yang dikemukakan oleh Dyche J dalam The Customer Relationship Management Handbook bahwa Penggunaan operasional CRM (Customer Relationship Management) dapat memfasilitasi perusahaan untuk berhadapan dengan customer / pelanggan, dimana analisis CRM dengan mengumpulkan data-data pelanggan seperti data alamat maupun telepon. Kemudian kolaborasi CRM dengan berinteraksi dengan customer untuk menjalin hubungan baik yang berkesinambungan.15 Customer Relations akan muncul pada saat nasabah berhubungan dengan perusahaan dalam periode waktu tertentu. Customer Relations ini menciptakan kedekatan dengan nasabah. Untuk itu sangat diperlukan kejujuran, komitmen, komunikasi, dan saling pengertian. Hubungan yang baik dengan nasabah akan tercipta melalui pelayanan dengan pemenuhan kebutuhan dan keinginan nasabah. Public Relations yang membawahi customer relations di sebuah perusahaan merupakan ujung tombak yang akan berhadapan langsung dengan pihak publik sebagai nasabah, sehingga yang bersangkutan tidak hanya mampu bertindak sebagai komunikator atau mediator, dan sekaligus memiliki kemampuan untuk membantu perusahaan dalam hal memenuhi kebutuhan yaitu 15 Kumar, Brijesh Yadav. Customer Relationship Management Implementation Strategies in Hotel Industry, Banarass Hindu University (BHU), Varanasi, Uttar Pradesh, India, Page 105 20 bahwa nasabah tersebut merupakan aset terpenting (The most valueable assets) yang perlu dijaga atau dipertahankan keberadaannya, oleh karena: 1) Kesan pertama (First impression) yang positif merupakan hal utama bagi pihak nasabah atau suatu awal yang positif bagi pelayanan perusahaan. 2) Nasabah akan merasa senang bila diberikan perlakuan baik serta merasa dihargai dan diperhatikan. 3) Tantangan bagi Pubic Relations dan customer relations untuk memberikan pelayanan yang baik dan disamping itu diperlukan standar kerja yang efisien sekaligus efektif dalam melakukan hubungan baik (good relationship) dan publikasi yang positif.16 Berdasarkan penjelasan customer relations diatas peneliti menyimpulkan bahwa customer relations merupakan sebuah upaya yang dilakukan oleh perusahaan dalam menjalin hubungan yang baik dengan nasabah sehingga dapat memberikan pelayanan yang baik, memelihara kepercayaan dan memperoleh pengertian serta mendapatkan dukungan dari publik eksternalnya. 2.4.1. Tujuan Customer Relations Tujuan kegiatan customer relations bagi organisasi adalah perwujudan customer relations yang baik dan harus memperhatikan beberapa pemenuhan kebutuhan dan keinginan nasabah. Dengan kata lain perusahaan menjalin hubungan yang baik dengan nasabah secara terus 16 Rosady Ruslan, Manajemen PR & Media Komunikasi: Konsepsi dan Aplikasi, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2010, Hal 288-289 21 menerus yang pada akhirnya akan menimbulkan kesetiaan nasabah sehingga sering terjadi transaksi atau bisnis ulang.17 Dalam menjalin hubungan yang baik dibutuhkan sumber daya manusia yang andal dan usaha yang gigih diperlukan agar perusahaan dapat menciptakan hubungan dalam jangka waktu yang panjang. Salah satu implementasi yang dapat dilakukan adalah menangani keluhan nasabah dengan cepat dan tepat, dimana perusahaan harus menunjukkan perhatian dan mendengarkan setiap kebutuhan nasabah tersebut agar tetap menggunakan produk dan jasa perusahaan. Banyak perusahaan berusaha menjalin hubungan jangka panjang dengan nasabahnya, indikasi perusahaan mulai menggunakan melalui customer relations, organisasi memberikan suatu nilai dari menjalin hubungan yang baik dengan nasabah dengan mengenali nasabah (know your customer) dan mengetahui apa yang mereka butuhkan. Penerapan implementasi customer relations adalah dukungan seluruh karyawan. Artinya, perusahaan harus menjalin hubungan yang sangat baik dengan karyawan sebaik perusahaan menjalin hubungan dengan nasabahnya. Karyawan yang senang akan bekerja secara produktif dan hasilnya akan dirasakan oleh nasabah tersebut. 2.4.2. Peran dan Fungsi Customer Relations Peran dan fungsi utama dalam kegiatan customer relations adalah menumbuhkan dan mengembangkan hubungan baik antara perusahaan 17 Freddy Rangkuti, Measuring Customer Satisfaction, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 2003, Hal. 154 22 dengan publiknya (publik eksternal dan publik internal) dalam rangka menanamkan pengertian serta menumbuhkan motivasi dan partisipasi publik dalam upaya menciptakan iklim yang baik dalam perusahaan. Customer Relations yang berperan sebagai ahli komunikasi. Dalam peranannya, customer relations tidak melakukan pengambilan keputusan untuk orang lain, melainkan melakukan penelitian untuk memecahkan dan mengevaluasi pekerjaan mereka. Menjalin hubungan yang baik merupakan bagian dari customer relations yang lebih menitikberatkan pada kesan pertama. Hal tersebut karena kesan yang muncul pertama kali, sulit untuk dihilangkan. Nasabah atau customer akan menilai kredibilitas suatu perusahaan dari penampilan dan sikap public relations yang berhubungan dengannya pada saat pertama kali pihak nasabah yang berhubungan langsung dengan perusahaan. Pemberdayaan karyawan dari perusahaan dapat memotivasi individu untuk berpartisipasi dan melakukan pekerjaan secara efektif. Perusahaan dibutuhkan untuk mendukung sumber daya yaitu karyawannya untuk melakukan hal yang spesifik dan fokus kepada nasabah sehingga mendapatkan hasil yang diinginkan. Spesifik dalam konteks ini adalah memiliki kebijakan yang jelas tentang pemberdayaan untuk berinteraksi dengan nasabah sehingga dapat berpartisipasi merespon nasabah secara berkelanjutan. Sehingga setiap 23 karyawan dapat membantu memenuhi kebutuhan nasabah dan memberikan solusi cepat dan tepat.18 2.4.3. Implementasi Customer Relations Implementasi adalah suatu tindakan atau pelaksanaan dari sebuah rencana yang sudah disusun secara matang dan terperinci. Implementasi customer relations ini tidak hanya melalui pelayanan ada tindak sikap santun semata, melainkan mengandung nilai berkaitan dengan rasa aman, kepercayaan dan menjalin hubungan yang baik dari bentuk pelayanan itu sendiri dan adanya. Perusahaan harus efektif memimpin dan mengelola perubahan, mengalokasikan strategi, dan sumber daya manusia untuk menciptakan perusahaan dengan kinerja yang baik dengan didukung oleh karyawannya. Implementasi customer relations yang sukses berawal dari upaya perusahaan untuk memberikan pelatihan yang cukup untuk karyawannya sehingga dapat memberikan suatu pelayanan yang baik bagi pelanggannya.19 Agar hubungan baik dapat di implementasikan, perlu dibentuk data-data nasabah, yaitu daftar nama nasabah yang dianggap perlu oleh perusahaan untuk terus menjalin hubungan dalam jangka panjang. Dengan tersedianya informasi mengenai nasabah, dan jumlah pembelian, 18 Srisawas, Siriporn and Rotchanakitumnuai, Siriluck, Social Network Management Enhances Customer Relathionship, World Academy of Science, engineering and Technology 53 2011 19 Babatunde, Ajayi, The Relevance of customer relationship management in the nigerian banking industry, Information Management, 2010 Page 98 24 perusahaan diharapkan dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan nasabah secara lebih baik yang akhirnya dapat menumbuhkan loyalitas nasabah. Adapun implementasi customer relations dalam industri perbankan dengan memenuhi berbagai solusi untuk berhubungan dengan nasabah yaitu:20 1. Memberikan layanan yang fleksibel dan dinamis. 2. Melakukan pendekatan (know your customer) dengan menggali dan pemberian solusi tuntas untuk menangani masalah pelanggan. 3. Penguasaan pengetahuan produk oleh karyawan sehingga dapat menginformasikan poduct knowledge secara tepat. 4. Menjalin hubungan baik yang berkesinambungan dengan nasabah. 2.5. Hubungan Baik dengan Nasabah Menjalin hubungan yang baik adalah kemampuan perusahaan dalam memberikan pelayanan prima kepada nasabahnya. Banyak perusahaan selalu ingin dianggap yang terbaik di mata nasabahnya karena akan menjadi nasabah setiap produk yang ditawarkan. Di samping itu, perusahaan juga berharap dengan menjalin hubungan yang baik kepada nasabah dapat ditularkan kepada calon nasabah lainnya.21 Menjalin hubungan baik berarti lebih dari sekedar memberi informasi. Bank harus memelihara hubungan dengan nasabah, terutama para nasabah utama yang telah dibina cukup lama oleh bank. Pelayanan diberikan sebagai tindakan 20 Buku Panduan Layanan, enhanced relationship, SMART SOLUTION Kasmir,Etika Customer Service, PT. Rajagrafindo Persada, Jakarta, 2011, Hal 31 21 25 atau perbuatan seseorang atau perusahaan untuk menjalin hubungan yang baik dengan nasabah. Tindakan tersebut dapat dilakukan melalui cara langsung melayani nasabah. Nasabah selalu ingin memperoleh perhatian dari perusahaan. Nasabah pada intinya ingin diberikan pelayanan yang terbaik, dalam arti dipenuhi keinginan dan kebutuhannya secara cepat dan tepat. Oleh karena itu, pelayanan baik yang diberikan dan menjalin hubungan yang baik ini harus segera dapat dipenuhi oleh perusahaan sehingga keinginan nasabah dapat diberikan secara maksimal. Pada umumnya, perusahaan menggunakan media untuk berinteraksi dengan nasabahnya. Media memiliki berbagai kelebihan diantaranya termasuk product knowledge, adanya umpan balik dan penyebaran informasi perbankan. Perusahaan menggunakan media ini untuk menjalin hubungan baik dengan nasabahnya. Media digunakan untuk mendapatkan informasi dari nasabah, menganalisis informasi yang telah diberikan dan umpan balik dengan cepat dan tepat dari nasabah. Situs media perusahaan yang baik dapat digunakan untuk menjalin hubungan yang lebih baik dengan nasabah dan bisnis. Sikap santun dari karyawan yang berhubungan langsung dengan nasabah adalah salah satu faktor yang penting untuk membentuk keberlanjutan bisnis yang lebih baik. Agar pelayanan yang diberikan kepada nasabah tidak berlebihan, perlu dibuat standar atau ciri-ciri pelayanan yang baik. Sehingga petugas tidak akan melanggar standar yang telah ditetapkan oleh perusahaan. Standar ini perlu 26 dipatuhi oleh setiap karyawan yang terlibat di perusahaan tersebut tentu sesuai dengan bidang tugasnya masing-masing. Dapat disimpulkan bahwa menjalin hubungan yang baik adalah kemampuan perusahaan untuk menyiapkan sumber daya manusia yang andal dengan segala kelebihannya. Kesiapan sumber daya manusia ini harus didukung oleh sarana dan prasarana yang dimiliki dan sebaiknya tidak ketinggalan zaman. Untuk mencapai kecepatan dan ketepatan pelayanan yang akan diberikan, menjalin hubungan yang baik juga perlu didukung oleh ketersediaan dan kelengkapan produk yang dibutuhkan nasabah.