BAB III PERANCANGAN ROBOT 3.1 Pembuatan Mekanik Robot Untuk merancang suatu robot, penulis menggunakan beberapa tahapan dalam membuatnya supaya mekanik yang dihasilkan sesuai dengan yang diinginkan selain itu juga untuk mengurangi tingkat kesalahan yang nantinya terjadi apabila dalam pembuatan mekanik tidak diperhitungkan terlebih dahulu.Adapun beberapa tahapan tersebut adalah pengukuran, pendesainan, pemotongan dan perakitan. Dalam pembuatan mekanik ini penulis menggunakan bahan acrilyc untuk membuat kerangka robot. Karena mempunyai banyak kelebihan dilihat dari sifat bahannya tersebut. Selain itu dalam pembuatan juga lebih memudahkan penulis untuk merealisasikan desain yang telah dibuat. 3.1.1 Pengukuran Sebelum melakukkan tahapan pendesainan kerangka terlebih dahulu penulis melakukan pengukuran. Untuk mendapatkan ukura dimensi sebuah kerangka.adapun yang diukur disini adalah komponen-komponen yang nantinya berada di dalam kerangka tersebut seperti batrey, servo, motor DC,dan 28 29 komponen-komponen lainnya.Berikut adalah contoh pengukuran dimensi sebuah motor servo. Gambar 3.1 Pengukuran dimensi motor servo Setelah dilakukkan pengukuran, barulah kita dapat melakukan pendesainan sebuah kerangka robot.Dengan memperhatikan ukuran komponen ketika dalam keadaan diam maupun komponen dalam keadaan sedang beroprasi. 3.1.2 Pendesainan Mekanik Dalam melakukkan pendesainan penulis menggunakan software solid walk dan Autocad. Dua software tersebut sangat untuk digunakan dalam pedesaina robot ini. Penulis menggunakan software solidwalk karena selain dapat mendesain dalam bentuk 3 dimensi software ini juga dapat disimulasikan gerak masingmasing komponen kerangka, sehingga dapat diketahui gerakan sebelum direalisasikan. Berikut adalah beberapa contoh pendesaina kerangka robot dengan memisahkan per-komponen kerangkanya. Kepala Sendihorisontal Breaket servo Sendi vertikal Bodi Roda Gambar 3.2 Blok Diagram Kerangka Robot 30 A. Desain Breaket Servo Breaket servo adalah tempat untuk meletakkan motor sevo pada kerangka robot.Servo disini berfungsi sebagai persendian robot ,oleh karena itu didesain sedemikian rupa agar dapat menghasilkan gerakkan persendian sesuai dengan gerakan ular yaitu melata. Dibawah ini adalah gambar desain breaket untuk motor servo. Gambar 3.3 Desain Breaket Servo Diatas adalah gambar breaket servo dilihat secara tiga dimensi dengan posisi servo menghadap ke bawah. Desain tersebut dilengkapi dengan lubang baut dan lubang untuk persendian vertical gerakan robot.sedangkan servo sendiri untuk persendian dengan gerak horizontal (kanan dan kiri). B. Desain Persendian Vertikal Desain persendian vertical yang dimaksud disini adalah merancang kerangka robot agar dapat melakukan persendian dengan arah gerak vertical atau 31 gerakan naik turun pada umumnya.Fungsi dari persendian ini adalah untuk gerakkan yang memungkinkan robot tetap dapat melaju meskipun medannya tidak rata atau datar. Sehingga dengan adanya persendian ini robot akan menyesuaikan dengan medan yang dilaluinya.Berikut adalah gambar untuk persendian gerak vertical. Gambar 3.4 Desain Persendian Vertikal Gambar 3.3 diatas adalah lengan sendi untuk gerakan naik turun. Lubang pada gambar diatas nantinya dihubungkan dengan lubang pada breaket servo sebelumnya yang nantinya akan dihubungakan dengan dua bua poros independen sehingga menghasilkan persendian untuk araah gerak vertical. C. Desain Persendian Horisontal Persendian horizontal adalah lengan sendi untuk mendapatkan hasil gerakan dengan arah horizontal yaitu ke kanan dan ke kiri. Sendi ini yang nantinya akan digerakkan oleh motor servo sehingga dapat menghasilkkan gerakkan sesuai yang diinginkan. Berikut adalah desain untuk persendian horizontal. 32 Gambar 3.5 Desain Persendian Horisontal Dari gambar diatas bisa kita lihat terdapat tiga lubang dan satu lubang.tiga lubang tersebut yang nantinya akan dihubungkan dengan motor servo untuk menghasilkan gerakan kekanan dan kekiri. Sedangkan untuk satu lobang yang lain digunakan untuk poros bebas sehingga gerakan servo akan terarah. Lengan sendi ini akan dihubungkan dengan bodi dari kerangka robot ular ini. Berikut adalah gambar tentang susunan penghubung lengan sendi untuk gerakan horizontal. Gambar 3.6 Susunan Persendian Horisontal D. Desain Bodi Desain ini dirancang dengan bentuk melingkar agar terkesan menyerupai badan ular. Namun tetap disesuaikan dengan keperluan komponen. Yaitu sebagai 33 lengan sendi dan tempat roda. Berikut adalah kerangka untuk bentuk bodi robot ular. Gambar 3.7 Desain Kerangka Bodi Dari gambar diatas terdapat dua kaki kecil dan tiga lubang bagian atas. Dua kaki kecil ditersebut dimasukkan ke dudukan kerangka roda sehingga saling menyatu. Tiga lubang diatas berfungsi sebagai lewatnya kabel penghubuang juga tempat untuk meletakkan baterey. E. Desain Dudukan Bodi dan Poros roda Desain ini untuk menyatuka bodi dengan poros roda sehingga membentuk satu kesatuan yang saling menguatkan. Desain ini simple berbentuk persegi dengan dilengkapi lubang-lubang kecil berbentuk kotak disesuaikan dengn ukuran kaki kerangka pada bodi dan ukuran untuk poros roda. Berikut adalah gambar desain untuk dudukan bodi dan poros roda. 34 Gambar 3.8 Dudukan bodi dan poros roda F. Desain Poros Roda Desain ini adalah dudukan untu poros roda yang nantinya roda tersebut akan berputar mengikuti putaran roda paling depan serta mengikuti kemana arah servo bergerak. Roda – roda tersebut berputar bebas tanpa dihubungkan dengan motor DC kecuali roda paling depan. Sehingga roda – roda ini hanya menompang badan robot ular agar dapat mengikuti gelakan servo. Sehingg seakan-akan robot ini berjalan seperti gerakan ular yaitu melata. Berikut adalah desain untuk poros roda beserta desain rodanya. Gambar 3.9 Dudukan poros dan roda 35 G. Desain Kerangka Kepala Desain untuk kerangka kepala robot ular sangatlah sederhana. Pada desain ini dibentuk sedikit oval agar menyerupai kepala ular. Selebihnya datar atau rata karena untuk meletakkan beberapa komponen elektrik, diantaranya mikrokontroler ,motor driver , sensor ultrasonic dll. Berikut adalah desain untuk kerangka kepala robot ular. Gambar 3.10 Kerangka Kepala Robot Ular 3.1.3 Perakitan Mekanik Pada tahap ini adalah tahapan yang terakhir dalam pembuatan mekanik robot, yaitu merakit beberapa komponen kerangka robot diatas menjadi satu kesatuan yang nantinya akan tersusun gerbong – gerbong yang akan terlihat seperti ular apabila gerbong- gerbong tersebut dirangkai. Berikut adalah gambar dari beberapa kompone diatas untuk membentuk satu gerbong atau sebagian dari badan robot ular. 36 Gambar 3.11 Susunan Sebagian Robot ular Dari sebagian susunan diatas apabila dirangkai dengan susunan yang lain maka akan berbentuk memanjang seperti badan ular, dan yang paling depan dipasang kerangka untuk kepala robot. Maka akan terbentuklah satu kesatuan robot yang memiliki bentuk menyerupai badan ular. Maka dari itu diberi nama robot ular. 3.2 Perancangan Elektrik Dalam pembuatan sebuah robot tentunya tidak terlepas dari adanya ssistem elektrikal. Oleh karena itu untuk mendapatkan system elektrikal sesuai kebutuhan maka perlu dilakukan perancangan. Adapun perancangan disini adalah pembuatan regulator, pembuatan motor driver, pemasangan motor servo dan motor DC,pemasangan batrey, pemasangan sensor ultasonik dan komponen komponen pendukung lainya seperti kabel saklar, push button dll. Berikut adalah Blok diagram system elektrikal pada robot ular. 37 INPUT Sensor ultrasonik PROSES OUTPUT Arduino Nano Push On Catu Daya Motor Driver Motor DC Motor servo wireless Receiver Camer Camera Gambar 3.12 Diagram Blok Sistem Elektrikal 3.2.1 Regulator Perancangan-perancangan manual pada pembuatan rangkaian dengan menggunakan bantuan perangkat lunak “ISIS proteus” sebagai langkah awal atau simulasi sebelum dilakukan rancangan diatas PCB (Printed Circuit Board) dan pengujian dalam bentuk rangkaian. Perancangan manual tersebut adalah sebagai berikut : 1. Perancangan Regulator 5V Pada perancangan ini dimulai dari penentuan beberapa komponen yang digunakan seperti : Terminal block sebagai konektor penghubung, resistor sebagai pelindung indikator, kapasitor sebagai penahan tegangan sementara, IC7805 38 sebagai pemotong tegangan agar menjadi 5V, LED (Light Emitting Diode) sebagai indikator dan pin jumper sebagai tulang penghubung. Gambar 3.13 Simulasi Regulator 5V pada “ISIS-Proteus” Setelah simulasi berikutnya adalah tahap pembuatan jalur rangkaian sebelum dicetak di atas lembaran PCB (Printed Circuit Board). Gambar 3.14 Regulator 5V pada perangkat lunak “ARES” Kemudian dari jalur rangkaian tersebut di cetak pada lembar transparan dengan tujuan sebagai tahap perantara untuk mencetak jalur pada papan PCB (Printed Circuit Board). Gambar 3.15 Rangkaian Regulator 5V pada Lembar Transparan 39 Sehingga menggosoknya dengan setrika di atas papan PCB(Printed Circuit Board) dengan sendirinya akan memindahkan jalur ke papan PCB(Printed Circuit Board). Terakhir setelah jalur menempel pada papan PCB (Printed Circuit Board), papan PCB(Printed Circuit Board) tersebut di aduk pada larutan flerit clorit dengan tujuan untuk menghilangkan bagian tembaga yang tidak diperlukan dan menyisakan tembaga yang merupakan jalur dari rangkaian. Pada tahap inilah akan didapatkan sebuah rangkaian yang siap untuk di bor sebelum penempatan komponen-komponen yang diperlukan seperti, kapasitor, IC(Integrated Circuit) 7805, resistor, indikator berupa LED(Light Emitting Diode) dan beberapa terminal block dipasang. Gambar 3.16 Regulator 5 volt Regulator disini dibuat dimaksudkan untuk membatasi tegangan. Dikarenakan ada beberapa komponen yang hanya memerlukan tegangan kecil yaitu 5 volt atau yang biasa disebut dengan “vcc”. Untuk mendapatkan tegangan tersebut dibutuhkan suatu IC(integrated circuit) pembatas tegangan. Pada badan komponen biasanya tertera nilai daripada suatu IC(integrated circuit) tersebut. Pada umumnya nilai tersebut adalah 78xx untuk nilai positif dan 79xx untuk nilai negativnya. Kode “xx” diatas disesuaikan dengan nilai pembatasan tegangan yang dapat dilakukan oleh IC tersebut. Sebagai missal 7805 untuk pembatasan tegangan 5 volt, kemudian ada juga 7809 untuk tegangan 9volt begitupula 40 seterusnya seperti 7812,7818,7824 dan lain –lain. Dibawah ini adalah IC(integrated circuit) yang digunakan pada rangkain regulator untuk robot ini. Gambar 3.17 IC LM7805 Dalam penggunaan IC(integrated circuit) tersebut penulis memasang pada sebuah rangkain regulator. IC(integrated circuit) tersebut dapat langsung digunakan dengan input DC(Direct current) diatas 5 volt ataupun dengan dilengkapi komponen- komponen pendukung seperti kapasitor , resistor maupun LED(Light Emitting Diode). Kapasitor penulis gunakan untuk mendapatkan tegangan DC(Direct current) yang stabil. Resistor digunakan untuk mengurangi tegangan yang biasanya untuk menyesuaikan kebutuhan tegangan LED(Light Emitting Diode). LED(Light Emitting Diode) disini penulis gunakan sebagai indicator untuk mengetahui ada tidaknya tegangan tanpa harus dilakukkan pengukuran. Indicator ini berupa cahaya sehingga mata kita akan lebih peka dalam mengetahui adanya tegangan output. Berikut adalah rangakaian regulator yang penulis gunakan untuk catu daya robot ini. 41 Gambar 3.18 Rangkaian Regulator 7805 3.2.2 Rangkaian Penguat Arus Penulis membuat suatu rangkaian penguat arus dimaksudkan untuk menguatkan arus yang keluar dari regulator 5 volt. Hal ini dilakukan mengingat servo yang dipakai dalam robot ini adalah servo jenis medium atau standart yang mempunyai torsi besar sehingga servo tersebut membutuhkan arus yang besar pula.namun untuk tegangan sendiri motor servo tetap memerlukan tegangan vcc atau 5 volt. Sehingga dengan dibuatnya rangkaian ini dimaksudkan untuk mendapatkan tegangan servo 5 volt namun menghasilkan arus yang besar mengingat servo yang digunakan adalah servo jenis standart berjumlah 11 motor servo. Rangakain ini mengguanakan IC (Integrated Circuit ) jenis TIP yang difungsikan sebagai op-Amp. Artinya IC(Integrated Circuit ) berfungsi sebagai saklar namun dapat difungsikan sebagai penguat. IC (Integrated Circuit ) ini adalah TIP 2955 yang berpolaritas PNP, yang dipasang pada arus positif dengan emitter berfungsi sebagai input , kemudian bassis mengambil tegangan masukan sebelum melewati LM7805 dan kolektor difungsikkan sebagai outputnya.untuk lebih jelasnya dibawah adalah rangkaian penguat yang penulis gunakkan sebagai catu daya motor servo. 42 Gambar 3.19 Rangkain Penguat Arus 3.2.3 Rangkaian Motor Driver Motor DC tidak dapat dikendalikan secara langsung oleh mikrokontroler, karena kebutuhan arus listrik yang besar pada motor DC sedangkan arus keluaran pada mikro sangat kecil. Driver motor merupakan pilihan alternatif yang digunakan untuk mengendalikan motor DC pada robot ini yang notabene untuk grakanya menggunakan roda. Ada beberapa drivermotor yang sering digunakan pada aplikasi robotika, yaitu menggunakan rangkaian H-Bridge transistor, HBridge MOSFET, dan IC driver motor. Pada kali ini penulis akan coba membuat tentang rangkaian IC driver motor L298.Untuk motor DC sendiri, sebelumnya telah penulis bahas di BAB II. Pengaturan arah putaran motor dilakukan dengan mengubah arah polaritas yang mengalir melalui motor. Secara sederhana seperti yang terlihat pada (Gambar 3.20)hal ini dapat dilakukan dengan mengubah polaritas tegangan motor. 43 Gambar 3.20 Pengaturan arah putaran motor DC Kecepatan motor DC dapat diatur dengan beberapa cara, yaitu dengan mengatur fluks medan, dengan mengatur tahanan jangkar, dan dengan mengatur tegangan sumber. Cara yang ketiga ini merupakan pengaturan yang sering digunakan karena penggunaannya yang relatif mudah. Pengaturan tegangan sumber biasanya menggunakan metode PWM (Pulse Width Modulation). Selanjutnya penulis akan membuat driver motor. Driver motor yang mudah digunakan yaitu menggunakan IC driver motor DC seperti L293D atau L298N. IC driver motor yang penulis gunakan yaitu L298 hal ini dikarenakan kemampuan IC tersebut yang lebih baik dibandingkan IC L293D. Berikut adalah gambar IC driver motor L298. Gambar 3.21 IC Driver motor L298 L298 aadalah driver motor berbasis H-Bridge, mampu menangani beban hingga 4A pada tegangan 6V – 46V. Dalam chip terdapat dua rangkaian H- 44 Bridge. Selain itu driver ini mampu mengendalikan 2 motor sekaligus dengan arus beban 2 A. berikut gambar rangkaian driver motor L298. Gambar 3.22 Rangkaian driver motor L298 Rangkaian driver motor yang terlihat pada (Gambar 3.17), untuk outputmotor DC digunakan dioda, hal ini ditujukan agar driver motor dapat menahan arus balik yang datang dari motor DC. Input driver motor berasal dari mikrokontroler utama, untuk MOT 1A dan MOT 1B untuk menggerakan motor 1, ENABLE 1 untuk mengatur kecepatan motor 1 menggunakan PWM, selanjutnya untuk MOT 2A dan MOT 2B untuk menggerakan motor 2, ENABLE 2 untuk mengatur kecepatan motor 2 menggunakan PWM. untuk lebih jelas mengenai pengontrolan motor DC menggunakan IC L298D dapat melihat tabel kebenaran pada (Tabel 3.1). Tabel 3.1 Tabel Kebenaran Untuk 2 Motor MOT 1A MOT 1B H L H L L H L L ENB 1 H H H H MOT 2A H L L H MOT 2B ENB 2 GERAK L H L L H H H H Maju Mundur Belok kanan Belok kiri 45 Penulis menggunakan 2 mootor yang terpasang pada bagian roda paling depan disebelah kanan dan kiri. Yang bertujuan sebagai gerakan maju robot ini, juga digunakan untuk arah robot ini kemana akan berjalan. Penggerak roda (motor DC) dipasang pada bagian paling depan dimaksudkkan untuk menarik bagianbagian robot dibelakangnya karena roda-roda yang lain bergerak bebas dan independent mengikuti gerakkan roda pada bagian depan tersebut. Untuk mengetahui lebih jelasnya mengenai pemasangan motor DC, lihat gambar 3.23. Letak Motor DC Gambar 3.23 Pemasangan Motor DC Motor DC yang digunakkan pada robot ini adalah motor DC dengan gearbox. Karena dengan motor jenis ini tenaga untuk gerak robot akan lebih kuat ,dimana motor DC with gearbox mampu mengasilkan torsi. Torsi adalah tenaga untuk menggerakkan, menarik, atau menjalankan sesuatu (pulling power). Berikut adalah motor DC yg digunakkan untuk robot ini. Gambar 3.24 Motor DC With Gearbox 46 3.2.4 Instalasi Motor Servo Untuk pemasangan servo penulis menggunakan servo jenis standart, dimana servo ini membutuhkan tenaga arus yang kuat. Untuk mendapatkkan Arus yang kuat penulis menambahkan perangkat UBEC dimana alat ini dapat mensuplai arus hingga 6 ampere yang dirasa sudah cukup untuk suplay arus 11 buah servo. Untuk teganganya sendiri UBEC akan memangkas tegangan inputnya dari 12-14 volt menjadi tegangan vcc yaitu 4,6 V – 6 V , dimana tegangan inilah yang dibutuhkan motor servo. Berikut adalah instalasi kelistrikan untuk motor servo menggunakkan UBEC dan batrey Lippo 3 sell. ARDUINO NANO PIN SERVO LIPPO BATTEREY 3 CELL SERVO GND VCC UBEC Gambar 3.25 Instalasi kelistrikan pada servo Setelah dirancang seperti pada gambar di atas servo akan mempunyai torsi yang kuat (tidak loyo) . Karena suplay arus yang dihasilkan UBEC sesuai dengan arus inputan dari batrey. Selain itu UBEC juga digunakan sebagai pengaman servo. Tegangan yang berlebih akan membuat servo rusak, oleh karena itu dengan dipasang UBEC tegangan servo akan tetap stabil yaitu kurang lebih 5 volt. 47 3.2.5 Perancangan Elektrik Keseluruhan Untuk yang berikutnya penulis akan memaparkan mengenai kelistrikan robot secara menyeluruh. Dimana sebelumnya telah penulis buat bagian-bagian dari kelistrikan robot. Untuk lebih jelasnya akan dipaparkan dalam bentuk gambar di bawah ini. UBEC BATEREY LIPPO 3 SELL Vin REGULATOR Gambar 3.26 instalasi untuk motor servo 48 BATEREY LIPPO 3 CELL REGULATOR BATEREY 9V Gambar 3.27 Instalasi Untuk Motor Driver 3.3 Pemrograman Pemrograman robot pada umumnya dilakukkan pada tahap akhir, setelah perancangan mekanik dan elektrik terselesaikan. Karena dalam proses pemrograman pada umumya programer melakukkan dengan cara uji coba. Sehingga untuk melakukkanya komponen perangkat robot harus dapat dioprasikan. Pemrograman adalah memasukkan suatu informasi atau kode-kode (coding) kedalam suatu mikrokontroler. Dimana diharapkan suatu robot dapat beroperasi sesuai dengan kemauan pemilikknya atau perencanaan awal sebelum suatu robot dibuat. Begitu pula dengan robot ular ini, diharapkan robot ini dapat beroperasi secara otomatis tanpa kendali pemilikknya. Sehingga robot ini mempunyai kemandirian yang tinggi akan tugasnya. Dengan memanfaatkan suatu mikrokontroler Arduino Nano. Robot ini deprogram sedemikian rupa sehingga menjadi suatu robot yang dengan 49 kecerdasan yang mandiri. Dalam proses pemrograman terlebiih dahulu penulis melakukkan pemrograman tiap- tiap perangkat penunjang robot. Dalam arti pemrograman keseluruhan robot dilakukkan setelah dilakukan pemrograman perangkat penunjangnya. Adapun perangkat penunjang pada robot ini adalah, motor DC(direct current),motor servo, sensor ultrasonik, input push-button dan lain sebagainya. Untuk lebh jelasnya, berikuut akan dipaparkan mengenai pemrograma tiap-tiap komponen perangkat robot. 3.3.1 Pemrograman Motor DC dengan motor driver L298 Dengan menggunakan motor driver kita akan lebih mudah dalam menggerakkan ataupun mengontrol putaran motor DC. Karena dengan adanya motor driver akan memudahkan dalam proses pemrograman yaitu cukup dengan memberikan kode biner 1 (high) atau 0(low)pada eneable motor driver sehingga dengan cara itu kita akan dapat menggerakkan ataupun menghentikkan motor dengan pemrograman. Kemudian untuk mengontrol gerak putaran motor baik dalam kecepatan maupun arah putar kita perlu memasukkan pulsa pada kedua pin motor driver. Dengan cara mencacah tegangan menjadi kode bit analog yang terdapat pada mikrokontroler Arduino ini. Sehingga akan menghadilkan tegangan yang beragam. Berikut adalah kodebit dari PWM(Pulse widh Modulation)untuk mengatur kecepatan motor. Gambar 3.28 Pulse widh modulation 50 Dengan mengatur pulsa tersebut kita akan dapat mngendalikkan kecepatan motor brgitu pula untuk menentukan arah putaran motor. Berikut adalah gambar pemrograman untuk motor DC. Gambar 3.29 Pemrograman Motor DC 3.3.2 Pemrograman Motor Servo Dengan memanfaatkan file.h pada lib yang sudah ada pada folder arduino maka untuk pemrograman motor servo ini cukup mengikuti beberapa perintah didalamnya. Perintah-perintah ini dapat dilihat pada file.h tersebut seperti halnya perintah attach, detach, write, dan lain sebagainya. Setiap perintah ini memiliki kegunaan tersendiri baik digunakan untuk pendeklarasian maupun menentukan pergerakan servo berdasarkan sudut yang kita inginkan. 51 Gambar 3.30 Pemrograman Motor Servo Seperti penjelasan pada bab sebelumnya bahwa untuk menggerakan servo ini perlu adanya pemberian nilai pulsa. Dan pembangkitan pulsa ini pun sudah dikemas pada file library servo khususnya pada file.cpp sehingga penggunaannya pun akan lebih mudah karena hanya memanfaatkan perintah-perintah yang sudah diijinkan oleh arduino dan tidak lagi diperlukan pengaturan seperti halnya pada atmega pada umumnya. 3.3.3 Pemrograman Sensor Ultrasonik Seperti halnya penjelasan sebelumnya untuk dapat memanfaatkan suara ultrasonic dari perangkat ini maka perlu membangkitnya dengan cara pembangkitan pulsa high selama 5 uS dan pulsa low selama 2uS. Dari pulsa inilah maka suara ultrasonic dapat dikonversi menjadi besaran jarak dengan cara tertentu berdasarkan waktu yang ditempuh saat suara tersebut kembali ditangkap. Sehingga dengan penjabaran inilah untuk memulai menggunakan perangkat ini perlu dilakukan pengaturan fungsi pin data pada sensor yaitu pengaturan untuk menjadi output selama 7uS kemudian dilanjutkan dengan pengaturan pin sebagai 52 input sebelum dilakukan pengonversian besaran ke dalam bentuk jarak. Adapun pengonversian ini pun sudah dicontohkan pada arduino dengan pembagian nilai pulsa dengan nilai yang sebesar 29. Nilai inilah yang mempengaruhi satuan pada besaran jarak seperti centimeter, inch dan lain sebagainya. Gambar 3.31 Program Sensor Ultrasonik