Tabloid Media Agro Februari 2016

advertisement
C MYK
Visi dan Misi
TABLOID BULANAN
No.113/Februari 2016
VISI
PT Perkebunanan Nusantara VII (Persero) menjadi perusahaan agribisnis berbasis
karet, kelapa sawit, teh dan tebu yang tangguh serta berkarakter global.
MISI
1. Menjalankan usaha perkebunan karet, kelapa sawit, teh dan tebu dengan mengunakan
teknologi budidaya dan proses pengolahan efektif serta ramah lingkungan.
2. Mengembangkan usaha industri yang terintegrasi dengan bisnis inti (karet, kelapa,
sawit, teh dan tebu) dengan menggunakan teknologi terbarukan.
3. Mengembangkan sumber daya manusia yang berbasis kompetensi
4. Membangun tata kelola usaha yang efektif
5. Memelihara keseimbangan kepentingan stakeholders untuk mewujudkan daya saing
guna menumbuh-kembangkan perusahaan.
1
TABLOID BULANAN
No.113/Februari 2016
Indeks
DEKOM BEKUNJUNG
KE CINTA MANIS
2016, Salurkan Dana
Kemitraan Rp10,8 Miliar
Dalam rangka menyambut persiapan giling tahun
2016, Dewan Komisaris PTPN VII yang
didampingi Komite Audit dan Komite Manajemen
Risiko pada tanggal 23 Februari 2016 melakukan
kunjungan kerja ke Distrik Cinta Manis.
PT Perkebunan Nusantara (PTPN) VII pada tahun 2016
menyalurkan dana Program Kemitraan sebesar
Rp10,837 miliar. Dana tersebut merupakan hasil
pengembalian mitra binaan (bergulir) tahun
sebelumnya.
Pentingnya Pendidikan Karakter Anak
Hal.8
Hal.3
Hal.6
Pendidikan karakter mempunyai makna lebih tinggi dari
pendidikan moral karena bukan sekadar mengajarkan
mana yang benar dan mana yang salah, tetapi
membantu anak-anak memahami dan merasakan nilainilai yang baik, mau, dan mampu melakukannya.
C MYK
TABLOID BULANAN
No.113/Februari 2016
2
dariREDAKSI
Tips untuk Hidup Lebih Bahagia
Banyak orang yang mencari dan terus mencari cara untuk meraih hidup bahagia.
Banyak yang mengira bahwa jika sudah punya ini dan itu, sudah tercapai ini dan
itu, hidupnya akan bahagia. Ternyata tidak. Banyak yang mengira bahwa jika
sudah “menjadi sesuatu” hidupnya akan bahagia.
T
ernyata tidak. Lalu bagaimana cara meraih
hidup bahagia? Sebenarnya mudah. Berbahagialah sekarang. Tidak perlu menunggu
apa-apa. Berbahagialah. Masih sulit? Bersyukurlah. Pikirkan berbagai nikmat yang telah kita
terima. Bersyukurlah. Maka akan bahagia. Berikut tips
untuk meraih kebahagiaan.
1. Jangan takut, jangan khawatir
Perasaan takut dan khawatir merupakan pikiran
yang paling tidak produktif. Sebagian besar halhal yang kita khawatirkan atau takutkan
sebenarnya tidak pernah terjadi. Jadi untuk apa
selalu khawatir dan takut?
Orang yang selalu khawatir dan takut pasti tidak
bisa bahagia. Karena itu, hilangkan kedua
perasaan tersebut, pasti hati menjadi lebih tenang.
Hati yang tenang merupakan titik awal kebahagiaan.
Biarkanlah orang tersebut yang menyelesaikan
masalahnya sendiri dengan porsi terbesar. Kita
hanya sekadar membantu, tentu semampu kita.
Memang, boleh jadi akan muncul rasa bahagia
juga jika kita berhasil memberikan solusi kepada
teman, tetapi tentu bukan mengambil alih tanggung
jawab dalam masalah tersebut.
6. Jangan hidup di masa lalu
Mungkin terasa nyaman bagi kita mengingat halhal yang menyenangkan di masa lalu. Tetapi jangan
terlena didalamnya. Konsentrasilah dengan apa
yang terjadi saat ini, karena kita pun akan bisa
merasakan banyak kebahagiaan pada saat ini.
Yakinlah kita akan mempunyai perasaan yang jauh
lebih berbahagia jika kita merayakan apa yang
terjadi saat ini dibandingkan dengan terbenam
dalam romantisme masa lalu. Jauhkan pula terus
mengingat hal-hal buruk menyedihkan yang terjadi
masa lalu. Kuburkan saja.
2. Jangan menyimpan dendam
Dendam adalah hal terbesar dan akan menjadi
beban terberat jika kita menyimpannya di dalam
hati. Maukah Anda membawanya sepanjang
hidup? Jangan sia-siakan energi kita hanya untuk
menyimpan dendam.
Tidak ada gunanya, kecuali hanya akan membawa
hati resah dan gelisah. Hati yang resah dan gelisah
tak mungkin bisa bahagia. Gunakanlah energi kita
untuk hal-hal yang positif yang membuat hati
tenteram. Ketenteraman adalah sumber kebahagiaan.
3. Fokus pada satu masalah
Jika kita memiliki beberapa masalah, selesaikanlah masalah kita satu per satu. Jangan
terpikirkan untuk menyelesaikan masalah secara
sekaligus, karena justru akan membuat kita
semakin stres.
Pikiran yang ruwet dan stres, apalagi tertekan
hingga depresi, menimbulkan hati dan pikiran
kacau. Kekacauan tak bisa membuat hati
seseorang nyaman, padahal kenyamaman
merupakan sumber kebahagiaan.
4. Jangan membawa masalah hingga
tidur
Masalah adalah hal yang sangat buruk untuk
kesehatan, termasuk mengganggu tidur kita.
Pikiran bawah sadar kita yang ruwet adalah hal
yang luar biasa yang dapat membuat kita gelisah
dan tidur kita menjadi tidak nyenyak. Bagaimana
bisa hidup bahagia jika tidur saja tidak nyenyak?
Jangan bebani alam bawah sadar kita dengan problem nyata kita.
5. Jangan mengambil masalah orang
Membantu orang lain yang sedang dalam masalah
adalah hal yang mulia, tetapi jika kita mengambil
porsi terbesar untuk menyelesaikan masalah orang lain tersebut justru itulah kesalahan terbesar.
7. Jadilah pendengar yang baik
Mungkin sebagian besar orang susah untuk
menjadi pendengar yang baik. Justru sebaliknya
kita mengharapkan orang lain yang mendengarkan
omongan kita. Sebetulnya dengan belajar
mendengarkan orang lain, kita akan mendapatkan
banyak hal baru yang sangat berguna bagi
kehidupan kita. Justru dengan banyak mendengar,
kita memperoleh banyak pelajaran dan pengalaman yang jadi bekal untuk meraih kebahagiaan.
8. Jangan biarkan frustrasi menguasai
Kasihanilah diri kita lebih dari apa pun. Maksudnya
janganlah kita menyerah pada frustrasi, jangan
menyerah dan putus asa. Maju terus. Ambillah
tindakan-tindakan positif dan lakukanlah dengan
konsisten. Bangun terus harapan-harapan baru,
karena hanya dengan harapanlah kita bisa tetap
semangat dalam menjalani kehidupan. Semangat
merupakan salah satu tiang untuk menegakkan
kebahagiaan.
PENILAIAN KARYAWAN
Setiap organisasi atau perusahaan
memerlukan sumber daya untuk mencapai
tujuannya. Sumber daya merupakan energi, tenaga,
kekuatan yang diperlukan untuk menciptakan daya,
gerakan, aktivitas, kegiatan dan tindakan. Sumber
daya tersebut terdiri dari sumber daya alam, sumber
daya finansial, sumber daya manusia, sumber daya
ilmu pengetahuan, dan sumber daya teknologi.
Di antara semua itu, SDM digunakan untuk
menggerakkan dan menyinergikan sumber daya
lainnya untuk mencapai tujuan organisasi. Arti
penting SDM bermuara dari kenyataan bahwa
manusia merupakan elemen utama dalam
organisasi. Tidak peduli apa keunggulankeunggulan lainnya yang dimiliki, organisasi tidak
akan dapat memaksimalkan produktivitas dan
labanya tanpa adanya karyawan.
Semua modal dalam perusahaan, baik
finansial maupun modal nonfinansial, memiliki
nilai, dapat dikelola dan dapat dihitung.
Keberhasilan semua jenis modal tergantung pada
keberhasilan manajemen yang dilakukan manusia.
Jika manajemen modal manusia berhasil, kinerja
semua jenis modal juga akan berhasil.
Manajemen pengelolaan modal manusia
dapat dilakukan melalui penilaian kinerja karyawan
atau performance appraisal. Penilaian kinerja
karyawan
adalah proses merencanakan,
mengorganisasi, menyupervisi, mengontrol, dan
menilai kinerja. Penilaian kinerja merupakan
muara akhir dari manajemen modal manusia.
Menilai kinerja berarti membandingkan kinerja
aktual bawahan dengan standar yang ditetapkan
perusahaan. Jika dikerjakan dengan benar, akan
memberikan manfaat yang penting bagi karyawan,
atasan, departemen SDM, dan perusahaan. Jika
penilaian tidak benar, juga akan merugikan perusahaan. Karena itulah memberikan penilaian kinerja
kepada karyawan harus dilakukan secara benar.
Laporan Utama edisi kali ini membahas tentang
penilaian kinerja dan pemberian penghargaan
kepada karyawan. Hal ini penting untuk dipahamai
dan dijalankan dengan benar, karena hasil penilaian
tersebut menjadi salah satu dasar untuk menetapkan
kebijakan perusahaan. Jika keliru, kebijakan yang
ditetapkan juga bisa keliru, yang pada akhirnya akan
merugikan perusahaan.
Beberapa liputan lainnya juga kami sajikan
pada edisi kali ini, termasuk kunjungan Direktur
Produksi dan Dewan Komisaris ke PG Cintamanis,
pelatihan sistem ERP dan dimulainya penerapan
ERP untuk penggajian karyawan di tiga unit,
kegiatan IKI, dan sejumlah aktivitas di distrik dan
unit. Selamat membaca.
Redaksi.
9. Bersyukurlah selalu
Ini sebenarnya kunci utama kebahagiaan.
Bersyukur dan berterimakasihlah atas semua yang
kita dapatkan, bukan hanya hal yang positif,
melainkan juga hal yang negatif, karena kita
percaya bahwa di balik setiap peristiwa, baik positif
maupun negatif, ada hikmah yang kita dapatkan.
Jadi, bukan sukses semata yang menjadikan kita
bahagia, tetapi bersyukur. Justru dengan bersyukur
dan bahagia kita akan lebih sukses. Inilah rahasia
sukses dahsyat yang sering disalahartikan.
Yang perlu diperhatikan adalah jangan karena
sudah bahagia, lalu tidak lagi mengejar sukses.
Tetaplah menjadi orang sukses, sebab sukses bukan
hanya untuk kebahagiaan. Sukses itu untuk cinta
kepada diri sendiri, cinta kepada keluarga, cinta kepada
sesama dan agama. (dari berbagai sumber)
PENERBIT
PT Perkebunan Nusantara VII
PEMBINA
Direksi PT Perkebunan Nusantara VII
PEMIMPIN REDAKSI
Sukarnoto
WAKIL PEMIMPIN REDAKSI
Sofian Machmud
SEKRETARIS REDAKSI
Andi Firmansyah
STAF REDAKSI
Singgih Larsito, Sasmika D.S., Willy Mulyawan,
Sultan M.R., R. Uliati Sidabutar, Hasanuddin Z. Arifin,
Nurjanah, Ketut Oktabayuna, Saidan, Marhaidi
Effendi
BIRO-BIRO
Distrik dan Unit Kebun/Pabrik
Redaksi menerima sumbangan artikel, cerita pendek, humor, puisi, kartun, foto-foto, berita kegiatan,
dan lainnya yang sesuai dengan visi dan misi penerbitan. Naskah diketik rapi, bisa dikirim hasil printout,
tetapi lebih dihargai dalam disket. Khusus untuk artikel maksimal 5 halaman folio spasi ganda.
Kami juga menerima keluhan, saran, kritik, nasihat, atau informasi untuk sesama di lingkungan
perusahaan yang akan kami muat di Surat Pembaca. Atau kirim SMS ke no. 0813 69782555.
Silakan kirim karya Anda ke Redaksi Tabloid Media Agro 7, Kantor Direksi PTPN VII Jl. Teuku Umar
No. 300, Bandarlampung. Naskah disertai dengan identitas dan alamat yang jelas. Pengirim yang tulisannya
dimuat (kecuali surat pembaca), sebagai ucapan terima kasih, Redaksi akan memberikan cinderamata.
DISTRIBUSI
Ja’far, Das’ad Gani
ALAMAT REDAKSI
Kantor Direksi PTPN VII
Jln. Teuku Umar No. 300, Kedaton, Bandarlampung
Telp. (0721) 702233, Faksimili (0721) 702775
Email: [email protected] dan
[email protected]
twiter: @ptpn7
facebook: tabloid karyawan
TABLOID BULANAN
No.113/Februari 2016
Field Day untuk
Tingkatkan Kinerja
Dalam rangka membangun kebersamaan dan kekompakan untuk
meningkatkan kinerja antarbagian, Distrik Pabrik Gula (PG) Cinta Manis
melaksanakan kegiatan field day yang diikuti 120 peserta yang terdiri atas
seluruh Asisten, Mabes, dan Mandor.
egiatan field day yang
dipusatkan di kebun
Rayon IV pada 30
Januari 2016 tersebut
dihadiri Direktur Produksi PTPN
VII Ir. M. Natsir, Kabag Tanaman
Kantor Direksi Ir. Christian
Priyo, dan General Manager
Distrik Sumatera Selatan Ir.
Robert Simanjuntak.
Kegiatan dibuka oleh General Manager Distrik PG Cinta
Manis Ir. Syukur H.K. dengan
mengambil lokasi di depan
Kantor Tanaman. Dalam sambutannya, Syukur menjelaskan
bahwa kegiatan tersebut merupakan salah satu upaya untuk
membangun kebersamaan dan
menyamakan langkah dalam
upaya meningkatkan pro-
K
duktivitas dan kinerja agar hasil
yang diperoleh pada musim giling
tahun 2016 lebih baik
dibandingkan tahun sebelumnya.
“Kita bersama-sama turun
ke kebun, melakukan pengamatan, berdiskusi, dan melakukan perbaikan jika ditemukan
hal-hal yang belum sesuai
dengan standar. Jika ada masalah yang ditemukan, bisa
langsung kita cari solusinya
bersama-sama,” katanya.
Karena itu, dalam kegiatan
field day ini peserta menyusuri
kebun dari mulai kebun bibitan
di Rayon IV, kemudian kebun
petak 265, dan berakhir di petak
275 Afdeling 12 Rayon IV.
Menurutnya, banyak hal yang
masih perlu dibenahi agar
AKTUALITA
Dia menjelaskan dalam
beberapa tahun terakhir harga
komoditas karet terus menurun,
begitu juga dengan harga CPO
yang fluktuatif. Sementara
harga gula masih termasuk
bagus dan diharapkan menjadi
andalan dalam meraih laba.
“Karena itu, kita harus berupaya agar produktivitas terus
meningkat,” katanya.
Bersamaan dengan kegiatan field day juga dilaksanakan
penanaman 2.000 pohon penghinjauan bekerja sama dengan
Lembaga Lingkungan Hidup
Jejak Indonesia. Ketua Lembaga
Lingkungan Hidup Jejak Indonesia Hendra A. Setyawan yang
hadir pada saat itu mengatakan
bahwa organisasinya berkomitmen untuk turut melestarikan
lingkungan hidup dalam rangka
produktivitas kebun terus meningkat.
Sementara Diprod Ir. M.
Natsir dalam pengarahannya
mengatakan bahwa dengan
adanya kegiatan field day ini
diharapkan seluruh elemen
pekerja di Distrik PG Cinta
Manis dapat memanfaatkannya
untuk mengevaluasi berbagai
masalah yang ditemukan di
lapangan.
M. Matsir berharap semua
pekerja tetap bersemangat
dalam bekerja agar bisa mencapai target produktivitas yang
telah ditetapkan. “Kita semua
tahu, saat ini komoditas gula
menjadi andalan kita, karena
harga komoditas karet dan sawit
belum juga membaik,” katanya.
Dekom Bekunjung ke Cinta Manis
alam rangka menyambut persiapan giling
tahun 2016, Dewan Komisaris PTPN VII
yang didampingi Komite Audit dan Komite
Manajemen Risiko pada tanggal 23
Februari 2016 melakukan kunjungan kerja ke Distrik
Cinta Manis.
Rombongan terdiri atas Komisaris Utama
Ahmad Anshori Mattjik dan empat Anggota Dewan
Komisaris, yaitu Haryono, Harun Sulkam, Dodi
Iskandar, Nanan Soekarna. Dari Komite Manajemen Risiko Herry Suheri dan Widuro Adi
Pradono, sedangkan dari Komite Audit Ronnie P.
Sitorus dan Armaz Hariadi.
D
Dalam kunjungannya, rombongan Dewan Komisaris, Komite Audit, dan Komite Manajemen Risiko
meninjau tanaman tebu di kebun Rayon IV. Selama
kunjungan, Dekom mendapat penjelasan berbagai hal,
terutama kesiapan menghadapi murim giling tahun
2016, dari General Manager PG Cinta Manis Syukur
dan GM Distrik Sumatera Selatan Robert Simanjutak.
Acara kunjungan berakhir dengan rapat koordinasi
di Wisma Tamu Distrik Cinta Manis. Dalam rapat
tersebut, GM PG Cinta Manis menguraikan kesiapan
dalam menghadapi musim giling 2016, terutama
mengenai tebang-muat-angkut dan kesiapan pabrik.
(tim cima)
3
konservasi alam yang bekerja
sama dengan institusi maupun
korporasi, tidak terkecuali Distrik
Cinta Manis yang bergerak di
bidang perkebunan.
Kegiatan ditutup dengan
penanaman pohon di sekitar
areal rendahan atau rawa petak
275 oleh Direktur Produksi Ir. M.
Natsir, Ketua Lembaga Lingkungan Hidup Jejak Indonesia
Hendra A. Setyawan, Kabag
Tanaman Ir. Christian Priyo,
General Manager Distrik Cinta
Manis Ir. Syukur H.K., General
Manager Distrik Sumatera
Selatan Ir. Robert Simanjuntak,
diikuti oleh Manajer Tanaman
Distrik Cinta Manis Ir. Tatang
Wasito, Manajer Pabrik
Michael Karim Pronk, dan oleh
seluruh Askep di Distrik Cinta
Manis. (tim cima)
TABLOID BULANAN
No.113/Februari 2016
4
LaporanUTAMA
Menata Kembali Penilaian Kinerja &
Pemberian Penghargaan kepada Karyawan
Seiring dengan upaya meningkatkan kinerja perusahaan serta pengembangan sumberdaya manusia, diperlukan
adanya metode dan sistem penilaian yang konsisten, tepat, akurat, dan berkeadilan terhadap kinerja setiap karyawan.
Hasil penilaian kinerja merupakan rapor yang menjadi dasar dan acuan dalam menetapkan kebijakan perusahaan,
seperti penempatan personel, penyesuaian kompensasi, kebutuhan pendidikan dan latihan, dan lainnya.
B
agian SDM PTPN VII
telah menyusun seperangkat aturan dalam
memberikan penilaian
kerja dan penghargaan kepada
karyawan sebagai perbaikan
dari sistem dan aturan yang
lama. Untuk menyosialisasikan
sistem dan aturan tersebut,
Direktur SDM dan Umum PTPN
VII Budi Santoso memberikan
pengarahan kepada seluruh
Kepala Urusan dan Kepala
Bagian di Kantor Direksi PTPN
VII, Jumat (4/3/2016).
Dalam arahannya Budi
Santoso menguaraikan tentang
perlunya menata kembali
penilaian kinerja dan pemberian penghargaan kepada karyawan. Sebab, jika salah
menilai kinerja seseorang maka
akibat yang terjadi berjangka
panjang.
“Misalnya ada karyawan
yang kinerjanya tidak baik,
tetapi dalam penilaian dinyatakan sangat baik, kita harus
mengeluarkan biaya dalam
jangka panjang, sampai karyawan itu meninggal dunia.
Begitu juga sebaliknya, karyawan yang baik tetapi dinilai
tidak baik, akan dirugikan
sepanjang hidupnya,” kata dia.
Secara teori pengertian
kinerja ada 3 komponen yang
harus dipenuhi, seperangkat
hasil yang dicapai, merujuk
pada tindakan pencapaian, dan
pelaksanaan suatu pekerjaaan
sesuai dengan yang diminta.
Dalam penilaian kinerja
mulai dari poor (buruk), average
(rata-rata), good (baik), very
good (sangat baik), hingga excellent (luar biasa). Selanjutnya, penilaian prestasi
kerja adalah suatu proses yang
melibatkan manajer dan
karyawan. Artinya tidak bisa
hanya satu arah atau one way.
“Harus ada kerja sama,
harus ada yang menilai, ada
yang melaksanakan, dan sebagainya.
Jadi bekerja sama untuk
menilai kemajuan yang telah
dicapai karyawan ke arah
sasaran yang ditentukan dalam
perencanaan kinerja,” katanya.
Keterkaitan antara atasan
dan bawahan ini memang sangat erat. Untuk menyimpulkan
apa yang berjalan baik sepanjang periode dan apa pula
yang berjalan kurang baik.
Kemudian apakah target sudah
dicapai, apakah target itu
mudah dan mungkin dicapai,
atau bagaimana pencapaiannya. Maka di akhir periode akan
ada penilaian baik dan tidak
baik.
“Jadi, tolong dipahami dan
dicermati agar dalam memberikan penilaian bisa menyimpulkan apa yang berjalan
baik dan apa yang berjalan
kurang baik pada setiap akhir
periode penilaian,” katanya.
Selanjutnya, tambah Budi,
poin yang juga penting dipahami adalah tujuan dan manfaat
penilaian kerja. Pertama untuk
performance improvement atau
peningkatan kinerja. Tentunya
dengan penilaian itu karyawan
akan lebih baik lagi dalam
bekerja.
Kedua, untuk compensation adjusment atau penyesuaian kompensasi. Karyaran
yang diberi nilai baik tentunya
akan ada peningkatan kompensasi, yaitu gaji. Jika penilaian
dilakukan dengan benar, hal itu
akan menjadi acuan dalam
memberikan kompensasi.
Ketiga, placement decision atau keputusan penempatan. Bila karyawan dinilai
kompetensinya baik, luar biasa,
maka akan menjadi bahan
manajamen untuk menempatkan karyawan pada posisi
yang lebih tinggi.
“Artinya bila penilaian
keliru, yang akan terjadi kita
menempatkan orang yang
salah di tempat yang salah.
Dan akhirnya akan membuat
kinerja perusahaan makin
memburuk. Anda menilainya
baik, padahal tidak baik, ini
salah. Anda menilainya tidak
baik, padahal karyawan itu
baik, ini juga salah. Oleh
karenanya poin ketiga ini sangat sulit,” katanya.
Keempat, tujuan dan
manfaat penilaian karyawan
juga untuk training and develop-
ment needs atau kebutuhan
pelatihan dan pengembangan.
Dari hasil penilaian itu, perlu
apa tidak karyawan ini mendapat pelatihan dan seterunya.
Penilaian juga untuk feedback atau umpan balik. “Bila
tidak ada data yang karyawan
yang sebenarnya maka apa
yang akan dilakukan direksi.
Bagaima program pengembangan SDM,” katanya. Penilaian juga penting untuk
mengubah informational inaccuracies and job design errors
atau ketidakakuratan informasi
dan kesalahan dalam perancangan jabatan.
Menurut Budi, hasil dari
penilaian CLI ada beberapa
kekurangan penilaian. Manajer
di PTPN 7 masih ada 4 kekurangan, yakni perencanaan,
manajemen risiko, manajemen
keuangan, dan informasi bisnis.
“Jajaran di bawahnya pasti
tidak akan jauh berbeda. Saya
khawatir ini dikarenakan kita
memperoleh input yang tidak
baik, hingga akhirnya kebutuhan pelatihan dan pengembangan menjadi bias. Informasi
tidak akurat, sehingga perencanaan jabatan menjadi lain,”
katanya.
Dalam pengukuran kinerja,
tambah Budi, dapat dilakukan
dengan menggunakan sistem
penilaian (rating) yang relevan. ”Ini yang kita kenal IKP 1—
5. Kemudian rating tersebut
harus mudah digunakan sesuai
dengan yang akan diukur.
Mencerminkan hal-hal yang
memang menentukan.
Pengukuran kinerja juga
berarti membandingkan antara
standar yang telah ditetapkan
dan kinerja sebenarnya yang
terjadi,” urainya.
Kesalahan dalam melakukan penilaian bisa terjadi
karena leniency error, yakni penilai memberikan nilai
kepada semua orang dalam
suatu kelompok kerja lebih
tinggi daripada seharusnya.
Artinya satu kelompok lebih
tinggi dari statusnya.
Juga karena central and
tendency error atau penilai
cenderung memberikan penilaian rata-rata walaupun ada
yang berprestasi baik atau
bahkan buruk. Yang sering
terjadi, kesalahan dalam menilai
akibat memberikan penilaian
yang cenderung sama pada
semua aspek, hanya karena
adanya nilai yang sangat baik
pada suatu aspek (hallo error).
Begitu juga sebaliknya,
penilaian yang buruk dari suatu
aspek menutupi prestasi yang
baik dari aspek lainnya (horn
error). “Yang seperti ini sering
terjadi. Jadi tolong resapi betul,
bagaimana kalau hal itu terjadi
pada kita. Mudah-mudahan dari
sini kita dapat merenung,
apakah selama ini saya sudah
benar dalam memberikan penilaian. Karena dari yang terkecil dimulai dari ini,” katanya.
Selanjutnya, kata Budi
Santoso, tentang penilaian
yang dilakukan di PTPN VII
selama ini. Harus diingat bahwa
penilaian karyawan secara
keseluruhan tidak menggambarkan kinerja pada Bagian/
Unit/Distrik. Tapi pada umumnya pemberian nilai karyawan,
terutama DP2K, berorientasi
pada nilai tahun sebelumnya.
“Bila tahun sebelumnya
karyawan dinilai 80, kalau
dilihat dari hallo and horn error,
bila sudah dinilai 80 ya harus
80,” katanya. Juga banyak
penilaian yang berorientasi
pada hasil, bukan pada proses.
Juga ada penilaian untuk tujuan
tertentu, misalnya pemberian
golongan pengabdian yang
telah diset dua tahun terakhir.
Penghargaan kepada karyawan di PTPN VII adalah
kenaikan berkala/golongan,
penghargaan masa pengabdian, kenaikan berkala/golongan pengabdian, bonus dan
premi, serta insentif. “Bila kita
salah menilai karyawan, kita
sama saja menzalimi perusahaan atau menzalimi karyawan itu,” kata Budi.
Menurut Budi, pendapat
mengenai kenaikan berkala,
bila dahulu satu berkala dianggap sebagai prestasi, dua
berkala dinyatakan istimewa,
dan naik golongan disebut
sangat istimewa, sekarang
kenaikan satu berkala sama
saja dengan aib, dua berkala
memang wajib, dan tiga berkala
baru istimewa atau ajib. “Coba
renungkan, bila anda menilai
teman hanya berkala satu,
pasti dia akan protes,” katanya.
Selama ini, pemberian
penghargaan masa pengabdian
dan kenaikan golongan pengabdian masih cenderung dianggap
hak setiap pekerja. “Kita sudah
menyusun persyaratan untuk
meningkatkan nilai dan makna
penghargaan, namun implementasinya masih belum sesuai
dengan yang diharapkan karena
masih subjektif,” ujarnya.
Kemudian yang juga sering
terjadi bahwa usulan terhadap
kenaikan golongan atau berkala
pengabdian sering tidak selaras
dengan kinerja karyawan di
lapangan. Misalnya, ada karyawan yang sebelumnya dinyatakan tidak kompeten,
tetapi tetap diusulkan kenaikan
golongan pengabdian.
Padahal, penghargaan
menjadi bermakna jika untuk
TABLOID BULANAN
No.113/Februari 2016
5
LaporanUTAMA
memperolehnya diperlukan
perjuangan yang keras dan berat.
“Penghargaan yang terlalu
mudah mendapatkannya ya tak
berharga lagi. Bila semua
mendapatkan keistimewaan
(penghargaan) maka sesungguhnya tidak ada yang istimewa
(semua sama). Penghargaan
yang diberlakukan seperti tarif
metro mini, jauh dekat sama
saja, juga tidak akan meningkatkan motivasi,” tegasnya.
Dampak dari penilaian dan
penghargaan yang tidak tepat
adalah kenaikan gaji, kenaikan
biaya lembur, kenaikan biaya
SHT, iuran pensiun, iuran JHT,
bonus, cuti, THR, dll. “Bila kita
naikkan satu poin saja, berapa
dampak ekonomi ke depan.
Pernahkah kita pikirkan itu?
Begitu kita naikkan berkala
seorang karyawan, berapa
biaya lembur yang harus dikeluarkan perusahaan. Bila kita
memulai dengan yang tidak
tepat dampaknya akan panjang,” ujarnya.
Selain itu, dampak dari
penilaian yang tidak akurat
akan sulit membedakan prestasi kerja karyawan. Hal itu bisa
membuat demotivasi bagi karyawan berprestasi, produktivitas
cenderung menurun, karyawan
terlalu cepat mendapat golongan maksimal, sehingga
akan berdampak juga terhadap
motivasinya.
Kemudian juga berdampak
pada kesulitan keuangan peru-
Usulan Hasil Penilaian DP2K
Kandir Periode II/2015
sahaan sebagai akibat peningkatan biaya tetap yang tidak
diikuti kenaikan produktivitas
kerja. Dan promosi yang tidak
seimbang dengan produktivitas
(over promosi) hanya akan
menambah permasalahan dan
beban berat bagi perusahaan.
Kemudian yang terpenting,
ada beberapa penyebab bias
dalam penilaian, yang di mana
pun sama, yaitu kedekatan, kecocokan, balas budi,
kekerabatan, dan titipan. “Karena itulah kita sudah memperbaiki regulasi atau aturan
agar pelaksanaan penilaian
kinerja karyawan menjadi lebih
baik,” ujarnya.
Contoh Dampak Kenaikan Golongan Terhadap Biaya SHT
SHT 2016 s.d. Feb. Kandir
Regulasi tersebut antara
lain SK Direksi No. SDM/Kpts/
178/2014 tanggal 25 Juli 2014
tentang Perbaikan Kenaikan
Berkala dan Golongan; perbaikan sebagaian dari SK
Direksi No. 7.6/Kpts/213/2014
dan No.7.6/Kpts/282/2002; dan
memperbaiki beberapa hal
antara lain kenaikan berkala
pekerja yang mengikuti kursus
jabatan, kenaikan berkala
istimewa, golongan pilihan, dan
golongan pengabdian.
“Regulasi yang dulu hanya
mengatur hal-hal pokok, tidak
terlalu detail, fleksibel, dan
dapat berjalan efektif. Nah,
aturan yang sekarang sangat
terinci, memuat hal-hal detail,
rigid, dan sayangnya kurang
berjalan efektif. Apa penyebabnya, ini yang mesti kita
cari,” tegasnya.
Selanjutnya, perbaikan
regulasi tentang kenaikan
berkala dan golongan dimaksudkan untuk perbaikan. Dan
perbaikan dilakukan agar kenaikan berkala dan golongan
dapat menimbulkan rasa adil
dan motivasi bagi karyawan.
Penegakan aturan dan
persyaratan yang ketat bukan
untuk membatasi hak atau
mempersulit karyawan, tetapi
dimaksudkan untuk mengembalikan makna dari penilaian
dan penghargaan.
Regulasi penilaian yang
baik dan terukur akan meminimalkan terjadinya negosiasi
antara penilai dan karyawan
yang dinilai.
“Ukuran prestasi harus
jelas dengan evidence (bukti)
yang kuat. Prestasi kerja harus
terukur, baik dalam bentuk
kuantitatif maupun kualitatif.
Untuk kualitatif, harus benarbenar diyakinkan bahwa standar kinerja yang disepakati
tepat dan meminimalisir terjadinya rekayasa atau pemakluman,” katanya.
Ukuran prestasi yang ditetapkan memungkinkan untuk
dibuktikan dengan evidence
(bukti) yang jelas. Sasaran
kinerja atau prestasi yang
ditetapkan juga harus realistis dan
logis. Langkah-langkah perbaikan
yang dilakukan antara lain pemahaman dan komitmen bersama dari seluruh unsur manajemen untuk menerapkan penilaian
dan penghargaan dengan
konsisten, tepat, dan berkeadilan.
Menurut Budi, dalam proses penilaian, harus dikedepankan kompetensi dan kinerja
(bukan subjektivitas). Penentuan penilaian dan usulan
penghargaan harus disertai
dengan ukuran prestasi
dan bukti yang jelas dan dapat
dipertanggungjawabkan. (tim)
Pelatihan Sistem ERP Modul SDM
S
ebagai upaya menyiapkan penerapan ERP
Modul SDM, Direktorat SDM dan Umum PT
Perkebunan Nusantara (PTPN) VII memberikan pelatihan pemantapan impkementasi sistem ERP modul SDM kepada Staf, Krani
Kepala, dan Krani SDM & Umum Distrik dan Unit.
“Melalui pelatihan ini diharapkan semua
karyawan di bidang SDM menjadi lebih paham,
sehingga mempermudah dan mempercepat kerja
di bidang SDM & Umum, baik yang ada di Distrik
maupun Unit,” kata Direktur SDM dan Umum PTPN
VII Budi Santoso pada pembukaan Pelatihan
Sistem ERP di Ruang Rapat Lantai I, Kantor
Direksi, Rabu (23/2/2015).
Meskipun demikian, tambah Budi, dengan
adanya sistem kerja yang dapat memudahkan dan
mempercepat pekerjaan jangan sampai
menghilangkan sikap kehati-hatian dalam
pengoperasiannya. “Jangan sampai terjadi
kesalahan, karena kesalahan perlakuan terhadap
sistem pada umumnya dikarenakan kurang cermat
dan disiplin dari penggunanya,” kata dia.
Kegiatan pelatihan diikuti 30 karyawan Staf,
Krani Kepala, Krani dan petugas administrasi
bidang SDM & Umum dari Distrik Lampung (Unit
Bergen, Rejosari, Bekri, Tulungbuyut, Padangratu),
Distrik Bengkulu (Unit Pagaralam), dan Distrik
Sumsel (Unit Betung), digelar selama 5 hari, dari
tanggal 23 sampai dengan 27 Februari 2016.
Kepala Bagian SDM Kantor Direksi Habib
Wibowo pada kesempatan itu menyampaikan
bahwa ke depan Bidang SDM akan menerapkan
job last man bukan lagi job rich man. Sebenarnya
hal tersebut telah diterapkan seperti penggabungan
Distrik Banyuasin dengan Muaraenim menjadi Distrik
Sumatera Selatan, Distrik Waysekampung dengan Way
Seputih menjadi Distrik Lampung, Unit Trikora
digagungkan dengan Unit Kedaton.
Habib lebih lanjut menerangkan pengalamannya
melakukan studi banding ke perusahaan lain. “Beberapa
waktu lalu saya bersama Pak Direktur Utama
mengunjungi sebuah pabrik gula. Pada sesi pemaparan
oleh manajer pabrik kami melihat biaya tenaga kerja
sangat kecil, sehingga biaya produksi mereka di bawah,
dan tenaga kerja yang digunakan sangat sedikit
dibandingkan pada pabrik gula milik kita. Di setiap
stasiun hanya diisi oleh 1 orang tenaga kerja.
Mereka juga bertangungjawab terjadap kebersihan
lokasi kerjanya,” kata dia.
Karena itu, ke depan tidak menutup kemungkinan perusahaan BUMN akan menerapkan
hal tersebut. “Ya, demi keberlangsungan perusahaan
dan untuk menekan biaya tenaga kerja yang setiap
tahun akan terus naik,” ujar Habib. (tim)
TABLOID BULANAN
No.113/Februari 2016
6
WARTA
Bekri dan Rejosari Peroleh Sertifikat ISPO
Sebagai perusahaan perkebunan dengan bisnis utama
komoditas kepala sawit, PTPN VII terus memenuhi
kewajiban dengan memenuhi berbagai persyaratan. Salah
satunya mematuhi peraturan tentang Indonesian Sustainable
Palm Oil (ISPO).
merupakan wujud komitmen perusahaan
dalam meningkatkan kinerja dan menerapkan layanan terbaik bagi seluruh
pelanggan khususnya dalam peningkatan mutu produk dan lingkungan serta
perbaikan berkelanjutan sawit lestari.
Sistem sertifikasi ISPO dilaksanakan oleh Lembaga Sertifikasi PT. Mutu
Indonesia Strategis Berkelanjutan (MISB)
yang telah disetujui oleh Menteri
Pertanian melalui Direktur Jenderal
Perkebunan. PTPN VII telah mengajukan
sertifikasi dinilai oleh auditor perusahaan
Lembaga sertifkasi yang terakreditasi di
bidang manajemen mutu dan manajemen lingkungan oleh Komite Akreditasi
Nasional (KAN) serta mendapat pengakuan (approval) dari Komisi ISPO.
Penyerahan perdana sertifikat ISPO
untuk Unit (Kebun & Pabrik) Bekri dan
Unit Kebun Rejosari ini merupakan
langkah awal dan merupakan bukti
nyata bahwa PTPN VII telah memenuhi
kaidah pembangunan perkebunan
berkelanjutan yang mencakup 7 prinsip,
dan akan memperluas untuk kebunkebun sawit lainnya.
Ketujuh prinsip meliputi sistem
perizinan dan manajemen perkebunan,
penerapan pedoman teknis budidaya
dan pengolahan kelapa sawit, pengelolaan dan pemantauan lingkungan,
tanggung jawab terhadap pekerja,
tanggung jawab sosial dan komunitas,
pemberdayaan kegiatan ekonomi masyarakat, dan pemberdayaan kegiatan
ekonomi masyarakat.
Perusahaan yang boleh mengajukan permohonan untuk mendapatkan
sertifikat ISPO adalah yang termasuk
kebun kelas I, kelas II, dan kelas III
menurut hasil penilaian usaha perkebunan berdasarkan Peraturan Menteri
Pertanian Nomor 07/Permentan/OT.140/
2/2009 tentang Pedoman Penilaian
Usaha Perkebunan. (tim)
2016, Salurkan Dana
Kemitraan Rp10,8 Miliar
S
ejak 5 Februari 2016, dua unit
PTPN VII telah memenuhi skema
penilaian sertifikasi mutu sebagaimana yang diatur Peraturan
Menteri Pertanian Nomor 19/Permentan/
OT.140/3/2011 tentang Pedoman Perkebunan Kelapa Sawit Berkelanjutan
Indonesia/Indonesian Sustainable Palm
Oil (ISPO) dan memperoleh sertifikat
ISPO.
Sertifikat yang diterbitkan oleh
lembaga sertifikasi PT Mutu Indonesia
Strategis Berkelanjutan (MISB) tersebut
berlaku dari 5 Februari 2015 hingga 4
Februari 2021. “Untuk yang akan datang
PTPN VII akan memperluas lingkup
sertifikasi komoditas kelapa sawit untuk
semua unit yang mengelola kelapa
sawit. Saat ini semuanya sedang dalam
tahap proses pengurusan sertifikasi
ISPO,” katanya.
Menurutnya, PTPN VII merupakan
salah satu perusahaan dengan bisnis
utama komoditas kelapa sawit mempunyai peran yang sangat penting dalam
meningkatkan pendapatan masyarakat,
meningkatkan penerimaan negara,
meningkatkan devisa negara, menyediakan lapangan kerja, meningkatkan
produktivitas, memberikan nilai tambah
dan daya saing, memenuhi kebutuhan
konsumsi dan bahan baku industri dalam
negeri, serta mengoptimalkan pengelolaan sumber daya alam secara
lestari dan berkelanjutan.
Pembangunan dan pengembangan
perkebunan kelapa sawit
harus dilakukan secara
berkelanjutan sesuai Peraturan Menteri Pertanian
Nomor 19/Permentan/
OT.140/3/2011 tentang
Pedoman Perkebunan
Kelapa Sawit Berkelanjutan Indonesia/Indonesian Sustainable Palm Oil
(ISPO).
Pelaksanaan ISPO
bersifat mandatori/wajib
dan merupakan bukti kepatuhan pelaku usaha
terhadap ketentuan yang
sudah ada, mendorong
usaha perkebunan kelapa
sawit memenuhi kewajibannya, melindungi dan
mempromosikan usaha
perkebunan berkelanjutan
sesuai tuntutan pasar.
Menurutnya, PTPN
VII telah mengimplementasikan Sistem Manajemen
Terpadu, dan salah satunya adalah ISPO yang
P
T Perkebunan Nusantara (PTPN) VII pada tahun 2016 menyalurkan
dana Program Kemitraan sebesar Rp10,837 miliar. Dana tersebut
merupakan hasil pengembalian mitra binaan (bergulir) tahun
sebelumnya.
Kepala Bagian Umum dan PKBL Sultan M.R. menjelaskan nantinya
dana ini akan disalurkan kepada usaha kecil menengah dan kelompok
usaha mikro yang ada di wilayah kerja PTPN VII, yakni Lampung,
Sumatera Selatan, dan Bengkulu.
Menurutnya, program kepedulian sosial PTPN VII saat ini bertumpu
pada Program Kemitraan, sehingga efektivitas penyaluran serta
pengembalian dana Program Kemitraan ini merupakan salah satu
penilaian kinerja perusahaan.
“Untuk itu peran Distrik dan Unit dalam program ini sangat
dibutuhkan, tahun 2016 ini setiap Distrik dan Unit akan diberi kesempatan
mengelola penyaluran dana minimal sebesar Rp100 juta,” kata Sultan.
Ketentuan penyaluran program kemitraan ini mengacu kepada
Peraturan Menteri Negara BUMN No.: PER-09/MBU/07/2015 tanggal 03
Juli 2015, tentang Program Kemitraan dan Program Bina Lingkungan
BUMN serta ketentuan yang tertuang dalam PPT G 05: Prosedur
Tanggungjawab Sosial dan Lingkungan.
Sebagai gambaran pada tahun 2015, PTPN VII telah menyalurkan
dana sebesar Rp10,879 miliar yang diperuntukan bagi 1.125 mitra binaan
yang tersebar di tiga provinsi, yakni Lampung, Sumatera Selatan, dan
Bengkulu.
Sedangkan tahun sebelumnya, yaitu 2014 PTPN VII menyalurkan
sebanyak Rp7,870 miliar yang diperuntukan bagi 776 mitra binaan dan di
tahun 2013 telah disalurkan sebanyak Rp9,779 miliar kepada 1.386 mitra
binaan.
Khusus untuk wilayah Lampung pada tahun 2015 disalurkan kepada
901 mitra binaan dengan nilai sebesar Rp8,998 miliar, wilayah Sumatera
Selatan disalurkan kepada 159 mitra binaan senilai Rp1,183 miliar, dan
wilayah Bengkulu sebanyak 65 mitra binaan senilai Rp698 juta. (tim)
TABLOID BULANAN
No.113/Februari 2016
Terapkan Sistem Penggajian
dengan ERP
S
ebagai langkah uji
coba, sistem
penggajian dengan
ERP tersebut
diterapkan di tiga unit, yaitu
Unit Pabrik Pematangkiwah,
Unit Kebun dan Pabrik
Wayberulu, dan Unit Kedaton.
Penandatangan naskah
kesiapan dilaksanakan di
Ruang Rapat Lantai III, Kantor
Direksi, Kamis (4/2/2016).
Penandantangan
kesiapan ketiga unit dalam
melaksanakan penggajian
dengan sistem ERP dilakukan
oleh Direktur Perencanaan
dan Pengembangan Rafel P.
Sibagariang dengan Manajer
Unit Wayberulu Vedy
Pudiansyah, Manajer
Pematangkiwah Agus
Fahroni, dan Asisten Manajer
Unit Kedaton Hidayat.
Kepala Bagian Teknologi
Informasi, Komunikasi, dan
Corporate Management
Representative Sulistijono Adi
mengatakan bagian teknologi
informasi akan terus
melakukan pembenahan
sistem penggajian hingga
pada bulan Maret 2016,
sehingga nantinya semua unit
kebun dapat menggunakan
sistem penggajian
menggunakan ERP.
Menurutnya, tim terus
fokus membenahi sistem
yang ada, sehingga nantinya
akan lebih mempermudah
karyawan. “Untuk tahap awal
kita akan menargetkan modul
untuk proses bisnis utama,
yakni Bagian Pengadaan dan
Setelah resmi menerapkan sistem Enterprise Resource Planning (ERP)
Perkebunan yang diawali dengan input data oleh Direktur Perencanaan dan
Pengembangan Rafel P. Sibagariang, PTPN VII juga menerapkan sistem
penggajian karyawan dengan ERP.
SDM. Selanjutnya, akan
dikembangkan di Bidang
Tanaman dan Pengolahan,”
katanya.
Implementasi sistem
ERP ini merupakan salah
satu upaya PTPN VII dalam
meningkatkan kinerja
perusahaan dengan
mengintegrasikan sistem
manajemen berbasis ISO,
ISPO, KPKU, dan GCG yang
disebut Sistem
ManajemenTerpadu PTPN VII
disingkat SMTN7 dan mulai
diimplementasikan sejak
tahun 2014 yang digunakan
sebagai pedoman kerja
operasional perusahaan.
SMTN7 dirancang
berdasarkan pendekatan
proses yang dilakukan di
PTPN VII dan guna memenuhi
persyaratan pemangku
kepentingan, maka PTPN VII
melakukan proses sertifikasi
SMTN7 sebagai pengganti
sertifikasi sistem manajemen
sebelumnya yang masih
parsial di unit kerja tertentu.
Akhir tahun 2015 PTPN
VII telah menerima sertifikat
terintegrasi
untuk implemetnasi sistem
manajemen mutu ISO
9001:2008 dan sistem
manajemen lingkungan ISO
14001:2004. Sertifikat
terintegrasi tersebut
merupakan wujud komitmen
perusahaan dalam
meningkatkan kinerja dan
menerapkan layanan terbaik
bagi seluruh pelanggan,
khususnya dalam
peningkatan mutu produk dan
lingkungan serta perbaikan
berkelanjutan.
PT Sucofindo (Persero)
selaku perusahaan yang
menerbitkan Sertifikat
terintegrasi ISO 9001:2008
dan ISO 14001:2004
menyatakan bahwa PTPN VII
perusahaan pertama dalam
lingkup Perusahaan
Perkebunan yang terafiliasi
dengan BUMN yang
mendapatkan sertifikat
terintegrasi ISO 9001:2008
dan ISO 14001:2004.
Direktur Perencanaan
dan Pengembangan PTPN VII
Rafel Parasian Sibagariang
mengatakan bahwa untuk
saat ini lingkup sertifikasi
terintegrasi difokuskan pada
komoditas karet, teh, dan
tebu, guna peningkatan mutu
7
WARTA
produk sebagai salah satu
atribut utama dalam
memenuhi kepuasan
pelanggan, dan berpengaruh
terhadap kredibilitas dan
kepercayaan pelanggan.
“Untuk yang akan datang
PTPN VII terus memperluas
lingkup sertifikasi ke
komoditas kelapa sawit. Saat
ini sudah dua unit kebun dan
pabrik, yaitu Bekri dan
Rajosari, yang memperoleh
sertifikasi ISPO. Kebun-kebun
lain sedang dalam proses
pengurusan,” katanya.
Sertifikasi terintegrasi
ISO 9001:2008 dan ISO
14001:2004 ini merupakan
acuan PTPN VII dalam
meningkatkan mutu produk
sesuai standar internasional.
Dengan adanya sertifikasi ini,
diharapkan dimasa
mendatang PTPN VII akan
senantiasa dapat memberikan
pelayanan terbaiknya kepada
seluruh pelanggan dalam
setiap situasi, ujar Rafel.
Proses sertifikasi
integrasi ISO 9001:2008 dan
ISO 14001:2004 dimulai sejak
beberapa tahun lalu, diawali
dengan proses membangun
awareness, pemberian
pemahaman mengenai
SMTN7 melalui pelaksanaan
pelatihan, kick off implementation SMTN7 untuk tim
sertifikasi dan seluruh staf
yang terlibat dalam
membangun SMTN7, dan
dicanangkan implementasinya
melalui executive briefing
untuk para senior leader pada
bulan April 2014. (tim)
Pembentukan PHBI Distrik Lampung
etelah penggabungan Distrik Way
Sekampung dan Way Seputih menjadi Distrik
Lampung berdasarkan SK Direksi No. SDM/
KPTS/231/2015, mengharuskan kepengurusan Panitia Hari-Hari Besar Islam (PHBI) juga
dilebur. Sesuai dengan arahan Manajer Distrik
Lampung, pada tanggal 29 Januari 2016 dilaksanakan
rapat pembentukan PHBI Distrik Lampung sekaligus
kegiatan pengajian rutin bulanan.
Hasil rapat tersebut menetapkan kepengurusan
PHBI periode 2016-2017, yaitu Ir. A.A. Putra Wahyu
sebagai pembina, H.M. Zainal Torong sebagai ketua,
Bambang Purwadi sebagai wakil ketua, H. Subagyo
sebagai sekretaris, dan Dariah sebagai bendahara.
Salah satu kegiatan rutin yang dilaksanakan
PHBI Distrik Lampung adalah pengajian bulanan,
kali ini mengundang penceramah dari Pesantren
Darul Fatah Gedongair, yaitu Ustad H. Hafi
Suyanto, Lc. Tema pengajian perdana tersebut
adalah mensyukuri nikmat Allah.
GM Distrik Lampung A.A. Putra Wahyu dalam
sambutannya mengajak semua karyawan PTPN
VII Distrik Lampung dapat memanfaatkan kegiatan
keagamaan seperti ini untuk menyeimbangkan
antara kebutuhan dunia dan kepentingan akhirat
S
dalam kesibukan sehari-hari.
“Sebagai manusia yang beriman kepada Allah dan
hari akhir, kita tak boleh larut hanya dengan urusan
dunia, tetapi perlu ada keseimbangan antara mengejar
kebutuhan dunia dan menyiapkan bekal untuk
kehidupan akhirat,” katanya.
Sementara Ustad Hafi Suyanto dalam nasihatnya
menjelaskan makna kata “syukur” yang berasal dari
kata Arab “syakara-yasykuru” adalah berterima kasih.
Ada juga yang memaknainya dengan “membuka”
sebagai lawan kata “katara” yang berarti menutup.
Berdasarkan petunjuk sejumlah ayat Alquran, ada
beberapa cara yang bisa dilakukan dalam mensyukuri
nikmat, antara lain: bersyukur dengan hati, yang
dilakukan dengan sepenuh hati. Artinya, apa pun nikmat
yang diperoleh bukan hasil kepintaran dan kerja
keras manusia, melainkan semata-mata karena
anugerah dan ridho Allah.
Berikutnya bersyukur dengan lisan, pengakuan
dengan ucapan, artinya semua nikmat yang diperoleh
berasal dari Allah dan semua pengakuan ini diikuti
dengan memuji-Nya melalui ucapan “alhamdulillah”,
yaitu segala pujian bagi Allah semata.
Selanjutnya yang sangat penting dan
mendasar adalah bersyukur dengan perbuatan,
yaitu memanfaatkan nikmat yang diperoleh pada
jalan dan perbuatan yang diridhoi Allah, yaitu
dengan melaksanakan syariat dan menaati semua
yang diperintahkan Allah serta menjauhi semua
yang menjadi larangan-Nya. (tim)
TABLOID BULANAN
No.113/Februari 2016
8
AKTIVITAS
Pentingnya Pendidikan Karakter Anak
Pendidikan karakter mempunyai makna lebih tinggi
dari pendidikan moral karena bukan sekadar
mengajarkan mana yang benar dan mana yang salah,
tetapi membantu anak-anak memahami dan
merasakan nilai-nilai yang baik, mau, dan mampu
melakukannya. Pembentukan karakter pribadi anak
(character building) sebaiknya dimulai dalam keluarga
sejak usia dini, karena interaksi pertama anak terjadi
dalam lingkungan keluarga.
eran seorang ibu sangat
penting dalam mendidik
anak di rumah. Oleh
karena itu, Bidang Pendidikan Ikatan Kekeluargaan Istri
(IKI) PTPN VII bekerja sama dengan
Badan Pemberdayaan Perempuan
dan Perlindungan Anak Provinsi
Lampung menggelar penyuluhan
tentang pendidikan karakter sejak
anak usia dini, di Gedung Pertemuan, Selasa (23/2/2016).
Kegiatan penyuluhan diikuti
seluruh pengurus IKI Pusat dan IKI
Wilayah Lampung serta para anggota.
Materi disampaikan oleh Dra. Heni
Astuti, M.I.P., praktisi pendidikan,
dengan bahasan utama Pendidikan
Karakter untuk Anak Usia Dini.
Menurutnya, pendidikan karakter sebaiknya diterapkan sejak anak
usia dini, karena pada usia tersebut
akan menentukan kemampuan
anak dalam mengembangkan potensinya. Pendidikan karakter pada
anak usia dini dapat mengantarkan
anak menjadi lebih cepat matang
dalam mengelola emosi.
Kecerdasan emosi adalah bekal
penting bagi anak dalam
menyongsong masa depan yang
penuh dengan tantangan. Heni Astuti
P
memamaparkan bahwa pendidikan
karakter hendaknya dilakukan sejak anak
usia dini, karena usia dini merupakan
masa emas perkembangan (golden age)
yang keberhasilannya sangat menentukan
kualitas anak pada masa dewasanya.
“Montessori menyebutnya sebagai
periode kepekaan atau sensitive period.
Penggunaan istilah tersebut bukan tanpa
alasan, mengingat pada masa ini
seluruh aspek perkembangan pada anak
memang memasuki tahap atau periode
yang sangat peka. Artinya, jika tahap ini
dioptimalkan dengan memberikan
berbagai stimulasi yang prositif dan
produktif, perkembangan anak di masa
dewasa juga akan berlangsung secara
positif dan produktif,” katanya.
Beberapa pendidikan karakter yang
dikembangkan dalam keluarga antara
lain cinta Tuhan, tanggung jawab,
kedisiplinan dan kemandirian, kejujuran,
hormat dan santun, dermawan, suka
menolong, percaya diri, kreatif, pekerja
keras, kepemimpinan dan keadilan,
toleransi, kedamaian, kebersihan,
kesehatan, kerapihan, dan keamanan.
Lebih lanjut Heni menjelaskan
menurut pakar pendidikan William
Bennett, keluarga merupakan tempat
yang paling awal dan efektif untuk
menjalankan fungsi Departemen Kese-
hatan, Pendidikan, dan Kesejahteraan.
“Apabila keluarga gagal untuk
mengajarkan kejujuran, semangat,
keinginan untuk menjadi yang terbaik,
dan kemampuan-kemampuan dasar
positif, maka akan sulit bagi institusiinstitusi lain memperbaiki kegagalankegagalan tersebut,” jelasnya.
Keberhasilan keluarga dalam menanamkan nilai-nilai kebajikan (karakter)
kepada anak sangat bergantung pada
model pola asuh yang diterapkan orang
tua pada anaknya. Pola asuh dapat
didefinisikan sebagai pola interaksi
antara anak dan orang tua yang meliputi
pemenuhan kebutuhan fisik (seperti
makan, minum, dan lain-lain) dan
kebutuhan psikologis (seperti rasa
aman, kasih sayang, dan lain-lain), serta
sosialisasi norma-norma yang berlaku di
masyarakat agar anak dapat hidup
selaras dengan lingkungannya.
“Dengan kata lain, pola asuh juga
meliputi pola interaksi orang tua dengan
anak dalam rangka menerapkan
pendidikan karakter anak. Jadi gaya
yang diperankan orang tua dalam
mengembangkan karakter anak
sangat penting, misalnya apakah ia
otoriter dan demokratis,” ujarnya.
Dari paparan Heni Astuti dapat
disimpulkan bahwa keluarga merupakan institusi pertama dan utama
bagi pendidikan karakter anak. Apabila
keluarga gagal melakukan pendidikan
karakter pada anak-anaknya, maka
akan sulit bagi institusi-institusi lain di
luar keluarga (termasuk sekolah) untuk
memperbaikinya.
Kegagalan keluarga dalam
membentuk karakter anak akan
berakibat pada tumbuhnya masyarakat yang tidak berkarakter. Oleh
karena itu, setiap keluarga harus
memiliki kesadaran bahwa karakter
bangsa sangat tergantung pada
pendidikan karakter anak di rumah.
Ketua Umum IKI Pusat Ny. Tina
Kusumandaru dalam sambutannya
mengatakan bahwa sudah dipaparkan tentang pentingnya pendidikan
karakter pada anak usia dini. Dalam
mendidikan anak banyak faktor yang
mempengaruhinya.
“Dari beberapa hal yang disampaikan tadi yang terpenting adalah
poin kejujuran. Menanamkan kejujuran kepada anak-anak sangat
penting dan kita juga bisa melihat
bakat da minat anak-anak sejak usia
dini sehingga bisa memilih bidang
apa yang nantinya dipilih,” katanya.
Ketua Umum IKI mengajak
para ibu di lingkungan PTPN VII
lebih banyak memperhatikan pendidikan anak-anak. “Sibuk boleh
saja, tetapi peran dalam keluarga,
terutama mendidik anak tetap
menjadi prioritas utama,” tegasnya.
(tim)
TABLOID BULANAN
No.113/Februari 2016
9
AKTIVITAS
Mutasi Manajer untuk Penyegaran
Untuk penyegaran di lingkungan kerja, PTPN VII
melaksanakan mutasi jabatan bagi Manajer Unit dan
Kepala Bagian, bertempat di ruang rapat Direktur Utama.
Kegiatan ini dihadiri oleh jajaran Direksi dan Kepala
Bagian PTPN VII, Kamis (3/3/2016).
P
ada acara tersebut juga
dilakukan pelepasan
kepada karyawan yang
memasuki masa pensiun,
yakni M. Arifin (Manajer Unit
Kedaton) dan Sri Nendah
Singarimbun (Kepala Bagian
Hukum dan Regulasi).
Dalam serah terima jabatan
tersebut, Vedy Pudiansyah yang
sebelumnya menjabat sebagai
Manajer Unit Way Berulu dimutasi
menjadi Manajer Unit Kedaton
menggantikan Ir. M. Arifin yang
memasuki masa pensiun.
Sedangkan jabatan yang
ditinggalkan Vedy Pudiansyah
diduduki Agus Faroni yang
sebelumnya menjabat sebagai
Manajer Unit Pematangkiwah.
Sementara Mohammad Irson
mendapat promosi dengan naik
jabatan sebagai Manajer Unit
Pematangkiwah, yang
sebelumnya Kepala Urusan
Tanaman Semusim Bagian
Tanaman Kandir.
Dalam sambutannya, Direktur
Utama PTPN VII Kusumandaru N.S.
mengucapkan selamat kepada karyawan yang memasuki masa pensiun.
“Saya senang mendengar cerita-cerita
keberhasilan yang sudah dijalani
rekan-rekan yang memasuki masa
pensiun. Ini harus kita rekam agar
menjadi memori kita,” katanya.
Ia berharap kepada karyawan
yang pensiun agar tetap mau
membantu dalam memajukan
perusahaan. “Apalagi PTPN VII
merupakan aset milik kita bersama,
dan kami ucapkan terimakasih atas
baktinya selama ini,” katanya.
Menurutnya, seorang manajer
yang ditunjukkan adalah kinerja dan
etos kerja. Seorang manajer harus
terdepan dalam menunjukkan etos
kerjanya. “Kita harus semangat dalam
menjalankan perusahaan ini, bila tidak
kita akan bahaya pada fase ini.
Potensi PTPN 7 masih bagus dan
setiap gerak kita harus dikawal dengan
baik. Jika sedikit saja kita salah
langkah dan salah kelola maka ke
depan tambah berat,” ujarnya. (tim)
Pengajian Bulanan PHBI Kandir
Untuk meningkatkan iman
dan takwa karyawan di
lingkungan kantor Direksi,
PHBI PTPN VII Kantor
Direksi secara rutin
menggelar pengajian satu
bulan sekali. Pada
pengajian yang
dilaksanakan Selasa (16/2/
2016), PHBI menghadirkan
penceramah dari Jakarta,
yaitu Ustad Adi Hidayat.
Pada pertemuan kali ini,
penceramah
menyampaikan tema
tentang Manajemen
Sukses dalam Al-Quran.
U
stad Adi Hidayat
memaparkan bahwa di
dunia ada orang sukses
dan ada orang yang ingin
sukses. Siapakah orang yang tak
ingin meraih kesuksesan?
Tentunya, setiap orang mengidamidamkan kesuksesan. Pada
umumnya, masyarakat
memahami arti kesuksesan
identik dengan pencapaian citacita, harapan, serta keinginan.
Simpelnya, kata sukses
berarti pencapaian keberhasilan atau
keberuntungan atas wujud nyata dari
apa-apa yang dicita-citakan. Setiap
orang yang ingin sukses harus melalui
jalan yang tidak mudah, banyak ujian,
dan tantangannya. Dari yang ringan,
hingga yang paling berat.
Menurutnya, kesuksesan yang
dikehendaki ajaran Islam dalam alQuran sangat luas, menyangkut
sukses di dunia dan di akhirat. Jadi,
sukses dalam Islam adalah nilai,
bukan materi. Dalam Alquran kata
sukses terbagi menjadi tiga, yaitu alfalah, an-najat, dan al-fauz. Menurut
tata bahasa, al-falaah berarti
kemenangan, kelestarian, kekekalan,
keberuntungan, dan kebertahanan
hidup.
Sementara an-najat berarti
keselamatan atau keterhindaran
dari bencana serta kegagalan, dan
terhalaunya hambatan. Adapun alfauz berarti keberhasilan atau
keberuntungan yang baik. Dari
ketiga kata yang bermakna
sukses tersebut di atas, yang
mendominasi disebut dalam
Alquran adalah al-falah.
“Ini membuktikan pengertian
kata al-falah sudah mencakup
makna an-najat dan al-fauz. Lebih
dari 15 kali kata al-falaah disebut
Alquran, baik variasi ataupun
derivasinya. Jika kita bisa menjadi
golongan yang memperoleh alfalah, berarti kita meraih
kesuksesan,” katanya. (tim)
TABLOID BULANAN
No.113/Februari 2016
10
WARTA
Kopdit Sejahtera
P3RI Gelar RAT
SPPN VII Korwil I
Lampung Gelar Raker
Koperasi Kredit Sejahtera P3RI Cabang PTPN VII
menyelenggarakan Rapat Anggota Tahunan (RAT) ke-XI Tahun
Buku 2015, bertempat di Gedung Pertemuan Kantor Direksi
PTPN VII, Bandarlampung, Senin (29/02/2016).
K
egiatan dihadiri oleh Anggota,
Ketua P3RI Cabang PTPN VII
Husni Thamrin, Ketua P3RI Pusat
R.M. Sitompul, Ketua Koperasi
Kredit (Kopdit) Sejahtera Ign. Supardi,
Ketua Pusat Koperasi Kredit (Puskopdit)
Caraka Utama Lampung yang diwakili oleh
Drs. Haryono Daut, dan Kepala Bagian
Umum dan PBKL PTPN VII Sultan M.R.
Ketua Koperasi Kredit (Kopdit)
Sejahtera Ign. Supardi dalam laporannya
menyampaikan bahwa sejak tahun 2011
sampai dengan 2015 Kopdit Sejahtera
mengalami perkembangan yang cukup
menggembirakan.
Jumlah anggota pada tahun 2011
sebanyak 1.016 orang dengan pendapatan
Rp264 juta, jumlah aset Rp1,283 miliar, dan
Sisa Hasil Usaha (SHU) sebesar Rp81,130
juta. Simpanan saham Rp445 ribu dan
simpanan nonsaham berjumlah Rp504 ribu.
“Pada tahun 2015 keanggotaan kami
telah mencapai 1.595 orang dengan
pendapatan Rp1,110 miliar, total aset
Rp4,379 miliar, Sisa Hasil Usaha (SHU)
sebesar Rp484,813 juta, simpanan saham
Rp1,325 juta dan simpanan nonsaham
berjumlah Rp2,116 juta,” terangnya.
Kemajuan Kopdit Sejahtera ini berkat
upaya dan partisipasi dari semua lapisan
yang ada seperti anggota, P3RI cabang
PTPN VII, Direksi, General Manager Distrik,
dan Manajer Unit. “Tanpa peran dan bantuan
bapak-bapak semua, ini tidak akan
terwujud,” kata Supardi.
Tema yang diambil pada RAT ini
adalah dengan 3 tertib, administrasi,
prosedur, dan anggaran, akan meningkatkan
perkembangan dan kemajuan menuju
koperasi kredit yang sehat. “Apapun bentuk
usaha kita harus tertib administrasi dan saat
ini Kopdit Sejahtera telah memenuhi itu
semua bahkan ke depan kami
mengembangkan IT, di mana setiap
anggota dapat mengetahui perkembangan
dan berapa simpanan yang dimiliki. Saat
ini sedang dalam tahap penyempurnaan,”
tambah Supardi.
Sementara Ketua Pusat Koperasi
Kredit (Puskopdit) Caraka Utama Lampung
yang diwakili oleh Drs. Haryono Daut dalam
sambutannya mengatakan dengan
dilaksanakannya RAT ke XI, ini menunjukan
pengurus Kopdit Sejahtera P3RI telah
menjalankan amanah yang diberikan oleh
anggota dengan baik.
“Banyak Kopdit berdiri tetapi tidak bisa
melaksanakan RAT,” katanya. Faktor-faktor
yang harus diperhatikan oleh KSP/USP
S
agar anggota berminat menyimpan di
koperasi antara lain keamanan dana, dalam
arti dapat ditarik kembali oleh pemiliknya
sesuai dengan perjanjian. Selanjutnya,
menghasilkan nilai tambah dalam bentuk
bunga simpanan atau insentif lainnya dan
diterima oleh anggota sesuai dengan
perjanjian.
Menabung di KSP/USP merupakan
wujud dari partisipasi anggota di dalam
kedudukannya sebagai pengguna jasa.
Karena itu anggota merasakan adanya
kedudukan yang lebih istimewa dibandingkan
dengan menabung di tempat lain.
Keistimewaan anggota tersebut antara lain
menerima sisa hasil usaha pada akhir tahun
buku, ikut serta mengambil keputusan
koperasi dan lain-lain, ujar Haryono.
“Kami menyadari bagi pengurus Kopdit
saat ini banyak tekanan-tekanan yang
dirasakan seperti adanya regulasi, UndangUndang Perkoperasian, Peraturan Otoritas
Jasa Keuangan (OJK) dan Peraturan
Kementerian Keuangan, maka pengurus
Koperasi dituntut profesional bersaing dengan
bank swasta/pemerintah,” katanya.
Pada kesempatan yang sama Kepala
Bagian Umum dan PKBL PTPN VII Sultan
M.R. mengapresiasi peningkatan prestasi
yang diraih Kopdit Sejahtera, terutama
peningkatan SHU dari dari Rp81 juta menjadi
Rp484 juta.
Meskipun demikian, sasaran koperasi
tidak hanya pada peningkatan SHU, tapi juga
lebih kepada peran serta dan pelayanan
anggota. Keterlibatan anggota pada saat RAT
akan menambah beberapa ide kreatif untuk
mendukung kemajuan Kopdit Sejahtera.
Sultan menegaskan tantangan ke depan
yang dihadapi perkoperasian adalah regulasi
dinamis. Ia berharap pelaksanaan program
kerja tahun 2016-2018 merupakan hasil
keputusan anggota, sehingga program kerja
tersebut dapat dilaksanakan oleh Pengurus
Kopdit Sejahtera dengan 3 tertib, yaitu
administrasi, prosedur, dan anggaran. (tim)
erikat Pekerjaa Perkebunan Nusantara (SPPN) VII
Koordinator Wilayah I Lampung menggelar Rapat Kerja
Bulanan di Unit Kebun Kedaton, Sabtu (20/2/2015). Raker
dihadiri General Manager Distrik Lampung Ir. A.A. Putra
Wahyu G., Ketua-Ketua Bidang Pengurus Pusat, dan Ketua-Ketua
Cabang di lingkur Korwil Lampung I.
Raker kali ini mengambil tema ”Menjalin hubungan sinergi antara
Manajemen dan SPPN VII”.
Koordinator Wilayah Lampung I Dikie Prihanto dalam
sambutannya mengatakan kegiatan ini digelar dalam rangka
koordinasi antara pengurus cabang, yaitu cabang Kantor Direksi,
Wayberulu, Waylima, Rejosari, Pematangkiwah, Bergen, dan
Kedaton, untuk memantapkan sinergisitas dengan menajemen
perusahaan. “Kita membahas tentang apa saja yang menjadi kendala,
isu terkini, dan lainnya sebagai masukan bagi serikat dan
manajemen,” katanya.
Sementara General Manajer Distrik Lampung Putra Wahyu
menyambut baik kegiatan tersebut di mana pada situasi ekonomi
saat ini sangat diperlukan adanya sinergisitas antara serikat dan
manajemen guna keberlangsungan perusahaan ke depan. “Kita perlu
membangun kekuatan untuk mewujudkan cita cita serikat dan
perusahaan, yaitu perusahaan maju dan karyawan sejahtera,”
katanya.
Pada kesempatan itu, Putra Wahyu menyampaikan bahwa yang
mempengaruhi kemajuan dan keberlangsungan perusahaan sangat
ditentukan faktor internal maupun eksternal. Untuk di internal
berkatian dengan SDM, aset, produksi, dan keuangan, dan lainnya.
Sedangkan permasalahan yang dihadapi dari eksternal antara
lain masalah harga jual dan kondisi lingkungan sekitar. “Hingga saat
ini harga jual komoditas yang kita produksi masih rendah. Selain
itu, situasi sosial dan politik saat ini cenderung mempengaruhi
jalannya roda perusahaan,” katanya.
Karena itu, yang paling penting adalah bagaimana mengelola
internal dengan baik, seperti meningkatkan produksi. “Sebab, kita
tak bisa mengubah kondisi eksternal, seperti harga jual. Namun,
kita berusaha mengelola kedua faktor tersebut agar roda perusahaan
berjalan dengan baik,” katanya.
Pada kesempatan itu juga dibuka sesi dialog. Para Ketua
Cabang diminta menyampaikan usulan, saran, kendala yang dihadapi
pada saat ini untuk mencari solusi masalah yang dihadapi, termasuk
upaya meningkatkan sinergitas antara SP dan manajemen
perusahaan.
Kegiatan dilanjutkan dengan rapat internal para Ketua Cabang,
Korwil I Lampung, dan para kabid pengurus pusat SPPN VII. Hasil
rapat akan disampaikan kepada manajemen sebagai masukan dan
saran guna mengambil langkah- langkah strategis ke depan. (tim)
TABLOID BULANAN
No.113/Februari 2016
11
WARTA
Workshop Bidang Hukum dan Pertanahan
Beberapa tahun
belakangan ini
perusahaan perkebunan
yang ada di Indonesia,
banyak menghadapi
permasalahan di bidang
hukum dan pertanahan.
Munculnya permasalahan
tersebut sering
mengganggu kinerja
perusahaan.
alam beberapa
kasus, untuk
menyelesaikan
konflik perusahaan
harus taat asas dan taat
hukum untuk menjaga dan
mewujudkan suasana
kondusif di perusahaan agar
aktivitas berjalan lancar.
Namun, dalam banuak kasus
justru yang diperlukan adalah
menjalin hubungan yang baik
dengan pendekatan kearifan
lokal.
Penyelesaian konflik
yang permanen bisanya
merupakan paduan dari
komitmen taat hukum dan
taat asas disertai dengan
jalinan hubungan secara
sosial kemasyarakatan dan
mengedepankan kearifan
lokal.
Jadi, setiap karyawan
harus memahami masalahmasalah hukum, baik pidana,
perdata, maupun hukum
pertanahan dan disertai pula
D
dengan pemahaman
sosiokultural masyarakat.
Tujuannya agar mampu
menyelesaikan setiap
permasalahan secara legalformal dan pendekatan sosial
budaya.
Untuk itu, PT
Perkebunan Nusantara
(PTPN) VII menganggap
penting memberikan
pengetahuan di bidang hukum
bagi para Kepala Bidang,
Asisten Kepala, Asisten SDM
& Umum, dan staf Umum
melalui workshop
permasalahan hukum dan
pertanahan.
“Dengan adanya
pemahaman terhadap hukum
dan masalah pertanahan,
diharapkan ke depan
pendelegasian tugas dan
wewenang Bagian Hukum dan
Regulasi kepada Distrik dan
Unit dalam menyelesaikan
permasalahan pertanahan
dapat berjalan lancar,
mengingat Distrik dan Unit
adalah bagian organisasi
yang bersentuhan langsung
dengan masyarakat,” kata
Direktur SDM dan Umum
PTPN VII Budi Santoso pada
pembukaan workshop di
Ruang Rapat Lantai I, Kantor
Direksi, Rabu (10/2/2015).
Menurutnya, peran
Distrik sebagai perwakilan
Kantor Direksi sangat
diperlukan dalam membantu
Unit dalam mengatasi
permasalahan hukum dan
pertanahan maupun
permasalahan lainnya.
Selama ini peran Distrik telah
dilaksanakan dengan baik,
seperti pengurusan perizinan
serta menyelesaikan
permasalahan-permasalahan
hukum dan pertanahan.
“Dengan workshop ini
diharapkan peserta
mendapatkan pengetahuan
dari Kepala Bagian Hukum
dan Regulasi tentang
permasalahan bidang hukum,
keamanan, pertanahan, dan
perizinan. Selain itu, peserta
diharapkan dapat berbagi
pengetahuan dan ilmu,
terutama para Staf/Asisten
SDM dan Umum yang lebih
senior, agar mau memberikan
pengetahuan dan
pengalamannya kepada
junior/bawahannya dalam
menghadapi permasalahan
hukum dan pertanahan yang
ada di unit masing-masing,”
tambah Budi.
Budi menegaskan
kepada para peserta agar
dalam menyelesaikan
permasalahan pertanahan,
selain berpegang pada hukum
legal-formal juga
mengutamakan kearifan lokal,
melakukan pendekatan dan
sosialisasi kepada
masyarakat.
Kegiatan workshop
digelar selama dua hari (10—
11/02/2016) dengan materi
yang disampaikan meliputi
gambaran umum
permasalahan hukum, hal
ikhwal tentang pertanahan,
SOP penanganan tindak
pidana di kepolisian, studi
kasus permasalahan lahan,
studi kasus permasalahan
perizinan lahan, perizinan
perusahaan, dan
pengembangan SDM di
bidang hukum.
Materi disampaikan oleh
Kepala Bagian Hukum dan
Pertanahan Sri Nenda
Singarimbun, Kepala Bagian
Umum dan PKBL Sultan
M.R., Counterpart Bagian
Pertanahan Edy Taufik,
Kepala Urusan
Pengembangan SDM &
Organisasi Sasmika Dwi
Suryanto, Kaur Hukum
Jumiati, Kaur Perizinan dan
Legal Drafting Rahmawati,
serta staf Bagian Hukum dan
Pertanahan Hikmawan
Ajiraga. (tim)
Menteri BUMN Teleconference dengan Peserta SMN
K
ementerian BUMN
memberikan apresiasi
kepada BUMN yang
mendukung terlaksananya Agenda 70 Tahun Indonesia Merdeka “BUMN Hadir
untuk Negeri”, pada Jumat (19/
2/2016) di di Ballroom Hotel
Grand Royal Panghegar Bandung.
Menteri BUMN Rini M.
Soemarno menyatakan sangat
mengapresiasi kerja sama
BUMN dalam mewujudkan
kontribusi nyata kepada masyarakat melalui program pertukaran pelajar Siswa Mengenal
Nusantara (SMN) dan program
sosial Bedah Rumah Veteran.
Pada acara tersebut, dilakukan teleconference antara
Menteri BUMN dan siswa peserta Program Siswa Mengenal
Nusantara asal Banda Aceh dan
Jayapura untuk mewakili luasnya
bentang wilayah Indonesia dari
Sabang hingga Merauke. Dalam
momentum itu pula, siswa asal
Kota Bandung berkesempatan
menyampaikan testimoni
langsung mengenai makna dan
hasil yang didapat dari program
yang telah dilaksanakan.
Tidak hanya itu, Menteri
BUMN juga bercengkerama
dengan para veteran yang
rumahnya direnovasi oleh BUMN setempat yang juga diwakili
oleh veteran asal Banda Aceh
dan Jayapura melalui teleconference. Veteran asal Kota
Bandung dan Kota Ambon juga
berkesempatan berbincang
langsung dengan Menteri BUMN di lokasi acara.
Usai berbincang-bincang
melalui teleconference maupun
secara langsung, Menteri BUMN memberikan penghargaan
kepada seluruh BUMN yang
terlibat dalam program BUMN
Hadir untuk Negeri serta memberikan penghargaan khusus
kepada lima BUMN Koordinator
yang dinilai paling baik dalam
melaksanakan program tersebut di setiap provinsi.
Dengan begitu, diharapkan
ke depan BUMN makin terinspirasi dan bersemangat memberikan kontribusi nyata kepada
masyarakat Indonesia di seluruh wilayah. Kegiatan Bedah
Rumah Veteran dilaksanakan
serentak di 34 provinsi bekerja
sama dengan Direktorat Zeni
TNI dan Legiun Veteran.
Sampai dengan akhir tahun 2015, sebanyak 920 rumah
veteran di seluruh Indonesia
telah diperbaiki yang tadinya
tidak layak huni sudah menjadi
rumah layak huni. Aksi sosial
ini merupakan ucapan terima
kasih dan penghargaan atas
jasa para pejuang kemerdekaan bangsa, khususnya anggota veteran yang saat ini
banyak hidup dalam berbagai
keterbatasan.
Sedangkan program Siswa Mengenal Nusantara (SMN)
merupakan kegiatan pertukaran
pelajar antardaerah bertemakan
“Indonesia Negeri Kebanggaanku” yang bertujuan menanamkan rasa bangga sebagai
bangsa yang memiliki keragaman kekayaan nusantara
melalui pemahaman nyata
dalam bentuk pertukaran informasi dan pengalaman.
Peserta program adalah
siswa kelas XI SMA/SMK yang
berasal dari keluarga kurang
mampu dan memiliki prestasi
akademik dan nonakademik.
Jumlah siswa yang mengikuti
Program SMN sebanyak 676
siswa yang berasal dari seluruh
Indonesia.
Seleksi dilakukan oleh
BUMN yang menjadi Penanggungjawab Provinsi bekerjasama dengan Dinas Pendidikan
dan Kebudayaan setempat
melalui seleksi esai mengenai
motivasi mengikuti program
SMN dan keaktifan siswa
sebagai pengurus organisasi di
sekolahnya.
Dalam pelaksanaannya,
siswa yang dipilih mengikuti program ini adalah putera daerah
yang dilahirkan di provinsi
tersebut. Para siswa ini
didampingi oleh guru berprestasi
untuk bersama-sama merasakan pendidikan, ekonomi,
budaya dan pariwisata di daerah
lain yang memiliki perbedaan
satu zona waktu di Indonesia.
Misalnya, siswa asal Provinsi Maluku Utara yang dikirim
ke Provinsi Kalimantan selama
dua minggu. “Kami yakin investasi terbaik yang bisa dilakukan adalah berinvestasi kepada pemuda karena merekalah
yang membangun masa depan,”
kata Menteri Rini. (tim)
TABLOID BULANAN
No.113/Februari 2016
WARTA
Indonesia Butuh 280 Ribu Hektar
Lahan Tebu Baru
Produksi gula nasional
hingga saat ini belum
mampu mencukupi
kebutuhan dalam negeri
yang mencapai 4,7 juta
ton per tahun. Saat ini,
produksi gula nasional
baru mencapai 2,5 juta
ton per tahun. Melihat
kondisi tersebut,
Asosiasi Petani Tebu
Rakyat Indonesia
(APTRI) mendorong
adanya revitalisasi
pabrik-pabrik gula milik
PTPN di Indonesia.
R
12
evitalisasi difokuskan
pada peningkatan kapasitas dan juga meningkatkan rendeman
tebu. Pasalnya, rendemen tebu
selama ini hanya 10 persen.
Selain itu perluasan lahan
tanaman tebu juga perlu diperluas, mengingat lahan pertanian tebu di Indonesia baru
mencapai 470.000 hektare.
Ketua Dewan Pembina
APRTI, Arum Sabil, mengatakan untuk bisa mencapai
swasembada gula, Indonesia
membutuhkan setidaknya
780.000 hektare (ha). Dengan
kata lain Indonesia masih
membutuhkan sekitar 280.000
ha lahan tebu baru.
“Jika lahan tebu bisa mencapai 780.000 ha akan bisa
memproduksi paling tidak 7,5
juta ton gula,” katanya saat
Silaturahmi Nasional (Silatnas)
petani Tebu di Semarang,
beberapa waktu lalu. Karena
itu, APTRI mendorong agar
penambahan 280.000 ha lahan
tebu bisa terealisasi dalam lima
tahun ke depan. Jadi, dalam
lima tahun Indonesia sudah
bisa swasembada gula, dan
tidak perlu impor.
“Dari luas lahan tebu yang
ada saat ini 270.000 ha, di
antaranya milik petani rakyat.
Sementara selebihnya milik
perusahaan-perusahaan besar,”
ujarnya. Arum menambahkan
dengan sudah dibukanya kran
pasar bebas ASEAN atau MEA,
menjadikan potensi bagi Indonesia untuk terus meningkatkan
produktivitas dan daya saing.
“Makanya kami bersamasama mendorong produktivitas
melalui berbagai peran. Perusahaan gula melakukan revitalisasi pabriknya, kemudian
peran petani menanam tebu
dengan varietas unggul, juga
peran dari perusahaan pupuk
bagaimana menyediakan pupuk. Selain itu juga dibutuhkan
peran perbankan bagaimana
mampu menyalurkan pinjaman
modal yang tidak memberatkan,” tandasnya.
Sementara itu, Ketua
Umum APTRI Abdul Wahid
menyatakan selama ini petani
tebu rakyat bermitra dengan
pabrik gula sistem bagi hasil.
“Selama ini rendemennya masih sangat kecil, paling tinggi
sekitar 10 persen. Ini yang perlu
ditingkatkan untuk mening-
katkan produktivitas gula di
Tanah Air,” katanya.
Dia menyebutkan, ada
beberapa cara untuk meningkatkan produktivitas menuju
swasembada gula, salah satunya memperluas lahan pertanian tebu. Dijelaskannya, jika
saat ini lahan tebu masih kurang
sekitar 280.000 ha bisa dipercepat dengan membagi kekurangan lahan tersebut kepada 65
pabrik gula yang ada.
“Menurut saya tidak sulit
kalau pabrik gula mau bekerja
sama. Kemudian dari sisi
produktivitas yang selama ini
hanya 75 ton per ha ditingkatkan menjadi 100 ton per ha,
serta kapasitas pabrik ditingkatkan menjadi 500.000 ton per
hari,” ucap Abdul. (tim)
Petani Ganti Tanaman Karet dengan Singkong
P
ara petani pembudidaya karet
di beberapa kabupaten di
Provinsi Lampung, seperti
Tulangbawang dan Tulangbawang Barat, mulai menebangi
tanaman karet mereka dan menggantinya dengan tanaman singkong.
Penelusuran di Kabupaten
Tulangbawang dan Tulangbawang
Barat, Senin (22/2/2016), menemukan ratusan hektare lahan kebun
tanaman karet milik petani di daerah
ini telah ditebang dan diganti
menjadi tanaman singkong, menyusul harga getah karet yang terus
merosot.
Menurut Budi (40), petani karet
yang mengelola lahan karet di
Kecamatan Banjaragung Tulangbawang, sejak awal lahannya telah
ditanami karet dan saat ini masih
memproduksi getah karet yang
lumayan baik. Namun belakangan
dia merasakan membudidayakan
tanaman karet tak lagi menguntungkan, karena harga getah karet
yang terus merosot sejak dua tahun
terakhir.
Saat ini, katanya lagi, harga
getah karet basah di tingkat petani
hanya Rp4.000 hingga Rp5.000 per/
kg, sedangkan harga kebutuhan seharihari semakin meningkat. “Penjualan
getah karet 1 kg nggak dapat beras 1
kg, jadi meskipun memiliki lahan karet
tak ada gunanya,” ujar dia lagi.
Karena itu, dia memutuskan untuk
menebangi pohon karet itu dan menggantinya dengan tanaman singkong.
“Saat ini kan singkong lumayan harganya. Ya, kalau mau saya jual pun lahan
ini nggak ada harganya karena
masyarakat lebih memilih lahan kosong
yang dapat ditanami singkong daripada
lahan yang ada tanaman karetnya,”
katanya.
Dia menuturkan warga setempat
yang mayoritas bekerja sebagai petani
dan buruh tani semakin menjerit menghadapi harga bahan pokok semakin
tinggi dan biaya hidup kian berat,
sehingga kalau hanya mengandalkan
hasil dari menjual getah karet bisa-bisa
tidak makan, kata dia.
Harga getah karet yang terus
merosot juga dikeluhkan Misdi (55),
salah satu buruh sadap getah karet di
Kabupaten Tulangbawang Barat.
Menurutnya, saat ini harus berhenti
menjadi buruh sadap getah karet
akibat harga karet sangat murah.
“Kalau saya teruskan menjadi
buruh penderes karet, keluarga
saya makan apa. Saya menderes
karet milik orang lain hanya satu
hektare, sementara penghasilan
satu hektare itu hanya dapat 100
kg setiap minggu. Getah karet 100
kg yang disadap itu kalau dijual
hanya dapat Rp400.000 ribu dibagi
tiga kepada pemilik lahan, sehingga
saya hanya kebagian Rp150.000
per minggu. Uang segitu tak cukup
untuk bertahan selama seminggu,”
ujar Misdi lagi.
Dia menuturkan pula pemilik
lahan tanaman karet yang disadapnya juga mengeluhkan harga
getah karet yang kian merosot,
bahkan berencana mengganti
tanaman karet menjadi tanaman
kelapa sawit atau singkong.
“Karena memiliki tanaman
karet tak dapat menopang kebutuhan sehari-hari, makanya saya
berhenti jadi buruh sadap getah
karet yang sekarang harganya
sangat murah. Sekaran saya menjadi kuli bangunan dan kerja serabutan lainnya,” katanya lagi. (tim/ant)
TABLOID BULANAN
No.113/Februari 2016
13
KESELAMATAN KERJA
Tips Penting Agar “Safety
Meeting” disukai Karyawan
2.
Oleh Guntama
Asisten Tanaman PG Cintamanis
elakukan safety meeting
secara rutin adalah komponen
kunci dari setiap program
keselamatan kerja yang terorganisasi. Seperti yang kebanyakan
bisa kita buktikan selama ini, membuat
orang mau memperhatikan atau berpartisipasi bukanlah hal yang mudah.
Kadang kita harus kembali ke dasar
untuk benar-benar menemukan mengapa partisipasi dalam pertemuan yang
kita laksanakan sangat kurang. Berikut
11 tips untuk membuat safety meeting
yang kita selenggarakan lebih menarik
dan mendapat perhatian dari peserta.
3.
M
1. Persiapan sebelum safety meeting.
Kita dapat tetap up-to-date tentang
isu-isu seputar keselamatan kerja
dengan terus membaca berita
4.
5.
mengenai K3, kemudian membahasnya dengan ahli K3. Alat bantu visual seperti rekaman video juga
dapat meningkatkan kemampuan
kita dalam menjelaskan. Pastikan
kita melihat setiap rekaman video
atau slide yang akan kita gunakan,
dan periksa apakah video player atau
proyektor bekerja dengan baik.
Mulai dan akhiri pertemuan tepat
waktu. Jika kita berjanji untuk
melaksanakan rapat dengan singkat, maka lakukanlah. Beritahukan
juga jika rapat akan memakan waktu
lama, karena ada hal khusus dan
penting untuk dibahas.
Terapkan aturan FTTS (fokus pada
tujuan dan tetap sederhana). Berikan
penjelasan hanya pada poin-poin
kunci. Jangan membuat bosan
peserta dengan memberi penjelasan
secara panjang lebar dalam satu
sesi. Dalam hal ini, kurang berarti
lebih!
Tetapkan agenda. Jadilah cukup
fleksibel untuk menanggapi respons
dari para peserta, tapi pastikan untuk
tidak lepas dari topik. Kontrol setiap
pertemuan, jangan biarkan berubah
menjadi jam pertemuan sosial atau
sesi jual beli.
Buatlah peserta bertanya. Ingatkan
peserta bahwa tidak ada pertanyaan
yang bodoh. Semua orang belajar
ketika seseorang mengajukan
pertanyaan. Pertanyaan-pertanyaan
ini juga akan membuat kita tahu
apakah peserta memperhatikan atau
tidak.
6. Kita tidak harus memiliki semua
jawaban. Jika kita tidak tahu,
mungkin kita dapat merujuk pertanyaan kepada pekerja lain yang
berpengalaman dalam kelompok.
Atau berjanji untuk mencari tahu hal
terkait dalam masalah tersebut dan
menjelaskan kembali pada safety
talk berikutnya.
7. Temukan cara untuk melibatkan
anggota kelompok. Ini akan membuat mereka tertarik dan membantu
mereka untuk mengingat bahasan
yang telah didiskusikan. Mintalah
mereka untuk memberikan contoh
bahaya dan perlindungan terkait
dengan topik tersebut. Bisa juga
meminta setiap orang untuk memilih
pasangan, dan mereka bergiliran
berlatih teknik keselamatan sesuai
pembahasan.
8. Gunakan humor. Ini akan menjaga
agar peserta tetap memperhatikan
kita. Hal ini juga memungkinkan
mereka untuk lebih mengingat apa
yang telah dibahas. Juga memberikan tambahan bahan joke untuk
mereka, sehingga membuat peserta
merasa perlu mengikuti setiap
pertemuan.
9. Tunjukkan ketertarikan kita terhadap
topik dan para peserta. Persilakan
peserta untuk berkomentar dan
bertanya. Jika kita antusias, peserta
bisa jadi lebih antusias. Ulangi
komentar mereka dalam kata-kata
kita sendiri untuk memastikan kita
mengerti.
10. Dengarkan apa yang peserta katakan kepada kita. Ingat bahwa
mengadakan safety talk mingguan
adalah cara terbaik untuk tetap
berhubungan dengan masalah
keamanan saat ini. Hal tersebut juga
cara terbaik untuk menekankan
setiap prestasi keselamatan yang
telah diperoleh oleh kelompok. Jika
kita berjanji untuk menindaklanjuti
kekhawatiran keamanan untuk (atau
sebelum) pertemuan yang akan
datang, adalah sangat penting untuk
melakukannya.
11. Perlakukan peserta meeting dengan
hormat. Perlu diingat bahwa mungkin banyak yang sudah memiliki
pengalaman bertahun-tahun di
tempat kerja dan beberapa mungkin
telah benar-benar membantu mengembangkan beberapa prosedur
keamanan yang sedang dibahas.
Ketika kita berbicara tentang topik
keamanan yang akrab bagi mereka,
jadikanlah sebagai review. Ingatkan
mereka bahwa pekerja yang berpengalaman pun kadang-kadang bisa
hanyut ke kebiasaan yang tidak aman
selama periode waktu tertentu. Bahkan
jika mereka tahu lebih baik. Undang
pekerja berpengalaman untuk mengomentari isu atau menunjukkan teknik
untuk grup, ini akan membuat mereka
tetap terlibat.
Selanjutnya, akhiri pertemuan
dengan catatan positif, dengan menjumlahkan poin-poin penting yang telah
diuraikan dan tindakan lebih lanjut yang
akan diambil sebagai hasil dari safety
talk tersebut. Ingatlah untuk berterima
kasih kepada para peserta atas keterlibatan mereka.
(Sumber: http://www.safetysign.co.id/)
Memahami Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Pasti tidak ada seorang pun yang mau celaka,
meski risiko kecelakaan itu bisa terjadi kapan saja
dan di mana saja, termasuk di lingkungan tempat
kerja. Risiko kecelakaan tidak bisa dihilangkan,
hanya nilai kemungkinanya (probabilitasnya) bisa
dikurangi dengan memperhatikan Keselamatan
dan Kesehatan Bekerja.
1. Apa itu Keselamatan dan Kesehatan Kerja
(K3)
Definisi filosofis: pemikiran dan upaya untuk
menjamin keutuhan dan kesempurnaan tenaga
kerja dan manusia pada umumnya, baik
jasmani maupun rohani, hasil karya dan budaya
menuju masyarakat adil, makmur dan sejahtera.
Definisi keilmuan: suatu ilmu pengetahuan dan
penerapannya dalam upaya mencegah kecelakaan, kebakaran, peledakan, pencemaran,
penyakit, dll. Jadi, K3 adalah suatu kondisi dalam
pekerjaan yang sehat dan aman, baik bagi
pekerja, perusahaan, maupun masyarakat dan
lingkungan sekitar tempat kerja.
Keselamatan dan kesehatan kerja juga merupakan suatu usaha untuk mencegah setiap
perbuatan atau kondisi tidak selamat yang dapat
mengakibatkan kecelakaan yang berakibat
terjadinya cidera (luka), kerusakan atau kerugian.
2. Tujuan K3: 1) Mencegah terjadinya kecelakaan; 2) Mencegah agar kecelakaan yang
serupa tidak terulang kembali (repeated accident); 3) Menjamin pekerja dapat mengembangkan potensinya sesuai harkat dan
martabatnya sebagai manusia.
3. Pengertian keselamatan (safety): Mengendalikan kerugian dari kecelakaan (control of accident loss) dan kemampuan untuk mengidentifikasikan dan menghilangkan (mengontrol) risiko
yang tidak bisa diterima (the ability to identify and
eliminate unacceptable risks).
4. Pengertian kesehatan (health): derajat/tingkat
keadaan fisik dan psikologi individu (the degree of physiological and psychological well being of the individual).
5. Definisi hazard (bahaya): hazard dapat berupa
bahan-bahan kimia, bagian-bagian mesin, bentuk
energi, metode kerja atau situasi kerja.
6. Definisi risk (risiko): adalah ukuran kemungkinan
kerugian yang akan timbul dari sumber bahaya (hazard) tertentu yang terjadi
7. Undang-Undang yang mengatur mengenai K3:
Undang-undang No. 1 Tahun 1970 tentang K3 dan
UU No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan di
Indonesia. Juga Undang-Undang Nomor 23 tahun
1992 tentang Kesehatan.
8. K3 diperuntukkan untuk siapa? Berdasarkan
Undang-Undang No. 1 Tahun 1970 tentang
Keselamatan dan Kesehatan Kerja itu
diperuntukkan bagi setiap orang yang berada
dilingkungan kerja baik di darat, di dalam tanah, di
permukaan air, di dalam air maupun di udara, yang
berada di dalam wilayah kekuasaan hukum
Republik Indonesia. Jadi pada dasarnya, setiap
pekerja di Indonesia berhak atas jaminan
keselamatan dan kesehatan kerja.
9. Bagaimana jika terjadi pelanggaran
terhadap UU K-3? Undang-undang ini memuat
ancaman pidana kurungan penjara atau pidana
denda bagi yang tidak menjalankan ketentuan
undang-undang tersebut.
10. Apa yang menjadi penyebab utama
adanya kecelakaan kerja?
Berdasarkan data dari Biro Pelatihan Tenaga
Kerja, Persentase penyebab kecelakaan kerja
yaitu 3% dikarenakan sebab yang tidak bisa
dihindarkan (seperti bencana alam) , selain itu 24%
dikarenakan lingkungan atau peralatan yang tidak
memenuhi syarat, dan 73% dikarenakan perilaku
yang tidak aman.
Penyebab kecelakaan kerja yang lazim terjadi
adalah diakibatkan oleh perilaku yang tidak aman
sebagai berikut: a) Sembrono dan tidak hati-hati;
b) Tidak mematuhi peraturan; c) Tidak mengikuti
standar prosedur kerja; d) Tidak memakai alat
pelindung diri; e) Kondisi badan yang lemah.
Cara efektif untuk mencegah terjadinya
kecelakaan kerja adalah dengan menghindari
terjadinya lima perilaku tidak aman yang telah
disebutkan di atas.
Sumber:
Indonesia.Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Tenaga Kerja.
Indonesia.Undang-undang No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan
Kerja.
Indonesia. Undang - Undang No. 23 tahun 1992 tentang Kesehatan
Indonesia.
TABLOID BULANAN
No.113/Februari 2016
14
MOTIVASI
USAHA ANDA
DIJAMIN
SUKSES?
Rahmat Mr. Power
Owner at Motivasi Islami
Motivator, Business Coach, Personal
Development Trainer, Internet Marketing
Consultant (SEO Torpedo). Follow
@rahmatst juga http://fb.com/rahmat.st
ertanyaan-pertanyaan berikut mungkin ada di
dalam pikiran banyak orang: adakah usaha yang
dijamin sukses? Adakah obat yang dijamin
menyembuhkan? Adakah buku kiat-kiat kaya
yang dijamin membuat kaya? Adakah pelatihan bisnis
yang dijamin membuat sukses dalam berbisnis?
Mungkin Anda pernah melihat ada buku, ebook,
atau pelatihan yang menawarkan cara sukses dalam
meraih sesuatu. Benarkah buku dan pelatihan itu akan
menjamin sukses setelah kita membaca dan
mengikutinya?
Salah satunya, pertanyaan kepada saya sendiri.
Paling menonjol adalah pertanyaan berkaitan video
saya bertajuk “Bisnis Anti Gagal.” “Apakah benar
setelah menonton video Bisnis Anti Gagal akan sukses
dalam bisnis?” Bahkan ada juga yang meminta jaminan,
“Jaminannya apa kalau saya gagal?” Pertanyaan
senada juga untuk produk lainnya, termasuk buku
“Metode Rubaiyat”, apakah setelah membaca dan
mempraktekkannya dijamin bisa baca Al Quran?
P
Analogi Usaha Dijamin Sukses
Saya perlu menjelaskan tentang apa yang disebut
dijamin sukses, obat yang ampuh, atau cara anti gagal.
Jika tidak paham, Anda bisa terjerumus pada dua
kondisi yang sama sekali tidak memberdayakan.
Kondisi pertama adalah skeptis, Anda tidak
percaya lagi. Sebagai contoh, saya sudah membaca
buku ini dan itu, ikuti pelatihan ini dan itu, tetapi tidak
sukses juga. Semuanya bohong, hanya mencari uang
saja. Akhirnya dia tidak pernah belajar lagi. Kondisi
seperti ini akibat salah paham, akibat harapan “pasti
sukses” yang tidak terpenuhi. Akhirnya kapok belajar.
Kondisi kedua adalah kebalikannya. Dia yakin ada
cara sukses yang jitu dan dijamin akan membuat
sukses. Masalahnya, dia terus-terusan mencari cara
jitu. Jika dia menemukan cara atau metode baru, dia
coba, ternyata sulit atau gagal. Dia akan cari cara lain
lagi, dan lagi. Masalahnya, waktu dia akan habis untuk
mencari cara yang jitu itu.
Untuk menghindari dua kondisi yang tidak
memberdayakan tersebut, kita harus memahami apa
yang dimaksud tentang cara sukses meraih sesuatu.
Kita ambil saja sebagai contoh video “Bisnis Anti Gagal.”
Benarkan akan menjamin kita sukses setelah
menonton video terebut?
Panduan dalam “Bisnis Anti Gagal” (atau apa pun
itu) harus kita pahami sebagai sebuah peta. Misalnya
kita akan pergi dari Bandung menuju Surabaya. Kita
membeli peta atau melihat peta online (Google Map).
Nah peta yang kita beli atau Google Map adalah peta
yang menunjukkan jalan dari Bandung menuju
Surabaya. Bahkan dengan bantuan teknologi GPS, kita
akan terus dipandu sampai Surabaya.
Artinya, panduan apa pun yang kita dapatkan,
merupakan sebuah peta yang menunjukkan jalan dari
sebuah tempat menuju tempat tertentu. Jika peta itu
diikuti (dengan pemahaman dan cara yang benar), pasti
akan sampai ke ke tujuan. Inilah yang disebut “pasti
sukses” atau “anti gagal.”
Jika Gagal, Salah Siapa?
“Jika saya gagal, apa jaminan Anda?” Kita
kembalikan ke analogi peta. Jika Anda sudah memiliki
peta, baik peta cetak maupun Google Map, kemudian
Anda mulai berangkat dari Bandung menuju Surabaya.
Tiba-tiba, jalan longsor tidak bisa dilalui, apakah peta
yang salah?
Atau tiba-tiba mobil Anda rusak. Apakah peta yang
salah? Bahkan, bisa saja Anda bosan dan malas
menelusuri petunjuk dalam peta karena perjalanan
sangat jauh. Apakah peta yang salah? Bisa jadi juga,
orang itu meninggal dalam perjalanan. Apakah peta
yang disalahkan?
Cara Memulai Usaha Itu Sederhana
B
agaimana cara memulai bisnis? Harus punya
modal uang dulu? Ya, saya sering diskusi dengan
banyak orang yang katanya ingin bisnis. Tapi,
dia belum memulai karena tidak punya uang
untuk modal. Sebenarnya, sudah banyak ahli yang
mengatakan untuk memulai bisnis tidak selalu harus
punya modal berupa uang dulu. Artinya, meski tidak
memiliki uang, kita bisa memulai bisnis sekarang juga.
Saya tidak mengatakan berbisnis itu tidak
memerlukan uang untuk modal. Tapi, kita bisa memulai
meski tanpa modal uang yang besar. Uang memang
perlu, setidaknya untuk bensin, ongkos angkot, pulsa,
dan sebagainya. Karena bisnis membutuhkan ketemu
orang atau komunikasi.
Jadi, kita bisa memulai bisnis dari apa yang kita
miliki saat ini. Itulah modal kita. Yang perlu dilakukan
adalah bagaimana ”mendaya-ungkitkan” apa yang kita
miliki menjadi modal bisnis. Bagaimana caranya?
Berpikirlah. Kita harus mandiri, sebab mandiri salah
satu sikap yang harus dimiliki seorang pebisnis. Saya
akan beritahu arahannya memulai bisnis, tetapi detilnya
silakan pikirkan dan usahakan sendiri.
Jangan malas. Jika kita malas berpikir, malas
mencari cara, malas mengusahakan, dan malas-malas
lainnya, kita jangan berbisnis. Bisnis bukan untuk orang malas. Jika kita merasa malas, kita
harus mengatasi rasa malas itu dulu. Setelah itu baru
memulai berbisnis. Setiap orang sebenarnya punya
modal, meski bukan dalam bentuk uang. Tapi
penghalangnya adalah rasa malas.
Memulai Bisnis Secara Bertahap
Peribahasa mengatakan: Kota Roma tidak
dibangun dalam satu malam. Artinya untuk membangun
bisnis pun membutuhkan tahapan, jangan berpikir
langsung jadi. Memiliki modal uang cukup bukan syarat
utama memulai bisnis, tetapi salah satu tahapan bisnis.
Artinya, jika kita belum punya uang untuk modal, carilah
dulu modalnya. Bukan malah berhenti.
Apakah bisnis bisa dimulai tanpa cari modal uang
dulu? Jawabannya bisa. Banyak cara memulai bisnis
tanpa modal uang. Apa saja idenya? Saya
Anda paham sampai di sini?
Artinya, panduan apa pun itu, baik buku, ebook,
video, seminar, ataupun pelatihan, akan menunjukan
jalan yang benar, yang sudah terbukti, atau sudah diuji
secara ilmiah dan secara empiris dalam meraih sesuatu.
Panduan itu seperti peta yang menunjukkan jalan untuk
mencapai sesuatu. Tapi, peta tidak menjamin kita akan
sampai dan tidak bisa disalahkan.
Kecuali jika ada orang yang menjual peta palsu
atau peta yang sudah kadaluarsa.
Jadi, tidak tepat saat kita menyalahkan sebuah
buku, ebook, video, pelatihan, atau seminar. Kegagalan
adalah bagian perjalanan kita menuju sukses.
Sering Ada Gangguan, Kondisi Bisa Berubah
Setelah kita memegang peta yang benar, ada
faktor-faktor yang bisa menghambat bahkan
menghalangi dalam meraih sukses. Petanya sudah
benar. Yang perlu kita lakukan adalah mengatasi
hambatan dan halangan itu jika ingin sukses.
Jika mobil mogok, artinya perbaikilah mobilnya jika
masih ingin sampai Surabaya. Jika jalan rusak, carilah
jalan alternatif. Jika benar-benar tidak ada jalan,
tunggulan sampai jalan diperbaiki. Jika lelah,
istirahatlah. Jika bingung membaca peta, bertanyalah
kepada orang yang berpengalaman.
Begitu juga dalam meraih sukses. Setelah kita
memahami cara meraih sukses dalam bidang apa pun,
ikuti cara itu. Jika ada halangan dan hambatan, cari
cara untuk mengatasinya. Mungkin tidak ada yang
salah dengan panduan yang kita punya, yang
diperlukan adalah kemauan kita mengatasi hambatan
dan rintangan yang muncul saat itu.
Bahkan, jalan tol pun tidak benar-benar bebas
hambatan. Tidak jarang jalan tol yang rusak, jalan tol
macet, dan sebagainya. Kadang kita perlu melakukan
penyesuaian. Saat kita sudah memiliki peta dari orang
lain berdasarkan pengalamannya, ternyata kondisinya
berbeda. Bukan petanya yang salah. Saat orang lain
membuatnya, peta itu benar. Tapi bisa jadi ada banyak
perubahan saat ini. Bukan menyalahkan peta,
tapi lakukan penyesuaian agar peta tersebut sesuai
dengan kondisi saat ini.
Manusia Berusaha, Tuhan yang Menentukan
Pernah mendengar ungkapan ini? Ya tentu saja.
Tugas kita berusaha maksimal. Memiliki peta atau
memiliki panduan dalam meraih sesuatu adalah dalam
rangka optimalisasi ikhtiar kita. Atau ikhtiar semaksimal
mungkin. Hasilnya tetap di tangan Tuhan yang
Mahakuasa. Kita hanya mengikuti perintah-Nya
untuk berusaha semaksimal kita, bukan semau kita.
Usaha maksimal itu dengan cara mengikuti peta
yang benar, menggunakan keterampilan, ilmu, dan kerja
keras. Jangan karena “tidak dijamin” lalu kita tidak mau
belajar tentang cara sukses atau ilmu pengembangan
diri. Kita yakin segala sesuatu itu ada caranya, ada
ilmunya. (*)
menyarankan Anda mencari sendiri ide-ide itu. Silakan
kembangkan dari ide-ide besar dibawah ini:
a) Mulailah berdagang dulu. Anda bisa menjual produk
orang lain atau membeli dalam jumlah sedikit.
Kumpulkan modal dari berdagang ini.
b) Cari mitra kerja sama. Anda punya teman, saudara,
keluarga, atau siapa pun. Carilah orang yang bisa
menutupi kekurangan Anda, ajak kerja sama bisnis.
c) Cari ide bisnis yang Anda dibayar duluan. Misalnya
jasa percetakan, uang mukanya bisa digunakan
untuk modal.
d) Bisnis jasa dari apa yang Anda bisa saat ini.
Bahkan Anda bisa menjual jasa tanpa keterampilan
tertentu, Anda hanya menjual waktu. Untuk awal
boleh, asal jangan selamanya menjual waktu.
Silahkan kembangkan sendiri: cari ide, cari inspirasi
dari orang-orang sekitar. Ide bisnis apa yang bisa kita
lakukan sesuai dengan kondisi saat ini. Tujuannya
bukan untuk langsung untung besar dan kaya, tetapi
agar mulai bergerak, mulai mendapatkan dana sedikit
demi sedikit, yang bisa digunakan untuk memperbesar
bisnis. Tak harus ideal, yang penting jalan dulu.
(Rahmat Mr. Power)
TABLOID BULANAN
No.113/Februari 2016
15
BinaROHANI
Menghitung Usia,
Menimbang Amal
Oleh
Drs. Fatahuddin Harahap
Petugas Kerohanian PHBI
Kantor Direksi
T
anpa kita sadari kalender waktu yang kita
jalani terus maju ke depan. Hitungan usia kita
terus bertambah, sementara waktu dan
kesempatan buat kita terus berkurang.
Jikalau hitungan usia kita saat ini 45 tahun,
sementara batas akhir usia yang ditakdirkan Allah
SWT untuk kita 60 tahun, berarti kita tinggal lagi
punya kesempatan 15 tahun dalam menjalani
kehidupan ini.
Jika usia kita saat ini 45 tahun, berarti telah
menjalani hidup selama 540 bulan atau setara
dengan 16.200 hari atau 388.800 jam sudah kita
lewati. Selama masa waktu itu, hal positif apa yang
sudah kita lakukan dan hal negatif apa saja yang
sudah kita perbuat? Mari kita tanya pada diri masingmasing, dalam tempo 45 tahun tersebut, manakah
yang paling sering kita lakukan: kebaikankah atau
justru keburukan.
Allah SWT mengingatkan, “Demi waktu.
Sesungguhnya manusia itu benar-benar merugi,
kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan
amal saleh dan saling menasihati dengan kebenaran
dan saling menasihati dengan kesabaran. (Al-Ashr:
1-3)
Sekali lagi kita tanya dan biarkan hati kita yang
menjawabnya: benarkah dalam masa 45 tahun ini
kita selalu berada dalam keimanan? Konsistenkah
kita dalam keimanan yang sering kita sebut-sebut di
mulut kita dan kita pamer-pamerkan pada orang lain
itu? Biarkan hati kecil kita yang menjawabnya,
berapa kali kita meninggalkan shalat Subuh, Zhuhur,
Ashar, Maghrib, ataupun Isya?
Berapa kali dalam waktu 45 tahun yang sudah
kita lewati itu kita menyakiti hati orang lain,
mengejek, mencela, dan membuat permusuhan?
Amal baik apa yang sudah kita perbuat selama 45
tahun ini? Benarkah amal shalih atau cuma minta
dianggap shalih atau justru amal amal buruk saja
yang kita perbuat sepanjang 45 tahun tersebut? Itu
baru sedikit saja dari sekian banyak pertanyaan yang
bisa digali dari Surah al-Ashr dalam rangka
introspeksi diri.
Rata-rata umur manusia saat ini meninggal dunia
antara 60 s/d 70 tahun. Kalaupun ada yang lebih dari
itu masih hidup maka merupakan bonus umur dari
Allah. Sekarang kita samakan saja rata-rata
manusia meninggal plus-minus pada usia 65 tahun.
Mari kita hitung dari saat kita mulai baligh, yaitu
awal dari seorang anak manusia mulai diperhitungkan
amal baik dan amal buruknya, yang pada umumnya
bagi laki-laki pada usia 15 tahun dan wanita 12
tahun.
Sekarang, mari kita mencari waktu yang ada
atau tersisa bagi kita untuk beribadah kepada Allah.
Kita gunakan saja rumus sederhana: umur rata-rata
kematian – awal akil baligh. Jika rata-rata umur
seseorang meninggal pada usia 65 tahun dikurang 15
tahun saat awal akil baligh maka waktu yang tersisa
adalah 50 tahun.
Apa dan bagaimana perilaku kita selama 50
tahun masa hidup itu? Jika kita kalikan lagi angka 50
tahun dengan 365 hari/tahunnya maka diperoleh
angka 18.250 hari. Nah, angka 18.250 hari ini
dikurang dengan waktu tidur kita (anggap saja)
selama 8 jam. Maka 18.250 hari dikali dengan 8 jam
= 146.000 jam atau sekitar 16 tahun lebih 7 bulan
atau kita bulatkan menjadi 17 tahun waktu hanya
buat tidur.
Jadi dalam rentang waktu kita mulai baligh pada
usia 15 tahun sampai usia kita meninggal pada usia
65 tahun, berarti ada waktu 17 tahun yang hanya
digunakan untuk tidur saja. Angka ini belum ditambah
dengan jumlah jam yang sering kita pakai pula untuk
tidur siang, misalnya.
Dalam 50 tahun waktu hidup kita pascabaligh
yang habis dipakai aktivitas adalah 18.250 hari x 12
jam (yaitu waktu di mana siang hari biasanya kita
kerja, sekolah, kuliah, berdagang, memasak dan
sebagainya) maka diperoleh angka 219.000 jam atau
sama dengan 25 tahun.
Belum lagi dikurangi dengan waktu kita yang
biasanya digunakan untuk bersantai, istirahat sambil
menonton televisi, bercanda sesama teman dan
sejenisnya plus-minus 4 jam sehari. Maka total
dalam 50 tahun waktu yang dipakai untuk rileksasi
tadi adalah 18.250 hari x 4 jam sama dengan 73.000
jam atau selama 8 tahun.
Alhasil, selama 50 tahun masa hidup kita
pascabaligh, ada angka 17 tahun lamanya kita tidur
ditambah 25 tahun untuk beraktivitas di siang hari
dan 8 tahun untuk sekedar rileksasi dan mencari
hiburan diperolehlah angka 50 tahun (17 + 25 + 8).
Jadi impas saja. Lalu jika usia 50 tahun ini tidak
diisi dengan banyak hal yang positif, hal-hal yang
bersifat ibadah kepada Allah, maka manusia benarbenar berada dalam kerugian seperti firman Allah di
dalam surat Al-Ashr.
Coba kita hitung berapa waktu yang kita
pergunakan untuk melaksanakan ibadah (khusus
shalat 5 waktu) selama 50 tahun masa hidup kita
pascabaligh tersebut. Jika kita shalat 5 waktu selalu
berjemaah ke masjid, katakanlah setiap shalat butuh
waktu 10 menit (mulai dari azan hingga zikir bakda
shalat), dalam sehari waktu yang kita pergunakan
untuk shalat selama 50 menit atau katakanlah 60
menit atau 1 jam sehari.
Berarti selama 50 tahun waktu yang kita
pergunakan khusus untuk ibadah shalat adalah
18.250 jam atau sama dengan 2 tahun 1 bulan saja.
Bayangkan, punya usia 50 tahun, hanya 2 tahun 1
bulan untuk shalat. Itupun jika setiap shalat memakai
waktu 10 menit. Padahal, pada umumnya salat kita
hanya 2-3 menit saja, karena tidak berjemaah.
Firman Allah tentang waktu tersebut bisa
dibuktikan secara matematis. Sangat ilmiah. Tidak
salah sebenarnya ketika kita berargumen bahwa kita
saat ini sedang sekolah dan mencari ilmu, bukankah
itu juga ibadah? Tidak salah pula ketika ada yang
berkata bahwa kita bekerja untuk menafkahi anak
istri dan ini pun ibadah.
Tapi, apakah benar niat kita ketika sekolah,
bekerja, memasak, melahirkan, mengajar, dan
melakukan berbagai aktivitas lainnya itu sudah
diniatkan untuk ibadah? Bukankah kita sering
berkata: sekolah agar pintar, dapat ijazah dengan
angka yang bagus, lalu bisa bekerja dan dapat posisi
bagus di perusahaan tertentu, kemudian menikah
dan punya anak cucu. Bukankah niat seperti ini yang
justru sering menguasai alam pikiran kita?
Mana niat ibadahnya? Makanya, tidak usah
heran bila sekarang ini banyak terjadi korupsi di
mana-mana, penggunaan narkoba oleh siapa saja,
serta hal-hal buruk lainnya. Niat kita sudah bukan
fokus pada ibadah lagi. Kita sekolah untuk dapat
ijazah, kita bekerja untuk mencari harta, kita
mempunyai jabatan untuk status dan kekuasaan,
kita memakai kendaraan agar dihormati oleh orang
lain, dan bahkan kita shalat, zakat, serta berhaji pun
agar dianggap orang shalih dan alim.
Mari kita jujur pada diri sendiri, seberapa
seringkah kita membaca bismillah saat hendak
berangkat kerja, menuju sekolah atau pasar? Kita
memang membaca basmalah di waktu-waktu
tersebut, tapi hanya sesekali, tidak setiap kali. Itulah
fenomena diri yang selalu dipengaruhi oleh unsur
fujuraha, yaitu sifat jahat yang sering mendominasi
hidup kita sehari-hari.
Sewaktu mendengar ceramah atau khutbah, air
mata kita berlinang, tetapi ketika sudah keluar dari
tempat itu, kita silau kembali dengan gemerlap dunia.
Maka jangan heran bila banjir besar melanda, jangan
heran bila peperangan di sejumlah tempat tidak
pernah berhenti. Jangan heran banyak doa kita yang
tidak terkabulkan. Jangan heran bila semakin banyak
penyesat bermunculan. Ternyata kita sendiri ikut
menjadi penyebabnya. Kita sering lalai dalam
menggunakan waktu yang ada.
Seringkali kita sudah merasa cukup dengan
hanya mengerjakan shalat 5 waktu, kita beranggapan
dengan mengerjakan shalat tersebut maka pahala
kita bertumpuk. Yakinkah bahwa shalat yang kita
kerjakan pasti diterima Allah? Bagaimana bila shalat
kita selama ini tidak untuk-Nya, melainkan karena
yang lain?
Sekali lagi, sudah berapa kalikah kita shalat
secara terburu-buru sehingga tidak jelas apa yang
dibaca? Berapa seringkah kita shalat di akhir waktu?
Berapa seringkah kita shalat dengan rasa malas,
terpaksa, atau bahkan hanya ujub dan riya?
Karena itu, marilah kita semua tanpa kecuali
menghitung diri. Sudah seberapa taatkah kita kepada
Allah? Apakah kita selama ini telah menaati aturanaturan Allah? Ataukah sebaliknya kita gemar
menerjang larangan-larangan-Nya?
Marilah kita semua kembali kepada Allah,
bertaubat kepada-Nya. Marilah kita sesali segala
perbuatan buruk yang selama ini kita lakukan, dan
kita berjanji tidak akan mengulanginya lagi. Jangan
sampai kita malah berbuat sebaliknya, yakni
melakukan kesalahan demi kesalahan tanpa henti,
seolah-olah tidak peka dengan peringatan dari Allah
SWT.
Janganlah kita menjadi manusia merugi
sebagaimana dijelaskan dalam Surah Al Ashr. Allah
telah menjelaskan bahwa hanya orang yang beriman
dan beramal shalih (berbuat kebajikan) yang tidak
merugi. Hanya orang-orang yang saling menasihati
dengan kebenaran dan menasihati dengan kesabaran
yang tidak merugi.
Mari kita perbaiki diri. Rasulullah SAW
mengingatkan jika hari ini amalmu lebih baik daripada
hari kemarin, engkau termasuk orang yang beruntung.
Jika amalmu hari ini sama dengan kemarin, engkau
merugi. Dan jika lebih buruk, engkau adalah orang
yang bangkrut. Wallahu a’lam. (*)
TABLOID BULANAN
No.113/Februari 2016
16
Kunjungan IKI Pusat ke Cintamanis
Distrik Pabrik Gula (PG) Cintamanis kedatangan tamu istimewa
beberapa waktu lalu. Rombongan yang berkunjung itu adalah Ketua
UMUM IKI PTPN VII Tina Kusumandaru, yang didampingi dua wakil
ketua, yaitu Ny. M. Natsir, Ny. Agoes Riyanto, serta Pengurus IKI Wilayah
Sumatera Selatan.
Rombongan Pengurus IKI Pusat PTPN VII disambut oleh Ketua IKI
PG Cinta Manis Marianna Syukur di Wisma Tamu diiringi oleh peragaan
menyanyi oleh anak-anak PAUD Ceria. Acara berlangsung meriah,
pada malam harinya Pengurus IKI Pusat turut memeriahkan acara ramah
tamah dengan menyumbangkan lagu diiringi alunan kesenian angklung
Distrik Cinta Manis asuhan Rusdi Kirom.
Rombongan Pengurus IKI Pusat juga meninjau pelaksanaan bazar
di Gedung Pertemuan setempat serta meninjau kebun Apotek Hidup di
Distrik Cinta Manis. Selain itu, juga melakukan diskusi dan dialog
dengan Pengurus IKI Cintamanis membahas sejumlah program kerja.
(tim)
Download