C MYK Visi dan Misi TABLOID BULANAN No.113/Februari 2016 VISI PT Perkebunanan Nusantara VII (Persero) menjadi perusahaan agribisnis berbasis karet, kelapa sawit, teh dan tebu yang tangguh serta berkarakter global. MISI 1. Menjalankan usaha perkebunan karet, kelapa sawit, teh dan tebu dengan mengunakan teknologi budidaya dan proses pengolahan efektif serta ramah lingkungan. 2. Mengembangkan usaha industri yang terintegrasi dengan bisnis inti (karet, kelapa, sawit, teh dan tebu) dengan menggunakan teknologi terbarukan. 3. Mengembangkan sumber daya manusia yang berbasis kompetensi 4. Membangun tata kelola usaha yang efektif 5. Memelihara keseimbangan kepentingan stakeholders untuk mewujudkan daya saing guna menumbuh-kembangkan perusahaan. 1 TABLOID BULANAN No.113/Februari 2016 Indeks DEKOM BEKUNJUNG KE CINTA MANIS 2016, Salurkan Dana Kemitraan Rp10,8 Miliar Dalam rangka menyambut persiapan giling tahun 2016, Dewan Komisaris PTPN VII yang didampingi Komite Audit dan Komite Manajemen Risiko pada tanggal 23 Februari 2016 melakukan kunjungan kerja ke Distrik Cinta Manis. PT Perkebunan Nusantara (PTPN) VII pada tahun 2016 menyalurkan dana Program Kemitraan sebesar Rp10,837 miliar. Dana tersebut merupakan hasil pengembalian mitra binaan (bergulir) tahun sebelumnya. Pentingnya Pendidikan Karakter Anak Hal.8 Hal.3 Hal.6 Pendidikan karakter mempunyai makna lebih tinggi dari pendidikan moral karena bukan sekadar mengajarkan mana yang benar dan mana yang salah, tetapi membantu anak-anak memahami dan merasakan nilainilai yang baik, mau, dan mampu melakukannya. C MYK TABLOID BULANAN No.113/Februari 2016 2 dariREDAKSI Tips untuk Hidup Lebih Bahagia Banyak orang yang mencari dan terus mencari cara untuk meraih hidup bahagia. Banyak yang mengira bahwa jika sudah punya ini dan itu, sudah tercapai ini dan itu, hidupnya akan bahagia. Ternyata tidak. Banyak yang mengira bahwa jika sudah “menjadi sesuatu” hidupnya akan bahagia. T ernyata tidak. Lalu bagaimana cara meraih hidup bahagia? Sebenarnya mudah. Berbahagialah sekarang. Tidak perlu menunggu apa-apa. Berbahagialah. Masih sulit? Bersyukurlah. Pikirkan berbagai nikmat yang telah kita terima. Bersyukurlah. Maka akan bahagia. Berikut tips untuk meraih kebahagiaan. 1. Jangan takut, jangan khawatir Perasaan takut dan khawatir merupakan pikiran yang paling tidak produktif. Sebagian besar halhal yang kita khawatirkan atau takutkan sebenarnya tidak pernah terjadi. Jadi untuk apa selalu khawatir dan takut? Orang yang selalu khawatir dan takut pasti tidak bisa bahagia. Karena itu, hilangkan kedua perasaan tersebut, pasti hati menjadi lebih tenang. Hati yang tenang merupakan titik awal kebahagiaan. Biarkanlah orang tersebut yang menyelesaikan masalahnya sendiri dengan porsi terbesar. Kita hanya sekadar membantu, tentu semampu kita. Memang, boleh jadi akan muncul rasa bahagia juga jika kita berhasil memberikan solusi kepada teman, tetapi tentu bukan mengambil alih tanggung jawab dalam masalah tersebut. 6. Jangan hidup di masa lalu Mungkin terasa nyaman bagi kita mengingat halhal yang menyenangkan di masa lalu. Tetapi jangan terlena didalamnya. Konsentrasilah dengan apa yang terjadi saat ini, karena kita pun akan bisa merasakan banyak kebahagiaan pada saat ini. Yakinlah kita akan mempunyai perasaan yang jauh lebih berbahagia jika kita merayakan apa yang terjadi saat ini dibandingkan dengan terbenam dalam romantisme masa lalu. Jauhkan pula terus mengingat hal-hal buruk menyedihkan yang terjadi masa lalu. Kuburkan saja. 2. Jangan menyimpan dendam Dendam adalah hal terbesar dan akan menjadi beban terberat jika kita menyimpannya di dalam hati. Maukah Anda membawanya sepanjang hidup? Jangan sia-siakan energi kita hanya untuk menyimpan dendam. Tidak ada gunanya, kecuali hanya akan membawa hati resah dan gelisah. Hati yang resah dan gelisah tak mungkin bisa bahagia. Gunakanlah energi kita untuk hal-hal yang positif yang membuat hati tenteram. Ketenteraman adalah sumber kebahagiaan. 3. Fokus pada satu masalah Jika kita memiliki beberapa masalah, selesaikanlah masalah kita satu per satu. Jangan terpikirkan untuk menyelesaikan masalah secara sekaligus, karena justru akan membuat kita semakin stres. Pikiran yang ruwet dan stres, apalagi tertekan hingga depresi, menimbulkan hati dan pikiran kacau. Kekacauan tak bisa membuat hati seseorang nyaman, padahal kenyamaman merupakan sumber kebahagiaan. 4. Jangan membawa masalah hingga tidur Masalah adalah hal yang sangat buruk untuk kesehatan, termasuk mengganggu tidur kita. Pikiran bawah sadar kita yang ruwet adalah hal yang luar biasa yang dapat membuat kita gelisah dan tidur kita menjadi tidak nyenyak. Bagaimana bisa hidup bahagia jika tidur saja tidak nyenyak? Jangan bebani alam bawah sadar kita dengan problem nyata kita. 5. Jangan mengambil masalah orang Membantu orang lain yang sedang dalam masalah adalah hal yang mulia, tetapi jika kita mengambil porsi terbesar untuk menyelesaikan masalah orang lain tersebut justru itulah kesalahan terbesar. 7. Jadilah pendengar yang baik Mungkin sebagian besar orang susah untuk menjadi pendengar yang baik. Justru sebaliknya kita mengharapkan orang lain yang mendengarkan omongan kita. Sebetulnya dengan belajar mendengarkan orang lain, kita akan mendapatkan banyak hal baru yang sangat berguna bagi kehidupan kita. Justru dengan banyak mendengar, kita memperoleh banyak pelajaran dan pengalaman yang jadi bekal untuk meraih kebahagiaan. 8. Jangan biarkan frustrasi menguasai Kasihanilah diri kita lebih dari apa pun. Maksudnya janganlah kita menyerah pada frustrasi, jangan menyerah dan putus asa. Maju terus. Ambillah tindakan-tindakan positif dan lakukanlah dengan konsisten. Bangun terus harapan-harapan baru, karena hanya dengan harapanlah kita bisa tetap semangat dalam menjalani kehidupan. Semangat merupakan salah satu tiang untuk menegakkan kebahagiaan. PENILAIAN KARYAWAN Setiap organisasi atau perusahaan memerlukan sumber daya untuk mencapai tujuannya. Sumber daya merupakan energi, tenaga, kekuatan yang diperlukan untuk menciptakan daya, gerakan, aktivitas, kegiatan dan tindakan. Sumber daya tersebut terdiri dari sumber daya alam, sumber daya finansial, sumber daya manusia, sumber daya ilmu pengetahuan, dan sumber daya teknologi. Di antara semua itu, SDM digunakan untuk menggerakkan dan menyinergikan sumber daya lainnya untuk mencapai tujuan organisasi. Arti penting SDM bermuara dari kenyataan bahwa manusia merupakan elemen utama dalam organisasi. Tidak peduli apa keunggulankeunggulan lainnya yang dimiliki, organisasi tidak akan dapat memaksimalkan produktivitas dan labanya tanpa adanya karyawan. Semua modal dalam perusahaan, baik finansial maupun modal nonfinansial, memiliki nilai, dapat dikelola dan dapat dihitung. Keberhasilan semua jenis modal tergantung pada keberhasilan manajemen yang dilakukan manusia. Jika manajemen modal manusia berhasil, kinerja semua jenis modal juga akan berhasil. Manajemen pengelolaan modal manusia dapat dilakukan melalui penilaian kinerja karyawan atau performance appraisal. Penilaian kinerja karyawan adalah proses merencanakan, mengorganisasi, menyupervisi, mengontrol, dan menilai kinerja. Penilaian kinerja merupakan muara akhir dari manajemen modal manusia. Menilai kinerja berarti membandingkan kinerja aktual bawahan dengan standar yang ditetapkan perusahaan. Jika dikerjakan dengan benar, akan memberikan manfaat yang penting bagi karyawan, atasan, departemen SDM, dan perusahaan. Jika penilaian tidak benar, juga akan merugikan perusahaan. Karena itulah memberikan penilaian kinerja kepada karyawan harus dilakukan secara benar. Laporan Utama edisi kali ini membahas tentang penilaian kinerja dan pemberian penghargaan kepada karyawan. Hal ini penting untuk dipahamai dan dijalankan dengan benar, karena hasil penilaian tersebut menjadi salah satu dasar untuk menetapkan kebijakan perusahaan. Jika keliru, kebijakan yang ditetapkan juga bisa keliru, yang pada akhirnya akan merugikan perusahaan. Beberapa liputan lainnya juga kami sajikan pada edisi kali ini, termasuk kunjungan Direktur Produksi dan Dewan Komisaris ke PG Cintamanis, pelatihan sistem ERP dan dimulainya penerapan ERP untuk penggajian karyawan di tiga unit, kegiatan IKI, dan sejumlah aktivitas di distrik dan unit. Selamat membaca. Redaksi. 9. Bersyukurlah selalu Ini sebenarnya kunci utama kebahagiaan. Bersyukur dan berterimakasihlah atas semua yang kita dapatkan, bukan hanya hal yang positif, melainkan juga hal yang negatif, karena kita percaya bahwa di balik setiap peristiwa, baik positif maupun negatif, ada hikmah yang kita dapatkan. Jadi, bukan sukses semata yang menjadikan kita bahagia, tetapi bersyukur. Justru dengan bersyukur dan bahagia kita akan lebih sukses. Inilah rahasia sukses dahsyat yang sering disalahartikan. Yang perlu diperhatikan adalah jangan karena sudah bahagia, lalu tidak lagi mengejar sukses. Tetaplah menjadi orang sukses, sebab sukses bukan hanya untuk kebahagiaan. Sukses itu untuk cinta kepada diri sendiri, cinta kepada keluarga, cinta kepada sesama dan agama. (dari berbagai sumber) PENERBIT PT Perkebunan Nusantara VII PEMBINA Direksi PT Perkebunan Nusantara VII PEMIMPIN REDAKSI Sukarnoto WAKIL PEMIMPIN REDAKSI Sofian Machmud SEKRETARIS REDAKSI Andi Firmansyah STAF REDAKSI Singgih Larsito, Sasmika D.S., Willy Mulyawan, Sultan M.R., R. Uliati Sidabutar, Hasanuddin Z. Arifin, Nurjanah, Ketut Oktabayuna, Saidan, Marhaidi Effendi BIRO-BIRO Distrik dan Unit Kebun/Pabrik Redaksi menerima sumbangan artikel, cerita pendek, humor, puisi, kartun, foto-foto, berita kegiatan, dan lainnya yang sesuai dengan visi dan misi penerbitan. Naskah diketik rapi, bisa dikirim hasil printout, tetapi lebih dihargai dalam disket. Khusus untuk artikel maksimal 5 halaman folio spasi ganda. Kami juga menerima keluhan, saran, kritik, nasihat, atau informasi untuk sesama di lingkungan perusahaan yang akan kami muat di Surat Pembaca. Atau kirim SMS ke no. 0813 69782555. Silakan kirim karya Anda ke Redaksi Tabloid Media Agro 7, Kantor Direksi PTPN VII Jl. Teuku Umar No. 300, Bandarlampung. Naskah disertai dengan identitas dan alamat yang jelas. Pengirim yang tulisannya dimuat (kecuali surat pembaca), sebagai ucapan terima kasih, Redaksi akan memberikan cinderamata. DISTRIBUSI Ja’far, Das’ad Gani ALAMAT REDAKSI Kantor Direksi PTPN VII Jln. Teuku Umar No. 300, Kedaton, Bandarlampung Telp. (0721) 702233, Faksimili (0721) 702775 Email: [email protected] dan [email protected] twiter: @ptpn7 facebook: tabloid karyawan TABLOID BULANAN No.113/Februari 2016 Field Day untuk Tingkatkan Kinerja Dalam rangka membangun kebersamaan dan kekompakan untuk meningkatkan kinerja antarbagian, Distrik Pabrik Gula (PG) Cinta Manis melaksanakan kegiatan field day yang diikuti 120 peserta yang terdiri atas seluruh Asisten, Mabes, dan Mandor. egiatan field day yang dipusatkan di kebun Rayon IV pada 30 Januari 2016 tersebut dihadiri Direktur Produksi PTPN VII Ir. M. Natsir, Kabag Tanaman Kantor Direksi Ir. Christian Priyo, dan General Manager Distrik Sumatera Selatan Ir. Robert Simanjuntak. Kegiatan dibuka oleh General Manager Distrik PG Cinta Manis Ir. Syukur H.K. dengan mengambil lokasi di depan Kantor Tanaman. Dalam sambutannya, Syukur menjelaskan bahwa kegiatan tersebut merupakan salah satu upaya untuk membangun kebersamaan dan menyamakan langkah dalam upaya meningkatkan pro- K duktivitas dan kinerja agar hasil yang diperoleh pada musim giling tahun 2016 lebih baik dibandingkan tahun sebelumnya. “Kita bersama-sama turun ke kebun, melakukan pengamatan, berdiskusi, dan melakukan perbaikan jika ditemukan hal-hal yang belum sesuai dengan standar. Jika ada masalah yang ditemukan, bisa langsung kita cari solusinya bersama-sama,” katanya. Karena itu, dalam kegiatan field day ini peserta menyusuri kebun dari mulai kebun bibitan di Rayon IV, kemudian kebun petak 265, dan berakhir di petak 275 Afdeling 12 Rayon IV. Menurutnya, banyak hal yang masih perlu dibenahi agar AKTUALITA Dia menjelaskan dalam beberapa tahun terakhir harga komoditas karet terus menurun, begitu juga dengan harga CPO yang fluktuatif. Sementara harga gula masih termasuk bagus dan diharapkan menjadi andalan dalam meraih laba. “Karena itu, kita harus berupaya agar produktivitas terus meningkat,” katanya. Bersamaan dengan kegiatan field day juga dilaksanakan penanaman 2.000 pohon penghinjauan bekerja sama dengan Lembaga Lingkungan Hidup Jejak Indonesia. Ketua Lembaga Lingkungan Hidup Jejak Indonesia Hendra A. Setyawan yang hadir pada saat itu mengatakan bahwa organisasinya berkomitmen untuk turut melestarikan lingkungan hidup dalam rangka produktivitas kebun terus meningkat. Sementara Diprod Ir. M. Natsir dalam pengarahannya mengatakan bahwa dengan adanya kegiatan field day ini diharapkan seluruh elemen pekerja di Distrik PG Cinta Manis dapat memanfaatkannya untuk mengevaluasi berbagai masalah yang ditemukan di lapangan. M. Matsir berharap semua pekerja tetap bersemangat dalam bekerja agar bisa mencapai target produktivitas yang telah ditetapkan. “Kita semua tahu, saat ini komoditas gula menjadi andalan kita, karena harga komoditas karet dan sawit belum juga membaik,” katanya. Dekom Bekunjung ke Cinta Manis alam rangka menyambut persiapan giling tahun 2016, Dewan Komisaris PTPN VII yang didampingi Komite Audit dan Komite Manajemen Risiko pada tanggal 23 Februari 2016 melakukan kunjungan kerja ke Distrik Cinta Manis. Rombongan terdiri atas Komisaris Utama Ahmad Anshori Mattjik dan empat Anggota Dewan Komisaris, yaitu Haryono, Harun Sulkam, Dodi Iskandar, Nanan Soekarna. Dari Komite Manajemen Risiko Herry Suheri dan Widuro Adi Pradono, sedangkan dari Komite Audit Ronnie P. Sitorus dan Armaz Hariadi. D Dalam kunjungannya, rombongan Dewan Komisaris, Komite Audit, dan Komite Manajemen Risiko meninjau tanaman tebu di kebun Rayon IV. Selama kunjungan, Dekom mendapat penjelasan berbagai hal, terutama kesiapan menghadapi murim giling tahun 2016, dari General Manager PG Cinta Manis Syukur dan GM Distrik Sumatera Selatan Robert Simanjutak. Acara kunjungan berakhir dengan rapat koordinasi di Wisma Tamu Distrik Cinta Manis. Dalam rapat tersebut, GM PG Cinta Manis menguraikan kesiapan dalam menghadapi musim giling 2016, terutama mengenai tebang-muat-angkut dan kesiapan pabrik. (tim cima) 3 konservasi alam yang bekerja sama dengan institusi maupun korporasi, tidak terkecuali Distrik Cinta Manis yang bergerak di bidang perkebunan. Kegiatan ditutup dengan penanaman pohon di sekitar areal rendahan atau rawa petak 275 oleh Direktur Produksi Ir. M. Natsir, Ketua Lembaga Lingkungan Hidup Jejak Indonesia Hendra A. Setyawan, Kabag Tanaman Ir. Christian Priyo, General Manager Distrik Cinta Manis Ir. Syukur H.K., General Manager Distrik Sumatera Selatan Ir. Robert Simanjuntak, diikuti oleh Manajer Tanaman Distrik Cinta Manis Ir. Tatang Wasito, Manajer Pabrik Michael Karim Pronk, dan oleh seluruh Askep di Distrik Cinta Manis. (tim cima) TABLOID BULANAN No.113/Februari 2016 4 LaporanUTAMA Menata Kembali Penilaian Kinerja & Pemberian Penghargaan kepada Karyawan Seiring dengan upaya meningkatkan kinerja perusahaan serta pengembangan sumberdaya manusia, diperlukan adanya metode dan sistem penilaian yang konsisten, tepat, akurat, dan berkeadilan terhadap kinerja setiap karyawan. Hasil penilaian kinerja merupakan rapor yang menjadi dasar dan acuan dalam menetapkan kebijakan perusahaan, seperti penempatan personel, penyesuaian kompensasi, kebutuhan pendidikan dan latihan, dan lainnya. B agian SDM PTPN VII telah menyusun seperangkat aturan dalam memberikan penilaian kerja dan penghargaan kepada karyawan sebagai perbaikan dari sistem dan aturan yang lama. Untuk menyosialisasikan sistem dan aturan tersebut, Direktur SDM dan Umum PTPN VII Budi Santoso memberikan pengarahan kepada seluruh Kepala Urusan dan Kepala Bagian di Kantor Direksi PTPN VII, Jumat (4/3/2016). Dalam arahannya Budi Santoso menguaraikan tentang perlunya menata kembali penilaian kinerja dan pemberian penghargaan kepada karyawan. Sebab, jika salah menilai kinerja seseorang maka akibat yang terjadi berjangka panjang. “Misalnya ada karyawan yang kinerjanya tidak baik, tetapi dalam penilaian dinyatakan sangat baik, kita harus mengeluarkan biaya dalam jangka panjang, sampai karyawan itu meninggal dunia. Begitu juga sebaliknya, karyawan yang baik tetapi dinilai tidak baik, akan dirugikan sepanjang hidupnya,” kata dia. Secara teori pengertian kinerja ada 3 komponen yang harus dipenuhi, seperangkat hasil yang dicapai, merujuk pada tindakan pencapaian, dan pelaksanaan suatu pekerjaaan sesuai dengan yang diminta. Dalam penilaian kinerja mulai dari poor (buruk), average (rata-rata), good (baik), very good (sangat baik), hingga excellent (luar biasa). Selanjutnya, penilaian prestasi kerja adalah suatu proses yang melibatkan manajer dan karyawan. Artinya tidak bisa hanya satu arah atau one way. “Harus ada kerja sama, harus ada yang menilai, ada yang melaksanakan, dan sebagainya. Jadi bekerja sama untuk menilai kemajuan yang telah dicapai karyawan ke arah sasaran yang ditentukan dalam perencanaan kinerja,” katanya. Keterkaitan antara atasan dan bawahan ini memang sangat erat. Untuk menyimpulkan apa yang berjalan baik sepanjang periode dan apa pula yang berjalan kurang baik. Kemudian apakah target sudah dicapai, apakah target itu mudah dan mungkin dicapai, atau bagaimana pencapaiannya. Maka di akhir periode akan ada penilaian baik dan tidak baik. “Jadi, tolong dipahami dan dicermati agar dalam memberikan penilaian bisa menyimpulkan apa yang berjalan baik dan apa yang berjalan kurang baik pada setiap akhir periode penilaian,” katanya. Selanjutnya, tambah Budi, poin yang juga penting dipahami adalah tujuan dan manfaat penilaian kerja. Pertama untuk performance improvement atau peningkatan kinerja. Tentunya dengan penilaian itu karyawan akan lebih baik lagi dalam bekerja. Kedua, untuk compensation adjusment atau penyesuaian kompensasi. Karyaran yang diberi nilai baik tentunya akan ada peningkatan kompensasi, yaitu gaji. Jika penilaian dilakukan dengan benar, hal itu akan menjadi acuan dalam memberikan kompensasi. Ketiga, placement decision atau keputusan penempatan. Bila karyawan dinilai kompetensinya baik, luar biasa, maka akan menjadi bahan manajamen untuk menempatkan karyawan pada posisi yang lebih tinggi. “Artinya bila penilaian keliru, yang akan terjadi kita menempatkan orang yang salah di tempat yang salah. Dan akhirnya akan membuat kinerja perusahaan makin memburuk. Anda menilainya baik, padahal tidak baik, ini salah. Anda menilainya tidak baik, padahal karyawan itu baik, ini juga salah. Oleh karenanya poin ketiga ini sangat sulit,” katanya. Keempat, tujuan dan manfaat penilaian karyawan juga untuk training and develop- ment needs atau kebutuhan pelatihan dan pengembangan. Dari hasil penilaian itu, perlu apa tidak karyawan ini mendapat pelatihan dan seterunya. Penilaian juga untuk feedback atau umpan balik. “Bila tidak ada data yang karyawan yang sebenarnya maka apa yang akan dilakukan direksi. Bagaima program pengembangan SDM,” katanya. Penilaian juga penting untuk mengubah informational inaccuracies and job design errors atau ketidakakuratan informasi dan kesalahan dalam perancangan jabatan. Menurut Budi, hasil dari penilaian CLI ada beberapa kekurangan penilaian. Manajer di PTPN 7 masih ada 4 kekurangan, yakni perencanaan, manajemen risiko, manajemen keuangan, dan informasi bisnis. “Jajaran di bawahnya pasti tidak akan jauh berbeda. Saya khawatir ini dikarenakan kita memperoleh input yang tidak baik, hingga akhirnya kebutuhan pelatihan dan pengembangan menjadi bias. Informasi tidak akurat, sehingga perencanaan jabatan menjadi lain,” katanya. Dalam pengukuran kinerja, tambah Budi, dapat dilakukan dengan menggunakan sistem penilaian (rating) yang relevan. ”Ini yang kita kenal IKP 1— 5. Kemudian rating tersebut harus mudah digunakan sesuai dengan yang akan diukur. Mencerminkan hal-hal yang memang menentukan. Pengukuran kinerja juga berarti membandingkan antara standar yang telah ditetapkan dan kinerja sebenarnya yang terjadi,” urainya. Kesalahan dalam melakukan penilaian bisa terjadi karena leniency error, yakni penilai memberikan nilai kepada semua orang dalam suatu kelompok kerja lebih tinggi daripada seharusnya. Artinya satu kelompok lebih tinggi dari statusnya. Juga karena central and tendency error atau penilai cenderung memberikan penilaian rata-rata walaupun ada yang berprestasi baik atau bahkan buruk. Yang sering terjadi, kesalahan dalam menilai akibat memberikan penilaian yang cenderung sama pada semua aspek, hanya karena adanya nilai yang sangat baik pada suatu aspek (hallo error). Begitu juga sebaliknya, penilaian yang buruk dari suatu aspek menutupi prestasi yang baik dari aspek lainnya (horn error). “Yang seperti ini sering terjadi. Jadi tolong resapi betul, bagaimana kalau hal itu terjadi pada kita. Mudah-mudahan dari sini kita dapat merenung, apakah selama ini saya sudah benar dalam memberikan penilaian. Karena dari yang terkecil dimulai dari ini,” katanya. Selanjutnya, kata Budi Santoso, tentang penilaian yang dilakukan di PTPN VII selama ini. Harus diingat bahwa penilaian karyawan secara keseluruhan tidak menggambarkan kinerja pada Bagian/ Unit/Distrik. Tapi pada umumnya pemberian nilai karyawan, terutama DP2K, berorientasi pada nilai tahun sebelumnya. “Bila tahun sebelumnya karyawan dinilai 80, kalau dilihat dari hallo and horn error, bila sudah dinilai 80 ya harus 80,” katanya. Juga banyak penilaian yang berorientasi pada hasil, bukan pada proses. Juga ada penilaian untuk tujuan tertentu, misalnya pemberian golongan pengabdian yang telah diset dua tahun terakhir. Penghargaan kepada karyawan di PTPN VII adalah kenaikan berkala/golongan, penghargaan masa pengabdian, kenaikan berkala/golongan pengabdian, bonus dan premi, serta insentif. “Bila kita salah menilai karyawan, kita sama saja menzalimi perusahaan atau menzalimi karyawan itu,” kata Budi. Menurut Budi, pendapat mengenai kenaikan berkala, bila dahulu satu berkala dianggap sebagai prestasi, dua berkala dinyatakan istimewa, dan naik golongan disebut sangat istimewa, sekarang kenaikan satu berkala sama saja dengan aib, dua berkala memang wajib, dan tiga berkala baru istimewa atau ajib. “Coba renungkan, bila anda menilai teman hanya berkala satu, pasti dia akan protes,” katanya. Selama ini, pemberian penghargaan masa pengabdian dan kenaikan golongan pengabdian masih cenderung dianggap hak setiap pekerja. “Kita sudah menyusun persyaratan untuk meningkatkan nilai dan makna penghargaan, namun implementasinya masih belum sesuai dengan yang diharapkan karena masih subjektif,” ujarnya. Kemudian yang juga sering terjadi bahwa usulan terhadap kenaikan golongan atau berkala pengabdian sering tidak selaras dengan kinerja karyawan di lapangan. Misalnya, ada karyawan yang sebelumnya dinyatakan tidak kompeten, tetapi tetap diusulkan kenaikan golongan pengabdian. Padahal, penghargaan menjadi bermakna jika untuk TABLOID BULANAN No.113/Februari 2016 5 LaporanUTAMA memperolehnya diperlukan perjuangan yang keras dan berat. “Penghargaan yang terlalu mudah mendapatkannya ya tak berharga lagi. Bila semua mendapatkan keistimewaan (penghargaan) maka sesungguhnya tidak ada yang istimewa (semua sama). Penghargaan yang diberlakukan seperti tarif metro mini, jauh dekat sama saja, juga tidak akan meningkatkan motivasi,” tegasnya. Dampak dari penilaian dan penghargaan yang tidak tepat adalah kenaikan gaji, kenaikan biaya lembur, kenaikan biaya SHT, iuran pensiun, iuran JHT, bonus, cuti, THR, dll. “Bila kita naikkan satu poin saja, berapa dampak ekonomi ke depan. Pernahkah kita pikirkan itu? Begitu kita naikkan berkala seorang karyawan, berapa biaya lembur yang harus dikeluarkan perusahaan. Bila kita memulai dengan yang tidak tepat dampaknya akan panjang,” ujarnya. Selain itu, dampak dari penilaian yang tidak akurat akan sulit membedakan prestasi kerja karyawan. Hal itu bisa membuat demotivasi bagi karyawan berprestasi, produktivitas cenderung menurun, karyawan terlalu cepat mendapat golongan maksimal, sehingga akan berdampak juga terhadap motivasinya. Kemudian juga berdampak pada kesulitan keuangan peru- Usulan Hasil Penilaian DP2K Kandir Periode II/2015 sahaan sebagai akibat peningkatan biaya tetap yang tidak diikuti kenaikan produktivitas kerja. Dan promosi yang tidak seimbang dengan produktivitas (over promosi) hanya akan menambah permasalahan dan beban berat bagi perusahaan. Kemudian yang terpenting, ada beberapa penyebab bias dalam penilaian, yang di mana pun sama, yaitu kedekatan, kecocokan, balas budi, kekerabatan, dan titipan. “Karena itulah kita sudah memperbaiki regulasi atau aturan agar pelaksanaan penilaian kinerja karyawan menjadi lebih baik,” ujarnya. Contoh Dampak Kenaikan Golongan Terhadap Biaya SHT SHT 2016 s.d. Feb. Kandir Regulasi tersebut antara lain SK Direksi No. SDM/Kpts/ 178/2014 tanggal 25 Juli 2014 tentang Perbaikan Kenaikan Berkala dan Golongan; perbaikan sebagaian dari SK Direksi No. 7.6/Kpts/213/2014 dan No.7.6/Kpts/282/2002; dan memperbaiki beberapa hal antara lain kenaikan berkala pekerja yang mengikuti kursus jabatan, kenaikan berkala istimewa, golongan pilihan, dan golongan pengabdian. “Regulasi yang dulu hanya mengatur hal-hal pokok, tidak terlalu detail, fleksibel, dan dapat berjalan efektif. Nah, aturan yang sekarang sangat terinci, memuat hal-hal detail, rigid, dan sayangnya kurang berjalan efektif. Apa penyebabnya, ini yang mesti kita cari,” tegasnya. Selanjutnya, perbaikan regulasi tentang kenaikan berkala dan golongan dimaksudkan untuk perbaikan. Dan perbaikan dilakukan agar kenaikan berkala dan golongan dapat menimbulkan rasa adil dan motivasi bagi karyawan. Penegakan aturan dan persyaratan yang ketat bukan untuk membatasi hak atau mempersulit karyawan, tetapi dimaksudkan untuk mengembalikan makna dari penilaian dan penghargaan. Regulasi penilaian yang baik dan terukur akan meminimalkan terjadinya negosiasi antara penilai dan karyawan yang dinilai. “Ukuran prestasi harus jelas dengan evidence (bukti) yang kuat. Prestasi kerja harus terukur, baik dalam bentuk kuantitatif maupun kualitatif. Untuk kualitatif, harus benarbenar diyakinkan bahwa standar kinerja yang disepakati tepat dan meminimalisir terjadinya rekayasa atau pemakluman,” katanya. Ukuran prestasi yang ditetapkan memungkinkan untuk dibuktikan dengan evidence (bukti) yang jelas. Sasaran kinerja atau prestasi yang ditetapkan juga harus realistis dan logis. Langkah-langkah perbaikan yang dilakukan antara lain pemahaman dan komitmen bersama dari seluruh unsur manajemen untuk menerapkan penilaian dan penghargaan dengan konsisten, tepat, dan berkeadilan. Menurut Budi, dalam proses penilaian, harus dikedepankan kompetensi dan kinerja (bukan subjektivitas). Penentuan penilaian dan usulan penghargaan harus disertai dengan ukuran prestasi dan bukti yang jelas dan dapat dipertanggungjawabkan. (tim) Pelatihan Sistem ERP Modul SDM S ebagai upaya menyiapkan penerapan ERP Modul SDM, Direktorat SDM dan Umum PT Perkebunan Nusantara (PTPN) VII memberikan pelatihan pemantapan impkementasi sistem ERP modul SDM kepada Staf, Krani Kepala, dan Krani SDM & Umum Distrik dan Unit. “Melalui pelatihan ini diharapkan semua karyawan di bidang SDM menjadi lebih paham, sehingga mempermudah dan mempercepat kerja di bidang SDM & Umum, baik yang ada di Distrik maupun Unit,” kata Direktur SDM dan Umum PTPN VII Budi Santoso pada pembukaan Pelatihan Sistem ERP di Ruang Rapat Lantai I, Kantor Direksi, Rabu (23/2/2015). Meskipun demikian, tambah Budi, dengan adanya sistem kerja yang dapat memudahkan dan mempercepat pekerjaan jangan sampai menghilangkan sikap kehati-hatian dalam pengoperasiannya. “Jangan sampai terjadi kesalahan, karena kesalahan perlakuan terhadap sistem pada umumnya dikarenakan kurang cermat dan disiplin dari penggunanya,” kata dia. Kegiatan pelatihan diikuti 30 karyawan Staf, Krani Kepala, Krani dan petugas administrasi bidang SDM & Umum dari Distrik Lampung (Unit Bergen, Rejosari, Bekri, Tulungbuyut, Padangratu), Distrik Bengkulu (Unit Pagaralam), dan Distrik Sumsel (Unit Betung), digelar selama 5 hari, dari tanggal 23 sampai dengan 27 Februari 2016. Kepala Bagian SDM Kantor Direksi Habib Wibowo pada kesempatan itu menyampaikan bahwa ke depan Bidang SDM akan menerapkan job last man bukan lagi job rich man. Sebenarnya hal tersebut telah diterapkan seperti penggabungan Distrik Banyuasin dengan Muaraenim menjadi Distrik Sumatera Selatan, Distrik Waysekampung dengan Way Seputih menjadi Distrik Lampung, Unit Trikora digagungkan dengan Unit Kedaton. Habib lebih lanjut menerangkan pengalamannya melakukan studi banding ke perusahaan lain. “Beberapa waktu lalu saya bersama Pak Direktur Utama mengunjungi sebuah pabrik gula. Pada sesi pemaparan oleh manajer pabrik kami melihat biaya tenaga kerja sangat kecil, sehingga biaya produksi mereka di bawah, dan tenaga kerja yang digunakan sangat sedikit dibandingkan pada pabrik gula milik kita. Di setiap stasiun hanya diisi oleh 1 orang tenaga kerja. Mereka juga bertangungjawab terjadap kebersihan lokasi kerjanya,” kata dia. Karena itu, ke depan tidak menutup kemungkinan perusahaan BUMN akan menerapkan hal tersebut. “Ya, demi keberlangsungan perusahaan dan untuk menekan biaya tenaga kerja yang setiap tahun akan terus naik,” ujar Habib. (tim) TABLOID BULANAN No.113/Februari 2016 6 WARTA Bekri dan Rejosari Peroleh Sertifikat ISPO Sebagai perusahaan perkebunan dengan bisnis utama komoditas kepala sawit, PTPN VII terus memenuhi kewajiban dengan memenuhi berbagai persyaratan. Salah satunya mematuhi peraturan tentang Indonesian Sustainable Palm Oil (ISPO). merupakan wujud komitmen perusahaan dalam meningkatkan kinerja dan menerapkan layanan terbaik bagi seluruh pelanggan khususnya dalam peningkatan mutu produk dan lingkungan serta perbaikan berkelanjutan sawit lestari. Sistem sertifikasi ISPO dilaksanakan oleh Lembaga Sertifikasi PT. Mutu Indonesia Strategis Berkelanjutan (MISB) yang telah disetujui oleh Menteri Pertanian melalui Direktur Jenderal Perkebunan. PTPN VII telah mengajukan sertifikasi dinilai oleh auditor perusahaan Lembaga sertifkasi yang terakreditasi di bidang manajemen mutu dan manajemen lingkungan oleh Komite Akreditasi Nasional (KAN) serta mendapat pengakuan (approval) dari Komisi ISPO. Penyerahan perdana sertifikat ISPO untuk Unit (Kebun & Pabrik) Bekri dan Unit Kebun Rejosari ini merupakan langkah awal dan merupakan bukti nyata bahwa PTPN VII telah memenuhi kaidah pembangunan perkebunan berkelanjutan yang mencakup 7 prinsip, dan akan memperluas untuk kebunkebun sawit lainnya. Ketujuh prinsip meliputi sistem perizinan dan manajemen perkebunan, penerapan pedoman teknis budidaya dan pengolahan kelapa sawit, pengelolaan dan pemantauan lingkungan, tanggung jawab terhadap pekerja, tanggung jawab sosial dan komunitas, pemberdayaan kegiatan ekonomi masyarakat, dan pemberdayaan kegiatan ekonomi masyarakat. Perusahaan yang boleh mengajukan permohonan untuk mendapatkan sertifikat ISPO adalah yang termasuk kebun kelas I, kelas II, dan kelas III menurut hasil penilaian usaha perkebunan berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian Nomor 07/Permentan/OT.140/ 2/2009 tentang Pedoman Penilaian Usaha Perkebunan. (tim) 2016, Salurkan Dana Kemitraan Rp10,8 Miliar S ejak 5 Februari 2016, dua unit PTPN VII telah memenuhi skema penilaian sertifikasi mutu sebagaimana yang diatur Peraturan Menteri Pertanian Nomor 19/Permentan/ OT.140/3/2011 tentang Pedoman Perkebunan Kelapa Sawit Berkelanjutan Indonesia/Indonesian Sustainable Palm Oil (ISPO) dan memperoleh sertifikat ISPO. Sertifikat yang diterbitkan oleh lembaga sertifikasi PT Mutu Indonesia Strategis Berkelanjutan (MISB) tersebut berlaku dari 5 Februari 2015 hingga 4 Februari 2021. “Untuk yang akan datang PTPN VII akan memperluas lingkup sertifikasi komoditas kelapa sawit untuk semua unit yang mengelola kelapa sawit. Saat ini semuanya sedang dalam tahap proses pengurusan sertifikasi ISPO,” katanya. Menurutnya, PTPN VII merupakan salah satu perusahaan dengan bisnis utama komoditas kelapa sawit mempunyai peran yang sangat penting dalam meningkatkan pendapatan masyarakat, meningkatkan penerimaan negara, meningkatkan devisa negara, menyediakan lapangan kerja, meningkatkan produktivitas, memberikan nilai tambah dan daya saing, memenuhi kebutuhan konsumsi dan bahan baku industri dalam negeri, serta mengoptimalkan pengelolaan sumber daya alam secara lestari dan berkelanjutan. Pembangunan dan pengembangan perkebunan kelapa sawit harus dilakukan secara berkelanjutan sesuai Peraturan Menteri Pertanian Nomor 19/Permentan/ OT.140/3/2011 tentang Pedoman Perkebunan Kelapa Sawit Berkelanjutan Indonesia/Indonesian Sustainable Palm Oil (ISPO). Pelaksanaan ISPO bersifat mandatori/wajib dan merupakan bukti kepatuhan pelaku usaha terhadap ketentuan yang sudah ada, mendorong usaha perkebunan kelapa sawit memenuhi kewajibannya, melindungi dan mempromosikan usaha perkebunan berkelanjutan sesuai tuntutan pasar. Menurutnya, PTPN VII telah mengimplementasikan Sistem Manajemen Terpadu, dan salah satunya adalah ISPO yang P T Perkebunan Nusantara (PTPN) VII pada tahun 2016 menyalurkan dana Program Kemitraan sebesar Rp10,837 miliar. Dana tersebut merupakan hasil pengembalian mitra binaan (bergulir) tahun sebelumnya. Kepala Bagian Umum dan PKBL Sultan M.R. menjelaskan nantinya dana ini akan disalurkan kepada usaha kecil menengah dan kelompok usaha mikro yang ada di wilayah kerja PTPN VII, yakni Lampung, Sumatera Selatan, dan Bengkulu. Menurutnya, program kepedulian sosial PTPN VII saat ini bertumpu pada Program Kemitraan, sehingga efektivitas penyaluran serta pengembalian dana Program Kemitraan ini merupakan salah satu penilaian kinerja perusahaan. “Untuk itu peran Distrik dan Unit dalam program ini sangat dibutuhkan, tahun 2016 ini setiap Distrik dan Unit akan diberi kesempatan mengelola penyaluran dana minimal sebesar Rp100 juta,” kata Sultan. Ketentuan penyaluran program kemitraan ini mengacu kepada Peraturan Menteri Negara BUMN No.: PER-09/MBU/07/2015 tanggal 03 Juli 2015, tentang Program Kemitraan dan Program Bina Lingkungan BUMN serta ketentuan yang tertuang dalam PPT G 05: Prosedur Tanggungjawab Sosial dan Lingkungan. Sebagai gambaran pada tahun 2015, PTPN VII telah menyalurkan dana sebesar Rp10,879 miliar yang diperuntukan bagi 1.125 mitra binaan yang tersebar di tiga provinsi, yakni Lampung, Sumatera Selatan, dan Bengkulu. Sedangkan tahun sebelumnya, yaitu 2014 PTPN VII menyalurkan sebanyak Rp7,870 miliar yang diperuntukan bagi 776 mitra binaan dan di tahun 2013 telah disalurkan sebanyak Rp9,779 miliar kepada 1.386 mitra binaan. Khusus untuk wilayah Lampung pada tahun 2015 disalurkan kepada 901 mitra binaan dengan nilai sebesar Rp8,998 miliar, wilayah Sumatera Selatan disalurkan kepada 159 mitra binaan senilai Rp1,183 miliar, dan wilayah Bengkulu sebanyak 65 mitra binaan senilai Rp698 juta. (tim) TABLOID BULANAN No.113/Februari 2016 Terapkan Sistem Penggajian dengan ERP S ebagai langkah uji coba, sistem penggajian dengan ERP tersebut diterapkan di tiga unit, yaitu Unit Pabrik Pematangkiwah, Unit Kebun dan Pabrik Wayberulu, dan Unit Kedaton. Penandatangan naskah kesiapan dilaksanakan di Ruang Rapat Lantai III, Kantor Direksi, Kamis (4/2/2016). Penandantangan kesiapan ketiga unit dalam melaksanakan penggajian dengan sistem ERP dilakukan oleh Direktur Perencanaan dan Pengembangan Rafel P. Sibagariang dengan Manajer Unit Wayberulu Vedy Pudiansyah, Manajer Pematangkiwah Agus Fahroni, dan Asisten Manajer Unit Kedaton Hidayat. Kepala Bagian Teknologi Informasi, Komunikasi, dan Corporate Management Representative Sulistijono Adi mengatakan bagian teknologi informasi akan terus melakukan pembenahan sistem penggajian hingga pada bulan Maret 2016, sehingga nantinya semua unit kebun dapat menggunakan sistem penggajian menggunakan ERP. Menurutnya, tim terus fokus membenahi sistem yang ada, sehingga nantinya akan lebih mempermudah karyawan. “Untuk tahap awal kita akan menargetkan modul untuk proses bisnis utama, yakni Bagian Pengadaan dan Setelah resmi menerapkan sistem Enterprise Resource Planning (ERP) Perkebunan yang diawali dengan input data oleh Direktur Perencanaan dan Pengembangan Rafel P. Sibagariang, PTPN VII juga menerapkan sistem penggajian karyawan dengan ERP. SDM. Selanjutnya, akan dikembangkan di Bidang Tanaman dan Pengolahan,” katanya. Implementasi sistem ERP ini merupakan salah satu upaya PTPN VII dalam meningkatkan kinerja perusahaan dengan mengintegrasikan sistem manajemen berbasis ISO, ISPO, KPKU, dan GCG yang disebut Sistem ManajemenTerpadu PTPN VII disingkat SMTN7 dan mulai diimplementasikan sejak tahun 2014 yang digunakan sebagai pedoman kerja operasional perusahaan. SMTN7 dirancang berdasarkan pendekatan proses yang dilakukan di PTPN VII dan guna memenuhi persyaratan pemangku kepentingan, maka PTPN VII melakukan proses sertifikasi SMTN7 sebagai pengganti sertifikasi sistem manajemen sebelumnya yang masih parsial di unit kerja tertentu. Akhir tahun 2015 PTPN VII telah menerima sertifikat terintegrasi untuk implemetnasi sistem manajemen mutu ISO 9001:2008 dan sistem manajemen lingkungan ISO 14001:2004. Sertifikat terintegrasi tersebut merupakan wujud komitmen perusahaan dalam meningkatkan kinerja dan menerapkan layanan terbaik bagi seluruh pelanggan, khususnya dalam peningkatan mutu produk dan lingkungan serta perbaikan berkelanjutan. PT Sucofindo (Persero) selaku perusahaan yang menerbitkan Sertifikat terintegrasi ISO 9001:2008 dan ISO 14001:2004 menyatakan bahwa PTPN VII perusahaan pertama dalam lingkup Perusahaan Perkebunan yang terafiliasi dengan BUMN yang mendapatkan sertifikat terintegrasi ISO 9001:2008 dan ISO 14001:2004. Direktur Perencanaan dan Pengembangan PTPN VII Rafel Parasian Sibagariang mengatakan bahwa untuk saat ini lingkup sertifikasi terintegrasi difokuskan pada komoditas karet, teh, dan tebu, guna peningkatan mutu 7 WARTA produk sebagai salah satu atribut utama dalam memenuhi kepuasan pelanggan, dan berpengaruh terhadap kredibilitas dan kepercayaan pelanggan. “Untuk yang akan datang PTPN VII terus memperluas lingkup sertifikasi ke komoditas kelapa sawit. Saat ini sudah dua unit kebun dan pabrik, yaitu Bekri dan Rajosari, yang memperoleh sertifikasi ISPO. Kebun-kebun lain sedang dalam proses pengurusan,” katanya. Sertifikasi terintegrasi ISO 9001:2008 dan ISO 14001:2004 ini merupakan acuan PTPN VII dalam meningkatkan mutu produk sesuai standar internasional. Dengan adanya sertifikasi ini, diharapkan dimasa mendatang PTPN VII akan senantiasa dapat memberikan pelayanan terbaiknya kepada seluruh pelanggan dalam setiap situasi, ujar Rafel. Proses sertifikasi integrasi ISO 9001:2008 dan ISO 14001:2004 dimulai sejak beberapa tahun lalu, diawali dengan proses membangun awareness, pemberian pemahaman mengenai SMTN7 melalui pelaksanaan pelatihan, kick off implementation SMTN7 untuk tim sertifikasi dan seluruh staf yang terlibat dalam membangun SMTN7, dan dicanangkan implementasinya melalui executive briefing untuk para senior leader pada bulan April 2014. (tim) Pembentukan PHBI Distrik Lampung etelah penggabungan Distrik Way Sekampung dan Way Seputih menjadi Distrik Lampung berdasarkan SK Direksi No. SDM/ KPTS/231/2015, mengharuskan kepengurusan Panitia Hari-Hari Besar Islam (PHBI) juga dilebur. Sesuai dengan arahan Manajer Distrik Lampung, pada tanggal 29 Januari 2016 dilaksanakan rapat pembentukan PHBI Distrik Lampung sekaligus kegiatan pengajian rutin bulanan. Hasil rapat tersebut menetapkan kepengurusan PHBI periode 2016-2017, yaitu Ir. A.A. Putra Wahyu sebagai pembina, H.M. Zainal Torong sebagai ketua, Bambang Purwadi sebagai wakil ketua, H. Subagyo sebagai sekretaris, dan Dariah sebagai bendahara. Salah satu kegiatan rutin yang dilaksanakan PHBI Distrik Lampung adalah pengajian bulanan, kali ini mengundang penceramah dari Pesantren Darul Fatah Gedongair, yaitu Ustad H. Hafi Suyanto, Lc. Tema pengajian perdana tersebut adalah mensyukuri nikmat Allah. GM Distrik Lampung A.A. Putra Wahyu dalam sambutannya mengajak semua karyawan PTPN VII Distrik Lampung dapat memanfaatkan kegiatan keagamaan seperti ini untuk menyeimbangkan antara kebutuhan dunia dan kepentingan akhirat S dalam kesibukan sehari-hari. “Sebagai manusia yang beriman kepada Allah dan hari akhir, kita tak boleh larut hanya dengan urusan dunia, tetapi perlu ada keseimbangan antara mengejar kebutuhan dunia dan menyiapkan bekal untuk kehidupan akhirat,” katanya. Sementara Ustad Hafi Suyanto dalam nasihatnya menjelaskan makna kata “syukur” yang berasal dari kata Arab “syakara-yasykuru” adalah berterima kasih. Ada juga yang memaknainya dengan “membuka” sebagai lawan kata “katara” yang berarti menutup. Berdasarkan petunjuk sejumlah ayat Alquran, ada beberapa cara yang bisa dilakukan dalam mensyukuri nikmat, antara lain: bersyukur dengan hati, yang dilakukan dengan sepenuh hati. Artinya, apa pun nikmat yang diperoleh bukan hasil kepintaran dan kerja keras manusia, melainkan semata-mata karena anugerah dan ridho Allah. Berikutnya bersyukur dengan lisan, pengakuan dengan ucapan, artinya semua nikmat yang diperoleh berasal dari Allah dan semua pengakuan ini diikuti dengan memuji-Nya melalui ucapan “alhamdulillah”, yaitu segala pujian bagi Allah semata. Selanjutnya yang sangat penting dan mendasar adalah bersyukur dengan perbuatan, yaitu memanfaatkan nikmat yang diperoleh pada jalan dan perbuatan yang diridhoi Allah, yaitu dengan melaksanakan syariat dan menaati semua yang diperintahkan Allah serta menjauhi semua yang menjadi larangan-Nya. (tim) TABLOID BULANAN No.113/Februari 2016 8 AKTIVITAS Pentingnya Pendidikan Karakter Anak Pendidikan karakter mempunyai makna lebih tinggi dari pendidikan moral karena bukan sekadar mengajarkan mana yang benar dan mana yang salah, tetapi membantu anak-anak memahami dan merasakan nilai-nilai yang baik, mau, dan mampu melakukannya. Pembentukan karakter pribadi anak (character building) sebaiknya dimulai dalam keluarga sejak usia dini, karena interaksi pertama anak terjadi dalam lingkungan keluarga. eran seorang ibu sangat penting dalam mendidik anak di rumah. Oleh karena itu, Bidang Pendidikan Ikatan Kekeluargaan Istri (IKI) PTPN VII bekerja sama dengan Badan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Provinsi Lampung menggelar penyuluhan tentang pendidikan karakter sejak anak usia dini, di Gedung Pertemuan, Selasa (23/2/2016). Kegiatan penyuluhan diikuti seluruh pengurus IKI Pusat dan IKI Wilayah Lampung serta para anggota. Materi disampaikan oleh Dra. Heni Astuti, M.I.P., praktisi pendidikan, dengan bahasan utama Pendidikan Karakter untuk Anak Usia Dini. Menurutnya, pendidikan karakter sebaiknya diterapkan sejak anak usia dini, karena pada usia tersebut akan menentukan kemampuan anak dalam mengembangkan potensinya. Pendidikan karakter pada anak usia dini dapat mengantarkan anak menjadi lebih cepat matang dalam mengelola emosi. Kecerdasan emosi adalah bekal penting bagi anak dalam menyongsong masa depan yang penuh dengan tantangan. Heni Astuti P memamaparkan bahwa pendidikan karakter hendaknya dilakukan sejak anak usia dini, karena usia dini merupakan masa emas perkembangan (golden age) yang keberhasilannya sangat menentukan kualitas anak pada masa dewasanya. “Montessori menyebutnya sebagai periode kepekaan atau sensitive period. Penggunaan istilah tersebut bukan tanpa alasan, mengingat pada masa ini seluruh aspek perkembangan pada anak memang memasuki tahap atau periode yang sangat peka. Artinya, jika tahap ini dioptimalkan dengan memberikan berbagai stimulasi yang prositif dan produktif, perkembangan anak di masa dewasa juga akan berlangsung secara positif dan produktif,” katanya. Beberapa pendidikan karakter yang dikembangkan dalam keluarga antara lain cinta Tuhan, tanggung jawab, kedisiplinan dan kemandirian, kejujuran, hormat dan santun, dermawan, suka menolong, percaya diri, kreatif, pekerja keras, kepemimpinan dan keadilan, toleransi, kedamaian, kebersihan, kesehatan, kerapihan, dan keamanan. Lebih lanjut Heni menjelaskan menurut pakar pendidikan William Bennett, keluarga merupakan tempat yang paling awal dan efektif untuk menjalankan fungsi Departemen Kese- hatan, Pendidikan, dan Kesejahteraan. “Apabila keluarga gagal untuk mengajarkan kejujuran, semangat, keinginan untuk menjadi yang terbaik, dan kemampuan-kemampuan dasar positif, maka akan sulit bagi institusiinstitusi lain memperbaiki kegagalankegagalan tersebut,” jelasnya. Keberhasilan keluarga dalam menanamkan nilai-nilai kebajikan (karakter) kepada anak sangat bergantung pada model pola asuh yang diterapkan orang tua pada anaknya. Pola asuh dapat didefinisikan sebagai pola interaksi antara anak dan orang tua yang meliputi pemenuhan kebutuhan fisik (seperti makan, minum, dan lain-lain) dan kebutuhan psikologis (seperti rasa aman, kasih sayang, dan lain-lain), serta sosialisasi norma-norma yang berlaku di masyarakat agar anak dapat hidup selaras dengan lingkungannya. “Dengan kata lain, pola asuh juga meliputi pola interaksi orang tua dengan anak dalam rangka menerapkan pendidikan karakter anak. Jadi gaya yang diperankan orang tua dalam mengembangkan karakter anak sangat penting, misalnya apakah ia otoriter dan demokratis,” ujarnya. Dari paparan Heni Astuti dapat disimpulkan bahwa keluarga merupakan institusi pertama dan utama bagi pendidikan karakter anak. Apabila keluarga gagal melakukan pendidikan karakter pada anak-anaknya, maka akan sulit bagi institusi-institusi lain di luar keluarga (termasuk sekolah) untuk memperbaikinya. Kegagalan keluarga dalam membentuk karakter anak akan berakibat pada tumbuhnya masyarakat yang tidak berkarakter. Oleh karena itu, setiap keluarga harus memiliki kesadaran bahwa karakter bangsa sangat tergantung pada pendidikan karakter anak di rumah. Ketua Umum IKI Pusat Ny. Tina Kusumandaru dalam sambutannya mengatakan bahwa sudah dipaparkan tentang pentingnya pendidikan karakter pada anak usia dini. Dalam mendidikan anak banyak faktor yang mempengaruhinya. “Dari beberapa hal yang disampaikan tadi yang terpenting adalah poin kejujuran. Menanamkan kejujuran kepada anak-anak sangat penting dan kita juga bisa melihat bakat da minat anak-anak sejak usia dini sehingga bisa memilih bidang apa yang nantinya dipilih,” katanya. Ketua Umum IKI mengajak para ibu di lingkungan PTPN VII lebih banyak memperhatikan pendidikan anak-anak. “Sibuk boleh saja, tetapi peran dalam keluarga, terutama mendidik anak tetap menjadi prioritas utama,” tegasnya. (tim) TABLOID BULANAN No.113/Februari 2016 9 AKTIVITAS Mutasi Manajer untuk Penyegaran Untuk penyegaran di lingkungan kerja, PTPN VII melaksanakan mutasi jabatan bagi Manajer Unit dan Kepala Bagian, bertempat di ruang rapat Direktur Utama. Kegiatan ini dihadiri oleh jajaran Direksi dan Kepala Bagian PTPN VII, Kamis (3/3/2016). P ada acara tersebut juga dilakukan pelepasan kepada karyawan yang memasuki masa pensiun, yakni M. Arifin (Manajer Unit Kedaton) dan Sri Nendah Singarimbun (Kepala Bagian Hukum dan Regulasi). Dalam serah terima jabatan tersebut, Vedy Pudiansyah yang sebelumnya menjabat sebagai Manajer Unit Way Berulu dimutasi menjadi Manajer Unit Kedaton menggantikan Ir. M. Arifin yang memasuki masa pensiun. Sedangkan jabatan yang ditinggalkan Vedy Pudiansyah diduduki Agus Faroni yang sebelumnya menjabat sebagai Manajer Unit Pematangkiwah. Sementara Mohammad Irson mendapat promosi dengan naik jabatan sebagai Manajer Unit Pematangkiwah, yang sebelumnya Kepala Urusan Tanaman Semusim Bagian Tanaman Kandir. Dalam sambutannya, Direktur Utama PTPN VII Kusumandaru N.S. mengucapkan selamat kepada karyawan yang memasuki masa pensiun. “Saya senang mendengar cerita-cerita keberhasilan yang sudah dijalani rekan-rekan yang memasuki masa pensiun. Ini harus kita rekam agar menjadi memori kita,” katanya. Ia berharap kepada karyawan yang pensiun agar tetap mau membantu dalam memajukan perusahaan. “Apalagi PTPN VII merupakan aset milik kita bersama, dan kami ucapkan terimakasih atas baktinya selama ini,” katanya. Menurutnya, seorang manajer yang ditunjukkan adalah kinerja dan etos kerja. Seorang manajer harus terdepan dalam menunjukkan etos kerjanya. “Kita harus semangat dalam menjalankan perusahaan ini, bila tidak kita akan bahaya pada fase ini. Potensi PTPN 7 masih bagus dan setiap gerak kita harus dikawal dengan baik. Jika sedikit saja kita salah langkah dan salah kelola maka ke depan tambah berat,” ujarnya. (tim) Pengajian Bulanan PHBI Kandir Untuk meningkatkan iman dan takwa karyawan di lingkungan kantor Direksi, PHBI PTPN VII Kantor Direksi secara rutin menggelar pengajian satu bulan sekali. Pada pengajian yang dilaksanakan Selasa (16/2/ 2016), PHBI menghadirkan penceramah dari Jakarta, yaitu Ustad Adi Hidayat. Pada pertemuan kali ini, penceramah menyampaikan tema tentang Manajemen Sukses dalam Al-Quran. U stad Adi Hidayat memaparkan bahwa di dunia ada orang sukses dan ada orang yang ingin sukses. Siapakah orang yang tak ingin meraih kesuksesan? Tentunya, setiap orang mengidamidamkan kesuksesan. Pada umumnya, masyarakat memahami arti kesuksesan identik dengan pencapaian citacita, harapan, serta keinginan. Simpelnya, kata sukses berarti pencapaian keberhasilan atau keberuntungan atas wujud nyata dari apa-apa yang dicita-citakan. Setiap orang yang ingin sukses harus melalui jalan yang tidak mudah, banyak ujian, dan tantangannya. Dari yang ringan, hingga yang paling berat. Menurutnya, kesuksesan yang dikehendaki ajaran Islam dalam alQuran sangat luas, menyangkut sukses di dunia dan di akhirat. Jadi, sukses dalam Islam adalah nilai, bukan materi. Dalam Alquran kata sukses terbagi menjadi tiga, yaitu alfalah, an-najat, dan al-fauz. Menurut tata bahasa, al-falaah berarti kemenangan, kelestarian, kekekalan, keberuntungan, dan kebertahanan hidup. Sementara an-najat berarti keselamatan atau keterhindaran dari bencana serta kegagalan, dan terhalaunya hambatan. Adapun alfauz berarti keberhasilan atau keberuntungan yang baik. Dari ketiga kata yang bermakna sukses tersebut di atas, yang mendominasi disebut dalam Alquran adalah al-falah. “Ini membuktikan pengertian kata al-falah sudah mencakup makna an-najat dan al-fauz. Lebih dari 15 kali kata al-falaah disebut Alquran, baik variasi ataupun derivasinya. Jika kita bisa menjadi golongan yang memperoleh alfalah, berarti kita meraih kesuksesan,” katanya. (tim) TABLOID BULANAN No.113/Februari 2016 10 WARTA Kopdit Sejahtera P3RI Gelar RAT SPPN VII Korwil I Lampung Gelar Raker Koperasi Kredit Sejahtera P3RI Cabang PTPN VII menyelenggarakan Rapat Anggota Tahunan (RAT) ke-XI Tahun Buku 2015, bertempat di Gedung Pertemuan Kantor Direksi PTPN VII, Bandarlampung, Senin (29/02/2016). K egiatan dihadiri oleh Anggota, Ketua P3RI Cabang PTPN VII Husni Thamrin, Ketua P3RI Pusat R.M. Sitompul, Ketua Koperasi Kredit (Kopdit) Sejahtera Ign. Supardi, Ketua Pusat Koperasi Kredit (Puskopdit) Caraka Utama Lampung yang diwakili oleh Drs. Haryono Daut, dan Kepala Bagian Umum dan PBKL PTPN VII Sultan M.R. Ketua Koperasi Kredit (Kopdit) Sejahtera Ign. Supardi dalam laporannya menyampaikan bahwa sejak tahun 2011 sampai dengan 2015 Kopdit Sejahtera mengalami perkembangan yang cukup menggembirakan. Jumlah anggota pada tahun 2011 sebanyak 1.016 orang dengan pendapatan Rp264 juta, jumlah aset Rp1,283 miliar, dan Sisa Hasil Usaha (SHU) sebesar Rp81,130 juta. Simpanan saham Rp445 ribu dan simpanan nonsaham berjumlah Rp504 ribu. “Pada tahun 2015 keanggotaan kami telah mencapai 1.595 orang dengan pendapatan Rp1,110 miliar, total aset Rp4,379 miliar, Sisa Hasil Usaha (SHU) sebesar Rp484,813 juta, simpanan saham Rp1,325 juta dan simpanan nonsaham berjumlah Rp2,116 juta,” terangnya. Kemajuan Kopdit Sejahtera ini berkat upaya dan partisipasi dari semua lapisan yang ada seperti anggota, P3RI cabang PTPN VII, Direksi, General Manager Distrik, dan Manajer Unit. “Tanpa peran dan bantuan bapak-bapak semua, ini tidak akan terwujud,” kata Supardi. Tema yang diambil pada RAT ini adalah dengan 3 tertib, administrasi, prosedur, dan anggaran, akan meningkatkan perkembangan dan kemajuan menuju koperasi kredit yang sehat. “Apapun bentuk usaha kita harus tertib administrasi dan saat ini Kopdit Sejahtera telah memenuhi itu semua bahkan ke depan kami mengembangkan IT, di mana setiap anggota dapat mengetahui perkembangan dan berapa simpanan yang dimiliki. Saat ini sedang dalam tahap penyempurnaan,” tambah Supardi. Sementara Ketua Pusat Koperasi Kredit (Puskopdit) Caraka Utama Lampung yang diwakili oleh Drs. Haryono Daut dalam sambutannya mengatakan dengan dilaksanakannya RAT ke XI, ini menunjukan pengurus Kopdit Sejahtera P3RI telah menjalankan amanah yang diberikan oleh anggota dengan baik. “Banyak Kopdit berdiri tetapi tidak bisa melaksanakan RAT,” katanya. Faktor-faktor yang harus diperhatikan oleh KSP/USP S agar anggota berminat menyimpan di koperasi antara lain keamanan dana, dalam arti dapat ditarik kembali oleh pemiliknya sesuai dengan perjanjian. Selanjutnya, menghasilkan nilai tambah dalam bentuk bunga simpanan atau insentif lainnya dan diterima oleh anggota sesuai dengan perjanjian. Menabung di KSP/USP merupakan wujud dari partisipasi anggota di dalam kedudukannya sebagai pengguna jasa. Karena itu anggota merasakan adanya kedudukan yang lebih istimewa dibandingkan dengan menabung di tempat lain. Keistimewaan anggota tersebut antara lain menerima sisa hasil usaha pada akhir tahun buku, ikut serta mengambil keputusan koperasi dan lain-lain, ujar Haryono. “Kami menyadari bagi pengurus Kopdit saat ini banyak tekanan-tekanan yang dirasakan seperti adanya regulasi, UndangUndang Perkoperasian, Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Peraturan Kementerian Keuangan, maka pengurus Koperasi dituntut profesional bersaing dengan bank swasta/pemerintah,” katanya. Pada kesempatan yang sama Kepala Bagian Umum dan PKBL PTPN VII Sultan M.R. mengapresiasi peningkatan prestasi yang diraih Kopdit Sejahtera, terutama peningkatan SHU dari dari Rp81 juta menjadi Rp484 juta. Meskipun demikian, sasaran koperasi tidak hanya pada peningkatan SHU, tapi juga lebih kepada peran serta dan pelayanan anggota. Keterlibatan anggota pada saat RAT akan menambah beberapa ide kreatif untuk mendukung kemajuan Kopdit Sejahtera. Sultan menegaskan tantangan ke depan yang dihadapi perkoperasian adalah regulasi dinamis. Ia berharap pelaksanaan program kerja tahun 2016-2018 merupakan hasil keputusan anggota, sehingga program kerja tersebut dapat dilaksanakan oleh Pengurus Kopdit Sejahtera dengan 3 tertib, yaitu administrasi, prosedur, dan anggaran. (tim) erikat Pekerjaa Perkebunan Nusantara (SPPN) VII Koordinator Wilayah I Lampung menggelar Rapat Kerja Bulanan di Unit Kebun Kedaton, Sabtu (20/2/2015). Raker dihadiri General Manager Distrik Lampung Ir. A.A. Putra Wahyu G., Ketua-Ketua Bidang Pengurus Pusat, dan Ketua-Ketua Cabang di lingkur Korwil Lampung I. Raker kali ini mengambil tema ”Menjalin hubungan sinergi antara Manajemen dan SPPN VII”. Koordinator Wilayah Lampung I Dikie Prihanto dalam sambutannya mengatakan kegiatan ini digelar dalam rangka koordinasi antara pengurus cabang, yaitu cabang Kantor Direksi, Wayberulu, Waylima, Rejosari, Pematangkiwah, Bergen, dan Kedaton, untuk memantapkan sinergisitas dengan menajemen perusahaan. “Kita membahas tentang apa saja yang menjadi kendala, isu terkini, dan lainnya sebagai masukan bagi serikat dan manajemen,” katanya. Sementara General Manajer Distrik Lampung Putra Wahyu menyambut baik kegiatan tersebut di mana pada situasi ekonomi saat ini sangat diperlukan adanya sinergisitas antara serikat dan manajemen guna keberlangsungan perusahaan ke depan. “Kita perlu membangun kekuatan untuk mewujudkan cita cita serikat dan perusahaan, yaitu perusahaan maju dan karyawan sejahtera,” katanya. Pada kesempatan itu, Putra Wahyu menyampaikan bahwa yang mempengaruhi kemajuan dan keberlangsungan perusahaan sangat ditentukan faktor internal maupun eksternal. Untuk di internal berkatian dengan SDM, aset, produksi, dan keuangan, dan lainnya. Sedangkan permasalahan yang dihadapi dari eksternal antara lain masalah harga jual dan kondisi lingkungan sekitar. “Hingga saat ini harga jual komoditas yang kita produksi masih rendah. Selain itu, situasi sosial dan politik saat ini cenderung mempengaruhi jalannya roda perusahaan,” katanya. Karena itu, yang paling penting adalah bagaimana mengelola internal dengan baik, seperti meningkatkan produksi. “Sebab, kita tak bisa mengubah kondisi eksternal, seperti harga jual. Namun, kita berusaha mengelola kedua faktor tersebut agar roda perusahaan berjalan dengan baik,” katanya. Pada kesempatan itu juga dibuka sesi dialog. Para Ketua Cabang diminta menyampaikan usulan, saran, kendala yang dihadapi pada saat ini untuk mencari solusi masalah yang dihadapi, termasuk upaya meningkatkan sinergitas antara SP dan manajemen perusahaan. Kegiatan dilanjutkan dengan rapat internal para Ketua Cabang, Korwil I Lampung, dan para kabid pengurus pusat SPPN VII. Hasil rapat akan disampaikan kepada manajemen sebagai masukan dan saran guna mengambil langkah- langkah strategis ke depan. (tim) TABLOID BULANAN No.113/Februari 2016 11 WARTA Workshop Bidang Hukum dan Pertanahan Beberapa tahun belakangan ini perusahaan perkebunan yang ada di Indonesia, banyak menghadapi permasalahan di bidang hukum dan pertanahan. Munculnya permasalahan tersebut sering mengganggu kinerja perusahaan. alam beberapa kasus, untuk menyelesaikan konflik perusahaan harus taat asas dan taat hukum untuk menjaga dan mewujudkan suasana kondusif di perusahaan agar aktivitas berjalan lancar. Namun, dalam banuak kasus justru yang diperlukan adalah menjalin hubungan yang baik dengan pendekatan kearifan lokal. Penyelesaian konflik yang permanen bisanya merupakan paduan dari komitmen taat hukum dan taat asas disertai dengan jalinan hubungan secara sosial kemasyarakatan dan mengedepankan kearifan lokal. Jadi, setiap karyawan harus memahami masalahmasalah hukum, baik pidana, perdata, maupun hukum pertanahan dan disertai pula D dengan pemahaman sosiokultural masyarakat. Tujuannya agar mampu menyelesaikan setiap permasalahan secara legalformal dan pendekatan sosial budaya. Untuk itu, PT Perkebunan Nusantara (PTPN) VII menganggap penting memberikan pengetahuan di bidang hukum bagi para Kepala Bidang, Asisten Kepala, Asisten SDM & Umum, dan staf Umum melalui workshop permasalahan hukum dan pertanahan. “Dengan adanya pemahaman terhadap hukum dan masalah pertanahan, diharapkan ke depan pendelegasian tugas dan wewenang Bagian Hukum dan Regulasi kepada Distrik dan Unit dalam menyelesaikan permasalahan pertanahan dapat berjalan lancar, mengingat Distrik dan Unit adalah bagian organisasi yang bersentuhan langsung dengan masyarakat,” kata Direktur SDM dan Umum PTPN VII Budi Santoso pada pembukaan workshop di Ruang Rapat Lantai I, Kantor Direksi, Rabu (10/2/2015). Menurutnya, peran Distrik sebagai perwakilan Kantor Direksi sangat diperlukan dalam membantu Unit dalam mengatasi permasalahan hukum dan pertanahan maupun permasalahan lainnya. Selama ini peran Distrik telah dilaksanakan dengan baik, seperti pengurusan perizinan serta menyelesaikan permasalahan-permasalahan hukum dan pertanahan. “Dengan workshop ini diharapkan peserta mendapatkan pengetahuan dari Kepala Bagian Hukum dan Regulasi tentang permasalahan bidang hukum, keamanan, pertanahan, dan perizinan. Selain itu, peserta diharapkan dapat berbagi pengetahuan dan ilmu, terutama para Staf/Asisten SDM dan Umum yang lebih senior, agar mau memberikan pengetahuan dan pengalamannya kepada junior/bawahannya dalam menghadapi permasalahan hukum dan pertanahan yang ada di unit masing-masing,” tambah Budi. Budi menegaskan kepada para peserta agar dalam menyelesaikan permasalahan pertanahan, selain berpegang pada hukum legal-formal juga mengutamakan kearifan lokal, melakukan pendekatan dan sosialisasi kepada masyarakat. Kegiatan workshop digelar selama dua hari (10— 11/02/2016) dengan materi yang disampaikan meliputi gambaran umum permasalahan hukum, hal ikhwal tentang pertanahan, SOP penanganan tindak pidana di kepolisian, studi kasus permasalahan lahan, studi kasus permasalahan perizinan lahan, perizinan perusahaan, dan pengembangan SDM di bidang hukum. Materi disampaikan oleh Kepala Bagian Hukum dan Pertanahan Sri Nenda Singarimbun, Kepala Bagian Umum dan PKBL Sultan M.R., Counterpart Bagian Pertanahan Edy Taufik, Kepala Urusan Pengembangan SDM & Organisasi Sasmika Dwi Suryanto, Kaur Hukum Jumiati, Kaur Perizinan dan Legal Drafting Rahmawati, serta staf Bagian Hukum dan Pertanahan Hikmawan Ajiraga. (tim) Menteri BUMN Teleconference dengan Peserta SMN K ementerian BUMN memberikan apresiasi kepada BUMN yang mendukung terlaksananya Agenda 70 Tahun Indonesia Merdeka “BUMN Hadir untuk Negeri”, pada Jumat (19/ 2/2016) di di Ballroom Hotel Grand Royal Panghegar Bandung. Menteri BUMN Rini M. Soemarno menyatakan sangat mengapresiasi kerja sama BUMN dalam mewujudkan kontribusi nyata kepada masyarakat melalui program pertukaran pelajar Siswa Mengenal Nusantara (SMN) dan program sosial Bedah Rumah Veteran. Pada acara tersebut, dilakukan teleconference antara Menteri BUMN dan siswa peserta Program Siswa Mengenal Nusantara asal Banda Aceh dan Jayapura untuk mewakili luasnya bentang wilayah Indonesia dari Sabang hingga Merauke. Dalam momentum itu pula, siswa asal Kota Bandung berkesempatan menyampaikan testimoni langsung mengenai makna dan hasil yang didapat dari program yang telah dilaksanakan. Tidak hanya itu, Menteri BUMN juga bercengkerama dengan para veteran yang rumahnya direnovasi oleh BUMN setempat yang juga diwakili oleh veteran asal Banda Aceh dan Jayapura melalui teleconference. Veteran asal Kota Bandung dan Kota Ambon juga berkesempatan berbincang langsung dengan Menteri BUMN di lokasi acara. Usai berbincang-bincang melalui teleconference maupun secara langsung, Menteri BUMN memberikan penghargaan kepada seluruh BUMN yang terlibat dalam program BUMN Hadir untuk Negeri serta memberikan penghargaan khusus kepada lima BUMN Koordinator yang dinilai paling baik dalam melaksanakan program tersebut di setiap provinsi. Dengan begitu, diharapkan ke depan BUMN makin terinspirasi dan bersemangat memberikan kontribusi nyata kepada masyarakat Indonesia di seluruh wilayah. Kegiatan Bedah Rumah Veteran dilaksanakan serentak di 34 provinsi bekerja sama dengan Direktorat Zeni TNI dan Legiun Veteran. Sampai dengan akhir tahun 2015, sebanyak 920 rumah veteran di seluruh Indonesia telah diperbaiki yang tadinya tidak layak huni sudah menjadi rumah layak huni. Aksi sosial ini merupakan ucapan terima kasih dan penghargaan atas jasa para pejuang kemerdekaan bangsa, khususnya anggota veteran yang saat ini banyak hidup dalam berbagai keterbatasan. Sedangkan program Siswa Mengenal Nusantara (SMN) merupakan kegiatan pertukaran pelajar antardaerah bertemakan “Indonesia Negeri Kebanggaanku” yang bertujuan menanamkan rasa bangga sebagai bangsa yang memiliki keragaman kekayaan nusantara melalui pemahaman nyata dalam bentuk pertukaran informasi dan pengalaman. Peserta program adalah siswa kelas XI SMA/SMK yang berasal dari keluarga kurang mampu dan memiliki prestasi akademik dan nonakademik. Jumlah siswa yang mengikuti Program SMN sebanyak 676 siswa yang berasal dari seluruh Indonesia. Seleksi dilakukan oleh BUMN yang menjadi Penanggungjawab Provinsi bekerjasama dengan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan setempat melalui seleksi esai mengenai motivasi mengikuti program SMN dan keaktifan siswa sebagai pengurus organisasi di sekolahnya. Dalam pelaksanaannya, siswa yang dipilih mengikuti program ini adalah putera daerah yang dilahirkan di provinsi tersebut. Para siswa ini didampingi oleh guru berprestasi untuk bersama-sama merasakan pendidikan, ekonomi, budaya dan pariwisata di daerah lain yang memiliki perbedaan satu zona waktu di Indonesia. Misalnya, siswa asal Provinsi Maluku Utara yang dikirim ke Provinsi Kalimantan selama dua minggu. “Kami yakin investasi terbaik yang bisa dilakukan adalah berinvestasi kepada pemuda karena merekalah yang membangun masa depan,” kata Menteri Rini. (tim) TABLOID BULANAN No.113/Februari 2016 WARTA Indonesia Butuh 280 Ribu Hektar Lahan Tebu Baru Produksi gula nasional hingga saat ini belum mampu mencukupi kebutuhan dalam negeri yang mencapai 4,7 juta ton per tahun. Saat ini, produksi gula nasional baru mencapai 2,5 juta ton per tahun. Melihat kondisi tersebut, Asosiasi Petani Tebu Rakyat Indonesia (APTRI) mendorong adanya revitalisasi pabrik-pabrik gula milik PTPN di Indonesia. R 12 evitalisasi difokuskan pada peningkatan kapasitas dan juga meningkatkan rendeman tebu. Pasalnya, rendemen tebu selama ini hanya 10 persen. Selain itu perluasan lahan tanaman tebu juga perlu diperluas, mengingat lahan pertanian tebu di Indonesia baru mencapai 470.000 hektare. Ketua Dewan Pembina APRTI, Arum Sabil, mengatakan untuk bisa mencapai swasembada gula, Indonesia membutuhkan setidaknya 780.000 hektare (ha). Dengan kata lain Indonesia masih membutuhkan sekitar 280.000 ha lahan tebu baru. “Jika lahan tebu bisa mencapai 780.000 ha akan bisa memproduksi paling tidak 7,5 juta ton gula,” katanya saat Silaturahmi Nasional (Silatnas) petani Tebu di Semarang, beberapa waktu lalu. Karena itu, APTRI mendorong agar penambahan 280.000 ha lahan tebu bisa terealisasi dalam lima tahun ke depan. Jadi, dalam lima tahun Indonesia sudah bisa swasembada gula, dan tidak perlu impor. “Dari luas lahan tebu yang ada saat ini 270.000 ha, di antaranya milik petani rakyat. Sementara selebihnya milik perusahaan-perusahaan besar,” ujarnya. Arum menambahkan dengan sudah dibukanya kran pasar bebas ASEAN atau MEA, menjadikan potensi bagi Indonesia untuk terus meningkatkan produktivitas dan daya saing. “Makanya kami bersamasama mendorong produktivitas melalui berbagai peran. Perusahaan gula melakukan revitalisasi pabriknya, kemudian peran petani menanam tebu dengan varietas unggul, juga peran dari perusahaan pupuk bagaimana menyediakan pupuk. Selain itu juga dibutuhkan peran perbankan bagaimana mampu menyalurkan pinjaman modal yang tidak memberatkan,” tandasnya. Sementara itu, Ketua Umum APTRI Abdul Wahid menyatakan selama ini petani tebu rakyat bermitra dengan pabrik gula sistem bagi hasil. “Selama ini rendemennya masih sangat kecil, paling tinggi sekitar 10 persen. Ini yang perlu ditingkatkan untuk mening- katkan produktivitas gula di Tanah Air,” katanya. Dia menyebutkan, ada beberapa cara untuk meningkatkan produktivitas menuju swasembada gula, salah satunya memperluas lahan pertanian tebu. Dijelaskannya, jika saat ini lahan tebu masih kurang sekitar 280.000 ha bisa dipercepat dengan membagi kekurangan lahan tersebut kepada 65 pabrik gula yang ada. “Menurut saya tidak sulit kalau pabrik gula mau bekerja sama. Kemudian dari sisi produktivitas yang selama ini hanya 75 ton per ha ditingkatkan menjadi 100 ton per ha, serta kapasitas pabrik ditingkatkan menjadi 500.000 ton per hari,” ucap Abdul. (tim) Petani Ganti Tanaman Karet dengan Singkong P ara petani pembudidaya karet di beberapa kabupaten di Provinsi Lampung, seperti Tulangbawang dan Tulangbawang Barat, mulai menebangi tanaman karet mereka dan menggantinya dengan tanaman singkong. Penelusuran di Kabupaten Tulangbawang dan Tulangbawang Barat, Senin (22/2/2016), menemukan ratusan hektare lahan kebun tanaman karet milik petani di daerah ini telah ditebang dan diganti menjadi tanaman singkong, menyusul harga getah karet yang terus merosot. Menurut Budi (40), petani karet yang mengelola lahan karet di Kecamatan Banjaragung Tulangbawang, sejak awal lahannya telah ditanami karet dan saat ini masih memproduksi getah karet yang lumayan baik. Namun belakangan dia merasakan membudidayakan tanaman karet tak lagi menguntungkan, karena harga getah karet yang terus merosot sejak dua tahun terakhir. Saat ini, katanya lagi, harga getah karet basah di tingkat petani hanya Rp4.000 hingga Rp5.000 per/ kg, sedangkan harga kebutuhan seharihari semakin meningkat. “Penjualan getah karet 1 kg nggak dapat beras 1 kg, jadi meskipun memiliki lahan karet tak ada gunanya,” ujar dia lagi. Karena itu, dia memutuskan untuk menebangi pohon karet itu dan menggantinya dengan tanaman singkong. “Saat ini kan singkong lumayan harganya. Ya, kalau mau saya jual pun lahan ini nggak ada harganya karena masyarakat lebih memilih lahan kosong yang dapat ditanami singkong daripada lahan yang ada tanaman karetnya,” katanya. Dia menuturkan warga setempat yang mayoritas bekerja sebagai petani dan buruh tani semakin menjerit menghadapi harga bahan pokok semakin tinggi dan biaya hidup kian berat, sehingga kalau hanya mengandalkan hasil dari menjual getah karet bisa-bisa tidak makan, kata dia. Harga getah karet yang terus merosot juga dikeluhkan Misdi (55), salah satu buruh sadap getah karet di Kabupaten Tulangbawang Barat. Menurutnya, saat ini harus berhenti menjadi buruh sadap getah karet akibat harga karet sangat murah. “Kalau saya teruskan menjadi buruh penderes karet, keluarga saya makan apa. Saya menderes karet milik orang lain hanya satu hektare, sementara penghasilan satu hektare itu hanya dapat 100 kg setiap minggu. Getah karet 100 kg yang disadap itu kalau dijual hanya dapat Rp400.000 ribu dibagi tiga kepada pemilik lahan, sehingga saya hanya kebagian Rp150.000 per minggu. Uang segitu tak cukup untuk bertahan selama seminggu,” ujar Misdi lagi. Dia menuturkan pula pemilik lahan tanaman karet yang disadapnya juga mengeluhkan harga getah karet yang kian merosot, bahkan berencana mengganti tanaman karet menjadi tanaman kelapa sawit atau singkong. “Karena memiliki tanaman karet tak dapat menopang kebutuhan sehari-hari, makanya saya berhenti jadi buruh sadap getah karet yang sekarang harganya sangat murah. Sekaran saya menjadi kuli bangunan dan kerja serabutan lainnya,” katanya lagi. (tim/ant) TABLOID BULANAN No.113/Februari 2016 13 KESELAMATAN KERJA Tips Penting Agar “Safety Meeting” disukai Karyawan 2. Oleh Guntama Asisten Tanaman PG Cintamanis elakukan safety meeting secara rutin adalah komponen kunci dari setiap program keselamatan kerja yang terorganisasi. Seperti yang kebanyakan bisa kita buktikan selama ini, membuat orang mau memperhatikan atau berpartisipasi bukanlah hal yang mudah. Kadang kita harus kembali ke dasar untuk benar-benar menemukan mengapa partisipasi dalam pertemuan yang kita laksanakan sangat kurang. Berikut 11 tips untuk membuat safety meeting yang kita selenggarakan lebih menarik dan mendapat perhatian dari peserta. 3. M 1. Persiapan sebelum safety meeting. Kita dapat tetap up-to-date tentang isu-isu seputar keselamatan kerja dengan terus membaca berita 4. 5. mengenai K3, kemudian membahasnya dengan ahli K3. Alat bantu visual seperti rekaman video juga dapat meningkatkan kemampuan kita dalam menjelaskan. Pastikan kita melihat setiap rekaman video atau slide yang akan kita gunakan, dan periksa apakah video player atau proyektor bekerja dengan baik. Mulai dan akhiri pertemuan tepat waktu. Jika kita berjanji untuk melaksanakan rapat dengan singkat, maka lakukanlah. Beritahukan juga jika rapat akan memakan waktu lama, karena ada hal khusus dan penting untuk dibahas. Terapkan aturan FTTS (fokus pada tujuan dan tetap sederhana). Berikan penjelasan hanya pada poin-poin kunci. Jangan membuat bosan peserta dengan memberi penjelasan secara panjang lebar dalam satu sesi. Dalam hal ini, kurang berarti lebih! Tetapkan agenda. Jadilah cukup fleksibel untuk menanggapi respons dari para peserta, tapi pastikan untuk tidak lepas dari topik. Kontrol setiap pertemuan, jangan biarkan berubah menjadi jam pertemuan sosial atau sesi jual beli. Buatlah peserta bertanya. Ingatkan peserta bahwa tidak ada pertanyaan yang bodoh. Semua orang belajar ketika seseorang mengajukan pertanyaan. Pertanyaan-pertanyaan ini juga akan membuat kita tahu apakah peserta memperhatikan atau tidak. 6. Kita tidak harus memiliki semua jawaban. Jika kita tidak tahu, mungkin kita dapat merujuk pertanyaan kepada pekerja lain yang berpengalaman dalam kelompok. Atau berjanji untuk mencari tahu hal terkait dalam masalah tersebut dan menjelaskan kembali pada safety talk berikutnya. 7. Temukan cara untuk melibatkan anggota kelompok. Ini akan membuat mereka tertarik dan membantu mereka untuk mengingat bahasan yang telah didiskusikan. Mintalah mereka untuk memberikan contoh bahaya dan perlindungan terkait dengan topik tersebut. Bisa juga meminta setiap orang untuk memilih pasangan, dan mereka bergiliran berlatih teknik keselamatan sesuai pembahasan. 8. Gunakan humor. Ini akan menjaga agar peserta tetap memperhatikan kita. Hal ini juga memungkinkan mereka untuk lebih mengingat apa yang telah dibahas. Juga memberikan tambahan bahan joke untuk mereka, sehingga membuat peserta merasa perlu mengikuti setiap pertemuan. 9. Tunjukkan ketertarikan kita terhadap topik dan para peserta. Persilakan peserta untuk berkomentar dan bertanya. Jika kita antusias, peserta bisa jadi lebih antusias. Ulangi komentar mereka dalam kata-kata kita sendiri untuk memastikan kita mengerti. 10. Dengarkan apa yang peserta katakan kepada kita. Ingat bahwa mengadakan safety talk mingguan adalah cara terbaik untuk tetap berhubungan dengan masalah keamanan saat ini. Hal tersebut juga cara terbaik untuk menekankan setiap prestasi keselamatan yang telah diperoleh oleh kelompok. Jika kita berjanji untuk menindaklanjuti kekhawatiran keamanan untuk (atau sebelum) pertemuan yang akan datang, adalah sangat penting untuk melakukannya. 11. Perlakukan peserta meeting dengan hormat. Perlu diingat bahwa mungkin banyak yang sudah memiliki pengalaman bertahun-tahun di tempat kerja dan beberapa mungkin telah benar-benar membantu mengembangkan beberapa prosedur keamanan yang sedang dibahas. Ketika kita berbicara tentang topik keamanan yang akrab bagi mereka, jadikanlah sebagai review. Ingatkan mereka bahwa pekerja yang berpengalaman pun kadang-kadang bisa hanyut ke kebiasaan yang tidak aman selama periode waktu tertentu. Bahkan jika mereka tahu lebih baik. Undang pekerja berpengalaman untuk mengomentari isu atau menunjukkan teknik untuk grup, ini akan membuat mereka tetap terlibat. Selanjutnya, akhiri pertemuan dengan catatan positif, dengan menjumlahkan poin-poin penting yang telah diuraikan dan tindakan lebih lanjut yang akan diambil sebagai hasil dari safety talk tersebut. Ingatlah untuk berterima kasih kepada para peserta atas keterlibatan mereka. (Sumber: http://www.safetysign.co.id/) Memahami Keselamatan dan Kesehatan Kerja Pasti tidak ada seorang pun yang mau celaka, meski risiko kecelakaan itu bisa terjadi kapan saja dan di mana saja, termasuk di lingkungan tempat kerja. Risiko kecelakaan tidak bisa dihilangkan, hanya nilai kemungkinanya (probabilitasnya) bisa dikurangi dengan memperhatikan Keselamatan dan Kesehatan Bekerja. 1. Apa itu Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Definisi filosofis: pemikiran dan upaya untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan tenaga kerja dan manusia pada umumnya, baik jasmani maupun rohani, hasil karya dan budaya menuju masyarakat adil, makmur dan sejahtera. Definisi keilmuan: suatu ilmu pengetahuan dan penerapannya dalam upaya mencegah kecelakaan, kebakaran, peledakan, pencemaran, penyakit, dll. Jadi, K3 adalah suatu kondisi dalam pekerjaan yang sehat dan aman, baik bagi pekerja, perusahaan, maupun masyarakat dan lingkungan sekitar tempat kerja. Keselamatan dan kesehatan kerja juga merupakan suatu usaha untuk mencegah setiap perbuatan atau kondisi tidak selamat yang dapat mengakibatkan kecelakaan yang berakibat terjadinya cidera (luka), kerusakan atau kerugian. 2. Tujuan K3: 1) Mencegah terjadinya kecelakaan; 2) Mencegah agar kecelakaan yang serupa tidak terulang kembali (repeated accident); 3) Menjamin pekerja dapat mengembangkan potensinya sesuai harkat dan martabatnya sebagai manusia. 3. Pengertian keselamatan (safety): Mengendalikan kerugian dari kecelakaan (control of accident loss) dan kemampuan untuk mengidentifikasikan dan menghilangkan (mengontrol) risiko yang tidak bisa diterima (the ability to identify and eliminate unacceptable risks). 4. Pengertian kesehatan (health): derajat/tingkat keadaan fisik dan psikologi individu (the degree of physiological and psychological well being of the individual). 5. Definisi hazard (bahaya): hazard dapat berupa bahan-bahan kimia, bagian-bagian mesin, bentuk energi, metode kerja atau situasi kerja. 6. Definisi risk (risiko): adalah ukuran kemungkinan kerugian yang akan timbul dari sumber bahaya (hazard) tertentu yang terjadi 7. Undang-Undang yang mengatur mengenai K3: Undang-undang No. 1 Tahun 1970 tentang K3 dan UU No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan di Indonesia. Juga Undang-Undang Nomor 23 tahun 1992 tentang Kesehatan. 8. K3 diperuntukkan untuk siapa? Berdasarkan Undang-Undang No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja itu diperuntukkan bagi setiap orang yang berada dilingkungan kerja baik di darat, di dalam tanah, di permukaan air, di dalam air maupun di udara, yang berada di dalam wilayah kekuasaan hukum Republik Indonesia. Jadi pada dasarnya, setiap pekerja di Indonesia berhak atas jaminan keselamatan dan kesehatan kerja. 9. Bagaimana jika terjadi pelanggaran terhadap UU K-3? Undang-undang ini memuat ancaman pidana kurungan penjara atau pidana denda bagi yang tidak menjalankan ketentuan undang-undang tersebut. 10. Apa yang menjadi penyebab utama adanya kecelakaan kerja? Berdasarkan data dari Biro Pelatihan Tenaga Kerja, Persentase penyebab kecelakaan kerja yaitu 3% dikarenakan sebab yang tidak bisa dihindarkan (seperti bencana alam) , selain itu 24% dikarenakan lingkungan atau peralatan yang tidak memenuhi syarat, dan 73% dikarenakan perilaku yang tidak aman. Penyebab kecelakaan kerja yang lazim terjadi adalah diakibatkan oleh perilaku yang tidak aman sebagai berikut: a) Sembrono dan tidak hati-hati; b) Tidak mematuhi peraturan; c) Tidak mengikuti standar prosedur kerja; d) Tidak memakai alat pelindung diri; e) Kondisi badan yang lemah. Cara efektif untuk mencegah terjadinya kecelakaan kerja adalah dengan menghindari terjadinya lima perilaku tidak aman yang telah disebutkan di atas. Sumber: Indonesia.Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Tenaga Kerja. Indonesia.Undang-undang No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja. Indonesia. Undang - Undang No. 23 tahun 1992 tentang Kesehatan Indonesia. TABLOID BULANAN No.113/Februari 2016 14 MOTIVASI USAHA ANDA DIJAMIN SUKSES? Rahmat Mr. Power Owner at Motivasi Islami Motivator, Business Coach, Personal Development Trainer, Internet Marketing Consultant (SEO Torpedo). Follow @rahmatst juga http://fb.com/rahmat.st ertanyaan-pertanyaan berikut mungkin ada di dalam pikiran banyak orang: adakah usaha yang dijamin sukses? Adakah obat yang dijamin menyembuhkan? Adakah buku kiat-kiat kaya yang dijamin membuat kaya? Adakah pelatihan bisnis yang dijamin membuat sukses dalam berbisnis? Mungkin Anda pernah melihat ada buku, ebook, atau pelatihan yang menawarkan cara sukses dalam meraih sesuatu. Benarkah buku dan pelatihan itu akan menjamin sukses setelah kita membaca dan mengikutinya? Salah satunya, pertanyaan kepada saya sendiri. Paling menonjol adalah pertanyaan berkaitan video saya bertajuk “Bisnis Anti Gagal.” “Apakah benar setelah menonton video Bisnis Anti Gagal akan sukses dalam bisnis?” Bahkan ada juga yang meminta jaminan, “Jaminannya apa kalau saya gagal?” Pertanyaan senada juga untuk produk lainnya, termasuk buku “Metode Rubaiyat”, apakah setelah membaca dan mempraktekkannya dijamin bisa baca Al Quran? P Analogi Usaha Dijamin Sukses Saya perlu menjelaskan tentang apa yang disebut dijamin sukses, obat yang ampuh, atau cara anti gagal. Jika tidak paham, Anda bisa terjerumus pada dua kondisi yang sama sekali tidak memberdayakan. Kondisi pertama adalah skeptis, Anda tidak percaya lagi. Sebagai contoh, saya sudah membaca buku ini dan itu, ikuti pelatihan ini dan itu, tetapi tidak sukses juga. Semuanya bohong, hanya mencari uang saja. Akhirnya dia tidak pernah belajar lagi. Kondisi seperti ini akibat salah paham, akibat harapan “pasti sukses” yang tidak terpenuhi. Akhirnya kapok belajar. Kondisi kedua adalah kebalikannya. Dia yakin ada cara sukses yang jitu dan dijamin akan membuat sukses. Masalahnya, dia terus-terusan mencari cara jitu. Jika dia menemukan cara atau metode baru, dia coba, ternyata sulit atau gagal. Dia akan cari cara lain lagi, dan lagi. Masalahnya, waktu dia akan habis untuk mencari cara yang jitu itu. Untuk menghindari dua kondisi yang tidak memberdayakan tersebut, kita harus memahami apa yang dimaksud tentang cara sukses meraih sesuatu. Kita ambil saja sebagai contoh video “Bisnis Anti Gagal.” Benarkan akan menjamin kita sukses setelah menonton video terebut? Panduan dalam “Bisnis Anti Gagal” (atau apa pun itu) harus kita pahami sebagai sebuah peta. Misalnya kita akan pergi dari Bandung menuju Surabaya. Kita membeli peta atau melihat peta online (Google Map). Nah peta yang kita beli atau Google Map adalah peta yang menunjukkan jalan dari Bandung menuju Surabaya. Bahkan dengan bantuan teknologi GPS, kita akan terus dipandu sampai Surabaya. Artinya, panduan apa pun yang kita dapatkan, merupakan sebuah peta yang menunjukkan jalan dari sebuah tempat menuju tempat tertentu. Jika peta itu diikuti (dengan pemahaman dan cara yang benar), pasti akan sampai ke ke tujuan. Inilah yang disebut “pasti sukses” atau “anti gagal.” Jika Gagal, Salah Siapa? “Jika saya gagal, apa jaminan Anda?” Kita kembalikan ke analogi peta. Jika Anda sudah memiliki peta, baik peta cetak maupun Google Map, kemudian Anda mulai berangkat dari Bandung menuju Surabaya. Tiba-tiba, jalan longsor tidak bisa dilalui, apakah peta yang salah? Atau tiba-tiba mobil Anda rusak. Apakah peta yang salah? Bahkan, bisa saja Anda bosan dan malas menelusuri petunjuk dalam peta karena perjalanan sangat jauh. Apakah peta yang salah? Bisa jadi juga, orang itu meninggal dalam perjalanan. Apakah peta yang disalahkan? Cara Memulai Usaha Itu Sederhana B agaimana cara memulai bisnis? Harus punya modal uang dulu? Ya, saya sering diskusi dengan banyak orang yang katanya ingin bisnis. Tapi, dia belum memulai karena tidak punya uang untuk modal. Sebenarnya, sudah banyak ahli yang mengatakan untuk memulai bisnis tidak selalu harus punya modal berupa uang dulu. Artinya, meski tidak memiliki uang, kita bisa memulai bisnis sekarang juga. Saya tidak mengatakan berbisnis itu tidak memerlukan uang untuk modal. Tapi, kita bisa memulai meski tanpa modal uang yang besar. Uang memang perlu, setidaknya untuk bensin, ongkos angkot, pulsa, dan sebagainya. Karena bisnis membutuhkan ketemu orang atau komunikasi. Jadi, kita bisa memulai bisnis dari apa yang kita miliki saat ini. Itulah modal kita. Yang perlu dilakukan adalah bagaimana ”mendaya-ungkitkan” apa yang kita miliki menjadi modal bisnis. Bagaimana caranya? Berpikirlah. Kita harus mandiri, sebab mandiri salah satu sikap yang harus dimiliki seorang pebisnis. Saya akan beritahu arahannya memulai bisnis, tetapi detilnya silakan pikirkan dan usahakan sendiri. Jangan malas. Jika kita malas berpikir, malas mencari cara, malas mengusahakan, dan malas-malas lainnya, kita jangan berbisnis. Bisnis bukan untuk orang malas. Jika kita merasa malas, kita harus mengatasi rasa malas itu dulu. Setelah itu baru memulai berbisnis. Setiap orang sebenarnya punya modal, meski bukan dalam bentuk uang. Tapi penghalangnya adalah rasa malas. Memulai Bisnis Secara Bertahap Peribahasa mengatakan: Kota Roma tidak dibangun dalam satu malam. Artinya untuk membangun bisnis pun membutuhkan tahapan, jangan berpikir langsung jadi. Memiliki modal uang cukup bukan syarat utama memulai bisnis, tetapi salah satu tahapan bisnis. Artinya, jika kita belum punya uang untuk modal, carilah dulu modalnya. Bukan malah berhenti. Apakah bisnis bisa dimulai tanpa cari modal uang dulu? Jawabannya bisa. Banyak cara memulai bisnis tanpa modal uang. Apa saja idenya? Saya Anda paham sampai di sini? Artinya, panduan apa pun itu, baik buku, ebook, video, seminar, ataupun pelatihan, akan menunjukan jalan yang benar, yang sudah terbukti, atau sudah diuji secara ilmiah dan secara empiris dalam meraih sesuatu. Panduan itu seperti peta yang menunjukkan jalan untuk mencapai sesuatu. Tapi, peta tidak menjamin kita akan sampai dan tidak bisa disalahkan. Kecuali jika ada orang yang menjual peta palsu atau peta yang sudah kadaluarsa. Jadi, tidak tepat saat kita menyalahkan sebuah buku, ebook, video, pelatihan, atau seminar. Kegagalan adalah bagian perjalanan kita menuju sukses. Sering Ada Gangguan, Kondisi Bisa Berubah Setelah kita memegang peta yang benar, ada faktor-faktor yang bisa menghambat bahkan menghalangi dalam meraih sukses. Petanya sudah benar. Yang perlu kita lakukan adalah mengatasi hambatan dan halangan itu jika ingin sukses. Jika mobil mogok, artinya perbaikilah mobilnya jika masih ingin sampai Surabaya. Jika jalan rusak, carilah jalan alternatif. Jika benar-benar tidak ada jalan, tunggulan sampai jalan diperbaiki. Jika lelah, istirahatlah. Jika bingung membaca peta, bertanyalah kepada orang yang berpengalaman. Begitu juga dalam meraih sukses. Setelah kita memahami cara meraih sukses dalam bidang apa pun, ikuti cara itu. Jika ada halangan dan hambatan, cari cara untuk mengatasinya. Mungkin tidak ada yang salah dengan panduan yang kita punya, yang diperlukan adalah kemauan kita mengatasi hambatan dan rintangan yang muncul saat itu. Bahkan, jalan tol pun tidak benar-benar bebas hambatan. Tidak jarang jalan tol yang rusak, jalan tol macet, dan sebagainya. Kadang kita perlu melakukan penyesuaian. Saat kita sudah memiliki peta dari orang lain berdasarkan pengalamannya, ternyata kondisinya berbeda. Bukan petanya yang salah. Saat orang lain membuatnya, peta itu benar. Tapi bisa jadi ada banyak perubahan saat ini. Bukan menyalahkan peta, tapi lakukan penyesuaian agar peta tersebut sesuai dengan kondisi saat ini. Manusia Berusaha, Tuhan yang Menentukan Pernah mendengar ungkapan ini? Ya tentu saja. Tugas kita berusaha maksimal. Memiliki peta atau memiliki panduan dalam meraih sesuatu adalah dalam rangka optimalisasi ikhtiar kita. Atau ikhtiar semaksimal mungkin. Hasilnya tetap di tangan Tuhan yang Mahakuasa. Kita hanya mengikuti perintah-Nya untuk berusaha semaksimal kita, bukan semau kita. Usaha maksimal itu dengan cara mengikuti peta yang benar, menggunakan keterampilan, ilmu, dan kerja keras. Jangan karena “tidak dijamin” lalu kita tidak mau belajar tentang cara sukses atau ilmu pengembangan diri. Kita yakin segala sesuatu itu ada caranya, ada ilmunya. (*) menyarankan Anda mencari sendiri ide-ide itu. Silakan kembangkan dari ide-ide besar dibawah ini: a) Mulailah berdagang dulu. Anda bisa menjual produk orang lain atau membeli dalam jumlah sedikit. Kumpulkan modal dari berdagang ini. b) Cari mitra kerja sama. Anda punya teman, saudara, keluarga, atau siapa pun. Carilah orang yang bisa menutupi kekurangan Anda, ajak kerja sama bisnis. c) Cari ide bisnis yang Anda dibayar duluan. Misalnya jasa percetakan, uang mukanya bisa digunakan untuk modal. d) Bisnis jasa dari apa yang Anda bisa saat ini. Bahkan Anda bisa menjual jasa tanpa keterampilan tertentu, Anda hanya menjual waktu. Untuk awal boleh, asal jangan selamanya menjual waktu. Silahkan kembangkan sendiri: cari ide, cari inspirasi dari orang-orang sekitar. Ide bisnis apa yang bisa kita lakukan sesuai dengan kondisi saat ini. Tujuannya bukan untuk langsung untung besar dan kaya, tetapi agar mulai bergerak, mulai mendapatkan dana sedikit demi sedikit, yang bisa digunakan untuk memperbesar bisnis. Tak harus ideal, yang penting jalan dulu. (Rahmat Mr. Power) TABLOID BULANAN No.113/Februari 2016 15 BinaROHANI Menghitung Usia, Menimbang Amal Oleh Drs. Fatahuddin Harahap Petugas Kerohanian PHBI Kantor Direksi T anpa kita sadari kalender waktu yang kita jalani terus maju ke depan. Hitungan usia kita terus bertambah, sementara waktu dan kesempatan buat kita terus berkurang. Jikalau hitungan usia kita saat ini 45 tahun, sementara batas akhir usia yang ditakdirkan Allah SWT untuk kita 60 tahun, berarti kita tinggal lagi punya kesempatan 15 tahun dalam menjalani kehidupan ini. Jika usia kita saat ini 45 tahun, berarti telah menjalani hidup selama 540 bulan atau setara dengan 16.200 hari atau 388.800 jam sudah kita lewati. Selama masa waktu itu, hal positif apa yang sudah kita lakukan dan hal negatif apa saja yang sudah kita perbuat? Mari kita tanya pada diri masingmasing, dalam tempo 45 tahun tersebut, manakah yang paling sering kita lakukan: kebaikankah atau justru keburukan. Allah SWT mengingatkan, “Demi waktu. Sesungguhnya manusia itu benar-benar merugi, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan saling menasihati dengan kebenaran dan saling menasihati dengan kesabaran. (Al-Ashr: 1-3) Sekali lagi kita tanya dan biarkan hati kita yang menjawabnya: benarkah dalam masa 45 tahun ini kita selalu berada dalam keimanan? Konsistenkah kita dalam keimanan yang sering kita sebut-sebut di mulut kita dan kita pamer-pamerkan pada orang lain itu? Biarkan hati kecil kita yang menjawabnya, berapa kali kita meninggalkan shalat Subuh, Zhuhur, Ashar, Maghrib, ataupun Isya? Berapa kali dalam waktu 45 tahun yang sudah kita lewati itu kita menyakiti hati orang lain, mengejek, mencela, dan membuat permusuhan? Amal baik apa yang sudah kita perbuat selama 45 tahun ini? Benarkah amal shalih atau cuma minta dianggap shalih atau justru amal amal buruk saja yang kita perbuat sepanjang 45 tahun tersebut? Itu baru sedikit saja dari sekian banyak pertanyaan yang bisa digali dari Surah al-Ashr dalam rangka introspeksi diri. Rata-rata umur manusia saat ini meninggal dunia antara 60 s/d 70 tahun. Kalaupun ada yang lebih dari itu masih hidup maka merupakan bonus umur dari Allah. Sekarang kita samakan saja rata-rata manusia meninggal plus-minus pada usia 65 tahun. Mari kita hitung dari saat kita mulai baligh, yaitu awal dari seorang anak manusia mulai diperhitungkan amal baik dan amal buruknya, yang pada umumnya bagi laki-laki pada usia 15 tahun dan wanita 12 tahun. Sekarang, mari kita mencari waktu yang ada atau tersisa bagi kita untuk beribadah kepada Allah. Kita gunakan saja rumus sederhana: umur rata-rata kematian – awal akil baligh. Jika rata-rata umur seseorang meninggal pada usia 65 tahun dikurang 15 tahun saat awal akil baligh maka waktu yang tersisa adalah 50 tahun. Apa dan bagaimana perilaku kita selama 50 tahun masa hidup itu? Jika kita kalikan lagi angka 50 tahun dengan 365 hari/tahunnya maka diperoleh angka 18.250 hari. Nah, angka 18.250 hari ini dikurang dengan waktu tidur kita (anggap saja) selama 8 jam. Maka 18.250 hari dikali dengan 8 jam = 146.000 jam atau sekitar 16 tahun lebih 7 bulan atau kita bulatkan menjadi 17 tahun waktu hanya buat tidur. Jadi dalam rentang waktu kita mulai baligh pada usia 15 tahun sampai usia kita meninggal pada usia 65 tahun, berarti ada waktu 17 tahun yang hanya digunakan untuk tidur saja. Angka ini belum ditambah dengan jumlah jam yang sering kita pakai pula untuk tidur siang, misalnya. Dalam 50 tahun waktu hidup kita pascabaligh yang habis dipakai aktivitas adalah 18.250 hari x 12 jam (yaitu waktu di mana siang hari biasanya kita kerja, sekolah, kuliah, berdagang, memasak dan sebagainya) maka diperoleh angka 219.000 jam atau sama dengan 25 tahun. Belum lagi dikurangi dengan waktu kita yang biasanya digunakan untuk bersantai, istirahat sambil menonton televisi, bercanda sesama teman dan sejenisnya plus-minus 4 jam sehari. Maka total dalam 50 tahun waktu yang dipakai untuk rileksasi tadi adalah 18.250 hari x 4 jam sama dengan 73.000 jam atau selama 8 tahun. Alhasil, selama 50 tahun masa hidup kita pascabaligh, ada angka 17 tahun lamanya kita tidur ditambah 25 tahun untuk beraktivitas di siang hari dan 8 tahun untuk sekedar rileksasi dan mencari hiburan diperolehlah angka 50 tahun (17 + 25 + 8). Jadi impas saja. Lalu jika usia 50 tahun ini tidak diisi dengan banyak hal yang positif, hal-hal yang bersifat ibadah kepada Allah, maka manusia benarbenar berada dalam kerugian seperti firman Allah di dalam surat Al-Ashr. Coba kita hitung berapa waktu yang kita pergunakan untuk melaksanakan ibadah (khusus shalat 5 waktu) selama 50 tahun masa hidup kita pascabaligh tersebut. Jika kita shalat 5 waktu selalu berjemaah ke masjid, katakanlah setiap shalat butuh waktu 10 menit (mulai dari azan hingga zikir bakda shalat), dalam sehari waktu yang kita pergunakan untuk shalat selama 50 menit atau katakanlah 60 menit atau 1 jam sehari. Berarti selama 50 tahun waktu yang kita pergunakan khusus untuk ibadah shalat adalah 18.250 jam atau sama dengan 2 tahun 1 bulan saja. Bayangkan, punya usia 50 tahun, hanya 2 tahun 1 bulan untuk shalat. Itupun jika setiap shalat memakai waktu 10 menit. Padahal, pada umumnya salat kita hanya 2-3 menit saja, karena tidak berjemaah. Firman Allah tentang waktu tersebut bisa dibuktikan secara matematis. Sangat ilmiah. Tidak salah sebenarnya ketika kita berargumen bahwa kita saat ini sedang sekolah dan mencari ilmu, bukankah itu juga ibadah? Tidak salah pula ketika ada yang berkata bahwa kita bekerja untuk menafkahi anak istri dan ini pun ibadah. Tapi, apakah benar niat kita ketika sekolah, bekerja, memasak, melahirkan, mengajar, dan melakukan berbagai aktivitas lainnya itu sudah diniatkan untuk ibadah? Bukankah kita sering berkata: sekolah agar pintar, dapat ijazah dengan angka yang bagus, lalu bisa bekerja dan dapat posisi bagus di perusahaan tertentu, kemudian menikah dan punya anak cucu. Bukankah niat seperti ini yang justru sering menguasai alam pikiran kita? Mana niat ibadahnya? Makanya, tidak usah heran bila sekarang ini banyak terjadi korupsi di mana-mana, penggunaan narkoba oleh siapa saja, serta hal-hal buruk lainnya. Niat kita sudah bukan fokus pada ibadah lagi. Kita sekolah untuk dapat ijazah, kita bekerja untuk mencari harta, kita mempunyai jabatan untuk status dan kekuasaan, kita memakai kendaraan agar dihormati oleh orang lain, dan bahkan kita shalat, zakat, serta berhaji pun agar dianggap orang shalih dan alim. Mari kita jujur pada diri sendiri, seberapa seringkah kita membaca bismillah saat hendak berangkat kerja, menuju sekolah atau pasar? Kita memang membaca basmalah di waktu-waktu tersebut, tapi hanya sesekali, tidak setiap kali. Itulah fenomena diri yang selalu dipengaruhi oleh unsur fujuraha, yaitu sifat jahat yang sering mendominasi hidup kita sehari-hari. Sewaktu mendengar ceramah atau khutbah, air mata kita berlinang, tetapi ketika sudah keluar dari tempat itu, kita silau kembali dengan gemerlap dunia. Maka jangan heran bila banjir besar melanda, jangan heran bila peperangan di sejumlah tempat tidak pernah berhenti. Jangan heran banyak doa kita yang tidak terkabulkan. Jangan heran bila semakin banyak penyesat bermunculan. Ternyata kita sendiri ikut menjadi penyebabnya. Kita sering lalai dalam menggunakan waktu yang ada. Seringkali kita sudah merasa cukup dengan hanya mengerjakan shalat 5 waktu, kita beranggapan dengan mengerjakan shalat tersebut maka pahala kita bertumpuk. Yakinkah bahwa shalat yang kita kerjakan pasti diterima Allah? Bagaimana bila shalat kita selama ini tidak untuk-Nya, melainkan karena yang lain? Sekali lagi, sudah berapa kalikah kita shalat secara terburu-buru sehingga tidak jelas apa yang dibaca? Berapa seringkah kita shalat di akhir waktu? Berapa seringkah kita shalat dengan rasa malas, terpaksa, atau bahkan hanya ujub dan riya? Karena itu, marilah kita semua tanpa kecuali menghitung diri. Sudah seberapa taatkah kita kepada Allah? Apakah kita selama ini telah menaati aturanaturan Allah? Ataukah sebaliknya kita gemar menerjang larangan-larangan-Nya? Marilah kita semua kembali kepada Allah, bertaubat kepada-Nya. Marilah kita sesali segala perbuatan buruk yang selama ini kita lakukan, dan kita berjanji tidak akan mengulanginya lagi. Jangan sampai kita malah berbuat sebaliknya, yakni melakukan kesalahan demi kesalahan tanpa henti, seolah-olah tidak peka dengan peringatan dari Allah SWT. Janganlah kita menjadi manusia merugi sebagaimana dijelaskan dalam Surah Al Ashr. Allah telah menjelaskan bahwa hanya orang yang beriman dan beramal shalih (berbuat kebajikan) yang tidak merugi. Hanya orang-orang yang saling menasihati dengan kebenaran dan menasihati dengan kesabaran yang tidak merugi. Mari kita perbaiki diri. Rasulullah SAW mengingatkan jika hari ini amalmu lebih baik daripada hari kemarin, engkau termasuk orang yang beruntung. Jika amalmu hari ini sama dengan kemarin, engkau merugi. Dan jika lebih buruk, engkau adalah orang yang bangkrut. Wallahu a’lam. (*) TABLOID BULANAN No.113/Februari 2016 16 Kunjungan IKI Pusat ke Cintamanis Distrik Pabrik Gula (PG) Cintamanis kedatangan tamu istimewa beberapa waktu lalu. Rombongan yang berkunjung itu adalah Ketua UMUM IKI PTPN VII Tina Kusumandaru, yang didampingi dua wakil ketua, yaitu Ny. M. Natsir, Ny. Agoes Riyanto, serta Pengurus IKI Wilayah Sumatera Selatan. Rombongan Pengurus IKI Pusat PTPN VII disambut oleh Ketua IKI PG Cinta Manis Marianna Syukur di Wisma Tamu diiringi oleh peragaan menyanyi oleh anak-anak PAUD Ceria. Acara berlangsung meriah, pada malam harinya Pengurus IKI Pusat turut memeriahkan acara ramah tamah dengan menyumbangkan lagu diiringi alunan kesenian angklung Distrik Cinta Manis asuhan Rusdi Kirom. Rombongan Pengurus IKI Pusat juga meninjau pelaksanaan bazar di Gedung Pertemuan setempat serta meninjau kebun Apotek Hidup di Distrik Cinta Manis. Selain itu, juga melakukan diskusi dan dialog dengan Pengurus IKI Cintamanis membahas sejumlah program kerja. (tim)