BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN MANUFAKTUR 2.1 Perusahaan Manufaktur Manufaktur adalah suatu cabang industri yang mengaplikasikan mesin, peralatan dan tenaga kerja dan suatu medium proses untuk mengubah bahan mentah menjadi barang jadi untuk dijual. Istilah ini biasa digunakan untuk aktivitas manusia dari kerajinan tangan sampai keproduksi dengan teknologi tinggi, namun demikian istilah ini lebih sering digunakan untuk dunia industri, dimana bahan baku diubah menjadi barang jadi dalam skala yang besar. Manufaktur ada dalam segala bidang sistem ekonomi. Dalam ekonomi bebas, manufaktur biasanya selalu berarti produksi secara masal untuk dijual ke pelanggan untuk mendapatkan keuntungan. Manus Factus yang berarti di buat dengan tangan adalah bahasa latin untuk kata manufacturing. Industri manufaktur adalah suatu industry yang memiliki fungsi mengubah suatu input (masukan) menjadi output (keluaran) atau dengan kata lain merupakan industri yang mengeoah bahan mentah menjadi bahan jadi. Output dari suatu perusahaan manufaktur dapat dijadikan input bagi perusahaan manufaktur yang lain. Perusahaan manufaktur sangat penting begi perekonomian, selain untuk menyumbang pendapatan nasional, perkembangan industri manufaktur juga dapat mengurangi penganggguran 11 7 http://digilib.mercubuana.ac.id/ 11 dengan adannya penyerapan tenaga kerja baik tinngakat nasional maupun daerah. Industri manufaktur dalam menjalankan kegiatan usahanya juga memerlukan pendanaan. Industri manufaktur merupakan salah satu jenis perusahaan non keuangan yang memiliki struktur pendanaan berbeda dengan perusahaan keuangan (perbankan). Struktur pendanaan perusahaan didapat dari eksternal (hutang bank, penerbitan obligasi dan penerbitan saham) dan dana internal (modal sendiri dan laba ditahan). Perusahaan manufaktur adalah perusahaan yang kegiatannya membeli bahan baku kemudian mengolah bahan baku dengan menngeluarkan biayabiaya lain menjadi barang jadi yang siap untuk di jual. Dari definisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa dalam perusahaan manufaktur terdapat persediaan bahan baku dan persediaan barang jadi. Pada akhirnya periode pada perusahaan manufaktur biasanya terdapat produk yang belum selesai dikerjakan. Produk yang belum selesai dikerjakan dinamakan persediaan barang dalam proses. Sehingga pada perusahaan manufaktur terdapat 3 unsur persediaan, yaitu persediaan bahan baku, persediaan barang dalam proses dan persediaan barang jadi. Kegiatan khusus dalam perusahaan manufaktur adalah mengolah bahan baku menjadi barang jadi, kegiatan ini sering disebut sebagai proses produksi. Selama proses produksi tentunya dibutuhkan biaya produksi. Biaya produksi adalah biaya-biaya yang terjadi dalam proses pengelolahan bahan baku menjadi barang jadi sehingga barang jadi siap untuk dijual. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 12 Terdapat 3 unsur biaya produksi antara lain biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya-biaya lain selain biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung untuk menyelesaikan barang jadi. Biaya-biaya lain selain biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung tersebut sering disebut dengan istilah biaya overhead pabrik. 2.2 Karakteristik Perusahaan Manufaktur 2.2.1 Gambaran Umum Aktivitas Industri Manufaktur Karakteristik utama industri manufaktur adalah mengelolah sumber daya menjadi barang jadi melalui proses pabrikasi. Aktivitas Peusahaan yang tergolong dalam kelompok industri manufaktur mempunyai tiga kegiatan utama yaitu ( Surat Edaran Ketua Badan Pengawasan Pasar Modal, Pedoman Penyajian dan Pengungkapan Laporan Keuangan Emiten atau Perusahaan Publik, 2000) : 1. Kegiatan utama untuk memperoleh atau menyimpan input atau bahan baku. 2. Kegiatan pengolahan atau pabrikasi atau perakitan atas nahan baku menjadi bahan jadi. 3. Kegiatan menyimpan atau memasarkan barang jadi. Ketiga kegiatan utama tersebut harus tercermin dalam laporan keuangan perusahaan pada perusahaan industri manufaktur. Dari segi produk yang dihasilkan, aktivitas industri manufaktur mencakup berbagai jenis Usaha antara lain : http://digilib.mercubuana.ac.id/ 13 1. Aneka Industri : a. Mesin dan alat berat b. Otomotif dan kmponennya c. Perakitan d. Tekstil dan garmen e. Sepatu atau alas kaki lain f. Kabel g. Barang elektronik 2. Industri Barang Konsumsi : a. Rokok b. Farmasi c. Kosmetika 3. Industri dasar dan kimia : a. Semen b. Keramik c. Porselen d. Kaca e. Logam f. Kimia g. Plastik dan kemasan h. Pulp dan kertas http://digilib.mercubuana.ac.id/ 14 2.2.2 Konsep Dan Tujuan Industrilisasi Dalam sejarah pembangunan ekonomi, konsep industrialisasi berawal dari revolusi industri pertama pada pertengahan abad 18 di Inggris dengan penemuan metode baru untuk pemintalan dan penenunan kapas yang menciptakan spesialisasi dalam produksi dan peningkatan produktivitas dari faktor produksi yang digunakan. Setelah itu, inovasi dan penemuan baru dalam pengolahan besi dan mesin uap yang mendorong inovasi dalam pembuatan antara lain besi baja, kereta api dan kapal tenaga uap. Revolusi industri kedua akhir abad 18 dan awal abad 19 dengan berbagai perkembangan teknologi dan inovasi membantu laju industrialisasi. Setelah PD II muncul berbagai teknologi baru seperti produksi masal dengan menggunakan assembly line, tenaga listrik, kendaraan bermotor, penemuan barang sintetis dan revolusi teknologi komunikasi, elektronik, bio, computer dan penggunaan robot. 2.2.3 Perkembangan Sektor Manufaktur Sektor industri manufaktur di banyak Negara berkembang mengalami perkembangan sangat pesat dalam tiga decade terakhir. Asia Timur dan Asia Tenggara dapat dikatakan sebagai kasus istimewa. Lebih dari 25 tahun terakhir, dijuluki a miraculous economic karena kinerja ekonominya sangat hebat. Dari 1970 hinga 1995, industri manufaktur merupakan contributor utama. Untuk melihat sejauh mana perkembangan industry manufaktur di Indonesia selama ini, perlu dilihat perbandingan http://digilib.mercubuana.ac.id/ 15 kinerjanya dengan sektor yang sama di Negara-negara lain. Dalam kelompok ASEAN, misalnya kontribusi output dari sector industri manufaktur terhadap pembentukan PDB di Indonesia masih relative kecil, walaupun laju pertumbuhan output rata-ratanya termasuk tinggi di Negaranegara ASEAN lainnya. Struktur ini menandakan Indonesia belum merupakan Negara dengan tingkat industrialisasi yang tinggi dibandingkan Malaysia dan Thailand. 2.2.4 Permasalahan Dalam Industri Manufaktur Secara umum, industri manufaktur di Negara-negara berkembang masih terbelakang jika dibandingkan dengan sektor yang sama di Negara maju, walaupun di Negara-negara berkembang ada Negara-negara yang industrinya sudah sangat maju. Dalam kasus Indonesia, UNIDO (2000) dalam studinya mengelompokkan masalah yang dihadapi industri manufaktur nasional ke dalam 2 kategori, yaitu kelemahan yang bersifat struktural dan yang bersifat organisasi. Kelemahan-kelemahan structural di antaranya: 1. Basis ekspor dan pasarnya yang sempit a. Empat produk, yakni kayu lapis, pakaian jadi, tekstil dan alas kaki memiliki pangsa 50% dari nilai total manufaktur. b. Pasar tekstil dan pakaian jadi sangat terbatas http://digilib.mercubuana.ac.id/ 16 c. Tiga Negara (US, Jepang dan Singapura), menyerap 50% dari total ekspor manufaktur Indonesia, sementara US menyerap hampir setengah total nilai ekspor tekstil dan pakaian jadi. d. Sepuluh produk menyumbang 80% seluruh hasil ekspor manufaktur. e. Banyak produk manufaktur padat karya yang terpilih sebagai produk unggulan Indonesia mengalami penurunan harga di pasar dunia akibat persaingan ketat. f. Banyak produk manufaktur yang merupakan ekspor tradisional Indonesia mengalami penurunan daya saing. 2. Ketergantungan impor yang sangat tinggi 3. Tidak adanya industry berteknologi menengah 4. Konsentrasi regional Kelemahan-kelemahan organisasi, di antaranya: 1. Industry skala kecil dan menengah (IKM) masih underdeveloped 2. Konsentrasi pasar 3. Lemahnya kapasitas untuk menyerap dan mengembangkan teknologi 4. Lemahnya SDM 2.2.5 Strategi Kebijakan Pembangunan Sektor Industri Manufaktur Berikut macam macam strategi kebijakan pembangunan sektor indutri manfaktur yaitu : Subtitusi Impor (inward-looking), Promosi Ekspor (outward-looking), Strategi industrialisasi. 1. Strategi Subtitusi Impor http://digilib.mercubuana.ac.id/ 17 1. Lebih menekankan pada pengembangan industri yang berorientasi pada pasar domestik 2. Strategi subtitusi impor adalah industri domestik yang membuat barang menggantikan impor 3. Dilandasi oleh pemikiran bahwa laju pertumbuhan ekonomi yang tinggi dapat dicapai dengan 4. Dilandasi oleh pemikiran bahwa laju pertumbuhan ekonomi yang tinggi dapat dicapai dengan mengembangkan industri dalam negeri yang memproduksi barang pengganti impor . Pertimbangan yang lajim digunakan dalam memilih strategi ini adalah: a. SDA dan factor produksi lain (terutama tenaga kerja) cukup tersedia b. Potensi permintaan dalam negeri memadai c. Pendorong perkembangan sector industri manufaktur dalam negeri d. Dengan perkembangan industri dalam negeri, kesempatan kerja lebih luas e. Dapat mengurangi ketergantungan impor 2. Penerapan strategi subtitusi impor dan hasilnya di Indonesia a. Industry manufaktur nasional tidak berkembang baik selama orde baru b. Ekspor manufaktur Indonesia belum berkembang dengan baik c. Kebijakan proteksi yang berlebihan selama orde baru menimbulkan high cost economy http://digilib.mercubuana.ac.id/ 18 d. Teknologi yang digunakan oleh industry dalam negeri, sangat diproteksi 3. Strategi Promosi Ekspor a. Lebih berorientasi ke pasar internasional dalam pengembangan usaha dalam negeri b. Tidak ada diskriminasi dalam pemberian insentif dan fasilitas kemudahan lainnya dari pemerintah c. Dilandasi pemikiran bahwa laju pertumbuhan ekonomi yang tinggi dapat dicapai jika produk yang dibuat di dalam negeri dijual di pasar ekspor d. Strategi promosi ekspor mempromosikan fleksibilitas dalam pergeseran sumber daya ekonomi yang ada mengikuti perubahan pola keunggulan komparatif 4. Kebijakan industrialisasi a. Dirombaknya sistem devisa sehingga transaksi luar negeri lebih bebas dan sederhana b. Dikuranginya fasilitas khusus yang hanya disediakan bagi perusahaan Negara dan kebijakan pemerintah untuk mendorong pertumbuhan sektor swasta bersama-sama dengan BUMN c. Diberlakukannya Undang-undang PMA http://digilib.mercubuana.ac.id/ 19 2.3 Tantangan Risiko Perusahaan Manufaktur Risiko yang melekat pada perusahaan manufaktur tidak terlepas dari karakteristik usaha perusahaan yaitu kegiatan memperoleh sumberdaya, mengelola sumber daya menjadi barang jadi serta menyimpan dan mendistribusikan barang jadi. Oleh karena itu resiko perusahaan manufaktur sebagai berikut : 1. Risiko sulitnya memperoleh bahan baku, yang dapat disebabkan oleh kelangakaan bahan baku, ketergantuangan yang tinggi terhadap impor atau pemasok tertentu. 2. Risiko fluktuasinya nilai tukar rupiah. Berfluktuasinya nilai rupiah dapt dilihat dari dua sisi yaitu : a. Depresiasi rupiah berakibat buruknya bagi perusahaan yang penjualannya mengandalkan pasar lokal dan tergantung pada bahan baku impor. Meningkatnya harga jual produk jadi yang melebihi daya beli masyarakat perusahaan. akan mengakibatkan menurunnya penjualan Pada sisi lain, depresiasi rupiah menguntungkan perusahaan yang mengandalkan pasar ekspor dan tergantung pada bahan baku yang pengadaannyadalam nilai tukar rupiah. b. Apresiasi rupiah pada sisi sebaliknya, berpengaruh negative terhadap perusahaan yang mengandalkan penjualan pada pasar ekspor. c. Risiko kapasitas produksi tidak terpakai (idle capacity) yang terjadi karena kurangnya daya serap pasar terhadap produk, kompetisi, perubahan teknologi, adanya restriksi pemerintah terhadap produksi http://digilib.mercubuana.ac.id/ 20 barang tertentu risiko terjadinya pemogokan atau kerusuhan (riot) yang antara lain dapat terjadi karena ketidakpuasan karyawan terhadap kompensasi yang diterima, kondisi perekonomian atau kondisi politik yang tidak stabil. d. Risiko kekakuan investasi yaitu adanya restriksi/pembatasan pemerintah terhadap investasi pada bidang tertentu. e. Putusnya hak paten (patent right) atas formula produksi bagi perusahaan yang produknya terkait erat pada hak paten atas formula tertentu akan sangat mempengaruhi pendapatannya. f. Risiko leverage (leverage risk) yaitu risiko-risiko yang terkait pada kewajiban perusahaan karena pendanaan yang berasal dari luar perusahaan (external financing). g. Risiko pemasaran meliputi, antara lain tak terjualnya barang jadi, kerusakan dann kehilangan pada jalut distribusi dan pemasaran, habisnya daur hidup produk. h. Risiko penelitian dan pengembangan produk meliputi, antara lain biaya penelitian dan pengembangan yang gaga menghasilkan produk baru. i. Risiko dampak usaha terhadap lingkungan yang tercermin dari peringkat analasis mengenai dampak lingkungan (amdal) yang diberikan oleh Bapedaldan unjuk rasa ketidakpuasan penduduk di lingkkungan setempat. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 21 j. Risiko tidak tertagihnya piutang (account receivable risk) yaitu risiko yang muncul karena rendahnya kolektabilitas piutang. Risiko ini terkati langsung pada industri manufaktur, karena sistem penjualan pada industri manufaktur umumnya tidak dilakukan secara tunai. 2.4 Objek Penelitian Penelitian ini akan meneliti objek penelitian dari perusahaan manufaktur sektor makanan dan minuman yang terdaftar dari tahun 2009 sd 2013. Dari sample yang di ambil, yaitu perusahaan manufaktur yang terdapat di BEI, sebagai komplek. Ada beberapa karakteristik perusahaan manufaktur adalah: 1. Produksi yang dihasilkan dapat dilihat atau memiliki wujud. 2. Konsumen tidak memiliki peran dalam proses produksi, konsumen hanya menikmati hasil produksi saja. 3. Konsumen biasa menilai suatu produk saat belum menggunakan atau setelah menggunakan produk tersebut. 4. Untuk proses penyampaian pada konsumen, bisa dilakukan tanpa memerlukan konak fisik, yaitu melalui distributor atau sistem pemasaran lainnya. http://digilib.mercubuana.ac.id/