PEMBUATAN VIDEO DOKUMENTER BIOGRAFI DENGAN PENDEKATAN DIRECT CINEMA ATAU OBSERVATORY, FREE CINEMA BERJUDUL “THE TRAFFIC ARTIS” Rendy Yuda Pramana 07510160014 [email protected] ABSTRAK Polisi cepek merupakan kiasan atau sebutan yang menggambarkan dari seseorang yang mengantur jalanan di setiap sudut jalan raya. Sebutan tersebut muncul karana suatu kebiasaan para pengguna jalan memberikan uang receh kepada para pengatur liar ini. Bagi masyarakat yang tidak memiliki pekerjaan menjadi polisi cepek merupakan alternatif penghasilan. Hal ini tidak bagi Sutrisno salah satu polisi cepek di daerah kutisari yang mengaku menjadi polisi cepek adalah panggilan dari hati. Hal ini terjadi pada saat Sutrisno melihat pertengkaran yang terjadi di pertigaan kutisari. Seketika itu juga Sutrisno mempunyai ide untuk mulai mengatur dan meninggalkan oekerjaan lamanya. Ide menggunakan kostum pada saat mengatur Sutrisno gunakan untuk memberikan hiburan bagi para pengguna jalan. Hampir setiap hari Sutrismo membuat kostum dari bahan dan peralatan sederhana. Sutrisno tidak ragu menggunakan uang hasil menyepeknya untuk membeli barang barang baru demi untuk membuat kostum yang baru. Dalam berkostum Sutrisno selalu memberikan makna kepada ciptaannya. Dengan gayanya yang unik Sutrisno dikenal sebagai sosok humoris, sangking terlalu humoris tidak sedikit warga yang mengiranya gila. Namun sebenarnya Sutrisno emimiliki wawasan yang sangat luas. Dikarnakan Sutrisnno memiliki kebiasaan membaca dan mendengarkan radio berita. Selain itu Sutrisno memiliki pemahaman yang luas terhadap agamanya sendiri maupun orang lain. Melihat 1 2 fenomena tersebut penulis berusaha menampilkan Sutrisno dalam bentuk film dokumenter. Film dipilih karna dapat membentuk dan “menghadirkan kembali” realitas berdasarkan kode-kode, konvensi-konvensi, dan ideologi dari kebudayaan. Sedangkan dokumenter dipilih karena mampu memberikan pemaparan secara fakta dan objektif kepada khalayak umum. Genre dokumenter ini mnggunakan bigrafi dengan pendekata direct cinema atau observatory dan free cinema. Dikarnakan penekatan tersebut membeirkan fleksibilitas dalam proses produksi maupun kebebasan mengeksplorasi gaya dalam pasca produksi.dalam vidio ini penulis berusaha menampilkan keseharian Sutrisno meliputi mencari bahan kostum, membuat kostum, merias wajah, dan mengatur dijalan. Sedangkan penekanan sudut pandang terletak pada aspek pekerjaan meliputi kreatifitas, idealisme, dan lingkup sosial. Dalam vidio ini menampilkan Sutrisno sebagai narasumber utama dengan didukung beberapa narasumber lain sebagai pendukung data. Kata Kunci: Polisi Cepek, Film, Dokumenter Sudah menjadi rahasia umum bahwa kemacetan lalu-lintas kini menjadi Dari segi finansial, menjadi polisi cepek, sangat cepat memberikan pemandangan sehari - hari di kota besar. keuntungan, semakin banyak kendaraan Sehingga, menjadi persoalan pembangunan yang yang relatif sulit untuk diselesaikan. Baik di pendapatan yang diterima. Banyak sekali tingkat lokal daerah maupun nasional. warga yang memanfaatkan hal ini dan Surabaya sebagai kota metropolitan dan melalaikan tujuan utamanya yaitu untuk cukup produktif di bidang industri, dapat mengatur memicu kebutuhan berbanding terbalik dengan Sutrisno seorang kendaraan bermotor yang tinggi. Oleh sebab polisi cepek di pertigaan Kutisari. Sutrisno itu, hal ini menjadi salah satu faktor rela meninggalkan pekerjaan lamanya demi meningkatnya mengabdikan diri menyebabkan terjadi kemacetan di beberapa lalulintas. Sutrisno ruas jalan Surabaya. meninggalkan pekerjaan adanya tingkat volume kendaraan yang melewati lalu semakin lintas. banyak Fenomena sebagai juga ini, pengatur memutuskan sebagai kuli bangunan, ketika melihat suatu keributan di 3 pertigaan Kutisari oleh pesannya dapat dipahami oleh orang lain. Melihat Tujuan penyampaian pesan adalah untuk kejadian tersebut, Sutrisno merasa pendapat mengajak, membujuk, mengubah sikap, pangilan hati untuk mengatur dipertigaan perilaku atau menunjukkan arah tertentu. tersebut dan semenjak itulah Sutrisno mulai Media atau Penghubung menumpukanya yang dipicu kendaraan. dikenal sebagai polisi cepek yang nyentrik. Adalah alat untuk penyampaian pesan seperti, televisi, radio surat kabar, Komunikasi Pada awalnya komunikasi antar dua papan pengumuman, telefon dan lainnya. orang merupakan perkembangan metode tentang Pemilihan media ini dapat dipengaruhi oleh ekspresi yang dibangun selama berabad-abad. isi pesan yang akan disampaikan, jumlah Isyarat penerima pesan, situasi dan sebagainya. atau tanda yang merupakan pengembangan bahasa, dan kebutuhan untuk berikut serta dalam seluruh perbuatan yang dilakukan. Melihat penyampaiannya hal komunikasi dalam ini tidak bisa Mengartikan Kode atau Isyarat Setelah terlepas dari penggunaan simbol atau tanda. diterima melalui indera (telinga, mata dan seterusnya) maka Komunikasi telah si penerima pesan harus dapat mengartikan Proses Komunikasi Dalam buku Atep Adya Barata (2003 : 55) komunikasi merupakan suatu proses yang mempunyai komponen dasar antara lain, Pengirim pesan, penerima pesan dan pesan. Maka dari itu skema dari proses komunikasi pesan dapat digambarkan seperti symbol atau kode dari pesan tersebut, sehingga dapat dimengerti dan dipahami. Penerima Pesan Penerima pesan adalah orang yang dapat memahami pesan dari pengirim Komunikasi dalam Ilmu Sinematorgafi Menurut Joseph M.Boggs (dalam dibawah ini : Asrul Sani, (1986: 91), komunikasi sinematografi meimiliki unsur visual yang merupakan berkomunikasi. Pada tahap ini pengirim pesan kode atau Maka utama bahasa untuk yang digunakan dalam sinematografi adalah suatu Simbol atau Isyarat membuat “alat” simbol sehingga rangkaian gambar yang bergerak, dimana dalam pembuatannya perlu memperhatikan 4 ketajaman gambar, latar gambar, durasi pada posisi melayang secara bersamaan setiap gambar yang ditampilkan, irama dan ketika berlari? Untuk menjawab pertanyaan sebagainya. alat ini, tahun 1878 Edward Muybridge dari komunikasi non verbal. Disamping itu unsur Standford University, Inggris, membuat - unsur yang lain seperti, kualitas cerita, serentetan 16 foto (frame) kuda yang sedang editing, illustrasi musik, efek suara, dialog berlari. Kemudian, ketika foto kuda berlari dan aktor juga dapat memepengaruhi nilai tersebut dilihat secara berurutan dalam sebuah tayangan. kecepatan tertentu terjadilah gerakan kuda Pengertian Sinematografi berlari. Berdasarkan ciptaannya ini, Edward Semuanya merupakan Sinematografi adalah kata serapan dari bahasa Inggris yang rekaman berasal dari bahasa Latin kinema 'gambar'. picture). Sinematografi Cinematography Muybridge disebut sebagai pencipta gambar sebagai ilmu bergerak/film pertama (motion terapan merupakan bidang ilmu yang membahas tentang teknik menangkap gambar dan Film Dokumenter Dokumenter adalah sebutan yang menggabung-gabungkan gambar tersebut diberikan untuk film pertama karya Lumiere sehingga menjadi rangkaian gambar yang bersaudara yang berkisah tentang perjalanan dapat menyampaikan ide (dapat mengemban (travelogues) yang dibuat sekitar tahun cerita). Sinematografi memiliki objek yang 1890-an. Tiga puluh enam tahun kemudian, sama dengan fotografi yakni menangkap kata ‘dokumenter’ kembali digunakan oleh pantulan cahaya pada benda. Perbedaannya, pembuat film dan kritikus film asal Inggris terletak pada gambar yang ditangkap. John Grierson untuk film Moana (1926) Sejarah Film karya Robert Flaherty. Grierson berpendapat Film yang kita kenal sekarang merupakan perkembangan fotografi yang diciptakan ini dokumenter merupakan sebuah “laporan dari aktual yang kreatif” (creative treatment of oleh Joseph Nicephore Niepce dari Perancis pada tahun 1826. Bila dikaitkan dengan gambar bergerak, maka terciptanya film bermula dari suatu pertanyaan unik, “Apakah keempat kaki kuda pada suatu saat berada actuality) Gerzone R. Ayawaila (2009: 11) Genre Film Dokumeter Istilah genre berasal dari bahasa Perancis yang bermakna “bentuk” atau “tipe”. Film semakin berkembang dari masa ke masa, demikian pula genre film itu sendiri juga 5 ikut berkembang. Setiap Negara memiliki mempertenghkan berbagai ada sederhana dan apa adanya, karna dapat ketidak samaan antar Negara satu dengan mempertahankan atau menjaga spontanitas yang lainnya. Fungsi dari genre itu sendiri aksi dan karakter sesuai realita (Gerzon adalah 2008:15). Aliran ini muncul sebagai bentuk genre tersendiri, untuk bahkan memudahkan klasifikasi realita secara sebuah film, film yang telah diproduksi ketidakpuasan sejak perkembangan sinema hingga kini dokumenter terhadap model sebelumnya dapat mungkin jumlahnya sudah jutaan lebih yang telah diuraikan diatas. Pendekatan jumlahnya. Genre dapat membantu kita yang bersifat observasi ini utamanya ingin dalam merekam kejadian secara spontan, natural memilah film-film dan dapat membantu dalam memasarkan film tersebut. dan tidak para visual pembuat dibuat-buat. Itu film sebabnya, pendekatan ini menekankan pada kegiatan shooting yang informal tanpa tata lampu Expository Dokumenter dalam kategori ini, menampilkan pesannya kepada penonton secara langsung, baik melalui presenter ataupun dalam bentuk narasi. Kedua bentuk tersebut tentunya akan berbicara sebagai orang ketiga kepada penonton secara langsung (ada kesadaran bahwa mereka sedang menghadapi penonton atau banyak orang). Mereka juga cenderung terpisah dari cerita dalam film. Mereka cenderung memberikan komentar terhadap apa yang sedang terjadi dalam adegan, ketimbang menjadi bagian darinya. perilaku komunikasi. Observatory atau Direct Cinema, Free Cinema Suatu teori dan konsep pendekatan film dokumenter yang dianggap mampu khusus ataupun persiapan-persiapan yang telah dirancang sebelumnya. Kekuatan mereka adalah kesabaran untuk menunggu kejadian-kejadian yang signifikan berlangsung di hadapan kamera. Reflexive Berbeda dengan kaum observer yang cenderung tidak mau melakukan intervensi dan cenderung menunggu krisis terjadi, kalangan Cinema verite justru secara aktif melakukan intervensi dan menggunakan kamera sebagai alat pemicu untuk memunculkan krisis. Dalam aliran ini, pembuat film cenderung secara sengaja memprovokasi untuk kejadian-kejadian tak komunikasi. memunculkan terduga. perilaku 6 Jenis Dokumenter Ilmu Pengetahuan Bila sebelumnya menjelaskan bentuk film dokumenter menurut perkembangan sejarah, Grezon juga membagi genre menjadi dua belas jenis yang di kelompokan lagi menurut tingkat kepopulerannya. Antara lain : yang paling dekat dengan masyarakat Indonesia, misalnya saja pada masa Orde Baru, TVRI sering memutar program berjudul Dari Desa ke Desa ataupun film luar yang banyak dikenal dengan nama Flora dan Fauna. Laporan Perjalanan Jenis ini awalnya adalah dokumentasi antropologi dari para ahli etnolog atau etnografi. Namun dalam perkembangannya bisa membahas banyak hal dari yang paling penting hingga yang ringan, sesuai dengan pesan dan gaya yang dibuat. Istilah lain yang Film dokumenter genre ini sesungguhnya sering digunakan untuk jenis dokumenter ini adalah travelogue, travel film, travel documentary dan adventures film. Salah satunya film Nanook of the North (1922) karya Robert Flaherty oleh banyak pengamat dianggap sebagai film perjalanan yang awal. Sejarah Dalam film dokumenter, genre sejarah menjadi salah satu yang sangat kental aspek referential meaning-nya (makna yang sangat bergantung pada referensi peristiwanya) sebab keakuratan data sangat dijaga dan hampir tidak boleh ada yang salah baik pemaparan datanya maupun penafsirannya. Tapi sebenarnya film ilmu pengetahuan sangat banyak variasinya lihat saja akhir tahun 1980-an ketika RCTI memutar program Beyond 2000, yaitu film ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan teknologi masa depan Tokoh atau Biografi Sesuai dengan namanya, jenis ini lebih berkaitan dengan sosok seseorang. Mereka yang diangkat menjadi tema utama biasanya seseorang yang dikenal luas – di dunia atau masyarakat tertentu – atau seseorang yang biasa namun memiliki kehebatan, keunikan ataupun aspek lain yang menarik. Ada beberapa istilah yang merujuk kepada hal yang sama untuk menggolongkannya. Pertama, potret yaitu film dokumenter yang mengupas aspek human interest dari seseorang. Plot yang diambil biasanya adalah hanya peristiwa–peristiwa yang dianggap penting dan krusial dari orang tersebut. isinya bisa berupa sanjungan, 7 simpati, krtitik pedas atau bahkan pemikiran film dokumenter ini. Beberapa film yang sang tokoh. menjadi pembanding adalah The Chobott Engenering, Intimidator dan N.Y. Adorned Dokudrama “Tradition”. Film jenis ini merupakan penafsiran ulang The Chobott Engenering terhadap kejadian nyata, bahkan selain peristiwanya hampir seluruh aspek filmnya (tokoh, ruang direkonstruksi. dan waktu) Ruang cenderung (tempat) akan dicari yang mirip dengan tempat aslinya bahkan bila memungkinkan dibangun lagi Film dokumenter berdurasi tiga menit karya hanya untuk keperluan film tersebut. Begitu (2010) ini mencoba mengambil prespektif pula dengan tokoh, pastinya akan dimainkan dari seorang montir sepeda montor custom oleh aktor yang sebisa mungkin dibuat mirip (Shinya Kimura). Tentang bagai mana dengan tokoh aslinya. Contoh dari film Kimura menerjemahkan kesenangan dan dokudrama adalah ini adalah JFK (Oliver filosofinya terhadap sepeda motor. Henrik Stone), G30S/PKI (Arifin C. Noer), All The Hansen mencoba menampilkan dokumenter President’s Men (Alan J. Pakula). yang lebih aristik dengan memberikan visual Proses Pra - Produksi Dalam pembuatan film dokumenter yang didasari oleh realita atau fakta perlihal pengalaman hidup atau seorang mengenai yang menyergarkan, dimana dengan menggunakan kamera DSLR Henrik Hansen dapat memanfaatkan freaming dengan baik. The Intimidator peristiwa. Untuk mendapatkan suatu ide, dibutuhkan kepekaan dokumetaris terhadap lingkungan sosial, budaya, politik, dan alam semesta dengan cara melakukan riset atau observasi. Study Existing atau Perbandingan Sebelum melakukan penyusunan ide dan konsep penulis melakukan Study existing guna meperdalam dan memperjelas konsep Film dokumenter karya Jim Quattrocki (2010) yang menceritakan seorang montir dan pemilik bengkel (Bart Hickey) dengan keterbatasan fisik. Sama seperti Henrik 8 Hansen film ini menata visual dan audio semiotika secara apik sehingga penonton memiliki memanjakan audience kenyamanan tekniknya dalam Jim melihat. Dalam Quattrocki semiotika Setelah yang dapat mealakuan study perbandingan terhadap menggunakan Bart Hickey sebagai aktor dan dokumenter. Penulis nara sumber utama. Tanpa menampilkan kesimpulan bahwa dalam film dokumenter sebuah pertanyaan seolah – olah Bart Henrik Hickey semuannya. Quattrocki dapat memberikan warna baru salah satu keunggulan dari film ini adalah terhadap film dokumenter yang selama ini dapat audience dikenal serius dan membosankan. Melalui dikarnakan apa yang disampaikan oleh Bart penataan visual mereka tak hanya sekedar Hickey sungguh apa adanya dan sangat memberikan informasi melainkan hiburan. sensitive. Penyusunan materi yang sederhana mampu N.Y. Adorned “Tradition” mewakili yang menceritakan mengambil mencoba - simpati Hansen, beberpa film menarik Evan suatu Dennis, keingintahuan Jim penonton. Kesamaan dari beberapa film ini adalah setiap komentar atau opini mengandung emosi pribadi dari narasumber atau narrator (pembuat). Bila melihat dari segi materi dan teknik yang digunakan Film karya Henrik Hansen, Evan Dennis, Jim Quattrocki ini Dokumenter karya menceritakan Evan dapat di kategorikan sebagai film dokumenter bentuk Observatory atau Direct berhasil Cinema, Free Cinema. karena mampu dengan dianggap mengetengahkan realita visual menyegarkan. secara sederhana dan apa adanya, yang Perbedaannya dalam film ini Evan Dennis diyakini dapat menampilkan atau menjaga tidak menggunakan aktor atau narasumber spontanitas aksi dan karekter objek Evan menyimpulkan tatanan sebagai Dennis suatu visual tokoh tattoo ini sebagai “tradisi”. tentang Dennis opininya yang melainkan Dengan kesimpulan diatas film the menggunaka sorang narrator yang berperan traffic artis mencoba mengambil pendekatan menerangngkan isi dari film ini. secara serupa baik dari ide dan konsep secara visual materi film ini sentral, berhasil menampilkan maupun secara teknis dengan 9 penambahan yang disesuaikan target juga menampilkan pihak kedua guna penonton. memperkuat dan menambah materi sehingga Konsep dan Ide apa yang dipaparkan oleh narasumber utama (Sutrisno) adalah suatu fenomena yang Sutrisno benar terjadi. Film The traffic artist ini Setelah melakukan observasi dan studi diharapkan dapat memperkenalkan Sutrisno perbandingan. sebagai berusaha Film The mengangkat traffic suatu artis fenomena pribadi yang unik dengan mensugesti nilai - nilai atau inspirasi dalam Sutrisno sebagai polisi cepek nyentrik di aspek pekerjaan pertigaan kutisari. didapatkan berbagai hal Film yang bisa dikaji antara lain adalah sifat bentuk Observatory atau Direct Cinema, kreatifitas. Kreatifitas Sutrisno dapat dilihat Free Cinema dari berbagai macam kostum yang telah Dalam penyajiaannya film The traffic artis dibuatnya. Sealain itu adalah karakter menggunakan Sutrisno sebagai narasumber Sutrisno menyikapi utama atau komunikan. Sehingga film the berbagai masalah. Disamping itu Sutrisno trafic artis menggunakan genre documenter dikenal memiliki wawasan yang luas dari biografi karena Sutrisno adalah sosok yang hal – hal ringan sampai ke yang lebih serius telah dikenal luas, memiliki keunikan yang seperti tidak dimiliki orang lain. yang unik politik dan dalam agama. Dengan Dokumenter Secara mengikuti berbagai berita yang terjadi di mengambil pendekatan dokumenter bentuk Indonesia. buku, Observatory atau Direct Cinema, Free Koran dan menoton film menjadi dasar Cinema dimana pengambilan gambarnya wawasan Sutrisno dalam membuat kostum dilakukan pada proses observasi. Sehingga yang terbilang up to date. dalam penyampaiann ya Observatory atau Secara khusus sudut pandang dalam film the Direct Cinema, Free Cinema dapat menjaga traffic atau mempertengahkan spontanitas aksi dan artis membaca menekankan pada aspek objek. film the dengan bermodalkan radio kecil sutrisno selalu Kegemaran tehknik Biografi traffic pekerjaan dari seorang Sutrisno sebagai karakter polisi cepek nyentrik. Meliputi kreatifitas (Sutrisno) secara spontan menyampaikan dan pengabdian dari Sutrisno. Dimana secara langsung persoalan yang dihadapi. sebagai penyeimbang film The traffic artist Tidak saja Sederhananya artis melalui ucapan subjek langsung 10 kekamera, namun melalui tindakan, kegiatan serta percakapan yang dilakukan secara aktual. Namun dalam penyajiaan film the traffic artis subjek (Sutrisno) ditampilkan Penulis berusaha melakukan pendekatan sebagai tanpa intens terhadap Sutrisno agar terciptanya memperlihatkan pertanyaan yang diajukan. keakraban dalam proses produksi. Dalam Sehingga terlihat soolah - olah objek tahap menceritakan sendiri hal - hal yang ingin gambar juga dilakukan wawancara ringan diketahui oleh penonton secara umum. guna mengembangkan dan melengkapi data. Pengambilan gambar dalam film the traffic Proses artist menyajikan tatanan visual seperti dilakuakan juga di Banyuwangi tempat asal beberapa refresnsi film buatan Henrik Sutrisno. Di Banyuwangi juga dilakukan Hansen, Evan Dennis, Jim Quattrocki. observasi terhadap keluarga dan lingkungan Penggunaan sosial yang masih mengenal sutrisno. Akibat untuk komunikan langsung semiotika mewakili dan visual ditujukan mensugesti dari observasi sekaligus observasi secara pengambilan mendalam kedekatan yang sudah terjalin penulis ikut ketidakhadiran subjek (Sutrisno). Dengan menemani kebebasan mendapat undangan dari dalam program bentuk dokumenter dari sutrisno Cinema dapat menciptakan unsur – unsur (ditayangkan pada tanggal 27 juni 2011). visual penonton Melihat ini dilakukan juga pengambilan diberikan kebebasan untuk menginterpretasi gambar secara candid guna menambah susunan variasi data. visual Sehingga yang terdapat disetiap sekuens film the traffic artis. Dalam teknis Mata karena acara baru. Empat Jakarta Observatory atau Direct Cinema, Free yang Bukan ke wawancara (TRANS7) dilakukan penyetingan guna memperoleh audio secara Produksi maksimal. selain itu hal ini juga bertujuan Setelah melakukan persiapan dalam proses untuk menfokuskan materi yang ingin di pra produksi, dimulainya tahap observasi sampaikan secara sederhana namun lugas. dan pengambilan gambar yang dilakuan secara bersamaan. 11 Proses Pasca produksi Pada tahapan pasca produksi ini sebelum proses editing dan spesial efek ada beberapa langkah yang harus dilakukan, yaitu: Proses pemilihan vidio Proses awal dimana menyeleksi beberapa Gambar 4.10 stock shoot asli stock shoot yang telah diambil semalam 3 bulan. Materi pemilihan berdasarkan kelayakan gambar secara visual dan audio. Proses Penataan stock shoot Proses ini dilakukan dengan bantuan program editing vidio. Setelah melakuan pemilihan selanjutnya vidio stock melakukan shoot, Proses penataan yang Gambar 4.11 stock shoot setelah dirubah Sound Editing Dalam proses ini penambahan backsound mengacu kepada tretment. dilakukan guna mendukung tatanan visual. Proses sound editing pada film the traffict artis menggunakan musik free lisence yang didapat dari berbagai situs musik di internet. Pada prosesnya sound dalam film the traffict artis terbagi menjadi 2 chanel dimana chanel Gambar 4.9 Proses penataan stock shoot pertama berisikan suara asli yang dihasilkan Proses Colour Grading dari gambar dan chanel kedua adalah suara Dalam proses ini adalah proses merubah tambahan yang diberikan. atau memodifikasi warna terhadap gambar sehingga pemilihan menimbulkan warna kesan tertentu. sesungguhnya tidak didasari oleh teori khusus melainkan hanya untuk menajamkan dan memberikan nilai estetika tersendiri. Gambar 4.12 Porses Sound Editing 12 Rendering Adalah proses akir dari pasca produksi DAFTAR PUSTAKA dimana semua proses editing stock shoot disatukan menjadi sebuah format media. Dalam proses rendering memiliki pengaturan tersendiri sesuai hasil yang diinginkan. dokumenter Sedangkan berjudul the dalam traffic film artis menggunakan format media AVI. Askurifai, Baksin. 2003. Membuat Film Indie Itu Gampang. Bandung: Katarsis. Askurifai, Baksin. (2009). Pengantar Vidiografi. Bandung: Widya Padjadjaran. Ayawaila, Gerson. R (2008). Dokumenter dari Ide sampai Produksi. Jakarta: Fakultas Film dan Televisi, IKJ Press.. Effendi, Heru. 2009. Mari Membuat Film. Jakarta: Erlangga. Pratista, Himawan (2008) Memahami Film. Yogyakarta : Homerian Pustaka. Gambar 4.12 Porses Sound Editing Mastering Mastering merupakan proses dimana file yang telah di render dipindahkan ke dalam media kaset, VCD, DVD atau media lainya. Film dokumenter ini menggunakan media Nurudin. (2009) Pengantar Komunikasi Massa. Jakarta: Rajawali Pres. Baran, Stanley (2011) Komunikasi Massa Literasi Media dan Budaya. Jakarta: salemba Humanika Onong Uchjana Effendy, (1989) MA, Kamus Komunikasi. Bandung: Mandar Maju DVD. Publikasi Setelah selesai mengolah seluruh hasil film, maka penulis melakukan publikasi. Media yang digunakan penulis untuk publikasi adalah poster danDVD. Rosady Ruslan, SH, MM, (2004) Metode Penelitian PR dan Komunikasi, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada Drs. Jalaluddin Rakhmat (1990), Teori-teori Komunikasi, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, bentuk cetak berupa poster dan DVD (cover Atep Adya Barata. (2003). Dasar-dasar Pelayanan Prima. Jakarta: PT Gramedia Pustaka wajah dan cover cakram) seperti gambar di Sumber internet: Kemudian diimplementasikan ke dalam bawah ini : 13 (http://books.google.co.id/books?id=0wfQnzlfn wMC&pg=PA55&dq=proses+komunikasi&hl=i d&ei=C_uBTvvEGYPNrQfBsvTlDQ&sa=X&oi =book_result&ct=result&resnum=4&ved=0CD YQ6AEwAw#v=onepage&q=proses%20komuni kasi&f=false) diakses pada tanggal 10 september 2011( proses komunikasi) (http://www.anneahira.com/film-635.htm) diakses pada tanggal 09 september 2011( jenisjenis film) (http://www.eocommunity.com/showthread.php ?tid=3267) diakses pada tanggal september 2011 (betuk documenter) urtasan artikel dari Presentation of Self in Everyday Life (1959), karya goffman 20