Kelompok FCP 1B dan dr. Darma Imran, Sp. S (K) Kasus I: Seorang

advertisement
Kelompok FCP 1B dan dr. Darma Imran, Sp. S (K)
Kasus I:
Seorang wanita berusia 37 tahun datang ke IGD RSCM dengan keluhan nyeri kepala yang bertambah
berat sejak 2 minggu terakhir. Disertai muntah. Kelemahan sisi tubuh kiri +. Pandangan dobel +.
Tekanan darah 80/palpasi, Nadi 100 X/men, RR 30 X/men, Suhu 39 C , menggigil. GCS: E4M6V5. Pupil
bulat isokor 4 mm Ref +/+. Paresis N. VI bilateral. Hemiparesis sinistra
DD begitu melihat vkasus ini:
1. Infeksi: meningitis, ensefalitis, meningoensefalitis, abses otak
2. Tumor
3. Stroke
4. Trauma
5. Asidosis Metabolik
Pertama kali harus amati tanda-tanda bahaya di awal, atasi A, B, C terlebih dahulu. Pada pasien ini nilai
apakah ada infeksi otak? Peningkatan Tekanan Intrakranial (TIK)? Ada lesi di atas batang otak?
-Jika ada peningkatan TIK bisa terjadi herniasi batang otak. Pasien dari datanya diduga juga mengalami
syok.
Diagnosis kegawatdaruratan pada pasien:
1. TIK meningkat bisa karena ada massa (infeksi, inflamasi) pada parenkim otak--> abses otak
2. Syok
3. Takipnea: kurnag O2/Hipoksia
Kalai ada pasien takipnea, pikiran kita ada 2: Hipoksia atau Asidosis?
Kalau ada hipoksia kasih terapi oksigen.
Kalau ada syok di rehidrasi cairan (utamakan cairan hipotonis).
-Kalau ada lesi/massa di parenkim: sebenernya tidak akan menimbulkan nyeri, karena pada parenkim
otak tidak terdapat serabut nyeri. Tapi jika lesi tersebut membesar dan meregang sampai ke durameter-> membesar--> sakit kepala. Oleh karena itu penting juga menanyakan riwayat/progresifitas penyakit
(sakit kepala 2 minggu berkembang bersamaan dengan kelemahan sisi tubuh seblah kiri?)
Pemeriksaan fisik dan penunjang:
-Kaku kuduk (-)
-Refleks patologis babinski kiri (+)
-Kekuatan motorik kanan 5, kiri 3-4.
Mencari penyebab penyakit dapat dilakukan:
-Punksi lumbal
-Dar tepi lengkap
-Kultur CSF
Perlu juga memperhatikan aspek pasien:
1. Status imunitas pasien. Pasien orang tua? Ada DM dan hipertensi? Pasien mengidap HIV? Penggunaan
steroid jangka panjang? Gula darah normal?
2. Ada infeksi organ di sekitar otak? Walaupun jarang terjadi infeksi otak yang menyebar dari organ
"tetangga" ini, tapi bisa aja terjadi kayak pada telinga/gigi molar atas. Nah, yang paling mungkin adalah
infeksi itu dibawa lewat aliran darah--> menginfeksi vena/phlebitis--> sinus
cavernosus/thrombophlebitis--> infeksi parenkim--> thrombophleibitis retrograd.
-Infeksi: baru menjalani operasi sebelumnya? Trauma?
Untuk curiga infeksi otak juga ditanyakan riwayat perjalanan haji, sudah divaksinasi meningitis? Kalau
orang baru pulang hajun sering infeksi meningococcus.
Pemeriksaan penunjang yang harus dijadikan pegangan kita:
1. Spesifik (yang bisa menyingkirkan DD)
2. Yang tidak invasif (untuk menjaga keselamatan pasien)
3. Pertimbangan dana
Punksi Lumbal
-Indikasi: Infeksi otak (meningen terutama), bisa juga infeksi parenkim otak.
-Kontraindikasi: peningkatan TIK, ada lesi di lumbal.
Semua pasien infeksi otak--> TIK meningkat--> ada ancaman herniasi batang otak--> punksi lumbal
ditund adahulu (kontraindikasi). Tanda pasti herniasi batang otak: muntah proyektil dan pupil anisokor,
bisa juga disertai: diplopia dan hemiparesis sinistra.
Nah, pada pasien ini gambaran CT scannya:
Ada lesi hipodense (gelap) di otak kanan. Yang harus kita ketahui, lesi itu menekan jaringan otak sekitar
ga?
Kita lihat digambar itu, lesi sudah menekan ventrikel lateral menjadi terdesak, girus otak terdesak
(bentuk girus disebelah kanan tidak jelas lagi bentuknya). Kalau lesi menekan daerah sekitarnya--> TIK
meningkat--> herniasi batang otak.
Pemeriksaan darah:
-Hb: 11 gr/dL
-Leukosit: 7000/mikroliter
-Trombosit normal
-Sputum normal (mengkontraindikasikan infeksi otak karena TB yg byk terjadi)
-Foto torax normal (mengkontraindikasikan infeksi otak karena TB yg byk terjadi)
-Tes HIV: (+)
Kalau lesi pada otak tes HIV sangat berarti.
-Kalau pasien HIV: biasanya karena toxoplasma/cryptococcus
-Kalau pasien non-HIV: biasanya karena bakterial
Pengobatan Ensefalitis karena toxoplasma dan cryptococcus berbeda.
1. Lakukan tes serologi Ig G dan Ig M
2. Kultur cairan otak dan darah tepi. Kalau cryptococcus bisa banyak terdapat di darah tepi.
3. Diagnosis pasti/definitif: biopsi PA. Operasi jika abses tunggal dan dapat dicapai.
Rekam Medik Kasus I:
Daftar Masalah:
1.
2.
3.
4.
Peningkatan TIK
Syok
Takipnea
Abses Otak (Toksoplasma Ensephalitis)
Pengkajian:
Kasus II:
Seorang laki-laki berusia 31 tahun datang ke IGD RSCM dengan keluhan nyeri kepala yang bertambah
berat sejak 3 minggu lalu.
Nyeri kepala sedemikian hebatnya hingga pasien tidak dapat beraktivitas bahkan sampai
membenturkan kepalanya ke tembok. Kadang disertai muntah.
Demam hilang timbul
Riwayat IVDU +
Pemeriksaan fisik
Kaku kuduk +
Diagnosis:
1. Meningitis
2. Peningkatan TIK
3. Intravena drug user (diduga HIV +)
-Fungsi motorik baik.
-Kalau tidak ada hemiparesis, dll boleh di punksi lumbal. Untuk tau apa penyebabnya: TB/Crypto/Bakteri
lain?
Idealnya sih kata dr. Darma kalau ada gangguan otak, CT-SCAN dulu. Tapi ngantri CT-Scan bisa 2 minggu,
jadi analisis CSF dulu aja untuk mengetahui etiologi--> Terapi. Tapi sebenernya si dianjurkan CT-Scan.
Algoritme:
Algoritma A
Algoritma
Algoritma
B 2B2
Tes HIV
Negatif
Algoritma B
Demam
Sakit kepala
Kejang
Gejala fokal neurologi
CT / MRI otak
Positif
ADA SOLEnsefalitis
Rujuk
Algoritma C
Biopsi – lumbal pungsi – Pem penunjang lainnnya
Algoritma B 1
Algoritma B 2
Algoritma C1
Algoritma C 2
Algoritma
AlgoritmaA A
Pasien dgn Kecurigaan Infeksi Otak
Anamnesis
• Curiga Infeksi Otak
• Faktor risiko infeksi otak
Pemeriksan Fisik
• Tanda vital, ABC
• Peningkatan Tekanan Intrakranial ?
• Faktor risiko infeksi otak
Diagnosis Klinis
• Masalah pernafasan, sirkulasi
• TIK
• Infeksi Otak :
1.
Meningitis
2.
Ensefalitis
3.
Abses otak
Neoplasma
Abses bakterial
Tuberkuloma
Ensefalitis viral
AlgoritmaB B1
Algoritma
1 : Meningitis Non-HIV
Demam
Sakit kepala
Gejala neurologi progresif
CT / MRI otak
> 6 hari dan atau leukosit < 15.000
Meningitis bakterialis akut
Meningitis TB
Ceftriaxon 2x2 gram IV
Rujuk
• Negatif : algoritma B1, B2 ( non-HIV)
• Positif : algoritma C1,C2 (HIV)
Algoritma B2
Tidak ada SOL
< 6 hari dan atau leukosit > 15.000
Status HIV
ADA SOLEnsefalitis
Tanda TB di organ lain
Lumbal pungsi
Terapi spesifik
Rujuk
Algoritma C1
ALGORITMA - 1
TATALAKSANA KOMPLIKASI OPORTUNISTIK INTRAKRANIAL PADA AIDS
Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, Jakarta
HIV seropositif, CD4 < 200 sel/uL
Demam, Sefalgia, Kesadaran menurun, Klinis infeksi/SOL intrakranial
Manifestasi klinis suatu proses intrakranial yg progresif
YA
A
CT / MRI: Lesi fokal Otak
atau
B
Th Toksoplasma
TDK
Pungsi Lumbal
Kriptokokkus, TB,
Bakterial, etiologi lain
Th TBC
2 minggu
Biopsi Otak
Responsif
Gagal
TB, Tokso, Bakterial,
CMV, PML,
Limfoma, etiologi lain
Evaluasi ulang
Klinis, radiologik, lab
Sub Bag Neuro-Infeksi » Departmen Neurologi FKUI - RSCM
18
Toxoplasmic or TB treatment
Toxo/PCP prophylaxis
Toxoplasma IgG
Miliar TB
CD4 cell count
Empiric
Empiric
Anti Toxoplasmic
treatment
Anti Tuberculous
treatment
19
Algoritma C 2
ALGORITMA - 2
TATALAKSANA KOMPLIKASI OPORTUNISTIK INTRAKRANIAL PADA AIDS
Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, Jakarta
TANPA CT SCAN / MRI
HIV seropositif, CD4 < 200 sel/uL
Demam, Sefalgia, Kesadaran menurun, Klinis infeksi/SOL intrakranial
Manifestasi klinis suatu proses intrakranial yg progresif
ADA
TIDAK
Tanda Neurologi Fokal
Tanda Peningkatan TIK
A
Obat Tokso
atau
B
Obat TBC
ADA
2 minggu
Responsif
TBC di
organ lain
Gagal
Bila sebelumnya mendapat terapi tokso
tambahkan obat TBC, demikian pula sebaliknya
ADA
Obat TBC
Sub Bag Neuro-Infeksi » Departmen Neurologi FKUI - RSCM
TIDAK
Pungsi
Lumbal
TIDAK
Terapi sbg kripto tu. bila
serologi darah positif
Atau terapi sbg infeksi
bakterial
20
Jembatan keledai:
-Ada kaku kuduk +: meningitis
-Ada gangguan bahasa, kejang, hemiparesis, nyeri kepala kronik progresif dan berat: ensefalitis
-Mirip ensephalitis, ada nyeri kepala kronik progresif dan berat: abses otak.
Tipe infeksi otak tuh bisa: meningitis, ensephalitis, abses otak.
Pasien meningoensefalitis: kebanyakan HIV +.
Semua pasien infeksi otak, curigai HIV +.
Langkah pertama untuk diagnosis kelainan otak:
1. Masalah pernapasan/metabolik?
2. Ada peningkatan tekanan intrakranial?
3. Infeksi otak?
Sebelum lumbal punksi atau mau merujuk pasien: kasih antibiotik empirik dahulu.
Meningitis TB: paling banyak ada kasus di Rumah Sakit.
-Peningkatan TIK--> Herniasi batang otak--> penurunan kesadaran
-Yang mempengaruhi penurunan kesadaran: hemiparesis sinistra, RR: takipnea: hipoksi.
Kalau orang penurunan kesadaran--> sedikit minum--> dehidrasi--> syok hipovolemik--> kompensasi-->
takikardi--> bisa pneumonia aspirasi yang menyebabkan suhu meningkat dan takikardi.
Kalau ada pasien penurunan kesadaran, penting untuk diagnosis menilai tanda vital dahulu.
-Kalau takikardi bisa: infeksi, demam, gangguan jantung.
-Takipnea bisa: hipoksia/asidosis.
Download