Pemberdayaan Komunitas Tani Dalam Penerapan Sistem Pertanian

advertisement
1 BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Era industrialisasi ini, pertanian masih merupakan sektor yang berperan
penting bagi perekonomian bangsa Indonesia. Berdasarkan PDB pertanian tahun
2007, pertumbuhan sektor pertanian pasca krisis mencapai 4,62%, dan berdasarkan
neraca perdagangan, kinerja pertanian setiap tahunnya selalu meningkat. Tercatat
hingga 2007, pertanian mencapai nilai US$ 8,2 milyar1. Melihat potensi yang
demikian besarnya, berbagai program pembangunan pertanian digalakkan sebagai
upaya pemenuhan kebutuhan hidup manusia.
Pembangunan di sektor pertanian masih dititik beratkan pada peningkatan
produksi dan produktivitas tanaman
pangan. Berbagai program pembangunan
pertanian digalakkan melalui kegiatan penyuluhan pertanian (RKPP, 2008).
Namun, upaya pembangunan pertanian melalui peningkatan pemanfaatan potensi
alam dewasa ini telah menimbulkan masalah baru bagi kelestarian alam dan
struktur komposisi tanah (Sutanto, 2002). Inovasi pertanian organik menjadi salah
satu alternatif dalam menjawab kegagalan dari penerapan sistem pertanian
konvensional pada umumnya.
Upaya pemenuhan kebutuhan hidup manusia melalui peningkatan
pemanfaatan potensi alam dewasa ini telah menimbulkan masalah baru bagi
kelestarian alam dan struktur komposisi tanah (Sutanto, 2002). Hal ini didukung
dengan peningkatan jumlah penduduk sehingga turut mempengaruhi upaya
peningkatan produktivitas pertanian. Sektor pertanian menjadi tumpuan harapan
bagi keberlanjutan pembangunan ekonomi nasional terutama di pedesaan di masa
yang akan datang.
Perubahan iklim dan kebutuhan akan keberlanjutan energi yang menjadi
tantangan dalam produktivitas agrosistem dan persediaan bahan pangan. Oleh sebab
itu, pertanian organik menjadi sangat penting untuk menjamin generasi yang akan
datang dengan prinsip kesehatan, keadilan, lingkungan baik untuk harmonisasi
kehidupan yang menghargai keberadaan manusia dan bumi (IFOAM 2008).
1
Departemen Pertanian, 2008, Kinerja Pembangunan Sektor Pertanian, DEPTAN, Jakarta 2
Dengan demikian, pertanian organik menjadi salah satu alternatif dalam menjawab
kegagalan dari penerapan sistem pertanian konvensional pada umumnya.
Pertanian organik merupakan salah satu bagian dari pendekatan pertanian
berkelanjutan. Pertanian organik memiliki ciri khas dalam hukum dan sertifikasi,
larangan penggunaan bahan sintetik, serta pemeliharaan produktivitas tanah,
sehingga sangat aman bagi kesehatan sekaligus merupakan teknologi pertanian
yang ramah lingkungan (IFOAM, 2008). Selain itu, pertanian organik juga bernilai
tinggi secara ekonomi, sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Mengacu pada hal tersebut diatas, maka Pemerintah Kota Bogor sejak
November 2002 memfokuskan program peningkatan ketahanan pangan dan
pengembangan agribisnis melalui pembangunan budidaya pertanian organik, yang
merupakan kebijakan Pemkot Bogor berdasarkan Rencana Strategis (Renstra)
Dinas Pertanian setempat pada 2001-20052. Meskipun demikian, pertanian organik
belum dapat diterapkan sepenuhnya dalam aktivitas pertanian masyarakat. Adapun
upaya untuk menerapkan sistem pertanian organik agar dapat diterima dan dapat
membudaya dalam lingkungan dan aktivitas pertanian masyarakat pada umumnya,
sangat memerlukan upaya pemberdayaan dan partisipasi dari seluruh elemen
terutama komunitas tani yang merupakan aktor dalam melaksanakan aktivitas
pertanian. Namun, upaya untuk mewujudkan pemberdayaan dan partisipasi tidaklah
mudah untuk dilaksanakan. Terdapat banyak faktor yang harus diperhatikan, tidak
hanya faktor internal dari masyarakatnya, tetapi juga faktor eksternal masyarakat.
Selain itu, kesiapan institusi dalam mempersiapkan program juga mempengaruhi
upaya pemberdayaan tersebut seperti upaya penyadaran masyarakat terhadap
program meliputi proses inisiasi, dan sosialisasi hingga aplikasi pelaksanaan
program.
Pemberdayaan komunitas tani mutlak memerlukan perhatian dalam upaya
mewujudkan pembangunan pertanian yang berkelanjutan. Namun, proses
pemberdayaan itu sendiri tidak terlepas dari faktor-faktor dari dalam dan luar
masyarakat itu sendiri. Selain itu, ancaman ketidakberlanjutan pertanian di
pedesaan saat ini sangat tinggi, seperti masalah kepemilikan dan penguasaan lahan
2
http://pupuknpkorganiklengkap.blogspot.com/2009/11/bogor‐kembangkan‐pertanian‐
organik.html 3
serta akses komunitas tani terhadap sumberdaya pertanian, masalah posisi tawar
petani yang rendah dan beragam masalah lingkungan akibat sistem pertanian
konvensional yang sulit dipulihkan. Untuk mengatasi hal demikian, pemberdayaan
komunitas tani dalam aktivitas pertanian organik menjadi upaya yang sangat
penting untuk dilaksanakan.
1.2
Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan diatas, penelitian ini
mengkaji pemberdayaan komunitas tani dalam penerapan sistem pertanian organik
di tiga Desa Binaan BP3K UPTD Dramaga Bogor seperti di Desa Purwasari
Kecamatan Dramaga, Desa Pasir Eurih Kecamatan Tamansari, dan Desa Parakan
Kecamatan Ciomas Kabupaten Bogor dan secara spesifik penelitian ini akan
memusatkan perhatian permasalahan yang disebutkan dibawah ini:
1. Bagaimana sikap petani tentang pertanian konvensional dan kaitannya dengan
pertanian organik?
2. Bagaimana proses penerimaan petani terhadap pertanian organik?
3. Bagaimana tingkat kesiapan institusi dalam pelaksanaan proses pemberdayaan
petani terhadap program pertanian organik?
4. Bagaimana karakteristik internal individu mempengaruhi partisipasi petani
terhadap proses pemberdayaan komunitas?
5. Sejauhmana partisipasi petani dan kesiapan institusi telah memberdayakan
petani?
1.3
Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan yang telah dipaparkan di atas, maka tujuan
dilaksanakannya penelitian adalah sebagai berikut:
1. Mengidentifikasi bagaimana sikap masyarakat tentang pertanian organik dan
konvensional,
2. Mengetahui bagaimana proses penerimaan masyarakat terhadap pertanian
organik tersebut,
3. Mengetahui bagaimana tingkat kesiapan institusi dalam mensosialisasikan
pertanian organik kepada masyarakat.
4
4. Mengetahui bagaimana karakteristik internal individu petani mempengaruhi
pertisipasi petani dalam proses pemberdayaan komunitas terhadap pertanian
organik.
5. Menganalisis sejauhmana tingkat partisipasi petani dan tingkat kesiapan
institusi dalam proses penyadaran dan penerapan pertanian organik telah
memberdayakan petani.
1.4
Kegunaan Penelitian
Mengacu kepada tujuan penelitian, maka kegunaan dilaksanakannya
penelitian ini terbagi menjadi kegunaan penelitian bagi pemerintah, masyarakat
awam dan akademisi. Kegunaan penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Kegunaan Penelitian bagi Pemerintah
Penelitian ini dapat digunakan sebagai media evaluasi dan masukan bagi
pemerintah dalam menerapkan kebijakan pembangunan pertanian organik yang
berkelanjutan.
2. Kegunaan Penelitian bagi Masyarakat
Bagi masyarakat, penelitian ini dapat menambah wawasan masyarakat
mengenai pentingnya pertanian organik dan hasil positif dari penerapan
pertanian tersebut, sehingga dapat berperan aktif dalam mencoba dan
mendukung pelaksanaan sistem pertanian tersebut. Adapun, bagi komunitas
tani pada khususnya, penelitian ini diharapkan dapat memperlihatkan
bagaimana pentingnya penerapan sistem pertanian organik dalam aktivitas
pertaniannya.
3.
Kegunaan Penelitian bagi Akademisi
Bagi akademisi, khususnya yang mendalami bidang ini, diharapkan dapat
memberikan sumbangsih pemikiran, serta dapat dijadikan landasan bagi
penelitian maupun kegiatan akademis lain yang berkaitan dengan penelitian ini.
Download