URGENSI MAINTAINABILITY DALAM PEMBANGUNAN ATAU PENERAPAN SISTEM INFORMASI Dosen: Dr. Ir. Arif Imam Suroso, M.Sc Disusun oleh : Yuti Arlan P056131552.E45 PROGRAM STUDI MANAJEMEN DAN BISNIS SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR FEBRUARI 2014 KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur senantiasa dipanjatkan kepada Allah SWT. yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya kepada penulis dalam menyusun paper yang berjudul “Urgensi Maintainability Dalam Pembangunan Atau Penerapan Sistem Informasi”. Paper ini bertujuan untuk mengetahui seberapa penting maintainability suatu sistem informasi. Paper ini merupakan salah satu tugas dari mata kuliah Sistem Informasi Manajemen. Penulis menyadari masih banyaknya kekurangan dalam penulisan paper ini karena keterbatasan kemampuan dan pengetahuan penulis. Oleh karena itu, penulis memohon maaf apabila ada kesalahan dan kekurangan dalam tugas ini. Bogor, Februari 2014 Penulis i DAFTAR ISI KATA PENGANTAR..................................................................................................... i DAFTAR ISI ................................................................................................................. ii DAFTAR GAMBAR .................................................................................................... iii I. PENDAHULUAN ....................................................................................................... 1 1.1. Latar Belakang .................................................................................................... 1 1.2. Perumusan Masalah ............................................................................................. 1 1.3.Tujuan Penelitian.................................................................................................. 1 II. TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................................. 2 2.1. Sistem Informasi ................................................................................................. 2 2.2. Maintainability Sistem Informasi ......................................................................... 4 III. METODE PENELITIAN .......................................................................................... 6 3.1. Kerangka Pemikiran ............................................................................................ 6 3.2. Tahapan Penelitian.............................................................................................. 6 3.3. Metode Penelitian ............................................................................................... 6 3.3.1 Waktu Penelitian ...................................................................................... 6 3.3.2 Jenis dan Metode Pengumpulan Data ....................................................... 6 IV. PEMBAHASAN ....................................................................................................... 7 V. KESIMPULAN DAN SARAN ................................................................................... 9 5.1. Kesimpulan ........................................................................................................ 9 DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................... 10 ii DAFTAR GAMBAR No Halaman 1. Komponen sistem informasi ............................................................. 3 2. The traditional information systems development life cycle................ 4 iii I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada jaman persaingan global sekarang ini, perusahaan yang tidak memiliki daya saing akan mudah terdepak dari industri. Salah satu cara untuk menciptakan atau meningkatkan daya saing perusahaan adalah dengan cara menerapkan sistem informasi. Sistem Informasi Manajemen adalah serangkaian sub sistem informasi yang menyeluruh dan terkoordinasi dan secara rasional terpadu yang mampu mentransformasi data sehingga menjadi informasi lewat serangkaian cara guna meningkatkan produktivitas yang sesuai dengan gaya dan sifat manajer atas dasar kriteria mutu yang telah ditetapkan. Sistem informasi merupakan sistem yang menyediakan informasi bagi semua anggota organisasi kapan saja diperlukan. Sistem ini dengan bantuan teknologi informasi dapat mengambil, menyimpan, mengubah, mengolah dan mengkomunikasikan data menjadi informasi yang siap digunakan untuk pengambilan keputusan. Mengingat penerapan sistem informasi sangat penting bagi perusahaan, maka penerapan sistem informasi tersebut harus dilakukan dengan sebaik-baiknya agar dapat mencapai tujuan yang diinginkan. Dalam kasus-kasus tertentu sistem informasi yang telah diterapkan tidak dapat dipakai kembali. Sehingga maintainability sistem informasi harus diperhatikan. 1.2. Perumusan Masalah Berdasarkan pemaparan di atas, maka masalah dalam penelitian ini adalah urgensi maintainability dalam pembangunan atau penerapan sistem informasi. 1.3.Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui urgensi maintainability dalam pembangunan atau penerapan sistem informasi. 1 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sistem Informasi Sistem merupakan suatu kumpulan dari komponen atau elemen yang saling berinteraksi sehingga membentuk satu kesatuan yang saling bekerjasama untuk mencapai tujuan tertentu dengan cara menerima input dan menghasilkan output dalam proses pengolahan yang terorganisir. Sedangkan Informasi adalah data yang telah diolah menjadi bentuk yang lebih berguna dan lebih berarti bagi yang menerimanya. Informasi yang dimaksud dapat diperoleh melalui suatu sistem informasi (O’Brien dan Marakas, 2011). Sistem informasi adalah suatu sistem di dalam suatu organisasi yang mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi harian, mendukung operasi, bersifat manajerial dan kegiatan strategi dari suatu organisasi dan menyediakan pihak luar tertentu dengan laporan-laporan yang diperlukan. Tujuan dari sistem informasi itu sendiri adalah untuk menyediakan informasi untuk membantu pengambilan keputusan manajemen, untuk membantu petugas didalam melaksanakan operasi perusahaan dari hari ke hari dan menyediakan informasi yang layak untuk pemakai pihak luar perusahaan (Leitch,2004). Menurut O’Brien dan Marakas (2011), Sistem Informasi Manajemen merupakan kombinasi yang teratur antara komponen-komponennya yang mengumpulkan, merubah, dan menyebarkan informasi dalam organisasi seperti pada Gambar 1. Komponen dari sistem informasi yaitu : Orang (brainware/ people resources) Semua pihak yang bertanggung jawab dalam hal penyokong atau sponsor sistem informasi (system owner), pengguna sistem (system users), perancang sistem (system designer) dan pengembang sistem informasi (sistem development). Manusia merupakan pengguna sistem yang ada di setiap level organisasi dan pengelola sistem informasi. Orang-orang yang terlibat dalam komponen manusia dikelompokkan menurut fungsi dan keahliannya sebagai pengguna sistem informasi, yaitu sebagai pengguna (end-user) atau sebagai spesialis sistem informasi (IS Specialist). Data (data resources) Secara konseptual, data adalah deskripsi tentang benda, kejadian, aktivitas, dan transaksi yang tidak mempunyai makna dan tidak berpengaruh langsung secara langsung kepada pemakainya atau disebut juga sebagai sekumpulan fakta mentah dalam isolasi. Data merupakan komponen dasar informasi yang akan diproses lebih lanjut untuk menghasilkan keluaran 2 informasi yang dikehendaki. Data dapat berbentuk alpha numeric, teks, citra (image) dan suara (audio). Perangkat Keras (hardware resources) Meliputi semua peralatan fisik dan material yang digunakan dalam pemrosesan informasi. Peralatan ini tidak hanya berbentuk mesin seperti komputer dan perlengkapannya, tetapi juga termasuk media penyimpanan data seperti kertas hingga ke peralatan penyimpanan data digital dan perangkat keluaran. Perangkat Lunak (software resources) Merupakan kumpulan dari perintah atau fungsi yang ditulis dengan aturan tertentu untuk memerintahkan tugas tertentu dalam mengolah informasi, memungkinkan perangkat keras bisa digunakan untuk memproses data, atau sering disebut sebagai program. Konsep perangkat lunak sebenarnya tidak hanya meliputi kumpulan perintah yang disebut program, tetapi juga kumpulan perintah kerja yang diperlukan manusia yang disebut prosedur. Jaringan (network resources) Sistem penghubung yang memungkinkan suatu sumber dipakai secara bersama-sama, baik pada waktu dan tempat bersamaan ataupun berbeda. Jaringan telekomunikasi seperti internet, intranet, dan ekstranet telah menjadi bagian yang sangat penting untuk keberhasilan dalam semua jenis organisasi dan sistem informasi berbasis komputer yang dimiliki oleh organisasi tersebut. Gambar 1. Komponen sistem informasi (O’Brien dan Marakas, 2011) 3 Input. Merupakan kegiatan pengumpulan dan penyusunan bagian-bagian informasi yang akan dimasukkan dan diolah di dalam sistem. Pengolahan (processing). Merupakan kegiatan transformasi yang mengkonversi input (masukan) menjadi output (keluaran). Output. Merupakan kegiatan transfer bagian-bagian yang telah diolah untuk mencapai tujuan akhir yang diinginkan. 2.2. Maintainability Sistem Informasi Saat mengembangkan rencana strategi informasi, perusahaan tidak dapat mengelak bahwa maintenance merupakan fase yang paling lama dan paling mahal biayanya dalam systems life cycle. System maintenance merupakan hal yang harus sangat diperhatikan dalam penerapan sistem. (Pan American Health Organization, 1999) Gambar 2. The traditional information systems development life cycle (O’Brien dan Marakas, 2011) 4 Untuk lebih meningkatkan keamanan sebuah sistem informasi, sejak awal dibuat rencana penerapan sistem harus sudah dipastikan mengenai cara pengembangan dan/atau pemeliharaannya (maintenance). (Derbyshire County Council, 2013) Tujuan utama dari systems maintenance adalah untuk memperbaiki kesalahan yang ada di dalam sistem, menyediakan perubahan untuk meningkatkan performa sistem, atau untuk beradaptasi terhadap perubahan sistem operasi atau bisnis perusahaan. (O’Brien dan Marakas, 2011) 5 III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Perusahaan yang masuk ke dalam persaingan global harus dapat mempertahankan competitive advantage yang dimilikinya. Salah satu caranya adalah dengan cara menerapkan dan mengintegrasikan sistem informasi. Mengingat penerapan sistem informasi sangat penting bagi perusahaan, maka penerapan sistem informasi tersebut harus dilakukan dengan sebaik-baiknya agar dapat mencapai tujuan yang diinginkan. Dalam kasus-kasus tertentu sistem informasi yang telah diterapkan tidak dapat dipakai kembali. Sehingga maintainability sistem informasi harus diperhatikan. 3.2. Tahapan Penelitian Penelitian ini terdiri dari empat tahap penelitian, yaitu tahapan pra penelitian, pengumpulan data, analisis data, dan interpretasi hasil penelitian. Tahapan pertama dimulai dari pengidentifikasian minat penelitian, kemudian pemilihan topik dan melakukan studi pustaka untuk mencari literatur-literatur yang terkait dengan topik yang akan dipilih. Hasilnya adalah berupa topik penelitian. Langkah selanjutnya adalah berupa perumusan masalah yang nantinya menjadi tujuan penelitian. Kemudian dilanjutkan dengan membuat rancangan pengumpulan data. Tahap kedua pada penelitian ini adalah dengan melakukan studi pustaka. Data-data yang berhasil dikumpulkan kemudian dianalisis pada tahapan analisis data. Analisis data ini sesuai dengan perumusan masalah. Tahapan terakhir yaitu interpretasi hasil dari analisis data. Dari tahapan akhir ini dapat dijadikan dasar dalam membuat kesimpulan dan saran. 3.3. Metode Penelitian 3.3.1 Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan pada minggu ke-5 bulan Januari 2014 hingga minggu ke-1 bulan Februari 2014. 3.3.2 Jenis dan Metode Pengumpulan Data Jenis data yang dikumpulkan terdiri dari data sekunder yang diperoleh dari studi literatur. Studi literatur dilakukan dengan cara mempelajari dan menelaah artikel-artikel yang berhubungan dengan topik bahasan penelitian ini. 6 IV. PEMBAHASAN Maintainability dapat diartikan sebagai kemampuan sistem informasi dalam menjalani perubahan. Setelah sebuah sistem berhasil dikembangkan dan diimplementasikan, akan terdapat berbagai hal yang perlu diperbaiki berdasarkan hasil uji coba maupun evaluasi. Dalam jangka waktu tertentu, sangat mungkin sistem informasi yang telah diterapkan mengalami kerusakan, timbul bugs, ataupun perlu disempurnakan kembali. Oleh karena itu, sangat penting diterapkannya maintenance (pemeliharaan) sistem. Ada 4 (empat) jenis pemeliharaan sistem, yaitu: a. Corrective Maintenance Aktivitas ini fokus pada memperbaiki bugs dan kesalahan logika sistem yang tidak terdeteksi saat periode pengujian sistem. b. Adaptive maintenance Aktivitas memodifikasi sistem yang telah ada atau menambah fungsi baru untuk mengakomodasi perubahan yang ada di dalam bisnis maupun operasi perusahaan. c. Perfective maintenance Aktivitas merubah sistem yang telah ada untuk meningkatkan performa maupun tampilan sistem. Maintenance ini dilakukan pada situasi perluasan fungsi original sistem atau dapat disebut sebagai kebutuhan non fungsional. Umumnya disebabkan oleh pengguna (user) yang menginginkan tambahan dari sistem untuk memenuhi harapannya. d. Preventive maintenance Berupa aktivitas yang dilakukan untuk mengurangi kemungkinan terjadinya kesalahan sistem maupun aktivitas untuk memperpanjang masa pemakaian sistem. Preventive maintenance sering menjadi pilihan pemeliharaan yang paling akhir. Walaupun sebenarnya bentuk maintenance ini merupakan hal yang vital bagi organisasi untuk menyadari nilai investasi sistem informasi yang diterapkan. Maintenance ini dapat membuat lebih mudah dalam hal perbaikan, adaptasi dan pemenuhan. Tanpa peningkatan fungsional dari sistem dapat menimbulkan kondisi tidak efisien. Bentuk maintenance ini dapat disebut software re-engineering. Karakteristik pemeliharaan (maintenance) dapat dibedakan menjadi dua, yaitu pemeliharan terstruktur dan tidak terstruktur, serta biaya pemeliharaan. Pemeliharaan terstruktur dimulai dari permintaan akan pemeliharaan dan menentukan konfigurasi dari sistem yang akan diadakan pemeliharaan. Setelah itu, dilakukan evaluasi perancangan dan menentukan rencana pendekatan yang akan digunakan untuk melakukan pemeliharaan. Kemudian dilanjutkan dengan melakukan modifikasi perancangan dan penulisan ulang program. Langkah akhir dari pemeliharaan terstruktur adalah mereview program yang telah ditulis, jika 7 diterima maka tugas pemeliharaan telah selesai dilakukan. Sedangkan jika konfigurasi merupakan program permodul, maka kegiatan yang dilakukan adalah evaluasi program. Ketika diperlukan modifikasi yang cukup besar, maka tindakan yang diambil adalah pembuatan ulang yang dilanjutkan dengan review hasil. Jika hasil akhir memenuhi kriteria, maka sistem telah siap. Pada pemeliharaan tidak terstuktur, hal yang harus diperhatikan adalah bahwa pada pemeliharaan ini tidak mempunyai dokumentasi yang baik, tidak menggunakan metodologi perancangan, dan tidak melakukan langkah pemeliharan seperti yang dilakukan pada pemeliharaan terstruktur. Ada 3 alasan yang mendasari pentingnya pemeliharaan sistem, yaitu: a. Memperbaiki Kesalahan (Correcting Errors) Maintenance dilakukan untuk mengatasi kegagalan dan permasalahan yang muncul saat sistem dioperasikan. Sebagai contoh, maintenace dapat digunakan untuk mengungkapkan kesalahan pemrograman (bugs) atau kelemahan selama proses pengembangan yang tidak terdeteksi dalam pengujian sistem, sehingga kesalahan tersebut dapat diperbaiki. b. Menjamin dan Meningkatkan Kinerja Sistem (Feedback Mechanism) Kajian pasca implementasi sistem merupakan salah satu aktivitas maintenance yang meliputi tinjauan sistem secara periodik. Tinjauan periodik atau audit sistem dilakukan untuk menjamin sistem berjalan dengan baik, dengan cara memonitor sistem secara terus-menerus terhadap potensi masalah atau perlunya perubahan terhadap sistem. Sebagai contoh, saat user menemukan errors pada saat sistem digunakan, maka user dapat memberi umpan balik atau feedback kepada spesialis informasi guna meningkatkan kinerja sistem. Hal ini yang menjadikan system maintenance perlu dilakukan secara berkala, karena system maintenance akan senantiasa memastikan sistem baru yang diimplementasikan berjalan dengan baik dan sesuai dengan tujuan penggunaanya melalui mekanisme umpan balik. c. Menjaga Kemutakhiran Sistem (System Update) Selain sebagai proses perbaikan kesalahan dan kajian pasca implementasi, system maintenance juga meliputi proses modifikasi terhadap sistem yang telah dibangun karena adanya perubahan dalam organisasi atau lingkungan bisnis. Sehingga, system maintenance menjaga kemutakhiran sistem (system update) melalui modifikasi-modifikasi sistem yang dilakukan. 8 V. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Maintainability suatu sistem informasi sangatlah penting bagi perusahaan. Tujuan system maintenance adalah untuk memperbaiki kesalahan (correcting errors), menjamin dan meningkatkan kinerja sistem (feedback mechanism), dan menjaga kemutakhiran sistem (system update). 9 DAFTAR PUSTAKA Derbyshire County Council. 2013. Information Systems Development and Maintenance Procedures. Version 4. Information Security Document. Derbyshire: Derbyshire County Council. Leitch, R. A. 2004. The Chiropractic Theories: A Textbook of Scientific Research. New Jersey: Lippincott Williams and Wilkins. O’Brien, James A. & George M. Marakas. 2011. Management Information System. Tenth Edition. New York: Mc.Graw-Hill Companies. Pan American Health Organization (PAHO). 1999. Setting Up Healthcare Services Information Systems: A Guide for Requirement Analysis, Application Specification, and Procurement. Washington DC: PAHO. 10