PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PENGARUH PERAYAAN EKARISTI TERHADAP KETERLIBATAN UMAT DALAM HIDUP MENGGEREJA DI STASI PUSAT PAROKI SALIB SUCI NANGA TEBIDAH KALIMANTAN BARAT SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Agama Katolik Oleh: Lilis Suriyani NIM: 111124011 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2017 i PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PERSEMBAHAN Skripsi ini saya persembahkan kepada: Kedua orang tua saya (Sadi Markus dan Martha Aisyah) Abang (Gervasius Doni Susanto) Kakak (Srihartati dan Mimilia Sulastri) yang tiada henti-hentinya telah memberi doa, kasih sayang, semangat dan motivasi dalam usaha dan perjuangan untuk menyelesaikan studi. dan umat di Stasi Pusat Paroki Salib Suci Nanga Tebidah serta teman-teman yang selalu memberi dukungan, dan perhatian. iv PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI MOTTO Marilah kepada-Ku semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu (Matius 11:28) Ia membuat segala sesuatu indah pada waktunya. Bahkan Ia memberi kekekalan dalam hati mereka. Tetapi manusia tidak dapat menyelami pekerjaan yang dilakukan Allah dari awal sampai akhir (Pengkhotbah 3:11) v PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI ABSTRAK Judul skripsi ini adalah “PENGARUH PERAYAAN EKARISTI TERHADAP KETERLIBATAN UMAT DALAM HIDUP MENGGEREJA DI STASI PUSAT PAROKI SALIB SUCI NANGA TEBIDAH KALIMANTAN BARAT”. Judul ini dipilih berdasarkan pengamatan dan permasalahan yang penulis temukan mengenai umat yang ada di Stasi Pusat Paroki Salib Suci. Sejauh ini umat kurang memahami dan menyadari dalam mengikuti Perayaan Ekaristi. Ekaristi yang mereka rayakan sangat berpengaruh terhadap keterlibatan dalam hidup menggereja dan melalui Ekaristi mereka mampu merasakan kehadiran Yesus sang sumber cinta kasih. Mengikuti Perayaan Ekaristi maupun terlibat dalam kegiatan di gereja merupakan hal yang sangat penting bagi mereka untuk perkembangan hidup sebagai umat katolik. Melalui Ekaristi Yesus hadir sebagai sumber cinta kasih yang memberi semangat dan motivasi yang akhirnya mereka semakin sadar untuk mengikuti Perayaan Ekaristi dan terlibat dalam hidup menggereja. Persoalan dalam skripsi ini yaitu bagaimana umat memahami dan sadar akan pentingnya Perayaan Ekaristi, bagaimana caranya supaya umat mau ikut terlibat aktif dalam berbagai kegiatan yang ada. Untuk mengkaji permasalahan ini maka penulis melakukan penelitian. Penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif dengan mewawancarai anggota DPP dan ketua lingkungan dengan purposive sampel. Dari hasil penelitian ditemukan bahwa Perayaan Ekaristi yang umat rayakan berpengaruh terhadap keterlibatan dalam kegiatan di gereja. Oleh sebab itu, maka penulis mengusulkan program model SCP sebagai salah satu wadah untuk membantu umat memahami Perayaan Ekaristi melalui sharing pengalaman masing-masing dan meningkatkan keterlibatan umat di Stasi Pusat Paroki Salib Suci. Melalui usulan program ini, diharapkan umat semakin memahami dan sadar akan pentingnya merayakan Perayaan Ekaristi sehingga memberi pengaruh akan keterlibatan umat di gereja sebagai hidup menggereja. viii PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI ABSTRACT The title of this undergraduate thesis is “THE INFLUENCE OF THE EUCHARIST TO WARDS THE INVOLVEMENT OF THE PEOPLE IN THE LIFE IN OF THE CHURCH IN CENTER REGION OF THE HOLY CROSS PARISH NANGA TEBIDAH WEST KALIMANTAN”. The title was chosen based on observation and issues that the author found about people who are in the parish of Holy Cross Center of Region. So far the people are less understanding and realized in following the celebration of the Eucharist as far as where the Eucharist is very influential with the involvement in the life of the Church, and through the Eucharist they are able to feel the presence of Jesus the source of love. Following the celebration of the Eucharist as well as engaging in activities in the Church is very important to them for the development of life as Catholics. Through the Eucharist Jesus is present as a source of love that gives spirit and motivation that ultimately they are increasingly aware to follow the celebration of the Eucharist and is involved in Church. The issue in this undergraduate thesis is how people understand and are aware of the importance of the Eucharist, how people want to get involved actively in various activities.To examine this problem the author did some research. The study used qualitative research by interviewing the members of the DPP and the Chairman of the region with the purposive sample. From the results of the study the author found that the faithful who celebrate the Eucharist have effect on their engagement in activities in the Church. Therefore, the author makes a proposal for a programme of Shared Christian Praxis to help people to understand the Eucharist through sharing the experiences of each catechesis and to increase the involvement of the people of Center Region in the parish of the Holy Cross. Through this programme, it is expected to increasingly understand and being aware of the importance of celebrating the Eucharist as well as their involvement in the Church. ix PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI KATA PENGANTAR Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmat-Nya yang telah dicurahkan kepada penulis, sehingga skripsi yang berjudul PENGARUH PERAYAAN EKARISTI TERHADAP KETERLIBATAN UMAT DALAM HIDUP MENGGEREJA DI STASI PUSAT PAROKI SALIB SUCI NANGA TEBIDAH KALIMANTAN BARAT dapat terselesaikan. Penyusunan skripsi ini guna memberikan gagasan, wawasan dan inspirasi untuk mengembangkan pengetahuan dan pemahaman terhadap Perayaan Ekaristi dan Keterlibatan umat dalam hidup menggereja khususnya umat yang ada di Stasi Pusat Paroki Salib Suci Nanga Tebidah Kalimantan Barat dan sekaligus untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Dalam penyusunan skripsi ini, penulis tidak dapat diselesaikan dengan baik tanpa bantuan, dukungan dan motivasi dari berbagai pihak. Oleh sebab itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1. Romo Drs. F.X. Heryatno W.W. SJ., M.Ed. selaku Kaprodi Pendidikan Agama Katolik, Universitas Sanata Dharma yang telah memberi kesempatan dan dukungan untuk menyelesaikan skripsi ini. x PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 2. Romo Dr. B. Agus Rukiyanto, S.J, selaku dosen pembimbing utama yang selama ini telah membimbing, mengarahkan dan mendukung penulis dalam penyusunan skripsi dari awal hingga akhir. 3. Bapak Yoseph Kristianto, SFK, M.Pd., selaku dosen pembimbing akademik, dosen penelitian dan dosen penguji II yang telah meluangkan banyak waktu untuk membimbing, memberi semangat dan dukungan kepada penulis. 4. Bapak P. Banyu Dewa HS, S.Ag., M.Si selaku dosen penguji III yang bersedia meluangkan waktu untuk memberi masukan dan dukungan kepada penulis. 5. Para dosen dan staf karyawan prodi Pendidikan Agama Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang selama ini telah memberi semangat dan dukungan kepada penulis selama berposes dalam studi. 6. Romo Markus Suwito, Pr selaku Romo Paroki di Stasi Pusat Paroki Salib Suci Nanga Tebidah Kalimantan Barat yang telah memberi dukungan dan kesempatan kepada penulis untuk melakukan penelitian. 7. Orangtua, kakak serta keluarga besar penulis yang selama ini mendukung, mendoakan dan memotivasi kepada penulis selama menjalani studi sampai akhirnya menyelesaikan skripsi. xi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL……………………………………………………………... i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING………………………………... ii HALAMAN PENGESAHAN…………………………………………………… iii HALAMAN PERSEMBAHAN…………………………………………………. iv MOTTO…………………………………………………………………………... v PERNYATAAN KEASLIAN KARYA………………………………………… vi PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI.................................................. vii ABSTRAK………………………………………………………………………... viii ABSTRACT………………………………………………............................................... ix KATA PENGANTAR…………………………………………………………… x DAFTAR ISI……………………………………………………………………... xiii DAFTAR SINGKATAN........................................................................................ xvii BAB I. PENDAHULUAN……………………………………………………….. 1 A. Latar Belakang…………………………………………………………….. 1 B. Rumusan Masalah………………………………………………………..... 3 C. Tujuan Penulisan…………………………………………………………... 3 D. Manfaat Penulisan…………………………………………………………. 4 E. Metode Penulisan………………………………………………………….. 4 F. Sistematika Penulisan……………………………………………………... 5 BAB II. PERAYAAN EKARISTI DAN KETERLIBATAN UMAT DALAM HIDUP MENGGEREJA DI STASI PUSAT PAROKI SALIB SUCI NANGA TEBIDAH KALIMANTAN BARAT..................................... 7 A. Pengertian Perayaan Ekaristi………………………………………............ 7 1. Pengertian Perayaan Ekaristi................................................................... 7 2. Pengertian Perayaan Ekaristi dalam Tradisi Gereja…………………..... 9 xiii PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI a. Dasar Ekaristi dalam Gereja Perdana………………………............ 9 b. Dasar Ekaristi dalam Konsili Trente………………………….......... 10 c. Dasar Ekaristi dalam Konsili Vatikan II........................................... 11 3. Ekaristi berdasarkan dimensi Kristologi.................................................. 11 a. Ekaristi sebagai Kurban..................................................................... 12 b. Ekaristi sebagai Perayaan Kenangan................................................. 12 c. Ekaristi sebagai Sakramen................................................................. 13 d. Ekaristi sebagai Perjamuan................................................................ 14 4. Ekaristi dimensi Eskatologi...................................................................... 14 5. Ekaristi dimensi Eklesiologi..................................................................... 15 a. Ekaristi sebagai Perayaan Gereja....................................................... 16 b. Ekaristi sebagai Pusat Liturgi............................................................ 16 c. Ekaristi sebagai Perutusan................................................................. 16 6. Tata Perayaan Ekaristi.............................................................................. 17 B. Keterlibatan umat dalam hidup menggereja.................................................. 19 1. Pengertian Ketelibatan umat…………………………………………... 19 2. Macam-macam Keterlibatan dalam hidup menggereja........................... 21 a. Bidang Liturgia…………………………………………………….. 21 b. Bidang Koinonia……………………………………………............ 22 c. Bidang Diakonia………………………………………………........ 23 d. Bidang Kerygma……………………………………….................... 24 BAB III. KETERLIBATAN UMAT DALAM HIDUP MENGGEREJA DI STASI PUSAT PAROKI SALIB SUCI NANGA TEBIDAH KALIMANTAN BARAT...................................................................... 25 A. Gambaran umum Paroki Salib Suci Nanga Tebidah.................................... 25 1. Sejarah singkat berdirinya Paroki Salib Suci Nanga Tebidah................. 25 2. Visi-Misi Paroki Salib Salib Suci Nanga Tebidah................................... 27 xiv PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 3. Kegiatan-kegiatan umat dalam hidup menggereja di stasi pusat paroki Salib Suci Nanga Tebidah............................................................ 28 B. Metode Penelitian……………………………………………………......... 29 1. Latar Belakang Penelitian……………………………………………... 29 2. Rumusan Permasalahan……………………………………................. 30 3. Tujuan Penelitian..................................................................................... 31 4. Jenis Penelitian........................................................................................ 31 5. Waktu dan Tempat Penelitian................................................................. 32 6. Narasumber Penelitian............................................................................ 32 7. Instrumen Pengumpulan Data……………………………………......... 32 8. Pengolahan Data...................................................................................... 34 9. Analisis Data........................................................................................... 34 10. Variabel Penelitian................................................................................. 34 C. Laporan Hasil Penelitian Keterlibatan umat dalam hidup menggereja di Stasi Pusat Paroki Salib Suci Nanga Tebidah Kalimantan Barat................. 35 1. Laporan Hasil Wawancara……………………….................................. 36 2. Laporan Hasil Observasi Langsung…………………............................ 54 BAB IV. KATEKESE MODEL SCP SEBAGAI USULAN PROGRAM USAHA UNTUK MENINGKATKAN KESADARAN DALAM MENGIKUTI PERAYAAN EKARISTI TERHADAP KETERLIBATAN UMAT DALAM HIDUP MENGGEREJA DI STASI PUSAT PAROKI SALIB SUCI NANGA TEBIDAH KALIMANTAN BARAT.................................................................... 57 A. Latar Belakang Kegiatan………………………………………………....... 57 B. Alasan Memilih katekese model SCP........................................................... 58 C. Katekese Model SCP.................................................................................... 59 1. Pengertian SCP....................................................................................... 59 2. Langkah-langkah Katekese Model SCP………………………............. 59 D. Rumusan Tema dan Tujuan………………………………………….......... 63 xv PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI E. Waktu Pelaksanaan…………………….…............................................... 64 F. Matriks Program Katekese Model SCP ………………………................... 65 G. Contoh Persiapan Pelaksanaan Katekese Model SCP.................................. 67 BAB V. PENUTUP…………………………………………................................. 78 A. Kesimpulan………………………………………………………………... 78 B. Saran………………………………………………………………………. 79 1. Bagi Stasi Pusat Paroki Salib Suci Nanga Tebidah................................. 80 2. Bagi umat................................................................................................. 80 3. Bagi katekese model SCP........................................................................ 81 DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………...... 82 LAMPIRAN Lampiran 1 : Surat Izin Penelitian…………………………………........................ (1) Lampiran 2 : Surat telah melakukan penelitian........................................................ (2) Lampiran 3 : Transkrip hasil wawancara………………………………................. (3) Lampiran 4 : Dokumentasi penelitian wawancara................................................... (12) Lampiran 5 : Dokumentasi kegiatan umat............................................................... (14) Lampiran 6 : Cerita tentang Mujizat Ekaristi di Luciano........................................ (17) Lampiran 7 : Bacaan Kitab Suci.............................................................................. (18) Lampiran 8 : Lagu Pembukaan................................................................................ (19) Lampiran 9 : Lagu Penutup..................................................................................... (20) xvi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI DAFTAR SINGKATAN A. Singkatan Kitab Suci Luk : Lukas 1Kor : 1 Korintus Yoh : Yohanes B. Daftar Singkatan Dokumen Resmi Gereja AG : Ad Gentes, Dekrit Konsili Vatikan II tentang kegiatan Misioner Gereja, diterbitkan pada 7 Desember 1965 LG : Lumen Gentium, Konstitusi dogmatis Konsili Vatikan II tentang Gereja, diterbitkan pada 21 November 1964 SC : Sacrosanctum Concilium, Konstitusi Konsili Vatikan II tentang Liturgi Suci, diterbitkan pada 4 Desember 1965 GS : Gaudium et Spes, Konstitusi Pastoral Konsili Vatikan II tentang Gereja dalam dunia Modern, diterbitkan pada 7 Desember 1965. xvii PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI KGK : Katekismus Gereja Katolik, diundangkan oleh Paus Paulus Yohanes ke II pada tanggal 25 Juni 1992. C. Daftar Singkatan Lainnya Art : Artikel Bdk : Bandingkan OMK : Orang Muda Katolik BKSN : Bulan Kitab Suci Nasional PIA : Pembinaan Iman Anak KMPK : Kumpulan Muda-Mudi Pelajar Katolik KS : Kitab Suci KPP : Kursus Persiapan Perkawinan DPP : Dewan Pastoral Paroki APP : Aksi Puasa Pembangunan SEKAMI : Serikat Kepausan Anak Misioner TPE : Tata Perayaan Ekaristi xviii PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI KWI : Konferensi Waligereja Indonesia KOMKAT : Komisi Kateketik KLMTD : Kelompok Lemah Miskin Tertindas Difabel SDN : Sekolah Dasar Negeri KK : Kepala Keluarga Lingk : Lingkungan St : Santo/Santa Dll : Dan lain-lain WKRI : Wanita Katolik Republik Indonesia SCP : Shared Christian Praxis xix PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perayaan Ekaristi sebagai sumber dan puncak seluruh hidup umat Kristiani (LG 11), memberi makna terdalam bagi kehidupan seluruh umat beriman. Sejak Gereja perdana merayakan Ekaristi menjadi pusat seluruh kehidupan umat beriman Kristiani. Umat perdana tekun merayakan peristiwa keselamatan dalam perjamuan makan bersama dan Peristiwa Pemecahan Roti. Ekaristi sebagai Perayaan Iman mengajak seluruh umat katolik untuk ikut berpartisipasi aktif dalam Perayaan Ekaristi. Ekaristi sebagai puncak kehidupan umat seharusnya terlihat fungsinya dalam kehidupan sehari-hari terutama dalam hal ini keterlibatan umat dalam menggereja. Ekaristi yang menjadi sumber kehidupan umat beriman memberikan kekuatan pada umat untuk menghadapi segala tantangan kehidupan dan mewartakan Kabar Gembira. Dengan demikian seharusnya mereka yang menerima Ekaristi suci tidak lari dari segala tugas dalam Gereja maupun dalam masyarakat. Dalam kehidupan sebagai umat beriman Katolik, umat diharapkan mau mengambil bagian dalam tugas perutusan Yesus Kristus sebagai Imam, Nabi dan Raja seperti yang dikatakan Konsili Vatikan II “umat beriman kristiani, yang berkat baptis telah menjadi anggota Tubuh Kristus, terhimpun menjadi umat Allah, dengan cara mereka sendiri ikut mengemban tugas imamat, kenabian dan rajawi Kristus” (LG 31). Melalui tugas perutusan ini, umat dipanggil untuk ikut PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 2 ambil bagian dalam tugas-tugas gerejawi, yaitu aneka kegiatan yang lebih mengarah pada kehidupan dan perkembangan internal Gereja itu sendiri. (Prasetya, 2003:40-41). Namun dengan melihat perkembangan dunia yang semakin modern, dengan segala tuntutannya membawa orang pada sebuah pilihan hidup. Terkadang karena kelemahan pribadi lalu orang tidak mampu membuat suatu keputusan. Dengan kesibukan segala pekerjaan yang dilakukan setiap harinya membuat orang sulit untuk ambil bagian dalam tugas dan membagikan waktu yang begitu padat. Persoalan seperti ini sangat tampak ketika orang mencoba untuk terlibat dalam Perayaan Ekaristi di gereja kesulitan dalam menciptakan keheningan batin. Keprihatinan ini sama juga seperti yang dialami oleh umat yang ada di Stasi pusat Paroki Salib Suci Nanga Tebidah Kalimantan Barat. Para umat sebagian yang ada di stasi pusat Paroki Salib Suci Nanga Tebidah kurang sadar untuk terlibat dalam Perayaan Ekaristi. Ada umat sebagian dalam mengikuti Perayaan Ekaristi hanya sebagai rutinitas saja, tuntutan hidup yang selalu banyak menyita waktu yang selalu dijadikan alasan. Banyak kesibukan dalam mengurus hidup berumahtangga maupun kesibukan yang lainnya membuat umat tidak bisa konsentrasi dalam mengikuti Perayaan Ekaristi karena disisi lain orang masih memikirkan pekerjaan rumah yang harus diselesaikan. Hati dan pikiran lebih tertuju pada tugas yang mau dijalankan pada hari itu. Dengan melihat kenyataan di atas yang sedang dihadapi oleh kedewasaan iman umat kristiani saat ini, bahwa Gereja sadar akan pentingnya mencari sebuah solusi untuk mengatasi segala permasalahan yang sedang dihadapi, Gereja sadar PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 3 bahwa umat menjadi tonggak bagi Gereja dan masyarakat sekarang ini. Gereja juga melihat bahwa pada saat ini dengan keterlibatan umat menjadi sebuah perkembangan iman umat untuk Gereja yang akan datang dan menjadi sebuah tanggungjawab bersama umat, maka penulis mencoba untuk mendalami penulisan ini dengan judul : Pengaruh Perayaan Ekaristi terhadap keterlibatan umat dalam hidup menggereja di Stasi Pusat Paroki Salib Suci Nanga Tebidah Kalimantan Barat. Tulisan ini dimaksudkan untuk membantu umat di Stasi Pusat Paroki Salib Suci Nanga Tebidah agar semakin sadar dan mampu menghayati makna perayaan Ekaristi dengan meningkatkan keterlibatan umat dalam hidup menggereja sebagai umat yang aktif ikut ambil bagian di dalam tugas Gereja. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka masalah-masalah yang akan dibahas dirumuskan sebagai berikut: 1. Apa arti perayaan Ekaristi? 2. Apa yang dimaksud dengan keterlibatan umat dalam hidup menggereja? 3. Apa Pengaruh Perayaan Ekaristi terhadap keterlibatan umat dalam hidup menggereja di Stasi Pusat Paroki Salib Suci Nanga Tebidah Kalimantan Barat? C. Tujuan Penulisan Adapun tujuan yang hendak dicapai dalam proses penulisan ini adalah sebagai berikut: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 4 1. Untuk memahami arti dari Perayaan Ekaristi. 2. Untuk mengetahui keterlibatan umat dalam hidup menggereja. 3. Mengetahui sejauh mana Pengaruh Perayaan Ekaristi terhadap keterlibatan umat dalam hidup menggereja di Stasi Pusat Paroki Salib Suci Nanga Tebidah Kalimantan Barat. D. Manfaat Penulisan Adapun manfaat penulisan “Pengaruh Perayaan Ekaristi terhadap keterlibatan umat dalam hidup menggereja di Stasi Pusat Paroki Salib Suci Nanga Tebidah Kalimantan Barat sebagai berikut: 1. Membantu umat untuk lebih memahami arti Perayaan Ekaristi. 2. Membantu umat dalam usaha meningkatkan keterlibatannya melalui Perayaan Ekaristi di gereja. 3. Memberi sumbangan kepada umat agar mampu melibatkan diri dalam perayaan Ekaristi di gereja Stasi Pusat Paroki Salib Suci Nanga Tebidah Kalimantan Barat. E. Metode Penulisan Dalam penulisan ini menggunakan metode deskriptif analitis. Untuk menulis skripsi ini penulis menggunakan metode penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif terdiri atas dua unsur pokok yakni penulis menggunakan studi pustaka dan wawancara bersama para umat dengan panduan beberapa pertanyaan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 5 penuntun yang bertujuan untuk memperoleh gambaran nyata tentang “Bagaimana Pengaruh Perayaan Ekaristi terhadap keterlibatan umat dalam hidup menggereja di Stasi Pusat Paroki Salib Suci Nanga Tebidah Kalimantan Barat”. Tujuan utama metode penulisan ini terletak pada usaha untuk menggambarkan dan mengungkapkan keterlibatan umat dalam mengikuti Perayaan Ekaristi, kedua adalah untuk menjelaskan apa yang menjadi temuan penulis mengenai keterlibatan umat dalam Perayaan Ekaristi di lapangan. Ada dua prinsip berkenaan dengan pengumpulan dan penggunaan data yang dipakai oleh penulis yakni, pertama: penggunaan multi sumber; kedua: menggunakan metode penelitian kualitatif. Sehubungan dengan itu empat sumber data yang akan dipakai penulis dalam penelitian ini yakni: pertama dokumentasi, kedua: studi dokumen, ketiga wawancara, keempat observasi. F. Sistematika Penulisan BAB I: Diawali dengan pendahuluan yang meliputi latar belakang penulisan, rumusan masalah, tujuan penulisan, manfaat penulisan, metode penulisan. BAB II: Membahas seputar teori yang mengupas tentang Perayaan Ekaristi dalam Gereja, meliputi Pengertian Perayaan Ekaristi, Ekaristi dalam Tradisi Gereja, Ekaristi berdasarkan dimensi Kristologi, Ekaristi berdasarkan dimensi Eskatologi, Ekaristi berdasarkan dimensi Eklesiologi dan Tata Perayaan Ekaristi dalam Gereja. Dalam bab ini pula, akan dibahas teori seputar keterlibatan umat PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 6 dalam Perayaan Ekaristi serta macam-macam keterlibatan umat dalam hidup menggereja. BAB III: Bab ini penulis akan membahas penelitian tentang pengaruh Perayaan Ekaristi terhadap keterlibatan umat dalam hidup menggereja yang meliputi: latar belakang penelitian, rumusan permasalahan, tujuan penelitian, jenis penelitian, instrumen pengumpulan data, pengolahan data, analisis data, variabel penelitian, laporan hasil penelitian, dan pembahasan hasil penelitian. BAB IV: Bab ini memaparkan usulan program bagi umat di Stasi Pusat Paroki Salib Suci Nanga Tebidah Kalimantan Barat. Penulis menyampaikan sumbangan pemikiran mengenai program yang akan dilaksanakan untuk meningkatkan kesadaran umat dalam mengikuti Perayaan Ekaristi dan keterlibatan umat dalam hidup menggereja. BAB V: Penutup yang mengemukakan kesimpulan dan saran. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI BAB II PERAYAAN EKARISTI DAN KETERLIBATAN UMAT DALAM HIDUP MENGGEREJA DI STASI PUSAT PAROKI SALIB SUCI NANGA TEBIDAH KALIMANTAN BARAT Pada Bab ini, penulis akan memaparkan tentang Perayaan Ekaristi dan keterlibatan umat di Stasi Pusat Paroki Salib Suci Nanga Tebidah Kalimantan Barat yang meliputi beberapa bagian yaitu pertama menjelaskan Perayaan Ekaristi yang meliputi pengertian Perayaan Ekaristi, Ekaristi dalam Tradisi Gereja, Ekaristi berdasarkan dimensi Kristologi, Ekaristi berdasarkan dimensi Eskatologi Ekaristi berdasarkan dimensi Eklesiologi dan Tata Perayaan Ekaristi. Pada bagian kedua menjelaskan keterlibatan umat dalam Perayaan Ekaristi dan macam-macam keterlibatan umat dalam hidup menggereja. A. Perayaan Ekaristi 1. Pengertian Perayaan Ekaristi Ekaristi berasal dari kata yang berasal dari akar kata Eucharistia yakni yang berarti Pujian Syukur dan permohonan atas karya penyelamatan dari Allah. Dalam tradisi Yahudi, khususnya dalam Perayaan Paskah bahwa pada malam terakhir Yesus mengadakan perjamuan malam bersama para murid-murid-Nya yang memberikan makna baru dalam perayaan paskah itu sendiri (Prasetya, 2008:12). Yohanes Paulus II yang terdapat dalam dokumen Ecclesia De Eucharistia bahwa Ekaristi yang berarti puji syukur. Ekaristi berarti pusat dan puncak seluruh hidup Kristiani yang mengarah pada peristiwa wafat dan kebangkitan Yesus PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 8 Kristus atau Misteri Paskah. Dengan pujian syukur itu, Gereja mengenangkan (yang artinya: menghadirkan) misteri penebusan Kristus itu sekarang ini dan di sini. Oleh sebab itu maka Ekaristi dapat dipahami sebagai suatu peristiwa di mana seseorang dapat mengucap syukur atas seluruh hidupnya. Ekaristi yang dimaksudkan di atas ialah sumber dan puncak seluruh hidup Kristiani demi mengenang kembali Peristiwa wafat dan kebangkitan Kristus dalam Misteri Paskah. Bagi Umat kristiani, kata Ekaristi mengungkapkan pujian syukur atas karya penyelamatan Allah yang terlaksana melalui Yesus Kristus sebagaimana berpuncak pada peristiwa sengsara, wafat dan kebangkitan Yesus Kristus. Dengan pujian syukur itu, Gereja mengenangkan atau menghadirkan kembali misteri penebusan Kristus di atas kayu salib (Martasudjita, 2003: 28). Dalam Dokumen Konsili Vatikan II SC art. 47 bahwa Ekaristi sebagai perjamuan Paskah di mana sebelum Yesus di serahkan untuk di salib, bersama para murid-Nya mengadakan perjamuan malam terakhir sebagai lambang akan cinta kasih, kesatuan dan ikatan cinta kasih kepada murid-murid-Nya yang setia bersama Yesus. Perjamuan Kristus yang diadakan dan disambut dengan jiwa yang penuh rahmat. Dan Ekaristi juga menjadi puncak seluruh hidup umat Kristiani yang ikut serta merayakannya. (LG art. 11) Dalam Ekaristi juga tercakup seluruh kekayaan Gereja, yakni Kristus sendiri, Paska kita (Presbyterorum Ordinis, Dekrit Konsili Vatikan II tentang kehidupan Para Iman/PO 5). bdk KGK (KGK) art 1324. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 9 Dari beberapa pengertian diatas bahwa sakramen Ekaristi adalah sebuah perayaan syukur dan sumber puncak seluruh kehidupan umat Kristiani. Sakramen Ekaristi adalah sumber cinta kasih, kesatuan dan ikatan cinta kasih dengan Yesus Kristus dengan berpuncak pada kurban salib-Nya. Dalam perayaan Ekaristi juga kita mengenang kembali akan penderitaan Yesus sebelum disalibkan untuk menyelamatankan seluruh umat Kristiani yang beriman. Selain itu juga melalui perayaan Ekaristi dalam Tubuh dan Darah Kristus yang kita santap memohon agar kehadiran Kristus senantiasa menyertai hidup kita. Yang menjadi hal terpenting di sini bahwa kita diajak untuk selalu mengenang kembali akan peristiwa penyelamatan melalui perayaan Ekaristi dan ikut serta ambil bagian di dalamnnya. 2. Ekaristi dalam Tradisi Gereja a. Dasar Ekaristi dalam Gereja Perdana Sejak awal mula dalam gereja, dasar Perayaan Ekaristi terdiri atas Liturgi Perayaan Sabda Liturgi Perayaan Ekaristi. Terbukti yang disampaikan oleh Yustinus Martir pada abad ke II. Dengan Liturgi Sabda umat yang hadir untuk merayakan Ekaristi sungguh merasakan keheningan batin dan merasakan kehadiran Tuhan lewat sabda Tuhan dan lewat nyanyian serta mengimani Yesus Kristus dalam setiap doa-doa. Liturgi Ekaristi tidak terlepas dengan adanya Liturgi Sabda yang membawa perkembangan bagi Liturgi Perayaan Ekaristi itu sendiri. Sedangkan Liturgi Perayaan Ekaristi ialah umat yang turut menghadirkan Kristus yang telah mengurbankan diri dan memberikan keselamatan dengan menyambut Tubuh dan Darah Kristus (Martasudjita, 2003: 281-282). PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 10 Bapa-Bapa Gereja juga menekankan pada Ekaristi yaitu masalah realis praesentia bahwa sabda Kristus yang menyebabkan suatu perubahan (consecration, mutation) dari roti dan anggur menjadi Tubuh dan Darah Kristus. Pada abad pertengahan zaman Skolastik, Ekaristi terus menerus diperdalam dan diperkaya dengan berbagai macam pemikiran. Mengenai ajaran tentang realis praesentia diperjelas dengan baik oleh Thomas Aquinas yang dituangkan dalam bukunya Summa Theologiae yaitu Ekaristi menjadi puncak seluruh hidup iman umat dan Allah selalu hadir di tengah-tengah umat (Martasudjita, 2003: 283-287). b. Dasar Ekaristi dalam Konsili Trente Konsili Trente yang diadakan pada abad ke-XVI untuk menanggapi ajaran Reformasi dengan membicarakan tentang Ekaristi yang bergejolak karena para kaum reformator lebih menekankan sifat simbolis dari kehadiran Kristus dalam Ekaristi, sifat perjamuan dari Ekaristi dan menolak sifat korban dari misa kudus. Pada sidang yang ke-13 pada tahun 1551 yaitu mengesahkan dekrit mengenai realis prasentia (DS 1635-1661), yang berisi dengan ajaran bahwa kehadiran Kristus yang sungguh-sungguh real dan nyata dalam Ekaristi, dan juga ajaran transsubstantiatio. Sidang yang ke-21 pada tahun 1562 yaitu mengajarkan tentang komuni dalam dua rupa (DS 1725-1734). Dalam sidang tersebut menyatakan bahwa penerimaan komuni walaupun hanya dalam satu rupa saja sudah merupakan penerimaan seluruh diri Kristus yang secara tak berbagi dan sakramen yang benar (DS 1729-NR 590). Selanjutnya pada sidang yang ke-22 tahun 1562 membahas dengan rinci soal kurban misa (DS 1738-1759). Konsili Trente menegaskan tentang keyakinan tradisi mengenai misa kudus, bahwa misa kudus di PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 11 satu pihak merupakan perayaan kurban yang dilaksanakan oleh Gereja, namun di lain pihak bukan kurban lain di samping kurban salib Kristus (Martasudjita, 2003: 289-290). c. Dasar Ekaristi dalam Konsili Vatikan II Ajaran tentang Ekaristi sudah tersebar diberbagai dokumen-dokumen yang terdapat pada Konsili Vatikan II, meskipun Konsili Vatikan II tidak memberikan dogma baru mengenai Ekaristi namun di berbagai ajaran dokumen Konsili Vatikan II tentang Ekaristi di satu pihak menegaskan ajaran Tradisional Gereja dan di lain pihak membicarakannya secara baru. Pada hakikatnya, Konsili Vatikan II menempatkan ajaran sakramen dan Ekaristi dalam konteks trinitas-kristologi, eskatologi, dan eklesiologi, (Martasudjita, 2003: 290-291). 3. Ekaristi berdasarkan dimensi Kristologi Dalam ajaran Konsili Vatikan II dimensi Kristologi menggambarkan tentang Perayaan Ekaristi yang erat hubungannya dengan Yesus Kristus. Menurut E. Martasudjita (2003: 293), “Ekaristi ditetapkan Yesus sebagai kenangan akan diri-Nya, yakni Dia dan karya penyelamatan-Nya yang berpuncak pada wafat dan kebangkitan-Nya”. Pada Perayaan Ekaristi, Gereja secara bersama-sama mengadakan suatu pesta atau perayaan yang intinya untuk mengenang kembali karya-karya penyelamatan Tuhan kita Yesus Kristus dalam aspek kurban, kenangan, Sakramen dan Perjamuan. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 12 a. Ekaristi sebagai Kurban Kata kurban berarti “pengurbanan diri”, namun dalam Konsili Vatikan II yang terdapat pada dokumen SC art 47 “ Pada perjamuan terakhir, pada malam Ia diserahkan, penyelamat kita mengadakan Kurban Tubuh dan Darah-Nya. Dan juga pada LG art 3 “Setiap kali di altar dirayakan kurban salib, tempat Anak Domba Paskah kita, yakni Kristus, telah dikurbankan” (1Kor 5:7) dilaksanakannya karya penebusan kita, yakni Tubuh dan Darah Kristus. Kurban sebagai “kurban diri”. Oleh mengurbankan dirinya sendiri, manusia akan masuk ke dalam dirinya. Namun hal ini sekaligus mengandaikan bahwa sebelumnya manusia harus menemukan dirinya, agar dia dapat mengurbankannya dalam Ekaristi (Grun. 1998:12). Ekaristi juga sebagai kurban syukur dan pujian kepada Allah Bapa sebagai bentuk ucapan terimakasih karena telah memberikan kebaikan-Nya kepada umat kristiani yang juga telah rela berkurban untuk menebus dosa-dosa umat manusia (KGK) art; 1360. b. Ekaristi sebagai Perayaan Kenangan Dalam perayaan Ekaristi umat diingatkan kembali untuk mengenang akan peristiwa karya penyelamatan Allah melalui Yesus Kristus yang wafat di kayu salib. Karya penyelamatan itu yang berpuncak pada masa paskah. Yesus melakukan perjamuan malam terakhir bersama para murid dengan mengucap syukur atas berkat Roti yang dibagikan kepada para murid dengan Yesus berpesan “Lakukanlah peristiwa ini sebagai kenangan akan Daku” (Luk 22:19). Konsili Vatikan II menegaskan kembali sebagai berikut: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 13 Pada perjamuam malam terakhir, pada malam Ia diserahkan, penyelamat kita mengadakan Kurban Ekaristi Tubuh dan Darah-Nya. Dengan demikian, Ia mengabadikan Kurban Salib untuk selamanya, dan mempercayakan kepada Gereja, Mempelai-Nya yang terkasih, kenangan wafat dan kebangkitan-Nya: Sakramen cinta kasih, lambang kesatuan, ikatan cinta kasih, perjamuan Paskah. Dalam perjamuan itu Kristus disambut, jiwa dipenuhi rahmat, dan kita dikaruniai jaminan kemuliaan yang akan datang. (SC, art 47). Menurut pengertian Kitab Suci bahwa kenangan tidak hanya mengenang kembali akan semua peristiwa-peristiwa yang sudah terjadi pada zaman Yesus namun dengan kenangan akan peristiwa di masa lampau itu mewartakan kembali akan peristiwa-peristiwa yang sudah menjadi sebuah kenangan pada saat ini yang telah dilakukan oleh Yesus sendiri kepada para murid-murid-Nya, dihadirkan kembali dan dihidupkan kembali dalam Perayaan Ekaristi yang kita rayakan bersama umat kristiani yang bersatu dan beriman dalam Kristus (KGK art. 1363). c. Ekaristi sebagai Sakramen Kata Sakramen dalam bahasa latin yaitu Sacramentum yang berakar dari kata sacr, sacer yang berarti kudus, suci lingkungan para orang kudus. Kata sacrare berarti menyucikan, atau menguduskan sesuatu atau seorang bagi bidang suci. Dalam masyarakat Romawi kuno kata sacramentum yang berarti bahwa sumpah keprajuritan sebagai inisiasi dalam dinas, yang dihayati kurang lebih sebagai suatu inisiasi religius (Putranto, 2011:12). Dalam sakramen adalah sebuah “rahmat” yang tidak nampak/kelihatan. Rahmat itu berdayaguna yang menandakan dan menghadirkan suatu pengudusan yang tak kelihatan rupanya. Pada sakramen memberikan tanda akan kehadiran PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 14 Kristus yang tidak kelihatan. Sakramen yang dikenal tidak lagi sebagai sebuah perayaan (Groenen, 1990:65-66). d. Ekaristi sebagai Perjamuan Menurut Tradisi Yahudi perayaan perjamuan merupakan sebuah pesta yang dirayakan pada saat paskah yang hanya dirayakan setahun sekali oleh bangsa Yahudi. Perayaan perjamuan atau yang sering dikenal dengan perjamuan ekaristi yaitu makan dan minum bersama yang dilakukan oleh Yesus sebagai hal yang pokok (Kenan, 2008:62). Ekaristi yang dilakukan oleh Yesus pada malam terakhir bersama para murid-Nya sebelum Ia diserahkan yang menjadi sebuah perayaan kenangan dan karya keselamatan yang berpuncak pada misteri paskah Yesus Kristus dalam bentuk perjamuan. (SC, art 47). Dalam Ekaristi yang dirayakan bukan suatu perwujudan komunitas umat beriman namun kesatuan antara umat beriman dengan Yesus Kristus. Menyantap Tubuh dan Darah Kristus dalam perayaan Ekaristi yang mengungkapkan akan penghayatan iman dan kesatuan hidup dengan Yesus Kristus (Yoh 6:56). 4. Ekaristi berdasarkan dimensi Eskatologi Dalam Ekaristi yang dirayakan oleh Gereja di dunia ini “kita ikut mencicipi liturgi surgawi, yang dirayakan di kota suci yaitu di Yerusalem dengan tujuan peziarahan kita“ (SC art. 8). Ekaristi merupakan jaminan kemuliaan yang akan datang (SC art. 47). Dalam Ekaristi, Allah tetap memberikan diri-Nya melalui Yesus Kristus dalam Roh Kudus secara konkret dan nyata kepada PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 15 manusia dan dunia sampai kedatangan Yesus yang kedua kalinya pada akhir zaman nanti (Martasudjita, 2003: 298). 5. Ekaristi Berdasarkan Dimensi Eklesiologi Eklesiologi merupakan teologi yang mau mempelajari hidup beriman secara sistematis dan metodis (Mardiatmadja, 1986: 18). Dimensi eklesiologi meliputi Ekaristi sebagai Perayaan Gereja, Ekaristi sebagai Pusat Liturgi dan Ekaristi sebagai Perutusan. a. Ekaristi sebagai Perayaan Gereja Kata Gereja berasal dari bahasa Yunani eucharistia yang berarti “doa puji dan syukur”, Perayaan Ekaristi bukanlah perayaan yang sembarangan. Perayaan Ekaristi adalah perayaan ucapan pujian syukur. Ucapan syukur bukan berarti terimakasih, namun sebuah pernyataan rasa kagum, hormat, kegembiraan dan kebahagiaan. Syukur pertama-tama bukan karena anugerah yang telah diterima, tetapi karena anugerah kebaikan Tuhan yang telah dicurahkan kepada umat-Nya. Perayaan Ekaristi adalah Perayaan yang menjadi bagian dalam Gereja yang mendapat cara dan jalan masuk ke misteri penyelamatan Allah melalui Perayaan Ekaristi yang telah dilakukan oleh Yesus bersama murid-murid-Nya. Melalui Perayaan Ekaristi juga memberi lambang kesatuan (bdk, SC 47), menunjukkan bahwa adanya kesatuan dengan Allah yang menyelamatkan, Gereja yang menghadirkan Kristus (SC, 5.26; LG 48; GS 42.45; AG 1.5). Dalam SC 48 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 16 dan terutama SC 26 dinyatakan sifat eklesial dari setiap Perayaan liturgi termasuk Ekaristi: “Upacara-upacara liturgi bukanlah tindakan perorangan, melainkan perayaan Gereja sebagai Sakramen kesatuan, yakni umat kudus yang berhimpun dan diatur di bawah para Uskup. Maka, upacara-upacara itu menyangkut seluruh tubuh Gereja dan menampakkan serta mempengaruhinya; sedangkan masing-masing anggota disentuhnya secara berlain-lainan, menurut keanekaan tingkatan, tugas, serta keikutsertaan aktual mereka.” b. Ekaristi sebagai Pusat Liturgi Kata Liturgi dari bahasa Yunani leitorgia, yang terbentuk dari kata ergon yang berarti karya dan leitos, yang merupakan kata sifat dari laos yang berarti bangsa. Maka leitorgia berarti karya pelayanan atau karya bakti bagi masyarakat. Ungkapan iman Gereja terwujud dalam kegiatan-kegiatan liturgi. Kegiatan liturgi bukanlah kegiatan perseorangan, tetapi perayaan Gereja yang utuh. Setiap anggota dituntut berperan aktif menurut tugas dan peran serta masing-masing. Jadinya masing-masing orang beriman dalam liturgi, menyatakan kesatuannya dengan iman Gereja. Pandangan Konsili Vatikan II bahwa misteri Ekaristi sebagai pusat seluruh liturgi (bdk. SC 60). Segala macam bidang perayaan liturgi mengalir dan tertuju kepada perayaan Ekaristi sebagai pusat dan puncaknya (Martasudjita, 2003:297). c. Ekaristi sebagai Perutusan Pada masa abad ke-V Perayaan Ekaristi disebut misa. Istilah ini digunakan mau menunjukkan bahwa Perayaan Ekaristi lebih menekankan aspek perutusan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 17 untuk melayani Tuhan dan sesama dalam mewartakan kabar Gembira dari Allah kepada seluruh bangsa. Kata ini dirumuskan di Indonesia pada akhir misa perayaan Ekaristi yang berbunyi Marilah pergi kita diutus. Kita diutus untuk mewartakan kabar Gembira dari Allah bahwa kita tidak hanya sekedar mengikuti perayaan Ekaristi saja namun kita juga mampu mewartakan apa yang sudah kita alami dan kita rayakan dalam seluruh perayaan Ekaristi yakni mewartakan kabar baik tentang karya penebusan Tuhan sendiri atas umat-Nya (Martasudjita, 2003:269). 6. Tata Perayaan Ekaristi dalam Liturgi Gereja Sudah sejak awal Perayaan Ekaristi ada hubungannya dengan liturgi sabda. Penyatuan Sabda-Nya (Liturgi Sabda) dan dalam rupa Roti dan Anggur (Liturgi Ekaristi) menjadi suatu perkembangan liturgi Ekaristi yang pasti dalam Gereja. Adapun urutan Tata Perayaan Ekaristi dalam Liturgi Gereja menurut TPE (Tata Perayaan Ekaristi) KWI 2005 adalah sebagai berikut: PEMBUKAAN Lagu Pembukaan Tanda Salib Salam Tema Pernyataan Tobat Madah Pujian (Kemuliaan) Doa Pembukaan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 18 LITURGI SABDA Bacaan 1 Bacaan II Bacaan Injil Homili/Khotbah Syahadat Doa Umat LITURGI EKARISTI I. Persembahan Persiapan persembahan (Kolekte+Perarakan+Lagu Persembahan) Menghunjuk Persembahan Pengantar Doa Persembahan Doa Persembahan II. Doa Syukur Agung Dialog Pembukaan Prefasi Kudus Doa Syukur Agung (I - X) III. Komuni Pengantar Bapa Kami Doa Bapa Kami Embolisme PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 19 Doa Damai Salam Damai Pemecahan Hosti-Anak Domba Allah Doa menjelang Komuni Ajakan Menyambut Komuni Menyambut Komuni-Lagu Komuni Saat Hening Madah Syukur (Doa Umat) Doa Penutup PENUTUP Pengumuman Berkat Pengutusan Menghormati Altar Lagu Penutup B. Keterlibatan Umat dalam Hidup Menggereja 1. Pengertian Keterlibatan Umat Keterlibatan adalah sikap yang ada dalam diri manusia yang dicurahkan dengan sepenuhnya dengan jiwa raga kepada sesuatu yang hendak dilakukan. Keterlibatan suatu keputusan kehendak pribadi yang berdasarkan akal budi dan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 20 untuk melakukan sesuatu berdasarkan motivasi dan keinginan dengan putusan tersebut. Keterlibatan juga tidak bisa lari dari kesukaran yang dihadapi. Keterlibatan selalu setia akan segala kewajiban, sampai pada pekerjaan yang kecilpun dan mengarahkan segalanya sebagai suatu sumbangan yang bermutu untuk mencapai tujuan akhir (Anastasia, 1975: 9-10). Sedangkan umat adalah umat yang dipanggil dan dipilih Allah dalam persekutuan sebagai saudara yang memiliki kesamaan martabat dalam anggota sebagai umat Allah (Sumarno, 2003: 20). Dalam kehidupan umat sebagai anggota Gereja, umat diharapkan mau dan bersedia untuk ikut ambil bagian dalam tugas-tugas Gereja, seperti yang dikatakan dalam Konsili Vatikan II bahwa “kaum beriman kristiani, yang berkat Baptis telah menjadi anggota Tubuh dan Darah Kristus, terhimpun menjadi umat Allah, dengan cara mereka sendiri ikut mengemban tugas imamat, kenabian dan rajawi Kristus” (LG 31). Keikutsertaan kaum awam dalam tugas imamat-Nya untuk melaksanakan ibadat rohani supaya Allah dimuliakan dan umat manusia diselamatkan. Oleh karena itu, para awam sebagai orang yang menyerahkan diri kepada Kristus dan diurapi dengan Roh Kudus, secara ajaib dipanggil dan disiapkan supaya secara semakin melimpah menghasilkan buah-buah Roh dalam diri mereka. Karya-karya, doa-doa, dan kerasulan mereka dalam kehidupan sehari-hari bisa dijalankan dalam Roh bahkan beban-beban hidup bisa ditanggung dengan sabar, menjadi kurban rohani, yang dengan perantaraan Yesus Kristus yang berkenan kepada Allah (LG 34). PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 21 Keikutsertaan kaum awam dalam tugas kenabian ditunaikan hingga penampakan kemuliaan sepenuhnya, bukan saja melalui hierarki yang mengajar atas nama dan bukan karena kewibawaan-Nya, melainkan melalui para awam. Mereka membawakan diri sebagai pengemban janji-janji, dengan keteguhan iman dan harapan. Namun harapan itu jangan disembunyikan melainkan diungkapkan dengan pertobatan yang tiada hentinya dan dengan perjuangan menentang roh-roh jahat. Para awam menjadi bentara yang tangguh, pewarta iman akan hal-hal yang diharapkan dan tanpa ragu-ragu memadukan pengakuan iman dengan penghayatan iman (LG 35) Keikutsertaan kaum awam dalam tugas rajawi Kristus untuk mengakui sedalam-dalamnya nilai serta tujuan segenap alam cipta, yakni dengan kemuliaan Allah. Kaum awam wajib saling membantu melalui kegiatan-kegiatan duniawi untuk hidup lebih suci supaya dunia diresapi dengan semangat Kristus dan mencapai suatu keadilan, cinta kasih dan kedamaian (LG 36) Dengan tugas ini bahwa kita sebagai umat Allah dipanggil untuk ikut terlibat mengambil bagian tugas-tugas gerejani yaitu kegiatan yang sungguhsungguh mengarahkan pada kehidupan gereja itu sendiri. 2. Macam-macam Keterlibatan umat sebagai tugas dalam hidup menggereja a. Bidang Liturgia Dalam bidang liturgi, sebagai umat katolik yang sudah menerima sakramen penguatan yakni sudah menjadi murid Kristus yang siap diutus dalam melaksanakan tugas-tugas liturgi gereja. Mampu berpartisipasi tanpa ada PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 22 keterpaksaan di dalam diri namun ada kesadaran juga di dalam diri untuk terlibat secara penuh untuk mengambil bagian di dalamnya. Dengan penuh rasa tanggungjawab, ia juga mampu melibatkan diri dan berpartisipasi dengan kreativitas dalam berbagai tugas yang ada dalam liturgi gereja demi perkembangan gereja yang kedepannya (KomKAT, 2012: 47). Sebagai petugas liturgi, umat dapat melibatkan diri secara aktif dengan bertugas sebagai: a). Lektor b). Pemazmur c). Dirigen d). Paduan Suara e). Organis f). Pembaca Doa Umat g). Pembaca Pengumuman h). Petugas Kolekte i). Petugas Persembahan b. Bidang Koinonia Dalam Koinonia Umat Kristiani dipanggilan Tuhan untuk mengembangkan persekutuan antar umat beriman dalam suatu kesatuan iman akan Tuhan. Setiap umat yang telah menerima sakramen penguatan diharapkan untuk masuk dalam persekutuan dan ikut ambil bagian didalamnya serta tumbuh dan menjadi persekutuan yang sehati dan sejiwa. Penguatan memberikan perkembangan sikapsikap yang perlu dalam mendukung persekutuan, kesediaan diri untuk selalu hadir PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 23 dalam berbagai acara bersama dan melibatkan diri secara langsung, memberikan ruang bagi setiap orang untuk ikut berpartisipasi dan berkembang (KomKAT, 2012: 47). c. Bidang Diakonia Gereja yang hadir di tengah umat dan masyarakat yaitu untuk meneladani sikap Yesus Kristus yang melayani khususnya melayani kelompok KLMTD. Pelayan yang diberikan dalam bentuk secara spontan, pelayanan karitatif dan pelayanan pemberdayaan. Pelayanan yang spontan tentu pelayanan yang diberikan kepada orang lain tanpa ada permintaan, ada inisiatif dari dalam diri yang dengan hati yang iklas untuk melayani sesama yang membutuhkan uluran tangan kita. Pelayanan karitatif yang diberikan dalam bentuk materi misalnya dalam bentuk uang atau dana kepada sesama yang lagi membutuhkan untuk keperluan yang sangat mendesak. Sedangkan pelayanan pemberdayaan yaitu bantuan yang diberikan untuk tujuan pemberdayaan orang lain yang membutuhkan dalam hidup dan usaha. Melalui pelayanan diakonia ini, sebagai umat kristiani yang yang sudah menerima sakramen penguatan mempunyai kesadaran di dalam diri untuk turut dalam pelayanan, memberikan bantuan kepada orang yang membutuhkan dan senantiasa bisa menjadi berkat bagi semua orang. Dengan pelayanan ini sakramen penguatan sangat memberi pengaruh dalam diri kita untuk hidup saling berbagi dan saling melayani (KomKAT, 2012: 47-48). PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 24 d. Bidang Kerygma Sebagai umat Kristiani yang telah menerima sakramen penguatan, kita dipanggil Kristus untuk mewartakan Kerajaan Allah melalui tugas-tugas pewartaan misalnya membahas Kitab Suci, memimpin pendalaman iman, dan memberikan renungan dalam suatu kelompok tertentu. Sebagai pewarta tentu mempersiapkan diri dengan lebih baik dengan mengikuti pembekalan diri dengan rajin membaca Kitab Suci, ajaran-ajaran Gereja (KomKAT, 2012: 48). PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 25 BAB III KETERLIBATAN UMAT DALAM HIDUP MENGGEREJA DI STASI PUSAT PAROKI SALIB SUCI NANGA TEBIDAH KALIMANTAN BARAT Pada bab III ini akan diuraikan; pertama tentang gambaran umum Paroki Salib Suci Nanga Tebidah, yang meliputi sejarah berdirinya Paroki Salib Suci Nanga Tebidah, Visi-Misi Paroki Salib Suci Nanga Tebidah, kegiatan umat di Stasi Pusat Paroki Salib Suci Nanga Tebidah. Kedua; Penelitian tentang keterlibatan umat dalam hidup menggereja di Stasi pusat Paroki Salib Suci Nanga Tebidah, yang mencakup latar belakang penelitian, rumusan permasalahan, tujuan penelitian, jenis penelitian, tempat dan waktu penelitian, narasumber penelitian, instrumen pengumpulan data, pengolahan data, analisa data, variabel penelitian dan hasil penelitian. A. Gambaran umum Paroki Salib Suci Nanga Tebidah 1. Sejarah singkat berdirinya Paroki Salib Suci Nanga Tebidah Berdasarkan buku Kenangan dan Syukur 50 tahun Gereja Katolik Keuskupan Sintang 1961-2011, akan dipaparkan latar belakang sejarah Paroki Salib Suci Nanga Tebidah yang menjadi salah satu paroki di bawah naungan Keuskupan Sintang, Kalimantan Barat. Paroki ini terletak di Kecamatan Kayan Hulu, Kabupaten Sintang, Kalimantan Barat. Paroki Salib Suci Nanga Tebidah berdiri pada tahun 1985. Berawal dari kapel St. Markus Laon Menggiling yang telah berdiri pada tahun 1972, kemudian pada tahun 1993 berdiri kelompok basis PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 26 dari anak-anak SD oleh Mantra Tomet yang berasal dari Anjungan. Setahun kemudian kelompok basis anak-anak SD ini dilanjutkan oleh salah satu guru SDN 01 Nanga Tebidah yang bernama Petrus Banjar dari Longkong Potah. Pada tahun 1975 berdiri kebapukan sekaligus membangun sebuah kapel Santa Maria yang berukuran kurang lebih 6x8 cm yang disponsori oleh Mantra Tomet. Kebapukan (stasi) tersebut terdiri dari 4 kebapukan, yaitu: 1). Kebapukan (stasi) Laon Menggiling dikoordinator oleh Bapak Danel Adok 2). Kebapukan (stasi) Nanga Tebidah dikoorinator oleh Bapak F. P. Antong 3). Kebapukan (stasi) Empakan dikoordinator oleh Bapak Hardiman K 4). Kebapukan(stasi) Lintang Tambuk dikoordinator oleh Bapak Markus Udat. Adapun stasi tersebut berlaku mulai dari tahun 1975 sampai 1984. Seiring dengan berjalannya stasi berdiri beberapa kapel antara lain, Pelaik Tonggoi, Jolai, Empakan, Lintang Tambuk, Bangau, Menaluk dan Madak, yang dibangun menggunakan dana subsidi desa gaya lama dan pada tahun 1985 berdirilah sebuah paroki Salib Suci Nanga Tebidah yang waktu itu pastor pertamanya adalah pastor Natalis Nongnapa dan sekaligus membangun gereja di pusat Paroki. Selanjutnya pembangunan tersebut diselesaikan oleh P. Basio Valentino, CM pada tahun 1987 yang diresmika oleh Camat Kecamatan Kayan Hulu. Melihat kondisi perkembangan umat yang begitu pesat, maka pada tahun 2005 dibangunlah gereja baru yang peletakan batu pertama oleh Bupati Sintang, Drs. Simon Djalil dan diresmikan oleh Gubernur Kalimantan Barat, Bapak Cornelis SH, MH yang diwakili oleh Drs. Liong MM pada tanggal 25 Juni 2009. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 27 Seiring berjalannya waktu dan perkembangan umat sehingga di Paroki Salib Suci ini membawahi 24 Stasi dan 6 Lingkungan serta kurang lebih jumlah KK umat katolik adalah 1.324 KK. Adapun lingkungan-lingkungan yang ada di Paroki Salib Suci Nanga Tebidah yaitu Lingk. Entogong, lingk. Pasar, lingk. Nanga Libu, lingk. Gunung Berangkat, lingk. Tonak Goneh, lingk. Kansu, dan ada 24 Stasi yaitu st. Soli, St. Laman Datar, St. Rasau, St. Pelaik, St. Tonggoi, St. Semadai. St. Madak, St. Nanga Toran, St. Riam Panjang, St. Beruak, St. Nanga Tampang, St. Topan, St. Empakan, St. Tanjung Lalau, St. Jolai Kelait, St. Lintang Tambuk, St. Pelaik Mendayan, St. Bangau, St. Plembak-Pintas, St. Pandau, St. Nanga Masau, St. Pengonsah, St. Melaban Pedini, St. Menaluk. Adapun jumlah umat yang ada di Paroki Salib Suci Nanga Tebidah adalah 1.324 KK. 2. Visi-misi Paroki Salib Suci Nanga Tebidah Berdasarkan buku Kenangan dan Syukur 50 tahun Gereja Katolik Keuskupan Sintang 1961-2011, dapat diuraikan Visi dan Misi Paroki Salib Suci Nanga Tebidah sebagai berikut: Visi Paroki Umat Allah dalam bimbingan Roh Kudus, mewujudkan Paroki Salib Suci yang beriman mendalam, mandiri, berkualitas dan partisipatif dalam kesederhanaan, serta rekat dalam persaudaraan. Misi Paroki 1) Berliturgi dengan baik dan benar, anggun, serta inkulturatif. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 28 2) Mandiri, transparansi dan partisipatif dalam dana/keuangan serta adil dalam pembangunan. 3) Persaudaraan dan solidaritas, antar umat atau stasi. 4) Bina iman dan remaja (pembentukan karakter, pengkaderan atau kepemimpinan, dan pendidikan). 5) Bina lanjut stasi. 6) Membangun hubungan yang harmonis antar agama dan pemerintah. 7) Selalu mengupayakan komunikasi dialogis. 3. Kegiatan-kegiatan umat dalam hidup menggereja di Stasi pusat Paroki Salib Suci Nanga Tebidah Berdasarkan hasil observasi di lapangan diperoleh data-data tentang kegiatan umat di gereja Stasi pusat Paroki Salib Suci Nanga Tebidah yang terlaksana melalui kegiatan yang secara rutin oleh umat di lingkungan stasi pusat Paroki Salib Suci Nanga Tebidah seperti Ekaristi setiap minggu dan hari raya lainnya, doa lingkungan, pendalaman iman pada bulan Kitab Suci, doa Rosario pada bulan Maria, doa Lingkungan oleh ibu WK. Kegiatan khas Paroki Salib Suci Nanga Tebidah yaitu kegiatan Paroki Cup yang dilaksanakan empat tahun sekali, biasanya kegiatan tersebut dilaksanakan di Paroki maupun di stasi yang sudah ditentukan sebagai tuan rumah. Kegiatan ini diikuti oleh seluruh umat yang ada di Paroki Salib Suci Nanga Tebidah pusat maupun umat yang ada di stasi-stasi. Kegiatan Paroki CUP dirangkai dengan berbagai perlombaan seperti lomba paduan suara, lomba Baca Kitab Suci, lomba PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 29 cerdas cermat Alkitab, lomba renungan, permainan tarik tambang, volley, bola dangdut, lari karung, panjat pohon pinang, nyumpit, tenis meja, pimpong, badminton, dll. Umat yang mengikuti kegiatan ini sangat antusias. Kegiatan paroki Cup ini biasanya dilaksanakan dalam waktu lima hari yaitu yang dimulai pada tanggal 28 Desember sampai tanggal 1 Januari. Kegiatan ini diakhiri dengan penutupan tahun dan penyambutan tahun baru. Adapun kegiatan lainnya yang diikuti oleh umat antar stasi yaitu Natal bersama anak-anak yang dilaksanakan setelah natal pada bulan Desember, temu WKRI antar stasi. B. Metode Penelitian 1. Latar Belakang Penelitian Ada beberapa hal yang menjadi latar belakang penulis dalam melakukan penelitian ini, yaitu penulis ingin mengetahui bagaimana pemahaman umat tentang perayaan Ekaristi itu sendiri yang selama ini sudah dirayakan di gereja pada hari minggu maupun pada hari raya khusus lainnya, keterlibatan umat dalam mengikuti perayaan Ekaristi di gereja stasi pusat Paroki, keaktifan umat dalam melibatkan diri, dan keterlibatan umat dalam bentuk kegiatan-kegiatan yang telah dilakukan oleh umat di stasi pusat Paroki. Selain itu juga penulis ingin mengetahui faktor mendukung dan faktor penghambat keterlibatan umat dalam perayaan Ekaristi di Gereja stasi pusat Paroki Salib Suci Nanga Tebidah terutama dalam kegiatan-kegiatan yang diikuti sehingga penulis dapat mengetahui dan menemukan upaya-upaya apa saja yang dapat dilakukan untuk tetap meningkatan keterlibatan umat. Oleh karena itu PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 30 penulis melakukan penelitian terhadap umat yang ada di stasi pusat Paroki Salib Suci Nanga Tebidah. Hal ini semua penulis lakukan untuk membantu umat untuk melibatkan diri secara penuh dalam berbagai kegiatan yang ada di stasi pusat Paroki Salib Suci Nanga Tebidah. 2. Rumusan Permasalahan a. Apa arti dari Perayaan Ekaristi? b. Apa tujuan mengikuti Perayaan Ekaristi? c. Bagian apa saja yang termasuk dalam Tata Perayaan Ekaristi? d. Bagaimana umat melibatkan diri dalam perayaan Ekaristi? e. Kagiatan apa saja yang ada di stasi pusat Paroki? f. Apa dampak dari mengikuti Perayaan Ekaristi? g. Seberapa aktif umat melibatkan diri dalam berbagai kegiatan yang ada di stasi pusat Paroki? h. Faktor pendukung apa saja yang sering dijumpai dalam keterlibatan umat dalam hidup menggereja di stasi pusat Paroki? i. Faktor penghambat apa saja yang sering dijumpai dalam keterlibatan umat dalam hidup menggereja di stasi pusat Paroki? j. Apa harapan terhadap keterlibatan umat dalam mengikuti Perayaan Ekaristi di stasi pusat Paroki Salib Suci Nanga Tebidah, sehingga dapat menemukan bentuk dan model materi yang dapat diberikan untuk meningkatkan keterlibatan umat dalam hidup menggereja. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 31 3. Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitian yang dilakukan yaitu: a. Untuk mengetahui pemahaman umat mengenai Perayaan Ekaristi b. Untuk mengetahui tujuan mengikuti Perayaan Ekaristi? c. Untuk mengetahui bagian-bagian yang termasuk dalam Tata Perayaan Ekaristi? d. Untuk mengetahui keterlibatan umat dalam perayaan Ekaristi e. Untuk mengetahui kegiatan yang ada di stasi pusat Paroki f. Untuk mengetahui dampak dalam mengikuti Perayaan Ekaristi? g. Untuk mengetahui keaktifan umat dalam melibatkan diri diberbagai kegiatan yang ada di stasi pusat Paroki h. Untuk mengetahui Faktor pendukung dan faktor penghambat yang sering dijumpai dalam keterlibatan umat dalam hidup menggereja di stasi pusat Paroki? i. Untuk mengetahui harapan terhadap keterlibatan umat dalam mengikuti Perayaan Ekaristi di stasi pusat Paroki Salib Suci Nanga Tebidah, sehingga dapat menemukan bentuk dan model materi yang dapat diberikan untuk meningkatkan keterlibatan umat dalam hidup menggereja. 4. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif. Menurut Bogdan & Taylor dalam Gunawan (2013:82), penelitian kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tulisan atau lisan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 32 dari orang-orang dan berperilaku yang dapat diamati yang diarahkan pada latar dan individu secara holistik. 5. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan pada tanggal 6-15 Juni 2016, di gereja Stasi pusat Paroki Salib Suci Nanga Tebidah Kalimantan Barat. 6. Narasumber Penelitian Narasumber penelitian adalah ketua lingkungan dan anggota DPP stasi pusat Paroki Salib Suci Nanga Tebidah. Guna menentukan narasumber penelitian ini, peneliti menggunakan purposive sampel. Menurut Nasution dalam Prastowo (2014:44) purposive sampel yaitu peneliti tidak menggunakan sampel dan populasi yang banyak, sampel yang dipilih sesuai dengan tujuan masalah yang diteliti dalam sebuah populasi. 7. Instrumen Pengumpulan Data Dalam pengumpulan data, penulis menggunakan tiga metode untuk melengkapi informasi yang diperlukan dalam penelitian yakni wawancara, dokumentasi, observasi langsung. Penelitian dengan wawancara dimaksudkan untuk merekam percakapan dengan tujuan untuk mengkontruksi mengenai orang, kejadian, kegiatan organisasi, perasaan, motivasi dan tuntutan kepedulian dan mengubah serta memperluas konstruksi yang sedang dikembangkan oleh peneliti. Pada metode ini PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 33 peneliti dan narasumber berhadapan secara langsung. Wawancara dimaksudkan untuk mengarahkan suatu permasalahan tertentu yang berupa tanya jawab lisan, di mana dua orang atau lebih berhadap-hadapan secara fisik (Gunawan, 2013:160). Tujuan peneliti memilih tokoh-tokoh umat yang ada di Gereja stasi pusat Paroki Salib Suci Nanga Tebidah yang menjadi subyek utama dalam penelitian ini, maka ketika penulis sedang meneliti, penulis mewawancari dan merekam keterlibatan umat dalam Perayaan Ekaristi, kegiatan-kegiatan baik yang sudah berlangsung selama ini maupun yang sedang dilakukan oleh umat yang mencakup bentuk waktu, suasana, faktor pendukung dan faktor penghambat, dan harapan dari umat dalam keterlibatan di stasi pusat Paroki. Jadi tujuan wawancara yang penulis lakukan yaitu untuk mendapatkan data-data secara primer dari narasumber yang mengalami dan mengikuti berbagai kegiatan yang ada di stasi pusat Paroki. Teknik pengumpulan data selanjutnya adalah studi dokumen yaitu yang meliputi sumber buku yang tertulis mengenai sejarah paroki dan visi-misi Paroki. Dalam studi dokumen ini menjadi pelengkap dari pengunaan metode observasi dan wawancara. Teknik pengumpulan data berikutnya observasi yaitu salah satu teknik pengumpulan data yang amat penting dalam metode kualitatif. Observasi ini menjadi penting karena dengan observasi maka penulis akan melakukan secara langsung untuk mengamati, melihat kejadian yang sebenarnya di lapangan dari subyek penelitian. Dari pengamatan secara langsung tersebut, peneliti akan mendapatkan banyak catatan-catatan tentang keterlibatan umat dalam hidup menggereja yang ada di stasi pusat Paroki yang dapat digunakan untuk menunjang PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 34 penelitian. Observasi ini dilakukan dengan sunguh-sungguh seperti obyek yang sedang diobservasikan. Peneliti juga memungkinkan mampu memahami situasisituasi rumit yang mungkin terjadi jika peneliti ingin memperhatikan beberapa tingkah laku sekaligus. Jadi peneliti dapat menjadi alat yang ampuh untuk situasisituasi yang amat rumit dan untuk perilaku yang kompleks (Gunawan, 2013:145). 8. Pengolahan Data Teknik pengolahan data merupakan salah satu bagian dari rangkaian kegiatan penelitian setelah pengumpulan data. Setelah pengumpulan data, proses selanjutnya adalah pengolahan data dimana data yang masih mentah perlu diolah sedemikian rupa sehingga menjadi sebuah informasi yang pada akhirnya dapat digunakan sebagai jawaban masalah-masalah yang sudah ditemukan dalam penelitian dan tujuan penelitian. 9. Analisis Data Setelah selesai mengolah data, peneliti selanjutnya melakukan analisis data. Data yang sudah diolah perlu dianalisis yang sudah diperoleh dari penelitian yang mempunyai makna dan arti dari sebuah proses pemecahan masalah penelitian. 10. Variabel Penelitian Ada dua variabel penelitian yang hendak diteliti dalam penulisan ini, yaitu Perayaan Ekaristi dan keterlibatan umat dalam hidup menggereja. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 35 Adapun deskripsi variabel yang diungkapkan dalam penelitian ini ialah: a. Pemahaman umat tentang Perayaan Ekaristi b. Tujuan umat dalam mengikuti Perayaan Ekaristi c. Bagian-bagian yang termasuk dalam Tata Perayaan Ekaristi d. Umat melibatkan diri dalam Perayaan Ekaristi e. Kegiatan yang ada di stasi Pusat Paroki f. Dampak mengikuti Perayaan Ekaristi g. Keaktifan umat dalam melibatkan diri diberbagai kegiatan yang ada di stasi Pusat Paroki h. Faktor pendukung yang sering dijumpai dalam keterlibatan umat dalam hidup menggereja di stasi pusat Paroki i. Faktor penghambat yang sering dijumpai dalam keterlibatan umat dalam hidup menggereja di stasi pusat Paroki j. Harapan untuk kedepannya dengan keterlibatan umat dalam mengikuti Perayaan Ekaristi dan berbagai kegiatan yang ada di stasi pusat Paroki. C. Laporan hasil penelitian keterlibatan umat dalam hidup menggereja di Stasi Pusat Paroki Salib Suci Nanga Tebidah, Kalimantan Barat Pada bagian ini penulis akan memaparkan hasil penelitian berdasarkan penelitian yang telah dilaksanakan pada hari senin tanggal 6-15 Juni 2016 untuk 8 narasumber pengurus DPP dan ketua lingkungan di Stasi pusat paroki Salib Suci Nanga Tebidah. Penelitian ini menggunakan wawancara dan observasi langsung. Wawancara ini penulis tujukan kepada pengurus DPP dan ketua lingkungan, PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 36 sedangkan observasi secara langsung dilakukan penulis dengan berkunjung saat ada kegiatan di stasi pusat Paroki. 1. Laporan Hasil Wawancara Narasumber wawancara ini adalah pengurus DPP dan ketua lingkungan di stasi pusat Paroki Salib Suci Nanga Tebidah. Ada 10 hal yang menjadi fokus pertanyaan dalam wawancara ini. Sepuluh pertanyaan tersebut yaitu: (a) Arti dari Perayaan Ekaristi (b) Tujuan mengikuti Perayaan Ekaristi (c) Yang termasuk dalam Tata Perayaan Ekaristi (d) Cara umat melibatkan diri dalam Perayaan Ekaristi (e) Kegiatan yang ada di stasi pusat Paroki (f) Dampak dari keterlibatan umat mengikuti Perayaan Ekaristi (g) Keaktifan umat dalam melibatkan diri diberbagai kegiatan yang ada di stasi pusat Paroki (h) Faktor pendukung yang sering dijumpai dalam keterlibatan umat dalam hidup menggereja di stasi pusat Paroki (i) Faktor penghambat yang sering dijumpai dalam keterlibatan umat dalam hidup menggereja di stasi pusat Paroki (j) Harapan sehubungan pelaksanaan Perayaan Ekaristi, agar mendorong umat semakin terlibat dalam hidup menggereja di stasi pusat paroki. Hal pertama, ditanyakan tentang apa arti dari Perayaan Ekaristi. Menurut Narasumber 1 yang mengatakan bahwa Perayaan Ekaristi adalah perkumpulan para umat untuk berdoa dan menyambut Tubuh Kristus {Lampiran wawancara halaman (3)}. Hal serupa juga diungkapkan oleh Narasumber 2 bahwa Perayaan Ekaristi ialah Perkumpulan para umat pada hari Raya {Lampiran wawancara halaman (4)}. Begitu juga yang dikatakan oleh Narasumber 4 bahwa Perayaan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 37 Ekaristi adalah Perayaan bagian dari Tubuh dan Darah Kristus {Lampiran wawancara halaman (6)}. Pernyataan lain diungkapkan oleh Narasumber 6 yang mengatakan bahwa Perayaan Ekaristi yaitu Perayaan besar, Perayaan yang berbeda dari Perayaan biasanya yaitu Perayaan berjumpa dengan Tuhan {Lampiran wawancara halaman (9)}. Sedangkan pendapat yang dinyatakan oleh Narasumber 5 tentang Perayaan Ekaristi ialah Perayaan berjumpa dengan Tuhan, Perayaan menyambut Tubuh dan darah Kristus {Lampiran wawancara halaman (8)}. Pernyataan Narasumber 7 Perayaan Ekaristi ialah Puncak dari tubuh dan darah Kristus {Lampiran wawancara halaman (10)}. Pernyataan serupa diungkapkan oleh Narasumber 8 Perayaan Ekaristi adalah Puncak hidup orang katolik karena dalam Perayaan Ekaristi mengenang kembali Kristus dalam rupa Roti dan Anggur yang kita sambut {Lampiran wawancara halaman (11)}. Pernyataan lain diungkapkan oleh Narasumber 3 Perayaan Ekaristi ialah Perayaan Kudus, Perayaan sakral bukan sekedar lambang” {Lampiran wawancara halaman (5)}. Dari hasil ini penulis dapat menyimpulkan dari hasil penelitian ini dapat digambarkan bahwa pemahaman umat mengenai Perayaan Ekaristi sudah cukup baik, umat sudah mengerti dengan merayakan Perayaan Ekaristi selain berjumpa dengan saudara dan saudari seiman juga untuk mengenang kembali peristiwa Perjamuan Kristus pada malam terakhir. Hal kedua yang ditanyakan tentang tujuan umat mengikuti Perayaan Ekaristi. Menurut Narasumber 1 yang mengatakan bahwa Tujuan umat mengikuti Perayaan Ekaristi ialah sebagai umat yang beriman bukan hanya sebagai PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 38 kewajiban saja namun adanya kesadaran dari individu seseorang untuk datang merayakan Perayaan Ekaristi {Lampiran wawancara halaman (3)}. Menurut narasumber 2 mengatakan bahwa tujuan umat dalam mengikuti Perayaan Ekaristi ialah melalui sabda dengan membuka harapan dan pikiran untuk memahami bagaimana aku menyambut Tubuh dan Darah Kristus {Lampiran wawancara halaman (4)}. Narasumber 4 memberi keterangan mengenai tujuan umat mengikuti Perayaan Ekaristi yakni untuk mengingat kembali akan Peristiwa Kristus melalui Perayaan Ekaristi, tanpa kehadiran Kristus merasa ada yang kurang dalam diri umat namun dengan hadirnya seorang Imam sebagai perantara untuk menerima Tubuh dan Darah Kristus yang memimpin dalam Perayaan Ekaristi akan menjadi pelengkap bagi umat dalam merayakan Perayaan Ekaristi {Lampiran wawancara halaman (6)}. Selain itu keterangan Narasumber 8 mengungkapkan bahwa tujuan umat merayakan Perayaan Ekaristi ialah untuk bertemu dan merasakan kehadiran Tuhan lewat Perjamuan Ekaristi {Lampiran wawancara halaman (11)}. Narasumber 5 memberi keterangan mengenai tujuan umat mengikuti Perayaan Ekaristi ialah supaya umat merasa damai, tenang dan berjumpa dengan saudara-saudari seiman {Lampiran wawancara halaman (8)}. Pendapat dari Narasumber 7 mengatakan bahwa berkumpul bersama saudara Kristus sebagai umat Allah {Lampiran wawancara halaman (10)}. Menurut Narasumber 6 tentang tujuan umat merayakan Perayaan Ekaristi adalah supaya doa untuk keluarga dapat dikabulkan dan menyambut Tubuh Tuhan {Lampiran wawancara halaman (9)}. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 39 Pernyataan dari Narasumber 3 tujuan umat Merayakan Perayaan Ekaristi adalah mempersatukan diri dengan Tuhan {Lampiran wawancara halaman (5)}. Dari hasil ini penulis dapat menyimpulkan dari hasil penelitian ini dapat digambarkan bahwa umat mengetahui apa tujuan sebenarnya untuk mengikuti Perayaan Ekaristi selain merayakan Perayaan Ekaristi sebagai kewajiban, umat juga dapat mempersatukan diri dengan Tuhan sehingga merasa damai, tenang dan Iman akan Kristus semakin diperdalam dan harapan akan hidupnya semakin dipenuhi. Menyambut Tubuh dan Darah Kristus juga menjadi salah satu pelengkap bagi Umat untuk menghadirkan dan mengenang kembali Peristiwa Kristus. Hal ketiga yang ditanyakan mengenai apa saja bagian-bagian yang termasuk dalam Tata Perayaan Ekaristi. Menurut Narasumber 1 bagian-bagian yang termasuk dalam Tata Perayaan Ekatisti ialah bahwa Ada kelompok umur yang mengerti bagian-bagian Tata Perayaan Ekaristi, bahkan sebelum Perayaan Ekaristi dimulai terlebih dahulu dibacakan katekese (penjelasan mengenai Tata Perayaan Ekaristi) dengan tujuan supaya umat lebih memahami bagian-bagian Perayaan Ekaristi, dalam setiap mingguan selalu dibacakan bagian-bagian Tata Perayaan Ekaristi karena umat yang datang ke Perayaan Ekaristi tidak sekedar untuk menyambut Tubuh dan Darah Kristus namun umat juga harus mengerti bagian-bagian Tata Perayaan Ekaristi {Lampiran wawancara halaman (3)}. Keterangan juga diberikan oleh Narasumber 3 yaitu bahwa umat sudah mengerti bagian-bagian Tata Perayaan Ekaristi {Lampiran wawancara halaman (5)}. Menurut Narasumber 4 menerangkan bahwa pemahaman umat mengenai bagian- PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 40 bagian yang termasuk dalam Tata Perayaan Ekaristi ialah sekitar 60% sudah memahami, karena dipengaruhi oleh pendidikan yang dimiliki setiap umat, 40% non pendidikan, secara pelan-pelan umat sudah bisa memahami tentang liturgi Perayaan Ekaristi {Lampiran wawancara halaman (6)}. Pernyataan diungkapkan oleh narasumber 6 mengenai bagian-bagian yang termasuk dalam Tata Perayaan Ekaristi umat memahami sekitar 70% dan 30% hanya mengikuti saja {Lampiran wawancara halaman (9)}. Narasumber 8 mengatakan bahwa umat mengerti bagian-bagian yang termasuk dalam Tata Perayaan Ekaristi yaitu bagian Persembahan kudus, doa syukur, Anak domba Allah, komuni, doa sesudah komuni, namun masih ada juga umat yang belum memahami dan mengerti bagian-bagian yang termasuk dalam Tata Perayaan Ekaristi {Lampiran wawancara halaman (11)}. Hal yang serupa juga diungkapkan oleh Narasumber 5 bahwa umat mengerti bagian Doa persembahan, kudus, Bapa kami, anak Domba Allah, komuni, doa sesudah komuni, namun ada juga umat yang mengerti bagian-bagian Tata Perayaan Ekaristi tidak secara teori {Lampiran wawancara halaman (8)}. Pernyataan yang diungkapkan oleh Narasumber 7 tentang bagian-bagian yang termasuk dalam Tata Perayaan Ekaristi ialah Salam, doa pembuka, doa tobat, Tuhan Kasihanilah, umat hanya mengikuti dan ada sebagian umat yang paham” {Lampiran wawancara halaman (9)}. Dari hasil ini penulis dapat menyimpulkan dari hasil penelitian ini dapat digambarkan bahwa umat sudah mengetahui bagian mana saja yang termasuk dalam Tata Perayaan Ekaristi jadi umat tidak hanya sekedar mengikuti Perayaan Ekaristi saja namun tugas umat juga wajib untuk mengetahui bagian-bagian yang PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 41 termasuk di dalamnya, sehingga pada saat umat ditugaskan terutama pada saat tugas bacaan, Mazmur, doa umat, sudah tau pada saat mana umat harus mempersiapkan diri dengan baik, meskipun tidak banyak umat mengetahui secara teori namun setidaknya umat sudah paham dan mengerti. Hal keempat yang ditanyakan bagaimana keterlibatan umat dalam Perayaan Ekaristi. Menurut keterangan dari Narasumber 1 bahwa keterlibatan umat sudah cukup baik, umat sudah bisa mengambil bagian ketika mendapat tugas dalam Perayaan Ekaristi, kecuali ada limpahan dari umat lain yang tidak siap bertugas, umat yang mendapat limpahan tersebut sudah bisa menyiapkan diri dengan baik walaupun persiapan dengan waktu yang sangat singkat {Lampiran wawancara halaman (3)}. Menurut Narasumber 2 mengungkapkan mengenai keterlibatan umat dalam Perayaan Ekaristi bahwa semua umat terlibat, meskipun masih lemah dalam persiapan terutama dalam tugas bacaan dan mazmur, namun sebagian besar umat mau terlibat. Umat yang terlibat tanpa mengharapkan jasa dan ada inisiatif dari umat sendiri untuk mengambil bagian-bagian dalam Tugas Perayaan Ekaristi {Lampiran wawancara halaman (4)}. Hal serupa juga diungkapkan oleh Narasumber 8 yaitu umat mengikuti Perayaan Ekartisti dengan penuh khidmat/perhatian penuh, menyambut komuni, menjadi petugas liturgi, lektor, misdinar dan kolekte {Lampiran wawancara halaman (11)}. Menurut Narasumber 6 keterlibatan umat dalam mengikuti Perayaan Ekaristi yaitu bahwa semua umat ambil bagian dan bertanggungjawab dalam tugas liturgi, dan juga di setiap lingkungan umat terlibat {Lampiran wawancara halaman (9)}. Pernyataan juga diberikan oleh Narasumber 5 mengenai keterlibatan umat dalam Perayan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 42 Ekaristi sebagai berikut: “Dengan cara ikut bernyanyi, ikut berdoa, ikut terlibat dalam tugas-tugas Perayaan Ekaristi” {Lampiran wawancara halaman (8)}. Narasumber 7 mengungkapkan mengenai keterlibatan umat dalam Perayaan Ekaristi yaitu sudah cukup baik, namun ada juga umat yang terlibat ketika ada tugas dalam Perayaan Ekaristi {Lampiran wawancara halaman (10)}. Pernyataan diungkapkan oleh Narasumber 3 sebagai berikut: “umat terlibat di saat ditunjuk atau mendapatkan jadwal ditugaskan” {Lampiran wawancara halaman (5)}. Keterangan juga diberikan oleh Narasumber 4 yang mengatakan bahwa umat yang terlibat dalam Perayaan Ekaristi ialah: Belum ada persiapan ketika mendapat tugas bacaan, mazmur yang sudah mulai berkembang sejak 2 tahun ini, persiapan koor yang baik, pemeriksaan batin 60%, persiapan untuk menerima Hosti, dalam bacaan belum menyimak dengan baik, suasana belum kusuk/tidak konsentrasi {Lampiran wawancara halaman (6)} Dari hasil ini penulis dapat menyimpulkan dari hasil penelitian ini dapat digambarkan bahwa ketika umat mendapatkan tugas terutama pada saat Perayaan Ekaristi umat selalu siap sedia baik itu mendapatkan tugas yang terjadwal ataupun mendapatkan tugas limpahan dari pertugas lain yang belum siap. Umat sudah punya kesadaran dan inisiatif tanpa harus diperintah ataupun diminta tolong dengan sangat yang berlebihan, selain keterlibatan dalam Perayaan Ekaristi, umat juga terlibat dalam kegiatan apapun tanpa harus diundang umat juga punya inisiatif untuk terjun langsung bersama umat yang lain dan tanpa sedikitpun mengharapkan balasan jasa karena umat sudah punya kesadaran sebagai anggota Gereja wajib untuk ikut terlibat dalam membangun Gereja bersama umat yang lainnya. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 43 Hal kelima yang ditanyakan tentang kegiatan apa saja yang ada di stasi pusat Paroki. Keterangan dari Narasumber 1 mengungkapkan bahwa kegiatan yang ada di stasi pusat Paroki yaitu kegiatan menurut kelompok-kelompok yang ada, misalnya PIA ada sekolah minggu, Natal bersama. OMK ada kegiatan Misdinar, kegiatan DPP misalnya memprogramkan kegiatan-kegiatan gereja, gotong royong membersihkan lingkungan gereja, kegiatan Ibu-ibu WK yaitu Doa Rosario ibu WK {Lampiran wawancara halaman (3)}. Menurut Narasumber 4 mengatakan bahwa kegiatan-kegiatan rutin Ibu WK yang aktif, kegiatan gotong royong yang dilakukan oleh DPP, paskah bersama PIA, paskah bersama DPP, APP untuk seluruh umat yang dilaksanakan setiap masa Prapaskah, kegiatan OMK dan KMPK yaitu paskah bersama dalam bentuk kegiatan seperti lomba baca KS dan Khotbah {Lampiran wawancara halaman (6)}. Menurut Narasumber 2 mengatakan bahwa kegiatan yang ada di stasi pusat Paroki yaitu Kegiatan liturgi, kegiatan gotong royong dan gawai (pesta) {Lampiran wawancara halaman (4)}. Keterangan juga diberikan oleh narasumber 7 yang mengatakan bahwa ada kegiatan Paroki CUP, kegiatan Natal bersama, Paskah bersama, doa Ibu WK dan kunjungan OMK {Lampiran wawancara halaman (10)}. Narasumber 8 juga memberi keterangan bahwa kegiatan-kegiatannya seperti BKSN, kegiatan memperingati bulan Rosario, gotong royong, sekami (natal anak-anak PIA, dan paskah) kunjungan OMK antar Paroki {Lampiran wawancara halaman (11)}. Kegiatan serupa juga diutarakan oleh Narasumber 3 mengungkapkan mengenai kegiatan yang ada di stasi pusat Paroki ialah Kerja bakti, merangkul umat, rapat persiapan untuk kedepan, Doa lingkungan” {Lampiran wawancara halaman (5)}. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 44 Keterangan juga diberikan oleh Narasumber 6 tentang kegiatan yang ada di stasi pusat Paroki yaitu kegiatan OMK setiap awal bulan ada Misa atau Ibadat di lingkungan-lingkungan, Masa Adven, Masa Prapaskah yang diisi dengan pendalaman Iman dan dipimpin oleh OMK {Lampiran wawancara halaman (9)}. Pernyataan juga diutarakan oleh Narasumber 5 tentang kegiatan yang adi di stasi pusat Paroki yaitu KPP, pertemuan Pemimpin umat, BKSN, Bulan Maria, bulan Rosario, Sekami, Doa lingkungan, kunjungan OMK {Lampiran wawancara halaman (8)}. Dari hasil ini penulis dapat menyimpulkan dari hasil penelitian ini dapat digambarkan bahwa kegiatan yang ada di stasi pusat Paroki sudah disusun sangat baik sesuai dengan kelompok umat yang ada di stasi pusat Paroki. Kegiatan yang sudah pernah tiada dapat diadakan sehingga semangat umat pun semakin berkembang dengan kegiatan-kegiatan yang ada, terutama kelompok OMK yang sebelumnya belum ada kegiatan kunjungan OMK ketika diadakannya kunjungan OMK antar Paroki memberi semangat bagi OMK untuk turut terlibat didalamnya. Selain itu bagi kelompok Ibu-Ibu WK sudah menghidupkan kembali kegiatan doa keliling sehingga terlihat kembali ada kelompok Ibu-Ibu WK yang bersemangat untuk ikut serta dalam kegiatan-kegiatan yang ada. Begitu juga dengan kegiatankegiatan yang lain yang belum pernah maupun yang sudah lama ditiadakan ketika semua kegiatan itu diadakan kembali memberi semangat bagi semua umat yang ikut terlibat didalamnya dan organisasi Gereja dapat hidup kembali. Hal keenam yang ditanyakan tentang dampak dari mengikuti perayaan Ekaristi. Menurut Narasumber 1 memberi keterangan mengenai dampak dari PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 45 mengikuti Perayaan Ekaristi ialah umat semakin terlibat aktif dalam mengikuti Perayaan Ekaristi {Lampiran wawancara halaman (3)}. Hal serupa juga diungkapkan oleh Narasumber 8 mengenai Dampak dari mengikuti Perayaan Ekaristi ialah umat semakin aktif {Lampiran wawancara halaman (11)}. Menurut Narasumber 5 dampak dari mengikuti Perayaan Ekaristi bahwa umat yang pernah bertugas tetap mau terlibat lagi, selain dalam perayaan Ekaristi juga mau terlibat dalam kegiatan lainnya {Lampiran wawancara halaman (8)}. Menurut Narasumber 7 yang mengatakan bahwa dampak dari mengikuti Perayaan Ekaristi yaitu umat semakin terlibat dengan adanya keikutsertaan dalam Perayaan Ekaristi {Lampiran wawancara halaman (10)}. Keterangan juga diberikan oleh Narasumber 6 yang mengatakan tentang dampak mengikuti Perayaan Ekaristi bahwa ada perubahan dari umat yang awalnya jarang terlibat menjadi aktif, semakin dekat dengan Gereja {Lampiran wawancara halaman (9)}. Keterangan diberikan oleh Narasumber 3 mengenai dampak dari mengukuti Perayaan Ekaristi bahwa umat Biasa-biasa {Lampiran wawancara halaman (5)}. Keterangan yang diberikan oleh Narasumber 2 mengenai dampak dari mengikuti Perayaan Ekaristi sebagai berikut: Pada saat ada teguran pada Perayaan Ekaristi tidak mau sembahyang, segi pakaian sudah berubah, segi dana sudah ada kemajuan dalam persembahan Ekaristi yang secara tidak langsung umat sudah terlibat melalui persembahan{Lampiran wawancara halaman (4)}. Pernyataan juga diungkapkan oleh Narasumber 4 mengenai dampak dari mengikuti Perayaan Ekaristi sebagai berikut: umat yang kurang aktif dalam Perayaan Ekaristi selalu ada rintangan, namun bagi umat yang aktif selalu melibatkan diri, rasa percaya diri, merasa ada panggilan, dihargai ketika mendapatkan tugas dalam Perayaan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 46 Ekaristi akan mempengaruhi untuk terlibat dalam berbagai kegiatan yang ada di Paroki, sudah ada kesadaran umat untuk memberikan persembahan {Lampiran wawancara halaman (6)}. Dari hasil ini penulis dapat menyimpulkan dari hasil penelitian ini digambarkan bahwa dengan mengikuti dan keterlibatan dalam Perayaan Ekaristi memberi dampak kepada umat. Ketika ada kegiatan di gereja umat terlibat tidak berhenti pada saat keterlibatannya di Perayaan Ekaristi namun umat juga melibatkan diri pada kegiatan-kegiatan yang lain, bahkan umat yang jarang terlibat menjadi lebih terlibat lagi, apalagi ketika ada kegiatan yang sangat memberikan manfaat dan menyenangkan secara otomatis umat juga dengan senang hati untuk terlibat. Selain itu adapun umat yang jarang terlibat dikarenakan kesibukan umat namun tidak semata-mata dipandang bahwa umat tidak mau terlibat lagi. Hal ketujuh yang ditanyakan mengenai seberapa keaktifan umat dalam melibatkan diri di berbagai kegiatan yang ada di stasi pusat Paroki. Menurut Narasumber 1 mengatakan bahwa keaktifan umat sudah cukup baik, umat mempunyai kesadaran untuk terlibat dalam Perayaan Ekaristi dan ada dorongan dari orang tua untuk melibatkan anaknya dalam mengikuti kegiatan-kegiatan di Gereja {Lampiran wawancara halaman (3)}. Keterangan yang diberikan oleh Narasumber 4 mengenai seberapa keaktifan umat dalam melibatkan diri di berbagai kegiatan yang ada di stasi pusat Paroki bahwa umat cukup aktif, saling bekerjasama dalam mengambil bagian sesuai dengan kemampuan yang dimiliki setiap umat {Lampiran wawancara halaman (5)}. Pernyataan juga diungkapkan oleh Narasumber 6 tentang seberapa keaktifan umat dalam melibatkan diri di PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 47 berbagai kegiatan yang ada di stasi pusat Paroki ialah Aktif {Lampiran wawancara halaman (9)}. Keterangan menurut Narasumber 8 tentang seberapa keaktifan umat dalam melibatkan diri di berbagai kegiatan yang ada di stasi pusat Paroki yaitu umat terlihat aktif ketika ada kegiatan yang membuat umat mau terlibat sehingga umat yang tidak aktif menjadi aktif lagi {Lampiran wawancara halaman (11)}. Menurut Narasumber 3 yang mengatakan tentang seberapa keaktifan umat dalam melibatkan diri di berbagai kegiatan yang ada di stasi pusat Paroki bahwa keaktifan umat sekitar 50% {Lampiran wawancara halaman (5)}. Hal serupa yang diungkapkan oleh Narasumber 7 mengenai seberapa keaktifan umat dalam melibatkan diri di berbagai kegiatan yang ada di stasi pusat Paroki bahwa umat aktif 50% sedangkan umat yang lain karena faktor waktu dan kesibukan dengan berbagai pekerjaan {Lampiran wawancara halaman (10)}. Pernyataan juga diungkapkan oleh Narasumber 5 mengeni seberapa keaktifan umat dalam melibatkan diri di berbagai kegiatan yang ada di stasi pusat Paroki bahwa umat tertentu yang benar-benar aktif 70%-80%. Orang tua dan muda mau aktif. Secara keseluruhan umat aktif {Lampiran wawancara halaman (8)}. Keterangan juga diberikan oleh Narasumber 2 tentang seberapa keaktifan umat dalam melibatkan diri di berbagai kegiatan yang ada di stasi pusat Paroki ialah yang terlibat orang-orang itu saja, tidak ada perkembangan dan bagi yang aktif mempunyai inisiatif untuk mengambil bagian tugas dalam kegiatan” {Lampiran wawancara halaman (4)}. Dari hasil ini penulis dapat menyimpulkan dari hasil penelitian ini digambarkan bahwa keaktifan umat sudah cukup baik, banyak dorongan ataupun PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 48 dukungan dari berbagai pihak sehingga umat menjadi lebih aktif lagi. Dengan mengikuti berbagai kegiatan umat sudah terlihat cukup aktif. Hal kedelapan yang ditanyakan mengenai faktor pendukung apa saja yang sering dijumpai dalam keterlibatan umat di gereja Stasi pusat Paroki. Menurut keterangan dari Narasumber 3 mengenai Faktor pendukung apa saja yang sering dijumpai dalam keterlibatan umat di stasi pusat Paroki bahwa ada kegiatan yang membuat umat senang untuk terlibat {Lampiran wawancara halaman (5)}. Keterangan juga diberikan oleh Narasumber 2 mengenai Faktor pendukung apa saja yang sering dijumpai dalam keterlibatan umat dalam hidup menggereja di stasi pusat Paroki bahwa tanpa ada yang mengkoordinir umat mempunyai inisiatif sendiri untuk terlibat, setiap ada kegiatan, OMK selalu aktif dan kegiatan berjalan dengan lancar {Lampiran wawancara halaman (4)}. Menurut Narasumber 1 yang memberikan keterangan mengenai Faktor pendukung apa saja yang sering dijumpai dalam keterlibatan umat dalam hidup menggereja di stasi pusat Paroki bahwa ketika ada dana yang mendukung berjalannya kegiatan dengan baik serta ada keaktifan dari umat yang mengikuti kegiatan tersebut {Lampiran wawancara halaman (3)}. Keterangan dari Narasumber 6 mengatakan tentang faktor pendukung apa saja yang sering dijumpai dalam keterlibatan umat dalam hidup menggereja di stasi pusat Paroki bahwa fasilitas menjadi penunjang semangat umat untuk ikut serta maupun melaksanakan kegiatan yang ada seperti segi tempat, lingkungan yang mendukung dan kesadaran dari umat sehingga memberi perubahan sebagai faktor pendukung bagi umat dalam keterlibatan mengikuti berbagai kegiatan yang ada di gereja {Lampiran wawancara halaman (9)}. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 49 Menurut narasumber 4 mengatakan mengenai faktor pendukung yang sering dijumpai oleh umat dengan keterlibatan dalam hidup menggereja di stasi Pusat Paroki ialah adanya pendidikan yang bisa membuka wawasan terutama bagi orang tua untuk mengerti Firman Tuhan, adanya dukungan dari Para Imam, adanya generasi muda sebagai generasi penerus Gereja yang sedang mengenyam pendidikan dapat menjadi sebuah faktor pendukung dalam keterlibatan umat di berbagai kegiatan, kesadaran dari umat terhadap persembahan tanpa adanya perhitungan serta perkembangan Gereja yang selama ini sudah baik {Lampiran wawancara halaman (6)}. Keterangan juga diberikan oleh Narasumber 8 mengenai faktor pendukung apa saja yang sering dijumpai dalam keterlibatan umat dalam hidup menggereja di stasi pusat Paroki bahwa umat aktif karena Pastor Paroki mampu merangkul umat dan kegiatan-kegiatan yang diadakan menarik perhatian umat {Lampiran wawancara halaman (11)}. Keterangan serupa diungkapkan oleh Narasumber 5 mengenai Faktor pendukung apa saja yang sering dijumpai dalam keterlibatan umat dalam hidup menggereja di stasi pusat Paroki bahwa umat dekat dengan Pastor Paroki, faktor dari lingkungan, orang tua yang mendorong anak untuk terlibat sehingga ada generasi {Lampiran wawancara halaman (8)}. Keterangan dari Narasumber 7 mengenai faktor pendukung apa saja yang sering dijumpai dalam keterlibatan umat dalam hidup menggereja di stasi pusat Paroki yaitu umat dekat dengan Gereja dapat mengajak umat terlibat {Lampiran wawancara halaman (10)}. Dari hasil ini penulis dapat menyimpulkan hasil penelitian ini digambarkan bahwa adanya kegiatan-kegiatan yang di stasi pusat Paroki yang bisa PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 50 membuat menarik perhatian umat untuk terlibat aktif tanpa ada yang mengkoordinir umat sudah terlibat aktif dengan baik, adanya dukungan dana dan segi tempat sehingga kegiatan dapat berjalan dengan lancar. Selain itu faktor pendidikan juga mempengaruhi untuk mendukung umat untuk bisa membuka segi pikiran agar dari segi wawasan umat terutama bagi yang orang tua untuk tetap memberi dukungan kepada generasi muda sebagai generasi penerus masa depan Gereja. Hal kesembilan yang ditanyakan tentang Faktor penghambat yang sering dijumpai dalam keterlibatan umat dalam hidup menggereja di stasi pusat Paroki. Menurut Narasumber 4 bahwa faktor penghambat yang sering dijumpai dalam keterlibatan umat dalam hidup menggereja di stasi Pusat Paroki yaitu masih ada umat yang belum mempunyai kesadaran karena dipengaruhi oleh masalah Ekonomi, mata pencarian umat yang minim, kesulitan dalam membagi waktu atau belum bisa menyempatkan diri untuk hadir dan terlibat {Lampiran wawancara halaman (7)}. Keterangan serupa diungkapkan oleh Narasumber 6 mengenai faktor penghambat yang sering dijumpai dalam keterlibatan umat dalam hidup menggereja di stasi pusat Paroki bahwa perekonomian, sibuk dengan pekerjaan rumah, segi waktu {Lampiran wawancara halaman (9)}. Menurut Narasumber 1 yang mengatakan bahwa faktor penghambat yang sering dijumpai dalam keterlibatan umat dalam hidup menggereja di stasi pusat Paroki yaitu ketika tidak ada dana maka kegiatan tidak bisa berjalan dengan baik {Lampiran wawancara halaman (3)}. Keterangan juga diungkapkan oleh Narasumber 8 mengenai faktor penghambat yang sering dijumpai umat di stasi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 51 pusat Paroki yaitu kesibukan umat {Lampiran wawancara halaman (11)}. Keterangan diungkapkan oleh narasumber 3 mengenai Faktor penghambat yang sering dijumpai dalam keterlibatan umat dalam hidup menggereja di stasi pusat Paroki bahwa umat tidak terlibat ketika ada kegiatan yang kurang disenangi atau kegiatan yang kurang menarik perhatian umat {Lampiran wawancara halaman (5)}. Narasumber 2 mengungkapkan mengenai faktor penghambat yang sering dijumpai dalam keterlibatan umat dalam hidup menggereja di stasi pusat Paroki bahwa masih ada ketergantungan dari umat terutama bagi OMK yang tidak ada mengkoordinir {Lampiran wawancara halaman (4)}. Keterangan diberikan oleh Narasumber 7 mengenai faktor penghambat yang dijumpai dalam keterlibatan umat dalam hidup menggereja di stasi pusat Paroki adalah umat yang di pengaruh oleh teknologi dan kesibukan yang membuat umat sulit dalam membagikan waktu {Lampiran wawancara halaman (10)}. Dari hasil ini penulis dapat menyimpulkan hasil penelitian digambarkan bahwa masih ada umat yang belum mempunyai kesadaran bahwa berbagai kegiatan yang ada di stasi pusat paroki merupakan tanggungjawab sebagai anggota umat Gereja namun karena banyak masalah Ekonomi yang dihadapi umat sehingga ari segi waktu umat belum bisa membagikan waktu dan lebih memilih untuk tidak ikut terlibat aktif. Banyak kegiatan yang tidak berjalan dengan lancar dikarenakan dana yang sangat minim. Ada juga umat yang terlibat ketika ada kegiatan yang sangat menyenangkan, bagi OMK dalam menjalankan kegiatan belum bisa mandiri selalu ada ketergantungan dari OMK itu sendiri, banyaknya pengaruh yang negatif dari alat Teknologi yang semakin berkembang. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 52 Hal terakhir yang ditanyakan mengenai Apa harapan umat melalui keterlibatannya dalam mengikuti berbagai kegiatan yang ada di stasi pusat Paroki. Menurut keterangan yang diungkapkan oleh Narasumber 1 mengatakan mengenai apa harapan umat melalui keterlibatannya dalam mengikuti berbagai kegiatan yang ada di stasi pusat Paroki bahwa umat semakin banyak terlibat melalui kegiatan-kegiatan yang ada {Lampiran wawancara halaman (3)}. Keterangan dari Narasumber 8 mengatakan mengenai apa harapan umat melalui keterlibatannya dalam mengikuti berbagai kegiatan yang ada di stasi pusat Paroki bahwa umat lebih aktif lagi dan punya inisiatif untuk mengikuti kegiatan sebagai bentuk kegiatan dalam hidup menggereja {Lampiran wawancara halaman (11)}. Hal serupa juga diungkapkan oleh Narasumber 5 mengenai apa harapan umat melalui keterlibatannya dalam mengikuti berbagai kegiatan yang ada di stasi pusat Paroki bahwa semua umat aktif, kegiatan diperbanyak yang bisa melibatkan semua umat {Lampiran wawancara halaman (8)}. Menurut Narasumber 3 mengungkapkan mengenai apa harapan umat melalui keterlibatannya dalam mengikuti berbagai kegiatan yang ada di stasi pusat Paroki bahwa ada kemajuan dari umat untuk terlibat kedepannya. Dana berjalan dengan lancar dan umat sadar untuk terlibat {Lampiran wawancara halaman (5)}. Keterangan juga diungkapkan oleh Narasumber 2 mengenai apa harapan umat melalui keterlibatannya dalam mengikuti berbagai kegiatan yang ada di stasi pusat Paroki ialah generasi tetap diteruskan, pembangunan gereja stasi pusat Paroki tetap berkembang {Lampiran wawancara halaman (4)}. Keterangan diungkapkan oleh Narasumber 7 mengenai apa harapan umat melalui keterlibatannya dalam PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 53 mengikuti berbagai kegiatan yang ada di stasi pusat Paroki bahwa supaya umat lebih terlibat aktif, mengadakan perubahan dengan menggunakan katekese {Lampiran wawancara halaman (10)}. Narasumber 4 mengatakan mengenai apa harapan umat melalui keterlibatannya dalam mengikuti berbagai kegiatan yang ada di stasi pusat Paroki bahwa Perkembangan gereja yang semakin meningkat dan berkembang dengan baik, generasi muda bisa menjadi harapan Gereja, kehadiran umat, orang tua lebih aktif dalam gotong royong, perkembangan tertata dan umat semakin banyak yang terlibat, PIA terus dibina {Lampiran wawancara halaman (6)}. Hal yang serupa diutarakan oleh Narasumber 6 sebagai berikut: Berkembang, maju, berkualitas mandiri, menuntut menjadi orang yang beriman, ikut terlibat, punya wujud berdoa, punya kegiatan lain, paroki CUP yang sudah hilang perlu diadakan lagi empat tahun sudah ditiadakan. pelayanan umat yang baik {Lampiran wawancara halaman (9)}. Dari hasil ini penulis dapat menyimpulkan dari hasil penelitian ini digambarkan bahwa umat lebih banyak yang aktif, membuat banyak kegiatankegiatan yang menarik, orang muda yang diharapkan oleh Gereja sebagai generasi penerus, pembangunan Gereja yang selalu berkembang dan mandiri, kegiatan PIA yang terus dibina, umat yang dituntut untuk terlibat secara mandiri, beriman dan mempunyai wujud doa serta kegiatan Paroki CUP yang sudah empat tahun ditiadakan perlu diadakan lagi karena kegiatan tersebut sudah menjadi tradisi bagi Paroki Salib Suci Nanga Tebidah. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 54 2. Laporan Hasil Observasi Langsung Selain menggunakan wawancara, penulis juga melakukan observasi langsung di tempat penelitian, adapun observasi langsung yang diamati oleh penulis yaitu Rapat Panitia Pelantikan DPP, Prodiakon dan penerimaan Sakramen Krisma, gotong-royong mempersiapkan Misa pelantikan Anggota DPP, Prodiakon, penerimaan Sakramen Krisma dan Perayaan Ekaristi dan pelantikan DPP, Prodiakon, Penerimaan Sakramen Krisma Oleh Uskup Mgr. Agustinus Agus di gereja Stasi Pusat Paroki Salib Suci Nanga Tebidah. Pada hari kamis malam tanggal 9 juni 2016 peneliti berkesempatan mengikuti rapat terakhir panitia pelantikan DPP, Prodiakon dan penerimaan Sakramen Krisma di pastoran Stasi Pusat Paroki Salib Suci Nanga Tebidah yang dimulai pada pukul 19.00 wib sampai pukul 21.30 wib. Dalam rapat ini, peneliti hanya mengikuti dan mengamati suasana proses rapat yang sedang berlangsung, sebelum rapat dimulai, terlebih dahulu dibuka dengan doa pembukaan yang dipimpin oleh Pastor Paroki yaitu Romo Markus Suwito, Pr. Pada kesempatan rapat ini yang dipandu oleh Pastor Paroki dan diikuti oleh semua panitia yang mempunyai tugas atau fungsi masing-masing. Setiap panitia melaporkan hasil rapat sebelumnya kepada Pastor Paroki maupun kepada semua panitia yang hadir pada saat rapat tersebut. Proses rapat berjalan dengan baik dan lancar, semua panitia bertanggungjawab atas semua tugas yang telah diberikan terlihat pada saat Romo Paroki meminta kepada para panitia untuk melaporkan hasil yang sudah dipersiapkan oleh masing-masing panitia. Dalam rapat kepanitiaan ini, yang PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 55 menjadi panitia ini juga termasuk sebagai calon anggota DPP, calon Prodiakon dan penerimaan Sakramen Krisma. Pada hari Jumat tanggal 10 Juni 2016, penulis berkesempatan ikut serta membantu dalam mempersiapkan Perayaan Ekaristi yang akan dilaksanakan pada hari Minggu tanggl 12 Juni 2016. Umat bersama Pastor Paroki memiliki inisiatif untuk ambil bagian dalam tugas masing-masing seperti membersihkan kipas angin, mengatur kursi, menyapu, mengpel lantai, memasang bendera dan baliho. umat dan pastor setelah ikut terlibat dalam gotong royong ini, mereka juga membangun kebersamaan dan kekeluargaan lewat snack dan makan bersama sehingga terbangunnya rasa memiliki dalam hidup menggereja. Pada hari minggu tanggal 12 Juni 2016 di gereja Paroki Salib Suci Nanga Tebidah Perayaan Ekaristi yang dipimpin Oleh. Mgr. Agustinus Agus, Pr Uskup Pontianak yang didampingi oleh Pastor Markus Suwito, Pr selaku Pastor Paroki Salib Suci Nanga Tebidah dan Pastor pembantu Pastor Yusuf, Pr. Dalam Perayaan Ekaristi ini, umat, Prodiakon, calon Krisma dan Pengurus DPP yang baru dilantik bekerja sama untuk turut ambil bagian dalam beberapa tugas seperti bacaan, mazmur, komentator, persembahan, koor, dokumentasi, dll sehingga Perayaan Ekaristi berjalan dengan baik. Dalam observasi langsung, peneliti melihat ada dampak yang berpengaruh yakni dengan mengikuti Perayaan Ekaristi terhadap keterlibatan umat yaitu umat yang terpilih menjadi petugas Prodiakon. Penulis melihat ini sebagai dampak karena sudah sangat jelas menjadi seorang Prodiakon tidak dipilih sembarangan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 56 namun ada alasan yang kuat dan menjadi seorang Prodiakon juga dilihat dengan kehidupan umat, penghayatan Iman umat, bagaimana umat sungguh-sungguh menghayati Imannya, keaktifan umat dalam mengikuti dan keterlibatannya di Perayaan Ekaristi dan aktif dalam berbagai kegiatan yang ada di gereja. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 57 BAB IV KATEKESE MODEL SCP SEBAGAI USULAN DAN USAHA UNTUK MENINGKATKAN KESADARAN DALAM MENGIKUTI PERAYAAN EKARISTI TERHADAP KETERLIBATAN UMAT DALAM HIDUP MENGGEREJA DI STASI PUSAT PAROKI SALIB SUCI NANGA TEBIDAH KALIMANTAN BARAT Pada bab ini akan dijelaskan mengenai usulan program sebagai tindak lanjut dari hasil penelitian yang diperoleh. Penulis akan menguraikan usulan program SCP bagi umat di Stasi Pusat Paroki Salib Suci Nanga Tebidah. Maka dari itu, penulis perlu memikirkan dan merencanakan segala sesuatu yang diperlukan dalam pelaksanaan kegiatan antara lain: latar belakang kegiatan, rumusan tema dan tujuan, penjabaran kegiatan dan contoh persiapan kegiatan. A. Latar Belakang kegiatan Dari hasil penelitian yang telah dilakukan terhadap pengurus DPP dan ketua lingkungan di stasi pusat Paroki Salib Suci Nanga Tebidah menurut pengakuan dari mereka sebagian umat untuk memahami teori tentang Perayaan Ekaristi dan keterlibatan umat dalam kegiatan-kegiatan di gereja sudah cukup baik dan semua umat terlibat aktif. Namun dengan demikian berdasarkan dari hasil penelitian dan ungkapan dari narasumber penelitian bahwa pemahaman Ekaristi dan keterlibatan umat perlu ditingkatkan lagi. Salah satu kebutuhan dari umat itu sendiri adanya sebuah komunikasi bisa berupa sharing pengalaman antar umat yang lainnya sehingga sebagai anggota gereja umat memiliki kesadaran yang sungguh-sungguh melibatkan diri sebagai hidup menggereja. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 58 Oleh sebab itu, penulis mengusulkan program kegiatan katekese model SCP (Shared Christian Praxis) bagi seluruh umat yang ada di stasi pusat Paroki Salib Suci Nanga Tebidah. Dengan adanya katekese model SCP ini sebagai upaya untuk meningkatkan pemahaman umat mengenai Perayaan Ekaristi dan keterlibatan umat dalam kehidupan menggereja B. Alasan memilih katekese model Shared Christian Praxis (SCP) Umat stasi pusat Paroki Salib Suci Nanga Tebidah merupakan harapan masa depan Gereja guna untuk meningkatkan keterlibatan dalam hidup menggereja. Saat ini kesadaran umat dalam mengikuti Perayaan Ekaristi dan meningkatkan keterlibatan umat dalam hidup menggereja sangat diharapkan oleh Gereja dengan banyaknya berbagai kegiatan sangat membantu umat untuk melibatkan diri dengan sepenuhnya sehingga kekuatan iman akan Kristus semakin tumbuh dan berkembang serta mewujudkannya dalam kehidupan sehari-hari. Penulis melihat bahwa katekese model SCP ini sangat cocok dengan pembahasan kesadaran dalam mengikuti Perayaan Ekaristi dan keterlibatan umat dalam panggilan hidup menggereja. Model katekese SCP ini adalah salah satu dari model katekese pengalaman hidup. Pada model katekese ini yang bertolak pada pengalaman hidup konkret umat sangat membantu umat untuk terlibat aktif. Melalui pengalaman hidup umat bisa diajak untuk menemukan nilai-nilai dalam Tradisi dan Visi Kristiani sehingga pada akhirnya umat mampu mewujudkannya dalam kehidupan konkret. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 59 C. Katekese Model SCP 1. Pengertian SCP SCP (Shared Christian Praxis) menekankan proses berkatekese yang bersifat diagonal dan partisipatif yang bermaksud mendorong peserta, berdasarkan konfrontasi antara “Tradisi” dan “Visi” hidup mereka dengan “Tradisi” dan “Visi” kristian, agar baik secara pribadi maupun bersama, mampu mengadakan penegasan dan mengambil keputusan demi terwujudnya nilai-nilai kerajaan Allah dalam kehidupan manusia yang terlibat dalam dunia. Model katekese ini bermula dari pengalaman hidup peserta, yang direfleksikan secara kritis dan dikonfrontasikan dengan pengalaman iman dan visi kristiani supaya muncul sikap dan kesadaran baru yang memberi motivasi pada keterlibatan baru. Maka sejak awal orientasi pendekatan ini pada “praxis” peserta. (Sumarno 2015:14-15). 2. Langkah-langkah Katekese Model SCP Menurut Thomas H. Groome, yang disusun ulang oleh Sumarno 2015 ada 5 (lima) langkah SCP (Sumarno 2015: 18-22) yaitu: a. Langkah 0 : Pemusatan aktivitas Langkah 0 ini bertujuan untuk mendorong umat menemukan topik pertemuan yang bertolak dari kehidupan konkret yang selanjutnya menjadi tema dasar pertemuan. Adapun sarana yang digunakan pada langkah ini yaitu berupa simbol, cerita, bahasa foto, poster, video, kaset suara, film, telenovela atau saranasarana lain yang menunjang peserta menemukan salah satu aspek yang bisa menjadi topik dasar untuk pertemuan tersebut. Langkah ini juga mengungkapkan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 60 keyakinan bahwa Allah senantiasa aktif mewahyukan diri dan kehendak-Nya di tengah kehidupan manusia. Tema dasar hendaknya sungguh-sungguh mendorong peserta untuk terlibat aktif dalam pertemuan dan pemilihan tema dasar harus konsisten dengan model SCP yang menekankan partisipasi dan dialog serta tema dasar tidak bertentangan dengan iman kristiani. Peran dan tanggungjawab pembimbing mampu menciptakan lingkungan psikososial dan fisik yang mendukung (kondusif) dan memilih sarana yang tepat serta membantu peserta merumuskan prioritas tema yang tepat. b. Langkah 1: Pengungkapan pengalaman hidup faktual Pada langkah ini peserta diajak untuk mengungkapkan pengalaman hidup secara faktual. Dalam pengalaman hidup (sharing) dapat berupa pengalaman peserta sendiri atau kehidupan dan permasalahan yang terjadi di dalam masyarakat. Peserta dapat membagikan pengalaman hidupnya yang sungguhsungguh dialami dan tidak boleh ditanggapi sebagai suatu laporan. Peran dan tanggungjawab pembimbing sebagai fasilitator yang mampu menciptakan suasana pertemuan yang menjadi hangat, ramah, sabar, hormat, bersahabat, dan peka terhadap latar belakang keadaan dan permasalahan peserta. c. Langkah II: Refleksi kritis atas sharing pengalaman hidup faktual Pada langkah ini peserta diajak untuk mendalami pengalaman hidupnya melalui refleksi kritis. Ada tiga unsur yang harus peserta olah pada langkah ini, yaitu pemahaman kritis peserta dalam kehidupan sosial (konkret), kenangan analitis yaitu peserta mengingat kembali akan suatu peritiwa yang pernah terjadi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 61 sebelumnya serta menemukan maknanya, kemudian peserta secara kreatif melalui imajinasinya untuk mengungkapkan dan merenungkan pengalaman hidup yang positif. Adapun peran dan tanggungjawab pembimbing dalam langkah ini yaitu menciptakan suasana pertemuan, menghormati dan memberi dukungan setiap gagasan, sumbang saran peserta, mengajak peserta untuk berefleksi secara kritis, mendorong peserta supaya mengadakan dialog penegasan bersama, peserta diajak untuk menggali pengalamannya dengan dituntun beberapa pertanyaan. d. Langkah III: Mengusahakan supaya Tradisi dan Visi Kristiani lebih terjangkau Pada langkah ini peserta diajak untuk menggali pengalaman iman Kristiani dan mengkomunikasikan nilai-nilai Tradisi dan Visi Kristiani agar lebih terjangkau untuk kehidupan peserta yang mempunyai konteks dan latar belakang kebudayaan yang berbeda. Tradisi dan Visi Kristiani mengungkapkan pewahyuan diri dan kehendak Allah yang memuncak dalam misteri hidup dan karya Yesus Kristus serta mengungkapkan tanggapan manusia atas pewahyuan tersebut. Peran pembimbing pada langkah ini mengajak peserta untuk menafsirkan dan menghormati Kitab Suci yang dipilih sehingga membantu peserta untuk menemukan informasi untuk memiliki nilai-nilai Tradisi dan Visi Kristiani. Pembimbing bisa melalui metode yang tepat untuk menghantarkan peserta pada kesadaran diri. Sikap pembimbing pada langkah ini yaitu tidak menggurui, menghargai setiap pendapat peserta dan tidak menganggap pendapat sendiri paling benar kemudian pembimbing menafsirkan dengan mengikutsertakan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 62 kesaksian iman, harapan, hidupnya sendiri dan harus melakukan persiapan yang matang dan studi sendiri. e. Langkah IV: Interpretasi/Tafsir dialektis antara Tradisi dan Visi peserta dan Tradisi dan Visi Kristiani Pada langkah ini peserta diajak untuk mengungkapkan iman Kristiani dalam situasi konkret, melalui Tradisi dan Visi Kristiani peserta diajak untuk menemukan nilai hidup dan menyadari sikap yang kurang baik dan memperbaiki sikap tersebut serta mampu menemukan nilai-nilai hidup yang baru untuk dikembangkan. Peserta secara aktif dan kreatif memberikan keyakinan pada dirinya untuk melakukan perubahan sikap dan hidup yang lebih baik lagi. Peran pembimbing yaitu menghormati penegasan peserta, meyakinkan peserta bahwa mereka mampu menemukan nilai pengalaman hidup dan visi mereka dengan nilai Tradisi dan Visi Kristiani, mendorong peserta untuk merubah pihak yang pasif menjadi aktif dan mendengarkan dengan hati dan seluruh pemikiran peserta. f. Langkah V: Keterlibatan baru demi makin terwujudnya Kerajaan Allah di Dunia Ini Pada langkah V ini peserta diajak untuk mengambil suatu keputusan yang membawa peserta pada aksi konret. Suatu aksi konkret dipadami sebagai tanggapan terhadap wahyu Allah. Tujuan langkah ini untuk mendorong keterlibatan peserta pada keterlibatan baru dengan mengusahakan metanoia: pertobatan pribadi dan sosial yang berkelanjutan. Peran dan tanggungjawab pembimbing yaitu mengajak peserta untuk optimis, merangkum dari langkah PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 63 pertama sampai keempat supaya dapat lebih membantu peserta dan pada langkah penutup pembimbing mengajak peserta untuk mengikuti suatu perayaan Liturgi sederhana sebagai tanda bahwa Tuhan memberkti segala upaya yang akan dilakukan. D. Rumusan tema dan tujuan Tema beserta penjabaran masing-masing sesi dalam kegiatan pendalaman iman bagi umat di Stasi Pusat Paroki Salib Suci Nanga Tebidah akan diuraikan pada bagian ini. Uraian tema dan tujuan kegiatan serta judul kegiatan masingmasing sesi yang akan digunakan dalam kegiatan rekoleksi ini adalah sebagai berikut: Tema: Membangun kesadaran dalam mengikuti Perayaan Ekaristi dan keterlibatan umat dalam panggilan hidup menggereja Tujuan: Umat semakin menyadari dalam mengikuti Perayaan Ekaristi itu sangat penting sehingga umat terdorong untuk terlibat aktif dalam mengikuti kegiatan-kegiatan di gereja sebagai panggilan hidup menggereja. Tema 1 : Yesus sang sumber cinta kasih yang hadir dalam Perayaan Ekaristi Tujuan1 : Bersama pendamping peserta semakin menyadari bahwa kehadiran Yesus dalam Perayaan Ekaristi memberi motivasi dan semangat untuk tetap setia merayakan Perayaan Ekaristi sehingga umat lebih terlibat aktif dalam Perayaan Ekaristi. Tema2 : Kita Dipanggil Untuk Mengikuti Yesus Kristus PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 64 Tujuan 2: Bersama pendamping peserta semakin menyadari bahwa dirinya dipanggil untuk mengikuti Yesus Kristus dan percaya kepadaNya, sehingga mampu memberi teladan baik dalam keterlibatan hidup menggereja. E. Waktu Pelaksanaan Waktu pelaksanaan SCP yang dimulai pada pukul 10.00-11.30 WIB. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 65 F. Matriks Program Katekese SCP bagi umat di Stasi Pusat Paroki Salib Suci Nanga Tebidah. Tema Umum : Membangun kesadaran dalam mengikuti Perayaan Ekaristi dan keterlibatan umat dalam panggilan hidup Menggereja Tujuan Umum :Umat semakin menyadari dalam mengikuti Perayaan Ekaristi itu sangat penting sehingga umat terdorong untuk terlibat aktif dalam mengikuti kegiatan-kegiatan di gereja sebagai panggilan hidup menggereja. NO. 1. WAKTU PELAKS ANAAN Jumat 9 Februari 2018 Pukul 10.00 11.30 wib JUDUL PERTEMUAN TUJUAN PERTEMUAN Yesus sang sumber cinta kasih yang hadir dalam Perayaan Ekaristi Bersama pendamping peserta semakin menyadari bahwa kehadiran Yesus dalam Perayaan Ekaristi memberimotivasi dan semangat untuk tetap setia merayakan Perayaan Ekaristi sehingga umat lebih terlibat aktif dalam Perayaan Ekaristi. URAIAN MATERI METODE Teks Kitab Suci Cerita Mrk 14:22-24 Teks Injil Markus Laptop 14:22-24 http://www.ind dan Teks Cerita ocell.net/yesay Teks Lagu a/pustaka2/id2 Kitab Suci 44.htm Pengalaman “Yesus Refleksi Surga” Cerita Mujizat Ekaristi di Luciano Pengalaman Peserta Speaker LCD diutus Bapa di Teks SUMBER BAHAN lagu Sharing “Kasih” lagu Tanya jawab SARANA Pribadi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 66 2 Sabtu 24 Februari Kita Untuk Mengikuti 2018 Pukul Teks Kitab Suci Cerita Dipanggil Bersama Yesus Kristus pendamping peserta Yohanes 1:45- Tanya jawab semakin 51 menyadari bahwa Sharing dirinya Teks lagu 19.00- dipanggil untuk “Panggilan 20.30 wib mengikuti Yesus Tuhan” MB Kristus dan percaya No. dan padaNya, sehingga “Aku mampu memberi Bisikan 456 Dengar Suara Pengalaman Speaker Laptop Injil Yohanes 1 : 45-51. LCD Teks Cerita Refleksi Teks Lagu Pribadi Kitab Suci Komkat KAS.(1998). Mengikuti Yesus Kristus I: Buku Pegangan teladan baik dalam Mu” MB No. Calon Baptis. keterlibatan 465 Yogyakarta: menggereja. hidup Teks Cerita “Keinginan Menjadi Kristen Katolik” Pengalaman Peserta Kanisius. Heuken, A, SJ. 1989. Ensiklopedi Orang Kudus dari A-Z Cet. Ke-7. Jakarta : Yayasan CLC PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 67 G. Contoh Satuan Persiapan SCP 1. Identitas Pertemuan a. Tema Pertemuan : Yesus sang sumber cinta kasih yang hadir dalam Perayaan Ekaristi b. Tujuan pertemuan: Bersama pendamping peserta semakin menyadari bahwa kehadiran Yesus dalam Perayaan Ekaristi memberi motivasi dan semangat untuk tetap setia merayakan Perayaan Ekaristi sehingga umat lebih terlibat aktif dalam Perayaan Ekaristi. c. Peserta : umat stasi pusat Paroki Salib Suci Nanga Tebidah d. Tempat : Gedung Pastoran e. Hari/Tanggal : Jumat 9 Februari 2018 f. Waktu : Pukul 10.00-11.30 WIB g. Model : Shared Christian Praxis h. Metode : - Cerita - Tanya Jawab - Sharing Pengalaman - Refleksi Pribadi i. Sarana : - Teks Lagu PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 68 - Teks Cerita “Mujizat Ekaristi di Luciano” - Kitab Suci - Laptop - LCD - Speaker j. Sumber Bahan : - Injil Markus 14:22-24 2. Pemikiran Dasar Kita sebagai umat Katolik, Yesus menjadi dasar sumber cinta kasih yang hadir dalam Perayaan Ekaristi memberi semangat dan motivasi bagi umat melibatkan diri dalam Perayaan Ekaristi. Dalam kehidupan sehari-sehari terutama bagi umat yang ada di stasi pusat Paroki Salib Suci Nanga Tebidah kerap kali kurang menyadari bahwa Ekaristi adalah sumber cinta kasih dengan kehadiran Yesus, sebagian umat yang selalu sibuk dengan berbagai urusan pekerjaan rumah tangga karna masalah ekonomi yang harus dipenuhi dalam keluarga, sehingga kesulitan membagi waktu untuk pergi ke gereja untuk merayakan Perayaan Ekaristi dan lebih memilih untuk bekerja, ini menjadi salah satu kesulitan bagi umat untuk mengerti tentang Ekaristi. Kesadaran dalam diri umat untuk mengikuti Perayaan Ekaristi adalah salah satu motivasi dan semangat untuk tetap setia merayakannya sehingga umat lebih terlibat aktif dalam Perayaan Ekaristi. Dalam Injil Markus 14:22-24 mengisahkan tentang penetapan Perjamuan Malam. Pada perikop ini mengisahkan bahwa ketika Yesus bersama para murid- PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 69 murid-Nya sedang makan, Yesus mengambil Roti, mengucap berkat, memecahkan Roti lalu memberikannya kepada mereka dan berkata “Ambillah Inilah Tubuk-Ku”. Pada injil bahwa Yesus ingin menyatakan cinta kasih-Nya yang besar kepada kita dengan menyerahkan Tubuh-Nya, dan Yesus ingin kewariskan Perayaan Ekaristi kepada para muridn-murid-Nya supaya mereka tetap ingat akan kenangan akan Dia dengan setia merayakan Perayaan Ekaristi. Pada ayat 23 dan 24 juga demikian bahwa Yesus juga memberikan cawan kepada para murid-murid-Nya untuk meminum anggur dengan berkata “Inilah darah-Ku, darah perjanjian yang ditumpahkan bagi banyak orang”.Ini juga salah satu bentuk cinta yang besar kepada para murid-murid-Nya. Dengan merayakan Perayaan Ekaristi secara sistematis para murid akan selalu ingat akan Peristiwa ketika Yesus menyerahkan Tubuh dan Darah-Nya sebagai bentuk kenangan akan Dia. Oleh sebab itu melalui pertemuan ini peserta diharapkan mampu menyadari untuk tetap setia menghadirkan Yesus dalam Perayaan Ekaristi sebagai bentuk dan memberikan kekuatan, semangat serta motivasi bagi umat untuk tetap terlibat aktif dalam Perayaan Ekaristi serta mewujudkannya dalam kehidupan sehari-hari. 3. Mengembangkan Langkah-langkah a. Pembukaan 1) Pengantar Bapak, Ibu dan Saudara-saudari yang terkasih didalam Kristus, selamat pagi. Pada kesempatan pagi ini mari kita bersama-sama mencoba mendalami dan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 70 sharing bersama dengan tema pertemuan kita Yesus sang sumber cinta kasih yang hadir dalam Perayaan Ekaristi. Dalam kehidupan kita sehari-hari mungkin kita pernah mengalami yang namanya kurang menyadari bahwa Ekaristi itu sangat penting bagi kita, dan sering kali kita juga mengalami kesulitan membagikan waktu untuk datang ke gereja merayakan Perayaan Ekaristi dikarenakan sibuk dengan berbagai pekerjaan rumah. Kadang tanpa kita sadari juga sebagai umat katolik kita mengabaikan waktu kita untuk menghadirkan Yesus melalui Perayaan Ekaristi. Dalam Perayaan Ekaristi Yesus menyerahkan Tubuh dan Darah-Nya sebagai kenangan sebagai wujud cinta kasih-Nya kepada kita. Yesus hadir dalam rupa Roti dan Anggur yang memberikan kehidupan. Oleh sebab itu sebagai umat katolik yang percaya kepada-Nya melalui Ekaristi Yesus hadir memberi motivasi dan semangat untuk tetap setia merayakan Perayaan Ekaristi sehingga umat lebih terlibat aktif lagi dalam Perayaan Ekaristi. 2) Lagu Pembuka: “Kasih” 3) Doa Pembuka Allah Bapa yang maka kasih, kami bersyukur dan berterimakasih atas anugerah dan rahmat-Mu yang telah Engkau berikan kepada kami sehingga kami bisa berkumpul bersama di tempat ini. Pada saat ini kami akan bersama-sama mengali pengalaman hidup dan merefleksikannya sejauh mana kami menyadari akan pentingnya menghadirkan Yesus dalam Perayaan Ekaristi. Bimbinglah kami selalu selama pertemuan ini semoga kami semua yang hadir di sini mampu menghayati melalui sabda-sabda-Mu tentang tentang Yesus sang sumber cinta PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 71 kasih yang hadir dalam Perayaan Ekaristi sehingga mampu memberi semangat dan motivasi kepada kami untuk tetap terlibat aktif dalam merayakan Perayaan Ekaristi sebagai bentuk kenangan akan Dia. Engkau kami Puji kini dan sampai selama-lamanya. Amin. b. Langkah 1: Mengungkapkan pengalaman hidup peserta 1) Pendamping membagikan teks cerita tentang “Mujizat Ekaristi di Luciano” kepada peserta dan memberikan waktu untuk membaca dan mendalami teks cerita yang telah dibagikan. 2) Pendampung meminta salah satu peserta untuk menceritakan dengan singkat isi dari cerita “Mujizat Ekaristi di Luciano ” 3) Intisari Cerita Mukjizat yang terjadi sekitar tahun 700-an di kota Lanciano, yang pada waktu itu dikenal sebagai Anxanum, sebuah kota Romawi kuno yang terletak di bagian tenggara kota Roma. Suatu hari, seorang imam biarawan mempersembahkan Kurban Kudus Misa. Tampaknya, ia dikuasai keraguraguan akan transsubstansiasi; ia tersiksa dengan pertanyaan apakah Roti dan Anggur sungguh berubah substansinya menjadi Tubuh dan Darah Kristus pada saat kata-kata konsekrasi diucapkan, dan apakah Kristus sungguh hadir dalam Ekaristi Kudus. Saat itu, ketika imam mengucapkan kata-kata konsekrasi, hosti secara ajaib berubah menjadi daging dan anggur berubah menjadi darah. Imam sungguh terkejut. Ia menangis penuh sukacita PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 72 dan ketika ia telah tenang kembali, ia berseru kepada umat yang berkumpul sekeliling altar, katanya “O saksi-saksi yang berbahagia, kepada siapa Allah yang Terberkati, untuk menghalau ketidakpercayaanku, telah bersedia menyatakan Diri-Nya dengan nyata di hadapan mata kita! Mari, saudarasaudaraku, kita mengagungkan Allah kita, yang begitu dekat kepada kita. Lihatlah Daging dan Darah Kristus kita yang Terkasih”. Segera sesudah mukjizat terjadi, Darah mengental menjadi lima gumpalan darah yang berbeda ukuran, tetapi Daging tetap tak berubah. Uskup Agung memerintahkan agar dilakukan penelitian. Kesaksian para saksi dicatat. Daging dan Darah tampak seperti Daging dan Darah manusia. Bapa Uskup Agung mengirimkan neraca untuk menimbang berat gumpalan darah: masing-masing gumpalan ditimbang dan didapati bahwa berat masingmasing sama dengan yang lainnya (meskipun berbeda ukurannya). Pada akhirnya, Daging dan gumpalan Darah ditempatkan dalam sebuah wadah reliqui khusus yang terbuat dari gading, tetapi tidak disegel kedap udara. Para pejabat Gereja memaklumkan mukjizat meskipun dokumen aslinya hilang pada abad ke enambelas. 4) Pengungkapan pengalaman : Peserta diajak untuk mendalami cerita di atas dengan beberapa pertanyaan? Ceritakan mujizat Ekaristi yang terjadi di Luciano? Apakah Bapak/Ibu dan saudara/saudari juga menyadari bahwa Yesus sungguh hadir dalam Perayaan Ekaristi? PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 73 5) Arah Rangkuman Cerita di atas mengisahkan bahwa pernah terjadi pada tahun 700-an mujizat Ekaristi di kota Luciano. Pada suatu hari ada seorang imam biarawan ingin mempersembahkan Kurban Kudus Misa. Awalnya ia dikuasi oleh rasa keraguan akan transsubstansiasi. Kemudian ketika imam ingin mengucapkan kata-kata konsekrasi, hosti secara ajaib berubah menjadi daging dan anggur berubah menjadi darah. Imam sungguh terkejut. Setelah itu imam berseru kepada umat yang sedang berkumpul di sekitar altar dan berkata “O saksi-saksi O saksi-saksi yang berbahagia, kepada siapa Allah yang Terberkati, untuk menghalau ketidakpercayaanku, telah bersedia menyatakan Diri-Nya dengan nyata di hadapan mata kita! Mari, saudara-saudaraku, kita mengagungkan Allah kita, yang begitu dekat kepada kita. Lihatlah Daging dan Darah Kristus kita yang Terkasih. Mereka yang menyaksikan mukjizat segera saja menyebarluaskan berita tersebut ke seluruh wilayah sekitar. Dalam pengalaman hidup kita sehari-hari sering kali kita terutama pada saat kita ingin merayakan Perayaan Ekaristi selalu banyak godaan atau malas untuk pergi ke Gereja dan tanpa kita sadari bahwa Ekaristi sangatlah penting bagi kita untuk menghadirkan Yesus sang penyemangat dalam mengatasi berbagai masalah yang kita hadapi. c. Langkah II : Mendalami Pengalaman Hidup Peserta 1) Peserta diajak untuk merefleksikan sharing pengalaman dengan dibantu beberapa pertanyaan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 74 Mengapa Bapak/Ibu dan saudara/saudari bahwa Yesus yang hadir adalah sumber cinta kasih dalam Ekaristi? Makna apa yang dapat diambil dari pengalaman Bapak/Ibu dan saudara/saudari? 2) Dari jawaban yang diungkapkan oleh peserta pendamping memberikan arahan rangkuman singkat Sebagai umat katolik banyak godaan dan tantangan yang dialami, muncul keraguan dan rasa tidak percaya untuk meyakinkan yang terjadi dalam kenyataan hidup yang sedang dijalani. Namun karenan mengandalkan kekuatan Yesus dan tetap percaya kepada Yesus sang sumber cinta kasih yang selalu memberikan semangat dalam hidup. d. Langkah III : Menggali Pengalaman Iman Kristiani 1) Peserta diajak untuk membaca perikop Kitab Suci yang dibagikan Injil Markus 14:22-24 2) Peserta diberi waktu untuk hening sejenak merenungkan bacaan Kitab Suci dengan dipandu beberapa pertanyaan a) Ayat mana yang menunjukkan cinta kasih Yesus kepada para muridNya? b) Sikap-sikap seperti apa yang ingin ditanamkan oleh Yesus kepada para murid-Nya 3) Peserta diajak untuk menafsirkan isi dari bacaan injil yang baru dibaca dan didalami secara bersama-sama e. Langlah IV : Menerapkan Iman dalam Situasi Peserta Konkret PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 75 1) Pengantar Bapak/Ibu dan saudara/saudari terkasih dari awal kita telah mendengar kisah tentang mujizat Ekaristi di Luciano bahwa ketika ada seorang imam biarawan yang ingin mempersembahkan Kurban Kudus Misa. Awalnya iman dipenuhi oleh rasa keraguan akan transsubstansiasi. Ketika ia melakukan konsekrasi tiba-tiba terjadi mujizat Roti dan Anggur berubah menjadi Daging dan Darah yang sungguh mengejutkan dengan penuh rasa percaya bahwa Yesus sungguh hadir dan nyata akan peritiwa tersebut. Dalam kehidupan kita sehari-hari ketika kita hendak ikut serta merayakan Perayaan Ekaristi kita perlu menyadari bahwa Yesus sungguh hadir tidak hanya dalam Perayaan Ekaristi namun Yesus juga sungguh hadir dalam kehidupan sehari-hari dan tentunya kita mohon kekuatan, semangat dan motivasi dalam diri kita untuk tetap yakin bisa menghadapi berbagai masalah yang kita hadapi. Dalam injil Markus 14:22-24 yang telah kita dalami tadi, kita juga diajak untuk selalu menghadirkan Yesus dengan merayakan Perayaan Ekaristi sebagai bentuk cinta kasih yang telah Ia berikan dan tetap mengenangkan kembali peristiwa sebagaimana mestinya yang telah dilakukan Yesus bersama para murid-murid-Nya. 2) Memikirkan niat-niat yang hendak dilakukan supaya bisa semakin menyadari bahwa Yesus sang sumber cinta kasih yang hadir dalam Perayaan Ekaristi. peserta diberi panduan pertanyaan untuk membantu membuat aksi konkret PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 76 Sikap dan tindakan seperti apa yang hendak dilakukan untuk semakin menyadari bahwa Yesus sang sumber cinta kasih yang hadir dalam Perayaan Ekaristi memberikan semangat dan motivasi dalam diri kita 3) Peserta diberi kesempatan untuk hening sejenak merenungkan aksi apa yang hendak dilakukan 4) Pendamping mengajak peserta untuk mengungkapkan aksinya masingmasing secara konkret yang langsung diwujudkan untuk semakin menyadari bahwa Yesus sang sumber cinta kasih sungguh hadir dalam Perayaan Ekaristi. f. Penutup 1) Doa umat secara spontan yang diawali oleh pendamping dengan menghubungkannya dengan kebutuhan situasi peserta. Kemudian doa umat disusul oleh peserta yang lain. Akhirnya doa umat tutup dengan doa Bapa Kami dan Doa Penutup oleh pendamping. 2) Doa Penutup Allah Bapa yang maha kasih terimakasih atas berkat dan rahmat-Mu yang telah Engkau berikan kepada kami semua yang telah hadir berkumpul bersama di tempat ini untuk belajar bersama dengan tema pertemuan kami Yesus sang sumber cinta kasih yang hadir dalam Perayaan Ekaristi semoga kami selalu mempunyai kesadaran untuk selalu menghadirkan Yesus dalam Perayaan Ekaristi yang kami rayakan dan melalui mujizat Ekaristi yang terjadi Luciano juga memberikan kami kekuatan untuk selalu yakin dan percaya bahwa Yesus sang cinta kasih sungguh hadir dan dapat PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 77 memberi semangat kepada kami untuk tetap merayakan Ekaristi dan memberikan motivasi dalam hidup kami sehari-hari terutama ketika sedang menghadapi berbagai masalah yang terjadi. Semoga rahmat-Mu selalu melimpahi kami semua. Demi Kristus Tuhan dan Pengantara kami. Amin. 3) Lagu Penutup :“Yesus diutus Bapa di Surga” PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 78 BAB V PENUTUP Pada bagian ini disampaikan kesimpulan dan saran mengenai Pengaruh Perayaan Ekaristi terhadap Keterlibatan umat dalam hidup menggereja yang diharapkan dapat berguna bagi stasi pusat Paroki Salib Suci Nanga Tebidah guna meningkatkan kesadaran umat dalam mengikuti Perayaan Ekaristi terhadap keterlibatan umat dalam hidup menggereja. Adapun saran yang diberikan penulis bagi umat yang ada di stasi pusat Paroki, melalui Perayaan Ekaristi supaya umat mampu menumbuhkan rasa semangat dan motivasi terhadap keterlibatan dalam hidup menggereja. A. Kesimpulan Berdasarkan dari latar belakang dan penelitian yang telah dilakukan oleh penulis, dapat ditarik kesimpulan bahwa Perayaan Ekaristi yang umat rayakan sangat berpengaruh terhadap keterlibatan umat dalam hidup menggereja di stasi pusat Paroki Salib Suci Nanga Tebidah Kalimantan Barat. Ekaristi dalam Dokumen Konsili Vatikan II Sacrosanctum Concilium art. 47 bahwa Ekaristi sebagai perjamuan Paskah di mana sebelum Yesus diserahkan untuk di salib, bersama para murid-Nya mengadakan perjamuan malam terakhir sebagai lambang akan cinta kasih, kesatuan dan ikatan cinta kasih kepada muridmurid-Nya yang setia bersama Yesus. Adapun cinta kasih yang dimaksudkan yaitu Yesus yang menyerahkan diri-Nya dalam rupa Roti dan Anggur dan membagikan kepada para murid-Nya. Sebagai bentuk cinta kasih-Nya Yesus mengajak para murid-murid-Nya untuk selalu mengenang kembali peristiwa PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 79 perjamuan yang terjadi pada malam terakhir sebelum Yesus wafat dan bangkit. Bentuk cinta dan kasih ini Yesus curahkan kepada para murid-Nya sehingga para murid selalu menyadari akan pentingnya Perayaan Ekaristi sebagai kenangan akan Dia. Hasil penelitian yang telah penulis lakukan menunjukkan bahwa keterlibatan umat di stasi pusat Paroki Salib Suci Nanga Tebidah dalam Perayaan Ekaristi memberi pengaruh pada keterlibatan dalam hidup menggereja. Bahkan umat yang jarang terlibat menjadi lebih terlibat lagi, apalagi ketika ada kegiatan yang sangat memberikan manfaat dan menyenangkan. Selain itu ada umat yang jarang terlibat karena kesibukan mereka namun tidak berarti bahwa mereka tidak mau terlibat lagi. Kesetiaan dan kesadaran dari umat untuk merayakan Perayaan Ekaristi menjadi salah satu dampak yang positif bagi kehidupan sehari-sehari yang selanjutnya. Katekese model SCP (Shared Christian Praxis) menjadi salah satu wadah untuk membantu umat untuk saling membagikan dan mendengarkan pengalaman masing-masing umat serta saling memperteguh dan memperteguhkan satu sama lain. Dengan model SCP ini maka pengalaman umat yang dibagikan membantu untuk menemukan makna Ekaristi yang sesungguhnya sehingga umat semakin menyadari, menemukan semangat dan motivasi dalam keterlibatan hidup menggereja yang lebih baik. B. Saran Berdasarkan hasil studi pustaka dan penelitian yang telah dipaparkan bahwa Perayaan Ekaristi berpengaruh terhadap Keterlibatan umat dalam hidup PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 80 menggereja di stasi pusat Paroki Salib Suci Nanga Tebidah. Pada akhirnya penulis mencoba memberikan saran yang nantinya dapat berguna untuk semakin meningkatkan kesadaran, semangat dan motivasi bagi umat untuk merayakan Perayaan Ekaristi sehingga umat semakin terlibat aktif dalam kehidupan menggereja. Adapun saran-saran tersebut sebagai berikut: 1. Bagi Stasi Pusat Paroki Salib Suci Nanga Tebidah Umat di Stasi Pusat Paroki adalah harapan bagi gereja yang bisa melibatkan diri dalam berbagai kegiatan-kegiatan di gereja terutama terlibat dalam Perayaan Ekaristi. Paroki perlu memberi dukungan dan semangat yang penuh untuk umat tetap terlibat aktif mengikuti Perayaan Ekaristi dan terlibat aktif dalam hidup menggereja. Sewaktu-waktu paroki bisa menyediakan waktu untuk mengajak umat berkumpul bersama mengadakan kegiatan yang sangat sederhana seperti rekoleksi ataupun sarasehan tentang tentang Ekaristi, sehingga umat memiliki bekal dan pemahaman tentang Ekaristi. 2. Bagi umat Demi meningkatkan keterlibatan umat dalam hidup menggereja, umat diharapkan untu tetap terus terlibat aktif dan tidak hanya mengandalkan umat lain saja yang selama ini sudah aktif tapi perlu juga mempunyai kesadaran di dalam diri sebagai anggota Gereja baik itu terlibat aktif dalam Perayaan Ekaristi maupun terlibatan dalam kegiatan-kegiatan gereja. Peranan umat sangat penting dan diharapkan oleh Gereja paroki, karena kalau tidak umat siapa lagi yang harus terlibat di dalam berbagai kegiatan-kegiatan di gereja. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 81 3. Katekese Model SCP Selain menggunakan model pendalaman yang biasa selama ini umat gunakan, Model Shared Christian Praxis (SCP) sangat baik digunakan dan diperkenalkan kepada umat yang ada di stasi pusat Paroki Salib Suci Nanga Tebidah karena selama ini umat belum pernah menggunakan katekese model SCP ini dan juga dengan menggunakan model katekese ini titik pusat terletak pada pengalaman peserta jadi peserta diajak lebih aktif dari pada pendamping. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 82 DAFTAR PUSTAKA Andi Prastowo. (2014). Metode Penelitian Kualitatif. Ar-Ruzz Media: Yogyakarta. Dua Gete, Anastasia. (1975), Keterlibatan. Puskat bagian Publikasi: Yogyakarta. Groenen C. (1990). Sakramentologi, Ciri Sacramental Karya Penyelamatan Allah Sejarah, wujud, struktur. Yogyakarta: Kanisius. Grun, Anselmus. (1998). Ekaristi dan Perwujudan Diri. Nusa Indah: Ende Herman Yosef. (2011). Kenangan dan Syukur 50 tahun Gereja Katolik Keuskupan Sintang, 1961-2001. Keuskupan Sintang. Imam Gunawan. (2013). Metode Penelitian Kualitatif. PT Bumi Aksara: Jakarta Katekismus Gereja Katolik. (1995). (terjemahan Hardawiryana). Arnoldus: Ende. Dokumen Asli (1992). Konferensi Waligereja Indonesia. (2005). Tata Perayaan Ekaristi. Kanisius: Yogyakarta Komkat. (2012). Katekese Inisiasi (gagasan dasar dan silabus). Kanisius: Yogyakarta Konsili Vatikan II. (2013). Dokumen Konsili Vatikan II. Obor: Jakarta. Dokumen Asli (1963-1965). Martasudjita, E. (2003). Sakramen-sakramen Gereja, tinjauan teologis, liturgis, dan pastoral. Kanisius: Yogyakarta. Mardiatmadja, B.S. (1986). Eklesiologi. Makna dan Sejarahnya. Kanisius: Yogyakarta. Osborne, Kenan B. (2008). Komunitas, Ekaristi, dan Spiritualitas. Kanisius: Jogjakarta Prasetya. L. (2003). Keterlibatan Awam sebagai Anggota Gereja. Dioma: Malang. Prasetyantha, Y.B. (2008). Ekaristi dalam Hidup Kita. Kanisius: Yogyakarta. Prier, Karl Edmund. (1982). Liturgi Perayaan Keselamatan. Pusat Musik Liturgi: Yogyakarta. Putranto, C. (2011). “Sakramentologi”. Handout Mata Kuliah Sakramentologi untuk Mahasiswa Semester VI, Program Studi IPPAK, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 83 Raniero Cantalamesa (1994). Ekaristi Gaya Pengudusan Kita. Nusa Indah: Ende. Sumarno, M. (2003). “Pastoral Paroki”, Handout Matakuliah Pastoral Paroki untuk Mahasiswa Semester VI, Program Studi IPPAK, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. __________ (2015). “Program Pengalaman Lapangan Pendidikan Agama Katolik Paroki (PPL PAK Paroki)”. Handout Matakuliah Pastoral Paroki untuk Mahasiswa Semester VI, Program Studi Ilmu Pendidikan Agama Katolik, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Yohanes Paulus II. (2003). Ecclesia De Eucharistia, (Ekaristi dan Hubungannya dengan Gereja): no 67. Departemen Dokumentasi dan Penerangan KWI. Sumber dari Internet Saunders, William. P. (2000). Mujizat Ekaristi http://www.indocell.net/yesaya/pustaka2/id244.htm. tanggal 8 Januari 2017. di Luciano Diakses pada PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI LAMPIRAN PERTAMA Surat ijin melakukan penelitian (1) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI LAMPIRAN KEDUA Surat telah melakukan penelitian (2) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI LAMPIRAN KETIGA Transkrip Hasil Wawancara Narasumber Pertama P: Apa arti dari Perayaan Ekaristi? N: Perayaan Ekaristi perkumpulan para umat untuk berdoa dan menyambut tubuh Kristus. P: Apa tujuan umat dalam mengikuti Perayaan Ekaristi? N: Kesadaran Iman Individu seseorang untuk datang ke perayaan Ekaristi bukan karena kewajiban. Mempunyai Kepercayaan iman dalam diri umat untuk datang Perayaan Ekaristi. P: Bagian apa saja yang termasuk dalam Tata Perayaan Ekaristi? N: Ada kelompok umur untuk mengerti bagian-bagian perayaan Ekaristi, bahkan sebelum perayaan ekaristi dimulai dibacakan terlebih dahulu katekese untuk lebih memahami bagian2 perayaan ekaristi. Dalam setiap mingguan dibacakan bagian2 tata Perayaan Ekaristi datang ke Perayaan Ekaristi tidak hanya untuk menyambut Tubuh dan Darah Kristus namun umat juga harus mengerti bagian-bagian Tata Perayaan Ekaristi. P: Bagaimana Keterlibatan umat dalam Perayaan Ekaristi? N: sudah cukup baik, umat sudah bisa mengambil bagian ketika mendapat tugas dalam Perayaan Ekaristi, kecuali ada limpahan dari umat lain, ketidaksiapan umat lain utk bertugas, umat yang mendapat limpahan tersebut sudah bisa menyiapkan diri dengan baik walaupun persiapan dengan waktu yang sangat singkat. P: Kegiatan apa saja yang ada di stasi pusat Paroki? N: Kegiatan menurut kelompok2 yang ada, misalnya PIA ada sekolah minggu, Natal bersama. Omk: Misdinar, DPP: Kegiatan DPP misalnya memprogramkan kegiatan2 Gereja, gotong royong membersihkan lingkungan Gereja, Ibu2 WK: Doa Rosario ibu WK. P: Apa dampak dari mengikuti Perayaan Ekaristi? N: Membuat umat semakin terlibat aktif dalam mengikuti perayaan Ekaristi. P: Seberapa aktif umat melibatkan diri dalam berbagai kegiatan yang ada di stasi pusat Paroki? N: Keaktifan sudah cukup baik, umat mempunyai kesadarn untuk terlibat dalam Perayaan Ekaristi, ada dorongan dari orang tua untuk melibatkan anaknya dalam mengikuti kegiatan2 Gereja. P: Faktor pendukung apa saja yang sering dijumpai dalam keterlibatan umat dalam hidup menggereja di stasi pusat Paroki? N: Ketika ada dana maka kegiatan bisa berjalan dengan baik dan ada keaktifan dari umat juga. P: Faktor penghambat apa saja yang sering dijumpai dalam keterlibatan umat dalam hidup menggereja di stasi pusat Paroki? N: Ketika tidak ada dana maka kegiatan tidak berjalan dengan baik. P: Apa harapan umat melalui keterlibatannya dalam mengikuti berbagai kegiatan yang ada di stasi pusat Paroki? N: Harapan kedepannya: umat semakin banyak terlibat melalui kegiatan-kegiatan yang ada (3) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Narasumber kedua P: Apa arti dari Perayaan Ekaristi? N: Perkumpulan para umat pada hari Raya P: Apa tujuan umat dalam mengikuti Perayaan Ekaristi? N: Memahami bagaimana aku menyambut Tubuh dan Darah Kristus, memahami lewat sabda, cukup membuka harapan dan pikiran. P: Bagian apa saja yang termasuk dalam Tata Perayaan Ekaristi? N: Ada sebagian umat kurang memahami bagian-bagian dalam Tata Perayaan Ekaristi. Dan sangat penting untuk memahami bagian-bagian Tata Perayaan Ekaristi terutama pada saat konsekrasi, P: Bagaimana Keterlibatan umat dalam Perayaan Ekaristi? N: Semua umat terlibat, meskipun masih lemah dalam persiapan terutama dalam tugas bacaan dan mazmur. Sebagian besar umat masih ada yang mau terlibat.Umat terlibat tanpa mengharapkan jasa, ada inisiatif dari umat untuk mengambil bagian. P: Kegiatan apa saja yang ada di stasi pysat Paroki? N: Kegiatan rutin Ibu WK yang aktif, gotong royong setiap ada kegiatan yang dilakukan oleh DPP, paskah bersama PIA, paskah bersama DPP, APP untuk seluruh umat setiap masa Prapaskah, OMK dan KMPK paskah bersama dalam bentuk kegiatan lomba baca KS dan khotbah. P: Apa dampak dari mengikuti Perayaan Ekaristi? N: Pada saat ada teguran pada Perayaan Ekaristi tidak mau sembahyang, segi pakaian sudah berubah, segi dana sudah ada kemajuan dalam persembahan Ekaristi yang secara tidak langsung umat sudah terlibat melalui persembahan. P: Seberapa aktif umat melibatkan diri dalam berbagai kegiatan yang ada di stasi pusat Paroki? N: Yang terlibat orang-orang itu saja, tidak ada perkembangan dan bagi yang aktif mempunyai inisiatif untuk mengambil bagian tugas dalam kegiatan. P: Faktor pendukung apa saja yang sering dijumpai dalam keterlibatan umat dalam hidup menggereja di stasi pusat Paroki? N: OMK yang mempunyai inisiatif dalam keterlibatan tanpa ada yang mengkoordinir dari OMK itu sendiri, setiap ada kegiatan selalu aktif dan kegiatan berjalan dengan lancar. P: Faktor penghambat apa saja yang sering dijumpai dalam keterlibatan umat dalam hidup menggereja di stasi pusat Paroki? N: Masih ada ketergantungan, tidak ada yang mengkoordinir terutama kelompok OMK. P: Apa harapan umat melalui keterlibatannya dalam mengikuti berbagai kegiatan yang ada di stasi pusat Paroki? N: Generasi tetap diteruskan, perkembangan pembangunan, Paroki tetap berkembang. (4) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Narasumber ketiga P: Apa arti dari Perayaan Ekaristi? N: Perayaan Kudus, Perayaan sakral bukan sekedar lambang. P: Apa tujuan umat dalam mengikuti Perayaan Ekaristi? N: Mempersatukan diri dengan Tuhan. P: Bagian apa saja yang termasuk dalam Tata Perayaan Ekaristi? N: Umat mengerti bagian2 tata perayaan Ekaristi. P: Bagaimana Keterlibatan umat dalam Perayaan Ekaristi? N: Umat terlibat disaat ditunjuk atau mendapatkan jadwal ditugaskan P: Kegiatan apa saja yang ada di stasi pusat Paroki? N: Kerja bakti, merangkul umat, rapat persiapan untuk kedepan, doa lingkungan. P: Apa dampak dari mengikuti Perayaan Ekaristi? N: Biasa2 P: Seberapa aktif umat melibatkan diri dalam berbagai kegiatan yang ada di Gereja Stasi pusat Paroki? N: keaktifan umat sekitar 50%, P: Faktor pendukung apa saja yang sering dijumpai dalam keterlibatan umat dalam hidup menggereja di stasi pusat Paroki? N: ada kegiatan yang membuat umat senang untuk terlibat. P: Faktor penghambat apa saja yang sering dijumpai dalam keterlibatan umat dalam hidup menggereja di stasi pusat Paroki? N: umat tidak terlibat ketika ada kegiatan yang kurang disenangi. P: Apa harapan umat melalui keterlibatannya dalam mengikuti berbagai kegiatan yang ada di stasi pusat Paroki? N: Ada kemajuan dari umat untuk terlibat kedepannya. Dana berjalan lancar dan umat sadar untuk terlibat. (5) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Narasumber keempat P: Apa arti dari Perayaan Ekaristi? N: Perayaan adalah bagian dari Tubuh dan Darah Kristus. P: Apa tujuan umat dalam mengikuti Perayaan Ekaristi? N: Mengingat kembali akan peristiwa Kristus, salah satu sentuhan bahwa Kristus hadir melalui Perayaan Ekaristi. Tanpa kehadiran Kristus merasa ada yang kurang dengan hadirnya Imam juga menjadi pelengkap dengan menerima Tubuh dan Darah Kristus P: Bagian apa saja yang termasuk dalam Tata Perayaan Ekaristi? N: sekitar 60% yang sudah memahami bagian-bagian dalam Perayaan Ekaristi yang juga dipengaruhi oleh pendidikan yang dimiliki setiap umat, 40% non pendidikan pelan-pelan sudah bisa memahami tentang liturgi Perayaan Ekaristi. P: Bagaimana Keterlibatan umat dalam Perayaan Ekaristi? N: belum ada persiapan ketika mendapat tugas bacaan, mazmur yang sudah mulai berkembang sejak 2 tahun ini, persiapan koor yang baik, pemeriksaan batin 60%, persiapan untuk menerima hosti, dalam bacaan belum menyimak dengan baik, suasana belum kusuk/tidak konsentrasi. P: Kegiatan apa saja yang ada di stasi pusat Paroki? N: Kegiatan rutin Ibu WK yang aktif, gotong royong setiap ada kegiatan yang dilakukan oleh DPP, paskah bersama PIA, paskah bersama DPP, APP untuk seluruh umat setiap masa Prapaskah, OMK dan KMPK paskah bersama dalam bentuk kegiatan lomba baca KS dan khotbah. P: Apa dampak dari mengikuti Perayaan Ekaristi? N: Umat yang kurang aktif dalam perayaan Ekaristi selalu ada rintangan, namun bagi umat yang aktif selalu melibatkan diri, rasa percaya diri, merasa ada panggilan, dihargai ketika mendapatkan tugas dalam perayaan Ekaristi akan mempengaruhi untuk terlibat dalam berbagai kegiatan yang ada di Paroki, sudah ada kesadaran umat untuk memberikan persembahan. P: Seberapa aktif umat melibatkan diri dalam berbagai kegiatan yang ada di stasi pusat Paroki? N: cukup aktif, saling bekerjasama dalam mengambil bagian sesuai dengan kemampuan yang dimiliki setiap umat, P: Faktor pendukung apa saja yang sering dijumpai dalam keterlibatan umat dalam hidup menggereja di stasi pusat Paroki? N: adanya pendidikan yang bisa membuka wawasan terutama bagi orang tua, mengerti Firman Tuhan, dukungan Para Imam, dan Generasi muda yang mengenyam pendidikan sehingga dapat membuka kesadaran dan umat peka dengan persembahan tanpa memperhitungkan, perkembangan gereja yang sudah baik. P: Faktor penghambat apa saja yang sering dijumpai dalam keterlibatan umat dalam hidup menggereja di stasi pusat Paroki? N: Masih ada umat yang belum mempunyai kesadaran yang dipengaruhi oleh Ekonomi, mata pencarian umat yang minim, segi waktu atau belum bisa menyempatkan diri untuk hadir dan terlibat. (6) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI P: Apa harapan umat melalui keterlibatannya dalam mengikuti berbagai kegiatan yang ada di stasi pusat Paroki? N: Perkembangan Gereja yang semakin meningkat dan berkembang dengan baik, generasi muda bisa menjadi harapan, kehadiran umat, orang tua lebih aktif dalam gotong royong, perkembangan tertata dan umat semakin banyak yang terlibat, PIA terus dibina, (7) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Narasumber kelima P: Apa arti dari Perayaan Ekaristi? N: Perayaan berjumpa dengan Tuhan, perayaan menyambut Tubuh dan darah Kristus. P: Apa tujuan umat dalam mengikuti Perayaan Ekaristi? N: Supaya merasa damai, tenang, berjumpa dengan saudara/I seiman P: Bagian apa saja yang termasuk dalam Tata Perayaan Ekaristi? N: Doa persembahan, kudus, Bapa kami, anak Domba Allah, komuni, doa sesudah komuni, umat mengerti bagian-bagian tata perayaan Ekaristi namun tidak secara teori. P: Bagaimana Keterlibatan umat dalam Perayaan Ekaristi? N: dengan cara ikut bernyanyi, ikut berdoa, ikut terlibat dalam tugas-tugas perayaan ekaristi. P: Kegiatan apa saja yang ada stasi pusat di Paroki? N:KPP, pertemuan pemimpin umat, BKSN, Bulan Maria, bulan Rosario, Sekami, doa lingkungan, kunjungan OMK. P: Apa dampak dari mengikuti Perayaan Ekaristi? N: umat yang pernah bertugas tetap mau terlibat lagi, selain dalam perayaan Ekaristi juga mau terlibat dalam kegiatan P: Seberapa aktif umat melibatkan diri dalam berbagai kegiatan yang ada di stasi pusat Paroki? N: umat tertentu yang benar-benar aktf 70%-80%. Orang tua dan muda mau aktf.Secara keseluruhan umat aktif. P: Faktor pendukung apa saja yang sering dijumpai dalam keterlibatan umat dalam hidup menggereja di stasi pusat Paroki? N: Umat dekat dengan Pastor Paroki, faktor dari lingkungan, orang tua yang mendorong anak untuk terlibat sehingga ada generasi. P: Faktor penghambat apa saja yang sering dijumpai dalam keterlibatan umat dalam hidup menggereja di stasi pusat Paroki? N: sibuk dengan urusan pribadi, orang tua yang tidak aktif, tidak ada rasa memiliki P: Apa harapan umat melalui keterlibatannya dalam mengikuti berbagai kegiatan yang ada di stasi pusat Paroki? N: Semua umat aktif, kegiatan diperbanyak yang bisa melibatkan semua umat. (8) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Narasumber keenam P: Apa arti dari Perayaan Ekaristi? N: Perayaan besar, perayaan yang berbeda dari perayaan biasanya. Perayaan berjumpa dengan Tuhan. P: Apa tujuan umat dalam mengikuti Perayaan Ekaristi? N: berdoa untuk keluarga dikabulkan, menyambut tubuh Tuhan P: Bagian apa saja yang termasuk dalam Tata Perayaan Ekaristi? N: Pembukaan, bacaan, komuni. P: Bagaimana Keterlibatan umat dalam Perayaan Ekaristi? N: semua ambil bagian dalam tugas liturgi, setiap lingkungan dan bertanggungjawab. P: Kegiatan apa saja yang ada stasi pusat di Paroki? N: Rutin rapat DPP, anak misioner (natal anak-anak, ~OMK, KMPK) OMK awal bulan ada misa/ibadat lingkungan, adven, prapaskah (pendalaman iman). Pemimpin dijadwal biasa yang memimpin OMK. P: Apa dampak dari mengikuti Perayaan Ekaristi? N: Ada perubahan yang awalnya jarang terlibat menjadi aktif, semakin dekat dengan Gereja P: Seberapa aktif umat melibatkan diri dalam berbagai kegiatan yang ada di Gereja Stasi pusat Paroki? N: Aktif, umat yang jarang aktif menjadi aktif. P: Faktor pendukung apa saja yang sering dijumpai dalam keterlibatan umat dalam hidup menggereja di stasi pusat Paroki? N: fasilitas menunjang semangat, segi tempat, lingkungan, kesadaran dari umat, ada perubahan P: Faktor penghambat apa saja yang sering dijumpai dalam keterlibatan umat dalam hidup menggereja di stasi pusat Paroki? N: Perekonomian, sibuk dengan pekerjaan rumah, segi waktu. P: Apa harapan umat melalui keterlibatannya dalam mengikuti berbagai kegiatan yang ada di stasi pusat Paroki? N: berkembang, maju, berkualitas mandiri, menuntut menjadi orang yang beriman, ikut terlibat, punya wujud berdoa, punya kegiatan lain, paroki CUP yang sudah hilang perlu diadakan lagi empat tahun sudah ditiadakan. Pelayanan umat yang baik, (9) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Narasumber ketujuh P: Apa arti dari Perayaan Ekaristi? N: Puncak dari tubuh dan darah Kristus P: Apa tujuan umat dalam mengikuti Perayaan Ekaristi? N: berkumpul bersama saudara Kristus sebagai umat Allah. P: Bagian apa saja yang termasuk dalam Tata Perayaan Ekaristi? N: Salam, doa pembuka, doa tobat, Tuhan Kasihanilah, umat hanya mengikuti dan ada sebagian umat yang paham. P: Bagaimana Keterlibatan umat dalam Perayaan Ekaristi? N: cukup baik, ketika ada tugas mau terlibat P: Kegiatan apa saja yang ada stasi pusat di Paroki? N: Paroki CUP, natal bersama, Paskah bersama, doa Ibu WK, kunjungan OMK. P: Apa dampak dari mengikuti Perayaan Ekaristi? N: semakin terlibat dengan adanya keikutsertaan dalam perayaan ekaristi. P: Seberapa aktif umat melibatkan diri dalam berbagai kegiatan yang ada di Gereja Stasi pusat Paroki? N: Aktif 50% karena waktu dan kesibukan umat dengan pekerjaan. P: Faktor pendukung apa saja yang sering dijumpai dalam keterlibatan umat dalam hidup menggereja di stasi pusat Paroki? N: umat dekat dengan Gereja dapat mengajak umat terlibat. P: Faktor penghambat apa saja yang sering dijumpai dalam keterlibatan umat dalam hidup menggereja di stasi pusat Paroki? N: Pengaruh Teknologi, kesibukan. P: Apa harapan umat melalui keterlibatannya dalam mengikuti berbagai kegiatan yang ada di stasi pusat Paroki? N: Supaya umat lebih terlibat aktif, mengadakan perubahan menggunakan katekese. (10) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Narasumber kedelapan P: Apa arti dari Perayaan Ekaristi? N: Puncak hidup orang katolik karena dalam Perayaan Ekaristi mengenang kembali Kristus dalam rupa roti dan anggur yang kita sambut. P: Apa tujuan umat dalam mengikuti Perayaan Ekaristi? N: Bertemu dan merasakan kehadiran Tuhan, lewat perjamuan Ekaristi P: Bagian apa saja yang termasuk dalam Tata Perayaan Ekaristi? N: Persembahan kudus, doa syukur, anak domba Allah, komuni, doa sesudah komuni. Umat belum memahami bagian dalam perayaan Ekaristi. P: Bagaimana Keterlibatan umat dalam Perayaan Ekaristi? N: umat mengikuti dengan penuh khidmat/perhatian penuh, menyambut komuni, menjadi petugas liturgi, lektor, misdinar, kolekte. P: Kegiatan apa saja yang ada di stasi pusat Paroki? N: BKSN, memperingati bulan Rosario, gotong royong, sekami (natal anak2, paskah anak2) kunjungan OMK. P: Apa dampak dari mengikuti Perayaan Ekaristi? N: semakin aktif P: Seberapa aktif umat melibatkan diri dalam berbagai kegiatan yang ada di Gereja Stasi pusat Paroki? N: Ketika ada kegiatan umat mau terlibat, yang tidak aktif menjadi aktif. P: Faktor pendukung apa saja yang sering dijumpai dalam keterlibatan umat dalam hidup menggereja di stasi pusat Paroki? N: Aktif karena Pastor Paroki mampu merangkul umat dan kegiatan-kegiatan yang menarik P: Faktor penghambat apa saja yang sering dijumpai dalam keterlibatan umat dalam hidup menggereja di stasi pusat Paroki? N: Kesibukan umat P: Apa harapan umat melalui keterlibatannya dalam mengikuti berbagai kegiatan yang ada di stasi pusat Paroki? N: Umat lebih aktif lagi dan punya inisiatif untuk mengikuti kegiatan sebagai bentuk kegiatan dalam hidup menggereja. (11) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI LAMPIRAN KEEMPAT Dokumentasi Penelitian Wawancara Gambar 1 : Wawancara Narasumber Ketua Lingkungan Gambar 2 : Wawancara pengurus DPP (12) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Gambar 3 : Wawancara pengurus DPP (13) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI LAMPIRAN KELIMA Dokumentasi kegiatan umat Gambar 1: Rapat panitia pelantikan DPP, pelantikan Prodiakon dan Penerimaan Sakramen Krisma Gambar 2: Gotong royong membersihkan gereja (14) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Gambar 3: Gotong royong Ibu-Ibu WK memasak Gambar 4: Pelantikan Pengurus DPP (15) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Gambar 5: Penerimaan Sakramen Krisma Gambar 6 : Pelantikan Prodiakon (16) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI LAMPIRAN KEENAM Cerita tentang Mujizat Ekaristi di Luciano MUJIZAT EKARISTI DI LUCIANO Mukjizat yang terjadi sekitar tahun 700-an di kota Lanciano, yang pada waktu itu dikenal sebagai Anxanum, sebuah kota Romawi kuno yang terletak di bagian tenggara kota Roma.Suatu hari, seorang imam biarawan mempersembahkan Kurban Kudus Misa.Tampaknya, ia dikuasai keragu-raguan akan transsubstansiasi; ia tersiksa dengan pertanyaan apakah roti dan anggur sungguh berubah substansinya menjadi Tubuh dan Darah Kristus pada saat kata-kata konsekrasi diucapkan, dan apakah Kristus sungguh hadir dalam Ekaristi Kudus.Saat itu, ketika imam mengucapkan kata-kata konsekrasi, hosti secara ajaib berubah menjadi daging dan anggur berubah menjadi darah. Imam sungguh terkejut. Ia menangis penuh sukacita dan ketika ia telah tenang kembali, ia berseru kepada umat yang berkumpul sekeliling altar, katanya “O saksi-saksi yang berbahagia, kepada siapa Allah yang Terberkati, untuk menghalau ketidakpercayaanku, telah bersedia menyatakan Diri-Nya dengan nyata di hadapan mata kita! Mari, saudara-saudaraku, kita mengagungkan Allah kita, yang begitu dekat kepada kita.Lihatlah Daging dan Darah Kristus kita yang Terkasih.”Mereka yang menyaksikan mukjizat segera saja menyebarluaskan berita tersebut ke seluruh wilayah sekitar. Segera sesudah mukjizat terjadi, Darah mengental menjadi lima gumpalan darah yang berbeda ukuran, tetapi Daging tetap tak berubah. Uskup Agung memerintahkan agar dilakukan penelitian.Kesaksian para saksi dicatat.Daging dan Darah tampak seperti daging dan darah manusia. Bapa Uskup Agung mengirimkan neraca untuk menimbang berat gumpalan darah: masing-masing gumpalan ditimbang dan didapati bahwa berat masingmasing sama dengan yang lainnya (meskipun berbeda ukurannya). Pada akhirnya, Daging dan gumpalan Darah ditempatkan dalam sebuah wadah reliqui khusus yang terbuat dari gading, tetapi tidak disegel kedap udara.Para pejabat Gereja memaklumkan mukjizat meskipun dokumen aslinya hilang pada abad keenambelas. (17) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI LAMPIRAN KETUJUH Bacaan Kitab Suci Markus 14:22-24 14:22 Dan ketika Yesus dan murid-murid-Nya sedang makan, Yesus mengambil roti, mengucap berkat, memecah-mecahkannya lalu memberikannya kepada mereka dan berkata: "Ambillah, inilah tubuh-Ku ". 14:23 Sesudah itu Ia mengambil cawan, mengucap syukur lalu memberikannya kepada mereka, dan mereka semuanya minum dari cawan itu. 14:24 Dan Ia berkata kepada mereka: "Inilah darah-Ku, darah perjanjian, yang ditumpahkan bagi banyak orang”. (18) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI LAMPIRAN KEDELAPAN Teks lagu pembukaan “Kasih” Kasih pasti lemah lembut, kasih pasti memaafkan Kasih pasti murah hati, kasihMu kasihMu Tuhan Ajarilah kami ini saling mengasihi Ajarilah kami ini saling mengampuni Ajarilah kami ini kasihMu ya Tuhan KasihMu kudus tiada batasnya (19) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI LAMPIRAN KESEMBILAN Teks lagu penutup “Yesus diutus Bapa di Surga” Yesus diutus Bapa di surga Kini tugasku jadi utusan (Reff) Ayat 1 Bapa mengutus Yesus, Sang Putra Membawa s’lamat bagi dunia Kita diutus Yesus Sang Guru Bawalah damai pada sesama (Kembali ke reff) Ayat 2 Tiada amal tanpa berkurban Ada karya tanpa derita Salib dipanggul kurban ditanggung Itulah hidup utusan Tuhan (Kembali ke Reff) (20)