pengaruh perayaan ekaristi terhadap keterlibatan

advertisement
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PENGARUH PERAYAAN EKARISTI TERHADAP KETERLIBATAN UMAT
DALAM HIDUP MENGGEREJA DI STASI PUSAT PAROKI SALIB SUCI
NANGA TEBIDAH KALIMANTAN BARAT
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Agama Katolik
Oleh:
Lilis Suriyani
NIM: 111124011
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2017
i
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PERSEMBAHAN
Skripsi ini saya persembahkan kepada:
Kedua orang tua saya (Sadi Markus dan Martha Aisyah)
Abang (Gervasius Doni Susanto) Kakak (Srihartati dan Mimilia Sulastri)
yang tiada henti-hentinya telah memberi doa, kasih sayang,
semangat dan motivasi dalam usaha dan perjuangan untuk menyelesaikan studi.
dan umat di Stasi Pusat Paroki Salib Suci Nanga Tebidah serta teman-teman yang
selalu memberi dukungan, dan perhatian.
iv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
MOTTO
Marilah kepada-Ku semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi
kelegaan kepadamu
(Matius 11:28)
Ia membuat segala sesuatu indah pada waktunya. Bahkan Ia memberi kekekalan
dalam hati mereka. Tetapi manusia tidak dapat menyelami pekerjaan yang dilakukan
Allah dari awal sampai akhir
(Pengkhotbah 3:11)
v
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRAK
Judul skripsi ini adalah “PENGARUH PERAYAAN EKARISTI
TERHADAP KETERLIBATAN UMAT DALAM HIDUP MENGGEREJA DI
STASI PUSAT PAROKI SALIB SUCI NANGA TEBIDAH KALIMANTAN
BARAT”. Judul ini dipilih berdasarkan pengamatan dan permasalahan yang penulis
temukan mengenai umat yang ada di Stasi Pusat Paroki Salib Suci. Sejauh ini umat
kurang memahami dan menyadari dalam mengikuti Perayaan Ekaristi. Ekaristi yang
mereka rayakan sangat berpengaruh terhadap keterlibatan dalam hidup menggereja
dan melalui Ekaristi mereka mampu merasakan kehadiran Yesus sang sumber cinta
kasih.
Mengikuti Perayaan Ekaristi maupun terlibat dalam kegiatan di gereja
merupakan hal yang sangat penting bagi mereka untuk perkembangan hidup sebagai
umat katolik. Melalui Ekaristi Yesus hadir sebagai sumber cinta kasih yang memberi
semangat dan motivasi yang akhirnya mereka semakin sadar untuk mengikuti
Perayaan Ekaristi dan terlibat dalam hidup menggereja.
Persoalan dalam skripsi ini yaitu bagaimana umat memahami dan sadar akan
pentingnya Perayaan Ekaristi, bagaimana caranya supaya umat mau ikut terlibat aktif
dalam berbagai kegiatan yang ada. Untuk mengkaji permasalahan ini maka penulis
melakukan penelitian. Penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif dengan
mewawancarai anggota DPP dan ketua lingkungan dengan purposive sampel. Dari
hasil penelitian ditemukan bahwa Perayaan Ekaristi yang umat rayakan berpengaruh
terhadap keterlibatan dalam kegiatan di gereja.
Oleh sebab itu, maka penulis mengusulkan program model SCP sebagai salah
satu wadah untuk membantu umat memahami Perayaan Ekaristi melalui sharing
pengalaman masing-masing dan meningkatkan keterlibatan umat di Stasi Pusat
Paroki Salib Suci. Melalui usulan program ini, diharapkan umat semakin memahami
dan sadar akan pentingnya merayakan Perayaan Ekaristi sehingga memberi pengaruh
akan keterlibatan umat di gereja sebagai hidup menggereja.
viii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRACT
The title of this undergraduate thesis is “THE INFLUENCE OF THE
EUCHARIST TO WARDS THE INVOLVEMENT OF THE PEOPLE IN THE LIFE
IN OF THE CHURCH IN CENTER REGION OF THE HOLY CROSS PARISH
NANGA TEBIDAH WEST KALIMANTAN”. The title was chosen based on
observation and issues that the author found about people who are in the parish of
Holy Cross Center of Region. So far the people are less understanding and realized in
following the celebration of the Eucharist as far as where the Eucharist is very
influential with the involvement in the life of the Church, and through the Eucharist
they are able to feel the presence of Jesus the source of love.
Following the celebration of the Eucharist as well as engaging in activities in
the Church is very important to them for the development of life as Catholics.
Through the Eucharist Jesus is present as a source of love that gives spirit and
motivation that ultimately they are increasingly aware to follow the celebration of the
Eucharist and is involved in Church.
The issue in this undergraduate thesis is how people understand and are aware
of the importance of the Eucharist, how people want to get involved actively in
various activities.To examine this problem the author did some research. The study
used qualitative research by interviewing the members of the DPP and the Chairman
of the region with the purposive sample. From the results of the study the author
found that the faithful who celebrate the Eucharist have effect on their engagement in
activities in the Church.
Therefore, the author makes a proposal for a programme of Shared Christian
Praxis to help people to understand the Eucharist through sharing the experiences of
each catechesis and to increase the involvement of the people of Center Region in the
parish of the Holy Cross. Through this programme, it is expected to increasingly
understand and being aware of the importance of celebrating the Eucharist as well as
their involvement in the Church.
ix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmat-Nya
yang telah dicurahkan kepada penulis, sehingga skripsi yang berjudul PENGARUH
PERAYAAN EKARISTI TERHADAP KETERLIBATAN UMAT DALAM HIDUP
MENGGEREJA DI STASI PUSAT PAROKI SALIB SUCI NANGA TEBIDAH
KALIMANTAN BARAT dapat terselesaikan.
Penyusunan skripsi ini guna memberikan gagasan, wawasan dan inspirasi
untuk mengembangkan pengetahuan dan pemahaman terhadap Perayaan Ekaristi dan
Keterlibatan umat dalam hidup menggereja khususnya umat yang ada di Stasi Pusat
Paroki Salib Suci Nanga Tebidah Kalimantan Barat dan sekaligus untuk memenuhi
salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan di Fakultas Keguruan
dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Dalam penyusunan skripsi ini, penulis tidak dapat diselesaikan dengan baik
tanpa bantuan, dukungan dan motivasi dari berbagai pihak. Oleh sebab itu pada
kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Romo Drs. F.X. Heryatno W.W. SJ., M.Ed. selaku Kaprodi Pendidikan Agama
Katolik, Universitas Sanata Dharma yang telah memberi kesempatan dan
dukungan untuk menyelesaikan skripsi ini.
x
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2. Romo Dr. B. Agus Rukiyanto, S.J, selaku dosen pembimbing utama yang selama
ini telah membimbing, mengarahkan dan mendukung penulis dalam penyusunan
skripsi dari awal hingga akhir.
3. Bapak Yoseph Kristianto, SFK, M.Pd., selaku dosen pembimbing akademik, dosen
penelitian dan dosen penguji II yang telah meluangkan banyak waktu untuk
membimbing, memberi semangat dan dukungan kepada penulis.
4. Bapak P. Banyu Dewa HS, S.Ag., M.Si selaku dosen penguji III yang bersedia
meluangkan waktu untuk memberi masukan dan dukungan kepada penulis.
5. Para dosen dan staf karyawan prodi Pendidikan Agama Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta yang selama ini telah memberi semangat dan dukungan kepada
penulis selama berposes dalam studi.
6. Romo Markus Suwito, Pr selaku Romo Paroki di Stasi Pusat Paroki Salib Suci
Nanga Tebidah Kalimantan Barat yang telah memberi dukungan dan kesempatan
kepada penulis untuk melakukan penelitian.
7. Orangtua, kakak serta keluarga besar penulis yang selama ini mendukung,
mendoakan dan memotivasi kepada penulis selama menjalani studi sampai
akhirnya menyelesaikan skripsi.
xi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL……………………………………………………………...
i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING………………………………...
ii
HALAMAN PENGESAHAN……………………………………………………
iii
HALAMAN PERSEMBAHAN………………………………………………….
iv
MOTTO…………………………………………………………………………...
v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA…………………………………………
vi
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI..................................................
vii
ABSTRAK………………………………………………………………………...
viii
ABSTRACT………………………………………………...............................................
ix
KATA PENGANTAR……………………………………………………………
x
DAFTAR ISI……………………………………………………………………...
xiii
DAFTAR SINGKATAN........................................................................................
xvii
BAB I. PENDAHULUAN………………………………………………………..
1
A. Latar Belakang……………………………………………………………..
1
B. Rumusan Masalah……………………………………………………….....
3
C. Tujuan Penulisan…………………………………………………………...
3
D. Manfaat Penulisan………………………………………………………….
4
E. Metode Penulisan…………………………………………………………..
4
F. Sistematika Penulisan……………………………………………………...
5
BAB II. PERAYAAN EKARISTI DAN KETERLIBATAN UMAT DALAM
HIDUP MENGGEREJA DI STASI PUSAT PAROKI SALIB SUCI
NANGA TEBIDAH KALIMANTAN BARAT.....................................
7
A. Pengertian Perayaan Ekaristi………………………………………............
7
1. Pengertian Perayaan Ekaristi...................................................................
7
2. Pengertian Perayaan Ekaristi dalam Tradisi Gereja………………….....
9
xiii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
a. Dasar Ekaristi dalam Gereja Perdana………………………............
9
b. Dasar Ekaristi dalam Konsili Trente…………………………..........
10
c. Dasar Ekaristi dalam Konsili Vatikan II...........................................
11
3. Ekaristi berdasarkan dimensi Kristologi..................................................
11
a. Ekaristi sebagai Kurban.....................................................................
12
b. Ekaristi sebagai Perayaan Kenangan.................................................
12
c. Ekaristi sebagai Sakramen.................................................................
13
d. Ekaristi sebagai Perjamuan................................................................
14
4. Ekaristi dimensi Eskatologi......................................................................
14
5. Ekaristi dimensi Eklesiologi.....................................................................
15
a. Ekaristi sebagai Perayaan Gereja.......................................................
16
b. Ekaristi sebagai Pusat Liturgi............................................................
16
c. Ekaristi sebagai Perutusan.................................................................
16
6. Tata Perayaan Ekaristi..............................................................................
17
B. Keterlibatan umat dalam hidup menggereja..................................................
19
1. Pengertian Ketelibatan umat…………………………………………...
19
2. Macam-macam Keterlibatan dalam hidup menggereja...........................
21
a. Bidang Liturgia……………………………………………………..
21
b. Bidang Koinonia……………………………………………............
22
c. Bidang Diakonia………………………………………………........
23
d. Bidang Kerygma………………………………………....................
24
BAB III. KETERLIBATAN UMAT DALAM HIDUP MENGGEREJA
DI STASI PUSAT PAROKI SALIB SUCI NANGA TEBIDAH
KALIMANTAN BARAT......................................................................
25
A. Gambaran umum Paroki Salib Suci Nanga Tebidah....................................
25
1. Sejarah singkat berdirinya Paroki Salib Suci Nanga Tebidah.................
25
2. Visi-Misi Paroki Salib Salib Suci Nanga Tebidah...................................
27
xiv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3. Kegiatan-kegiatan umat dalam hidup menggereja di stasi pusat
paroki Salib Suci Nanga Tebidah............................................................
28
B. Metode Penelitian…………………………………………………….........
29
1. Latar Belakang Penelitian……………………………………………...
29
2. Rumusan Permasalahan…………………………………….................
30
3. Tujuan Penelitian.....................................................................................
31
4. Jenis Penelitian........................................................................................
31
5. Waktu dan Tempat Penelitian.................................................................
32
6. Narasumber Penelitian............................................................................
32
7. Instrumen Pengumpulan Data…………………………………….........
32
8. Pengolahan Data......................................................................................
34
9. Analisis Data...........................................................................................
34
10. Variabel Penelitian.................................................................................
34
C. Laporan Hasil Penelitian Keterlibatan umat dalam hidup menggereja di
Stasi Pusat Paroki Salib Suci Nanga Tebidah Kalimantan Barat.................
35
1. Laporan Hasil Wawancara………………………..................................
36
2. Laporan Hasil Observasi Langsung…………………............................
54
BAB IV. KATEKESE MODEL SCP SEBAGAI USULAN PROGRAM
USAHA UNTUK MENINGKATKAN KESADARAN DALAM
MENGIKUTI PERAYAAN EKARISTI TERHADAP
KETERLIBATAN UMAT DALAM HIDUP MENGGEREJA
DI STASI PUSAT PAROKI SALIB SUCI NANGA TEBIDAH
KALIMANTAN BARAT....................................................................
57
A. Latar Belakang Kegiatan……………………………………………….......
57
B. Alasan Memilih katekese model SCP...........................................................
58
C. Katekese Model SCP....................................................................................
59
1. Pengertian SCP.......................................................................................
59
2. Langkah-langkah Katekese Model SCP……………………….............
59
D. Rumusan Tema dan Tujuan…………………………………………..........
63
xv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
E. Waktu Pelaksanaan…………………….…...............................................
64
F. Matriks Program Katekese Model SCP ………………………...................
65
G. Contoh Persiapan Pelaksanaan Katekese Model SCP..................................
67
BAB V. PENUTUP………………………………………….................................
78
A. Kesimpulan………………………………………………………………...
78
B. Saran……………………………………………………………………….
79
1. Bagi Stasi Pusat Paroki Salib Suci Nanga Tebidah.................................
80
2. Bagi umat.................................................................................................
80
3. Bagi katekese model SCP........................................................................
81
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………......
82
LAMPIRAN
Lampiran 1 : Surat Izin Penelitian…………………………………........................
(1)
Lampiran 2 : Surat telah melakukan penelitian........................................................
(2)
Lampiran 3 : Transkrip hasil wawancara……………………………….................
(3)
Lampiran 4 : Dokumentasi penelitian wawancara...................................................
(12)
Lampiran 5 : Dokumentasi kegiatan umat...............................................................
(14)
Lampiran 6 : Cerita tentang Mujizat Ekaristi di Luciano........................................
(17)
Lampiran 7 : Bacaan Kitab Suci..............................................................................
(18)
Lampiran 8 : Lagu Pembukaan................................................................................
(19)
Lampiran 9 : Lagu Penutup.....................................................................................
(20)
xvi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR SINGKATAN
A. Singkatan Kitab Suci
Luk : Lukas
1Kor : 1 Korintus
Yoh : Yohanes
B. Daftar Singkatan Dokumen Resmi Gereja
AG
: Ad Gentes, Dekrit Konsili Vatikan II tentang kegiatan Misioner
Gereja, diterbitkan pada 7 Desember 1965
LG
: Lumen Gentium, Konstitusi dogmatis Konsili Vatikan II tentang
Gereja, diterbitkan pada 21 November 1964
SC
: Sacrosanctum Concilium, Konstitusi Konsili Vatikan II tentang
Liturgi Suci, diterbitkan pada 4 Desember 1965
GS
: Gaudium et Spes, Konstitusi Pastoral Konsili Vatikan II tentang
Gereja dalam dunia Modern, diterbitkan pada 7 Desember
1965.
xvii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
KGK
: Katekismus Gereja Katolik, diundangkan oleh Paus Paulus
Yohanes ke II pada tanggal 25 Juni 1992.
C. Daftar Singkatan Lainnya
Art
: Artikel
Bdk
: Bandingkan
OMK
: Orang Muda Katolik
BKSN
: Bulan Kitab Suci Nasional
PIA
: Pembinaan Iman Anak
KMPK
: Kumpulan Muda-Mudi Pelajar Katolik
KS
: Kitab Suci
KPP
: Kursus Persiapan Perkawinan
DPP
: Dewan Pastoral Paroki
APP
: Aksi Puasa Pembangunan
SEKAMI
: Serikat Kepausan Anak Misioner
TPE
: Tata Perayaan Ekaristi
xviii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
KWI
: Konferensi Waligereja Indonesia
KOMKAT
: Komisi Kateketik
KLMTD
: Kelompok Lemah Miskin Tertindas Difabel
SDN
: Sekolah Dasar Negeri
KK
: Kepala Keluarga
Lingk
: Lingkungan
St
: Santo/Santa
Dll
: Dan lain-lain
WKRI
: Wanita Katolik Republik Indonesia
SCP
: Shared Christian Praxis
xix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perayaan Ekaristi sebagai sumber dan puncak seluruh hidup umat Kristiani
(LG 11), memberi makna terdalam bagi kehidupan seluruh umat beriman. Sejak
Gereja perdana merayakan Ekaristi menjadi pusat seluruh kehidupan umat
beriman Kristiani. Umat perdana tekun merayakan peristiwa keselamatan dalam
perjamuan makan bersama dan Peristiwa Pemecahan Roti. Ekaristi sebagai
Perayaan Iman mengajak seluruh umat katolik untuk ikut berpartisipasi aktif
dalam Perayaan Ekaristi.
Ekaristi sebagai puncak kehidupan umat seharusnya terlihat fungsinya
dalam kehidupan sehari-hari terutama dalam hal ini keterlibatan umat dalam
menggereja. Ekaristi yang menjadi sumber kehidupan umat beriman memberikan
kekuatan pada umat untuk menghadapi segala tantangan kehidupan dan
mewartakan Kabar Gembira. Dengan demikian seharusnya mereka yang
menerima Ekaristi suci tidak lari dari segala tugas dalam Gereja maupun dalam
masyarakat.
Dalam kehidupan sebagai umat beriman Katolik, umat diharapkan mau
mengambil bagian dalam tugas perutusan Yesus Kristus sebagai Imam, Nabi dan
Raja seperti yang dikatakan Konsili Vatikan II “umat beriman kristiani, yang
berkat baptis telah menjadi anggota Tubuh Kristus, terhimpun menjadi umat
Allah, dengan cara mereka sendiri ikut mengemban tugas imamat, kenabian dan
rajawi Kristus” (LG 31). Melalui tugas perutusan ini, umat dipanggil untuk ikut
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
ambil bagian dalam tugas-tugas gerejawi, yaitu aneka kegiatan yang lebih
mengarah pada kehidupan dan perkembangan internal Gereja itu sendiri.
(Prasetya, 2003:40-41).
Namun dengan melihat perkembangan dunia yang semakin modern,
dengan segala tuntutannya membawa orang pada sebuah pilihan hidup. Terkadang
karena kelemahan pribadi lalu orang tidak mampu membuat suatu keputusan.
Dengan kesibukan segala pekerjaan yang dilakukan setiap harinya membuat orang
sulit untuk ambil bagian dalam tugas dan membagikan waktu yang begitu padat.
Persoalan seperti ini sangat tampak ketika orang mencoba untuk terlibat dalam
Perayaan Ekaristi di gereja kesulitan dalam menciptakan keheningan batin.
Keprihatinan ini sama juga seperti yang dialami oleh umat yang ada di Stasi pusat
Paroki Salib Suci Nanga Tebidah Kalimantan Barat. Para umat sebagian yang ada
di stasi pusat Paroki Salib Suci Nanga Tebidah kurang sadar untuk terlibat dalam
Perayaan Ekaristi. Ada umat sebagian dalam mengikuti Perayaan Ekaristi hanya
sebagai rutinitas saja, tuntutan hidup yang selalu banyak menyita waktu yang
selalu dijadikan alasan. Banyak kesibukan dalam mengurus hidup berumahtangga
maupun kesibukan yang lainnya membuat umat tidak bisa konsentrasi dalam
mengikuti Perayaan Ekaristi karena disisi lain orang masih memikirkan pekerjaan
rumah yang harus diselesaikan. Hati dan pikiran lebih tertuju pada tugas yang mau
dijalankan pada hari itu.
Dengan melihat kenyataan di atas yang sedang dihadapi oleh kedewasaan
iman umat kristiani saat ini, bahwa Gereja sadar akan pentingnya mencari sebuah
solusi untuk mengatasi segala permasalahan yang sedang dihadapi, Gereja sadar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
bahwa umat menjadi tonggak bagi Gereja dan masyarakat sekarang ini. Gereja
juga melihat bahwa pada saat ini dengan keterlibatan umat menjadi sebuah
perkembangan iman umat untuk Gereja yang akan datang dan menjadi sebuah
tanggungjawab bersama umat, maka penulis mencoba untuk mendalami penulisan
ini dengan judul : Pengaruh Perayaan Ekaristi terhadap keterlibatan umat
dalam hidup menggereja di Stasi Pusat Paroki Salib Suci Nanga Tebidah
Kalimantan Barat. Tulisan ini dimaksudkan untuk membantu umat di Stasi Pusat
Paroki Salib Suci Nanga Tebidah agar semakin sadar dan mampu menghayati
makna perayaan Ekaristi dengan meningkatkan keterlibatan umat dalam hidup
menggereja sebagai umat yang aktif ikut ambil bagian di dalam tugas Gereja.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka masalah-masalah yang akan
dibahas dirumuskan sebagai berikut:
1. Apa arti perayaan Ekaristi?
2. Apa yang dimaksud dengan keterlibatan umat dalam hidup menggereja?
3. Apa Pengaruh Perayaan Ekaristi terhadap keterlibatan umat dalam hidup
menggereja di Stasi Pusat Paroki Salib Suci Nanga Tebidah Kalimantan
Barat?
C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan yang hendak dicapai dalam proses penulisan ini adalah
sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
1. Untuk memahami arti dari Perayaan Ekaristi.
2. Untuk mengetahui keterlibatan umat dalam hidup menggereja.
3. Mengetahui sejauh mana Pengaruh Perayaan Ekaristi terhadap keterlibatan
umat dalam hidup menggereja di Stasi Pusat Paroki Salib Suci Nanga Tebidah
Kalimantan Barat.
D. Manfaat Penulisan
Adapun manfaat penulisan “Pengaruh Perayaan Ekaristi terhadap
keterlibatan umat dalam hidup menggereja di Stasi Pusat Paroki Salib Suci Nanga
Tebidah Kalimantan Barat sebagai berikut:
1. Membantu umat untuk lebih memahami arti Perayaan Ekaristi.
2. Membantu umat dalam usaha meningkatkan keterlibatannya melalui Perayaan
Ekaristi di gereja.
3. Memberi sumbangan kepada umat agar mampu melibatkan diri dalam
perayaan Ekaristi di gereja Stasi Pusat Paroki Salib Suci Nanga Tebidah
Kalimantan Barat.
E. Metode Penulisan
Dalam penulisan ini menggunakan metode deskriptif analitis. Untuk
menulis skripsi ini penulis menggunakan metode penelitian kualitatif. Penelitian
kualitatif terdiri atas dua unsur pokok yakni penulis menggunakan studi pustaka
dan wawancara bersama para umat dengan panduan beberapa pertanyaan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
penuntun yang bertujuan untuk memperoleh gambaran nyata tentang “Bagaimana
Pengaruh Perayaan Ekaristi terhadap keterlibatan umat dalam hidup menggereja
di Stasi Pusat Paroki Salib Suci Nanga Tebidah Kalimantan Barat”.
Tujuan utama metode penulisan ini terletak pada usaha untuk
menggambarkan dan mengungkapkan keterlibatan umat dalam mengikuti
Perayaan Ekaristi, kedua adalah untuk menjelaskan apa yang menjadi temuan
penulis mengenai keterlibatan umat dalam Perayaan Ekaristi di lapangan. Ada dua
prinsip berkenaan dengan pengumpulan dan penggunaan data yang dipakai oleh
penulis yakni, pertama: penggunaan multi sumber; kedua: menggunakan metode
penelitian kualitatif. Sehubungan dengan itu empat sumber data yang akan dipakai
penulis dalam penelitian ini yakni: pertama dokumentasi, kedua: studi dokumen,
ketiga wawancara, keempat observasi.
F. Sistematika Penulisan
BAB I: Diawali dengan pendahuluan yang meliputi latar belakang
penulisan, rumusan masalah, tujuan penulisan, manfaat penulisan, metode
penulisan.
BAB II: Membahas seputar teori yang mengupas tentang Perayaan Ekaristi
dalam Gereja, meliputi Pengertian Perayaan Ekaristi, Ekaristi dalam Tradisi
Gereja, Ekaristi berdasarkan dimensi Kristologi, Ekaristi berdasarkan dimensi
Eskatologi, Ekaristi berdasarkan dimensi Eklesiologi dan Tata Perayaan Ekaristi
dalam Gereja. Dalam bab ini pula, akan dibahas teori seputar keterlibatan umat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
dalam Perayaan Ekaristi serta macam-macam keterlibatan umat dalam hidup
menggereja.
BAB III: Bab ini penulis akan membahas penelitian tentang pengaruh
Perayaan Ekaristi terhadap keterlibatan umat dalam hidup menggereja yang
meliputi: latar belakang penelitian, rumusan permasalahan, tujuan penelitian, jenis
penelitian, instrumen pengumpulan data, pengolahan data, analisis data, variabel
penelitian, laporan hasil penelitian, dan pembahasan hasil penelitian.
BAB IV: Bab ini memaparkan usulan program bagi umat di Stasi Pusat
Paroki Salib Suci Nanga Tebidah Kalimantan Barat. Penulis menyampaikan
sumbangan pemikiran mengenai program yang akan dilaksanakan untuk
meningkatkan kesadaran umat dalam mengikuti Perayaan Ekaristi dan
keterlibatan umat dalam hidup menggereja.
BAB V: Penutup yang mengemukakan kesimpulan dan saran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB II
PERAYAAN EKARISTI DAN KETERLIBATAN UMAT
DALAM HIDUP MENGGEREJA DI STASI PUSAT PAROKI SALIB SUCI
NANGA TEBIDAH KALIMANTAN BARAT
Pada Bab ini, penulis akan memaparkan tentang Perayaan Ekaristi dan
keterlibatan umat di Stasi Pusat Paroki Salib Suci Nanga Tebidah Kalimantan
Barat yang meliputi beberapa bagian yaitu pertama menjelaskan Perayaan Ekaristi
yang meliputi pengertian Perayaan Ekaristi, Ekaristi dalam Tradisi Gereja,
Ekaristi berdasarkan dimensi Kristologi, Ekaristi berdasarkan dimensi Eskatologi
Ekaristi berdasarkan dimensi Eklesiologi dan Tata Perayaan Ekaristi. Pada bagian
kedua menjelaskan keterlibatan umat dalam Perayaan Ekaristi dan macam-macam
keterlibatan umat dalam hidup menggereja.
A. Perayaan Ekaristi
1.
Pengertian Perayaan Ekaristi
Ekaristi berasal dari kata yang berasal dari akar kata Eucharistia yakni
yang berarti Pujian Syukur dan permohonan atas karya penyelamatan dari Allah.
Dalam tradisi Yahudi, khususnya dalam Perayaan Paskah bahwa pada malam
terakhir Yesus mengadakan perjamuan malam bersama para murid-murid-Nya
yang memberikan makna baru dalam perayaan paskah itu sendiri (Prasetya,
2008:12).
Yohanes Paulus II yang terdapat dalam dokumen Ecclesia De Eucharistia
bahwa Ekaristi yang berarti puji syukur. Ekaristi berarti pusat dan puncak seluruh
hidup Kristiani yang mengarah pada peristiwa wafat dan kebangkitan Yesus
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
Kristus atau Misteri Paskah. Dengan pujian syukur itu, Gereja mengenangkan
(yang artinya: menghadirkan) misteri penebusan Kristus itu sekarang ini dan di
sini. Oleh sebab itu maka Ekaristi dapat dipahami sebagai suatu peristiwa di mana
seseorang dapat mengucap syukur atas seluruh hidupnya. Ekaristi yang
dimaksudkan di atas ialah sumber dan puncak seluruh hidup Kristiani demi
mengenang kembali Peristiwa wafat dan kebangkitan Kristus dalam Misteri
Paskah.
Bagi Umat kristiani, kata Ekaristi mengungkapkan pujian syukur atas
karya penyelamatan Allah yang terlaksana melalui Yesus Kristus sebagaimana
berpuncak pada peristiwa sengsara, wafat dan kebangkitan Yesus Kristus. Dengan
pujian syukur itu, Gereja mengenangkan atau menghadirkan kembali misteri
penebusan Kristus di atas kayu salib (Martasudjita, 2003: 28).
Dalam Dokumen Konsili Vatikan II SC art. 47 bahwa Ekaristi sebagai
perjamuan Paskah di mana sebelum Yesus di serahkan untuk di salib, bersama
para murid-Nya mengadakan perjamuan malam terakhir sebagai lambang akan
cinta kasih, kesatuan dan ikatan cinta kasih kepada murid-murid-Nya yang setia
bersama Yesus. Perjamuan Kristus yang diadakan dan disambut dengan jiwa yang
penuh rahmat. Dan Ekaristi juga menjadi puncak seluruh hidup umat Kristiani
yang ikut serta merayakannya. (LG art. 11) Dalam Ekaristi juga tercakup seluruh
kekayaan Gereja, yakni Kristus sendiri, Paska kita (Presbyterorum Ordinis, Dekrit
Konsili Vatikan II tentang kehidupan Para Iman/PO 5). bdk KGK (KGK) art
1324.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
Dari beberapa pengertian diatas bahwa sakramen Ekaristi adalah sebuah
perayaan syukur dan sumber puncak seluruh kehidupan umat Kristiani. Sakramen
Ekaristi adalah sumber cinta kasih, kesatuan dan ikatan cinta kasih dengan Yesus
Kristus dengan berpuncak pada kurban salib-Nya. Dalam perayaan Ekaristi juga
kita mengenang kembali akan penderitaan Yesus sebelum disalibkan untuk
menyelamatankan seluruh umat Kristiani yang beriman. Selain itu juga melalui
perayaan Ekaristi dalam Tubuh dan Darah Kristus yang kita santap memohon agar
kehadiran Kristus senantiasa menyertai hidup kita. Yang menjadi hal terpenting di
sini bahwa kita diajak untuk selalu mengenang kembali akan peristiwa
penyelamatan melalui perayaan Ekaristi dan ikut serta ambil bagian di dalamnnya.
2.
Ekaristi dalam Tradisi Gereja
a.
Dasar Ekaristi dalam Gereja Perdana
Sejak awal mula dalam gereja, dasar Perayaan Ekaristi terdiri atas Liturgi
Perayaan Sabda Liturgi Perayaan Ekaristi. Terbukti yang disampaikan oleh
Yustinus Martir pada abad ke II. Dengan Liturgi Sabda umat yang hadir untuk
merayakan Ekaristi sungguh merasakan keheningan batin dan merasakan
kehadiran Tuhan lewat sabda Tuhan dan lewat nyanyian serta mengimani Yesus
Kristus dalam setiap doa-doa. Liturgi Ekaristi tidak terlepas dengan adanya
Liturgi Sabda yang membawa perkembangan bagi Liturgi Perayaan Ekaristi itu
sendiri. Sedangkan Liturgi Perayaan Ekaristi ialah umat yang turut menghadirkan
Kristus yang telah mengurbankan diri dan memberikan keselamatan dengan
menyambut Tubuh dan Darah Kristus (Martasudjita, 2003: 281-282).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
Bapa-Bapa Gereja juga menekankan pada Ekaristi yaitu masalah realis
praesentia
bahwa
sabda
Kristus
yang
menyebabkan
suatu
perubahan
(consecration, mutation) dari roti dan anggur menjadi Tubuh dan Darah Kristus.
Pada abad pertengahan zaman Skolastik, Ekaristi terus menerus diperdalam dan
diperkaya dengan berbagai macam pemikiran. Mengenai ajaran tentang realis
praesentia diperjelas dengan baik oleh Thomas Aquinas yang dituangkan dalam
bukunya Summa Theologiae yaitu Ekaristi menjadi puncak seluruh hidup iman
umat dan Allah selalu hadir di tengah-tengah umat (Martasudjita, 2003: 283-287).
b.
Dasar Ekaristi dalam Konsili Trente
Konsili Trente yang diadakan pada abad ke-XVI untuk menanggapi ajaran
Reformasi dengan membicarakan tentang Ekaristi yang bergejolak karena para
kaum reformator lebih menekankan sifat simbolis dari kehadiran Kristus dalam
Ekaristi, sifat perjamuan dari Ekaristi dan menolak sifat korban dari misa kudus.
Pada sidang yang ke-13 pada tahun 1551 yaitu mengesahkan dekrit mengenai
realis prasentia (DS 1635-1661), yang berisi dengan ajaran bahwa kehadiran
Kristus yang sungguh-sungguh real dan nyata dalam Ekaristi, dan juga ajaran
transsubstantiatio. Sidang yang ke-21 pada tahun 1562 yaitu mengajarkan tentang
komuni dalam dua rupa (DS 1725-1734). Dalam sidang tersebut menyatakan
bahwa penerimaan komuni walaupun hanya dalam satu rupa saja sudah
merupakan penerimaan seluruh diri Kristus yang secara tak berbagi dan sakramen
yang benar (DS 1729-NR 590). Selanjutnya pada sidang yang ke-22 tahun 1562
membahas dengan rinci soal kurban misa (DS 1738-1759). Konsili Trente
menegaskan tentang keyakinan tradisi mengenai misa kudus, bahwa misa kudus di
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
satu pihak merupakan perayaan kurban yang dilaksanakan oleh Gereja, namun di
lain pihak bukan kurban lain di samping kurban salib Kristus (Martasudjita, 2003:
289-290).
c.
Dasar Ekaristi dalam Konsili Vatikan II
Ajaran tentang Ekaristi sudah tersebar diberbagai dokumen-dokumen yang
terdapat pada Konsili Vatikan II, meskipun Konsili Vatikan II tidak memberikan
dogma baru mengenai Ekaristi namun di berbagai ajaran dokumen Konsili
Vatikan II tentang Ekaristi di satu pihak menegaskan ajaran Tradisional Gereja
dan di lain pihak membicarakannya secara baru. Pada hakikatnya, Konsili Vatikan
II menempatkan ajaran sakramen dan Ekaristi dalam konteks trinitas-kristologi,
eskatologi, dan eklesiologi, (Martasudjita, 2003: 290-291).
3. Ekaristi berdasarkan dimensi Kristologi
Dalam ajaran Konsili Vatikan II dimensi Kristologi menggambarkan
tentang Perayaan Ekaristi yang erat hubungannya dengan Yesus Kristus. Menurut
E. Martasudjita (2003: 293), “Ekaristi ditetapkan Yesus sebagai kenangan akan
diri-Nya, yakni Dia dan karya penyelamatan-Nya yang berpuncak pada wafat dan
kebangkitan-Nya”. Pada Perayaan Ekaristi, Gereja secara bersama-sama
mengadakan suatu pesta atau perayaan yang intinya untuk mengenang kembali
karya-karya penyelamatan Tuhan kita Yesus Kristus dalam aspek kurban,
kenangan, Sakramen dan Perjamuan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
a. Ekaristi sebagai Kurban
Kata kurban berarti “pengurbanan diri”, namun dalam Konsili Vatikan II
yang terdapat pada dokumen SC art 47 “ Pada perjamuan terakhir, pada malam Ia
diserahkan, penyelamat kita mengadakan Kurban Tubuh dan Darah-Nya. Dan
juga pada LG art 3 “Setiap kali di altar dirayakan kurban salib, tempat Anak
Domba
Paskah
kita,
yakni
Kristus,
telah
dikurbankan”
(1Kor
5:7)
dilaksanakannya karya penebusan kita, yakni Tubuh dan Darah Kristus.
Kurban sebagai “kurban diri”. Oleh mengurbankan dirinya sendiri,
manusia akan masuk ke dalam dirinya. Namun hal ini sekaligus mengandaikan
bahwa sebelumnya manusia harus menemukan dirinya, agar dia dapat
mengurbankannya dalam Ekaristi (Grun. 1998:12).
Ekaristi juga sebagai kurban syukur dan pujian kepada Allah Bapa sebagai
bentuk ucapan terimakasih karena telah memberikan kebaikan-Nya kepada umat
kristiani yang juga telah rela berkurban untuk menebus dosa-dosa umat manusia
(KGK) art; 1360.
b. Ekaristi sebagai Perayaan Kenangan
Dalam perayaan Ekaristi umat diingatkan kembali untuk mengenang akan
peristiwa karya penyelamatan Allah melalui Yesus Kristus yang wafat di kayu
salib. Karya penyelamatan itu yang berpuncak pada masa paskah. Yesus
melakukan perjamuan malam terakhir bersama para murid dengan mengucap
syukur
atas berkat Roti yang dibagikan kepada para murid dengan Yesus
berpesan “Lakukanlah peristiwa ini sebagai kenangan akan Daku” (Luk 22:19).
Konsili Vatikan II menegaskan kembali sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
Pada perjamuam malam terakhir, pada malam Ia diserahkan, penyelamat
kita mengadakan Kurban Ekaristi Tubuh dan Darah-Nya. Dengan
demikian, Ia mengabadikan Kurban Salib untuk selamanya, dan
mempercayakan kepada Gereja, Mempelai-Nya yang terkasih, kenangan
wafat dan kebangkitan-Nya: Sakramen cinta kasih, lambang kesatuan,
ikatan cinta kasih, perjamuan Paskah. Dalam perjamuan itu Kristus
disambut, jiwa dipenuhi rahmat, dan kita dikaruniai jaminan kemuliaan
yang akan datang. (SC, art 47).
Menurut pengertian Kitab Suci bahwa kenangan tidak hanya mengenang
kembali akan semua peristiwa-peristiwa yang sudah terjadi pada zaman Yesus
namun dengan kenangan akan peristiwa di masa lampau itu mewartakan kembali
akan peristiwa-peristiwa yang sudah menjadi sebuah kenangan pada saat ini yang
telah dilakukan oleh Yesus sendiri kepada para murid-murid-Nya, dihadirkan
kembali dan dihidupkan kembali dalam Perayaan Ekaristi yang kita rayakan
bersama umat kristiani yang bersatu dan beriman dalam Kristus (KGK art. 1363).
c. Ekaristi sebagai Sakramen
Kata Sakramen dalam bahasa latin yaitu Sacramentum yang berakar dari
kata sacr, sacer yang berarti kudus, suci lingkungan para orang kudus. Kata
sacrare berarti menyucikan, atau menguduskan sesuatu atau seorang bagi bidang
suci. Dalam masyarakat Romawi kuno kata sacramentum yang berarti bahwa
sumpah keprajuritan sebagai inisiasi dalam dinas, yang dihayati kurang lebih
sebagai suatu inisiasi religius (Putranto, 2011:12).
Dalam sakramen adalah sebuah “rahmat” yang tidak nampak/kelihatan.
Rahmat itu berdayaguna yang menandakan dan menghadirkan suatu pengudusan
yang tak kelihatan rupanya. Pada sakramen memberikan tanda akan kehadiran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
Kristus yang tidak kelihatan. Sakramen yang dikenal tidak lagi sebagai sebuah
perayaan (Groenen, 1990:65-66).
d. Ekaristi sebagai Perjamuan
Menurut Tradisi Yahudi perayaan perjamuan merupakan sebuah pesta
yang dirayakan pada saat paskah yang hanya dirayakan setahun sekali oleh bangsa
Yahudi. Perayaan perjamuan atau yang sering dikenal dengan perjamuan ekaristi
yaitu makan dan minum bersama yang dilakukan oleh Yesus sebagai hal yang
pokok (Kenan, 2008:62).
Ekaristi yang dilakukan oleh Yesus pada malam terakhir bersama para
murid-Nya sebelum Ia diserahkan yang menjadi sebuah perayaan kenangan dan
karya keselamatan yang berpuncak pada misteri paskah Yesus Kristus dalam
bentuk perjamuan. (SC, art 47). Dalam Ekaristi yang dirayakan bukan suatu
perwujudan komunitas umat beriman namun kesatuan antara umat beriman
dengan Yesus Kristus. Menyantap Tubuh dan Darah Kristus dalam perayaan
Ekaristi yang mengungkapkan akan penghayatan iman dan kesatuan hidup dengan
Yesus Kristus (Yoh 6:56).
4. Ekaristi berdasarkan dimensi Eskatologi
Dalam Ekaristi yang dirayakan oleh Gereja di dunia ini “kita ikut
mencicipi liturgi surgawi, yang dirayakan di kota suci yaitu di Yerusalem dengan
tujuan peziarahan kita“ (SC art. 8). Ekaristi merupakan jaminan kemuliaan yang
akan datang (SC art. 47). Dalam Ekaristi, Allah tetap memberikan diri-Nya
melalui Yesus Kristus dalam Roh Kudus secara konkret dan nyata kepada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
manusia dan dunia sampai kedatangan Yesus yang kedua kalinya pada akhir
zaman nanti (Martasudjita, 2003: 298).
5. Ekaristi Berdasarkan Dimensi Eklesiologi
Eklesiologi merupakan teologi yang mau mempelajari hidup beriman secara
sistematis dan metodis (Mardiatmadja, 1986: 18). Dimensi eklesiologi meliputi
Ekaristi sebagai Perayaan Gereja, Ekaristi sebagai Pusat Liturgi dan Ekaristi
sebagai Perutusan.
a. Ekaristi sebagai Perayaan Gereja
Kata Gereja berasal dari bahasa Yunani eucharistia yang berarti “doa puji
dan syukur”, Perayaan Ekaristi bukanlah perayaan yang sembarangan. Perayaan
Ekaristi adalah perayaan ucapan pujian syukur. Ucapan syukur bukan berarti
terimakasih, namun sebuah pernyataan rasa kagum, hormat, kegembiraan dan
kebahagiaan. Syukur pertama-tama bukan karena anugerah yang telah diterima,
tetapi karena anugerah kebaikan Tuhan yang telah dicurahkan kepada umat-Nya.
Perayaan Ekaristi adalah Perayaan yang menjadi bagian dalam Gereja
yang mendapat cara dan jalan masuk ke misteri penyelamatan Allah melalui
Perayaan Ekaristi yang telah dilakukan oleh Yesus bersama murid-murid-Nya.
Melalui Perayaan Ekaristi juga memberi lambang kesatuan (bdk, SC 47),
menunjukkan bahwa adanya kesatuan dengan Allah yang menyelamatkan, Gereja
yang menghadirkan Kristus (SC, 5.26; LG 48; GS 42.45; AG 1.5). Dalam SC 48
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
dan terutama SC 26 dinyatakan sifat eklesial dari setiap Perayaan liturgi termasuk
Ekaristi:
“Upacara-upacara liturgi bukanlah tindakan perorangan, melainkan
perayaan Gereja sebagai Sakramen kesatuan, yakni umat kudus yang
berhimpun dan diatur di bawah para Uskup. Maka, upacara-upacara itu
menyangkut seluruh tubuh Gereja dan menampakkan serta
mempengaruhinya; sedangkan masing-masing anggota disentuhnya secara
berlain-lainan, menurut keanekaan tingkatan, tugas, serta keikutsertaan
aktual mereka.”
b.
Ekaristi sebagai Pusat Liturgi
Kata Liturgi dari bahasa Yunani leitorgia, yang terbentuk dari kata ergon
yang berarti karya dan leitos, yang merupakan kata sifat dari laos yang berarti
bangsa. Maka leitorgia berarti karya pelayanan atau karya bakti bagi masyarakat.
Ungkapan iman Gereja terwujud dalam kegiatan-kegiatan liturgi. Kegiatan liturgi
bukanlah kegiatan perseorangan, tetapi perayaan Gereja yang utuh. Setiap anggota
dituntut berperan aktif menurut tugas dan peran serta masing-masing. Jadinya
masing-masing orang beriman dalam liturgi, menyatakan kesatuannya dengan
iman Gereja.
Pandangan Konsili Vatikan II bahwa misteri Ekaristi sebagai pusat seluruh
liturgi (bdk. SC 60). Segala macam bidang perayaan liturgi mengalir dan tertuju
kepada perayaan Ekaristi sebagai pusat dan puncaknya (Martasudjita, 2003:297).
c.
Ekaristi sebagai Perutusan
Pada masa abad ke-V Perayaan Ekaristi disebut misa. Istilah ini digunakan
mau menunjukkan bahwa Perayaan Ekaristi lebih menekankan aspek perutusan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
untuk melayani Tuhan dan sesama dalam mewartakan kabar Gembira dari Allah
kepada seluruh bangsa. Kata ini dirumuskan di Indonesia pada akhir misa
perayaan Ekaristi yang berbunyi Marilah pergi kita diutus. Kita diutus untuk
mewartakan kabar Gembira dari Allah bahwa kita tidak hanya sekedar mengikuti
perayaan Ekaristi saja namun kita juga mampu mewartakan apa yang sudah kita
alami dan kita rayakan dalam seluruh perayaan Ekaristi yakni mewartakan kabar
baik tentang karya penebusan Tuhan sendiri atas umat-Nya (Martasudjita,
2003:269).
6. Tata Perayaan Ekaristi dalam Liturgi Gereja
Sudah sejak awal Perayaan Ekaristi ada hubungannya dengan liturgi sabda.
Penyatuan Sabda-Nya (Liturgi Sabda) dan dalam rupa Roti dan Anggur (Liturgi
Ekaristi) menjadi suatu perkembangan liturgi Ekaristi yang pasti dalam Gereja.
Adapun urutan Tata Perayaan Ekaristi dalam Liturgi Gereja menurut TPE
(Tata Perayaan Ekaristi) KWI 2005 adalah sebagai berikut:
PEMBUKAAN
 Lagu Pembukaan
 Tanda Salib
 Salam
 Tema
 Pernyataan Tobat
 Madah Pujian (Kemuliaan)
 Doa Pembukaan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
LITURGI SABDA
 Bacaan 1
 Bacaan II
 Bacaan Injil
 Homili/Khotbah
 Syahadat
 Doa Umat
LITURGI EKARISTI
 I. Persembahan
Persiapan persembahan (Kolekte+Perarakan+Lagu Persembahan)
Menghunjuk Persembahan
Pengantar Doa Persembahan
Doa Persembahan
 II. Doa Syukur Agung
Dialog Pembukaan
Prefasi
Kudus
Doa Syukur Agung (I - X)
 III. Komuni
Pengantar Bapa Kami
Doa Bapa Kami
Embolisme
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
Doa Damai
Salam Damai
Pemecahan Hosti-Anak Domba Allah
Doa menjelang Komuni
Ajakan Menyambut Komuni
Menyambut Komuni-Lagu Komuni
Saat Hening
Madah Syukur
(Doa Umat)
Doa Penutup
PENUTUP
 Pengumuman
 Berkat
 Pengutusan
 Menghormati Altar
 Lagu Penutup
B. Keterlibatan Umat dalam Hidup Menggereja
1.
Pengertian Keterlibatan Umat
Keterlibatan adalah sikap yang ada dalam diri manusia yang dicurahkan
dengan sepenuhnya dengan jiwa raga kepada sesuatu yang hendak dilakukan.
Keterlibatan suatu keputusan kehendak pribadi yang berdasarkan akal budi dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
untuk melakukan sesuatu berdasarkan motivasi dan keinginan dengan putusan
tersebut. Keterlibatan juga tidak bisa lari dari kesukaran yang dihadapi.
Keterlibatan selalu setia akan segala kewajiban, sampai pada pekerjaan yang
kecilpun dan mengarahkan segalanya sebagai suatu sumbangan yang bermutu
untuk mencapai tujuan akhir (Anastasia, 1975: 9-10). Sedangkan umat adalah
umat yang dipanggil dan dipilih Allah dalam persekutuan sebagai saudara yang
memiliki kesamaan martabat dalam anggota sebagai umat Allah (Sumarno, 2003:
20).
Dalam kehidupan umat sebagai anggota Gereja, umat diharapkan mau dan
bersedia untuk ikut ambil bagian dalam tugas-tugas Gereja, seperti yang dikatakan
dalam Konsili Vatikan II bahwa “kaum beriman kristiani, yang berkat Baptis telah
menjadi anggota Tubuh dan Darah Kristus, terhimpun menjadi umat Allah,
dengan cara mereka sendiri ikut mengemban tugas imamat, kenabian dan rajawi
Kristus” (LG 31).
Keikutsertaan kaum awam dalam tugas imamat-Nya untuk melaksanakan
ibadat rohani supaya Allah dimuliakan dan umat manusia diselamatkan. Oleh
karena itu, para awam sebagai orang yang menyerahkan diri kepada Kristus dan
diurapi dengan Roh Kudus, secara ajaib dipanggil dan disiapkan supaya secara
semakin melimpah menghasilkan buah-buah Roh dalam diri mereka. Karya-karya,
doa-doa, dan kerasulan mereka dalam kehidupan sehari-hari bisa dijalankan dalam
Roh bahkan beban-beban hidup bisa ditanggung dengan sabar, menjadi kurban
rohani, yang dengan perantaraan Yesus Kristus yang berkenan kepada Allah (LG
34).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
Keikutsertaan kaum awam dalam tugas kenabian ditunaikan hingga
penampakan kemuliaan sepenuhnya, bukan saja melalui hierarki yang mengajar
atas nama dan bukan karena kewibawaan-Nya, melainkan melalui para awam.
Mereka membawakan diri sebagai pengemban janji-janji, dengan keteguhan iman
dan harapan. Namun harapan itu jangan disembunyikan melainkan diungkapkan
dengan pertobatan yang tiada hentinya dan dengan perjuangan menentang roh-roh
jahat. Para awam menjadi bentara yang tangguh, pewarta iman akan hal-hal yang
diharapkan
dan
tanpa
ragu-ragu
memadukan
pengakuan
iman
dengan
penghayatan iman (LG 35)
Keikutsertaan kaum awam dalam tugas rajawi Kristus untuk mengakui
sedalam-dalamnya nilai serta tujuan segenap alam cipta, yakni dengan kemuliaan
Allah. Kaum awam wajib saling membantu melalui kegiatan-kegiatan duniawi
untuk hidup lebih suci supaya dunia diresapi dengan semangat Kristus dan
mencapai suatu keadilan, cinta kasih dan kedamaian (LG 36)
Dengan tugas ini bahwa kita sebagai umat Allah dipanggil untuk ikut
terlibat mengambil bagian tugas-tugas gerejani yaitu kegiatan yang sungguhsungguh mengarahkan pada kehidupan gereja itu sendiri.
2. Macam-macam Keterlibatan umat sebagai tugas dalam hidup menggereja
a. Bidang Liturgia
Dalam bidang liturgi, sebagai umat katolik yang sudah menerima
sakramen penguatan yakni sudah menjadi murid Kristus yang siap diutus dalam
melaksanakan tugas-tugas liturgi gereja. Mampu berpartisipasi tanpa ada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
keterpaksaan di dalam diri namun ada kesadaran juga di dalam diri untuk terlibat
secara penuh untuk mengambil bagian di dalamnya. Dengan penuh rasa
tanggungjawab, ia juga mampu melibatkan diri dan berpartisipasi dengan
kreativitas dalam berbagai tugas yang ada dalam liturgi gereja demi
perkembangan gereja yang kedepannya (KomKAT, 2012: 47).
Sebagai petugas liturgi, umat dapat melibatkan diri secara aktif dengan bertugas
sebagai:
a). Lektor
b). Pemazmur
c). Dirigen
d). Paduan Suara
e). Organis
f). Pembaca Doa Umat
g). Pembaca Pengumuman
h). Petugas Kolekte
i). Petugas Persembahan
b. Bidang Koinonia
Dalam Koinonia Umat Kristiani dipanggilan Tuhan untuk mengembangkan
persekutuan antar umat beriman dalam suatu kesatuan iman akan Tuhan. Setiap
umat yang telah menerima sakramen penguatan diharapkan untuk masuk dalam
persekutuan dan ikut ambil bagian didalamnya serta tumbuh dan menjadi
persekutuan yang sehati dan sejiwa. Penguatan memberikan perkembangan sikapsikap yang perlu dalam mendukung persekutuan, kesediaan diri untuk selalu hadir
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
dalam berbagai acara bersama dan melibatkan diri secara langsung, memberikan
ruang bagi setiap orang untuk ikut berpartisipasi dan berkembang (KomKAT,
2012: 47).
c. Bidang Diakonia
Gereja yang hadir di tengah umat dan masyarakat yaitu untuk meneladani sikap
Yesus Kristus yang melayani khususnya melayani kelompok KLMTD. Pelayan
yang diberikan dalam bentuk secara spontan, pelayanan karitatif dan pelayanan
pemberdayaan. Pelayanan yang spontan tentu pelayanan yang diberikan kepada
orang lain tanpa ada permintaan, ada inisiatif dari dalam diri yang dengan hati
yang iklas untuk melayani sesama yang membutuhkan uluran tangan kita.
Pelayanan karitatif yang diberikan dalam bentuk materi misalnya dalam bentuk
uang atau dana kepada sesama yang lagi membutuhkan untuk keperluan yang
sangat mendesak. Sedangkan pelayanan pemberdayaan yaitu bantuan yang
diberikan untuk tujuan pemberdayaan orang lain yang membutuhkan dalam hidup
dan usaha. Melalui pelayanan diakonia ini, sebagai umat kristiani yang yang
sudah menerima sakramen penguatan mempunyai kesadaran di dalam diri untuk
turut dalam pelayanan, memberikan bantuan kepada orang yang membutuhkan
dan senantiasa bisa menjadi berkat bagi semua orang. Dengan pelayanan ini
sakramen penguatan sangat memberi pengaruh dalam diri kita untuk hidup saling
berbagi dan saling melayani (KomKAT, 2012: 47-48).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
d. Bidang Kerygma
Sebagai umat Kristiani yang telah menerima sakramen penguatan, kita dipanggil
Kristus untuk mewartakan Kerajaan Allah melalui tugas-tugas pewartaan
misalnya membahas Kitab Suci, memimpin pendalaman iman, dan memberikan
renungan dalam suatu kelompok tertentu. Sebagai pewarta tentu mempersiapkan
diri dengan lebih baik dengan mengikuti pembekalan diri dengan rajin membaca
Kitab Suci, ajaran-ajaran Gereja (KomKAT, 2012: 48).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
BAB III
KETERLIBATAN UMAT DALAM HIDUP MENGGEREJA
DI STASI PUSAT PAROKI SALIB SUCI NANGA TEBIDAH
KALIMANTAN BARAT
Pada bab III ini akan diuraikan; pertama tentang gambaran umum Paroki
Salib Suci Nanga Tebidah, yang meliputi sejarah berdirinya Paroki Salib Suci
Nanga Tebidah, Visi-Misi Paroki Salib Suci Nanga Tebidah, kegiatan umat di
Stasi Pusat Paroki Salib Suci Nanga Tebidah. Kedua; Penelitian tentang
keterlibatan umat dalam hidup menggereja di Stasi pusat Paroki Salib Suci Nanga
Tebidah, yang mencakup latar belakang penelitian, rumusan permasalahan, tujuan
penelitian, jenis penelitian, tempat dan waktu penelitian, narasumber penelitian,
instrumen pengumpulan data, pengolahan data, analisa data, variabel penelitian
dan hasil penelitian.
A. Gambaran umum Paroki Salib Suci Nanga Tebidah
1.
Sejarah singkat berdirinya Paroki Salib Suci Nanga Tebidah
Berdasarkan buku Kenangan dan Syukur 50 tahun Gereja Katolik
Keuskupan Sintang 1961-2011, akan dipaparkan latar belakang sejarah Paroki
Salib Suci Nanga Tebidah yang menjadi salah satu paroki di bawah naungan
Keuskupan Sintang, Kalimantan Barat. Paroki ini terletak di Kecamatan Kayan
Hulu, Kabupaten Sintang, Kalimantan Barat. Paroki Salib Suci Nanga Tebidah
berdiri pada tahun 1985. Berawal dari kapel St. Markus Laon Menggiling yang
telah berdiri pada tahun 1972, kemudian pada tahun 1993 berdiri kelompok basis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
dari anak-anak SD oleh Mantra Tomet yang berasal dari Anjungan. Setahun
kemudian kelompok basis anak-anak SD ini dilanjutkan oleh salah satu guru SDN
01 Nanga Tebidah yang bernama Petrus Banjar dari Longkong Potah. Pada tahun
1975 berdiri kebapukan sekaligus membangun sebuah kapel Santa Maria yang
berukuran kurang lebih 6x8 cm yang disponsori oleh Mantra Tomet. Kebapukan
(stasi) tersebut terdiri dari 4 kebapukan, yaitu:
1). Kebapukan (stasi) Laon Menggiling dikoordinator oleh Bapak Danel Adok
2). Kebapukan (stasi) Nanga Tebidah dikoorinator oleh Bapak F. P. Antong
3). Kebapukan (stasi) Empakan dikoordinator oleh Bapak Hardiman K
4). Kebapukan(stasi) Lintang Tambuk dikoordinator oleh Bapak Markus Udat.
Adapun stasi tersebut berlaku mulai dari tahun 1975 sampai 1984. Seiring
dengan berjalannya stasi berdiri beberapa kapel antara lain, Pelaik Tonggoi, Jolai,
Empakan, Lintang Tambuk, Bangau, Menaluk dan Madak, yang dibangun
menggunakan dana subsidi desa gaya lama dan pada tahun 1985 berdirilah sebuah
paroki Salib Suci Nanga Tebidah yang waktu itu pastor pertamanya adalah pastor
Natalis Nongnapa dan sekaligus membangun gereja di pusat Paroki. Selanjutnya
pembangunan tersebut diselesaikan oleh P. Basio Valentino, CM pada tahun 1987
yang diresmika oleh Camat Kecamatan Kayan Hulu. Melihat kondisi
perkembangan umat yang begitu pesat, maka pada tahun 2005 dibangunlah gereja
baru yang peletakan batu pertama oleh Bupati Sintang, Drs. Simon Djalil dan
diresmikan oleh Gubernur Kalimantan Barat, Bapak Cornelis SH, MH yang
diwakili oleh Drs. Liong MM pada tanggal 25 Juni 2009.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
Seiring berjalannya waktu dan perkembangan umat sehingga di Paroki
Salib Suci ini membawahi 24 Stasi dan 6 Lingkungan serta kurang lebih jumlah
KK umat katolik adalah 1.324 KK. Adapun lingkungan-lingkungan yang ada di
Paroki Salib Suci Nanga Tebidah yaitu Lingk. Entogong, lingk. Pasar, lingk.
Nanga Libu, lingk. Gunung Berangkat, lingk. Tonak Goneh, lingk. Kansu, dan
ada 24 Stasi yaitu st. Soli, St. Laman Datar, St. Rasau, St. Pelaik, St. Tonggoi, St.
Semadai. St. Madak, St. Nanga Toran, St. Riam Panjang, St. Beruak, St. Nanga
Tampang, St. Topan, St. Empakan, St. Tanjung Lalau, St. Jolai Kelait, St. Lintang
Tambuk, St. Pelaik Mendayan, St. Bangau, St. Plembak-Pintas, St. Pandau, St.
Nanga Masau, St. Pengonsah, St. Melaban Pedini, St. Menaluk. Adapun jumlah
umat yang ada di Paroki Salib Suci Nanga Tebidah adalah 1.324 KK.
2. Visi-misi Paroki Salib Suci Nanga Tebidah
Berdasarkan buku Kenangan dan Syukur 50 tahun Gereja Katolik Keuskupan
Sintang 1961-2011, dapat diuraikan Visi dan Misi Paroki Salib Suci Nanga
Tebidah sebagai berikut:
Visi Paroki
Umat Allah dalam bimbingan Roh Kudus, mewujudkan Paroki Salib Suci yang
beriman mendalam, mandiri, berkualitas dan partisipatif dalam kesederhanaan,
serta rekat dalam persaudaraan.
Misi Paroki
1) Berliturgi dengan baik dan benar, anggun, serta inkulturatif.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
2) Mandiri, transparansi dan partisipatif dalam dana/keuangan serta adil dalam
pembangunan.
3) Persaudaraan dan solidaritas, antar umat atau stasi.
4)
Bina
iman
dan
remaja
(pembentukan
karakter,
pengkaderan
atau
kepemimpinan, dan pendidikan).
5) Bina lanjut stasi.
6) Membangun hubungan yang harmonis antar agama dan pemerintah.
7) Selalu mengupayakan komunikasi dialogis.
3. Kegiatan-kegiatan umat dalam hidup menggereja di Stasi pusat Paroki
Salib Suci Nanga Tebidah
Berdasarkan hasil observasi di lapangan diperoleh data-data tentang
kegiatan umat di gereja Stasi pusat Paroki Salib Suci Nanga Tebidah yang
terlaksana melalui kegiatan yang secara rutin oleh umat di lingkungan stasi pusat
Paroki Salib Suci Nanga Tebidah seperti Ekaristi setiap minggu dan hari raya
lainnya, doa lingkungan, pendalaman iman pada bulan Kitab Suci, doa Rosario
pada bulan Maria, doa Lingkungan oleh ibu WK.
Kegiatan khas Paroki Salib Suci Nanga Tebidah yaitu kegiatan Paroki Cup
yang dilaksanakan empat tahun sekali, biasanya kegiatan tersebut dilaksanakan di
Paroki maupun di stasi yang sudah ditentukan sebagai tuan rumah. Kegiatan ini
diikuti oleh seluruh umat yang ada di Paroki Salib Suci Nanga Tebidah pusat
maupun umat yang ada di stasi-stasi. Kegiatan Paroki CUP dirangkai dengan
berbagai perlombaan seperti lomba paduan suara, lomba Baca Kitab Suci, lomba
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
cerdas cermat Alkitab, lomba renungan, permainan tarik tambang, volley, bola
dangdut, lari karung, panjat pohon pinang, nyumpit, tenis meja, pimpong,
badminton, dll. Umat yang mengikuti kegiatan ini sangat antusias. Kegiatan
paroki Cup ini biasanya dilaksanakan dalam waktu lima hari yaitu yang dimulai
pada tanggal 28 Desember sampai tanggal 1 Januari. Kegiatan ini diakhiri dengan
penutupan tahun dan penyambutan tahun baru. Adapun kegiatan lainnya yang
diikuti oleh umat antar stasi yaitu Natal bersama anak-anak yang dilaksanakan
setelah natal pada bulan Desember, temu WKRI antar stasi.
B. Metode Penelitian
1.
Latar Belakang Penelitian
Ada beberapa hal yang menjadi latar belakang penulis dalam melakukan
penelitian ini, yaitu penulis ingin mengetahui bagaimana pemahaman umat
tentang perayaan Ekaristi itu sendiri yang selama ini sudah dirayakan di gereja
pada hari minggu maupun pada hari raya khusus lainnya, keterlibatan umat dalam
mengikuti perayaan Ekaristi di gereja stasi pusat Paroki, keaktifan umat dalam
melibatkan diri, dan keterlibatan umat dalam bentuk kegiatan-kegiatan yang telah
dilakukan oleh umat di stasi pusat Paroki.
Selain itu juga penulis ingin mengetahui faktor mendukung dan faktor
penghambat keterlibatan umat dalam perayaan Ekaristi di Gereja stasi pusat
Paroki Salib Suci Nanga Tebidah terutama dalam kegiatan-kegiatan yang diikuti
sehingga penulis dapat mengetahui dan menemukan upaya-upaya apa saja yang
dapat dilakukan untuk tetap meningkatan keterlibatan umat. Oleh karena itu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
penulis melakukan penelitian terhadap umat yang ada di stasi pusat Paroki Salib
Suci Nanga Tebidah. Hal ini semua penulis lakukan untuk membantu umat untuk
melibatkan diri secara penuh dalam berbagai kegiatan yang ada di stasi pusat
Paroki Salib Suci Nanga Tebidah.
2. Rumusan Permasalahan
a. Apa arti dari Perayaan Ekaristi?
b. Apa tujuan mengikuti Perayaan Ekaristi?
c. Bagian apa saja yang termasuk dalam Tata Perayaan Ekaristi?
d. Bagaimana umat melibatkan diri dalam perayaan Ekaristi?
e. Kagiatan apa saja yang ada di stasi pusat Paroki?
f. Apa dampak dari mengikuti Perayaan Ekaristi?
g. Seberapa aktif umat melibatkan diri dalam berbagai kegiatan yang ada di stasi
pusat Paroki?
h. Faktor pendukung apa saja yang sering dijumpai dalam keterlibatan umat
dalam hidup menggereja di stasi pusat Paroki?
i. Faktor penghambat apa saja yang sering dijumpai dalam keterlibatan umat
dalam hidup menggereja di stasi pusat Paroki?
j. Apa harapan terhadap keterlibatan umat dalam mengikuti Perayaan Ekaristi di
stasi pusat Paroki Salib Suci Nanga Tebidah, sehingga dapat menemukan
bentuk dan model materi yang dapat diberikan untuk meningkatkan
keterlibatan umat dalam hidup menggereja.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
3. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian yang dilakukan yaitu:
a. Untuk mengetahui pemahaman umat mengenai Perayaan Ekaristi
b. Untuk mengetahui tujuan mengikuti Perayaan Ekaristi?
c. Untuk mengetahui bagian-bagian yang termasuk dalam Tata Perayaan Ekaristi?
d. Untuk mengetahui keterlibatan umat dalam perayaan Ekaristi
e. Untuk mengetahui kegiatan yang ada di stasi pusat Paroki
f. Untuk mengetahui dampak dalam mengikuti Perayaan Ekaristi?
g. Untuk mengetahui keaktifan umat dalam melibatkan diri diberbagai kegiatan
yang ada di stasi pusat Paroki
h. Untuk mengetahui Faktor pendukung dan faktor penghambat yang sering
dijumpai dalam keterlibatan umat dalam hidup menggereja di stasi pusat
Paroki?
i. Untuk mengetahui harapan terhadap keterlibatan umat dalam mengikuti
Perayaan Ekaristi di stasi pusat Paroki Salib Suci Nanga Tebidah, sehingga
dapat menemukan bentuk dan model materi yang dapat diberikan untuk
meningkatkan keterlibatan umat dalam hidup menggereja.
4. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif. Menurut
Bogdan & Taylor dalam Gunawan (2013:82), penelitian kualitatif adalah prosedur
penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tulisan atau lisan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
dari orang-orang dan berperilaku yang dapat diamati yang diarahkan pada latar
dan individu secara holistik.
5. Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada tanggal 6-15 Juni 2016, di gereja Stasi pusat
Paroki Salib Suci Nanga Tebidah Kalimantan Barat.
6. Narasumber Penelitian
Narasumber penelitian adalah ketua lingkungan dan anggota DPP stasi
pusat Paroki Salib Suci Nanga Tebidah. Guna menentukan narasumber penelitian
ini, peneliti menggunakan purposive sampel. Menurut Nasution dalam Prastowo
(2014:44) purposive sampel yaitu peneliti tidak menggunakan sampel dan
populasi yang banyak, sampel yang dipilih sesuai dengan tujuan masalah yang
diteliti dalam sebuah populasi.
7. Instrumen Pengumpulan Data
Dalam pengumpulan data, penulis menggunakan tiga metode untuk
melengkapi informasi yang diperlukan dalam penelitian yakni wawancara,
dokumentasi, observasi langsung.
Penelitian dengan wawancara dimaksudkan untuk merekam percakapan
dengan tujuan untuk mengkontruksi mengenai orang, kejadian, kegiatan
organisasi, perasaan, motivasi dan tuntutan kepedulian dan mengubah serta
memperluas konstruksi yang sedang dikembangkan oleh peneliti. Pada metode ini
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
peneliti dan narasumber berhadapan secara langsung. Wawancara dimaksudkan
untuk mengarahkan suatu permasalahan tertentu yang berupa tanya jawab lisan, di
mana dua orang atau lebih berhadap-hadapan secara fisik (Gunawan, 2013:160).
Tujuan peneliti memilih tokoh-tokoh umat yang ada di Gereja stasi pusat
Paroki Salib Suci Nanga Tebidah yang menjadi subyek utama dalam penelitian
ini, maka ketika penulis sedang meneliti, penulis mewawancari dan merekam
keterlibatan umat dalam Perayaan Ekaristi, kegiatan-kegiatan baik yang sudah
berlangsung selama ini maupun yang sedang dilakukan oleh umat yang mencakup
bentuk waktu, suasana, faktor pendukung dan faktor penghambat, dan harapan
dari umat dalam keterlibatan di stasi pusat Paroki. Jadi tujuan wawancara yang
penulis lakukan yaitu untuk mendapatkan data-data secara primer dari narasumber
yang mengalami dan mengikuti berbagai kegiatan yang ada di stasi pusat Paroki.
Teknik pengumpulan data selanjutnya adalah studi dokumen yaitu yang
meliputi sumber buku yang tertulis mengenai sejarah paroki dan visi-misi Paroki.
Dalam studi dokumen ini menjadi pelengkap dari pengunaan metode observasi
dan wawancara.
Teknik pengumpulan data berikutnya observasi yaitu salah satu teknik
pengumpulan data yang amat penting dalam metode kualitatif. Observasi ini
menjadi penting karena dengan observasi maka penulis akan melakukan secara
langsung untuk mengamati, melihat kejadian yang sebenarnya di lapangan dari
subyek penelitian. Dari pengamatan secara langsung tersebut, peneliti akan
mendapatkan banyak catatan-catatan tentang keterlibatan umat dalam hidup
menggereja yang ada di stasi pusat Paroki yang dapat digunakan untuk menunjang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
penelitian. Observasi ini dilakukan dengan sunguh-sungguh seperti obyek yang
sedang diobservasikan. Peneliti juga memungkinkan mampu memahami situasisituasi rumit yang mungkin terjadi jika peneliti ingin memperhatikan beberapa
tingkah laku sekaligus. Jadi peneliti dapat menjadi alat yang ampuh untuk situasisituasi yang amat rumit dan untuk perilaku yang kompleks (Gunawan, 2013:145).
8. Pengolahan Data
Teknik pengolahan data merupakan salah satu bagian dari rangkaian
kegiatan penelitian setelah pengumpulan data. Setelah pengumpulan data, proses
selanjutnya adalah pengolahan data dimana data yang masih mentah perlu diolah
sedemikian rupa sehingga menjadi sebuah informasi yang pada akhirnya dapat
digunakan sebagai jawaban masalah-masalah yang sudah ditemukan dalam
penelitian dan tujuan penelitian.
9.
Analisis Data
Setelah selesai mengolah data, peneliti selanjutnya melakukan analisis
data. Data yang sudah diolah perlu dianalisis yang sudah diperoleh dari penelitian
yang mempunyai makna dan arti dari sebuah proses pemecahan masalah
penelitian.
10. Variabel Penelitian
Ada dua variabel penelitian yang hendak diteliti dalam penulisan ini, yaitu
Perayaan Ekaristi dan keterlibatan umat dalam hidup menggereja.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
Adapun deskripsi variabel yang diungkapkan dalam penelitian ini ialah:
a. Pemahaman umat tentang Perayaan Ekaristi
b. Tujuan umat dalam mengikuti Perayaan Ekaristi
c. Bagian-bagian yang termasuk dalam Tata Perayaan Ekaristi
d. Umat melibatkan diri dalam Perayaan Ekaristi
e. Kegiatan yang ada di stasi Pusat Paroki
f. Dampak mengikuti Perayaan Ekaristi
g. Keaktifan umat dalam melibatkan diri diberbagai kegiatan yang ada di stasi
Pusat Paroki
h. Faktor pendukung yang sering dijumpai dalam keterlibatan umat dalam hidup
menggereja di stasi pusat Paroki
i. Faktor penghambat yang sering dijumpai dalam keterlibatan umat dalam hidup
menggereja di stasi pusat Paroki
j. Harapan untuk kedepannya dengan keterlibatan umat dalam mengikuti Perayaan
Ekaristi dan berbagai kegiatan yang ada di stasi pusat Paroki.
C. Laporan hasil penelitian keterlibatan umat dalam hidup menggereja di
Stasi Pusat Paroki Salib Suci Nanga Tebidah, Kalimantan Barat
Pada bagian ini penulis akan memaparkan hasil penelitian berdasarkan
penelitian yang telah dilaksanakan pada hari senin tanggal 6-15 Juni 2016 untuk 8
narasumber pengurus DPP dan ketua lingkungan di Stasi pusat paroki Salib Suci
Nanga Tebidah. Penelitian ini menggunakan wawancara dan observasi langsung.
Wawancara ini penulis tujukan kepada pengurus DPP dan ketua lingkungan,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
sedangkan observasi secara langsung dilakukan penulis dengan berkunjung saat
ada kegiatan di stasi pusat Paroki.
1. Laporan Hasil Wawancara
Narasumber wawancara ini adalah pengurus DPP dan ketua lingkungan di
stasi pusat Paroki Salib Suci Nanga Tebidah. Ada 10 hal yang menjadi fokus
pertanyaan dalam wawancara ini. Sepuluh pertanyaan tersebut yaitu: (a) Arti dari
Perayaan Ekaristi (b) Tujuan mengikuti Perayaan Ekaristi (c) Yang termasuk
dalam Tata Perayaan Ekaristi (d) Cara umat melibatkan diri dalam Perayaan
Ekaristi (e) Kegiatan yang ada di stasi pusat Paroki (f) Dampak dari keterlibatan
umat mengikuti Perayaan Ekaristi (g) Keaktifan umat dalam melibatkan diri
diberbagai kegiatan yang ada di stasi pusat Paroki (h) Faktor pendukung yang
sering dijumpai dalam keterlibatan umat dalam hidup menggereja di stasi pusat
Paroki (i) Faktor penghambat yang sering dijumpai dalam keterlibatan umat
dalam hidup menggereja di stasi pusat Paroki (j) Harapan sehubungan
pelaksanaan Perayaan Ekaristi, agar mendorong umat semakin terlibat dalam
hidup menggereja di stasi pusat paroki.
Hal pertama, ditanyakan tentang apa arti dari Perayaan Ekaristi. Menurut
Narasumber 1 yang mengatakan bahwa Perayaan Ekaristi adalah perkumpulan
para umat untuk berdoa dan menyambut Tubuh Kristus {Lampiran wawancara
halaman (3)}. Hal serupa juga diungkapkan oleh Narasumber 2 bahwa Perayaan
Ekaristi ialah Perkumpulan para umat pada hari Raya {Lampiran wawancara
halaman (4)}. Begitu juga yang dikatakan oleh Narasumber 4 bahwa Perayaan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
Ekaristi adalah Perayaan bagian dari Tubuh dan Darah Kristus {Lampiran
wawancara halaman (6)}. Pernyataan lain diungkapkan oleh Narasumber 6 yang
mengatakan bahwa Perayaan Ekaristi yaitu Perayaan besar, Perayaan yang
berbeda dari Perayaan biasanya yaitu Perayaan berjumpa dengan Tuhan
{Lampiran wawancara halaman (9)}. Sedangkan pendapat yang dinyatakan oleh
Narasumber 5 tentang Perayaan Ekaristi ialah Perayaan berjumpa dengan Tuhan,
Perayaan menyambut Tubuh dan darah Kristus {Lampiran wawancara halaman
(8)}. Pernyataan Narasumber 7 Perayaan Ekaristi ialah Puncak dari tubuh dan
darah Kristus {Lampiran wawancara halaman (10)}. Pernyataan serupa
diungkapkan oleh Narasumber 8 Perayaan Ekaristi adalah Puncak hidup orang
katolik karena dalam Perayaan Ekaristi mengenang kembali Kristus dalam rupa
Roti dan Anggur yang kita sambut {Lampiran wawancara halaman (11)}.
Pernyataan lain diungkapkan oleh Narasumber 3 Perayaan Ekaristi ialah Perayaan
Kudus, Perayaan sakral bukan sekedar lambang” {Lampiran wawancara halaman
(5)}.
Dari hasil ini penulis dapat menyimpulkan dari hasil penelitian ini dapat
digambarkan bahwa pemahaman umat mengenai Perayaan Ekaristi sudah cukup
baik, umat sudah mengerti dengan merayakan Perayaan Ekaristi selain berjumpa
dengan saudara dan saudari seiman juga untuk mengenang kembali peristiwa
Perjamuan Kristus pada malam terakhir.
Hal kedua yang ditanyakan tentang tujuan umat mengikuti Perayaan
Ekaristi. Menurut Narasumber 1 yang mengatakan bahwa Tujuan umat mengikuti
Perayaan Ekaristi ialah sebagai umat yang beriman bukan hanya sebagai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
kewajiban saja namun adanya kesadaran dari individu seseorang untuk datang
merayakan Perayaan Ekaristi {Lampiran wawancara halaman (3)}.
Menurut
narasumber 2 mengatakan bahwa tujuan umat dalam mengikuti Perayaan Ekaristi
ialah melalui sabda dengan membuka harapan dan pikiran untuk memahami
bagaimana aku menyambut Tubuh dan Darah Kristus {Lampiran wawancara
halaman (4)}.
Narasumber 4 memberi keterangan mengenai tujuan umat mengikuti
Perayaan Ekaristi yakni untuk mengingat kembali akan Peristiwa Kristus melalui
Perayaan Ekaristi, tanpa kehadiran Kristus merasa ada yang kurang dalam diri
umat namun dengan hadirnya seorang Imam sebagai perantara untuk menerima
Tubuh dan Darah Kristus yang memimpin dalam Perayaan Ekaristi akan menjadi
pelengkap bagi umat dalam merayakan Perayaan Ekaristi {Lampiran wawancara
halaman (6)}. Selain itu keterangan Narasumber 8 mengungkapkan bahwa tujuan
umat merayakan Perayaan Ekaristi ialah untuk bertemu dan merasakan kehadiran
Tuhan lewat Perjamuan Ekaristi {Lampiran wawancara halaman (11)}.
Narasumber 5 memberi keterangan mengenai tujuan umat mengikuti
Perayaan Ekaristi ialah supaya umat merasa damai, tenang dan berjumpa dengan
saudara-saudari seiman {Lampiran wawancara halaman (8)}. Pendapat dari
Narasumber 7 mengatakan bahwa berkumpul bersama saudara Kristus sebagai
umat Allah {Lampiran wawancara halaman (10)}. Menurut Narasumber 6 tentang
tujuan umat merayakan Perayaan Ekaristi adalah supaya doa untuk keluarga dapat
dikabulkan dan menyambut Tubuh Tuhan {Lampiran wawancara halaman (9)}.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
Pernyataan dari Narasumber 3 tujuan umat Merayakan Perayaan Ekaristi adalah
mempersatukan diri dengan Tuhan {Lampiran wawancara halaman (5)}.
Dari hasil ini penulis dapat menyimpulkan dari hasil penelitian ini dapat
digambarkan bahwa umat mengetahui apa tujuan sebenarnya untuk mengikuti
Perayaan Ekaristi selain merayakan Perayaan Ekaristi sebagai kewajiban, umat
juga dapat mempersatukan diri dengan Tuhan sehingga merasa damai, tenang dan
Iman akan Kristus semakin diperdalam dan harapan akan hidupnya semakin
dipenuhi. Menyambut Tubuh dan Darah Kristus juga menjadi salah satu
pelengkap bagi Umat untuk menghadirkan dan mengenang kembali Peristiwa
Kristus.
Hal ketiga yang ditanyakan mengenai apa saja bagian-bagian yang
termasuk dalam Tata Perayaan Ekaristi. Menurut Narasumber 1 bagian-bagian
yang termasuk dalam Tata Perayaan Ekatisti ialah bahwa Ada kelompok umur
yang mengerti bagian-bagian Tata Perayaan Ekaristi, bahkan sebelum Perayaan
Ekaristi dimulai terlebih dahulu dibacakan katekese (penjelasan mengenai Tata
Perayaan Ekaristi) dengan tujuan supaya umat lebih memahami bagian-bagian
Perayaan Ekaristi, dalam setiap mingguan selalu dibacakan bagian-bagian Tata
Perayaan Ekaristi karena umat yang datang ke Perayaan Ekaristi tidak sekedar
untuk menyambut Tubuh dan Darah Kristus namun umat juga harus mengerti
bagian-bagian Tata Perayaan Ekaristi {Lampiran wawancara halaman (3)}.
Keterangan juga diberikan oleh Narasumber 3 yaitu bahwa umat sudah mengerti
bagian-bagian Tata Perayaan Ekaristi {Lampiran wawancara halaman (5)}.
Menurut Narasumber 4 menerangkan bahwa pemahaman umat mengenai bagian-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
bagian yang termasuk dalam Tata Perayaan Ekaristi ialah sekitar 60% sudah
memahami, karena dipengaruhi oleh pendidikan yang dimiliki setiap umat, 40%
non pendidikan, secara pelan-pelan umat sudah bisa memahami tentang liturgi
Perayaan Ekaristi {Lampiran wawancara halaman (6)}. Pernyataan diungkapkan
oleh narasumber 6 mengenai bagian-bagian yang termasuk dalam Tata Perayaan
Ekaristi umat memahami sekitar 70% dan 30% hanya mengikuti saja {Lampiran
wawancara halaman (9)}.
Narasumber 8 mengatakan bahwa umat mengerti bagian-bagian yang termasuk
dalam Tata Perayaan Ekaristi yaitu bagian Persembahan kudus, doa syukur, Anak
domba Allah, komuni, doa sesudah komuni, namun masih ada juga umat yang
belum memahami dan mengerti bagian-bagian yang termasuk dalam Tata
Perayaan Ekaristi {Lampiran wawancara halaman (11)}. Hal yang serupa juga
diungkapkan oleh Narasumber 5 bahwa umat mengerti bagian Doa persembahan,
kudus, Bapa kami, anak Domba Allah, komuni, doa sesudah komuni, namun ada
juga umat yang mengerti bagian-bagian Tata Perayaan Ekaristi tidak secara teori
{Lampiran wawancara halaman (8)}. Pernyataan yang diungkapkan oleh
Narasumber 7 tentang bagian-bagian yang termasuk dalam Tata Perayaan Ekaristi
ialah Salam, doa pembuka, doa tobat, Tuhan Kasihanilah, umat hanya mengikuti
dan ada sebagian umat yang paham” {Lampiran wawancara halaman (9)}.
Dari hasil ini penulis dapat menyimpulkan dari hasil penelitian ini dapat
digambarkan bahwa umat sudah mengetahui bagian mana saja yang termasuk
dalam Tata Perayaan Ekaristi jadi umat tidak hanya sekedar mengikuti Perayaan
Ekaristi saja namun tugas umat juga wajib untuk mengetahui bagian-bagian yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
termasuk di dalamnya, sehingga pada saat umat ditugaskan terutama pada saat
tugas bacaan, Mazmur, doa umat, sudah tau pada saat mana umat harus
mempersiapkan diri dengan baik, meskipun tidak banyak umat mengetahui secara
teori namun setidaknya umat sudah paham dan mengerti.
Hal keempat yang ditanyakan bagaimana keterlibatan umat dalam
Perayaan Ekaristi. Menurut keterangan dari Narasumber 1 bahwa keterlibatan
umat sudah cukup baik, umat sudah bisa mengambil bagian ketika mendapat tugas
dalam Perayaan Ekaristi, kecuali ada limpahan dari umat lain yang tidak siap
bertugas, umat yang mendapat limpahan tersebut sudah bisa menyiapkan diri
dengan baik walaupun persiapan dengan waktu yang sangat singkat {Lampiran
wawancara halaman (3)}. Menurut Narasumber 2 mengungkapkan mengenai
keterlibatan umat dalam Perayaan Ekaristi bahwa semua umat terlibat, meskipun
masih lemah dalam persiapan terutama dalam tugas bacaan dan mazmur, namun
sebagian besar umat mau terlibat. Umat yang terlibat tanpa mengharapkan jasa
dan ada inisiatif dari umat sendiri untuk mengambil bagian-bagian dalam Tugas
Perayaan Ekaristi {Lampiran wawancara halaman (4)}. Hal serupa juga
diungkapkan oleh Narasumber 8 yaitu umat mengikuti Perayaan Ekartisti dengan
penuh khidmat/perhatian penuh, menyambut komuni, menjadi petugas liturgi,
lektor, misdinar dan kolekte {Lampiran wawancara halaman (11)}. Menurut
Narasumber 6 keterlibatan umat dalam mengikuti Perayaan Ekaristi yaitu bahwa
semua umat ambil bagian dan bertanggungjawab dalam tugas liturgi, dan juga di
setiap lingkungan umat terlibat {Lampiran wawancara halaman (9)}. Pernyataan
juga diberikan oleh Narasumber 5 mengenai keterlibatan umat dalam Perayan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
Ekaristi sebagai berikut: “Dengan cara ikut bernyanyi, ikut berdoa, ikut terlibat
dalam tugas-tugas Perayaan Ekaristi” {Lampiran wawancara halaman (8)}.
Narasumber 7 mengungkapkan mengenai keterlibatan umat dalam Perayaan
Ekaristi yaitu sudah cukup baik, namun ada juga umat yang terlibat ketika ada
tugas dalam Perayaan Ekaristi {Lampiran wawancara halaman (10)}. Pernyataan
diungkapkan oleh Narasumber 3 sebagai berikut: “umat terlibat di saat ditunjuk
atau mendapatkan jadwal ditugaskan” {Lampiran wawancara halaman (5)}.
Keterangan juga diberikan oleh Narasumber 4 yang mengatakan bahwa umat yang
terlibat dalam Perayaan Ekaristi ialah:
Belum ada persiapan ketika mendapat tugas bacaan, mazmur yang sudah
mulai berkembang sejak 2 tahun ini, persiapan koor yang baik,
pemeriksaan batin 60%, persiapan untuk menerima Hosti, dalam bacaan
belum menyimak dengan baik, suasana belum kusuk/tidak konsentrasi
{Lampiran wawancara halaman (6)}
Dari hasil ini penulis dapat menyimpulkan dari hasil penelitian ini dapat
digambarkan bahwa ketika umat mendapatkan tugas terutama pada saat Perayaan
Ekaristi umat selalu siap sedia baik itu mendapatkan tugas yang terjadwal ataupun
mendapatkan tugas limpahan dari pertugas lain yang belum siap. Umat sudah
punya kesadaran dan inisiatif tanpa harus diperintah ataupun diminta tolong
dengan sangat yang berlebihan, selain keterlibatan dalam Perayaan Ekaristi, umat
juga terlibat dalam kegiatan apapun tanpa harus diundang umat juga punya
inisiatif untuk terjun langsung bersama umat yang lain dan tanpa sedikitpun
mengharapkan balasan jasa karena umat sudah punya kesadaran sebagai anggota
Gereja wajib untuk ikut terlibat dalam membangun Gereja bersama umat yang
lainnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
Hal kelima yang ditanyakan tentang kegiatan apa saja yang ada di stasi
pusat Paroki. Keterangan dari Narasumber 1 mengungkapkan bahwa kegiatan
yang ada di stasi pusat Paroki yaitu kegiatan menurut kelompok-kelompok yang
ada, misalnya PIA ada sekolah minggu, Natal bersama. OMK ada kegiatan
Misdinar, kegiatan DPP misalnya memprogramkan kegiatan-kegiatan gereja,
gotong royong membersihkan lingkungan gereja, kegiatan Ibu-ibu WK yaitu Doa
Rosario ibu WK {Lampiran wawancara halaman (3)}. Menurut Narasumber 4
mengatakan bahwa kegiatan-kegiatan rutin Ibu WK yang aktif, kegiatan gotong
royong yang dilakukan oleh DPP, paskah bersama PIA, paskah bersama DPP,
APP untuk seluruh umat yang dilaksanakan setiap masa Prapaskah, kegiatan
OMK dan KMPK yaitu paskah bersama dalam bentuk kegiatan seperti lomba baca
KS dan Khotbah {Lampiran wawancara halaman (6)}. Menurut Narasumber 2
mengatakan bahwa kegiatan yang ada di stasi pusat Paroki yaitu Kegiatan liturgi,
kegiatan gotong royong dan gawai (pesta) {Lampiran wawancara halaman (4)}.
Keterangan juga diberikan oleh narasumber 7 yang mengatakan bahwa ada
kegiatan Paroki CUP, kegiatan Natal bersama, Paskah bersama, doa Ibu WK dan
kunjungan OMK {Lampiran wawancara halaman (10)}. Narasumber 8 juga
memberi keterangan bahwa kegiatan-kegiatannya seperti BKSN, kegiatan
memperingati bulan Rosario, gotong royong, sekami (natal anak-anak PIA, dan
paskah) kunjungan OMK antar Paroki {Lampiran wawancara halaman (11)}.
Kegiatan serupa juga diutarakan oleh Narasumber 3 mengungkapkan mengenai
kegiatan yang ada di stasi pusat Paroki ialah Kerja bakti, merangkul umat, rapat
persiapan untuk kedepan, Doa lingkungan” {Lampiran wawancara halaman (5)}.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
Keterangan juga diberikan oleh Narasumber 6 tentang kegiatan yang ada di stasi
pusat Paroki yaitu kegiatan OMK setiap awal bulan ada Misa atau Ibadat di
lingkungan-lingkungan, Masa Adven, Masa Prapaskah yang diisi dengan
pendalaman Iman dan dipimpin oleh OMK {Lampiran wawancara halaman (9)}.
Pernyataan juga diutarakan oleh Narasumber 5 tentang kegiatan yang adi di stasi
pusat Paroki yaitu KPP, pertemuan Pemimpin umat, BKSN, Bulan Maria, bulan
Rosario, Sekami, Doa lingkungan, kunjungan OMK {Lampiran wawancara
halaman (8)}.
Dari hasil ini penulis dapat menyimpulkan dari hasil penelitian ini dapat
digambarkan bahwa kegiatan yang ada di stasi pusat Paroki sudah disusun sangat
baik sesuai dengan kelompok umat yang ada di stasi pusat Paroki. Kegiatan yang
sudah pernah tiada dapat diadakan sehingga semangat umat pun semakin
berkembang dengan kegiatan-kegiatan yang ada, terutama kelompok OMK yang
sebelumnya belum ada kegiatan kunjungan OMK ketika diadakannya kunjungan
OMK antar Paroki memberi semangat bagi OMK untuk turut terlibat didalamnya.
Selain itu bagi kelompok Ibu-Ibu WK sudah menghidupkan kembali kegiatan doa
keliling sehingga terlihat kembali ada kelompok Ibu-Ibu WK yang bersemangat
untuk ikut serta dalam kegiatan-kegiatan yang ada. Begitu juga dengan kegiatankegiatan yang lain yang belum pernah maupun yang sudah lama ditiadakan ketika
semua kegiatan itu diadakan kembali memberi semangat bagi semua umat yang
ikut terlibat didalamnya dan organisasi Gereja dapat hidup kembali.
Hal keenam yang ditanyakan tentang dampak dari mengikuti perayaan
Ekaristi. Menurut Narasumber 1 memberi keterangan mengenai dampak dari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
mengikuti Perayaan Ekaristi ialah umat semakin terlibat aktif dalam mengikuti
Perayaan Ekaristi {Lampiran wawancara halaman (3)}. Hal serupa juga
diungkapkan oleh Narasumber 8 mengenai Dampak dari mengikuti Perayaan
Ekaristi ialah umat semakin aktif {Lampiran wawancara halaman (11)}. Menurut
Narasumber 5 dampak dari mengikuti Perayaan Ekaristi bahwa umat yang pernah
bertugas tetap mau terlibat lagi, selain dalam perayaan Ekaristi juga mau terlibat
dalam kegiatan lainnya {Lampiran wawancara halaman (8)}. Menurut
Narasumber 7 yang mengatakan bahwa dampak dari mengikuti Perayaan Ekaristi
yaitu umat semakin terlibat dengan adanya keikutsertaan dalam Perayaan Ekaristi
{Lampiran wawancara halaman (10)}. Keterangan juga diberikan oleh
Narasumber 6 yang mengatakan tentang dampak mengikuti Perayaan Ekaristi
bahwa ada perubahan dari umat yang awalnya jarang terlibat menjadi aktif,
semakin dekat dengan Gereja {Lampiran wawancara halaman (9)}. Keterangan
diberikan oleh Narasumber 3 mengenai dampak dari mengukuti Perayaan Ekaristi
bahwa umat Biasa-biasa {Lampiran wawancara halaman (5)}.
Keterangan yang diberikan oleh Narasumber 2 mengenai dampak dari mengikuti
Perayaan Ekaristi sebagai berikut:
Pada saat ada teguran pada Perayaan Ekaristi tidak mau sembahyang, segi
pakaian sudah berubah, segi dana sudah ada kemajuan dalam persembahan
Ekaristi yang secara tidak langsung umat sudah terlibat melalui
persembahan{Lampiran wawancara halaman (4)}.
Pernyataan juga diungkapkan oleh Narasumber 4 mengenai dampak dari
mengikuti Perayaan Ekaristi sebagai berikut:
umat yang kurang aktif dalam Perayaan Ekaristi selalu ada rintangan,
namun bagi umat yang aktif selalu melibatkan diri, rasa percaya diri,
merasa ada panggilan, dihargai ketika mendapatkan tugas dalam Perayaan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
Ekaristi akan mempengaruhi untuk terlibat dalam berbagai kegiatan yang
ada di Paroki, sudah ada kesadaran umat untuk memberikan persembahan
{Lampiran wawancara halaman (6)}.
Dari hasil ini penulis dapat menyimpulkan dari hasil penelitian ini
digambarkan bahwa dengan mengikuti dan keterlibatan dalam Perayaan Ekaristi
memberi dampak kepada umat. Ketika ada kegiatan di gereja umat terlibat tidak
berhenti pada saat keterlibatannya di Perayaan Ekaristi namun umat juga
melibatkan diri pada kegiatan-kegiatan yang lain, bahkan umat yang jarang
terlibat menjadi lebih terlibat lagi, apalagi ketika ada kegiatan yang sangat
memberikan manfaat dan menyenangkan secara otomatis umat juga dengan
senang hati untuk terlibat. Selain itu adapun umat yang jarang terlibat dikarenakan
kesibukan umat namun tidak semata-mata dipandang bahwa umat tidak mau
terlibat lagi.
Hal ketujuh yang ditanyakan mengenai seberapa keaktifan umat dalam
melibatkan diri di berbagai kegiatan yang ada di stasi pusat Paroki. Menurut
Narasumber 1 mengatakan bahwa keaktifan umat sudah cukup baik, umat
mempunyai kesadaran untuk terlibat dalam Perayaan Ekaristi dan ada dorongan
dari orang tua untuk melibatkan anaknya dalam mengikuti kegiatan-kegiatan di
Gereja {Lampiran wawancara halaman (3)}. Keterangan yang diberikan oleh
Narasumber 4 mengenai seberapa keaktifan umat dalam melibatkan diri di
berbagai kegiatan yang ada di stasi pusat Paroki bahwa umat cukup aktif, saling
bekerjasama dalam mengambil bagian sesuai dengan kemampuan yang dimiliki
setiap umat {Lampiran wawancara halaman (5)}. Pernyataan juga diungkapkan
oleh Narasumber 6 tentang seberapa keaktifan umat dalam melibatkan diri di
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
berbagai kegiatan yang ada di stasi pusat Paroki ialah Aktif {Lampiran
wawancara halaman (9)}. Keterangan menurut Narasumber 8 tentang seberapa
keaktifan umat dalam melibatkan diri di berbagai kegiatan yang ada di stasi pusat
Paroki yaitu umat terlihat aktif ketika ada kegiatan yang membuat umat mau
terlibat sehingga umat yang tidak aktif menjadi aktif lagi {Lampiran wawancara
halaman (11)}. Menurut Narasumber 3 yang mengatakan tentang seberapa
keaktifan umat dalam melibatkan diri di berbagai kegiatan yang ada di stasi pusat
Paroki bahwa keaktifan umat sekitar 50% {Lampiran wawancara halaman (5)}.
Hal serupa yang diungkapkan oleh Narasumber 7 mengenai seberapa keaktifan
umat dalam melibatkan diri di berbagai kegiatan yang ada di stasi pusat Paroki
bahwa umat aktif 50% sedangkan umat yang lain karena faktor waktu dan
kesibukan dengan berbagai pekerjaan {Lampiran wawancara halaman (10)}.
Pernyataan juga diungkapkan oleh Narasumber 5 mengeni seberapa keaktifan
umat dalam melibatkan diri di berbagai kegiatan yang ada di stasi pusat Paroki
bahwa umat tertentu yang benar-benar aktif 70%-80%. Orang tua dan muda mau
aktif. Secara keseluruhan umat aktif {Lampiran wawancara halaman (8)}.
Keterangan juga diberikan oleh Narasumber 2 tentang seberapa keaktifan umat
dalam melibatkan diri di berbagai kegiatan yang ada di stasi pusat Paroki ialah
yang terlibat orang-orang itu saja, tidak ada perkembangan dan bagi yang aktif
mempunyai inisiatif untuk mengambil bagian tugas dalam kegiatan” {Lampiran
wawancara halaman (4)}.
Dari hasil ini penulis dapat menyimpulkan dari hasil penelitian ini
digambarkan bahwa keaktifan umat sudah cukup baik, banyak dorongan ataupun
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
dukungan dari berbagai pihak sehingga umat menjadi lebih aktif lagi. Dengan
mengikuti berbagai kegiatan umat sudah terlihat cukup aktif.
Hal kedelapan yang ditanyakan mengenai faktor pendukung apa saja yang
sering dijumpai dalam keterlibatan umat di gereja Stasi pusat Paroki. Menurut
keterangan dari Narasumber 3 mengenai Faktor pendukung apa saja yang sering
dijumpai dalam keterlibatan umat di stasi pusat Paroki bahwa ada kegiatan yang
membuat umat senang untuk terlibat {Lampiran wawancara halaman (5)}.
Keterangan juga diberikan oleh Narasumber 2 mengenai Faktor pendukung apa
saja yang sering dijumpai dalam keterlibatan umat dalam hidup menggereja di
stasi pusat Paroki bahwa tanpa ada yang mengkoordinir umat mempunyai inisiatif
sendiri untuk terlibat, setiap ada kegiatan, OMK selalu aktif dan kegiatan berjalan
dengan lancar {Lampiran wawancara halaman (4)}. Menurut Narasumber 1 yang
memberikan keterangan mengenai Faktor pendukung apa saja yang sering
dijumpai dalam keterlibatan umat dalam hidup menggereja di stasi pusat Paroki
bahwa ketika ada dana yang mendukung berjalannya kegiatan dengan baik serta
ada keaktifan dari umat yang mengikuti kegiatan tersebut {Lampiran wawancara
halaman (3)}. Keterangan dari Narasumber 6 mengatakan tentang faktor
pendukung apa saja yang sering dijumpai dalam keterlibatan umat dalam hidup
menggereja di stasi pusat Paroki bahwa fasilitas menjadi penunjang semangat
umat untuk ikut serta maupun melaksanakan kegiatan yang ada seperti segi
tempat, lingkungan yang mendukung dan kesadaran dari umat sehingga memberi
perubahan sebagai faktor pendukung bagi umat dalam keterlibatan mengikuti
berbagai kegiatan yang ada di gereja {Lampiran wawancara halaman (9)}.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
Menurut narasumber 4 mengatakan mengenai faktor pendukung yang
sering dijumpai oleh umat dengan keterlibatan dalam hidup menggereja di stasi
Pusat Paroki ialah adanya pendidikan yang bisa membuka wawasan terutama bagi
orang tua untuk mengerti Firman Tuhan, adanya dukungan dari Para Imam,
adanya generasi muda sebagai generasi penerus Gereja yang sedang mengenyam
pendidikan dapat menjadi sebuah faktor pendukung dalam keterlibatan umat di
berbagai kegiatan, kesadaran dari umat terhadap persembahan tanpa adanya
perhitungan serta perkembangan Gereja yang selama ini sudah baik {Lampiran
wawancara halaman (6)}. Keterangan juga diberikan oleh Narasumber 8
mengenai faktor pendukung apa saja yang sering dijumpai dalam keterlibatan
umat dalam hidup menggereja di stasi pusat Paroki bahwa umat aktif karena
Pastor Paroki mampu merangkul umat dan kegiatan-kegiatan yang diadakan
menarik perhatian umat {Lampiran wawancara halaman (11)}. Keterangan serupa
diungkapkan oleh Narasumber 5 mengenai Faktor pendukung apa saja yang sering
dijumpai dalam keterlibatan umat dalam hidup menggereja di stasi pusat Paroki
bahwa umat dekat dengan Pastor Paroki, faktor dari lingkungan, orang tua yang
mendorong anak untuk terlibat sehingga ada generasi {Lampiran wawancara
halaman (8)}. Keterangan dari Narasumber 7 mengenai faktor pendukung apa saja
yang sering dijumpai dalam keterlibatan umat dalam hidup menggereja di stasi
pusat Paroki yaitu umat dekat dengan Gereja dapat mengajak umat terlibat
{Lampiran wawancara halaman (10)}.
Dari hasil ini penulis dapat menyimpulkan hasil penelitian ini
digambarkan bahwa adanya kegiatan-kegiatan yang di stasi pusat Paroki yang bisa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
membuat menarik perhatian umat untuk terlibat aktif tanpa ada yang
mengkoordinir umat sudah terlibat aktif dengan baik, adanya dukungan dana dan
segi tempat sehingga kegiatan dapat berjalan dengan lancar. Selain itu faktor
pendidikan juga mempengaruhi untuk mendukung umat untuk bisa membuka segi
pikiran agar dari segi wawasan umat terutama bagi yang orang tua untuk tetap
memberi dukungan kepada generasi muda sebagai generasi penerus masa depan
Gereja.
Hal kesembilan yang ditanyakan tentang Faktor penghambat yang sering
dijumpai dalam keterlibatan umat dalam hidup menggereja di stasi pusat Paroki.
Menurut Narasumber 4 bahwa faktor penghambat yang sering dijumpai dalam
keterlibatan umat dalam hidup menggereja di stasi Pusat Paroki yaitu masih ada
umat yang belum mempunyai kesadaran karena dipengaruhi oleh masalah
Ekonomi, mata pencarian umat yang minim, kesulitan dalam membagi waktu atau
belum bisa menyempatkan diri untuk hadir dan terlibat {Lampiran wawancara
halaman (7)}. Keterangan serupa diungkapkan oleh Narasumber 6 mengenai
faktor penghambat yang sering dijumpai dalam keterlibatan umat dalam hidup
menggereja di stasi pusat Paroki bahwa perekonomian, sibuk dengan pekerjaan
rumah, segi waktu {Lampiran wawancara halaman (9)}.
Menurut Narasumber 1 yang mengatakan bahwa faktor penghambat yang
sering dijumpai dalam keterlibatan umat dalam hidup menggereja di stasi pusat
Paroki yaitu ketika tidak ada dana maka kegiatan tidak bisa berjalan dengan baik
{Lampiran wawancara halaman (3)}. Keterangan juga diungkapkan oleh
Narasumber 8 mengenai faktor penghambat yang sering dijumpai umat di stasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
pusat Paroki yaitu kesibukan umat {Lampiran wawancara halaman (11)}.
Keterangan diungkapkan oleh narasumber 3 mengenai Faktor penghambat yang
sering dijumpai dalam keterlibatan umat dalam hidup menggereja di stasi pusat
Paroki bahwa umat tidak terlibat ketika ada kegiatan yang kurang disenangi atau
kegiatan yang kurang menarik perhatian umat {Lampiran wawancara halaman
(5)}. Narasumber 2 mengungkapkan mengenai faktor penghambat yang sering
dijumpai dalam keterlibatan umat dalam hidup menggereja di stasi pusat Paroki
bahwa masih ada ketergantungan dari umat terutama bagi OMK yang tidak ada
mengkoordinir {Lampiran wawancara halaman (4)}. Keterangan diberikan oleh
Narasumber 7 mengenai faktor penghambat yang dijumpai dalam keterlibatan
umat dalam hidup menggereja di stasi pusat Paroki adalah umat yang di pengaruh
oleh teknologi dan kesibukan yang membuat umat sulit dalam membagikan waktu
{Lampiran wawancara halaman (10)}.
Dari hasil ini penulis dapat menyimpulkan hasil penelitian digambarkan
bahwa masih ada umat yang belum mempunyai kesadaran bahwa berbagai
kegiatan yang ada di stasi pusat paroki merupakan tanggungjawab sebagai
anggota umat Gereja namun karena banyak masalah Ekonomi yang dihadapi umat
sehingga ari segi waktu umat belum bisa membagikan waktu dan lebih memilih
untuk tidak ikut terlibat aktif. Banyak kegiatan yang tidak berjalan dengan lancar
dikarenakan dana yang sangat minim. Ada juga umat yang terlibat ketika ada
kegiatan yang sangat menyenangkan, bagi OMK dalam menjalankan kegiatan
belum bisa mandiri selalu ada ketergantungan dari OMK itu sendiri, banyaknya
pengaruh yang negatif dari alat Teknologi yang semakin berkembang.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
Hal terakhir yang ditanyakan mengenai Apa harapan umat melalui
keterlibatannya dalam mengikuti berbagai kegiatan yang ada di stasi pusat Paroki.
Menurut keterangan yang diungkapkan oleh Narasumber 1 mengatakan mengenai
apa harapan umat melalui keterlibatannya dalam mengikuti berbagai kegiatan
yang ada di stasi pusat Paroki bahwa umat semakin banyak terlibat melalui
kegiatan-kegiatan yang ada {Lampiran wawancara halaman (3)}. Keterangan dari
Narasumber 8 mengatakan mengenai apa harapan umat melalui keterlibatannya
dalam mengikuti berbagai kegiatan yang ada di stasi pusat Paroki bahwa umat
lebih aktif lagi dan punya inisiatif untuk mengikuti kegiatan sebagai bentuk
kegiatan dalam hidup menggereja {Lampiran wawancara halaman (11)}. Hal
serupa juga diungkapkan oleh Narasumber 5 mengenai apa harapan umat melalui
keterlibatannya dalam mengikuti berbagai kegiatan yang ada di stasi pusat Paroki
bahwa semua umat aktif, kegiatan diperbanyak yang bisa melibatkan semua umat
{Lampiran wawancara halaman (8)}.
Menurut Narasumber 3 mengungkapkan mengenai apa harapan umat
melalui keterlibatannya dalam mengikuti berbagai kegiatan yang ada di stasi pusat
Paroki bahwa ada kemajuan dari umat untuk terlibat kedepannya. Dana berjalan
dengan lancar dan umat sadar untuk terlibat {Lampiran wawancara halaman (5)}.
Keterangan juga diungkapkan oleh Narasumber 2 mengenai apa harapan umat
melalui keterlibatannya dalam mengikuti berbagai kegiatan yang ada di stasi pusat
Paroki ialah generasi tetap diteruskan, pembangunan gereja stasi pusat Paroki
tetap berkembang {Lampiran wawancara halaman (4)}. Keterangan diungkapkan
oleh Narasumber 7 mengenai apa harapan umat melalui keterlibatannya dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
mengikuti berbagai kegiatan yang ada di stasi pusat Paroki bahwa supaya umat
lebih terlibat aktif, mengadakan perubahan dengan menggunakan katekese
{Lampiran wawancara halaman (10)}.
Narasumber 4 mengatakan mengenai apa harapan umat melalui
keterlibatannya dalam mengikuti berbagai kegiatan yang ada di stasi pusat Paroki
bahwa Perkembangan gereja yang semakin meningkat dan berkembang dengan
baik, generasi muda bisa menjadi harapan Gereja, kehadiran umat, orang tua lebih
aktif dalam gotong royong, perkembangan tertata dan umat semakin banyak yang
terlibat, PIA terus dibina {Lampiran wawancara halaman (6)}. Hal yang serupa
diutarakan oleh Narasumber 6 sebagai berikut:
Berkembang, maju, berkualitas mandiri, menuntut menjadi orang yang
beriman, ikut terlibat, punya wujud berdoa, punya kegiatan lain, paroki
CUP yang sudah hilang perlu diadakan lagi empat tahun sudah ditiadakan.
pelayanan umat yang baik {Lampiran wawancara halaman (9)}.
Dari hasil ini penulis dapat menyimpulkan dari hasil penelitian ini
digambarkan bahwa umat lebih banyak yang aktif, membuat banyak kegiatankegiatan yang menarik, orang muda yang diharapkan oleh Gereja sebagai generasi
penerus, pembangunan Gereja yang selalu berkembang dan mandiri, kegiatan PIA
yang terus dibina, umat yang dituntut untuk terlibat secara mandiri, beriman dan
mempunyai wujud doa serta kegiatan Paroki CUP yang sudah empat tahun
ditiadakan perlu diadakan lagi karena kegiatan tersebut sudah menjadi tradisi bagi
Paroki Salib Suci Nanga Tebidah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
2. Laporan Hasil Observasi Langsung
Selain menggunakan wawancara, penulis juga melakukan observasi
langsung di tempat penelitian, adapun observasi langsung yang diamati oleh
penulis yaitu Rapat Panitia Pelantikan DPP, Prodiakon dan penerimaan Sakramen
Krisma, gotong-royong mempersiapkan Misa pelantikan Anggota DPP,
Prodiakon, penerimaan Sakramen Krisma dan Perayaan Ekaristi dan pelantikan
DPP, Prodiakon, Penerimaan Sakramen Krisma Oleh Uskup Mgr. Agustinus Agus
di gereja Stasi Pusat Paroki Salib Suci Nanga Tebidah.
Pada hari kamis malam tanggal 9 juni 2016 peneliti berkesempatan
mengikuti rapat terakhir panitia pelantikan DPP, Prodiakon dan penerimaan
Sakramen Krisma di pastoran Stasi Pusat Paroki Salib Suci Nanga Tebidah yang
dimulai pada pukul 19.00 wib sampai pukul 21.30 wib. Dalam rapat ini, peneliti
hanya mengikuti dan mengamati suasana proses rapat yang sedang berlangsung,
sebelum rapat dimulai, terlebih dahulu dibuka dengan doa pembukaan yang
dipimpin oleh Pastor Paroki yaitu Romo Markus Suwito, Pr. Pada kesempatan
rapat ini yang dipandu oleh Pastor Paroki dan diikuti oleh semua panitia yang
mempunyai tugas atau fungsi masing-masing. Setiap panitia melaporkan hasil
rapat sebelumnya kepada Pastor Paroki maupun kepada semua panitia yang hadir
pada saat rapat tersebut. Proses rapat berjalan dengan baik dan lancar, semua
panitia bertanggungjawab atas semua tugas yang telah diberikan terlihat pada saat
Romo Paroki meminta kepada para panitia untuk melaporkan hasil yang sudah
dipersiapkan oleh masing-masing panitia. Dalam rapat kepanitiaan ini, yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
menjadi panitia ini juga termasuk sebagai calon anggota DPP, calon Prodiakon
dan penerimaan Sakramen Krisma.
Pada hari Jumat tanggal 10 Juni 2016, penulis berkesempatan ikut serta
membantu dalam mempersiapkan Perayaan Ekaristi yang akan dilaksanakan pada
hari Minggu tanggl 12 Juni 2016. Umat bersama Pastor Paroki memiliki inisiatif
untuk ambil bagian dalam tugas masing-masing seperti membersihkan kipas
angin, mengatur kursi, menyapu, mengpel lantai, memasang bendera dan baliho.
umat dan pastor setelah ikut terlibat dalam gotong royong ini, mereka juga
membangun kebersamaan dan kekeluargaan lewat snack dan makan bersama
sehingga terbangunnya rasa memiliki dalam hidup menggereja.
Pada hari minggu tanggal 12 Juni 2016 di gereja Paroki Salib Suci Nanga
Tebidah Perayaan Ekaristi yang dipimpin Oleh. Mgr. Agustinus Agus, Pr Uskup
Pontianak yang didampingi oleh Pastor Markus Suwito, Pr selaku Pastor Paroki
Salib Suci Nanga Tebidah dan Pastor pembantu Pastor Yusuf, Pr. Dalam Perayaan
Ekaristi ini, umat, Prodiakon, calon Krisma dan Pengurus DPP yang baru dilantik
bekerja sama untuk turut ambil bagian dalam beberapa tugas seperti bacaan,
mazmur, komentator, persembahan, koor, dokumentasi, dll sehingga Perayaan
Ekaristi berjalan dengan baik.
Dalam observasi langsung, peneliti melihat ada dampak yang berpengaruh
yakni dengan mengikuti Perayaan Ekaristi terhadap keterlibatan umat yaitu umat
yang terpilih menjadi petugas Prodiakon. Penulis melihat ini sebagai dampak
karena sudah sangat jelas menjadi seorang Prodiakon tidak dipilih sembarangan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
namun ada alasan yang kuat dan menjadi seorang Prodiakon juga dilihat dengan
kehidupan umat, penghayatan Iman umat, bagaimana umat sungguh-sungguh
menghayati Imannya, keaktifan umat dalam mengikuti dan keterlibatannya di
Perayaan Ekaristi dan aktif dalam berbagai kegiatan yang ada di gereja.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
BAB IV
KATEKESE MODEL SCP SEBAGAI USULAN DAN USAHA
UNTUK MENINGKATKAN KESADARAN DALAM MENGIKUTI
PERAYAAN EKARISTI TERHADAP KETERLIBATAN UMAT
DALAM HIDUP MENGGEREJA DI STASI PUSAT PAROKI
SALIB SUCI NANGA TEBIDAH KALIMANTAN BARAT
Pada bab ini akan dijelaskan mengenai usulan program sebagai tindak
lanjut dari hasil penelitian yang diperoleh. Penulis akan menguraikan usulan
program SCP bagi umat di Stasi Pusat Paroki Salib Suci Nanga Tebidah. Maka
dari itu, penulis perlu memikirkan dan merencanakan segala sesuatu yang
diperlukan dalam pelaksanaan kegiatan antara lain: latar belakang kegiatan,
rumusan tema dan tujuan, penjabaran kegiatan dan contoh persiapan kegiatan.
A. Latar Belakang kegiatan
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan terhadap pengurus DPP dan
ketua lingkungan di stasi pusat Paroki Salib Suci Nanga Tebidah menurut
pengakuan dari mereka sebagian umat untuk memahami teori tentang Perayaan
Ekaristi dan keterlibatan umat dalam kegiatan-kegiatan di gereja sudah cukup baik
dan semua umat terlibat aktif. Namun dengan demikian berdasarkan dari hasil
penelitian dan ungkapan dari narasumber penelitian bahwa pemahaman Ekaristi
dan keterlibatan umat perlu ditingkatkan lagi. Salah satu kebutuhan dari umat itu
sendiri adanya sebuah komunikasi bisa berupa sharing pengalaman antar umat
yang lainnya sehingga sebagai anggota gereja umat memiliki kesadaran yang
sungguh-sungguh melibatkan diri sebagai hidup menggereja.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
Oleh sebab itu, penulis mengusulkan program kegiatan katekese model
SCP (Shared Christian Praxis) bagi seluruh umat yang ada di stasi pusat Paroki
Salib Suci Nanga Tebidah. Dengan adanya katekese model SCP ini sebagai upaya
untuk meningkatkan pemahaman umat mengenai Perayaan Ekaristi dan
keterlibatan umat dalam kehidupan menggereja
B. Alasan memilih katekese model Shared Christian Praxis (SCP)
Umat stasi pusat Paroki Salib Suci Nanga Tebidah merupakan harapan
masa depan Gereja guna untuk meningkatkan keterlibatan dalam hidup
menggereja. Saat ini kesadaran umat dalam mengikuti Perayaan Ekaristi dan
meningkatkan keterlibatan umat dalam hidup menggereja sangat diharapkan oleh
Gereja dengan banyaknya berbagai kegiatan sangat membantu umat untuk
melibatkan diri dengan sepenuhnya sehingga kekuatan iman akan Kristus semakin
tumbuh dan berkembang serta mewujudkannya dalam kehidupan sehari-hari.
Penulis melihat bahwa katekese model SCP ini sangat cocok dengan
pembahasan kesadaran dalam mengikuti Perayaan Ekaristi dan keterlibatan umat
dalam panggilan hidup menggereja. Model katekese SCP ini adalah salah satu dari
model katekese pengalaman hidup. Pada model katekese ini yang bertolak pada
pengalaman hidup konkret umat sangat membantu umat untuk terlibat aktif.
Melalui pengalaman hidup umat bisa diajak untuk menemukan nilai-nilai dalam
Tradisi dan Visi Kristiani sehingga pada akhirnya umat mampu mewujudkannya
dalam kehidupan konkret.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
C. Katekese Model SCP
1. Pengertian SCP
SCP (Shared Christian Praxis) menekankan proses berkatekese yang
bersifat diagonal dan partisipatif yang bermaksud mendorong peserta, berdasarkan
konfrontasi antara “Tradisi” dan “Visi” hidup mereka dengan “Tradisi” dan “Visi”
kristian, agar baik secara pribadi maupun bersama, mampu mengadakan
penegasan dan mengambil keputusan demi terwujudnya nilai-nilai kerajaan Allah
dalam kehidupan manusia yang terlibat dalam dunia. Model katekese ini bermula
dari
pengalaman
hidup
peserta,
yang
direfleksikan
secara
kritis
dan
dikonfrontasikan dengan pengalaman iman dan visi kristiani supaya muncul sikap
dan kesadaran baru yang memberi motivasi pada keterlibatan baru. Maka sejak
awal orientasi pendekatan ini pada “praxis” peserta. (Sumarno 2015:14-15).
2. Langkah-langkah Katekese Model SCP
Menurut Thomas H. Groome, yang disusun ulang oleh Sumarno 2015 ada
5 (lima) langkah SCP (Sumarno 2015: 18-22) yaitu:
a. Langkah 0 : Pemusatan aktivitas
Langkah 0 ini bertujuan untuk mendorong umat menemukan topik
pertemuan yang bertolak dari kehidupan konkret yang selanjutnya menjadi tema
dasar pertemuan. Adapun sarana yang digunakan pada langkah ini yaitu berupa
simbol, cerita, bahasa foto, poster, video, kaset suara, film, telenovela atau saranasarana lain yang menunjang peserta menemukan salah satu aspek yang bisa
menjadi topik dasar untuk pertemuan tersebut. Langkah ini juga mengungkapkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
keyakinan bahwa Allah senantiasa aktif mewahyukan diri dan kehendak-Nya di
tengah kehidupan manusia. Tema dasar hendaknya sungguh-sungguh mendorong
peserta untuk terlibat aktif dalam pertemuan dan pemilihan tema dasar harus
konsisten dengan model SCP yang menekankan partisipasi dan dialog serta tema
dasar tidak bertentangan dengan iman kristiani. Peran dan tanggungjawab
pembimbing mampu menciptakan lingkungan psikososial dan fisik yang
mendukung (kondusif) dan memilih sarana yang tepat serta membantu peserta
merumuskan prioritas tema yang tepat.
b. Langkah 1: Pengungkapan pengalaman hidup faktual
Pada langkah ini peserta diajak untuk mengungkapkan pengalaman hidup
secara faktual. Dalam pengalaman hidup (sharing) dapat berupa pengalaman
peserta sendiri atau kehidupan dan permasalahan yang terjadi di dalam
masyarakat. Peserta dapat membagikan pengalaman hidupnya yang sungguhsungguh dialami dan tidak boleh ditanggapi sebagai suatu laporan. Peran dan
tanggungjawab pembimbing sebagai fasilitator yang mampu menciptakan suasana
pertemuan yang menjadi hangat, ramah, sabar, hormat, bersahabat, dan peka
terhadap latar belakang keadaan dan permasalahan peserta.
c. Langkah II: Refleksi kritis atas sharing pengalaman hidup faktual
Pada langkah ini peserta diajak untuk mendalami pengalaman hidupnya
melalui refleksi kritis. Ada tiga unsur yang harus peserta olah pada langkah ini,
yaitu pemahaman kritis peserta dalam kehidupan sosial (konkret), kenangan
analitis yaitu peserta mengingat kembali akan suatu peritiwa yang pernah terjadi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
sebelumnya serta menemukan maknanya, kemudian peserta secara kreatif melalui
imajinasinya untuk mengungkapkan dan merenungkan pengalaman hidup yang
positif. Adapun peran dan tanggungjawab pembimbing dalam langkah ini yaitu
menciptakan suasana pertemuan, menghormati dan memberi dukungan setiap
gagasan, sumbang saran peserta, mengajak peserta untuk berefleksi secara kritis,
mendorong peserta supaya mengadakan dialog penegasan bersama, peserta diajak
untuk menggali pengalamannya dengan dituntun beberapa pertanyaan.
d. Langkah III: Mengusahakan supaya Tradisi dan Visi Kristiani lebih
terjangkau
Pada langkah ini peserta diajak untuk menggali pengalaman iman Kristiani
dan mengkomunikasikan nilai-nilai Tradisi dan Visi Kristiani agar lebih
terjangkau untuk kehidupan peserta yang mempunyai konteks dan latar belakang
kebudayaan yang berbeda. Tradisi dan Visi Kristiani mengungkapkan pewahyuan
diri dan kehendak Allah yang memuncak dalam misteri hidup dan karya Yesus
Kristus serta mengungkapkan tanggapan manusia atas pewahyuan tersebut. Peran
pembimbing pada langkah ini mengajak peserta untuk menafsirkan dan
menghormati Kitab Suci yang dipilih sehingga membantu peserta untuk
menemukan informasi untuk memiliki nilai-nilai Tradisi dan Visi Kristiani.
Pembimbing bisa melalui metode yang tepat untuk menghantarkan peserta pada
kesadaran diri. Sikap pembimbing pada langkah ini yaitu tidak menggurui,
menghargai setiap pendapat peserta dan tidak menganggap pendapat sendiri
paling benar kemudian pembimbing menafsirkan dengan mengikutsertakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
kesaksian iman, harapan, hidupnya sendiri dan harus melakukan persiapan yang
matang dan studi sendiri.
e. Langkah IV: Interpretasi/Tafsir dialektis antara Tradisi dan Visi peserta
dan Tradisi dan Visi Kristiani
Pada langkah ini peserta diajak untuk mengungkapkan iman Kristiani
dalam situasi konkret, melalui Tradisi dan Visi Kristiani peserta diajak untuk
menemukan nilai hidup dan menyadari sikap yang kurang baik dan memperbaiki
sikap tersebut serta mampu menemukan nilai-nilai hidup yang baru untuk
dikembangkan. Peserta secara aktif dan kreatif memberikan keyakinan pada
dirinya untuk melakukan perubahan sikap dan hidup yang lebih baik lagi. Peran
pembimbing yaitu menghormati penegasan peserta, meyakinkan peserta bahwa
mereka mampu menemukan nilai pengalaman hidup dan visi mereka dengan nilai
Tradisi dan Visi Kristiani, mendorong peserta untuk merubah pihak yang pasif
menjadi aktif dan mendengarkan dengan hati dan seluruh pemikiran peserta.
f. Langkah V: Keterlibatan baru demi makin terwujudnya Kerajaan Allah
di Dunia Ini
Pada langkah V ini peserta diajak untuk mengambil suatu keputusan yang
membawa peserta pada aksi konret. Suatu aksi konkret dipadami sebagai
tanggapan terhadap wahyu Allah. Tujuan langkah ini untuk mendorong
keterlibatan peserta pada keterlibatan baru dengan mengusahakan metanoia:
pertobatan pribadi dan sosial yang berkelanjutan. Peran dan tanggungjawab
pembimbing yaitu mengajak peserta untuk optimis, merangkum dari langkah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
pertama sampai keempat supaya dapat lebih membantu peserta dan pada langkah
penutup pembimbing mengajak peserta untuk mengikuti suatu perayaan Liturgi
sederhana sebagai tanda bahwa Tuhan memberkti segala upaya yang akan
dilakukan.
D. Rumusan tema dan tujuan
Tema beserta penjabaran masing-masing sesi dalam kegiatan pendalaman
iman bagi umat di Stasi Pusat Paroki Salib Suci Nanga Tebidah akan diuraikan
pada bagian ini. Uraian tema dan tujuan kegiatan serta judul kegiatan masingmasing sesi yang akan digunakan dalam kegiatan rekoleksi ini adalah sebagai
berikut:
Tema: Membangun kesadaran dalam mengikuti Perayaan Ekaristi dan keterlibatan
umat dalam panggilan hidup menggereja
Tujuan: Umat semakin menyadari dalam mengikuti Perayaan Ekaristi itu sangat
penting sehingga umat terdorong untuk terlibat aktif dalam mengikuti
kegiatan-kegiatan di gereja sebagai panggilan hidup menggereja.
Tema 1 : Yesus sang sumber cinta kasih yang hadir dalam Perayaan Ekaristi
Tujuan1 : Bersama pendamping peserta semakin menyadari bahwa kehadiran
Yesus dalam Perayaan Ekaristi memberi motivasi dan semangat untuk
tetap setia merayakan Perayaan Ekaristi sehingga umat lebih terlibat
aktif dalam Perayaan Ekaristi.
Tema2 : Kita Dipanggil Untuk Mengikuti Yesus Kristus
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
Tujuan 2: Bersama pendamping peserta semakin menyadari bahwa dirinya
dipanggil untuk mengikuti Yesus Kristus dan percaya kepadaNya,
sehingga mampu memberi teladan baik dalam keterlibatan hidup
menggereja.
E. Waktu Pelaksanaan
Waktu pelaksanaan SCP yang dimulai pada pukul 10.00-11.30 WIB.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
F. Matriks Program Katekese SCP bagi umat di Stasi Pusat Paroki Salib Suci Nanga Tebidah.
Tema Umum
: Membangun kesadaran dalam mengikuti Perayaan Ekaristi dan keterlibatan umat dalam panggilan hidup
Menggereja
Tujuan Umum
:Umat semakin menyadari dalam mengikuti Perayaan Ekaristi itu sangat penting sehingga umat terdorong
untuk terlibat aktif dalam mengikuti kegiatan-kegiatan di gereja sebagai panggilan hidup menggereja.
NO.
1.
WAKTU
PELAKS
ANAAN
Jumat 9
Februari
2018
Pukul
10.00 11.30 wib
JUDUL
PERTEMUAN
TUJUAN
PERTEMUAN
Yesus
sang
sumber
cinta
kasih yang hadir
dalam Perayaan
Ekaristi
Bersama
pendamping peserta
semakin menyadari
bahwa
kehadiran
Yesus
dalam
Perayaan
Ekaristi
memberimotivasi
dan semangat untuk
tetap
setia
merayakan Perayaan
Ekaristi
sehingga
umat lebih terlibat
aktif dalam Perayaan
Ekaristi.
URAIAN
MATERI
METODE
 Teks Kitab Suci  Cerita
Mrk 14:22-24
 Teks
 Injil Markus
 Laptop
14:22-24
 http://www.ind
dan
 Teks Cerita
ocell.net/yesay
 Teks Lagu
a/pustaka2/id2
 Kitab Suci
44.htm
Pengalaman
“Yesus  Refleksi
Surga”
Cerita
Mujizat Ekaristi
di Luciano
 Pengalaman
Peserta
 Speaker
 LCD
diutus Bapa di
 Teks
SUMBER
BAHAN
lagu  Sharing
“Kasih”
lagu
 Tanya jawab
SARANA
Pribadi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
2
Sabtu 24
Februari
Kita
Untuk Mengikuti
2018
Pukul
 Teks Kitab Suci  Cerita
Dipanggil Bersama
Yesus Kristus
pendamping peserta
Yohanes 1:45-  Tanya jawab
semakin
51
menyadari
bahwa
 Sharing
dirinya  Teks
lagu
19.00-
dipanggil
untuk
“Panggilan
20.30 wib
mengikuti
Yesus
Tuhan”
MB
Kristus dan percaya
No.
dan
padaNya,
sehingga
“Aku
mampu
memberi
Bisikan
456
Dengar
Suara
Pengalaman
 Speaker
 Laptop
 Injil Yohanes
1 : 45-51.
LCD
 Teks Cerita
 Refleksi
 Teks Lagu
Pribadi
Kitab Suci
 Komkat
KAS.(1998).
Mengikuti
Yesus Kristus
I: Buku
Pegangan
teladan baik dalam
Mu” MB No.
Calon Baptis.
keterlibatan
465
Yogyakarta:
menggereja.
hidup
 Teks Cerita
“Keinginan
Menjadi Kristen
Katolik”
 Pengalaman
Peserta
Kanisius.
 Heuken, A, SJ.
1989.
Ensiklopedi
Orang Kudus
dari A-Z Cet.
Ke-7. Jakarta :
Yayasan CLC
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
G. Contoh Satuan Persiapan SCP
1. Identitas Pertemuan
a. Tema Pertemuan : Yesus sang sumber cinta kasih yang hadir dalam Perayaan
Ekaristi
b. Tujuan pertemuan: Bersama pendamping peserta semakin menyadari bahwa
kehadiran Yesus dalam Perayaan Ekaristi memberi
motivasi dan semangat untuk tetap setia merayakan
Perayaan Ekaristi sehingga umat lebih terlibat aktif dalam
Perayaan Ekaristi.
c. Peserta
: umat stasi pusat Paroki Salib Suci Nanga Tebidah
d. Tempat
: Gedung Pastoran
e. Hari/Tanggal
: Jumat 9 Februari 2018
f. Waktu
: Pukul 10.00-11.30 WIB
g. Model
: Shared Christian Praxis
h. Metode
: - Cerita
- Tanya Jawab
- Sharing Pengalaman
- Refleksi Pribadi
i. Sarana
: - Teks Lagu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
- Teks Cerita “Mujizat Ekaristi di Luciano”
- Kitab Suci
- Laptop
- LCD
- Speaker
j. Sumber Bahan
: - Injil Markus 14:22-24
2. Pemikiran Dasar
Kita sebagai umat Katolik, Yesus menjadi dasar sumber cinta kasih yang
hadir dalam Perayaan Ekaristi memberi semangat dan motivasi bagi umat
melibatkan diri dalam Perayaan Ekaristi. Dalam kehidupan sehari-sehari terutama
bagi umat yang ada di stasi pusat Paroki Salib Suci Nanga Tebidah kerap kali
kurang menyadari bahwa Ekaristi adalah sumber cinta kasih dengan kehadiran
Yesus, sebagian umat yang selalu sibuk dengan berbagai urusan pekerjaan rumah
tangga karna masalah ekonomi yang harus dipenuhi dalam keluarga, sehingga
kesulitan membagi waktu untuk pergi ke gereja untuk merayakan Perayaan
Ekaristi dan lebih memilih untuk bekerja, ini menjadi salah satu kesulitan bagi
umat untuk mengerti tentang Ekaristi. Kesadaran dalam diri umat untuk mengikuti
Perayaan Ekaristi adalah salah satu motivasi dan semangat untuk tetap setia
merayakannya sehingga umat lebih terlibat aktif dalam Perayaan Ekaristi.
Dalam Injil Markus 14:22-24 mengisahkan tentang penetapan Perjamuan
Malam. Pada perikop ini mengisahkan bahwa ketika Yesus bersama para murid-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
murid-Nya
sedang
makan,
Yesus
mengambil
Roti,
mengucap
berkat,
memecahkan Roti lalu memberikannya kepada mereka dan berkata “Ambillah
Inilah Tubuk-Ku”. Pada injil bahwa Yesus ingin menyatakan cinta kasih-Nya
yang besar kepada kita dengan menyerahkan Tubuh-Nya, dan Yesus ingin
kewariskan Perayaan Ekaristi kepada para muridn-murid-Nya supaya mereka
tetap ingat akan kenangan akan Dia dengan setia merayakan Perayaan Ekaristi.
Pada ayat 23 dan 24 juga demikian bahwa Yesus juga memberikan cawan kepada
para murid-murid-Nya untuk meminum anggur dengan berkata “Inilah darah-Ku,
darah perjanjian yang ditumpahkan bagi banyak orang”.Ini juga salah satu bentuk
cinta yang besar kepada para murid-murid-Nya. Dengan merayakan Perayaan
Ekaristi secara sistematis para murid akan selalu ingat akan Peristiwa ketika
Yesus menyerahkan Tubuh dan Darah-Nya sebagai bentuk kenangan akan Dia.
Oleh sebab itu melalui pertemuan ini peserta diharapkan mampu
menyadari untuk tetap setia menghadirkan Yesus dalam Perayaan Ekaristi sebagai
bentuk dan memberikan kekuatan, semangat serta motivasi bagi umat untuk tetap
terlibat aktif dalam Perayaan Ekaristi serta mewujudkannya dalam kehidupan
sehari-hari.
3. Mengembangkan Langkah-langkah
a. Pembukaan
1) Pengantar
Bapak, Ibu dan Saudara-saudari yang terkasih didalam Kristus, selamat
pagi. Pada kesempatan pagi ini mari kita bersama-sama mencoba mendalami dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
sharing bersama dengan tema pertemuan kita Yesus sang sumber cinta kasih yang
hadir dalam Perayaan Ekaristi. Dalam kehidupan kita sehari-hari mungkin kita
pernah mengalami yang namanya kurang menyadari bahwa Ekaristi itu sangat
penting bagi kita, dan sering kali kita juga mengalami kesulitan membagikan
waktu untuk datang ke gereja merayakan Perayaan Ekaristi dikarenakan sibuk
dengan berbagai pekerjaan rumah. Kadang tanpa kita sadari juga sebagai umat
katolik kita mengabaikan waktu kita untuk menghadirkan Yesus melalui Perayaan
Ekaristi. Dalam Perayaan Ekaristi Yesus menyerahkan Tubuh dan Darah-Nya
sebagai kenangan sebagai wujud cinta kasih-Nya kepada kita. Yesus hadir dalam
rupa Roti dan Anggur yang memberikan kehidupan. Oleh sebab itu sebagai umat
katolik yang percaya kepada-Nya melalui Ekaristi Yesus hadir memberi motivasi
dan semangat untuk tetap setia merayakan Perayaan Ekaristi sehingga umat lebih
terlibat aktif lagi dalam Perayaan Ekaristi.
2) Lagu Pembuka: “Kasih”
3) Doa Pembuka
Allah Bapa yang maka kasih, kami bersyukur dan berterimakasih atas
anugerah dan rahmat-Mu yang telah Engkau berikan kepada kami sehingga kami
bisa berkumpul bersama di tempat ini. Pada saat ini kami akan bersama-sama
mengali pengalaman hidup dan merefleksikannya sejauh mana kami menyadari
akan pentingnya menghadirkan Yesus dalam Perayaan Ekaristi. Bimbinglah kami
selalu selama pertemuan ini semoga kami semua yang hadir di sini mampu
menghayati melalui sabda-sabda-Mu tentang tentang Yesus sang sumber cinta
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
kasih yang hadir dalam Perayaan Ekaristi sehingga mampu memberi semangat
dan motivasi kepada kami untuk tetap terlibat aktif dalam merayakan Perayaan
Ekaristi sebagai bentuk kenangan akan Dia. Engkau kami Puji kini dan sampai
selama-lamanya. Amin.
b. Langkah 1: Mengungkapkan pengalaman hidup peserta
1) Pendamping membagikan teks cerita tentang “Mujizat Ekaristi di Luciano”
kepada peserta dan memberikan waktu untuk membaca dan mendalami teks
cerita yang telah dibagikan.
2) Pendampung meminta salah satu peserta untuk menceritakan dengan singkat
isi dari cerita “Mujizat Ekaristi di Luciano ”
3) Intisari Cerita
Mukjizat yang terjadi sekitar tahun 700-an di kota Lanciano, yang pada
waktu itu dikenal sebagai Anxanum, sebuah kota Romawi kuno yang
terletak di bagian tenggara kota Roma. Suatu hari, seorang imam biarawan
mempersembahkan Kurban Kudus Misa. Tampaknya, ia dikuasai keraguraguan akan transsubstansiasi; ia tersiksa dengan pertanyaan apakah Roti
dan Anggur sungguh berubah substansinya menjadi Tubuh dan Darah
Kristus pada saat kata-kata konsekrasi diucapkan, dan apakah Kristus
sungguh hadir dalam Ekaristi Kudus. Saat itu, ketika imam mengucapkan
kata-kata konsekrasi, hosti secara ajaib berubah menjadi daging dan anggur
berubah menjadi darah. Imam sungguh terkejut. Ia menangis penuh sukacita
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
dan ketika ia telah tenang kembali, ia berseru kepada umat yang berkumpul
sekeliling altar, katanya “O saksi-saksi yang berbahagia, kepada siapa Allah
yang Terberkati, untuk menghalau ketidakpercayaanku, telah bersedia
menyatakan Diri-Nya dengan nyata di hadapan mata kita! Mari, saudarasaudaraku, kita mengagungkan Allah kita, yang begitu dekat kepada kita.
Lihatlah Daging dan Darah Kristus kita yang Terkasih”. Segera sesudah
mukjizat terjadi, Darah mengental menjadi lima gumpalan darah yang
berbeda ukuran, tetapi Daging tetap tak berubah. Uskup Agung
memerintahkan agar dilakukan penelitian. Kesaksian para saksi dicatat.
Daging dan Darah tampak seperti Daging dan Darah manusia. Bapa Uskup
Agung mengirimkan neraca untuk menimbang berat gumpalan darah:
masing-masing gumpalan ditimbang dan didapati bahwa berat masingmasing sama dengan yang lainnya (meskipun berbeda ukurannya). Pada
akhirnya, Daging dan gumpalan Darah ditempatkan dalam sebuah wadah
reliqui khusus yang terbuat dari gading, tetapi tidak disegel kedap udara.
Para pejabat Gereja memaklumkan mukjizat meskipun dokumen aslinya
hilang pada abad ke enambelas.
4) Pengungkapan pengalaman : Peserta diajak untuk mendalami cerita di atas
dengan beberapa pertanyaan?
 Ceritakan mujizat Ekaristi yang terjadi di Luciano?
 Apakah Bapak/Ibu dan saudara/saudari juga menyadari bahwa Yesus
sungguh hadir dalam Perayaan Ekaristi?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
5) Arah Rangkuman
Cerita di atas mengisahkan bahwa pernah terjadi pada tahun 700-an
mujizat Ekaristi di kota Luciano. Pada suatu hari ada seorang imam biarawan
ingin mempersembahkan Kurban Kudus Misa. Awalnya ia dikuasi oleh rasa
keraguan akan transsubstansiasi. Kemudian ketika imam ingin mengucapkan
kata-kata konsekrasi, hosti secara ajaib berubah menjadi daging dan anggur
berubah menjadi darah. Imam sungguh terkejut. Setelah itu imam berseru
kepada umat yang sedang berkumpul di sekitar altar dan berkata “O saksi-saksi
O saksi-saksi yang berbahagia, kepada siapa Allah yang Terberkati, untuk
menghalau ketidakpercayaanku, telah bersedia menyatakan Diri-Nya dengan
nyata di hadapan mata kita! Mari, saudara-saudaraku, kita mengagungkan
Allah kita, yang begitu dekat kepada kita. Lihatlah Daging dan Darah Kristus
kita yang Terkasih. Mereka yang menyaksikan mukjizat segera saja
menyebarluaskan berita tersebut ke seluruh wilayah sekitar. Dalam pengalaman
hidup kita sehari-hari sering kali kita terutama pada saat kita ingin merayakan
Perayaan Ekaristi selalu banyak godaan atau malas untuk pergi ke Gereja dan
tanpa kita sadari bahwa Ekaristi sangatlah penting bagi kita untuk
menghadirkan Yesus sang penyemangat dalam mengatasi berbagai masalah
yang kita hadapi.
c. Langkah II : Mendalami Pengalaman Hidup Peserta
1) Peserta diajak untuk merefleksikan sharing pengalaman dengan dibantu
beberapa pertanyaan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74

Mengapa Bapak/Ibu dan saudara/saudari bahwa Yesus yang hadir
adalah sumber cinta kasih dalam Ekaristi?

Makna apa yang dapat diambil dari pengalaman Bapak/Ibu dan
saudara/saudari?
2) Dari jawaban yang diungkapkan oleh peserta pendamping memberikan
arahan rangkuman singkat
Sebagai umat katolik banyak godaan dan tantangan yang dialami, muncul
keraguan dan rasa tidak percaya untuk meyakinkan yang terjadi dalam
kenyataan hidup yang sedang dijalani. Namun karenan mengandalkan
kekuatan Yesus dan tetap percaya kepada Yesus sang sumber cinta kasih
yang selalu memberikan semangat dalam hidup.
d. Langkah III : Menggali Pengalaman Iman Kristiani
1) Peserta diajak untuk membaca perikop Kitab Suci yang dibagikan Injil
Markus 14:22-24
2) Peserta diberi waktu untuk hening sejenak merenungkan bacaan Kitab Suci
dengan dipandu beberapa pertanyaan
a) Ayat mana yang menunjukkan cinta kasih Yesus kepada para muridNya?
b) Sikap-sikap seperti apa yang ingin ditanamkan oleh Yesus kepada para
murid-Nya
3) Peserta diajak untuk menafsirkan isi dari bacaan injil yang baru dibaca dan
didalami secara bersama-sama
e. Langlah IV : Menerapkan Iman dalam Situasi Peserta Konkret
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
1) Pengantar
Bapak/Ibu dan saudara/saudari terkasih dari awal kita telah mendengar
kisah tentang mujizat Ekaristi di Luciano bahwa ketika ada seorang imam
biarawan yang ingin mempersembahkan Kurban Kudus Misa. Awalnya
iman dipenuhi oleh rasa keraguan akan transsubstansiasi. Ketika ia
melakukan konsekrasi tiba-tiba terjadi mujizat Roti dan Anggur berubah
menjadi Daging dan Darah yang sungguh mengejutkan dengan penuh rasa
percaya bahwa Yesus sungguh hadir dan nyata akan peritiwa tersebut.
Dalam kehidupan kita sehari-hari ketika kita hendak ikut serta merayakan
Perayaan Ekaristi kita perlu menyadari bahwa Yesus sungguh hadir tidak
hanya dalam Perayaan Ekaristi namun Yesus juga sungguh hadir dalam
kehidupan sehari-hari dan tentunya kita mohon kekuatan, semangat dan
motivasi dalam diri kita untuk tetap yakin bisa menghadapi berbagai
masalah yang kita hadapi. Dalam injil Markus 14:22-24 yang telah kita
dalami tadi, kita juga diajak untuk selalu menghadirkan Yesus dengan
merayakan Perayaan Ekaristi sebagai bentuk cinta kasih yang telah Ia
berikan dan tetap mengenangkan kembali peristiwa sebagaimana mestinya
yang telah dilakukan Yesus bersama para murid-murid-Nya.
2) Memikirkan niat-niat yang hendak dilakukan supaya bisa semakin
menyadari bahwa Yesus sang sumber cinta kasih yang hadir dalam
Perayaan Ekaristi. peserta diberi panduan pertanyaan untuk membantu
membuat aksi konkret
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
 Sikap dan tindakan seperti apa yang hendak dilakukan untuk semakin
menyadari bahwa Yesus sang sumber cinta kasih yang hadir dalam
Perayaan Ekaristi memberikan semangat dan motivasi dalam diri kita
3) Peserta diberi kesempatan untuk hening sejenak merenungkan aksi apa yang
hendak dilakukan
4) Pendamping mengajak peserta untuk mengungkapkan aksinya masingmasing secara konkret yang langsung diwujudkan untuk semakin
menyadari bahwa Yesus sang sumber cinta kasih sungguh hadir dalam
Perayaan Ekaristi.
f. Penutup
1) Doa umat secara spontan yang diawali oleh pendamping dengan
menghubungkannya dengan kebutuhan situasi peserta. Kemudian doa
umat disusul oleh peserta yang lain. Akhirnya doa umat tutup dengan doa
Bapa Kami dan Doa Penutup oleh pendamping.
2) Doa Penutup
Allah Bapa yang maha kasih terimakasih atas berkat dan rahmat-Mu yang
telah Engkau berikan kepada kami semua yang telah hadir berkumpul
bersama di tempat ini untuk belajar bersama dengan tema pertemuan kami
Yesus sang sumber cinta kasih yang hadir dalam Perayaan Ekaristi semoga
kami selalu mempunyai kesadaran untuk selalu menghadirkan Yesus
dalam Perayaan Ekaristi yang kami rayakan dan melalui mujizat Ekaristi
yang terjadi Luciano juga memberikan kami kekuatan untuk selalu yakin
dan percaya bahwa Yesus sang cinta kasih sungguh hadir dan dapat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
memberi semangat kepada kami untuk tetap merayakan Ekaristi dan
memberikan motivasi dalam hidup kami sehari-hari terutama ketika
sedang menghadapi berbagai masalah yang terjadi. Semoga rahmat-Mu
selalu melimpahi kami semua. Demi Kristus Tuhan dan Pengantara kami.
Amin.
3) Lagu Penutup :“Yesus diutus Bapa di Surga”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
BAB V
PENUTUP
Pada bagian ini disampaikan kesimpulan dan saran mengenai Pengaruh
Perayaan Ekaristi terhadap Keterlibatan umat dalam hidup menggereja yang
diharapkan dapat berguna bagi stasi pusat Paroki Salib Suci Nanga Tebidah guna
meningkatkan kesadaran umat dalam mengikuti Perayaan Ekaristi terhadap
keterlibatan umat dalam hidup menggereja. Adapun saran yang diberikan penulis
bagi umat yang ada di stasi pusat Paroki, melalui Perayaan Ekaristi supaya umat
mampu menumbuhkan rasa semangat dan motivasi terhadap keterlibatan dalam
hidup menggereja.
A. Kesimpulan
Berdasarkan dari latar belakang dan penelitian yang telah dilakukan oleh
penulis, dapat ditarik kesimpulan bahwa Perayaan Ekaristi yang umat rayakan
sangat berpengaruh terhadap keterlibatan umat dalam hidup menggereja di stasi
pusat Paroki Salib Suci Nanga Tebidah Kalimantan Barat.
Ekaristi dalam Dokumen Konsili Vatikan II Sacrosanctum Concilium art.
47 bahwa Ekaristi sebagai perjamuan Paskah di mana sebelum Yesus diserahkan
untuk di salib, bersama para murid-Nya mengadakan perjamuan malam terakhir
sebagai lambang akan cinta kasih, kesatuan dan ikatan cinta kasih kepada muridmurid-Nya yang setia bersama Yesus. Adapun cinta kasih yang dimaksudkan
yaitu Yesus yang menyerahkan diri-Nya dalam rupa Roti dan Anggur dan
membagikan kepada para murid-Nya. Sebagai bentuk cinta kasih-Nya Yesus
mengajak para murid-murid-Nya untuk selalu mengenang kembali peristiwa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
perjamuan yang terjadi pada malam terakhir sebelum Yesus wafat dan bangkit.
Bentuk cinta dan kasih ini Yesus curahkan kepada para murid-Nya sehingga para
murid selalu menyadari akan pentingnya Perayaan Ekaristi sebagai kenangan akan
Dia.
Hasil penelitian yang telah penulis lakukan menunjukkan bahwa
keterlibatan umat di stasi pusat Paroki Salib Suci Nanga Tebidah dalam Perayaan
Ekaristi memberi pengaruh pada keterlibatan dalam hidup menggereja. Bahkan
umat yang jarang terlibat menjadi lebih terlibat lagi, apalagi ketika ada kegiatan
yang sangat memberikan manfaat dan menyenangkan. Selain itu ada umat yang
jarang terlibat karena kesibukan mereka namun tidak berarti bahwa mereka tidak
mau terlibat lagi. Kesetiaan dan kesadaran dari umat untuk merayakan Perayaan
Ekaristi menjadi salah satu dampak yang positif bagi kehidupan sehari-sehari
yang selanjutnya.
Katekese model SCP (Shared Christian Praxis) menjadi salah satu wadah
untuk membantu umat untuk saling membagikan dan mendengarkan pengalaman
masing-masing umat serta saling memperteguh dan memperteguhkan satu sama
lain. Dengan model SCP ini maka pengalaman umat yang dibagikan membantu
untuk menemukan makna Ekaristi yang sesungguhnya sehingga umat semakin
menyadari, menemukan semangat dan motivasi dalam keterlibatan hidup
menggereja yang lebih baik.
B. Saran
Berdasarkan hasil studi pustaka dan penelitian yang telah dipaparkan
bahwa Perayaan Ekaristi berpengaruh terhadap Keterlibatan umat dalam hidup
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
menggereja di stasi pusat Paroki Salib Suci Nanga Tebidah. Pada akhirnya penulis
mencoba memberikan saran yang nantinya dapat berguna untuk semakin
meningkatkan kesadaran, semangat dan motivasi bagi umat untuk merayakan
Perayaan Ekaristi sehingga umat semakin terlibat aktif dalam kehidupan
menggereja. Adapun saran-saran tersebut sebagai berikut:
1. Bagi Stasi Pusat Paroki Salib Suci Nanga Tebidah
Umat di Stasi Pusat Paroki adalah harapan bagi gereja yang bisa
melibatkan diri dalam berbagai kegiatan-kegiatan di gereja terutama terlibat dalam
Perayaan Ekaristi. Paroki perlu memberi dukungan dan semangat yang penuh
untuk umat tetap terlibat aktif mengikuti Perayaan Ekaristi dan terlibat aktif dalam
hidup menggereja. Sewaktu-waktu paroki bisa menyediakan waktu untuk
mengajak umat berkumpul bersama mengadakan kegiatan yang sangat sederhana
seperti rekoleksi ataupun sarasehan tentang tentang Ekaristi, sehingga umat
memiliki bekal dan pemahaman tentang Ekaristi.
2. Bagi umat
Demi meningkatkan keterlibatan umat dalam hidup menggereja, umat
diharapkan untu tetap terus terlibat aktif dan tidak hanya mengandalkan umat lain
saja yang selama ini sudah aktif tapi perlu juga mempunyai kesadaran di dalam
diri sebagai anggota Gereja baik itu terlibat aktif dalam Perayaan Ekaristi maupun
terlibatan dalam kegiatan-kegiatan gereja. Peranan umat sangat penting dan
diharapkan oleh Gereja paroki, karena kalau tidak umat siapa lagi yang harus
terlibat di dalam berbagai kegiatan-kegiatan di gereja.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
3. Katekese Model SCP
Selain menggunakan model pendalaman yang biasa selama ini umat
gunakan, Model Shared Christian Praxis (SCP) sangat baik digunakan dan
diperkenalkan kepada umat yang ada di stasi pusat Paroki Salib Suci Nanga
Tebidah karena selama ini umat belum pernah menggunakan katekese model SCP
ini dan juga dengan menggunakan model katekese ini titik pusat terletak pada
pengalaman peserta jadi peserta diajak lebih aktif dari pada pendamping.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
DAFTAR PUSTAKA
Andi Prastowo. (2014). Metode Penelitian Kualitatif. Ar-Ruzz Media:
Yogyakarta.
Dua Gete, Anastasia. (1975), Keterlibatan. Puskat bagian Publikasi: Yogyakarta.
Groenen C. (1990). Sakramentologi, Ciri Sacramental Karya Penyelamatan Allah
Sejarah, wujud, struktur. Yogyakarta: Kanisius.
Grun, Anselmus. (1998). Ekaristi dan Perwujudan Diri. Nusa Indah: Ende
Herman Yosef. (2011). Kenangan dan Syukur 50 tahun Gereja Katolik
Keuskupan Sintang, 1961-2001. Keuskupan Sintang.
Imam Gunawan. (2013). Metode Penelitian Kualitatif. PT Bumi Aksara: Jakarta
Katekismus Gereja Katolik. (1995). (terjemahan Hardawiryana). Arnoldus: Ende.
Dokumen Asli (1992).
Konferensi Waligereja Indonesia. (2005). Tata Perayaan Ekaristi. Kanisius:
Yogyakarta
Komkat. (2012). Katekese Inisiasi (gagasan dasar dan silabus). Kanisius:
Yogyakarta
Konsili Vatikan II. (2013). Dokumen Konsili Vatikan II. Obor: Jakarta. Dokumen
Asli (1963-1965).
Martasudjita, E. (2003). Sakramen-sakramen Gereja, tinjauan teologis, liturgis,
dan pastoral. Kanisius: Yogyakarta.
Mardiatmadja, B.S. (1986). Eklesiologi. Makna dan Sejarahnya. Kanisius:
Yogyakarta.
Osborne, Kenan B. (2008). Komunitas, Ekaristi, dan Spiritualitas. Kanisius:
Jogjakarta
Prasetya. L. (2003). Keterlibatan Awam sebagai Anggota Gereja. Dioma: Malang.
Prasetyantha, Y.B. (2008). Ekaristi dalam Hidup Kita. Kanisius: Yogyakarta.
Prier, Karl Edmund. (1982). Liturgi Perayaan Keselamatan. Pusat Musik Liturgi:
Yogyakarta.
Putranto, C. (2011). “Sakramentologi”. Handout Mata Kuliah Sakramentologi
untuk Mahasiswa Semester VI, Program Studi IPPAK, Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
Raniero Cantalamesa (1994). Ekaristi Gaya Pengudusan Kita. Nusa Indah: Ende.
Sumarno, M. (2003). “Pastoral Paroki”, Handout Matakuliah Pastoral Paroki
untuk Mahasiswa Semester VI, Program Studi IPPAK, Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta.
__________
(2015). “Program Pengalaman Lapangan Pendidikan Agama
Katolik Paroki (PPL PAK Paroki)”. Handout Matakuliah Pastoral
Paroki untuk Mahasiswa Semester VI, Program Studi Ilmu
Pendidikan Agama Katolik, Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Yohanes Paulus II. (2003). Ecclesia De Eucharistia, (Ekaristi dan Hubungannya
dengan Gereja): no 67. Departemen Dokumentasi dan Penerangan
KWI.
Sumber dari Internet
Saunders,
William.
P.
(2000).
Mujizat
Ekaristi
http://www.indocell.net/yesaya/pustaka2/id244.htm.
tanggal 8 Januari 2017.
di
Luciano
Diakses pada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LAMPIRAN PERTAMA
Surat ijin melakukan penelitian
(1)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LAMPIRAN KEDUA
Surat telah melakukan penelitian
(2)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LAMPIRAN KETIGA
Transkrip Hasil Wawancara
Narasumber Pertama
P: Apa arti dari Perayaan Ekaristi?
N: Perayaan Ekaristi perkumpulan para umat untuk berdoa dan menyambut tubuh Kristus.
P: Apa tujuan umat dalam mengikuti Perayaan Ekaristi?
N: Kesadaran Iman Individu seseorang untuk datang ke perayaan Ekaristi bukan karena
kewajiban. Mempunyai Kepercayaan iman dalam diri umat untuk datang Perayaan Ekaristi.
P: Bagian apa saja yang termasuk dalam Tata Perayaan Ekaristi?
N: Ada kelompok umur untuk mengerti bagian-bagian perayaan Ekaristi, bahkan sebelum
perayaan ekaristi dimulai dibacakan terlebih dahulu katekese untuk lebih memahami bagian2
perayaan ekaristi. Dalam setiap mingguan dibacakan bagian2 tata Perayaan Ekaristi datang ke
Perayaan Ekaristi tidak hanya untuk menyambut Tubuh dan Darah Kristus namun umat juga
harus mengerti bagian-bagian Tata Perayaan Ekaristi.
P: Bagaimana Keterlibatan umat dalam Perayaan Ekaristi?
N: sudah cukup baik, umat sudah bisa mengambil bagian ketika mendapat tugas dalam Perayaan
Ekaristi, kecuali ada limpahan dari umat lain, ketidaksiapan umat lain utk bertugas, umat yang
mendapat limpahan tersebut sudah bisa menyiapkan diri dengan baik walaupun persiapan
dengan waktu yang sangat singkat.
P: Kegiatan apa saja yang ada di stasi pusat Paroki?
N: Kegiatan menurut kelompok2 yang ada, misalnya PIA ada sekolah minggu, Natal bersama.
Omk: Misdinar, DPP: Kegiatan DPP misalnya memprogramkan kegiatan2 Gereja, gotong
royong membersihkan lingkungan Gereja, Ibu2 WK: Doa Rosario ibu WK.
P: Apa dampak dari mengikuti Perayaan Ekaristi?
N: Membuat umat semakin terlibat aktif dalam mengikuti perayaan Ekaristi.
P: Seberapa aktif umat melibatkan diri dalam berbagai kegiatan yang ada di stasi pusat Paroki?
N: Keaktifan sudah cukup baik, umat mempunyai kesadarn untuk terlibat dalam Perayaan
Ekaristi, ada dorongan dari orang tua untuk melibatkan anaknya dalam mengikuti kegiatan2
Gereja.
P: Faktor pendukung apa saja yang sering dijumpai dalam keterlibatan umat dalam hidup
menggereja di stasi pusat Paroki?
N: Ketika ada dana maka kegiatan bisa berjalan dengan baik dan ada keaktifan dari umat juga.
P: Faktor penghambat apa saja yang sering dijumpai dalam keterlibatan umat dalam hidup
menggereja di stasi pusat Paroki?
N: Ketika tidak ada dana maka kegiatan tidak berjalan dengan baik.
P: Apa harapan umat melalui keterlibatannya dalam mengikuti berbagai kegiatan yang ada di
stasi pusat Paroki?
N: Harapan kedepannya: umat semakin banyak terlibat melalui kegiatan-kegiatan yang ada
(3)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Narasumber kedua
P: Apa arti dari Perayaan Ekaristi?
N: Perkumpulan para umat pada hari Raya
P: Apa tujuan umat dalam mengikuti Perayaan Ekaristi?
N: Memahami bagaimana aku menyambut Tubuh dan Darah Kristus, memahami lewat sabda,
cukup membuka harapan dan pikiran.
P: Bagian apa saja yang termasuk dalam Tata Perayaan Ekaristi?
N: Ada sebagian umat kurang memahami bagian-bagian dalam Tata Perayaan Ekaristi. Dan
sangat penting untuk memahami bagian-bagian Tata Perayaan Ekaristi terutama pada saat
konsekrasi,
P: Bagaimana Keterlibatan umat dalam Perayaan Ekaristi?
N: Semua umat terlibat, meskipun masih lemah dalam persiapan terutama dalam tugas bacaan
dan mazmur. Sebagian besar umat masih ada yang mau terlibat.Umat terlibat tanpa
mengharapkan jasa, ada inisiatif dari umat untuk mengambil bagian.
P: Kegiatan apa saja yang ada di stasi pysat Paroki?
N: Kegiatan rutin Ibu WK yang aktif, gotong royong setiap ada kegiatan yang dilakukan oleh
DPP, paskah bersama PIA, paskah bersama DPP, APP untuk seluruh umat setiap masa
Prapaskah, OMK dan KMPK paskah bersama dalam bentuk kegiatan lomba baca KS dan
khotbah.
P: Apa dampak dari mengikuti Perayaan Ekaristi?
N: Pada saat ada teguran pada Perayaan Ekaristi tidak mau sembahyang, segi pakaian sudah
berubah, segi dana sudah ada kemajuan dalam persembahan Ekaristi yang secara tidak
langsung umat sudah terlibat melalui persembahan.
P: Seberapa aktif umat melibatkan diri dalam berbagai kegiatan yang ada di stasi pusat Paroki?
N: Yang terlibat orang-orang itu saja, tidak ada perkembangan dan bagi yang aktif mempunyai
inisiatif untuk mengambil bagian tugas dalam kegiatan.
P: Faktor pendukung apa saja yang sering dijumpai dalam keterlibatan umat dalam hidup
menggereja di stasi pusat Paroki?
N: OMK yang mempunyai inisiatif dalam keterlibatan tanpa ada yang mengkoordinir dari OMK
itu sendiri, setiap ada kegiatan selalu aktif dan kegiatan berjalan dengan lancar.
P: Faktor penghambat apa saja yang sering dijumpai dalam keterlibatan umat dalam hidup
menggereja di stasi pusat Paroki?
N: Masih ada ketergantungan, tidak ada yang mengkoordinir terutama kelompok OMK.
P: Apa harapan umat melalui keterlibatannya dalam mengikuti berbagai kegiatan yang ada di
stasi pusat Paroki?
N: Generasi tetap diteruskan, perkembangan pembangunan, Paroki tetap berkembang.
(4)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Narasumber ketiga
P: Apa arti dari Perayaan Ekaristi?
N: Perayaan Kudus, Perayaan sakral bukan sekedar lambang.
P: Apa tujuan umat dalam mengikuti Perayaan Ekaristi?
N: Mempersatukan diri dengan Tuhan.
P: Bagian apa saja yang termasuk dalam Tata Perayaan Ekaristi?
N: Umat mengerti bagian2 tata perayaan Ekaristi.
P: Bagaimana Keterlibatan umat dalam Perayaan Ekaristi?
N: Umat terlibat disaat ditunjuk atau mendapatkan jadwal ditugaskan
P: Kegiatan apa saja yang ada di stasi pusat Paroki?
N: Kerja bakti, merangkul umat, rapat persiapan untuk kedepan, doa lingkungan.
P: Apa dampak dari mengikuti Perayaan Ekaristi?
N: Biasa2
P: Seberapa aktif umat melibatkan diri dalam berbagai kegiatan yang ada di Gereja Stasi pusat
Paroki?
N: keaktifan umat sekitar 50%,
P: Faktor pendukung apa saja yang sering dijumpai dalam keterlibatan umat dalam hidup
menggereja di stasi pusat Paroki?
N: ada kegiatan yang membuat umat senang untuk terlibat.
P: Faktor penghambat apa saja yang sering dijumpai dalam keterlibatan umat dalam hidup
menggereja di stasi pusat Paroki?
N: umat tidak terlibat ketika ada kegiatan yang kurang disenangi.
P: Apa harapan umat melalui keterlibatannya dalam mengikuti berbagai kegiatan yang ada di
stasi pusat Paroki?
N: Ada kemajuan dari umat untuk terlibat kedepannya. Dana berjalan lancar dan umat sadar
untuk terlibat.
(5)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Narasumber keempat
P: Apa arti dari Perayaan Ekaristi?
N: Perayaan adalah bagian dari Tubuh dan Darah Kristus.
P: Apa tujuan umat dalam mengikuti Perayaan Ekaristi?
N: Mengingat kembali akan peristiwa Kristus, salah satu sentuhan bahwa Kristus hadir melalui
Perayaan Ekaristi. Tanpa kehadiran Kristus merasa ada yang kurang dengan hadirnya Imam
juga menjadi pelengkap dengan menerima Tubuh dan Darah Kristus
P: Bagian apa saja yang termasuk dalam Tata Perayaan Ekaristi?
N: sekitar 60% yang sudah memahami bagian-bagian dalam Perayaan Ekaristi yang juga
dipengaruhi oleh pendidikan yang dimiliki setiap umat, 40% non pendidikan pelan-pelan
sudah bisa memahami tentang liturgi Perayaan Ekaristi.
P: Bagaimana Keterlibatan umat dalam Perayaan Ekaristi?
N: belum ada persiapan ketika mendapat tugas bacaan, mazmur yang sudah mulai berkembang
sejak 2 tahun ini, persiapan koor yang baik, pemeriksaan batin 60%, persiapan untuk
menerima hosti, dalam bacaan belum menyimak dengan baik, suasana belum kusuk/tidak
konsentrasi.
P: Kegiatan apa saja yang ada di stasi pusat Paroki?
N: Kegiatan rutin Ibu WK yang aktif, gotong royong setiap ada kegiatan yang dilakukan oleh
DPP, paskah bersama PIA, paskah bersama DPP, APP untuk seluruh umat setiap masa
Prapaskah, OMK dan KMPK paskah bersama dalam bentuk kegiatan lomba baca KS dan
khotbah.
P: Apa dampak dari mengikuti Perayaan Ekaristi?
N: Umat yang kurang aktif dalam perayaan Ekaristi selalu ada rintangan, namun bagi umat yang
aktif selalu melibatkan diri, rasa percaya diri, merasa ada panggilan, dihargai ketika
mendapatkan tugas dalam perayaan Ekaristi akan mempengaruhi untuk terlibat dalam
berbagai kegiatan yang ada di Paroki, sudah ada kesadaran umat untuk memberikan
persembahan.
P: Seberapa aktif umat melibatkan diri dalam berbagai kegiatan yang ada di stasi pusat Paroki?
N: cukup aktif, saling bekerjasama dalam mengambil bagian sesuai dengan kemampuan yang
dimiliki setiap umat,
P: Faktor pendukung apa saja yang sering dijumpai dalam keterlibatan umat dalam hidup
menggereja di stasi pusat Paroki?
N: adanya pendidikan yang bisa membuka wawasan terutama bagi orang tua, mengerti Firman
Tuhan, dukungan Para Imam, dan Generasi muda yang mengenyam pendidikan sehingga
dapat membuka kesadaran dan umat peka dengan persembahan tanpa memperhitungkan,
perkembangan gereja yang sudah baik.
P: Faktor penghambat apa saja yang sering dijumpai dalam keterlibatan umat dalam hidup
menggereja di stasi pusat Paroki?
N: Masih ada umat yang belum mempunyai kesadaran yang dipengaruhi oleh Ekonomi, mata
pencarian umat yang minim, segi waktu atau belum bisa menyempatkan diri untuk hadir dan
terlibat.
(6)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
P: Apa harapan umat melalui keterlibatannya dalam mengikuti berbagai kegiatan yang ada di
stasi pusat Paroki?
N: Perkembangan Gereja yang semakin meningkat dan berkembang dengan baik, generasi muda
bisa menjadi harapan, kehadiran umat, orang tua lebih aktif dalam gotong royong,
perkembangan tertata dan umat semakin banyak yang terlibat, PIA terus dibina,
(7)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Narasumber kelima
P: Apa arti dari Perayaan Ekaristi?
N: Perayaan berjumpa dengan Tuhan, perayaan menyambut Tubuh dan darah Kristus.
P: Apa tujuan umat dalam mengikuti Perayaan Ekaristi?
N: Supaya merasa damai, tenang, berjumpa dengan saudara/I seiman
P: Bagian apa saja yang termasuk dalam Tata Perayaan Ekaristi?
N: Doa persembahan, kudus, Bapa kami, anak Domba Allah, komuni, doa sesudah komuni, umat
mengerti bagian-bagian tata perayaan Ekaristi namun tidak secara teori.
P: Bagaimana Keterlibatan umat dalam Perayaan Ekaristi?
N: dengan cara ikut bernyanyi, ikut berdoa, ikut terlibat dalam tugas-tugas perayaan ekaristi.
P: Kegiatan apa saja yang ada stasi pusat di Paroki?
N:KPP, pertemuan pemimpin umat, BKSN, Bulan Maria, bulan Rosario, Sekami, doa
lingkungan, kunjungan OMK.
P: Apa dampak dari mengikuti Perayaan Ekaristi?
N: umat yang pernah bertugas tetap mau terlibat lagi, selain dalam perayaan Ekaristi juga mau
terlibat dalam kegiatan
P: Seberapa aktif umat melibatkan diri dalam berbagai kegiatan yang ada di stasi pusat Paroki?
N: umat tertentu yang benar-benar aktf 70%-80%. Orang tua dan muda mau aktf.Secara
keseluruhan umat aktif.
P: Faktor pendukung apa saja yang sering dijumpai dalam keterlibatan umat dalam hidup
menggereja di stasi pusat Paroki?
N: Umat dekat dengan Pastor Paroki, faktor dari lingkungan, orang tua yang mendorong anak
untuk terlibat sehingga ada generasi.
P: Faktor penghambat apa saja yang sering dijumpai dalam keterlibatan umat dalam hidup
menggereja di stasi pusat Paroki?
N: sibuk dengan urusan pribadi, orang tua yang tidak aktif, tidak ada rasa memiliki
P: Apa harapan umat melalui keterlibatannya dalam mengikuti berbagai kegiatan yang ada di
stasi pusat Paroki?
N: Semua umat aktif, kegiatan diperbanyak yang bisa melibatkan semua umat.
(8)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Narasumber keenam
P: Apa arti dari Perayaan Ekaristi?
N: Perayaan besar, perayaan yang berbeda dari perayaan biasanya. Perayaan berjumpa dengan
Tuhan.
P: Apa tujuan umat dalam mengikuti Perayaan Ekaristi?
N: berdoa untuk keluarga dikabulkan, menyambut tubuh Tuhan
P: Bagian apa saja yang termasuk dalam Tata Perayaan Ekaristi?
N: Pembukaan, bacaan, komuni.
P: Bagaimana Keterlibatan umat dalam Perayaan Ekaristi?
N: semua ambil bagian dalam tugas liturgi, setiap lingkungan dan bertanggungjawab.
P: Kegiatan apa saja yang ada stasi pusat di Paroki?
N: Rutin rapat DPP, anak misioner (natal anak-anak, ~OMK, KMPK) OMK awal bulan ada
misa/ibadat lingkungan, adven, prapaskah (pendalaman iman). Pemimpin dijadwal biasa yang
memimpin OMK.
P: Apa dampak dari mengikuti Perayaan Ekaristi?
N: Ada perubahan yang awalnya jarang terlibat menjadi aktif, semakin dekat dengan Gereja
P: Seberapa aktif umat melibatkan diri dalam berbagai kegiatan yang ada di Gereja Stasi pusat
Paroki?
N: Aktif, umat yang jarang aktif menjadi aktif.
P: Faktor pendukung apa saja yang sering dijumpai dalam keterlibatan umat dalam hidup
menggereja di stasi pusat Paroki?
N: fasilitas menunjang semangat, segi tempat, lingkungan, kesadaran dari umat, ada perubahan
P: Faktor penghambat apa saja yang sering dijumpai dalam keterlibatan umat dalam hidup
menggereja di stasi pusat Paroki?
N: Perekonomian, sibuk dengan pekerjaan rumah, segi waktu.
P: Apa harapan umat melalui keterlibatannya dalam mengikuti berbagai kegiatan yang ada di
stasi pusat Paroki?
N: berkembang, maju, berkualitas mandiri, menuntut menjadi orang yang beriman, ikut terlibat,
punya wujud berdoa, punya kegiatan lain, paroki CUP yang sudah hilang perlu diadakan lagi
empat tahun sudah ditiadakan. Pelayanan umat yang baik,
(9)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Narasumber ketujuh
P: Apa arti dari Perayaan Ekaristi?
N: Puncak dari tubuh dan darah Kristus
P: Apa tujuan umat dalam mengikuti Perayaan Ekaristi?
N: berkumpul bersama saudara Kristus sebagai umat Allah.
P: Bagian apa saja yang termasuk dalam Tata Perayaan Ekaristi?
N: Salam, doa pembuka, doa tobat, Tuhan Kasihanilah, umat hanya mengikuti dan ada sebagian
umat yang paham.
P: Bagaimana Keterlibatan umat dalam Perayaan Ekaristi?
N: cukup baik, ketika ada tugas mau terlibat
P: Kegiatan apa saja yang ada stasi pusat di Paroki?
N: Paroki CUP, natal bersama, Paskah bersama, doa Ibu WK, kunjungan OMK.
P: Apa dampak dari mengikuti Perayaan Ekaristi?
N: semakin terlibat dengan adanya keikutsertaan dalam perayaan ekaristi.
P: Seberapa aktif umat melibatkan diri dalam berbagai kegiatan yang ada di Gereja Stasi pusat
Paroki?
N: Aktif 50% karena waktu dan kesibukan umat dengan pekerjaan.
P: Faktor pendukung apa saja yang sering dijumpai dalam keterlibatan umat dalam hidup
menggereja di stasi pusat Paroki?
N: umat dekat dengan Gereja dapat mengajak umat terlibat.
P: Faktor penghambat apa saja yang sering dijumpai dalam keterlibatan umat dalam hidup
menggereja di stasi pusat Paroki?
N: Pengaruh Teknologi, kesibukan.
P: Apa harapan umat melalui keterlibatannya dalam mengikuti berbagai kegiatan yang ada di
stasi pusat Paroki?
N: Supaya umat lebih terlibat aktif, mengadakan perubahan menggunakan katekese.
(10)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Narasumber kedelapan
P: Apa arti dari Perayaan Ekaristi?
N: Puncak hidup orang katolik karena dalam Perayaan Ekaristi mengenang kembali Kristus
dalam rupa roti dan anggur yang kita sambut.
P: Apa tujuan umat dalam mengikuti Perayaan Ekaristi?
N: Bertemu dan merasakan kehadiran Tuhan, lewat perjamuan Ekaristi
P: Bagian apa saja yang termasuk dalam Tata Perayaan Ekaristi?
N: Persembahan kudus, doa syukur, anak domba Allah, komuni, doa sesudah komuni. Umat
belum memahami bagian dalam perayaan Ekaristi.
P: Bagaimana Keterlibatan umat dalam Perayaan Ekaristi?
N: umat mengikuti dengan penuh khidmat/perhatian penuh, menyambut komuni, menjadi
petugas liturgi, lektor, misdinar, kolekte.
P: Kegiatan apa saja yang ada di stasi pusat Paroki?
N: BKSN, memperingati bulan Rosario, gotong royong, sekami (natal anak2, paskah anak2)
kunjungan OMK.
P: Apa dampak dari mengikuti Perayaan Ekaristi?
N: semakin aktif
P: Seberapa aktif umat melibatkan diri dalam berbagai kegiatan yang ada di Gereja Stasi pusat
Paroki?
N: Ketika ada kegiatan umat mau terlibat, yang tidak aktif menjadi aktif.
P: Faktor pendukung apa saja yang sering dijumpai dalam keterlibatan umat dalam hidup
menggereja di stasi pusat Paroki?
N: Aktif karena Pastor Paroki mampu merangkul umat dan kegiatan-kegiatan yang menarik
P: Faktor penghambat apa saja yang sering dijumpai dalam keterlibatan umat dalam hidup
menggereja di stasi pusat Paroki?
N: Kesibukan umat
P: Apa harapan umat melalui keterlibatannya dalam mengikuti berbagai kegiatan yang ada di
stasi pusat Paroki?
N: Umat lebih aktif lagi dan punya inisiatif untuk mengikuti kegiatan sebagai bentuk kegiatan
dalam hidup menggereja.
(11)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LAMPIRAN KEEMPAT
Dokumentasi Penelitian Wawancara
Gambar 1 : Wawancara Narasumber Ketua Lingkungan
Gambar 2 : Wawancara pengurus DPP
(12)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Gambar 3 : Wawancara pengurus DPP
(13)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LAMPIRAN KELIMA
Dokumentasi kegiatan umat
Gambar 1: Rapat panitia pelantikan DPP, pelantikan Prodiakon
dan Penerimaan Sakramen Krisma
Gambar 2: Gotong royong membersihkan gereja
(14)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Gambar 3: Gotong royong Ibu-Ibu WK memasak
Gambar 4: Pelantikan Pengurus DPP
(15)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Gambar 5: Penerimaan Sakramen Krisma
Gambar 6 : Pelantikan Prodiakon
(16)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LAMPIRAN KEENAM
Cerita tentang Mujizat Ekaristi di Luciano
MUJIZAT EKARISTI DI LUCIANO
Mukjizat yang terjadi sekitar tahun 700-an di kota Lanciano, yang pada waktu itu dikenal
sebagai Anxanum, sebuah kota Romawi kuno yang terletak di bagian tenggara kota
Roma.Suatu
hari,
seorang
imam
biarawan
mempersembahkan
Kurban
Kudus
Misa.Tampaknya, ia dikuasai keragu-raguan akan transsubstansiasi; ia tersiksa dengan
pertanyaan apakah roti dan anggur sungguh berubah substansinya menjadi Tubuh dan Darah
Kristus pada saat kata-kata konsekrasi diucapkan, dan apakah Kristus sungguh hadir dalam
Ekaristi Kudus.Saat itu, ketika imam mengucapkan kata-kata konsekrasi, hosti secara ajaib
berubah menjadi daging dan anggur berubah menjadi darah. Imam sungguh terkejut. Ia
menangis penuh sukacita dan ketika ia telah tenang kembali, ia berseru kepada umat yang
berkumpul sekeliling altar, katanya “O saksi-saksi yang berbahagia, kepada siapa Allah yang
Terberkati, untuk menghalau ketidakpercayaanku, telah bersedia menyatakan Diri-Nya
dengan nyata di hadapan mata kita! Mari, saudara-saudaraku, kita mengagungkan Allah kita,
yang begitu dekat kepada kita.Lihatlah Daging dan Darah Kristus kita yang Terkasih.”Mereka
yang menyaksikan mukjizat segera saja menyebarluaskan berita tersebut ke seluruh wilayah
sekitar. Segera sesudah mukjizat terjadi, Darah mengental menjadi lima gumpalan darah
yang berbeda ukuran, tetapi Daging tetap tak berubah. Uskup Agung memerintahkan agar
dilakukan penelitian.Kesaksian para saksi dicatat.Daging dan Darah tampak seperti daging
dan darah manusia. Bapa Uskup Agung mengirimkan neraca untuk menimbang berat
gumpalan darah: masing-masing gumpalan ditimbang dan didapati bahwa berat masingmasing sama dengan yang lainnya (meskipun berbeda ukurannya). Pada akhirnya, Daging dan
gumpalan Darah ditempatkan dalam sebuah wadah reliqui khusus yang terbuat dari gading,
tetapi tidak disegel kedap udara.Para pejabat Gereja memaklumkan mukjizat meskipun
dokumen aslinya hilang pada abad keenambelas.
(17)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LAMPIRAN KETUJUH
Bacaan Kitab Suci
Markus 14:22-24
14:22 Dan ketika Yesus dan murid-murid-Nya sedang makan, Yesus mengambil roti,
mengucap berkat, memecah-mecahkannya lalu memberikannya kepada mereka dan berkata:
"Ambillah, inilah tubuh-Ku ".
14:23 Sesudah itu Ia mengambil cawan, mengucap syukur lalu memberikannya kepada
mereka, dan mereka semuanya minum dari cawan itu.
14:24 Dan Ia berkata kepada mereka: "Inilah darah-Ku, darah perjanjian, yang ditumpahkan
bagi banyak orang”.
(18)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LAMPIRAN KEDELAPAN
Teks lagu pembukaan
“Kasih”
Kasih pasti lemah lembut, kasih pasti memaafkan
Kasih pasti murah hati, kasihMu kasihMu Tuhan
Ajarilah kami ini saling mengasihi
Ajarilah kami ini saling mengampuni
Ajarilah kami ini kasihMu ya Tuhan
KasihMu kudus tiada batasnya
(19)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LAMPIRAN KESEMBILAN
Teks lagu penutup
“Yesus diutus Bapa di Surga”
Yesus diutus Bapa di surga
Kini tugasku jadi utusan (Reff)
Ayat 1
Bapa mengutus Yesus, Sang Putra
Membawa s’lamat bagi dunia
Kita diutus Yesus Sang Guru
Bawalah damai pada sesama (Kembali ke reff)
Ayat 2
Tiada amal tanpa berkurban
Ada karya tanpa derita
Salib dipanggul kurban ditanggung
Itulah hidup utusan Tuhan (Kembali ke Reff)
(20)
Download