hubungan motivasi ibu dengan pemberian asi eksklusif di desa

advertisement
HUBUNGAN MOTIVASI IBU DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF
DI DESA KUPANG WILAYAH KERJA PUSKESMAS AMBARAWA
KABUPATEN SEMARANG
ARTIKEL
Oleh
WINDA LESTARI
NIM. 030216A184
PROGRAMSTUDI DIVKEBIDANAN
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS NGUDI WALUYO
UNGARAN
2017
HALAMAN PENGESAHAN
HUBUNGAN MOTIVASI IBU DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF
DI DESA KUPANG WILAYAH KERJA PUSKESMAS
AMBARAWA KABUPATEN SEMARANG
Disusun oleh :
WINDA LESTARI
NIM. 030216A184
PROGRAM STUDI D-IV KEBIDANAN
UNIVERSITAS NGUDI WALUYO
telah diperiksa dan disetujui oleh pembimbing dan telah diperkenankan
untuk diujikan.
Ungaran, September 2017
Pembimbing Utama
Sri Wahyuni, S.KM., M.Kes
NIDN. 0613007502
HUBUNGAN MOTIVASI IBU DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI DESA
KUPANG WILAYAH KERJA PUSKESMAS AMBARAWA
Winda Lestari 1), Sri Wahyuni 2), Chichik Nirmasari 3)
1,3)
Program Studi DIV Kebidanan, 2)Program Studi Kesehatan Masyarakat,
Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Ngudi Waluyo
Email: [email protected]
ABSTRACT: Exclusive Asi is very important for infants aged 0-6 months because all the
nutrient content is in breast milk that is useful to build and provide energy in the arrangement
given, there is no other food for newborns that can be equated with breast milk.The purpose
of this study is To Determine Relationship Motivation Mother with Exclusive Breastmilk In
Kupang Village working area of Ambarawa Public Health Center of Semarang Regency
Methods: The research method used is correlation study with cross sectional approach. The
population of 127 is mothers who have babies 7-12 months with a sample of 56 respondents.
Proportional sampling random sampling technique. By statistical test using chi-square test
with α = 0,05.
Result: The results showed that there was a relationship of mother's motivation with
Exclusive breastfeeding p p value 0,008<α (0,05).
Suggestion: It is suggested that people can give motivation to give Exclusive Breast Milk
until baby is 6 months old.
Keywords: Exclusive Breast Milk, Motivation
ABSTRAK: Asi Esklusif sangat penting sekali bagi bayi usia 0-6 bulan karena semua
kandungan gizi ada pada ASI yang berguna untuk membangun dan menyediakan energi
dalam susunan yang diberikan, tidak ada makanan lain bagi bayi baru lahir yang dapat
disamakan dengan ASI. Tujuan penelitian ini adalah Untuk Mengetahui Hubungan Motivasi
Ibu dengan Pemberian ASI Eksklusif DiDesa Kupang Wilayah Kerja Puskesmas
AmbarawaKabupaten Semarang
Metode: Metode penelitian yang digunakan adalah correlation study dengan pendekatan
cross sectional. Populasi sebanyak 127 yaitu ibu yang mempunyai bayi 7-12 bulan dengan
jumlah sampel 56 responden. Tehnik pengambilan sampel proposionalrandom sampling.
Dengan ujistatistik menggunakan uji chi-squaredengan α=0,05.
Hasil: Hasil penelitian menunjukan bahwa ada hubungan motivasi ibu dengan pemberian
ASI Eksklusif dangan p-value 0,008< α (0,05).
Saran: Disarankan agar masyarakat bisa menembah motivasi dalam memberikan ASI
Eksklusif sampai bayi usia 6 bulan.
Kata kunci: ASI Eksklusif, Motivasi
Hubungan Motivasi Ibu Dengan Pemberian ASI Eksklusif Di Desa Kupang Wilayah Kerja Puskesmas Ambarawa
1
PENDAHULUAN
Asi Ekslusif adalah pemberian ASI
saja pada bayi berumur 0-6 bulan tanpa
makanan dan minuman lain. Asi Ekslusif
sangat penting sekali bagi bayi usia 0-6
bulan karena semua kandungan gizi ada
pada ASI yang berguna untuk membangun
dan menyediakan energi dalam susunan
yang diberikan, tidak ada makanan lain
bagi bayi baru lahir yang dapat disamakan
dengan ASI.
Menurut ahli kesehatan, bayi pada
usia0-6 bulan sudah terpenuhi gizinya
dengan ASI saja, tetapi banyak ibu
menghadapi masalah untuk memberikan
ASI esklusif. Salah satu masalah yang
timbuldisebabkan oleh ibu yang bekerja.
Dimana
ibu
yang
bekerja
memberikanmakanan
tambahan
yang
belum waktunya seperti pemberian pisang
dan susu formula, sehingga pelaksanaan
ASI Ekslusif tidak bisa terlaksana di
Indonesia, target program pemberian ASI
Eksklusif pada tahun 2015 sebesar 88%.
Cakupan ASI di Indonesia pada tahun 2015
adalah 65%, persentase pemberian ASI
Ekslusif pada bayi 0-6 bulan di Jawa
Tengah pada tahun 2015 sebesar 61,6%,
sedikit meningkat dibandingkan persentase
pemberian ASI Ekslusif tahun 2014 yaitu
60,7%. Menurut data provinsi, hanya
terdapat satu provinsi yang berhasil
mencapai target yaitu Provinsi Nusa
Tenggara Barat sebesar 84,7%. Provinsi
Jawa Barat, Papua Barat, dan Sumatera
Utara merupakan tiga provinsi dengan
capaian terendah.
Sedangkan Provinsi
Jawa Tengah hanya 60.0 % ibu yang
memberikan ASI Eksklusif. Cakupan ASI
Eksklusif di Kabupaten Semarang tahun
2015 sebesar 21,3 % mengalami penurunan
bila dibandingkan tahun 2014 yaitu sebesar
36,29 %. Namun demikian, sosialisasi
mengenai ASI Eksklusif selalu diberikan,
selain itu beberapa kegiatan yang
mendukung seperti kelas ibu dan
penyediaan sarana prasarana seperti Ruang
ASI yang disediakan di beberapa kantor
atau perusahaan, meningkatnya informasi
tentang
pentingnya
ASI
Eksklusif.
Dukungan regulasi, adanya pemantauan
dan pembinaan ke tempat penyelenggaraan
kerja tentang Upaya Kesehatan Kerja serta
telah terbitnya Perda Nomor 5 Tahun 2014
tentang Inisiasi Menyusu Dini (IMD) dan
ASI Eksklusif. (Profil Kesehatan tahun
2015)
Pemberian ASI Eksklusif di
Indonesia
masih
sangat
kurang,
penyebabnya adalah sosial budaya, yang
dimaksud sosial budaya diantaranya ibu
bekerja atau kesibukan lainnya, atau adanya
sifat menirukan teman atau tetangganya
yang memberi susu botol atau susu
formula.Keadaan psikologis ibu, seperti ibu
merasa kurang seksi apabila menyusui,
faktor fisik ibu, dimana ada keadaan ibu
yang tidak memungkinkan untuk menyusui.
Berbagai faktor yang terkait dengan
pemberian ASI eksklusif yaitu aspek
pemahaman dan pola pikir. Rendahnya
tingkat pemahaman tentang pentingnya ASI
selama 6 bulan pertama kelahiran bayi
dikarenakan kurangnya informasi dan
pengetahuan yang dimiliki oleh para ibu
mengenai segala nilai plus nutrisi dan
manfaat yang terkandung dalam ASI.
Selain itu, kebiasaan ibu yang bekerja,
terutama yang tinggal diperkotaan, juga
turut mendukung rendahnya tingkat ibu
menyusui.
Adapun
mitos
tentang
pemberian ASI bagi bayi, misalnya ibu
yang menyusui anaknya dapat menurunkan
kondisi fisik dirinya merupakan suatu mitos
yang sulit diterima oleh akal sehat.
Demikian halnya dengan kekhawatiran ibu
yang menganggap bahwa produksi ASI
tidak mencukupi kebutuhan makanan bayi.
Anggapan ini sering menjadi kandala bagi
ibu, yang akhirnya mencari alternatif lain
dnegan memberi susu pendamping
manakala bayi lapar. Hal-hal tersebut
menyebabkan terjadinya perubahan dari
pola dasar pemberian ASI menjadi
pemberian susu formula. Bila kondisi ini
terus berlanjud, maka bisa jadi bangsa
indonesia mengalami kemunduran di masa
mendatang. Situasi seperti ini akan menjadi
masalah ynag cukup mendasar, karena bayi
Hubungan Motivasi Ibu Dengan Pemberian ASI Eksklusif Di Desa Kupang Wilayah Kerja Puskesmas Ambarawa
2
kehilangan kesempatan dan manfaat yang
terkandung dalam ASI.
Aspek pendidikan, bagi sebagian
ibu menyusui bayi merupakan tindakan
yang alamiah dan nuluriah. Oleh karena itu,
mereka beranggapan bahwa menyusui tidak
perlu dipelajari. Sebenarnya, anggapan ini
tidak sepenuhnya keliru, tetapi menyusui
bisa menjadi masalah manakala ibu
menikah dini,atau melahirkan bayi yang
pertama, terutama dikalangan artis atau ibu
yang
bekerja.
Sesunggunya
Tuhan
menganugerahi payudara memang untuk
menyusui bayi, karena dapat menghasilkan
ASI.
Maka
hendaknya
ibu
memanfaatkannya dengan menyusui bayi.
Meskipun bersifat alamiah dan naluriah,
para ibu tetap memerlukan informasi dan
pengetahuan yang terkait penyusunan.
Kebanyakan ibu kurang menyadari
pentingnya ASI sebagai makanan utama
bayi. Mereka hanya mengetahui bahwa ASI
adalah makanan yang diperlukan bayi tanpa
memperhatikan aspek yang lainnya. Waktu
yang lama bersama bayi tidak di
manfaatkan secara optimal, sehingga para
ibu tidak memberikan ASI eksklusif kepada
bayi. Kegiatan atau pekerjaan ibu sering
kali dijadikan alasan untuk tidak
memberikan ASI secara eksklusif.
Manfaat
ASI
sangat
menguntungkan bagi bayi, ibu, keluarga,
masyarakat, dan negara. ASI sebagai
makanan yang terbaik dan paling
sempurna, ASI dapat mencegah terjadinya
infeksi, melihat banyak manfaat manfaat
ASI k pada bayinya, kenyataan yang anda
sekarang banyak ibu yang tidak menyusui
bayinya (Utami, Roesli 2008).
Padahal dampak bila bayi tidak
diberikan ASI Eksklusif dapat menurunkan
berat badan bayi, bayi juga akan mudah
sakit
karena
tidak
dapat
zat
immunoglobulin yang terkandung dalam
kolustrum. Pemberian susu formula pada
bayi baru lahir biasa menyebabkan alergi
karena merangsang aktivasi system lgE
yang pada bayi baru lahir belum sempurna,
sedangkan dalam jangka panjang anak akan
mudah kekurangan gizi dan obesitas
(Suradi, Ruslina, 2008).
Motivasi ibu dalam memberikan
ASI dapat muncul dari diri sendiri atau dari
luar diri ibu, artinya bahwa ibu ingin
memberikan ASI kepada bayinya di dorong
oleh
kemauannya
sendiri
atau
dipengaruhioleh orang lain. Rangsangan
dari dirinya sendiri muncul karena
kesadaran
atau
keinginan
dalam
memberikan ASI. Pengaruh atau ransangan
dari luar dapat berupa ajakan atau paksaan
dari keluarga atau dari orang lain untuk
memberikan ASI (Mufdillah, 2009).
Faktor lain yang mempengaruhi
terjadinya motivasi ibu adalah tingkat
pengetahuan semakin tinggi pengetahuan
ibu maka semakin tinggi pula tingkat
motivasi ibu untuk memberikan ASI,
apabila tingkat pengetahuan ibu kurang
maka motivasi ibu yang dimiliki rendah.
Tingkat pendidikan semakin tinggi tingkat
pendidikan maka makin tinggi pula tingkat
motivasi seseorang. Disini jelas bahwa
faktor pendidikan besar pengaruhnya
terhadap peningkatan motivasi seseorang.
Pendidikan adalah suatu proses dimana
manusia membina perkembangan manusia
lain
secara
sadar
dan
berencana
(Sudrajat,Ahmad. 2008)
Menurut hasil penelitian, yang
diterbitkan dalam jurnal kedokteran
circulation, bayi yang diberi ASI
berkemungkinan lebih kecil mengidap
penyakit jantung. Faktanya bahwa bayi
yang diberikan ASI menelan sedikit
natrium (yang berkaitan erat dengan
tekanan darah), sehingga tidak mengalami
penambahan berat badan berlebihan,
merupakan beberapa di antara manfaat ASI
bagi jantung. Oleh karena itu, telah
diketahui
bahwa
resiko
terjadinya
kelebihan berat badan pada bayi yang
diberi ASI berkurang.Pemberian ASI
bukan hanya mengurangi resiko penyakit
seperti kelebihan berat badan, tetapi juga
mengurangi resiko penyakit seperti diabetes
jenis 2 dan kekebalan terhadap insulin, dan
penyakit pada pembuluh nadi utama
jantung.
Hubungan Motivasi Ibu Dengan Pemberian ASI Eksklusif Di Desa Kupang Wilayah Kerja Puskesmas Ambarawa
3
Hasil studi pendahuluan yang
dilakukan di Puskesmas Ambarawa di
dapatkan jumlah keseluruhanbayi pada
bulan Februari tahun 2017 umur 7-12 bulan
adalah 472 bayi, dengan jenis kelamin lakilaki berjumlah 249 dan jenis kelamin
perempuan berjumlah 223.Wilayah Kerja
Puskesmas Ambarawa terdiri dari 10 desa
dan jumlah bayi yang paling banyak
terdapat di Desa Kupang yaitu sejumlah
127 bayi.
Wawancara yang dilakukan pada
salah satu bidan di Puskesmas Ambarawa
menyatakan bahwa ibu yang mempunyai
bayi 7-12 bulan di Puskesmas Ambarawa
kurangnya pemberian ASI Eksklusif pada
bayinya di karenakan kurangnya kesadaran
ibu dan kurangnya motivasi ibu terhadap
pemberian ASI eksklusif, dikarenakan
sebagian ibu bekerja pabrik (70%) dan
(30%) sebagai ibu rumah tangga dan masa
cuti tidak cukup untuk memberikan ASI
Eksklusif pada bayinya dan banyaknya
promosi susu formula.Wawancara juga di
lakukan pada 10 ibu yang mempunyai bayi
7-12 bulan. Dari 10 ibu yang dilakukan
wawancara 3 diantaranya
benar-benar
melakukan ASI eksklusif pada bayinya
karena tidak bekerja di luar rumah, 7 dari
10 ibu tidak memberikan ASI eksklusif
dikarenakan bekerja diluar rumah. Dengan
demikian dapat diketahui bahwa masih
banyak ibu menyusui di Puskesmas
Ambarawa yang
belum
memberikan
bayinya ASI Eksklusif.
Ibu
yang
mempunyai
bayi
diWilayah Kerja Puskesmas Ambarawa
sebagian besar
adalah pekerja pabrik, sehingga ibu tidak
bisa memberikan ASI secara Ekslusif dan
ada juga ibu yang beranggapan bahwa ASI
saja tidak cukup untuk memenuhi cakupan
nutrisi dan gizi pada bayi sehingga harus di
tambah dengan memberikan susu formula.
METODOLOGI PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan metode
penelitian Korelasi (Correlation Study)
merupakan penelitian atau penelahan
hubungan antara dua variabel pada suatu
situasi atau sekelompok subjek. Lokasi
penelitian yang digunakan oleh peneliti
yaitu diDesa Kupang Wilayah Kerja
Puskesmas AmbarawaKabupaten Semarang
dan waktu penelitian pada bulan Juli
2017.Populasi dalam penelitian ini adalah
ibu yang mempunyai bayi 7-12 bulan yang
berjumlah 127 ibu. Besar sampel yang
digunakan dalam penelitian ini dihitung
menggunakan rumus Slovindan didapatkan
hasil sebanyak 56 responden.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil penelitian hubungan motivasi
ibu dengan pemberian asi eksklusif di Desa
Kupang Wilayah Kerja Puskesmas
Ambarawa
A. Karakteristik Responden
1. Umur
Tabel 1 Distribusi Frekuensi
Responden Berdasarkan Umur
Umur
Frekuensi Persentase
(thn)
(%)
<20
6
9,2
20-35
35
62,5
>35
15
26,7
Jumlah
56
100,0
Hasil penelitian menunjukan bahwa
responden ibu yang mempunyai bayi 712 bulan di Wilayah Kerja Puskesmas
AmbarawaKabupaten
Semarang,
sebagian besar berumur 20-35 tahun
yaitu sejumlah 35 orang (62,5%) dan
umur <20 sejumlah 6 orang (9,2%),
umur >35 berjumlah 15 orang (26,7%).
Semakin
cukup
umur,
tingkat
kematangan dan kekuatan seseorang
akan lebih matang dalam berfikir dan
bekerja.
Dari
segi
kepercayaan
masyarakat bahwa semakin cukup
umur, maka seseorang akan lebih
dewasa. Maka umurdalam motivasi
seseorang dalam melakukan sesuatu
sangat berpengaruh karena samakin
bertambahnya usia maka akan semakin
bertambah
kedewasaannya.
Lebih
matang dalam berfikir dan bertindak
sehingga
lebih
mudah
dalam
mendapatkan
informasi
dan
pengalaman.
Hubungan Motivasi Ibu Dengan Pemberian ASI Eksklusif Di Desa Kupang Wilayah Kerja Puskesmas Ambarawa
4
Hal ini sejalan dengan teori
yang mengatakan bahwa Dengan
bertambahnya umur seseorang akan
terjadi perubahan pada aspek fisik dan
psikologis (mental). Pertumbuhan pada
fisik secara garis besar ada empat
kategori perubahan, yaitu perubahan
ukuran, prubahan proposi, hilangnya
ciri-ciri lama dan timbulnya ciri-ciri
baru. Ini terjadi akibat pematangan
fungsi organ. Pada asfek psikologi dan
mental taraf berfikir seseorang semakin
matang dan dewasa (Mubarak,2007).
2. Pendidikan
Tabel 2 Distribusi Frekuensi
Responden Berdasarkan Pendidikan
Pendidikan Frekuensi Persentase
(%)
SD
2
3,5
SMP
19
33,9
SMA
31
55,3
Akademi/PT
4
7,7
Jumlah
56
100,0
Hasil penelitian menunjukan
bahwa responden ibu yang mempunyai
bayi 7-12 bulan di Wilayah Kerja
Puskesmas
AmbarawaKabupaten
Semarang,
sebagian
besar
ibu
berpendidikan SMA berjumlah 31
(55,3%) ibu yang berpendidikan SD
berjumlah 2 (3,5%) ibu yang
berpendidikan SMP berjumlah 19
(33,9%) dan ibu yang berpendidikan di
perguruan tinggi berjumlah 4 (7,7%).
Semakin tinggi pendidikan maka
semakin baik juga mengakses informasi
tentang kesehatan.
Hal ini sejalan dengan teori yang
mengatakan bahwa dengan bermodal
pendidikan yang cukup, maka akan
mudah untuk menyerap informasi
tentang kesehatan khususnya motivasi
ibu memberikan ASI Eksklusif pada
bayinya. Hal ini menunjukkan bahwa
semakin tinggi pendidikan seseorang
maka pengetahuannya akan lebih tinggi
jika dibandingkan dengan orang yang
berpendidikan rendah. Sehingga dengan
pengetahuan
yang
baik
akan
mempengaruhi
seseorang
dalam
mengambil
keputusan,
seperti
memberikan
ASI
Eksklusif
(Indrawati,2014).
Pendidikan berarti bimbingan
yang diberikan seseorang terhadap
perkembangan orang lain menuju
kearah
cita-cita
tertentu
yang
menentukan manusia untuk berbuat dan
mengisi kehidupan untuk mencapai
keselamatan
dan
kebahagiaan.
Pendidikan diperlukan untuk mendapat
informasi misalnya hal-hal yang
menunjang kesehatan sehingga dapat
meningkatkan kualitas hidup (Wawan
dan Dewi,2010).
Tidak dapat dipungkiri bahwa
makin tinggi pendidikan seseorang
maka makin muda pula mereka
menerima informasi, dan pada akhirnya
makin banyak pula pengetahuan yang
dimilikinya, sehingga jika seseorang
tingkat pendidikannya rendah, akan
menghambat perkembangan seseorang
terhadap penerimaan, informasi, dan
nilai-nilai yang baru diperkenalkan
(Mubarak,2007).
Pada penelitian yang dilakukan
oleh
Kusumaningrum
R,
2009,
menyatakan bahwa ada hubungan
antara pendidikan dengan pola pikir,
persepsi dan prilaku masyarakat
memang sangat signifikan. Dalam arti
bahwa
semakin
tinggi
tingkat
pendidikan seseorang semakin rasional
dalam pengambilan berbagai keputusan.
Peningkatan tingkat pendidikan akan
menghasilkan tingkat kelahiran yang
rendah karena pendidikan akan
mempengaruhi
persepsi
negatif
terhadap nilai anak dan akan menekan
adanya keluarga besar. Orang tua dalam
keluarga tentu saja menginginkan agar
anaknya berkualitas dengan harapan
dikemudian hari dapat melanjutkan
cita-cita keluarga, berguna bagi
masyarakat dan Negara.
Hubungan Motivasi Ibu Dengan Pemberian ASI Eksklusif Di Desa Kupang Wilayah Kerja Puskesmas Ambarawa
5
B. ANALISIS BIVARIAT
1. Motivasi
Tabel 3 Distribusi Frekuensi
Berdasarkan Pekerjaan di Wilayah
Kerja
Puskesmas
AmbarawaKabupaten Semarang
Motivasi
Frekuensi Persentase
(%)
Rendah
35
62,5
Sedang
7
12,5
Tinggi
14
25,0
Jumlah
56
100,0
Hasil penelitian menunjukan
bahwa responden ibu yang mempunyai
bayi 7-12 bulan di Wilayah Kerja
Puskesmas
AmbarawaKabupaten
Semarang,
sebagian
besaribu
mempunyai motivasi rendah yaitu
berjumlah 62,5% (35 orang) ibu yang
mempunyai motivasi sedang 12,5% (7
orang) dan ibu yang mempunyai
motivasi tinggi 25,0% (14 orang).
Motivasi
pada
dasarnya
merupakan reaksi seseorang dengan
situasi yang dihadapinya. Di dalam diri
seseorang terdapat kebutuhan atau
keinginan terhadap objek diluar
seseorang
tersebut,
kemudian
bagaimana
seseorang
tersebut
menghubungkan antara kebutuhan
dengan situasi di luar objek tersebut
dalam rangka memenuhi kebutuhan
yang dimaksud. Motivasi adalah alasan
(reasoning) seseorang untuk bertindak
dalam rangka memenuhi kebutuhan
hidupnya (Notoatmojo, S, 2010).
Ada
beberapa
pengertian
motivasi
menurut
para
ahli
diantaranya, menurut Terry motivasi
adalah keinginan yang terdapat pada
seseorang
individu
yang
merangsangnya untuk melakukan
tindakan-tindakan. ( Hasibun, 2010).
Faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi diantaranya yaitu
pekerjaan, pengetahuan, lingkungan,
sosial budaya, dukungan keluarga,
dukungan suami, dan dukungan tenaga
kesehatan.
Menurut Uno (2010) motivasi
merupakan suatu dorongan yang
timbul oleh adanya rangsangan dari
dalam maupun dari luar seseorang
berkeinginan
untuk
mengadakan
perubahan tingkah laku atau aktivitas
tertentu lebih baik dari keadaan
sebelum. Hal ini sejalan dengan
penelitian yang dilakukan oleh Mila, F.
(2014) yang menyatakan bahwa
motivasi yang datangnya dari dalam
diri individu itu sendiri. Motivasi
intrinsik timbul dari keinginan individu
sendiri tanpa adanya dorongan dari
orang lain. Misalnya seorang orang tua
ingin memberikan pengetahuan pada
anak atas dasar kemauannya sendiri
bukan bukan dari pengaruh iklan,
televisi atau bujukan dari orang lain.
Motivasi instrinsik mempunyai pola
yang berhubungan dengan kemampuan
dan pengendalian diri yang tinggi,
merencanakan dan menganalisis tugas
secara realistis, dan percaya dengan
usaha yang dilakukannya dalam
meningkatkan
kemampuan
dan
pengendalian diri, motivasi instrinsik
merupakan pendorong bagi aktivitas
dalam pengajaran dan pemecahan soal.
(Motivasi, 2008).
Hal ini mengingat bahwa
motivasi tidak mutlak diperoleh hanya
dari diri sendiri saja meliankan dapat
diperoleh dari berbagai banyak pihak
dan cara yang bermacam-macam.
Hasil penelitian Mila F. 2014
menyatakan bahwa motivasi ibu hamil
dalam
pemberian
ASI
hampir
setengahnya
motivasi
responden
sebelum pemberian ASI adalah lemah
sebanyak 44,1% (15 orang). Rencana
pemberian ASI lebih dari setengah
responden
tidak
merencanakan
pemberian ASI sebanyak 61,8% (21
orang). Tabulasi silang antara motivasi
ibu hamil dengan rencana pemberian
ASI Ekslusif hampir seluruh dari 15
responden yang mempunyai motivasi
lemah, 14 (93,3%) diantaranya tidak
merencanakan pemberian ASI esklusif.
Hubungan Motivasi Ibu Dengan Pemberian ASI Eksklusif Di Desa Kupang Wilayah Kerja Puskesmas Ambarawa
6
Dari Hasil penelitian Lestari
Ade pada tahun 2012 menyatakan
bahwa ibu yang bekerja berada pada
rentang motivasi yang dipengaruhi
secara ekstrinsik dengan integrated
regulation merupakan regulasi yang
paling terinternalisasi dari motivasi
ekstrinsik. Integrated regulation adalah
motivasi
ibu
bekerja
dalam
memberikan ASI Eksklusif karena
sesuatu
yang
dianggap
nilai,
kepercayaan dalam dirinya. Dalam hal
ini berarti ibu bekerja meyakini bahwa
memberikan ASI Eksklusif merupakan
nilai yang ada pada diri mereka.
Menurut Basri (2009) nilai atau
norma dalam memberikan ASI
Eksklusif Apabila nilai yang dianut
suatu
keluarga
dan
masyrakat
mendukung untuk memberikan ASI
Eksklusif, maka kemungkinan besar
prilaku
tersebut
akan
dapat
dilaksanakan dengan baik.
Keyakinan seseorang juga
berpengaruh
terhadap
motivasi
pemberian ASI Eksklusif. Seorang ibu
yang yakin akan manfaat ASI Ekslusif
akan termotivasi memberikan ASI
Eksklusif.
2. ASI Eksklusif
Tabel 4 Distribusi Frekuensi
Berdasarkan
Pengetahuan
di
Wilayah
Kerja
Puskesmas
AmbarawaKabupaten Semarang
Pemberian Frekuensi Persentase
ASI
(%)
Eksklusif
Tidak
35
62,5
diberikan
21
37,5
Diberikan
Jumlah
56
100,0
Hasil penelitian menunjukan
bahwa responden ibu yang mempunyai
bayi 7-12 bulan di Wilayah Kerja
Puskesmas
AmbarawaKabupaten
Semarang, sebagian besar ibu tidak
memberikan ASI Eksklusif yaitu
berjumlah 62,5% (35 orang) karena
sebagian besar ibu bekerja diluar
rumah sehingga mereka tidak memiliki
waktu yang banyak untuk bersama
bayinya, dan itu menjadi kendala untuk
memberikan ASI secara ideal dan ibu
yang memberikan ASI Eksklusif yaitu
berjumlah 37,5% (21 orang) karena
sebagian ibu yang bekerja dirumah
atau yang tidak bekerja, memiliki
waktu lebih banyak bagi bayinya
sehingga kebutuhan bayi terhadap ASI
dapat diberikan dengan maksimal.
Hasil penelitian ini sejalan
dengan hasil penelitian mengenai
faktor yang berhubungan dengan
pemberian ASI Eksklusif di kecamatan
karang malang kabupaten seragen
didapatkan hasil uji statitik Chi Square
menunjukkan bahwa nilai p value =
0,000 (p ≤ 0,05) yang berarti ada
hubungan yang signifikan antara pkerja
dengan pemberian ASI Eksklusif.
Pemberian
ASI
secara
Eksklusif adalah bayi hanya diberi ASI
saja, tanpa diberi tambahan lain seperti
susu formula, jeruk, madu, air teh, air
putih, dan tanapa tambahan makanan
padat seperti pisang, pepaya, bubur
susu, bubur nasi, biscuit, dan tim.
Pemberian
ASI
Eksklusif
ini
dianjurkan untuk waktu sampai 6
bulan. Setelah bayi berumur 6 bulan, ia
harus diperkenalkan dengan makanan
padat, sehingga ASI dapat diberikan
sampai usia tahun atau lebih
(Roesli,2008).
Faktor-faktor
yang
mempengaruhi
pemberian
ASI
Eksklusif
menurut
Notoadmodjo
(2003), adalah karakteristik individu
(umur, pendidikan, dan pekerjaan),
pengetahuan, sikap, kepercayaan, dan
nilai-nilai dari seseorang, lingkungan
fisik, tersedia atau tidaknya sarana dan
fasilitas kesehatan dan perilaku petugas
kesehatan lain yang merupakan
kelompok referensi dari perilaku
masyarakat.
Hasil penelitian Purwaningsih,
E (2015), menyatakan bahwa terdapat
60,5% (26 orang) yang frekuensi
menyusui > 8 x menyusui < 8 x
Hubungan Motivasi Ibu Dengan Pemberian ASI Eksklusif Di Desa Kupang Wilayah Kerja Puskesmas Ambarawa
7
menyusui dan berhasil menggunakan
berpendidikan
sangat
kurang
KB
MAL
sebanyak
2,3%.
memberikan
ASI
Eksklusif
di
Menyimpulkan bahwa ada hubungan
bandingkan
dengan
ibu
yang
antara frekuensi menyusui dengan
berpendidikan
tinggi.
Sebuah
keberhasilaan metode MAL.
konferensi Eropa melakukan strategi
Menurut hasil penelitian, yang
untuk keberhasilan ASI Eksklusif
diterbitkan dalam jurnal kedokteran
melalu promosi yang dilakukan.
circulation, bayi yang diberi ASI
Dari teori dan penelitian terkait
berkemungkinan lebih kecil mengidap
diatas maka terbukti bahwa faktor
penyakt jantung. Telah diungkap
pekerjaan
berhubungan
dengan
bahwa keberadaan asam-asam lemak
motivasi pemberian ASI Eksklusif.
tak jenuh berantai panjang (yang
Seorang ibu yang bersetatus sebagai
mencegah
pengerasan
pembuluh
ibu rumah tangga bisa dikatakan
arteri), serta bahwa bayi yang diberi
mempunyai kesempatan lebih besar
ASI menelan sedikit natrium (yang
membeikan ASI dibandingkan dengan
berkaitan erat dengan pembuluh
ibu yang mempunyai pekerjaan diluar
darah),
yang
dengannya
tidak
sebagai ibu rumah tangga. Pada
mengalami penambahan berat badan
hakikatnya pekerjaan tidak boleh
berlebihan, merupakan beberapa di
menjadi alasan ibu berhenti memberi
antara manfaat ASI bagi jantung.
ASI secara Eksklusif selama sedikitnya
Selain itu, kelompok penelitian yang
6 bulan.
dipimpin oleh Lisa Martin dari pusat
Menurut peneliti ada Hubungan
kedokteran rumah sakit anak Cicinnati
dengan motivasi ibu dengan pemberian
di Amerika Serikat menemukan
ASI Eksklusif karena ibu bekerja diluar
kandungan tinggi hormon protein yang
rumah tidak mempunyai banyak waktu
dikenal sebagai adiponectin di dalam
untuk memberikan ASI Eksklusif ,
ASI.
sebaliknya ibu yang tidak bekerja di
Menurut
hasil
penelitian
luar rumah memiliki banyak waktu
Agneta Yngve 2001, menyatakan
untuk memberikan ASI Eksklusif.
bahwa pemberian ASI Eksklusif
minimal selama 6 bulan. ASI Eksklusif
berguna untuk mencegah terjadinya
infeksi, alergi dan penyakit kronis di
Negara-negara
Eropa.
Beberapa
pengecualian ibu-ibu muda lebih
kurang menyusui di bandingkan
dengan ibu-ibu tua. Ibu yang kurang
3. Hubungan Motivasi Ibu dengan Pemberian ASI Eksklusif di Desa Kupang Wilayah
Kerja Puskesmas AmbarawaKabupaten Semarang.
Tabel 5 Hubungan Motivasi Ibu dengan Pemberian ASI Eksklusif di Desa Kupang
Wilayah Kerja Puskesmas AmbarawaKabupaten Semarang
Motivasi
Rendah
Sedang
Tinggi
Total
Pemberian ASI Eksklusif
Tidak
Diberikan
Total
diberikan
%
f
%
f
f
%
25
71,4
10
28,6
35 100
6
85,7
1
14,3
7
100
4
28,6
10
71,4
14 100
35
64,6
21
35,4
56 100
2
p value
9,676
0,008
Hubungan Motivasi Ibu Dengan Pemberian ASI Eksklusif Di Desa Kupang Wilayah Kerja Puskesmas Ambarawa
8
Hasil uji Chi Square diperolehChi
Square hitung sebesar 9,676 dengan pvalue 0,008 Oleh karena p-value 0,008 < α
(0,05) maka dapat disimpulkan bahwa ada
hubungan secara signifikan antara motivasi
ibu dengan pemberian ASI eksklusif di
Desa Kupang Wilayah Kerja Puskesmas
AmbarawaKabupaten Semarang.
Hasil penelitian
menunjukan
bahwa ibu yang memberikan ASI eksklusif
yang mempunyai motivasi Rendah (62,5%)
lebih banyak dibandingkan dengan ibu
yangmemberikan ASI eksklusif dan
mempunyai motivasi Sedang (12,5%) dan
motivasi Tinggi (25,0%). Minimnya
tingkat motivasi ibu tentang ASI
menyebabkan ibu tidak memberikan ASI
Eksklusif kepada anaknya karena semakin
tinggi tingkat motivasi seseorang tentang
pemberian ASI maka akan mempengaruhi
pola pikir dan sikap seseorang, sehingga
akan menimbulkan perilaku positif dalam
pemberikan ASI Eksklusif.
Menurut hasil penelitian Fehring
Richard(2001), konferensi menyusui di
Ballagio, Italia, para ahli mengembangkan
sebuah algoritma tentang penggunaan
menyusui sebagai sarana untuk keluarga
berencana yang di kenal sebagai MAL
yaitu bahwa seorang wanita yang menyusui
sepenuhnya akan memiliki kurang dari 2%
kemungkinan hamil dalam 6 bulan pertama
setelah melahirkan. Sehubungan dengan
pengetahuan tentang MAL sebagai alat
untuk menghindari kehamilan, namun
metode ini dianggap masi kurang efektif
karena kurangnya perilaku cocok dengan
klien dan metode keluarga berencana
lainnya dipandang lebih mudah digunakan.
Penelitian tentang pengetahuan
MAL
dianggap hanya bisa digunakan diantara
mereka yang berpendidikan dan termotivasi
pasangan yang sudah menikah.
Menurut penelitian Rohini Ghosh
2006, ibu yang bekerja lebih sedikit
mempunyai waktu menyusui di bandingkan
dengan ibu yang hanya di rumah mengurus
rumah tangga saja. Ibu yang bekerja hanya
memiliki waktu menyusui sebelum pergi
bekerja dan pulang dari kerja. Sedangkan
ibu rumah tangga memiliki waktu kapan
saja dalam menyusui.
Menurut
penelitian
Turki
Rukiye(2010), dalam Studi Demografi dan
Kesehatan Turki tahun 2003, 16% Wanita
menggunakan ASI sebagai metode keluarga
berencana dan ditemukan Masing 47,1%
dan 20,7% wanita Menyusui untuk program
keluarga berencana. Kedua penelitian ini
Dilakukan di berbagai daerah di Turki
(yaitu, Marmara Dan Anatolia Tengah)
status sosial dan ekonomi, Karakteristik
budaya, dan status sosial Perempuan yang
tinggal di daerah ini berbeda dengan
nasional Sampel yang digunakan dalam
Demografi dan Kesehatan
Sudah
disarankan wanita Yang sedang menyusui
agar memiliki pengetahuan yang memadai
Dan praktik yang berkaitan dengan
penggunaan ASI sebagai Sebuah metode
keluarga berencana. Hasil ini menunjukkan
bahwa wanita memilih pengetahuan tentang
MAL secara sadar, tapi Tidak dapat
menggunakannya secara efisien karena
tidak cukup Dididik tentang kriteria
penggunaan MAL. Sehingga
metode
kontrasepsi ini tidak banyak digunakan.
Mayoritas Negara berkembang saat ini
menggunakan MAL sebagai metode
Kontrasepsi. Dalam sebuah studi di negaranegara berkembang Yang dilakukan oleh
WHO, tingkat pemakaian MAL bervariasi
dari 17,2% menjadi 68,4% Namun, di
Turki salah satu dari Negara berkembang
16% perempuan menggunakan MAL.
Bukti
eksperimental
menyimpulkan bahwa ASI merupakan gizi terbaik
untuk
bayi.
Para
pakar
masi
memperdebatkan tentang lamanya periode
menyusui yang paling baik dan besarnya
resiko penggunaan susu formula. Di banyak
negara, pemberian susu formula terkait
dengan tingkat kematian bayi akibat diare.
Tetapi, apabila pembuatannya dilakukan
dengan hati-hati menggunakan air bersih,
pemberian susu formula cukup aman. Maka
dari itu, pemerintah dan organisasional
sepakat untuk mempromosikan menyusui
Hubungan Motivasi Ibu Dengan Pemberian ASI Eksklusif Di Desa Kupang Wilayah Kerja Puskesmas Ambarawa
9
sebagai metode terbaik untuk pemberian
gizi bayi, setidaknya tahun pertama dan
bahkan lebih lama lagi, secara lain WHO,
American Akademy of Pediatrics, dan
Departermen kesehatan. Dengan demikian,
sudah jelas sekali bahwa ASI memang
merupakan makanan yang tak tergantikan.
Perannya tidak bisa digantikan oleh susu
sapi atau susu formula.( Khamzah,2012).
KESIMPULAN
1. Sebagian
besar
responden
yang
mempunyai motivasi Rendah yaitu
62,5%sedangkan kategori Sedang yaitu
12,5% dan kategori Tinggi yaitu 25,0%.
2. Sebagian besarresponden yang tidak
memberikan ASI Ekskusif sejumlah
62,5% (35 orang)dan yang memberikan
ASI Eksklusif yaitu 37,5% (21 orang).
3. Berdasarkan 56 responden diketahui
bahwa respoden yang memberikan ASI
Eksklusif mempunyai motivasi rendah
(62.5%) lebih banyak dibandingkan
responden yang
memberikan ASI
Eksklusif dan mempunyai motivasi
sedang (12.5%) dan motivasi tinggi
(25.0%). Hasil Uji Chi Square diperoleh
nilai p= 0,008 karena p= 0,008< α (0,05)
maka dapat disimpulkan bahwa ada
Hubungan secara signifikan antara
Motivasi Ibu dengan Pemberian ASI
Eksklusif di Desa Kupang Wilayah
Kerja Puskesmas AmbarawaKabupaten
Semarang.
SARAN
Disarankan agar masyarakat bisa
menembah motivasi dalam memberikan
ASI Eksklusif sampai bayi usia 6 bulan.
DAFTAR PUSTAKA
Departemen Kesehatan Repoblik Indonesia.
2006. profil kesehatan
repoblik
indonesia
(MKJP) Pada Akseptor KB Wanita Di
Kecamatan Banyubiru Kabupaten
Semarang. Di akses tanggal 20 Juli
2017 pukul 17.00 WIB
Mila Denok Faizatul.2014. motivasi ibu
hamil dengan rencana pemberian ASI
Eksklusif di desa jatiwates kecamatan
tembelang kabupaten jombang. Cakru
Kencong Jembur.
Mubarak. 2011. Promosi Kesehatan untuk
Kebidanan.Salemba Medika; Jakarta
Mufdillah.2009. Antenatal care fokus.
Yogyakarta: nuhamedika
Notoatmodjo,S
2010.
Metodologi
penelitian kesehatan. Jakarta: rineka
cipta
Roesli.utami.2005. mengenal ASI esklusif.
Jakarta: trubus agriwidia
Rukiye Turk, Rukiye. 2010. The Use Of
Amenorrhea As A Method Of Family
Planning In Eastern Turkey And
Influential
Factors.
Jurnal
of
Midwifery and women’s health
Sudrajat, Akhmad. 2008. Teori-teori
Motivasi
Artikel
pendidikan,
http://akhmadsudrajat.woedpress.com/
20008/02/06/teori-teori-motivasi.[26
mei 2013].
Suradi,R. 2008. Manfaat asi dan menyusui.
Jakarta : balai penerbit FKUI
Uno, hamzan.
2010. peren canaan
pembelajaran. Jakarta: bumi aksara:
Wawan A dan Dewi M. 2010 Teori Dan
Pengukuran Pengetahuan, Sikap Dan
Perilaku Manusia. Yogyakarta: Nuha
Medika
Hasibuan. 2010. Manajemen sumber daya
manusia. Jakarta: bumi aksara:
Indrawati F, T.2014. Analisis Faktor Yang
Berhubungan
Dengan
Pemilihan
Metode Kontrasepsi Jangka Panjang
Hubungan Motivasi Ibu Dengan Pemberian ASI Eksklusif Di Desa Kupang Wilayah Kerja Puskesmas Ambarawa
10
Download