6 BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Pasar Modal 1. Pasar Modal Menurut Djiptono dan Hendy (2006:1) pasar modal merupakan pasar berbagai instrument keuangan jangka panjang yang bisa diperjualbelikan, baik dalam bentuk utang ataupun modal sendiri. Menurut Situmorang (2008 : 1) pasar modal adalah : “Pasar uang dan pasar modal keduanya merupakan bagian dari pasar keuangan (financial market) yang merupakan sarana pengerahan dan atau tempat mempertemukan pihak yang berkelebihan dana dan pihak yang kekurangan dana dan terbentuk untuk memudahkan pertukaran uang antara penabung dan peminjam”. Pasar modal dikatakan memiliki fungsi keuangan, karena pasar modal Memberikan kemungkinan dan kesempatan memperoleh imbalan (return) bagi pemilik dana, sesuai dengan karakteristik investasi yang dipilih. Dengan adanya pasar modal diharapkan aktivitas perekonomian menjadi meningkat karena pasar modal merupakan alternatif pendanaan bagi perusahaan-perusahaan sehingga perusahaan dapat beroperasi dengan skala yang lebih besar dan pada gilirannya akan menigkatkan pendapatan perusahaan dan kemakmuran masyarakat luas. Tujuan pasar modal adalah mengalokasikan tabungan (saving) secara efisien dari pemilik dana kepada pengguna dana akhir. Pemilik adalah mereka, 7 baik individu maupun lembaga atau badan usaha, yang menyisihkan kelebihan dana yang dimiliki untuk diinvestasikan agar lebih produktif. Di dalam pasar modal diperdagangkan semua bentuk utang dan modal sendiri, baik dana jangka pendek maupun dana jangka panjang, baik yang bersifat negatible maupun non negatible, sedangkan pasar modal merupakan penyedia jangka panjang. Dana-dana jangka panjang yang merupakan hutang biasanya berbentuk obligasi, sedangkan dana jangka panjang dalam bentuk modal sendiri disebut saham. Menurut Husnan (2005:3) pasar modal dapat didenifisikan sebagai pasar untuk berbagai instrument keuangan (sekuritas) jangka panjang yang bisa diperjualbelikan, baik yang diterbitkan oleh pemerintah maupun perusahaan swasta. Berdasarkan definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa pasar modal adalah pasar hutang jangka panjang yang lebih dari satu tahun dan juga pasar saham. 2. Fungsi dan Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pasar Modal Menurut Menurut Alwi (2006, 87) tempat bertemunya pihak yang memiliki dana lebih (lender) dengan pihak yang memerlukan dana jangka panjang tersebut (borrower). Di dalam ekonomi, pasar modal menyediakan fasilitas untuk memindahkan dana dari lender ke borrower. Dengan menginvestasikan dananya lender mengharapkan adanya imbalan atau return dari penyerahan dana tersebut. Sedangkan bagi borrower, adanya dana dari luar dapat digunakan untuk usaha pengembangan usahanya tanpa menunggu dana dari hasil operasi perusahaannya. 8 Di dalam keuangan, dengan cara menyediakan dana yang diperlukan oleh borrower dan para lender tanpa harus terlibat langsung dalam kepemilikan aktiva riil. Pasar modal memiliki beberapa fungsi penting, antara lain : Fungsi pasar modal Menurut sutrisno (2005:320) pasar modal mempunyai beberapa fungsi, yaitu : a. Sebagai Sumber Penghimpun Dana Kebutuhan dana perusahaan bias dipenuhi dari berbagai sumber pembiayaan. Salah satu sumber dana yang bisa dimanfaatkan oleh perusahaan adalah pasar modal selain system perbankan yang selama ini dikenal sebagai media perantara keuangan secara konvensional. b. Sebagai Sarana Investasi Secara umum perusahaan yang menjual surat berharga (saham atau obligasi) ke pasar modal adalah perusahaan yang sudah mempunyai reputasi bisnis yang baik dan krdibel, sehingga efek-efek yang dikeluarkan akan laku diperjualbelikan di bursa. c. Pemerataan Pendapatan Pada dasarnya apabila perusahaan tidak melakukan Go public, pemilik perusahaan terbatas pada personal-personal pendiri perusahaan yang bersangkutan. Dengan Go public-nya perusahaan memberikan kesempatan kepada masyarakat luas untuk ikut serta memiliki perusahaan tersebut. Dengan demikian akan memberikan kesempatan kepada 9 masyarakat untuk ikut menikmati keuntungan dari perusahaan berupa bagian keuntungan atau deviden. d. Sebagai Pendorong Investasi Bertujuan mendorong agar pihak swasta dan asing mau melakukan investasi baik secara langsung maupun tidak langsung. Salah satu iklim yang kondusif adalah likuidnya pasar modal. Semakin baik pasar modal, semakin banyak investor baik nasional maupun asing yang bersedia menginvestasikan dananya ke Indonesia melalui pembelian surat berharga di pasar modal. Menurut Husnan (2007:8) pada dasarnya keberhasilan pasar modal disebabkan beberapa faktor, antara lain : 1) Supply Sekuritas Faktor ini berarti harus banyak perusahaan yang bersedia menerbitkan sekuritas di pasar modal. 2) Demand Sekuritas Faktor ini berarti harus terdapat anggota masyarakat yang memiliki jumlah dana yang cukup besar untuk digunakan membeli sekuritas-sekuritas yang ditawarkan. 3) Kondisi Politik dan Ekonomi Faktor ini akan mempengaruhi supply dan demand akan sekuritas kondisi politik yang stabil akan ikut membantu pertumbuhan ekonomi 10 yang pada akhirnya akan mempengaruhi supply dan demand akan sekuritas. 4) Masalah Hukum dan Peraturan Kebenaran informasi akan menjadi sangat penting disamping kecepatan dan kelengkapan informasi. Peraturan yang melindungi pemodal dari informasi yang tidak benar dan menyesatkan menjadi mutlak diperlukan. 5) Keberadaan lembaga yang mengatur dan mengawasi kegiatan pasar modal dan berbagai lembaga yang memungkinkan dilakukan transaksi secara efisien. 3. Manfaat Pasar Modal Menurut Alwi (2006,87) Manfaat Pasar Modal adalah sebagai berikut : a. Menyediakan sumber pembiayaan jangka panjang bagi dunia usaha sekaligus memumngkinkan alokasi sumber dana secara optimal. b. Memberikan wahana investasi bagi investor sekaligus memungkinkan upaya diversifikasi. c. Menyediakan tanding indikator bagi trend ekonomi satu Negara. d. Penyebaran kepemilikan, keterbukaan dan profesionlaisme, menciptakan iklim berusaha yang sehat. e. Menciptakan lapangan kerja atau profesi yang menarik. 11 f. Memberikan kesempatan memiliki perusahaan yang sehat dan mempunyai prospek. g. Alternatif investasi yang memberikan potensi keuangan dengan resiko yang dapat diperhitungkan melalui keterbukaan likuiditas dan divesifikasi investasi. h. Membina iklim ketebukaan bagi dunia usaha dan memberikan akses control sosial. i. Sumber pembiayaan dana jangka panjang bagi emiten. 4. Macam-macam pasar Modal Menurut Sunariyah (2007:13) penjualan saham kepada masyarakat dapat dilakukan dengan beberapa cara. Umumnya penjualan dilakukan sesuai dengan jenis ataupun bentuk pasar modal dimana sekuritas tersebut diperjualbelikan. Jenis pasar modal tersebut ada bebrapa macam, yaitu: a. Pasar Perdana Pasar perdana adalah penawaran saham dari perusahaan yang menerbitkan saham (emiten) kepada investor selama waktu yang ditetapkan oleh pihak yang menerbitkan sebelum saham tersebut dierdagangkan dipasar sekunder. Harga saham perdana yang ditentukan oleh pinjaman emisi dan perusahaan yang akan go publik (emiten) berdasarkan analisis fundamental perusahaan yang bersangkutan. b. Pasar Sekunder 12 Pasar sekunder didenifisikan sebagai perdagangan saham setelah melewati masa penawaran pada pasar perdana. Jadi, pasar sekunder merupakan pasar dimana saham dan sekuritas lain diperjualbelikan secara luas, setelah melalui masa penjualan dipasar perdana. c. Pasar Ketiga Pasar ketiga adalah tempat perdagangan saham atau sekuritas lain diluar bursa (over the counter market). Dalam pasar modal ketiga ini tidak memiliki pusat lokasi perdagangan yang dinamakan floor trading (lantai bursa). Operasi yang ada pada pasar ketiga berupa pemusatan informasi yang disebut “trading information”. Informasi yang diberikan dalam pasar ini meliputi harga-harga saham, jumlah transaksi dan keterangan lainnya mengenai surat berharga yang bersangkutan. c. Pasar Keempat Pasar keempat merupakan perdagangan efek antar investor atau dengan kata lain pengalihan saham dari satu pemegang saham kepemegang saham lainnya. Bentuk transaksi dalam perdagangan semacam ini biasanya dilakukan dalam jumlah besar (block sale). d. Pasar Reguler Pasar reguler adalah pasar di mana perdagangan Efek dilakukan oleh Anggota Bursa yang ingin menjual atau membeli Efek yang penyelesaiannya dilakukan pada hari T+4, dan harga penutupan terakhirnya dibentuk oleh JATS dengan system “continous auction”. e. Pasar Odd Lot 13 Pasar odd lot merupakan salah satu bentuk pasar non reguler yang diperuntukkan bagi perdagangan saham dalam satuan perdagangan yang tidak genap atau kurang dari 1 lot, misalnya 100 saham, 450 saham dan seterusnya. f. Pasar Tutup Sendiri Pasar tutup sendiri atau crossing merupakan salah satu bentuk pasar non reguler dimana penjual dan pembeli saham menggunakan broker yang sama. g. Pasar Negoisasi Pasar negosiasi adalah pasar di mana perdagangan efek yang dilakukan oleh anggota bursa dan KPEI yang ingin menjual dan membeli efek melalui kesepakatan antara anggota bursa efek jual dan anggota bursa efek beli. h. Pasar Penyelesaian Kegagalan Pasar penyelesaian kegagalan adalah pasar untuk transaksi efek bagi anggota bursa yang gagal dalam menyelesaikan kewajibannya dalam penyelesaian transaksi bursa sebagai akibat efek di Pasar Reguler dan Pasar Negoisasi. i. Pasar Tunai 14 Pasar tunai disediakan bagi Perusahaan Pialang yang tidak dapat memenuhi kewajiban dalam penyelesaian transaksi di Pasar Reguler dan Negoisasi (gagal dalam menyerahkan saham) pada hari bursa kelima (T+4). Pasar tunai dilakukan dengan prinsip pembayaran dan penyerahan seketika (cash and carry). j. Pasar Segera Pasar segera merupakan pasar perdagangan efek yang dilakukan oleh anggota Bursa Efek dan KPEI yang ingin menjual atau membeli efek yang penyelesaiannya dilakukan pada hari bursa berikutnya setelah terjadinya transaksi Bursa (T+1). 15 5. Produk –produk yang di Perdagangkan di Pasar Modal Menurut Husnan (2007:36) produk-produk yang diperdagangkan di pasar modal adalah : a. Saham Biasa (common stock) Saham biasa adalah bukti kepemilikan atas suatu perusahaan. Keuntungan yang dinikmati oleh pemegang saham berasal dari pembayaran deviden dan kenaikan harga saham. Saham biasa adalah saham yang menempatkan pemiliknya paling junior terhadap pembagian deviden, dan hak atas harta kekayaan perusahaan apabila perusahaan tersebut dilikuidasi. Saham jenis ini paling banyak dikenal masyarakat. Saham biasa mempunyai harga nominal yang nilainya ditetapkan oleh emiten (perusahaan yang menerbitkan saham). Besarnya harga nominal yang ditentukan oleh emiten ini berbeda dengan harga perdana (primary price) dari suatu saham. Harga perdana adalah harga sebelum suatu saham. b. Saham Preferen (Preferen Stocks) Merupakan saham yang memiliki karakteristik gabungan antara obligasi dan saham biasa, karena bisa menghasilkan pendapatan tetap (seperti bunga obligasi), tetapi juga bisa tidak mendatangkan hasil seperti yang dikehendaki investor. 16 “Saham preferen merupakan saham yang mempunyai sifat gabungan (hybrid) antara obligasi (bond) dan saham biasa” (Jogiyanto, 2003:67). Seperti yang membayarkan bunga atas pinjaman, saham preferan juga memberikan hasil yang tetap berupa deviden preferen. Dan dalam hal likuiditas, kalim pemegang saham preferan dibawah klaim pemegang saham obligasi. Dibandinkan dengan saham biasa saham preferen mempunyai beberapa karakteristik yaitu sebagai berikut : 1) Preferen terhadap deviden Pemegang saham preferen mempunyai hak untuk menerima deviden terlebih dahulu dibandingkan dengan pemegang saham biasa. Deviden di saham preferen biasanya dinyatakan dalam nilai presentasi dari nilai nominalnya. 2) Preferen pada waktu likuidasi Pemegang saham preferen mempunyi hak terlebih dahulu atas aktiva perusahaan dibandinkan dengan hak yang dimiliki oleh saham biasa pada saat terjadinya likuidasi. Besarnya hak atas aktiva pada saat likuidasi adalah sebesar nilai nominal saham preferennya termasuk semua deviden yang belum dibayar jika bersifat kumulatif. Untuk dapat menarik peminat investor terhadap saham preferen dan untuk memberikan beberapa alternative yang menguntungkan baik bagi investor ataupun bagi perusahaan yang mengeluarkan saham preferen. 17 Menurut Jogiyanto (2003:70) terdapat jenis-jenis saham preferen antara lain adalah sebagai berikut: a) Covertible Prefered Stock Bertujuan menarik minat investor yang menyukai saham biasa, beberapa saham preferen menambah bentuk di dalamnya yang memungkinkan pemegangnya untuk menukar saham biasa dengan saham biasa dengan rasio penukaran yang sudah ditentukan. b) Callable Prefered Stock Bentuk lain dari saham preferen adalah memberikan hak kepada perusahaan yang mengeluarkan untuk membeli kembali saham ini dari pemegang saham pada tanggal tertentu di masa mendatang dengan nilai yang tertentu. Harga ini tebusan ini biasanya lebih tinggi dari nilai nominal sahamnya. c) Floating atau Adjustable-Rate Prefered Stock (RAP) Saham preferen ini tidak membayarkan deviden secara tetap, tetapi tingkat deviden yang dibayar tergantung dari tingkat return dari sekuritas treasury bill. 3) Obligasi Merupakan surat hutang jangka panjang yang diterbitkan oleh perusahaan ataupun pemerintah. 4) Obligasi konversi 18 Obligasi yang dapat dikonversikan (ditukar) menjadi saham biasa pada waktu tertentu atau sesudahnya. 5) Sertifikat right (right issue) Right issue merupakan hak bagi pemodal pembeli saham baru yang dikeluarkan emiten karena merupakan hak maka investor tidak terikat untuk membelinya. 6) Waran (warrant) Waran adalah hak untuk membeli saham biasa pada waktu dan harga yang telah ditentukan, biasanya waran dijual bersamaan dengan surat berharga lainnya, misalnya obligasi atau saham. Penerbit waran harus memiliki saham yang nantinya dikonversi oleh pemegang waran. B. Pengertian Saham 1. Pengertian Saham Menurut Tjiptono dan Hendy (2006:4) “saham didenifisikan sebagai tanda penyertaan atau pemilikan seseorang atau badan dalam suatu perusahaan atau perseroan terbatas”. Wujud saham adalah selembar kertas yang menerangkan bahwa pemilik kertas tersebut adalah pemilik perusahaan yang menerbitkan surat berharga, porsi kepemilikan oleh seberapa besar penyertaan yang ditanamkan diperusahaan. Karakteristik Yuridis kepemilikan saham suatu perusahaan antara lain : 19 a. Limited risk, artinya pemegang saham hanya bertanggung jawab sampai jumlah yang disetorkan ke dalam perusahaan. b. Ultimate control, artinya pemegang saham (secara kolektif) akan menentukan arah dan tujuan perusahaan. c. Residual claim, atinya pemegang saham merupakan pihak terakhir yang mendapat pembagian hasil usaha perusahaan (dalam bentuk dividen) dan sisa asset dalam proses likuidasi perusahaan. Pemegang saham memiliki posisi yunior dibanding pemegang obligasi atau kreditor. 2. Pengertian Harga Saham Surat berharga yang menyebabkan pemegangnya menjadi pemilik dari sebagian perusahaan yang bersangkutan. Biasanya surat berharga semacam ini disebut saham (share). Sebagai pemilik, pemegang saham berhak atas laba perusahaan yang sebagian dapat dibayarkan dalam bentuk deviden, selain itu juga mempunyai hak suara dalam rapat umum pemegang saham, dan juga ia berhak atas sebagian harta perusahaan, jika perusahaan tersebut dilikuidasi. Harga saham mencerminkan nilai suatu perusahaan yang bersangkutan di pasar modal. Jika pasar menilai bahwa emiten dalam kondisi baik, maka biasanya harga saham perusahaan yang bersangkutan akan naik, demikian pula sebaliknya jika emiten dinilai rendah oleh pasar, maka harga saham perusahaan juga akan ikut turun, bahkan harganya bisa lebih rendah dari harga di pasar perdana. Naik atau turunnya harga saham yang diperdagangkan di lantai bursa ditentukan oleh kekuatan pasar (hukum permintaan dan penawaran). Semakin 20 banyak investor yang ingin memiliki atau mempertahankan saham yang telah dimiliki, maka harga saham tersebut akan meningkat. Sebaliknya, semakin banyak investor yang melepas atau menjual saham yang telah dimiliki, maka harga saham tersebut akan mengalami penurunan. Harga saham dapat diartikan sebagai harga jual dari investor yang satu dengan investor yang lain, harga ini terjadi setelah saham tersebut dicatatkan di bursa utama. Harga pasar untuk setiap sekuritas adalah harga yang terjadi karena interaksi dari banyak pembeli dan penjual yang mencerminkan aktivitas bersama dari pembeli dan penjual. Berdasarkan beberapa pengertian yang telah dikemukakan di atas, dapat disimpulkan bahwa harga dari suatu saham adalah nilai yang menunjukkan besarnya transaksi jual beli suatu saham yang terjadi karena transaksi dari banyak pembeli dan penjual. 3. Jenis-jenis Harga Saham Menurut Gitman (2001) Harga saham dapat dibedakan menjadi beberapa jenis, yaitu : a. Harga nominal Harga nominal merupakan nilai yang diterapkan oleh emiten untuk menilai setiap lembar saham yang dikeluarkannya. Harga nominal biasa juga dikenal dengan istilah nilai pari (par value). b. Harga perdana 21 Harga perdana merupakan harga sebelum saham tersebut dicatatkan di bursa efek. Besarnya harga perdana ini tergantung dari persetujuan antara emiten dan penjamin emisi. Biasanya untuk menentukan harga perdana, ada beberapa hal yang dipertimbangkan antara lain good will, kondisi pasar, dan prospek lain-lain. c. Harga pasar Harga pasar adalah harga jual dari investor yang satu dengan investor yang lain. Harga ini terjadi setelah saham tersebut dicatatkan di bursa. Transaksi di sini tidak lagi melibatkan emiten dan penjamin emisi. Harga pasar dapat dibedakan menjadi beberapa jenis, yaitu : 1) Harga pembukaan Harga pembukaan adalah harga yang diminta oleh penjual atau pembeli pada saat jam bursa dibuka, bisa saja terjadi pada saat dimulainya hari bursa itu sudah terjadi transaksi atas suatu saham dan harga sesuai dengan yang diminta oleh penjual dan pembeli. Dalam keadaan demikian, harga pembukaan tadi menjadi harga pasar pada saat terjadi transaksi. 2) Harga penutupan Harga penutupan adalah harga yang diminta oleh penjual atau pembeli pada saat akhir dari bursa, bisa saja terjadi pada saat akhir hari bursa tiba-tiba terjadi transaksi atas suatu saham, karena ada 22 kesepakatan antara penjual dan pembeli. Kalau hal ini yang terjadi, maka harga penutupan itu telah menjadi harga pasar. 3) Harga tertinggi Harga tertinggi adalah harga yang paling tinggi pada satu hari bursa. Istilah harga tertinggi dapat juga digunakan untuk menentukan harga tertinggi yang terjadi pada waktu tertentu dalam kurun waktu sebulan atau setahun tergantung keperluan. 4) Harga terendah Secara pengertian, harga terendah merupakan kebalikan dari harga tertinggi, namun penggunaannya sama dengan harga tertinggi, bisa untuk mendeteksi transaksi harian, bulanan atau tahunan. 4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Indeks Harga Saham Pergerakan harga saham dalam jangka pendek tidak dapat dipastikan. Semakin banyak investor yang membeli saham, maka harga saham tersebut cenderung bergerak naik. Sebaliknya, semakin banyak investor yang menjual saham, maka harga saham tersebut akan cenderung bergerak turun. Harga saham perusahaan yang meningkat memberikan gambaran bahwa nilai perusahaan tersebut semakin meningkat, baik dilihat dari sudut internal maupun eksternal perusahaan. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi harga saham adalah : 23 a. Faktor Internal Faktor internal perusahaan yang dapat mempengaruhi harga saham meliputi pendapatan perusahaan, dividen yang dibagikan, arus kas perusahaan, kebijakan atau keputusan perusahaan, perubahan mendasar dalam industri atau perusahaan, dan perubahan dalam perilaku investasi. Kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba juga dapat mempengaruhi harga saham. Jika laba yang diperoleh perusahaan tinggi, maka kemungkinan besar dividen yang akan dibagikan juga akan tinggi. Hal tersebut akan berpengaruh positif terhadap harga saham karena semakin banyak investor yang ingin membeli saham perusahaan yang memberikan dividen yang tinggi, maka harga saham perusahaan tersebut akan meningkat, b. Faktor Eksternal Faktor eksternal perusahaan yang dapat mempengaruhi harga saham meliputi tingkat suku bunga, tingkat inflasi, kebijaksanaan moneter dan fiskal, situasi perekonomian, keadaan politik nasional, dan situasi bisnis internasional. Tingkat suku bunga dan tingkat inflasi saling berkaitan erat, karena jika terjadi inflasi yang ditandai dengan meningkatnya jumlah volume uang yang beredar dan terjadi kenaikan harga, maka para investor akan terdorong untuk melakukan investasi dengan tujuan untuk menikmati kenaikan harga yang terjadi di pasar. Jika hal ini terjadi, maka kalangan perbankan akan berusaha untuk menaikkan tingkat suku bunga di bawah pengawasan bank sentral 24 dengan tujuan untuk meningkatkan minat masyarakat agar menyimpan dananya di bank, sehingga menyebabkan permintaan uang untuk investasi akan berkurang. Maksud menaikkan tingkat suku bunga ini adalah untuk menarik uang yang beredar dalam masyarakat sehingga uang yang beredar dapat dikurangi volumenya. 25 5. Return Saham a. Pengertian Return Saham Return saham merupakan hasil atau keuntungan yang diperoleh pemegang saham sebagai hasil dari investasinya. Return saham (Rit) dari suatu investasi dapat dicari dengan rumus sebagai berkut: Ri,t = (Pi,t Pi,t-1) Pi,t-1 Di mana : Rit = Return saham i pada waktu t Pit = Harga saham i pada waktu t Pit-1 = Harga saham i pada waktu t-1 b. Pengertian Abnormal Return Saham Menurut Jogiyanto (2003:415) abnormal return atau excess return merupakan kelebihan return yang sesungguhnya terjadi terhadap return normal. Return normal merupakan return ekspektasi (return yang diharapkan oleh investor). Yang dimaksud dengan abnormal return adalah 26 selisih antara tingkat keuntungan sebenarnya dengan tingkat keuntungan yang diharapakan.secara sederhana dapat dirumuskan sebagai berikut : Abnormal return (AR) = Ri Tingkat keuntungan suatu saham (Ri) E(Ri) dapat dinyakan dengan menggunakan rumus sederhana sebagai berikut : Ri = Pi Po Po Dari rumus di atas dapat disimpulkan bahwa tingkat keuntungan suatu saham merupakan selisih antara harga saham periode sebelumnya kemudian di bagi dengan harga periode sebelumnya. c. Jenis-jenis return saham Menurut Jogyanto (2003:109) return saham dibedakan menjadi dua jenis yaitu : 1) Return Realisasi (relized return) Merupakan return yang sudah terjadi dan dihitung berdasarkan data histories. Return ini merupakan selisih harga sekarang dengan harga sebelumnya secara relative. Return realisasi ini penting 27 dalam mengukur kinerja perusahaan dan sebagai dasar penentuan return resiko di masa mendatang. 2) Return Ekspektasian (expected return) Merupakan return yang diharapkan di masa mendatang dan besifat tidak pasti. Pada dasarnya expected return merupakan ratarata tertimbang dari berbagai return histories yang tercermin dari rata-rata distribusi probabilitas tingkat keuntungan sebagai faktor pertimbangannya. d. Faktor-faktor yang mempengaruhi return saham 1) Harga Saham Harga saham merupakan harga atau nilai uang yang bersedia dikeluarkan untuk memperoleh kepemilikan atas suatu saham. Investor lebih banyak memperdagangkan saham antar mereka sendiri dibandingkan denganmembeli langsung dari perusahaan penerbit saham (Horngern et. al 2002:812). Setiap lembar saham hanya diterbitkan sekali oleh perusahaan dan setelah itu dapat diperdagangkan antar investor beberapa kali. Faktor-faktor yang mempengaruhi harga saham adalah bila perusahaan mempunyai laba yang cukup baik dan mempunyai prospek yang cukup cerah di masa yang akan dating, maka investor tidak segansegan untuk melakukan investasi pada perusahaan tersebut sehingga 28 mempengaruhi harga saham perusahaan. Faktor tersebut adalah sebagai berikut: a) Proyeksi laba Para investor pada umumnya melakukan investasi pada perusahaan yang mempunyai profit atau laba yang cukup besar. b) Tingkat rasio dan pengembalian Apabila tingkat resiko dari proyeksi laba yang diharapkan oleh perusahaan tinggi, juga akan mempegaruhi harga saham perusahaan. Biasanya semakin tinggi resikonya semakin besar pula tingkat pengembalian yang diharapkan oleh investor, sehingga mempunyai dampak pengaruh yang cukup besar antara sikap para investor dengan harga saham yang diharapkan. c) Kebijakan pembagian deviden Sebagai salah satu faktor yang memengaruhi harga saham maka peningkatan deviden merupakan salah satu cara untuk meningkatkan kepercayaan diri dari pemegang saham. Pembagian deviden yang meningkat akan memberikan informasi kepada pemegang saham bahwa perusahaan merasa yakin akan arus kas yang cukup besar pada masa yang akan datang untuk meningkatkan deviden yang tinggi. 29 d) Tingkat suku bunga Suku bunga dapat mempengaruhi harga saham dengan cara seperti mempengaruhi laba perusahaan dan mempengaruhi persaingan di pasar modal antara saham dan obligasi. 2) Indeks harga saham Sejak pasar modal mulai dikenal dan terkenal diberbagai kalangan setiap hari kita memperoleh informasi tentang indeks hargsa saham, baik dimedia elektronik maupun dimedia cetak yang berkaitan dengan bisnis. Ini menandakan bahwa perkembangan Bursa Efek dapat terus diikuti ole siapapun dan diberbagai kalangan. Indeks harga saham adalah suatu indikator yang menunjukkan pergerakan saham (Tjiptono dan hendy, 2006:167). Indeks berfungsi sebagai indikator tren pasar, artinya pergerakan indeks menggambarkan kondisi kondisi pasar pada saat pasar sedang aktif dan lesu. Sedangka Indeks Saham Gabungan (IHSG) adalah angka yang menunjukkan situasi pasar efek secara umum karena huruf “G (gabungan)” disini adalah gabungan seluruh saham. Indeks harga saham menjadi barometer kesehatan pasar modal yang menggambarkan kondisi bursa efek yang terjadi. Jika indeks harga saham naik, dan situasi ini mencerminkan kondisi perekonomian, social, dan politik yang sehat. 30 Menurut (Tjiptono dan hendy, 2006:168) saat ini di Bursa Efek Indonesia memiliki enam jenis indeks, yaitu: a) Indeks Individual Menggunakan indeks harga masing-masing saham terhadap harga dasarnya, atau indeks masing-masing saham yang tercatat di Bursa Efek Indonesia. b) Indeks Harga Saham Sektoral Menggunakan semua saham yang termasuk dalam masingmasing sektor, misalnya sektor keuangan, sektor pertambangan, dan lain-lain. c) Indeks Harga Saham Gabungan Menggunakan semua saham yang tercatat sebagai komponen perhitungan indeks. d) Indeks LQ-45 Yaitu indeks yang terdiri atas 45 saham pilihan dengan mengacu pada dua variabel, yaitu likuiditas perdagangan dan kapitalisasi pasar. Setiap enam bulan, terdapat saham-saham baru yang masuk ke dalam LQ-45 tersebut. e) Indeks Syariah atau JII (Jakarta Islamic Indeks) Merupakan indeks yang terdiri dari 30 saham, yang mengakomodasi syariah investasi dalam Islam atau indeks yang berdasarkan Syariah Islam. 31 f) Indeks Papan Utama dan Indeks Papan Pengembangan Indeks harga saham yang secara khusus didasarkan pada kelompok saham yang tercatat di Bursa Efek Indonesia, yaitu kelompok papan utama dan kelompok papan pengembangan. 6. Penilaian Harga Saham Ada beberapa pendekatan yang dapat digunakan untuk menilai harga suatu saham, salah satunya adalah pendekatan tradisional. Pendekatan tradisional terdiri dari dua analisis, yaitu: a. Analisis Fundamental Analisis fundamental merupakan suatu studi yang mempelajari hal-hal yang berhubungan dengan keuntungan suatu bisnis dengan maksud untuk lebih memahami sifat dasar dan karakteristik operasional dan perusahaan yang menerbitkan saham biasa. Analisis fundamental mencari hubungan antara harga saham dengan kondisi perusahaan, dengan kata lain nilai saham mewakili nilai perusahaan. Menurut Asril Sitompul (2007:153) mengenai analisis fundamental adalah sebagai berikut : Analisis fundamental digunakan untuk mengevaluasi prospek di masa mendatang, pertumbuhan dan kemampulabaan perusahaan dalam kaitannya dengan perekonomian secara makro, perekonomian nasional, perkembangan bidang industri perusahaan dan kondisi perusahaan itu sendiri. Ada beberapa model yang populer dalam analisis fundamental, yaitu : 32 1) Price Earning Ratio (PER) Pendekatan ini didasarkan pada perkiraan earning per share atau laba per lembar saham dimasa yang akan datang, sehingga dapat diketahui berapa lama investasi yang dilakukan investor terhadap suatu saham akan kembali. Dalam model ini pengukuran harga pasar saham biasa dilakukan dengan mengalikan laba per saham dengan price earning ratio. Laba per saham yang digunakan adalah hasil estimasi laba per saham untuk tahun mendatang, sedangkan price earning ratio yang digunakan adalah price earning ratio yang wajar. 2) Pendekatan Dividen Model pendekatan dividen merupakan model untuk menentukan estimasi saham dengan mendiskontokan semua aliran dividen yang akan diterima di masa datang. Aliran dividen yang diterima investor merupakan aliran dividen yang tidak terbatas (disimbolkan dengan ∞) dan konstan. Padahal dalam kenyataannya ada kalanya perusahaan membayar dividen secara teratur. Dividen dengan jumlah yang tidak konstan atau pembayarannya tidak mengalami pertumbuhan bisa menggunakan model pertumbuhan nol. Untuk kasus aliran dividen yang bertumbuh secara konstan model yang bisa digunakan adalah model pertumbuhan konstan, sedangkan untuk mengalami pertimbuhan yang tidak saham yang konstan bisa menggunakan model pertumbuhan tidak konstan. Ada tiga model pada pendekatan dividen ini, yaitu: 33 a) Model dengan beberapa pertumbuhan Model dengan beberapa pertumbuhan bisa juga disebut dengan model pertumbuhan tidak konstan. Model ini biasanya digunakan untuk membandingkan hasil yang diperoleh atas investasi saham dengan investasi lainnya, model ini juga menggunakan dua atau lebih tingkat pertumbuhan dividen. Asumsi perusahaan yang akan membayarkan dividen secara konstan dalam kenyataannya kadang kala kurang tepat. Ada kalanya perusahaaan mengalami pertumbuhan yang sangat baik jauh di atas pertumbuhan normal dan sangat menjanjikan selama beberapa tahun tetapi lambat menciptakan produk inovasi baru yang langsung diserap pasar dan mengakibatkan perusahaan memperoleh pertumbuhan keuntungan yang fantastis selama beberapa tahun. Pertumbuhan fantastis tersebut mungkin berlangsung selama beberapa tahun dan setelah itu bertambah secara mendatar dan tidak sefantastis tahun-tahun awal, karena produk sebelumnya yang laris lambat laun mulai memasuki tahap kedewasaan yang ditandai oleh semakin menurunnya permintaan akan produk tersebut. Kondisi seperti ini bisa mempengaruhi pertumbuhan tingkat dividen yang akan dibayarkan perusahaan kepada investor. Pada beberapa tahun awal selama masa pertumbuhan fantastis, perusahaan mungkin akan mampu membayarkan dividen dengan pertumbuhan di atas normal dan setelah melewati masa pertumbuhan fantastis di tahun awal 34 tersebut, pertumbuhan tingkat dividen yang dibayarkan perusahaan mungkin akan mampu menjadi lebih rendah dari masa sebelumnya dan selanjutnya akan bertumbuh secara tetap. b) Model tanpa pertumbuhan Model tanpa pertumbuhan bisa juga disebut model pertumbuhan nol. Dalam model ini diasumsikan bahwa dividen yang dibayar perusahaan tidak mengalami pertumbuhan. Dengan kata lain, jumlah dividen yang dibayarkan akan tetap sama dari waktu ke waktu. Model pertumbuhan nol ini sebenarnya diasumsikan selalu sama dan tidak akan mengalami perubahan pertumbuhan sepanjang waktu. c) Model dengan pertumbuhan konstan Model ini dipakai untuk menentukan nilai saham jika dividen yang akan dibayarkan mengalami pertumbuhan secara konstan selama waktu tak terbatas. d) Pendekatan Discounted Cash Flow Pendekatan ini berasumsi bahwa arus kas bebas yang ada dalam perusahaan dan tidak diinvestasikan kembali akan dibayar sebagai individu, dengan demikian dividen per saham sama dengan arus kas bebas per saham yang akan dibayarkan sebagai dividen selama beberapa tahun mendatang. 35 b. Analisis Teknikal Menurut Sunariyah (2006:168) mengenai analisis teknikal adalah sebagai berikut : Analisis teknikal merupakan suatu teknik analisis yang menggunakan data atau catatan mengenai pasar itu sendiri untuk berusaha mengakses permintaan dan penawaran suatu saham tertentu atau pasar secara keseluruhan. Pendekatan analisis ini menggunakan data pasar yang dipublikasikan, seperti harga saham, volume perdagangan, indeks harga saham gabungan dan individu, serta faktor-faktor lain yang bersifat teknik. Menurut Asril Sitompul (2007:160) mengenai anilisis teknikal adalah “Analisis teknikal yaitu suatu studi mengenai pasar modal yang sedang berlangsung dan menggabungkannya dengan pola–pola perdagangan saham” Analisis teknikal meliputi studi harga saham untuk meramalkan gerakan harga saham di masa datang. Mula-mula, harga saham di masa lalu dianalisis untuk menentukan tren atau pola pergerakan harga, lalu harga saham sekarang dianalisis untuk mengidentifikasi tren atau pola yang cocok dengan masa lalu. Dengan mengidentifikasi pola yang muncul, analis berharap dapat meramalkan dengan tepat gerakan harga saham di masa depan. Analisis teknikal menggunakan grafik maupun berbagai indikator teknik. Informasi tentang harga dan volume perdagangan merupakan hal utama untuk dianalisis. Hal ini berkaitan dengan erat dengan hukum permintaan dan penawaran. Peningkatan atau penurunan harga saham biasanya berkaitan dengan 36 peningkatan atau penurunan volume perdagangan saham. Analisis teknikal juga dapat digunakan untuk menentukan saat yang tepat untuk membeli saham dan saat untuk melepas saham dengan melihat pola perubahan harga saham melalui grafik. Analisis ini dimulai dengan cara memperhatikan perubahan saham itu sendiri dari waktu ke waktu. Analisis ini beranggapan bahwa harga suatu saham akan ditentukan oleh supply dan demand terhadap saham tersebut. Sehingga asumsi dasar yang berlaku dalam analisis teknikal menurut Abdul Halim (2006:25) adalah : 1) Harga pasar saham ditentukan oleh interaksi supply dan demand. 2) Supply dan demand itu sendiri dipengaruhi oleh banyak faktor, baik yang rasional maupun irasional. 3) Perubahan harga saham cenderung bergerak mengikuti trend tertentu. 4) Trend tersebut dapat berubah karena bergesernya supply dan demand. 5) Pergeseran supply dan demand dapat dideteksi dengan mempelajari diagram dari perilaku pasar. 6) Pola–pola tertentu yang terjadi pada masa lalu akan terulang kembali di masa mendatang. 7. Mekanisme Pembentukan Harga Saham Pada pasar perdana, proses penentuan harga saham suatu perusahaan yang go public melibatkan tiga pihak yang memegang peranan utama, yaitu emiten, penjamin dan regulator atau pegawai pasar modal (BAPEPAM). Karena penjamin 37 itu memperoleh imbalan berupa fee dalam persentase tertentu dari keseluruhan hasil penjualan saham baru, maka bersama–sama dengan emiten, ditetapkan harga saham baru tersebut sebagaimana tertera dalam prospectus yang akan dibagikan kepada setiap peminat atau calon investor. Sementara terjadi perundingan antara emiten dan penjamin, keduanya juga menghubungi pengawas atau regulator pasar modal (BAPEPAM) yang harus memastikan bahwa tidak terjadi pelanggaran hukum atau penipuan dalam penyelenggaraan pasar perdana tersebut dan melindungi agar harga yang pada nilai pasar yang wajar. 8. Penentuan Harga Saham Penentuan harga saham perdana ini dilakukan atas dasar perbandingan faktor–faktor tertentu yang berkaitan dengan kemampuan perusahaan secara riil dan evaluasi atas iklim usaha tersebut dengan efek lain yang telah memiliki pasar tetap. Faktor–faktor tersebut antara lain : a. Perbandingan harga dengan perolehan laba efek serupa yang diperdagangkan di bursa. b. Hasil dividen terakhir dari efek serupa yang diperdagangkan di bursa. c. Kekuatan dan stabilitas keuangan perusahaan tersebut dibandingkan dengan perusahaan sejenis di bursa. d. Proyek pendapatan dikurangi biaya usaha dan risiko usaha. e. Aktiva tidak berwujud dari perusahaan. 38 f. Volume efek yang akan dijual, kemungkinan menemukan pembelian dalam jangka waktu 30 hari dan persyaratan yang berhubungan dengan penjualan efek tersebut. Selanjutnya setelah penyelenggaraan pasar perdana berakhir, dilakukan pencatatan saham yang ditawarkan tersebut ke pasar sekunder. Kemudian kegiatan perdagangan saham setelah pencatatan akan sepenuhnya dilakukan di pasar sekunder di Bursa Efek Indonesia (BEI). Harga yang terjadi pada pasar sekunder berbeda dengan apa yang terjadi pada pasar perdana, disini harga terjadi akibat kekuatan permintaan dan penawaran akan saham yang bersangkutan. Harga terbentuk setelah penjual dan pembeli berada pada tingkat harga yang telah disetujui oleh kedua belah pihak. Banyak faktor yang mempengaruhi fluktuasi harga saham yang semuanya berkaitan dengan prospek perusahaan di masa yang akan datang. Penentuan harga saham di bursa dapat dibedakan menjadi 3 jenis yaitu : a. Berkelanjutan (continuous) Artinya harga–harga ditentukan secara terus–menerus di sepanjang hari perdagangan dimana pembeli dan penjual mengajukan order. 1) Call market Dalam call market order–order dikelompokkan (batched) bersama untuk dilaksanakan secara simultan dengan harga yang sama. Dengan kata lain, pada waktu–waktu tertentu di hari perdagangan, pelaku pasar melakukan suatu lelang untuk suatu saham. Lelang bisa lisan bisa tertulis. Lelang akan menentukan 39 secara fix harga kliring pasar pada suatu hari tertentu di hari perdagangan. 2) Campuran Menggunakan unsur–unsur continuous dan call market. C. Abnormal Return 1. Pengertian Abnormal Return Studi peristiwa menganalisis abnormal return atau excess return merupakan kelebihan dari return yang sesungguhnya terjadi (actual return) terhadap return normal. Return ekspektasi (expected return), return yang diharapkan oleh investor. Menurut Samsul (2006:25), abnormal return adalah selisih antara return dan return yang diharapkan (expected return) yang dapat terjadi sebelum informasi resmi diterbitkan atau telah tejadi kebocoran informasi (leakage of information) sesudah informasi resmi diterbitkan. Menurut Jogiyanto (2003:433), abnormal return atau excess return merupakan kelebihan dari return yang sesungguhnya terjadi terhadap return normal. Return normal merupakan return ekspektasi (return yang diharapkan oleh investor). Tingkat keuntungan yang diharapkan (expected return) dapat dihasilkan dengan model tertentu. Model ang digunakan dalam penelitian ini adalah market adjusted market (model yang disesuaikan oleh pasar). Dengan model ini, maka 40 tidak perlu menggunakan periode estimasi untuk membentuk model estimasi, karena return sekuritas yang diestimasi adalah sama dengan return indeks pasar. Untuk menghitung besarnya return indeks pasar, maka perlu diketahui dahulu Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tiap periode dengan rumus sebagai berikut : Nilai Pasar Seluruh saham Yang Beredar IHSG = x 100% Nilai Dasar Seluruh Saham Yang Beredar Selanjutnya angka IHSG digunakan untuk mengitung return pasar (market return) dengan rumus sebagai berikut : (IHSG t - IHSHt-1) Rm t = IHSG t-1 2. Jenis-jenis Abnormal Return a. Abnormal return (AR) Menurut Samsul (2006:276), Abnormal Return (AR) terjadi pada setiap jenis saham, yaitu selisih antara return normal dan return ekspektasi yang dihitung secara harian. Karena dihitung secara harian, sehingga dalam suatu window 41 period dapat diketahui abnormal return tertinggi atau terendah, dan dapat juga diketahui pada hari ke berapa reaksi paling kuat terjadi pada masing-masing jenis saham. Berikut ini merupakan rumus perhitungan abnormal return dengan menggunakan market adjusted abnormal returns (Jogiyanto, 2003:16). Abnormal Return (ARit) diperoleh dari selisih actual return dengan expected return, dengan rumus: ARit = R it R mt Keterangan : AR i,t = Abnormal return saham i pada waktu t R i,t = Return saham yang sesungguhnya terjadi untuk saham i pada waktu t R mt = Return indeks pasar pada waktu t b. Average Abnormal Return (AAR) Average abnormal return dilakukan secara agregat dengan menguji ratarata abnormal return seluruh sekuritas untuk tiap-tiap hari di periode peristiwa. Menurut Suad Husnan (2001:199), jenis informasi yang mungkin mempengaruhi saham antara lain adalah : 1) Berita tentang keberhasilan riset hyang dilakukan perusahaan. 2) Pengumuman pemerintah tentang pertumbuhan GNP. 3) Berita bahwa produk pesaing mengalami gangguan. 4) Penurunan tingkat bunga yang tidak diperkirakan. 42 5) Penjualan yang meningkat lebih dari yang diharapkan. c. Cummulative Abnormal Return (CAR) Menurut Samsul (2006:277), Cummulative abnormal return (CAR) merupakan kumulatif harian AR dari hari pertama sampai hari-hari berikutnya untuk setiap jenis saham. Sehingga CAR selama periode sebelum suatu peristiwa terjadi akan dibandingkan dengan CAR selama periode sesudah suatu peristiwa terjadi. Dengan perbandingan tersebut, dapat diketahui jenis saham yang berpengaruh, baik positif maupun negative selama suatu periode. d. Cummulative Average Abnormal Return (CAAR) Menurut Samsul (2006:277), cumulative Average Abnormal Return (CAAR) merupakan kumlatif harian ARR (average abnormal return) mulai dari hari pertama sampai dengan hari-hari berikutnya. Dari grafik CAAR (cumulative average abnormal return) harian ini dapat diketahui kecendrungan kenaikan atau penurunan yang terjadi selama window period, sehingga dampak positif atau negative dari peristiwa tersebut terhadap keseluruhan jenis saham yang diteliti juga dapat diketahui. D. Anomali Pasar Yang Efisien Jones (1996) dalam (Jogiyanto : 2003) mendefinisikan anomali pasar (market anomaly) sebagai teknik atau strategi yang tampaknya bertentangan dengan pasar yang efisien. Beberapa peneliti di dunia berhasil menemukan anomali-anomali yang menyebabkan seseorang bisa memperoleh abnormal return 43 dari strategi perdagangannya bahkan hanya dengan memanfaatkan informasi harga historis yang dikenal dengan efek kalender. Seorang investor bisa memperoleh abnormal return dengan menunda penjualan atau pembelian sekuritas pada hari tertentu, bulan tertentu, atau tanggal tertentu. Dalam Iramani dan Anshori (2006), anomali pasar efisien ada 3 macam yaitu Monday effect, Week Four effect, dan Rogalski effect. a. Monday Effect Monday effect adalah fenomena yang menunjukkan bahwa nilai return saham pada hari senin lebih rendah daripada hari-hari lain dalam seminggu. Monday effect adalah salah satu bagian dari Day of The Week Effect yang menyatakan bahwa hari senin nilai return rendah dan pada hari jumat return saham lebih tinggi (Weekend effect). b.Week Four Effect Week Four effect merupakan fenomena yang mengunkapkan bahwa Monday effect hanya terjadi pada minggu ke empat untuk setiap bulannya. Sedangkan return hari senin pada minggu pertama sampai minggu ketiga di anggap tidak signifikan negatif atau sama dengan nol. Hal ini dipengaruhi adanya tuntutan untuk memenuhi kebutuhan pada akhir bulan sehingga banyak investor yang melakukan aksi jual. Semakin banyak penjualan menyebabkan harga menjadi turun. c. Rogalski effect Rogalski effect adalah fenomena dimana Monday effect menghilang pada bulan-bulan tertentu. Rogalski diambil dari nama seorang ahli yang 44 menemukan bahwa Monday effect muncul pada bulan Januari. Efek ini sering juga disebut dengan Januari effect. Para peneliti melihat return pada akhir tahun yakni bulan Desember yang merupakan akhir tahun pajak dan awal tahun Januari yang merupakan awal tahun pajak. Pada akhir tahun umumnya perusahaan melakukan perhitungan pembayaran pajak, sehingga para investor biasanya melepas sahamnya yang nilainya turun untuk menghindari kerugian pajak. Di Indonesia, kebijakan BAPEPAM yang mengharuskan emiten melaporkan laporan keuangan yang telah di audit pada 120 hari setelah tanggal tahun tutup buku perusahaan, menyebabkan Rogalski effect terjadi pada bulan April. Praktik manajemen laba oleh perusahaan yang tercermin dalam laporan keuangan perusahaan memberikan sentimen positif terhadap pasar. Sehingga investor akan banyak melakukan aksi beli. Banyaknya aksi beli akan membuat harga naik, sehingga return saham juga akan lebih tinggi dibandingkan bulanbulan lain dalam waktu satu tahun. E. Pengaruh Hari Perdagangan Terhadap Return Saham Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Indonesia. Peristiwa hari perdagangan terhadap return saham sudah lama menjadi perdebatan oleh pihak-pihak yang memerlukan, contohnya seperti investor dan pengamat ekonomi. Di satu sisi terdapat banyak penelitian yang memberikan bukti empiris yang mendukung konsep pasar yang efisien. Namun disisi lain muncul sejumlah penelitian yang menyatakan adanya anomali pasar, yang 45 merupakan penyimpangan terhadap hipotesis pasar yang efisien. Anomali pasar tersebut antara lain adalah low P/E ratio, Januari effect, size effect, serta day of the week effect. Banyak penelitian yangg mengungkapkan adanya fenomena-fenomena tersebut di atas diberbagai negara. Salah satu penelitian untuk mengungkapkan fenomena hari perdagangan adalah penelitian yang menemukan bahwa terjadi Monday effect dan Weekend effect pada beberapa negara diantaranya negara Amerika Serikat, Inggris, Perancis dan Kanada. Beberapa penelitian tentang day of the week efffect di Bursa Efek Indonesia menunjukkan hasil yang bervariasi. Dalam Kamaludin (2004), Algifari menemukan adanya fenomena day of the week effect pada Bursa Efek Indonesia. Suwarni membuktikan bawa tidak ditemukan adanya day of the week effect pada return IHSG di Bursa Efek Indonesia. Wong dan Yuanto berhasil mengidentifikasikan adanya Tuesday effect dan Weekend effect pada Bursa Efek Indonesia sedangkan Kamaludin sendiri menemukan adanya day of the week effect pada Bursa Efek Indonesia, dimana return terendah terjadi pada hari senin dan return tertinggi terjadi pada hari jumat. Cahyaningdyah (2005) berhasil menemukan day of the week effect pada Bursa Efek Indonesia, dimana return terendah terjadi pada hari senin (Monday effect) dan return tertinggi terjadi pada hari jumat (Weekend Effect). Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Sun dan Tong (2002) menemukan adanya fenomena bahwa day of the week effect secara signifikan terjadi pada hari minggu ke empat saja. Penelitian ini sekaligus menguatkan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Wang dan Erikson (1997) 46 yang menemukan adanya fenomena day of the week effect pada hari minggu keempat. Selanjutnya, Rogalski (1984) dalam Cahyningdyah (2005) menemukan bahwa ada hubungan antara day of the week effect dengan January effect. Hasil temuannya menunjukkan bahwa rata-rata return senin dalam bulan januari adalah positif sementara return senin pada bulan selain januari adalah negatif. Secara psikologis, pelaku pasar cenderung memberikan reaksi dramatik terhadap berita yang jelek. Di lain pihak suatu laporan yang diumumkan memiliki kandungan informasi serta pengumuman laporan keuangan baik dalam keuangan baik dalam kondisi good news maupun dalam kondisi bad news ini mengindikasikan terdapatnya perbedaan pengaruh harga saham, return saham, varian return saham, earnings , dan volume perdagangan saham terhadap kandungan informasi keuangan terutama pada perusahaan manufaktur. Secara psikologis, pelaku pasar cenderung memberikan reaksi dramatik terhadap berita yang jelek. Di lain pihak suatu laporan yang diumumkan memiliki kandungan informasi serta pengumuman laporan keuangan baik dalam keuangan baik dalam kondisi good news maupun dalam kondisi bad news ini mengindikasikan terdapatnya perbedaan pengaruh harga saham, return saham, varian return saham, earnings , dan volume perdagangan saham terhadap kandungan informasi keuangan terutama pada perusahaan manufaktur. 47