BAB II

advertisement
6
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Pengertian Pasar Modal
1. Pasar Modal
Menurut Djiptono dan Hendy (2006:1) pasar modal merupakan pasar
berbagai instrument keuangan jangka panjang yang bisa diperjualbelikan, baik
dalam bentuk utang ataupun modal sendiri.
Menurut Situmorang (2008 : 1) pasar modal adalah :
“Pasar uang dan pasar modal keduanya merupakan bagian dari pasar
keuangan (financial market) yang merupakan sarana pengerahan dan atau
tempat mempertemukan pihak yang berkelebihan dana dan pihak yang
kekurangan dana dan terbentuk untuk memudahkan pertukaran uang
antara penabung dan peminjam”.
Pasar modal dikatakan memiliki fungsi keuangan, karena pasar modal
Memberikan kemungkinan dan kesempatan memperoleh imbalan (return) bagi
pemilik dana, sesuai dengan karakteristik investasi yang dipilih. Dengan adanya
pasar modal diharapkan aktivitas perekonomian menjadi meningkat karena pasar
modal merupakan alternatif pendanaan bagi perusahaan-perusahaan sehingga
perusahaan dapat beroperasi dengan skala yang lebih besar dan pada gilirannya
akan menigkatkan pendapatan perusahaan dan kemakmuran masyarakat luas.
Tujuan pasar modal adalah mengalokasikan tabungan (saving) secara
efisien dari pemilik dana kepada pengguna dana akhir. Pemilik adalah mereka,
7
baik individu maupun lembaga atau badan usaha, yang menyisihkan kelebihan
dana yang dimiliki untuk diinvestasikan agar lebih produktif.
Di dalam pasar modal diperdagangkan semua bentuk utang dan modal
sendiri, baik dana jangka pendek maupun dana jangka panjang, baik yang bersifat
negatible maupun non negatible, sedangkan pasar modal merupakan penyedia
jangka panjang. Dana-dana jangka panjang yang merupakan hutang biasanya
berbentuk obligasi, sedangkan dana jangka panjang dalam bentuk modal sendiri
disebut saham.
Menurut Husnan (2005:3) pasar modal dapat didenifisikan sebagai pasar
untuk berbagai instrument keuangan (sekuritas) jangka panjang yang bisa
diperjualbelikan, baik yang diterbitkan oleh pemerintah maupun perusahaan
swasta. Berdasarkan definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa pasar modal adalah
pasar hutang jangka panjang yang lebih dari satu tahun dan juga pasar saham.
2. Fungsi dan Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pasar Modal
Menurut Menurut Alwi (2006, 87) tempat bertemunya pihak yang
memiliki dana lebih (lender) dengan pihak yang memerlukan dana jangka panjang
tersebut (borrower). Di dalam ekonomi, pasar modal menyediakan fasilitas untuk
memindahkan dana dari lender ke borrower. Dengan menginvestasikan dananya
lender mengharapkan adanya imbalan atau return dari penyerahan dana tersebut.
Sedangkan bagi borrower, adanya dana dari luar dapat digunakan untuk usaha
pengembangan usahanya tanpa menunggu dana dari hasil operasi perusahaannya.
8
Di dalam keuangan, dengan cara menyediakan dana yang diperlukan oleh
borrower dan para lender tanpa harus terlibat langsung dalam kepemilikan aktiva
riil. Pasar modal memiliki beberapa fungsi penting, antara lain :
Fungsi pasar modal
Menurut sutrisno (2005:320) pasar modal mempunyai beberapa fungsi, yaitu :
a. Sebagai Sumber Penghimpun Dana
Kebutuhan dana perusahaan bias dipenuhi dari berbagai sumber
pembiayaan. Salah satu sumber dana yang bisa dimanfaatkan oleh
perusahaan adalah pasar modal selain system perbankan yang selama ini
dikenal sebagai media perantara keuangan secara konvensional.
b. Sebagai Sarana Investasi
Secara umum perusahaan yang menjual surat berharga (saham atau
obligasi) ke pasar modal adalah perusahaan yang sudah mempunyai
reputasi bisnis yang baik dan krdibel, sehingga efek-efek yang dikeluarkan
akan laku diperjualbelikan di bursa.
c. Pemerataan Pendapatan
Pada dasarnya apabila perusahaan tidak melakukan Go public,
pemilik perusahaan terbatas pada personal-personal pendiri perusahaan
yang bersangkutan. Dengan Go public-nya perusahaan memberikan
kesempatan kepada masyarakat luas untuk ikut serta memiliki perusahaan
tersebut. Dengan demikian akan memberikan kesempatan kepada
9
masyarakat untuk ikut menikmati keuntungan dari perusahaan berupa
bagian keuntungan atau deviden.
d. Sebagai Pendorong Investasi
Bertujuan mendorong agar pihak swasta dan asing mau melakukan
investasi baik secara langsung maupun tidak langsung. Salah satu iklim
yang kondusif adalah likuidnya pasar modal. Semakin baik pasar modal,
semakin banyak investor baik nasional maupun asing yang bersedia
menginvestasikan dananya ke Indonesia melalui pembelian surat berharga
di pasar modal.
Menurut Husnan (2007:8) pada dasarnya keberhasilan pasar modal
disebabkan beberapa faktor, antara lain :
1) Supply Sekuritas
Faktor ini berarti harus banyak perusahaan yang bersedia
menerbitkan sekuritas di pasar modal.
2) Demand Sekuritas
Faktor ini
berarti harus terdapat anggota masyarakat yang
memiliki jumlah dana yang cukup besar untuk digunakan membeli
sekuritas-sekuritas yang ditawarkan.
3) Kondisi Politik dan Ekonomi
Faktor ini akan mempengaruhi supply dan demand akan sekuritas
kondisi politik yang stabil akan ikut membantu pertumbuhan ekonomi
10
yang pada akhirnya akan mempengaruhi supply dan demand akan
sekuritas.
4) Masalah Hukum dan Peraturan
Kebenaran informasi akan menjadi sangat penting disamping
kecepatan dan kelengkapan informasi. Peraturan yang melindungi
pemodal dari informasi yang tidak benar dan menyesatkan menjadi
mutlak diperlukan.
5) Keberadaan lembaga yang mengatur dan mengawasi kegiatan pasar
modal dan berbagai lembaga yang memungkinkan dilakukan transaksi
secara efisien.
3. Manfaat Pasar Modal
Menurut Alwi (2006,87) Manfaat Pasar Modal adalah sebagai berikut :
a. Menyediakan sumber pembiayaan jangka panjang bagi dunia usaha
sekaligus memumngkinkan alokasi sumber dana secara optimal.
b. Memberikan wahana investasi bagi investor sekaligus memungkinkan
upaya diversifikasi.
c. Menyediakan tanding indikator bagi trend ekonomi satu Negara.
d. Penyebaran kepemilikan, keterbukaan dan profesionlaisme, menciptakan
iklim berusaha yang sehat.
e. Menciptakan lapangan kerja atau profesi yang menarik.
11
f. Memberikan
kesempatan
memiliki
perusahaan
yang
sehat
dan
mempunyai prospek.
g. Alternatif investasi yang memberikan potensi keuangan dengan resiko
yang dapat diperhitungkan melalui keterbukaan likuiditas dan divesifikasi
investasi.
h. Membina iklim ketebukaan bagi dunia usaha dan memberikan akses
control sosial.
i. Sumber pembiayaan dana jangka panjang bagi emiten.
4. Macam-macam pasar Modal
Menurut Sunariyah (2007:13) penjualan saham kepada masyarakat dapat
dilakukan dengan beberapa cara. Umumnya penjualan dilakukan sesuai dengan
jenis ataupun bentuk pasar modal dimana sekuritas tersebut diperjualbelikan. Jenis
pasar modal tersebut ada bebrapa macam, yaitu:
a. Pasar Perdana
Pasar perdana adalah penawaran saham dari perusahaan yang
menerbitkan saham (emiten) kepada investor selama waktu yang
ditetapkan oleh pihak yang menerbitkan sebelum saham tersebut
dierdagangkan dipasar sekunder. Harga saham perdana yang ditentukan
oleh pinjaman emisi dan perusahaan yang akan go publik (emiten)
berdasarkan analisis fundamental perusahaan yang bersangkutan.
b. Pasar Sekunder
12
Pasar sekunder didenifisikan sebagai perdagangan saham setelah
melewati masa penawaran pada pasar perdana. Jadi, pasar sekunder
merupakan pasar dimana saham dan sekuritas lain diperjualbelikan
secara luas, setelah melalui masa penjualan dipasar perdana.
c. Pasar Ketiga
Pasar ketiga adalah tempat perdagangan saham atau sekuritas lain
diluar bursa (over the counter market). Dalam pasar modal ketiga ini
tidak memiliki pusat lokasi perdagangan yang dinamakan floor trading
(lantai bursa). Operasi yang ada pada pasar ketiga berupa pemusatan
informasi yang disebut “trading information”. Informasi yang diberikan
dalam pasar ini meliputi harga-harga saham, jumlah transaksi dan
keterangan lainnya mengenai surat berharga yang bersangkutan.
c. Pasar Keempat
Pasar keempat merupakan perdagangan efek antar investor atau
dengan kata lain pengalihan saham dari satu pemegang saham
kepemegang saham lainnya. Bentuk transaksi dalam perdagangan
semacam ini biasanya dilakukan dalam jumlah besar (block sale).
d. Pasar Reguler
Pasar reguler adalah pasar di mana perdagangan Efek dilakukan
oleh Anggota Bursa yang ingin menjual atau membeli Efek yang
penyelesaiannya dilakukan pada hari T+4, dan harga penutupan
terakhirnya dibentuk oleh JATS dengan system “continous auction”.
e. Pasar Odd Lot
13
Pasar odd lot merupakan salah satu bentuk pasar non reguler yang
diperuntukkan bagi perdagangan saham dalam satuan perdagangan yang
tidak genap atau kurang dari 1 lot, misalnya 100 saham, 450 saham dan
seterusnya.
f. Pasar Tutup Sendiri
Pasar tutup sendiri atau crossing merupakan salah satu bentuk
pasar non reguler dimana penjual dan pembeli saham menggunakan
broker yang sama.
g. Pasar Negoisasi
Pasar negosiasi adalah pasar di mana perdagangan efek yang
dilakukan oleh anggota bursa dan KPEI yang ingin menjual dan
membeli efek melalui kesepakatan antara anggota bursa efek jual dan
anggota bursa efek beli.
h. Pasar Penyelesaian Kegagalan
Pasar penyelesaian kegagalan adalah pasar untuk transaksi efek
bagi anggota bursa yang gagal dalam menyelesaikan kewajibannya
dalam penyelesaian transaksi bursa sebagai akibat efek di Pasar Reguler
dan Pasar Negoisasi.
i. Pasar Tunai
14
Pasar tunai disediakan bagi Perusahaan Pialang yang tidak dapat
memenuhi kewajiban dalam penyelesaian transaksi di Pasar Reguler dan
Negoisasi (gagal dalam menyerahkan saham) pada hari bursa kelima
(T+4). Pasar tunai dilakukan dengan prinsip pembayaran dan penyerahan
seketika (cash and carry).
j. Pasar Segera
Pasar segera merupakan pasar perdagangan efek yang dilakukan oleh
anggota Bursa Efek dan KPEI yang ingin menjual atau membeli efek
yang penyelesaiannya dilakukan pada hari bursa berikutnya setelah
terjadinya transaksi Bursa (T+1).
15
5. Produk –produk yang di Perdagangkan di Pasar Modal
Menurut Husnan (2007:36) produk-produk yang diperdagangkan di
pasar modal adalah :
a. Saham Biasa (common stock)
Saham biasa adalah bukti kepemilikan atas suatu perusahaan.
Keuntungan yang dinikmati oleh pemegang saham berasal dari
pembayaran deviden dan kenaikan harga saham.
Saham biasa adalah saham yang menempatkan pemiliknya paling junior
terhadap pembagian deviden, dan hak atas harta kekayaan perusahaan
apabila perusahaan tersebut dilikuidasi. Saham jenis ini paling banyak
dikenal masyarakat. Saham biasa mempunyai harga nominal yang nilainya
ditetapkan oleh emiten (perusahaan yang menerbitkan saham). Besarnya
harga nominal yang ditentukan oleh emiten ini berbeda dengan harga
perdana (primary price) dari suatu saham. Harga perdana adalah harga
sebelum suatu saham.
b. Saham Preferen (Preferen Stocks)
Merupakan saham yang memiliki karakteristik gabungan antara
obligasi dan saham biasa, karena bisa menghasilkan pendapatan tetap
(seperti bunga obligasi), tetapi juga bisa tidak mendatangkan hasil seperti
yang dikehendaki investor.
16
“Saham preferen merupakan saham yang mempunyai sifat gabungan
(hybrid) antara obligasi (bond) dan saham biasa” (Jogiyanto, 2003:67).
Seperti yang membayarkan bunga atas pinjaman, saham preferan juga
memberikan hasil yang tetap berupa deviden preferen. Dan dalam hal
likuiditas, kalim pemegang saham preferan dibawah klaim pemegang
saham obligasi. Dibandinkan dengan saham biasa saham preferen
mempunyai beberapa karakteristik yaitu sebagai berikut :
1) Preferen terhadap deviden
Pemegang saham preferen mempunyai hak untuk menerima
deviden terlebih dahulu dibandingkan dengan pemegang saham biasa.
Deviden di saham preferen biasanya dinyatakan dalam nilai presentasi
dari nilai nominalnya.
2) Preferen pada waktu likuidasi
Pemegang saham preferen mempunyi hak terlebih dahulu atas
aktiva perusahaan dibandinkan dengan hak yang dimiliki oleh saham
biasa pada saat terjadinya likuidasi. Besarnya hak atas aktiva pada saat
likuidasi adalah sebesar nilai nominal saham preferennya termasuk
semua deviden yang belum dibayar jika bersifat kumulatif.
Untuk dapat menarik peminat investor terhadap saham preferen
dan untuk memberikan beberapa alternative yang menguntungkan baik
bagi investor ataupun bagi perusahaan yang mengeluarkan saham preferen.
17
Menurut Jogiyanto (2003:70) terdapat jenis-jenis saham preferen antara
lain adalah sebagai berikut:
a) Covertible Prefered Stock
Bertujuan menarik minat investor yang menyukai saham biasa,
beberapa saham preferen menambah bentuk di dalamnya yang
memungkinkan pemegangnya untuk menukar saham biasa dengan
saham biasa dengan rasio penukaran yang sudah ditentukan.
b) Callable Prefered Stock
Bentuk lain dari saham preferen adalah memberikan hak
kepada perusahaan yang mengeluarkan untuk membeli kembali
saham ini dari pemegang saham pada tanggal tertentu di masa
mendatang dengan nilai yang tertentu. Harga ini tebusan ini
biasanya lebih tinggi dari nilai nominal sahamnya.
c) Floating atau Adjustable-Rate Prefered Stock (RAP)
Saham preferen ini tidak membayarkan deviden secara tetap,
tetapi tingkat deviden yang dibayar tergantung dari tingkat return
dari sekuritas treasury bill.
3) Obligasi
Merupakan surat hutang jangka panjang yang diterbitkan oleh
perusahaan ataupun pemerintah.
4) Obligasi konversi
18
Obligasi yang dapat dikonversikan (ditukar) menjadi saham biasa
pada waktu tertentu atau sesudahnya.
5) Sertifikat right (right issue)
Right issue merupakan hak bagi pemodal pembeli saham baru yang
dikeluarkan emiten karena merupakan hak maka investor tidak terikat
untuk membelinya.
6) Waran (warrant)
Waran adalah hak untuk membeli saham biasa pada waktu dan
harga yang telah ditentukan, biasanya waran dijual bersamaan dengan
surat berharga lainnya, misalnya obligasi atau saham. Penerbit waran harus
memiliki saham yang nantinya dikonversi oleh pemegang waran.
B. Pengertian Saham
1. Pengertian Saham
Menurut Tjiptono dan Hendy (2006:4) “saham didenifisikan sebagai tanda
penyertaan atau pemilikan seseorang atau badan dalam suatu perusahaan atau
perseroan terbatas”.
Wujud saham adalah selembar kertas yang menerangkan bahwa pemilik
kertas tersebut adalah pemilik perusahaan yang menerbitkan surat berharga, porsi
kepemilikan oleh seberapa besar penyertaan yang ditanamkan diperusahaan.
Karakteristik Yuridis kepemilikan saham suatu perusahaan antara lain :
19
a. Limited risk, artinya pemegang saham hanya bertanggung jawab sampai
jumlah yang disetorkan ke dalam perusahaan.
b. Ultimate control, artinya pemegang saham (secara kolektif) akan
menentukan arah dan tujuan perusahaan.
c. Residual claim, atinya pemegang saham merupakan pihak terakhir yang
mendapat pembagian hasil usaha perusahaan (dalam bentuk dividen) dan
sisa asset dalam proses likuidasi perusahaan. Pemegang saham memiliki
posisi yunior dibanding pemegang obligasi atau kreditor.
2. Pengertian Harga Saham
Surat berharga yang menyebabkan pemegangnya menjadi pemilik dari
sebagian perusahaan yang bersangkutan. Biasanya surat berharga semacam ini
disebut saham (share). Sebagai pemilik, pemegang saham berhak atas laba
perusahaan yang sebagian dapat dibayarkan dalam bentuk deviden, selain itu juga
mempunyai hak suara dalam rapat umum pemegang saham, dan juga ia berhak
atas sebagian harta perusahaan, jika perusahaan tersebut dilikuidasi.
Harga saham mencerminkan nilai suatu perusahaan yang bersangkutan di
pasar modal. Jika pasar menilai bahwa emiten dalam kondisi baik, maka biasanya
harga saham perusahaan yang bersangkutan akan naik, demikian pula sebaliknya
jika emiten dinilai
rendah
oleh
pasar, maka
harga
saham perusahaan
juga akan ikut turun, bahkan harganya bisa lebih rendah dari harga di pasar
perdana. Naik atau turunnya harga saham yang diperdagangkan di lantai bursa
ditentukan oleh kekuatan pasar (hukum permintaan dan penawaran). Semakin
20
banyak investor yang ingin memiliki atau mempertahankan saham yang telah
dimiliki, maka harga saham tersebut akan meningkat. Sebaliknya, semakin banyak
investor yang melepas atau menjual saham yang telah dimiliki, maka harga saham
tersebut akan mengalami penurunan.
Harga saham dapat diartikan sebagai harga jual dari investor yang satu
dengan investor yang lain, harga ini terjadi setelah saham tersebut dicatatkan di
bursa utama. Harga pasar untuk setiap sekuritas adalah harga yang terjadi karena
interaksi dari banyak pembeli dan penjual yang mencerminkan aktivitas bersama
dari pembeli dan penjual.
Berdasarkan beberapa pengertian yang telah dikemukakan di atas, dapat
disimpulkan bahwa harga dari suatu saham adalah nilai yang menunjukkan
besarnya transaksi jual beli suatu saham yang terjadi karena transaksi dari banyak
pembeli dan penjual.
3. Jenis-jenis Harga Saham
Menurut Gitman (2001) Harga
saham
dapat
dibedakan
menjadi
beberapa jenis, yaitu :
a. Harga nominal
Harga nominal merupakan nilai yang diterapkan oleh emiten
untuk
menilai
setiap
lembar
saham
yang dikeluarkannya.
Harga nominal biasa juga dikenal dengan istilah nilai pari (par value).
b. Harga perdana
21
Harga perdana merupakan harga sebelum saham tersebut
dicatatkan di bursa efek. Besarnya harga perdana ini tergantung dari
persetujuan antara emiten dan penjamin emisi. Biasanya untuk
menentukan harga perdana, ada beberapa hal yang dipertimbangkan
antara lain good will, kondisi pasar, dan prospek lain-lain.
c. Harga pasar
Harga pasar adalah harga jual dari investor yang satu dengan investor
yang lain. Harga ini terjadi setelah saham tersebut dicatatkan di bursa.
Transaksi di sini tidak lagi melibatkan emiten dan penjamin emisi. Harga
pasar dapat dibedakan menjadi beberapa jenis, yaitu :
1) Harga pembukaan
Harga pembukaan adalah harga yang diminta oleh penjual atau
pembeli pada saat jam bursa dibuka, bisa saja terjadi pada saat
dimulainya hari bursa itu sudah terjadi transaksi atas suatu saham
dan harga sesuai dengan yang diminta oleh penjual dan pembeli.
Dalam keadaan demikian, harga pembukaan tadi menjadi harga
pasar pada saat terjadi transaksi.
2)
Harga penutupan
Harga penutupan adalah harga yang diminta oleh penjual atau
pembeli pada saat akhir dari bursa, bisa saja terjadi pada saat akhir
hari bursa tiba-tiba terjadi transaksi atas suatu saham, karena ada
22
kesepakatan antara penjual dan pembeli. Kalau hal ini yang terjadi,
maka harga penutupan itu telah menjadi harga pasar.
3)
Harga tertinggi
Harga tertinggi adalah harga yang paling tinggi pada satu hari
bursa. Istilah harga tertinggi dapat juga digunakan untuk
menentukan harga tertinggi yang terjadi pada waktu tertentu dalam
kurun waktu sebulan atau setahun tergantung keperluan.
4)
Harga terendah
Secara pengertian, harga terendah merupakan kebalikan dari
harga tertinggi, namun penggunaannya sama dengan harga
tertinggi, bisa untuk mendeteksi transaksi harian, bulanan atau
tahunan.
4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Indeks Harga Saham
Pergerakan harga saham dalam jangka pendek tidak dapat dipastikan.
Semakin banyak investor yang membeli saham, maka harga saham tersebut
cenderung bergerak naik. Sebaliknya, semakin banyak investor yang menjual
saham, maka harga saham tersebut akan cenderung bergerak turun.
Harga saham perusahaan yang meningkat memberikan gambaran bahwa
nilai perusahaan tersebut semakin meningkat, baik dilihat dari sudut internal
maupun eksternal perusahaan. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi harga
saham adalah :
23
a. Faktor Internal
Faktor internal perusahaan yang dapat mempengaruhi harga saham
meliputi pendapatan perusahaan, dividen yang dibagikan, arus kas
perusahaan, kebijakan atau keputusan perusahaan, perubahan mendasar
dalam industri atau perusahaan, dan perubahan dalam perilaku investasi.
Kemampuan
perusahaan
dalam
menghasilkan
laba
juga
dapat
mempengaruhi harga saham. Jika laba yang diperoleh perusahaan tinggi,
maka kemungkinan besar dividen yang akan dibagikan juga akan tinggi.
Hal tersebut akan berpengaruh positif terhadap harga saham karena
semakin banyak investor yang ingin membeli saham perusahaan yang
memberikan dividen yang tinggi, maka harga saham perusahaan tersebut
akan meningkat,
b. Faktor Eksternal
Faktor eksternal perusahaan yang dapat mempengaruhi harga
saham meliputi
tingkat suku bunga, tingkat inflasi, kebijaksanaan
moneter dan fiskal, situasi perekonomian, keadaan politik nasional, dan
situasi bisnis internasional. Tingkat suku bunga dan tingkat inflasi saling
berkaitan erat, karena jika terjadi inflasi yang ditandai dengan
meningkatnya jumlah volume uang yang beredar dan terjadi kenaikan
harga, maka para investor akan terdorong untuk melakukan investasi
dengan tujuan untuk menikmati kenaikan harga yang terjadi di pasar.
Jika hal ini terjadi, maka kalangan perbankan akan berusaha untuk
menaikkan tingkat suku bunga di bawah pengawasan bank sentral
24
dengan tujuan untuk meningkatkan minat masyarakat agar menyimpan
dananya di bank, sehingga menyebabkan permintaan uang untuk
investasi akan berkurang. Maksud menaikkan tingkat suku bunga ini
adalah untuk menarik uang yang beredar dalam masyarakat sehingga
uang yang beredar dapat dikurangi volumenya.
25
5.
Return Saham
a. Pengertian Return Saham
Return saham merupakan hasil atau keuntungan yang diperoleh
pemegang saham sebagai hasil dari investasinya. Return saham (Rit) dari
suatu investasi dapat dicari dengan rumus sebagai berkut:
Ri,t = (Pi,t
Pi,t-1)
Pi,t-1
Di mana :
Rit = Return saham i pada waktu t
Pit = Harga saham i pada waktu t
Pit-1 = Harga saham i pada waktu t-1
b. Pengertian Abnormal Return Saham
Menurut Jogiyanto (2003:415) abnormal return atau excess return
merupakan kelebihan return yang sesungguhnya terjadi terhadap return
normal. Return normal merupakan return ekspektasi (return yang
diharapkan oleh investor). Yang dimaksud dengan abnormal return adalah
26
selisih antara tingkat keuntungan sebenarnya dengan tingkat keuntungan
yang diharapakan.secara sederhana dapat dirumuskan sebagai berikut :
Abnormal return (AR) = Ri
Tingkat
keuntungan
suatu
saham
(Ri)
E(Ri)
dapat
dinyakan
dengan
menggunakan rumus sederhana sebagai berikut :
Ri =
Pi
Po
Po
Dari rumus di atas dapat disimpulkan bahwa tingkat keuntungan suatu
saham merupakan selisih antara harga saham periode sebelumnya
kemudian di bagi dengan harga periode sebelumnya.
c. Jenis-jenis return saham
Menurut Jogyanto (2003:109) return saham dibedakan menjadi dua
jenis yaitu :
1) Return Realisasi (relized return)
Merupakan return yang sudah terjadi dan dihitung berdasarkan
data histories. Return ini merupakan selisih harga sekarang dengan
harga sebelumnya secara relative. Return realisasi ini penting
27
dalam mengukur kinerja perusahaan dan sebagai dasar penentuan
return resiko di masa mendatang.
2) Return Ekspektasian (expected return)
Merupakan return yang diharapkan di masa mendatang dan
besifat tidak pasti. Pada dasarnya expected return merupakan ratarata tertimbang dari berbagai return histories yang tercermin dari
rata-rata distribusi probabilitas tingkat keuntungan sebagai faktor
pertimbangannya.
d. Faktor-faktor yang mempengaruhi return saham
1) Harga Saham
Harga saham merupakan harga atau nilai uang yang bersedia
dikeluarkan untuk memperoleh kepemilikan atas suatu saham. Investor
lebih
banyak
memperdagangkan
saham
antar
mereka
sendiri
dibandingkan denganmembeli langsung dari perusahaan penerbit saham
(Horngern et. al 2002:812). Setiap lembar saham hanya diterbitkan
sekali oleh perusahaan dan setelah itu dapat diperdagangkan antar
investor beberapa kali.
Faktor-faktor yang mempengaruhi harga saham adalah bila
perusahaan mempunyai laba yang cukup baik dan mempunyai prospek
yang cukup cerah di masa yang akan dating, maka investor tidak segansegan untuk melakukan investasi pada perusahaan tersebut sehingga
28
mempengaruhi harga saham perusahaan. Faktor tersebut adalah sebagai
berikut:
a) Proyeksi laba
Para investor pada umumnya melakukan investasi pada
perusahaan yang mempunyai profit atau laba yang cukup besar.
b) Tingkat rasio dan pengembalian
Apabila tingkat resiko dari proyeksi laba yang diharapkan
oleh perusahaan tinggi, juga akan mempegaruhi harga saham
perusahaan. Biasanya semakin tinggi resikonya semakin besar pula
tingkat pengembalian yang diharapkan oleh investor, sehingga
mempunyai dampak pengaruh yang cukup besar antara sikap para
investor dengan harga saham yang diharapkan.
c) Kebijakan pembagian deviden
Sebagai salah satu faktor yang memengaruhi harga saham
maka peningkatan deviden merupakan salah satu cara untuk
meningkatkan kepercayaan diri dari pemegang saham. Pembagian
deviden yang meningkat akan memberikan informasi kepada
pemegang saham bahwa perusahaan merasa yakin akan arus kas
yang cukup besar pada masa yang akan datang untuk
meningkatkan deviden yang tinggi.
29
d) Tingkat suku bunga
Suku bunga dapat mempengaruhi harga saham dengan cara
seperti mempengaruhi laba perusahaan dan mempengaruhi
persaingan di pasar modal antara saham dan obligasi.
2) Indeks harga saham
Sejak pasar modal mulai dikenal dan terkenal diberbagai kalangan
setiap hari kita memperoleh informasi tentang indeks hargsa saham,
baik dimedia elektronik maupun dimedia cetak yang berkaitan dengan
bisnis. Ini menandakan bahwa perkembangan Bursa Efek dapat terus
diikuti ole siapapun dan diberbagai kalangan.
Indeks harga saham adalah suatu indikator yang menunjukkan
pergerakan saham (Tjiptono dan hendy, 2006:167). Indeks berfungsi
sebagai
indikator
tren
pasar,
artinya
pergerakan
indeks
menggambarkan kondisi kondisi pasar pada saat pasar sedang aktif dan
lesu. Sedangka Indeks Saham Gabungan (IHSG) adalah angka yang
menunjukkan situasi pasar efek secara umum karena huruf “G
(gabungan)” disini adalah gabungan seluruh saham. Indeks harga
saham
menjadi
barometer
kesehatan
pasar
modal
yang
menggambarkan kondisi bursa efek yang terjadi. Jika indeks harga
saham naik, dan situasi ini mencerminkan kondisi perekonomian,
social, dan politik yang sehat.
30
Menurut (Tjiptono dan hendy, 2006:168) saat ini di Bursa Efek
Indonesia memiliki enam jenis indeks, yaitu:
a) Indeks Individual
Menggunakan indeks harga masing-masing saham terhadap
harga dasarnya, atau indeks masing-masing saham yang tercatat di
Bursa Efek Indonesia.
b) Indeks Harga Saham Sektoral
Menggunakan semua saham yang termasuk dalam masingmasing sektor, misalnya sektor keuangan, sektor pertambangan,
dan lain-lain.
c) Indeks Harga Saham Gabungan
Menggunakan
semua
saham
yang
tercatat
sebagai
komponen perhitungan indeks.
d) Indeks LQ-45
Yaitu indeks yang terdiri atas 45 saham pilihan dengan
mengacu pada dua variabel, yaitu likuiditas perdagangan dan
kapitalisasi pasar. Setiap enam bulan, terdapat saham-saham baru
yang masuk ke dalam LQ-45 tersebut.
e) Indeks Syariah atau JII (Jakarta Islamic Indeks)
Merupakan indeks yang terdiri dari 30 saham, yang
mengakomodasi syariah investasi dalam Islam atau indeks yang
berdasarkan Syariah Islam.
31
f) Indeks Papan Utama dan Indeks Papan Pengembangan
Indeks harga saham yang secara khusus didasarkan pada
kelompok saham yang tercatat di Bursa Efek Indonesia, yaitu
kelompok papan utama dan kelompok papan pengembangan.
6. Penilaian Harga Saham
Ada beberapa pendekatan yang dapat digunakan untuk menilai harga suatu
saham, salah satunya adalah pendekatan tradisional. Pendekatan tradisional terdiri
dari dua analisis, yaitu:
a. Analisis Fundamental
Analisis fundamental merupakan suatu studi yang mempelajari hal-hal yang
berhubungan dengan keuntungan suatu bisnis dengan maksud untuk lebih
memahami sifat dasar dan karakteristik operasional dan perusahaan yang
menerbitkan saham biasa. Analisis fundamental mencari hubungan antara harga
saham dengan kondisi perusahaan, dengan kata lain nilai saham mewakili nilai
perusahaan.
Menurut Asril Sitompul (2007:153) mengenai analisis fundamental
adalah sebagai berikut :
Analisis fundamental digunakan untuk mengevaluasi prospek di masa
mendatang, pertumbuhan dan kemampulabaan perusahaan dalam
kaitannya dengan perekonomian secara makro, perekonomian
nasional, perkembangan bidang industri perusahaan dan kondisi
perusahaan itu sendiri.
Ada beberapa model yang populer dalam analisis fundamental, yaitu :
32
1)
Price Earning Ratio (PER)
Pendekatan ini didasarkan pada perkiraan earning per share atau
laba per lembar saham dimasa yang akan datang, sehingga dapat
diketahui berapa lama investasi yang dilakukan investor terhadap
suatu saham akan kembali. Dalam model ini pengukuran harga pasar
saham biasa dilakukan dengan mengalikan laba per saham dengan
price earning ratio. Laba per saham yang digunakan adalah hasil
estimasi laba per saham untuk tahun mendatang, sedangkan price
earning ratio yang digunakan adalah price earning ratio yang wajar.
2)
Pendekatan Dividen
Model pendekatan dividen merupakan model untuk menentukan
estimasi saham dengan mendiskontokan semua aliran dividen yang
akan diterima di masa datang. Aliran dividen yang diterima investor
merupakan aliran dividen yang tidak terbatas (disimbolkan dengan ∞)
dan konstan. Padahal dalam kenyataannya ada kalanya perusahaan
membayar dividen secara teratur. Dividen dengan jumlah yang tidak
konstan atau pembayarannya tidak mengalami pertumbuhan bisa
menggunakan model pertumbuhan nol. Untuk kasus aliran dividen
yang bertumbuh secara konstan model yang bisa digunakan adalah
model pertumbuhan konstan, sedangkan untuk
mengalami
pertimbuhan
yang
tidak
saham
yang
konstan
bisa
menggunakan model pertumbuhan tidak konstan. Ada tiga model
pada pendekatan dividen ini, yaitu:
33
a) Model dengan beberapa pertumbuhan
Model dengan beberapa pertumbuhan bisa juga disebut dengan
model pertumbuhan tidak konstan. Model ini biasanya digunakan
untuk membandingkan hasil yang diperoleh atas investasi saham
dengan investasi lainnya, model ini juga menggunakan dua atau
lebih tingkat pertumbuhan dividen.
Asumsi perusahaan yang akan membayarkan dividen secara
konstan dalam kenyataannya kadang kala kurang tepat. Ada kalanya
perusahaaan mengalami pertumbuhan yang sangat baik jauh di atas
pertumbuhan normal dan sangat menjanjikan selama beberapa tahun
tetapi lambat menciptakan produk inovasi baru yang langsung diserap
pasar dan mengakibatkan perusahaan memperoleh pertumbuhan
keuntungan yang fantastis selama beberapa tahun.
Pertumbuhan fantastis tersebut mungkin berlangsung selama
beberapa tahun dan setelah itu bertambah secara mendatar dan tidak
sefantastis tahun-tahun awal, karena produk sebelumnya yang laris
lambat laun mulai memasuki tahap kedewasaan yang ditandai oleh
semakin menurunnya permintaan akan produk tersebut. Kondisi
seperti ini bisa mempengaruhi pertumbuhan tingkat dividen yang
akan dibayarkan perusahaan kepada investor. Pada beberapa tahun
awal selama masa pertumbuhan fantastis, perusahaan mungkin akan
mampu membayarkan dividen dengan pertumbuhan di atas normal
dan setelah melewati masa pertumbuhan fantastis di tahun awal
34
tersebut, pertumbuhan tingkat dividen yang dibayarkan perusahaan
mungkin akan mampu menjadi lebih rendah dari masa sebelumnya
dan selanjutnya akan bertumbuh secara tetap.
b) Model tanpa pertumbuhan
Model tanpa pertumbuhan bisa juga disebut model
pertumbuhan nol. Dalam model ini diasumsikan bahwa dividen
yang dibayar perusahaan tidak mengalami pertumbuhan. Dengan
kata lain, jumlah dividen yang dibayarkan akan tetap sama dari
waktu ke waktu. Model pertumbuhan nol ini sebenarnya
diasumsikan selalu sama dan tidak akan mengalami perubahan
pertumbuhan sepanjang waktu.
c) Model dengan pertumbuhan konstan
Model ini dipakai untuk menentukan nilai saham jika
dividen yang akan dibayarkan mengalami pertumbuhan secara
konstan selama waktu tak terbatas.
d) Pendekatan Discounted Cash Flow
Pendekatan ini berasumsi bahwa arus kas bebas yang ada
dalam perusahaan dan tidak diinvestasikan kembali akan dibayar
sebagai individu, dengan demikian dividen per saham sama
dengan arus kas bebas
per saham yang akan dibayarkan
sebagai dividen selama beberapa tahun mendatang.
35
b.
Analisis Teknikal
Menurut Sunariyah (2006:168) mengenai analisis teknikal adalah
sebagai berikut :
Analisis teknikal merupakan suatu teknik analisis yang menggunakan
data atau catatan mengenai pasar itu sendiri untuk berusaha mengakses
permintaan dan penawaran suatu saham tertentu atau pasar secara
keseluruhan. Pendekatan analisis ini menggunakan data pasar yang
dipublikasikan, seperti harga saham, volume perdagangan, indeks
harga saham gabungan dan individu, serta faktor-faktor lain yang
bersifat teknik.
Menurut Asril Sitompul (2007:160) mengenai anilisis teknikal adalah
“Analisis teknikal yaitu suatu studi mengenai pasar modal yang sedang
berlangsung dan menggabungkannya dengan pola–pola perdagangan
saham”
Analisis teknikal meliputi studi harga saham untuk meramalkan gerakan
harga saham di masa datang. Mula-mula, harga saham di masa lalu dianalisis
untuk menentukan tren atau pola pergerakan harga, lalu harga saham sekarang
dianalisis untuk mengidentifikasi tren atau pola yang cocok dengan masa lalu.
Dengan mengidentifikasi pola yang muncul, analis berharap dapat meramalkan
dengan tepat gerakan harga saham di masa depan.
Analisis teknikal menggunakan grafik maupun berbagai indikator teknik.
Informasi tentang harga dan volume perdagangan merupakan hal utama untuk
dianalisis. Hal ini berkaitan dengan erat dengan hukum permintaan dan
penawaran. Peningkatan atau penurunan harga saham biasanya berkaitan dengan
36
peningkatan atau penurunan volume perdagangan saham. Analisis teknikal juga
dapat digunakan untuk menentukan saat yang tepat untuk membeli saham dan saat
untuk melepas saham dengan melihat pola perubahan harga saham melalui grafik.
Analisis ini dimulai dengan cara memperhatikan perubahan saham itu
sendiri dari waktu ke waktu. Analisis ini beranggapan bahwa harga suatu saham
akan ditentukan oleh supply dan demand terhadap saham tersebut. Sehingga
asumsi dasar yang berlaku dalam analisis teknikal menurut
Abdul Halim
(2006:25) adalah :
1) Harga pasar saham ditentukan oleh interaksi supply dan demand.
2) Supply dan demand itu sendiri dipengaruhi oleh banyak faktor, baik yang
rasional maupun irasional.
3) Perubahan harga saham cenderung bergerak mengikuti trend tertentu.
4) Trend tersebut dapat berubah karena bergesernya supply dan demand.
5) Pergeseran supply dan demand dapat dideteksi dengan mempelajari
diagram dari perilaku pasar.
6) Pola–pola tertentu yang terjadi pada masa lalu akan terulang kembali di
masa mendatang.
7.
Mekanisme Pembentukan Harga Saham
Pada pasar perdana, proses penentuan harga saham suatu perusahaan yang
go public melibatkan tiga pihak yang memegang peranan utama, yaitu emiten,
penjamin dan regulator atau pegawai pasar modal (BAPEPAM). Karena penjamin
37
itu memperoleh imbalan berupa fee dalam persentase tertentu dari keseluruhan
hasil penjualan saham baru, maka bersama–sama dengan emiten, ditetapkan harga
saham baru tersebut sebagaimana tertera dalam prospectus yang akan dibagikan
kepada setiap peminat atau calon investor. Sementara terjadi perundingan antara
emiten dan penjamin, keduanya juga menghubungi pengawas atau regulator pasar
modal (BAPEPAM) yang harus memastikan bahwa tidak terjadi pelanggaran
hukum atau penipuan dalam penyelenggaraan pasar perdana tersebut dan
melindungi agar harga yang pada nilai pasar yang wajar.
8.
Penentuan Harga Saham
Penentuan harga saham perdana ini dilakukan atas dasar perbandingan
faktor–faktor tertentu yang berkaitan dengan kemampuan perusahaan secara riil
dan evaluasi atas iklim usaha tersebut dengan efek lain yang telah memiliki pasar
tetap. Faktor–faktor tersebut antara lain :
a. Perbandingan
harga
dengan
perolehan
laba
efek
serupa
yang
diperdagangkan di bursa.
b. Hasil dividen terakhir dari efek serupa yang diperdagangkan di bursa.
c. Kekuatan dan stabilitas keuangan perusahaan tersebut dibandingkan
dengan perusahaan sejenis di bursa.
d. Proyek pendapatan dikurangi biaya usaha dan risiko usaha.
e. Aktiva tidak berwujud dari perusahaan.
38
f. Volume efek yang akan dijual, kemungkinan menemukan pembelian
dalam jangka waktu 30 hari dan persyaratan yang berhubungan dengan
penjualan efek tersebut.
Selanjutnya setelah penyelenggaraan pasar perdana berakhir, dilakukan
pencatatan saham yang ditawarkan tersebut ke
pasar
sekunder. Kemudian
kegiatan perdagangan saham setelah pencatatan akan sepenuhnya dilakukan
di pasar sekunder di Bursa Efek Indonesia (BEI). Harga yang terjadi pada pasar
sekunder berbeda dengan apa yang terjadi pada pasar perdana, disini harga terjadi
akibat kekuatan permintaan dan penawaran akan saham yang bersangkutan. Harga
terbentuk setelah penjual dan pembeli berada pada tingkat harga yang telah
disetujui oleh kedua belah pihak. Banyak faktor yang mempengaruhi fluktuasi
harga saham yang semuanya berkaitan dengan prospek perusahaan di masa yang
akan datang.
Penentuan harga saham di bursa dapat dibedakan menjadi 3 jenis yaitu :
a. Berkelanjutan (continuous)
Artinya harga–harga ditentukan secara terus–menerus di sepanjang
hari perdagangan dimana pembeli dan penjual mengajukan order.
1) Call market
Dalam call market order–order dikelompokkan (batched)
bersama untuk dilaksanakan secara simultan dengan harga yang
sama. Dengan kata lain, pada waktu–waktu tertentu di hari
perdagangan, pelaku pasar melakukan suatu lelang untuk suatu
saham. Lelang bisa lisan bisa tertulis. Lelang akan menentukan
39
secara fix harga kliring pasar pada suatu hari tertentu di hari
perdagangan.
2) Campuran
Menggunakan unsur–unsur continuous dan call market.
C. Abnormal Return
1. Pengertian Abnormal Return
Studi peristiwa menganalisis abnormal return atau excess return
merupakan kelebihan dari return yang sesungguhnya terjadi (actual return)
terhadap return normal. Return ekspektasi (expected return), return yang
diharapkan oleh investor.
Menurut Samsul (2006:25), abnormal return adalah selisih antara return
dan return yang diharapkan (expected return) yang dapat terjadi sebelum
informasi resmi diterbitkan atau telah tejadi kebocoran informasi (leakage of
information) sesudah informasi resmi diterbitkan.
Menurut Jogiyanto (2003:433), abnormal return atau excess return
merupakan kelebihan dari return yang sesungguhnya terjadi terhadap return
normal. Return normal merupakan return ekspektasi (return yang diharapkan oleh
investor).
Tingkat keuntungan yang diharapkan (expected return) dapat dihasilkan
dengan model tertentu. Model ang digunakan dalam penelitian ini adalah market
adjusted market (model yang disesuaikan oleh pasar). Dengan model ini, maka
40
tidak perlu menggunakan periode estimasi untuk membentuk model estimasi,
karena return sekuritas yang diestimasi adalah sama dengan return indeks pasar.
Untuk menghitung besarnya return indeks pasar, maka perlu diketahui dahulu
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tiap periode dengan rumus sebagai
berikut :
Nilai Pasar Seluruh saham Yang Beredar
IHSG =
x 100%
Nilai Dasar Seluruh Saham Yang Beredar
Selanjutnya angka IHSG digunakan untuk mengitung return pasar (market return)
dengan rumus sebagai berikut :
(IHSG t - IHSHt-1)
Rm t =
IHSG t-1
2. Jenis-jenis Abnormal Return
a. Abnormal return (AR)
Menurut Samsul (2006:276), Abnormal Return (AR) terjadi pada setiap
jenis saham, yaitu selisih antara return normal dan return ekspektasi yang dihitung
secara harian. Karena dihitung secara harian, sehingga dalam suatu window
41
period dapat diketahui abnormal return tertinggi atau terendah, dan dapat juga
diketahui pada hari ke berapa reaksi paling kuat terjadi pada masing-masing jenis
saham. Berikut ini merupakan rumus perhitungan abnormal return dengan
menggunakan market adjusted abnormal returns (Jogiyanto, 2003:16).
Abnormal Return (ARit) diperoleh dari selisih actual return dengan
expected return, dengan rumus:
ARit
= R it
R mt
Keterangan :
AR i,t
= Abnormal return saham i pada waktu t
R i,t
= Return saham yang sesungguhnya terjadi untuk saham i pada waktu t
R mt
= Return indeks pasar pada waktu t
b. Average Abnormal Return (AAR)
Average abnormal return dilakukan secara agregat dengan menguji ratarata abnormal return seluruh sekuritas untuk tiap-tiap hari di periode peristiwa.
Menurut Suad Husnan (2001:199), jenis informasi yang mungkin
mempengaruhi saham antara lain adalah :
1) Berita tentang keberhasilan riset hyang dilakukan perusahaan.
2) Pengumuman pemerintah tentang pertumbuhan GNP.
3) Berita bahwa produk pesaing mengalami gangguan.
4) Penurunan tingkat bunga yang tidak diperkirakan.
42
5) Penjualan yang meningkat lebih dari yang diharapkan.
c. Cummulative Abnormal Return (CAR)
Menurut Samsul (2006:277), Cummulative abnormal return (CAR)
merupakan kumulatif harian AR dari hari pertama sampai hari-hari berikutnya
untuk setiap jenis saham. Sehingga CAR selama periode sebelum suatu peristiwa
terjadi akan dibandingkan dengan CAR selama periode sesudah suatu peristiwa
terjadi. Dengan perbandingan tersebut, dapat diketahui jenis saham yang
berpengaruh, baik positif maupun negative selama suatu periode.
d. Cummulative Average Abnormal Return (CAAR)
Menurut Samsul (2006:277), cumulative Average Abnormal Return
(CAAR) merupakan kumlatif harian ARR (average abnormal return) mulai dari
hari pertama sampai dengan hari-hari berikutnya. Dari grafik CAAR (cumulative
average abnormal return) harian ini dapat diketahui kecendrungan kenaikan atau
penurunan yang terjadi selama window period, sehingga dampak positif atau
negative dari peristiwa tersebut terhadap keseluruhan jenis saham yang diteliti
juga dapat diketahui.
D. Anomali Pasar Yang Efisien
Jones (1996) dalam (Jogiyanto : 2003) mendefinisikan anomali pasar
(market anomaly) sebagai teknik atau strategi yang tampaknya bertentangan
dengan pasar yang efisien. Beberapa peneliti di dunia berhasil menemukan
anomali-anomali yang menyebabkan seseorang bisa memperoleh abnormal return
43
dari strategi perdagangannya bahkan hanya dengan memanfaatkan informasi
harga historis yang dikenal dengan efek kalender. Seorang investor bisa
memperoleh abnormal return dengan menunda penjualan atau pembelian sekuritas
pada hari tertentu, bulan tertentu, atau tanggal tertentu. Dalam Iramani dan
Anshori (2006), anomali pasar efisien ada 3 macam yaitu Monday effect, Week
Four effect, dan Rogalski effect.
a. Monday Effect
Monday effect adalah fenomena yang menunjukkan bahwa nilai
return saham pada hari senin lebih rendah daripada hari-hari lain dalam
seminggu. Monday effect adalah salah satu bagian dari Day of The Week
Effect yang menyatakan bahwa hari senin nilai return rendah dan pada hari
jumat return saham lebih tinggi (Weekend effect).
b.Week Four Effect
Week Four effect merupakan fenomena yang mengunkapkan
bahwa Monday effect hanya terjadi pada minggu ke empat untuk setiap
bulannya. Sedangkan return hari senin pada minggu pertama sampai
minggu ketiga di anggap tidak signifikan negatif atau sama dengan nol.
Hal ini dipengaruhi adanya tuntutan untuk memenuhi kebutuhan pada
akhir bulan sehingga banyak investor yang melakukan aksi jual. Semakin
banyak penjualan menyebabkan harga menjadi turun.
c. Rogalski effect
Rogalski effect adalah fenomena dimana Monday effect menghilang
pada bulan-bulan tertentu. Rogalski diambil dari nama seorang ahli yang
44
menemukan bahwa Monday effect muncul pada bulan Januari. Efek ini
sering juga disebut dengan Januari effect. Para peneliti melihat return pada
akhir tahun yakni bulan Desember yang merupakan akhir tahun pajak dan
awal tahun Januari yang merupakan awal tahun pajak. Pada akhir tahun
umumnya perusahaan melakukan perhitungan pembayaran pajak, sehingga
para investor biasanya melepas sahamnya yang nilainya turun untuk
menghindari kerugian pajak.
Di Indonesia, kebijakan BAPEPAM yang mengharuskan emiten
melaporkan laporan keuangan yang telah di audit pada 120 hari setelah tanggal
tahun tutup buku perusahaan, menyebabkan Rogalski effect terjadi pada bulan
April. Praktik manajemen laba oleh perusahaan yang tercermin dalam laporan
keuangan perusahaan memberikan sentimen positif terhadap pasar. Sehingga
investor akan banyak melakukan aksi beli. Banyaknya aksi beli akan membuat
harga naik, sehingga return saham juga akan lebih tinggi dibandingkan bulanbulan lain dalam waktu satu tahun.
E. Pengaruh Hari Perdagangan Terhadap Return Saham Perusahaan
Manufaktur Di Bursa Efek Indonesia.
Peristiwa hari perdagangan terhadap return saham sudah lama menjadi
perdebatan oleh pihak-pihak yang memerlukan, contohnya seperti investor dan
pengamat ekonomi. Di satu sisi terdapat banyak penelitian yang memberikan
bukti empiris yang mendukung konsep pasar yang efisien. Namun disisi lain
muncul sejumlah penelitian yang menyatakan adanya anomali pasar, yang
45
merupakan penyimpangan terhadap hipotesis pasar yang efisien. Anomali pasar
tersebut antara lain adalah low P/E ratio, Januari effect, size effect, serta day of
the week effect.
Banyak penelitian yangg mengungkapkan adanya fenomena-fenomena
tersebut di atas diberbagai negara. Salah satu penelitian untuk mengungkapkan
fenomena hari perdagangan adalah penelitian yang menemukan bahwa terjadi
Monday effect dan Weekend effect pada beberapa negara diantaranya negara
Amerika Serikat, Inggris, Perancis dan Kanada.
Beberapa penelitian tentang day of the week efffect di Bursa Efek
Indonesia menunjukkan hasil yang bervariasi. Dalam Kamaludin (2004), Algifari
menemukan adanya fenomena day of the week effect pada Bursa Efek Indonesia.
Suwarni membuktikan bawa tidak ditemukan adanya day of the week effect pada
return
IHSG
di
Bursa
Efek
Indonesia.
Wong
dan
Yuanto
berhasil
mengidentifikasikan adanya Tuesday effect dan Weekend effect pada Bursa Efek
Indonesia sedangkan Kamaludin sendiri menemukan adanya day of the week
effect pada Bursa Efek Indonesia, dimana return terendah terjadi pada hari senin
dan return tertinggi terjadi pada hari jumat. Cahyaningdyah (2005) berhasil
menemukan day of the week effect pada Bursa Efek Indonesia, dimana return
terendah terjadi pada hari senin (Monday effect) dan return tertinggi terjadi pada
hari jumat (Weekend Effect). Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Sun dan
Tong (2002) menemukan adanya fenomena bahwa day of the week effect secara
signifikan terjadi pada hari minggu ke empat saja. Penelitian ini sekaligus
menguatkan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Wang dan Erikson (1997)
46
yang menemukan adanya fenomena day of the week effect pada hari minggu
keempat. Selanjutnya, Rogalski (1984) dalam Cahyningdyah (2005) menemukan
bahwa ada hubungan antara day of the week effect dengan January effect. Hasil
temuannya menunjukkan bahwa rata-rata return senin dalam bulan januari adalah
positif sementara return senin pada bulan selain januari adalah negatif.
Secara psikologis, pelaku pasar cenderung memberikan reaksi dramatik
terhadap berita yang jelek. Di lain pihak suatu laporan yang diumumkan memiliki
kandungan informasi serta pengumuman laporan keuangan baik dalam keuangan
baik dalam kondisi good news maupun dalam kondisi bad news ini
mengindikasikan terdapatnya perbedaan pengaruh harga saham, return saham,
varian return saham, earnings , dan volume perdagangan saham terhadap
kandungan informasi keuangan terutama pada perusahaan manufaktur.
Secara psikologis, pelaku pasar cenderung memberikan reaksi dramatik
terhadap berita yang jelek. Di lain pihak suatu laporan yang diumumkan memiliki
kandungan informasi serta pengumuman laporan keuangan baik dalam keuangan
baik dalam kondisi good news maupun dalam kondisi bad news ini
mengindikasikan terdapatnya perbedaan pengaruh harga saham, return saham,
varian return saham, earnings , dan volume perdagangan saham terhadap
kandungan informasi keuangan terutama pada perusahaan manufaktur.
47
Download