BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Komunikasi Pemasaran 2.1.1 Pengertian Komunikasi Pemasaran Komunikasi pemasaran merupakan aspek penting dalam keseluruhan misi pemasaran serta penentu suksesnya pemasaran. Komunikasi dan pemasaran merupakan hal yang tak terpisahkan. Komunikas pemasaran menurut Duncan dan Moriarty adalah pendekatan pemasaran generasi baru yang digunakan perusahaan untuk lebih memfocuskan upaya mereka dalam memperoleh, mempertahankan dan mengembangkan hubungan perusahaan dengan para pelanggan serta pihak-pihak terkait.1 Komunikasi pemasaran menurut Kotler dan Keller adalah sarana yang digunakan perusahaan dalam upaya untuk menginformasikan, membujuk, dan mengingatkan konsumen langsung atau tidak langsung tentang produk dan merek yang mereka jual.2 Dari definisi diatas, penulis memahami bahwa komunikasi pemasaran adalah suatu bentuk pendekatan pemasaran baru yang dilakukan oleh pihak perusahaan kepada pelanggan dalam upaya membujuk dan meningkatkan konsumen mengenai produk dan merek yang mereka jual guna mengembangkan hubungan perusahaan dengan konsumen sehingga dapat memelihara loyalitas konsumen. Jika dikaitkan dengan masalah pokok, periklanan merupakan salah satu cara dalam komunikasi pemasaran untuk mempromosikan suatu barang atau jasa. Periklanan merupakan 1 2 Morissan Periklanan Komunikasi Pemasaran Terpadu Jakarta : Kencana 2012. Hal 10 Philip Kotler & Keller Kevin Lane Marketing Management 12nd ed Prentice Hall : New Jersey 2006 hal 10 7 http://digilib.mercubuana.ac.id/ sarana bagi komunikasi pemasaran dalam mengembangkan produk atau jasa agar produk yang diiklankan dapat dikenal khalayak. Pilihan dalam komunikasi pemasaran : 3 Saat ini terdapat pandangan bahwa komunikasi adalah alat dialog interaktif antara perusahaan dan pelanggannya yang berlangsung selama tahap pra penjualan, penjualan, penjualan, komunikasi dan pasca komunikasi. Berkat adanya trobosan teknologi, orang-orang sekarang dapat berkomunikasi melalui media tradisional (surat kabar, radio, telepon) dan juga melalui bentuk-bentuk media yang lebih baru (computer, mesin fax). Dengan menurunnya biaya komunikasi, teknologi baru tersebut telah mendorong lebih banyak perusahaan bergerak dari komunikasi massa ke komunikasi yang lebih ditargetkan dan one-to-one dialoug. Berikut adalah contoh pilihan komunikasi sebagai berikut : 1. Media advertising TV, radio, koran, majalag. 2. Direct respons advertising: surat, telepon, media penyiaran, media cetak. 3. Oneline advertising: website, dan interactive. 4. Place advertising: billboard dan poster, bioskop, airport dan lounge, penempatan produk dan point of purchase. 5. Proogram pelatihan, pameran perdagangan dan iklan cooperative. 6. Consumer promotion: pemberian contoh, kupon, komtes atau bonus, paket lomba. 7. Event marketing dan sponsorship: acara olahraga, hiburan, kesenian, pameran dan festival. 8. Publisitas dan PR. 3 Morissan Periklanan Komunikasi Pemasaran Terpadu Jakarta : Kencana 2012. Hal 7 8 http://digilib.mercubuana.ac.id/ 9. Penjualan person. Teminologi IMC (Integrated Marketing Communication) memang lebih dikenal daripada terjemahannya: Komunikasi Pemasaran Terpadu. IMC tumbuh dan berkembang sejak 1990-an ketika triminologi ini digunakan untuk gabungan antara disiplin ilmu kehumasan (public relations) dan pemasaran (Pasadeos, 2000; Ogden & Ogden, nd). Strategi berpromosi model lama menghadapi tantangan baru, yaitu pasar yang berubah. Ada beberapa perubahan signifikan, khususnya konsumen dan teknologi informasi. Konsumen yang semula mendapatkan informasi dari promosi di media massa seperti Koran dan televisi, kini mulai mendapatkan informasi alternatif yang lebih beragam dari pada sebelumnya. Lebih terperinci lagi, Gurau menyebutkan beberapa faktor yang memengaruhi tumbuhnya IMC, yaitu: 4 1. Berkembangnya fragmentasi dan segmentasi pasar, kian banyak kegiatan pemasaran yang memanfaatkan hubungan baik dengan konsumen (relationship marketing), dan pemasaran langsung (direct marketing). 2. Kemajuan teknologi komunikasi dan informasi, dan aplikasi basis data. 3. Makin terfragmentasinya pemirsa media, tumpang tindih (multiplicity) dan jenuhnya saluran media. Definisi IMC sendiri sangat beragam karena tergantung banyak perspektif, seperti proses atau hasil. Berikut adalah beberapa definisi : 5 1. “IMC is a concept of marketing communications planning that recognizes the added value of a comprehensive plan that evaluates the strategic roles 4 Totok Amin Soefijanto & Ika Karlina Idris Integrated Marketing Communications Success Story. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama 2012. Hal 8 5 Ibid 9 http://digilib.mercubuana.ac.id/ of a variety of coomunication disciplines – for example, general asvertising, direct response, sales promotion, and public relations – and combines these disciplines to provide clarity, consistency, and maximum communications impact” (Menurut sebuah tim taskforce American Association of Advertising Agencies (AAAA) dalam Suhultz (1993), Ogden & Ogden (nd), dan Belch & Belch (2010)). 2. “IMC is a process for planning, executing, and monitoring the brand message that create customer relationships” (Duncan,2008). 3. “IMC is a strategic business process used to plan, develop, execute, and evaluate coordinatted, measurable, persuasive brand communications programs over time with consumers, customers, prospects, and other targeted, relevant external and internal audiences.” (Don Schultz & Heidi Schultz, 1998). Pengambaran IMC yang lebih mudah memang amat dibutuhkan. Banyaknya perusahaan dan usaha periklanan yang kini bekerja menggunakan prinsip IMC tersebut secara konsisten. Jarang atau nyaris tak ada lagi proses komunikasi pemasaran yang tidak bersifat terpadu. Bahkan, Schultz, Tannenbaum, & Laterbron (1994) menyebut IMC sebagai keniscahyaan, bukan pilihan. Secara ringan, mereka menulis di pengantar bukunya bahwa: “Integrated Marketing Communications means talking to people who buy or don’t buy based on what they see, hear, feel, etc. – and not just about your product or service. It means elliciting a response, not just conducting a monolouge. And it means being accountable for result, not just a readership scores or day-after recall – delivering return on ivestment, and not just spending a budget.” (Schutlz, et.al (1994): pp.xvii).6 Manfaat IMC di Indonesia, ada dua pihak yang paling berkepentingan dengan efektifitas IMC di Indonesia. Yaitu institusi pemilik produk, jasa, atau ide dan institusi periklanan beserta komponen pendukungnya. Dua pihak tersebut mendekati dua strategi IMC secara berbeda. Institusi pemilik produk, jasa, atau ide berkepentingan dengan tujuan akhir, yaitu keuntungan yang meningkat dari 6 Ibid. 10-11 10 http://digilib.mercubuana.ac.id/ penjualan yang meningkat pula. Sedangkan institusi periklanan dalam posisi menerjemahkan tujuan tersebut ke dalam serangkaian aktivitas promosi dan pemasaran yang bisa jadi memanfaatkan strategi IMC di lapangan. Banyak institusi periklanan di Indonesia yang sudah membuktikan kemampuannya menyusun strategi dan aktivitas komunikasi pemasaran yang baik, termasuk di dalamnya IMC. 7 2.1.2 Bauran Pemasaran Menurur Morissan dalam buku “Periklanan Komunikasi Pemasaran Terpadu”, Pemasaran memfasilitasi proses pertukaran dan pengembangan hubungan dengan konsumen dengan cara mengamati secara cermat kebutuhan dan keinginan konsumen yang dilanjutkan dengan mengembangkan suatu produk (product), yang memuaskan kebutuhan konsumen dan menawarkan produk tersebut dengan harga (price) tertentu serta mendistribusikannya agar tersedia di tempat-tempat (places) yang menjadi pasar bagi produk bersangkutan Untuk itu perlu dilaksanakan suatu program promosi (promotion) atau komunikasi guna menciptakan kesadaran dan ketertarikan konsumen terhadap produk bersangkutan. Proses ini disebut dengan marketing mix atau bauran pemasaran yang terdiri atas elemen-elemen, yaitu product, price, place (distribution) dan promotion, yang disingkat dengan ‘empat P.’ 8 Bauran Pemasaran (4P) tersebut dapat diuraikan sebagai berikut: 1. Komunikasi Produk (Product) Produk merupakan symbol yang memberikan isyarat-isyarat komunikasi yang penting kepada konsumen. Melalui symbol-simbolnya. Produk mengkomunikasikan makna-makna dan membantu konsumen dalam 7 8 Ibid. 31 Morissan Periklanan Komunikasi Pemasaran Terpadu Jakarta : Kencana 2012. Hal 5 11 http://digilib.mercubuana.ac.id/ mengekspresikan gaya hidupnya. Produk yang naik adalah produk yang dapat mengkoordinasikan dirinya sendiri, siapa pembuatnya dan untuk siapa produk itu di buat. Produk yang baik adalah produk yang mampu mendeskripsikan dirinya sendiri sebagai silence salesman. Komunikasin produk diwujudkan melalui komponen-komponen seperti nama merek, kemasan, design kemasan, warna kemasan, ukuran, bentuk, merekdagang dan berbagai aspek fisik. 2. Komunikasi Harga (Price) Harga sebuah produk bukan semata-mata rasio pertukaran yaitu sejumlah uang yang dibayarkan oleh pembeli kepada penjual untuk sebuah produk melainkan upaya representasi untuk produk. 3. Komunikasi Tempat (Place) Menjelaskan bahwa sebuah produk ditempatkan agar mudah dijangkau konsumen terhadap cita rasa, image dan status konsumen. 4. Komunikasi Promosi Merupakan upaya terintegrasi dalam mempengaruhi konsumen agar berpartisipasi dalam proses pertukaran yang ditawarkan melalui alat-alat promosi. 2.2 Brand Activation 2.2.1 Pengertian Brand Activation Dalam bauran IMC terdapat beberapa aspek untuk meningkatkan brand awarness yaitu dengan cara membuat brand activation. Brand activation disini adalah event. Bentuk komunikasi pemasaran yang dapat mempengaruhi konsumen sehingga dapat merasakan efek komunikasi yang jauh lebih besar. Bentuk 12 http://digilib.mercubuana.ac.id/ komunikasi tersebut meliputi iklan, direct marketing, sales promotion, public relation, personal seling dan bentuk komunikasi pemasaran lainnya yang semakin terus berkembang seiring dengan perkembangan ilmu. Untuk membangun brand tidak cukup hanya bertumpu pada periklanan. Pemasar dapat menggabung dan mengkombinasi trend baru dengan mengaktivasi brand sebuah perusahaan. Salah satu metodenya disebut dengan brand activation. Adanya bentuk komunikasi pemasaran terutama periklanan telah mengalami pengeseran dan tidak begitu efektif untuk dapat menarik pelanggan, terlihat ketika iklan muncul disaat commercial brak, dengan spontan penonton akan memindahkan channel TV. Brand activation merupakan aktifitas dua arah dimana sebuah brand ada untuk “bergerak” mendekati target market maupun target audience. Sedangkan target sendiri melakukan aktifitas yang berhubungan dengan fasilitas aktifitas yang disediakan oleh penyelenggara. Berbeda jauh dengan aktifitas iklan yang biasa disebut sebagai media lini atas (newspaper ad, magazine ad, billboard, etc). Media lini atas dilakukan adalah satu arah, dimana media yang ada disuguhkan untuk dinikmati atau barangkali dengan bahasa lain memiliki daya ganggu satu arah, karena tidak adanya feedback langsung dari audience yang menjadi target tidak bisa bersentuhan dengan brand, mengenal, memahami, atau bahkan bercanda. Menurut (Pudjiastuti, 2010) brand activation atau ajang khusus sangat efektif mempengaruhi khalayak sasaran dalam berbagai aspek, yaitu: 1. 9 Aspek Kognitif (awareness dan pengetahuan khalayak terhadap perusahaan, merek, atau produk). 9 Pudjiastuti, Wahyuni, Special Event, Jakarta : Elec Media Komputindo, 2010 hal 7 13 http://digilib.mercubuana.ac.id/ 2. Aspek Afektif (mengatasi kesalahpahaman dan prasangka serta mengasosiasikan merek dengan suatu gaya hidup, kegiatan atau individu tertentu). 3. Aspek Konatif (mempertahankan penerimaan masyarakat akan produk, merek, atau perusahaan). Brand activation memungkinkan adanya komunikasi interaksi yang terjadi antara penyelenggara dan konsumen atau khalayaknya. Komunikasi yang terjadi sangat efektif untuk menyakinkan khalayak dibandingkan dikomunikasikan melalui media massa. Dengan demikian, aspek kognitif, dan afektif khalayak dapat dipengaruhi. Produk atau jasa yang dicoba dan dibeli khalayak dapat mempengaruhi aspek konatif khalayak. Adapun beberapa fungsi brand activation antara lain memperkenalkan merek kepada konsumen, meningkatkan loyalitas terhadap produk, mengenalkan keunggulan produk, dan berinteraksi langsung dengan konsumen. Selain fungsifungsi tersebut, menurut www.pengusaha-indonesia.com 10 terdapat fungsi lain dari brand activatioan atau event marketing yang digunakan perusahaan, yaitu: 1. Memperkuat brand positioning dan image sebuah merek 2. Untuk menarik pelanggan pesaing 3. Menunjukan kelebihan dibanding kompetitor 4. Menjaga dan meningkatkan loyalitas dari pelanggan 5. Menciptakan brand awareness yang tinggi dan instan Aktifitas brand ini lebihtepat disebut dengan panduan seluruh aspek didalam Integrated Marketing Comunications, karena semua dapat diakukan. Perlu dituntut kerjasama yang baik dan saling mendukung antara advertising, sales promotion, 10 www.pengusaha-indonesia.com “Booming EO” diakses 14 Oktober 2013 PPM Management Research, Seminar Event Marketing That Sells, Jakarta 29 Mei 2008 hal 5 14 http://digilib.mercubuana.ac.id/ public relations, dan direct marketing. Masing-masing tidak boleh merasa lebih hebat dari yang lainnya sehingga hasil yang dicapai menjadi kurang maksimal. Aktifitas merek (Brand Activation-BA) dapat didefinisikan sebagai: 11 1. Integrasi semua komunikasi yang tersedia dalam sebuah platform kreatif untuk mengaktifkan dan merangsang keinginan, mencoba, dan meningkatkan loyalitas konsumen dengan menggunakan alat komunikasi baru yang terus diperkenalkan setiap tahun, yang bertujuan untuk memperbaiki reputasi dan kinerja marketer. 2. Sebuah interaksi pemasaran antara konsumen dan merek, di mana konsumen dapat memahami merek lebih baik dan menerimanya sebagai bagian dari kehidupan mereka. 3. Alat untuk membangun merek melalui interaksi dengan target pasar. 4. Proses pemasaran untuk membawa merek untuk tetap hidup melalui penciptaan pengalaman pelanggan terhadap merek. 5. Proses penciptaan produk yang lebih bermakna bagi konsumen, “membawa merek yang memiliki makna lebih hidup” untuk mengamankan posisi yang lebih jelas dibenak konsumen, dan setiap posisi mereknmenggambarkan peluang pemasaran untuk menaklukan posisi tertentu dalam benak target pasat/audiens. Brand activation merupakan salah satu bentuk promosi merek yang dapat mendekatkan hubungan konsumen dan menjalin interaksi komunikasi yang efektif sehingga tercapai tujuan dan sasarannya. Brand activation adalah kegiatan promosional yang mempunyai fokus untuk menangkap perhatian dan keterlibatan costumer secara langsung. Untuk melibatkan khalayak terhadap kegiatan brand 11 Ali Hasan Marketing dan Kasus-kasus Pilihan. Yogyakarta: CAPS 2013. Hal 244 15 http://digilib.mercubuana.ac.id/ activation tersebut dengan mengasosiasikan brand dengan aktivitas, gaya hidup, atau orang-orang tertentu dan khalayak yang dirasakan sangat sulit dijangkau. Aktivitas tersebut untuk meningkatkan brand awareness merek kepada khalayak. Brand activation merupakan kegiatan below the line marketing yang diselenggarakan dalam berbagai bentuk event, untuk mengaktivasi merek guna menyampaikan pesan sebuah brand. Brand activation ini dilakukan dengan cara mengajak pelanggan aktual dan pelanggan potensial untuk terlibat dalam sebuah kegiatan (event) yang diselenggarakan oleh perusahaan. “Brand activation dimaknai is a promotional occasion designed to attract and invelove a brand’s target audience.” Jika penyelenggara brand activation baik dapat menciptakan pengaruh yang kuat dan kesan pengalaman yang mendalam kepada setiap orang yang hadir, ia menjadi pengikat bagi pelanggan aktual dan pelanggan potensial dan dapat meningkatkan pengalman yang menyenangkan dalam waktu yang relatif lama.12 Salah satu alat komunikasi pemasaran yang saat ini banyak digunakan oleh produsen adalah (menggelar) event, walau sebenarnya event itu sendiri sudah lama dikenal sebagai alat pemasaran. Menurut Duncan (2002), event dan sponsorship digunakan untuk memberi pelanggan kesempatan berhubungan langsung dengan brand atau produk. Adanya hubungan yang intensif dengan brand tersebut. Menurut Duncan (2002: 635) pengertian event marketing adalah: “Event marketing is a significant situation or promotional happening that has a central focus and captures the attention and involvement of the target audience.” (Event pemasaran adalah sebuah situasi yang penting atau bisa juga disebut acara promosi yang tujuan 12 Ibid. 247 16 http://digilib.mercubuana.ac.id/ utamanya adalah merebut perhatian dan mempengaruh publik sasaran). 13 Menurut Duncan, perusahaan biasanya event dengan tiga cara: 14 1. Created event adalah event khusus yang dibuat untuk brand perusahaan, misalnya perayaan atau peringatan tertentu. Event jenis ini biasanya bertujuan untuk meningkatkan promosi, jenisnya bisa berupa grand opening, ulang tahun, peluncuran produk baru, atau rapat tahunan. Event seperti ini biasanya melibatkan pelanggan spesifik, yang jumlahnya sanggat kecil. Karena jumlah khalayak tidak banyak, maka pendapatan perusahaan dari event ini juga tidak terlalu besar. 2. Participanting events. Selain mengadakan event sendiri, perusahaan juga bisa “numpang” ke event yang dilakukan pihak lain, misalnya pameran, exhibition, atau pekan kreasi. Keputusan untuk ikut atau tidaknya dalam sebuah event tergantung pada target pengunjung dan skala pameran. Menurut Duncan, perusahaan sebaiknya turut serta dalam sebuah pameran jika para pengunjung pameran sesuai dengan target sasaran perusahaan. Jika pameran tersebut berskala besar, agar efektif, perusahaan harus membuat stand yang cukup besar dengan kegiatan yang aktif supaya menarik perhatian pengunjung. 3. Sponsored event. Pameran perdagangan atau pameran industri adalah event di mana pelanggan dalam industri tertentu, biasanya berkumpul untuk mengikuti pelatihan dan mengunjungi supplier atau vendor untuk melihat produk baru. Dalam pameran perdagangan, supplier biasanya membuka booth atau stand untuk demonstrasi produk dan melakukan kegiatan 13 Totok Amin Soefijanto & Ika Karlina Idris Integrated Marketing Communications Success Story. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama 2012. Hal 134 14 Ibid Hal 135 17 http://digilib.mercubuana.ac.id/ pemesanan, bisa juga membuka acara diskusi dengan direktur perusahaan. Menurut Duncan, dalam event ini perusahaan harus menentukan produk apa saja yang ingin dipajang, bagaimana cara menarik pengunjung yang tepat untuk datang ke stand, dan bagaimana upaya yang dilakukan untuk membuka peluang kerja sama. 2.2.1 Strategi Membangun Brand Activation Banyak keuntungan bagi bisnis yang mampu membangun merek yang sukses, seperti harga tinggi, margin keuntungan yang lebih tinggi, peningkatan distribusi dan loyalitas pelanggan baik dalam pembelian ulang, advokasi dan rekomendasi dari mulut ke mulut inter dan antar generasi. 2.3 Brand Awareness (Kesadaran Merek) David Aaker dalam bukunya Managing Brand Equity mendefinisikan brand awareness sebagai kemampuan dari pelanggan potensi untuk mengenal atau mengingat bahwa suatu merek termasuk ke dalam kategori tertentu. “ Brand awareness is a ability of a potential buyer to recognize or recall that a brand is a member of a certain product category.” 15 Brand awareness memberi banyak value, antara lain:16 15 16 1. Memberikan tempat bagi asosiasi terhadap merek, 2. Memperkenalkan merek, 3. Merupakan sinyal bagi keberadaan, komitmen, dan substansi merek, 4. Membantu memilih sekelompok merek untuk dipertimbankan dengan serius. Hermawan Kertajaya Brand Operation. Jakarta: Esensi Erlangga 2010. Hal 64 Ibid 18 http://digilib.mercubuana.ac.id/ Kemampuan pelanggan untuk mengenali atau mengingat merek suatu produk berbeda, tergantung tingkat komunikasi merek atau persepsi pelanggan terhadap merek produk yang ditawarkan. Tingkatan dari brand awareness:17 1. Unware of brand Pada tahap ini, pelanggan merasa ragu atau tidak yakin apakah sudah mengenal merek yang disebutkan atau belum. Tingkat ini yang harus dihindari oleh perusahaan. 2. Brand recognation Pada tahap ini, pelanggan mampu mengidentifikasikan merek yang disebutkan. Pada tingkatan ini, merupakan tingkatan paling rendah dari awareness seseorang, yaitu seseorang mengenali suatu Brand. Pengukuran brand responden dimana kesadarannya diukur dengan diberikan bantuan berupa ciri-ciri suatu produk. 3. Brand recall Pada tahap ini, pelanggan mampu mengingat merek tanpa diberikan stimulus. 4. Top of mind Pada tahap ini pelanggan mengingat merek sebagai yang pertama kali muncul di pikiran saat berbicara mengenai kategori produk tertentu. 17 Ibid 19 http://digilib.mercubuana.ac.id/ Tabel 1.1 Piramida Awareness (Shimp, 2007: p35) Source: David A. Aaker, Managing Brand Equity (New York: Free Press, 1991). 62. Level awareness ini (Unaware of Brand, Brand Recognition, Brand Recall, dan Top of Mind) yang menjadi indikator dari variabel brand awareness Bahana Paramarta, karena dapat mengetahui sejauh mana pengaruh event terhadap brand awareness ini berdasar level yang ada. Menurut penulis level ini dapat menggambarkan tingkatan brand awareness yang dapat digunakan dalam penelitian untuk mengetahui seberapa tinggi brand awareness pengunjung terhadap perusahaan Bahana Paramarta. Peran brand awareness dalam membantu brand dapat dipahami dengan mengkaji 20 http://digilib.mercubuana.ac.id/ bagaimana brand awareness dapat menciptakan suatu nilai. Nilai tersebut adalah18: 1. Brand awareness menjadi sumber asosiasi lain Suatu brand yang kesadarannya tinggi akan membantu asosiasi-asosiasi melekat pada brand tersebut karena daya jelajah brand tersebut akan menjadi sangat tinggi dalam benak konsumen. Kondisi ini menunjukkan bahwa suatu brand yang awareness-nya tinggi mampu menimbulkan asosiasi positif untuk produk lainnya. Produk yang telah terpercaya memiliki kemungkinan lebih besar untuk lebih sukses ketika meluncurkan produk baru. 2. Familier atau rasa suka Jika brand awareness kita sangat tinggi, konsumen akan sangat akrab dengan brand kita, dan lama-kelamaan akan menimbulkan rasa suka yang tinggi terhadap brand kita. 3. Substansi atau komitmen Brand awareness dapat menandakan keberadaan, komitmen, dan inti yang sangat penting bagi suatu perusahaan. Jadi jika kesadaran atas brand tinggi, kehadiran brand itu selalu dapat kita rasakan, sebab sebuah brand dengan brand awareness tinggi biasanya disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu: a. Diiklankan secara luas, sehingga diketahui secara luas oleh masyarakat. b. Eksistensi yang sudah teruji oleh waktu, keberadaan brand yang telah berlangsung lama, menunjukkan bahwa brand tersebut mampu memenuhi kebutuhan dan harapan konsumen. 18 7. Durianto, Darmadi, Sugiarto dan Lie Joko Budiman, 2004, Brand Equity Ten : Strategi Memipin Pasar. Hal 21 http://digilib.mercubuana.ac.id/ c. Jangkauan distribusi yang luas, sehingga memudahkan konsumen untuk mendapatkan produk tersebut. d. Brand tersebut dikelola dengan baik. 4. Mempertimbangkan brand Langkah pertama dalam suatu proses pembelian adalah menyeleksi brand-brand yang dikenal dalam suatu kelompok untuk dipertimbangkan dan diputuskan brand mana yang akan dibeli. Brand dengan top of mind tinggi mempunyai nilai pertimbangan yang tinggi. Jika suatu brand tidak tersimpan dalam ingatan, brand tersebut tidak akan dipertimbangkan dalam keputusan pembelian. Biasanya brandbrand yang disimpan dalam benak konsumen adalah brand-brand yang disukai dan dibenci. Peran brand awareness dalam ekuitas brand (nilai brand) tergantung pada tingkat pencapaian kesadaran dalam benak konsumen. Durianto dkk menyatakan bahwa brand awareness dapat dibangun dan diperbaiki melalui cara-cara berikut: 1. Pesan yang disampaikan oleh suatu brand harus mudah diingat oleh konsumen. 2. Pesan yang disampailan harus berbeda dengan produk lainnya serta harus ada hubungan antara brand dengan kategori produknya. 3. Memakai tagline atau slogan maupun jingle lagu yang menarik sehingga membantu konsumen mengingat brand. 4. Jika suatu brand memiliki simbol, hendaknya simbol tersebut dapat dihubungkan dengan brand-nya. 22 http://digilib.mercubuana.ac.id/ 5. Perluasan nama brand dapat dipakai agar brand semakin diingat konsumen. 6. Brand awareness dapat diperkuat dengan memakai suatu isyarat yang sesuai dengan kategori produk, brand maupun keduanya. 7. Melakukan pengulangan untuk meningkatkan pengingatan, karenamembentuk ingatan adalah lebih sulit dibanding membentuk pengenalan. 2.3 Managemen Event Manejemen event adalah bagian dari ilmu manajemen yang menciptakan dan mengembangkan sebuah kegiatan dengan tujuan untuk mengumpulkan orangorang di suatu tempat, melakukan serangkaian aktivitas yang teratur untuk memperoleh suatu informasi atau menyaksikan suatu kejadian. Sebagian orang menyebut manajemen event sebagai bagian dari manajemen proyek. Namun terlepas dari hal itu, dengan melihat kegiatannya yang melibatkan banyak orang dan dilihat dari sisi perusahaan, maka event termasuk dalam klompok kegiatan departemen pemasaran. 19 “Event management is a profession that requires public assembly for the pur- pose of celebration, education, marketing, and reunion. Each of these overarching activities is encompassed by the profession of event management.” 20 “Special events merupakan salah satu komunikasi proaktif yang member perusahaan kesempatan untuk mendapatkan perhatian dan penerimaan dari public (Smith, 2002, p.85). Dalam suatu penyelenggaraan event, diperlukan pengelolaan yang baik, yang disebut dengan event management. Event management merupakan sebuah siklus yang diawali dari perencanaan event, implementasi event, dan evaluasi event. Ada tiga tahap event yang bisa dievaluasi, yaitu tahap pre-event, event monitoring, dan post-event. Evaluasi sebuah event dapat dilihat dari dampak 19 20 E. Kennedy, John Manajemen Event. Jakarta : PT Bhuana Ilmu Populer 2009. Hal 1 Goldblatt, Dr Joe Special Events, Twenty First Century Global Event Management, 2002. Hal 46 23 http://digilib.mercubuana.ac.id/ tangible (berwujud) dan intangible (tidak berwujud) (Bowdin, McDonnell, Allen, & O’Toole, 1999). Evaluasi event juga disebutkan dalam events management yang dijelaskan oleh Shone dan Parry (2004), yaitu sesaat setelah event selesai, seharusnya ada rapat dengan berbagai pihak untuk mengevaluasi event” 21 Manejemen event juga mempelajari intrik-intrik dalam sebuah kampanye brand, mengidentifikasi pasar sasaran, memilah-milah konsep sebuah event, merencanakan perbekalan, dan mengoordinasikan hal-hal teknis sebelum even dilaksanakan.22 Definisi event menurut ahli, diantaranya Shone dan Parry: Special event are that phenomenon arising from those non-routine occasion which have leisure, cultural, personal or organizational objectives set apart from the normal activity of daily life, whose purpose is to enlighten, celebrate, entertain or challenge the experience of a group of people. 23 Saat ini konsep perkembangan event sejalan dengan kemajuan teknologi serta perkembangan kegiatan masyarakat. Perkembangan ini menjadikan jenis event yang berlangsungpun lebih beraneka ragam dan tidak terbatas pada kegiatan yang memiliki nilai keagamaan, adat dan budaya saja. Penyelenggaraan event telah berkembang sesuai dengan keinginan konsumen untuk dapat melihat event tersebut, misalnya event bersifat keolahragaan, event pengenalan produk, eksibisi atau lainnya. Event telah menjadi bagian dari kebudayaan yang dapat dikembangkan oleh banyak pihak, seperti pemerintah, perusahaan dan masyarakat. Penyelenggara event yang peneliti ambil adalah perusahaan, perusahaan sebagai penyelenggara event dengan focus utamanya menyelenggarakan atau menjual event. Manejemen event dapat didefinisikan sebagai mengorganisir sebuah event yang dikelola secara professional, sistematis, efisien dan efektif yang kegiatannya meliputi dari konsep (perencanaan) sampai dengan pelaksanaan hingga pengawasan. 21 22 23 Tandy, Gabriele Stephanie Jurnal E-Komunikasi. Surabaya. Hal. 139 Ibid Noor, Any Manajemen Event. Bandung : Alfabeta 2013. Hal 8 24 http://digilib.mercubuana.ac.id/ Dalam manejemen event, semua orang harus bekerja keras dengan visi yang sama untuk menghasilkan event yang sesuai dengan harapan. Sangatlah diperlukan kekompakan pada setiap orang yang terlibat dalam tim. Dengan kata lain, Event organizer berati tidak hanya satu orang yang merasa dirinya paling hebat dalam menjalankan tugas tapi semuanya saling bergantung satu sama lain. Menurut Scott M. Cutlip, Allen H. Center & Glen M. Broom mengatakan bahwa fungsi manajemen ialah membangun dan mempertahankan hubungan yang baik dan bermanfaat antara organisasi dengan publik yang mempengaruhi kesuksesan atau kegagalan dari organisasi tersebut. Definisi ini juga mengidentifikasi pembentukan dan pemeliharaan hubungan baik yang saling menguntungkan antara organisasi dengan publik sebagai basis moral dan etis. Laswell adalah seorang ahli ilmu politik amerika serikat pada tahun 1948 mengemukakan suatu ungkapan yang sangat terkenal dalam teori dan penelitian komunikasi massa. Ungkapan yang merupakan cara sederhana untuk memahami proses komunikasi massa adalah dengan menjawab pertanyaan berikut : 1) Siapa (who) 2) Berkata apa (says what) 3) Melalui saluran apa (in which channel) 4) Kepada siapa (to whom) 5) Dengan efek apa? (with what effect) Ungkapan dalam bentuk pertanyaan yang di kenal sebagai formula lasswell ini, meskipun sangat sederhana tapi telah membantu mengorganisasikan dan memberikan struktur pada kajian terhadap organisasi massa. Selain dapat menggambarkan komponen-komponen dalam proses komunikasi massa, lasswell 25 http://digilib.mercubuana.ac.id/ sendiri menggunakan formula ini untuk membedakan berbagai jenis penelitian komunikasi. Hal ini dapat di simak pada visualisasi berikut : Siapa Komunikator Control studies Berkata apa Pesan Analisis pesan Melalui saluran apa Media Analisis media Kepada siapa Penerima Analisis audience Dengan efek apa Efek Analisis efek ( Gambar 2.1 ) Untuk melengkapi teori di atas, dalam bukunya Dr Joe Goldblatt menyatakan bahwa lima W membantu menentukan apakah sebuah event layak, bertahan, dan berkembang. Dalam memasarkan event, kita menggunakan pertanyaan yang sama untuk menentukan kelayakan, dan kemampuan event untuk bertahan serta berkembang.24 Event Management Needs Assessment 25 1.Why 2. Who 24 What is the compelling reason for this event? Why must this event be held? Who will benefit from this event? Who will they want to have attend? 3. When Goldblatt, Dr Joe Special Events, Twenty First Century Global Event Management, 2002. Hal 46 25 Goldblatt, Dr Joe Special Events, Twenty First Century Global Event Management, 2002. Hal 46 26 http://digilib.mercubuana.ac.id/ When will the event be held? Are the date and time flexible or subject to change? 4. Where What are the best destination, location, and venue? 5. What How? What elements and resources are required to satisfy identified above? What elements and resources are required to satisfy identified above? ( Gambar 2.2 ) Lima W merupakan faktor penting yang harus di kembangkan dalam strategi promosi. Lima W harus menjadi dasar dalam melakukan riset pasar dan pengembangan pesan yang harus di sampaikan dalam memasarkan event. A. WHY? Apabila kita memperhatikan materi promosi event, terkadang elemen yang tidak nampak justru adalah elemen yang paling penting untuk menarik partisipan. Pemasar event harus mengejar audiens sasaran dengan meyakinkan mereka bahwa event yang di pasarkannya memiliki berbagai manfaat. Dengan demikian event ini menjadi sebuah kesempatan yang sangat istimewa bagi mereka. “Mengapa?” sebaiknya menjadi nuansa dari semua pesan pertama yang di sampaikan dalam setiap materi promosi. Mengapa seseorang harus meluangkan waktu 27 http://digilib.mercubuana.ac.id/ dan mengeluarkan sejumlah uang untuk datang pada event yang anda selenggarakan? Untuk menjawab pertanyaan ini, tim manajemen dan pemasaran event harus memberikan keterangan di awal alasan/latar belakang event tersebut di selenggarakan. Dalam menetapkan cara-cara pemasaran, apakah melalui iklan video promosi, brosur, atau selebaran, prosesnya harus di awali dengan analisis kepada audiens, produk, dan aset event atau produk yang berupa citra yang akan dipromosikan. B. WHO? Kepada siapakah event ini kita tawarkan? Audiens sasaran kita mungkin bervariasi, tergantung pada produk yang akan dipromosikan. Analisis yang teliti terhadap kondisi audiens yang ditargetkan sangat penting untuk merencanakan pemasaran, membuat selebaran maupun brosur yang mengenai pengiriman, menyusun kebutuhan perlengkapan, dan tenaga kerja. C. WHEN? Waktu adalah segalanya. Tim manajemen yang baik harus menjadikan fungsi pemasaran sebagai bagian yang terintegrasi dengan proses perencanaan agar dapat memaksimalkan penetapan waktu yang paling tepat untuk menyelenggarakan event. D. WHERE? 28 http://digilib.mercubuana.ac.id/ Lokasi adalah aset kunci dalam mempromosikan sebuah event. Ketersediaan sarana transportasi umum dan tempat parkir merupakan pertimbangan penting sehingga banyak event perjamuan yang diselenggarakan dipusat kota. Lokasi harus menjadi pertimbangan para pemasar event pada saat mencari sisi keunikan dari suatu lokasi, yang kemudian diolah untuk menarik para tamu yang bahkan tadinya tidak terpikir akan berpartisipasi pada program yang akan di selenggarakan. E. WHAT? Peneliti melihat bahwa pada saat kita akan menyelenggarakan sebuah event, yang harus diperhatikan adalah kita harus terlebih dahulu tau apakah tujuan dari event yang kita buat, dan siapakah target sasaran dari event tersebut. Setelah itu, pemilihan tempat dan waktu penyelenggaraan event haruslah dipilih dengan tepat sehingga kita dapat mencapai target audiens. Maka dari itu teori komunikasi massa ini harus dimaksimalkan agar mencapai tujuan yang dikehendaki. Event dapat menjadi perhatian khalayak terutama konsumen apabila sesuai dengan 8 (delapan)26 prinsip yang harus diingat berikut ini : 1. Harus kreatif dan dapat menciptakan sesuatu yang baru serta mencoba untuk menghubungkan even tersebut sesuai dengan kebutuhan atau keinginan public. 2. Menciptakan konsep event yang menarik. Kemudian mengadakan suatu pembukaan perdana (grand opening) event tersebut. 3. Kegiatan tersebut harus bermanfaat atau positif, sehingga dapat menarik perhatian konsumen atau public. 4. Kegiatan tersebut harus diadakan secara jujur dan asli. 26 William O’Toole dan Phylis Mikolaitis. Corporate Event Management. Jakarta. PPM 2007. Hal 59 29 http://digilib.mercubuana.ac.id/ 5. Harus mempersuasi public untuk menerima sesuatu yang baru. 6. Menciptakan suatu symbol yang dapat membuat event tersebut menjadi besar dan penting. 7. Membudayakan event tersebut. 8. Harus mempunyai akses dengan orang-orang penting dan terkenal untuk menarik perhatian public. Untuk mengetahui apakah event tersebut berhasil atau tidak, perlu diadakan peninjauan atau penilaian kembali. Dengan melakukan proses tersebut, diharapkan faktor-faktor yang merugikan dapat diketahui yang kemudian dapat diperbaiki, dan faktor-faktor yang menguntungkan dapat ditonjolkan. Keberhasilan sebuah event tentu ditunjang oleh alat ukur yang telah disiapkan. Sayangnya, event tersebut tidak berhasil begitu saja seperti pesulap dengan tongkat ajaibnya dan mantra ÄBRAKADABRA!”Agar semua hal yang diinginkan berhasil dicapai, banyak faktor yang mempengaruhi. Kualitas manajemen adalah yang utama.27 27 E. Kennedy, John Manajemen Event. Jakarta : PT Bhuana Ilmu Populer 2009. Hal 5 30 http://digilib.mercubuana.ac.id/