bab ii tinjauan pustaka

advertisement
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Manajemen
Manajemen berasal dari kata to manage yang artinya mengatur. Adapun
yang diatur merupakan unsur-unsur manajemen yang terdiri dari : man, money,
methode, machines, material dan
market. Manajemen merupakan alat untuk
mencapai tujuan yang diinginkan. Manajemen yang baik akan memudahkan
terwujudnya tujuan perusahaan. Dengan manajemen, daya guna dan hasil guna
unsur-unsur manajemen akan dapat ditingkatkan.
Definisi manajemen menurut Henry Fayol yang diterjemahkan oleh
Gonzali Saydam dalam bukunya Manajemen Sumber Daya Manusia (2000:4):
“Manajemen
adalah
pengkomandoan,
proses
perencanaan,
pengkoordinasian,
dan
pengorganisasian,
pengendalian
yang
dilakukan untuk mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan.”
Sedangkan menurut Melayu Hasibuan (2007:1) menyatakan bahwa
“Manajemen adalah ilmu dan seni yang mengatur pemanfaatan
sumber daya manusia dan sumber-sumber lainnya secara efektif dan
secara efesien untuk mencapai tujuan tertentu.”
Dari definisi diatas dapat disimpulkan manajemen adalah suatu proses
yang terdiri dari perencanaan, pengarahan, pengendalian, melalui pemanfaatan
sumber daya manusia dan sumber-sumber daya lainnya secara efektif dan efesien
untuk mencapai tujuan tertentu.
2.2 Manajemen Sumber Daya Manusia
2.2.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia
Sumber Daya Manusia merupakan komponen dari perusahaan atau
organisasi yang mempunyai arti yang sangat penting, sumber daya manusia
8
menjadi sumber penentu dari perencanaan tujuan perusahaan, karena
fungsinya sebagai inti dari kegiatan perusahaan. Tanpa adanya sumber daya
manusia maka kegiatan perusahaan tidak akan berjalan sebagaimana mestinya
meskipun pada saat ini otomatiasasi telah memasuki setiap perusahaan, tetapi
apabila pelaku dan pelaksana mesin tersebut yaitu manusia, tidak memberikan
peranan yang diharapkan maka otomatosasi itu akan menjadi sia-sia.
Untuk lebih memperjelas pengertian dari manajemen sumber daya
manusia, berikut ini penulis mengutip beberapa definisi yang dikemukakan oleh
beberapa ahli:
Malayu Hasibuan (2007:10) ,yang menyatakan bahwa:
“Manajemen sumber daya manusia adalah ilmu dan seni yang
mengatur hubungan dan peranan tenaga kerja agar efektif dan efisien
membantu terwujudnya tujuan perusahaan, karyawan dan
masyarakat.”
Sedangkan menurut Rachmawati (2008:3),mengemukakan bahwa :
“Manajemen sumber daya manusia adalah suatu perencanaan,
pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan kegiatan-kegiatan
pengadaan, pengembangan, pemberian kompensasi, pengintegrasian,
pemeliharaan, dan pelepasan sumber daya manusia agar tercapai
berbagai tujuan individu, organisasi dan masyarakat.”
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa Manajemen Sumber Daya
Manusia merupakan salah satu perencanaan, pengorganisasian, pengkoordinasian
dimana terhaadap proses penarikan, seleksi, pengembangan, pemeliharaan dan
penggunaan sumber daya manusia untuk mencapai tujuan individu maupun
perusahaan.
2.2.2 Fungsi Manajemen Sumber Daya Manusia
Dari penjelasan di atas diketahui bahwa manajemen berkaitan dengan
pelaksanaan fungsi manajemen sumber daya manusia agar dapat mencapai tujuan
9
secara efisien. Fungsi tersebut dapat berupa fungsi manajemen dan fungsi
operasional dumber daya manusia.
1) Fungsi Manajerial
a. Perencanaan (Planning)
Perencanaan adalah merencanakan tenaga kerja secara efektif dan efisien
agar sesuai dengan kebutuhan perusahaan dalam membantu terwujudnya
tujuan. Bagi manajer personalia, perencanaan berarti penentuan program
personalia, yang akan membantu tercapainya sasaran yang telah disusun
untuk perusahaan yang bersangkutan. Dengan perkataan lain, proses
penentuan sasaran akan melibatkan partisipasi aktif manajer personalia.
Perencanaa merupakan prerumusan persoalan-persoalan mengenai apa dan
bagaimana suatu pekerjaan hendak dilaksanakan, melalui penetapan
sasaran yang harus dicapai. Dengan demikian, perencanaan dianggap
sebagai kumpulan kepiutusan yang dasar bagi tindakan-tindakan dimasa
yang akan datang.
b. Pengorganisasian (Organizing)
Pengorganisasian adalah kegiatan untuk mengorganisasi semua karyawan
dengan
menetapkan
pembagian
kerja,
hubungan
kerja,
delegasi
wewenang, integrasi, dan koordinasi dalam bagan organisasi. Organisasi
adalah personalia tertentu akan membantu ke arah tercapainya sasaran
perusahaan, maka manajer personalia harus menyusun suatu organisasi,
dengan merencanakan struktur hubungan antara pekerja, personalia, dan
lain-lain. Pengorganisasian merupakan tugas manajer untuk menyusun
pembagian kerja dan menentukan tanggung jawab, serta menjaga
hubungan antar kelompok sedemikian rupa sehingga mereka dapat
melaksanakan berbagai aktivitas untuk mencapai sasaran yang telah
ditetapkan. Salah satu tugas pokok organisasi, adalah mengalokasikan
bermacam-macam kepentingan untuk kemudian memanfaatkan seruluh
kemampuan yang ada, ke arah tercapainya suatu tujuan tertentu.
c. Pengarahan ( Directing )
10
Pengarahan adalah kegiatan yang mengarahkan semua karyawan, agar
mau bekerja sama dan bekerja efektif serta efisien dalam membantu
tercapainya tujuan perusahaan. Pengarahan hubungan dengan usaha
memberikan bimbingan, sasaran-sasaran, perintah-perintah, atau intruksiintruksi kepada bawahan, dalam pelaksanaan tugasnya masing-masing.
Pengarahan berfungsi mengkoordinasi berbagai kegiatan organisasi agar
berjalan efektif dan tertuju pada realisasi yang ditetapkan, serta mampu
menggerakan orang lain untuk menyelesaikan pekerjaan, memotivasi, dan
membina moral pegawai.
d. Pengendalian (Controlling)
Pengendalian adalah kegiatan mengendalikan semua pegawai, agar
mentaati peraturan-peraturan perusahaan dan bekerja sesuai dengan
rencana. Fungsi pengendalian dilakukan sebagai pengamatan atas tindakan
dan perbandingannya, dengan rencana perbaikan atas penyimpangan yang
mungkin terjadi, atau penyesuaian terhadap penyimpangan yang tidak
dapat diubah serta berfungsi mengkoreksi pelaksanaan pekerjaan.
2) Fungsi Operasional
a. Pengadaan tenaga kerja (Procurement)
Pengadaan Tenaga Kerja adalah kegiatan untuk memperoleh kuantitas dan
kualitas tenaga kerja yang diperlukan. Hal ini meliputi penarikan tenaga
kerja, seleksi, serta penempatannya.
b. Pengembangan (Development)
Pengembangan adalah proses yang bertujuan untuk meningkatkan
keterampilan, pengetahuan, serta kemampuan karyawan yang diperlukan
untuk melaksanakan pekerjaan tertentu sehingga ia dapat bekerja dengan
lebih baik di perusahaan tersebut.
c. Kompensasi ( Compensation )
Kompensasi yaitu pemberian imbalan atau penghargaan kepada pegawai
atas dasar prestasi yang mereka capai di perusahaan tersebut.
d. Pengintegrasian ( Integration )
11
Pengintegrasian adalah kegiatan untuk mempersatukan kepentingan
perusahaan dan kebutuhan pegawai, agar tercipta kerja sama yang selaras
dan saling menguntungkan.
e. Pemeliharaan ( Maintenance )
Pemeliharaan adalah kegiatan memelihara atau meningkatkan kondisi
fisik, mentak dan loyalitas pegawai, agar mereka tetap mau bekerja dalam
perusahaan selamanya.
f. Kedisiplinan
Kedisiplinan yaitu keinginan dan kesadaran untuk mentaati peraturanperaturan peusahaan dan norma-norma sosial.
g. Pemutusan Hubungan Kerja (PHK)
Pemutusan
Hubungan
adalah
mengembalikan orang-orang
memutuskan
hubungan
kerja
dan
tersebut kepada masyarakat. Perusahaan
bertanggung jawab untuk melaksanakan proses pemisahan sesuai dengan
persyaratan-persyaratan yang telah ditentukan dan menjamin bahwa orang
tersebut berada dalam keadaan baik.
Adapun maksud dan tujuan dari semua keangotan baik yang bersifat
manajerial maupun operasional yaitu bertujuan untuk mencapai sasaran utama
dari perusahaan. Dengan demikian peranan manajer sumber daya manusia sangat
berpengaruh dalam menentukan keberhasilan perusahaan untuk mencapai tujuan.
Fungsi-fungsi manajemen sumber daya manusia mungkin dapat dijumpai
dalam berberapa perbedaan dalam berbagai literatur, hal ini sebagai akibat dari
sudut pandang, akan tetapi dasar pemikirannnya relatif sama. Aspek lain dari
manajemen sumberdaya manusia adalah perannya dalam pencapaian tujaun
perusahaan secara terpadu. Manajemen sumber daya manusia tidak hanya
mementingkan kebutuhan perusahaan, tetapi juga memperhatikan kebutuhan
pegawai dan memliki tuntutan masyarakat yang luas.
Pelaksanaan sebagai fungsi manajemen sumber daya manusia sebenarnya
bukan hanya menciptakan sumber daya manusia yang produktif tetapi
menciptakan suatu kondisi yang lebih baik sehingga dapat meningkatkan potensi
dan motivasi sumber daya manusia dalam berkarya.
12
2.3 Motivasi
Agar tidak terjadi salah persepsi dalam memahami pemberian motivasi
kerja sebaiknya penulis akan membedakan pengertian motif, motivasi dan
pemberian motivasi dari teori-teori motivasi dibawah ini :
2.3.1 Pengertian Motivasi
Motivasi berasal dari kata latin “movere” yang artinya dorongan atau
menggerakan. Pada dasarnya motivasi tidak sesederhana ini. Motivasi merupakan
suatu uraian yang mencakup berbagai aspek dalam tingkah laku manusia yang
bervariasi. Motivasi dalam manajemen hanya ditujukan pada sumber daya
manusia pada umunya dan bawahan pada khususnya. Masalah utama dalam
motivasi adalah bagaimana caranya mengerahkan sumber daya dan potensi
karyawan agar mau bekerja sama secara optimal dan produktif, berhasil
mewujudkan dan mencapai tujuan yang telah ditetapkan oleh perusahaan. Untuk
memotivasi karyawan, seorang manajer harus mengetahui motif dan motivasi
yang diinginkan karyawan. Seorang karyawan mau bekerja karena alasan untuk
memenuhi kebutuhan, baik kebutuhan yang disadari (conscious needs) maupun
kebutuhan yang tidak disadari ( unconscious needs ), baik kebutuhan bersifat
materi maupun bersifat non materi dan kebutuhab fisik atau kebutuhan rohani.
Sedangkan motif adalah suatu perangsang keinginan ( want ) dan daya
penggerak kemauan bekerja seseorang. Keinginan setiap orang berbeda-beda yang
dipengaruhi oleh selera, latar belakang dan lingkungan masing-masing orang
tersebut, sedangkan kebutuhan setiap orang sama. Hal ini yang menyulitkan
manajer untuk memberikan alat motivsi yang tepat bagi setiap karyawan
dikarenakan sumber daya yang menunjangnya terbatas. Manajer dalam memotivsi
karyawannya tidak bisa dengan berdasarkan atas estimasi atau perkiraan-perkiraan
saja dan berpedoman pada kebutuhan-kebutuhan manusia saja.
13
Berikut ini beberapa definisi dari para ahli mengenai motivasi :
Menurut Koontz yang dikutip oleh Hasibuan (2007:95) adalah
“Motivation as an energizing condition of the organism that serves to
direct to organism toward the goal of certain class”
”Motivasi sebagai suatu kondisi yang menggerakan manusia kearah suatu
tujuan tertentu”
Sedangkan Menurut Hasibuan (2007:95) memberikan definisi motivasi
sebagai berikut :
“Motivasi adalah pemberian daya penggerak yang menciptakan
kegairahan kerja seseorang agar mereka mau bekerja sama, bekerja
efektif dan terintergrasi dengan segala upaya untuk mencapai
kepuasan”
Usaha-usaha yang memahami kebutuhan karyawan haruas disertai dengan
penyusunan kebijakan perusahaan dan prosedur kerja yang efektif. Untuk
melakukan hal ini tentu bukan hal yang mudah tetapi memerlukan kerja keras dan
komitmen yang sungguh-sungguh dari manajemen.
Tujuan Motivasi menurut Hasibuan (2007:146) :
a. Meningkatkan moral dan kepuasan kerja karyawan.
Kepuasan kerja karyawan merupakan kunci pendorong moral, kedisiplinan,
dan prestasi kerja karyawan dalam mendukung terwujudnya tujuan
perusahaan.
b. Meningkatkan produktivitas karyawan.
Dengan produktivitas yang tinggi, aktivitas yang dilakukan akan diselesaikan
dengan baik, sehingga akan memberikan keuntungan pada perusahaan.
c. Meningkatkan kedisiplinan karyawan.
Kedisiplinan menjadi kunci terwujudnya tujuan perusahaan, karyawan dan
masyarakat. Dengan disiplin yang baik berarti karyawan sadar dan bersedia
mengerjakan semua tugasnya dengan baik.
d. Menciptakan suasana dan hubungan kerja yang baik.
Rekan kerja yang ramah dan mendukung, atasan yang ramah, memahami,
menghargai
dan
menunjukkan
keberpihakan
kepada
bawahan
akan
menciptakan hubungan kerja yang baik.
14
e. Meningkatkan loyalitas, kreativitas, dan partisipatif karyawan.
Karyawan ikut berpartisipasi dan mempunyai kesempatan untuk mengajukan
ide-ide, rekomendasi dalam proses pengambilan keputusan. Dengan cara ini,
karyawan merasa ikut bertanggungjawab atas tercapainya tujuan perusahaan
sehingga moral dan gairah kerjanya akan meningkat.
f. Mempertinggi rasa tanggung jawab karyawan terhadap tugas-tugasnya.
Dengan mempunyai motivasi yang tinggi maka karyawan akan mempunyai
rasa tanggung jawab dalam melaksanakan tugas-tugasnya, dan karyawan
tersebut akan menyelesaikan pekerjaannya dengan baik.
2.3.2 Teori-teori Motivasi
Motivasi kerja adalah faktor yang mendorong yang menggerakan
seseorang unrtuk bekerja dan memotivasi ini bertolak dari kebutuhan yang belum
terpenuhi. Untuk lebih jelasnya menulis ini menjelaskan beberap teori mengenai
motivasi.
1) Maslow’s Needs hierarchy Theory
Dalam teori hierarki ini, maslow berpendapat yang diinginkan seseorang itu
berjenjang artinya bila kebutuhan pertama telah terpenuhi maka kebutuhan
kedua akan muncul dan seterusnya sampai tingkat kebutuhan yang kelima.
Kebutuhan yang tersusun dalam suatu jenjang adalah sebagai berikut :
a. Physiological Needs
Yaitu kebutuhan fisik, kebutuhan untuk bertahan hidup seperti
makan,minum,tempat tinggal,berpakain baik, dan lainnya. Keinginan
untuk memenuhi kebutuhan ini merangsang seseorang berprilaku atau
bekerja giat.
b. Safety and Security Needs
Kebutuhan akan rasa aman, terbebas dari ancaman yakni dari ancaman
kecelakaan dan keselamatan dalam menjalankan pekerjaannya. Yang
termasuk dalam kebutuhan ini adalah keamana harta dan jiwa di tempat
kerja
15
c. Social Needs
Kebutuhan bersosialisasi atau bergaul, tempat interaksi, merasa dicintai,
dan diterima dalam pergaulan kelompok kerja dan masyarakat di
lingkungannya, karena pada dasarnya manusia tidak bisa hidup sendiri,
maka ia hidup berkelompok.
d. Esteem Needs
Kebutuhan akan penghargaan diri, pengakuan dan penghargaan dari
karyawan lain, atasan dan masyarakat. Semakin tinggi kedudukan
seseorang makan semakin tinggi pula penghargaannya.
e. Self Actualization Needs
Kebutuhan aktualisasi diri dengan mengunakan kemampuan, keterampilan
dan potensi untuk mencapai prestasi kerja yang memuaskan.
2) Herzberg’s Two Factors Motivation Theory
Teori Herzberg ini berhubungan dengan kepuasan kerja, yang memperngaruhi
seseorang dalam bekerja. Adal dua kondisi yang mempengaruhi seseorang
dalam pekerjaannya :
1) Faktor Hygiene
Yaitu faktor-faktor yang dapat menimbulkan rasa tidak puas kepada
karyawan yang terdiri dari :
a. Kebijaksanaan perusahaan
Menerangkan bagaimana rangkaian kejadian meliputi seluruh faktor
dalam perusahaan, terutama kebijakan personalia.
b. Mutu penyelia
Berprinsip pada hakekatnya seseorang tenaga kerja menghendaki
adanya pemimpin yang berkemampuan dalam melaksan pekerjaan.
c. Hubungan antar pribadi
Keinginan ini timbul dari kebutuhan sosial untuk berteman dan
diterima dilingkungannya. Manajemen dapat membatu proses tersebut
dengan program perkenalan yang direncanakan dan dilaksanakan
dengan hati-hati, penyediaan sarana sosialisasi seperti melalui periode
16
istirahat,
rekreasi
dan
prosedur-prosedur
kerja
yang
mempertimbangkan hubungan antara manusia.
d. Kondisi kerja
Keinginan atas kondisi kerja yang baik juga disadari oleh kebutuhankebutuhan, kondisi kerja yang aman berasal dari kebutuhan rasa aman,
perlengkapan tertentu, sebagaimana pentingnya kedudukan seseorang.
e. Gaji atau upah
Gaji atau upah merupakan salah satu alat pemuas kebutuhankebutuhan fisiologis, keterjaminan dan individu dimana merupakan
pemberian kompensasi yang memenuhi prinsip penggajian yang
meliputi kejadian yang berhubungan dengan kompensasi.
2) Faktor motivator
a. Keberhasilan pelaksana
Seorang manajer perlu memberi kesempatan agar membantu para
karyawannya dan memberi kepuasan tersendiri
b. Pengakuan
Pengakuan terhadap prestasi kerja merupakam alat motivasi yang
cukup ampuh dan memberikan kepuasan tersendiri, oleh karena itu
pemimpin yang cerdik akan sesalu melebarkan pengakuan ini kepada
semua karyawan yang berprestasi sehingga dengan mudah mereka
termotivasi dalam melakukan pekerjaan.
c. Pekerjaan itu sendiri
Keinginan yang berasal baik dari kebutuhan akan penghargaaan
maupun dorongan kearah perwujudan prestasi, seseorang yang
mempunyai motivasi untuk bekerja karena pekerjaannya itu disenangi
oleh yang
mengerjakannya, sehingga akan berusaha menjalankan
pekerjaannya sebaik mungkin.
d. Tanggung jawab
Seseorang yang bekerja dalam perusahaan pada waktu ingin dipercaya
memegang tanggung jawab yang lebih besar, tanggung jawab ini
17
bukan saja menghasilkan pekerjaan yang baik tetapi juga tanggung
jawab berupa kepercayaan yang diberikan sebagai suatu potensi
e. Pengembangan
Seseorang
yang
bekerja
dalam
perusahaan
harus
dapat
mengembangkan keahlian, kepandaian, pengetahuan yang dapat
membuat kemampuan individu menjadi baik. Dengan adanya orangorang yang dapat mengembangkan keahlian, kepandaian dan
pengetahuan maka tujuan indivisu dan perusahaan akan cepat tercapai
dengan baik.
3) Mc.Clleland Achievment Motivation Teory
Teori yang dikemukakan oleh Mc.Cleland memberi kontribusi bagi
pemahaman motivasi dengan mengidentifikasi tiga jenis kebutuhan yaitu :
a. Kebutuhan akan kekuasaan (needs for power)
Orang yang memiliki kebutuhan yang tinggi untuk berkuasa menaruh
perhatian besar untuk dapat mempengaruhi dan mengendalikan orang
lain. Ego manusia yang ingin lebih berkuasa dari manusia lainnya
sehingga menimbulkan persaingan. Persaingan ini oleh manajer
ditumbuhkan
oleh
manajer
secara
sehat
dalam
memotivasi
bawahannya, supaya mereka termotivasi untuk bekerja lebih giat.
b. Kebutuhan akan afiliasi (needs for affilation)
Orang yang memiliki kebutuhan tinggi untuk berafiliasi biasanya
memperoleh
kesenangan
dari
kasih
sayang
dan
cenderung
menghindaroi kekecewaan, berusaha membina hubungan yang
menyenangkan.
c. Kebutuhan akan prestasi (needs for acchievment)
Orang yang mempunyai kebutuhan yang tinggi untuk berprestasi akan
berkeinginan besar untuk berhasil sehiggha ia terdorong untuk
mengembangkan kreativitasnya dan mengarahkan kemampuan demi
mencapai prestasi kerja yang maskimal.
18
2.3.3 Asas-asas, Alat-alat dan Jenis-jenis motivasi
1) Asas-asas motivasi
Asas-asas motivasi ini mencakup asas mengikutsertakan, komunikasi,
pengakuan, wewenang yang didelegasikan, dan perhatian timbal balik.
Menurut Malayu Hasibuan (2007:98) asas-asas motivasi yaitu
a. Asas Mengikutsertakan
Asas Mengikutsertakan maksudnya mengajak bawahan untuk ikut
berpartisipsi dan memberikan kesempatan kepada mereka untuk
mengajukan
ide-ide,
rekomendasi
dalam
proses
pengambilan
keputusan. Dengan cara ini, bawahan merasa ikut bertanggung jawab
atas tercapainya tujuan perusahaan sehingga moral dan gairah kerja
meningkat.
b. Asas Komunikasi
Asas komunikasi maksudnya menginformasikan secara jelas tentanf
tujuan yang ingin dicapai, cara mengerjakannya, dan kendala yang
dihadapi. Dengan asas komunikasi, motivsi kerja bawahan akan
meningkat. Sebab semakin banyak seseorang mengetahui suatu soal,
semakin besar pulamina dan perhatiannya terhadap hal tersebut.
c. Asas Pengakuan
Asas pengakuan maksudnya memberikan penghargaan dan pengakuan
yang tepat serta wajar kepada bawahan atas prestasi kerja yang
dicapainya. Bawahan akan bekerja keras dan semakin rajin, jika
mendapatkan pengakuan.
d. Asas Wewenang yang Didelegasikan
Yang dimaksud dengan asas wewenang yang didelegasikan adalah
mendelegasikan sebagian wewenag serta kebebasan karyawan untuk
mengambil keputusan dan kreatifitas dan melaksanakan tugas-tugastugas manajer atau atasan.
19
e. Asas Perhatian Timbal Balik
Asas perhatian timbal balik adalah memotivasi bawahan dengan
mengemukakan keinginn atau harapan perusahaan disamping berusaha
memenuhi kebutuhan yang diharapkan bawahan dari perusahaan.
2) Alat-alat Motivasi
Alat-alat motivasi terdiri dari Materiil Insentif, Nonmateriil Insentif, serta
Kombinasi Materiil Insentif dan nonmateriil insentif
1) Materiil Insentif adalah alat motivasi yang diberikan itu berupa uang
atau barang yang mempunyai nilai pasar, jadi memberikan kebutuhan
ekonomi.
2) Nonmateriil Insentif adalah alat motivasi yang diberikan itu berupa
barang atau benda tidak bernilai, jadi hanya memberikan kepuasan
atau kebanggaan rohani saja.
3) Kombinasi Materiil Insentif dan Nonmateriil Insentif adalah alat
motivasi yang diberikan itu berupa materiil (uang dan barang) dan
nonmateriil (mendali dan piagam, jadi terpenuhi kebutuhan ekonomi
dan kepuasan atau kebanggan rohani.
3) Jenis-jenis Motivasi
Jenis-jenis motivasi terdiri dari Motivasi Positif (Insentif Positif), Motivasi
Negatif (Incentif Negative)
a. Motivasi Positif (Insentif Positif), manajer perlu memotivasi bawahan
dengan memberikan hadiah kepada mereka yang bermotivas dengan
baik. Dengan motivasi positif ini semangat dan disiplin kerja karyawan
akan meningkat, karena manuasia pada umumnya senang menerima
sesuatu yang bak.
b. Motivasi Negatif (Incentif Negative), manajer memotivasi bawahan
dengan membberikan hukuman kepada mereka yang pekerjaannya
kurang
baik (prestasi rendah). Dengan memotivasi negatif ini
semangat dan disiplin kerja karyawan dalam jangka waktu pendek
akan meningkat, tetapi apabila dalam waktu yang panjang akan
berakibat kurang baik bagi perusahaan.
20
2.3.4 Indikator-indikator Motivasi
Menurut Hasibuan (2007:95) mendefinisikan bahwa Motivasi adalah
pemberian daya penggerak yang menciptakan kegairahan kerja seseorang agar
mereka mau bekerja sama, bekerja efektif dan terintergrasi dengan segala upaya
untuk mencapai kepuasan.
Pemotivasian akan berjalan efektif apabila perusahaan memberikan
motivasi secara tepat, dibawah ini beberapa teori yang menjadi indikator yang
mempengaruhi motivasi kerja karywan , yaitu Maslow’s Needs hierarchy Theory.
Dalam teori hierarki ini, Maslow berpendapat yang diinginkan seseorang itu
berjenjang artinya bila kebutuhan pertama telah terpenuhi maka kebutuhan kedua
akan muncul dan seterusnya sampai tingkat kebutuhan yang kelima (Hasibuan,
2007:145) . Kebutuhan yang tersusun dalam suatu jenjang adalah sebagai berikut:
a. Physiological Needs
Yaitu
kebutuhan
fisik,
kebutuhan
untuk
bertahan
hidup
seperti
makan,minum,tempat tinggal,berpakain baik, dan lainnya. Keinginan untuk
memenuhi kebutuhan ini merangsang seseorang berprilaku atau bekerja giat.
b. Safety and Security Needs
Kebutuhan akan rasa aman, terbebas dari ancaman yakni dari ancaman
kecelakaan dan keselamatan dalam menjalankan pekerjaannya. Yang termasuk
dalam kebutuhan ini adalah keamana harta dan jiwa di tempat kerja
c. Social Needs
Kebutuhan bersosialisasi atau bergaul, tempat interaksi, merasa dicintai, dan
diterima dalam pergaulan kelompok kerja dan masyarakat di lingkungannya,
karena pada dasarnya manusia tidak bisa hidup sendiri, maka ia hidup
berkelompok.
d. Esteem Needs
Kebutuhan akan penghargaan diri, pengakuan dan penghargaan dari karyawan
lain, atasan dan masyarakat. Semakin tinggi kedudukan seseorang makan
semakin tinggi pula penghargaannya.
21
e. Self Actualization Needs
Kebutuhan aktualisasi diri dengan mengunakan kemampuan, keterampilan dan
potensi untuk mencapai prestasi kerja yang memuaskan.
2.4 Disiplin Kerja
2.4.1 Pengertian Disiplin Kerja
Menurut Saydam (2000:284) mendefinisikan disiplin kerja sebagai
berikut :
“Disiplin adalah kesediaan dan kerelaan seseorang memenuhi dan
menaati segala norma-norma yang berlaku disekitarnya.”
Sedangkan Menurut Henry Simamora (2004:610) yakni :
“Disiplin adalah prosedur yang mengkoreksi atau menghukum
bawahan karena melanggar peraturan atau prosedur”
Dari definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa seorang karyawan harus
memilki disiplin kerja yang tinggi karena keberadaan disiplin kerja merupakan
usaha untuk mencapai tujuan perusahaan dapat terlaksana.
2.4.2 Pendekatan Disiplin kerja
Ada tiga pendekatan untuk meningkatkan disiplin kerja menurut Marihot
Tua Efendi Hariandja (2005:278) yaitu :
1. Disiplin Preventif
Merupakan tindakan yang dilakukan untuk mendorong karyawan untuk
mentaati peraturan sehingga tidak terjadi pelanggaran atau bersifat mencegah
tanpa ada yang memakasa dan pada akhirnya akan menciptakan disiplin diri.
Ini tentu saja mudah dipahami sebagai tanggung jawab yang melekat pada
pimpinan.
2. Disiplin korektif
Merupakan tindakan untuk mencegah supaya tidak terulang kembali sehingga
tidak jadi pelanggaran pada hari-hari selanjutnya.
3. Disiplin progresif
22
Merupakan tindakan dimana pengulangan kesalahan yang sama akan
mengakibatkan hukuman yang lebih berat dengan memeberikan kesempatan
untuk diperbaiki
2.4.3 Tujuan Sanksi Disiplin
Sanksi tindakan memotivasi karyawan dalam mengolah suatu perilaku.
Namun hukuman hanya mengajar seseorang agar dapat mengoreksi atas tindakantindakan yang dilakukan.
Adapun sanksi disiplin menurut Gauzali Saydam (2000:303) tujuannya
adalah:
1. Untuk memperbaiki dan mendidik karyawan yang melanggar disiplin agar
mereka tidak berbuat kesalahan yang sama pada waktu lain.
2. Sebagai pegangan bagi petugas pelaksana dalam pelaksanaan peraturan
disiplin karyawan.
3. Untuk diketahui oleh para karyawan dalam kaitannya dengan pelaksanaan
penataan kewajiban dan larangan serta sanksi yang dapat dikenakan bagi
pelanggaran yang terjadi.
2.4.4 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Disiplin Kerja
Kedisiplinan kerja karyawan dapat ditegakkan apabila semua peraturan
yang dibuat oleh perusahaan bisa ditaati oleh para karyawannya. Menurut
Prijodarminto (1993 : 23) ada 3 (tiga) nilai yang dapat menunjukkan seorang
karyawan disiplin dalam lingkungan kerjanya yaitu :
1. Ketaatan dan kepatuhan terhadap peraturan
Suatu sikap yang menunjukkan kesungguhan hati karyawan untuk
mentaati dan mematuhi peraturan perusahaan baik yang tertulis maupun
yang tidak tertulis secara cermat dan seksama dalam lingkungan kerja di
mana peraturan-peraturan tersebut diberitahukan terlebih dahulu kepada
karyawan pada saat mereka memasuki lingkungan perusahaan, dengan
harapan dapat menumbuhkan pengertian yang mendalam atau kesadaran
23
bahwa ketaatan dan kepatuhan merupakan syarat yang penting untuk
mencapai suatu keberhasilan.
2. Kesetiaan terhadap perusahaan
Kesetiaan merupakan suatu sikap mental yang harus dimiliki oleh
karyawan dengan cara merasa memiliki tempat ia bekerja dengan harapan
dapat menjaga nama baik perusahaan dan bekerja dengan baik. Sikap ini
bersumber dari hati nurani karyawan yang tumbuh atas dasar kesadaran
diri sehingga dapat mengabdi sepenuhnya kepada perusahaan
3. Keteraturan dan ketertiban dalam bekerja
Sikap ini merupakan suatu rutinitas karyawan dalam bekerja yang
dilakukan hampir setiap hari misalnya masuk dan pulang sesuai jam kerja,
menyelesaikan pekerjaan sesuai waktu yang ditentukan, tidak mengganggu
dalam proses bekerja, dan hal-hal lain yang mendorong untuk bekerja
dengan baik. Sikap ini perlu ditanamkan dalam diri setiap karyawan
dengan harapan karyawan menjadi terbiasa dengan hal tersebut dan tidak
dijadikan suatu beban yang berat dalam melakukan aktivitasnya.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa disiplin kerja adalah tindakan
yang mendorong dan melatih seseorang, dalam hal ini karyawan di perusahaan
untuk bertingkah laku sesuai dengan ketentuan, norma, kriteria dan standar yang
ditetapkan oleh perusahaan. Sehingga sikap dan perilaku tersebut dapat tercipta
dengan sendirinya dalam diri karyawan.
2.4.5 Sanksi pelanggaran Kerja
Pelanggaran kerja adalah setiap ucapan, tulisan, perbuatan seorang
pegawai yang melanggar peraturan disiplin yang telah diatur oleh pimpinan
organisasi.
Sedangkan sanksi pelanggaran kerja adalah hukuman disiplin yang
dijatuhkan pimpinan organisasi kepada pegawai yang melanggar peraturan
disiplin yang telah diatur pimpinan organisasi. Ada beberapa tingkat dan jenis
sanksi pelanggaran kerja yang umumnya berlaku dalam suatu organisasi, seperti
yang dikemukakan oleh Veithzal Rivai (2004:450) sebagai berikut:
24
1. Sanksi pelanggaran ringan, dengan jenis:

Teguran lisan

Teguran tertulis

Pernyataan tidak puas secara tertulis
2. Sanksi pelanggaran sedang, dengan jenis:

Penundaan kenaikan gajih

Penurunan gajih

Penundaan kenaikan pangkat
3. Sanksi pelanggaran berat, dengan jenis:

Penurunan pangkat

Pembebasan dari jabatan

Pemberhentian

Pemecatan
2.4.6 Indikator-indikator Disiplin Kerja
Menurut Saydam (2000:284) mendefinisikan bahwa Disiplin adalah
kesediaan dan kerelaan seseorang memenuhi dan menaati segala norma-norma
yang berlaku disekitarnya
1. Tingginya angka kemangkiran (Absensi) karyawan
Kehadiran merupakan masalah serius dalam sebuah perusahaan hal ini
dikarenakan banyak organisasi pekerja atau pegawai dapat berhubungan
dengan organisasi maka hal ini dapat menyebabkan kurangnya kehadiran
2. Sering terlambatnya karyawan masuk kantor atau pulang lebih cepat dari
waktu yang sudah ditentukan dan tidak berusaha memaksimalkan jam kerja
Jam kerja pegawai harus mengikuti standar jam kerja setiap hari sesuai
dengan ketentuan yang berlaku, dengan setiap mperusahaan yang memeiliki
jam kerja berbeda untuk memastikan bahwa pekerjaan diselesaikan dengan
seefisien mungkin pada tingkatan kualitas yang tinggi serta pada waktu yang
bersamaan untuk memperbolehkan para pegawai dan pengawas menentukan
jadwal pada batas-batas waktu tertentu
25
3. Menurunnya semangat dan gairah kerja
Menurunnya semangat kerja timbul akibat tidak adanya motivasi baik dari
perusahaan maupun dari karyawan itu sendiri. Perhatian berupa kompensasi
kesejahteraan akan menambah gairah kerja karyawan. Karyawan pun harus
terbuka terhadap perusahaan apa yang menjadi permasalahan dalam bekerja
4. Saling melempar tanggung jawab
Dalam tanggung jawab ini pegawai diberi batas waktu dalam menyelesaikan
suatu pekerjaan dan bagaimana tanggung jawab yang dimiliki setiap pegawai
dalam menyelesaikan pekerjaannya
5. Penyelesaian pekerjaan yang lambat, karena karyawan lebih senang
mengobrol dari pada bekerja
Tingkah laku ketika bekerja merupakan suatu hal yang menyangkut
Unsubordination Concepty seperti: berkelahi, berjudi, kegagalan untuk
memakai alat-alat pengaman ketidak perdulian dan sesuatu paling hangat
didiskusikan adalah ketergantungan dari alkohol dan obat-obatan
6. Pelaksanaan supervisi dan pengawasan melekat yang buruk dan asal-asalan
oleh atasan.
Ketidakjujuran menyangkut pada karakter dari pada pegawai yang
bekerja,apabila pekerjaan dilaksanakan kurang semangat tanpa pengawasan
maka hasil kerja pun tidak akan baik.
Sedangkan menurut Bejo Siswanto (2005:291) berpendapat bahwa faktorfaktor dari disiplin kerja itu ada 5 yaitu :
1. Frekuensi Kehadiran, salah satu tolak ukur untuk mengetahui tingkat
kedisiplinan pegawai. Semakin tinggi frekuensi kehadirannya atau rendahnya
tingkat kemangkiran maka pegawai tersebut telah memliki disiplin kerja yang
tinggi.
2. Tingkat Kewaspadaan, pegawai yang dalam melaksanakan pekerjaannya
selalu penuh perhitungan dan ketelitian memiliki tingkat kewaspadaan yang
tinggi terhadap dirinya maupun pekerjaannya.
3. Ketaatan Pada Standar Kerja, dalam melaksanakan pekerjaannya pegawai
diharuskan menaati semua standar kerja yang telah ditetapkan sesuai dengan
26
aturan dan pedoman kerja agar kecelakaan kerja tidak terjadi atau dapat
dihindari.
4. Ketaatan Pada Peraturan Kerja, dimaksudkan demi kenyamanan dan
kelancaran dalam bekerja.
5. Etika
Kerja,
diperlukan
oleh
setiap
pegawai
dalam
melaksanakan
perkerjaannya agar tercipta suasana harmonis, salin menghargai antar sesama
pegawai.
2.5 Pengaruh Motivasi terhadap Disiplin Kerja
Pemberian motivasi merupakan suatu proses dalam mengerahkan,
mempengaruhi, mengarahkan daya dan potensi karyawan, supaya secara produktif
berhasil mencapai dan mewujudkan tujuan organisasi yang telah ditetapkan dan
direncanakan sebelumnya serta tercapainya keinginan para karyawan.
Menurut Saydam (2000:325),
pemberian motivasi diharapkan dapat
mendorong karyawannya untuk bekerja lebih baik sehingga para karyawan dapat
lebih bertanggung jawab dalam melaksanakan tugas-tugasnya sesuai dengan
peraturan yang berlaku di perusahaan. Selain itu yang terpenting adalah dorongan
yang dilakukan karyawan sesuai dengan apa yang diinginkan oleh perusahaan.
Untuk itu motivasi yang diberikan antara lain dapat berupa kompensasi
(upah,insentif) yang memadai, memberikan penghargaan kepada karyawan yang
berprestasi, memberikan ucapan terimakasih kepada karyawan bila selesai
melakukan pekerjaan, adanya kondisi kerja yang aman dan nyaman, memberikan
jaminan kepastian kerja, dan kepastian pembinaan karir.
Adapun yang dikemukakan oleh Saydam (2000:288) bahwa dengan
dibeikannya motivasi tersebut diharapkan karyawan mematuhi segala peraturan
yang berlaku diperusahaan. Agar terciptanya suatu disiplin melalui pelatihanpelatihan kedisiplinan secara terus menerus dan memberikan sanksi kepada para
pelanggar, untuk itu dengan pemberian motivasi yang efektif dapat meningkatkan
disiplin kerja karyawan.
Hubungan antara motivasi dengan disiplin kerja akan terjadi apabila pihak
manajemen mendorong atau membina bawahannya dengan melakukan pembinaan
27
disiplin melalui pelatihan-pelatihan kedisiplinan secara terus menerus. Dengan
motivasi yang tepat dapat menimbulkan rasa disiplin yang tinggi, bagi para
karyawan akan merasa dihargai dan akan bekerja dengan lebih baik.
28
Download