Apa Itu Bank Central

advertisement
PT TRIJAYA PRATAMA FUTURES
( Your Trust Is Our Satisfaction )
Apa Itu Bank Central
Bank sentral bisa diartikan sebagai "kreditur paling akhir" yang artinya bahwa bank bertanggung
jawab untuk menyediakan dana bagi perekonomian ketika bank komersial tidak dapat menutupi
kekurangan dana. Dengan kata lain, bank sentral mencegah sistem perbankan negara mengalami
kegagalan. Namun, tujuan utama dari bank sentral sendiri adalah menjaga stabilitas mata uang
negara dengan mengontrol inflasi. Bank sentral juga bertindak sebagai otoritas kebijakan
moneter suatu negara dan merupakan satu-satunya penyedia dan yang dapat mengajukan
pencetakan peredaran mata uang. Waktu telah membuktikan bahwa fungsi terbaik bank sentral
dalam kapasitasnya ialah dengan tetap independen (bebas intervensi) dari kebijakan fiskal
pemerintah dan tidak dipengaruhi oleh pertimbangan rezim politik apapun. Bank sentral harus
sepenuhnya terpisah dari kepentingan perbankan komersial.
Perkembangan Bank Sentral
Bank sentral seringkali disebut sebagai "bank pemerintah" karena menangangi pembelian dan
penjualan obligasi pemerintah dan instrumen lainnya, keputusan politik tidak dapat
mempengaruhi operasional bank sentral. Tentu saja, hubungan antara bank sentral dan rezim
yang berkuasa bervariasi dari negara yang satu ke negara lainnya dan terus berkembang seiring
berjalannya waktu. Untuk memastikan stabilitas mata uang negara, bank sentral harus menjadi
regulator dan otoritas dalam sistem perbankan dan moneter.
Berdasarkan sejarah, peran bank sentral semakin berkembang, beberapa berpendapat, pertama
kali berdiri Bank of England pada 1694. Namun secara umum disepakati bahwa konsep bank
sentral modern tidak muncul hingga abad 20 seiring berkembangnya masalah pada sistem
perbankan komersial. Oleh karena itu, fungsi bank sentral modern muncul untuk mengatur
perbankan komersial yang sudah ada.
Antara 1870 dan 1914, mata uang dunia dimulai pada periode standar emas (gold standart),
setiap negara mengikatkan mata uangnya dengan emas, untuk menjaga stabilitas harga metode
ini jauh lebih mudah karena jumlah emas yang tersedia masih terbatas. Sebagai konsekuensinya,
ekspansi moneter tidak dengan mudahnya dipengaruhi keputusan politik untuk mencetak lebih
banyak uang, sehingga inflasi lebih mudah dikontrol. Bank sentral pada waktu itu menjadi
penanggung jawab utama untuk menjaga nilai tukar emas ke dalam mata uang, kurs semua mata
uang menjadi baku.
Pada saat pecahnya Perang Dunia I, standar emas mulai ditinggalkan, saat itu pemerintah
menghadapi krisis, dengan defisit anggaran (karena membiayai perang) dan membutuhkan
sumber daya yang lebih besar, untuk mencetak lebih banyak uang. Pemerintah akhirnya
Di ambil dari berbagai sumber. Oleh Sutarmin
PT TRIJAYA PRATAMA FUTURES
( Your Trust Is Our Satisfaction )
melakukan inflasi. Setelah Perang Dunia I berakhir, sebagian besar pemerintah memilih untuk
beralih lagi ke standar emas guna menstabilkan kembali ekonomi mereka. Hal ini meningkatkan
kesadaran atas pentingnya independensi bank sentral dari mesin politik.
Setelah terjadinya The Great Depression di AS dan Perang Dunia II, pemerintah dunia besar
memilih untuk kembali ke arah bank sentral yang bisa dupengaruhi oleh keputusan politik dalam
pembuatan kebijakannya. Pandangan ini muncul banyak disebabkan oleh kebutuhan untuk
menciptakan control terhadap ekonomi yang hancur pasca perang, lebih jauh lagi, bagi negara
yang baru saja merdeka memilih untuk mempertahankan control dalam semua aspek negaranya,
yang merupakan kebalikan dari kolonialisme. Pertumbuhan ekonomi negara maju di blok timur
juga memiliki tanggung jawab terhadap intervensi pemerintah dalam ekonomi makro. Tidak
lama setelah Perang Dunia II, indepedensi bank sentral dari pemerintah kembali menjamur di
ekonomi dunia Barat dan dianggap sebagai cara optimal untuk mencapai rezim ekonomi yang
liberal dan stabil.
Bagaimana Bank Mempengaruhi Ekonomi
Bank sentral secara garis besar memiliki dua fungsi utama: (1) ekonomi makro ketika mengatur
inflasi dan stabilitas negara dan, (2) ekonomi mikro ketika berfungsi sebagai "kreditur paling
akhir"
Pengaruh Makroekonomi
Selain memiliki tanggung jawab menjaga stabilitas harga, bank sentral juga harus mengatur
tingkat inflasi dengan mengendalikan jumlah uang yang beredar melalui kebijakan moneter.
Bank sentral melakukan operasi pasar terbuka baik menyuntikkan pasar dengan likuiditas atau
menyerap dana tambahan, yang secara langsung mempengaruhi tingkat inflasi. Untuk
meningkatkan jumlah uang yang beredar dan menurunkan suku bunga (biaya) pinjaman, bank
sentral akan membeli obligasi pemerintah, ataupun surat berharga pemerintah. Pembelian ini
juga akan menyebabkan inflasi lebih tinggi dan sebaliknya. Operasi pasar terbuka merupakan
kunci utama bank sentral untuk mengendalikan inflasi, jumlah uang yang beredar dan stabilitas
harga.
Pengaruh Mikroekonomi
Pembentukan bank sentral sebagai "kreditur paling akhir" mendorong kebutuhan mereka untuk
bebas dari bank komersial. Bank komersial menawarkan dana kepada nasabah untuk pertama
kalinya, sebagai layanan dasar. Jika bank komersial tidak memiliki cukup likuiditas dalam
memenuhi kebutuhan klien, bank komersial dapat beralih ke bank sentral untuk meminjam dana
tambahan. Hal ini memberikan sistem dengan stabilitas secara objektif; bank sentral tidak
mendukung bank komersial tertentu. Dengan demikian banyak bank sentral akan memiliki
Di ambil dari berbagai sumber. Oleh Sutarmin
PT TRIJAYA PRATAMA FUTURES
( Your Trust Is Our Satisfaction )
cadangan-bank komersial berdasarkan rasio masing-masing deposito bank komersial yang ada.
Bank sentral akan memperbolehkan seluruh bank komersial untuk menyimpan, 1:10 rasio
cadangan/deposito. Tidak semua bank sentral menetapkan bank komersial untuk memiliki
cadangan deposito. Sebagai contohnya Inggris tidak menerapkan kebijakan ini sementara
Amerika Serikat justru menggunakannya.
Tingkat dimana bank komersial dan fasilitas pinjaman lainnya dapat mengajukan pinjaman
jangka pendek dari bank sentral dikenal dengan tingkat diskonto (ditetapkan oleh bank sentral
dan menentukan tingkat suku bunga). Untuk transaksi pasar terbuka menjadi lebih efisien,
tingkat diskonto (discount rate) harus menjaga bank dari pinjaman jangka panjang, yang akan
menggangu jumlah uang yang beredar di pasar dan kebijakan moneter bank sentral. Pinjaman
yang terlalu banyak, akan membuat bank komersial mengedarkan lebih banyak lagi uang ke
dalam sistem.
Transisi Ekonomi
Dewasa ini perkembangan ekonomi dihadapkan dengan berbagai masalah seperti transisi ke
ekonomi pasar bebas. Yang selalu menjadi perhatian utama adalah untuk mengendalikan inflasi.
Hal ini menyebabkan terciptanya independensi bank sentral namun memerlukan waktu,
mengingat bahwa masih banyak negara berkembang mempertahankan kontrol atas ekonomi guna
mempertahankan kekuasaan mereka. Namun intervensi pemerintah, baik secara langsung
maupun tidak dapat melalui kebijakan fiskal. Sayangnya, banyak negara berkembang dihadapkan
dengan gangguan sipil atau perang, yang dapat memaksa pemerintah untuk mengalihkan dana
dari perkembangan ekonomi secara keseluruhan. Satu faktor yang terkonfirmasi adalah, untuk
sebuah ekonomi pasar bisa berkembang, mata uang yang stabil sangat dibutuhkan baik yang
melalui nilai tukar tetap atau mengambang. Namun bank sentral, baik di negara maju atau
berkembang bersifat dinamis karena tidak ada jaminan untuk menjalankan kestabilan ekonomi
berdasarkan status negaranya.
Penutup
Bank sentral mengemban tanggung jawab untuk mengawasi sistem moneter suatu bangsa
(kelompok negara), bersama dengan tanggung jawab lainnya, mengawasi kebijakan moneter
untuk melaksanakan tujuan tertentu seperti stabilitas mata uang, inflasi rendah dan lapangan
pekerjaan. Tugas bank sentral semakin berkembang seiring berjalannya waktu.
Di ambil dari berbagai sumber. Oleh Sutarmin
Download