7 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Pemasaran Pemasaran ada di mana-mana. Secara Formal dan informal, orang dan organisasi terlibat dalam sejumlah aktivitas yang dapat kita sebut pemasaran. Levitt (1960) dalam Usmara (2008) mengemukakan bahwa perbedaan antara pemasaran dan penjualan lebih dari sekedar perbedaan arti kata. Penjualan berfokus pada kebutuhan penjualan, sedangkan pemasaran lebih berfokus pada kebutuhan para pembeli. Penjualan terikat pada konsentrasi terhadap kebutuhan penjual untuk mengubah produknya menjadi uang tunai; sedangkan pemasaran berkonsentrasi pada gagasan untuk memuaskan seluruh kebutuhan konsumen dengan produk yang ditawarkan dan semua hal dalam aspek pemasaran ini berhubungan erat dengan upaya menciptakan, memberikan, dan akhirnya mengkonsumsi produk baik barang maupun jasa. Pemasaran yang baik merupakan bukan suatu bentuk kebetulan, melainkan hasil dari perencanaan yang cermat dan terstruktur. Dalam prakteknya pemasaran dilakukan secara terus menerus untuk ditingkatkan dan selalu diperbaharui di semua jenis dunia bisnis untuk meningkatkan peluang keberhasilan. Pemasaran yang baik semakin menjadi unsur yang vital bagi keberhasilan bisnis, karena itu pemasaran sangat mempengaruhi hidup setiap orang untuk memenuhi kebutuhannya. 8 Kotller dan Levy (1969) dalam Usmara (2008) mengungkapkan, pemasaran berhubungan dengan mengidentifikasi dan memenuhi kebutuhan masyarakat. Pemasaran modern mempunyai dua pengertian yang berbeda dalam benak orang-orang yang menggunakan istilah tersebut. Pertama, pemasaran adalah upaya untuk menjual, mempengaruhi dan membujuk pelanggan atau calon pembeli; disini pemasaran dipandang sebagai sesuatu yang mendorong orang untuk membeli. Kedua, pemasaran adalah konsep melayani dan memuaskan kebutuhan-kebutuhan manusia sesuai dengan perubahan dan perkembangan yang terjadi. Konsep pemasaran ini menganggap bahwa persoalan semua perusahaan yang melakukan bisnis pada era dimana perusahaan semakin banyak dan berkembang pesat adalah mengembangkan loyalitas dan kepuasan pelanggan atau konsumen. Berikut beberapa definisi pemasaran: American Merketing Association (AMA) sebagaimana dikutip Kotler dan Keller (2008) mendefinisikan pemasaran sebagai satu fungsi organisasi dan seperangkat proses untuk menciptakan, mengkomunikasikan, dan menyerahkan nilai kepada pelanggan dan mengelola hubungan pelanggan dengan cara yang menguntungkan organisasi dan para pemilik sahamnya. Menurut Kotler dan Keller (2007), pemasaran adalah proses sosial dan manajerial yang dilakukan seseorang atau kelompok untuk memeperoleh apa yang mereka butuhkan dan inginkan melalui penciptaan, penawaran, dan pertukaran produk-produk yang bernilai dengan yang lainnya. Sedangkan menejemen pemasaran adalah seni dan ilmu memilih pasar sasaran dan mendapatkan, menjaga dan menumbuhkan pelanggan dengan menciptakan, menyerahkan, dan mengkomunikasikan nilai pelanggan yang unggul.( Kotler dan Keller, 2007 ) 9 Kotler dan Killer (2007) menguraikan tugas dari manajemen pemasaran diantaranya sebagai berikut : a. Mengembangkan strategi dan rencana pemasaran b. Merebut pencerahan pemasaran c. Berbubungan dengan pelanggan d. Membangun merek yang kuat e. Membentuk tawaran pasar f. Menyerahkan nilai dari barang atau jasa yang ditawarkan g. Mengkomuniksikan nilai h. Menciptakan pertumbuhan jangka panjang 1.2 Tujuan Pemasaran Tujuan pemasaran merupakan suatu keadaan yang diinginkan, yang diupayakan untuk diwujudkan oleh perusahaan. Menunjukkan bahwa tujuan pemasaran merupakan suatu yang mendasar untuk menjamin konsistensi kegiatan pemasaran di perusahaan tersebut dan pemenuhan atas kebutuhan konsumen. Semakain pandainya konsumen memilih produk yang beragam yang ada di pasar, maka perusahaan harus responsif terhadap keinginan dan kebutuhan pelanggan. Dengan demikian mengutamakan kebutuhan konsumen. tujuan pemasaran adalah 10 Usmara (2008), untuk dapat memiliki pasar, para pemasar harus mampu mempertemukan kesamaan antara apa yang dibutuhkan konsumen dengan apa yang para pemasar jual. Tujuan-tujuan pemasaran membangun suatu strategi agar usaha tersebut dapat sejalan dengan kondisi lingkungan persaingan yang kompleks. Dari ulasan di atas bahwa secara singkat tujuan akhir pemasaran adalah menciptakan permintaan supaya produk yang dipasarkan selalu terjual. Oei Istijanto ( 2009;7) 2.3 Bauran Pemasaran ( Marketing Mix ) Tugas dari seorang pemasar adalah merencanakan kegiatan pemasaran dan menarik progam pemasaran yang terstruktur untuk menciptakan, menkomunikasikan dan menyerahkan nilai bagi konsumen. Program pemasaran terdiri dari sejumlah keputusan tentang kegiatan pemasaran yang diklasifikasikan berdasarkan bauran pemasaran. Bauran pemasan itu sendiri adalah perangkat alat pemasaran yang digunakan oleh perusahaan untuk mengejar tujuan pemasarannya. Komponen bauran pemasaran terdiri dari empat kelompok besar yang disebut empat P tentang pemasaran yaitu Produk (product), harga (price), tempat (Place), dan promosi (promotion). Dalam mencapai pasar sasaran komponen bauran pemasaran tersebut terdiri dari beberapa sup-sup komponen seperti yang digambarkan di bawah ini: 11 Bauran pemasaran Produk: Keragaman produk, Kualitas, Design, Ciri, Nama merek, kemasan, ukuran, garansi, dll Harga : Daftar harga, rabat/diskon , potongan harga khusus, periode pembayaran , kredit, dll Promosi : Promosi penjualan, periklanan, tenaga penjual, Public relation,pemas aran langsung. MLM Tempat : Saluran pemasaran, cakupan pasar, pengelompok an pasar, lokasi, persediaan, transaksi Pasar sasaran Gambar 2.1 : Empat komponen P dalam pemasaran (kotler dan Keller, 2007:23) Komponen bauran pemasaran yang terdiri dari empat P menggambarkan pandangan penjual tentang alat pemasaran yang tersedia untuk mempengaruhi pembeli. Dari sudut pandang pembeli, setiap alat pemasaran dirancang untuk menyerahkan manfaat pelanggan. Jadi empat P penjual berhubungan dengan empat C pelanggan. Empat P : Produk (product) Harga (price) Tempat (place) Promosi (promotion) Empat C : Custemer needs and want (kebutuhan dan keinginan) Cost to the customer (biaya pelangan) Convinience (kemudahan) Communication (komunikasi) Gambar 2.2 : Hubungan Empat P dengan Empat C menurut McCarthy (Kotlet dan Keller, 2007) 12 2.4 Promosi Promisi tidak terlepas dari peran komunikasi, baik dalam memasarkan produk barang dan jasa serta untuk menbangun suatu hubungan atau relasi yang baik dengan konsumen (Customer Relationship Manajement) agar tercipta loyalitas konsumen. Promosi yang berorientasi konsumen memprioritaskan kebutuhan dan keinginan konsumen. Konsumen mungkin tidak responsif terhadap promosi penjualan kecuali ada sesuatu nilai lebih didalamnya. Semua tehnik promosi akan memberi imbalan kepada konsumen sebagai rangsangan yang dapat mendorong perilaku tertentu yang diinginkan oleh pemasar. Tujuan pemasar menggunakan promosi adalah untuk menghasilkan pembelian perdana, mendorong pembelian ulang, meningkatkan volume penjualan, memperkuat citra merek dan meningkatkan loyalitas. 2.4.1 Jenis Promosi Penjualan Jenis promosi penjualan dapat diuraikam melalui promotion mix, diantanya: Kotler, Keller (2007: 98-100) 1. Periklanan (Advertising), yaitu bentuk promosi non personal dengan menggunakan berbagai media yang ditujukan untuk merangsang pembelian. 13 2. Penjualan tatap muka (Personal Selling) yaitu, bentuk promosi secara personal dengan presentasi lisan dalam suatu percakapan dengan calon pembeli yang ditujukan untuk merangsang pembelian. 3. Publisitas (Publisity), yaitu suatu bentuk promosi non personal mengenai pelayanan atau kesatuan usaha tertentu dengan jalan mengulas informasi/berita. 4. Promosi penjualan (Sales Promotion), yaitu suatu bentuk promosi diluar ketiga bentuk diatas yang ditujukan untuk merangsang pembelian. 5. Pemasaran langsung (Direct Marketing), yaitu suatu bentuk penjualan perorangan secara langsung ditujukan untuk mempengaruhi pembelian konsumen. Dari uraian jenis-jenis promosi di atas tidak akan bisa dilaksanakan tanpa ada komunikasi, maka dari itu komunikasi pemasaran yang efektif diperlukan untuk keberhasilan promosi. 2.5 Mengembangkan Hubungan Pelanggan Memaksimalkan nilai pelanggan berarti mengembangkan hubungan pelanggan untuk jangka panjang. Banyak perusahan yang sudah melakukan pemasaran yang dirancang untuk membangun hubungan pelanggan yang baik. Melalui komunikasi dan informasi hubungan pelanggan dengan pemasar atau perusahaan dapat tercipta dengan baik 14 sesuai strategi yang dilakukan oleh pemasar. Semua itu dilakukan karena titik sentral pemasaran adalah konsumen atau pelanggan. Pemberdayaan pelanggan menjadi cara hidup banyak perusahaan yang harus menyesuaikan diri dengan peralihan kekuasaan dalam hubungan pelanggan mereka. Respon perusahaan terhadap pemberdayaan pelanggan menggambarkan beberapa perubahan dalam praktik pemasaran mereka sebagai hasilnya. Kotler dan Keller (2008). Dalam bauran pemasaran hubungan pelanggan berkaitan dengan promosi (promotion) dan promosi berhubungan dengan komunikasi (komunication). Komunikasi di sini adalah suatu bentuk interaksi antara individu dengan individu atau kelompok lain dalam konteks pemasaran, atau yang dimaksud dengan komunikasi pemasaran. Pemimpin suatu bisnis harus melakukan empat hal untuk membangun hubungan dengan pelanggan diantanya: 1. Terus menarik pelanggan baru yang telah diidentifikasi dalam rencana strategis misal dengan metode iklan. 2. Aktif mempertahankan pelanggan saat ini dan membangun kembali hubungan dengan pelanggan masa lalu. 3. Menyesuaikan produk dan penawaran layanan untuk lebih memenuhi harapan pelanggan dan kebutuhan perusahaan. 4. Karyawan perusahaan terus dilatih dan dihargai untuk memberikan pelayanan pelanggan yang memuaskan (sevice excellent). 15 2.6 Customer Relationship Manajemen (CRM) 2.6.1 Pengertian Customer Relationship Management (CRM) Posisi Customer Relationship Management (CRM) dalam pemasaran sangat krusial, khususnya dalam membantu perusahaan menciptakan produk dan service yang berorientasi kepada pelanggan dan berorientasi pada personal. Sasaran utama dari CRM adalah untuk meningkatkan pertumbuhan jangka panjang dan profitabilitas perusahaan melalui pengertian yang lebih baik terhadap kebiasaan (behavior) pelanggan. Customer Relationship Management (CRM) adalah sebuah strategi bisnis yang berbasis konsumen, seperti strategi bisnis lainnya, tujuan akhir dari CRM adalah untuk memaksimalkan keuntungan dan pendapatan. Sedangkan tujuan utama dari CRM adalah meningkatkan kepuasan pelanggan. Beberapa teknologi yang melatar belakangi CRM diantaranya adalah mendapatkan, menyimpan, analisis terhadap konsumen, vendor, partner, dan proses informasi internal. Rigby, Reichheld, dan Schefter (2002) dalam Usmara (2008), menyatakan Customer Relationship Management (CRM) memberi kesempatan perusahaan untuk mengumpulkan data secara cepat, mengidentifikasi pelanggan yang paling berharga, dan meningkatkan kesetiaan pelanggan dengan memberikan produk dan jasa yang 16 disesuaikan. Program ini mengurangi biaya pelayanan pada pelanggan dan memudahkan mendapatkan pelanggan yang sama. Sedangkan fungsi-fungsi lain yang mendukung CRM adalah sales, marketing, training, pengembangan profesional, manajemen performa, human resource development, dan kompensasi. Keseluruhan teknologi dan fungsi-fungsi yang melingkupi CRM haruslah terintegrasi sebagai bagian tak terpisahkan strategi bisnis yang fokus pada konsumen. Dalam proses pengumpulan data sebagai bagian dari solusi CRM, sebuah perusahaan harus mengingat bahwa privasi customer dan kemanan data harus menjadi prioritas utama. 2.6.2 Tujuan CRM Tujuan dari CRM adalah sebagai berikut : Menggunakan hubungan yang telah ada untuk menambah pendapatan. Perusahaan memandang pelanggan secara luas untuk memaksimalkan hubungan diantara mereka sehingga dapat meningkatkan profitabilitas perusahaan dengan mengidentifikasi, menarik dan mempertahankan pelanggan yang potensial. Menggunakan informasi yang terintegrasi untuk pelayanan yang terbaik. Dengan menggunakan informasi pelanggan untuk memberikan pelanggan lebih baik bagi kebutuhannya, maka pelanggan tidak perlu berulang kali meminta informasi yang 17 mereka butuhkan kepada perusahaan sehingga menghemat waktu dan mengurangi frustasi mereka. Memperkenalkan saluran proses dan prosedur yang konsisten dan dapat ditiru. Dengan perkembangan saluran komunikasi bagi pelanggan, maka semakin banyak karyawan yang terlibat dalam transaksi penjualan, sehingga perusahaan harus meliputi konsistensi proses dan prosedural. Jadi tujuan dari pada CRM adalah untuk memperoleh keuntungan dengan pelanggan yang dapat memberikan keuntungan yang signifikan bagi perusahaan. Untuk mencapai tujuan tersebut, bagian pemasaran, penjualan dan bagian pelayanan pelanggan harus bekerjasama lebih erat dalam sebuah team work dan saling berbagi informasi. 2.6.3 Manfaat CRM CRM memberikan beberapa manfaat seperti: Membantu perusahaan sehingga memungkinkan bagian marketing untuk mengidentifikasi secara tepat pelanggan atau relasi mereka, mengatur bagian marketing dengan tujuan dan sasaran yang jelas serta meningkatkan kualitas bagian marketing. Membantu perusahaan untuk meningkatkan kinerja dengan mengoptimalkan sharing informasi oleh beberapa pegawai dan mempersingkat proses yang ada. 18 Memungkinkan bentuk hubungan personal dengan pelanggan atau relasi dengan tujuan meningkatkan kepuasaan pelanggan dan memaksimalkan keuntungan yang didapat; mengidentifikasi pelanggan atau relasi yang potensial dan memberikan mereka service yang lebih dibandingkan pelanggan lainnya. Memberikan informasi kepada pegawai lainnya untuk mengetahui secara pasti pelanggan atau relasi perusahaan, mengetahui kebutuhannya dan membangun hubungan yang efektif antara perusahaan dengan pelanggan Dengan kata lain, CRM dikembangkan untuk memberikan tingkat kepuasaan pelanggan atau relasi sehingga akan tetap kembali dengan service yang perusahaan berikan dan membuka peluang bagi perusahaan menjadi pemenang dalam berbisnis. 2.6.4 Proses CRM Beberapa proses CRM, antara lain : 1. Mengidentifikasi Customers Informasi adalah penggerak CRM. Perusahaan mendapatkan informasi mengenai individual customers dari berbagai sumber seperti, force, customers service ecounter, dan website. Semakin banyak informasi yang dimiliki perusahaan, semakin baik nilai yang bisa disediakan bagi customers dan calon customers dalam hal keakuratan, ketepatan waktu dan dapat memberikan penawaran yang masuk akal. 19 2. Klasifikasi Customers Customers memiliki perbedaan kebutuhan. Internet memungkinkan perusahaan untuk mengumpulkan informasi untuk mengidentifikasi berbagai kesamaan maupun perbedaan individu dan kelompok, kemudian menggunakannya untuk meningkatkan keuntungan. 3. Menyesuaikan Marketing Interaksi dengan customers adalah suatu yang memungkinkan perusahaan untuk mengumpulkan data yang dibutuhkan untuk mengidentifikasi dan membedakan, serta untuk mengevaluasi keefektifan hasil penyesuaian marketing. Lupiyoadi dan hamdani (2006), Suatu perusahaan yang akan menggunakan program Customer Relationship Management harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut: 1. Membangun hubungan berkelanjutan 2. Menggunakan fasilitas perusahaan yang ada untuk mempertahankan klien (daya tarik perusahaan) 3. Memperbaiki nilai/jasa dari setiap anggota tim kepada klien (Service excellent) 4. Mengelola sumber daya dan kemampuan perusahaan kepada permasalahan klien untuk proyek yang lebih terintegrasi dan berdampak lebih 5. Mengikuti proses bisnis untuk memperbaiki kinerja klien 20 6. Menggunakan beberapa cara, alat, keterampilan yang berhubungan dengan clien relationship management seperti penggunaan teknologi informasi untuk mempermudah penyebaran informasi kepada klien 7. Mengantisipasi permasalahan klien Patricia dan William (2005;67), mengemukakan bilamana mengenalkan CRM pada organisasi manapun, pelatihan adalah hal yang sangat penting agar dapat memperbaiki tingkatan: 1. Kecakapan tentang produk dan jasa 2. Kecakapan tentang layanan terhadap konsumen 3. Kecakapan tentang sistem 4. Kecakapan tentang kerja sama 2.7 Kepuasan Pelanggan Kepuasan (satisfaction) adalah perasaan senang atau kecewa yang timbul karena membandingkan kinerja yang dipersepsikan produk atau hasil terhadap ekspetasi mereka. Kepuasan pelanggan dalam arti pemasaran mencerminkan penilaian seseorang tentang manfaat dalam memenuhi kebutuhannya, apakah seseorang tersebut merasa puas atau tidak terhadap barang dan jasa yang ditawarkan kepadanya. “Kepuasan pelanggan adalah tingkat perasaan seseorang setelah membandingkan kinerja (hasil) yang dia rasakan dibandingkan dengan sebelumnya”. Kotler dan keller (2007) 21 Banyak perusahaan secara sistematis mengukur seberapa baik mereka memperlakukan pelanggan mereka, mengenali faktor-faktor yang membentuk kepuasan. Perusahaan akan bertindak bijaksana dengan mengukur kepuasan pelanggan secara teratur, karena salah satu kunci untuk mempertahankan pelanggan adalah kepuasan pelanggan. Cara mengukur kepuasan pelanggan menurut Kotler (1996) dalam Triton P.B (2008;67) sebagai berikut: 1. Sistem Komplain dan Advis Sistem komplain dan advis menekankan metodenya pada upaya untuk memberikan kesempatan bagi pelanggan untuk menyampaikan advis atau saran, pendapat atau komplain (keluhan). 2. Ghost Shopping Metode ini berupaya untuk mendapatkan gambaran mengenai tingkat kepuasan pelanggan dengan cara mempekerjakan beberapa orang (ghost shopper) untuk berperan sebagai pelanggan atau pembeli potensial produk perusahaan. 3. Lost Costumers Analysis Metode ini digunakan untuk menghubungi pelanggan yang telah berhenti membeli atau berpindah ke produk lain. 4. Survai Kepuasan Pelanggan 22 Dilakukan dalam bentuk riset dalam kegiatan survai. Survai kepuasan pelanggan dapat dilakukan baik dengan melalui pos, telepon, wawancara pribadi, sms, poling di internet, dsb. Perusahaan yang berpusat pada pelanggan, kepuasan pelanggan merupakan tujuan dan sarana pemasaran. Pelanggan yang merasakan kepuasaan akan produk barang dan jasa yang ditawarkan selanjutnya akan melakukan permintaan yang sama sehingga terwujud suatu loyalitas. Konsumen tidak akan loyal jika tidak merasakan kepuasaan terhadap produk yang ditawarkan perusahaan. 2.8 Loyalitas Konsumen 2.8.1 Membangun Loyalitas Oliver (1999) dalam Usmara (2008) menerangkan pengertian loyalitas, yang diartikan sebagai komitmen yang mendalam untuk membeli kembali atau berlangganan kembali terhadap suatu produk atau jasa yang dipilih di masa mendatang, dengan cara membeli produk barang dan jasa yang sama secara berulang, meskipun pengaruh situasional dan usaha-usaha pemasaran secara potensial menyebabkan tingkah laku untuk berpindah. Seseorang pelanggan yang loyal, sudah pasti adalah pelanggan yang puas. Hal seperti inilah yang mendorong perusahaan 23 mengembangkan tehnik untuk membangun dan meningkatkan kepuasan pelanggan demi mencapai loyalitas pelanggan. Rahmayanty (2010;69). Kartajaya (2007) mengemukakan beberapa konsep klasik membangun loyalitas pelanggan, diantanya: Loyalitas pelanggan identik dengan kepuasan pelanggan. Artinya, untuk membuat pelanggan bertahan dan loyal, kita harus membuatnya puas. Untuk membangun loyalitas pelanggan, paling penting meretensi pelanggan. Untuk menciptakan loyalitas, perusahaan harus proaktif, tidak menunggu sampai pelanggan hilang atau pindah ke pesaing, dan kalau perlu, pelanggan potensial yang telah pindah ke pesaing ditarik kembali. Loyalitas pelanggan tidah harus selalu diukur dari keinginan membeli uang, tetapi lebih pada tingkat antusiasme menyebarkan berita baik, mereferensikan, dan merekomendasikan pemakai produk kepada orang lain. Dalam arti lain loyalitas dapat dibangun dengan cara world to mouth pelanggan atau konsumen diimbangi dengan pelayanan yang memuaskan akan produk barang dan jasa yang ditawarkan perusahaan. 24 Menurut Spilane (2008;76), ada beberapa strategi yang dapat dipadukan untuk menciptakan loyalitas konsumen, diantaranya: 1. Stratregi pemasaran berupa Relationship Marketing. Yaitu strategi dimana transaksi pertukaran antara pembeli dan penjual berkelanjutan, dengan kata lain dijalin suatu kemitraan dengan pelanggan secara terus menerus yang pada akhirnya akan menimbulkan kesetiaan pelanggan. 2. Strategi supperior customer service yaitu menawarkan pelayanan yang lebih baik dari pada pesaing. 3. Strategi penanganan keluhan yang efisien, strategi ini memberikan peluang untuk mengubah pelanggan yang tidak puas menjadi pelanggan yang puas. 4. Strategi peningkatan kinerja peruahaan, meliputi berbagai upaya seperti melakukan pemantauan atau pengukuran kepuasan pelanggan secara berkesinambungan, memberi pelatihan kepada karyawan agar pelayanan kepada konsumen dapat maksimal. 5. Menerapkan Quality Function Deployment (QFD) yaitu praktek untuk merancang suatu proses sebagai tanggapan terhadap kebutuhan pelanggan. 25 2.8.2 Mengukur Loyalitas Tjiptono (2002:85) dalam Hardinis (2009) (http://xa.yimg.com) diakses 08 oktober 2011, mengemukakan indikator yang bisa digunakan untuk mengukur loyalitas konsumen yaitu : 1. Pembelian ulang 2. Kebiasaan mengkonsumsi merek tersebut 3. Selalu menyukai merek tersebut 4. Tetap memilih merek tersebut atau tidak terpengaruh produk lain 5. Yakin bahwa merek tersebut yang terbaik 6. Merekomendasikan merek tersebut pada orang lain 2.8.3 Tahap Pembentukan Loyalitas Tingkat loyalitas konsumen menurut Oliver dalam Hardinis (2009) (http:// xa.yimg.com) diakses 08 oktober 2011, terdiri dari empat tahap : 1. Loyalitas Kognitif Tahap dimana pengetahuan langsung maupun tidak langsung konsumen akan merek, manfaat yang diperoleh dan dilanjutkan kepembelian berdasarkan keyakinan akan superioritas yang ditawarkan. Dasar kesetiaan adalah informasi tentang produk atau jasa yang tersedia bagi konsumen. 2. Loyalitas Afektif Sikap favorable konsumen terhadap merek merupakan hasil dari konfirmasi yang berulang dari harapannya selama tahap cognitively 26 loyalty berlangsung. Dasar kesetiaan konsumen adalah sikap dan komitmen terhadap produk dan jasa, sehingga telah terbentuk suatu hubungan yang lebih mendalam antara konsumen dengan penyedia produk atau jasa dibandingkan pada tahap sebelumnya. 3. Loyalitas Konatif Intensi membeli ulang sangat kuat dan memiliki keterlibatan tinggi yang merupakan dorongan motivasi. 4. Loyalitas Tindakan Menghubungkan penambahan yang baik untuk tindakan serta keinginan untuk mengatasi kesulitan seperti pada tindakan kesetiaan. 2.8.4 Menjaga Loyalitas Pelanggan Istijanto (2009;44) mengemukakan cara mempertahankan pelanggan atau konsumen agar tetap membeli atau mememakai produk baik barang atau jasa secara terus menerus (consument loyalty), hal yang harus dilakukan perusahaan diantaranya: Membuat konsumen puas akan produk perusahaan Menjalin hubungan berkelanjutan atau membetuk relasi Memberi penghargaan kepada mereka contohnya bonus, diskon, free price dll Memfasilitasi komunitas pelanggan 27 Inti loyalitas pelanggan atau konsumen bersifat emosional dan bukan fungsional, yakti seberapa dalam pelanggan merasakan koneksi dengan produk. Loyalitas pelanggan hanya akan tercipta jika perusahaan mempunyai antusiasme tinggi dalam melayani pelanggan sesuai perkembangan kebutuhan yang selalu meningkat sehingga akan merasa puas dan terwudud suatu loyalitas dalam jangka panjang. 2.9 Pengaruh CRM terhadap loyalitas pelanggan Memberi layanan pelanggan yang tepat membutuhkan orangorang yang ramah, penuh perhatian, memelihara hubungan dengan para pelanggan. Pelayanan yang salah akan berdapak buruk, karena dengan mudahnya pelanggan akan menceritakan kekecewaannya kepada orang lain CRM menyekutukan proses bisnis dengan strategi pelanggan untuk membangun kesetiaan pelanggan (loyalitas konsumen) dan meningkatkan keuntungan selamanya. CRM merupakan rangkaian strategi dan proses pelanggan, didukung oleh sofweare yang relevan, untuk tujuan meningkatkan kesetiaan pelanggan dan loyalitas konsumen, dan akhirnya produktifitas korporasi. Rigby, Reichheld, dan Schefter (2002) dalam Usmara (2008). Sebagai ulasan singkat, bahwa loyalitas konsumen dapat di bentuk dengan program Customer Relationship Management (CRM) CRM secara proaktif mengembangkan preferensi sebuah organisasi, 28 sehingga karyawan, saluran distribusi, dan pelanggan menghasilkan peningkatan kinerja. Peningkatan kerja dalam diri pelanggan diartikan pelanggan akan setia menggunakan atau membeli produk secara terus menerus dan selalu menciptakan kepuasan dalam diri pelanggan akan produk yang dikonsumsi. 2.10 Penelitian terdahulu mengenai pengaruh Customer Relationship Management (CRM) terhadap loyalitas pelanggan a. Pengaruh Customer Relationship Management terhadap Loyalitas Pelanggan Hotel Ciputra Jakarta Penelitian yang sama telah dilakukan oleh Heri Wahyudin mahasiswa Universitas Mercu Buana jurusan manajemen pada tahun 2011 dengan judul “Pengaruh CRM terhadap loyalitas pelanggan hotel Ciputa Jakarta”. Penelitiannya melibatkan responden sebanyak 76 pelanggan hotel Ciputra Jakarta. Analisis regresi dilakukan dalam penelitian tersebut dengan bantuan program SPSS didapat koefisien regresi ( nilai b ) sebesar 0,519 yang menyatakan bahwa setiap penambahan satuan Program CRM maka akan meningkatkan Loyalitas pelanggan sebesar 0.519. Hasil yang diperoleh dari penelitian tersebut : a) Pelaksanaan CRM di Hotel Ciputra Jakarta telah sesuai dengan keinginan pelanggan 29 b) Pelanggan korporat yang menggunakan hotel Ciputra Jakarta memiliki loyalitas yang cukup tinggi c) Terdapat kontribusi CRM terhadap loyalitas pelanggan Hotel Ciputra Jakarta sebesar 23,1% b. Pengaruh Customer Relationship Manajement Terhadap Tingkat Loyalitas Nasabah Deposito Bank Bukopin Capem S.Parman Aulia Mahasiswa Universitas Mercu Buana angkatan ke-10 juga melakukan penelitian mengenai Customer Relationship Management terhadap loyalitas konsumen di Bank Bukopin Capem S.Parman. Penelitiannya melibatkan 67 responden yang diambil dari 207 nasabah bank Bukopin. Koefisien regresi yang didapat pada penelitian Aulia sebesar 0,581 yang artinya menyatakan setiap penambahan satuan variabel CRM akan meningkatkan variabel loyalitas konsumen sebesar 0,581. Terdapat kontribusi pelaksanaan Customer Relatioship Management terhadap loyalitas Nasabah Bank Bukopin Capem S.Parman sebesar 54,7%. c. Pengaruh CRM terhadap Kepuasan Pelanggan PDAM Tirta Kahuripan Cabang Pelayanan 1 Depok Dengan Obyek penelitian yang berbeda, Dewi Ratih mahasiswi Universitas Mercu Buana yang baru lulus menyelesaikan 30 studinya tanggal 26 mei 2011 kemarin Juga sudah meneliti tentang pelaksanaan program CRM terhadap kepuasan pelanggan di PDAM Kahuripan cabang pelayanan 1 Depok. Melibatkan 38 responden dari 60 pelanggan PDAM Kahuripan Pelayanan 1 Depok. Pada penelitiannya menggunakan tingkat keyakinan 95% didapat koefisien regresi sebesar 0,734, yang menyatakan setiap peningkatan satuan variabel bebas yaitu CRM akan meningkatkan variabel terikat yaitu kepuasan pelanggan sebesar 0,734. Sedangkan besarnya kontribusi CRM terhadan kepuasan pelanggan 62,5% yang didapat dari hasil olah data responden dengan menggunakan bantuan program SPSS.