BAB I PENDAHULUAN I. A. Alasan Pemilihan Judul Perkembangan ekonomi yang semakin pesat dewasa ini menyebabkan tingkat persaingan yang semakin meningkat diantara berbagai perusahaan baik yang menghasilkan barang maupun perusahaan jasa. Oleh sebab itu perusahaan yang melakukan kegiatan perusahaan dari hasil produksinya dituntut untuk dapat bersaing dengan perusahaan sejenis lainnya. Sebaliknya apabila perusahaan tidak mampu bersaing dengan perusahaan sejenis lainnya, maka perusahaan akan sulit mempertahankan kelancaran hidupnya dan pada akhirnya akan menyebabkan perusahaan tersebut gulung tikar. Dalam kondisi perekonomian sekarang ini sistem pemasaran semakin kompleks disebabkan kebijaksanaan pemasaran meliputi segala aspek perekonomian guna memenuhi dan mengikuti perubahan yang terus menerus terjadi dipasar. Hal ini menyadari suatu perusahaan untuk menerapkan suatu kebijaksanaan serta strategi pemasaran yang baik dalam mengatasi pesaing pasar. Dapat dikatakan bahwa, meskipun perusahaan mempunyai rencana penjualan yang baik dan terarah, namun perusahaaan tersebut tidak dapat memasarkan barang diproduksinya dengan baik. Hal ini mungkin disebabkan perusahaan tersebut tidak mempunyai strategi pemasaran yang baik serta kebijakan produk, sehingga tidak dapat menyaingi perusahaan yang lain yang menghasilkan barang yang sejenis yang kualitasnya sama. 1 2 Besar kecilnya suatu omzet penjualan suatu barang atau jasa tergantung pada aktivitas yang dijalankan oleh perusahaan, sedangkan volume penjualan barang atau jasa dipengaruhi oleh berbagai faktor antara lain: kualitas produk, kebijakan produk, promosi, saluran distribusi dan penentuan harga. Kebijaksanaan pemasaran ini harus dilaksanakan secara tepat yang merupakan faktor suksesnya penjualan. Tanpa hal ini akan sia-sia segala program kegiatan lain yang sudah direncanakan dengan baik. Apabila barang tidak laku, maka dana yang tertanam sulit kembali dan profit sudah sulit dicapai sehingga dapat mengancam hidup perusahaan. Pelayanan purna jual suatu kebijaksanaan pemasaran jasa setelah penjualan produk dilakukan atau suatu jasa pendukung produk. Di mana pelayanan ini merupakan sarana dalam mengelola bisnis dan jasa tambahan. Suatu perusahaan harus memutuskan bagaimana mereka ingin menawarkan jasa setelah penjualan produk kepada pelanggan, termasuk jasa pemeliharaan dan perbaikan, jasa pelatihan, jaminan dan sejenisnya. Pada kenyataannya pelayanan purna jual sudah menjadi medan pertempuran besar untuk mendapatkan keuntungan kompetitif, beberapa perusahaan peralatan Caterpillar Tractor dan Jhon Deere menghasilkan lebih dari 50% keuntungan dari pelayanan purna jual yang diberikan. Untuk itu perusahaan tidak hanya cukup menjual produknya kepada konsumen, namun perusahaan harus memberikan berbagai bentuk pelayanan dalam usaha memberikan berbagai bentuk pelayanan dalam usaha memberikan 3 kepuasan kepada konsumen. Salah satu bentuk pelayanan tersebut adalah pelayanan purna jual (after sales service). Semua ini ditujukan untuk kepuasan konsumen dalam pembelian suatu produk. Melalui kegiatan pelayanan purna jual ini, perusahaan dapat mengatasi tingkat persaingan yang terjadi di pasar. Dengan demikian volume penjualan diharapkan akan meningkatkan dapat ditingkatkan kelangsungan hidupnya sehingga serta perusahaan mengusahakan dapat pula tercapainya pertumbuhan yang diharapkan. Mengingat pentingnya pelayanan jasa purna jual ini sebagai jasa pendukung produk dalam usaha meningkatkan volume penjualan maka penulis memilih judul : “Pengaruh Pelayanan Purna Jual Terhadap Volume Penjualan Pada PT. Sunindo Varia Motor Gemilang Medan”. I. B. Masalah Yang Dihadapi Menurut Moh. Nazir bahwa, “Masalah timbul karena adanya tantangan, adanya kesangsian ataupun kebingungan kita terhadap suatu hal atau fenomena, adanya kemenduaan arti (ambigiity), adanya halangan dan rintangan, adanya celah (gap) baik antar kegiatan ataupun antar fenomena, baik yang telah ada ataupun yang akan ada”.1 Pada umumnya setiap perusahaan besar maupun perusahaan kecil akan menghadapi masalah-masalah dalam memasarkan produknya. Besar atau kecilnya masalah yang dihadapi tergantung kepada kebijaksanaan dan kemampuan 1 111 Moh. Nazir, Metode Penelitian, Cetakan Keenam: Ghalia Indonesia, Jakarta, 2005, hal 4 manajemen dalam menjalankan usaha strategi pemasaran dari perusahaan yang bersangkutan. Berdasarkan pengamatan yang dilakukan penulis pada PT. Sunindo Varia Motor Gemilang Medan, dirumuskan masalah sebagai berikut : “Volume penjualan mengalami fluktuasi atau naik turun dari tahun 2005-2009”. I.C. Hipotesis Sumadi Suryabrata mengatakan bahwa, “Hipotesis penelitian adalah jawaban sementara terhadap masalah penelitian, yang kebenarannya masih harus diuji secara empiris”.2 Berdasarkan rumusan masalah yang dihadapi PT. Sunindo Varia Motor Gemilang Medan, maka penulis mengemukakan hipotesis sebagai berikut : “Pelayanan purna jual yang diberikan oleh perusahaan belum efektif yang diukur dari pemberian pelayanan perawatan kepada pelanggan”. I. D. Luas dan Tujuan Penelitian Karena keterbatasan waktu dan adanya pembatasan-pembatasan dan untuk menghindari kesimpang siuran dan sekaligus mengarahkan kepada sasaran, maka penelitian ini dibatasi hanya pada kebijaksanaan produk yaitu pelayanan purna jual. 2 Sumadi Suryabrata, Metode Penelitian, Edisi Pertama, Cetakan Kedelapanbelas: RajaGrafindo Persada, Jakarta, 2006, hal 21 5 Adapun tujuan umum penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui sejauh mana PT. Sunindo Varia Motor Gemilang Medan telah melaksanakan pelayanan purna jual dalam usaha meningkatkan volume penjualan. 2. Masukan (input) dan alternatif penjelasan masalah yang dihadapi PT. Sunindo Varia Motor Gemilang Medan serta sekaligus mengemukakan pemecahan masalah yang dihadapi perusahaan. 3. Untuk menambah dan memperdalam pengetahuan dalam bidang manajemen dalam hal pelayanan purna jual. 4. Untuk memenuhi salah satu persyaratan guna memperoleh gelar sarjana. I. E. Metode Penelitian dan Pengumpulan Data Metode Penelitian merupakan suatu usaha dalam pembahasan dan penganalisaan dan untuk menarik kesimpulan serta saran-saran dalam penulisan skripsi ini. Dalam penelitian ini penulis menggunakan metodologi penelitian sebagai berikut : 1. Data yang diperlukan a. Data Primer Yaitu merupakan informasi yang dikumpulkan oleh penulis langsung dari sumbernya yakni PT. Sunindo Varia Motor Gemilang Medan b. Data Sekunder Yaitu informasi yang telah dikumpulkan pihak lain. Penulis dalam hal ini bertindak sebagai pemakai data. 6 2. Metode Penelitian a. Penelitian Kepustakaan Yaitu penelitian yang dilakukan berdasarkan buku-buku literature yang memuat teori-teori yang berhubungan dengan tulisan ini yang hasilnya dijadikan sebagai bahan pertimbangan dengan data yang diperoleh dari pelanggan. b. Penelitian Lapangan Yaitu penelitian yang dilakukan langsung ke tempat objek yang diteliti dalam hal ini PT. Sunindo Varia Motor Gemilang Medan untuk memperoleh data-data yang diperlukan. 3. Metode Pengumpulan Data a. Observasi Yaitu wawancara langsung yang dilakukan penulis dengan pimpinan dan karyawan perusahaan yang penulis anggap berkompeten dan layak memberikan informasi dalam penyusunan skripsi ini. Materi yang diwawancarai mengenai teknik-teknik pelayanan purna jual yang dilaksanakan perusahaan. b. Daftar Pertanyaan Yaitu daftar yang berisi tentang pertanyaan-pertanyaan yang menyangkut tentang pelayanan purna jual yang dilakukan perusahaan dalam memberikan kepuasan kepada konsumen demi meningkatkan volume penjualan. 7 I. F. Metode Analisis Untuk menganalisa data yang dikumpulkan sesuai dengan kebutuhan penelitian maka digunakan dua metode analisis. Adapun metode analisis yang digunakan adalah metode analisis deskriptif dan metode analisis deduktif. 1. Metode Analisis Deskriptif Yaitu data yang diperoleh, dikumpulkan, diklasifikasikan dan dirumuskan sehingga membentuk gambaran yang jelas tentang masalah yang diteliti. 2. Metode Deduktif Yaitu metode analisa yang menggunakan teori umum sebagai dasar titik tolak untuk menarik kesimpulan atas kebijakan yang dilaksanakan perusahaan. BAB II URAIAN TEORITIS II. A. Orientasi Perusahaan Dalam Pemasaran Dalam situasi persaingan yang ketat saat ini, setiap perusahaan perlu melakukan koordinasi dari setiap fungsi yang ada. Fungsi-fungsi tersebut meliputi produksi, keuangan, pemasaran, sumber daya manusia, penelitian dan pengembangan (Litbang), dan sebagainya. Kesemua fungsi tersebut sama pentingnya karena merupakan satu sistem. Agar dapat berhasil dalam persaingan pada lingkungan usaha yang selalu bergejolak, maka perusahaan dapat mengantisipasi seluruh kebutuhan dan keinginan pelanggan melalui strategi pemasaran yang berorientasi pasar (market driven strategies). Dengan demikian pemasaran merupakan salah satu pertimbangan untuk menjadi perhatian utama perusahaan. Pada kenyataannya bahwa kegiatan pemasaran memadukan banyak kegiatan yang berhubungan dengan riset pemasaran, pengembangan produk, distribusi, penetapan harga, promosi dan lain-lain untuk merasakan, melayani dan memuaskan kebutuhan konsumen. Warren J. Keegan menyatakan bahwa, “Pemasaran adalah proses mengkonsentrasikan berbagai sumber daya dan sasaran dari sebuah organisasi terhadap kesempatan dan kebutuhan lingkungan. Fakta yang utama dan paling fundamental adalah bahwa pemasaran merupakan disiplin ilmu universal”.3 3 Warren J. Keegan, Manajemen Pemasaran Global, Edisi Keenam, Jilid Satu, Indeks, 2007, hal 2 8 9 Titik awal dari pemasaran terletak pada pemenuhan kebutuhan dan keinginan konsumen. Dan keinginan akan berubah menjadi permintaan apabila didukung dengan daya beli konsumen. Untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan konsumen dapat dilakukan melalui permintaan terhadap produk yang diperoleh melalui proses pertukaran atau transaksi, hal ini dapat diperoleh di pasar. Dengan demikian orientasi kegiatan perusahaan di dalam pemasaran diarahkan menganut falsafah konsep pemasaran. Menurut Philip Kotler dan Kevin Lane Keller: “Konsep pemasaran menegaskan bahwa kunci untuk mencapai tujuan organisasi yang ditetapkan adalah perusahaan tersebut harus menjadi lebih efektif dibandingkan para pesaing dalam menciptakan, menyerahkan, dan mengkomunikasikan nilai pelanggan kepada pasar sasaran yang dipilih.”4 Pada konsep pemasaran ini ditekankan pada penemuan keinginan pasar sasaran dan perusahaan harus dapat memenuhi hal tersebut. Buatlah apa yang dapat dijual dan jangan menjual apa yang dapat dibuat. Cintailah pelanggan, dan bukan produk atau membuat pelanggan adalah raja. Penggunaan konsep pemasaran bagi suatu perusahaan dapat menunjang berhasilnya bisnis yang dilakukan. Sebagai falsafah bisnis, konsep pemasaran tersebut terdiri dari empat prinsip pokok, yaitu: fokus pasar, orientasi kepada pelanggan, pemasaran terpadu/terkoordinasi dan laba melalui kepuasan pelanggan. Namun akhir-akhir ini perusahaan tidak hanya mencari kepuasan 4 Philip Kotler dan Kevin Lane Keller, Manajemen Pemasaran, Edisi Keduabelas, Jilid 1, Indeks, 2006, hal 19 10 pelanggan saja, tapi perusahaan-perusahaan dapat juga mencari pasar asing dengan melakukan usaha ke luar negeri. Perusahaan-perusahaan dengan operasi asing menyadari bahwa untuk berhasil mereka harus lebih kompetitif terhadap perusahaan-perusahaan multinasional asing. Bagi perusahaan-perusahaan yang melakukan usaha ke dalam pemasaran internasional, baik yang pertama kali maupun yang telah berpengalaman, persyaratannya secara umum sama; sebuah komitmen yang penuh dan menyeluruh pada pasar asing. Menurut Cateora dan Graham, “Pemasaran Internasional adalah kinerja dari aktivitas-aktivitas bisnis yang dirancang untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan, dan mengarahkan barang dan jasa perusahaan kepada pelanggan atau pengguna di lebih dari satu negara untuk mendapatkan keuntungan.”5 Pada dasarnya, perusahaan yang berorientasi pada konsep pemasaran harus berfokus pada pasar, yaitu memilih kelompok konsumen tertentu sebagai pasar sasaran. Menentukan kebutuhan pokok dari sasaran yang akan dilayani. Melakukan pemasaran terpadu didukung oleh seluruh personil yang ada dalam perusahaan. Dengan demikian tujuan perusahaan akan laba melalui kepuasan konsumen dapat dicapai. Ciri-ciri organisasi pemasaran adalah organisasi yang memahami kebutuhan dan keinginan para pembeli, dan secara efektif mampu mengkombinasikan serta mengarahkan keterampilan dan sumber daya ke semua 5 Cateora dan Graham, International Marketing-Pemasaran Internasional, Edisi Ketigabelas, Buku Satu, Salemba Empat, 2007, hal 11 11 bagian organisasi dalam rangka memberikan kepuasan maksimal kepada konsumennya. Untuk itu dalam suatu perusahaan seluruh personil yang terlibat secara langsung maupun tidak langsung dalam hal pemasaran produknya pembagian tugas dan wewenang setiap personilnya harus jelas, yang dituangkan dalam struktur organisasi. Dengan demikian setiap individu yang terkait mengetahui tugas masing-masing. T. Hani Handoko mengemukakan: Struktur organisasi (disain organisasi) dapat didefenisikan sebagai mekanisme-mekanisme formal dengan mana organisasi dikelola. Struktur organisasi menunjukkan kerangka dan susunan perwujudan pola tetap hubungan-hubungan di antara fungsi-fungsi, bagian-bagian atau posisiposisi, maupun orang-orang yang menunjukkan kedudukan, tugas wewenang dan tanggung jawab yang berbeda-beda dalam suatu organisasi.6 II. B. Produk dan Konsep Jasa Pendukung Produk II. B. 1. Konsep Produk Setiap perusahaan selalu menetapkan dan menerapkan strategi dan cara pelaksanaan kegiatan pemasaran agar tetap bertahan hidup, berkembang dan mampu menghadapi persaingan. Kegiatan pemasaran yang dilakukan, diarahkan untuk mencapai sasaran perusahaan, yaitu berupa tingkat laba dalam jangka panjang, atau pangsa pasar (market share) dalam jangka waktu tertentu. 6 T. Hani Handoko, Manajemen, Edisi Kedua, Cetakan Kedelapanbelas: BPFE, Yogyakarta, 2003, hal 169 12 Pengarahan kegiatan pemasaran tersebut dapat dilakukan dengan menetapkan kebijakan pemasaran. Kebijakan pemasaran tersebut harus sejalan dengan konsep pemasaran, yang menekankan pemberian pelayanan yang memuaskan kepada konsumen, melalui kegiatan dan strategi pemasaran yang terpadu dan memungkinkan perusahaan untuk memperoleh laba dalam jangka panjang. Salah satu stategi pemasaran terpadu yang dapat dilakukan perusahaan adalah strategi bauran pemasaran (marketing mix), yang berkaitan dengan kebijakan produk, harga, tempat (distribusi) dan promosi. Hal ini merupakan himpunan variabel yang dapat dikendalikan dan digunakan perusahaan untuk mempengaruhi tanggapan konsumen dalam pasar sasarannya. Untuk mempertahankan dan meningkatkan penjualan dan pangsa pasar, setiap perusahaan harus melakukan usaha penyempurnaan dan modifikasi produk yang dihasilkan ke arah yang lebih baik, sehingga dapat memberikan manfaat dan kepuasan serta daya tarik yang lebih besar kepada konsumen. Strategi produk dalam hal ini adalah menetapkan cara dan penyediaan produk yang lebih tepat bagi pasar yang dituju, sehingga dapat memuaskan para pelanggan, dan sekaligus dapat meningkatkan keuntungan perusahaan dalam jangka panjang, melalui peningkatan penjualan dan pangsa pasar. Philip Kotler dan Kevin Lane Keller mengemukakan bahwa, “Produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan ke pasar untuk memuaskan keinginan atau kebutuhan.”7 Produk-produk yang dipasarkan meliputi barang 7 Philip Kotler dan Kevin Lane Keller, Manajemen Pemasaran, Edisi Keduabelas, Jilid 2, Indeks, 2007, hal 4 13 fisik, jasa, pengalaman, acara-acara, orang, tempat properti, organisasi, dan gagasan. Pada hakekatnya bahwa konsumen membeli sesuatu bukanlah hanya sekedar ingin memiliki sesuatu dari produk tersebut. Seseorang melakukan pembelian terhadap barang atau jasa karena dapat dipergunakan sebagai alat untuk memuaskan kebutuhan dan keinginannya. Dengan perkataan lain, seseorang membeli barang atau jasa bukanlah karena fisik barang semata-mata, melainkan karena manfaat yang ditimbulkan oleh barang atau jasa yang dibeli. Bahwa jenis manfaat serta tingkat kepuasan setiap orang berbeda dan berkembang, oleh karena itu setiap perusahaan dituntut untuk terus menerus memikirkan dan menemukan sebanyak mungkin manfaat baru yang ditambahkan pada produk yang dihasilkan, sehingga produk tersebut mempunyai kelebihan dibandingkan dengan produk pesaing. II. B. 2. Konsep Jasa Pendukung Produk Penawaran perusahaan ke pasar mencakup beberapa pelayanan atau jasa. Pelayanan atau jasa terhadap pelanggan merupakan bagian dari strategi produk. Sebenarnya pembedaan antara produk atau jasa sukar dilakukan, karena pembelian suatu produk seringkali disertai dengan jasa-jasa tertentu (misalnya: instalasi, pemberian jaminan), atau pembelian suatu jasa seringkali meliputi barang-barang yang melengkapinya. Dengan demikian Christopher H. Lovelock dan Lauren K. Wright mengemukakan bahwa: 14 1. Jasa adalah tindakan atau kinerja yang ditawarkan suatu pihak kepada pihak lainnya. Walaupun prosesnya mungkin terkait dengan produk fisik, kinerjanya pada dasarnya tidak nyata dan biasanya tidak menghasilkan kepemilikan atas faktor-faktor produksi. 2. Jasa adalah kegiatan ekonomi yang menciptakan dan memberikan manfaat bagi pelanggan pada waktu dan tempat tertentu, sebagai hasil dari tindakan mewujudkan perubahan yang diinginkan dalam diri-atau atas nama-penerima jasa tersebut.8 Pada saat sekarang ini semakin banyak perusahaan yang menggunakan pelayanan pendukung produk sebagai sarana penting dalam meraih keunggulan bersaing. Yaitu berupa pelayanan yang ditambahkan atau dihubungkan dengan produk aktual. Perusahaan seharusnya merancang produk dan pelayanan pendukungnya untuk memenuhi kebutuhan pelanggan sasaran. Usaha yang dapat dilakukan perusahaan adalah memutuskan pelayanan pendukung produk mana yang ditawarkan. Dalam hal ini daapt menekankan pelayanan pemberian kredit dan pendanaan, pengiriman yang cepat dan dapat diandalkan, atau instalasi. Sebagian lain lebih menekankan pada informasi dan saran teknis, pelatihan dalam penggunaan produk, dan pelayanan purna jual. Menurut Rambat Lupiyoadi dan A. Hamdani mengemukakan bahwa, “Pada dasarnya Jasa merupakan semua aktivitas ekonomi yang hasilnya bukan berbentuk produk fisik atau konstruksi, yang umumnya dihasilkan 8 Christopher H. Lovelock dan Lauren K. Wright, Manajemen Pemasaran Jasa, Indeks, 2005, hal 5 15 dan dikonsumsi secara bersamaan serta memberikan nilai tambah (misalnya kenyamanan, hiburan, kesenangan atau kesehatan) konsumen.”9 Perusahaan dapat mendifrensiasikan dirinya melalui citra di mata pelanggan dengan melakukan differensiasi kompetitif dalam penyampaian jasa (service delivery). Juga secara konsisen memberikan kualitas jasa yang lebih baik daripada para pesaing. Serta mencari pemecahan untuk meningkatakn produktivitas jasa. Dengan demikian bahwa setiap perusahaan yang menjual harus memberikan dan mengelola jasa pelayanan bagi para konsumen. Maka sesungguhnya jasa pelayanan bagi para konsumen memainkan peranan yang lebih penting terhadap perusahaan untuk memenangkan persaingan. Bauran pelayanan yang dapat diberikan perusahaan meliputi pelayanan pra-penjualan, seperti: pelayanan pada saat menerima pesanan, negosiasi penjualan, ketepatan pengiriman, serta pelayanan purna jual, sepertil: pemasangan, reparasi, pelatihan penggunaan produk, jaminan dan lain-lain. II. C. Pelayanan Purna Jurnal II. C.1.Pengertian Pelayanan Purna Jual Pelayanan purna jual adalah salah satu cakupan kebijakan produk. Pelayanan purna jual merupakan jasa pendukung produk yaitu suatu kegiatan pelayanan yang diberikan oleh suatu perusahaan kepada konsumen setelah terjadi 9 Rambat Lupiyoadi dan A. Hamdani, Manajemen Pemasaran Jasa, Edisi Kedua, Salemba Empat, 2006, hal 6 16 pembelian suatu produk, dimana hal ini bertujuan untuk membantu konsumen dalam menghadapi kesulitan selama pemakaian produk. Pelayanan purna jual yang diberikan oleh perusahaan kepada konsumen atau pelanggan merupakan wujud nyata perhatian perusahaan terhadap produk yang dijual untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Salah satu cara untuk mendiferensiasikan suatu perusahaan adalah memberikan pelayanan yang lebih berkualitas dibandingkan dengan pesaing secara konsisten. Dimana kuncinya adalah memenuhi atau melebihi harapan kualitas layanan pelanggan sasaran karena harapan pelanggan dibentuk oleh pengalaman dimasa lampaunya, pembicaraan dari mulut ke mulut dan iklan dari perusahaan layanan. Penelitian pelanggan terhadap kualitas layanan adalah hasil dari perbandingan antara harapan sebelum menerima layanan dan pengalaman mereka setelah menerima layanan tersebut. Oleh karena itu sebaiknya perusahaan harus lebih memperhatikan pelayanan yang lebih kepada pelanggan agar perusahaan tersebut menjadi dan semakin meningkat dan pelanggan semakin bertambah banyak, karena pada umumnya pelanggan yang merasa puas akan layanan suatu perusahaan akan tertarik lagi untuk melakukan pembelian pada perusahaan tersebut. II. C. 2.Tujuan Pelayanan Purna Jual Pelayanan purna jual dilakukan perusahaan dengan tujuan untuk mendukung penjualan dalam kegiatan pemesanan suatu produk. Pelayanan purna jual yang diberikan oleh suatu perusahaan adalah suatu perhatian yang ditujukan 17 untuk kepuasan konsumen.pelanggan akan terwujud akibat dari kepuasan pelanggan tersebut maka perusahaan akan memperoleh beberapa manfaat pokok antara lain : 1. Reputasi perusahaan akan semakin positif di mata masyarakat pada umumnya dan konsumen /pelanggan pada khususnya. 2. Dapat mendorong terciptanya loyabilitas pelanggan. 3. Memungkinkan terciptanya rekomendasi dari mulut ke mulut (word of mouth) yang menguntungkan bagi perusahaan, sehingga akan semakin banyak orang yang membeli dan menggunakan produk dan jasa suatu perusahaan. 4. Meningkatkan keuntungan. 5. Hubungan antara perusahaan dan para langganannya menjadi harmonis. 6. Mendorong setiap anggota organisasi untuk bekerja dengan tujuan dan kebanggaan yang lebih baik. Teguh Budiarto dan Fandy Tjiptono mengemukakan bahwa “Pelayanan purna jual sangat dibutuhkan terutama dalam kaitannya dengan upaya menciptakan kepuasan pelanggan dan pembelian ulang.”10 Pelayanan purna jual juga akan memberikan nilai tambah bagi kekuatan daya saing perusahaan di pasar. Persaingan pada masa kini bukanlah apa yang dihasilkan oleh pabrik dari berbagai perusahaan, tetapi persaingan diantara apa yang mereka tambahkan pada keluaran pabrik dalam bentuk kemasan, service, 10 Teguh Budiarto dan Fandy Tjiptono, Pemasaran International, Edisi Pertama: BPFE, Yogyakarta, 2003, hal 144 18 iklan, petunjuk bagi langganan, garansi, syarat penyerahan barang, pergudangan dan hal lain yang bernilai bagi konsumen. Dari pernyataan diatas, pelayanan terhadap konsumen merupakan unsur penting dalam menghadapi persaingan. Pelayanan tersebut tidak saja pada konsumen yang akan membeli tetapi juga memberikan pelayanan kepada konsumen yang telah melakukan pembelian. Pelayanan purna jual terutama ditujukan bagi suatu produk yang lebih kompleks serta menerapkan teknologi fungsi, karena semakin rumitnya teknolgi dari suatu produk makin banyak penjualannya tergantung kepada mutu dan tersedianya jasa bagi pelanggan. Oleh karena itu perusahaan harus merencanakan dan mengatur kegiatan pelayanan purna jual seiring dengan kegiatan lainnya untuk mencapai tujuan perusahaan. II. C. 3. Jenis-Jenis Pelayanan Purna Jual Adapun bentuk-bentuk pelayanan purna jual tersebut antara lain: a. Pelayanan peralatan b. Pelayanan jaminan c. Pelayanan suku cadang d. Pelayanan teknisi e. Pelayanan fasilitas II. D. Pengaruh Pelayanan Purna Jual dengan Volume Penjualan Pada umumnya perusahaan yang didirikan mempunyai tiga tujuan utama yang hendak dicapai yaitu: laba maximum (maximum profit), pertumbuhan 19 (growth) dan kelangsungan hidup (survival). Hal ini terkecuali bagi perusahaan yang tujuan utamanya bukan untuk mencapai laba maximum.Untuk mencapai tujuan tersebut maka perusahaan harus mencapai suatu volume perjalanan tertentu, karena penjualan merupakan satu-satunya komponen pemasaran yang langsung membentuk pendapatan.untuk merealisasikan suatu target penjualan tertentu perusahaan perlu mengadakan kegiatan-kegiatan yang akan membantu pencapaian target penjualan tersebut. Bagaimana baiknya mutu suatu barang yang ditawarkan di pasar, oleh suatu perusahaan tetapi perusahaan tersebut tidak menyediakan pelayanan purna jual, maka produk yang ditawarkan akan sulit dipasarkan. Sebagai jasa pendukung produk, pelayanan purna jual akan memberikan sumbangan kepada perusahaan berupa peningkatan volume penjualan. Bila pelayanan purna jual yang dijalankan dengan baik, maka volume penjualan akan meningkat jadi jelaslah bahwa pelayanan purna jual yang diberikan perusahaan sebagai kebijaksaan produk atau jasa pendukung produk selama membantu konsumen dalam perusahaan dalam pemeliharaan produk (memberikan kepuasan kepada konsumen), juga akan memberikan keuntungan bagi perusahaan maka penjualan akan semakin meningkat. 20