ABSTRAK Pada saat sistem informasi berbasis komputer (SIBK) diperkenalkan ke dunia usaha, maka harapan para eksekutif adalah agar mereka dapat memperoleh informasi yang dibutuhkan bagi pengambilan keputusan setiap saat. Pada kenyataannya, SIBK lebih ditekankan pada keefisienan proses operasional perusahaan, sehingga data dimasukkan dalam bentuk transaksi serta biasanya tidak menyimpan data dalam waktu lama (data historis tidak disimpan). Selain itu, ada kemungkinan terdapat penerapan SIBK yang berbeda-beda dalam suatu organisasi. Hal ini bisa terjadi karena ruang lingkup aplikasi yang luas, rentang waktu pembuatan yang cukup jauh, ataupun pembelian paket luar. Penerapan SIBK yang berbeda-beda menyebabkan timbulnya pulau-pulau informasi, dan kesulitan untuk menggabungkan informasi dari semua SIBK yang ada dalam rangka mengetahui informasi mengenai perusahaan secara keseluruhan. Kemudian muncul suatu konsep baru yaitu pembangunan khasanah data (data warehouse). Konsep khasanah data yang menyarikan informasi yang diperlukan untuk analisis, dengan menggabungkan informasi dari semua SIBK yang ada dan memuat data historis, nampaknya merupakan sesuatu yang dapat memenuhi keinginan para pembuat keputusan. Tesis ini membahas mengenai perancangan khasanah data dengan mengambil studi kasus pada BNI. Dalam pembahasan ini ruang lingkup dibatasi pada informasi dana dan pinjaman yang dibutuhkan oleh kantor pusat dari seluruh cabang BNI. Lingkup perancangan khasanah data meliputi perencanaan (pemilihan strategi implementasi dan metodologi pengembangan), pendefinisian kebutuhan (kebutuhan pemilik, arsitek, dan end-user), analisi (pendefinisian model data serta proses untuk menghubungkan sumber data dengan khasanah data) serta desain ( desain detail dari arsitektur data dan aplikasi). Pada bagian akhir, disajikan contoh/prototype aplikasi OLAP yang dapat dibangun dari khasanah data yang ada. Kata Kunci: Khasanah Data, Metadata, Sumber Data, Core Warehouse, Data Mart.