PENDAHULUAN Latar Belakang Produk pangan hasil fermentasi di Indonesia dewasa ini sudah banyak diketahui, seperti tempe, keju, yoghurt, kefir dan lain-lain. Produk fermentasi berbasis susu yang populer saat ini antara lain yoghurt. Yoghurt merupakan salah satu hasil olahan pangan yang terbuat dari susu melalui aktivitas bakteri asam laktat dan dikenal memiliki banyak manfaat kesehatan bagi tubuh, antara lain: sebagai sumber bakteri probiotik yang baik bagi usus, sumber alternatif pengganti susu bagi penderita lactose intolerance (tidak mampu mencerna laktosa) dan dapat meningkatkan kekebalan tubuh. Bahan penstabil yang selama ini digunakan dalam pembuatan yoghurt pada umumnya adalah susu skim dan karagenan karena sifat pengental yang dimilikinya. Standar penggunaan bahan penstabil pada pangan yaitu 0,2 sampai 0,5% (SNI, 1995). Salah satu bahan penstabil yang bersifat hampir sama dengan karagenan adalah tepung porang. Porang sangat potensial untuk dikembangkan sebagai penghasil glukomanan yang dapat dijadikan alternatif bahan penstabil pada yoghurt (Jannah et al., 2013). Katsuraya et al. (2003); Gao dan Nishinari (2004); dan Yang et al. (2009) menyatakan glukomanan merupakan agen pembentuk gel yang mengandung serat larut yang tinggi, rendah kalori, 1 dan memiliki hidrokoloid khas. Hal ini menunjukkan bahwa porang memiliki kegunaan tinggi (Raharjo et al., 2012). Porang (Amorphophallus oncophyllus) merupakan jenis tanaman umbi yang mempunyai potensi dan prospek untuk dikembangkan di Indonesia. Selain mudah didapatkan, porang menghasilkan karbohidrat dan memiliki produktivitas tinggi. Cita rasanya netral sehingga mudah dicampur dan dicocokkan dengan beragam bahan baku kue tradisional dan modern. Porang juga sangat potensial untuk dikembangkan sebagai bahan pangan, seperti dalam pembuatan yoghurt yang dapat dijadikan tepung porang sebagai alternatif bahan penstabil. Manfaat porang sangat banyak terutama dalam industri obat dan suplemen makanan, hal ini terutama karena sifat kimia glukomanan sebagai pengental (thickening agent), gelling agent dan pengikat air. (Kalsum, 2012). Kini tanaman porang banyak dibudidayakan di kawasan hutan Jawa Timur oleh masyarakat bekerjasama dengan Perum Perhutani Unit II. Sampai saat ini telah dikembangkan budidaya porang dengan luas areal mencapai lebih dari 1605,3 hektar, yang meliputi beberapa wilayah KPH yaitu Nganjuk 759,8 Ha, Saradan 615,0 Ha, Madiun 70,0 Ha, Bojonegoro 35,3 Ha, Jember 121,3 Ha dan Padangan 3,9 Ha (Data Perhutani Unit II Jawa Timur, 2013). Umbi porang belum dimanfaatkan oleh industri di Indonesia atau masyarakat secara luas sebagai bahan tambahan atau fungsional produk 2 makanan. Hal ini disebabkan masyarakat belum dapat mengolah umbi porang tersebut menjadi bahan pangan yang praktis untuk dimakan. Utomo et.al. (2013) melaporkan bahwa tepung porang dapat diaplikasikan pada produk pangan seperti yoghurt drink karena mampu meningkatkan viskositas hingga 19,66 cP, menurunkan nilai sineresis sampai 76,91 dan menstabilkan pH pada 5,9. Selain itu Putri et al. (2014) juga meneliti penambahan tepung porang pada es krim instan mampu meningkatkan viskositas dan overrun es krim serta memperlambat kecepatan leleh es krim. Mempertimbangkan kondisi tersebut, penggunaan tepung porang dari umbi porang sebagai agen pengental yoghurt yang merupakan salah satu produk pangan alternatif dinilai sangat potensial sebagai solusi dalam meningkatkan konsumsi susu secara perlahan dan meningkatkan pemanfaatan umbi porang. Oleh karena itu tepung porang berpotensi untuk diteliti dalam pemanfaatan sebagai bahan penstabil pada pembuatan yoghurt. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh persentase penambahan tepung porang (Amorphophallus oncophyllus) terhadap kualitas yoghurt meliputi kualitas mikrobiologis (total bakteri dan total bakteri asam laktat yoghurt), kimia (nilai pH, keasaman, kadar air, total padatan), fisik (viskositas dan sineresis) dan sensoris yoghurt. 3 Manfaat Penelitian Manfaat penelitian ini adalah dapat memberikan informasi kepada masyarakat mengenai penambahan tepung porang terhadap kualitas yoghurt sehingga memiliki sifat fisik-kimia yang baik dan diterima oleh konsumen serta memberikan informasi tentang pemanfaatan umbi-umbian lokal sebagai agen pengental pangan. 4