BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal memiliki peran besar bagi suatu negara karena pasar modal menajalankan dua fungsi sekaligus, yaitu fungsi ekonomi dan fungsi keuangan. Pasar modal dikatakan memiliki fungsi ekonomi karena pasar menyediakan fasilitas atau wahana yang mempertemukan dua kepentingan, yaitu pihak yang memiliki kelebihan dana (investor) dan pihak yang memerlukan dana (pihak yang menerbitkan efek atau emiten). Dengan adanya pasar modal, maka pihak yang memiliki kelebihan dana dapat menginvestasikan dana tersebut dengan harapan memperoleh imbal hasil (return), sedangkan pihak emiten (dalam hal ini perusahaan) dapat memanfaatkan dana tersebut untuk kepentingan investasi tanpa harus menggangu tersedianya dana dari operasi perusahaan. Pasar modal dikatakan memiliki fungsi keuangan karena memberikan kemungkinan dan kesempatan memperoleh imbal hasil bagi pemilik dana (investor), sesuai dengan karakteristik investasi yang dipilih (Syahyunan, 2015:353). Investasi (investment) adalah komitmen atas sejumlah dana atau sumber daya lainnya yang dilakukan pada saat ini, dengan tujuan memperoleh sejumlah keuntungan di masa mendatang (Tandelilin,2010:2). Jadi investasi merupakan suatu aktivitas, berupa penundaan konsumsi di masa sekarang dalam jumlah tertentu dan periode waktu tertentu pada suatu aset yang efisien oleh investor dengan tujuan memperoleh keuntungan 1 di masa yang akan datang. Universitas Sumatera Utara 2 Investasi dan pendanaan merupakan hal yang paling krusial dalam suatu perusahaan. Disinilah peran pasar modal berperan aktif dalam menyalurkan dana dari masyarakat ke perusahaan yang membutuhkan dana sebagai operasional perusahaan. Salah satu contoh investasi adalah saham yang menunjukkan adanya kepemilikan atas suatu perusahaan sesuai dengan seberapa besar nominal saham yang dibeli. Hanya perusahaan yang sudah go public atau perusahaan yang sudah secara terbuka menjual kepemilikan perusahaannya untuk masyarakat luas. Penanaman saham pun tak luput dari suatu risiko yang timbul baik itu secara langsung maupun tidak langsung. Kebanyakan investasi yang dilakukan dijembatani oleh lembaga keuangan yang berfungsi sebagai mediator antara leader (pihak yang memiliki dana berlebih) dan borrower (pihak yang membutuhkan dana). Saham bersifat high return-high risk, saham dapat memberikan peluang keuntungan yang tinggi dengan risiko yang tinggi pula. Investor perlu melakukan analisis saham secara tepat untuk meminimalisir risiko yang tidak diharapkan, baik melalui analisis teknikal maupun analisis fundamental. Analisis teknikal adalah analisis terhadap pola pergerakan saham di masa lalu melalui suatu grafik untuk meramalkan pergerakan harga di masa mendatang, sedangkan analisis fundamental adalah analisis berdasarkan kinerja keuangan suatu perusahaan yang terangkum dalam laporan keuangan yang diterbitkan setiap tahunnya. Analisis laporan keuangan menggunakan rasio keuangan dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan harga saham. Universitas Sumatera Utara 3 Industri otomotif Indonesia merupakan salah satu pilar penting dalam sektor manufaktur di negara ini. Hal ini dapat dilihat dari perkembagan indsutri otomotif memliki mata rantai bisnis mulai manufaktur komponen, manufaktur kendaraan itu sendiri, jaringan distribusi dan layanan purna jualnya baik bengkel resmi maupun umum, termasuk jaringan penjualan suku cadang di seluruh Indonesia. Di dalam melakukan inovasi diperlukan dana yang tidak sedikit jumlahnya, sehingga untuk mencukupi sumber dana tersebut, industri otomotif memiliki prosepek yang menguntungkan dimana transportasi merupakan salah satu kebutuhan masyarakat yang penting. Perkembangan harga saham perusahaan otomotif dan komponen, dapat dilihat dari tahun 2011 sampai dengan 2015 dapat dilihat pada Tabel 1.1 berikut: Tabel 1.1 Harga Saham Per Lembar Perusahaan Otomotif yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2011-2015 (dalam rupiah) Nama Perusahaan PT.Astra Internasional, Tbk. PT. Astra Otoparts, Tbk. PT. Indo Kordsa, Tbk. PT. Goodyear, Tbk. PT. Indosuksesmobil, Tbk. PT. Indospring, Tbk. PT. Multistrada Arah Sarana, Tbk. PT. Nipress, Tbk. PT. Selamat Sempurna, Tbk. PT. Gajah Tunggal, Tbk. PT. Multi Prima Sejahtera, Tbk PT. Prima Alloy Steel Universal, Tbk Sumber: idx.co.id, (2016) Tahun 2011 7.400 3.400 2.160 955 6.400 2.336 500 110 1.360 3.000 2.200 132 2012 7600 3.700 3.000 1.230 5.300 3.924 450 113 2.525 2.225 7.650 255 2013 6800 3.650 2.250 1.900 4.900 2.140 390 323 3.450 1.680 5.000 185 2014 7425 4.200 5.000 1.600 4.000 1.600 420 487 4.750 1.425 6.200 204 2015 6.000 1600 4.680 2.725 2.365 350 351 425 4.760 530 5.375 151 Berdasarkan Tabel 1.1 dapat dilihat bahwa telah terjadi perubahan harga saham dari tahun 2011-2015 pada perusahaan otomotif tersebut. Dari Tabel 1.1 di Universitas Sumatera Utara 4 atas dapat dilihat bahwa harga saham mengalami penurunan, peningkatan, fluktuasi harga saham. Perubahan harga saham dapat dilihat pada PT. Indo Kordsa, Tbk. Pada tahun 2011 mencatatkan harga saham sebesar Rp. 2.160 per lembar saham mengalami peningkatan pada tahun 2012 sebesar Rp. 840 per lembar saham menjadi Rp. 3.000 per lembar saham, sedangkan PT. Indosukses Mobil, Tbk. yang pada tahun 2011 mencatatkan harga saham sebesar Rp. 6.400 per lembar saham mengalami penurunan pada tahun 2012 sebesar Rp. 1.100 per lembar menjadi Rp. 5.300 per lembar saham. Selanjutnya pada PT. Multi Prima Sejahtera, Tbk terlihat harga saham berfluktuasi setiap tahunnya. Tahun 2011 sebesar Rp. 2.200, meningkat signifikan menjadi Rp. 7.650 di tahun 2012, kemudian mengalami penurunan menjadi Rp. 5000, dan kembali meningkat menjadi Rp. 6.200 di tahun 2014, kemudian menurun menjadi 5.375 di tahun 2015. Demikian halnya dengan harga saham PT. Prima Alloy Steel Universal, Tbk harga saham berfluktuasi selama periode 2011-2015 meskipun tidak begitu signifikan. Pada tahun 2011 harga saham sebesar Rp. 132, meningkat menjadi Rp. 255 ditahun 2012, dan menurun menjadi Rp. 185 di tahun 2013 kemudian meningkat menjadi Rp. 204 di tahun 2014 dan kembali menurun menjadi Rp. 151 di tahun 2015. Harga saham dapat dikatakan sebagai indikator yang dilihat oleh seorang investor untuk menanamkan modal yang dimilikinya, hal ini dikarenakan mencerminkan tingkat pengembalian modal. Prinsip dari seorang investor dalam membeli saham ialah mendapatkan deviden dan dapat menjual kembali saham tersebut dengan harga yang tinggi (capital gain). Para emiten yang dapat Universitas Sumatera Utara 5 menghasilkan laba yang semakin tinggi akan meningkatkan tingkat kembalian yang diperoleh investor yang tercermin dari harga saham perusahaan tersebut. Hal inilah yang mendorong perusahaan untuk terus meningkatkan harga saham mereka miliki sehingga seorang investor semakin banyak menanamkan modal di perusahan mereka. Perubahan harga saham dalam merespon perubahan kondisi ekonomi yang terjadi berbeda-beda antara satu perusahaan dengan perusahaan lain meskipun mereka bergerak di bidang yang sama. Besar kecilnya penurunan harga saham otomotif tersebut menjadi permasalahan tersendiri bagi pengusaha maupun investor sendiri dapat dilihat dari Tabel 1.1 penurunan harga saham terjadi dari tahun 2011 hingga 2015 untuk itu maka diperlukan faktor faktor yang mendukung dalam melihat penurunan harga saham ini, dalam hal ini faktor yang diduga mempengaruhinya adalah return on equity, return on assets, price to book value, debt to equity ratio, price earning ratio, dan earning per share. Return on Equity merupakan salah satu alat analisis dari rasio profitabilitas. Alat analisis ROE mengukur perbandingan antara laba bersih yang dihasilkan untuk setiap ekuitas yang dimiliki oleh pemegang saham. ROE memiliki peran penting dalam mengukur kinerja keuangan karena dengan melakukan pengukuran ROE dapat mengukur bagaimana perusahaan dapat memanfaatkan modal yang dimiliki perusahaan untuk menghasilkan laba. Semakin tinggi nilai ROE berarti kinerja perusahaan semakin bagus. Return on Equity (ROE) mencerminkan seberapa besar return yang dihasilkan bagi pemegang saham atas setiap rupiah yang ditanamkannya (Murhadi, 2103: 64). Hal Universitas Sumatera Utara 6 ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Wilianto (2012) menunjukkan bahwa return on asset mempunyai pengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap harga saham sedangkan menurut penelitian Talamati dan Pangemanan (2015) serta penelitian Ratih, et. al (2013) menujukkan hasil bahwa return on equity berpengaruh signifikan dan positif terhadap harga saham. Return on Assets meruapakan salah satu rasio profitabilitas yang mengukur tingkat keuntungan dari aset. Menurut Hanafi (2008:42) menyatakan rasio Return on Assets adalah mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan laba bersih berdasarkan tingkat aset yang tertentu. Dengan demikian, semakin tinggi ROA mencerminkan kemampuan perusahaan mengelola aset secara efisien sehingga mampu menghasilkan laba. Perusahaan yang mampu menghasilkan laba tentunya lebih diminati oleh investor dibanding perusahaan dengan ROA yang rendah karena mengharapkan tingkat return yang tinggi. Penelitian Shamsudin et.al (2013) menunjukkan bahwa Return on Assets berpengaruh signifikan terhadap harga saham. Price to Book Value mencerminkan tinggi rendahnya nilai perusahaan. Menurut Tryfino (2009 : 9) Price to Book Value (PBV) adalah perhitungan atau perbandingan antara market value dengan book value suatu saham. Rasio ini berfungsi untuk melengkapi analisis book value. Jika pada analisis book value, investor hanya mengetahui kapasitas per lembar dari nilai saham, pada rasio PBV investor dapat mengetahui langsung sudah berapa kali market value suatu saham dihargai dari book value-nya. Dengan demikian, semakin tinggi nilai PBV akan menarik minat investor untuk membeli saham perusahaan karena menilai Universitas Sumatera Utara 7 perusahaan tersebut menguntungkan untuk berinvestasi. Pada penelitian yang dilakukan oleh Dewi dan Suaryana (2013) menunjukkan bahwa PBV berpengaruh positif signifikan terhadap harga saham. Pergerakan harga saham juga dapat dievaluasi dengan menggunakan Price Earning Ratio (PER). Besar dan kecilnya nilai PER dapat dipergunakan oleh investor sebagai pertimbangan dalam melakukan investasi yang nantinya diharapkan dapat berpengaruh terhadap peroleh return saham, oleh sebab itu komponen-komponen yang terdapat dalam PER perlu diperhatikan Poernamawatie, (2008). Hasil penelitian Stela (2009) menunjukkan bahwa PER berpengaruh positif signifikan terhadap harga pasar saham, hal ini sama dengan hasil penelitian Poernamawatie, (2008) yang menunjukkan bahwa PER secara signifikan mempunyai pengaruh terhadap return saham. Menurut Tamara (2013) Earning Per Share (EPS) merupakan rasio pasar modal yang mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan bersih dari setiap lembar saham biasa yang beredar. Hasil penelitian Dewi (2013) dan penelitian Ratih, et. al (2013) menyatakan bahwa EPS memiliki pengaruh signifikan bagi harga saham dan berpengaruh secara positif bagi harga saham, sedangkan menurut penelitian Sugiarti dan Suyanto (2007) menyatakan bahwa Earning Per Share berpengaruh positif tidak signifikan terhadap harga saham. Hasil penelitian Abigael (2008), dan Wilianto (2012) menyatakan bahwa debt to equity ratio memiliki pengaruh signifikan dan negatif terhadap harga saham sedangkan menurut penelitian Takarini dan Hendrarini (2011) meyatakan Universitas Sumatera Utara 8 bahwa debt to equity ratio memiliki pengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap harga saham. Debt to Equity Ratio adalah perbandingan antara utang terhadap ekuitas. Rasio ini menunjukkan risiko perusahaan, dimana semakin rendah DER mencerminkan semakin besar kemampuan perusahaan dalam menjamin utang yang dimiliki. Besarnya rasio ini menunjukkan proporsi modal perusahaan yang diperoleh dari utang dibandingkan dengan sumber-sumber modal lainnya seperti saham prefen, sahama biasa atau laba ditahan. Semakin tinggi proporsi DER menyebabkan laba perusahaan semakin tidak menentu dan menambah kemugkinan bahwa perusahaan tidak dapat memenuhi kewajiban pembayaran utangnya. Menurut Weston dan Copeland (2010: 238) mengatakan bahwa rasio leverage (leverage ratios) mengukur tingkat sejauh mana aktiva perusahaan telah dibiayai oleh penggunaan hutang. Debt to Eqiuty Ratio (DER) merupakan salah satu alat analisis dari ratio Leverage yang mengukur tingkat kemampuan perusahaan perusahaan untuk membayar hutang perusahaan dengan menggunakan ekuitas yang dimiliki perusahaan. Semakin tinggi DER yang dimiliki perusahaan semakin besar pula tingkat risiko yang harus dipertanggungjawabkan perusahaan. Pada pra penelitian yang dilakukan pada beberapa perusahaan sub sektor otomotif dan komponen di Bursa Efek Indonesia menunjukkan bahwa harga saham cenderung berfluktuasi, menurun, dan cenderung mengalami peningkatan seperti terlihat pada Gambar 1.1 berikut: Universitas Sumatera Utara 9 Sumber: www.idx.co.id Gambar 1.1 Pergerakan Harga Saham Beberapa Perusahaan Sub Sektor Otomotif dan Komponen di Bursa Efek Indonesia Tahun 2011-2105 Pada Gambar 1.1 menunjukkan bahwa harga saham PT. Astra International Indonesia, Tbk (ASII) selama periode 2011-2015 berfluktuasi setiap tahun. Pada tahun 2011 harga saham sebesar Rp. 7.400, meningkat menjadi Rp. 7.600 di tahun 2012, dan menurun menjadi 6.300 pada tahun 2013, selanjutnya kembali meningkat menjadi Rp. 7.425 namun kembali menurun menjadi rp. 6.000 pada tahun 2015. Pada PT. Selamat Sempurna, Tbk (SMSM) menunjukkan trend harga saham yang terus meningkat selama periode 2011-2015. Pada tahun 2011 harga saham sebesar Rp. 1.360, tahun 2012 sebesar Rp. 2.525, tahun 2013 sebesar Rp. 3.450, tahun 2014 sebesar Rp. 4.750, dan kembali meningkat menjadi Rp. 4.760 pada tahun 2015. Selanjutnya pada PT. Gajah Tunggal, Tbk (GJTL) sebaliknya justru menunjukkan kecenderungan penurunan harga saham sepanjang tahun 2011-2015. Universitas Sumatera Utara 10 Pada tahun 2011 harga saham sebesar Rp. 3000, tahun 2012 sebesar Rp. 2.225, tahun 2013 sebesar Rp. 1.680, tahun 2014 sebesar Rp. 1.425 dan kembali menurun menjadi Rp. 530 pada tahun 2015. Dengan demikian pada ketiga perusahaan sub sektor otomotif dan komponen tersebut terlihat adanya perbedaan pergerakan harga saham selama periode 2011-2015. Hal ini dimungkinkan dipengaruhi oleh berbagai faktor diantaranya adalah rasio-rasio keuangan seperti Return on Equity, Return on Assets, Debt to Equity Ratio, Price to Book Value, Price Earning Ratio, dan Earning Per Share. Pada Tabel 1.2 berikut dapat dilihat perbandingan ROE, DER, PER, dan EPS serta harga saham pada ketiga perusahaan tersebut sebagai berikut: Tabel 1.2 Perbandingan ROE,ROA, DER, PBV, PER, EPS, dan Harga Saham pada Beberapa Perusahaan Sub Sektor Otomotif dan Komponen di Bursa Efek Indonesia Periode 2011-2015 Perusahaan PT. Astra International Indonesia, Tbk PT. Gajah Tunggal, Tbk PT. Selamat Sempurna, Tbk Tahun ROE ROA DER PBV PER EPS Harga Saham 2011 33,99 16,70 103,49 3,95 16,86 439 7400 2012 31,06 15,31 102,95 3,43 15,83 480 7600 2013 25,92 12,86 101,52 2,59 14,17 480 6800 2014 22,73 11,59 96,16 2,50 15,66 474 7425 2015 12,34 8,00 93,97 1,92 16,81 357 6000 2011 19,09 7,38 158,78 2,33 15,31 196 3000 2012 26,60 11,32 134,92 1,42 6,85 325 2225 2013 2,91 1,08 168,17 1,02 48,00 35 1680 2014 6,59 2,46 168,13 0,83 18,51 77 1425 2015 -5,81 1,90 224,60 0,34 -5,89 -90 530 2011 39,55 23,32 69,60 2,50 9,25 147 1360 2012 42,02 23,92 75,69 4,43 15,59 162 2525 2013 40,93 24,30 68,45 4,89 16,12 214 3450 2014 47,19 30,93 52,54 5,96 17,53 271 4750 2015 32,03 26,29 54,15 4,76 16,03 297 4760 Sumber: www.idx.co.id Universitas Sumatera Utara 11 Berdasarkan Tabel 1.2 terlihat bahwa masing-masing perusahaan memiliki tingkat Return on Equity, Return on Assets, Debt to Equity Ratio, Price to Book Value, Price Earning Ratio, dan Earning Per Share dan harga saham memiliki peningkatan maupun penurunan yang berbeda-beda. Pada PT. Astra International Indonesia, Tbk (ASII) menunjukkan bahwa ROE, ROA, DER, dan PBV cenderung mengalami penurunan, sedangkan PER, EPS, dan Harga saham cenderung berfluktuasi selama periode 2011-2015. Pada PT. Astra International Indonesia, Tbk menunjukkan bahwa penurunan yang terjadi pada Return on Equity, Return on Assets dan Price to Book Value tidak searah dengan fluktuasi yang terjadi pada harga saham. Artinya saat ROE, ROA, dan PBV meningkat ternyata tidak seiring dengan meningkatnya harga saham demikian halnya dengan DER, saat hutang perusahaan menurun ternyata tidak menyebabkan harga perusahaan meningkat, demikian halnya dengan fluktuasi yang terjadi pada PER dan EPS tidak selalu searah dengan fluktuasi yang terjadi pada EPS. Saat PER tertinggi dicapai di tahun 2011, harga saham tertinggi justru dicapai ditahun 2012, selanjutnya EPS tertinggi berturut-turut dicapai pada tahun 2012 dan 2013 masing-masing sebesar Rp. 480, namun ternyata harga saham pada tahun 2013 justru mengalami penurunan dibanding tahun 2012 meskipun EPS pada tahun 2012 dan 2013 jumlahnya tetap. Pada PT. Gajah Tunggal, Tbk menunjukkan bahwa ROE dan ROA berfluktuasi dan terjadi penurunan yang tajam pada periode 2013-2015 bahkan pada tahun 2015 ROE bernilai negatif, DER berfluktuasi namun terjadi peningkatan yang signifikan di tahun 2015, dan PBV terus mengalami penurunan Universitas Sumatera Utara 12 selama periode 2011-2015 sedangkan PER dan EPS berfluktuasi dan sangat tidak stabil namun harga saham mengalami penurunan selama periode 2011-2015. Dengan demikian, pada PT. Gajah Tunggal, Tbk menunjukkan bahwa peningkatan dan penurunan ROE, ROA, dan DER tidak selalu sesuai dengan peningkatan maupun penurunan yang terjadi pada harga saham kecuali pada tahun 2015 terdapat kesesuaian saat ROE mengalami penurunan terendah hingga bernilai negatif harga saham juga mengalami penurunan terendah pada tahun 2015 demikian halnya dengan DER saat DER tertinggi di tahun 2015 harga saham terendah juga terjadi pada tahun yang sama. Demikian halnya dengan fluktuasi yang terjadi pada PER dan EPS terjadi ketidaksesuaian dengan pergerakan harga saham. Saat PER dan EPS meningkat harga saham justru terus menurun sepanjang tahun 2011-2015. Selanjutnya pada PT. Selamat Sempurna, Tbk (SMSM) menunjukkan bahwa ROE, ROA, DER, PBV, PER, dan EPS berfluktuasi namun harga saham terus meningkat selama periode 2011-2015. Hal ini menunjukkan bahwa peningkatan maupun penurunan yang terjadi pada ROE, ROA, DER, PBV, PER, dan EPS tidak menyebabkan harga saham mengalami penurunan namun terus mengalami peningkatan. Saat ROE, ROA, dan PBV tertinggi dicapai tahun 2014, DER terendah di tahun 2014 dan PER tertinggi ditahun 2014, namun harga saham tertinggi justru di tahun 2015 saat EPS tertinggi juga ditacapi di tahun 2015. Dengan demikian, pada PT. Selamat Sempurna, Tbk, secara umum hanya pada EPS terdapat kesesuaian dengan pergerakan harga saham. Universitas Sumatera Utara 13 Berdasarkan uraian tersebut, Peneliti tertarik untuk menganlisis lebih jauh bagaimana keempat variabel tersebut mempengaruhi harga saham pada perusahaan sub sektor otomotif dan komponen dengan memilih judul penelitian: “Faktor-Fakto Yang Mempengaruhi Perubahan Harga Saham Perusahaan Otomotif dan Komponen Terbuka di Bursa Efek Indonesia.” 1.2 Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang, maka masalah yang bisa dirumuskan sebagai berikut: 1. Apakah Return on Equity berpengaruh terhadap harga saham pada perusahaan sub sektor otomotif yang terdaftar di Bursaa Efek Indonesia? 2. Apakah Return on Assets berpengaruh terhadap harga saham pada perusahaan sub sektor otomotif yang terdaftar di Bursaa Efek Indonesia? 3. Apakah Debt to Equity Ratio berpengaruh terhadap harga saham pada perusahaan manufaktur sub sektor otomotif yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia? 4. Apakah Price to Book Value berpengaruh terhadap harga saham pada perusahaan manufaktur sub sektor otomotif yang terrdaftar di Bursa Efek Indonesia? 5. Apakah Price Earnings Ratio berpengaruh terhadap harga saham pada perusahaan manufaktur sub sektor otomotif yang terrdaftar di Bursa Efek Indonesia? Universitas Sumatera Utara 14 6. Apakah Earning Per Share berpengaruh terhadap harga saham pada perusahaan manufaktur sub sektor otomotif yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia? 1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah, maka tujuan penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh Return on Equity (ROE) terhadap harga saham yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. 2. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh Return on Assets (ROA) terhadap harga saham yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia 3. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh Debt to Equity Ratio (DER) terhadap harga saham yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. 4. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh Price to Book Value (PBV) terhadap harga saham yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. 5. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh Price Earning Ratio (PER) terhadap harga saham yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. 6. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh Earning per Share (EPS) terhadap harga saham pada perusahaan otomotif yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Universitas Sumatera Utara 15 1.4 Manfaat Penelitian Adapun manfaat penelitian ini adalah : 1. Bagi Perusahaan Dapat menjadi bahan pertimbangan dan membantu perusahaan agar dalam mengambil keputusan dan kebijakan di bidang keuangan sehingga mampu meningkat kesejahteraan pemegang saham di industri otomotif. 2. Bagi Investor Dapat menjadi bahan pertimbangan dan informasi dalam melakukan keputusan investasi saham perusahaan otomotif di Bursa Efek Indonesia. 3. Bagi Peneliti Diharapkan dapat menambah wawasan dan pengetahuan peneliti tentang pengaruh return on equity ,return on assets debt to equity,price to book value, price earning per share, dan earning per share terhadap harga saham pada perusahan otomotif di Bursa Efek Indonesia. 4. Bagi Peneliti Selanjutnya Dapat memberikan informasi, bahan referensi, dan ilmu pengetahuan untuk penelitian selanjutnya. Universitas Sumatera Utara