ringkasan - IPB Repository

advertisement
RINGKASAN
ASTRI YULITA AUDITIYA. Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi
Pengembalian Kredit Usaha Rakyat Mikro (Studi Kasus : BRI Unit Lalabata
Rilau, Soppeng). Skripsi. Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan
Manajemen, Institut Pertanian Bogor (Di bawah bimbingan DWI RACHMINA).
Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) memiliki peran yang
penting dalam perekonomian nasional serta mampu bertahan terhadap krisis
ekonomi global yang sedang melanda kalangan usaha di Indonesia. Hal ini dapat
dilihat pada kontribusinya dalam nilai Produk Domestik Bruto (PDB) Nasional
serta penyerapan tenaga kerja di Indonesia. Menurut data Kementerian UMKM
dan Koperasi 2011, pada tahun 2010 usaha Mikro berkontribusi dalam penciptaan
nilai PDB nasional atas harga konstan 2000, yaitu sebesar 33,81 persen dari PDB
nasional. Usaha Mikro juga mampu menyerap tenaga kerja sebanyak 99.401.775
orang pada tahun 2010. Sektor usaha yang memiliki kontribusi terbesar dalam
penciptaan nilai PDB dan penyerapan tenaga kerja adalah sektor agribisnis yang
tidak hanya meliputi sektor pertanian, peternakan, kehutanan, dan perikanan tetapi
juga sektor industri pengolahan serta perdagangan, hotel, dan restoran.
Sektor agribisnis terutama usaha mikro yang bergerak di bidang pertanian
masih memiliki permasalahan, terutama dalam hal permodalan. Lembaga
keuangan seperti perbankan masih sulit dijangkau oleh petani dan pelaku usaha
mikro agribisnis lainnya untuk memperoleh modal. Hal ini disebabkan pelaku
usaha tersebut masih belum memenuhi persyaratan agunan dan syarat lainnya
yang diajukan oleh bank. Oleh karena itu, masalah tersebut dapat diatasi salah
satunya melalui program Kredit Usaha Rakyat (KUR) yang merupakan program
kredit tanpa agunan yang dikeluarkan oleh pemerintah bekerja sama dengan
beberapa bank di Indonesia. Bank Rakyat Indonesia (BRI) merupakan bank
penyalur KUR Mikro terbesar karena BRI menjangkau pelaku usaha hingga
pelosok kecamatan.
Penelitian dilakukan di BRI Unit Lalabata Rilau. Pemilihan lokasi
penelitian dilakukan secara purposive (sengaja) dengan pertimbangan bahwa BRI
Unit Lalabata Rilau merupakan salah satu dari dua BRI Unit di wilayah kantor
cabang BRI Watansoppeng yang menyalurkan KUR di bidang pertanian baik on
farm maupun off farm. Selain itu, nilai NPL KUR Mikro di BRI Unit Lalabata
Rilau paling rendah dibandingkan BRI unit lainnya yang menyalurkan KUR
Mikro di bidang usaha pertanian on farm dan off farm, yaitu sebesar 0,03 persen
pada bulan Mei 2011. Data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder.
Data primer diperoleh melalui wawancara peneliti dengan pihak BRI, sedangkan
data sekunder diperoleh dari data internal BRI yang terkait nasabah KUR Mikro,
data Koperasi dan UMKM, artikel, jurnal penelitian, skripsi, buku, dan data lain
yang terkait dengan penelitian. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktorfaktor yang mempengaruhi pengembalian KUR Mikro di BRI Unit Lalabata
Rilau.
Hasil analisis menggunakan regresi logistik menunjukkan bahwa variabel
yang berpengaruh nyata terhadap pengembalian KUR Mikro di BRI Unit Lalabata
Rilau adalah variabel jarak tempat tinggal nasabah dengan BRI dan omset usaha.
ii Variabel jarak tempat tinggal dengan BRI memiliki nilai koefisien positif, artinya
semakin jauh jarak rumah debitur dengan BRI Unit Lalabata Rilau akan
memperbesar peluang untuk mengembalikan KUR Mikro secara lancar. Debitur
yang jarak tempat tinggalnya lebih jauh akan memiliki rasa tanggung jawab untuk
mengembalikan kredit secara lancar karena mereka tidak ingin mengurangi rasa
kepercayaan pihak bank terhadap mereka. Pihak bank akan sulit memberikan
kredit lagi kepada nasabah dengan tempat tinggal yang jauh dan sering
menunggak karena akan mengeluarkan biaya lebih besar dan waktu yang lebih
lama karena hal ini akan merugikan pihak bank.
Variabel omset usaha memiliki koefisien positif, artinya semakin besar
omset usaha yang dihasilkan oleh debitur akan semakin memperbesar peluang
mengembalikan kredit secara lancar. Jumlah omset yang besar menunjukkan
bahwa usaha tersebut berjalan dengan baik. Omset usaha berpengaruh nyata
terhadap kelancaran pengembalian kredit, padahal omset usaha merupakan
penghasilan kotor nasabah. Hal ini disebabkan oleh perilaku nasabah KUR Mikro
di BRI Unit Lalabata Rilau yang sebagian besar membayar angsuran dikurangi
dari pendapatan kotornya, bukan dari sisa pendapatan bersih yang telah dikurangi
pengeluaran rumah tangga dan lainnya.
Saran yang dapat diberikan kepada pihak BRI adalah mensosialisasikan
kepada para nasabah KUR Mikro agar pendapatan kotor yang mereka terima
disisihkan untuk membayar angsuran kredit sehingga tidak akan terjadi
tunggakan. Hal ini terlihat dari perilaku sebagian besar nasabah di BRI Unit
Lalabata Rilau yang membayar angsuran kredit dikurangi langsung dari
pendapatan kotornya sehingga tingkat NPL nya rendah. Selain itu, pihak BRI
harus tetap memperhatikan nasabah yang bertempat tinggal dekat dengan BRI
karena mereka belum tentu disiplin untuk datang ke bank untuk membayar
pinjaman walaupun rumah mereka dekat. Monitoring ke tempat usaha nasabah
diperlukan untuk mengetahui perkembangan usaha nasabah, apakah kredit
digunakan dengan baik untuk mengembangkan usaha atau tidak.
iii 
Download