I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dewasa ini, obesitas sudah menjadi suatu permasalahan global yang terjadi baik di negara maju maupun berkembang, termasuk Indonesia. Sebuah penelitian pada tahun 2007 menunjukkan bahwa sekitar 50% wanita dan 30% pria dewasa Indonesia mengalami kelebihan berat badan dengan masing-masing 20 dan 10 persennya menderita obesitas (Romling dan Qaim 2011). Permasalahan tersebut sangat memprihatinkan mengingat obesitas merupakan salah satu penyebab utama munculnya penyakit degeneratif seperti penyakit kardiovaskular, stroke, kanker, diabetes mellitus II, dan hipertensi (National Institutes of Health 1998). Penelitian yang dilakukan oleh World Health Organization (2003) menyatakan bahwa Indeks Massa Tubuh lebih dari 21 kg/m2 berkontribusi sebesar 58% terhadap resiko diabetes, 21% jantung koroner, dan 8-42% kanker, dimana Indeks Massa Tubuh penderita obesitas biasanya lebih dari 30 kg/m2 (National Institutes of Health 1998). Secara ekonomi, lebih dari 6% dari seluruh biaya kesehatan di beberapa negara berkembang dilaporkan terpakai untuk pengobatan obesitas. Secara umum, obesitas dapat disebabkan oleh pola makan seperti konsumsi karbohidrat atau lemak yang berlebihan, kurangnya aktivitas fisik, faktor genetik, maupun kondisi sosial-ekonomi. Meskipun demikian, sebagian besar penyebab obesitas yaitu tidak seimbangnya asupan energi atau kalori dengan aktivitas pemakaian kalori sehingga terjadi penimbunan kalori dalam bentuk lipid tubuh (Romling dan Qaim 2011). Tidak seimbangnya metabolisme energi tersebut ditambah asupan lipid yang berlebih dapat sangat beresiko menimbulkan obesitas. Dalam tubuh, lipid dari bahan pangan diserap dengan terlebih dahulu dipecah dengan katalisis enzim lipase pankreas. Tanpa dikatalisis oleh enzim lipase pankreas, reaksi hidrolisis lipid tidak akan terjadi dan lipid tidak dapat diserap ke dalam darah. Oleh karena itu untuk menekan dan mengontrol naiknya berat badan, akan sangat efektif untuk menurunkan penyerapan lipid dengan cara menginhibisi kerja lipase atau antilipase. Salah satu produk pangan yang diketahui memiliki aktivitas antilipase yaitu teh. Gondoin et al. (2010) mengatakan bahwa teh putih, teh hijau, dan teh hitam yang diseduh dengan air mendidih memiliki daya inhibisi terhadap enzim lipase. Jenis teh yang biasa dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia adalah teh hitam. Teh hitam biasa dikonsumsi dengan proses penyeduhan dimana pada daerah bahkan keluarga yang berbeda memiliki kebiasan penyeduhan teh yang berbeda pula. Proses penyeduhan diduga akan berpengaruh terhadap manfaat teh dalam kaitannya dengan aktivitas antilipase. Berdasarkan hal tersebut, penelitian ini dilakukan untuk menentukan proses penyeduhan teh hitam terbaik terhadap aktivitas penghambatan pencernaan lipid. Penelitian juga dilakukan untuk mengetahui pengaruh kondisi pencernaan secara in vitro terhadap kemampuan ekstrak teh hitam dalam penghambatan pencernaan lipid. B. Tujuan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh waktu dan suhu penyeduhan teh hitam serta proses pencernaan secara in vitro terhadap penghambatan aktivitas enzim lipase sebagai salah satu upaya untuk mengurangi asupan lipid. 1