BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR A. KAJIAN

advertisement
8
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
BAB II
KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR
A. KAJIAN PUSTAKA
1. Penelitian Terdahulu
Kajian terdahulu dalam penelitan ini dilakukan dengan cara
menelusuri penelitian-penelitian terdahulu, khususnya penelitian yang
berkaitan terhadap pengkajian mengenai feminisme dan penelitian yang
berkaitan mengenai objek penelitian penulis yaitu novel Galaksi Kinanthi.
Penelitian ataupun jurnal mengenai feminisme yang pertama adalah
jurnal yang ditulis oleh Zita Rarastesa pada Jurnal Bahasa, Sastra dan Studi
Amerika Vol.5, No.6, bulan September 2001 yang berjudul “The Image of
Women in Louise Erdrich’s Love Medicine: a Feminist Approach, diterbitkan
oleh Sastra Inggris, Fakultas Sastra Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Jurnal ini membicarakan mengenai pandangan perempuan pada novel “Love
Medicine” karya Louise Erdrich yaitu pada keempat tokoh yang terdapat di
dalam novel. Keempat tokoh tersebut adalah June, Zelda, Albertine dan
Aurelia. June adalah tokoh yang menyatukan karakter-karakter lainnya, dia
menyebut dirinya adalah seorang penggerak feminisme dan bukan korban
feminisme. Makalah ini pada intinya membahas mengenai power atau
kekuatan yang dimiliki oleh perempuan asli Amerika. Perempuan asli
Amerika atau disebut dengan native American biasanya adalah seorang yang
sangat tradisional, namun adanya tokoh June membuat ketradisional terutama
yang dimiliki perempuan menjadi modern. Selain tokoh June, tokoh Albertine
commit to user
8
9
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
memiliki karakter yang hampir sama dengan June. Dia menginginkan
kebahagiaan bukan hanya menjadi Ibu rumah tangga, namun perempuan juga
bisa berkembang menjadi perempuan karir. Secara umum pada jurnal ilmiah
ini memunculkan kekuatan perempuan dan kelemahan laki-laki.
Penelitian feminis yang kedua adalah penelitian yang ditulis oleh
Murti Rahayu Jurusan Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta tahun 2011 yang berjudul "Iklan
Televisi Citra Versi Women Empowerment" (Analisis Semiotik Konstruksi
Ideologi
Ekofeminisme
pada
Iklan
Televisi
Citra
Versi
“Women
Empowerment”). Penelitian ini mengkaji mengenai permasalahan feminisme.
Feminisme merupakan salah satu yang berkembang pesat beberapa dekade ini
dengan semakin menonjolnya peran perempuan di ruang publik. Diantara
beberapa aliran feminisme yang berkembang terdapat ekofeminisme yang
pada intinya memandang peran perempuan dan alam yang merupakan satu
kesatuan saling mempengaruhi. Ekofeminisme menganggap ruang domestik
bukan bentuk penindasan terhadap perempuan namun suatu anugerah untuk
kaum perempuan dan alam. Isu-isu sosial dalam masyarakat seperti inilah
yang ditangkap oleh media sebagai wacana yang perlu untuk disosialisasikan.
Penyampaian mengenai isu sosial dalam masyarakat ini salah satunya dapat
disampaikan melalui media iklan, yang kini tidak lagi menjual produk namun
mampu menanamkan sejumlah keyakinan dan nilai tertentu dalam
masyarakat. Iklan Citra versi Women Empowerment. Iklan yang terdiri dari
dua versi ini merupakan salah satu contoh yang mengetengahkan persoalan
perempuan dalam menghadapi peranannya berdasarkan nature dan nurture
commit to user
10
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
yang dimilikinya, sehingga menjadikan penulis tertarik untuk mengkajinya
lebih mendalam.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui lebih dalam tanda-tanda
yang digunakan untuk mempresentasikan ekofeminisme yang terdapat di
dalam kedua versi iklan Citra versi women empowerment. Dengan
mengetahui dan memahami tanda-tanda yang menunjukkan adanya
ekofeminisme diharapkan kita dapat lebih memahami peran sebagai
perempuan di dalam ruang publik, domestik dan lingkungan alam. Penelitian
termasuk studi deskriptif kualitatif dengan pendekatan analisa semiotika. Dari
sejumlah pola semiotika yang ada, penulis menggunakan semiotika milik
Roland Barthes. Dalam penelitian semiotika Barthes ini, penulis melakukan
analisa data dengan melakukan pembedahan isi iklan Citra versi women
empowerment melalui tahapan denotasi dan konotasi terhadap elemen-elemen
iklan yang digunakan. Disertai teori pendukung untuk menambah nilai makna
tersebut yaitu teori ekofeminisme, budaya dan psikologi warna.Kesimpulan
dari penelitian ini adalah iklan ini memberikan nilai baru yakni memaknai
kecantikan non-fisik berupa pola pikir dan gaya hidup bersahaja yang
menghargai keluarga dan alam. Makna ini direpresentasikan dalam tandatanda budaya, ruang domestik dan alam yang diperkuat dengan pewarnaan
emas dan abu-abu gelap dalam iklan.
Setelah
mengemukakan
penelitian
terdahulu
mengenai
teori
feminisme, berikut ini adalah penelitian terdahulu mengenai objek kajian
penulis yaitu novel Galaksi Kinanthi.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
11
digilib.uns.ac.id
Penelitian yang pertama adalah penelitian yang dilakukan oleh Zakiah
Putri Mudjiono mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial
dan Politik Universitas Hasanudin, tahun 2012 yang berjudul “Representasi
Human Trafficking dan Kekerasan pada Perempuan dalam Novel Galaksi
Kinanthi”. Hasil dari penelitian yang dilakukan oleh Zakiah Putri Mudjiono
ini adalah mengenai penggunaan teori konstruksi sosial Luckmann-Berger
adalah teks yang dihasilkan penulis dalam novel ini adalah hasil konstruksi
yang melalui tiga tahap yaitu eksternalisasi, objektivasi, dan internalisasi
sehingga lahirlah teks trafficking dan kekerasan pada perempuan dalam
novel. Representasi posisi subjek-objek dan posisi pembaca dilakukan dengan
menggunakan metode analisis wacana Sara Mills. Di posisi subjek-objek,
penulis memposisikan diri sebagai subjek pencerita dan tokoh dalam novel
sebagai objek penceritaan. Pada posisi pembaca, penulis menempatkan
pembaca sebagai pihak ketiga dimana pembaca tidak memposisikan diri pada
posisi tokoh utama agar tidak terjadi pemihakan terhadap tokoh dalam novel.
Kemudian dari analisis representasi ini terdapat pesan yang ingin
disampaikan oleh penulis bahwa trafficking terjadi karena faktor kemiskinan
dan pendidikan yang rendah, tingkat kekerasan yang menimpa perempuan
yang bekerja sebagai TKW di luar negeri maih tinggi, perempuan adalah
korban utama dari trafficking dan kekerasan yang menimpa tenaga kerja
Indonesia di luar negeri.
Penelitian berikutnya adalah penelitian yang dilakukan oleh Alkadia
Amanda Arifin Prodi Sastra Indonesia Fakultas Ilmu Budaya Universitas
Airlangga, Surabaya tahun 2011 yang berjudul “Stuktur Kepribadian Tokoh
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
12
digilib.uns.ac.id
Utama Kinanthi dalam Novel Galaksi Kinanthi Karya Tasaro GK”. Dalam
penelitian ini analisis yang dilakukan menggunakan teori psikologi sastra CG
Jung yang membahas mengenai hubungan antara pengarang dengan novel
Galaksi Kinanthi yang memiliki relasi kuat mengenai struktur kepribadian
dari tikoh yang dimunculkan pada novel yaitu Kinanthi dengan kepripadian
dari penulis yaitu Tasaro.
Penelitian berikutnya adalah penelitian sastra dalam bentuk jurnal
yang diterbitkan Balai Bahasa Jawa Barat (Bandung) yang ditulis oleh Desie
Natalia, jurnal ini diterbitkan pada kolom Meta Sastra, pada Jurnal penelitian
sastra tahun 2009 dengan judul “ Menyoal Perjuangan Perempuan dalam
Novel Galaksi Kinanthi”. Dalam jurnal penelitian sastra yang ditulis oleh
Desie ini membincarakan mengenai kekerasan atau penyiksaan yang terjadi
pada TKW yang dikaitkan dengan tokoh utama pada novel Galaksi Kinanthi
yang ditulis oleh Tasaro GK. Pembahasan jurnal penelitian ini berfokus pada
tokoh Kinanthi. Galaksi Kinanthi berani mengungkap kehidupan keras dan
permasalahan yang dihadapi para TKW, masalah perdagangan manusia
(trafficking), praktek pengiriman TKI ilegal, serta mencermati masalahmasalah perempuan.
Galaksi Kinanthi memiliki tema yang kuat, yaitu seorang perempuan
yang berjuang untuk melepaskan diri dari lingkaran trafficking dan berjuang
mencari cinta sejatinya. Tokoh utama dalam novel ini bernama Kinanthi.
Kinanthi ialah seorang gadis desa yang berasal dari keluarga miskin yang
dikucilkan oleh warga di kampungnya. Kinanthi merupakan korban
trafficking yang berjuang sekuat
tenaga
agar dapat terlepas dari lingkaran
commit
to user
13
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
trafficking dunia. Trafficking merupakan bentuk modern dari perbudakan.
Selain mengenai trafficking, dalam novel ini.
Menurut Desie, pembaca mendapatkan banyak pengetahuan dengan
membaca novel ini. Pengetahuan tersebut antara lain, yaitu pengetahuan
tentang konstelasi bintang, fenomena kemunculan crop circle yang
berhubungan dengan kemunculan UFO di muka bumi, pengetahuan tentang
budaya Jawa termasuk tembang-tembang dan berbagai ritual Jawa, dan
sedikit budaya Tibet. Novel ini merupakan sebuah cerita fiksi yang sarat
konflik dan mengaduk-ngaduk emosi pembaca. Bahasa yang digunakan lugas
dan indah, sehingga pembaca dapat merasakan penderitaan Kinanthi. Novel
ini beralur flashback. Tasaro berhasil membawa pembaca menjelajahi New
York, Miami, Washington DC, Great Plains, Bandung, Riyadh, Kuwait,
Yogyakarta, dan Gunung Kidul. Beberapa tempat digambarkan secara detail
oleh Tasaro, sehingga pembaca dapat ikut merasakan indahnya pemandangan
di Great Plains.
Jurnal yang membahas mengenai novel Galaksi Kinanti selanjutnya
adalah jurnal kampus yang ditulis oleh Agina Puspanurani, Universitas Islam
Negri Sunan Gunung Djati, Bandung tahun 2013. Jurnal ini berjudul
“Kinanthi Terlahir Kembali”. Jurnal ini merupakan jurnal yang ditulis pada
acara bedah buku Galaksi Kinanthi di kampus UIN Sunan Gunung Djati
Bandung tanggal 23 April 2013 dalam rangka memperingati hari Kartini.
Membahas mengenai perjuangan perempuan. Hal ini berkesinambungan
dengan perjuangan perempuan yang dilakukan oleh tokoh perempuan
commit to user
14
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Kinanthi dalam novel Galaksi Kinanthi. Bedah buku ini dihadiri langsung
oleh penulis yaitu Tasaro GK.
Selain
penelitian
diatas
terdapat
pula
artikel
sastra
yang
memperbincangkan mengenai novel Galaksi Kinanthi, yang pertama adalah
artikel yang ditulis oleh Rein Kinanthi pada bulan Desember tahun 2012 yang
berjudul “Galaksi Kinanthi dan Kinanthi Terlahir Kembali”. Artikel ini
membahas mengenai dua novel yang sama yaitu:Galaksi Kinanthi dan
Kinanthi Terlahir Kembali yang ditulis oleh Tasaro GK. Kedua novel ini
adalah novel yang sama dengan judul yang berbeda. Keberbedaan ini
dikarenakan padaperpindahan penerbitan novel Galaksi Kinanthi(2009).
Karena adanya perpindahan penerbitan yang dilakukan penulis yaitu Tasaro
maka judul novelpun diganti menjadi Kinanthi Terlahir Kembali dengan isi
novel yang sama pada tahun 2010.
Artikel selanjutnya adalah sebuah artikel dalam majalah online yaitu
majalah Nur Hidayah edisi 20 yang terbit pada tanggal 29 September 2010
yang ditulis oleh seorang penulis bernama Ifa Avianty. Artikel pada majalah
online ini diberi judul “Menjemput Hidayah Melalui Novel Islami”. Dalam
artikel ini penulis membahas mengenai novel fiksi dengan gaya baru yang
islami. Menurut Ifa Avianty novel Galaksi Kinanthi adalah salah satu novel
yang memunculkan nilai keislaman seperti halnya pada novel sebelumnya
yaitu novel karya Habibburrahman El Sirazi yang berjudul Ayat-Ayat Cinta.
Novel Galaksi Kinanthi dinilai mengandung gaya baru dalam memunculkan
model-model berdakwah Islam melalui karya sastra.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
15
digilib.uns.ac.id
Galaksi Kinanthi memuat berbagai strategi Islami, strategi yang
dipakai akan berbeda dengan orang-orang yang dulunya telah condong
kepada nilai-nilai Islam. Menurut Ifa perlu diakui bahwa berdakwah kepada
golongan pembaca seperti ini terasa lebih mudah dilakukan. Menulis untuk
mereka tentu harus menyesuaikan dengan gaya hidup yang sedang mereka
jalani, agar mereka merasa terwakili. Memasukkan nilai-nilai islami kepada
mereka juga tidak mugkin dilakukan secara „terbuka‟. Biasanya, sesuai
dengan pengalaman penulis, mereka lebih menyukai sampainya nilai-nilai
tersebut melalui cara-cara yang halus atau lembut. Saya menyebutnya
„berbisik‟ atau „berkata lirih‟.
2. Landasan Teori
a. Konsep Seks dan Gender
Menurut Humm (dalam Wiyatmi, 2012:103) Gender berbeda
dengan seks. Seks merupakan penyifatan atau pembagian dua jenis
kelamin yang melekat pada jenis kelamin tertentu. Misalnya, laki-laki
adalah manusia yang memiliki penis, jakala, dan memproduksi sperma
dengan kata lain seks merupakan pemberian yang diberikan Tuhan kepada
manusia dengan perbedaan bentuk atau wujud masing-masing atau ciri
khas sesuai dengan ketentuan Tuhan. Seks dibedakan berdasarkan alat
biologis atau mekanisme reproduksi dan ciri fisik. Seks membedakan lakilaki dengan perempuan secara biologis, sebagai kodrat Tuhan. Gender
membedakan manusia laki-laki (maskulin) dengan perempuan (feminin)
secara sosial, mengacu pada unsur emosional, kejiwaan, bukan kodrat,
tetapi sebagai proses belajar.
commit to user
16
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Gender adalah suatu sifat yang melekat pada kaum laki-laki dan
perempuan yang dikonstruksi baik secara sosial maupun cultural, misalnya
bahwa perempuan dikenal lemah, lembut, cantik, emosional, dan keibuan.
Sementara laki-laki dikenal kuat, rasional, jantan, dan perkasa (Mansour
Fakih, 2013:8).
Mosse mengatakan bahwa gender sebagai seperangkat peran yang
menyampaikan kepada orang lain bahwa seseorang adalah feminin atau
maskulin. Feminin atau maskulin dapat dilihat dari penampilan, pakaian,
sikap, kepribadian, bekerja di dalam dan di luar rumah tangga, seksualitas,
tanggung jawab keluarga, dan sebagainya. Konsep
genderdibedakan
dengan seks. Seks di tentukan oleh ciri-ciri biologis, semantara gender
bernuansa psikologis, sosiologis, dan budaya (dalam Wiyatmi, 2012:102).
Madsen mengatakan konstruksi gender yang terepresentasi dalam
novel-novel Indonesia dapat dikaji dengan kritik sastra feminis. Kritik
sastra feminis merupakan salah satu ragam kritik sastra yang mendasarkan
pada pemikiran feminisme yang menginginkan adanya keadilan dalam
memandang eksistensi perempuan, baik sebagai penulis maupun dalam
karya sastra-karya sastranya (dalam Wiyatmi, 2012:99).
b. Kritik Sastra Feminis
Kritik sastra feminis merupakan salah satu disiplin ilmu kritik
sastra yang lahir sebagai respon atas berkembangnya feminisme di
berbagai penjuru dunia. Kritik sastra feminisme merupakan aliran baru
dalam sosiologi sastra.
commit to user
17
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Lahirnya kritik sastra feminis bersamaan dengan kesadaran
perempuan akan haknya. Inti tujuan feminisme adalah meningkatkan
kedudukan dan derajat perempuan agar sejajar dengan kedudukan serta
derajat laki-laki. Perjuangan serta usaha feminisme untuk mencapai tujuan
tersebut mencakup berbagai cara. Salah satu caranya adalah memperoleh
hak dan peluang yang sama dengan yang dimiliki laki-laki. Berkaitan
dengan hal tersebut maka muncul istilah equal right's movement atau
gerakan persamaan hak. Cara lain adalah membebaskan perempuan dari
ikatan lingkungan domestik atau lingkungan keluarga dan rumah tangga.
Cara ini sering dinamakan women's liberation movement, disingkat
women's lib atau women's emancipation movement, yaitu gerakan
pembebasan perempuan (Saraswati, 2003:56).
Analisis kritik sastra feminis terhadap wacana cerita dapat
ditelusuri melalui salah satu varian pendekatan kritik sastra feminis yang
berkembang di Amerika. Seperti diketahui, kritik sastra feminis berawal
dari hasrat para feminis untuk mengkaji karya penulis perempuan pada
masa silam. Demikian juga, kritik sastra feminis.
Kritik sastra feminis berawal dari hasrat para feminis untuk
mengkaji karya penulis-penulis perempuan di masa silam dan untuk
menunjukkan citra perempuan dalam karya penulis-penulis pria yang
menampilkan perempuan sebagai makhluk yang dengan berbagai cara
ditekan, disalahtafsirkan, serta disepelekan oleh tradisi patriarkat yang
dominan (Soenardjati Djajanegara, 2000:27).
commit to user
18
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Pendekatan feminisme adalah pendekatan terhadap karya sastra
dengan fokus perhatian pada relasi gender yang timpang dan
mempromosikan pada tataran yang seimbang antara laki-laki dan
perempuan (Soenardjati Djajanegara, 2000: 27).
Feminisme bukan merupakan pemberontakan kaum perempuan
kepada laki-laki, upaya melawan pranata sosial, seperti institusi rumah
tangga dan perkawinan atau pandangan upaya perempuan untuk
mengingkari kodratnya, melainkan lebih sebagai upaya untuk mengakhiri
penindasan dan eksploitasi perempuan (Mansour Fakih, 2000:5).
Secara
luas
feminisme
berarti
sebuah
kesadaran
tentang
ketidakadilan yang sistematis bagi perempuan dalam berbagai sektor
kehidupan dan tindakan-tindakan sadar oleh perempuan atau laki-laki
untuk
mengubah
keadaan
tersebut.
Feminisme
bertujuan
untuk
meningkatkan kedudukan dan derajat perempuan agar sama atau sejajar
dengan derajat laki-laki. Perjuangan dan usaha feminism untuk mencapai
tujuan ini mencakup berbagai macam cara. Salah satunya adalah
memperoleh peluang dan hak yang sama dengan yang dimiliki laki-laki
(Soenardjati Djajanegara, 2000:4).
Menurut Louis Morley dalam bukunya Feminist Academics
mengatakan bahwa:
Feminist are located as creative energy for change and critique,
empowering women to apply political understanding to
methodologies for teaching, learning, research and writing in the
academy. Academic feminism is also frequently viewed by the
establishment as being insufficiently academic. Feminist process
acts as boyh politics and self-care (Morley, 1995:1).
commit to user
19
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Kutipan diatas menerangkan bahwa teori feminisme ditempatkan
pada energi kreatif atau bagian di dalam karya sastra untuk mengubah dan
mengkritik dalam hal memperjuangkan perempuan. Feminism juga
menempatkan diri pada proses pembelajaran dan research (akademik), hal
ini disebabkan karena ahli feminis terus-menerus memandang feminis
yang muncul kurang memadai di bidang akademi. Banyaknya penelitian
mengenai teori feminis menandakan bahwa pengetahuan masyarakat dan
kesadaran masyarakat khususnya perempuan sudah berkembang kearah
yang lebih baik.
Feminisme terbagi dalam beberapa aliran feminisme liberal,
feminisme radikal, feminisme marxis dan feminis sosialis. Feminis liberal
adalah feminis yang yang berpendapat bahwa kebebasan (freedom) dan
kesamaan (equality) berakar pada rasionalitas dan pemisahan antara dunia
privat dan publik. Femenisme liberal bertujuan untuk memberikan
kesempatan dan hak yang sama pada setiap individu, termasuk di
dalamnya adalah kaum perempuan. Feminisme liberal berpendapat bahwa
ketertinggalan perempuan adalah karena kesalahan mereka sendiri karena
tidak dapat bersaing. Menurut feminisme liberal cara untuk memecahkan
kaum perempuan adalah dengan meningkatkan kualitas kaum perempuan,
yaitu
dengan
cara
meningkatkan
pendidikan,
ketrampilan,
dan
pengetahuan sehingga mereka mampu bersaing dalam dunia yang penuh
persaingan bebas (Saraswati, 2003:81).
Selanjutnya adalah aliran feminisme marxis. Teori ini didasari
historis bahwa manusia menciptakan dirinya sendiri sebagai individu dan
commit to user
20
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
kelompok. Dalam kehidupan sosial manusia membedakan pekerjaan
produksi dan reproduksi yang dibagikan kepada laki-laki dan perempuan.
Peran produksi diserahkan kepada laki-laki sedangkan peran reproduksi
diserahkan pada perempuan (Saraswati, 2003:89).
Aliran berikutnya adalah feminisme radikal, teori feminisme
radikal mempersoalkan fungsi reproduksi, melahirkan, perbedaan seks,
dan gender yang merampas kekuasaan perempuan (Saraswati, 2003:93).
Aliran yang terakhir adalah feminisme sosialis sebuah paham yang
berpendapat "Tak Ada Sosialisme tanpa Pembebasan Perempuan. Tak Ada
Pembebasan Perempuan tanpa Sosialisme". Feminisme sosialis berjuang
untuk menghapuskan sistem pemilikan. Lembaga perkawinan yang
melegalisasi pemilikan pria atas harta dan pemilikan suami atas istri
dihapuskan seperti ide Marx yang menginginkan suatu masyarakat tanpa
kelas, tanpa pembedaan gender (Saraswati, 2003:98).
c. Ketidakadilan Gender
Ketidakadilan gender merupakan sistem dan struktur baik kaum
laki-laki atau perempuan menjadi korban dari sistem tersebut. Adapun
dalam hal ini yang menjadi korban dari ketidakadilan gender adalah
perempuan. Hal yang menjadi faktor penting dari adanya ketidakadilan
gender adalah perbedaan gender yang dilakukan berdasarkan kepentingankepentingan tertentu, seperti golongan tertentu, agama, ras, dan lain
sebagainya. Ketidakadilan gender termanifestasikan dalam lima bentuk,
yaitu:
commit to user
21
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
1. Marginalisasi Perempuan
Menurut Mansour Fakih (2013:13),Marginalisasi merupakan
proses pengabaian hak-hak yang seharusnya didapat oleh pihak yang
termarginalkan. Namun hak tersebut diabaikan dengan berbagai alasan
dan tujuan tertentu. Proses marginalisasi mengakibatkan kemiskinan.
Sesungguhnya marginalisasi banyak terjadi dalam masyarakat yang
menimpa kaum laki-laki dan perempuan. Bentuk marginalisasi adalah
bentuk pemiskinan yang terjadi pada jenis kelamin tertentu, dalam hal
ini adalah perempuan. Marginalisasi disebabkan oleh perbedaan
pendapat mengenai gender. Ada beberapa faktor yang menyebabkan
adanya marginalisasi perempuan, yaitu kebijakan pemerintah,
keyakinan, tafsiran agama, keyakinan tradisi, dan kebiasaan bahkan
asumsi ilmu pengetahuan.
2. Gender dan Subordinasi
Subordinasi adalah anggapan tidak penting dalam suatu
keputusan atau menempatkan perempuan pada posisi yang tidak
penting. Salah satu contohnya adalah saat seorang laki-laki
diperbolehkan untuk sekolah tinggi sedangkan perempuan pada
akhirnya hanya di dapur. Kedudukan laki-laki yang dianggap lebih
tinggi juga akan berimbas pada pendidikan yang rendah untuk
perempuan. Dicontohkan ketika dalam keluarga mengalami krisis
keuangan, maka anak laki-laki yang akan mendapat prioritas untuk
mendapatkan pendidikan yang lebih tinggi dari pada anak perempuan.
commit to user
22
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Anak perempuan akan lebih digunakan tenaganya untuk bekerja
dirumah(Mansour Fakih, 2013:15).
3. Gender dan Stereotip
Stereotip dimaknai dengan pelabelan atau penandaan terhadap
kelompok tertentu yang menimbulkan ketidakadila, dalam hal ini
adalah perempuan. Sehingga stereotipe juga diartikan merupakan
pandangan negatif masyarakat yang dilekatkan terhadap perempuan
sehingga sangat merugikan perempuan(Mansour Fakih, 2013:16).
Stereotip masyarakat bahwa perempuan lebih cocok mengurus
rumah daripada bekerja di luar, mengakibatkan kesempatannya untuk
mengembangkan diri di luar terhambat. Perempuan yang telah
berhasil mendapat pekerjaan di luar pun masih harus dihadapkan
dengan beberpa masalah baru, misalnya saja masalah pelcehan seksual
di tempat kerja, perlakuan tidak adil sesame pekerja, dan beban kerja
ganda. Perempuan menjadi pekerja kelas dua karena anggapananggapan yang diberikan pada pekerja perempuan membuat posisi
perempuan menjadi terbelakang dan akan terus menjadi pihak yang
tergantung pada laki-laki (Yuarsi dalam Abdullah, 2006:244).
4. Gender dan Kekerasan
Kekerasan gender adalah kekerasan yang diterima oleh jenis
kelamin tertentu, yaitu perempuan. Pada dasarnya, kekerasan gender
disebabkan oleh ketidaksetaraan dalam masyarakat. Adapun dalam hal
kekerasan gender, dibedakan atas dua jenis, yaitu: kekerasan fisik dan
psikis. Kekerasan fisik dibagi menjadi dua hal lagi, yaitu: seksual dan
commit to user
23
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
non seksual. Kekerasan fisik seksual adalah kekerasan yang terkait
mengenai masalah seksual, yaitu: bentuk pemerkosaan dan pelecehan
sekasual sedangkan kekerasan non seksual adalah kekerasan yang
dilakukan dengan cara memukul, menampar, meninju, dan lain
sebagainya. Kekerasan psikis adalah
kekerasan yang menyangkut
mental seseorang (Mansour Fakih, 2013:17).
5. Gender dan Beban Kerja
Adanya anggapan bahwa kaum perempuan memiliki sifat
memelihara dan rajin serta tidak cocok untuk menjadi kepala rumah
tangga, berakibat bahwa semua pekerjaan domestik rumah tangga
menjadi tanggung jawab perempuan. Konsekuensinya banyak kaum
perempuan yang harus bekerja keras dan lama untuk menjaga
kebersihan dan kerapian rumah tangganya, mulai dari mengepel,
mencuci, mengepel, hingga memelihara anak.
Bias gender yang mengakibatkan beban kerja tersebut
seringkali diperkuat dengan adanya pandangan masyarakat bahwa
pekerjaan domestik yang dilakukan perempuan adalah lebih rendah
dibandingkan dengan pekerjaan yang dikerjakan laki-laki. (Mansour
Fakih, 2013:21).
d. Wujud Perjuangan Perempuan
Menurut Nyoman Kutha Ratna (2007:190-191) masalah-masalah
mengenai perempuan pada umumnya dikaitkan dengan emansipasi
gerakan kaum perempuan untuk menuntut persamaan hak dengan kaum
laki-laki, baik dalam bidang politik, ekonomi, maupun gerakan sosial
commit to user
24
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
budaya. Kondisi fisik perempuan yang lemahsecara alamiah hendaknya
tidak digunakan sehingga alasan untuk menempatkan kaum perempuan
dalam posisinya yang lebih rendah. Pekerjaan perempuan selalu dikaitkan
dengan memelihara, laki-laki selalu dikaitkan dengan bekerja.
B. Kerangka Pikir
Kerangka pikir pada penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Pada tahap awal peneliti menentukan permasalahan penelitian dalam novel
Galaksi Kinanthi
karya Tasaro GK. Permasalahan yang paling menonjol
adalah mngenai ketidakadilan gender.
2. Tahap selanjutnya adalah menentukan teori yang akan digunakan untuk
menganalisis permasalah tersebut. Pada penelitian ini digunakan dengan
kritik sastra feminis.
3. Analisis permasalahan dengan mengungkapkan ketidakadilan gender yang
terdapat pada novel Galaksi Kinanthi karya Tasaro GK melalui lima bentuk,
yaitu: marginalisasi, subordinasi, stereotipe gender, beban kerja dan kekerasan
yang terjadi pada tokoh Kinanthi.
4. Analisis mengenai bentuk perwujudan perjuangan tokoh Kinanthi dalam
kesetaraan gender
5. Analisis mengenai ketidakadilan gender dan bentuk perwujudan perjuangan
dalam kesetaraan gender yang dikaitkan dengan tokoh utama perempuan,
yaitu Kinanthi dalam novel Galaksi Kinanthi karya Tasaro GK.
commit to user
25
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
6. Tahap akhir adalah simpulan, yaitu menyimpulkan jawaban dari permasalahan
yang ada berdasarkan analisis yang terdapat dalam novel Galaksi Kinanthi
karya Tasaro GK.
Bagan Kerangka Pikir
Novel Galaksi Kinanthi
Karya Tasaro GK
Ketidakadilan Gender
Pada Tokoh Kinanthi
KRITIK SASTRA
FEMINIS
Ketidakadilan Gender :
Bentuk perwujudan
perjuangan tokoh
1. Marginalisasi
wanita dalam
2. Subordinasi
kesetaraan gender
3. Stereotipe gender
4. Beban kerja
5. Kekerasan
Simpulan
commit to user
Download