MAKALAH TENTANG LIMIT MATA KULIAH : KALKULUS DAN MATEMATIKA BISNIS DI S U S U N OLEH : KATA PENGANTAR Assalamualaikum Wr. Wb. Dengan mengucap Syukur Alhamdulillah. Bahwasanya kami telah dapat membuat makalah kalkulus dan matematika bisnis (LIMIT) walaupun tidak sedikit hambatan dan kesulitan yang kami hadapi, tiada daya dan upaya kecuali dengan pertolongan Allah SWT. Walaupun demikian, sudah barang tentu makalah ini masih terdapat kekurangan dan belum dikatakan sempurna karena keterbatasan kemampuan dan upaya kami. Oleh karena itu saran dan kritik yang bersifat membangun dari semua pihak kami harapkan agar dalam pembuatan makalah di waktu yang akan datang bisa lebih baik lagi.Harapan kami semoga makalah ini berguna bagi siapa saja yang membacanya. Wabilahi Taufik walhidayah Wasalamualaikum wr.wb. i DAFTAR ISI Kata Penghatar ....................................................................................i Daftar isi...............................................................................................ii Prinsip-Prisip dasar.............................................................................iii Turunan..............................................................................................iv Notasi Pendifirensialan.......................................................................v Notasi Lagrange Dan Notasi Newton..................................................vi Intergral............................................................................................1-3 Contoh Intergral....................................................................4-5 Teori dasar .......................................................................................5-7 Limit .................................................................................................6-7 Pengertianya.............................................................................7-8 Defenisi formal...................................................................................8 Limit sebuah fungsi pada titik tak terhingga......................................9 Limit barisan. Contoh soal …………………………………………………………………………10-12 ilustrasi limit……………………………………………………………………………………..13 Definisi limit secara Intuitif Contoh ………………………………………………………………............……………16-24 Penggunaan Limit……………………………………………………………………………24 Contoh ……………………………………………………………………………………25 Daftar pustaka…………………………………………………………………………………26 Prinsip-prinsip dasar Limit dan kecil tak terhingga Definisi limit: kita katakan bahwa limit f(x) ketika x mendekati titik p adalah L apabila untuk setiap bilangan ε > 0 apapun, terdapat bilangan δ > 0, sedemikian rupanya: Kalkulus pada umumnya dikembangkan dengan memanipulasi sejumlah kuantitas yang sangat kecil. Objek ini, yang dapat diperlakukan sebagai angka, adalah sangat kecil. Sebuah bilangan dx yang kecilnya tak terhingga dapat lebih besar daripada 0, namun lebih kecil daripada bilangan apapun pada deret 1, ½, ⅓, ... dan bilangan real positif apapun. Setiap perkalian dengan kecil tak terhingga (infinitesimal) tetaplah kecil tak terhingga, dengan kata lain kecil tak terhingga tidak memenuhi properti Archimedes. Dari sudut pandang ini, kalkulus adalah sekumpulan teknik untuk memanipulasi kecil tak terhingga. Pada abad ke-19, konsep kecil tak terhingga ini ditinggalkan karena tidak cukup cermat, sebaliknya ia digantikan oleh konsep limit. Limit menjelaskan nilai suatu fungsi pada nilai input tertentu dengan hasil dari nilai input terdekat. Dari sudut pandang ini, kalkulus adalah sekumpulan teknik memanipulasi limit-limit tertentu. Secara cermat, definisi limit suatu fungsi adalah: iii Diberikan fungsi f(x) yang terdefinisikan pada interval di sekitar p, terkecuali mungkin pada p itu sendiri. Kita mengatakan bahwa limit f(x) ketika x mendekati p adalah L, dan menuliskan: jika, untuk setiap bilangan ε > 0, terdapat bilangan δ > 0 yang berkoresponden dengannya sedemikian rupanya untuk setiap x: Turunan Artikel utama untuk bagian ini adalah: Turunan Grafik fungsi turunan. Turunan dari suatu fungsi mewakili perubahan yang sangat kecil dari fungsi tersebut terhadap variabelnya. Proses menemukan turunan dari suatu fungsi disebut sebagai pendiferensialan ataupun diferensiasi. Secara matematis, turunan fungsi ƒ(x) terhadap variabel x adalah ƒ′ yang nilainya pada titik x adalah: , iv dengan syarat limit tersebut eksis. Jika ƒ′ eksis pada titik x tertentu, kita katakan bahwa ƒ terdiferensialkan (memiliki turunan) pada x, dan jika ƒ′ eksis di setiap titik pada domain ƒ, kita sebut ƒ terdiferensialkan. Apabila z = x + h, h = z - x, dan h mendekati 0 jika dan hanya jika z mendekati x, maka definisi turunan di atas dapat pula kita tulis sebagai: Garis singgung pada (x, f(x)). Turunan f'(x) sebuah kurva pada sebuah titik adalah kemiringan dari garis singgung yang menyinggung kurva pada titik tersebut. Perhatikan bahwa ekspresi pada definisi turunan di atas merupakan gradien dari garis sekan yang melewati titik (x,ƒ(x)) dan (x+h,ƒ(x)) pada kurva ƒ(x). Apabila kita mengambil limit h mendekati 0, maka kita akan mendapatkan kemiringan dari garis singgung yang menyinggung kurva ƒ(x) pada titik x. Hal ini berarti pula garis singgung suatu kurva merupakan limit dari garis sekan, demikian pulanya turunan dari suatu fungsi ƒ(x) merupakan gradien dari fungsi tersebut. iiv Sebagai contoh, untuk menemukan gradien dari fungsi pada titik (3,9): Ilmu yang mempelajari definisi, properti, dan aplikasi dari turunan atau kemiringan dari sebuah grafik disebut kalkulus diferensial Garis singgung sebagai limit dari garis sekan. Turunan dari kurva f(x) di suatu titik adalah kemiringan dari garis singgung yang menyinggung kurva pada titik tersebut. Kemiringan ini ditentukan dengan memakai nilai limit dari kemiringan garis sekan. Notasi pendiferensialan Terdapat berbagai macam notasi matematika yang dapat digunakan digunakan untuk menyatakan turunan, meliputi notasi Leibniz, notasi Lagrange, notasi Newton, dan notasi Euler. Notasi Leibniz diperkenalkan oleh Gottfried Leibniz dan merupakan salah satu notasi yang paling awal digunakan. Ia sering digunakan terutama ketika hubungan antar y = ƒ(x) dipandang sebagai hubungan fungsional antara variabel bebas dengan variabel terikat. Turunan dari fungsi tersebut terhadap x ditulis sebagai: v ataupun Notasi Lagrange diperkenalkan oleh Joseph Louis Lagrange dan merupakan notasi yang paling sering digunakan. Dalam notasi ini, turunan fungsi ƒ(x) ditulis sebagai ƒ′(x) ataupun hanya ƒ′. Notasi Newton, juga disebut sebagai notasi titik, menempatkan titik di atas fungsi untuk menandakan turunan. Apabila y = ƒ(t), maka mewakili turunan y terhadap t. Notasi ini hampir secara eksklusif digunakan untuk melambangkan turunan terhadap waktu. Notasi ini sering terlihat dalam bidang fisika dan bidang matematika yang berhubungan dengan fisika. Notasi Euler menggunakan operator diferensial D yang diterapkan pada fungsi ƒ untuk memberikan turunan pertamanya Df. Apabila y = ƒ(x) adalah variabel terikat, maka sering kali x dilekatkan pada D untuk mengklarifikasikan keterbebasan variabel x. Notasi Euler kemudian ditulis sebagai: atau . Notasi Euler ini sering digunakan dalam menyelesaikan persamaan diferensial linear. Notasi Leibniz Notasi Lagrange Notasi Newton Notasi Euler Turunan ƒ(x) terhadap x ƒ′(x) vi dengan y = ƒ(x) Integral Integral dapat dianggap sebagai perhitungan luas daerah di bawah kurva ƒ(x), antara dua titik a dan b. Integral merupakan suatu objek matematika yang dapat diinterpretasikan sebagai luas wilayah ataupun generalisasi suatu wilayah. Proses menemukan integral suatu fungsi disebut sebagai pengintegralan ataupun integrasi. Integral dibagi menjadi dua, yaitu: integral tertentu dan integral tak tentu. Notasi matematika yang digunakan untuk menyatakan integral adalah , seperti huruf S yang memanjang (S singkatan dari "Sum" yang berarti penjumlahan). Integral tertentu Diberikan suatu fungsi ƒ bervariabel real x dan interval antara [a, b] pada garis real, integral tertentu: secara informal didefinisikan sebagai luas wilayah pada bidang xy yang dibatasi oleh kurva grafik ƒ, sumbu-x, dan garis vertikal x = a dan x = b. Pada notasi integral di atas: a adalah batas bawah dan b adalah batas atas yang menentukan domain pengintegralan, ƒ adalah integran yang akan dievaluasi terhadap x pada interval [a,b], dan dx adalah variabel pengintegralan. 1 Seiring dengan semakin banyaknya subinterval dan semakin sempitnya lebar subinterval yang diambil, luas keseluruhan batangan akan semakin mendekati luas daerah di bawah kurva. Terdapat berbagai jenis pendefinisian formal integral tertentu, namun yang paling umumnya digunakan adalah definisi integral Riemann. Integral Rieman didefinisikan sebagai limit dari penjumlahan Riemann. Misalkanlah kita hendak mencari luas daerah yang dibatasi oleh fungsi ƒ pada interval tertutup [a,b]. Dalam mencari luas daerah tersebut, interval [a,b] dapat kita bagi menjadi banyak subinterval yang lebarnya tidak perlu sama, dan kita memilih sejumlah n-1 titik {x1, x2, x3,..., xn - 1} antara a dengan b sehingga memenuhi hubungan: Himpunan tersebut kita sebut sebagai partisi [a,b], yang membagi [a,b] menjadi sejumlah n subinterval . Lebar subinterval pertama [x0,x1] kita nyatakan sebagai Δx1, demikian pula lebar subinterval ke-i kita nyatakan sebagai Δxi = xi - xi - 1. Pada tiap-tiap subinterval inilah kita pilih suatu titik sembarang dan pada subinterval ke-i tersebut kita memilih titik sembarang ti. Maka pada tiaptiap subinterval akan terdapat batangan persegi panjang yang lebarnya sebesar Δx dan tingginya berawal dari sumbu x sampai menyentuh titik (ti, ƒ(ti)) pada kurva. Apabila kita menghitung luas tiap-tiap batangan tersebut dengan mengalikan ƒ(ti)· Δxi dan menjumlahkan keseluruhan luas daerah batangan tersebut, kita akan dapatkan: Penjumlahan Sp disebut sebagai penjumlahan Riemann untuk ƒ pada interval [a,b]. Perhatikan bahwa semakin kecil subinterval partisi yang kita ambil, hasil penjumlahan Riemann ini akan semakin mendekati nilai luas daerah yang kita inginkan. Apabila kita mengambil limit dari norma partisi mendekati nol, maka kita akan mendapatkan luas daerah tersebut. 2 Secara cermat, definisi integral tertentu sebagai limit dari penjumlahan Riemann adalah: Diberikan ƒ(x) sebagai fungsi yang terdefinisikan pada interval tertutup [a,b]. Kita katakan bahwa bilangan I adalah integral tertentu ƒ di sepanjang [a,b] dan bahwa I adalah limit dari penjumlahan Riemann apabila kondisi berikut dipenuhi: Untuk setiap bilangan ε > 0 apapun terdapat sebuah bilangan δ > 0 yang berkorespondensi dengannya sedemikian rupanya untuk setiap partisi di sepanjang [a,b] dengan dan pilihan ti apapun pada [xk - 1, ti], kita dapatkan Secara matematis dapat kita tuliskan: Apabila tiap-tiap partisi mempunyai sejumlah n subinterval yang sama, maka lebar Δx = (ba)/n, sehingga persamaan di atas dapat pula kita tulis sebagai: Limit ini selalu diambil ketika norma partisi mendekati nol dan jumlah subinterval yang ada mendekati tak terhingga banyaknya. 3 Contoh Sebagai contohnya, apabila kita hendak menghitung integral tertentu , yakni mencari luas daerah A dibawah kurva y=x pada interval [0,b], b>0, maka perhitungan integral tertentu sebagai limit dari penjumlahan Riemannnya adalah Pemilihan partisi ataupun titik ti secara sembarang akan menghasilkan nilai yang sama sepanjang norma partisi tersebut mendekati nol. Apabila kita memilih partisi P membagi-bagi interval [0,b] menjadi n subinterval yang berlebar sama Δx = (b - 0)/n = b/n dan titik t'i yang dipilih adalah titik akhir kiri setiap subinterval, partisi yang kita dapatkan adalah: dan , sehingga: 4 Seiring dengan n mendekati tak terhingga dan norma partisi didapatkan: mendekati 0, maka Dalam prakteknya, penerapan definisi integral tertentu dalam mencari nilai integral tertentu tersebut jarang sekali digunakan karena tidak praktis. Teorema dasar kalkulus (lihat bagian bawah) memberikan cara yang lebih praktis dalam mencari nilai integral tertentu. Integral tak tentu Manakala integral tertentu adalah sebuah bilangan yang besarnya ditentukan dengan mengambil limit penjumlahan Riemann, yang diasosiasikan dengan partisi interval tertutup yang norma partisinya mendekati nol, teorema dasar kalkulus (lihat bagian bawah) menyatakan bahwa integral tertentu sebuah fungsi kontinu dapat dihitung dengan mudah apabila kita dapat mencari antiturunan/antiderivatif fungsi tersebut. Apabila Keseluruhan himpunan antiturunan/antiderivatif sebuah fungsi ƒ adalah integral tak tentu ataupun primitif dari ƒ terhadap x dan dituliskan secara matematis sebagai: Ekspresi F(x) + C adalah antiderivatif umum ƒ dan C adalah konstanta sembarang. Misalkan terdapat sebuah fungsi dari fungsi tersebut adalah: , maka integral tak tentu ataupun antiturunan Perhatikan bahwa integral tertentu berbeda dengan integral tak tentu. Integral tertentu dalam bentuk adalah sebuah bilangan, manakala integral tak tentu : adalah sebuah fungsi yang memiliki tambahan konstanta sembarang C. 5 Teorema dasar Teorema dasar kalkulus menyatakan bahwa turunan dan integral adalah dua operasi yang saling berlawanan. Lebih tepatnya, teorema ini menghubungkan nilai dari anti derivatif dengan integral tertentu. Karena lebih mudah menghitung sebuah anti derivatif daripada menerapkan definisi integral tertentu, teorema dasar kalkulus memberikan cara yang praktis dalam menghitung integral tertentu. Teorema dasar kalkulus menyatakan: Jika sebuah fungsi f adalah kontinu pada interval [a,b] dan jika F adalah fungsi yang mana turunannya adalah f pada interval (a,b), maka Lebih lanjut, untuk setiap x di interval (a,b), Sebagai contohnya apabila kita hendak menghitung nilai integral , daripada menggunakan definisi integral tertentu sebagai limit dari penjumlahan Riemann (lihat bagian atas), kita dapat menggunakan teorema dasar kalkulus dalam menghitung nilai integral tersebut. Anti derivatif dari fungsi adalah sesuai dengan teorema dasar kalkulus, nilai dari integral tertentu . Oleh sebab itu, adalah: Apabila kita hendak mencari luas daerah A dibawah kurva y=x pada interval [0,b], b>0, maka kita akan dapatkan: 6 Perhatikan bahwa hasil yang kita dapatkan dengan menggunakan teorema dasar kalkulus ini adalah sama dengan hasil yang kita dapatkan dengan menerapkan definisi integral tertentu (lihat bagian atas). Oleh karena lebih praktis, teorema dasar kalkulus sering digunakan untuk mencari nilai integral tertentu. LIMIT Pengertian limit Dalam matematika, konsep limit digunakan untuk menjelaskan sifat dari suatu fungsi, saat argumen mendekati ke suatu titik, atau tak hingga; atau sifat dari suatu barisan saat indeks mendekati tak hingga. Limit dipakai dalam kalkulus (dan cabang lainnya dari analisis matematika) untuk mencari turunan dan kekontinyuan. Dalam pelajaran matematika, limit biasanya mulai dipelajari saat pengenalan terhadap kalkulus, dan untuk memahami konsep limit secara menyeluruh bukan sesuatu yang mudah. Limit sebuah fungsi Jika f(x) adalah fungsi real dan c adalah bilangan real, maka: berarti f(x) dapat dibuat agar mempunyai nilai sedekat mungkin dengan L dengan cara membuat nilai x dekat dengan c. Dalam contoh ini, "limit dari f(x), bila x mendekati c, adalah L". Perlu diingat bahwa kalimat sebelumnya berlaku, meskipun f(c) L. Bahkan, fungsi f(x) tidak perlu terdefinisikan pada titik c. Kedua contoh dibawah ini menggambarkan sifat ini. Sebagai contoh, pada saat x mendekati 2. Dalam contoh ini, f(x) mempunyai definisi yang jelas pada titik 2 dan nilainya sama dengan limitnya, yaitu 0.4: f(1.9) f(1.99) f(1.999) f(2) 0.4121 0.4012 0.4001 0.4 f(2.001) f(2.01) f(2.1) 0.3998 0.3988 0.3882 7 Semakin x mendekati 2, nilai f(x) mendekati 0.4, dan karena itu kasus dimana selalu berlaku. Sebagai contoh, . Dalam , f disebut kontinyu pada x = c. Namun, kasus ini tidak Limit g(x) pada saat x mendekat 2 adalah 0.4 (sama seperti f(x)), namun ; g tidak kontinyu pada titik x = 2. Atau, bisa diambil contoh dimana f(x) tidak terdefinisikan pada titik x = c. Dalam contoh ini, pada saat x mendekati 1, f(x) tidak terdefinisikan pada titik x = 1 namun limitnya samadengan 2, karena makin x mendekati 1, f(x) makin mendekati 2: f(0.9) f(0.99) f(0.999) f(1.0) 1.95 1.99 1.999 undef f(1.001) f(1.01) f(1.1) 2.001 2.010 2.10 Jadi, x dapat dibuat sedekat mungkin dengan 1, asal bukan persis sama dengan 1, jadi limit dari adalah 2. Definisi formal Sebuah limit didefinisikan secara formal sebagai berikut: Bila adalah fungsi yang terdefinisikan pada sebuah interval terbuka yang mengandung titik (dengan kemungkinan pengecualian pada titik ) dan adalah bilangan real, maka berarti bahwa untuk setiap terdapat yang untuk semua , berlaku . 8 dimana Limit sebuah fungsi pada titik tak terhingga Konsep yang berkaitan dengan limit saat x mendekati sebuah angka adalah konsep limit saat x mendekati tak terhingga, baik positif atau negatif. Ini bukan berarti selisih antara x dan tak terhingga menjadi kecil, karena tak terhingga bukanlah sebuah bilangan. Namun, artinya adalah x menjadi sangat besar (untuk tak terhingga) atau sangat kecil (untuk tak terhingga negatif). Sebagai contoh, lihat . f(100) = 1.9802 f(1000) = 1.9980 f(10000) = 1.9998 Semakin x membesar, nilai f(x) mendekati 2. Dalam contoh ini, dapat dikatakan bahwa Limit barisan Perhatikan barisan berikut: 1.79, 1.799, 1.7999 ... Kita dapat mengamati bahwa angka-angka tersebut "mendekati" 1.8, limit dari barisan tersebut. Secara formal, misalkan x1, x2, ... adalah barisan bilangan riil. Kita menyebut bilangan riil L sebagai limit barisan ini dan menuliskannya sebagai yang artinya Untuk setiap bilangan riil ε > 0, terdapat sebuah bilangan asli n0 sehingga untuk semua n > n0, |xn − L| < ε. Secara intuitif ini berarti bahwa pada akhirnya semua elemen barisan tersebut akan mendekat sebagaimana yang kita kehendaki terhadap limit, karena nilai absolut |xn − L| adalah jarak antara x dan L. Tidak semua barisan memiliki limit. Bila ada, kita menyebutnya sebagai konvergen, bila tidak, disebut divergen. Dapat ditunjukkan bahwa barisan konvergen hanya memiliki satu limit. Limit barisan dan limit fungsi berkaitan erat. Pada satu sisi, limit barisan hanyalah limit pada tak terhingga dari suatu fungsi yang didefinisikan pada bilangan asli. Di sisi lain, limit sebuah fungsi f pada x, bila ada, sama dengan limit barisan xn = f(x + 1/n). 9 CONTOH SOAL LIMIT FUNGSI Di bawah ini diberikan beberapa contoh soal limit fungsi 1. Limit Fungsi Aljabar Untuk Hitung nilai limit fungsi berikut: Jawab: 2. Limit Fungsi Aljabar Untuk Hitung nilai limit fungsi berikut: Jawab: (Ingat bahwa, pada limit fungsi aljabar untuk , jika pangkat tertinggi pembilang lebih kecil dari pangkat tertinggi penyebut, maka hasilnya selalu sama dengan nol (0)) 3. Limit Fungsi Trigonometri Hitung nilai limit fungsi berikut: Jawab: Mungkin, jika anda hanya membaca contoh soal di atas, semua terasa sulit dan membingungkan. Tapi tidak perlu khawatir, kalau kita mau menekuni Matematika, Insya Allah, Matematika akan terasa indah dan menyenangkan. 10 CONTOH SOAL LIMIT FUNGSI Di bawah ini diberikan beberapa contoh soal limit fungsi 1. Limit Fungsi Aljabar Untuk Hitung nilai limit fungsi berikut: Jawab: 2. Limit Fungsi Aljabar Untuk Hitung nilai limit fungsi berikut: Jawab: (Ingat bahwa, pada limit fungsi aljabar untuk , jika pangkat tertinggi pembilang lebih kecil dari pangkat tertinggi penyebut, maka hasilnya selalu sama dengan nol (0)) 3. Limit Fungsi Trigonometri Hitung nilai limit fungsi berikut: Jawab: Mungkin, jika anda hanya membaca contoh soal di atas, semua terasa sulit dan membingungkan. Tapi tidak perlu khawatir, kalau kita mau menekuni Matematika, Insya Allah, Matematika akan terasa indah dan menyenangkan. 11 CONTOH SOAL LIMIT FUNGSI Di bawah ini diberikan beberapa contoh soal limit fungsi 1. Limit Fungsi Aljabar Untuk Hitung nilai limit fungsi berikut: Jawab: 2. Limit Fungsi Aljabar Untuk Hitung nilai limit fungsi berikut: Jawab: (Ingat bahwa, pada limit fungsi aljabar untuk , jika pangkat tertinggi pembilang lebih kecil dari pangkat tertinggi penyebut, maka hasilnya selalu sama dengan nol (0)) 3. Limit Fungsi Trigonometri Hitung nilai limit fungsi berikut: Jawab: Mungkin, jika anda hanya membaca contoh soal di atas, semua terasa sulit dan membingungkan. Tapi tidak perlu khawatir, kalau kita mau menekuni Matematika, Insya Allah, Matematika akan terasa indah dan menyenangkan. 12 Limit dalam kata-kata sehari-hari: Mendekati hampir, sedikit lagi, atau harga batas, sesuatu yang dekat tetapi tidak dapat dicapai. Ilustrasi limit – Contoh: ( ) ( )( ) Fungsi ini tak mempunyai nilai, bila x = 1 (mengapa??) Tapi jika x hanya mendekati 1 , f(x) mendekati nilai berapa……..? ( ( ) )( ) Perhatikan tabel berikut ini : X … 0,9 0,99 0,999 0,9999 1 1,0001 1,001 1,01 1,1 … f(x) … 2,8 2,98 2,998 2,9998 ? 3,0002 3,002 3,02 3,2 … Tabel di atas menunjukkan: 1. Nilai f(x) untuk x mendekati 1 dari kiri (dari bilangan yang lebih kecil) maka f(x) 2x 2 x 1 3. x 1 x 1 2. Nilai f(x) untuk x mendekati 1 dari kanan ( dari bilangan yang lebih besar ) maka f(x) mendekati 3, dapat ditulis: lim mendekati 3, dapat ditulis: lim x 1 Jadi, lim x 1 2x 2 x 1 3. x 1 2x2 x 1 3. x 1 13 Definisi Limit secara intuitif lim f ( x) L , artinya jika x mendekati c dari kiri dan kanan sehingga nilai f(x) mendekati xc dari kedua arah maka nilai f(x) mendekati L. 1. Limit- limit fungsi berbentuk lim f ( x) xc Cara-cara untuk menentukan nilai limit, antara lain: a. Substitusi b. Faktorisasi c. Perkalian sekawan Contoh: a. Menentukan nilai limit dengan substitusi Jika diketahui lim f ( x) maka nilai f(x) dapat dicari dengan mensubtitusikan nilai x=c xc pada f(x). Cara ini dapat digunakan pada bentuk terdefinisi (tertentu) : yaitu bentuk yang nilainya ada dan tertentu, misalnya : 63 , 40 . Contoh: Tentukan nilai dari: x3 1 2. lim 2 x 2 x 3x 2 3 2 1. lim ( x 2 x 3x 1) x 2 Jawab: 1. f(x) = x 2 x 3x 1 , f (2) = 2 2(2) 3(2) 1 =7 3 2 3 2 lim ( x 3 2 x 2 3x 1) = 23 2(2) 2 3(2) 1 = 7 x 2 2. f(x) = 23 1 8 1 7 x3 1 , f(2) = (terdefinisi) 2 2 4 2 3(2) 2 4 6 2 x 3x 2 x3 1 23 1 8 1 7 = 2 lim x 2 x 2 3 x 2 2 3(2) 2 4 6 2 4 14 Ketika nilai x =c sudah disubstitusikan ke f(x), maka lim tidak ditulis. xc b. Menentukan nilai limit dengan memfaktorkan Adakalanya nilai limit lim xc f ( x) untuk x c tidak dapat diperoleh dengan subtitusi g ( x) langsung. Jika nilai x =c disubtitusi langsung ke tak tentu, yaitu f ( x) f ( x) pada lim , diperoleh bentuk x c g ( x) g ( x) f ( x) 0 maka perlu diubah bentuknya. Dengan perubahan tersebut dapat g ( x) 0 0 . Limit ini dapat diselesaikan dengan 0 memfaktorkan pembilang dan penyebutnya, kemudian membagi faktor yang sama, lalu substitusikan nilai x = c. dihilangkan bentuk yang menyebabkan Contoh: Tentukan nilai dari: x2 1 x 1 x 2 3 x 2 2 lim x 5 x6 x3 x2 9 1. lim 2. lim x 0 x 3 2 x 2 3x x 4 3x 2 x Jawab: 1. f(x) = x2 1 , coba substitusi x = 1 maka diperoleh : x 2 3x 2 12 1 0 x2 1 (bentuk tak tentu) lim 2 = 2 x 1 x 3 x 2 1 3(1) 2 0 Menggunakan pemfaktoran: lim x 1 x2 1 ( x 1)( x 1) ( x 1) (1 1) lim 2 = lim 2 x 3 x 2 x1 ( x 2)( x 1) x1 ( x 2) (1 2) 2. f(x) = lim x 0 x 3 2 x 2 3x , coba substitusi x = 0 maka diperoleh : x 4 3x 2 x x 3 2 x 2 3 x 0 3 2(0) 2 3(0) 0 (bentuk tak tentu) = (0) 4 3(0) 2 0 0 x 4 3x 2 x 15 Menggunakan pemfaktoran: lim x 0 x( x 2 2 x 3) ( x 2 2 x 3) 0 2 2(0) 3 x 3 2 x 2 3x lim lim 3 = x 4 3 x 2 x x0 x( x 3 3 x 1) x0 ( x 3 3 x 1) 0 3 3(0) 1 c. Menentukan limit fungsi dengan perkalian sekawan f ( x) untuk x c g ( x) tidak dapat diperoleh dengan subtitusi langsung. Jika nilai x =c disubtitusi langsung ke f ( x) f ( x) f ( x) 0 pada lim , diperoleh bentuk tak tentu, yaitu maka perlu diubah xc g ( x ) g ( x) g ( x) 0 Adakalanya juga f(x) atau g(x) memuat bentuk akar dan nilai limit lim xc 0 . 0 Jika pembilang atau penyebutnya memuat bentuk akar, maka sebelum difaktorkan dikalikan dulu dengan bentuk sekawannya. bentuknya. Dengan perubahan tersebut dapat dihilangkan bentuk yang menyebabkan Contoh: Tentukan nilai limit dari: lim x1 x2 3 5 x1 2 x 1 x23 5 x1 , coba x =1 diperoleh: 2 x 1 Jawab: f ( x) g ( x) lim x1 x2 3 123 5(1)1 4 4 0 5 x1 (bentuk tak tentu) = 2 2 x x 0 0 1 1 16 Menggunakan perkalian sekawan lim x1 x2 3 2 5 x1 x 3 5 x 1 x2 3 lim 2 2 1 x1 x2 1 x 3 x ( x2 3) (5 x1) lim x1 ( x2 1) x2 3 5 x1 x2 5 x4 = lim x1 ( x2 1) x2 3 5 x1 ( x1)(x4) lim x1 ( x1)(x1) x2 3 ( x4) lim x1 ( x1) x2 3 5 x1 5 x1 14 3 3 3 8 (11) 4 4 2(22) 8 Teorema Limit Fungsi: 1. 2. lim c c, c konstanta xa Contoh: a. lim 6 6 x2 c. lim 6 6 x 0 b. lim 6 6 x 2 d . lim 6 6 x lim x a xa Contoh: a. lim x 2 x2 c. lim x 0 x 0 b. lim x 2 x 2 d . lim x x 17 5 x1 5 x1 3. lim c . f ( x) c. lim f ( x) , c = konstanta x a 4. x a Contoh: a. lim 3x 3 lim x 3 2 6 x2 x2 c. lim 3x 3 lim x 3 0 0 x0 x0 b. lim 3x 3 lim x 3 (2) 6 x2 x2 d . lim 3x 3 lim x 3 x x lim f ( x) g ( x) lim f ( x) lim g ( x) xa xa xa Contoh: a. lim (3x 6) lim 3x lim 6 3 lim x lim 6 3 2 6 12 x2 x2 x2 x2 x2 b lim (3x 6) lim 3x lim 6 3 lim x lim 6 3 6 6 x x x x x 5. lim f ( x) g ( x) lim f ( x) lim g ( x) xa xa xa Contoh: a. lim (3x 6) lim 3x lim 6 3 lim x lim 6 3 2 6 0 x2 x2 x2 x2 x2 b lim (6 3x) lim 6 lim 3x lim 6 3 lim x 6 3 6 x x x x x 6. lim f ( x).g ( x) lim f ( x). lim g ( x) xa xa xa Contoh: lim x 2 lim x.x lim x lim x 2 2 4 x2 x2 x2 x2 f ( x) f ( x) xlim lim a dg lim g ( x) 0 lim g ( x) xa g ( x) x a xa Contoh: lim x1 4 1 3 lim x1 x4 3 lim x3 4 3 1 x4 x3 x4 7. lim f ( x) lim f ( x) n 8. xa xa n lim 2 x 1 lim 2 x 1 2 3 1 53 125 3 x3 x3 3 3 18 k lim (tak 9. x0 x n hingga) k lim 0, n 1 dan k R x 10. xn lim kxn , n 1 dan k R x 11. 1 lim 0 12. x x 2. Limit Fungsi di tak Hingga a. Limit Bentuk Limit ini dapat diselesaikan dengan membagi pembilang dan penyebut dengan variabel pangkat tertinggi, kemudian digunakan rumus : lim ax 0 . x Contoh: 6 x3 3 2 x3 2 5 x3 6 2x x52 6 x3 2 x 2 5x 600 6 1 x x x lim lim 1. lim 3 2 7 x 8 x 7 8 x 12 x 3 7 x 2 8 x x 12 x x 12 x x2 12 0 0 12 2 x 3 x3 x 3 6 x3 7 x2 3x 6 7 3 x x2 x3 0 0 0 0 4 4 4 6 x 3 7 x 2 3x x x x 2. lim 4 lim 4 lim 0 3 2 x 2 x x 4 x x 2 x x3 4 x2 x 2 1x 4 200 2 2 x x4 x4 x4 5 x4 3 x2 2 5 32 24 5 0 0 5 4 4 4 x x x x x 3. lim lim lim x 2 x3 4 x 2 7 x 2 x3 4 x2 7 x 2 4 7 0 0 0 0 x x2 x4 x4 x4 x4 5 x 4 3x 2 2 Kesimpulan: Jika f ( x ) a0 x n a1 x n 1 ..... an dan g ( x ) b0 x m b1 x m1 ..... bm , maka: 1. lim x f (x) g(x) a0 b0 untuk n = m 5 4 3 Contoh: lim 2 x5 x 37 x 2 2 1 6 3 x 6 x 2 x 8x 2. lim x f (x) g(x) 0 untuk n < m 10 8 7 Contoh: lim x122 x 53x2 0 x x 12 x x 19 3. lim x f (x) g(x) atau - untuk n > m 7 4 Contoh: lim 3x 6 x 2 x 2 x 6 7 x 4 x3 b. Limit Bentuk lim f(x) g(x) x Caranya: Kalikan dengan bentuk sekawannya ! lim f ( x) g ( x) x f ( x) g ( x) lim f ( x) g ( x) x Contoh: Tentukan nilai limit dari: 1. lim x 2 6 x 2 x x2 4x 1 2. lim 2 x 2 x x 2 3x x 3. lim 4 x 2 2 x 3 5 x 2 4 x 7 x 20 f ( x) g ( x) f ( x) g ( x) Jawab: 1. lim x 2 6 x 2 x2 4x 1 lim x 2 6 x 2 x2 6 x2 x 2 4 x 1 2 x 6 x2 x x x2 4 x1 x2 4 x1 pangkat tertinggi pembilang 1, pangkat tertinggi penyebut 1, sebab ( x2 6 x2) ( x2 4 x1) lim x x2 6 x2 x2 4 x1 10x1 lim x x26 x2 x24 x1 10 x x lim x x2 6 x2 x2 lim x 10 1 6 2 x x2 1 x x2 4 x1 x2 1 x 1 4 1 x x2 10 0 10 10 5 100 100 1 1 2 2 x2 x 2. lim 2 x 2 x x 2 3x x 2 x2 x lim 2 x 2 x x 2 3x 2 2 x2 x x x2 3 x x2 3x (2 x2x) ( x23x) lim x 2 x2x x23x x2 4 x lim x 2 x2 x x2 3 x x2 lim x x2 2x2 x lim x 1 2x2 x4 lim x x x2 x 2 3x x2 4 x x 2 3x x4 x4 x4 1 2 1 2 x x3 4x x2 pangkat tertinggi pembilang 2, pangkat tertinggi penyebut 1. 4 x 1 x 2 3 x3 1 0 00 22 00 1 0 3. lim 4 x 2 2 x 3 5 x 2 4 x 7 lim 4x x x lim x lim x lim x lim x 2 2x 3 5x 2 4 x 7 4x2 2x 3 5x 2 4 x 7 4x2 2x 3 5x 2 4 x 7 4 x 2 2 x 3 (5 x 2 4 x 7) 4x2 2x 3 5x 2 4 x 7 x 2 6 x 10 x2 4x2 2x 3 5x 2 4 x 7 x2 x2 1 4x2 2x 3 x4 1 4 2 3 3 4 2 x x x pangkat tertinggi pembilang 2, pangkat tertinggi penyebut 1. 6 10 x x2 5x 2 4 x 7 x4 6 10 x x2 5 4 7 x 2 x3 x 4 1 0 0 1 0 000 000 Secara umum: lim ax 2 bx c x px 2 qx r 1) b q 2 a , jika a=p 2) + , jika a>p 3) - , jika a<p 23 lim ax b px q x 1) 0, jika a = p 2) + , jika a>p 3) - , jika a<p Penggunaan Limit Misal pada grafik y = f(x), kita akan menghitung gradien garis singgung. Gradien tali busur AB: mAB y f (c h) f (c) f (c h) f (c) x chc h Bila h 0, maka A dan B berhimpit di x = c sehingga gradien garis singgung di A: mA lim h0 f (c h ) f (c ) h Untuk rumus lebih umum, gradien garis singgung di setiap x: m lim h0 f ( x h) f ( x ) f ' ( x) . h Contoh: 1. Misalkan f(x) = x2 – 5x + 4. Tentukan f (2), f (0), f (-1)! 2. Jumlah penduduk suatu daerah pada saat tertentu (per minggu) memenuhi persamaan f(t) = t2 + 2t, t ≥ 0. Hitung laju pertumbuhan penduduk pada saat t = 2 dan t =5! Jawab: 24 1. f(x) = x2 – 5x + 4 f ( x h) f ( x ) f ' ( x) lim h0 h (( x h) 2 5( x h) 4) ( x 2 5 x 4)) lim h0 h ( x 2 2 xh h 2 5 x 5h 4 x 2 5 x 4) h0 h lim 2 xh h 2 5h h0 h h(2 x h 5) lim lim (2 x h 5) = 2x – 5 h0 h0 h lim Sehingga, f (2) = 2x – 5 = 2(2) – 5= -1 f (0) = 2x – 5=2(0) – 5 = 5 f (-1)= 2x – 5=2(-1) – 5 = -2 -5 = -7 2. f ' ( x) lim h0 f ( x h) f ( x ) h (t h) 2 2(t h) (t 2 2t ) h0 h lim t 2 2ht h 2 2t 2h t 2 2t h0 h lim 2ht h 2 2h h(2t h 2) lim (2t h 2) 2t 2 lim h0 h 0 h0 h h lim Sehingga, f (2) = 2t + 2 = 2(2) + 2 = 6 f (5) = 2t + 2 = 2(5) + 2 = 12 Latihan: Tentukan nilai f’ (x), f ‘ (0) dan f (-1) dari f(x) berikut: 1. f (x) = 2x + 5 2. f (x) = x2 - 3x + 4 25 Daftar pustaka www.wikipedia.com/limit,kalkulus dan matematika bisnis. 26