BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Komunikasi 2.1.1 Pengertian Komunikasi Dalam kehidupan manusia membutuhkan komunikasi, agar tetap dapat berhubungan dengan manusia lainnya, komunikasi merupakan alat untuk menyampaikan informasi, menurut Hovland, Janis dan Kelly yang dikutip oleh Onong Uchjana Effendy dalam bukunya Ilmu Komunikasi mengemukakan bahwaa “komunikasi adalah suatu proses melalui mana seseorang (komunikator) menyampaikan stimulus (biasanya dalam bentuk kata-kata) dengan tujuan mengubah atau membentuk prilaku orang lain.” 9 komunikasi sebagai pertukaran informasi, Scott M Cutlip dalam bukunya Effective Public Relations mengemukakan bahwa “Komunikasi adalah proses timbal balik (resiprokal) pertukaran sinyal untuk memberi informasi, membujuk, atau memberi perintah berdasarkan makna yang sama dan dikondisikan oleh konteks hubungan para komunikator dan konteks sosialnya” 10 “Proses komunikasi dapat dibandingkan dengan tata cara produksi dan konsumsi. Proses ini melibatkan produksi makna (production of meaning), melalui 9 Onong Uchjana Effendy, Ilmu Komunikasi : Teori dan Praktek, Remaja Rosadakarya, Bandung, 2007, hal.10 10 Scott M. Cutlip, Allen H. Center, Effective Public Relations, Edisi kesembilan, Kencana, Jakarta 2007,hal.225 7 penggunaan bahan-bahan mentah yang terdiri dari kata-kata, gambar-gambar, lambang-lambang dan tindakan-tindakan komunikator, serta konsumsi makna (consumtion of meaning) melalui pendengaran, penglihatan, sentuhan, perasaan, dan penciuman yang dilakukan oleh khalayak, komunikasi melibatkan 3 unsur: pengirim (sender), media komunikasi, dan penerima (receiver). Keefektifan komunikasi bergantung pada ketiga unsur ini.” 11 2.1.2 Tujuan Komunikasi Dalam kehidupan sehari-hari, manusia tidak lepas dari komunikasi untuk berhubungan dengan manusia lainnya, tujuan manusia berkomunikasi untuk menyampaikan informasi dan mendapatkan informasi. Menurut A.W Widjaja dalam bukunya Komunikasi dan Hubungan Masyarakat, komunikasi dapat mempunyai tujuan antara lain: 12 a. Apa yang disampaikan dapat di mengerti, sebagai komunikator harus dapat menjelaskan kepada komunikan (penerima) atau bawahan dengan sebaik-baiknya dan tuntas sehingga dapat mengikuti yang dimaksudkan. b. Memahami orang lain. Sebagai pejabat atau pimpinan harus mengetahui benar aspirasi masyarakat tentang apa yang di inginkannya. 11 H Frazier Moore dalam Lilawati Trimo, Humas Membangun Citra Dengan Komunikasi. Remaja Rosdakarya, Bandung 2004. hal.88 12 H.A.W Widjaja, Komunikasi & Hubungan Masyarakat, Bumi Aksara, Jakarta, 2008, hal. 10 . 8 c. Supaya gagasan dapat diterima oleh orang lain. Berusaha agar gagasan yang hendak disampaikan dapat diterima oleh orang lain dengan pendekatan yang persuasif bukan memaksakan kehendak. d. Menggerakan orang lain untuk melakukan sesuatu. Menggerakan sesuatu itu dapat bermacam-macam, mungkin berupa kegiatan. Kegiatan yang dimaksud disini adalah kegiatan yang lebih banyak mendorong, namun yang lebih penting harus diingat adalah bagaimana cara yang baik melakukannya. Berarti secara singkat dapat kita katakan bahwa komunikasi itu bertujuan mengharapkan pengertian, dukungan, gagasan dan tindakan. 2.1.3 Fungsi Komunikasi Apabila komunikasi di pandang dalam arti yang lebih luas, tidak hanya diartikan sebagai pertukaran berita dan pesan tetapi sebagai kegiatan individu dan kelompok mengenai tukar menukar data, fakta, ide dan fungsi komunikasi dalam sistem sosial adalah sebagai berikut: 13 a. Informasi : pengumpulan, penyimpanan, pemprosesan, penyebaran berita, data, gambar, fakta dan pesan opini dan komentar yang dibutuhkan agar dapat dimengerti dan beraksi secara jelas terhadap kondisi lingkungan dan 13 H.A.W Widjaja, Komunikasi & Hubungan Masyarakat, Bumi Aksara, Jakarta, 2008, hal. 9 9 orang lain agar dapat mengambil keputusan yang tepat. b. Sosialisasi (pemasyarakatan) : penyediaan sumber ilmu pengetahuan yang memungkinkan orang bersikap dan bertindak sebagai anggota masyarakat yang efektif sehingga ia sadar akan fungsi sosialnya dan dapat aktif di masyarakat. c. Motivasi: menjelaskan tujuan setiap masyarakat jangka pendek maupun jangka panjang, mendorong orang menentukan pilihannya dan keinginannya, mendorong kegiatan individu dan kelompok berdasarkan tujuan bersama yang akan dikejar. d. Perdebatan dan diskusi : menyediakan dan saling menukar fakta yang diperlukan untuk memungkinkan persetujuan atau penyelesaian perbedaan pendapat mengenai masalah publik, menyediakan bukti-bukti yang relevan yang dibutuhkan untuk kepentingan umum agar masyarakat lebih melibatkan diri dalam masalah yang menyangkut kepentingan bersama di tingkat nasional dan lokal. e. Pendidikan: pengalihan ilmu pengetahuan sehingga mendorong perkembangan intelektual, pembentuk watak dan pendidikan ketrampilan dan kemahiran yang diperlukan pada semua bidang kehidupan. f. Memajukan kebudayaan : penyebaran hasil kebudayaan dan seni dengan maksud melestarikan warisan masa lalu, perkembangan kebudayaan 10 dengan memperluas horison seseorang, membangunkan imajinasi dan mendorong kreativitas dan kebutuhan estetikanya. g. Hiburan : penyebarluasan sinyal, symbol, suara dan image dari drama tari, kesenian, musik, olah raga, permainan dan lain-lain untuk kesenangan kelompok dan individu. h. Integrasi : menyediakan bagi bangsa kelompok dan individu, kesempatan untuk memperoleh berbagai pesan yang mereka perlukan agar dapat saling kenal dan mengerti dan menghargai kondisi, pandangan dan keinginan orang lain. 2.1.4 Proses Komunikasi Dalam berkomunikasi juga terdapat proses, proses merupakan suatu rangkaian dari langkah-langkah atau tahap-tahap yang harus dilalui dalam usaha pencapaian tujuan. ”Proses komunikasi merupakan rangkaian dari langkah-langkah atau tahaptahap yang harus dilalui dalam pengiriman informasi” 14 Effendy dalam bukunya yang berjudul ilmu komunikasi dan teori praktek , menyebutkan bahwa proses komunikasi terbagi menjadi 2 (dua) tahap, yakni secara primer dan sekunder, yaitu :15 a. Proses komunikasi secara primer 14 15 Wursanto, Dasar-dasar ilmu organisasi. Yogyakarta 2007. hal.154 Onong Uchjana Effendy. Ilmu Komunikasi dan teori praktek Remaja Rosda Karya, Bandung 1997.hal.11 11 Proses komunikasi primer adalah proses penyampaian pikiran dan atau perasaan seseorang kepada orang lain dengan menggunakan lambang (simbol) sebagai media.Lambang sebagai media primer dalam proses komunikasi adalah bahasa, isyarat, gambar, warna, dan lain sebagainya yang secara langsung mampu menterjemahkan pikiran dan atau perasaan komunikator kepada komunikan. b. Proses komunikasi secara sekunder Proses komunikasi secara sekunder adalah proses penyampaian pesan oleh seseorang kepada orang lain dengan menggunakan alat atau sarana sebagai media kedua setelah memaknai lambang sebagai media pertama. Dengan kata lain, dalam proses komunikasi terdiri dari kata-kata, bahasa, lambang-lambang, isyarat, gambar maupun warna sehingga melalui proses tersebut komunikan dapat memahami dan memaknai pesan komunikator. Komunikasi melibatkan tiga unsur yaitu pengirim (sender), media komunikasi dan penerima (receiver). Keefektifan dalam komunikasi sangat tergantung ketiga unsur ini, jika pengirim menyampaikan secara secara tidak jelas maka penerima tidak akan memahami makna yang disampaikan. Dan agar komunikasi dapat berlangsung dengan baik, umumnya antara pengirim dan penerima mempunyai pengalaman yang sama, artinya penerima mempunyai pengetahuan yang sama dengan pengirim mengenai bahasa, sandi, 12 konsep, sistem nilai dan sebagainya, jika tidak maka komunikasi bisa dikatakan gagal, penerima tidak dapat menangkap pesan dan makna sesuai maksud pengirim. Moore dalam Lilawati Trimo dalam bukunya Humas Membangun Citra Dengan Komunikasi menyampaikan bahwa ”Proses komunikasi melibatkan produksi makna (production of meaning) melalui pengunaan bahan-bahan mentah yang terdiri dari kata-kata, gambar-gambar, lambang-lambang, dan tindakantindakan komunikator, serta konsumsi makna (concumtion of meaning) melalui pendengaran, penglihatan, sentuhan, perasaan dan penciuman yang dilakukan oleh khayalak. Komunikasi bisa juga digambarkan dengan cara mengirim isyarat dengan bendera, dimana seseorang juru isyarat di sebuah kapal mengirimkan pesan ke kapal lain dengan mengibar-ngibarkan bendera dalam berbagai posisi yang bermaksa sama dengan huruf dan angka.Seorang juru isyarat lain yang menerima membalas isyarat yang serupa.” 16 Hal ini berarti bahwa pengirim mengirimkan pesan melalui kata-kata, gambargambar, lambang-lambang dan dimaknai oleh penerima melalui mendengar, melihat, menyentuh, merasa dan penciuman. 2.1.5 Komunikasi Organisasi Komunikasi Organisasi di definisikan oleh Arni Muhammad dalam bukunya 16 H Frazier Moore dalam Lilawati Trimo,, Humas Membangun Citra Dengan Komunikasi. PT Remaja Rosdakarya, Bandung, 2004. hal.88 13 yang berjudul komunikasi organisasi menyatakan inti dari komunikasi organisasi adalah : 17 a. Komunikasi organisasi terjadi didalam suatu sistem terbuka yang kompleks dan dipengaruhi oleh lingkungannya sendiri baik internal maupun eksternal. b. Komunikasi organisasi meliputi pesan dan arusnya, tujuan, arah dan media. c. Komunikasi organisasi meliputi orang dan sikapnya, perasaannya, hubungannya dan keterampilannya. Sedangkan menurut DeVito yang dikutip oleh Burhan Bungin, menjelaskan ”Organisasi sebagai sebuah kelompok individu yang diorganisasi untuk mencapai tujuan tertentu. Jumlah anggota organisasi bervariasi dari tiga atau empat sampai ribuan anggota. Organisasi juga memiliki struktur formal maupun informal. Organisasi memiliki tujuan umum untuk meningkatkan pendapatan, namun juga memiliki tujuan-tujuan spesifik yang dimiliki oleh orang-orang dalam organisasi itu. Dan untuk mencapai tujuan, organisasi membuat norma aturan yang dipatuhi oleh semua anggota organisasi”.18 Yang berarti bahwa organisasi , kumpulan individu yang mempunyai tujuan yang hendak dicapai . 17 18 Arni Muhammad ,komunikasi organisasi, Bumi Aksara. Jakarta, 2004.hal 6 H.M. Burhan Bungin, Sosiologi Komunikasi,Kencana, Jakarta, 2006, hal. 273 14 2.2 Public Relations 2.2.1 Pengertian Public Relations Pada hakekatnya Public Relations merupakan metode komunikasi yang meliputi berbagai teknik komunikasi, dimana didalam kegiatannya terdapat suatu usaha untuk mewujudkan hubungan yang harmonis antara perusahaan dengan publiknya. Dapat disimpulkan bahwa, Public Relations merupakan suatu fungsi management. Public Relations membantu peningkatan citra yang positif dan menekan sampai batas minimal kerusakan yang terjadi jika terjadi sesuatu yang tidak semestinya, menurut Maria dalam bukunya Dasar-dasar Public Relations mengemukakan “Public relations adalah Interaksi dan menciptakan opini publik sebagai input yang menguntungkan untuk kedua belah pihak dan merupakan profesi yang profesional dalam bidangnya karena merupakan faktor yang sangat penting dalam pencapaian tujuan organisasi dengan secara tepat dan secara terus menerus karena public relations merupakan kelangsungan hidup organisasi yang bersangkutan.”19 Sebagaimana dikutip oleh Kustandi Suhandang, J.C. Seidel seorang Public Relations Director pada Division of Housing di New York, mengemukakan definisi Public Relations sebagai berikut: 20 19 20 Sr. Maria Assumpta Rumanti, Dasar-dasar public relations : Teori dan Praktik, Grasindo Jakarta. 2002. hal.7 Kustadi Suhandang, Public Relation Perusahaan. Nuansa .Bandung,2004.hal.44 15 Public Relations is the continuing process by which management endeavors to obtain goodwill and understanding of its customers, its employees and the public at large, inwardly through self - analysis and correction, outwardly through all means of expression. (Public Relations adalah proses yang berkelanjutan dari usaha-usaha manajemen untuk memperoleh goodwill (kemauan baik) dan pengertian dari para langganannya, pegawai-pegawainya, dan publik pada umumnya, kedalam mengadakan analisa dan koreksi (perbaikan - perbaikan) terhadap diri sendiri, sedangkan keluar memberikan pernyataan - pernyataan yang berarti/menguntungkan). Sebagaimana yang dikutip oleh Frank Jefkins, dalam bukunya yang berjudul Public Relations, The institute of Public Relations (IPR) memberikan definisi Public Relations yaitu: 21 “Praktek Public Relations adalah upaya - upaya yang serba terencana dan dilakukan secara berkesinambungan (terus menerus) dalam rangka menciptakan dan mempertahankan niat baik (goodwill) serta sikap-sikap saling pengertian yang bersifat timbal balik (mutual understanding) antara suatu organisasi atau suatu perusahaan dengan segenap khalayaknya”. Dalam kutipan Setyodarmodjo, Cutlip & Center memberikan definisi Public Relations sebagai berikut: 22 Public Relations is the planned effort to influence opinion and action through socially responsible performance based on mutually satisfactory two way communication. (Public Relations adalah suatu usaha yang terencana untuk mempengaruhi pendapat dan kegiatan melalui pelaksanaan yang bertanggung jawab dalam masyarakat berdasarkan komunikasi dua arah yang saling memuaskan). Frank Jefkins mengemukakan bahwa PR adalah semua bentuk komunikasi yang terencana, baik itu ke dalam maupun ke luar, antara suatu organisasi dengan semua khalayaknya dalam mencapai tujuan-tujuan spesifik yang berlandaskan pada saling pengertian. Tujuan-tujuan khusus itu meliputi penanggulangan masalah21 22 Frank Jefkins, Public Relations Erlangga. Jakarta.1996. hal.376 Soenarko Setyodarmodjo, Public Relations:Pengertian Fungsi dan Peranannya. Papyrus Surabaya. 2003.hal.16 16 masalah komunikasi yang memerlukan suatu perubahan tertentu, misalnya mengubah sikap yang negatif menjadi positif. PR menggunakan metode manajemen berdasarkan tujuan (management by objective). Dalam mengejar suatu tujuan, semua hasil atau tingkat kemajuan yang telah dicapai harus bisa diukur secara jelas, mengingat PR merupakan kegiatan yang nyata. 23 Dapat ditarik kesimpulan bahwa Public Relations merupakan fungsi manajemen untuk kepentingan komunikasi dengan publik. 2.2.2 Tujuan Public Relations Dalam kegiatan public relations, terdapat tujuan yang hendak dicapai oleh organisasi atau perusahaan, menurut Rosady Ruslan dalam bukunya Praktik dan Solusi Public Relations Dalam Situasi Krisis dan Pemulihan Citra, “Tujuan public relations adalah membentuk goodwill, toleransi (tolerance), saling kerjasama (mutual understanding) dan saling menghargai (mutual appreciation) serta memperoleh opini publik yang favorable, image yang tepat berdasarkan prinsipprinsip hubungan yang haronis baik hubungan kedalam (internal relations) maupun hubungan keluar (external relations).” 24 Sedangkan menurut Rosady Ruslan, tujuan public relations adalah sebagai berikut: 25 23 Frank Jefkins & Yadin, Public Relation, Erlangga, Jakarta,Edisi ke-5, 2003, hal.10 Rosady Ruslan, Praktik dan Solusi Public Relations Dalam Situasi Krisis dan Pemulihan Citra Galilia Indonesia. 1999.hal.31 25 Rosady Ruslan, Manajemen Humas dan Manajemen Komunikasi . Grafindo Persada, Jakarta 2001.hal.246 24 17 a. Menumbuhkembangkan citra perusahaan yang positif untuk publik eksternal atau masyarakat dan konsumen. b. Mendorong tercapainya saling pengertian antara publik sasaran dengan perusahaan. c. Mengembangkan sinergi fungsi pemasaran dengan public relations. d. Efektif dalam membangun pengenalan merek dan pengetahuan merek. e. Mendukung bauran pemasaran. Frank Jefkins, mendefinisikan dari sekian banyak hal yang bisa dijadikan tujuan public relations sebuah perusahaan, beberapa diantaranya yang pokok adalah sebagai berikut: 26 a. Untuk mengubah citra umum di mata masyarakat sehubungan dengan adanya kegiatan-kegiatan baru yang dilakukan oleh perusahaan. b. Untuk meningkatkan bobot kualitas para calon pegawai. Untuk menyebarluaskan suatu cerita sukses yang telah dicapai oleh perusahaan kepada masyarakat dalam rangka mendapatkan pengakuan. c. Untuk mempersiapkan dan mengkondisikan masyarakat bursa saham atas rencana perusahaan untuk menerbitkan saham baru atau saham tambahan. d. Untuk memperkenalkan perusahaan kepada masyarakat luas, serta membuka pangsa pasar baru. e. Untuk memperbaiki hubungan antar perusahaan itu dengan masyarakatnya, sehubungan dengan telah terjadinya suatu peristiwa yang mengakibatkan kecaman, kesangsian, atau salah paham di kalangan masyarakat terhadap niat baik perusahaan. f. Untuk mendidik konsumen agar mereka lebih efektif dan mengerti dalam memanfaatkan produk-produk perusahaan. g. Untuk meyakinkan masyarakat bahwa perusahaan mampu bertahan atau bangkit kembali setelah terjadinya suatu krisis. h. Untuk meningkatkan kemampuan dan ketahanan perusahaan dalam menghadapi resiko pengambilalihan oleh pihak lain. i. Untuk menciptakan identitas perusahaan yang baru. j. Untuk menyebarluaskan informasi mengenai aktivitas dan partisipasi para pimpinan perusahaan organisasi dalam kehidupan sosial sehari-hari. k. Untuk mendukung keterlibatan suatu perusahaan sebagai sponsor dari suatu acara. 26 Frank Jefkins, Public Relations, Penerbit Erlangga, Jakarta 2003.hal.5 18 l. Untuk memastikan bahwa para politisi benar-benar memahami kegiatankegiatan atau produk perusahaan yang positif, agar perusahaan yang bersangkutan terhindar dari peraturan, undang-undang, dan kebijakan pemerintah yang merugikan. m. Untuk menyebarluaskan kegiatan-kegiatan riset yang telah dilakukan perusahaan, agar masyarakat luas mengetahui betapa perusahaan itu mengutamakan kualitas dalam berbagai hal. 2.2.3 Fungsi dan Peran Public Relations Dalam organisasi atau perusahaan, public relations memegang fungsi dan peranan yang sangat penting, dimana menurut Cutlip “Public Relations sebagai alat manajemen modern, maka secara struktural merupakan bagian integral dari suatu kelembagaan atau organisasi, artinya Public Relations bukanlah merupakan fungsi terpisah dari fungsi kelembagaan atau organisasi tersebut. Sejalan dengan konsep Public Relations yang berkembang kini adalah konsep yang menekankan pentingnya komunikasi dua arah.” 27 Sedangkan menurut Howard Childs, yang dikutip oleh I Gusti Ngurah Putra mengatakan bahwa “fungsi dasar Public Relations bukan untuk menampilkan pandangan organisasi atau seni sikap publik, tetapi untuk melakukan rekonsiliasi atau penyesuaian terhadap kepentingan publik setiap aspek pribadi organisasi maupun perilaku perusahaan yang punya signifikan sosial.”28 Jadi di sini Public Relations berfungsi membantu organisasi melakukan penyesuaian terhadap lingkungan tempat organisasi tersebut beroperasi. Konsep 27 Scott M. Cutlip, Allen H. Center, Effective Public Relations edisi kesembilan, Kencana, Jakarta, 2007. hal.6 28 I Gusti Ngurah Putra, Manajemen Hubungan Masyarakat, Andi Offset, Jakarta, 1999, hal.5 19 tersebut punya konsekuensi penting, karena penyesuaian organisasi mengisyaratkan sebuah fungsi yang berada pada level manajemen organisasi. Konsep ini menekankan pentingnya tindakan-tindakan perbaikan yang harus dilakukan organisasi atau perusahaan di samping usaha-usaha untuk berkomunikasi. Public Relations sebagai fungsi manajemen berkaitan dengan bagaimana sebuah organisasi menyusun kebijakan sehingga memperlihatkan sebuah kinerja yang bertanggungjawab. Ini berkaitan dengan kenyataan bahwa penampilan yang bertanggungjawab merupakan dasar penerimaan publik terhadap sebuah organisasi. Public Relations tidak semata-mata menjadi tanggung jawab praktisi Public Relations tetapi harus menjadi tanggungjawab para pengelola organisasi tersebut. Praktisi Public Relations dalam konteks Public Relations sebagai fungsi manajemen harus membantu organisasi dalam membangun filosofi-filosofinya, mencapai tujuantujuan yang ditetapkan, beradaptasi dengan lingkungannya dan bisa sukses dalam berkompetisi merebut sumber-sumber bagi kelangsungan hidup organisasi. Seperti yang dikutip oleh I Gusti Ngurah Putra , Baskin dan Aronoff mengatakan ”All managers, indeed, virtually all employees, represent their organization to some public. 29 Fungsi Public Relations menurut Cutlip & centre and Candflield dalam Ruslan pada bukunya “Manajemen Humas dan Manajemen Komunikasi (konsepsi dan aplikasi).” fungsi Public Relations yaitu : 30 29 30 I Gusti Ngurah Putra, Manajemen Hubungan Masyarakat, Andi Offset, Jakarta, 1999 hal. 5 Rosady Ruslan, Manajemen Humas dan Manajemen Komunikasi, Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2006, hal.19 20 a. Menunjang aktivitas utama manajemen dalam mencapai tujuan bersama (fungsi melekat pada manajemen organisasi). b. Membina hubungan yang harmonis antara organisasi dengan publiknya yang merupakan khalayak sasaran. c. Mengidentifikasikan segala sesuatu yang berkaitan dengan opini, persepsi dan tanggapan masyarakat terhadap organisasi yang di wakilinya, atau sebaliknya. d. Melayani keinginan publik dan memberikan sumbang saran kepada pemimpin organisasi demi tujuan dan manfaat bersama. e. Menciptakan komunikasi dua arah atau timbal balik, dan mengatur arus informasi, publikasi serta pesan dari organisasi ke publiknya atau sebaliknya, demi tercapainya citra positif bagi kedua belah pihak. Maria mendifinisikan “public relations merupakan satu bagian dari satu nafas yang sama dalam organisasi tersebut, dan harus memberi identitas organisasinya dengan tepat dan benar serta mampu mengkomunikasikannya sehingga publik menaruh kepercayaan dan mempunyai pengertian yang jelas dan benar terhadap organisasi tersebut”. Hal ini sekedar memberikan gambaran tentang fungsi public relations yaitu:31 a. b. c. d. 31 Kegiatan yang bertujuan memperoleh itikad baik, kepercayaan, saling adanya pengertian dan citra yang baik dari publik atau masyarakat pada umumnya. Memiliki sasaran untuk menciptakan opini publik yang bisa diterima dan menguntungkan semua pihak. Unsur penting dalam manajemen guna mencapai tujuan yang spesifik, sesuai harapan publik, tetapi merupakan kekhasan organisasi atau perusahaan. Sangat penting bagaimana organisasi memiliki warna, budaya, citra, suasana, yang kondusif dan menyenangkan, kinerja meningkat, dan produktivitas bisa dicapai secara optimal. Usaha menciptakan hubungan yang harmonis antara organisasi atau perusahaan dengan publiknya, sekaligus menciptakan opini publik sebagai efeknya, yang sangat berguna sebagai input bagi organisasi atau perusahaan yang bersangkutan. Sr. Maria Assumpta Rumanti, Dasar-dasar public relations : Teori dan Praktik, Grasindo, Jakarta 2002. hal.31 21 Menurut Scott M. Cutlip, Allen H. Center, ada empat praktisi peran utama public relations, yaitu: 32 a. b. c. d. Teknisi Komunikasi : menulis dan mengedit newsletter karyawan, menulis new release dan feature, mengembangkan isi web dan menangani kontak media. Praktisi yang melakukan peran ini umumnya tidak hadir pada saat manajemen mendifiniskan problem dan memilih solusi tetapi akan bergabung untuk melakukan komunikasi dan mengimplementasikan program, terkadang tanpa mengetahui secara menyeluruh motivasi atau tujuan yang diharapkan. Meskipun mereka tidak hadir saat diskusi tentang kebijakan baru atau keputusan manajemen baru, namun merekalah yang diberi tugas untuk menjelaskan kepada karyawan dan pers. Pakar Perumus (Expert Prescriber) : Praktisi PR yang beroperasi sebagai praktisi pakar bertugas mendefinisikan problem, mengembangkan program dan bertanggung jawab penuh atas implementasinya. Fasilitator Komunikasi : peran fasilitator komunikasi bagi seseorang praktisi adalah pendengar yang peka dan broker (perantara) komunikasi. Fasilitor komunikasi bertindak sebagai perantara (liaison), interpreter, dan mediator antara organisasi dan publiknya. Praktisi yang berperan sebagai fasilitator komunikasi bertindak sebagai sumber informasi dan agen kontak resmi antara organisasi dan publik. Fasilitator Pemecah Masalah : berkolaborasi dengan manajer lain untuk mendefinisikan dan memecahkan masalah. Menjadi bagian dari tim perencanaan strategis. Praktisi PR pemecah masalah membantu manajer lain dan organisasi untuk mengaplikasikan PR dalam proses manajemen bertahap yang juga dipakai untuk memecahkan problem organisasi lainnya. Dengan singkat dapat dikatakan bahwa fungsi public relations adalah memelihara, mengembangtumbuhkan, mempertahankan adanya komunikasi timbal balik yang diperlukan dalam menangani, mengatasi masalah yang muncul, atau meminimalkan munculnya masalah. 32 Scott M. Cutlip, Allen H. Center, Effective Public Relations edisi kesembilan, Kencana, Jakarta, 2007, hal. 46 22 2.2.4 Ruang Lingkup Public Relations Ruang lingkup tugas Public Relations terbagi dua yaitu publik internal dan publik eksternal. Kedua publik tersebut merupakan sasaran Public Relations untuk dapat membina hubungan yang harmonis dengan melakukan komunikasi dua arah, sehingga apa yang diinginkan organisasi atau perusahaan dapat diterima atau dipahami oleh kedua publik tersebut, begitu juga sebaliknya. Widjaja, dalam bukunya Komunikasi dan Hubungan Masyarakat mengemukakan bahwa: 33 “Public Relations mempunyai ruang lingkup kegiatan atau tugas yang menyangkut banyak manusia (publik, masyarakat, khalayak), baik didalam (publik intern) dan diluar (publik ekstern). Public Relations sebagai komunikator mempunyai fungsi ganda yaitu keluar memberikan informasi kepada khalayak dan kedalam menyerap reaksi dari khalayak.” Selanjutnya, Suhandang dalam bukunya Public Relations Perusahaan Kajian Program Implementasi mengemukakan bahwa: 34 “Inti dari tugas Public Relations yaitu sinkronisasi antara informasi dari perusahaan dengan reaksi dan tanggapan publik sehingga mencapai suasana akrab, saling mengerti, dan muncul suasana yang menyenangkan dalam interaksi perusahaan dengan publik.” Public Relations dalam sebuah organisasi harus menyampaikan informasi yang berkaitan dengan kebijakan perusahaan secara terbuka dan disertai dengan penjelasan-penjelasan yang dapat dimengerti oleh publik, dengan informasi tersebut diharapkan reaksi atau tanggapan yang diberikan oleh publik akan sesuai dengan apa 33 34 H.A.W Widjaja, Komunikasi dan Hubungan Masyarakat. Bumi Aksara, Jakarta 2002 hal.2 Kustadi Suhandang, Public Relations Perusahaan. Nuansa .Bandungg,2004 hal.73 23 yang diharapkan oleh Public Relations sehingga akan tercipta hubungan harmonis, saling mengerti dan muncul suasana yang menyenangkan antara organisasi atau perusahaan dengan publik internal maupun publik eksternal. Menurut Ruslan, dalam upaya menciptakan hubungan yang harmonis antara perusahaan dengan publik maka ruang lingkup kegiatan atau tugas Public Relations pada dasarnya terbagi dua yaitu: 35 a. b. Membina hubungan kedalam (publik internal) Yang dimaksud dengan publik internal adalah publik yang menjadi bagian dari unit/badan/perusahaan atau organisasi itu sendiri dan mampu mengidentifikasi atau mengenali hal - hal yang menimbulkan gambaran negatif didalam masyarakat, sebelum kebijakan itu dijalankan oleh organisasi. Membina hubungan keluar (publik eksternal) Yang dimaksud dengan publik eksternal adalah publik umum (masyarakat). Mengusahakan tumbuhnya sikap dan gambaran yang positif publik terhadap lembaga yang diwakilinya. Publik internal diantaranya adalah: para karyawan, buruh, pemegang saham, manajer. Publik eksternal diantaranya adalah: masyarakat sekitar, masyarakat umum, konsumen, pemerintah, pers, pemasok, pelanggan, dan lain - lain. Public Relations mempunyai tugas menjalankan komunikasi kedalam dengan pubik internal dan keluar dengan publik eksternal. Hubungan antara kedua publik tersebut sangat penting untuk selalu dipelihara dan dibina dalam upaya menumbuhkan kepercayaan publik terhadap organisasi atau perusahaan yang bersangkutan, sehingga akan tercipta pengertian dan hubungan yang saling menguntungkan diantara keduanya. Public Relations diharapkan menjadi mata, 35 Rosady Ruslan, Praktik dan Solusi Public Relations Dalam Situasi Krisis dan Pemulihan Citra, Galilia. Jakarta, 1999.hal.20-21 24 telinga, serta tangan kanan bagi top manajemen dari organisasi atau perusahaan. 2.2.5 Strategi Public Relations Ruslan mendefinisikan strategi Public Relations sebagai “altenatif optimal yang dipilih untuk ditempuh guna mencapai tujuan Public Relations dalam kerangka suatu rencana Public Relations (Public Relations Plan).”36 Fungsi Public Relations untuk menciptakan iklim yang kondusif dalam mengembangkan tanggung jawab serta partisipasi antara Public Relations dan masyarakat (khalayak sebagai sasaran) untuk menwujudkan tujuan bersama, fungsi tersebut dapat diwujudkan melalui beberapa aspek pendekatan atau strategi Public Relations, yaitu : 37 a. b. 36 37 Strategi Operasional Melalui pelaksanaan program Public Relations yang dilakukan dengan pendekatan kemasyarakatan, melalui mekasnisme social cultural dan nilai-nilai yang berlaku dimasyarakat terekam pada setiap berita atau surat pembaca dan lain sebagainya yang dimuat di media massa. Public Relations mutlak berkemampuan mendengarkan (listening) dan bukan sekedar mendengar (hear) mengenai aspirasi yang ada didalam masyarakat, baik mengenai etika, moral maupun nilai-nilai kemasyarakatan yang di anut. Pendekatan Persuasif dan Edukatif Fungsi Public Relations menciptakan komunikasi dua arah (timbal balik) dengan menyebarkan informasi dari organiasi kepada publiknya melakukan pendekatan persuasif agar terciptanya saling pengertian, menghargai, pemahaman, toleransi dan lain sebagainya. Rosady Ruslan, Metode Penelitian Public Relations & Komunikasi, Raja Grafindo Persada, Jakarta 2003.hal.110 Ibid, hal.119-120 25 c. d. Pendekatan Tanggung Jawab Sosial Public Relations Menumbuhkan sikap tanggung jawab sosial bahwa tujuan dan sasaran yang hendak dicapai tersebut, bukanlah digunakan untuk mengambil keuntungan sepihak dari publik, namun untuk memperoleh keuntungan bersama. Pendekatan Kerjasama Berupaya membina hubungan yang harmonis antara organisasi dengan berbagai kalangan, baik hubungan kedalam (internal relations) maupun hubungan ke luar (eksternal relations) untuk meningkatkan kerja sama. Public Relations berkewajiban memasyarakatkan misi instansi yang diwakilinya agar diterima oleh atau mendapat dukungan masyrakat (publik sasarannya). Hal ini dilakukan dalam rangka menyelenggarakan hubungan baik dengan publiknya (community relations), dan untuk memperoleh opini publik serta perubahan sikap yang positif bagi kedua belah pihak (mutual undestranding). 2.3 Pelanggan Griffin dalam bukunya yang berjudul Customer Loyalty mengemukakan “Definisi pelanggan berasal dari kata ‘custom’ yaitu didefinisikan sebagai membuat sesuatu menjadi kebiasaan atau biasa dan mempraktekkan kebiasaan” 38 Sedangkan menurut Cambridge Internasional Dictionaries dalam Lupioyadi adalah, pelanggan adalah : 39 “a person who buys goods or services” atau pelanggan adalah seseorang yang membeli barang atau jasa. Sementara menurut Webster’s 1928 Dictionary dalam Lupioyadi pelanggan adalah “one who frequents any place of sale for the sake or producing what he wants”. Pelanggan adalah seseorang yang beberapa kali datang ke tempat yang sama untuk memenuhi keinginannya Pelanggan merupakan seseorang yang secara kontinu dan berulang kali datang ke suatu tempat yang sama untuk memuaskan keinginannya dengan memiliki suatu produk atau mendapatkan jasa dan membayar produk dan jasa tersebut”. 38 39 Jill Griffin, Customer Loyalty, Erlangga. Jakarta, 2003 ,hal 31 Rambat Lupiyoadi dan A. Hamdani, Manajemen Pemasaran Jasa, Edisi Kedua. Penerbit Salemba Empat, Jakarta, 2006, hal.143 26 Kotler dan Keller mengatakan bahwa “ Pelanggan sekarang memiliki edukasi dan informasi yang lebih dari sebelumnya, dan mereka memiliki alat untuk memverifikasi klaim perusahaan dan mencari altenatif super lainnya” 40 2.4 Optimalisasi Menurut Nasendi dan Anwar dalam bukunya yang berjudul Program Linier dan Variasinya , “Optimalisasi adalah serangkaian proses untuk mendapatkan gugus kondisi yang diperlukan untuk mendapatkan hasil terbaik dalam situasi tertentu” 41 Dengan demikian optimalisasi mengidentifikasikan penyelesaian terbaik suatu masalah yang diarahkan pada maksimisasi atau minimisasi melalui fungsi tujuan. Optimalisasi adalah ukuran yang menyebabkan tercapainya tujuan sedangkan jika dipandang dari sudut usaha, optimalisasi adalah usaha memaksimalkan kegiatan sehingga mewujudkan keuntungan yang di inginkan atau dikehendaki.42 Maka dapat disimpulkan bahwa optimalisasi adalah proses ataupun cara menjadikan sempurna dan menjadikan paling maksimal. 2.5 Customer Relations 2.5.1 Pengertian Customer Relations Customer Relations menurut Smith yang dikutip oleh Khasali dalam bukunya 40 41 42 Philip Kotler dan Kevin Lane Keller dalam Benyamin Molan Manajemen Pemasaran , Edisi Kedua Belas Jilid 1.PT.Indeks, Indonesia, 2005, hal.161 A. Anwar dan B Nasendi , Program Linier dan Variasinya , PT Gramedia, Jakarta,1985,hal.17 Winardi, Manajemen Supervisi, Mundur Maju, Bandung,1996.Hal 363 27 yang berjudul Manajemen Public Relations, “Customer relations is an individu or group of individu to whom you provide one or more product or services”. Berdasarkan definisi tersebut dapat diartikan bahwa customer relations adalah seorang atau sekumpulan dari orang-orang yang menggunakan satu atau lebih produk ataupun jasa pelayanan yang diberikan.” 43 Customer Relations memegang peranan penting dalam menentukan kelangsungan sebuah organisasi atau perusahaan, seperti yang dikemukakan oleh Moore dalam Lilawati Trimo “Para pelanggan merupakan salah satu asset perusahaan yang paling berharga. Mereka merupakan sumber penjualan ulang, testimonial, dan acuan, mereka merupakan sumber utama pelanggan baru.44 Hal ini berarti bahwa pentingnya testimonial pelanggan yang membuka peluang bagi organisasi untuk mendapatkan calon pelanggan karena pada umumnya calon pelanggan akan lebih mempercayai pengalaman-pengalaman dan perasaan seseorang dibandingkan membeli suatu produk atau jasa yang di publikasikan melalui media teknologi, yang belum terbukti kualitas produk dan jasa tersebut. Salah satu bentuk membina hubungan yang baik dengan pelanggan, menurut Moore dalam Lilawati Trimo , “Para pelanggan secara sinambung diberi informasi mengenai perkembangan produk dan perlengkapan baru untuk memungkinkan mereka 43 44 Rhenald Kasali, Manajemen Public Relations, PT.Temprint, Jakarta, 2004,hal.5 H Frazier Moore dalam Lilawati Trimo, Humas Membangun Citra dengan Komunikasi, Remaja Rosdakarya, Bandung,2004 hal.506 28 melakukan penghematan dalam penggunaannya, mendapatkan kepuasan dan kesenangan berikutnya, meningkatkan daya guna, dan menikmati keamanan yang lebih terjamin. Para pelanggan diberi informasi tentang manfaat atau tambahan baru produk-produk yang akan memberi mereka kepuasan dan keuntungan yang lebih besar.”.45 Hal ini berarti untuk membina hubungan yang baik dengan pelanggan, organisasi atau perusahaan senantiasa memberikan informasi yang dibutuhkan oleh pelanggan, informasi yang membantu mengenai kualitas dan manfaat produk maupun informasi produk-produk terbaru, oleh karena itu pentingnya organisasi atau perusahaan untuk mengadakan peluncuran produk-produk baru, selain bermanfaat untuk meningkatkan hubungan dengan pelanggan tetapi juga memberikan peluang mendapatkan calon pelanggan. 2.5.2 Kegiatan Customer Relations Adanya kegiatan customer relations dalam sebuah perusahaan memudahkan perusahaan untuk mendapatkan, membina serta menjaga pelanggannya. Melalui sistem yang melibatkan customer relations perusahaan dapat membentuk hubungan yang lebih dekat dengan pelanggannya. Dari peran customer relations tersebut perusahaan dapat mengetahui kebutuhan pelanggan dan menyediakan produk atau layanan yang sesuai dengan permintaan pelanggan. 45 H Frazier Moore dalam Lilawati Trimo, Humas Membangun Citra dengan Komunikasi, Remaja Rosdakarya, Bandung,2004 hal.506 29 Menurut Wilcox dalam bukunya Public Relations strategies And Tactics, terdapat dua kegiatan dalam customer relations yaitu : 46 a. Informasi Konsumen (Consumer Information) Informasi memegang peran penting untuk membantu pelanggan dalam menjatuhkan pilihannya atas suatu produk atau jasa yang akan digunakan. Informasi yang diberikan kepada pelanggan haruslah sesuai dengan produk yang ditawarkan. Informasi tersebut harus benar, jujur, jelas dalam penyampaiannya karena informasi merupakan kebutuhan pokok yang diperlukan pelanggan sebelum mereka menentukan suatu produk yang akan digunakan. Konsumen memproses informasi produk dengan atribut-atributnya, merk, perbandingan dengan merk lain, atau kombinasi beberapa faktor tersebut. Jika informasi yang didapatkan dianggap kurang, dapat mengakibatan salah penggunaan. Hal tersebut sangat menekankan bahwa sebelum pelanggan memilih salah satu produk atau jasa yang ditawarkan, sebelumnya pelanggan harus mendapatkan informasi yang sejelas-jelasnya mengenai produk atau jasa tersebut. Kegiatan consumer information ini berkaitan erat dengan consumer education. Namun consumer education lebih mengarah kepada hak penuh konsumen mengenai informasi suatu produk atau jasa. Perlunya consumer education pada sebuah perusahaan dapat menjadi solusi tepat untuk mencegah penyalahgunaan produk atau jasa. b. Penanganan Keluhan (Complaint Handling) Complaint merupakan suatu wujud rasa ketidakpuasan konsumen. Complaint sangat berpengaruh besar dalam kemajuan sebuah perusahaan. Complaint yang terselesaikan dengan baik dan profesional akan berdampak positif nantinya bagi perusahaan tersebut, karena dengan begitu pelanggan tersebut merasa sangat di hargai pendapatnya. Hal itu merupakan hak bagi para konsumen untuk menyampaikan rasa ketidak puasannya. Tetapi alangkah baiknya jika bisa mencegah complaint itu terjadi dengan memperhatikan hal-hal yang sedetail mungkin, dan mengetahui apa yang di butuhkan oleh konsumen sebelum mereka sendiri yang meminta. 46 Wilcox et al,.Public Relations strategies And Tactics 7th edision, Pearson Education In., 2003. hal.108 30 2.5.3 Landasan Customer Relations Yang Baik Menurut Moore dalam Lilawati Trimo, “Hubungan konsumen yang baik sangat bergantung pada nilai produk dan jasa yang diberikan oleh seorang produsen kepada konsumen dan tanggung jawab serta integritas social produsen dalam peranannya sebagai seorang warga perusahaan. Tak ada komunikasi humas yang bisa mengubah sikap konsumen terhadap sebuah perusahaan yang menghasilkan barang yang bermutu rendah, menjualnya dengan harga yang sangat tinggi, gagal memberikan pelayanan yang memuaskan, atau menganggu masyarakat dengan tindakan yang meragukan dan tidak bertanggung jawab.” 47 Memasarkan produk yang tidak berkualitas dengan harga yang terlalu tinggi dapat merusak hubungan yang baik dengan pelanggan, hal ini menimbulkan ketidakpercayaan pelanggan terhadap perusahaan, dimana untuk kedepannya pelanggan dapat saja memutuskan untuk berhenti membeli dan mencari rekanan perusahaan lainnya, hubungan yang baik dibutuhkan pelayanan yang dapat memuaskan pelanggan. Pentingnya hubungan baik dengan pelanggan berkaitan erat dengan kesuksesan sebuah perusahaan, menurut Rangkuti, penanaman nilai untuk perusahaan kepada pelanggan dapat dicapai melalui penekanan hubungan manajemen dengan pelanggan potensial. Konsep yang harus diperhatikan untuk mencapai kesuksesan suatu perusahaan yang disebut 4 R adalah :48 a. Membangun Customer Relationship : menciptakan hubungan perusahaan dengan pelanggan dalam periode waktu tertentu. 47 48 H. Frazier Moore dalam Lilawati Trimo, Humas Membangun Citra dengan Komunikasi, Remaja Rosdakarya, Bandung ,2004 hal.514 Freddy Rangkuti, Riset Pemasaran, PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 2003,Hal 146 31 b. Menciptakan Customer Retention : mempertahankan pelanggan yang sudah ada, ini akan jauh lebih hemat dibandingkan mencari pelanggan baru. c. Menghasilkan Customer Referrals: kepuasan pelanggan, jika seorang pelanggan merasa puas dia akan datang lagi bahkan akan membawa keluarga atau rekannya. d. Memperoleh Customer Recovery : bagaimana perusahaan memperbaiki kesalahan dan mengubahnya menjadi sebuah peluang. Moore dalam Lilawati Trimo menyampaikan landasan hubungan konsumen yang baik sebagai berikut : 49 a. Nilai produk : Reputasi perusahaan sangat erat kaitannya dengan nilai produk. Gambaran perusahaan dalam benak konsumen merupakan pencerminan langsung dari gambaran produk pengusaha pabrik. Nilai produk di ukur dengan cirri-ciri yang berbeda, rancangan atau bentuk yang baik, penampilan yang baik, dan persediaan yang memadai dan tersedia dengan baik dalam berbagai model, ukuran, warna, dan jenisnya dengan harga yang wajar. Produk-produk dengan nilai demikian merupakan suatu sumber penting dari hubungan konsumen yang baik untuk para pengusaha pabrik dan pedagang. b. Garansi yang menarik :kebijaksanaan pelayanan yang menyeluruh, pelayanan yang mudah diperoleh, personel pelayanan yang terlatih, pemeliharaan yang teratur, dan bagian-bagian yang dapat diandalkan dengan harga wajar. Nilai pelayanan produk-produk mekanik menimbulkan kepuasan konsumen dan merupakan unsur lain yang sangat penting dari hubungan konsumen yang efektif. c. Kepercayaan :kehilangan kepercayaan dapat menimbulkan kerusakan besar pada reputasi perusahaan dan mencerminkan rasa tidak senang terhadap keberhasilan keuangan perusahaan. Bisa dikatakan landasan hubungan yang baik dengan pelanggan adalah adanya kepercayaan dari pelanggan, produk yang berkualitas dan bermutu serta pelayanan yang memuaskan pelanggan melalui pelayanan purna jual yaitu garansi produk, sehingga ada 49 hubungan yang berkelanjutan antara organisasi atau H Frazier Moore dalam Lilawati Trimo, Humas Membangun Citra dengan Komunikasi, Remaja Rosdakarya, Bandung , 2004 hal..514-515 32 perusahaan dengan pelanggan. Dalam customer relations tidak lepas dari peran komunikasi juga untuk membedakan produk yang ditawarkan oleh suatu perusahaan dengan perusahaan lain. Untuk membedakan produk-produk yang sama dilakukan upaya mengkomunikasikan kepada konsumen bahwa produk atau jasa yang ditawarkan berbeda dengan produk atau jasa yang sama jenisnya. Secara sederhana komunikasi juga berperan menginformasikan dan membuat konsumen potensial menyadari atas keberadaan produk yang ditawarkan. Komunikasi juga dapat membujuk dan menarik konsumen potensial, juga dapat digunakan sebagai pengingat untuk konsumen mengenai keberadaan suatu produk. 2.5.4 Tujuan Program Customer Relations Setiap perusahaan umumnya mempunyai program kerja untuk beberapa bulan atau tahun mendatang, dan tentunya mempunyai tujuan yang hendak dicapai atas program-program tersebut, termasuk program hubungan dengan pelanggan. Menurut Moore dalam Lilawati Trimo, tujuan suatu program customer relations ditetapkan melalui “Kebijaksanaan konsumen perusahaan, jenis barang atau jasa yang tercakup, sifat dan ukuran publik konsumen, dan sumber perusahaan.” 50 Tujuan hubungan konsumen dari perusahaan besar dan kecil dalam berbagai jenis industri adalah sebagai berikut : 51 50 51 H. Frazier Moore dalam Lilawati Trimo, Humas Membangun Citra dengan Komunikasi, Remaja Rosdakarya,Bandung.2004 hal.516 Ibid.hal.516 33 a. Menentukah apakah para konsumen memikirkan dan membicarakan kebijaksanaan, tindakan, produk, atau pelayanan perusahaan. b. Memahami apakah semua pernyataan yang dibuat untuk para konsumen mengenai harga, nilai, pelayanan, dan kualitas adalah menurut kenyataan dan tidak dibuat-buat. c. Meningkatkan pelayanan konsumen dengan penanganan yang lebih memuaskan atas dasar keluhan; dengan analisis keluhan untuk mengetahui penyebabnya; dan dengan memperbaiki kekurangan dalam operasi, prosedur, atau kebijaksanaan untuk mencegah timbulnya keluhan-keluhan tersebut. d. Memperoleh penerimaan tentang produk dan pelayanan suatu perusahaan oleh publik pemakai. e. Mendidik para karyawan untuk memberikan pelayanan yang cepat, tepat, sopan, pribadi, dan ramah kepada para konsumen. f. Menyebarluaskan informasi kepada publik pemakai tentang produk, pelayananan, kebijaksanaan, dan praktik perusahaan. g. Menjawab pertanyaan konsumen yang berhubungan dengan perusahaan, produk dan pelayanan, dan manfaatnya. h. Menghasilkan produk atau pelayanan yang lebih memuaskan kepada para konsumen melalui penelitian dan pemahaman produk. i. Memberi nama produk dengan istilah yang bisa dipahami sehingga para konsumen dapat mengetahui mutu dan sifat-sifat produk; membuat tingkatan atau standar mutu produk untuk membantu para konsumen dalam memilih dan memanfaatkan produk tersebut. a. Menetapkan harga serendah mungkin sesuai dengan mutu melalui peniadaan limbah produksi dan distribusi, dan meneruskannya kepada para konsumen penghematan dari efisiensi yang lebih besar. b. Bekerjasama dengan kelompok konsumen untuk memberikan informasi dan mendidik para konsumen mengenai pengetahuan mutu dan untuk memenuhi kebutuhannya. c. Memelihara dan meningkatkan hubungan dengan para guru ekonomi rumah tangga, agen perabut rumah tangga, dan toko-toko makanan. d. Mempersiapkan dan menyebarluaskan petunjuk, resep, dan buku-buku tentang penggunaan produk sehingga para konsumen akan memperoleh kepuasan maksimal dalam pemakaian produk. 34