PENGEMBANGAN KECERDASAN EMOSIONAL PESERTA DIDIK

advertisement
PENGEMBANGAN KECERDASAN EMOSIONAL PESERTA DIDIK DALAM
KONSELING PERORANGAN DI SMA 11 PADANG
Oleh:
Priska Mariana Simamora*
Fitria Kasih**
Gusneli**
*) Mahasiswa Bimbingan dan Konseling STKIP PGRI Sumatera Barat
**) Dosen Pembimbing
ABSTRAK
This research based on the phenomenon that occurred in the field of learners
irritability if asked by the teacher supervising the situation himself. The researchers
raised the issue with the title Developing Emotional Intelligence of Students in
Individual Counseling in SMA 11 Padang. The purpose of this research describe: 1) The
form of negative emotions that arise in the students individual counseling. 2) The
positive emotions that arise in individual counseling. 3) How the development of
emotional intelligence of students in individual counseling. This research was a
descriptive quantitative research, the population was students of SMA Negeri 11
Padang who has done individual counseling .Instrument that used was a questionnaire
and data analysis techniques using percentage analysis .The results showed that: 1) The
form of positive emotions learners appeared quite well with the percentage of 40.83, %.
2) The negative emotions of students who appeared quite well with the percentage of
53.33 %, and 3) How the development of emotional intelligence in counseling
individual students quite well with the percentage of 63.33 %.
Keyword: development, emotional, individual counseling.
mempercayai hal-hal yang tidak logis,
PENDAHULUAN
Manusia sebagai makhluk tertinggi
dan
termulia
berbagai
dilengkapi
karakteristik
suka
menyalahkan
sering
diri
dengan
Sehingga
potensi
pribadi yang kurang berkembang dan
rapuh,
psikologis, antara lain: Perkembangan
keimanan yang kurang yang disebabkan
intelektual, emosi, moral, sosial dan
oleh cara berpikir dan cara pandang
keberagamaan. Akan tetapi manusia
yang salah dan tidak rasional.
bersikap
rendah,
Menurut Hamzah B. Uno (2010:68)
menyesali
bahwa kecerdasan emosional adalah:
kesalahan secara tak berkesudahan,
Bahan baku penting untuk menunjukkan
diri,
arah
yang
yang
menghancurkan
ke
empati
adanya
pertumbuhan fisik dan perkembangan
cenderung
rasa
dijumpai
sendiri.
kejelasan
dan
pemahaman
perilaku
seseorang.
tentang
Pada
saat
membina hubungan dengan lingkungan
sekitarnya.
menghadapi aspek diri sendiri yang
Berdasarkan pengalaman penulis
tidak menyenangkan, pada saat ini pula
selama Praktek Pengalaman Lapangan
diperlukan
suatu
Emotional
Question
jembatan
yakni
Bimbingan
dan
Konseling
Sekolah
(EQ)
yang
(PPLBKS) dari tanggal 5 September-10
berfungsi dan berkembang semakin
Desember 2011
tinggi derajat EQ seseorang, semakin
peserta didik atau klien yang melakukan
terampil ia berfikir dan ia mengetahui
konseling
yang benar dan yang salah. Jadi dapat
berbagai keadaan emosi, yaitu peserta
dipahami bahwa kecerdasan emosional
didik melihatkan emosi negatif selama
adalah hal yang sangat penting dimiliki
kegiatan
setiap
berlangsung
individu.
memiliki
Karena
kecerdasan
dengan
bahwa ada beberapa
perorangan
mengalami
konseling
seperti:
perorangan
peserta
didik
emosional
mudah marah apabila ditanya keadaan
seseorang bisa berpikir positif terhadap
dirinya oleh guru pembimbing. Peserta
dirinya, dan orang lain. Selain itu,
didik
emosi
pembimbing menanyakan permasalahan
dapat
perkembangan
mempengaruhi
sikap
seseorang.
yang
cepat
menangis
dialaminya.
guru
Peserta
didik
apabila
guru
Seseorang memiliki emosi yang berbeda
kelihatan
yaitu, ada yang memiliki emosi positif
pembimbing
dan emosi negatif.
pribadinya dan peserta didik tidak dapat
Menurut
Daniel
Goleman
guru
merupakan
kelihatan
untuk
menanyakan
pembimbing
murung
mengenal emosi diri, memotivasi diri
konseling perorangan.
dan mengenal emosi orang lain”. Salah
Berdasarkan
satu aspek kecerdasan emosional adalah
dipaparkan
kerterampilan
tertarik
sosial
sosial.
adalah
Keterampilan
kemampuan
untuk
masalah
menceritakan permasalahannya kepada
(2000:58-59) “kecerdasan emosional
kemampuan
cemas
saat
seringkali
selama
kegiatan
hal
tersebut,
untuk
dan
yang
maka
mengkaji
telah
penulis
tentang
bagaimana “Pengembangan Kecerdasan
mengerti dan memahami orang lain,
Emosional
serta
Konseling Perorangan di SMA Negeri
bertindak
bijaksana
dalam
11 Padang“.
Peserta
Didik
dalam
Adapun
tujuan
dari
penelitian
ini
METODOLOGI PENELITIAN
adalah:
Jenis dari penelitian ini adalah
1.
2.
Bentuk emosi negatif peserta
penelitian
didik
penelitian ini adalah seluruh peserta
yang
muncul
dalam
didik
Negeri 11 Padang
konseling perorangan di SMA Negeri
Bentuk emosi positif peserta
11. Teknik pengambilan sampel dalam
didik
penelitian ini adalah total sampling.
yang
muncul
dalam
yang
pengembangan
kecerdasan emosional peserta
didik
dalam
konseling
perorangan
Tujuan
yang akan dicapai dalam
penelitian ini adalah mendeskripsikan
tentang :
1. Mendeskripsikan bentuk emosi
negatif
muncul
peserta
dalam
didik
yang
konseling
perorangan di SMA Negeri 11
Padang.
2. Mendeskripsikan bentuk emosi
positif
muncul
peserta
dalam
didik
yang
konseling
perorangan di SMA Negeri 11
Padang.
3. Mendeskripsikan
pengembangan
cara
kecerdasan
emosional peserta didik dalam
konseling perorangan di SMA
Negeri 11 Padang
melakukan
Tabel 1
Populasi Penelitian
Negeri 11 Padang
Cara
pernah
kuantitatif,
konseling perorangan di SMA
konseling perorangan di SMA
3.
deskriptif
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
Kelas
Jumlah
XI
2
X2
3
X3
2
X4
2
X5
4
X6
2
X1 IPA 1
4
X1 IPA 2
3
X1 IPS 1
4
X11 IPS 2
3
X11 IPA 1
3
X11 IPA 2
3
X11 IPA 3
2
X11 IPS 1
2
X11 IPS 2
3
Jumlah
40
Sumber : Peserta Didik SMA Negeri 11
Padang.
Data
yang
digunakan
dalam
penelitian ini adalah data interval adalah
data yang menunjukkan jarak antara
satu data dengan data yang lain dan
mempunyai bobot yang sama. Sumber
data yang digunakan dalam penelitian
ini adalah data primer, yaitu data yang
diperoleh dan dikumpulkan langsung
dari responden. pengumpul data yang
digunakan
dalam
penelitian
adalah
daftar pertanyaan berupa angket.
emosi positif (gembira) dari 40
orang
peserta
diantaranya
Berdasarkan hasil penelitian dapat
bahwa
berada
17
pada
kategori cukup baik 42,50%,
HASIL DAN PEMBAHASAN
diungkapkan
didik
yang
mana
peserta
didik
pengembangan
senang, bersemangat, dan tidak
kecerdasan emosional peserta didik
ragu menceritakan permasalahan
dalam konseling perorangan di SMA
dalam
proses
Negeri 11 Padang sebagai berikut:
Hasilnya
dari
1. Bentuk emosi positif peserta didik
positif
konseling
perorangan dilihat dari.
baik,
a. Kasih
Sayang,
Simpati
dan
Gembira
bentuk
emosi
didik
setelah
perorangan
cukup
peserta
yang muncul dalam konseling
konseling.
yang mana guru BK
mampu
memberikan
kasih
sayang, perhatian, kenyamanan,
Berdasarkan hasil penelitian
arahan, masukan, dan keyakinan
diketahui emosi positif (kasih
pada peserta didik setelah proses
sayang) dari 40 orang peserta
konseling. Untuk iti diharapkan
didik 17 diantaranya berada
guru
pada
meningkatkan lagi sikap rasa
katagori
40,83%,
cukup
baik
yang mana peserta
BK
kasih
agar
sayang,
lebih
simpati
dan
didik merasa senang, merasakan
gembira dalam proses konseling
kasih sayang, perhatian dan
agar
kenyamanan
yang
diberikan
lagi. Hal ini dapat didukung oleh
guru
selama
proses
pendapat Crider, dkk (Mudjiran,
BK
hasilnya lebih maksimal
konseling, bentuk emosi positif
dkk,
(simpati) 40 orang peserta didik
bahwa
15
emosi yang perlu di pupuk dan
diantaranya
berada
pada
katagori cukup baik 37,50%,
yang mana peserta didik simpati
dan
dapat
merasakan
sikap
2007:83)
menyatakan
emosi positif adalah
dikembangkan.
2. Bentuk
didik
emosi
yang
negatif
peserta
muncul
dalam
peduli terhadap sesama setelah
konseling perorangan di SMA
proses konseling dan bentuk
Negeri 11 Padang dilihat dari.
a. Rasa Marah
peserta didik menjadi sikap yang
Berdasarkan hasil penelitian
diketahui
hasil
dari
emosi
negatif (rasa marah) dari 40
orang
peserta
diantaranya
didik
22
berada
pada
berani dan tidak ragu dalam
konseling.
c. Malu
Berdasarkan hasil penelitian
diketahui
hasil
dari
emosi
katagori cukup baik 55,00%. hal
negatif (malu) dari 40 orang
ini dapat dilihat bahwa peserta
paserta didik 25 diantaranya
didik tidak marah jika guru BK
berada pada kategori cukup baik
menggali permasalahan, peserta
62,50%. hal ini dapat dilihat
didik
bahwa
semangat
permasalahan
menceritakan
peserta
didik
jujur,
yang dirasakan
terbuka, tidak segan bercerita
dan peserta didik senang guru
dengan guru BK saat konseling
BK memberikan solusi terhadap
dan merasa senang bercerita dan
permasalahan yang dirasakan.
sharing. Hasilnya guru BK bisa
Sehingga
guru
BK
merubah sikap malu peserta
merubah
sikap
rasa
mampu
marah
didik
menjadi
berani
dalam
ini
dapat
peserta didik menjadi sikap yang
konseling.
senang
didukung oleh pendapat Sunarto
dan
dapat
mengendalikan rasa marah.
dan Agung (1995:149) emosi
b. Takut
negatif hendaknya diminimalkan
Berdasarkan hasil penelitian
diketahui
Hal
hasil
dari
emosi
atau
dikendalikan
ekspresinya
tidak
sehingga
meledak-
negatif (takut) dari 40 orang
ledak”. Menurut Crider, dkk
paserta didik 21 diantaranya
(Mudjiran, dkk, 2007:83) emosi
berada
negatif
pada
katagori
baik
adalah
rasa,
marah,
52,50%. hal ini dapat dilihat
takut, kelakuan sangat agresif
bahwa peserta didik berani, dan
dan bergantungan dengan orang
menceritakan
lain. Sikap ini merupakan reaksi
semua
permasalahan yang dialami pada
ketidakpuasan
terhadap
guru BK. Sehingga guru BK
terpenuhinya kebutuhan yang
mampu merubah sikap rasa takut
dirasakan peserta didik.
3. Cara Pengembangan Kecerdasan
b. Kemampuan Mengelola Emosi
Emosional Peserta Didik Dalam
Berdasarkan hasil penelitian
Konseling Perorangan Di SMA
cara pengembangan kecerdasan
Negeri 11 Padang dapat dilihat
emosional
dari.
mengelola emosi) dari 40 orang
a. Kemampuan Mengenali Emosi
peserta
didik
7
berada
pada
kategori
Diri
Berdasarkan hasil penelitian
(kemampuan
diantaranya
12,50% hal ini dapat dilihat
cara pengembangan kecerdasan
bahwa peserta didik
emosional
melakukan
(kemampuan
baik
setelah
konseling
bisa
mengenali emosi diri) dari 40
menerima pendapat dari orang
orang
23
lain tentang diri, tidak membalas
pada
ejekan teman, dan sabar dengan
peserta
diantaranya
didik
berada
kategori kurang baik 57,50% hal
sikap
ini dapat dilihat bahwa peserta
Sehingga
didik
mengarahkan
murung
saat
proses
teman
guru
yang
jahil.
BK
mampu
peserta
didik
konseling bila ingat dengan
dalam mengelola emosi diri.
masalah
yang
dialami
Menurut
merasa
sedih
jika
dan
teman
Iskandar
(Daniel
2009:60) kemampuan mengelola
mengacuhkan. Hasilnya peserta
emosi
didik belum bisa mengenali
seseorang untuk mengendalikan
emosi
perasaannya
diri
dengan
Sehingga guru BK
baik,
lebih bisa
dapat
perasaan
salah.
didik
agar
dapat mengenali emosi diri.
Menurut
sendiri
sehingga
mempengaruhi
secara
Kemampuan Memotivasi Diri
(Daniel
Berdasarkan hasil penelitian
2009:60) kemampuan mengenali
cara pengembangan kecerdasan
emosi diri ialah kemampuan
emosional
seseorang
mengenali
memotivasi diri) dari 40 orang
sewaktu
peserta didik 18 diantaranya
perasaannya
iskandar
kemampuan
tidak meledak dan akhirnya
lagi memiliki kepekaan terhadap
peserta
ialah
dalam
sendiri
perasaan atau emosi itu muncul.
(kemampuan
berada pada kategori cukup baik
47,50% hal ini dapat dilihat
Menurut
bahwa peserta didik
2009:61) mengenali emosi orang
setelah
Iskandar
melakukan konseling memiliki
lain
semangat,
motivasi,
kemampuan
mendorong
lebih
dapat
merupakan
untuk
mengerti
dan
perasaan dan kebutuhan orang
mengarahkan diri kearah yang
lain, sehingga orang lain akan
baik. Sehingga guru BK bisa
merasa senang dan dimengerti
memotivasi diri peserta didik
perasaannya.
menjadi lebih baik. Menurut
d. Kemampuan
Iskandar
(Daniel
kemampuan
ialah
baik
ialah
(Daniel
2009:60)
memotivasi
kemampuan
Membina
Hubungan Sosial
diri
Berdasarkan hasil penelitian
untuk
cara pengembangan kecerdasan
memberikan semangat kepada
emosional
diri sendiri untuk melakukan
membinan hubungan sosial) dari
sesuatu
40
yang
baik
dan
bermanfaat.
(kemampuan
orang
peserta
diantaranya
c. Mengenali Emosi Orang Lain
Beradasarkan
hasil
berada
14
pada
kategori cukup baik 35,00%. hal
ini dapat dilihat bahwa peserta
penelitian cara pengembangan
didik
kecerdasan
konseling
emosional
didik
setelah
melakukan
disenangi
teman-
(mengenali emosi orang lain )
teman, dapat bergaul dengan
dari 40 orang peserta didik 20
baik, bisa membina hubungan
diantaranya
dengan teman yang lain, dan
berada
pada
kategori baik 50,00%. hal ini
bisa
dapat dilihat bahwa peserta didik
teman-teman
setelah melakukan konseling,
Sehingga
bisa
membina
merasakan
saat
teman
berkomunikasi
dengan
yang
lain.
BK
mampu
hubungan
sosial
guru
senang dengan memperlihatkan
peserta didik dalam lingkungan
wajah yang ceria. Sehingga guru
dimana
berada.
BK bisa memberikan arahan
Iskandar
(Daniel
pada peserta didik agar mampu
kemampuan membina hubungan
mengenali emosi orang lain.
sosial ialah kemampuan untuk
Menurut
2009:
61)
mengelola emosi orang lain,
Emosinal
sehingga tercipta keterampilan
Konseling Perorangan Di SMA Negeri
sosial yang tinggi dan membuat
11 Padang dapat disimpulkan sebagai
pergaulan
berikut:
lebih
seseorang
luas.
hal
didukung
menjadi
ini
oleh
dapat
pendapat
Makmun Mubayidh (2007:7071)
cara
mengembangkan
kecerdasan
emosional
adalah
keterkaitan anak dengan orang
dewasa, khususnya ayah dan
ibu, adalah salah satu faktor
penting
yang
perkembangan
mempengaruhi
emosinya,
di
mana terbangun hubungan erat
antara anak dengan orang yang
merawatnya, khususnya ibu, dan
terkadang orang dalam dan luar
kelurga. Diyakini, keterkaitan
antara anak dengan orang tuanya
memberi
pengaruh
disepanjang
hidupnya.
positif
Ikatan
kuat antara anak dengan orang
tua yang menjaga dan merawat
Peserta
Didik
Dalam
1. Bentuk emosi positif peserta didik
yang
muncul
dalam
konseling
perorangan dilihat dari segi kasih
sayang, simpati, dan gembira di
SMA 11 Padang termasuk ke dalam
kategori cukup baik yaitu dengan
persentase 40,83% yang masingmasing indikatornya. kasih sayang,
simpati dan gembira.
2. Bentuk emosi negatif peserta didik
yang
muncul
dalam
konseling
perorangan dilihat dari segi rasa
marah, takut, dan malu di SMA 11
Padang termasuk ke dalam kategori
cukup baik yaitu dengan persentase
53,33%
yang
masing-masing
indikatornya. rasa marah, takut dan
malu.
3. Cara
pengembangan
emosional
peserta
kecerdasan
didik
dalam
konseling perorangan dilihat dari
anaknya dengan baik, memenuhi
segi kemampuan mengenali emosi
kebutuhannaya,
diri, kemampuan mengelola emosi,
membantunya
serta
beradaptasi
dengan lingkungan.
kemampuan
Berdasarkan analisis data dan
pembahasan Pengembangan Kecerdasan
diri,
mengenali emosi orang lain dan
kemampuan
KESIMPULAN
memotivasi
membina
hubungan
sosial di SMA Negeri 11 Padang
tergolong pada kategori cukup baik
63,33%.
dalam proses dan setelah melakukan
SARAN
Berdasarkan kesimpulan di atas
maka peneliti ingin mengajukan saran
konseling terhadap klien.
7. Peneliti
selanjutnya
agar
bisa
kepada:
melakukan penelitian lanjutan di
1. Peserta didik, agar dapat memahami
bidang pengembangan kecerdasan
emosi positif dan emosi negatif yang
emosional
dimilikinya dan dapat mengubah
konseling
emosi negatif menjadi emosi positif.
mengubah
2. Guru pembimbing, hasil penelitian
peserta
didik
perorangan
cara
dan
berpikir
dalam
dapat
emosi
negatif menjadi emosi positif.
ini dapat dijadikan bahan masukan
bagi
guru
pembimbing
mengembangkan
emosi
dan
peserta
dalam
memahami
didik
dalam
melaksanakan konseling perorangan.
3. Orang tua, agar bisa memahami
perkembangan emosi anak
mengubah emosi negatif
dan
dalam
kehidupan sehari-hari.
4. Wali
kelas,
untuk
menambah
wawasan dan pengetahuan dalam
memahami emosi peserta didik baik
emosi positif maupun emosi negatif.
5. Sebagai calon guru pembimbing
dapat
memahami
mengembangkan
dan
emosi
positif
peserta didik dengan baik serta
membantu mengatasi emosi negatif
peserta didik dalam melaksanakan
konseling perorangan,
6. Program
Konseling,
studi
agar
Bimbingan
bisa
dan
mengubah
emosi negatif menjadi emosi positif
KEPUSTAKAAN
Goleman, Daniel. 1999. Kecerdasan
Emosional.
Jakarta:
PT
Gramedia Pustaka Utama.
_________. 2001. Kecerdasan Emosi
untuk
Mencapai
Puncak
Prestasi. Jakarta: Gramedia.
Iskandar. 2009. Psikologi Pendidikan
Sebuah Orientasi Baru. Jambi:
Gaung Persada Press
Mubayid, Makmun. 2007. Kecerdasan
Kesehatan Emosional Anak.
Jakarta: Pustaka Al-Kautsar.
Mudjiran. 2007. Perkembangan Peserta
Didik. Padang: UNP Press.
Sunarto dan Agung Hartono. 1995.
Perkembangan Peserta Didik.
Jakarta: Rineka Cipta
Uno, Hamzah. B. 2010. Orientasi Baru
dalam Psikologi Pembelajaran.
Jakarta: Bumi Aksara.
Download