1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

advertisement
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Penelitian
Dalam
perkembangannya,
perusahaan
selalu
berusaha
untuk
mempertahankan keunggulan bisnisnya untuk meningkatkan nilai perusahaan. Nilai
perusahaan yang tinggi dapat meningkatkan kesejahteraan pemegang saham. Dengan
jaminan kesejahteraan tersebut, para pemegang saham pun tidak akan ragu untuk
menanamkan modalnya.
Salah satu indikator untuk menilai perusahaan memiliki prospek baik atau
tidak di masa mendatang, adalah dengan melihat kemampuan perusahaan dalam
menghasilkan laba. Dikarenakan persaingan dunia usaha tersebut, maka, perusahaan
semakin luas pula dalam memanfaatkan sumber-sumber alam dan masyarakat sosial.
Pemanfaatan sumber-sumber tersebut bertujuan untuk tetap menjaga eksistensi
perusahaan serta meningkatkan keunggulan daya saing dalam bersaing dengan
perusahaan lain yang bergerak dalam bidang sejenis khususnya. Usaha dalam
meningkatkan nilai perusahaan terkadang dengan pemanfaatan sumber daya yang
tidak dibarengi dengan menjaga keberlangsungan sumber-sumber yang ada.
Semakin berkembangnya perusahaan, kesenjangan sosial dan kerusakan
lingkungan sekitarnya dapat terjadi. Ellington merumuskan lingkup tanggung jawab
perusahaan dalam model triple bottom line yaitu people, planet, dan profit.Untuk
menciptakan pembangunan yang berkelanjutan, dalam operasinya perusahaan harus
memperhatikan pembangunan ekonomi, pembangunan sosial dan perlindungan
lingkungan. Oleh sebab itu, muncul kesadaran untuk mengurangi dampak negatif
dari operasi bisnis dengan pengembangan Corporate Social Responsibility (CSR).
CSR merupakan bentuk tanggung jawab perusahaan dalam memperbaiki
kesenjangan sosial dan kerusakan lingkungan yang terjadi akibat aktivitas
operasional perusahaan. Semakin banyak bentuk pertanggungjawaban yang
dilakukan perusahaan terhadap lingkungannya, maka image perusahaan menjadi
meningkat. Investor lebih berminat pada perusahaaan yang memiliki citra yang baik
di masyarakat karena semakin baiknya citra perusahaan, loyalitas konsumen semakin
tinggi sehingga dalam waktu lama penjualan perusahaan akan membaik dan
1
2
probabilitas perusahaan juga meningkat. Jika perusahaan berjalan lancar, maka nilai
saham perusahaan akan meningkat (Retno dan Priantinah, 2012).
Kesadaran tentang pentingnya mempraktikan CSR ini menjadi tren global
seiring dengan maraknya kepedulian masyarakat terhadap produk-produk ramah
lingkungan yang diatur oleh Undang-Undang No. 40 Pasal 74 Tahun 2007 tentang
perseroan terbatas mengenai tanggung jawab sosial dan lingkungan kemudian
Undang-Undang tersebut direvisi menjadi Undang-Undang No.32 Tahun 2009
tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup. Pengungkapan atau
pelaporan pelaksanaan CSR disajikan dalam Sustainability Reporting. Sustainability
Reporting merupakan praktek pengukuran, pengungkapan dan upaya akuntabilitas
dari kinerja organisasi dalam mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan.
Sustainability reporting harus menyediakan gambaran yang berimbang dan masuk
akal dari kinerja keberlanjutan suatu organisasi, baik kontribusi yang positif maupun
negatif
(Sustainability Reporting Guidelines, 2012). Terdapat beberapa standar
dalam membuat pelaporan CSR, yaitu: Akuntabilitas atas Standar AA1000, ISO
26000, SA8000, Global Reporting Initiative dan sebagainya.
Meningkatkan kesadaran tentang pentingnya pelaporan keberlanjutan telah
memicu pembentukan Global Reporting Initiatives (GRI) pada tahun 1997. Ini
dibentuk di Amerika Serikat oleh organisasi non-profit yang sebelumnya disebut
sebagai Coalition for Environmentally Responsible Economics and Tell us Institute.
Organisasi ini didirikan dengan dukungan membentuk Program Lingkungan PBB
(UNEP). Global Reporting Initiative dikenal dengan aktivitas yang mempromosikan
keberlanjutan ekonomi dengan menetapkan standar untuk pelaporan keberlanjutan.
Selain itu, Global Reporting Initiative, sebagai perusahaan internasional yang
memproduksi berbagai kerangka kerja untuk pelaporan lingkungan, diperdalam
kerjasama dengan IIRC untuk membentuk pelaporan masa depan. Global Reporting
Initiative dan Dewan Internasional Pelaporan Terpadu menandatangani kerjasama
MoU pada tanggal 1 Februari 2013. Berdasarkan sebuah artikel berjudul GRI dan
IIRC memperdalam kerjasama untuk membentuk masa depan pelaporan perusahaan
tanggal 1 Maret 2013 di www.globalreporting.com, tujuannya MoU ini adalah untuk
"meningkatkan jangkauan, kualitas dan konsistensi pelaporan perusahaan global
dalam rangka untuk memberikan nilai kepada investor dan pemangku kepentingan
lainnya." Kedua organisasi ini memiliki pandangan umum di mana Sustainability
3
Reporting dan Integrated Reporting memainkan peran penting dan saling
melengkapi.
Berdasarkan survei penelitian dan wawancara dilakukan oleh IIRC,
responden dan perusahaan menghadapi tantangan dan mampu meminimalkan
tantangan ketika mengembangkan laporan terpadu mereka. IIRC menemukan bahwa
Integrated Reporting membawa perbaikan positif untuk meningkatkan proses bisnis
dalam organisasi dengan menghubungkan antara departemen, memberikan
pemahaman yang lebih baik dari bisnis, meningkatkan kesadaran manajemen senior,
dan memberikan nilai lebih bagi stakeholder. Kemudian, IIRC mampu menerbitkan
satu kerangka kerja internasional baru yang menyatukan informasi keuangan dan
informasi non keuangan ke dalam satu laporan. Laporan ini biasanya disebut sebagai
pelaporan terintegrasi dan kerangka dikenal sebagai The International <IR>
Framework dirilis pada tanggal 9 Desember 2013.
Sejak itu, International <IR> Framework dan Integrated Reporting menjadi
salah satu isu baru dalam pelaporan keuangan karena Integrated Reporting telah
menjadi salah satu syarat daftar di beberapa bursa saham asing. Masih ada pro dan
kontra mengenai manfaat dan dampaknya terhadap bisnis.
John Flower (2014) dalam Vardhini 2015, pada penelitian: The International
Council Integrated Reporting: A Story of Failure (Perspektif Kritis pada Akuntansi,
27, 2015, 1-17), International Council Integrated Reporting (IIRC) sejak
pembentukannya pada tahun 2010. Dia mengatakan bahwa IIRC menggunakan
pendekatan keberlanjutan sebagai dasar kerangka. Makalahnya berpendapat bahwa
dalam International <IR> Framework, IIRC telah ditinggalkan akuntansi
keberlanjutan. Dia menyimpulkan bahwa IIRC tidak membuat kewajiban bagi
perusahaan untuk melaporkan kerugian entitas yang ditimbulkan luar perusahaan
(seperti lingkungan) di mana tidak ada dampak berikutnya pada perusahaan.
Terdapat beberapa contoh kasus, terkait permasalahan yang muncul
dikarenakan perusahaan dalam melaksanakan operasinya kurang memperhatikan
kondisi lingkungan dan sosial di sekitarnya, khususnya perusahaan yang aktivitasnya
berkaitan dengan pengelolaan sumber daya alam. Sebagai contoh, PT. Freeport
Indonesia di Papua dan PT. Lapindo Brantas di Sidoarjo, Jawa Timur
(www.kompas.com).
Penelitian yang dilakukan oleh Tamayo dan Servaes (2012), menunjukkan
hubungan antara CSR berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan. Hal ini
4
menunjukkan bahwa kegiatan CSR bisa meningkatkan nilai perusahaan dengan
kesadaran masyarakat yang tinggi, seperti yang ditunjukkan oleh intensitas iklan.
Hasil berbeda dikemukakan oleh Retno dan Priantinah (2012) yang menunjukkan
pengungkapan CSR tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Kepemilikan
manajerial yang rendah menyebabkan pihak manajemen lebih mementingkan
kepentingannya sendiri dari pada kepentingan perusahaan Novitasari (2011).
Endraswati (2012) menemukan bahwa semakin tinggi kepemilikan institutional
berpengaruh terhadap semakin tinggi nilai perusahaan dan kepemilikan institutional
berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan. Semakin besar ukuran atau skala
perusahaan maka akan semakin mudah pula perusahaan memperoleh sumber
pendanaan baik yang bersifat internal maupun eksternal. Ukuran dinyatakan
berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan, Nuraina (2012).
Pengungkapan informasi yang dilakukan perusahaan di dalam laporan
tahunan akan menjadi salah satu bahan pertimbangan bagi investor untuk melakukan
investasi pada perusahaan yang bersangkutan. Semakin baik kinerja suatu
perusahaan maka akan semakin menarik minat investor karena keuntungan atau
return yang diharapkan juga akan semakin besar. Oleh karena itu, perusahaan harus
berusaha menunjukkan kinerja terbaiknya agar keputusan yang diambil investor
dapat menguntungkan perusahaan.Salah satu caranya adalah dengan melakukan
kegiatan sosial dan aktivitas lingkungan sebagai wujud tanggung jawab perusahaan
terhadap lingkungan dan sosial di sekitarnya. Kegiatan ini menunjukkan kinerja
manajemen yang baik kepada para pemangku kepentingan perusahaan.
Sehubung dengan uraian di atas, maka peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian dengan judul “Pengaruh Corporate Social Responsibility, Profitabilitas,
dan Struktur Kepemilikan Saham Terhadap Nilai Perusahaan dengan Ukuran
Perusahaan dan Leverage sebagai Variabel Moderating (Studi Empiris Pada
Perusahaan Pertambangan di Bursa Efek Indonesia)”.
Penelitian ini mengembangkan penelitian Yustisia Puspaningrum (2014) yang
meneliti tentang Pengaruh Corporate Social Responsibility dan Kepemilikan
Manajerial Terhadap Nilai Perusahaan dengan Profitabilitas dan Ukuran Perusahaan
Sebagai Variabel Moderating (studi empiris pada perusahaan pertambangan di Bursa
Efek Indonesia). Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya yaitu :
5
Penelitian ini menggunakan indikator Integrated Reporting untuk menilai Corporate
Social Responsibility, sedangkan penelitian Puspaningrum (2014) menggunakan
indikator GRI (global initiative reporting).
Puspaningrum
(2014)
menggunakan
profitabilitas
sebagai
variabel
moderating sedangkan penelitian ini menggunakan profitabilitas sebagai variabel
independen karena menurut penelitian yang dilakukan oleh Prestyorini (2012)
menunjukkan bahwa profitabilitas berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan.
Profitabilitas yang tinggi akan memberikan indikasi prospek perusahaan yang baik
sehingga dapat memicu investor untuk meningkatkan permintaan saham yang
berpengaruh terhadap peningkatan nilai saham.
Puspaningrum (2014) menggunakan kepemilikan manajerial sebagai variabel
independen sedangkan penelitian ini menggunakan struktur kepemilikan saham yang
terbagi menjadi tiga yaitu kepemilikan saham manajerial, kepemilikan saham
institusional dan kepemilikan saham publik sebagai variabel independen. Jadi
perbedaannya penelitian ini menambahkan kepemilikan Institusional karena menurut
penelitian Welim (2014) semakin besar proporsi kepemilikan institusional dalam
perusahaan, maka semakin besar peran institusional dalam memonitor manajer.
Pengawasan ini diharapkan dapat mendorong manajer untuk meningkatkan kinerja
manajer. Kinerja manajer yang meningkat diharapkan akan meningkatkan nilai
perusahaan. Dan variabel kepemilkan publik karena menurut Situmorang (2015)
Nilai perusahaan penting bagi perusahaan karena menggambarkan keadaan
perusahaan secara umum, untuk meningkatkan hal tersebut manajer akan mengmbil
beberapa keputusan. Salah satu keputusan yang diambil manajer adalah melalui
struktur kepemilikan saham publik. Dengan adanya struktur kepemilikan saham
publik, maka pihak manajemen perusahaan berupaya untuk meningkatkan tingkat
akuntabilitas, transparansi, dan ketepatan waktu dalam menyajikan laporan keuangan
atau kondisi perusahaan.Semakin tinggi tingkat kepemilikan saham publik maka
semakin baik pula nilai perusahaan dimata masyarakat.
Selain itu variable moderating yang digunakan ukuran perusahaan dan
ditambah leverage sesuai saran yang diberikan oleh Puspaningrum (2014). Penelitian
Puspaningrum (2014) hanya menggunakan dua tahun penelitian mulai tahun 20112012, sedangkan penelitian ini menggunakan periode satu tahun yaitu tahun 2014
karena Integrated Reporting baru dikeluarkan bulan Desember tahun 2013.
6
Penelitian ini juga mengambil objek perusahaan pertambangan yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia.
Perusahaan pertambangan yang dipilih karena kegiatan bisnisnya yang
bersentuhan langsung dengan pemanfaatan sumber daya alam yang mana berdampak
langsung pada lingkungan. Karena Indonesia merupakan salah satu Negara yang
memiliki kekayaan sumber daya alam yang melimpah, salah satunya adalah bahan
tambang.Tidak dapat dipungkiri lagi, industri pertambangan di Indonesia tetap
menjadi primadona utama bagi para investor untuk berinvestasi di dalamnya. Sektor
pertambangan merupakan sektor yang sangat strategis untuk memenuhi kebutuhan
bahan baku industri dalam negeri, memenuhi kebutuhan energi, menghasilkan devisa
bagi pembangunan , menyediakan lapangan kerja, dan menciptakan kesempatankesempatan berusaha bagi lingkungan sekitarnya. Itulah mengapa pertambangan
menjadi salah satu pilar pembangunan ekonomi nasional.
1.2.
Ruang Lingkup Penelitian
Dalam penulisan skripsi ini ruang lingkup penelitian yang ingin dikemukakan
adalah pengaruh Corporate Social Responsibility, Profitabilitas, dan Struktur
kepemilikan Saham terhadap Nilai Perusahaan dengan Ukuran Perusahaan sebagai
variabel moderating. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa hubungan kausalitas
yang digunakan untuk menjelaskan pengaruh variabel independen, yaitu Corporate
Social Responsibility, Profitabilitas, dan Struktur kepemilikan Saham terhadap
variabel dependen, yaitu nilai perusahaan dengan variabel moderating yaitu ukuran
perusahaan.
Sample
perusahaan
dalam
penelitian
ini
adalah
perusahaan
pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2014. Data
yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, yaitu laporan keuangan ,
laporan tahunan pada tahun 2014, official website, dan sumber-sumber lain.
1.3
Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka permasalahan yang hendak diteliti
dalam penelitian Ini adalah sebagai berikut:
1. Apakah Corporate Social Responsibility mempunyai pengaruh terhadap nilai
perusahaan ?
2. Apakah profitabilitas mempunyai pengaruh terhadap nilai perusahaan ?
7
3. Apakah struktur kepemilikan saham mempunyai pengaruh terhadap nilai
perusahaan ?
4. Apakah
ukuran
perusahaan
mempunyai
pengaruh
sebagai
variable
moderating dalam hubungan CSR , profitabilitas, struktur kepemilikan saham
terhadap nilai perusahaan ?
5. Apakah leverage mempunyai pengaruh sebagai variable moderating dalam
hubungan CSR , profitabilitas, struktur kepemilikan saham terhadap nilai
perusahaan ?
1.4
Tujuan dan Manfaat Penelitian
1.4.1 Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah, penelitian ini bertujuan untuk menemukan
bukti empiris atas hal-hal sebagai berikut:
1. Untuk menganalisis pengaruh Corporate Social Responsibility terhadap nilai
perusahaan.
2. Untuk menganalisis pengaruh profitabilitas terhadap nilai perusahaan.
3. Untuk menganalisis pengaruh struktur kepemilikan saham terhadap nilai
perusahaan.
4. Untuk menganalisis pengaruh ukuran perusahaan sebagai variable moderating
terhadap hubungan CSR , profitabilitas, struktur kepemilikan saham terhadap
nilai perusahaan.
5. Untuk menganalisis pengaruh leverage sebagai variable moderating dalam
hubungan CSR , profitabilitas, struktur kepemilikan saham terhadap nilai
perusahaan.
1.4.2 Manfaat Penelitian
1. Bagi Perusahaan, dapat memberikan sumbangan pemikiran tentang
pentingnya pertanggungjawaban sosial perusahaan yang diungkapan di dalam
laporan yang disebut sustainability reporting dan sebagai pertimbangan
dalam
pembuatan
kebijakan
perusahaan
untuk
lebih
meningkatkan
kepeduliannya pada lingkungan sosial. Bagi perusahaan, juga dapat
memberikan gambaran mengenai pentingnya tanggung jawab sosial
perusahaan sehingga pemerintah dapat menindaklanjuti pengesahan UU PT,
8
dengan mewajibkan semua perusahaan di Indonesia untuk mlaksanakan
tanggung jawab sosialnya.
2. Bagi Investor, penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan
masukan dan informasi yang dapat membantu para investor dalam
mengambil keputusan yang tepat untuk berinvestasi.
3. Bagi pihak lain, akan memberikan stimulus secara proaktif sebagai
pengontrol atas perilaku-perilaku perusahaan dan semakin meningkatkan
kesadaran masyarakat akan hak-hak yang harus diperoleh dan referensi untuk
penelitian selanjutnya.
4. Bagi lembaga-lembaga pembuat peraturan/standar, misalnya Bapepam, IAI
dan sebagainya, hasil penelitian ini dapat digunakan sebagi bahan
pertimbangan bagi penyusun standar akuntansi lingkungan dan sebagai bahan
masukan dalam meningkatkan kualitas standar dan peraturan yang sudah ada.
5. Bagi Perkembangan Ilmu Pengetahuan, sebagai literature review, dapat
menjadi referensi untuk penelitian selanjutnya.
1.5
Ringkasan Metode Penelitian
Objek penelitian ini adalah perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2014. Data yang digunakan dalam penelitian ini
adalah data sekunder, yaitu laporan keuangan , laporan tahunan perusahaan
pertambangan yang terdaftar di BEI. Metode analisis data dalam penelitian ini
dengan menggunakan perhitungan statistik, dengan alat bantu program SPSS 20.
Dimana setelah variable dalam penelitian dihitung maka selanjutnya dilakukan
analisis data menggunakan statistik deskriptif, uji asumsi klasik dan uji hipotesis
untuk menguji pengaruh variabel independen yaitu corporate social responsibility,
profitabilitas, dan struktur kepemilikan saham terhadap variabel dependen yaitu nilai
perusahaan dengan menggunakan variable moderating yaitu ukuran perusahaan dan
Leverage.
1.6 Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan ini merupakan gambaran umum mengenai isi dari
keseluruhan pembahasan, yang bertujuan untuk memudahkan pembaca dalam
9
mengikuti alur pembahasan yang terdapat dalam penulisan makalah skripsi ini.
Adapun sistematika penulisan adalah sebagai berikut:
BAB 1 : PENDAHULUAN
Bab ini berisi mengenai hal-hal umum, yaitu latar belakang penelitian, ruang lingkup
penelitian, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, metode
penelitian yang digunakan dan sistematika penulisan.
BAB 2 : LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS
Bab ini akan membahas teori-teori yang melandasi penelitian, yaitu teori mengenai
teori agensi, teori legitimasi, teori stakeholder, corporate social responsibility,
konsep CSR, keuntungan melakukan CSR, biaya tanggung jawab sosial dan
lingkungan, profitabilitas, struktur kepemilikan saham dan ukuran perusahaan . Bab
ini juga berisi penelitian-penelitian terdahulu yang serupa dengan topik penelitian
dan pengembangan hipotesis.
BAB 3 : METODA PENELITIAN
Bab ini akan membahas tentang pelaksanaan penelitian yang meliputi ruang lingkup
penelitian, metode penentuan sampel, metode pengumpulan data, metode analisis
data dan operasional variabel penelitian.
BAB 4 : ANALISIS DAN BAHASAN
Bab ini berisi tentang prose pengolahan data yang telah dibahas dalam bab
sebelumnya. Bab ini akan menyajikan analisis hasil penelitian yang meliputi
pembahasan statistik deskriptif, uji asumsi klasik, hasil pengujian dan pembuktian
hipotesis.
BAB 5 : SIMPULAN DAN SARAN
Bab terakhir ini berisi kesimpulan yang memaparkan secara singkat hasil penelitian,
mengungkapkan keterbatasan penelitian, dan memberikan saran untuk penelitian
selanjutnya.
10
Download