UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI PROGRAM S-1 EKSTENSI MEDAN PENGARUH RIGHT ISSUE TERHADAP EARNING PER SHARE EMITEN DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN 2004 - 2008 DRAFT SKRIPSI OLEH : SUHERY P SIMATUPANG 060521110 MANAJEMEN Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Universitas Sumatera Utara Medan 2009 Suhery P. Simatupang : Pengaruh Right Issue Terhadap Earning Per Share Emiten Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2004 – 2008, 2009. ABSTRAK Suhery P Simatupang : (2009) : Pengaruh Right Issue Terhadap Earning Per Share Emiten di Bursa Efek Indonesia Tahun 2004 – 2008. Dibawah bimbingan Prof. Dr. Ritha F. Dalimunthe, SE, M.Si selaku Ketua Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara, Dr. Muslich Lufti, SE, MBA selaku Dosen Pembimbing, Dr. Isfenti Sadalia, SE, ME, selaku Dosen Penguji I, Drs. Syahyunan, M.Si, selaku Dosen Penguji II. Perusahaan senantiasa berusaha untuk meningkatkan labanya untuk mendapatkan kinerja perusahaan yang paling optimal. Salah satu cara untuk meningkatkan laba yaitu dengan mengelola saham biasa baru melalui right issue dengan efektif dan efisien. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh antara right issue terhadap Earning Per Share (EPS) di Bursa Efek Indonesia. Adapun indikator right issue yang digunakan adalah harga strike price yang ditawarkan perusahaan kepada pemegang saham lama. Metode penelitian yang digunakan adalah dengan metode analisis Deskriptif dan metode analisis regresi linier sederhana disertai dengan hasil pengolahan SPSS versi 16.0 for windows. Penelitian ini menggunakan data sekunder berupa laporan yang diterbitkan oleh Bursa Efek Indonesia melalui situs resmi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa right issue mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap Earning Per Share (EPS) melalui hasil uji signifikansi parsial (Uji-t). Bila right issue semakin tinggi maka Earning Per Share (EPS) akan tinggi pula atau pengaruh bersifat positif. Right Issue mempengaruhi Laba bersih perusahaan dan jumlah saham beredar yang berkaitan dengan perhitungan Earning Per Share (EPS). Kata kunci: Right Issue, Earning Per Share (EPS). Suhery P. Simatupang : Pengaruh Right Issue Terhadap Earning Per Share Emiten Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2004 – 2008, 2009. KATA PENGANTAR Dengan segala kerendahan hati, penulis mengucapkan puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, dan Maha Pemberi Petunjuk atas segala rahmat dan karunia yang telah diberikan kepada penulis hingga penulisan skripsi ini dapat diselesaikan. Senantiasa diberi kesehatan dalam perkuliahan. Penulisan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat dalam menyelesaikan pendidikan pada Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara untuk memperoleh gelar sarjana ekonomi. Skripsi ini berjudul : “Pengaruh Right Issue Terhadap Earning Per Share Emiten di Bursa Efek Indonesia Tahun 20042008” Penulis telah mendapat bantuan dan bimbingan baik moril maupun materil dari berbagai pihak dalam penyelesaian skripsi ini. Maka pada kesempatan ini, penulis menyampaikan banyak terima kasih dan penghargaan yang sebesarbesarnya kepada semua pihak yang terkait dan turut membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini terutama kepada : 1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec. selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara. 2. Ibu Prof. Dr. Ritha F. Dalimunthe, SE, M.Si, selaku Ketua Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara yang telah banyak memberikan inspirasi kepada penulis. 3. Ibu Dra. Nisrul Irawati, MBA, selaku Sekretaris Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara. Suhery P. Simatupang : Pengaruh Right Issue Terhadap Earning Per Share Emiten Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2004 – 2008, 2009. 3. Bapak Dr. Muslich Lufti, MBA. selaku Dosen Pembimbing yang telah banyak meluangkan waktu dan pemikiran dalam membimbing penulis untuk menyelesaikan skripsi ini. 4. Ibu Dr. Isfenti Sadalia, ME. selaku Dosen Penguji I yang telah meluangkan waktunya dan arahan dalam menguji skripsi ini. 5. Bapak Drs. Syahyunan, M.Si. selaku Dosen Penguji II yang juga telah meluangkan waktunya dan pemikiran dalam menguji skripsi ini. 6. Seluruh Dosen dan Pegawai Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara untuk semua jasa-jasanya selama masa perkuliahan. 7. Ayahanda T.S Simatupang dan Ibunda R. br Sinuraya dukungan kepada penulis baik moril dan materil, bimbingan, semangat, dengan penuh kesabaran hingga terselesaikannya skripsi ini. 8. Istri tersayang: Ibu Sabet br Panggabean yang telah mencintai, dan mengasihi dengan tiada henti serta berdoa untuk penulis. Ketika penulis letih, adinda tetap memberi kekuatan yang berlebih. 9. Putri tersayang: Priska Elisabet br Simatupang yang bersedih jika ayah harus pergi keluar rumah dan akan gembira sekali bila ia tahu ayahnya berjuang untuk dirinya. 10. Keluarga-keluarga tersayang: Abang Denny, A.Md beserta keluarganya, Kakak Ir. Hesty, M.M beserta keluarganya, Abang Ir.Wesly beserta keluarganya, Abang Dr.Ferry SpOG beserta keluarganya, dan dr.Helmy. 11. Terkhusus buat Adikku Ir. Saut Simatupang, terima kasih banyak atas kebaikan yang berlimpah kepada Penulis, baik dalam kesulitan dana, maupun dukungannya yang maksimal. Suhery P. Simatupang : Pengaruh Right Issue Terhadap Earning Per Share Emiten Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2004 – 2008, 2009. 12. Sahabat-sahabatku: Indra Turnip. Bastran Bangun. Serta teman-teman semasa masa perkuliahan yang tidak dapat disebutkan namanya satu persatu. Terima kasih atas motivasi, perhatian dan persahabatan yang diberikan kepada Penulis. 13. Terima kasih kepada teman-teman dekatku di perkuliahan diploma, yang telah membantu Penulis secara langsung maupun tidak langsung. Semoga Tuhan memberi sukacita dalam mengarungi kehidupan ini. Akhir kata penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada seluruh pihak yang telah membantu penulis dalam penyelesaian skripsi ini. Penulis mohon maaf jika masih ada kesalahan dan kekurangan dalam penyusunan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat dan menambah ilmu pengetahuan bagi kita semua. Amin Medan, Penulis, Desember 2009 Suhery P Simatupang NIM 060521110 Suhery P. Simatupang : Pengaruh Right Issue Terhadap Earning Per Share Emiten Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2004 – 2008, 2009. DAFTAR ISI Halaman ABSTRAK....................................................................................................... KATA PENGANTAR.................................................................................... DAFTAR ISI................................................................................................... DAFTAR TABEL.......................................................................................... DAFTAR GAMBAR...................................................................................... DAFTAR LAMPIRAN.................................................................................. BAB I PENDAHULUAN i ii v vii viii ix A. B. C. D. E. Latar Belakang Masalah………………………………….………. 1 Perumusan Masalah………………………………………………. 6 Kerangka Konseptual……………………………………….......... 6 Hipotesis………………………………………………………….. 7 Tujuan dan Manfaat Penelitian…………………………………… 7 1. Tujuan Penelitian…………………………………………......... 7 2. Manfaat Penelitian……………………………………………... 8 F. Metode Penelitian……………………………………………........ 8 1. Batasan Operasional…………………………………………… 8 2. Definisi Operasional…………………………………….……... 9 3. Populasi dan Sampel………………………………………….... 9 4. Tempat dan Waktu Penelitian………………………………….. 11 5. Jenis Data…………………………………………………......... 11 6. Metode Pengumpulan Data……………………………….......... 11 7. Metode Analisis Data……………………………....................... 12 BAB II URAIAN TEORITIS A. B. C. D. E. F. G. H. I. Penelitian Terdahulu……………………………………………… 14 Pengertian Pasar Modal…………………………………………... 15 Saham………………….…………………………………………. 16 Derivatif………………………………………………................... 21 Right Issue........................................................................................ 21 Analisis Right Issue……………………………………………….. 25 Sumber dan Penggunaan Dana………………………………......... 27 Biaya Modal (Cost of Capital)......................................................... 30 Earning Per Share (EPS)…………………………………............. 31 BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN A. Gambaran Umum Bursa Efek Indonesia.......................................... 33 B. Gambaran Umum Emiten di Bursa Efek Indonesia ........................ 37 1. PT.Abdi Bangsa Tbk……………….….…………..................... 37 2. PT.AKR Corporindo Tbk………………………........................ 37 3. PT.Arthavest Tbk……................................................................ 38 4. PT.Asuransi Bina Dana Arta Tbk................................................ 38 5. PT.Asuransi Bintang Tbk………..…...……………..................... 39 6. PT.ATPK Resources Tbk……….……..………………………... 40 7. PT.Bakrie Sumatera Plantations Tbk…......................................... 40 Suhery P. Simatupang : Pengaruh Right Issue Terhadap Earning Per Share Emiten Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2004 – 2008, 2009. 8. PT.Bank Artha Graha International Tbk........................................ 41 9. PT.Bank Bumiputera Indonesia Tbk……..................................... 41 10. PT.Bank Mayapada International Tbk…..................................... 42 11. PT.Bank Mega Tbk……………….……………..…................... 43 12. PT.Bank Nusantara Parahyangan Tbk..…................................... 43 13. PT.Bank OCBC NISP Tbk…………………...……................... 44 14. PT.Bhakti Investama Tbk…………...………............................. 44 15. PT.Budi Acid Jaya Tbk………………..…………...................... 45 16. PT.Ciputra Development Tbk……..…………………………... 45 17. PT.Clipan Finance Indo Tbk………….……………………….. 46 18. PT.Dharma Samudera Fishing Industries Tbk…….…………... 47 19. PT.Gajah Tunggal Tbk…………………………….................... 47 20. PT.Kresna Graha Sekurindo Tbk………………........................ 48 21. PT.Mandom Indonesia Tbk…………….................................... 48 22. PT.Maskapai Reasuransi Indo Tbk………................................. 49 23. PT.Matahari Putra Prima Tbk…………..................................... 49 24. PT.Multipolar Tbk……………………………………............... 50 25. PT.Nusantara Inti Corpora Tbk…………………....................... 50 26. PT.Pan Brothers Tex Tbk……………………………………… 51 27. PT.Panin Insurance Tbk…………………………….................. 51 28. PT.Panin Life Tbk……………………………………………... 52 29. PT.Ricky Putra Globalindo Tbk…………………...................... 52 30. PT.Sentul City Tbk………………………………….................. 53 31. PT.Sinar Mas Multiartha Tbk……………………...................... 53 32. PT.Summarecon Agung Tbk………………………................... 54 33. PT.Titan Kimia Nusantara Tbk………………….….................. 55 34. PT.Tunas Baru Lampung Tbk………………………................. 55 35. PT.Ultra Jaya Milk Indus Tbk…………………………………. 56 36. PT.United Tractors Tbk………………………………………... 56 BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Deskriptif Right Issue dan Earning Per Share (EPS)....................... 57 B. Regresi Linier Sederhana.................................................................. 60 C. Pengujian Hipotesis .......................................................................... 61 1. Uji Parsial (Uji-t)………………………………………………... 61 2. Koefisien Determinasi…………………………………………... 62 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan........................................................................................ 64 B. Saran.................................................................................................. 64 DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………….. 66 LAMPIRAN Suhery P. Simatupang : Pengaruh Right Issue Terhadap Earning Per Share Emiten Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2004 – 2008, 2009. DAFTAR TABEL No JUDUL Halaman Tabel 1.1 Perkembangan Right Issue (Dalam Ratusan Milyar Rupiah) dan Earning Per Share (EPS) (Dalam Rupiah) Periode 2004-2008. Tabel 1.2 Nama sampel penelitian..……....….................................................. Tabel 4.1 Data strike price (Dalam Rupiah) dan Earning Per Share (EPS) (Dalam Rupiah) Perusahaan di Bursa Efek Indonesia Periode 2004-2008......................................................................................... Tabel 4.2 Hasil Estimasi Regresi...................................................................... Tabel 4.3 Hasil Estimasi Koefisien Determinasi.............................................. 4 10 57 60 63 Suhery P. Simatupang : Pengaruh Right Issue Terhadap Earning Per Share Emiten Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2004 – 2008, 2009. DAFTAR GAMBAR No JUDUL Halaman Gambar 1.1 Grafik Perkembangan Right Issue.................................................... 4 Gambar 1.2 Grafik Perkembangan Earning Per Share…………........................ 4 Gambar 1.3 Kerangka Konseptual……………………………………………… 7 Suhery P. Simatupang : Pengaruh Right Issue Terhadap Earning Per Share Emiten Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2004 – 2008, 2009. DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 Daftar Perusahaan yang Delisting Periode 2004-2008 Lampiran 2 Daftar Saham Perusahaan yang di Suspend Periode 2004-2008 Lampiran 3 Sambungan Daftar Saham Perusahaan yang di Suspend Periode 2004-2008 Lampiran 4 Hasil Olahan SPSS 16.0 for Windows Lampiran 5 Hasil Olahan SPSS 16.0 for Windows Suhery P. Simatupang : Pengaruh Right Issue Terhadap Earning Per Share Emiten Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2004 – 2008, 2009. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pasar modal memiliki peran besar bagi perekonomian suatu negara karena pasar modal menjalankan dua fungsi sekaligus, fungsi ekonomi dan fungsi keuangan. Pasar modal dikatakan memiliki fungsi ekonomi karena pasar menyediakan fasilitas atau wahana yang mempertemukan dua kepentingan yaitu pihak yang memiliki kelebihan dana (investor) dan pihak yang memerlukan dana (issuer). Dengan adanya pasar modal maka pihak yang memiliki kelebihan dana dapat menginvestasikan dana tersebut dengan harapan memperoleh imbalan (return) sedangkan pihak issuer (dalam hal ini perusahaan) dapat memanfaatkan dana tersebut untuk kepentingan investasi tanpa harus menunggu tersedianya dana dari operasi perusahaan. Pasar modal dikatakan memiliki fungsi keuangan, karena pasar modal memberikan kemungkinan dan kesempatan memperoleh imbalan (return) bagi pemilik dana, sesuai dengan karakteristik investasi yang dipilih (Darmadji, 2006:2). Peningkatan volatiliti pasar internasional telah mendorong penggunaan instrumen derivatif di dalam pengendalian risiko keuangan. Risk Management (manajemen risiko) sesungguhnya adalah merupakan fokus utama kegiatankegiatan di pasar derivatif, yang dapat digunakan oleh para pelaku (para partisipan) untuk mengurangi berbagai macam risiko. Risiko yang dihadapi tidak terbatas pada risiko kurs, tetapi juga meliputi risiko pergerakan harga komoditi, tingkat suku bunga, harga saham, serta risiko saling hubungan antarberbagai Suhery P. Simatupang : Pengaruh Right Issue Terhadap Earning Per Share Emiten Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2004 – 2008, 2009. risiko tersebut satu sama lain. Berbagai instrumen derivatif bermunculan seperti kontrak berjangka untuk faktor produksi pertanian, misalnya derivatif untuk pupuk dan untuk pencegahan kerusakan lingkungan hidup (Siahaan, 2008:8). Instrumen derivatif memungkinkan berbagai partisipan untuk melindungi nilai aktiva yang dimilikinya dari risiko kerugian akibat kemerosotan nilai hanya sampai pada batas toleransi yang diinginkannya atau direncanakannya (Siahaan, 2008:9). Instrumen derivatif memungkinkan para investor atau hedger memilahmilah risiko. Jika sanggup, dia akan menanggung sendiri risiko yang dapat ditahankannya, dan jika tidak sanggup dia akan memindahkannya kepada pihak lain yang bersedia menanggung risiko. Perusahaan-perusahaan multinational corporations sangat menyadari bahwa mereka tidak mungkin menjalankan usahanya dengan baik tanpa perlindungan dari risiko tingkat suku bunga, tanpa membentengi dirinya dari risiko perubahan kurs, dan tanpa melindungi dirinya dari risiko perubahan harga bahan-bahan baku usahanya. Adanya instrumen derivatif memungkinkan perusahaan multinational melindungi dirinya dari berbagai macam risiko volatility harga-harga, dan dapat lebih memusatkan perhatiannya hanya pada core business atau usaha yang utama (Siahaan, 2008:9). Efek Derivatif merupakan efek turunan dari efek “utama”, baik yang bersifat penyertaan maupun utang. Efek turunan dapat berarti turunan langsung dari efek “utama” maupun efek turunan selanjutnya atau turunan kedua. Termasuk ke dalam jenis ini antara lain right, waran, opsi dan lain-lain (Darmadji, 2006:4). Right atau Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) merupakan surat berharga yang memberikan hak kepada pemegangnya untuk menukarkannya Suhery P. Simatupang : Pengaruh Right Issue Terhadap Earning Per Share Emiten Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2004 – 2008, 2009. (exercise) menjadi saham biasa. HMETD diberikan kepada para pemegang saham sehubungan dengan proses pengeluaran saham baru atau yang dikenal dengan istilah right issue. Ketika terjadi right issue, maka pemegang saham lama (existing shareholder) memiliki hak lebih utama (preemptive right) atas saham baru yang dikeluarkan perusahaan. Skema ini bertujuan menjaga agar pemegang saham lama tidak mengalami penurunan persentase kepemilikan (dilusi) sehubungan dengan penerbitan saham baru. Komponen penting yang harus diperhatikan dalam analisis perusahaan adalah laba per lembar saham atau lebih dikenal sebagai Earning Per Share (EPS). Informasi EPS suatu perusahaan menunjukkan besarnya laba bersih perusahaan yang siap dibagikan bagi semua pemegang saham perusahaan. Besarnya EPS suatu perusahaan bisa diketahui dari informasi laporan keuangan perusahaan. Meskipun beberapa perusahaan tidak mencantumkan besarnya EPS perusahaan bersangkutan dalam laporan keuangannya, tetapi besarnya EPS suatu perusahaan bisa kita hitung berdasarkan informasi laporan neraca dan laporan rugi laba perusahaan (Tandelilin, 2001:241). Perusahaan menerbitkan right seringkali adalah untuk menghemat biaya emisi, dan juga menambah jumlah lembar saham yang diperdagangkan. Umumnya diharapkan penambahan jumlah lembar saham di bursa akan meningkatkan frekuensi perdagangan saham tersebut (istilahnya adalah meningkatkan likuiditas saham) (Sjahrial, 2007:367). Pertimbangan yang dihadapi seorang manajer keuangan dalam menawarkan suatu right dari perusahaan, yaitu laba per lembar saham, penjualan, harga pasar dari tiap lembar. Perusahaan dapat meningkatkan dana ekuitas baru Suhery P. Simatupang : Pengaruh Right Issue Terhadap Earning Per Share Emiten Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2004 – 2008, 2009. dengan penawaran right (Sjahrial, 2007:281). Para pemegang saham sebaiknya menganalisis right dalam meningkatkan laba per lembar saham terkait peningkatan dana ekuitas. Berikut ini adalah data mengenai right issue dan Earning Per Share (EPS) dari tahun 2004-2008. Tabel 1.1 Perkembangan Right Issue (Dalam Ratusan Milyar Rupiah) dan Earning Per Share (EPS) (Dalam Rupiah) Periode 2004–2008 No. 1 2 Variabel Right Issue EPS 2004 68 753,17 2005 1.171 382,34 Tahun 2006 48 1013,59 2007 314 217,57 2008 4.023 122,29 Sumber : www.idx.co.id/MainMenu/Emiten/CompanyProfile/Submitted offline, (2009, diolah) Right Issue (Da la m Ra tusa n Milya r Rupia h) 5000 4000 3000 2000 1000 0 2004 2005 2006 2007 2008 2007 2008 Tahun Gambar 1.1. Grafik Perkembangan Right Issue EPS (Dalam Rupiah) 1200 1000 800 600 400 200 0 2004 2005 2006 Ta hun Gambar 1.2. Grafik Perkembangan Earning Per Share (EPS) Pada Tabel 1.1 right issue diperoleh dari total dari jumlah saham baru dari right issue dikalikan dengan nilai nominal masing-masing perusahaan yang mengeluarkan right issue. Dapat dilihat perkembangan masing-masing tahun dibandingkan tahun sebelumnya pada right issue dan EPS di tahun 2004 hingga Suhery P. Simatupang : Pengaruh Right Issue Terhadap Earning Per Share Emiten Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2004 – 2008, 2009. tahun 2008. Trend untuk right issue meningkat di tahun 2005 (1.622,05 %), lalu menurun di tahun 2006 (-95,90 %), dan meningkat di tahun 2007 (554,16 %) hingga tahun 2008 (1.181,21 %). Trend EPS menurun di tahun 2005 (-49,24 %), lalu meningkat di tahun 2006 (165,10 %), dan menurun di tahun 2007 (-78,53 %) hingga tahun 2008 (-43,79 %). Trend Right Issue yang meningkat terjadi pada tahun 2005, 2007, dan 2008. EPS menunjukkan trend meningkat hanya di tahun 2006. Trend menurun Right Issue hanya di tahun 2006. EPS menunjukkan Trend menurun di tahun 2005, 2007 dan tahun 2008. Trend yang menurun merupakan fenomena yang tidak bagus. Pada tahun 2008 merupakan yang terbanyak jumlah saham baru melalui right issue. Ini dikarenakan PT. Bakrie and Brothers Tbk mengeluarkan 80.236.578.240 saham baru melalui right issue. Sedangkan harga nominal PT.Bakrie and Brothers Tbk adalah Rp.5.000,- per lembar saham. Smith menghitung biaya penerbitan dari tiga metode alternatif suatu penerbitan ekuitas dengan penjaminan, suatu penerbitan rights dengan penjaminan siaga, dan rights issue murni. Hasil studinya, menyarankan bahwa suatu right issue murni merupakan yang termurah dari ketiga alternatif. Total biaya sebagai suatu persentase dari pendapatan menunjukkan persentase terkecil dibandingkan alternatif lain (Sjahrial, 2007:285). Hal ini menunjukkan bahwa dengan biaya penerbitan yang murah akan mempengaruhi laba bersih (berpengaruh terhadap EPS) perusahaan. Namun right issue juga memperbesar jumlah saham beredar (berpengaruh terhadap EPS). Suhery P. Simatupang : Pengaruh Right Issue Terhadap Earning Per Share Emiten Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2004 – 2008, 2009. Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka saya tertarik untuk melakukan penelitian lebih lanjut dengan judul penelitian : ”Pengaruh Right Issue Terhadap Earning Per Share Emiten Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2004-2008”. B. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, maka penulis dalam hal ini merumuskan masalah yang akan dibahas sebagai berikut: Apakah right issue mempunyai pengaruh terhadap Earning Per Share pada Bursa Efek Indonesia? C. Kerangka Konseptual Pengeluaran saham baru melalui right issue akan meningkatkan modal disetor, meningkatkan ekuitas, dan menambah jumlah saham beredar tetapi akan menurunkan harga saham di pasar. Penurunan itu disebabkan karena harga pelaksanaan atau strike price atau exercise price selalu lebih rendah daripada harga pasar saat penerbitan right issue (Samsul, 2006 : 187). Selain itu penggunaan dana yang didapat dari right issue perusahaan di masa depan turut diperhatikan oleh para investor (Samsul, 2006 : 190). Hasil penelitian Smith diperoleh bahwa right issue murni merupakan yang termurah dari ketiga alternatif (penerbitan ekuitas dengan penjaminan, penerbitan rights dengan penjaminan siaga, dan rights issue murni) (Sjahrial, 2007:285). Setiap penerbitan Right Issue akan menimbulkan biaya penerbitan. Dan biaya penerbitan akan mempengaruhi laba bersih (EPS) perusahaan. right issue akan Suhery P. Simatupang : Pengaruh Right Issue Terhadap Earning Per Share Emiten Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2004 – 2008, 2009. memperbesar jumlah saham beredar di pasar (EPS). Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara rata-rata dividen per lembar saham sebelum dan sesudah right issue. Hal ini disebabkan karena persentase kenaikan laba bersih perusahaan setelah right issue lebih besar atau sama dengan persentase kenaikan jumlah lembar saham (Rivai, 2007). Penelitian tersebut menggunakan saham-saham emiten di BEJ tahun 1995-2005. Dengan perumusan masalah yang dikemukakan sebelumnya, maka model kerangka konseptual yang digunakan dapat digambarkan pada Gambar 1.2 sebagai berikut: Right Issue (X) Earning Per Share (Y) Sumber: Samsul (2006 : 187), Sjahrial (2007:285) dan Rivai (2007), diolah peneliti Gambar 1.3: Kerangka Konseptual D. Hipotesis Hipotesis atau jawaban sementara atas permasalahan yang dikemukakan adalah sebagai berikut: Terdapat pengaruh right issue terhadap Earning Per Share (EPS) pada emiten di Bursa Efek Indonesia. E. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk menguji dan menganalisis pengaruh right issue terhadap Earning Per Share (EPS) masing – masing Suhery P. Simatupang : Pengaruh Right Issue Terhadap Earning Per Share Emiten Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2004 – 2008, 2009. perusahaan yang mengeluarkan right issue. 2. Manfaat Penelitian a. Bagi Peneliti Penelitian ini bermanfaat untuk pengembangan ilmu pengetahuan dan menambah wawasan peneliti tentang right issue dan Earning Per Share (EPS) emiten di Bursa Efek Indonesia. b. Bagi Peneliti selanjutnya Penelitian ini diharapkan dapat menjadi sarana pengembangan penelitian lebih lanjut, serta untuk memberikan informasi sebagai referensi atau perbandingan bagi peneliti lain dalam penelitian selanjutnya. c. Bagi pihak lain Penelitian ini bermanfaat untuk menambah pengetahuan, khususnya analisis right issue, serta memberikan informasi sebagai referensi. F. Metode Penelitian 1. Batasan Operasional Adapun batasan operasional penelitian yang ditetapkan oleh peneliti meliput i: a. Subyek dari penelitian ini dibatasi pada saham-saham di Bursa Efek Indonesia yang melakukan right issue untuk periode Januari 2004 hingga Desember 2008. b. Right Issue yang akan diteliti merupakan right issue yang diwakili oleh harga pelaksanaan (strike price) masing-masing emiten di Bursa Efek Indonesia periode Januari 2004 hingga Desember 2008. Suhery P. Simatupang : Pengaruh Right Issue Terhadap Earning Per Share Emiten Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2004 – 2008, 2009. c. Earning Per Share (EPS) yang akan diteliti merupakan Earning Per Share (EPS) yang diterbitkan oleh Bursa Efek Indonesia periode Januari hingga Desember 2008 . 2. Definisi Operasional Berdasarkan pada permasalahan dan hipotesis yang akan diuji, parameter yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Variabel Independen (bebas), yaitu: strike price yang merupakan harga pelaksanaan tiap lembar saham yang harus disetor pemegang saham. Karena keputusan investor dalam membeli saham baru atas penawaran right issue memperhatikan harga pelaksanaan (strike price) yang wajar terkait perkembangan harga pasar saham masing-masing emiten. Ekuitas melalui right issue = strike price X Jumlah saham baru dimana: Ekuitas melalui right issue = modal sendiri berupa saham yang merupakan sumber dana eksternal. Jumlah saham baru = banyaknya lembar saham baru yang dikeluarkan perusahaan melalui right issue. b. Variabel Dependen (tidak bebas atau terikat), yaitu: Earning per share (EPS) adalah laba bersih relatif terhadap jumlah saham beredar. EPS = 3. LabaBersih Jumlahsahambiasa Populasi dan Sampel Perusahaan yang menjadi populasi pada penelitian ini adalah perusahaan yang terdaftar (listing) di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode Suhery P. Simatupang : Pengaruh Right Issue Terhadap Earning Per Share Emiten Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2004 – 2008, 2009. tahun 2004 – 2008. Teknik sampling yang dilakukan penulis adalah Nonprobability Sampling menggunakan purposive sampling di mana peneliti memilih sampel berdasarkan pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2005:96). Adapun kriteria yang diterapkan yaitu: a. Perusahaan memberikan data mengenai right issue secara lengkap. b. Perusahaan tidak yang delisting selama periode 2004-2008. c. Saham perusahaan tidak yang di suspend selama periode 2004-2008. d. Jika perusahaan yang terpilih melakukan right issue lebih dari 1 (satu) kali, maka sampel yang diambil adalah pada saat perusahaan yang bersangkutan terakhir kali melakukan right issue. Hal ini dilakukan agar sampel saham yang sama tidak terambil dua kali. Perusahaan yang memenuhi kriteria adalah sebanyak 36 perusahaan. Adapun 36 perusahaan yang menjadi sampel penelitian antara lain: Tabel 1.2 Nama sampel penelitian No. 1 NAMA PERUSAHAAN TBK PT.ABDI BANGSA TBK No. 19 NAMA PERUSAHAAN TBK PT.GAJAH TUNGGAL TBK 2 3 PT.AKR CORPORINDO TBK PT.ARTHAVEST TBK 20 21 PT.KRESNA GRAHA SEKURINDO TBK PT.MANDOM INDONESIA TBK 4 PT.ASURANSI BINA DANA ARTA TBK 22 PT.MASKAPAI REASURANSI INDO TBK 5 PT.ASURANSI BINTANG TBK 23 PT.MATAHARI PUTRA PRIMA TBK 6 PT.ATPK RESOURCES TBK 24 PT.MULTIPOLAR TBK 7 PT.BAKRIE SUMATERA PLANTATIONS TBK 25 PT.NUSANTARA INTI CORPORA TBK 8 PT.BANK ARTHA GRAHA INTERNASIONAL TBK 26 PT.PAN BROTHERS TEX TBK 9 PT.BANK BUMIPUTERA INDONESIA TBK 27 PT.PANIN INSURANCE TBK 10 PT.BANK MAYAPADA INTERNATIONAL TBK 28 PT.PANIN LIFE TBK 11 PT.BANK MEGA TBK 29 PT.RICKY PUTRA GLOBALINDO TBK 12 PT.BANK NUSANTARA PARAHYANGAN TBK 30 PT.SENTUL CITY TBK 13 PT.BANK OCBC NISP TBK 31 PT.SINAR MAS MULTIARTHA TBK 14 PT.BHAKTI INVESTAMA TBK 32 PT.SUMMARECON AGUNG TBK 15 PT.BUDI ACID JAYA TBK 33 PT.TITAN KIMA NUSANTARA TBK 16 PT.CIPUTRA DEVELOPMENT TBK 34 PT.TUNAS BARU LAMPUNG TBK 17 PT.CLIPAN FINANCE INDO TBK 35 PT.ULTRA JAYA MILK INDUS TBK 18 PT.DHARMA SAMUDERA FISHING INDUSTRIES TBK 36 PT.UNITED TRACTORS TBK Sumber : www.idx.co.id /MainMenu/Emiten/CompanyProfile/Submitted offline, (2009, diolah ) Suhery P. Simatupang : Pengaruh Right Issue Terhadap Earning Per Share Emiten Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2004 – 2008, 2009. 4. Tempat dan Waktu Penelitian a. Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan melalui media internet dengan menggunakan situs-situs http://202.155.2.90, www.idx.co.id, serta situs-situs lain yang mendukung penelitian. b. Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan mulai dari bulan Juni 2009 sampai dengan Desember 2009. 5. Jenis Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data sekunder yang digunakan merupakan data diperoleh secara tidak langsung berdasarkan hasil publikasi oleh Bursa Efek Indonesia, sejarah perusahaan, data perusahaan yang mengeluarkan right issue. Serta literatur ilmiah, penelitian terdahulu, laporan- laporan yang dipublikasikan serta data – data yang dapat diperoleh dari media internet. 6. Metode Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan melalui dua tahap, yaitu: a. Tahap pertama dilakukan melalui studi pustaka yakni pengumpulan data pendukung, literatur, penelitian terdahulu, dan laporan - laporan yang dipublikasikan untuk mendapatkan gambaran dari masalah yang akan diteliti. b. Tahap kedua dilakukan melalui pengumpulan data sekunder yang diperlukan, yaitu laporan yang dipublikasikan oleh Bursa Efek Indonesia. Suhery P. Simatupang : Pengaruh Right Issue Terhadap Earning Per Share Emiten Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2004 – 2008, 2009. 7. Metode Analisis Data Dalam penelitian ini, metode penelitian yang digunakan adalah: a. Metode penelitian deskriptif, metode yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi. b. Metode regresi linier sederhana, metode yang digunakan untuk mengetahui pengaruh satu variabel independen dengan satu variabel dependen. Peneliti menggunakan bantuan program SPSS 16.0 for Windows dengan α sebesar 5%. Persamaan regresi linier sederhana yang digunakan adalah sebagai berikut (Nasruddin, 2008: 163): Y = a + bX dimana: Y = Earning Per Share (EPS) a = Konstanta b = Koefisien regresi X = Right Issue c. Uji Parsial (Uji-t), Uji Parsial digunakan untuk menguji koefisien regresi dari variabel bebas terhadap variabel terikat. Bentuk pengujiannya adalah: H0 : b1 = 0, Hal ini berarti tidak terdapat pengaruh yang signifikan dari variabel right issue terhadap Earning Per Share (EPS). Suhery P. Simatupang : Pengaruh Right Issue Terhadap Earning Per Share Emiten Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2004 – 2008, 2009. H1 : b1 ≠ 0, Hal ini berarti terdapat pengaruh yang signifikan dari variabel right issue terhadap Earning Per Share (EPS). Kriteria pengambilan keputusanya dengan α = 5%, yaitu: 1. H0 diterima jika: -ttabel < thitung < ttabel pada α = 5% 2. H1 diterima jika: thitung > ttabel thitung < -ttabel d. Koefisien Determinasi (R2) Koefisien determinasi merupakan ukuran untuk mengetahui kesesuaian atau ketepatan antara nilai dugaan atau garis regresi dengan data sampel. Semakin besar koefisien determinasi menunjukkan semakin baik kemampuan X (right issue) menerangkan Y (EPS). Besarnya koefisien determinasi adalah kuadrat dari koefisien korelasi. Koefisien determinasi berkisar antara nol sampai dengan satu (0 ≤ R2 ≤ 1), dimana semakin tinggi nilai R2 (mendekati 1), berarti variabel bebas memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi varasi variabel terikat dan apabila nilai R2 = 0 menunjukkan variabel bebas secara keseluruhan tidak dapat menjelaskan variabel terikat. Suhery P. Simatupang : Pengaruh Right Issue Terhadap Earning Per Share Emiten Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2004 – 2008, 2009. BAB II URAIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu Rivai (2007) dengan judul ”Analisis Pengaruh Right Issue Terhadap Dividen dan Capital Gain pada Perusahaan yang Go Publik di BEJ 1995-2005” Penelitian ini menguji apakah terdapat perbedaan dividen per lembar saham (DPS) dan capital gain yang akan diterima dan didapat para pemegang saham antara sebelum dan sesudah peristiwa right issue. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara rata-rata dividen per lembar saham sebelum dan sesudah right issue. Hal ini disebabkan karena persentase kenaikan laba bersih perusahaan setelah right issue lebih besar atau sama dengan persentase kenaikan jumlah lembar saham dan dividen pay out ratio mengalami kenaikan atau penurunan tetapi tidak signifikan. Rosdiana (2007) dengan judul “Analisis Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Harga Saham Perbankan di Bursa Efek Jakarta” Penelitian ini dilakukan berdasarkan variabel - variabel kinerja keuangan, dan harga saham. Kesimpulan dari penelitian tersebut (ROA) bahwa variabel Return On Assets yang mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap harga saham, sedangkan variabel bebas lainnya, yaitu Capital Adequacy Ratio (CAR) dan Loan to Deposit Ratio (LDR) tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap harga saham. Suhery P. Simatupang : Pengaruh Right Issue Terhadap Earning Per Share Emiten Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2004 – 2008, 2009. B. Pengertian Pasar Modal Pasar modal (capital market) adalah suatu pasar dimana dana-dana jangka panjang baik hutang maupun modal sendiri diperdagangkan. Dana jangka panjang yang diperdagangkan tersebut diwujudkan dalam surat-surat berharga. Jenis surat berharga yang diperjual belikan di pasar modal memiliki jatuh tempo lebih dari satu tahun dan ada yang tidak memilki jatuh tempo. Dana jangka panjang berupa hutang yang diperdagangkan biasanya obligasi (bond), sedangkan dana jangka panjang yang merupakan modal sendiri berupa saham biasa (common stock) dan saham preferen (preferred stock). Pasar modal dalam arti sempit adalah suatu tempat (dalam pengertian fisik) yang terorganisasi di mana surat berharga (efekefek) diperdagangkan, yang kemudian disebut bursa efek (stock exchange) (Martono, 2001:359). Pasar modal terdiri dari pasar primer/perdana (primary market) dan pasar sekunder (secondary market). Pasar primer adalah pasar untuk surat-surat berharga yang baru diterbitkan. Pada pasar ini dana berasal dari arus penjualan surat berharga atau sekuritas (security) baru dari pembeli sekuritas (disebut investor) kepada perusahaan yang menerbitkan sekuritas tersebut (disebut emiten). Sedangkan pasar sekunder adalah pasar perdagangan surat berharga yang sudah ada (sekuritas lama) di bursa efek. Uang yang mengalir dari transaksi ini tidak lagi mengalir ke perusahaan penerbit efek tetapi hanya mengalir dari pemegang sekuritas yang satu kepada pemegang sekuritas yang lain. Menurut pasal 1 Undang-undang Pasar Modal Nomor 8 Tahun 1995, Bursa Efek didefenisikan sebagai berikut: ”Bursa Efek adalah Pihak yang menyelenggarakan dan menyediakan sistem dan/atau sarana untuk Suhery P. Simatupang : Pengaruh Right Issue Terhadap Earning Per Share Emiten Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2004 – 2008, 2009. mempertemukan penawaran jual dan beli Efek Pihak-pihak lain dengan tujuan memperdagangkan Efek di antara mereka”. Apa yang dimaksudkan dengan Pihak di sini adalah orang perorangan, perusahaan, usaha bersama, asosiasi, atau kelompok yang terorganisasi. Dengan demikian, pengertian mengenai pasar kedua, pasar ketiga, dan pasar keempat termasuk dalam kategori Bursa Efek, karena ke-3 jenis pasar tersebut merupakan pihak yang memperdagangkan efek, tetapi melakukan penawaran umum efek. Beberapa istilah yang digunakan untuk mengekspresikan pasar pertama (first market), yaitu pasar perdana (primary market) dan Initial Public Offering (IPO). Pasar kedua (secondary market) biasa disebut dengan Bursa Efek, sedangkan pasar ketiga (third market) biasa disebut Over The Counter atau disingkat OTC atau Bursa Paralel. Dalam pengertian umum, Bursa Efek disamakan dengan pasar sekunder atau pasar kedua karena dilihat dari sudut mekanisme perdagangan yang berbeda dengan pasar ketiga ataupun pasar keempat. Dalam praktek pasar ketiga sering disebut juga Over The Counter Market (OTC market). C. Saham Saham (stock atau share) adalah surat berharga yang paling populer diantara surat berharga lainnya yang ada di pasar modal dan dikenal luas di dalam masyarakat. Saham dapat didefinisikan sebagai tanda penyertaan atau kepemilikan seseorang atau badan dalam suatu perusahaan atau perseroan terbatas (Darmadji, 2006 : 6). Saham berwujud selembar kertas yang menerangkan bahwa pemilik kertas adalah pemilik perusahaan yang menerbitkan surat berharga tersebut. Porsi Suhery P. Simatupang : Pengaruh Right Issue Terhadap Earning Per Share Emiten Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2004 – 2008, 2009. kepemilikan ditentukan oleh seberapa besar penyertaan yang ditanamkan di perusahaan tersebut. Pada umumnya, saham yang dikenal sehari-hari merupakan saham biasa (common stock). Saham biasa (common stock) merupakan salah satu efek yang paling banyak diperdagangkan di pasar modal (Anoraga,2006: 58). Menurut Darmadji (2006 : 7) ada beberapa sudut pandang untuk membedakan saham, yaitu: a. Ditinjau dari segi kemampuan dalam hak tagih atau klaim, maka saham terbagi: 1. Saham biasa (common stock), yaitu saham yang menempatkan pemiliknya pada posisi yang paling junior dalam pembagian dividen dan hak atas kekayaan perusahaan apabila perusahaan tersebut dilikuidasi. 2. Saham preferen (preferred stock), yaitu saham yang memiliki karakteristik gabungan antara obligasi dan saham biasa, karena bisa mendatangkan hasil seperti yang dikehendaki investor. b. Dilihat dari cara peralihannya, saham dapat dibedakan atas: 1. Saham atas unjuk (bearer stock), artinya pada saham tersebut tidak tertulis nama pemiliknya, tujuannya agar mudah dipindahtangankan dari satu investor ke investor lain. 2. Saham atas nama (registered stock), merupakan saham dengan nama pemilik yang ditulis secara jelas dan cara peralihannya harus melalui prosedur tertentu. c. Ditinjau dari kinerja perdagangan, maka saham dapat dikategorikan atas: 1. Saham unggulan (blue chip stock), yaitu saham biasa dari suatu emiten yang memiliki reputasi tinggi, sebagai pemimpin (leader) di industri Suhery P. Simatupang : Pengaruh Right Issue Terhadap Earning Per Share Emiten Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2004 – 2008, 2009. sejenis, memiliki pendapatan yang stabil, dan konsisten dalam membayar deviden. 2. Saham pendapatan (income stock), yaitu saham dari suatu emiten yang memiliki kemampuan membayar deviden lebih tinggi dari rata-rata deviden yang dibayarkan pada tahun sebelumnya. 3. Saham pertumbuhan (growth stock-well-known), yaitu saham-saham dari emiten yang memiliki pertumbuhan pendapatan yang tinggi, sebagai pemimpin di industri sejenis yang mempunyai reputasi tinggi, selain itu, terdapat juga growth stock (lesser-known), yaitu saham dari emiten yang tidak berperan sebagai leader dalam industri, namun memiliki ciri growth stock. Umumnya, saham ini berasal dari daerah dan kurang populer di kalangan emiten. 4. Saham spekulatif (speculative stock), yaitu saham suatu emiten yang tidak bisa secara konsisten memperoleh penghasilan dari tahun ke tahun. Meskipun belum dapat dipastikan, akan tetapi saham ini memiliki kemungkinan penghasilan yang tinggi di masa mendatang. 5. Saham siklikal (cyclical stock), yaitu saham yang tidak terpengaruh oleh kondisi ekonomi makro maupun situasi bisnis secara umum. Menurut Basir (2005 : 63), harga sebuah saham dapat berubah naik atau turun dalam hitungan waktu yang sangat cepat. Harga saham dapat berubah dalam hitungan menit bahkan dapat berubah dalam hitungan detik. Hal tesebut dimungkinkan karena banyaknya order yang dimasukkan ke sistem JATS (Jakarta Automated Trading System). Di lantai Bursa Efek Jakarta terdapat lebih dari 400 terminal komputer di mana para pialang di lantai bursa (floor trader) dapat Suhery P. Simatupang : Pengaruh Right Issue Terhadap Earning Per Share Emiten Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2004 – 2008, 2009. memasukkan order yang diterima dari nasabah. Masuknya order-order tersebut baik jual maupun beli akan berpotensi terjadinya transaksi pada harga tertentu. Dalam perdagangan saham, dikenal beberapa istilah yang berkaitan dengan harga saham. Istilah-istilah tersebut antara lain: 1. Previous Price menunjukkan harga pada penutupan hari sebelumnya. 2. Open atau Opening Price menunjukkan harga pertama kali pada saat pembukaan sesi I perdagangan, yaitu jam 09.30 pagi. 3. High atau Highest Price menunjukkan harga tertinggi atas suatu saham yang terjadi sepanjang perdagangan pada hari tersebut. 4. Low atau Lowest Price menunjukkan harga terendah atas suatu saham yang terjadi sepanjang perdagangan pada hari tersebut. 5. Last Price menunjukkan harga terakhir yang terjadi atas suatu saham. 6. Change menunjukkan selisih antara harga penutupan hari sebelumnya dengan harga terakhir yang terjadi atau selisih antara prvious dengan last. Jika nilai pada change positif, misalnya +100 artinya harga saham tersebut lebih tinggi 100 jika dibandingkan hari sebelumnya. 7. Close atau Closing Price menunjukkan harga penutupan suatu saham. Closing Price suatu saham ditentukan pada akhir sesi II yaitu jam 16.00 sore. Beberapa hak yang dimiliki oleh pemegang saham biasa adalah hak kontrol, hak menerima pembagian keuntungan, hak preemptive dan hak klaim sisa. 1. Hak Kontrol Pemegang saham biasa mempunyai hak untuk memilih dewan direksi. Ini Suhery P. Simatupang : Pengaruh Right Issue Terhadap Earning Per Share Emiten Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2004 – 2008, 2009. berarti bahwa pemegang saham mempunyai hak untuk mengontrol siapa yang akan memimpin perusahaannya. Pemegang saham dapat melakukan hak kontrolnya dalam bentuk memveto dalam pemilihan direksi di rapat tahunan pemegang saham atau memveto pada tindakan-tindakan yang membutuhkan persetujuan pemegang saham. 2. Hak Menerima Pembagian Keuntungan Sebagai pemilik perusahaan, pemegang saham biasa berhak mendapat bagian dari keuntungan perusahaan. Tidak semua laba dibagikan, sebagian laba akan ditanamkan ke dalam perusahaan. Laba yang ditahan ini (retained earnings) merupakan sumber dana intern perusahaan. Laba yang tidak ditahan dibagikan dalam bentuk dividen. Tidak semua perusahaan membayar dividen. Keputusan perusahaan membayar dividen atau tidak dicerminkan dalam kebijaksanaan dividennya (dividend policy). Jika perusahaan memutuskan untuk membagi keuntungan dalam bentuk dividen, semua pemegang saham biasa mendapatkan haknya yang sama. Pembagian dividen untuk saham biasa dapat dilakukan jika perusahaan sudah membayarkan dividen untuk saham preferen. 3. Hak Preemptive Hak Preemptive merupakan hak untuk mendapatkan persentasi kepemilikan yang sama jika perusahaan mengeluarkan tambahan lembar saham. Jika perusahaan mengeluarkan tambahan lembar saham, maka jumlah saham yang beredar akan lebih banyak dan akibatnya persentase kepemilikan pemegang saham yang lama akan turun. Hak preemptive memberi prioritas kepada pemegang saham lama untuk membeli tambahan saham yang baru, Suhery P. Simatupang : Pengaruh Right Issue Terhadap Earning Per Share Emiten Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2004 – 2008, 2009. sehingga persentase pemilikannya tidak berubah (Jogiyanto, 2000:73). D. Derivatif Berbeda dengan pasar keuangan tradisional, yang mempertemukan pihak defisit dan pihak surplus. Pasar derivatif lebih cenderung mempertemukan pihak hedger yang ingin melindungi nilai aktivanya dari risiko kerugian karena perubahan harga dengan pihak speculator yang bersedia menanggung risiko perubahan harga (kerugian kemerosotan nilai aktiva milik hedger) sebab untuk itu dia dibayar. Pembayarannya dapat dalam bentuk premi maupun dalam bentuk keuntungan-keuntungan lainnya (Siahaan, 2008:8). Derivatif berbeda dengan instrumen keuangan tradisional. Derivatif adalah semacam kendaraan (peranti keuangan) yang diturunkan atau diperanakkan dari induknya apakah induknya itu aktiva keuangan saham atau obligasi, komoditi, atau berbagai macam indeks seperti IHSG, LQ45, S&P500, Nikkei, Hangseng, dan lain sebagainya. Jadi, induk instrumen derivatif adalah berbagai macam aktiva keuangan, berbagai macam komoditi, dan berbagai macam indeks. Derivatif dikelompokkan berdasarkan sifat dari aktiva yang dijadikan sebagai induknya (Siahaan, 2008:10). E. Right Issue Menurut Anoraga (2001 : 72), right merupakan salah satu jenis opsi yang merupakan derivatif (turunan) dari efek yang sebenarnya dan mempunyai masa hidup yang singkat. Sertifikat bukti right dapat didefenisikan sebagai efek yang Suhery P. Simatupang : Pengaruh Right Issue Terhadap Earning Per Share Emiten Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2004 – 2008, 2009. memberikan hak kepada pemegang saham lama untuk membeli saham baru yang akan dikeluarkan emiten pada proporsi dan harga tertentu. Hak dalam right sering disebut dengan preemptive right, yaitu suatu hak untuk menjaga proporsi kepemilikan saham bagi pemegang saham lama di suatu perusahaan sehubungan dengan pengeluaran saham baru. Secara umum, right atau Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) memiliki kemiripan dengan waran, di mana keduanya merupakan turunan atau derivatif dari saham. Dengan demikian, dari sisi proses transaksi, HMETD memiliki kesamaan dengan saham dan waran (Darmadji, 2006 : 155). Right issue pada hakikatnya merupakan hak memesan saham terlebih dahulu yang diberikan kepada investor saat ini untuk membeli saham baru yang dikeluarkan emiten dalam rangka menghimpun dana segar. Dana tersebut antara lain digunakan untuk pendanaan ekspansi usaha atau untuk memperkuat struktur permodalan, karena merupakan hak, maka investor tidak harus menggunakan hak tersebut, investor dapat menjual haknya kepada pihak lain. Dengan demikian terjadilah perdagangan right (Halim, 2005 : 100). Hak preemptive (preemptive right) merupakan hak untuk mendapatkan persentase kepemilikan yang sama jika perusahaan mengeluarkan tambahan lembar saham. Jika perusahaan mengeluarkan tambahan lembar saham. Maka jumlah saham yang beredar akan lebih banyak dan akibatnya persentase kepemilikan pemegang saham yang lama akan turun. Hak preemptive memberi prioritas kepada pemegang saham lama untuk membeli tambahan saham yang baru, sehingga persentase pemilikannya tidak berubah (Jogiyanto, 2000 : 74). Suhery P. Simatupang : Pengaruh Right Issue Terhadap Earning Per Share Emiten Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2004 – 2008, 2009. Menurut Husnan (2005:431) alasan perusahaan menerbitkan right issue adalah untuk menghemat biaya emisi, dan juga untuk menambah jumlah lembar saham yang diperdagangkan. Dengan penambahan lembar saham di bursa, diharapakan akan meningkatkan frekuensi perdagangan saham yang akan meningkatkan likuiditas saham. Selain itu tujuan emiten melakukan right issue juga untuk memperoleh financing murah, yang dapat digunakan untuk ekspansi usaha, modal kerja, dan untuk membayar pinjaman. Sedangkan bagi para investor khususnya pemegang saham lama, right issue akan memberikan keuntungan yaitu untuk mempertahankan proporsional kepemilikan sahamnya dalam perusahaan emiten. Right adalah hak yang diberikan kepada pemilik saham biasa untuk membeli tambahan penerbitan saham baru. Hak ini biasanya dicantumkan dalam anggaran dasar perusahaan. Ada dua tujuan diadakannya right, yaitu: 1. Agar pemilik saham lama dapat mempertahankan pengendaliannya atas perusahaan. 2. Untuk mencegah penurunan nilai kekayaan pemilik saham lama (Martono, 2001:371). Sumber dana eksternal (external financing resources) merupakan sumber dana yang berasal dari luar perusahaan. Artinya, dana-dana tersebut tidak diperoleh dari kegiatan operasi perusahaan, melainkan diperoleh dari pihak-pihak lain di luar perusahaan. Sumber eksternal tersebut terdiri dari hutang (pinjaman) dan modal sendiri. Dana dari hutang berarti perusahaan meminjam uang/dana dari pihak lain seperti hutang kepada suplier, hutang kepada pegawai, hutang kepada Suhery P. Simatupang : Pengaruh Right Issue Terhadap Earning Per Share Emiten Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2004 – 2008, 2009. perusahaan lain, hutang kepada bank dan hutang kepada investor dalam bentuk obligasi (Martono, 2001:16). Adapun sumber dana eksternal yang berasal dari modal sendiri terdiri atas modal yang berasal dari pemilik perusahaan baik pemegang saham biasa maupun saham preferen. Kita sering mengalami kebingungan, mengapa modal yang berasal dari pemilik perusahaan dimasukkan sebagai modal eksternal. Hal ini akan terjawab bila pemahaman atas sumber modal tersebut dicermati. Sumber dana eksternal artinya modal itu berasal bukan dari hasil kegiatan operasi perusahaan, sedangkan sumber dana internal artinya dana tersebut diperoleh dari hasil kegiatan operasi perusahaan. Sebenarnya laba ditahan juga termasuk modal sendiri, tetapi karena laba ditahan merupakan modal yang diperoleh dari usaha sendiri perusahaan dalam kegiatan operasi perusahaan maka laba ditahan dimasukkan sebagai modal dari sumber internal (Martono, 2001:17). Rentabilitas atau profitabilitas, yaitu kemampuan perusahaan untuk memperoleh laba dari modal yang digunakan untuk menghasilkan laba tersebut. Rentabilitas dibedakan menjadi 2 macam, yaitu rentabilitas ekonomis dan rentabilitas modal sendiri. Rentabilitas ekonomis memperhatikan kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba tersebut. Sedangkan rentabilitas modal sendiri difokuskan pada kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba dibandingkan dengan jumlah modal sendiri yang digunakan untuk memperoleh laba tersebut. Laba yang diperhitungkan dalam rentabilitas ekonomis adalah laba operasi (net operating income, NOI) atau laba sebelum bunga dan pajak (earning before interest and taxes, EBIT) sedangkan rentabilitas modal sendiri memperhitungkan laba setelah pajak (earning after taxes, EAT) (Martono, 2001:18). Suhery P. Simatupang : Pengaruh Right Issue Terhadap Earning Per Share Emiten Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2004 – 2008, 2009. Biaya modal saham biasa dan laba ditahan atau sering disatukan menjadi biaya modal sendiri (biaya ekuitas) atau kadang-kadang disebut biaya modal saham biasa saja. Biaya ekuitas merupakan biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan yang memperoleh dana dengan menjual saham biasa atau menggunakan laba ditahan untuk investasi. Biaya modal saham biasa atau biaya ekuitas (cost of equity) dapat mengalami peningkatan secara internal dengan menahan laba atau secara eksternal dengan menjual atau mengeluarkan saham biasa baru. Perusahaan dapat membagikan laba setelah pajak yang diperoleh sebagai dividen atau menahannya dalam bentuk laba ditahan. Laba yang ditahan tersebut kemudian digunakan untuk investasi (reinvestasi) di dalam perusahaan. Laba ditahan yang digunakan untuk investasi kembali tersebut perlu diperhitungkan biaya modalnya (Martono, 2001:207). F. Analisis Right Issue Pengeluaran saham baru melalui right issue akan meningkatkan modal disetor, meningkatkan ekuitas, dan menambah jumlah saham beredar tetapi akan menurunkan harga saham di pasar. Penurunan itu disebabkan karena harga pelaksanaan atau strike price atau exercise price selalu lebih rendah daripada harga pasar saat penerbitan right issue. Namun right issue tidak selalu menurunkan indeks harga saham tersebut, kadang-kadang indeks juga dapat naik tergantung reaksi pasar apakah bersifat positif atau negatif (Samsul, 2006 : 187). Menurut Samsul (2006:189), Harga Teoritis Bukti right dapat diperoleh dari selisih antara Harga pasar teoritis setelah right issue dengan strike price. Suhery P. Simatupang : Pengaruh Right Issue Terhadap Earning Per Share Emiten Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2004 – 2008, 2009. Harga saham di pasar boleh jadi sama dengan harga teoritisnya. Sedangkan strike price atau exercise price adalah harga pelaksanaan dari saham tersebut. Ada dua pendekatan yang dapat digunakan untuk menentukan nilai teoritis right pada kondisi yang berbeda, yakni kondisi satu untuk saham tanpa right dan kondisi dua dengan right. Harus dibedakan harga right-on price dengan ex-right price. Right-on price adalah harga saham ketika pembeli saham baru (si pemegang saham lama) mempunyai right sebelum right jatuh tempo atau right belum kedaluwarsa, Ex-right price adalah harga saham manakala pembeli saham tidak mempunyai right (karena right sudah kedaluwarsa) (Siahaan, 2008 : 125). Untuk melakukan jual beli right seorang investor atau spekulator sejatinya harus dapat mengkalkulasi nilai teoritis right sebagaimana dijelaskan terdahulu. Secara teknis, akurasi pengukuran nilai right-on atau right-off. Right-on maksudnya adalah bahwa ”saham biasa” diperdagangkan dengan disertai/dicantelkan right; investor yang membeli saham pada periode right-on juga akan mendapat stock-rights. Apabila perusahaan memperdagangkan right-off atau ex-right, berarti saham perusahaan dan right diperdagangkan di pasar yang terpisah dan dibedakan satu sama lain. Terlepas apakah perdagangan sekuritas right-on atau right-off untuk menaksir nilai right dapat digunakan dengan formula sebagai berikut: Value of a right = market price of old stock – ”subscription” price of new stock number of rights needed to buy one new share Sama seperti contoh terdahulu, misalkan harga pasar saham sekarang ini adalah US$50/saham dan harga subscription untuk saham baru tambahan Suhery P. Simatupang : Pengaruh Right Issue Terhadap Earning Per Share Emiten Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2004 – 2008, 2009. ditetapkan US$40/saham. Sesuai dengan yang telah ditetapkan untuk membeli satu saham baru, harus disertai dengan empat right. Dengan demikian nilai right dapat diperkirakan sebagai berikut: value of a right = US$50 – US$40 = US$10 = US$2.50 4 4 Jadi, setiap right pada contoh hipotesis akan memiliki nilai pasar atau nilai wajar kurang lebih US$2.50 (sepanjang harga saham tetap US$50). Ini adalah harga setiap right yang dijadikan sebagai harga jual di pasar jika investor memutuskan tidak mengeksekusi right miliknya (Siahaan, 2008 : 129). G. Sumber dan Penggunaan Dana Aliran dana (cash flow) yang terjadi di suatu perusahaan merupakan aliran keluar-masuknya dana (kas) yang ada di perusahaan yang bersangkutan. Dana yang masuk ke dalam perusahaan merupakan dana yang berasal dari sumber dana perusahaan, baik sumber intern maupun sumber ekstern. Sedangkan dana yang keluar dari perusahaan merupakan penggunaan dana yang digunakan untuk operasi atau kegiatan perusahaan. Hal ini sesuai dengan pengertian manajemen keuangan (pembelanjaan), yaitu pembelanjaan diartikan sebagai keseluruhan kegiatan perusahaan tentang usaha untuk memperoleh dana (pembelanjaan pasif) dan usaha untuk menggunakan dana (pembelanjaan aktif). Usaha untuk memperoleh dana berkaitan dengan aliran kas yang masuk (cash inflow) sebagai sumber dana, sedangkan aliran kas keluar (cash outflow) berkaitan dengan kegiatan penggunaan dana. Aliran atau arus dana yang ada di perusahaan harus dikelola secara profesional karena untuk menjaga likuiditas Suhery P. Simatupang : Pengaruh Right Issue Terhadap Earning Per Share Emiten Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2004 – 2008, 2009. perusahaan. Perencanaan aliran dana yang baik akan membawa perusahaan dalam kondisi yang sehat. Aliran dana di perusahaan juga harus dikelola mengenai keseimbangannya antara dana yang masuk dan dana yang keluar. Keseimbangan ini juga berdampak pada stabilitas operasi perusahaan. Kelebihan dana di perusahaan dapat berakibat penggunaan dana yang kurang efisien, sebaliknya kekurangan dana akan mengakibatkan terganggunya operasi perusahaan. Aliran dana yang terjadi di perusahaan bersifat kontinyu dan tidak kontinyu. Aliran dana yang bersifat kontinyu biasanya terjadi untuk kegiatan atau operasi perusahaan sehari-hari, misalnya penjualan produk utama perusahaan, pembayaran upah, pembelian bahan baku dan sebagainya. Sedangkan aliran dana yang tidak kontinyu biasanya untuk kegiatan yang terjadi secara insidentil seperti memperoleh pendapatan bunga, pembayaran hutang, penerimaan hutang, penjualan aktiva tetap dan sebagainya. Aliran dana masuk (sumber dan) dan aliran dana keluar (penggunaan dana) di perusahaan dapat dibedakan dalam dua pengertian, yaitu dana dalam pengertian kas dan dana dalam pengertian modal kerja. Pembedaan kedua pengertian tersebut digunakan untuk membedakan analisis laporan sumber dan penggunaan dana (statement of sources and uses of funds) secara lebih rinci sehingga memiliki manfaat analisis yang baik. Aliran dana dalam pengertian kas merupakan aliran kas masuk (sumber dana) dan aliran kas keluar (penggunaan dana) yang langsung mempengaruhi besarnya kas yang berasal dari laporan neraca dan laba-rugi. Aliran kas tersebut dapat dicermati dari perubahan-perubahan yang terjadi pada laporan neraca dan laba-rugi. Unsur-unsur sumber dana yang mempengaruhi kas meliputi: Suhery P. Simatupang : Pengaruh Right Issue Terhadap Earning Per Share Emiten Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2004 – 2008, 2009. a. Berkurangnya unsur-unsur aktiva lancar selain kas Aktiva lancar meliputi kas, efek, piutang dan persediaan. Apabila unsurunsur aktiva lancar tersebut (selain kas) berkurang, maka akan menambah jumlah kas. Berkurangnya piutang merupakan sumber dana. b. Berkurangnya aktiva tetap Aktiva tetap yang berkurang dapat disebabkan karena ada penjualan aktiva tetap atau berkurang karena adanya penyusutan (depresiasi). Berkurangnya aktiva tetap karena penjualan akan menghasilkan uang kas. Sehingga berkurangnya aktiva tetap tersebut merupakan unsur yang memperbesar kas. Sebenarnya depresiasi merupakan biaya yang akan mengurangi laba perusahaan. Tetapi karena depresiasi tersebut bukan merupakan pengeluaran kas tunai (out of pocket cash), maka walaupun dalam catatan laporan laba-rugi dianggap sebagai pengeluaran, namun sebenarnya perusahaan tidak mengeluarkan kas secara tunai, sehingga depresiasi ini merupakan sumber dana. c. Bertambahnya unsur-unsur dalam hutang lancar Bertambahnya unsur-unsur hutang lancar seperti hutang dagang dan hutang wesel merupakan sumber dana perusahaan. d. Bertambahnya hutang jangka panjang Apabila perusahaan menjual obligasi, maka uang kas perusahaan akan bertambah. Obligasi merupakan salah satu surat hutang jangka panjang. Oleh karena itu jika kita menjual obligasi maka hutang jangka panjang bertambah dan menyebabkan kasnya bertambah. e. Bertambahnya modal sendiri Suhery P. Simatupang : Pengaruh Right Issue Terhadap Earning Per Share Emiten Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2004 – 2008, 2009. Jika perusahaan berbentuk Perseroan Terbatas (PT), modal sendiri dapat berupa saham biasa, saham preferen, cadangan-cadangan dan laba ditahan. Perusahaan yang menjual sahamnya untuk menambah modal sendiri akan mendapatkan uang kas sebagai sumber dana. f. Bertambahnya keuntungan Keuntungan yang diperoleh dari kegiatan operasi perusahaan merupakan sumber dana yang akan menambah kas. Keuntungan yang menambah kas tersebut adalah keuntungan yang ditahan atau keuntungan yang tidak dibagi kepada pemilik perusahaan (para pemegang saham). Oleh karena itu, apabila ada kenaikan laba ditahan maka di dalamnya terdapat tambahan kas yang merupakan sumber dana. g. Adanya pembayaran dividen kas Dividen yang dibayarkan kepada para pemegang saham dapat berupa saham, properti maupun kas. Dividen yang dibayarkan dalam bentuk kas akan mengurangi kas perusahaan. Oleh karena itu, dividen kas ini merupakan penggunaan dana (Martono, 2001:319). H. Biaya Modal (Cost of Capital) Biaya modal adalah biaya riil yang harus dikeluarkan oleh perusahaan untuk memperoleh dana baik yang berasal dari hutang, saham preferen, saham biasa, maupun laba ditahan untuk mendanai suatu investasi atau operasi perusahaan. Penentuan besarnya biaya modal ini dimaksudkan untuk mengetahui berapa besarnya biaya riil yang harus dikeluarkan perusahaan untuk memperoleh dana yang diperlukan. Sebagai contoh, pada umumnya orang menganggap bahwa Suhery P. Simatupang : Pengaruh Right Issue Terhadap Earning Per Share Emiten Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2004 – 2008, 2009. biaya modal yang berasal dari hutang yang dipinjam dari bank hanya berupa tingkat bunga yang ditetapkan oleh bak dalam kontrak perjanjian hutang. Hal ini benar apabila jumlah uang yang diterima sama besarnya dengan jumlah nominal hutangnya. Tetapi, dalam kenyataannya seringkali dijumpai bahwa penerima kredit harus membayar biaya administrasi, biaya asuransi dan sebagainya. Biayabiaya tersebut sering tidak dicantumkan dalam perjanjian kredit. Biaya modal saham biasa dan laba ditahan atau sering disatukan menjadi biaya modal sendiri (biaya ekuitas) atau kadang-kadang disebut biaya modal saham biasa saja. Biaya ekuitas merupakan biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan yang memperoleh dana dengan menjual saham biasa atau menggunakan laba ditahan untuk investasi. Biaya modal saham biasa atau biaya ekuitas (cost of equity) dapat mengalami peningkatan secara internal dengan menahan laba atau secara eksternal dengan menjual atau mengeluarkan saham biasa baru. Perusahaan dapat membagikan laba setelah pajak yang diperoleh sebagai dividen atau menahannya dalam bentuk laba ditahan. Laba yang ditahan tersebut kemudian digunakan untuk investasi (reinvestasi) di dalam perusahaan. Laba ditahan yang digunakan untuk investasi kembali tersebut perlu diperhitungkan biaya modalnya (Martono, 2001:207). I. Earning Per Share (EPS) Komponen penting pertama yang harus diperhatikan dalam analisis perusahaan adalah laba per lembar saham atau lebih dikenal sebagai Earning Per Share (EPS). Informasi EPS suatu perusahaan menunjukkan besarnya laba bersih perusahaan yang siap dibagikan bagi semua pemegang saham perusahaan. Suhery P. Simatupang : Pengaruh Right Issue Terhadap Earning Per Share Emiten Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2004 – 2008, 2009. Besarnya EPS suatu perusahaan bisa diketahui dari informasi laporan keuangan perusahaan. Meskipun beberapa perusahaan tidak mencantumkan besarnya EPS perusahaan bersangkutan dalam laporan keuangannya, tetapi besarnya EPS suatu perusahaan bisa kita hitung berdasarkan informasi laporan neraca dan laporan rugi laba perusahaan. Rumus untuk menghitung EPS suatu perusahaan adalah sebagai berikut: EPS = Laba bersih setelah bunga dan pajak Jumlah saham beredar Di samping rumus di atas, kita juga bisa menghitung EPS perusahaan dengan menggunakan rumus berikut ini: EPS = ROE X Nilai buku per lembar saham = Laba bersih setelah bunga dan pajak X Jumlah modal sendiri Jumlah modal sendiri Jumlah saham beredar Nilai intrinsik saham dalam analisis perusahaan bisa dilakukan dengan memanfaatkan dua komponen informasi penting dalam analisis perusahaan, yaitu EPS dan PER (earning multiplier). Dengan kata lain, nilai instrinsik suatu saham merupakan fungsi dari EPS yang diharapkan dan besarnya PER saham bersangkutan (Tandelilin, 2001:241). Laba per saham (earnings per share = EPS) disebut “bottom line”, menunjukkan bahwa di antara semua akun pada laporan laba-rugi, EPS adalah yang paling penting, yaitu: EPS adalah hasil dari laba bersih perusahaan dibagi dengan saham biasa yang beredar (Brigham, 2001:42). Suhery P. Simatupang : Pengaruh Right Issue Terhadap Earning Per Share Emiten Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2004 – 2008, 2009. BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN A. Gambaran Umum Bursa Efek Indonesia Pasar Modal Indonesia telah ada sejak zaman pemerintahan Hindia Belanda, tepatnya ada tanggal 14 Desember 1912 di Batavia, namun perkembangannya mengalami masa pasang-surut akibat beberapa faktor, mulai dari Perang Dunia I dan II hingga perpindahan kekuasaan dari pemerintah kolonial kepada Pemerintah Republik Indonesia (RI). Pihak Pemerintah RI selanjutnya melakukan pembentukan ulang Pasar Modal Indonesia melalui Undang-Undang Darurat No. 13 tahun 1951 yang kemudian dipertegas oleh Undang-Undang Republik Indonesia No. 15 tahun 1952. Dalam 2 (dua) dasawarsa selanjutnya, perkembangan Pasar Modal Indonesia mengalami stagnasi sehubungan dihentikannya kegiatan Pasar Modal sepanjang dekade 1960-an hingga akhir pertengahan 1970-an. Tahun 1977, Pemerintah menghidupkan kembali Pasar Modal Indonesia dengan mencatatkan saham 13 perusahaan Penanaman Modal Asing (PMA). Namun, dunia Pasar Modal Indonesia baru benar-benar mengalami perkembangan pada sekitar akhir dekade 1980-an, yang antara lain ditandai dengan pendirian PT Bursa Efek Surabaya (BES) pada tahun 1989 dan swastanisasi PT Bursa Efek Jakarta (BEJ) pada tahun 1992. Tahun 2008 dibuka dengan optimisme tinggi yang ditandai dengan tercapainya puncak rekor Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) 2.830,263 tanggal 9 Januari 2008. Persepsi optimis ini terbentuk karena adanya keyakinan Suhery P. Simatupang : Pengaruh Right Issue Terhadap Earning Per Share Emiten Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2004 – 2008, 2009. terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia yang diprediksi akan tumbuh lebih tinggi, serta adanya keyakinan pelaku pasar bahwa krisis keuangan yang mulai dirasakan di Amerika Serikat sejak Juli 2007 akan segera teratasi, sehingga diperkirakan tidak mengganggu sendi-sendi perekonomian dunia, termasuk Indonesia. Dalam kenyataannya, krisis keuangan di Amerika Serikat yang dipicu oleh subprime mortgage crisis, ternyata tidak dapat diantisipasi dengan baik bahkan memburuk pada bulan September 2008. Hal ini ditandai dengan ditutupnya beberapa institusi keuangan raksasa dunia, diikuti dengan anjloknya Indeks Dow Jones hingga mencapai level terendah selama 7 (tujuh) tahun terakhir dan menyeret turun kinerja indeks saham di seluruh dunia, tidak terkecuali IHSG di Bursa Efek Indonesia (BEI). Pada tanggal 8 Oktober 2008 terjadi penurunan indeks secara tajam hingga menimbulkan kepanikan pasar. Menghadapi situasi yang memburuk tersebut, BEI sebagai fasilitator dan regulator pasar modal memutuskan untuk mengamankan pasar dan meredam gejolak yang terjadi sehingga pelaku pasar dapat mengambil keputusan investasi secara rasional. Beberapa langkah penting yang diambil BEI pada saat itu adalah menghentikan perdagangan di Bursa Efek pada tanggal 8 hingga 10 Oktober 2008, memperkecil batasan pergerakan harga saham secara otomatis melalui sistem (auto rejection), dan melarang short selling. Selama penghentian sementara perdagangan, BEI terus memberikan penjelasan kepada investor dan berbagai pihak lainnya mengenai keadaan pasar yang sebenarnya. Langkah-langkah strategis BEI untuk mengatasi keadaan tersebut mendapatkan dukungan dan perhatian penuh dari Pemerintah. Melalui Suhery P. Simatupang : Pengaruh Right Issue Terhadap Earning Per Share Emiten Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2004 – 2008, 2009. koordinasi yang intensif dengan Pemerintah, Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK) dan otoritas lainnya, berbagai upaya yang dilakukan BEI untuk menjaga kepercayaan masyarakat terhadap Pasar Modal Indonesia dapat dilaksanakan dengan lebih efektif. Tindakan yang diambil BEI pada masa kritis tersebut dapat dinilai merupakan keputusan yang tepat. Hal ini dapat dilihat dari membaiknya kondisi di akhir tahun, sebagaimana yang ditunjukkan oleh IHSG penutupan tahun 2008 pada posisi 1.355,408 yang meningkat 21,96% dibandingkan posisi terendah di bulan Oktober 2008, serta volume kepemilikan asing yang menunjukkan kecenderungan meningkat, yakni mencapai 26,73% dari 422,39 miliar lembar pada bulan Desember 2007 menjadi 535,28 miliar lembar pada bulan Desember 2008. Ini membuktikan bahwa dalam kondisi Pasar Modal yang tidak stabil selama tahun 2008, investor tidak kehilangan kepercayaan terhadap Pasar Modal Indonesia. Pengalaman BEI dalam mengatasi periode penuh gejolak di tahun 2008 ini menumbuhkan keyakinan BEI terhadap kemampuannya mengatasi tantangan dan terus mempertahankan kepercayaan investor. Penetapan Undang-Undang No. 8 tahun 1995 tentang Pasar Modal juga semakin mengukuhkan peran BEJ dan BES sebagai bagian dari Self Regulatory Organization (SRO) Pasar Modal Indonesia. Sejak itu, BEJ tumbuh pesat berkat sejumlah pencapaian di bidang teknologi perdagangan, antara lain dengan diterapkannya Jakarta Automated Trading System (JATS) di tahun 1995, perdagangan tanpa warkat di tahun 2001 dan remote trading system pada tahun 2002. Sementara itu, BES mengembangkan pasar obligasi dan derivatif. Suhery P. Simatupang : Pengaruh Right Issue Terhadap Earning Per Share Emiten Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2004 – 2008, 2009. Pada akhir tahun 2007, melalui persetujuan para pemegang saham kedua Bursa, BES digabungkan ke dalam BEJ yang kemudian menjadi BEI. Penggabungan menjadi satu Bursa yang terintegrasi ini menandai sebuah era baru dalam perkembangan Pasar Modal Indonesia yang diharapkan dapat semakin berperan dalam perkembangan ekonomi nasional yang berkelanjutan di masa mendatang. PT. Bursa Efek Indonesia berkantor pusat di: Indonesia Stock Exchange Building, Tower I, 6th floor Jl. Jend. Sudirman kav. 52-53, Jakarta 12190, Indonesia Telepon: +62.21 515 0515 Fax: +62.21 515 0330 E_mail: [email protected] Homepage: www.idx.co.id Dewan Direksi BEI tahun 2007 – 2009 Direktur Utama: Erry Firmansyah Direktur Teknologi dan Informasi: Bastian Purnama Direktur Pencatatan: Eddy Sugito Direktur Pemeriksaan: Justitia Tripurwasani Direktur Perdagangan Saham, Penelitian dan Pengembangan: M.S. Sembiring Direktur Administrasi: Sihol Siagian Direktur Perdagangan Fixed Income & Derivatif, Keanggotaan dan Partisipan: T. Guntur Pasaribu Dewan Komisaris BEI tahun 2007-2009 Komisaris Utama : I Nyoman Tjager Komisaris : Chaeruddin Berlian Komisaris : Felix Oentoeng Soebagjo Komisaris : Johnny Darmawan Danusasmita Komisaris : Mustofa Suhery P. Simatupang : Pengaruh Right Issue Terhadap Earning Per Share Emiten Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2004 – 2008, 2009. B. Gambaran Umum Emiten di Bursa Efek Indonesia 1. PT.Abdi Bangsa Tbk PT.Abdi Bangsa Tbk, pertama kali didirikan tanggal 28 Nopember 1992. Perusahaan ini terdaftar (listing) sebagai perusahaan yang go public pada tanggal 3 April 2002. Perusahaan ini berkantor pusat di: Plaza ABDA, 26th Fl. Jl. Jend. Sudirman Kav. 59, Jakarta 12190 Phone : (021) 5140-1655 Fax : (021) 5140-1653 Homepage : http://www.republika.co.id Adapun pemegang saham perusahaan ini terdiri dari: 1. PT.Metropolis Media Nusantara: 33,10% 2. Abbey Communications BV: 20,01% 3. PT.Indopac Usaha Prima: 9,28% 4. Yayasan Abdi Bangsa: 7,83% 5. PT.Recapital Asset Management: 7,12% 2. PT.Akr Corporindo Tbk PT.Akr Corporindo Tbk, pertama kali didirikan tanggal 28 Nopember 1977. Perusahaan ini terdaftar (listing) sebagai perusahaan yang go public pada tanggal 3 Oktober 1994. Perusahaan ini berkantor pusat di: Wisma AKR, 7th - 8th Fl JL. Panjang No.5, Keb. Jeruk, Jakarta Phone : (021) 531-1110 Fax : (021) 531-1184 Suhery P. Simatupang : Pengaruh Right Issue Terhadap Earning Per Share Emiten Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2004 – 2008, 2009. Homepage : http://www.akr.co.id Adapun pemegang saham perusahaan ini terdiri dari: 1. PT.Arthakencana Rayatama: 58,54% 2. PT.Arthakencana Rayatama: 12,57% 3. PT.Arthavest Tbk PT.Arthavest Tbk, pertama kali didirikan tanggal 29 Juni 1990. Perusahaan ini terdaftar (listing) sebagai perusahaan yang go public pada tanggal 5 Nopember 2002. Perusahaan ini berkantor pusat di: Artha Building, Mangga Dua Square Blok F No. 40 Jl. Gunung Sahari Raya, Jakarta 10730 Phone : (021) 6231-2626 Fax : (021) 6231-2525 Homepage : www.arthasecurities.com Email : [email protected] Adapun pemegang saham perusahaan ini terdiri dari: 1. PT.Artha Perdana Investama: 53,59% 4. PT.Asuransi Bina Dana Arta Tbk PT.Asuransi Bina Dana Arta Tbk, pertama kali didirikan tanggal 12 Oktober 1982. Perusahaan ini terdaftar (listing) sebagai perusahaan yang go public pada tanggal 6 Juli 1989. Perusahaan ini berkantor pusat di: Plaza ABDA 27th Fl. Jl. Jend. Sudirman Kav. 59, Jakarta 12190 Phone : (021) 5140-1688 Fax : (021) 5140-1698 Suhery P. Simatupang : Pengaruh Right Issue Terhadap Earning Per Share Emiten Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2004 – 2008, 2009. Homepage : http://www.abdainsurance.co.id Email : [email protected] Adapun pemegang saham perusahaan ini terdiri dari: 1. RBS Coutts Bank Ltd Singapore: 37,58% 2. ABN Amro Bank N.V Singapore Branch S/A Accoun: 36,12% 3. The Bank Of New York As Custodian Or Trustee Fo: 17,76% 5. PT.Asuransi Bintang Tbk PT.Asuransi Bintang Tbk, pertama kali didirikan tanggal 17 Maret 1955. Perusahaan ini terdaftar (listing) sebagai perusahaan yang go public pada tanggal 29 Nopember 1989. Perusahaan ini berkantor pusat di: Jl. RS Fatmawati No. 32 Jakarta Selatan - 12430 Phone : (021) 7590-2777, 769-0000 Fax : (021) 7590-2555, 765-6287, 769-8558, 7591-0000 Homepage : http://www.asuransibintang.com/ Email : bintang@asuransibintang. Adapun pemegang saham perusahaan ini terdiri dari: 1. PT.Srihana Utama: 34,45% 2. Warisan Kasih Bunda02.596.924.7-072.000: 21,05% 3. Ngrumat Bondo Utomo: 20,05% 4. Dana Harta Keluarga: 5,90% Suhery P. Simatupang : Pengaruh Right Issue Terhadap Earning Per Share Emiten Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2004 – 2008, 2009. 6. PT.ATPK Resources Tbk PT.ATPK Resources Tbk, pertama kali didirikan tanggal 12 Januari 1988. Perusahaan ini terdaftar (listing) sebagai perusahaan yang go public pada tanggal 17 April 2002. Perusahaan ini berkantor pusat di: Jl. Bangka No. 47 - 49 Medan - 20231 Phone : (061) 415-5747, 414-4840, 415-9097 Fax : (061) 456-6748Jl. Adapun pemegang saham perusahaan ini terdiri dari: 1. Uob Kay Hian Private Limited: 22,81% 2. Kim Eng Securities Pte Ltd: 21,52% 3. Credit Suisse Zurich: 12,68% 4. Credit Suisse Singapore: 10,44% 7. PT.Bakrie Sumatera Plantations Tbk PT.Bakrie Sumatera Plantations Tbk, pertama kali didirikan tanggal 17 Mei 1911. Perusahaan ini terdaftar (listing) sebagai perusahaan yang go public pada tanggal 6 Maret 1990. Perusahaan ini berkantor pusat di: Wisma Bakrie 2, 15th Fl., Jl. HR. Rasuna Said Kav. B.2 Jakarta - 12920 Phone : (021) 252-1286 - 88 Fax : (021) 252-1252 Homepage : http://www.bakriesumatera.com Email : [email protected]. Adapun pemegang saham perusahaan ini terdiri dari: Suhery P. Simatupang : Pengaruh Right Issue Terhadap Earning Per Share Emiten Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2004 – 2008, 2009. 1. PT.Bakrie & Brothers Tbk: 13,78% 2. Bakrie And Brother qq Bakrie (BSP) Limited: 10,33% 8. PT.Bank Artha Graha Internasional Tbk PT.Bank Artha Graha Internasional Tbk, pertama kali didirikan tanggal 7 September 1973. Perusahaan ini terdaftar (listing) sebagai perusahaan yang go public pada tanggal 23 Agustus 1990. Perusahaan ini berkantor pusat di: Artha Graha Building 4th Fl. Jl. Jend. Sudirman Kav. 52 -53, Jakarta 12910 Phone : (021 ) 515-2168 ext 3511 Fax : (021) 515-3892 Homepage : http://www.arthagraha.com/ Adapun pemegang saham perusahaan ini terdiri dari: 1. Cerana Artha Putra: 25,92% 2. Arthamulia Sentosajaya: 14,04% 3. Pirus Platinum Murni: 14,04% 4. Puspita Bisnispuri: 14,04% 5. Karya Nusantara Permai: 12,12% 9. PT.Bank Bumiputera Indonesia Tbk PT.Bank Bumiputera Indonesia Tbk, pertama kali didirikan tanggal 31 Juli 1989. Perusahaan ini terdaftar (listing) sebagai perusahaan yang go public pada tanggal 15 Juli 2002. Perusahaan ini berkantor pusat di: Wisma Bumiputera 14th Fl. Jl. Jend. Sudirman Kav. 75, Jakarta 12910 Phone : (021) 570-1626 Suhery P. Simatupang : Pengaruh Right Issue Terhadap Earning Per Share Emiten Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2004 – 2008, 2009. Fax : (021) 525-5244 Homepage : http://www.bumiputera.co.id/ Email : [email protected] Adapun pemegang saham perusahaan ini terdiri dari: 1. ICB Financial Group Holdings AG: 67,07% 2. AJB Bumiputera 1912: 5,98% 10. PT.Bank Mayapada Internasional Tbk PT.Bank Mayapada Internasional Tbk, pertama kali didirikan tanggal 7 September 1989. Perusahaan ini terdaftar (listing) sebagai perusahaan yang go public pada tanggal 29 Agustus 1997. Perusahaan ini berkantor pusat di: Mayapada Tower, Ground Floor Jl. Jend. Sudirman Kav. 28, Jakarta 12920 Phone : (021) 521-2288, 521-2300 Fax : (021) 521-1985, 521-1995 Homepage : www.bankmayapada.com Email : [email protected] Adapun pemegang saham perusahaan ini terdiri dari: 1. Summertime Limited: 24,43% 2. CGML IPB Customer Collateral Account: 23,03% 3. PT.Mayapada Karunia Corporation: 8,54% 4. Brilliant Bazaar Pte., Ltd: 7,76% 5. Ssb 2Req Acf Dubai Ventures Limited: 7,68% 6. PT.Mayapada Kasih Corporation: 6,48% 7. PT.Mayapada Karunia Corporation: 5,60% Suhery P. Simatupang : Pengaruh Right Issue Terhadap Earning Per Share Emiten Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2004 – 2008, 2009. 11. PT.Bank Mega Tbk PT.Bank Mega Tbk, pertama kali didirikan tanggal 15 April 1969. Perusahaan ini terdaftar (listing) sebagai perusahaan yang go public pada tanggal 17 April 2000. Perusahaan ini berkantor pusat di: Menara Bank Mega Jl. Kapten Tendean 12 - 14A, Jakarta 12970 Phone : (021) 7917-5000 Fax : (021) 7917-5015, 7918-7100 Homepage : http://www.bankmega.com/ Adapun pemegang saham perusahaan ini terdiri dari: 1. PT.Mega Corpora: 55,22% 12. PT.Bank Nusantara Parahyangan Tbk PT.Bank Nusantara Parahyangan Tbk, pertama kali didirikan tanggal 18 Januari 1972. Perusahaan ini terdaftar (listing) sebagai perusahaan yang go public pada tanggal 10 Januari 2001. Perusahaan ini berkantor pusat di: Jl. Jend. Sudirman No. 95 Bandung 40132 Phone : (022) 255-0100 Fax : (022) 251-4580 Email : [email protected] ; [email protected] Adapun pemegang saham perusahaan ini terdiri dari: 1. Acom Co., Ltd: 55,00% 2. The Bank Of Tokyo-Mitsubishi UFJ, Ltd: 20,00% 3. PT.Hermawan Ladang Arta: 8,00% Suhery P. Simatupang : Pengaruh Right Issue Terhadap Earning Per Share Emiten Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2004 – 2008, 2009. 4. PT.Hermawan Sentral Investama: 8,00% 13. PT.Bank OCBC NISP Tbk PT.Bank OCBC NISP Tbk, pertama kali didirikan tanggal 4 April 1941. Perusahaan ini terdaftar (listing) sebagai perusahaan yang go public pada tanggal 20 Oktober 1994. Perusahaan ini berkantor pusat di: Bank NISP Tower Jl. Prof. Dr. Satrio Kav. 25, Jakarta 12940 Phone : (021) 2553-3888 Fax : (021) 5794-4000 Homepage : www.banknisp.com Email : [email protected] Adapun pemegang saham perusahaan ini terdiri dari: 1. OCBC Overseas Investments Pte.: 58,00% 2. OCBC Overseas Investments Pte.: 13,00% 3. HSBC-Fund Services Clients A/C: 7,00% 4. SSB C61V International Finance: 7,00% 14. PT.Bhakti Investama Tbk PT.Bhakti Investama Tbk, pertama kali didirikan tanggal 2 Nopember 1989. Perusahaan ini terdaftar (listing) sebagai perusahaan yang go public pada tanggal 24 Nopember 1997. Perusahaan ini berkantor pusat di: Menara Kebon Sirih, 5th Fl., Jl. Kebon Sirih No. 17 - 19 Jakarta - 10340 Phone : (62-021) 527-3870, 527-3850 Fax : (62-021) 398-36868, 398-36867 Suhery P. Simatupang : Pengaruh Right Issue Terhadap Earning Per Share Emiten Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2004 – 2008, 2009. Homepage : http://www.bhakti-investama.com Email : [email protected] Adapun pemegang saham perusahaan ini terdiri dari: PT.Bhakti Panjiwira: 19,35% Hary Tanoesoedibjo: 9,67% ABN Amro Bank N.V Singapore Branch: 9,31% UBS AG, Singapore-UBS Equities: 5,72% HSBC Private Bank (Suisse) SA Nassau Branch: 5,53% 15. PT.Budi Acid Jaya Tbk PT.Budi Acid Jaya Tbk, pertama kali didirikan tanggal 15 Januari 1979. Perusahaan ini terdaftar (listing) sebagai perusahaan yang go public pada tanggal 8 Mei 1995. Perusahaan ini berkantor pusat di: Wisma Budi 8th - 9th Fl. Jl. HR. Rasuna Said Kav. C - 6 Jakarta - 12940 Phone : (021) 521-3383 Fax : (021) 521-3339, 521-3392 Homepage : http://www.budiacidjaya.com Adapun pemegang saham perusahaan ini terdiri dari: PT.Sungai Budi: 22,00% PT.Budi Delta Swakarya: 16,00% PT.Budi Delta Swakarya: 10,00% 16. PT.Ciputra Development Tbk PT.Ciputra Development Tbk, pertama kali didirikan tanggal 22 Oktober 1981. Perusahaan ini terdaftar (listing) sebagai perusahaan yang go public pada tanggal 28 Maret 1994. Perusahaan ini berkantor pusat di: Suhery P. Simatupang : Pengaruh Right Issue Terhadap Earning Per Share Emiten Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2004 – 2008, 2009. Jl. Prof. DR. Satrio Kav. 6 Jakarta - 12940 Phone : (021) 522-6868, 522-5858, 520-7333 Fax : (021) 527-4125, 520-5262 Homepage : http://www.ciputradevelopment.com Email : [email protected] Adapun pemegang saham perusahaan ini terdiri dari: PT.Sang Pelopor: 22,48% PT.Sang Pelopor: 12,74% Credit Suisse Singapore: 7,99% Rollrick Holdings Limited: 5,25% 17. PT.Clipan Finance Indo Tbk PT.Clipan Finance Indonesia Tbk, pertama kali didirikan tanggal 15 Januari 1982. Perusahaan ini terdaftar (listing) sebagai perusahaan yang go public pada tanggal 27 Agustus 1990. Perusahaan ini berkantor pusat di: Wisma Slipi, 6th Fl. Jln. LetJend. S. Parman Kav. 12 Jakarta - 11480 Phone : (021) 530-8005 Fax : (021) 530-8026, 530-8027 Email : [email protected] Adapun pemegang saham perusahaan ini terdiri dari: 1. PT.Bank Pan Indonesia Tbk: 54,35% 2. Mellon Bank NA S/A Mackenzie Cundil Emerging: 9,03% Suhery P. Simatupang : Pengaruh Right Issue Terhadap Earning Per Share Emiten Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2004 – 2008, 2009. 18. PT.Dharma Samudera Fishing Industries Tbk PT.Dharma Samudera Fishing In Tbk, pertama kali didirikan tanggal 2 Oktober 1973. Perusahaan ini terdaftar (listing) sebagai perusahaan yang go public pada tanggal 24 Maret 2000. Perusahaan ini berkantor pusat di: Jl. Laks. RE Martadinata I, Tanjung Priok Jakarta - 14310 Phone : (021) 430-1001, 437-1010 Fax : (021) 430-3412, 4393-2820 Homepage : http://www.dsfi.co.id Email : [email protected] Adapun pemegang saham perusahaan ini terdiri dari: 1. PT.Indomitra Securities: 37,00% 2. PT.Dharma Mulia Andhika: 13,00% 3. Winapex: 10,00% 4. K Energy Ltd: 9,00% 5. PT.Dharma Mulia Andhika: 5,00% 19. PT.Gajah Tunggal Tbk PT.Gajah Tunggal, pertama kali didirikan tanggal 24 Agustus 1951. Perusahaan ini terdaftar (listing) sebagai perusahaan yang go public pada tanggal 8 Mei 1990. Perusahaan ini berkantor pusat di: Wisma Hayam Wuruk 14th Fl., Jl. Hayam Wuruk No. 8 Jakarta - 10120 Phone : (021) 386-1391,386-1393, 384-4479,384-4765 Fax : (021) 386-1422 Suhery P. Simatupang : Pengaruh Right Issue Terhadap Earning Per Share Emiten Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2004 – 2008, 2009. Homepage : http://www.gt-tires.com/ Email : [email protected] Adapun pemegang saham perusahaan ini terdiri dari: 1. Denham Pte.Ltd: 27,90% 2. Lightspeed Resources Limited: 19,85% 3. Compagnie Financiere Michelin: 10,00% 4. Global Union Fiber Investment Ltd: 7,13% 20. PT.Kresna Graha Sekurindo Tbk PT.Kresna Graha Sekurindo Tbk, pertama kali didirikan tanggal 10 September 1999. Perusahaan ini terdaftar (listing) sebagai perusahaan yang go public pada tanggal 28 Juni 2002. Perusahaan ini berkantor pusat di: Adapun pemegang saham perusahaan ini terdiri dari: Jakarta Stock Exchange Building Tower I, 30th Fl. Jl. Jend. Sudirman Kav. 52 - 53, Jakarta 12190 Phone : (021) 515-2889 Fax : (021) 515-5280 Homepage : http://www.kgs.com 21. PT.Mandom Indonesia Tbk PT.Mandom Indonesia Tbk, pertama kali didirikan tanggal 5 Nopember 1969. Perusahaan ini terdaftar (listing) sebagai perusahaan yang go public pada tanggal 30 September 1993. Perusahaan ini berkantor pusat di: Adapun pemegang saham perusahaan ini terdiri dari: 1. Mandom Corp: 60,00% 2. PT.Asia Jaya Paramita: 11,00% Suhery P. Simatupang : Pengaruh Right Issue Terhadap Earning Per Share Emiten Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2004 – 2008, 2009. 3. PT.The City Factory: 5,00% 22. PT.Maskapai Reasuransi Indo Tbk PT.Maskapai Reasuransi Tbk, pertama kali didirikan tanggal 4 Juni 1953. Perusahaan ini terdaftar (listing) sebagai perusahaan yang go public pada tanggal 4 September 1989. Perusahaan ini berkantor pusat di: Plaza Marein, 18th Floor Jl. Jend. Sudirman Kav. 76 - 78, Jakarta 12910 Email : [email protected] Adapun pemegang saham perusahaan ini terdiri dari: 1. ABN Amro Bank N.V Singapore Branch S/A Accoun: 30,32% 2. RBS Coutts Bank Ltd. Singapore: 21,01% 3. AJB Bumiputera 1912: 19,69% 4. Felicity Gold Corporation: 5,98% 5. UBS AG, Hongkong Branch 205203-40-01: 5,07% 23. PT.Matahari Putra Prima Tbk PT.Matahari Putra Prima Tbk, pertama kali didirikan tanggal 11 Maret 1986. Perusahaan ini terdaftar (listing) sebagai perusahaan yang go public pada tanggal 21 Desember 1992. Perusahaan ini berkantor pusat di: Menara Matahari- Lippo Life 20th Fl., Boulevard Palem Raya 7 Tangerang - 15811 Phone : (021) 546-9333, 547-5333 Fax : (021) 547-5757 Homepage : http://www.matahari.co.id/ Adapun pemegang saham perusahaan ini terdiri dari: Suhery P. Simatupang : Pengaruh Right Issue Terhadap Earning Per Share Emiten Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2004 – 2008, 2009. 1. Credit Suisse Singapore Branch: 42,45% 2. Gs Lnd Seg Ac: 8,66% 3. PT. Lippo E-Net Tbk: 6,5% 4. PT.Multipolar Tbk: 5,21% 24. PT.Multipolar Tbk PT.Multipolar Tbk, pertama kali didirikan tanggal 4 Desember 1975. Perusahaan ini terdaftar (listing) sebagai perusahaan yang go public pada tanggal 6 Nopember 1989. Perusahaan ini berkantor pusat di: Menara Matahari 17th Fl. Jl. Palem Raya Bolevar Lippo Karawaci 1100 Tangerang - 15811 Phone : (021) 546-8888 Fax : (021) 546-0088 Homepage : http://www.multipolar.com Email : [email protected] Adapun pemegang saham perusahaan ini terdiri dari: 1. Acrossasia Limited: 51,15% 25. PT.Nusantara Inti Corpora Tbk PT.Nusantara Inti Corpora Tbk, pertama kali didirikan tanggal 30 Mei 1988. Perusahaan ini terdaftar (listing) sebagai perusahaan yang go public pada tanggal 18 April 2002. Perusahaan ini berkantor pusat di: Artha Graha Building 30th Fl. Jl. Jend. Sudirman Kav. 52 -53, Jakarta 12910 Phone : (021) 515-5908 Fax : (021) 515-5744 Suhery P. Simatupang : Pengaruh Right Issue Terhadap Earning Per Share Emiten Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2004 – 2008, 2009. Adapun pemegang saham perusahaan ini terdiri dari: 1. PT Millenium Danatama Sekuritas: 5,69% 26. PT.Pan Brothers Tex Tbk PT.Pan Brothers Tex Tbk, pertama kali didirikan tanggal 21 Agustus 1980. Perusahaan ini terdaftar (listing) sebagai perusahaan yang go public pada tanggal 16 Agustus 1990. Perusahaan ini berkantor pusat di: Jl. Muara Karang Blok M-9 Selatan No. 34 - 37 Jakarta - 11450 Phone : (021) 669-1833 (hunting), 660-3686 Fax : (021) 669-4929, 660-3706 Adapun pemegang saham perusahaan ini terdiri dari: 1. PT.Intiniaga Usahamakmur: 21,00% 2. PT.Dwidana Sakti Sekurindo: 11,72% 3. PT.Trisetijo Manunggal Utam: 7,51% 4. Hsu, Ruei-Hsing: 6,74% 27. PT.Panin Insurance Tbk PT.Panin Insurance Tbk, pertama kali didirikan tanggal 22 Oktober 1973. Perusahaan ini terdaftar (listing) sebagai perusahaan yang go public pada tanggal 20 September 1983. Perusahaan ini berkantor pusat di: Panin Bank Plaza 6th Fl., Jl. Palmerah Utara No. 52 Jakarta - 11480 Phone : (021) 548-0669 Fax : (021) 548-4047 Homepage : http://www.panininsurance.co.id Email : [email protected] Suhery P. Simatupang : Pengaruh Right Issue Terhadap Earning Per Share Emiten Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2004 – 2008, 2009. Adapun pemegang saham perusahaan ini terdiri dari: 1. PT.Panincorp: 30,00% 2. PT.Famlee Invesco: 15,00% 3. UBS AG London Branch A/C IPB Segregated: 8,00% 4. Crystal Chain Holdings Ltd: 7,00% 28. PT.Panin Life Tbk PT.Panin Life Tbk, pertama kali didirikan tanggal 19 Juli 1974. Perusahaan ini terdaftar (listing) sebagai perusahaan yang go public pada tanggal 14 Juni 1983. Perusahaan ini berkantor pusat di: Panin Bank Plaza 5th Fl., Jl. Palmerah No. 52 Jakarta Barat - 11480 Phone : (021) 548-4870 Fax : (021) 548-4570 Homepage : http://www.paninlife.co.id/ Adapun pemegang saham perusahaan ini terdiri dari: 1. PT.Panin Insurance Tbk: 49,00 % 2. Mellon S/A Cundill Recovery FD: 8,00% 3. UBS AG London Branch A/C IPB Segregated: 8,00% 4. PT Panin Insurance Tbk: 7,00% 29. PT.Ricky Putra Globalindo Tbk PT.Ricky Putra Globalindo Tbk, pertama kali didirikan tanggal 22 Desember 1987. Perusahaan ini terdaftar (listing) sebagai perusahaan yang go public pada tanggal 22 Januari 1998. Perusahaan ini berkantor pusat di: Jl. Sawah Lio II No. 29 - 37 Jakarta - 11250 Suhery P. Simatupang : Pengaruh Right Issue Terhadap Earning Per Share Emiten Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2004 – 2008, 2009. Phone : (021) 634-2330, 632-7770 (24 Lines) Fax : (021) 633-8642 Adapun pemegang saham perusahaan ini terdiri dari: 1. Spanda Holdings Ltd: 19,48% 2. PT Ricky Utama Raya: 15,46% 3. Makinta Opportunistic Fund: 5,20% 30. PT.Sentul City Tbk PT.Sentul City Tbk, pertama kali didirikan tanggal 16 April 1993. Perusahaan ini terdaftar (listing) sebagai perusahaan yang go public pada tanggal 28 Juli 1997. Perusahaan ini berkantor pusat di: Menara Sudirman Building 23rd Fl. Jl. Jend. Sudirman Kav.60, Jakarta 12190 Phone : (021) 522-6848 Fax : (021) 8796-1775, 8796-2127 Homepage : http://www.bukitsentul.co.id/ Email : [email protected] Adapun pemegang saham perusahaan ini terdiri dari: 1. Athena Offshore Holdings Limited: 39,00% 2. PT Reputasi Utama: 7,00% 3. Norfolk Profis Limited: 5,00% 31. PT.Sinar Mas Multiartha Tbk PT.Sinar Mas Multiartha Tbk, pertama kali didirikan tanggal 21 Oktober 1982. Perusahaan ini terdaftar (listing) sebagai perusahaan yang go public pada tanggal 5 Juli 1995. Perusahaan ini berkantor pusat di: Suhery P. Simatupang : Pengaruh Right Issue Terhadap Earning Per Share Emiten Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2004 – 2008, 2009. BII Plaza, 11th Fl. Jl. M.H. Thamrin No. 51, Jakarta 10350 Phone : (021) 392-5660 Fax : (021) 392-5788 Homepage : http://www.sinarmas.com/ Adapun pemegang saham perusahaan ini terdiri dari: 1. JBC Internastional Finance (Mau) Limited: 49,00% 2. JBC International Limited: 6,00% 32. PT.Summarecon Agung Tbk PT.Summarecon Agung Tbk, pertama kali didirikan tanggal 26 Nopember 1975. Perusahaan ini terdaftar (listing) sebagai perusahaan yang go public pada tanggal 7 Mei 1990. Perusahaan ini berkantor pusat di: Jl. Perintis Kemerdekaan No. 42 Jakarta Timur - 13210 Phone : (021) 489-2107, 471-4567 Fax : (021) 489-2976, 471- 4486 Homepage : http://www.summarecon.com Email : [email protected] Adapun pemegang saham perusahaan ini terdiri dari: 1. PT.Semarop Agung: 22,00% 2. HSBC-Fund Services Clients A/C: 7,00% 3. PT.Sinarmegah Jayasentosa: 7,00% Suhery P. Simatupang : Pengaruh Right Issue Terhadap Earning Per Share Emiten Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2004 – 2008, 2009. 33. PT.Titan Kimia Nusantara Tbk PT.Titan Kimia Nusantara Tbk, pertama kali didirikan tanggal 9 Desember 1987. Perusahaan ini terdaftar (listing) sebagai perusahaan yang go public pada tanggal 21 Maret 2002. Perusahaan ini berkantor pusat di: Wisma Lia 1st & 2nd Fl. Jl. AM Sangaji No. 12 Jakarta - 10130 Phone : (021) 633-1720 Fax : (021) 633-1702 Adapun pemegang saham perusahaan ini terdiri dari: 1. Titan International Securities Escrow Account: 71,06% 2. Titan International Corp. Sdn. Bhd: 19,34% 34. PT.Tunas Baru Lampung Tbk PT.Tunas Baru Lampung Tbk, pertama kali didirikan tanggal 22 Desember 1973. Perusahaan ini terdaftar (listing) sebagai perusahaan yang go public pada tanggal 14 Februari 2000. Perusahaan ini berkantor pusat di: Wisma Budi 8th - 9th Fl. Jl. HR. Rasuna Said Kav.C - 6 Jakarta - 12940 Phone : (021) 521-3383 Fax : (021) 521-3282, 521-3392, 520-5829 Homepage : http://www.tunasbarulampung.com Email : [email protected] Adapun pemegang saham perusahaan ini terdiri dari: 1. PT Budi Delta Swakarya: 29,69% 2. PT.Sungai Budi: 27,46% Suhery P. Simatupang : Pengaruh Right Issue Terhadap Earning Per Share Emiten Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2004 – 2008, 2009. 35. PT.Ultra Jaya Milk Indus Tbk PT.Ultra Jaya Milk Indus Tbk, pertama kali didirikan tanggal 2 Nopember 1971. Perusahaan ini terdaftar (listing) sebagai perusahaan yang go public pada tanggal 2 Juli 1990. Perusahaan ini berkantor pusat di: Jl. Raya Cimareme No. 143 Padalarang, Bandung Phone : (022) 654-610, 654-611, 665-4610 Fax : (022) 654-612 Adapun pemegang saham perusahaan ini terdiri dari: 1. UBS AG, Singapore-UBS Equities 209114: 22,00% 2. PT Prawirawidjaja Prakarsa: 21,00% 3. PT Nikko Securities Indonesia: 5,00% 36. PT.United Tractors Tbk PT.United Tractors Tbk, pertama kali didirikan tanggal 13 Oktober 1972. Perusahaan ini terdaftar (listing) sebagai perusahaan yang go public pada tanggal 19 September 1989. Perusahaan ini berkantor pusat di: Jl. Raya Bekasi Km. 22 Jakarta - 13910 Phone : (021) 460-5949, 460-5959, 460-5979 Fax : (021) 460-0657, 460-0677 Homepage : www.unitedtractors.com Email : [email protected] Adapun pemegang saham perusahaan ini terdiri dari: 1. PT.Astra International Tbk: 59,50% Sumber: www.idx.co.id Suhery P. Simatupang : Pengaruh Right Issue Terhadap Earning Per Share Emiten Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2004 – 2008, 2009. BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Deskriptif Right Issue dan Earning Per Share (EPS) Deskriptif nilai variabel independen, yaitu: right issue (diwakili strike price) dan variabel dependen Earning Per Share (EPS) pada perusahaan yang terdaftar (listing) di Bursa Efek Indonesia dapat dilihat pada tabel di bawah ini: Tabel 4.1 Data strike price (Dalam Rupiah) dan Earning Per Share (EPS) (Dalam Rupiah) Perusahaan di Bursa Efek Indonesia Periode 2004-2008 No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 NAMA PERUSAHAAN TBK PT.Abdi Bangsa Tbk PT.AKR Corporindo Tbk PT.Arthavest Tbk PT.Asuransi Bina Dana Arta Tbk PT.Asuransi Bintang Tbk PT.ATPK Resources Tbk PT.Bakrie Sumatera Plantations Tbk PT.Bank Artha Graha Internasional Tbk PT.Bank Bumiputera Indonesia Tbk PT.Bank Mayapada International Tbk PT.Bank Mega Tbk PT.Bank Nusantara Parahyangan Tbk PT.Bank OCBC NISP TBK PT.Bhakti Investama Tbk PT.Budi Acid Jaya Tbk PT.Ciputra Development Tbk PT.Clipan Finance Tbk PT.Dharma Samudera Fishing Industries Tbk PT.Gajah Tunggal Tbk PT.Kresna Graha Sekurindo Tbk PT.Mandom Indonesia Tbk PT.Maskapai Reasuransi Indo Tbk PT.Matahari Putra Prima Tbk PT.Multipolar Tbk PT.Nusantara Inti Corpora Tbk PT.Pan Brothers Tex Tbk PT.Panin Insurance Tbk PT.Panin Life Tbk PT.Ricky Putra Globalindo Tbk PT.Sentul City Tbk PT.Sinar Mas Multiartha Tbk STRIKE PRICE 250 100 200 500 500 445 1100 111 120 100 2500 550 125 1150 150 500 250 100 500 125 3625 200 500 125 100 365 250 125 500 100 125 EPS 3.09 121.98 34.73 30.73 7.4 -54.41 54.54 3.65 -24.05 15.05 93.33 95.96 35.48 156.67 12.5 89.82 42.9 1.13 35.26 20.95 553.26 11.16 59.31 10.34 6.57 23.13 74.79 13.49 42.56 1.48 0.37 Suhery P. Simatupang : Pengaruh Right Issue Terhadap Earning Per Share Emiten Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2004 – 2008, 2009. Lanjutan Tabel 4.1… No. 32 33 34 35 36 NAMA PERUSAHAAN TBK STRIKE PRICE PT.Summarecon Agung Tbk 900 PT.Titan Kimia Nusantara Tbk 345 PT.Tunas Baru Lampung Tbk 125 PT.Ultra Jaya Milk Indus Tbk 200 PT.United Tractors Tbk 250 Rata-rata Perusahaan di BEI 478.08 Sumber : www.idx.co.id /MainMenu/Emiten/CompanyProfile/Submitted offline, (2009, diolah) EPS 29.54 -82.65 12.82 1.53 386.03 53.35 http://202.155.2.90/corporate actions /new_info_jsx /jenis informasi/right issue, (2009, diolah) Tabel 4.1 menunjukkan bahwa terdapat 24 perusahaan yang mempunyai right issue dibawah rata-rata perusahaan di BEI (Rp.478,08,-). Perusahaan tersebut antara lain: PT.Abdi Bangsa Tbk, PT.AKR Corporindo Tbk, PT.Arthavest Tbk, PT.ATPK Resources Tbk, PT.Bank Artha Graha Internasional Tbk, PT.Bank Bumiputera Indonesia Tbk, PT.Bank Mayapada International Tbk, PT.Bank OCBC NISP TBK, PT.Budi Acid Jaya Tbk, PT.Clipan Finance Tbk, PT.Dharma Samudera Fishing Industries Tbk, PT.Kresna Graha Sekurindo Tbk, PT.Maskapai Reasuransi Indo Tbk, PT.Multipolar Tbk, PT.Nusantara Inti Corpora Tbk, PT.Pan Brothers Tex Tbk, PT.Panin Insurance Tbk, PT.Panin Life Tbk, PT.Sentul City Tbk, PT.Sinar Mas Multiartha Tbk, PT.Titan Kimia Nusantara Tbk, PT.Tunas Baru Lampung Tbk, PT.Ultra Jaya Milk Indus Tbk, PT.United Tractors Tbk. Terdapat 12 perusahaan yang mempunyai right issue diatas rata-rata perusahaan di BEI. Perusahaan tersebut antara lain: PT.Asuransi Bina Dana Arta Tbk, PT.Asuransi Bintang Tbk, PT.Bakrie Sumatera Plantations Tbk, PT.Bank Mega Tbk, PT.Bank Nusantara Parahyangan Tbk, PT.Bhakti Investama Tbk, PT.Ciputra Development Tbk, PT.Gajah Tunggal Tbk, PT.Mandom Indonesia Tbk, PT.Matahari Putra Prima Tbk, PT.Ricky Putra Globalindo Tbk, PT.Summarecon Agung Tbk. Suhery P. Simatupang : Pengaruh Right Issue Terhadap Earning Per Share Emiten Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2004 – 2008, 2009. Right issue tertinggi diraih oleh PT.Mandom Indonesia Tbk, sebesar Rp.3.625,-. Sedangkan right issue terendah dialami oleh PT.AKR Corporindo Tbk, PT.Bank Mayapada International Tbk, PT.Dharma Samudera Fishing Industries Tbk, PT.Nusantara Inti Corpora Tbk, PT.Sentul City Tbk (5 perusahaan). Tabel 4.1 menunjukkan bahwa terdapat 25 perusahaan yang mempunyai harga EPS di bawah rata-rata perusahaan di BEI (Rp.53,35,-). Perusahaan tersebut antara lain: PT.Abdi Bangsa Tbk, PT.Arthavest Tbk, PT.Asuransi Bina Dana Arta Tbk, PT.Asuransi Bintang Tbk. PT.ATPK Resources Tbk, PT.Bank Artha Graha Internasional Tbk, PT.Bank Bumiputera Indonesia Tbk, PT.Bank Mayapada International Tbk, PT.Bank OCBC NISP TBK, PT.Budi Acid Jaya Tbk, PT.Clipan Finance Tbk, PT.Dharma Samudera Fishing Industries Tbk, PT.Gajah Tunggal, PT.Kresna Graha Sekurindo Tbk, PT.Maskapai Reasuransi Indo Tbk, PT.Multipolar Tbk, PT.Nusantara Inti Corpora Tbk, PT.Pan Brothers Tex Tbk, PT.Panin Life Tbk, PT.Ricky Putra Globalindo, Sentul City Tbk, PT.Sinar Mas Multiartha Tbk, PT.Summarecon Agung Tbk, PT.Titan Kimia Nusantara Tbk, PT.Tunas Baru Lampung Tbk, PT.Ultra Jaya Milk Indus Tbk. Sisanya mempunyai harga EPS diatas rata-rata keseluruhan Perusahaan Tbk. Terdapat 11 perusahaan yang mempunyai EPS diatas rata-rata perusahaan di BEI. Perusahaan tersebut antara lain: PT.AKR Corporindo Tbk, PT.Bakrie Sumatera Plantations Tbk, PT.Bank Mega Tbk, PT.Bank Nusantara Parahyangan Tbk, PT.Bhakti Investama Tbk, PT.Ciputra Development Tbk, PT.Mandom Indonesia Tbk, PT.Matahari Putra Prima Tbk, PT.Panin Insurance Tbk, PT.Summarecon Agung Tbk, PT.United Tractors Tbk. Suhery P. Simatupang : Pengaruh Right Issue Terhadap Earning Per Share Emiten Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2004 – 2008, 2009. EPS tertinggi diraih oleh PT.Mandom Indonesia Tbk, sebesar Rp.553,26,-. Sedangkan harga EPS terendah dialami oleh PT.Titan Kimia Nusantara Tbk, sebesar Rp.-82.65,-. Tabel 4.1 menunjukkan bahwa perusahaan dengan right issue dan EPS dibawah rata - rata perusahaan di BEI lebih banyak jumlah perusahaannya dibandingkan jumlah perusahaan dengan right issue dan EPS diatas rata-rata perusahaan di BEI. Dilihat dari right issue dan EPS terbaik diraih oleh satu perusahaan, yaitu: PT.Mandom Indonesia Tbk. Sedangkan salah satu perusahaan dengan right issue terendah dan satu-satunya perusahaan mengalami EPS terendah adalah: PT.Titan Kimia Nusantara Tbk. B. Regresi Linier Sederhana Tabel 4.2 berikut menunjukkan hasil estimasi regresi dari data Perusahaan Tbk yang diteliti dengan menggunakan pengolahan data statistik SPSS 16.0 for windows. Tabel 4.2 Hasil Estimasi Regresi Coefficients(a) Unstandardized Coefficients Model 1 (Constant) B 1.166 Std. Error 17.199 RIGHT ISSUE .109 .020 a Dependent Variable: EARNING PER SHARE Standardized Coefficients Beta 95% Confidence Int t .676 .068 Sig. .946 Lower Bound -33.786 5.346 .000 .068 Sumber: Hasil olahan SPSS, 2009 (data diolah) Dari Tabel 4.2 dapat diperoleh persamaan regresi linier sederhana sebagai berikut ini: Y = 1.166 + 0,109 X Suhery P. Simatupang : Pengaruh Right Issue Terhadap Earning Per Share Emiten Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2004 – 2008, 2009. Up dimana: Y = Earning Per Share (EPS) X = right issue Interpretasi model: 1. Konstanta bernilai 1.166 menunjukkan bahwa perusahaan memiliki Earning Per Share (EPS) yang positif. 2. Variabel right issue bernilai 0,109. Hal ini menunjukkan bahwa jika right Issue bertambah satu satuan maka nilai EPS akan bertambah sebesar 0,109 satuan. C. Pengujian Hipotesis Pengujian Hipotesis peneliti adalah sebagai berikut: Ada pengaruh yang signifikan antara right issue terhadap Earning Per Share (EPS) emiten di Bursa Efek Indonesia. Penulis akan menguji hipotesis tersebut berikut ini, tetapi sebelumnya peneliti akan menjelaskan model regresi berikut ini: 1. Uji Parsial (Uji-t) Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah variabel bebas mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel terikat. Bentuk pengujiannya adalah: H0 : b1 = 0, Hal ini berarti tidak terdapat pengaruh yang signifikan dari variabel right issue terhadap Earning Per Share (EPS). H1 : b1 ≠ 0, Hal ini berarti terdapat pengaruh yang signifikan dari variabel right issue terhadap Earning Per Share (EPS). Suhery P. Simatupang : Pengaruh Right Issue Terhadap Earning Per Share Emiten Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2004 – 2008, 2009. Kriteria pengambilan keputusanya yaitu: 1. H0 diterima jika: -ttabel < thitung < ttabel pada α = 5% 2. H1 diterima jika: thitung > ttabel thitung < -ttabel Hasil pengujian menurut tabel adalah sebagai berikut: n = jumlah sampel = 36 k = jumlah seluruh variabel = 2 df = derajat kebebasan = n – k = 36 – 2 = 34 Uji t yang dilakukan adalah uji 2 arah pada tingkat signifikansi (α) = 0,05 sehingga ttabel yang dibaca adalah t ½ (0,05) pada df = 34 adalah 2,038. Dengan menggunakan tingkat signifikansi (α) 5% dari perhitungan SPSS 16.0 di Tabel 4.2 diperoleh thitung adalah 5,346. Didapatlah thitung (5,346) > ttabel (2,038) atau thitung > ttabel, maka H1 diterima, yang artinya right issue berpengaruh positif secara signifikan terhadap Earning Per Share (EPS) pada emiten di Bursa Efek Indonesia. Hal ini membuktikan bahwa right issue yang tinggi berarti emiten di BEI mempunyai kemampuan menghasilkan Earning Per Share yang tinggi pula. Hasil penelitian tidak bertentangan dengan hasil penelitian Rivai. 2. Koefisien Determinasi Pengujian dengan Koefisien determinasi (R2 ) bertujuan mengetahui seberapa besar kemampuan variabel independen right issue menjelaskan variabel dependen Earning Per Share (EPS). Nilai R2 dikatakan baik jika di atas 0,5 karena nilai R2 berkisar antar 0 sampai 1. Suhery P. Simatupang : Pengaruh Right Issue Terhadap Earning Per Share Emiten Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2004 – 2008, 2009. Tabel 4.3 Hasil Estimasi Koefisien Determinasi Model Summary(b) Change Statistics Adjusted R R R Square Square .676(a) .457 .441 a Predictors: (Constant), RIGHT ISSUE b Dependent Variable: EARNING PER SHARE Model 1 Std. Error of the Estimate 84.96463 R Square Change .457 F Change df1 28.581 Sumber: Hasil olahan SPSS, 2009 (data diolah) Tabel 4.3 menunjukkan R Square atau R2 sebesar 0,457, yang berarti 45,7% variasi dari Earning Per Share (EPS) dijelaskan oleh variabel right issue. Sedangkan sisanya 54,3% (100%-45,7%) dijelaskan oleh variabel lain di luar right issue. R2 sebesar 45,7 belum dikatakan baik dalam hal variabel right issue menjelaskan variabel Earning Per Share (EPS). Variabel-variabel lain diluar right issue diduga adalah Debt to Total Asset Ratio, Debt to Equity Ratio, Net Sales Ratio, Net Profit Margin, Current Ratio dan Total Asset Turn Over. Suhery P. Simatupang : Pengaruh Right Issue Terhadap Earning Per Share Emiten Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2004 – 2008, 2009. df2 1 34 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : 1. Hasil uji parsial (Uji-t) menunjukkan bahwa variabel right issue mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap Earning Per Share (EPS). Hubungan tersebut benar secara teori dan ada kesesuaian dengan penelitan terdahulu. Bila right issue semakin tinggi maka Earning Per Share (EPS) akan tinggi pula. 2. Pengujian Koefisien determinasi (R2) menunjukkan 45,7% variabel dependen Earning Per Share (EPS) dijelaskan oleh variabel independen riight issue, dan sisanya dijelaskan oleh faktor-faktor lain diluar model, yaitu rasio-rasio kinerja keuangan lainnya. Disimpulkan bahwa metode regresi linier sederhana hampir baik dipakai untuk penelitian ini. B. Saran 1. Penelitian mengenai Earning Per Share (EPS) ini hanya terbatas pada informasi-informasi internal masing-masing perusahaan yang diteliti. Oleh karena itu disarankan agar penelitian selanjutnya juga menggunakan variabel-variabel eksternal seperti kondisi makro ekonomi, berita yang beredar di tengah masyarakat seperti berita emiten, dan berita-berita yang belum tentu benar (rumors). Suhery P. Simatupang : Pengaruh Right Issue Terhadap Earning Per Share Emiten Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2004 – 2008, 2009. 2. Penelitian mengenai right issue sebaiknya dilakukan penambahan beberapa rasio dalam kinerja keuangan seperti rasio likuiditas, rasio profitabilitas, dan rasio solvabilitas. Sehingga diperoleh kondisi hutang perusahaan, kondisi pendapatan perusahaan sebelum dan sesudah right issue. 3. Memperbesar jumlah sampel yang diteliti. Tidak hanya terbatas pada tahun penelitian yang digunakan dalam penelitian ini, sehingga sampel yang lebih banyak akan mencerminkan analisis atas right issue dan Earning Per Share (EPS) yang lebih akurat. 4. Penelitian selanjutnya juga disarankan untuk memperhatikan biaya modal (cost of capital) dalam memperoleh tambahan dana dan pajak yang dikenakan atas dana yang dihimpun dari saham baru. 5. Dalam pengambilan keputusan investasi terhadap penawaran saham baru melalui right issue, sebaiknya investor mempertimbangkan kewajaran harga strike price yang ditawarkan dibandingkan dengan harga saham di pasaran. 6. Para investor maupun pemilik saham lama disarankan memperhatikan tujuan penambahan saham melalui right issue. Bila manajemen perusahaan menyatakan bahwa tujuan penambahan saham untuk melakukan ekspansi pemasaran atau memperbesar kapasitas produksi atau kedua-duanya, maka perlu diteliti lebih lanjut dengan melihat peluang pemasaran yang masih bagus atau tidak dan juga meneliti kapasitas produksi perusahaan Suhery P. Simatupang : Pengaruh Right Issue Terhadap Earning Per Share Emiten Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2004 – 2008, 2009. DAFTAR PUSTAKA Alhusin, Syahri. 2001. Singkat Tepat Jelas Aplikasi Statistik Praktis dengan SPSS 9. Cetakan Pertama. Jakarta: PT. Elex Media Komputindo. Anoraga, Pandji. 2006. Pengantar Pasar Modal. Cetakan Kelima. Jakarta : PT. Rineka Cipta. Basir, Saleh, dan Hendy M. Fakhruddin. 2005. Aksi Korporasi : Strategi Untuk Meningkatkan Nilai Saham Melalui Aksi Korporasi, Jakarta : Salemba Empat. Brigham, Eugene F, dan Joel F.Houston. 2001. Manajemen Keuangan: Dua. Edisi Kedelapan. Alih Bahasa: Dodo Suharto dan Herman Wibowo. Jakarta: Erlangga. Darmadji, Tjiptono. 2006. Pasar Modal di Indonesia : Pendekatan Tanya Jawab. Edisi Kedua. Jakarta: Salemba Empat. Halim, Abdul. 2005. Analisis Investasi. Edisi Kedua, Jakarta: Salemba Empat. Husnan, Suad. 2005. Dasar - dasar Teori Portofolio dan Analisis Sekuritas. Edisi Keempat. Yogyakarta: UPP AMP YKPN. Indriantoro, Nur, dan Bambang Supomo. 2002. Metodologi Penelitian Bisnis. Cetakan Kedua, Yogyakarta : BPFE. Jogiyanto, H.M. 2000. Teori Portofolio dan Analisis Investasi. Yogyakarta: BPFE. Martono, dan Agus Harjito. 2001. Manajemen Keuangan. Cetakan Pertama Yogyakarta: Ekonisia. Nasruddin, M.N, dan Eddy Marlianto. 2008. Statistika. Terbitan Pertama. Medan: USU Press. Nugroho, Bhuono Agung. 2005. Strategi Jitu Memilih Metode Statistik Penelitian dengan SPSS. Edisi Pertama. Yogyakarta: Andi Offset. Rivai, Saifur. 2007. Analisis Pengaruh Right Issue Terhadap Dividen dan Capital Gain pada Perusahaan yang Go Publik di BEI 1995-2005. Skripsi-UII. Situs: rac.uii.ac.id, diakses tanggal 20 Agustus 2009. Rosdiana. 2007. Analisis Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Harga Saham Perbankan di Bursa Efek. Skripsi Fakultas Ekonomi, USU (Tidak dipublikasikan). Samsul, Mohamad. 2006. Pasar Modal & Manajemen Portofolio. Jakarta: Suhery P. Simatupang : Pengaruh Right Issue Terhadap Earning Per Share Emiten Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2004 – 2008, 2009. Erlangga. Siahaan, Hinsa. 2008. Seluk – Beluk Perdagangan Instrumen Derivatif. Cetakan Pertama, Jakarta : PT Elex Media Komput indo. Sjahrial, Dermawan. 2007. Manajemen Keuangan Lanjutan. Edisi Pertama, Jakarta: Mitra Wacana Media. Sugiyono. 2005. Metode Penelitian CV Alfabeta. Bisnis. Edisi Keduabelas, Bandung : Suharyadi, dan Purwanto S.K. 2003. Statistika : Untuk Ekonomi & Keuangan Modern. Edisi Pertama, Jakarta: Salemba Empat. Supranto. 2004. Analisis Multivariat: Arti dan Interpretasi. Cetakan Pertama, Jakarta: PT. Rineka Cipta. Tandelilin, Eduardus. 2001 Analisis Investasi & Manajemen Portofolio. Cetakan Pertama, Yogyakarta: BPFE. www.idx.co.id / MainMenu /Emiten /CompanyProfile /Submitted offline diakses oleh Suhery P Simatupang tanggal 21 pukul 10.00 WIB. http://202.155.2.90 / corporate actions / new_info_jsx /jenis informasi /right issue diakses oleh Suhery P Simatupang tanggal 23 pukul 11.00 WIB. Suhery P. Simatupang : Pengaruh Right Issue Terhadap Earning Per Share Emiten Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2004 – 2008, 2009. Lampiran 1 Daftar Perusahaan yang Delisting Periode 2004-2008 TAHUN 2004 TAHUN 2006 Adindo Foresta Indonesia (ADFO) Keramika Indonesia Assosiasi (KIAS) Aryaduta Hotels (HPSB) Pfizer Indonesia (PFZR) Central Proteina Prima (CPPR) Ryane Adibusana (RYAN) Indosiar Visual Mandiri (IDSR) TAHUN 2007 Lippoland Development (LPLD) Bank Arta Niaga Kencana (ANKB) Siloam HealthCare (BGMT) Great River International (GRIV) Surya Hidup Satwa (SHSA) Korpora Persada Investama (KOPI) Texmaco Perkasa Engineering (TPEN) Makindo (MKDO) TAHUN 2005 Mulialand (MLND) Dankos Laboratories (DNKS) Sari Husada (SHDA) Komatsu Indonesia (KOMI) Sumimitplast (SMPL) Multi Agro Persada (TRPK) TAHUN 2006 TAHUN 2008 Bahtera Adimina Samudera (BASS) Alter Abadi (ALDI) Suba Indah (SUBA) Bank Global Internasional (BGIN) Surya Dumai Industri (SUDI) Tri Polyta Indonesia (TPIA) Texmaco Jaya (TEJA) Bukaka Teknik Utama (BUKK) Kasogi International (GDWU) Suhery P. Simatupang : Pengaruh Right Issue Terhadap Earning Per Share Emiten Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2004 – 2008, 2009. Lampiran 2 Daftar Saham Perusahaan yang di Suspend Periode 2004-2008 TAHUN 2004 TAHUN 2005 TAHUN 2006 Akbar Indo Makmur Stimec (AIMS) Ades Alfindo Putrasetia (ADES) Anugrah Tambak Perkasindo (ATPK) Arta Pacific Securities (APIC) Apexindo Pratama Duta (APEX) Argo Pantes Bakrie & Brothers (BNBR) Bahtera Adimina Samudera (BASS) Arona Binasejati (ARTI) Bakrieland Development (ELTY) Bakrie & Brothers (BNBR) Asia Grain International (ASIA) Bank Central Asia (BBCA) Bank Central Asia (BBCA) Bank Internasional Indonesia (BNII) Bank Danamon Indonesia (BDMN) Bank Danamon Indonesia (BDMN) Bank Permata (BNLI) Bank International Indonesia (BNII) Bank Internasional Indonesia (BNII) Berlian Laju Tanker (BLTA) Bank Inter-Pacific (INPC) Bank Niaga (BNGA) Bimantara Citra (BMTR) Bank Mandiri (BMRI) Bank Pan Indonesia (PNBN) Bukit Sentul (BKSL) Bank Niaga (BNGA) Bank Victoria International (BVIC) Bumi Resources (BUMI) Bank Permata (BNLI) Barito pacific Timber (BRPT) Cipta Panelutama (CITA) Bhuwanatala Indah Permai (BIPP) Bukaka Teknik Utama (BUKK) Citra Marga Nusaphala Persada (CMNP) Bumi Resources (BUMI) Bukit Sentul (BKSL) Darya-Varia Laboratoria (DVLA) Central Proteinaprima (CPPR) Dankos Laboratories (DNKS) Daya Sakti Unggul Corporation (DSUC) Davomas Abadi (DAVO) Delta Dunia Petroindo (DOID) Energi Mega Persada (ENRG) Dyviacom Intrabumi (DNET) Enseval Putera Megatrading (EPMT) Goodyear Indonesia (GDYR) Eterindo Wahanatama (ETWA) Great River International (GRIV) Great River International (GRIV) Global Financindo (MTFN) Jaka Arta Graha (JAKA) INCO (INCO) Humpuss Intermoda Transportasi (HITS) Kalbe Farma (KLBF) Korpora Persada Investama (KOPI) Kasogi Internasional (GDWU) Komatsu Indonesia (KOMI) Makindo (MKDO) Kawasan Industri Jababeka (KIJA) Multi Agro Persada (TRPK) Modernland Realty (MDLN) Krida Perdana Indahgraha (KPIG) Primarindo Asia Infrastructur (BIMA) Perusahaan Gas Negara (PGAS) Limas Stokhomindo (LMAS) Sekar Laut (SKLT) Sari Husada (SHDA) Lippo Karawaci (LPKR) Semen Cibinong (SMCB) Semen Gresik (SMGR) Metamedia Technologies (META) SMART (SMAR) Siantar TOP (STTP) Mitra Rajasa (MIRA) Suba Indah (SUBA) Steady Safe (SAFE) Plastpack Prima Industri (PLAS) Sumalindo Lestari Jaya (SULI) Suba Indah (SUBA) Siwani Trimitra (MITI) Surabaya Agung Industri PK (SAIP) Summitplast (SMPL) Surya Hidup Satwa (SHSA) Surya Dumai Industri (SUDI) Surya Semesta Internusa (SSIA) Surya Semesta Internusa (SSIA) Suryainti Permata (SIIP) Trust Finance Indonesia (TRUS) United Capital Indonesia (UNIT) United Capital Indonesia (UNIT) Voksel Electronics (VOKS) Wicaksana Overseas International (WICO) TAHUN 2007 SAMBUNGAN TAHUN 2007 TAHUN 2008 Arona Binasejati (ARTI) Steady Safe (SAFE) Bakrie & Brothers (BNBR) Bahtera Adimina Samudera (BASS) Suba Indah (SUBA) Bakrie Telecom (BTEL) Bank Arta Niaga Kencana (ANKB) Summitplast (SMPL) Bakrieland Development (ELTY) Bank Negara Indonesia (BBNI) Surya Dumai Industry (SUDI) Bank Century (BCIC) Ciptojaya Kontrindoreksa (CKRA) Texmaco Jaya (TEJA) Bank Internasional Indonesia (BNII) Dayaindo Resources International (KARK) Zebra Nusantara (ZBRA) Bank Lippo (LPBN) Suhery P. Simatupang : Pengaruh Right Issue Terhadap Earning Per Share Emiten Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2004 – 2008, 2009. Lampiran 3 Dyviacom Intrabumi (DNET) Bank Niaga (BNGA) HM Sampoerna (HMSP) Bank UOB Buana (BBIA) Indoexchange (INDX) Bekasi Asri Pemula (BAPA) Sambungan Daftar saham perusahaan terkena suspend periode 2004-2008 TAHUN 2007 TAHUN 2008 Integrasi Teknologi (ITTG) Centra Proteinaprima (CPRO) Jaka Inti Realtindo (JAKA) Indosat (ISAT) Karka Yasa Profilia (KARK) Indosiar Karya Media (IDKM) Makindo (MKDO) Infoasia Teknologi Global (IATG) Mitra Investindo (MITI) Jaka Inti Realtindo (JAKA) Modernland Realty (MDLN) Lamicitra Nusantara (LAMI) Mulialnd (MLND) Lippo E-Net (LPLI) Palm Asia Corpora (PLAS) Mitra Rajasa (MIRA) Perusahaan Gas Negara (PGAS) Mobile-8 Telecom (FREN) Polysindo Eka Perkasa (POLY) New Century Development (PTRA) Primarindo Asia Infrastructure (BIMA) Steady Safe (SAFE) Roda Panggon Harapan (RODA) Zebra Nusantara (ZBRA) Sanex Qianjiang Motor International (SQMI) Suhery P. Simatupang : Pengaruh Right Issue Terhadap Earning Per Share Emiten Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2004 – 2008, 2009. Lampiran 4 Descriptives De scriptive Statistics strike price sampel earning per share sampel Valid N (listwise) N Statistic 36 Minimum Statistic 100 Maximum Statistic 3625 36 -82.65 553.26 Mean Statistic 478.08 Std. Statistic 703.473 53.3456 113.61260 Skewness Statistic Std. Error 3.412 .393 3.252 .393 Kurtosis Statistic Std. Error 12.713 .768 12.082 .768 36 Regression b Va riables Ente red/Re moved Model 1 Variables Entered strike price a sampel Variables Removed Method . Enter a. All request ed variables entered. b. Dependent Variable: earning per share s ampel Model Summary b Model 1 R R Square a .676 .457 Adjusted R Square .441 Std. Error of the Estimate 84.96463 DurbinWatson 1.414 a. Predictors: (Constant), s trike price sampel b. Dependent Variable: earning per share sampel Suhery P. Simatupang : Pengaruh Right Issue Terhadap Earning Per Share Emiten Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2004 – 2008, 2009. Lampiran 5 ANOV Ab Model 1 Regres sion Residual Total Sum of Squares 206328.1 245445.6 451773.8 df Mean S quare 206328.147 7218.989 1 34 35 F 28.581 Sig. .000a a. Predic tors: (Constant), strik e price s ampel b. Dependent Variable: earning per share s ampel Coefficientsa Model 1 (Constant) strike price sampel Unstandardized Coefficients Std. Error B 17.199 1.166 .020 .109 Standardized Coefficients Beta .676 t .068 5.346 Collinearity Statistics VIF Sig. Tolerance .946 1.000 1.000 .000 a. Dependent Variable: earning per share sampel Collinearity Diagnostics Model 1 Dimension 1 2 Eigenvalue 1.568 .432 a Condition Index 1.000 1.904 Variance Proportions strike price (Constant) sampel .22 .22 .78 .78 a. Dependent Variable: earning per share sampel Suhery P. Simatupang : Pengaruh Right Issue Terhadap Earning Per Share Emiten Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2004 – 2008, 2009. a Re siduals Sta tistics Predic ted V alue St d. P redic ted Value St andard E rror of Predic ted V alue Adjust ed P redicted Value Residual St d. Residual St ud. Residual Deleted Residual St ud. Deleted Residual Mahal. Dis tanc e Cook's Dis tanc e Centered Leverage Value Minimum 12.0802 -.537 Maximum 396.8112 4.473 Mean 53.3456 .000 St d. Deviat ion 76.77949 1.000 N 14.168 65.788 17.664 9.569 36 7.9724 338.7744 -180.695 357.57828 -2. 127 4.209 -2. 479 4.275 -245.444 390.66330 -2. 698 6.193 .001 20.011 .000 6.337 .000 .572 48.6231 .00000 .000 .020 4.72248 .078 .972 .219 .028 61.76157 83.74206 .986 1.089 108.60723 1.364 3.535 1.066 .101 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 a. Dependent Variable: earning per share s ampel Suhery P. Simatupang : Pengaruh Right Issue Terhadap Earning Per Share Emiten Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2004 – 2008, 2009. Suhery P. Simatupang : Pengaruh Right Issue Terhadap Earning Per Share Emiten Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2004 – 2008, 2009. Suhery P. Simatupang : Pengaruh Right Issue Terhadap Earning Per Share Emiten Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2004 – 2008, 2009.