BAB 2 KAJIAN PUSTAKA 2.1. State Of The Art Dasar atau acuan berupa temuan-temuan atau teori-teori melalui hasil berbagai penelitian sebelumnya merupakan hal yang sangat perlu dan dapat dijadikan sebagai data pendukung.Salah satu data pendukung yang menurut peneliti perlu dijadikan bagian tersendiri adalah penelitian terdahulu (state Of The Art) yang relevan dengan permasalahan yang sedang dikaji dalam penelitian ini.Oleh karena itu, peneliti melakukan langkah kajian terhadap beberapa hasil penelitian terdahulu berupa jurnal-jurnal melalui internet.Berikut beberapa penelitian terdahulu yang peniliti jadikan acuan dalam pembuatan penelitian ini. Tabel 2.1 State Of The Art NAMA PENGARANG Ahmad JUDUL DESKRIPSI SINGKAT New Media Over the years, the transitional advancement in Muhammad and Education: digital technologies and the increasing Auwal An Overview of numbers of newmedia platforms have Its Impacts on revolutionized the ways in which people (e-Journal, the Academic communicate and share information. The new Department Of Performances information and communication technologies Mass of Nigerian have impacted on the society positively and Communication, Students negatively. These technologies have affected Nasarawa State the socio-cultural, political and economic University - structures of the contemporary society. 2015) Advancement in technologies have eased and expandedthe frontiers of communication and information reception and dissemination among people. The Information and Communication Technologies (ICTs), particularly the Internet, have impacted greatly onthe society; increasing access to information 9 10 and creating fresh challenges for the society. This study appraises the relationship between new media/ICT and education in Nigeria. It also examines the impacts of new media on the academic performances of students and the society in general. Bakare, Social Media This paper examines social media tools as Oluwabunmi Tools as medium for knowledge sharing among Dorcas, Medium for students and academic staff of Nigerian Chiemenem, Knowledge universities: case study of students’ Chioma Sharing among andacademic staff of the Federal University of Monika, Students and Agriculture, Abeokuta, Ogun state, Nigeria. Bamigboye,Olus Academic Staff The survey research method was adopted for ola Bamidele, of Nigerian this study because similar studies adopted this Okonedo, Sarah Universities: approach. A structured questionnaire was Case Study of designed and used to collect data for this (e-Journal, Students’ and study. Population for the study comprises of Federal Academic Staff Two hundred and fifty (250) academic staff University of of the Federal and One thousand two hundred (1200) Agriculture - University of students. The data obtained were analyzed 2015) Agriculture, using simple percentages and frequency Abeokuta, counts. Findings of the study revealed that Ogun State, students make use of social media tools than Nigeria academic staff. It also revealed that majority of academic confirmed that they are strongly aware of social media tools which was supported with 158 (69%), while undergraduate students’ supported with 690 (86%) and post-graduate students’ supported with 289 (79.1%). Social networking sites are the most used by both students and academic staff and the main purpose of using social media tools by academic staff is for research 11 purpose while students use social media tools mainly to keep in touch with friends and download applications. Arif Fadillah Efektivitas Penelitian ini adalah penelitian yang Website menggunakan metode penelitian deskriptif (e-Journal Ilmu SMAN 5 kualitatif yaitu penelitian berusaha Komunikasi Samarinda menggambarkan atau menjabarkan obyek yang Universitas Sebagai Media diteliti berdasarkan fakta yang ada di Mulawarman - Komunikasi lapangan. Dengan menggunakan Tahun 2013 dan Informasi key informan dan informan sebagai sumber Siswa data, data-data yang disajikan menggunakan data primer dan sekunder melalui wawancara, dokumen, buku-buku,jurnal ilmiah dan internet, kemudian teknik analisis data yang digunakan pada penelitian ini adalah analisis data kualitatif dengan model interaktif dari Mathew B.Miles dan A. Michael Huberman Hasil penelitian ini menunjukan bahwa Efektivitas Website SMAN 5 Samarinda menunjukkan bahwa website merupakan yang mampu menjadi media yang bermanfaat bagi siswa yang dapat dilihat dari: pesan, target sasaran, respon siswa, hambatan, dan efektivitas dari website tersebut. Berdasarkan indikator-indikator diatas, maka website SMAN 5 Samarinda dapat disimpulkan efektif sebagai media komunikasi dan informasi siswa. Robby Soetikno Efektivitas Pesan Iklan merupakan sarana komunikasi Pesan Iklan massa yang dapat menimbulkan efek (e-Journal Ilmu Telkomsel komunikasi. Salah satu perusahaan Komunikasi “Kartu AS telekomunikasi terkemuka di Indonesia, yaitu Universitas Wow Gratis Telkomsel lewat produknya kartu AS Kristen Petra 100X Lipat” mengirimkan pesan iklan melalui televisi 12 Surabaya - Terhadap untuk bersaing merebut pasar konsumen maka Tahun 2013 Customer menuntut iklan harus efektif. Jenis penelitian Telkomsel di ini adalah penelitian kuantitatif. Iklan yang Surabaya efektif adalah iklan yang memiliki dampak. Efektivitas pesan iklan televisi dapat diukur dengan Direct Rating Method atau Metode Penentuan Peringkat Langsung. Tujuannya adalah untuk mengukur tingkat attention, readthrougness, cognitive, affective dan behavior. Semakin tinggi peringkat yang diperoleh berarti iklan tersebut makin efektif dan hasilnya iklan tersebut efektif. Pramudita Efektivitas Jurnal ini berisikan tentang Efektivitas Google Oktisia Google Talk Talk Dalam Meningkatkan efisiensi Kerja Dalam Karyawan BanKaltim Cabang Syariah (e-Journal FISIP Meningkatkan Samarinda. Penelitian ini bertujuan untuk Universitas Efisiensi Kerja mendeskripsikan dan menganalisis Efektivitas Mulawarman - Karyawan Google Talk Dalam Meningkatkan Efisiensi Tahun 2014) Bank Kaltim Kerja Karyawan Bank Kaltim Cabang Syariah Cabang Samarinda. Dengan menggunakan informan Syariah sebagai sumber data, data-data yang disajikan Samarinda menggunakan data primer dan sekunder melalui wawancara, dokumen, buku-buku dan internet, kemudian teknik analisis data yang digunakan pada penelitian ini adalah analisis data kualitatif dengan model interaktif dari Methew B. Miles dan A. Michael Huberman. 2.2. Landasan Teori 2.2.1. Definisi Komunikasi Kata komunikasi berasal dari bahasa latin “communis”, yang berarti kebersamaan atau membangun kebersamaan antara dua orang atau lebih. Akar katanya “communis” adalah “communico”, yang artinya berbagi Stuart, dalam 13 Vardiansyah, (2005). Komunikasi menurut Webester New Collegate Dictionary (Riswandi, 2009) adalah suatu proses pertukaran informasi diantara individu melalui sistem lambang-lambang, tanda-tanda, atau tingkah laku. Menurut Everest M Rogers dalam Mulyana (2005), komunikasi adalah proses suatu ide dialihkan dari satu sumber kepada satu atau banyak penerima dengan maksud untuk mengubah tingkah laku mereka. Sedangkan menurut Harold Laswell (Mulyana, 2005) cara terbaik untuk menggambarkan komunikasi adalah dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut: siapa mengatakan apa dengan saluran apa kepada siapa dengan pengaruh bagaimana? Berdasarkan definisi Lasswell dapat diturunkan lima unsur komunikasi yang saling bergantung satu sama lain, yaitu sumber (source) atau (sender), penyandi (encoder), komunikator (commmunicator), pembicara (speaker), atau originator. WHO SAYS WHAT IN WHICH CHANNEL MESSAGE MEDIUM COMMUNICATOR WITH WHAT EFFECT? EFFECT TO WHOM RECEIVER Gambar 2.1 Paradigma Laswell Paradigma Laswell di atas menunjukkan bahwa komunikasi meliputi lima unsur sebagai jawaban dari pertanyaan yang diajukan itu, yakni: 1. Communicator (Orang yang menyampaikan pesan) 2. Message (Pernyataan yang didukung oleh lambang) 3. Medium (Media yang digunakan untuk menyampaikan pesan tersebut) 4. Receiver (Orang yang menerima pesan) 5. Effect (Dampak dari pesan tersebut) 14 Dari pengertian diatas, peneliti memberi kesimpulan bahwa komunikasi adalah proses untuk menyampaikan gagasan dan menyalurkan emosi kepada pihak lain baik secara lisan maupun tulisan/simbol dan dimanfaatkan juga untuk menerima informasi dari orang lain. Kegiatan komunikasi terjadi pada saat ada pemberi pesan yang membawakan pesan tersebut melalui media yang telah dipilih. Tujuan dari komunikasi akan sampai kepada penerima pesan dan menghasilkan efek. Komunikasi hanya akan berjalan efektif apabila terdapat kesamaan interpretasi pada pemberi pesan dan penerima pesan. 2.2.2. Tujuan Komunikasi Kegiatan komunikasi bertujuan mengharapkan pengertian, dukungan, gagasan, dan mengubah atau mempengaruhi tindakan. Menurut (Effendy, 2005) terdapat empat tujuan komunikasi, yaitu: 1. Mengubah sikap (to change the attitude) 2. Mengubah opini atau pendapat (to change the opinion) 3. Mengubah perilaku (to change behaviour) 4. Mengubah masyarakat (to change the society) Dari penjelasan di atas peneliti memberi kesimpulan bahwa tujuan komunikasi akan efektif apabila receiver melakukan hal yang sesuai dengan tujuan dan motivasi sender dalam berkomunikasi. Apabila terjadi perubahan sikap, opini, perilaku ataupun gaya hidup dalam masyarakat maka tujuan komunikasi dapat dikatakan berhasil. 2.2.3. Fungsi Komunikasi Menurut Thomas M. Scheidel yang dikutip dalam (Mulyana, 2005) mengemukakan bahwa kita berkomunikasi terutama untuk menyatakan dan mendukung identitas diri, untuk membangun kontak sosial dengan orang disekitar kita, dan untuk mempengaruhi orang lain untuk merasa, berfikir, atau berprilaku seperti yang kita inginkan. Menurut Rudolph F. Verderber yang dikutip dalam (Mulyana, 2005) mengemukakan bahwa komunikasi mempunyai dua fungsi, yaitu: 15 1. Fungsi sosial yakni untuk tujuan kesenangan, untuk menunjukan ikatan dengan orang lain, membangun dan memelihara hubungan. 2. Fungsi pengambilan keputusan, yakni memutuskan untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu pada saat tertentu. 2.2.4. Komunikasi Massa Komunikasi Massa menurut Bitner dalam Rakhmat, (2005) adalah pesan yang dikomunikasikan melalui media massa pada sejumlah besar orang (mass communication is messages communicated through a mass medium to a large number of people). Komunikasi Massa menurut Gerbner adalah produksi dan distribusi yang berlandaskan teknologi dan lembaga dari arus pesan yang kontinyu serta paling luas dimiliki orang dalam masyarakat industri dalam Rakhmat (2005). Dalam definisi Meletzke, Komunikasi Massa diartikan sebagai setiap bentuk komunikasi yang menyampaikan pernyataan secara terbuka melalui media penyebaran teknis secara tidak langsung dan satu arah pada publik yang tersebar dalam Rakhmat (2005). Dari pengertian diatas penulis menyimpulkan bahwa Komunikasi Massa merupakan sebuah jenis komunikasi yang dialamatkan kepada khalayak secara luas dan tersebar, heterogen, dan anonim melalui media, sehingga pesan yang sama dapat diterima secara serempak. 2.2.5. Karakteristik Komunikasi Massa Menurut (Cangara, 2005), komunikasi massa merupakan salah satu dari komunikasi yang memiliki perbedaan signifikan dengan bentuk komunikasi lainnya, karena memiliki sejumlah ciri atau karakterisitik yang khas. Karakteristik Komunikasi Massa tersebut adalah sebagai berikut: 1. Komunikator Terlembaga Ciri komunikasi massa yang pertama adalah komunikatornya, komunikasi massa menggunakan media massa baik media cetak maupun elektronik. 16 Melalui surat kabar, maka proses adalah komunikator menyusun pesan dalam bentuk artikel, apakah atas keinginannya atau atas permintaan media massa yang bersangkutan. Selanjutnya pesan tersebut diperiksa oleh penanggung jawab rubrik, dari penanggung jawab rubrik diserahkan kepada redaksi untuk diperiksa layak tidaknya pesan itu untuk dimuat dengan pertimbangan utama tidak menyalahi kebijakan dari lembaga media massa itu. Ketika sudah layak, pesan dibuat setting-nya lalu diperiksa oleh korektor, disusun oleh lay-out man agar komposisinya bagus dibuat plate kemudian masuk mesin cetak dan pada tahap akhir setelah dicetak bagian distribusi bertugas untuk mendistribusikan surat kabar kepada pembacanya. 2. Pesan Bersifat Umum Komunikasi massa itu bersifat terbuka, artinya komunikasi massa itu ditujukan untuk semua orang dan tidak ditujukan untuk sekelompok orang tertentu. Pesan yang disampaikan dalam surat kabar berupa berita-berita yang memiliki fakta dan untuk diketahui oleh masyarakat umum. 3. Komunikannya Anonim dan Heterogen Dalam komunikasi massa, komunikatornya tidak mengenal komunikan atau anonim (tidak mengetahui nama, pendidikkan, sikap, pekerjaan) karena komunikasi tidak bertatap muka secara langsung. Selain itu, komunikan juga heterogen karena terdiri dari berbagai lapisan masyarakat yang berbeda, yang dapat dikelompokkan berdasarkan faktor usia, jenis kelamin, pendidikkan, pekerjaan, latar belakang budaya, agama, dan tingkat ekonomi. 4. Media Massa Menimbulkan Keserempakan Keserempakan media massa itu sebagai keserempakan kontak dengan sejumlah besar penduduk dalam jarak jauh dari komunikator, dan penduduk tersebut satu sama lainnya dalam keadaan terpisah. Contohnya berita-berita yang memenuhi kolom surat kabar secara serempak dapat diterima oleh pembacanya diberbagai tempat. Apabila berita tersebut tidak disampaikan melalui media massa, tetapi dilakukan secara antar personal, maka untuk mencapai jumlah komunikan yang banyak akan membutuhkan waktu yang lama dan tidak bersamaan. 17 5. Komunikasi Mengutamakan Isi Ketimbang Hubungan Salah satu prinsip komunikasi adalah bahwa komunikasi mempunyai dimensi isi dan dimensi hubungan. Dimensi ini menunjukkan muatan atau isi komunikasi yaitu apa yang dikatakan, sedangkan dimensi hubungan menunjukkan bagaimana cara mengatakan yang juga mengisyaratkan bagaimana hubungan para peserta komunikasi itu. Dalam konteks komunikasi massa, komunikator tidak harus selalu kenal dengan komunikannya dan sebaliknya. Yang penting adalah bagaimana seorang komunikator menyusun pesan secara sistematis, baik, sesuai dengan jenis medianya agar komunikannya bisa memahami isi pesan tersebut. 6. Komunikasi Massa Bersifat Satu Arah Dalam hal ini, komunikator dan komunikan tidak dapat melakukan kontak secara langsung. Komunikator aktif dalam menyampaikan pesan dan komunikan aktif dalam mendengarkan pesan yang diberikan oleh komunikator. Namun antara komunikator dan komunikan tidak dapat melakukan dialog, karena komunikasi yang digunakan adalah komunikasi satu arah, dimana salah satu pihak hanya bisa mendengar apa yang dibicarakan tanpa bisa memberikan respon. 7. Stimulasi Alat Indra Terbatas Dalam komunikasi massa, stimulasi alat indra bergantung pada jenis media massa. Pada surat kabar dan majalah, pembaca hanya melihat, berbeda pada media televisi dimana penontonnya bisa melihat dan mendengar apa yang disampaikan. 8. Umpan Balik Tertunda (Delayed) dan Tidak Langsung (Indirect) Umpan balik merupakan hal penting dalam berkomunikasi karena bisa mengukur seberapa efektif komunikasi yang terjadi. Namun, sayangnya dalam komunikasi massa umpan balik bersifat tertunda dan tidak langsung. Jadi, komunikator disini tidak dapat secara langsung mengetahui bagaimana reaksi dari masyarakat terhadap pesan yang komunikator sampaikan. 18 2.2.6. Fungsi Komunikasi Massa (Effendy, 2006) mengemukakan beberapa fungsi Komunikasi Massa sebagai berikut: 1. Fungsi Informasi Fungsi informasi ini diartikan bahwa media massa adalah penyebar informasi bagi pembaca, pendengar, atau pemirsa. Berbagai informasi dibutuhkan oleh khalayak media massa yang bersangkutan sesuai kepentingan. 2. Fungsi Pendidikan Media massa merupakan sarana pendidikan bagi khalayak (Mass Education). Karena media massa banyak menyajikan hal-hal yang sifatnya mendidik. Salah satu cara mendidik yang dilakukan media massa adalah melalui pengajaran nilai, etika, serta aturan-aturan yang berlaku kepada pemirsa atau pembaca. 3. Fungsi Mempengaruhi Fungsi mempengaruhi dari media massa secara implicit terdapat pada tajuk/editorial, features, iklan, artikel, dan sebagainya. Khalayak dapat terpengaruh oleh iklan-iklan yang ditayangkan televisi ataupun surat kabar. 2.2.7. Teori Uses And Effect Pemikiran yang pertama kali dikemukakan oleh Sven Windahl (1979), dalam Ardianto, (2007) ini merupakan sintesis antara pendekatan uses and gratifications dan teori tradisional mengenai efek. Konsep ‘use’ (penggunaan) merupakan bagian yang sangat penting atau pokok dari pemikiran ini. Karena pengetahuan mengenai penggunaan media dan penyebabnya, akan memberikan jalan bagi pemahaman dan perkiraan tentang hasil dari suatu proses komunikasi massa. Penggunaan media massa dapat memiliki banyak arti. Ini dapat berarti exposure yang semata-mata menunjuk pada tindakan mempersepsi. Dalam konteks lain, pengertian tersebut dapat menjadi suatu proses yang lebih kompleks, dimana isi tertentu dikonsumsi dalam kondisi tertentu, untuk 19 memenuhi fungsi tertentu dan terkait harapan-harapan tertentu untuk dapat dipenuhi. Fokus dari teori ini lebih kepada pengertian yang kedua. Dalam uses and gratifications, penggunaan media pada dasarnya ditentukan oleh kebutuhan dasar individu, sementara pada uses and effect kebutuhan hanya salah satu dari faktorfaktor yang menyebabkan terjadinya penggunaan media. Karakteristik individu, harapan, dan persepsi terhadap media, dan tingkat akses kepada media, akan membawa individu kepada keputusan untuk menggunakan atau tidak menggunakan isi media. Hasil dari proses komunikasi massa dan kaitannya dengan penggunaan media akan membawa pada bagian penting berikutnya dari teori ini. Hubungan antara penggunaan dan hasilnya, dengan memperhitungkan pula isi media, memiliki beberapa bentuk yang berbeda yaitu: Pada kebanyakan teori efek tradisional, karakteristik isi media menentukan sebagian besar dari hasil. Dalam hal ini, penggunaan media hanya dianggap sebagai faktor perantara, dan hasil dari proses tersebut dinamakan efek. Dalam pengertian ini pula, uses and grattifications hanya akan dianggap berperan sebagai perantara, yang memperkuat atau melemahkan isi media. Dalam berbagai proses, hasil lebih merupakan akibat penggunaan daripada karakteristik isi media. Penggunaan media dapat mengecualikan, mencegah, atau mengurangi aktivitas lainnya, disamping dapat pula memiliki konsekuensi psikologis seperti ketergantungan pada media tertentu.Jika penggunaan merupakan penyebab utama dari hasil maka disebut konsekuensi. Kita dapat juga beranggapan bahwa hasil ditentukan sebagian oleh isi media (melalui perantaraan penggunanya) dan sebagian lain oleh penggunaan media itu sendiri. Oleh karenanya ada dua proses yang bekerja secara serempak, yang bersamasama menyebabkan terjadinya suatu hasil yang disebut ‘conseffects’ (gabungan antara konsekuensi dan efek). Proses pendidikan biasanya menyebabkan hasil yang berbentuk ‘conseffects’. Dimana sebagian dari hasil disebabkan oleh isi yang mendorong pembelajaran (efek), dan sebagian lain merupakan hasil dari suatu proses penggunaan media yang secara otomatis mengakumulasikan dan menyimpan pengetahuan. 20 2.2.8. New Media Media baru (New Media) adalah istilah yang dimaksud untuk menjelaskan kemunculan era digital, komputer, atau jaringan teknologi informasi dan komunikasi di akhir abad ke-20. Karakteristik dari new media adalah dapat diubah (edit), bersifat jaringan, padat, interaktif dan bersifat user generated content. User-generated content adalah konten atau isi artikel dalam internet yang ditulis oleh khalayak umum, menandakan bahwa konten media internet tidak lagi hanya dapat dimonopoli oleh pihak berkepentingan namun dapat diunggah oleh semua internet user (Solomon, 2011). Beberapa contoh dari new media adalah seperti internet, website, komputer multimedia, permainan komputer, CD-ROMS, dan DVD.New media merupakan basis media baru dan bukanlah media konvensional seperti televisi, film, majalah, buku, atau publikasi berbasis kertas. New media merupakan sebuah konsep yang dikembangkan oleh Pierre Levy, yang mengemukakan bahwa new media merupakan teori yang membahas mengenai perkembangan media dari konvensional ke era digital. 2.2.9. Pandangan New Media Dalam new media, terdapat dua pandangan yang dikemukakan oleh Pierre Levy, yaitu: 1. Pandangan interaksi sosial, yang membedakan media menurut kedekatannya dengan interaksi tatap muka. Pierre Levy memandang World Wide Web (WWW) sebagai sebuah lingkungan informasi yang terbuka, fleksibel, dan dinamis, yang memungkinkan manusia mengembangkan orientasi pengetahuan yang baru dan juga terlibat dalam dunia demokratis tentang pembagian mutual dan pemberian kuasa yang lebih interaktif dan berdasarkan pada masyarakat. 2. Pandangan integrasi sosial, yeng merupakan gambaran media bukan dalam bentuk informasi, interaksi, atau penyebarannya, tetapi dalam bentuk ritual, atau bagaimana manusia menggunakan media sebagai cara menciptakan masyarakat. Media bukan hanya sebuah instrumen informasi atau cara untuk 21 mencapai ketertarikan diri, tetapi menyatukan kita dalam beberapa bentuk masyarakat dan memberi kita rasa saling memiliki (Solomon, 2011). Definisi lain mengemukakan, new media merupakan digitalisasi yang mana sebuah konsep pemahaman mengikuti perkembangan zaman menyangkut teknologi dan sains, dari semula yang bersifat manual menjadi otomatis , dan dari semua yang bersifat rumit menjadi ringkas (Napitulu, 2011). 2.2.10. Efektivitas Kata Efektif berasal dari bahasa Inggris yaitu effective yang berarti berhasil atau sesuatu yang dilakukan berhasil dengan baik.Efektivitas merupakan unsur pokok untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan dalam organisasi, kegiatan, ataupun program. Disebut efektif apabila tercapai tujuan yang telah ditentukan. Menurut (Kurniawan, 2005) Efektivitas adalah kemampuan melaksanakan tugas, fungsi suatu organisasi atau yang lainnnya tanpa ada ketegangan atau tekanan didalamnya. Menurut (Susanto, 2007) Efektivitas adalah daya pesan untuk mempengaruhi atau tingkat kemampuan pesan-pesan untuk mempengaruhi, bisa juga diartikan sebagai suatu pengukuran akan tercapainya tujuan yang telah direncanakan sebelumnya secara matang. Pengertian Efektivitas menurut Reddin seperti yang dikutip oleh (Rohiat, 2010), ialah menghasilkan alternatif yang kreatif, mengerjakan hal-hal yang benar atau kepada apa yang seharusnya dikerjakan, optimalisasi pemanfaatan sumber, tercapainya hasil, dan meningkatkan keuntungan. Mc Lead dalam (Susanto, 2007), efektivitas artinya informasi harus sesuai dengan kebutuhan pemakai dalam mendukung suatu proses bisnis, termasuk didalamnya informasi tersebut harus disajikan dalam waktu yang tepat, format yang tepat sehingga dapat dipahami, konsisten dengan format sebelumnya, isinya sesuai dengan kebutuhan saat ini dan lengkap atau sesuai dengan kebutuhan dan ketentuan. Menurut pendapat (P. Robbins, 2010), efektivitas adalah menjalankan aktivitas-aktivitas yang secara langsung membantu organisasi mencapai berbagai sasaran.Efektivitas secara umum menunjukkan sampai seberapa jauh tercapainya 22 suatu tujuan yang terlebih dahulu ditentukan target (kuantitas, kualitas, dan waktu) yang telah dicapai oleh manajemen, yang mana target tersebut sudah ditentukan terlebih dahulu. Efektivitas merupakan dampak atau pengaruh dari membuat atau menghasilkan produk yang sesuai dengan keinginan atau sasaran yang ingin dicapai akan tetapi tetap menjadi tanggung jawab yang juga akan dirasakan dan dialami sendiri oleh individu yang menciptakan dan menjalankan pada akhirnya akan kembali lagi kepada apa yang menjadi fokus atau tujuan semula tanpa harus menghiraukn hal-hal atau melibatkan pengorbanan yang menyangkut biaya sekalipun. Dari beberapa pengertian diatas, peneliti menyimpulkan bahwa efektivitas dapat diartikan sebagai suatu proses pencapaian tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya, suatu usaha atau kegiatan tersebut telah mencapai tujuannya. Apabila tujuan yang dimaksud adalah tujuan suatu instansi maka proses pencapaian tujuan tersebut merupakan keberhasilan dalam melaksanakan program atau kegiatan menurut tugas dan fungsi dari instansi tersebut. 2.2.11. Ukuran Efektivitas Menurut pendapat Ricard M Streers (dalam Nadia Azlin, 2012) mengatakan beberapa ukuran dari efektivitas yaitu: 1. Kualitas artinya kualitas yang menghasilkan oleh organisasi. 2. Produktivitas artinya kuantitas dari apa yang dihasilkan oleh organisasi. 3. Kesiagaan yaitu penilaian menyeluruh sehubungan dengan kemungkinan dalam hal penyelesaian suatu tugas khusus dengan baik. 4. Efisiensi merupakan perbandingan beberapa aspek prestasi terhadap biaya untuk menghasilkan prestasi tersebut. 5. Penghasilan yaitu jumlah sumber daya yang masih tersisa setelah semua biaya dan kewajiban dipenuhi. 6. Pertumbuhan adalah suatu perbandingan mengenai eksistensi. 7. Stabilitas adalah pemeliharaan struktur, fungsi, dan sumber daya sepanjang waktu. 23 8. Kecelakaan yaitu frekuensi dalam hal perbaikan yang berakibat pada kerugian waktu. 9. Semangat kerja yaitu adanya perasaan terikat dalam hal pencapaian tujuan yang melibatkan usaha tambahan, kebersamaan tujuan dan perasaan memiliki. 10. Motivasi adalah adanya kekuatan yang muncul dari setiap individu untuk mencapai tujuan. 11. Kepaduan yaitu fakta bahwa para anggota organisasi saling menyukai satu sama lain, artinya bekerja sama dengan baik, berkomunikasi, dan mengkoordinasikan. 12. Keluwesan adaptasi artinya adanya suatu rangsangan baru untuk mengubah prosedur standar operasinya yang bertujuan untuk mencegah keterbukaan terhadap rangsangan lingkungan. 2.2.12. Pengetahuan Pengetahuan adalah segala sesuatu yang ada dikepala kita. Kita dapat mengetahui sesuatu berdasarkan pengalaman yang kita miliki. Selain pengalaman, kita juga menjadi tahu karena kita diberitahu oleh orang lain. Pengetahuan juga didapat dari tradisi (Prasetyo, 2007). Pengetahuan merupakan hasil “Tahu” dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indra manusia yakni: penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga (Notoadmojo, 2005). Pengetahuan (knowledge) adalah suatu proses dengan menggunakan panca indra yang dilakukan seseorang terhadap objek tertentu dapat menghasilkan pengetahuan dan keterampilan (Hidayat, 2007). Pengetahuan itu sendiri dipengaruhi oleh faktor pendidikan formal. Pengetahuan sangat erat hubungannya dengan pendidikan, dimana diharapkan bahwa dengan pendidikan yang tinggi maka orang tersebut akan semakin luas pula pengetahuannya. Akan tetapi perlu ditekankan, bukan berarti seseorang yang berpendidikan rendah mutlak berpengetahuan rendah pula. Pengetahuan seseorang tentang suatu objek mengandung dua aspek, yaitu aspek positif dan aspek negatif. 24 Kedua aspek ini yang akan menentukan sikap seseorang semakin banyak aspek positif dan objek yang diketahui, maka akan menimbulkan sikap makin positif terhadap objek tertentu (Dewi & Wawan, 2010). 2.2.13. Jenis Pengetahuan Menurut (Notoatmodjo, 2010) cara mendapatkan pengetahuan dapat dibagi menjadi 2 jenis yakni: 1. Cara memperoleh kebenaran non ilmiah a. Cara Coba Salah (Trial and Error) Cara memperoleh kebenaran non ilmiah, yang pernah digunakan oleh manusia dalam memperoleh pengetahuan adalah melalui cara coba-coba atau dengan kata yang lebih dikenal “trial and error”. Metode ini telah digunakan oleh orang dalam waktu yang cukup lama untuk memecahkan berbagai masalah. Bahkan sampai sekarang pun metode ini masih sering digunakan, terutama oleh mereka yang belum atau tidak mengetahui suatu cara tertentu dalam memecahkan suatu masalah yang dihadapi. Metode ini telah banyak jasanya, terutama dalam meletakan dasar-dasar menemukan teori-teori dalam berbagai cabang ilmu pengetahuan. b. Secara Kebetulan Penemuan kebenaran secara kebetulan terjadi karena tidak disengaja oleh orang yang bersangkutan. Salah satu contoh adalah penemuan enzim urease oleh Summers pada tahun 1926. c. Cara Kekuasaan Atau Otoritas Dalam kehidupan manusia sehari-hari, banyak sekali kebiasaankebiasaaan dan tradisi-tradisi yang dilakukan oleh orang tanpa melalui penalaran apakah yang dilakukan tersebut baik atau tidak kebiasaan seperti ini tidak hanya terjadi pada masyarakat tradisional saja, melainkan juga terjadi pada masyarakat modern. Para pemegang otoritas, baik pemimpin, pemerintah, tokoh agama, maupun ahli ilmu pengetahuan pada prinsipnya 25 mempunyai mekanisme yang sama didalam penemuan pengetahuan. d. Berdasarkan Pengalaman Pribadi Pengalaman adalah guru yang baik, demikian bunyi pepatah. Pepatah ini mengandung maksud bahwa pengalaman itu merupakan sumber pengetahuan, atau pengalaman itu merupakan suatu cara untuk memperoleh kebenaran pengetahuan. Oleh karena itu pengalaman pribadi pun dapat digunakan sebagai upaya memperoleh pengetahuan. Hal ini dilakukan dengan cara mengulang kembali pengalaman yang diperoleh dalam memecahkan permasalahan yang dihadapi pada masa yang lalu. e. Cara Akal Sehat Akal sehat atau common sense kadang-kadang dapat menemukan teori atau kebenaran. Sebelum ilmu pendidikan ini berkembang, para orang tua zaman dahulu agar anaknya mau menuruti nasihat orang tuanya, atau agar anak disiplin menggunakan cara hukuman fisik bila anaknya berbuat salah, misalnya dijewer telinganya atau dicubit. Ternyata cara menghukum anak ini sampai sekarang berkembang menjadi teori atau kebenaran, bahwa hukuman adalah merupakan metode (meskipun bukan yang paling baik) bagi pendidikan anak. Pemberian hadiah dan hukuman (reward & pusnishment) merupakan cara yang masih dianut oleh banyak orang untuk mendisiplinkan anak dalam konteks pendidikan. f. Kebenaran Melalui Wahyu Ajaran dan dogma adalah suatu kebenaran yang diwahyukan dari Tuhan melalui para Nabi. Kebenaran ini harus diterima dan diyakini oleh pengikut-pengikut agama yang bersangkutan, terlepas dari apakah kebenaran tersebut rasional atau tidak. g. Kebenaran Secara Intuitif Kebenaran secara intuitif diperoleh manusia cepat sekali melalui proses diluar kesadaran dan tanpa melalui proses penalaran atau 26 berpikir. Kebenaran yang diperoleh melalui intuitif sukar dipercaya karena kebenaran ini tidak menggunakan cara-cara yang rasional dan yang sistematis. Kebenaran ini diperoleh seseorang hanya berdasarkan intuisi atau suara hati saja. h. Melalui Jalan Pikiran Sejalan dengan perkembangan kebudayaan umat manusia, cara berpikir manusia pun ikut berkembang. Dari sini manusia telah mampu menggunakan pengetahuannya. Dengan penalarannya kata lain, dalam memperoleh dalam memperoleh kebenaran pengetahuan manusia telah menggunakan jalan pikirannya. i. Induksi Induksi adalah proses penarikan kesimpulan yang dimulai dari pernyataan-pernyataan khusus ke pernyataan yang bersifat umum. Proses berpikir induksi berasal dari hasil pengamatan indra atau hal-hal yang nyata, maka dapat dikatakan bahwa induksi beranjak dari hal-hal yang konkret kepada hal-hal yang abstrak. j. Deduksi Deduksi adalah pembuatan kesimpulan dari pernyataanpernyataan umum mengarah kepada pernyataan-pernyataan khusus. Aristoteles (384-322SM) mengembangkan cara berpikir deduksi ini kedalam suatu cara yang disebut “silogisme”. Silogisme merupakan suatu bentuk deduksi berlaku bahwa sesuatu yang dianggap benar secara umum pada kelas tertentu, berlaku juga kebenarannya pada semua peristiwa yang terjadi pada setiap yang termasuk dalam kelas itu. 2. Cara Ilmiah Dalam Memperoleh Pengetahuan Cara baru atau modern dalam memperoleh pengetahuan pada dewasa ini lebih sistematis, logis, dan ilmiah. Cara ini disebut “metode penelitian ilmiah”, atau lebih populer disebut metodologi 27 penelitian (research methodology).Cara ini mula-mula dikembangkan oleh Francis Bacon (1561-1626).Ia mengatakan bahwa dalam memperoleh kesimpulan dilakukan dengan mengadakan observasi langsung, dan membuat pencatatanpencatatan terhadap semua fakta sehubungan dengan objek yang diamati. Pencatatan ini mencakup tiga hal pokok, yakni: a. Segala sesuatu yang positif, yakni gejala tertentu yang muncul pada saat melakukan pengamatan. b. Segala sesuatu yang negatif, yakni gejala tertentu yang tidak muncul pada saat melakukan pengamatan. c. Gejala-gejala yang muncul secara bervariasi, yaitu gejala-gejala yang berubah-ubah pada kondisi-kondisi tertentu. 2.2.14. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengetahuan Dalam (Dewi & Wawan, 2010) terdapat dua faktor yang mempengaruhi pengetahuan, yaitu: 1. Faktor Internal a. Pendidikan Pendidikan diperlukan untuk mendapatkan informasi misalnya hal-hal yang menunjang kesehatan sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup. Pada umumnya makin tinggi pendidikan seseorang maka akan semakin mudah menerima informasi. b. Pekerjaan Pekerjaan adalah kebutuhan yang harus dilakukan terutama untuk menunjang kehidupannya dan kehidupan keluarganya. 28 c. Usia Usia adalah umur individu yang terhitung mulai saat dilahirkan sampai berulang tahun. Semakin cukup umur, tingkat kematangan dan kekuatan seseorang akan lebih matang dalam berpikir dan bekerja. 2. Faktor Eksternal a. Faktor Lingkungan Lingkungan merupakan suatu kondisi yang ada disekitar manusia dan pengaruhnya yang dapat mempengaruhi perkembangan perilaku orang atau kelompok. b. Sosial Budaya Sistem sosial budaya yang ada pada masyarakat dapat mempengaruhi dari sikap dalam menerima informasi. 2.2.15. Tingkatan Pengetahuan Dari pengalaman dan penelitian, ternyata perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih baik dibandingkan perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan karena didasari oleh kesadaran, rasa tertarik, dan adanya pertimbangan dan sikap positif. Adapun tingkatan pengetahuan menurut (Notoatmodjo, 2005) terdiri dari enam tingkat, yakni: 1. Tahu (Know) Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya.Termasuk didalamnya adalah mengingat kembali terhadap suatu yang khusus dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Oleh karena itu, “Tahu” merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah gunanya untuk mengukur bahwa orang tahu yang dipelajari seperti: menyebutkan, mendefinisikan, menguraikan, menyatakan, dan sebagainya. 2. Memahami (Comprehension) 29 Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan secara benar tentang objek yang diketahui, dapat menjelaskan materi dengan benar. 3. Aplikasi (Aplication) Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang dipelajari pada situasi atau kondisi nyata. 4. Analisis (Analysis) Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek kedalam komponen-komponen, tetapi masih didalam suatu struktur organisasi dan masih ada kaitannya satu sama lain. 5. Sintesis (Syntesis) Sintesis menunjukkan suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian didalam suatu bentuk keseluruhan yang baru. 6. Evaluasi (Evaluation) Evaluasi berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan penelitian terhadap suatu materi atau objek.Penilaian ini berdasarkan suatu kriteria yang ditentukan sendiri atau menggunakan kriteria-kriteria yang ada. Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket (kuesioner) yang menanyakan tentang materi yang ingin diukur dari subjek penelitian atau responden.Kedalaman pengetahuan yang ingin diketahui atau diukur dapat disesuaikan dengan tingkatan-tingkatan diatas.Pengukuran tingkat pengetahuan dimaksudkan untuk mengetahui status pengetahuan seseorang dan disajikan dalam tabel distribusi frekuensi (Notoatmodjo, 2005). 2.3. Kerangka Pemikiran Kerangka pemikiran dalam penelitian ini dibangun berdasarkan landasan teori yang telah diuraikan diatas. Kerangka pemikiran dalam penelitian ini menunjukkan bahwa dalam penelitan ini menggunakan 2 variabel yakni: variabel Independent (X) “Efektivitas Video Branding PT Etnomark Consulting”, dan variabel Dependent (Y) “Pengetahuan Branding Mahasiswa Marketing 30 Communication Angkatan 2014” untuk selanjutnya dianalisis dan dapat diberikan kesimpulan dan saran. VARIABEL X VARIABEL Y Efektivitas Video Branding PT.Etnomark Consulting Pengetahuan Branding Mahasiswa Marketing Communication Angkatan 2014 1. Fungsi (Kurniawan, 2005) 2. Keunikan (Rohiat, 2010) 3. Kemudahan (Susanto, 2007) 1. Tahu (Know) 2. Memahami (Comprehension) 3. Aplikasi (Aplication) 4. Analisis (Analysis) 5. Sintesis (Syntesis) 6. Evaluasi (Evaluation) (Notoadmodjo, 2005) Gambar 2.2: Kerangka Pemikiran