Motion, Volume V, No. 2, September 2014 ANALISIS ANXIETY ATLET FUTSAL PUTRI Yunita Lasma Siregar1 & Nurjayanti mandasari2 Universitas Islam “45” Bekasi [email protected] Abstrak Tujuan penelitian ini adalah ingin mengetahui gambaran dari Analisis Anxiety Atlet Futsal Putri Club RWFC Kota Bekasi dan selanjutnya memberi solusi untuk mengatasinya kecemasan pada atlet futsal putri club RWFC kota bekasi. Dan juga memberi masukan kepada Pembina dan pelatih agar lebih memperhatikan kondisi psikologis atlet khususnya anxiety dalam pelaksanaan program latihan maupun pertandingan. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif. Populasi dan sempel penelitian yang dijadikan sebagai sumber data yaitu atlet futsal putri club RWFC Kota Bekasi sebanyak 20 orang. Berdasarkan hasil pengolahan dan analisis data, hasil penelitian ini adalah: tingkat anxiety atlet futsal putri club RWFC Kota Bekasi sebelum pertandingan 58.7 %, selama pertandingan 47%, sesudah pertandingan 46%. Maka tingkat anxiety termasuk kedalam kategori sedang. Kata Kunci: Analisis, Anxiety dan Futsal Kecemasaan dapat diinterpretasikan dalam dua cara, yaitu kecemasaan yang dirasakan oleh atlet dalam waktu tertentu, missalnya menjelang pertandingan. (state anxiety). atau kecemasaan yang dirasakan karena atlet tergolong pencemas (trait anxiety). Stress dan kecemasaan dapat timbul kapan saja, hampir setiap orang mengalami ketegangan, hanya sekedar ketegangan yang berbeda – beda. Perbedaan ini disebabkan ada nya perbedaan kepekaan dan daya toleransi seseorang terhadap sesuatu yang mingkin timbul atau menyebabkan stress. Situasi tegang yang melewati batas toleransiakan kurang menguntungkan bagi atlet, dalam olahraga prestasi, ketegangan selalu menghinggapai, dan bisa muncul terutama pada saat menjelang pertandingan atau selama pertandingan, pada gilirannya ketegangan ini akan mengganggu penampilan mereka. Sumber ketegangan bisa berasal dari diri atlet, dan bisa juga dari luar. ketegangan yamg berasal dari dirinya, misalnya; perasaan takut, ragu-ragu akan kemampuannya, perasaan kurang latihan, dan sebagai nya; ketegangan yang datang dari luar misalnya:pengaruh penoton, keluarga, lingkungan pertandingan yang asing baginya, dan sebagainya. kecemaasan dan ketakutan atlet pada umum nya 1 2 Memet Muhammad : Dosen PJKR FKIP Universitas Islam “45” Bekasi Aryo Dwi Ganesha : Mahasiswa PJKR FKIP Universitas Islam “45” Bekasi 163 Motion, Volume V, No. 2, September 2014 diklasifikasikan dalam beberapa kategori; 1). Takut kalau gagal dalam pertandingan 2). Takut akan akibat social atas kualitas prestasi nya. 3). Takut cedera atau hal lain yang menimpa diri nya . 4). Takut terhadap agresi fisik baik oleh lawan maupun diri nya. 5). Takut bahwa kondisi fisik nya tidak akan mampu menyelesaikan tugas nya atau pertandingan dengan baik Apta Mylsidayu (2013:48) menyatakan Anxiety sebagai salah satu kajian Kejadian – psikologis yang unik dan menarik yang terjadi pada anak didik/atlet. Kejadian yang penting sebelum saat dan akhir pertandingan dalam olahraga sangat dipengaruhi oleh tingkatan anxiety dari pelaku olahraga, baik atlet, pelatih, wasit, maupun penonton. perasaan cemas diakibatkan, hal tersebut terjadikarena adanya tekanan – tekanan secara kejiwaan pada saat bermain dan sifat kompetisi olahraga yang didalam nya penuh dengan perubahan dari keadaan permainan ataupun kondisi alam yang membuat menurunnya kepercayaan diri dari penampilan. Bagi seorang atlet yang sedang bertanding kecemasan merupakan salah satu gejala psikologi yang indentik dengan perasaan ketegangan yang berlebihan yang berlangsung lama, seperti situasional terhadap berbagai rangsangan stress dan keadaan emosi negatif yang ditandai dengan gugup, khawatir dan ketakutan, oleh karena itu, kecemasan tidak dapat dipisahkan dari seorang atlet yang sedang bertanding baik laki-laki, perempuan, kelompok, induvidu yang sedang menghadapi pertandingan. Memang telah lama seorang atlet yang sedang bertanding mengalami kecemasan menjadi kenyatan merupakan gejala yang menyebar luas dalam macam kalangan masyarakat, baik itu golongan atlet maupun kalangan biasa baik itu dalam pertandingan kecil maupun besar, hal itu terjadi karena takut gagal dalam pertandingan,takut akan akibat sosial dan kualitas prestasinya, takut cedara atau hal lain menimpa dirinya, takut terhadap agresi fisik lawan atau dirinya, dan takut kondisinya fisik nya tidak akan mampu menyelsaikan tugas atau pertandingannya dengan baik. Itu sebabnya penyelanggaran bidang studi pendidikan jasmani disekolah maupun dikalangan lembaga-lembaga dibidang keolahragan khusus nya buat penulis sangat tertarik meneliti anxiety, kerena kecemasan merupakan hal negatif yang harus dihilangkan atau diobati dengan cara metode meditasi atau relaksasi, simulasi, dan pendekatan kognitif melalui konsling, karena kecemasan akan merusak pertandingan yang sedang berlangsung atau hasil pertandingan. 164 Motion, Volume V, No. 2, September 2014 Kecemasan atau dalam Bahasa Inggrisnya “anxiety” berasal dari Bahasa Latin “angustus”yang berarti kaku, dan “ango, anci” yang berarti mencekik, menurut Freud dalam Alwisol (2005 : 28) mengatakan bahwa kecemasan adalah fungsi ego untuk memperingatkan individu tentang kemungkinan datangnya suatu bahaya sehingga dapat disiapkan reaksi adatif yang sesuai. kecemasan berfungsi sebagai mekanisme yang melindungi ego karena kecemasan member sinyal kepada seorang bahwa ada bahaya dan jika tidak dilakukan tindakan yang tepat maka bahaya itu akan meningkat sampai ego dikalahkan. sedangkan menurut Weinberg & Gould (2003: 79) menyatakan bahwa anxiety adalah keadaan emosi negatif yang ditandai dengan gugup, khawatir, dan ketakutan dan terkait dengan aktivasi atau kegairahan pada tubuh. pada gejala cemas, biasanya didominasi oleh keluhan-keluhan psikis (ketakutan dan kekhawatiran), tetapi dapat pula disertai keluhan-keluhan somatik (fisik). Berdasarkan hasil observasi atlet futsal putri club RWFC kota bekasi. anxiety yang dialami atlet sebelum bertanding, selama bertanding, dan sesudah bertanding. adalah rasa gugup yang berlebihan, tekanan dari diri sendiri dan tekanan dari luar, situasi yang kurang baik bagi atlet, rasa gelisah dan ketakutan dengan hasil pertandingan.Dengan demikian berdasarkan uraian diatas, peneliti merasa tertarik untuk meneliti tentang Aanalisis anxiety atlet futsal putri club RWFC Kota Bekasi Berdasarkan latar belakang masalah dan indenifikasi masalah diatas maka rumusan masalahnya adalah “ seberapa besar anxiety atlet futsal putri club RWFC Kota Bekasi? ” Hakekat Anxiety ( kecemasan ) Kecemasan atau dalam Bahasa Inggrisnya “anxiety” berasal dari Bahasa Latin “angustus”yang berarti kaku , dan “ango,anci” yang berarti mencekik. Menurut Freud dalam Alwisol (2005 : 28) mengatakan bahwa kecemasan adalah fungsi ego untuk memperingatkan individu tentang kemungkinan datangnya suatu bahaya sehingga dapat disiapkan reaksi adatif yang sesuai. Kecemasan berfungsi sebagai mekanisme yang melindungi ego karena kecemasan member sinyal kepada seorang bahwa ada bahaya dan jika tidak dilakukan tindakan yang tepat maka bahaya itu akan meningkat sampai ego dikalahkan. Weinberg & Gould (2003: 79) menyatakan bahwa 165 anxiety adalah keadaan Motion, Volume V, No. 2, September 2014 emosi negatif yang ditandai dengan gugup, Khawatir, dan ketakutan dan terkait dengan aktivasi atau kegairahan pada tubuh. Pada gejala cemas, Biasanya didominasi oleh keluhan-keluhan psikis (ketakutan dan kekhawatiran), Tetapi dapat pula disertai keluhan-keluhan somatik (fisik). Apta Mylsidayu (2013:48) menyatakan Anxiety sebagai salah satu kajian psikologis yang unik dan menarik yang terjadi pada anak didik/atlet .kejadian –kejadian yang penting sebelum saat dan akhir pertandingan dalam olahraga sangat dipengaruhi oleh tingkatan anxiety dari pelaku olahraga, Baik atlet, Pelatih, Wasit, maupun penonton. Perasaan cemas diakibatkan, Hal tersebut terjadikarena adanya tekanan – tekanan secara kejiwaan pada saat bermain dan sifat kompetisi olahraga yang didalam nya penuh dengan perubahan dari keadaan permainan ataupun kondisi alam yang membuat menurun nya kepercayaan diri dari penampilan. Dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa kecemasaan dapat terindikasi melalui perubahan fisik yang mengacu pada pada gejala tingkah laku, dan perubahan psikis hal ini mengacu pada konsentrasi, Dan juga perubahan emosi pada saat pertandingan. Sumber ketegangan bisa berasal dari diri atlet, Dan bisa juga dari luar. Ketegangan yamg berasal dari dirinya, Misalnya; perasaan takut, Ragu-ragu akan kemampuannya, Perasaan kurang latihan, dan sebagai nya; ketegangan yang datang dari luar misalnya: pengaruh penoton, Keluarga, Lingkungan pertandingan yang asing baginya, dan sebagainya. Kecemaasan dan ketakutan atlet pada umum nya diklasifikasikan dalam beberapa kategori; 1). Takut kalau gagal dalam pertandingan 2). Takut akan akibat social atas kualitas prestasi nya. 3). Takut cedera atau hal lain yang menimpa diri nya.4). Takut terhadap agresi fisik baik oleh lawan maupun diri nya. 5). Takut bahwa kondisi fisik nya tidak akan mampu menyelesaikan tugas nya atau pertandingan dengan baik. Beberapa cara untuk mengatasi kecemasan dijelaskan dalam skripsi Asarotul Hijriyah ( 2012 : 21). Diantara nya yaitu: (1) Penggunaan anti – anxiety drugs, (2) Metode exposure, (3) Simulasi pertandingan (4) Meditasi, dan ( 5) konseling. Jenis – jenis Anxiety Berdasarkan jenis – jenisnya, anxiety digolongkan menjadi dua jenis kecemasan yaitu kecemasan pembawaan ( trait anxiety ) dan kecemasan karena kondisi yang dihadapi atau kecemasan sesaat ( state anxiety). Mengenai dua jenis kecemasan tersebut dijelaskan pada pembahasan berikut. 166 Motion, Volume V, No. 2, September 2014 a. Trait anxiety Seperti telah dijelaskan diatas bahwa trait anxiety adalah kecemasan yang dimiliki setiapa orang atau kecemasan bawaaan, Hanya saja kadar anxiety pada masing – masing orang menpunyai kadar yang berbeda –beda. Dengan demikin anxiety yang dirasakan oleh seseorang itu mincul kerana orang itu tergolong pecemas atau mudah cemas.berdasarkan penjelasan itu maka trait anxiety dapat diartikan sebagai perasaan pecemas yang sudah melekat pada diri seseorang dan dikatakan sebagai kepribadian seseorang. Menurut Apta Mylsdayu ( 2013 : 51) mengatakan bahwa, trait anxiety adalah rasa cemas yang merupakan sifat pribadi /bawaan (sifat pecemas) . Menurut Singgih D. Gunarasa ( 2008 :74 ) trait anxiety adalah suatu predisposisi untuk mempersepsikan situasi lingkungan yang mengancam dirinya. Mengenai trait anxiety dijelaskan oleh Spielberg (1989) dan Satiadama ( 2000 : 96) dalam Asrotul Hijryah (2013 :22) bahwa, “ kecemasan bawaan adalah faktor kepribadian mempengaruhi seseorang untuk mempersepsi suatu keadaan sebagai situasi yang mengandung ancaman atau situasi yang mengancam’’ Adapun penjelasan diatas bahwa atlet dengan trait anxiety yang memilliki keperibadian sebagai pecemas, Dan apa bila diberikan latihan mental akan merasa terbiasa dengan keadaan yang dapat menimbulkan anxiety, maka dapat dikendalikan timbulnya anxiety tersebut untuk membangkitkan semangatnya, Sehingga hal ini lebih menguntungkan atlet. Hal ini menujukan bahwa begitu pentingnya latihan mental untuk atlet dalam mengendalikan anxiety yang timbul pada seorang atlet. State anxiety State anxiety dapat diartikan sebagai suatu keadaan yang cemas atau emosional yang yang dirasakan oleh seorang atlet yang menghadapi keadaan yang dalam ini pertandingan futsal. Hal ini berbeda dengan trait anxiety dimana kecemasan datang secara mendadak atau pada saat tertentu dan juga sudah melekat pada atlet. Menurut Setyobroto ( 1993 : 111) mengutip pendapat Spielberger ( 1985) dalam Asrotul Hujryah (1013:24) bahwa: State anxiety adalah merupakan kaeadaan emosional yang terjadi mendadak ( pada waktu tertentu) yang ditandai dengan rasa takut dan ketegangan dan biasanya diikuti dengan perasan cemas yang mendalam disertai ketegangan dan psikologikal arousal Menurut Apta Mylsidayu (2013: 51) mengatakan : state anxiety adalah keadaan emosional yang terjadi mendadak /pada waktu tertentu yamh ditandai dengan kecemasan, Takut, Tegang, dan biasanya kecemasan ini terjadi saat menjelang 167 Motion, Volume V, No. 2, September 2014 pertandingan. Berdasrkan penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa state anxiety merupakan kecemasan yang bersifat sementara dan berubah – ubah bergantung pada besar – kecilnya tekanan yang dihadapi seseorang atau atlet dilapangan juga bergantung pada tingkat trait anxiety yang dimilikinya. Sumber Anxiety Menurut Setyobroto ( 1989: 94) dalam Asarotul Hijiryah (2013:25) menjelaskan tentang penyebab anxiety yaitu :’’ bila stress yang dialami seseorang terlalu besar baginya, Hingga tidak dapat dilakukan tindakan untuk mengatasi, Atau bila stress yang dihadapi seseorang berlangsung terus menerus, maka akan timbul kecemasan’’. Menurut Apta Mylsidayu (2013: 53- 54) Dijelaskan mengenai klasifikasi anxiety yang dialami dari dalam dan luar oleh atlet sebagai berikut : a). sumber anxiety dari dalam diri sendiri (1) Atlet terlalu terpaku pada kemampuan teknisnya. Akibatnya didominasinoleh pikiran –pikiran yang terlalu memebebani, Seperti komitemen yang berlebihan bahwa harus bermain sangat baik. (2) Munculnya pikiran – pikiran negatif, Seperti ketakutan akan dicemooh oleh penonton jika tidak memperlihatkan penampilan yang baik. (3) Alam pikiran atlet akan sangat dipengaruhi oleh kepuasan yang secara subjektif dirasakan didalam dirinya. Pada atlet akan muncul perasaan khwatir akan tidak mampu memenuhi keinginan pihak luar sehingga meninbulkan ketegangan baru. b) . sumber anxiety dari luar Seperti halnya sumber dari dalam, Sumber anxiety dari luar juga dapat terjadi apabila atlet dihadapkan pada: (1) Munculnya berbagai rangsangan yang membingungkan rangsangan tersebut berupa tuntutan/harapan dari luar yang menimbulkan keraguan pada atlet untuk mengikuti hal tersebut atau sulit dipenuhi.(2) Pengaruh masa atau penonton. Dalam pertandingan apapun , Emosi massa sering dipengaruhi besar terhadap penampilan atlet, Terutama jika pertandingan tersebut sangat ketat dan menegangkan. (1) Saingan –saingan lain yang bukan lawan tandingnya. Seorang atlet menjadi sedemikian tegang ketika menghadapi kenyataan bahwa mengalami kesulitan untuk pemain bermain sehingga menjadi terdesak. (2) Pelatih yang memperlihatkan sikap tidak mau memahami bahwa telah berupaya sebaikbaiknya, Pelatih sering menyalahkan atau mencemooh atletnya yang sebenarnya dapat mengguncang keperibadian atlet tersebut.(3) Hal –hal non teknis seperti kondisi lapangan, Cuaca yang tidak bersahabat, atau Peralatan yang kurang memadai. 168 Motion, Volume V, No. 2, September 2014 Gejala –gejala Terjadinya Anxiety Terjadinya anxiety pada umumnya ditandai dengan gejala- gejala yang biasa nya diikuti dengan timbul nya ketegangan pada diri seseorang yang dapat yang dijadikan indicator, Gejala- gejala tersebut diantaranya terdiri atas dua gejala yaitu gejala psikis dan gejala fisik.mengenai gejala terjadinya anxiety yang dialami seorang atlet. Dikemukakan oleh Gunarsa ( 1989: 146) dalam Asarotul Hijriyah ( 2013:31). Mengatakan bahwa atlet yang mengalami anxiety menampilkan gejala –gejala sebagai berikut: (a) Gejala Fisik: Adanya perubahan yang dramatis pada tingkah laku, gelisah atau tidak tenang dan sulit tidur. Terjadinya peregangan otot – otot pundak, leher, perut, terlebih lagi pada otot ekstremitis , Terjadinya perubahan irama pernapasan, Terjadinya kontraksi otot setempat, pada dagu,sekitar mata, dan rahang.(b) Gejala Psikis: Gangguan pada perhatian dan konsentrasi, Perubahan emosi, Menurunnya rasa percaya diri, Timbul obsesi, Tiada motivasi Hakikat Permainan Futsal Permainan futsal merupakan permainan yang mempunyai satu tujuan, yaitu menjadi pemenang dengan cara mencetak gol berusaha untuk memcegah lawan membuat gol dengan cara yang sesuai dengan peraturan permainan. Jangan pernah membicarakan tentang tektik dan strategi permainan untuk memenangkan suatu pertandingan, jika pemain tidak menguasi teknik dasar futsal. Karena dalam situasi permainan futsal, setiap pemain pasti bersentuhan dengan bola, apabila pemain tidak menguasi teknik dasar futsal yang baik maka lawan akan mudah merebut dan menguasi permainan. Kebutuhan penguasaan teknik dasar futsal sasuai dengan falsafah dasar futsal. Beberapa teknik dasar futsal yang harus dikuasi pemain futsal Menurut Mahesa Arifin ( 2011: 11) adalah sebagai Berikut : a. Mengumpan bola ( passing ) Passing adalah merupakan salah satu teknik futsal yang sangat bibutuhkan oleh setiap pemain. Dengan lapangan yang rata dan ukuran lapangan yang sangat kecil dibutuhkan passing yang keras adan akurat Karena bola yang meluncur sejajar dengan tumit pemain, sebab hampir sepanjang permainan futsal menggunakan passing. Untuk menguasai keterampilan passing diperlukan penguasaan gerakan sehingga sasaran yang 169 Motion, Volume V, No. 2, September 2014 diinginkan tercapai. Passing dapat dilakukan dengan menggunakan beragam sisi kaki, yaitu menggunakan kaki bagian dalam,luar, ujung kaki,tumit, atau sisi bawah. Namun yang paling baik adalah menggunakan kaki bagian dalam dengan arah mendatar atau umpanan panjang yang menyusur tanah, karena umpan akan memiliki akurasi paling baik jika dibandingankan dengan lain nya. b. Teknik menerima ( receive ) Teknik mengontrol bola dalam permainan futsal dapat dilakukan dengan menggunakan kaki bagian dalam, kaki bagian luar dan telapak kaki sebelah depan dengan memanfaatkan sol sepatu. Teknik mengontrol bola dengan sole sepatu dalam futsal sangat penting sehingga harus dikuasi oleh setiap pemain. c. Teknik mengumpan lambung ( chipping ) Teknik passing ( mengumpan ) lambung, teknik passing lambung ini seringkali dilakukan dalam permainan futsal untuk mengumpan bola dibelakang lawan. Karena situasi bermain futsal terkadang lawan bertahan melakukan tekanan (pressure), sehinggga kita dapat melakukan serangan dengan mengumpan lambung. Pada saat melakukan serangan seringkali pemain dihadapkan dengan situasi tekanan, salah satu cara ubtuk melepaskannya yaitu dengan mengumpan lambung. d. Teknik menggiring bola ( dribbling) Pada dasarnya menggiring bola adalah menedang bola terputus –putus atau pelan – pelan, oleh karena itu bagian kaki yang dipergunakan dalam menggiring bola sama dengan bagian kaki yang dipergunakan untuk menendang bola. e. Teknik menembak bola ( shooting) Teknik menendang keras yang efektif dalam permainan futsal adalah menendang bola dengan menggunakan ujung kaki/sepatu, karena dengan teknik ini bola akan melesat cukup kenceng dan bola juga akan tetap bergerak lurus. Shooting dengan akurasi yang baik diperlukan untuk menyelesaikan serangan yang sudah dibangun. Semakin bagus tehknik shooting yang dimiliki pemain, maka akan semakin meningkatkan kemampuan finishing tim anda. f. Teknik menyundul bola ( heading ) Selain menggunakan kaki, pemain bola juga sering menggunakan kepalanya untuk mengumpan maupun memasukan bola kedalam gawang lawan. Bola yang melayang diudara menjadi “ makanan “ bagi kepala untuk mengarahkan ke rekan satu tim atau 170 Motion, Volume V, No. 2, September 2014 kedalam gawang lawan. Memindahkan bola dengan kepala inilah yang disebut menyundul bola. Menyundul bola dapat dilakukan dengan beberapa cara. Cara yang paling umum adalah dengan melompat menyambut datang nya bola. Selain melompat keatas, ada juga pemain yang menyundul bola sambil menjatuhkan badan. Hal ini dilakukan apabila bola datang melayang tidak begitu tinggi dari tanah. Cara ini sering mengecoh pemain bertahan dan penjaga gawang lawan, karena biasa nya bola yang melayang tidak begitu tinggi dari tanah akan disambut dengan kaki, bukan dengan kepala. Adapun cara menyundul bola adalah sebagai berikut: (a) Kedua kaki dibuka dan agak ditekuk sesuai datang bola (b) Pinggang ke depan, sehingga badan bagian atas agak condong kedepan belakang (c) Kepala agak mendongak keatas, pandangan kebola (d) Perkenaan bola pada jidat ( kop).sundul bola lurus keatas dengan leher mengunci. Menurut John D. Tenang ( 2008 : 15) mengatakan, futsal adalah singkatan dari futol (sepak bola) dan sala ( ruangan ) dari bahasa spanyol futebol (Portugal/Brasil) dan prancis). Olahraga ini membentuk seorang pemainan agar selalu siap menerima dan mengumpan bola dengan cepat dalam tekanan pemain lawan. Dengan lapangan yang sempit, permainan ini menuntut teknik penguasaan bola tinggi, kerjasama antar pemain, dan kekompakan tim. Permainan futsal memiliki peraturan yang hampir sama dengan aturan sepak bola konvenional, tetapi dimodifikasi karena ruangan bermain yang sempit. Perbedaan aturan futsal dan sepak bola dikatakan oleh John D. Tenang (2008 : 24) sebagai berikut : Tabel Perbedaan aturan Futsal dan Sepak bola No 1 2 3 4 5 Sepak bola Lingkaran bola 68 – 70cm 11 Pemanin 3 x pergantian pemanin Throw in ( lemparan kedalam ) Wasit & 2 asisten 6 Waktu berjalan ( running clock) 7 8 2 x 45 M Tak ada time out 171 Futsal Lingkaran bola 62 -68 cm 5 pemain Tidak dibatasi Kick in (lemparan dalam) Wasit & 2 Asisten serta pencacat waktu Stopped clock ( dioperasikan oleh pencacat waktu) 2 x20 menit Sekali time out tiap babak Motion, Volume V, No. 2, September 2014 9 10 11 12 13 14 15 16 17 Tendangan gawang Lemparan gawaang Tak ada batsan waktu untuk 4 menit untuk memulai lagi memulai kembali pertandingan pertandingan Berlaku aturan offside Tidak berlaku offside Kipper diberi waktu 6 detik Kipper diberi waktu 4 detik melakukan tendangan gawang untuk melakukan lemparan gawang Tak ada batsan pelanggaran Ada batasan 5 x pelanggaran Pemainan yang diganjar kartu Pemanin diganjar kartu merah tidak bisa diganti pemain merah bisa diganti pemain lain lain Sepak pojok diarea korner Sepak pojok disudut korner Tak ada batasan untuk melakukan Hanya sekali melakukan back –pass kipper backpass kekipper Kontak fisik diperbolehkan Kontak fisik dilarang Berdasarkan penjelasan diatas maka futsal adalah olahraga yang sangat berbeda dengan sepak bola karena futsal permainan yang sangat cepat dan dinamis. Dari segi lapangan yang relatif kecil, hampir tidak ada ruangan untuk membuat kesalahan. Oleh karena itu, diperlukan kerjasama antara pemain lewat passing yang akurat, bukan hanya melewati lawan. Selanjutnya, Sebelum RWFC ( Rider’s women futsal club) adalah FFPC ( family futsal pyshykologi club) berdiri pada tahun 2009 dan selama ini pernah menjuarai LIPSI ( Liga psikology) juara 2 didepok. Dan kejuaraan – kejuaran futsal lainnya seperti kartini cup futsal hatrick dan kartini futsal SAO women. Namun hingga sekarang prestasi yang dihasilkan sangat jauh dari harapan. Hal ini terbukti dengan melihat hasil perolehan juara yang didapat oleh RWFC pada turnamen –turnamen yang diikuti RWFC. Untuk itu perlu adanya indentifikasi masalah yang menyebabkan lambatnya peningkatan prestasi atlet futsal RWFC Kota Bekasi. Hubungan anxiety dengan prestasi futsal Takut gagal merupakan salah satu gejala bentuk masalah psikologis yang menyebabakan munculnya kecemasan (anxiety). Kondisi semacam ini sering dialami atlet dalam pertandingan. Baik sebelum pertandingan, Selama, Sesudah pertandingan, 172 Motion, Volume V, No. 2, September 2014 Kecemasan akan meningkat pada saat pertandingan dimulai. Kerena pada saat itu atlet dituntut memenangkan pertandingan dengan keadaan tegang. Terlebih pada laga atau bertarung atlet terasa tertekan pada perolehan poin atau angka lawan tandingnya. Begitu juga dengan munculnya Anxiety muncul pada saat setelah pertandingan, Karena dalam futsal atlet tidak langsung dapat mengetahuinya karena harus melewati waktu yang sudah ditentukan oleh peraturan permainan bola futsal tingkat anxiety akan kembali meningkat. Kecemasan yang dihadapi atlet dapat dibedakan menjadi 2. Apta Mylsidayu ( 2013:51) menyatakan, kecemasan yang bersifat bawaan ( trait anxiety) dan kecemasan yang bersifat sementara ( state anxiety). Kadar yang dimiliki atlet berbeda-beda dan relative beragam dan mempengaruhi penampilan. Jika atlet bisa mengdalikan diri dari berbagai tekanan maka atlet akan bermain baik dengan dukungan Fisik, Teknik, dan Taktik. Bola futsal merupakan olahraga keras yang menuntut kesiapan Fisik, Mental, Teknik, dan Taktik. Jika kondisi baik bukan merupakan suatu masalah bagi atlet maka kondisi mentalnya yang akan menetukan keberhasilan. Artinya, Kondisi mental atau lebih khususnya kecemasan akan mempengaruhi penampilan atlet yang pada akhirnya akan menentukan prestasi yang didapat. Berdasarkan penjelasan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa kecemasan ( anxiety) merupakan gejala psikologis negatif yang muncul karena adanya harapan untuk menang dan takut gagal pada saat pertandingan. Kecemasan yang dihadapi atlet futsal merupakan kondisi yang biasa dialami, baik sebelum pertandingan, Selama pertandingan, sesudah pertandingan. Sebelum bertanding biasanya atlet memprediksi hasil pertandingan atau berbagai kemungkinan yang terjadi didalam pertandingan prediksi ini berhubungan dengan beratnya beban tugas dan target yang harus dicapai. Hal ini yang membuat para atlet dihadapkan pada situasi psikologis yang labil. Karena sebelum bertanding. atlet sudah dihadapkan beban yang sangat tinggi. Karena hasil pertandingan atau prestasi yang tinggi adalah target utama yang harus dipenuhi METODE Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuantitatif, karena peneliti ingin mengungkap dan menganalisis masalah yang terjadi pada masalah sekarang yaitu analisis anxiety atlet futsal putri club RWFC Kota Bekasi. populasi dalam penelitian ini 173 Motion, Volume V, No. 2, September 2014 adalah atlet futsal putri club RWFC Kota Bekasi sebanyak 20 atlet. teknik pengambilan sampel menggunakan teknik sampel jenuh. Sampel jenuh adalah teknik penentuan sampel bila anggota populasi digunakan sebagai sampel. Hal ini sering dilakukan dari 30 orang, Penelitian ingin membuat generalisasi dengan kesalahan yang sangat kecil, Istilah lain sampling jenuh adalah sensus dimana anggota populasi dijadikan sebagai sampel ( sugiyono 2011 ). Berdasarkan penjelasan diatas maka jumlah sampel penelitian ditetapakan oleh penulis sebesar 100% dari populasi yaitu sebanyak 20 atlet Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah berupa angket atau kuesioner. Langkah – langkah penyusunan angket adalah sebagai berikut: Melakukan spesifikasi data. Maksudnya untuk menjabarkan data atau ruang lingkup masalah yang akan diukur secara terperinci. Untuk lebih jelas dan memudahkan penyusunan spesifikasi data tersebut, maka penulis tuangkan dalam bentuk kisi –kisi yang mengacu pada pendapat para ahli yaitu Husdarta ( 2010: 70) Mylsidayu ( 2013: 55) Hawari ( 2001: 18) Weinberg ( 2003: 79) bahwa, “ Gejala – gejala anxiety dapat diindikasi melalui keadaan stress tanpa penyebab yang jelas, perasaan takut, khawatir, akan terancam security kepribadian, perasaan khawatir, was-was.” Kisi-kisi Angket status anxiety Atlet futsal putri club RWFC Kota Bekasi Variabel Sub Variabel 1.Gejala Fisik Anxiety Indikator No soal 1. Perubahan dramatis pada tingkah laku 1,2,23,24 (gelisah, jalan mondar-mandir, keringatan berlebihan) 5,6,7,8 2. Perubahan irama pernafasan 3. Kotraksi otot daerah sekitar wajah 9,10 (pucet) 4,26,27 4. Debaran jantung, tekanan darah dan denyut jatung tinggi 3,11,13,28, 5. Ketegangan berlebihan 29,41 6. Susah tidur 7. Gangguan percerna(sering ketoilet) 174 12,14 15,16,39,40 Motion, Volume V, No. 2, September 2014 2.Gejala psikis 1. Menurunnya rasa percaya diri dan 18,31,32,34 ,36 harga diri 19,30,33 2. Gangguan pada konsentrasi 17,30,35,42 3. Perubahan emosi ( cepat marah) 4. Cenderung pendiam 5. Merasa terancam (atlet senior) 6. Rendahnya motivasi ,43 21,44,45 25,20 38,46 37,47 Langkah-langkah dalam pengolahan data adalah sebagai berikut (1)menyeleksi data. Setelah angket terkumpul dari para sampel sebagai berikut sumber data, maka harus diseleksi untuk memeriksa keabshan pengisian angket. Mungkin saja terdapat bitir pertanyan dalam angket yang tidak diisi oleh responden. (2).Memberikan nilai pada tiap butir pertanyaan dalam angket (3) Mengelompokan setiap butir pertanyaan (4) Menjumlahkan nilai seluruh pertanyaan untuk tiap butir pertanyaan. Menganalisa data, yaitu untuk memperoleh kesimpulan yang dapat dpercaya Untuk mengetahui atau memperoleh hasil pengolahan data sehingga dapat menggambarkan masalah yang diungkap, yaitu mengenai Analisis anxiety Atlet futsal putri club RWFC Kota Bekasi, maka penulis menggunakan SPSS versi 16 for windows HASIL Berdasarkan pengolahan data atau Analisis data maka memperoleh data hasil dari Persentase per Butir pertanyaan sebagai berikut Berdasarkan tabel diatas pada pernyataan Nomer 1 mengenai “saya merasa dapat menenangkan diri dengan tidak jalan mondar-mandir saat pertandingan, sebesar 28% Sangat Setuju, 65% Setuju, 10 Ragu, 5% Tidak Setuju, dan 0% Sangat tidak setuju. Berdasarkan tabel diatas pertanyataan nomer 2 mengenai “ saya mengalami gangguan pernafasan menjelang pertandingan, sebesar 5% Sangat Setuju, 55% Setuju, 5% Ragu, 30% Tidak setuju, 5% sangat tidak setuju. Berdasarkan tabel diatas pada penyataan nomer 3 mengenai “ wajah saya tidak pucet sebelum pertandingan sebesar 5% sangat setuju, 65% setuju, 15% ragu, 15% tidak setuju, 0% sangat tidak saetuju. Berdasarkan tabel diatas pada pernyataan nomer 4 mengenai “ saya tidak merasa berdebar-debar ketika menjelang pertandingan sebesar 10% sangat setuju,50% setuju, 175 Motion, Volume V, No. 2, September 2014 20% ragu, 20% tidak setuju, 0% sangat tidak setuju. Berdasarkan tabel diatas pada pernyataan nomer 5 mengenai “ sebelum pertandingan,saya merasa tenang-tenang aja sebesar 10% sangat setuju, 30% setuju, 50% ragu,10% tidak setuju, 0% sangat tidak setuju. Berdasarkan tabel diatas pada pernyatan nomer 6 mengenai “ ketegangan saya sebelum bertanding biasa-biasa saja sebesar 10% sangat setuju, 45% setuju, 35% ragu, 10% tidak setuju, 0% sangat tidak setuju. Berdasarkan tabel diatas pada pernyataan nomer 7 mengenai menjelang pertandingan saya tidak mengalami susah tidur sebesar 5% sangat setuju, 55% setuju, 25% ragu, 20% tidak setuju, 5% sangat tidak setuju. Berdasarkan tabel diatas pada pernyataan nomer 8 mengenai” menjelang pertandingan saya mengalami susah tidur sebesar 5% sangat setuju, 45% setuju, 25% ragu, 20 tidak setuju, 5% sangat tidak setuju. Berdasarkan tabel diatas pada pernyataan nomer 9 mengenai “ saya mengalami gangguan konsentrasi saat akan bertanding sebesar 0% sangat setuju, 30% setuju, 40% ragu, 30% tidak setuju, 0% sangat tidak setuju. Berdasarkan tabel diatas pada pernyataan nomer 10 mengenai “ saya lebih sering berdiam diri saat menjelang pertandingan sebesar 5% sangat setuju, 55% setuju, 10% ragu,30% tidak setuju, 15% sangat tidak setuju. Berdasarkan tabel diatas pada pernyataan nomer 11 mengenai” satu jam menjelang pertandingan konsentrasi saya sering terpecah sebesar 5% sangat setuju, 70% setuju, 10% ragu,15% tidak setuju, 0% sangat tidak setuju. Berdasarkan tabel diatas pada pernyataan nomer 12 mengenai “ saat bertanding jantung saya berdebar-debar sebesar 10% sangat setuju,15% setuju, 30% ragu, 30% tidak setuju, 15% sangat tidak setuju. Berdasarkan tabel diatas pada pernyataan nomer 13 mengenai “ saya merasa tingkat ketegangan saya paling tinggi dibandingkan teman-teman saat bertanding sebesar 5% sangat setuju, 50% setuju, 15% ragu, 25% tidak setuju, 5% sangat tidak setuju. Berdasarkan tabel diatas pada pernyataan nomer 14 mengenai “ saya mengalami gangguan konsentrasi saat bertanding sebesar 10% sangat setuju, 20% setuju, 45% ragu, 25% tidak setuju, 0% sangat idak setuju. Berdasarkan tabel diatas pada pernyataan nomer 15 mengenai “ saya menjadi mudah mara saat bertanding sebesar 10% sangat setuju, 40% setuju, 30% ragu, 15% tidak setuju, 5% sangat tidak setuju. 176 Motion, Volume V, No. 2, September 2014 Berdasarkan tabel diatas pada pernyaatan nomer 16 mengenai “ saat pertandingan saya merasa siap mencapai target maksimal sebesar 20% sangat setuju, 55% setuju, 15% ragu, 5% tidak setuju., 5% sangat tidak setuju. Berdasarkan tabel diatas pada pernyataan nomer 17 mengenai “ sesudah pertandingan saya mengalami gangguan percernaan sebesar 10% sangat setuju, 55% setuju,15% ragu, 20% tidak setuju, 0% sangat tidak setuju. Berdasarkan tabel diatas pada pernyataan nomer 18 mengenai “ sesudah pertandingan saya merasa frekuensi buang air normal tidak berpengaruh oleh pertandingan sebesar 0% sangat setuju, 45% setuju, 20% ragu, 30% tidak setuju, 5% sangat tidak setuju. Berdasrkan tabel diatas pada pernyataan nomer 19 mengenai “ saya merasa setelah pertandingan saya membutuhkan teman bicara sebesar 0% sangat setuju, 50 setuju, 35% ragu,15% tidak setuju, 0 % sangat tidak setuju. Berdasarkan tabel diatas pada pernyataan nomer 20 mengenai sesudah pertandingan saya merasa tegang menunggu waktu pertandingan usai (skor sama) sebesar 0% sangat setuju, 20% setuju, 35% ragu, 35% tidak setuju, 10% sangat tidak setuju. Berdasarkan tabel diatas pada pertanyaan nomer 21 mengenai “ 15% sangat setuju, 35% setuju, 20% ragu, 20% tidak setuju, 10% sangat tidak setuju. Selanjutnya berdasarkan kategori anxiety sebelum pertandingan, selama pertandingan, sesudah pertandingan hasil persentase. Dapat dilihat ditabel. Hasil presentase sebelum, selama, sesudah pertandingan Sebelum Selama pertandingan pertandingan Sesudah pertandingan SS 7.3 % 11 % 5% S 51.4 % 36 % 41 % R 22.3 % 27 % 25 % TS 18.2 % 20 % 24 % STS 0.9 % 6% 5% Berdasarkan hasil presentase yamg sudah dikelompokan pada tabel sebelum,selama,sesudah pertandingan. Adapun tabelnya dapat dilihat tabel dibawah ini. 177 Motion, Volume V, No. 2, September 2014 Sebelum pertandingan Selama pertandingan Sesudah pertandingan SS 58.7 % 47 % 46 % R 22.3 % 27% 25 % TS 19.1 % 26 % 29 PEMBAHASAN Berdasarkan hasil pengolahan dan Analisis data yang diperoleh beberapa temuan yaitu pada umumnya, atlet futsal putri mengalami anxiety sebelum, selama, sesudah pertandingan. Tingkat anxiety atlet futsal putri club RWFC Kota Bekasi termasuk dalam kategori tinggi. Gejala anxiety yang dominan muncul adalah gejala fisik. Hal ini berarti pada umum nya atlet futsal mengalami anxiety sebelum bertanding yang terindikasi melalu gejala-gejala fisik dan psikis. Anxiety yang dihadapi atlet selama bertanding ditinjau dari gejala psikis dominan pada indikator gangguan kosentrasi. Hal ini berarti pada umum nya atlet futsal mengalami anxiety selama bertanding yang terindikasi melalui gejala psikis berupa gangguan konsentrasi seperti pikiran atau konsentrasi terpecah atau tidak fokus. Anxiety yang dihadapi atlet ditinjau dari gejala fisik dominan pada indikator perubahan dramatis pada tingkah laku. Hal ini berarti pada umumnya atlet futsal putri mengalami anxiety sebelum bertanding yang terindikasi melalui gejala fisik berupa perubahan pada tingkah laku seperti tampak gelisah dan jaln mondar-mandir. Anxiety yang dihadapi atlet ditinjau dari gejala fisik dominan pada indikator debaran jantung. Hal ini berarti pada umumnya atlet futsal putri mengalami anxiety sesudah bertanding yang teridikasi melalui gejala fisik berupa detak gantung yang berdebar kaeras seperti menunggu hasil pertandingan jika skornya seimbang ( skor sama). Selanjutnya, rata- rata usia atlet futsal putri club RWFC Kota Bekasi adalah 19 sampai 25 tahun. Berdasarkan tingkat usia dalam penelitian ini, tingkat anxiety dalam keadaan memuncak karena sedang mendekati puncak potensi fisiknya dalam olahraga, pada usia yang pruduktif. Implikasinya dilapangan bahwa gangguan psikologis yang dihadapi atlet futsal putri sebelum, selama, sesudah pertandingan perlu diantisipasi dan ditangani oleh para Pembina dan pelatih olahraga futsal dalam rangka mengatasi 178 Motion, Volume V, No. 2, September 2014 kemungkinan negatif yang berdampak pada penampilan atlet SIMPULAN Berdasarkan hasil pengolahan data dan Analisis penelitian adalah : Tingkat anxiety atlet futsal putri club RWFC Kota Bekasi. (1) Sebelum pertandingan kecemasannya sebesar 58.7% , (2) Selama pertandingan kecemasannya sebesar 47%, (3) Sesudah pertandingan kecemasaannnya sebesar 46%. Maka tingkat anxiety Atlet futsal Putri club RWFC Kota Bekasi termasuk kedalam kategori Sedang. DAFTAR PUSTAKA Arifin Mahesa S.Pd. ( 2011). Latihan Teknik Dasar, Strategi, Piskologi Jakarta Alya Qonita ( 2007). kamus bahasa Indonesia untuk pendidikan dasar:Jakarta PT Lndahjaya Adipratamata Fajri zul EM, dkk ( 2008). Kamus lengkap bahasa Indonesia.Jakarta Hijriah Asarotul (2012). Skripsi status anxiety atlet pencak silat IPSI kota Bekasi. Husdarta ,H.J.S.( 2010).Psikologi Olahraga.Bandung:Alfabeta Lhaksana Justinus ( 2011). Taktik Dan Strategi futsal Modern. Jakarta:Be Champion Mylsidayu, Apta ,M.Or ( 2012) .dkatat psikologi olahraga, FKIP UNISMA BEKASI Muhamad, memet. Drs (2009). Materi perkuliahan Statistik 2 ( statistic inferensinal), diktat FKIP UNISMA Bekasi Nurhasan dalam Hijriah Asarotul (2012). Skripsi status anxiety atlet pencak silat IPSI kota Bekasi. Sugiono,Dr,Prof ( 2012). Metode penelitian pendekatan kuantitatif, kualitatif, dan R&D. Bandung : Alfabeta Sujana dkk dalam Hijriah Asarotul (2012). Skripsi status anxiety atlet pencak silat IPSI kota Bekasi. Tenang D. John ( 2008). Mahir Bermain Futsal. Bandung : PT. Mizan Bunaya kreativa Sumber lain: http://nuraminsaleh.blogspot.com/2013 29 januari, 2014 htt:// ibadh.blogspot/2012/pengertian olahraga-futsal.html 29 januari 179 Motion, Volume V, No. 2, September 2014 180