1 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 TEORI UMUM 2.1.1 Komunikasi Rene Spitz mengemukakan komunikasi adalah jembatan antara bagian luar dan bagian dalam kepribadian. (Mulyana, 2007:17). Menurut Berelson and steiner komunikasi adalah taransmisi dari sebuah informasi, ide, emosi, kemampuan, dan lainya dengan menggunakan simbol, gambar, grafik, dan lainnya. Perlakuan atau proses transmisi ini biasanya disebut komunikasi. (Miller, 2005:4). Dari pengertian yang telah dikemukakan oleh para pakar komunikasi maka penulis menyimpulkan bahwa komunikasi adalah proses penyampaian pesan dan nilai dengan tujuan memberi tahu, 2 mengubah sikap dan perilaku baik secara langsung maupun secara tidak langsung. Keterkaitan dalam pembahasan ini dikarenakan komunikasi adalah cara dalam strategi public relations, dan bermanfaat sangat penting dalam meningkatkan citra Waterboom Cikarang. 2.1.2 Fungsi-fungsi Komunikasi Fungsi komunikasi menurut Mulyana (2007:5-33) menjelaskan sebagai berikut; 1. Komunikasi Sosial Fungsi komunikasi sebagai komunakasi sosial setidaknya mengisyaratkan bahwa komunikasi penting untuk membangun konsep diri kita, aktualisasi diri untuk kelangsungan hidup, untuk memperoleh kebahagiaan, terhindar dari ketegangan, antara lain lewat komunikasi yang menghibur, memupuk hubungan dengan orang lain. Menurut Edward T. Hall bahwa “budaya adalah komunikasi” dan “komunikasi adalah budaya”. Komunikasi merupakan mekanisme untuk mensosialisasikan norma-norma budaya masyarakat, baik secara horizontal maupun vertikal. Alfred Korzybsky, menyatakan bahwa kemampuan manusia berkomunikasi menjadikan “pengikat waktu” (time binder). Pengikatan waktu (time binder) merujuk pada manusia untuk mewariskan pengetahuan dari generasi ke generasi dan dari budaya 3 ke budaya. Sebagian kesulitan komunikasi berasal dari fakta bahwa kelompok-kelompok budaya atau subkultur-subkultur dalam suatu budaya mempunyai perangkat norma berlainan. 2. Komunikasi Ekspresif Komunikasi sosial adalah komunikasi ekspresif yang dapat dilakukan baik sendirian ataupun dalam kelompok. Komunikasi ekspresif tidak otomatis bertujuan memperngaruhi orang lain, namun dapat dilakukan sejauh komunikasi tersebut menjadi instrumen untuk menyampaikan perasaan-perasaan (emosi) kita. Perasaan-perasaan tersebut dapat dikomunikasikan terutama melalui pesan-pesan non verbal. 3. Komunikasi Ritual Komunikasi ekspresif adalah komunikasi ritual, yang biasanya dilakukan secara kolektif. Acara-acara ritual orang-orang mengucapkan kata-kata atau menampilkan perilaku-perilaku simbolik. Mereka yang berpartisipasi dalam bentuk komunikasi ritual tersebut menegaskan kembali komitmen mereka pasa tradisi keluarga, komunitas, suku, bangsa, negara, ideologi, atau agama mereka. Komunikasi ritual sering juga menyatakan perasaan terdalam seseorang. bersifat ekspresif, Kegiatan ritual memungkinan para pesertanya berbagi komitmen emosional dan menjadi perekat bagi kepaduan mereka, juga sebagai pengabdian kepada kelompok. Ritual menciptakan perasaan tertib (a sense of order) dalam dunia yang tanpa nya kacau balau. 4 4. Komunikasi Instrumental Komunikasi instrumental mempunyai beberapa tujuan umum: menginformasikan, mengajar, mendorong, mengubah sikap dan keyakinan, dan merubah perilaku atau menggerakan tindakan dan juga menghibur. Adapun fungsi komunikasi yang disebutkan dari pakar lainnya (Liliweri, 2011:135) yaitu; 1. Memenuhi Kebutuhan Fisik Komunikasi berfungsi untuk menyembuhkan manusia. Orang yang kurang atau jarang membangun relasi dengan sesama memiliki tiga sampai emapat kali risko kematian. Sebaliknya, orang yang selalu memebangun relasi dengan sesama mempunyai peluang hidup empat kali lebih besar. Ini berarti bahwa membangun relasi dengan sesama juga dapat membuat orang lain membantu meningkatkan kualitas fisik. 2. Memenuhi Kebutuhan Identitas Seseorang berkomunikasi dengan orang lain untuk menunjukan bahwa dia ada bersama-sama dengan kita. Riset menunjukan bahwa sebagian besar orang merasa tertarik jika identitas diri kita diketahui karena dapat dikenang. 3. Memenuhi Kebutuhan Sosial 5 Fungsi komunikasi yang juga penting yaitu untuk memenuhi kebutuhan sosial. Beberapa kebutuhan sosial yang dapat dipenuhi dari lingkungan adalah mengisi waktu luang, kebutuhan untuk disayangi, kebutuhan untuk dilibatkan, kebutuhan untuk keluar dari masalah yang rumit, kebutuhan untuk rileks, dan untuk mengontrol diri sendiri atau oranglain. 4. Memenuhi Kebutuhan Praktis Salah satu fungsi utama komunikasi yaitu kita dapat memenuhi kebutuhan praktis kita sehari-hari. Komunikasi merupakan kunci penting yang seolah-olah membuka pintu supaya kebutuhan kita praktis dipenuhi oleh karena kita berinteraksi dengan orang lain. Kesimpulan dari paparan yang dijelaskan ini yaitu fungsi komunikasi adalah untuk berintaraksi dengan sosial demi kebutuhan hidup sehari-hari. Keterkaitan fungsi komunikasi dalam dikarenakan strategi public relations pembahasan ini yang digunakan menggunakan komunikasi kepada masyarakat atau pengunjung. 2.1.3 Komunikasi Massa Komunikasi massa menurut Jay Black dan Frederick C. Whitney disebutkan bahwa komunikasi massa adalah sebuah proses dimana pesanpesan yang di produksi secara massal/tidak sedikit itu disebarkan kepada 6 massa penerima pesan yang luas, anonim, dan heterogen. (Nurudin, 2011: 12) Definisi komunikasi massa yang lebih perinci dikemukakan oleh Gerbner, yakni komunikasi massa adalah produksi dan distribusi yang berlandaskan teknologi dan lembaga dari arus pesan yang kontinyu serta paling luas dimiliki orang dalam masyarakat industri. (Ardianto, 2007: 3). Menurut pengertian diatas maka dapat disimpulkan bahwa komunikasi massa adalah proses komunikasi yang dilakukan melalui media untuk menyampaikan informasi kepada khalayak luas yang memiliki suatu tujuan tertentu. Keterkaitan dalam pembahasan ini dikarenakan dalam meningkatkan citra perusahaan ini public relations harus berkomunikasi dengan baik kepada masyarakat luas. 2.1.4 Fungsi-fungsi Komunikasi Massa Fungsi komunikasi massa yang diungkapkan menurut Effendy (1993) secara umum yaitu (Ardianto, 2007:18); 1. Fungsi informasi Fungsi memberikan informasi ini diartikan bahwa media massa adalah penyebaran informasi bagi pembaca,pendengar, atau pemirsa. Berbagai informasi dibutuhkan oleh khalayak media massa yang bersangkutan sesuai dengan kepentingannya. Khalayak sebagai mahluk sosial akan selalu merasa haus akan informasi yang terjadi. Khalayak media 7 massa berlangganan surat kabar, majalah, mendengarkan radio siaran atau menonton televisi karena mereka ingin mendapatkan informasi tentang peristiwa yang terjadi dimuka bumi, gagasan atau pikiran orang lain, apa yang dilakukan, diucapkan atau dilihat orang lain. 2. Fungsi pendidikan Media massa merupakan sarana pendidikan bagi khalayaknya (mass education). Karena media massa banyak menyajikan hal-hal yang sifat nya mendidik yang dilakukan media massa adalah melalui pegajaran nilai, etika, serta aturan aturan yang berlaku kepada pemirsa atau pembaca. Media massa melakukannya melalui drama, cerita, diskusi dan artikel. 3. Fungsi mempengaruhi Fungsi mempengaruhi dari media massa secara implisit terdapat pada tajuk/editorial, features, iklan, artikel dan sebagainnya. Khlayak dapat terpengaruh oleh iklan-iklan yang ditayangkan telivisi ataupun surat kabar. Menurut Devito dalam bukunya komunikasi antar manusia (1996), ada tiga masalah pokok yang harus diperhatikan dalam memahami fungsi-fungsi media massa. Pertama, setiap kali kita menghidupkan pesawat telivisi, radio siaran maupun membaca surat kabar, kita melakukannya karena alesan tertentu yang unik. Kedua, komunikasi massa menjalankan fungsi yang berbeda dari setiap pemirsa secara individual. Program televisi yang sama dapat menghibur satu orang, mendidik yang lain, 8 mempengaruhi seseorang atau sekelompok orang. Ketiga, fungsi yang dijalankan komunikasi massa bagi sembarang orang yang berbeda dari suaru waktu ke waktuyang lain. Fungsi komunikasi massa secra khusus menurut DeVito (1996) adalah : meyakinkan (to persuade), menganugrahkan status, membius (nacrotization), menciptakan rasa kebersatuan, privatisasi dan hubungan parasional. Selain dari pembahasan tersebut fungsi komunikasi massa dijelaskan menurut buku pengantar komunikasi massa (Nurudin, 2006:63) mengemukakan bahwa: 1. Informasi Fungsi informasi merupakan fungsi paling yang terdapat dalam komunikasi massa. Komponen paling penting untuk mengetahui fungsi informasi iniadalah berita-berita yang disajikan. Iklan pun dalam beberapa hal memiliki fungsi memberikan informasi disamping fungsi-fungsi yang lain. Fakta-fakta yang dicari wartawan di lapanga kemudian dituangkannya dalam tulisan juga merupakan informasi. Fakta yang dimaksud adalah adanya kejadian yang benar-benar terjadi di masyarakat. 2. Hiburan Fungsi hiburan untuk media elektronik menduduki posisi yang paling tinggi dibandingkan dengan fingsi-fungsi lainnya. Namun demikian, media cetak biasanya tidak menempatkan hiburan pada posisi paling atas, tetapi informasi. Dalam media cetak pun 9 tetap harus memiliki fingsi hiburan. Gambar-gambar berwarna yang muncul disetiap halaman, adanya teka-teki, dan ceritabergambar (cergam) menjadi beberapa ciri bahwa media cetak juga memberikan layanan hiburan. 3. Persuasi Fungsi persuasif komunikasi massa tidak kalah pentingnya dengan fungsi informasi dan hiburan. Banyak bentuk tulisan yang kalau diperhatikan sekilas hanya berupa informasi, tetapi jika diperhatikan secara lebih jeli ternyata terdapat fungso persuasi. Tulisan tajuk rencana, artikel, dan suratpembaca, merupakan contoh tulisan persuasif. Aktivita public relation (PR) dan promosi khusus dalam komunikasi tatap muka juga menjadi bentuk dari fungsi persuasi. Bahkan, jika aktifitas PR dan promosi khusus dilakukan melalui media massa, semua itutidak lepas dari usaha untuk mempengaruhi orang lain. Bagi Joseph A. Devito fungsi persuasi diangggap srbagai fungsi yang paling dari komunikasi massa. Persuasi bisa datang dari berbagai macam bentuk: (1) mengukuhkan atau memperkuat sikap, kepercayaan atau nilai seseorang; (2) mengubah sikap, kepercayaan, atau nilai seseorang; (3) menggerakkan seseorang untuk melakukan sesuatu; dan (4) memperkenalkan etika, atau menawarkan sistem nilai tertentu. 4. Transmisi budaya Transmisi budaya merupakan salah satu fungsi komunikasi massa paling luas,meskipun paling sedikit dibicarakan. 10 Transmisi budaya tidak dapat dielakan selalu hadir dalam berbagai bentukm komunikasi yang mempunyai dampak pada penerimaan individu. Melalui invidu, komuniaksi menjadi bagian dari pengalaman kolektif kelompok , publik, audience berbagai jenis, dan individu bagian dari suatu massa. Hal ini merupakan pengalaman pengalaman kolektif yang direfleksikan kembali melalui bentuk komunikasi, tidak hanya melalui media massa, tetapi juga dalam seni, ilmu pengetahuan, dan masyarakat. 5. Mendorong kohesi sosial Kohesi yang dimaksud di sini adalah penyatuan. Artinya, media massa mendorong masyarakat untuk bersatu. Dengan kata lain, media massa merangsang masyarakat untuk memikirkan dirinya bahwa bercerai-cerai bukan keadaan bukan keadaan yang baik bagi kehidupan mereka. Dalam bahasa yang populer kohesi sosial sama artinya dengan integrasi. Sebab, media massa yang tidak bisa menerapkan prinsip berita berimbang tidak dapat mendorong penyatuan masyarakat atau dnegan kata lain, media massa hanya mencipatkan disintegrasi sosial. 6. Pengawasan Bagi Laswell, komunikasi massa mempunyai fungsi pengawasan. Artinya, menunjuk pada pengumpulan dan penyebaran informasi mengenai kejadian-kejadian yang ada di sekitar kita. Fungsi pengawasan bisa dibagi menjadi dua, 11 yakni warning or bewaresurveillance atau pengawasan peringatan dan instrumental surveillance atau pengawasan instrumental. Fungsi pengawasan dapat dilihat dari pemberitaan tentang munculnya badai, topan, wabah penyakit dan sebagainya. Fungsi pengawasan instrumental adalah penyebaran informasi yang berguna bagi masyarakat sepertti kebutuhan sehari-hari,film terbaru dan sebagainya. 7. Korelasi Fungsi korelasi yang dimaksud adalah fungsi yang menghubungkan bagian-bagian dari masyarakat agar sesuai dnegan lingkungannya. Erat kaitannya dengan fungsi ini adalah peran media massa sebagai penghubung anatara berbagai komponen masyarakat. 8. Pewarisan sosial Dalam hal ini media massa berfungsi sebagai seorang pendidik, baik yang menyangkut pendidikan formal maupun informal yang mencoba meneruskan atau mewariskan suatu ilmu pengetahuan, nilai, norma, pranata, dan etika dari satu generasi ke generasi selanjutnya. 9. Melawan kekuasaan dan kekuatan represif Dalam kurun waktu lama, komunikasi massa dipahami secara linier memerankan fungsi-fungsi klasik seperti yang diungkapkan sebelumnya. Hal yang dilupakan oleh banyak orang adalah bahwa komunikasi massa bisa menjadi sebuah alat untuk melawan kekuasaan dan kekuatan represif. 12 Komunikasi massa berperan memberikan informasi, tetapi informasi yang diungkapkan ternyata mempunyai motif-motif tertentu untuk melawan kemapanan. Memang diakui bahwa komunikasi massa juga bisa berperan untuk memperkuat kekuasaan, tetapi bisa juga sebaliknya. 10. Menggugat hubungan trikotomi Hubungan trikotomi adalah hubungan yang bertolak belakang antara tiga pihak. Dalam kajian komunikasi hubungan trikotomi melibatkan pemerintah, pers, dan masyarakat. Ketiga pihak ini dianggap tidak pernah mencapai sepakat karena perbedaan kepentingan masing-masing pihak. Oleh karena itu, bisa disebut dengan hubungan trikotomi. Hubungan trikotomi tidak lah demokratis. Disinilah komunikasi massa melalui media massa memiliki tugas penting untuk mengubah hubungan trikotomi yang tidak adil tersebut. Media massa melalui berita-berita yang berbobot, mengungkap peristiwa yang bertendensi politik tinggi, tetapi mampu mengungkapkan, mengkritik kebobrokan pemerintah yang korup dan tidak adil menifesti dari fungsi tersebut. Menurut penjelasan diatas menurut para ahli maka penulis menyimpulkan bahwa fungsi komunikasi massa adalah memberikan informasi, hiburan, meyakinkan, dan membujuk khalayak sesuai dengan tujuan tertentu. 13 Keterkaitan di dalam perayaan ulangtahun waterboom maka fungsi komunikasi massa adalah untuk memberikan informasi yang bersifat mengajak kepada khalayak luas untuk datang pada perayaan Waterboom Cikarang yang ke-14, sehingga dapat meningkatkan citra Waterboom Cikarang dan menjaga eksistensi perusahaan. 2.1.5 Komponen Komunikasi Massa Hiebert, Ungurait, dan Bohn, yang sering kita singkat menjadi HUB (1975) mengemukakan komponen-komponen komunikasi massa meliputi: communicator, codes and contents, gatekeepers, the media, regulators, filters, audiences dan feedback. (Ardianto, 2007:31) 1. Communicator (komunikator) Proses komunikasi massa diawali oleh komunikator (communicator). Komunikator komunikasimassa pada media cetak adalah para pengisi rubrik, reporter, redaktur, pemasang iklan, dan lain-lain. Sedangkan pada media elektronik komunikatornya adalah adalah para pengisi program, pemasook program (rumah produksi), penulis naskah, produser, aktor, presenter, personel tehnik, perusahaan periklanan, dan lain-lain. 2. Codes and Content Codes and content dibedakan sebagai berikut: codes adalah sistem simbol yang digunakan untuk menyampaikan pesan komunikasi, misalnya: kata-kata lisan, tulisan, foto, musik, 14 dan film (moving pictures). Content atau isi media merujuk pada makna dari sebuah pesan, bisa berupa informasi mengenai perang Irak atau sebuah lelucon yang dilontarkan seorang komedian. Sedangkan codes adalah simbol yang digunakan untuk membawa pesan tersebut, misalnya katakata yang diucapkan atau ditulis, foto, maupun gambar bergerak. Dalam komunikasi massa, codes dan content berinteraksi sehingga codes yang berbeda dari jenis media yang berbeda, dapat memodifikasi persepsi khalayak atas pesan, walaupun content-nya sama. 3. Gatekeeper Gatekeeper seringkali diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia sebagai penjaga gawang. Gawang yang dimaksud dalam hal ini adalah gawang dari sebuah media massa, agar media massa tersebut tidak “kebobolan”. Kebodohan dalam pengertian media massa tersebut tidak diajukan ke pengadilan oleh pembacanya karena menyampaikanberita yang tidak akurat, menyinggung reputasi seseorang mencemarkan nama baik seseorang, dan lain-lain. Sehingga gatekeeper pada media massa menentukan berita yang penting dan menghapus informasi yang tidak memiliki nilai berita. (Hiebert, Ungurait, Bohn, 1975:109). Setiap media massa pasti memiliki gatekeeper, tapi kita tidak akan pernah menemukan jabatan gatekeeper dalam strukrur dalam organisasi media massa tersebut karena gatekeeper adalah 15 pelaksana fungsi. Gatekeeper pada media massa tidak selalu sama jabatannya. Begitu juga kebijakannya, sehingga seringkali kita dapati media massa yang lebih menjunjung tinggi nilai norma dan etika, tapi ada juga yang lebih longgar. 4. Regulator Dalam proses komunikasi massa, regulasi media massa adalah suatu proses yang rumit dan melibatkan banyak pihak. Peran regulator hampir sama dengan gatekeeper, namun regulator bekerja di luar institusi media yang menghasilkan berita. Regulator bisa menghentikan aliran berita dan menghapus suatu informasi,tapi ia tidak dapat menambah atau memulai informasi, dan bentuknya lebih seperti sensor. Asosiasi profesi memberikan regulasi berupa kode etik sesuai dengan profesi masing-masing. Media massa elektronik seringkali diatur dengan derajat yang seoalah-olah lebih tinggi dibandingkan degan media cetak. Hali ini disebabkan oleh unsur si-multaneously media elektronik yang sangat tinggi, khususnya televisi yang lebih meninggalkan kesan karena bentuknya audio visual. 5. Media 16 Media massa terdiri dari: (1). media cetak, yaitu surat kabar dan majalah; (2) media elektronik, yaitu radio siaran, televisi, dan media online (internet). 6.Audience Marshall Mcluhan menjabarkan audience sebagai sentral komunikasi massa yang secara konstan di bombardir oleh media. Media mendistribusikan informasi yang merasuk pada masing-masing individu. Audience hampir tidak bisa menghindar dari media massa, sehingga beberapa individu menjadi anggota audiences yang besar, yang menerima ribuan pesan media massa. 7. Filter Pada pembahasan komponen komunilasi massa, kita harus mempertimbangkan masalah budaya ,karena sering kali proses komunikasi massa menghadapi hambatan berupa perbedaan budaya. Sebagaimana kita ketahui, audiens media massa itu jumlahnya banyak , tersebar, dan heterogen (berbeda usia, jenis kelamin, agama, latar belakang sosial, tingkat penghasilan, pekerjaan, dan lain-lain). Sudah tentu masing-masing audiens mempunyai lingkup pengalaman (fields of experience) dan kerangka acuan (frame of reference) yang berbeda-beda, sehingga pemaknaan terhadap pesan pun berbeda, sehingga mereka akan merespon pesan secara berbeda pula. 17 8. Feedback Komunikasi adalah proses dua arah antara pengirim dan penerima pesan. Proses komunikasi belum lengkap apabila audiens tidak mengirimkan respons atau tanggapan kepada komunikator terhadap pesan yang disampaikan. Respons atau tanggapan ini disebut feedback. Proses komunikasi massa dapat diiuraikan yakni internal feedback dan external feedback. Internal feedback adalah umpan bailk yang diterima oleh komunikator bukan dari komunikan, akan tetapi datang dari pesan itu atau dari komunikator itu sendiri. Sedangkan, external feedback adalah umpan balik yang diterima oleh komunikator ke komunikan. External feedback ini sifatnya bisa langsung dan bisa juga tidak langsung.feedback pada komunikasi massa cenderung bersifat representif, tidak langsung, tertunda, kumulatif dan terlembagakan. Komponen komunikasi massa yaitu dalam komunikasi massa pengirim sering disebut sebagai sumber (source) atau komunikator, sedangkan penerima pesan yang berjumlah banyak disebut audience, komunikan, pendengar, pemirsa, penonton, atau pembaca. Ada beberapa elemen dalam komunikasi massa antara lain komunikator, isi, audience, umpan balik, gangguan, gatekeeper, pengatur, filter dan efek. (Nurudin, 2011:95) 1. Komunikator 18 Komunikator dalam komunikasi massa sangat berbeda dengan komunikator dalam bentuk komunikasi yang lain. Komunikator disini meliputi jaringan, stasiun lokal, direktur, dan staf teknis yang berkaitam dengan sebuah acara televisi. Jadi, komunikator merupakan gabungan dari berbagai individu dalam sebuah lembaga media massa. Komunikator dalam komunikasi massa bersifat mencari keuntungan. Bukan semata-mata mencari keuntungan, tetapi orientasi keuntungan menjadi dasar pembentukkan organisasi. 2. Isi Masing-masing media massa mempunyai kebijakan sendiri-sendiri dalam pengelolaan isinya. Sebab, masingmasing media melayani masyarakat yang beragam juga menyangkut individu atau kelompok sosial. Bagi Ray Eldon Hiebert ddk (1985) isi media setidak-tidaknya bisa dibagi kedalam lima kategori yakni; (1) berita dan informasi, (2) analisis dan interpretasi, (3) pendidikan dan sosialisai, (4) hubungan masyarakat dan persuasi, (5) iklan dan bentuk penjualan lain, dan (6) hiburan. Berita dan informasi merupakan hal pokok yang harus dimiliki oleh media massa. Setiap hari media massa memberikan informasi dan berbagai kejadian di seluruh dunia kepada para audiencenya. Di samping itu, media massa tidak sekedar memberitakan, tetapi juga mengevaluasi dan menganalisis setiap kejadian tersebut. 19 3. Audience Audience yang dimaksud dalam komunikasi massa sangat beragam, dari jutaan penonton televisi, ribuan pembaca buku, majalah, koran atau jurnal ilmiah. Masing-masing audience berbeda satu sama lain diantaranya dalam hal berpakaian, berpikir, menanggapi pesan yang diterimanya, pengalaman, dan orientasi hidupnya. Akan tetapi, masingmasing individu bisa saling mereaksi pesan yang diterimanya. 4. Umpan balik Ada dua umpan balik (feedback) dalam komunikasi, yakni umpan balik langsung (immediated feedback) dan tidak langsung (delayed feedback). Umpan balik langsung terjadi jika komunikator dan komunikan berhadapan langsung atau ada kemungkinan bisa bicara langsung. Misalnya, dalam komunikasi antarpersona yang melibatkan dua orang atau komunikasi kelompok. Di dalam komunikasi massa umpan balik biasanya terjadi secara langsung. Artinya, antara komunikator dengan komunikan dalam komunikasi massa tidak terjadi kontak langsung yang memungkinkan mereka mengadakan reaksi langsung satu sama lain. 5. Gangguan a. Gangguan saluran 20 Gangguan dalam saluran komunikasi massa biasanya selalu ada. Di dalam media gangguan berupa sesuatu hal, seperti kesalahan cetak, kata yang hilang, atau paragraf yang dihilangkan dari surat kabar. Hal itu juga termasuk gambar tidak jelas di pesawat telivisi, gangguan gelombang radio, baterai yang sudah haus, atau langgganan majalah yang tidak datang. Kenyataannya, semakin kompleks teknologi yang digunakan masyarakat, semakin besar peluang munculnya gangguan. Semakin banyak variasi program acara yang disajikan, semakin meningkat munculnya gangguan. b. Gangguan sematik Gangguan yang berhubungan dengan saluran mungkin ada di mana-mana dan menjadi penghambat dalam komunikasi massa, tetapi tidak demikian hal nya dengan gangguan semantik (kata). Semantik bisa diartikan sebagai ilmu bahasa yang mempelajari tentang tata kalimat.oleh karena itu, gangguan semantik berarti gangguan yang berhbungan dengan bahasa. Gangguan sematik lebih rumit, kompleks, dan sering kali muncul. Bisa dikatakan gangguan semantik adalah gangguan dalam proses komunikasi yang diakibatkan oleh pengirim atau penerima pesan itu sendiri. 6. Gatekeeper Istilah gatekeeper ini pertama kali dikenalkan oleh Kurt Lewin dalam bukunya Human Relations ( 1974), seorang ahli 21 psikologi dari Australia pada tahun 1947. Kata tersebut merupakan sebuah istilah yang berasal dari lapangan sosiologi, tetapi kemudian digunakan dalam lapangan penelitian komunikasi massa. Di dalam komunikasi massa dengan salah satu elemennya adalah informasi, mereka yang bertugas untuk mempengaruhi informasi itu (dalam media massa) bisa disebut dengan gatekeeper.hal itu juga bisa dikatakan, gatekeeper-lah yang memeberi izin bagi tersebarnya sebuah berita. Dengan demikian, paling tidak gatekeeper mempunyai fungsi sebagai berikut: (1) menyiarkan informasi; (2) untuk membatasi informasi dengan mengeditnya sebelum disebarkan; (3) untuk memperluas kuantitas informasi dengan menambahkan fakta dan pandangan orang lain; dan (4) untuk mengintepretasikan informasi (John R.bitter, 1996). 7. Pengatur Pengatur dalam media massa adalah mereka yang secara tidak langsung ikut memengaruhi proses aliran pesan media massa. Pengatur ini tidak berasal dari dalam media tersebut, tetapi diluar media. Namun demikian, meskipun di luar media massa, kelompok itu bisa menentukan kebijakan redaksional. Pengatur tersebut antara lain pengadilan, pemerintah, konsumen, organisasi profesional, dan kelompok penekan, termasuk narasumber, dan pengiklanan. Semua itu berfungsi sebagai pengatur. Sementara itu,aturan untuk mengatur dapat berisi hukum, aturan, pelanggaran, dan tekanan informal yang 22 bisa mengontrol isi media atau struktur yang ada dalam media tersebut. 8. Filter Filter adalah kerangka pikir melalui mana audience menerima pesan. Filter ibarat sebuah bingkai kacamata tempat audience bisa melihat dunia. Hal ini berarti dunia riil yang diterima dalam memori sangat tergantung dari bingkai tersebut. Ada beberapa filter antara lain fisik, psikologis, budaya, dan yang berkaitan dengan informasi. Menurut (Hiebert, Ungurait dan Bohn, 1985) semua filter tersebut akan mempengaruhi kuantitas atau kualitas pesan yang diterima dan respons yang dihasilkan. Sementara itu, audience memiliki perbedaan filter satu sama lain. Kesimpulan dalam pembahasan ini adalah komponen dari komunikasi masa adalah terdiri dari komunikator yang menggunakan content dalam menyebarkan pesan, yang disebarkan kepada audience. Yang dimana audience nya berjumlah cukup banyak karena audience nya adalah masyarakat, namun di gatekeeper sebagai alat pemfilter isi komunikasi yang ada, karena isi pesan di sebarkan ke masyarakat/public. Pada pembahasan ini penulis menggunakan teori komunikasi massa dalam suatu event dimana di dalam nya memiliki suatu komponen yaitu komunikator, isi, audience, feedback. 23 Pada perayaan waterboom dalam mengkomunikasikan informasi di dalam nya ada keterkaitan antara informasi apa yang disampaikan oleh komunikator kepada khalayak luas untuk mencapai keinginan dari pihak waterboom yaitu agar dapat mengelola citra Waterboom Cikarang. 2.1.6 Public Relations Public relations menurut pakar Dr. Rex Harlow dalam bukunya yang berjudul A Model for Public Relation Education for Professional Practice yang diterbitkan oleh Internasional Public Relations Assoaciation (IPRA) 1978, menyatakan bahwa definisi Public Relations adalah fungsi management yang khas dan mendukung pembinaan, pemeliharaan jalur bersama antara organisasi dengan publiknya, menyangkut aktifitas komunikasi, pengertian, penerimaan dan kerja sama; melibatkan management dalam menghadapi permasalahan, membantu manajemen untuk menanggapi opini publik; mendukung manajemen dalam meliputi dan memanfaatkan perubahan secara efektif; bertindak sebagai sistem peringatan dini dalam mengantisipasi kecendrungan penggunaan penelitian serta teknik komunkasi yang sehat dan etis sebagai sarana utama. ( Ruslan, 2010:16) Definisi Public Relations adalah manajemen dari semua komunikasi dalam organisasi dan antara organisasi dengan audience 24 luar. Tujuannya adalah menciptakan pemahaman yang lebih baik antara organisasi dengan audience nya. (Oliver, 2006:4) Definisi lain dikutip oleh pakar Daud Sirait dari Webster’s New International Dictionary Of The English Language melalui bukunya tentang Hubungan masyarakat dan Periklanan Niaga. Kamus internasional itu merumuskan Public Relations sebagai aktifitas yang dilakukan oleh industri, perserikatan, perusahaan, perhimpunan, jawatan pemerintahan, dan atau organisasi lainnya, untuk menciptakan dan memelihara hubungan yang sehat dan bermanfaat dengan masyarakat tertentu (misalnya para langgganan, para pegawai, atau para pemegang saham) dan masyarakat pada umumnya dengan maksud menyesuaikan dirinya pada keadaan sekeliling dan memperkenalkan dirinya kepada masyarakat. (Suhandang, 2004:44) Sementara itu selain berdasarkan definisi para pakar komunikasi penulis juga menjelaskan definisi public relations dari sisi jurnal menurut Wehmiere , Stefan (2009) ‘out of the fog and into future : direction of public relations, theory building and practice’ .Canadian Journal of Communication, volum 32 (2) : The public relations is a piece some whole. the challenge is to continue to search to discover the whole and public relations place in it ‘Public relations adalah bagian dari keseluruhan. Tantangan nya yaitu public relations dapat menemukan mencari dan menangani hubungan masyarakat tersebut.’ 25 Dari pengertian diatas maka penulis menyimpulkan bahwa public relations adalah fungsi manajemen perusahaan yang menjembatani antara perusahaan dengan masyarakat luar. Keterkaitannya adalah orang yang bertanggung jawab dalam meningkatkan citra melalui event ini adalah public relations. 2.2 Teori Khusus 2.2.1 Strategi Strategi menurut J L Thompson mendefinisikan strategi sebagai cara untuk mencapai sebuah hasil akhir yang menyangkut tujuan dan sasaran organisasi. (Oliver, 2006:2) Definisi lain menurut ahli pakar lainnya yaitu Ahmad S. Adnanputra, M.A., M.S., yang dikutip oleh Ruslan mengatakan bahwa arti strategi adalah bagian terpadu dari suatu rencana (plan), sedangkan rencana merupakan produk dari suatu perencanaan (planning), yang akhirnya perencanaan adalah salah satu fungsi dasar dari proses manajemen ( Ruslan, 2010:133) . Dari definisi yang dikemukakan diatas maka penulis menyimpulkan bahwa strategi adalah cara atau rencana yang dilakukan oleh perusahaan atau organisasi demi mencapai tujuan yang ingin dicapai. 26 Keterkaitannya karena sebelum membahas strategi public relations, maka penulis harus mengerti dan memahami akan definisi strategi terlebih dahulu. 2.2.2 Strategi Public Relations Strategi public relations menurut Ahmad S. Adnanputra, presiden institut bisnis dan manajemen jayakarta, pengertian strategi public relations adalah alternatif yang optimal yang dipilih untuk ditempuh guna mencapai tujuan public relations dalam kerangka suatu rencana public relations. (Ruslan, 2010:134). Strategi public relations adalah usaha terncana dan terus menerus untuk mencapai tujuan serta mempertahankan niat baik dan saling pengertian antara organisasi dengan publiknya. (Oliver, 2006:4) Kesimpulan dari strategi public relations adalah langkah-langkah yang dilakukan public relations pada program yang bertujuan untuk kemajuan perusahaan. Karena kemajuan perusahaan adalah tujuan dari setiap perusahaan. Keterkaitan adalah pembahasan ini PR Waterboom Cikarang melakukan strategi public relations melalui special event agar dapat meningkatkan citra perusahaan Waterboom Cikarang. 2.2.3 Empat Tahapan Proses Strategi Public Relations Empat proses pokok public relations menurut Scoot M. Cutlip & Allen H.Center menyatakan bahwa proses perencanan program kerja 27 public relations yang menjadi landasan atau acuan untuk melakukan pelaksanaan. (Ruslan, 2010:148) 1. Defining the problem Langkah pertama ini melibatkan pengkajian dan pemantauan pengetahuan, opini, sikap, dan perilaku yang terkait dengan tindakan dan kebijakan organisasi. Langkah ini menentukan “Apa yang sedang terjadi sekarang?” 2. Planning and programming Informasi yang terkumpul pada langkah pertama digunakan untuk membuat keputusan mengenai publik, sasaran, tindakan dan strategi komunikasi, taktik dan tujuan program. Langkah kedua dalam proses public relations ini menjawab, “Kita telah mempelajari situasi ini berdasarkan apa, apa yang harus diubah, dilakukan, atau dikatakan. “ 3. Taking action and communicating Langkah ketiga melibatkan implementasi program dari tindakan dan komunikasi yang telah didesain untuk mencapai tujuan spesifik bagi setiap publik untuk mencapai sasaran program. Pertanyaan pada langkah ini adalah “Siapa yang akan melakukan dan memberitahukan program ini, serta kapan, dimana, dan bagaimana.” 4. Evaluating the program Langkah terakhir dalam proses ini melibatkan kesiapan penilaian, implementasi, dan hasil dari program tersebut. Penyesuaian telah dibuat sejak program terimplemetasi, berdasarkan umpan balik evaluasi mengenai bagaimana program tersebut berhasil atau tidak. Program dapat dilanjutkan atau dihentikan berdasarkan pertanyaan “Bagaimana yang sedang kita kerjakan atau bagaimana yang telah kita kerjakan” 28 Kesimpulan dari pembahasan teori ini adalah strategi public relations adalah strategi yang dilakukan oleh public relations yang di analisa dari permasalahn, hal apa yang dilakukan untuk mengatasi permasalahan tersebut, tindakan dan cara mengkomunikasikan, juga evaluasi dari hasil tindakan dan permasalahan sudah sesuai belum dengan harapan. Keterkaitan karena dalam pembahasan ini public relations melakukan strategi melalui event untuk meningkatkan citra perusahaan. 2.2.4 Citra Menurut David A.Arker John G Mayer yang dikutip oleh Nova menjelaskan bahwa citra adalah seperangkat anggapan, impresi atau gambaran seseorang/sekelompok orang mengenai suatu objek yang beresangkutan. (Firsan Nova, 2011:298) Definisi lain dari citra adalah tujuan utama sekaligus merupakan reputasi dan prestasi yang hendak dicapai bagi dunia kehumasan atau public relations yang bersifat abstrak atau tidak dapat diukur tetapi wujudnya bisa dirasakan dari hasil penilaian baik atau buruk. (Ruslan, 2010:75) Dari definisi diatas maka penulis menyimpulkan bahwa citra adalah penilaian, anggapan, impresi dan gambaran yang timbul dan datang dari masyarakat baik bersifat baik atau buruk akan suatu lembaga, organisasi, perusahaan, dan produk suatu barang atau jasa. Keterkaitan dalam pembahasan ini adalah karena tujuan dari strategi public relations yang dilakukan oleh public relations melalui event hut 29 Waterboom Cikarang dikarenakan ingin meningkatkan citra Waterboom Cikarang. 2.2.5 Terbentuknya Citra Proses pembentukan citra dalam struktur kognitif yang sesuai dengan pengertian sistem komunikasi dijelaskan oleh John S. Nimpoeno dalam laporan penelitian tentang tingkah laku konsumen seperti yang dikutip Danasaputra sebagai berikut: Gambar 2.1 Proses Terbentuknya Citra Sumber : Firsan Nova,Crisis Public Relations (2011, p.304) PR digambarkan sebagai input-output. Proses model ini adalah pembentukkan citra sedangkan input adalah stimulus yang diberikan dan output adalah tanggapan atau perilaku tertentu. Cara itu sendiri digambarkan melalui presepsi-kognisi-motivasi-sikap. (Firsan Nova, 2011:304-305) Citra terbentuk berdasarkan pengetahuan dan informasi-informasi yang diterima seseorang. (Soleh soemirat&Ardianto Elvianaro, 2004:114) 30 Kesimpulan menurut penulis terbentuknya citra dari informasi yang diterima oleh individu tentang suatu hal, informasi dan pengetahuan itu menjadi stimulus seseorang dalam membentuk citra akan suatu hal. Keterkaitannya adalah terbentuk citra dapat diwujudkan melalui pelaksanaan event hut Waterboom Cikarang ke-14. 2.2.6 Manfaat Citra Untuk Perusahaan Para pemilik perusahaan tidak menyadari bahwa dalam jangka panjang citra baik membawa banyak mafaat. Manfaat itu sendiri dapat mereka nikmati baik pada saat perusahaannya mengalami masa jaya maupun pada saat menghadapi berbagai macam kritis. Menurut sutojo yang dikutip oleh Nova citra perusahaan yang baik dan luat memiliki manfaat-manfaat, yaitu: Daya saing jangka menengah dan jangka panjang yang mantap (Mid ang Long Term Sustainable Competitive Position). 1. Menjadi perisai selama masa krisis. (An Insurance for Adverse Times) 2. Meningkatkan daya tarik eksekutif handal. (Attraction The Best Executives Available) 3. Meningkatkan efektifitas strategi pemasaran. (Increasing Effectivenees of Marketing Instruments) 4. Penghambatan biaya operasional (Cost Saving) (Firsan Nova, 2011:303) Kesimpulan dalam hal ini adalah citra perusahaan sangat berpengaruh bukan hanya untuk jangka pendek namun juga untuk jangka panjang dan juga berpengaruh pada beberapa aspek yang berkaitan karena citra tersebut 31 misalnya berpengaruh kepada pemasaran, dan aspek lainnya. Oleh sebab itu citra tersebut harus dijaga agar selalu baik sehingga dapat berdampak baik pada aspek yang dipengaruhi. Kaitannya adalah citra sangat berpengaruh dalam jangka panjang maupun pendek perusahaan karena para tenant akan tinggal dalam jangka waktu yang cukup lama, oleh sebab itu citra yang baik pada perusahaan akan meningkatkan rasa hormat yang baik dari tenant sehingga tidak membawa dampak buruk pada aspek perusahaan. 2.2.7 Meningkatkan Citra Ada 6 hal yang perlu diperhatikan untuk meningkatkan citra suatu perusahaan yang dikemukakan oleh salah satu pakar di bidang media dan komunikasi publik yaitu; (Macmanara, 2010: 245) 1. Memetakan Persepsi Pada tahap ini yaitu diawali dengan mengadakan audit tentang citra di masyarakat. Dari persepsi tersebut lalu dipetakan dimana titik beratnya, dan titik tersebut disinkronisasikan dengan visi manajemen dan meyakinkan manajemen menggunakan program public relations yang akan dibuat. 2. Menyesuaikan dengan visi Manajemen Kesesuaian dengan aktifitas manajemen paling atas (top management) merupakan hal yang mutlak perlu. Meyakinkan manajemen akan pentingnya program pr yang dibuat. 3. Pahami Audience 32 Sebelum program dibuat harus mengetahui terlebih dahulu audiensi yang akan menjadi target program secara tepat karena program yang akan dibuat harus sesuai dengan kebutuhan audiensi. 4. Fokus Saat menyiapkan program masyarakat harus fokus pada titik pengembangan tertentu. Fokus akan menentukan bagaimana public relations mengkomunikasikan program tersebut. Dengan fokus akan lebih mudah membuat nilai informasi sebuah program karena disitu dapat diungkapkan kemajuan apa yang didapatkan dari programprogram yang sebelumnya diadakan oleh perusahaan. 5. Kreatifitas Jangan melupakan kreativitas karena komunikasi yang baik membutuhkan kreatifitas dalam penyampaian nya. 6. Konsistensi Konsistensi dalam menjalankan program public relations adalah hal yang mutlak perlu karena hal itu menyangkut sejauh mana kemampuan public relations untuk mengubah citra perusahaan. Kesimpulan nya bahwa strategi dalam meningkatkan pr melaui tahan memetakan persepsi, menyesuaikan visi manajemen, memahami audience, fokus, kreatifitas, dan konsistensi. 2.2.8 Event Event didefinisikan sebagai suatu kegiatan yang diselenggrakan untuk memperingati hal-hal penting sepanjang hidup manusia baik secara individu maupun kelompok yang terikat secara adat, budaya, tradisi, dan agama yang 33 diselenggarakan untuk tujuan tertentu serta melibatkan lingkungan masyarakat yang diselenggrakan pada waktu tertentu. (Noor, 2009:7) Definisi event menurut ahli diataranya shone dan parry: special events are that phenomenon arising from those non-routine occasion which have leisure, cultural, personal or organizational objectives set apart thenormal activity of daily life, whose purpose is to enlighten, celebrate, entertain or challenge the exprerience of a group of people. (Noor, 2009:7) Pengertian event dari buku corporate event managment yaitu event adalah sebagian dari fungsi pemasaran dan diselenggarakan untuk mencapai tujuan perusahaan. (O’tool dan mikolaitisi, 2007:10) Dari definisi diatas yang dipaparkan oleh para ahli maka penulis menyimpulkan bahwa definisi event adalah suatu kegiatan yang diselenggarakan untuk memperingati atau merayakan suatu hal yang penting dan memiliki tujuan tertentu untuk dicapai sesuai keinginan. 2.2.9 Spesial Event Special events, yaitu peristiwa khusus sebagai suatu kegiatan PR yang penting dan memuaskan banyak orang untuk ikut serta dalam suatu kesempatan, yang mampu meningkatkan pengetahuan dan memenuhi selera publik seperti peresmian gedung, peringatan ulang tahun perusahaan, seminar, pameran, lokakarya, open house, dan lainnya. (Ardianto, 2007:183) Menurut Rosandy Ruslan dalam buku event organizing dasar-dasar event managment mengartikan spesial event sebagai acara yang biasanya 34 dilaksanakan untuk mendapatkan perhatian media atau khalayak tertentu terhadap peruahaan atau produk perusahaan. (Natoradjo, 2011:134) Dari pengertian special event menurut para ahli diatas maka spesial event menurut penulis adalah acara yang diadakan dalam rangka memperingati hal-hal terpenting dalam waktu tertentu dan dapat menarik banyak orang untuk ikut serta. Keterkaitan dalam Pembahasan ini adalah karena event yang paling special yang dilakukan oleh Waterboom Cikarang adalah event hari ulang tahun Waterboom Cikarang, karena dirayakan setaun sekali, dan dibuat semenarik mungkin karena memperingati bertambahanya umur Waterboom Cikarang ini 2.3 Kerangka Teori Teori Umum Komunikasi Definisi komunikasi Fungsi komunikasi Komunikasi massa Definisi komunikasi massa Fungsi Komunikasi massa Komponen Komunikasi massa Public Relations Definisi Public Relations Teori Khusus Strategi Definisi strategi Strategi PR Definisi strategi PR 35 Proses PR Defnisi citra Citra Terbentuknya citra Manfaat citra Strategi PR dalam meningkatkan citra Event Definisi event Spesial event Definisi spesial event Gambar 2.2 Kerangka Teori 2.4 Kerangka Pemikiran MASALAH YANG DIANALISA Mengetahui peningkatan citra Waterboom Cikarang dari strategi public relations yang dilakuakan melalui special event hut Waterboom Cikarang ke 14. 4 TAHAPAN STRATEGI PUBLIC RELATIONS EVENT HARI ULANG TAHUN WATERBOOM CIKARANG 36 ANALISA STRATEGI PUBLIC RELATION MELALUI EVENT CITRA WATERBOOM CIKARANG Meningkat Tidak meningkat Gambar 2.3 Kerangka Pemikiran