pajak penghasilan - Nyoman Darmayasa

advertisement
PAJAK PENGHASILAN
3
1
1
Tujuan Instruksional :
A. Umum
Mahasiswa diharapkan mendapatkan pemahaman tentang pajak penghasilan secara
umum
B. Khusus
o Mahasiswa mengetahui subjek pajak dan bukan subjek pajak.
o Mahasiswa mengetahui objek pajak dan bukan objek pajak.
o Mahasiswa mengetahui dasar pengenaan pajak dan cara menghitung penghasilan
kena pajak.
o Mahasiswa mengetahui tarif pajak penghasilan untuk wajib pajak orang pribadi dan
badan.
C. Uraian Materi
1. Dasar Hukum
Undang-undang No. 7 tahun 1983 yang telah diubah dengan undang-undang No.
17 tahun 2000, dan terakhir diubah dengan Undang-Undang No. 36 Tahun 2008.
Undang-Undang Pajak Penghasilan (PPh) mengatur pajak penghasilan
yang
diterima atau diperoleh orang pribadi maupun badan.
2. Subjek Pajak (Pasal 2 UU PPh)
Yang menjadi subjek pajak adalah :
o Orang pribadi
o Warisan yang belum terbagi sebagai satu kesatuan menggantikan yang berhak
o Badan usaha seperti PT, CV, Firma, Kongsi, Koperasi, Dana pensiun,
Persekutuan, Perkumpulan, Yayasan, Organisasi massa, Orsospol, lembaga dan
lain-lain.
o BUT-Bentuk Usaha Tetap, merupakan badan usaha yang digunakan oleh subjek
pajak luar negeri (baik orang pribadi atau badan) untuk menjalankan usaha di
Indonesia
Pengantar Perpajakan/MKK-36412/ 2014
27
Subjek pajak dapat dibedakan menjadi dua yaitu :
a. Subjek Pajak Dalam Negeri :
o S P Orang pribadi
Orang pribadi yang bertempat tinggal di Indonesia lebih dari 183 hari tanpa
harus berturut-turut dalam jangka waktu 12 bulan atau orang pribadi dalam
suatu tahun pajak berada di Indonesia dan mempunyai niat tinggal di
Indonesia
o S P Badan
Badan yang didirikan atau bertempat kedudukan di Indonesia
o SP Warisan
Warisan yang belum terbagai sebagai satu kesatuan menggantikan yang
berhak
b. Subjek Pajak Luar Negeri :
o S P Orang pribadi
Orang pribadi yang bertempat tinggal di Indonesia tidak lebih dari 183 hari
dalam jangka waktu 12 bulan yang menjalankan usaha melalui BUT di
Indonesia. Orang pribadi yang menerima penghasilan dari Indonesia bukan
dari menjalankan usaha melalui BUT
o S P Badan
Badan yang tidak didirikan atau tidak bertempat kedudukan di Indonesia
yang menjalankan usaha melalui BUT di Indonesia. Dapat
menerima
penghasilan dari Indonesai bukan dari menjalankan usaha melalui BUT
3. Wajib Pajak
a. Wajib Pajak Dalam Negeri :
o Dikenakan pajak atas penghasilan baik yang diterima di Indonesia maupun
dari luar Indonesia
o Dikenakan pajak atas penghasilan neto (setelah dikurangi dengan PTKP)
o Tarif pajak berdasarkan pasal 17 UU PPh
o Wajib menyampaikan SPT
b. Wajib Pajak Luar Negeri :
o Dikenakan pajak atas penghasilan yang diterima dari Indonesia
o Dikenakan pajak atas penghasilan bruto
Pengantar Perpajakan/MKK-36412/ 2014
28
o Tarif pajak berdasarkan UU Pajak penghasilan pasal 26 (20%) bersifat
FINAL
o Tidak wajib menyampaikan SPT
4. Kewajiban Pajak Subjektif
NO.
1.
MULAI
Subjek Pjk DN orang pribadi
- saat dilahirkan
- saat bertempat tinggal di Ind.
2
Subjek Pajak DN Badan
- saat didirikan/bertempat
kedudukan di Indonesia
Subjek Pajak LN melalui BUT
- saat menjalankan usaha
melalui BUT di Indonesia
- saat menerima penghasilan
dari Indonesia
3
-
Warisan Belum Terbagi
saat timbulnya warisan yang
belum terbagi
BERAKHIR
Subjek Pjk DN orang pribadi
- saat meninggal
- saat meninggalkan Ind.
Selama2nya
Subjek Pajak DN Badan
- saat dibubarkan/tidak lagi bertempat
kedudukan di Indonesia
Subjek Pajak LN melalui BUT
- saat tidak lagi menjalankan usaha
melalui BUT di Indonesia
- saat tidak lagi menerima
penghasilan dari Indonesia
-
Warisan Belum Terbagi
saat warisan telah selesai dibagikan
5. Bukan Subjek Pajak atau dikecualikan dari Subjek Pajak (Pasal 3 UU PPh)
a. Badan perwakilan negara asing
b. Pejabat perwakilan diplomatik dan konsulat atau pejabat lain dari negara asing
dan orang yang diperbantukan kepada mereka yang bekerja pada dan bertempat
tinggal bersama-sama mereka dengan syarat :

bukan warga negara Indonesia dan di Indonesia tidak menerima penghasilan
lain di luar jabatannya di Indonesia

negara yang bersangkutan memberikan perlakuan timbal balik
c. Organisasi international, dengan syarat:

Indonesia menjadi anggota organisasi tersebut

Tidak menjalankan usaha untuk memperoleh penghasilan dari Indonesia
selain pemberian pinjaman kepada pemerintah yang dananya berasal dari
iuran para anggota.
d. Pejabat perwakilan organisasai international, dengan syarat:

bukan warga negara Indonesia
Pengantar Perpajakan/MKK-36412/ 2014
29

Tidak menjalankan usaha untuk memperoleh penghasilan dari Indonesia
6. Objek Pajak (Pasal 4 ayat 1 UU PPh)
Objek pajak adalah Penghasilan yaitu setiap tambahan kemampuan ekonomis
yang diterima atau diperoleh WP baik yang berasal dari Indonesia maupun dari luar
Indonesia yang dapat dipakai untuk konsumsi atau menambah kekayaan WP
dengan nama dan bentuk apapun, seperti:
a. Penggantian atau imbalan berkenaan dengan pekerjaan atau jasa yang diperoleh
temasuk gaji, honorarium, komisi, bonus, gratifikasi, uang pensiun, penghasilan
dari profesi
b. Penghasilan dari usaha atau kegiatan seperti laba usaha
c. Penghasilan dari modal atau penggunaan harta seperti, sewa, bunga, dividen,
royalti, keuntungan dari penjualan harta yang tidak digunakan
d. Penghasilan lain seperti :

keuntungan karena pembebasan utang

keuntungan karena selisih kurs

selisih lebih revaluasi

hadiah undian
7. Non Objek Pajak (Pasal 4 ayat 3 UU PPh)
a. Sumbangan dan harta hibahan yang diterima keluarga sedarah, badan
keagamaan, badan pendidikan, badan sosial, koperasi, termasuk usaha kecil
sepanjang tidak ada hubungan dengan usaha
b. Warisan
c. Harta termasuk setoran tunai yang diterima oleh badan sebagai pengganti
saham
d. Penggantian sehubungan pekerjaan dalam bentuk natura dari WP atau
pemerintah
e. Pembayaran dari perusahaan asuransi kepada orang pribadi
f. Dividen yang diperoleh perseroan terbatas sebagai WP dalam negeri dari
penyertaan modal pada badan usaha yang bertempat tinggal di Indonesia
g. Iuran yang diterima dana pensiun dan penghasilan dari modal yang ditanamkan
dana pensiun
Pengantar Perpajakan/MKK-36412/ 2014
30
h. Bagian laba yang diterima anggota perseroan yang modalnya tidak atas saham
i. Bunga obligasi yang diterima perusahaan reksadana selama 5 tahun pertama
pendirian (dihapus sesuai dengan UU No. 36 tahun 2008)
j. Penghasilan yang diterima perusahaan modal ventura
8. DPP dan Cara Menghitung Penghasilan Kena Pajak (PhKP)
Dasar pengenaan pajak :
o WP dalam negeri dan BUT, DPP nya adalah PhKP
o PKP Dalam Negeri
 Badan, DPP : Penghasilan neto (L/R)
 Orang Pribadi, DPP : Penghasilan neto - PTKP
o WP Luar Negeri, DPP : Penghasilan bruto.
Cara menghitung penghasilan kena pajak :
a. Menggunakan Pembukuan
Biaya –biaya dapat dibedakan menjadi dua :
o Biaya yang dapat dikurangkan dari penghasilan bruto adalah biaya-biaya
yang
berhubungan
langsung
dengan
usaha
atau
kegiatan
untuk
mendapatkan, menagih, dan memelihara penghasilan yang merupakan objek
pajak (Pasal 6 UU PPh)
o Biaya yang tidak dapat dikurangkan dari penghasilan bruto meliputi
pengeluaran yang sifatnya adalah pemakaian penghasilan atau jumlahnya
melebihi kewajaran, biaya-biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk
kepentingan pribadi pemegang saham, sekutu atau anggota keluarganya
(Pasal 9 UU PPh)
b. Menggunakan Norma Perhitungan / tarif norma
WP yang boleh menggunakan norma perhitungan adalah :
o WP orang pribadi jika peredaran brutonya kurang dari Rp. 600.000.000 per
tahun dan mulai tahun 2007 peredaran bruto kurang dari Rp. 1.800.000.000
berdasarkan PMK No. 01/PMK.03/2007. Mulai 1 Januari 2009 peredaran
brutonya kurang dari Rp. 4.800.000.000,00 berdasarkan pasal 14 UU PPh
No. 36 Tahun 2008.
o Mengajukan permohonan dalam 3 bulan pertama dari tahun buku
Pengantar Perpajakan/MKK-36412/ 2014
31
o Menyelenggarakan pencatatan peredaran bruto
PTKP = (Penghasilan Tidak Kena Pajak) berlaku untuk setahun dengan
ketentuan sebagai berikut:
Tahun 2006
o WP Orang Pribadi
Tahun 2009
Tahun 2013
13.200.000,00
15.840.000,00
24.300.000,00
o WP yang kawin
1.200.000,00
1.320.000,00
2.025.000,00
o Tamb. maks. 3 orang
1.200.000,00
1.320.000,00
2.025.000,00
o Pengh. istri digabung
13.200.000,00
15.840.000,00
24.300.000,00
Pekerjaan istri tdk ada hubungannya dengan pekerjaan bebas suami dan
penghasilan istri diperoleh tidak semata-mata dari satu pemberi kerja yang telah
dipotong pajak.

Pemberlakuan PTKP tahun 2006 berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan
No. 137/PMK.03/2005 tanggal 30 Desember 2005.

Pemberlakuan PTKP Tahun 2009 berdasarkan UU PPh No 36 Tahun 2008

Pemberlakuan PTKP tahun 2013 berdasarkan Peraturan Menteri
Keuangan No. 162/PMK.11/2012 tanggal 22 Oktober 2012.
9. Tarif Pajak
Tarif pajak sesuai UU pajak penghasilan No. 36 tahun 2008
o WP pribadi Dalam Negeri: (berlaku 1 Januari 2009)

Rp 0
-
Rp. 50.000.000,00
= 5%

Rp. 50.000.000,00
–
Rp. 250.000.000,00
= 15%

Rp. 250.000.000,00 –
Rp.500.000.000,00
= 25%

Di atas
Rp.500.000.000,00
= 30%
o WP Badan dalam Negeri dan BUT dikenakan tarif tunggal 28% dan menjadi
25% tahun 2010, jo Pasal 31 E UU PPh.
o Pasal 31 E, Wajib Pajak badan dalam negeri dengan peredaran bruto sampai
dengan Rp50.000.000.000,00 (lima puluh miliar rupiah) mendapat fasilitas
berupa pengurangan tarif sebesar 50% (lima puluh persen) dari tarif
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17 ayat (1) huruf b dan ayat (2a) yang
dikenakan atas Penghasilan Kena Pajak dari bagian peredaran bruto sampai
dengan Rp4.800.000.000,00 (empat miliar delapan ratus juta rupiah).
Pengantar Perpajakan/MKK-36412/ 2014
32
D. Ringkasan
Yang menjadi subjek pajak adalah :
o Orang pribadi
o Warisan yang belum terbagi sebagai satu kesatuan menggantikan yang berhak
o Badan usaha seperti PT, CV, Firma, Kongsi, Koperasi, Dana pensiun,
Persekutuan, Perkumpulan, Yayasan, Organisasi massa, Orsospol, lembaga
dan lain-lain.
o BUT merupakan bandan usaha yang digunakan oleh subjek pajak luar negeri
(baik orang pribadi atau badan) untuk menjalankan usaha di Indonesia
Dikecualikan dari Subjek Pajak
o Badan perwakilan negara asing,
o Pejabat perwakilan diplomatik dan konsulat atau pejabat lain dari negara asing
dan orang yang diperbantukan kepada mereka yang bekerja pada dan
bertempat tinggal bersama-sama mereka
o Organisasi international, Pejabat perwakilan organisasai international.
Objek Pajak
Objek pajak = Penghasilan yaitu setiap tambahan kemampuan ekonomis yang
diterima atau diperoleh WP baik yang berasal dari Indonesia maupun dari luar
Indonesia yang dapat dipakai untuk konsumsi atau menambah kekayaan WP dengan
nama dan bentuk
E. Pertanyaan
1. Sebutkan dan jelaskan subjek pajak dan non subjek pajak!
2. Sebutkan dan jelaskan objek pajak dan non objek pajak!
3. Jelaskan cara menentukan penghasilan kena pajak!
F. Kepustakaan
Brotodihardjo, 2003, Pengantar Ilmu Hukum Pajak, Refika Aditama, Bandung
Darmayasa, 2013, Pajak Penghasilan (Disesuaikan Dengan Ketentuan Peraturan
Perundang-Undangan Perpajakan Yang Berlaku), Undiknas Press, Denpasar
Gunadi, 2007, Pajak Internasional, Edisi Revisi 2007, Lembaga Penerbit Fakultas
Ekonomi Universitas Indonesia, Jakarta.
Pengantar Perpajakan/MKK-36412/ 2014
33
Gunadi, 2013, Panduan Komprehensif Pajak Penghasilan, Edisi 2013, Bee Media,
Jakarta
Harnanto, 2003, Akuntansi Perpajakan, BPFE, Yogyakarta
KMK No. 137/PMK.03/2005
Mardiasmo, 2013, Perpajakan, Edisi Revisi, Andi, Yogyakarta
Muljono, Wicaksono, 2009, Akuntansi Pajak Lanjutan, Andi, Yogyakarta
PMK 162/PMK.11/2012
PMK No. 01/PMK.03/2007
Soemitro, Kania, 2004, Asas dan Dasar Perpajakan, Edisi Revisi, Refika Aditama,
Bandung
Undang – Undang PPh No. 36 Tahun 2008
Undang-Undang No. 28 Tahun 2007
Waluyo, 2010, Akuntansi Pajak, Edisi 3, Salemba Empat, Jakarta.
www.nyomandarmayasa.com
www.ortax.org
www.pajak.go.id
Pengantar Perpajakan/MKK-36412/ 2014
34
Download