UJI PENGGUNAAN VAKSIN HYDROVAC UNTUK MENINGKATKAN

advertisement
UJI PENGGUNAAN VAKSIN HYDROVAC UNTUK MENINGKATKAN
KEKEBALAN IKAN GURAMI (Osphronemus goramy Lac) TERHADAP
BAKTERI Aeromonas hydrophila
Linda Susanti, Lisa Deswati, Elfrida
Jurusan Budidaya Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Bung Hatta, Padang
Email : [email protected]
ABSTRAK
This research aims to understand the effectiveness of vaccine HydroVac in increase immunity
Gorami against bacteria Aeromonas hydrophila and identify the effects vaccination HydroVac to
survival Rate Gorami. This study was conducted in june – july 2015 , at the UPTD Porch
cultivation of fish Sicincin, fisheries and marine Office the province of west Sumatra. Method
used in research this is the method his experiment with complete random design (CRD) with 4
treatment and 3 repetitions. Treatment A (control), treatment B (vaccine HydroVac as much as 2
ml per kilogram weight fish), treatment C (vaccine HydroVac as much as 3 ml per kilogram
weight fish), and treatment D (vaccine HydroVac as much as 4 ml per kilogram weight fish). The
research results show that the program HydroVac effective can increase Survival Rate Gorami,
Survival Rate on the highest treatment C ( 93.33 ± 2.8 ), followed treatment D with the value of
(93.33 ± 2.8), and treatment B with the value of (78.33 ± 5.77) and Survival Rate the lowest in
treatment A ( control) to the value of (16.67 ± 5.77)
Key Word : HydroVac, Vaksin, Gurami, Survival Rate, Aeromonas hydrophila
PENDAHULUAN
faktor tersebut seimbang tidak akan timbul
Latar Belakang
penyakit (sehat) (Snieszko, 1973).
Kasus penyakit ikan pada budidaya
Penyakit
yang
disebabkan
oleh
ikan air tawar di Indonesia sudah terjadi
bakteri merupakan penyakit yang paling
bersamaan dengan sejarah dimulainya usaha
umum dijumpai pada usaha budidaya ikan
pembudidayaan
1985).
baik di air laut maupun di air tawar.
Munculnya penyakit pada ikan umumnya
Penyakit yang umumnya menyerang ikan air
merupakan
tawar adalah Motil Aeromonas Septicemia
kompleks/tidak
ikan
hasil
(Kabata,
interaksi
seimbang
antara
yang
tiga
(MAS)
yang
disebabkan
oleh
bakteri
komponen dalam ekosistem perairan yaitu
Aeromonas hydrophila (Kusumawardani,
inang (ikan)
yang lemah, patogen yang
2007). Bakteri Aeromonas hydrophila dapat
ganas
kualitas
menimbulkan
serta
lingkungan
yang
memburuk. Jika di alam hubungan ketiga
1
wabah
penyakit
dengan
tingkat kematian tinggi (80-100%) dalam
Untuk
waktu 1-2 minggu (Purwaningsih, 2007).
yang
para petani maupun pengusaha ikan banyak
Aeromonas
menggunakan berbagai bahan-bahan kimia
hydrophila menyebabkan kematian 82.288
maupun antibiotika dalam pengendalian
ikan
2004).
penyakit tersebut. Namun pemakaian bahan
Aeromonas hydrophila termasuk kelompok
kimia dan antibiotik secara terus menerus
bakteri gram negatif (Holt et al., 1998).
dengan dosis yang kurang tepat, akan
Tumbuh optimal pada kisaran suhu 380-
menimbulkan
masalah
41 C dan minimal pada suhu 0 -5 C dengan
meningkatnya
resistensi
kisaran pH 5,5-9 (Afrianto dan Liviawaty,
terhadap bahan tersebut. Selain itu, masalah
1992).
hydrophila
lainnya adalah bahaya yang ditimbulkan
berperan dalam penguraian bahan organik
terhadap lingkungan sekitarnya, ikan yang
sehingga sering ditemukan di perairan yang
bersangkutan,
subur, kandungan oksigen yang rendah,
mengkonsumsinya.
di
disebabkan
permasalahan
akibat serangan agen patogenik pada ikan,
Pada bulan Oktober 1980, wabah
penyakit
mengatasi
Jawa
Barat
(Kordi,
0
0
Bakteri
Aeromonas
0
suhu yang tinggi, akumulasi bahan organik
dan
Untuk
baru
berupa
mikroorganisme
manusia
menghindari
yang
dampak
atau sisa metabolisme ikan dan padat tebar
penggunaan bahan kimia dan antibiotik,
ikan
penanggulangan penyakit dapat diupayakan
yang
tinggi
sangat
menunjang
perkembangbiakan bakteri ini (Sutjiati,
melalui
2004).
vaksinasi. Dengan menggunakan vaksin
Infeksi oleh bakteri Aeromonas
hydrophila
biasanya
permukaan
tubuh
peningkatan
kekebalan
dengan
HydroVac merupakan suatu alternatif yang
terjadi
melalui
efektif dan efesien untuk mencegah penyakit
luka,
saluran
Motil
yang
Aeromonas
Septicemia
(MAS)
pencernaan makanan atau bisa melalui
(Kamiso et al., 1997). Oleh sebab itu
insang, kemudian masuk dalam pembuluh
penulis ingin melakukan penelitian tentang
darah dan menyebar pada organ dalam
uji penggunaan vaksin HydroVac untuk
lainnya yang menyebabkan pendarahan yang
meningkatkan
disertai
septicaemia.
(Osphronemus goramy Lac) terhadap bakteri
Aeromonas hydrophila banyak ditemukan
Aeromonas hydrophila dengan konsentrasi
pada
yang
haemorhagi
insang,
kulit,
hati
dan
ginjal
berbeda.
konsentrasi
(Samsundari, 2006).
2
kekebalan
vaksin
Untuk
ikan
Gurami
mengetahui
HydroVac
dalam
meningkatkan
kekebalan
ikan
Gurami
Erlenmeyer,
terhadap bakteri Aeromonas hydrophila.
Untuk
melihat
pengaruh
jarum
suntik,
timbangan,
akuarium, aerasi.
vaksinasi
Metode Penelitian
HydroVac terhadap kelangsungan hidup
Metode Penelitian yang digunakan
ikan Gurami.
pada
METODOLOGI
eksperimen. Menggunakan Rancangan Acak
penelitian
Lengkap
Penelitian ini dilaksankan pada Juni
(RAL)
ini
adalah
yang
terdiri
– Juli 2015 di UPTD Balai Budidaya Ikan
perlakuan dan 3 ulangan.
Sicincin Dinas Kelautan dan Perikanan
Dengan model matematis yaitu :
metode
dari
4
Yij = µ + τi + ∑ij
Propinsi Sumatera Barat.
adalah kolam sebanyak 12 unit yang dipagar
Yij = Data Perlakuan ke I dan ulangan ke j
µ
= Rata-rata perlakuan
τi = Pengaruh perlakuan ke i
∑ij
= Pengaruh perlakuan ke I dan
ulangan ke j (Steel and torrie, 1981).
Perlakuan dalam penelitian ini adalah :
dengan kain hava yang berukuran 2 x 1 x 1
1. Perlakuan A
m dengan ketinggian air 80 cm.
2. Perlakuan
Materi Penelitian
Wadah Penelitian
Wadah yang digunakan dalam penelitian ini
yang
digunakan
3. Perlakuan
dalam
:
Vaksin
HydroVac
4. Perlakuan
(mengandung sel utuh (whole cell) bakteri
(PBS)
dan
:
Vaksin
HydroVac
D
:
Vaksin
HydroVac
sebanyak 4 ml/kg bobot ikan
Aeromonas hydropila strain AH26, Phospate
Saline
C
sebanyak 3 ml/kg bobot ikan
penelitian ini adalah vaksin HydroVac
Buffered
B
sebanyak 2 ml/kg bobot ikan
Bahan Penelitian
Bahan
: Kontrol
Hipotesis dan Asumsi
bahan
Ho
preservative), ikan Gurami yang berukuran 5
=
Tidak
ada
pengaruh
vaksinasi
cm sebanyak 240 ekor, bakteri Aeromonas
HydroVac terhadap kelangsungan
hydrophila, aquades, pakan pellet merek
hidup ikan Gurami (Osphronemus
dagang 782 – 1 dengan kadar protein 35 %.
goramy Lac).
Hi
Alat Penelitian
Alat
penelitian
telenan,
yang
ini
seser,
adalah
digunakan
dalam
baskom,
ember,
nampan,
gelas
=
Ada pengaruh vaksinasi HydroVac
terhadao kelangsungan
ikan
Gurami
goramy Lac).
ukur,
3
hidup
(Osphronemus
Asumsi yang digunakan dalam penelitian ini
Bakteri berasal dari isolat murni
adalah :
•
•
Aeromonas hydrophila dari Balai Budidaya
Kemampuan
Aeromonas
Air Tawar (BBAT) Kiambang. Dibiakkan
hydrophila dalam menginfeksi ikan uji
pada media TSA (Trypton Soya Agar) untuk
dianggap sama.
memperbanyak bakteri dan mendapatkan
Ketahanan
bakteri
tubuh
ikan
yang
diuji
kepadatan yang sesuai dengan dosis yang
terhadap bakteri Aeromonas hydrophila
akan digunakan. Penginfeksian ikan Gurami
dianggap sama
dilakukan dengan cara penyuntikan dengan
bakteri Aeromonas hydrophila sebanyak 0,1
Prosedur Kerja
ml/ekor (Mulia dan Arif, 2012) secara
Uraian perlakuan uji coba sebagai
intramuskular di bagian dorsal (samping
berikut :
sirip
1. Persiapan Ikan Uji
a) Tempatkan
ikan
uji
punggung),
dimana
sebelumnya
terlebih dahulu punggung ikan yang akan
20
disuntik dioles dengan alkohol. Setelah itu
ekor/wadah/perlakuan
ikan dimasukan secara acak kedalam 9
b) Pengukuran berat awal dan panjang awal
kolam/petakan yang masing-masing diisi 20
ikan
ekor ikan gurami dan diamati selama 7 hari.
c) Diadaptasi selama 1 minggu
d) Ikan siap divaksinasi
2. Uji Tantang
Ikan Gurami yang telah diberi pakan
2. Persiapan Pakan
a) Siapkan vaksin yang akan diaplikasikan
yang dicampur vaksin HydroVac sesuai
ke pakan sesuai dengan perlakuan (2; 3
perlakuan, selanjutnya diinfeksi bakteri
dan 4 ml/kg bobot ikan).
Aeromonas hydriphila yang telah dibiakkan,
b) Semprotkan
vaksin
yang
setelah
telah
itu
dilakukan
pengamatan
kelangsungan hidup selama 2 minggu dan
diencerkan pada pakan sambil diaduk-
kualitas airnya (awal dan akhir penelitian).
aduk hingga tercampur rata.
Pemberian pakan dilakukan 3 kali sehari
c) Kering anginkan (usahakan tidak terkena
selama 7 hari pengamatan.
sinar matahari).
d) Pakan siap digunakan
Parameter yang Diamati
1. Infeksi Ikan Uji dengan Bakteri
Gejala Klinis
Pengamatan
Aeromonas hydrophila
pada
gejala
klinis
dilakukan setiap hari setelah penyuntikan
4
bakteri Aeromonos hydrophila pada ikan
% atau 99 % berarti perlakuan berpengaruh
selama 7 hari. Adapun gejala klinis yang
sangat nyata (Hi diterima dan Ho ditolak)
diamati adalah tingkah laku meliputi respon
kemudian dilanjutkan dengan uji Duncan
makan dan reflek gerak, luka fisik akibat
untuk
aktifitas bakteri Aeromonos hydrophila.
perlakuan.
mengetahui
perbedaan
antar
Kelangsungan Hidup
Untuk
mengetahui
HASIL DAN PEMBAHASAN
tingkat
Gejala Klinis
kelangsungan hidup ikan uji, dihitung
Pengamatan
dengan rumus (Effendi, 1992).
diinfeksi
Keterangan :
= Survival Rate
Nt
= Jumlah ikan yang hidup pada akhir
ikan
dengan
bakteri
Aeromonas
hydrophila sampai hari ke 14. Kemampuan
menimbulkan
penyakit
dari
bakteri
Aeromonas hydrophila cukup tinggi. Gejala
penelitian
No
klinis
terserang bakteri adalah setelah setelah ikan
SR = Nt / No x 100 %
SR
gejala
yang menyertai serangan bakteri ini antara
= Jumlah ikan yang hidup pada awal
lain ulser yang berbentuk bulat/tidak teratur
penelitian
dan berwarna merah keabu-abuan, inflamasi
Kualitas Air
dan erosi di dalam rongga dan di sekitar
Adapun parameter pendukung dalam
mulut seperti penyakit mulut merah (red
penelitian ini meliputi pengukuran terhadap
mouth
: Suhu, DO dan Derajat Keasaman (pH).
disease).
Tanda
lain
adalah
haemorhagi pada sirip dan eksopthalmia
Dimana kualitas air dihitung pada awal
(pop eye) yaitu mata membengkak dan
pemeliharaan dan akhir penelitian.
menonjol (Nitimulyo et al., 1993).
Analisa Data
Dapat
Dari data yang diperoleh dianalisis
dilihat
bahwa
bakteri
Aeromonas hydrophilla menyerang benih
dengan analisis varian (Steel and Torrie,
ikan Gurami selama penelitian (tabel 1).
1981). Apabila uji analisis Fhitung < Ftabel
Adapun rata-rata infeksi tertinggi didapat
pada taraf kepercayaan 95 % atau 99 %
pada perlakuan A (kontrol) yakni (20 ekor)
berarti tidak ada pengaruh perlakuan (Ho
benih ikan Gurami, ini disebabkan pada
diterima dan Hi ditolak). Sebaliknya jika
perlakuan A merupakan perlakuan yang
Fhitung > Ftabel pada taraf kepercayaan 95
tidak diberi vaksinasi oleh sebab itu seluruh
5
ikan
terinfeksi
bakteri.
oleh
sedangkan rata-rata terendah benih yang
perlakuan B (vaksinasi HydroVac sebanyak
terserang bakteri Aeromonas hydrophila
2 ml/kg bobot ikan) dengan nilai rata-rata
pada perlakuan D (vaksinasi HydroVac
benih yang terinfeksi yakni (5 ekor),
sebanyak 4 ml/kg bobot ikan) dengan nilai
selanjutnya
C
rata-rata benih yang terinfeksi sebanyak (0,6
(vaksinasi HydroVac sebanyak 3 ml/kg
ekor). Untuk lebih jelas jumlah benih yang
bobot ikan) dengan nilai rata-rata benih yang
terinfeksi dapat dilihat ditabel 1.
diikuti
oleh
Diikuti
perlakuan
terserang bakteri sebanyak (1,3 ekor),
Tabel 1. Jumlah Benih Ikan Gurami yang terserang bakteri Aeromonas hydrophila dan
Gejala Klinis yang ditimbulkan.
Perlakuan
A
B
C
D
Ulangan
Jumlah
Ikan yang
divaksinasi
Jumlah
Ikan
yang
terinfeksi
1
20
20
2
20
20
3
20
20
1
20
7
2
20
3
3
20
5
1
20
2
2
20
2
3
20
-
1
20
1
2
20
-
3
20
1
Jumlah
60
Rata
-rata
20
15
5
4
1,3
Gejala Klinis
Borok, semua Sirip Geripis,
Gerakan Lemah, Nafsu
makan kurang
Borok, semua Sirip Geripis,
Gerakan Lemah, Nafsu
makan kurang
Borok, semua Sirip Geripis,
Gerakan Lemah, Nafsu
makan kurang
Sirip Geripis, Gerakan
Lemah
Borok, Sirip Geripis,
Gerakan Lemah, Nafsu
makan kurang
Borok, semua Sirip Geripis,
Gerakan Lemah, Nafsu
makan kurang
Gerakan Lemah, Nafsu
Makan Kurang
Sirip Geripis, Gerakan
Lemah
Gerakan Lemah, semua Sirip
Geripis
2
6
0,6
Nafsu Makan Kurang,
gerakan Lemah
terinfeksi bakteri Aeromonas hydrophila
Dari tabel 1 dapat dipastikan bahwa
benih
ikan
Gurami
terinfeksi
antara lain tingkah laku abnormal, nafsu
bakteri
makan
menurun,
pendarahan
dibagian
Aeromonas hydrophila, akan tetapi pada
tubuh, mata menonjol, sirip geripis, sisik
perlakuan C dan D tidak terlalu parah, hal
kemerahan, perut kembung dan apabila
ini terbukti bahwasannya vaksinasi pada
bagian perut dibelah akan terdapat cairan
ikan bekerja karena menumbuhkan antibodi
yang berwarna kuning.
pada ikan dikarenakan vaksin HydroVac
Menurut Dana dan Angka (1990),
yang mengandung sel utuh (whole cell)
bahwa Aeromonas hydrophila menyebabkan
bakteri Aeromonas hydrophila strain AH26,
pendarahan pada tubuh, sisik terkuak, borok,
Phospate Buffered Saline (PBS) dan bahan
nekrosis, busung, dan juga ikan lemas sering
preservative,
di permukaan atau dasar kolam.
untuk
meningkatkan
daya
tahan ikan terhadap bakteri Aeromonas
hydrophila.
Busra
(2014),
Tingkat Kelangsungan Hidup
menyatakan
Hasil
bahwa ikan lele dumbo yang ekor). Untuk
pengamatan
tingkat
lebih jelas jumlah benih yang terinfeksi
kelangsungan hidup ikan Gurami selama 14
dapat dilihat ditabel 1.
hari setelah diberi vaksin HydroVac yang
dicampurkan pada pakan benih ikan Gurami
Menurut Muslim et al., (2009)
dapat dilihat pada tabel 2.
dalam Busra (2014), menyatakan bahwa
gejala klinis yang tampak pada ikan yang
Tabel 2. Rataan Persentase Tingkat Kelangsungan Hidup Ikan Gurami Selama Penelitian
Perlakuan
Rataan Tingkat Kelangsungan Hidup (%)
A
B
C
D
16.67 ± 5.77a
78.33 ± 5.77b
93.33 ± 2.88c
93.33 ± 2.88c
Keterangan : Superscrip dibelakang nilai yang berbeda menunjukkan perlakuan berbeda nyata (P<0.05),
sedangkan Superscrip yang sama menunjukkan perlakuan tidak berbeda nyata (P>0.05).
Keterangan :
Perlakuan A
Perlakuan B
Perlakuan C
Perlakuan D
: Kontrol
: Vaksin HydroVac sebanyak 2 ml/kg bobot ikan
: Vaksin HydroVac sebanyak 3 ml/kg bobot ikan
: Vaksin HydroVac sebanyak 4 ml/kg bobot ikan
7
Dari tabel 2 diatas dapat diketahui
bahwa
rata-rata
persentase
Aeromonas hydrophila. Dari pengamatan
tingkat
terdapat perbedaan antara perlakuan A
kelangsungan hidup ikan Gurami yang telah
dengan B, C dan D, Lalu B dengan Cdan D,
diberikan pakan yang dicampur vaksin
akan tetapi pada perlakuan C dan D tidak
HydroVac selama 14 hari setelah pemberian
berbeda nyata. Vaksinasi anti Aeromonas
pakan vaksin dan terbentuknya antibody
hydrophila
didapatkan
memberikan antibodi pada ikan sehingga
tingkat
kelangsungan
hidup
dengan
HydroVac
tertinggi pada dua perlakuan pemberian
dapat
pakan
vaksin
hydrophila yang sering menyerang ikan
HydroVac yakni perlakuan D (Vaksin
Gurami. Pada tubuh ikan yang diberi vaksin
HydroVac
dan
bereaksi klon-klon limfosit ikan, limfosit
perlakuan C (Vaksin HydroVac 3 ml/kg
ikan tersebut akan aktif dan menghasilkan
bobot ikan) dengan nilai (93.33 ± 2.88) lalu
antibodi. Antibodi inilah yang
perlakuan B (Vaksin HydroVac 2 ml/kg
untuk melawan antigen-antigen dari bakteri
bobot ikan) dengan nilai (78.33 ± 5.77)
Aeromonas hydrophila yang masuk kedalam
sedangkan tingkat kelangsungan hidupnya
tubuh ikan. Semakin banyak antibodi yang
terendah
dimiliki oleh ikan maka semakin kebal ikan
yang
4
dicampur
ml/kg
terdapat
dengan
bobot
pada
ikan)
perlakuan
A
(kontrol) dengan nilai (16.67 ± 5.77).
melawan
vaksin
bakteri
Aeromonas
digunakan
tersebut terhadap antigen.
Diduga dengan vaksinasi dapat meningkat
Menurut
Angka
(2005),
sistem kekebalan tubuh ikan terhadap
hydrophila menghasilkan
bakteri Aeromonas hydrophila sehingga
bersifat
dapat
darah mengalami hemolisis, kemungkinan
menekan
tingkat
kematian.
toksin sehingga
produk
A.
yang
menyebabkan
hemolisis ini yang menyebabkan kematian
Dari tabel 2 dapat dilihat bahwa ikan
walaupun
kelainan klinis
terlihat
yang telah diberi pakan yang dicampur
dari
vaksin HydroVac dengan dosis berbeda
Aeromonas
pada perlakuan C dan D mampu bertahan
enzim dan toksin yang dikenal dengan
dari serangan bakteri Aeromonas hydrophila
produk ekstraseluler atau ECP (extra celluler
selama penelitian, hal ini bertolak belakang
product)
yang
pada perlakuan A (kontrol) yang mengalami
aktivitas
hemolisis
tingkat mortalitas tinggi akibat serangan
8
luar
yang
karena peradangan. Bakteri
hydrophila
menghasilkan
mengandung sedikitnya
dan
protease yang
merupakan
penyebab
patogenisitas pada
pH. Untuk mengetahui kisaran parameter
ikan (Angka, 2005).
kualitas air selama penelitian dapat dilihat
pada Tabel 3.
Kualitas Air
Kualitas air yang diamati selama
penelitian adalah suhu, oksigen terlarut dan
Tabel 3. Parameter Kualitas Air Selama Penelitian
Nilai
No.
Parameter
Awal
B
C
29 29
D
29
Ambang Batas
A
28
Akhir
B
C
29 28
D
28
(SNI: 01-6485.1-3)
1.
Suhu ( C)
A
29
2.
DO (mg/L)
5,8
6,1
6
6,3
6
6,8
6,9
6,4
>5 mg/L
3.
pH
6
6
6
6
7
7
7
7
6,5-8
o
2.
Dari hasil pengamatan menunjukkan
kualitas air
Pemberian
25-30 oC
vaksin
HydroVac
dapat
meningkatkan kelangsungan hidup ikan
yang masih layak untuk
Gurami, kelangsungan hidup tertinggi
pemeliharaan ikan gurami (Ospronemus
pada perlakuan C dan D dengan nilai
goramy Lac). Hal ini didukung oleh Boyd
93.33
(1982), kondisi ideal kualitas air bagi
kelangsungan
kehidupan ikan, yaitu suhu air media
perlakuan A (kontrol) dengan nilai
pemeliharaan
16.67 ± 5.77.
28-30 oC,
pH
6,5-9,0
kandungan oksigen terlarut 1-5 mg/l, serta
±
2.8,
sedangkan
hidup
tingkat
terendah
pada
3. Terdapat pengaruh penambahan vaksin
konsentrasi amonium kurang dari 1 mg/l.
HydroVac
kelangsungan
terhadap
hidup
ikan
tingkat
Gurami
KESIMPULAN
(Osphronemus goramy Lac), dengan F
1. Efektifitas vaksin dalam meningkatkan
hitung > F tabel, H0 ditolak H1
kekebalan pada ikan yang terbaik
diterima.
terdapat pada perlakuan C sehingga
dapat
mencegah
Daftar Pustaka
berkembangnya
Afrianto, E., dan Liviawaty, E. 1992.
Pengendalian Hama & Penyakit Ikan.
Cetakan Pertama. Penerbit Kanisisus :
Yogyakarta.
bakteri Aeromonas hydrophilla, dan
dapat dilihat dari gejala
klinis
ikan
tersebut.
9
Angka, S.L. 2005. Kajian penyakit motile
aromonad septicemia (MAS) pada
ikan lele dumbo (Clarias sp):
Patologi,
pencegahan
dan
pengobatannya dengan fitofarmaka.
[Disertasi] Bogor: Institut Pertanian
Bogor
Boyd,
C.E.
1982.
Water
Quality
Management
for
Pond
Fish
Culture. International Centre for
Aquaculture Experiment
Station,
Auburn University, Auburn.
Kordi,
K dan H. Ghufran. 2004.
Penanggulangan Hama dan Penyakit
Ikan. PT Rineka Cipta dan PT Bina
Adiaksara, Jakarta.
Kusumawardani, I.R. 2007. Daya Anti
Bakteri
Ekstrak
Jahe
Merah
(Zingiher Officinale Rosc.) Dengan
Konsentrasi Yang Berbeda Terhadap
Pertumbuhan
Aeromonas
HydrophilaSecara In Vitro. Skripsi
Fakultas
Kedokteran
Hewan
Universsitas Airlangga.
Busra, R. 2014. Efektifitas Ekstrak Daun
Sirih (Piper betle L.) Terhadap
Kelangsungan Hidup Ikan Lele
Dumbo (Clarias gariepines) yang
diidentifikasi dengan Bakteri
Aeromonas Hydriphilla.
Mulia, D.S. & Arif, H. 2012. Efektivitas
ekstrak daun sirih dalam 10
menanggulangi ikan patin yang
terinfeksi
bakteri
Aeromonas
hydrophila. Laporan Penelitian.
FKIP. Universitas Muhammadiyah
Purwokerto. Purwokerto.
Dana, D. Dan S.L. Angka. 1990. Masalah
penyakit parasit dan bakteri pada ikan
air
tawar
serta
cara
penanggulangannya. Hal.: 10 – 23.
Prosiding Seminar
Nasional II
Penyakit Ikan dan Udang. Balai
Penelitian Perikanan Air Tawar,
Bogor. 227 hal.
Nitimulyo, K.H., I.Y.B. Lelono, dan A.
Sarono. 1993. Deskripsi Hama dan
Penyakit Ikan Karantina Golongan
Bakteri Buku 2. Pusat Karantina
Pertanian. Jakarta
Holt, J.G., N.R Kneg, P.H.A Sneath J.S
Haley and S.T William.1998.
Bergey’s Manual of Determinant 40
Bacteriolgy. Ninth Edition. Wiliam
and Wilkins A. Waterly Company,
USA
Purwaningsih, U dan Suwidah. 2007.
Kerusakan Jaringan pada Ikan
Kancra ( Torsp.) akibat Infeksi
Artificial
Bakteri
Aeromonas
hydrophila.
Prosiding
Seminar
Nasional Perikanan UGM 2007,
Yogyakarta.
Kabata, Z. 1985. Parasites and Diseases of
Fish Cultured in the Tropics. Taylor
dan
Francis.
London
and
Philadelphia, 318 pp.
Samsundari, S. 2006. Pengujian Ekstrak
Temulawak dan Kunyit Terhadap
Resistensi
Bakteri
Aeromonas
hydrophila yang Menyerang Ikan
Mas (Cyprinus carpio). Gamma
Volume II Nomor 1. September
2006: 71 – 83.
Kamiso, H.N.,Triyanto &Hartati. 11997.Uji
antigenisitas dan efikasi Aeromonas
hydrophila pada lele dumbo (Clarias
gariepinus). Jurnai Perikanan UGM I
(2):9-16.
10
Snieszko, S.F. 1973. The Effect of
Environmental Stress on Outbreak of
Infection Disease of Fishes. J. Fish.
Biology. (6); 197-208.
Standar Nasional Indonesia , SNI Nomor
01-6485.1-3. 2000 tentang Induk
Ikan Gurami dan Gurami Benih
Sebar.
Steel R.G.D, J.H Torrie, 1981. Principles
and Produser of Statistic A.
Biumetrical Approach, Internasional
Student Edn. Grow Hill Kogakusha
Limited Tokyo.
Sutjiati M., 2004. Penyakit Ikan. Fakultas
Perikanan Universitas Brawijaya,
Malang.
11
Download