UJI PENGGUNAAN VAKSIN HYDROVAC UNTUK MENINGKATKAN KEKEBALAN IKAN GURAMI (Osphronemus goramy Lac) TERHADAP BAKTERI Aeromonas hydrophila Linda Susanti, Lisa Deswati, Elfrida Jurusan Budidaya Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Bung Hatta, Padang Email : [email protected] ABSTRAK This research aims to understand the effectiveness of vaccine HydroVac in increase immunity Gorami against bacteria Aeromonas hydrophila and identify the effects vaccination HydroVac to survival Rate Gorami. This study was conducted in june – july 2015 , at the UPTD Porch cultivation of fish Sicincin, fisheries and marine Office the province of west Sumatra. Method used in research this is the method his experiment with complete random design (CRD) with 4 treatment and 3 repetitions. Treatment A (control), treatment B (vaccine HydroVac as much as 2 ml per kilogram weight fish), treatment C (vaccine HydroVac as much as 3 ml per kilogram weight fish), and treatment D (vaccine HydroVac as much as 4 ml per kilogram weight fish). The research results show that the program HydroVac effective can increase Survival Rate Gorami, Survival Rate on the highest treatment C ( 93.33 ± 2.8 ), followed treatment D with the value of (93.33 ± 2.8), and treatment B with the value of (78.33 ± 5.77) and Survival Rate the lowest in treatment A ( control) to the value of (16.67 ± 5.77) Key Word : HydroVac, Vaksin, Gurami, Survival Rate, Aeromonas hydrophila PENDAHULUAN faktor tersebut seimbang tidak akan timbul Latar Belakang penyakit (sehat) (Snieszko, 1973). Kasus penyakit ikan pada budidaya Penyakit yang disebabkan oleh ikan air tawar di Indonesia sudah terjadi bakteri merupakan penyakit yang paling bersamaan dengan sejarah dimulainya usaha umum dijumpai pada usaha budidaya ikan pembudidayaan 1985). baik di air laut maupun di air tawar. Munculnya penyakit pada ikan umumnya Penyakit yang umumnya menyerang ikan air merupakan tawar adalah Motil Aeromonas Septicemia kompleks/tidak ikan hasil (Kabata, interaksi seimbang antara yang tiga (MAS) yang disebabkan oleh bakteri komponen dalam ekosistem perairan yaitu Aeromonas hydrophila (Kusumawardani, inang (ikan) yang lemah, patogen yang 2007). Bakteri Aeromonas hydrophila dapat ganas kualitas menimbulkan serta lingkungan yang memburuk. Jika di alam hubungan ketiga 1 wabah penyakit dengan tingkat kematian tinggi (80-100%) dalam Untuk waktu 1-2 minggu (Purwaningsih, 2007). yang para petani maupun pengusaha ikan banyak Aeromonas menggunakan berbagai bahan-bahan kimia hydrophila menyebabkan kematian 82.288 maupun antibiotika dalam pengendalian ikan 2004). penyakit tersebut. Namun pemakaian bahan Aeromonas hydrophila termasuk kelompok kimia dan antibiotik secara terus menerus bakteri gram negatif (Holt et al., 1998). dengan dosis yang kurang tepat, akan Tumbuh optimal pada kisaran suhu 380- menimbulkan masalah 41 C dan minimal pada suhu 0 -5 C dengan meningkatnya resistensi kisaran pH 5,5-9 (Afrianto dan Liviawaty, terhadap bahan tersebut. Selain itu, masalah 1992). hydrophila lainnya adalah bahaya yang ditimbulkan berperan dalam penguraian bahan organik terhadap lingkungan sekitarnya, ikan yang sehingga sering ditemukan di perairan yang bersangkutan, subur, kandungan oksigen yang rendah, mengkonsumsinya. di disebabkan permasalahan akibat serangan agen patogenik pada ikan, Pada bulan Oktober 1980, wabah penyakit mengatasi Jawa Barat (Kordi, 0 0 Bakteri Aeromonas 0 suhu yang tinggi, akumulasi bahan organik dan Untuk baru berupa mikroorganisme manusia menghindari yang dampak atau sisa metabolisme ikan dan padat tebar penggunaan bahan kimia dan antibiotik, ikan penanggulangan penyakit dapat diupayakan yang tinggi sangat menunjang perkembangbiakan bakteri ini (Sutjiati, melalui 2004). vaksinasi. Dengan menggunakan vaksin Infeksi oleh bakteri Aeromonas hydrophila biasanya permukaan tubuh peningkatan kekebalan dengan HydroVac merupakan suatu alternatif yang terjadi melalui efektif dan efesien untuk mencegah penyakit luka, saluran Motil yang Aeromonas Septicemia (MAS) pencernaan makanan atau bisa melalui (Kamiso et al., 1997). Oleh sebab itu insang, kemudian masuk dalam pembuluh penulis ingin melakukan penelitian tentang darah dan menyebar pada organ dalam uji penggunaan vaksin HydroVac untuk lainnya yang menyebabkan pendarahan yang meningkatkan disertai septicaemia. (Osphronemus goramy Lac) terhadap bakteri Aeromonas hydrophila banyak ditemukan Aeromonas hydrophila dengan konsentrasi pada yang haemorhagi insang, kulit, hati dan ginjal berbeda. konsentrasi (Samsundari, 2006). 2 kekebalan vaksin Untuk ikan Gurami mengetahui HydroVac dalam meningkatkan kekebalan ikan Gurami Erlenmeyer, terhadap bakteri Aeromonas hydrophila. Untuk melihat pengaruh jarum suntik, timbangan, akuarium, aerasi. vaksinasi Metode Penelitian HydroVac terhadap kelangsungan hidup Metode Penelitian yang digunakan ikan Gurami. pada METODOLOGI eksperimen. Menggunakan Rancangan Acak penelitian Lengkap Penelitian ini dilaksankan pada Juni (RAL) ini adalah yang terdiri – Juli 2015 di UPTD Balai Budidaya Ikan perlakuan dan 3 ulangan. Sicincin Dinas Kelautan dan Perikanan Dengan model matematis yaitu : metode dari 4 Yij = µ + τi + ∑ij Propinsi Sumatera Barat. adalah kolam sebanyak 12 unit yang dipagar Yij = Data Perlakuan ke I dan ulangan ke j µ = Rata-rata perlakuan τi = Pengaruh perlakuan ke i ∑ij = Pengaruh perlakuan ke I dan ulangan ke j (Steel and torrie, 1981). Perlakuan dalam penelitian ini adalah : dengan kain hava yang berukuran 2 x 1 x 1 1. Perlakuan A m dengan ketinggian air 80 cm. 2. Perlakuan Materi Penelitian Wadah Penelitian Wadah yang digunakan dalam penelitian ini yang digunakan 3. Perlakuan dalam : Vaksin HydroVac 4. Perlakuan (mengandung sel utuh (whole cell) bakteri (PBS) dan : Vaksin HydroVac D : Vaksin HydroVac sebanyak 4 ml/kg bobot ikan Aeromonas hydropila strain AH26, Phospate Saline C sebanyak 3 ml/kg bobot ikan penelitian ini adalah vaksin HydroVac Buffered B sebanyak 2 ml/kg bobot ikan Bahan Penelitian Bahan : Kontrol Hipotesis dan Asumsi bahan Ho preservative), ikan Gurami yang berukuran 5 = Tidak ada pengaruh vaksinasi cm sebanyak 240 ekor, bakteri Aeromonas HydroVac terhadap kelangsungan hydrophila, aquades, pakan pellet merek hidup ikan Gurami (Osphronemus dagang 782 – 1 dengan kadar protein 35 %. goramy Lac). Hi Alat Penelitian Alat penelitian telenan, yang ini seser, adalah digunakan dalam baskom, ember, nampan, gelas = Ada pengaruh vaksinasi HydroVac terhadao kelangsungan ikan Gurami goramy Lac). ukur, 3 hidup (Osphronemus Asumsi yang digunakan dalam penelitian ini Bakteri berasal dari isolat murni adalah : • • Aeromonas hydrophila dari Balai Budidaya Kemampuan Aeromonas Air Tawar (BBAT) Kiambang. Dibiakkan hydrophila dalam menginfeksi ikan uji pada media TSA (Trypton Soya Agar) untuk dianggap sama. memperbanyak bakteri dan mendapatkan Ketahanan bakteri tubuh ikan yang diuji kepadatan yang sesuai dengan dosis yang terhadap bakteri Aeromonas hydrophila akan digunakan. Penginfeksian ikan Gurami dianggap sama dilakukan dengan cara penyuntikan dengan bakteri Aeromonas hydrophila sebanyak 0,1 Prosedur Kerja ml/ekor (Mulia dan Arif, 2012) secara Uraian perlakuan uji coba sebagai intramuskular di bagian dorsal (samping berikut : sirip 1. Persiapan Ikan Uji a) Tempatkan ikan uji punggung), dimana sebelumnya terlebih dahulu punggung ikan yang akan 20 disuntik dioles dengan alkohol. Setelah itu ekor/wadah/perlakuan ikan dimasukan secara acak kedalam 9 b) Pengukuran berat awal dan panjang awal kolam/petakan yang masing-masing diisi 20 ikan ekor ikan gurami dan diamati selama 7 hari. c) Diadaptasi selama 1 minggu d) Ikan siap divaksinasi 2. Uji Tantang Ikan Gurami yang telah diberi pakan 2. Persiapan Pakan a) Siapkan vaksin yang akan diaplikasikan yang dicampur vaksin HydroVac sesuai ke pakan sesuai dengan perlakuan (2; 3 perlakuan, selanjutnya diinfeksi bakteri dan 4 ml/kg bobot ikan). Aeromonas hydriphila yang telah dibiakkan, b) Semprotkan vaksin yang setelah telah itu dilakukan pengamatan kelangsungan hidup selama 2 minggu dan diencerkan pada pakan sambil diaduk- kualitas airnya (awal dan akhir penelitian). aduk hingga tercampur rata. Pemberian pakan dilakukan 3 kali sehari c) Kering anginkan (usahakan tidak terkena selama 7 hari pengamatan. sinar matahari). d) Pakan siap digunakan Parameter yang Diamati 1. Infeksi Ikan Uji dengan Bakteri Gejala Klinis Pengamatan Aeromonas hydrophila pada gejala klinis dilakukan setiap hari setelah penyuntikan 4 bakteri Aeromonos hydrophila pada ikan % atau 99 % berarti perlakuan berpengaruh selama 7 hari. Adapun gejala klinis yang sangat nyata (Hi diterima dan Ho ditolak) diamati adalah tingkah laku meliputi respon kemudian dilanjutkan dengan uji Duncan makan dan reflek gerak, luka fisik akibat untuk aktifitas bakteri Aeromonos hydrophila. perlakuan. mengetahui perbedaan antar Kelangsungan Hidup Untuk mengetahui HASIL DAN PEMBAHASAN tingkat Gejala Klinis kelangsungan hidup ikan uji, dihitung Pengamatan dengan rumus (Effendi, 1992). diinfeksi Keterangan : = Survival Rate Nt = Jumlah ikan yang hidup pada akhir ikan dengan bakteri Aeromonas hydrophila sampai hari ke 14. Kemampuan menimbulkan penyakit dari bakteri Aeromonas hydrophila cukup tinggi. Gejala penelitian No klinis terserang bakteri adalah setelah setelah ikan SR = Nt / No x 100 % SR gejala yang menyertai serangan bakteri ini antara = Jumlah ikan yang hidup pada awal lain ulser yang berbentuk bulat/tidak teratur penelitian dan berwarna merah keabu-abuan, inflamasi Kualitas Air dan erosi di dalam rongga dan di sekitar Adapun parameter pendukung dalam mulut seperti penyakit mulut merah (red penelitian ini meliputi pengukuran terhadap mouth : Suhu, DO dan Derajat Keasaman (pH). disease). Tanda lain adalah haemorhagi pada sirip dan eksopthalmia Dimana kualitas air dihitung pada awal (pop eye) yaitu mata membengkak dan pemeliharaan dan akhir penelitian. menonjol (Nitimulyo et al., 1993). Analisa Data Dapat Dari data yang diperoleh dianalisis dilihat bahwa bakteri Aeromonas hydrophilla menyerang benih dengan analisis varian (Steel and Torrie, ikan Gurami selama penelitian (tabel 1). 1981). Apabila uji analisis Fhitung < Ftabel Adapun rata-rata infeksi tertinggi didapat pada taraf kepercayaan 95 % atau 99 % pada perlakuan A (kontrol) yakni (20 ekor) berarti tidak ada pengaruh perlakuan (Ho benih ikan Gurami, ini disebabkan pada diterima dan Hi ditolak). Sebaliknya jika perlakuan A merupakan perlakuan yang Fhitung > Ftabel pada taraf kepercayaan 95 tidak diberi vaksinasi oleh sebab itu seluruh 5 ikan terinfeksi bakteri. oleh sedangkan rata-rata terendah benih yang perlakuan B (vaksinasi HydroVac sebanyak terserang bakteri Aeromonas hydrophila 2 ml/kg bobot ikan) dengan nilai rata-rata pada perlakuan D (vaksinasi HydroVac benih yang terinfeksi yakni (5 ekor), sebanyak 4 ml/kg bobot ikan) dengan nilai selanjutnya C rata-rata benih yang terinfeksi sebanyak (0,6 (vaksinasi HydroVac sebanyak 3 ml/kg ekor). Untuk lebih jelas jumlah benih yang bobot ikan) dengan nilai rata-rata benih yang terinfeksi dapat dilihat ditabel 1. diikuti oleh Diikuti perlakuan terserang bakteri sebanyak (1,3 ekor), Tabel 1. Jumlah Benih Ikan Gurami yang terserang bakteri Aeromonas hydrophila dan Gejala Klinis yang ditimbulkan. Perlakuan A B C D Ulangan Jumlah Ikan yang divaksinasi Jumlah Ikan yang terinfeksi 1 20 20 2 20 20 3 20 20 1 20 7 2 20 3 3 20 5 1 20 2 2 20 2 3 20 - 1 20 1 2 20 - 3 20 1 Jumlah 60 Rata -rata 20 15 5 4 1,3 Gejala Klinis Borok, semua Sirip Geripis, Gerakan Lemah, Nafsu makan kurang Borok, semua Sirip Geripis, Gerakan Lemah, Nafsu makan kurang Borok, semua Sirip Geripis, Gerakan Lemah, Nafsu makan kurang Sirip Geripis, Gerakan Lemah Borok, Sirip Geripis, Gerakan Lemah, Nafsu makan kurang Borok, semua Sirip Geripis, Gerakan Lemah, Nafsu makan kurang Gerakan Lemah, Nafsu Makan Kurang Sirip Geripis, Gerakan Lemah Gerakan Lemah, semua Sirip Geripis 2 6 0,6 Nafsu Makan Kurang, gerakan Lemah terinfeksi bakteri Aeromonas hydrophila Dari tabel 1 dapat dipastikan bahwa benih ikan Gurami terinfeksi antara lain tingkah laku abnormal, nafsu bakteri makan menurun, pendarahan dibagian Aeromonas hydrophila, akan tetapi pada tubuh, mata menonjol, sirip geripis, sisik perlakuan C dan D tidak terlalu parah, hal kemerahan, perut kembung dan apabila ini terbukti bahwasannya vaksinasi pada bagian perut dibelah akan terdapat cairan ikan bekerja karena menumbuhkan antibodi yang berwarna kuning. pada ikan dikarenakan vaksin HydroVac Menurut Dana dan Angka (1990), yang mengandung sel utuh (whole cell) bahwa Aeromonas hydrophila menyebabkan bakteri Aeromonas hydrophila strain AH26, pendarahan pada tubuh, sisik terkuak, borok, Phospate Buffered Saline (PBS) dan bahan nekrosis, busung, dan juga ikan lemas sering preservative, di permukaan atau dasar kolam. untuk meningkatkan daya tahan ikan terhadap bakteri Aeromonas hydrophila. Busra (2014), Tingkat Kelangsungan Hidup menyatakan Hasil bahwa ikan lele dumbo yang ekor). Untuk pengamatan tingkat lebih jelas jumlah benih yang terinfeksi kelangsungan hidup ikan Gurami selama 14 dapat dilihat ditabel 1. hari setelah diberi vaksin HydroVac yang dicampurkan pada pakan benih ikan Gurami Menurut Muslim et al., (2009) dapat dilihat pada tabel 2. dalam Busra (2014), menyatakan bahwa gejala klinis yang tampak pada ikan yang Tabel 2. Rataan Persentase Tingkat Kelangsungan Hidup Ikan Gurami Selama Penelitian Perlakuan Rataan Tingkat Kelangsungan Hidup (%) A B C D 16.67 ± 5.77a 78.33 ± 5.77b 93.33 ± 2.88c 93.33 ± 2.88c Keterangan : Superscrip dibelakang nilai yang berbeda menunjukkan perlakuan berbeda nyata (P<0.05), sedangkan Superscrip yang sama menunjukkan perlakuan tidak berbeda nyata (P>0.05). Keterangan : Perlakuan A Perlakuan B Perlakuan C Perlakuan D : Kontrol : Vaksin HydroVac sebanyak 2 ml/kg bobot ikan : Vaksin HydroVac sebanyak 3 ml/kg bobot ikan : Vaksin HydroVac sebanyak 4 ml/kg bobot ikan 7 Dari tabel 2 diatas dapat diketahui bahwa rata-rata persentase Aeromonas hydrophila. Dari pengamatan tingkat terdapat perbedaan antara perlakuan A kelangsungan hidup ikan Gurami yang telah dengan B, C dan D, Lalu B dengan Cdan D, diberikan pakan yang dicampur vaksin akan tetapi pada perlakuan C dan D tidak HydroVac selama 14 hari setelah pemberian berbeda nyata. Vaksinasi anti Aeromonas pakan vaksin dan terbentuknya antibody hydrophila didapatkan memberikan antibodi pada ikan sehingga tingkat kelangsungan hidup dengan HydroVac tertinggi pada dua perlakuan pemberian dapat pakan vaksin hydrophila yang sering menyerang ikan HydroVac yakni perlakuan D (Vaksin Gurami. Pada tubuh ikan yang diberi vaksin HydroVac dan bereaksi klon-klon limfosit ikan, limfosit perlakuan C (Vaksin HydroVac 3 ml/kg ikan tersebut akan aktif dan menghasilkan bobot ikan) dengan nilai (93.33 ± 2.88) lalu antibodi. Antibodi inilah yang perlakuan B (Vaksin HydroVac 2 ml/kg untuk melawan antigen-antigen dari bakteri bobot ikan) dengan nilai (78.33 ± 5.77) Aeromonas hydrophila yang masuk kedalam sedangkan tingkat kelangsungan hidupnya tubuh ikan. Semakin banyak antibodi yang terendah dimiliki oleh ikan maka semakin kebal ikan yang 4 dicampur ml/kg terdapat dengan bobot pada ikan) perlakuan A (kontrol) dengan nilai (16.67 ± 5.77). melawan vaksin bakteri Aeromonas digunakan tersebut terhadap antigen. Diduga dengan vaksinasi dapat meningkat Menurut Angka (2005), sistem kekebalan tubuh ikan terhadap hydrophila menghasilkan bakteri Aeromonas hydrophila sehingga bersifat dapat darah mengalami hemolisis, kemungkinan menekan tingkat kematian. toksin sehingga produk A. yang menyebabkan hemolisis ini yang menyebabkan kematian Dari tabel 2 dapat dilihat bahwa ikan walaupun kelainan klinis terlihat yang telah diberi pakan yang dicampur dari vaksin HydroVac dengan dosis berbeda Aeromonas pada perlakuan C dan D mampu bertahan enzim dan toksin yang dikenal dengan dari serangan bakteri Aeromonas hydrophila produk ekstraseluler atau ECP (extra celluler selama penelitian, hal ini bertolak belakang product) yang pada perlakuan A (kontrol) yang mengalami aktivitas hemolisis tingkat mortalitas tinggi akibat serangan 8 luar yang karena peradangan. Bakteri hydrophila menghasilkan mengandung sedikitnya dan protease yang merupakan penyebab patogenisitas pada pH. Untuk mengetahui kisaran parameter ikan (Angka, 2005). kualitas air selama penelitian dapat dilihat pada Tabel 3. Kualitas Air Kualitas air yang diamati selama penelitian adalah suhu, oksigen terlarut dan Tabel 3. Parameter Kualitas Air Selama Penelitian Nilai No. Parameter Awal B C 29 29 D 29 Ambang Batas A 28 Akhir B C 29 28 D 28 (SNI: 01-6485.1-3) 1. Suhu ( C) A 29 2. DO (mg/L) 5,8 6,1 6 6,3 6 6,8 6,9 6,4 >5 mg/L 3. pH 6 6 6 6 7 7 7 7 6,5-8 o 2. Dari hasil pengamatan menunjukkan kualitas air Pemberian 25-30 oC vaksin HydroVac dapat meningkatkan kelangsungan hidup ikan yang masih layak untuk Gurami, kelangsungan hidup tertinggi pemeliharaan ikan gurami (Ospronemus pada perlakuan C dan D dengan nilai goramy Lac). Hal ini didukung oleh Boyd 93.33 (1982), kondisi ideal kualitas air bagi kelangsungan kehidupan ikan, yaitu suhu air media perlakuan A (kontrol) dengan nilai pemeliharaan 16.67 ± 5.77. 28-30 oC, pH 6,5-9,0 kandungan oksigen terlarut 1-5 mg/l, serta ± 2.8, sedangkan hidup tingkat terendah pada 3. Terdapat pengaruh penambahan vaksin konsentrasi amonium kurang dari 1 mg/l. HydroVac kelangsungan terhadap hidup ikan tingkat Gurami KESIMPULAN (Osphronemus goramy Lac), dengan F 1. Efektifitas vaksin dalam meningkatkan hitung > F tabel, H0 ditolak H1 kekebalan pada ikan yang terbaik diterima. terdapat pada perlakuan C sehingga dapat mencegah Daftar Pustaka berkembangnya Afrianto, E., dan Liviawaty, E. 1992. Pengendalian Hama & Penyakit Ikan. Cetakan Pertama. Penerbit Kanisisus : Yogyakarta. bakteri Aeromonas hydrophilla, dan dapat dilihat dari gejala klinis ikan tersebut. 9 Angka, S.L. 2005. Kajian penyakit motile aromonad septicemia (MAS) pada ikan lele dumbo (Clarias sp): Patologi, pencegahan dan pengobatannya dengan fitofarmaka. [Disertasi] Bogor: Institut Pertanian Bogor Boyd, C.E. 1982. Water Quality Management for Pond Fish Culture. International Centre for Aquaculture Experiment Station, Auburn University, Auburn. Kordi, K dan H. Ghufran. 2004. Penanggulangan Hama dan Penyakit Ikan. PT Rineka Cipta dan PT Bina Adiaksara, Jakarta. Kusumawardani, I.R. 2007. Daya Anti Bakteri Ekstrak Jahe Merah (Zingiher Officinale Rosc.) Dengan Konsentrasi Yang Berbeda Terhadap Pertumbuhan Aeromonas HydrophilaSecara In Vitro. Skripsi Fakultas Kedokteran Hewan Universsitas Airlangga. Busra, R. 2014. Efektifitas Ekstrak Daun Sirih (Piper betle L.) Terhadap Kelangsungan Hidup Ikan Lele Dumbo (Clarias gariepines) yang diidentifikasi dengan Bakteri Aeromonas Hydriphilla. Mulia, D.S. & Arif, H. 2012. Efektivitas ekstrak daun sirih dalam 10 menanggulangi ikan patin yang terinfeksi bakteri Aeromonas hydrophila. Laporan Penelitian. FKIP. Universitas Muhammadiyah Purwokerto. Purwokerto. Dana, D. Dan S.L. Angka. 1990. Masalah penyakit parasit dan bakteri pada ikan air tawar serta cara penanggulangannya. Hal.: 10 – 23. Prosiding Seminar Nasional II Penyakit Ikan dan Udang. Balai Penelitian Perikanan Air Tawar, Bogor. 227 hal. Nitimulyo, K.H., I.Y.B. Lelono, dan A. Sarono. 1993. Deskripsi Hama dan Penyakit Ikan Karantina Golongan Bakteri Buku 2. Pusat Karantina Pertanian. Jakarta Holt, J.G., N.R Kneg, P.H.A Sneath J.S Haley and S.T William.1998. Bergey’s Manual of Determinant 40 Bacteriolgy. Ninth Edition. Wiliam and Wilkins A. Waterly Company, USA Purwaningsih, U dan Suwidah. 2007. Kerusakan Jaringan pada Ikan Kancra ( Torsp.) akibat Infeksi Artificial Bakteri Aeromonas hydrophila. Prosiding Seminar Nasional Perikanan UGM 2007, Yogyakarta. Kabata, Z. 1985. Parasites and Diseases of Fish Cultured in the Tropics. Taylor dan Francis. London and Philadelphia, 318 pp. Samsundari, S. 2006. Pengujian Ekstrak Temulawak dan Kunyit Terhadap Resistensi Bakteri Aeromonas hydrophila yang Menyerang Ikan Mas (Cyprinus carpio). Gamma Volume II Nomor 1. September 2006: 71 – 83. Kamiso, H.N.,Triyanto &Hartati. 11997.Uji antigenisitas dan efikasi Aeromonas hydrophila pada lele dumbo (Clarias gariepinus). Jurnai Perikanan UGM I (2):9-16. 10 Snieszko, S.F. 1973. The Effect of Environmental Stress on Outbreak of Infection Disease of Fishes. J. Fish. Biology. (6); 197-208. Standar Nasional Indonesia , SNI Nomor 01-6485.1-3. 2000 tentang Induk Ikan Gurami dan Gurami Benih Sebar. Steel R.G.D, J.H Torrie, 1981. Principles and Produser of Statistic A. Biumetrical Approach, Internasional Student Edn. Grow Hill Kogakusha Limited Tokyo. Sutjiati M., 2004. Penyakit Ikan. Fakultas Perikanan Universitas Brawijaya, Malang. 11