Bab I

advertisement
BAB II
LANDASAN TEORI
Pada bab ini akan dijelaskan beberapa teori pendukung yang digunakan sebagai
acuan dalam Perancangan Sistem Penguji Kualitas Susu Sapi Murni Berdasarkan Nilai
pH dan Kadar Air. Teori yang digunakan dalam perancangan skripsi ini antara lain
metode Gravimetri yaitu metode yang digunakan untuk mengetahui kadar air dari suatu
bahan, Derajat Keasaman/ pH, Sensor pH, Arduino Mega 2560, sensor berat load cell,
sensor suhu thermocouple, infrared ceramic heater, relay, real time clock, motor DC,
driver motor EMS-5A dan liquid crystal display (LCD).
2.1. Metode Gravimetri (Pengeringan Dengan Proses Pemanasan)
Metode Gravimetri adalah salah satu metode yang digunakan untuk
mengetahui kadar air dari suatu bahan ( kering, padat, cair ). Metode ini dilakukan
dengan cara mengeluarkan air dari bahan dengan proses pengeringan dalam oven
(oven udara atau oven vakum, hal ini berdasarkan tekanan yang digunakan saat
pengeringan) [1].
Pada usulan skripsi ini menggunakan metode oven udara untuk mengetahui
kadar air yang terdapat pada cairan susu sapi murni. Metode ini didasarkan pada
berat yang hilang sehingga sampel seharusnya mempunyai kestabilan panas yang
tinggi dan tidak mengandung komponen yang mudah menguap. Air dikeluarkan
dari bahan pada tekanan udara (760 mmHg) sehingga air menguap pada suhu 100
0
C yaitu sesuai titik didihnya [1]. Oven yang digunakan umumnya dipanaskan
dengan pemanas listrik atau dengan pemanas inframerah.
Pertama – tama metode ini melakukan penimbangan berat bahan yang akan
dipadatkan, di mana pada skripsi ini bahan yang digunakan adalah cairan susu.
Setelah memenuhi berat yang diinginkan, kemudian bahan itu dipadatkan selama
35 menit menggunakan pemanas inframerah dengan suhu stabil pada 60 0C.
Kemudian, bahan ditimbang kembali.
4
Dengan menggunakan perhitungan di bawah ini maka dapat diketahui kadar
air dari suatu bahan :
Kadar air =
𝑊−(𝑊1 − 𝑊2 )
𝑊
𝑥 100 %
(2.1)
Di mana, 𝑊 = berat contoh sebelum dikeringkan (gram)
𝑊1 = berat cawan dan berat contoh sesudah dikeringkan (gram)
𝑊2 = berat cawan kosong (gram)
2.2. Derajat Keasaman / pH
Derajat keasaman suatu cairan dinyatakan dengan pH dan mempunyai nilai
pH mulai dari 1 – 14. Cairan yang mempunyai pH 7 adalah pH netral, air
memiliki sifat netral karena memiliki nilai pH 7. Cairan yang memiliki pH lebih
besar dari 7 memiliki sifat basa, cairan yang memiliki sifat basa misalnya air yang
mengandung garam Ca atau Mg karbonat. Sedangkan cairan yang memiliki pH
lebih kecil dari 7 memiliki sifat asam, dan cairan yang memiliki sifat asam
biasanya memiliki kandungan besi (Fe) tinggi sehingga mudah melarutkan Fe.
Pengukuran nilai pH air di lapangan dilakukan dengan menggunakan pH meter,
atau kertas lakmus [2].
2.3. Sensor pH
Gambar 2.1. PH Probe.
Sensor pH digunakan untuk mengukur kadar pH (keasaman atau
alkalinitas) dari sebuah cairan (meski probe khusus kadang digunakan untuk
mengukur kadar pH zat setengah padat). Sensor ini berupa probe pengukur
5
khusus (elektroda kaca) untuk mengukur aktifitas ion-ion hidrogen yang
mengelilingi bohlam kaca berdinding tipis pada ujungnya. Prinsip kerjanya
adalah semakin banyak elektron pada sampel maka akan semakin bernilai asam
begitu pun sebaliknya, karena batang pada pH meter berisi larutan elektrolit
lemah. Dalam kondisi normal, keluaran pH probe berupa tegangan rendah sekitar
+0,06 volt per unit pH di bawah 7 dan sekitar -0.06 volt per unit pH di atas 7.
Namun, jika digunakan untuk mengukur larutan netral/ph = 7 tegangan
keluarannya = 0 volt [3].
2.4. Arduino Mega 2560
Mikrokontroler adalah sebuah computer mini yang berfungsi sebagai
pengontrol rangkaian elektronik dan umumnya terkandung sebuah inti prosesor,
memori, dan perlengkapan input-output di dalamnya. Salah satu mikrokontroler
yang sering digunakan di pasaran saat ini adalah Arduino. Arduino adalah
perangkat elektronik open source yang di dalamnya terdapat komponen utama,
yaitu sebuah IC mikrokontroler dengan jenis AVR dari perusahaan Atmel.
Pada Arduino Mega digunakan IC mikrokontroler Atmega 2560. Arduino
Mega memiliki 54 pin digital input/output, di mana 15 pin dapat digunakan
sebagai output PWM, 16 pin sebagai input analog , dan 4 pin sebagai UART (port
serial hardware), 16MHz kristal osilator, koneksi USB,
jack power, header
ICSP, dan tombol reset.
Gambar 2.2. Konfigurasin Pin Arduino Mega 2560 [4].
6
Gambar 2.2 adalah konfigurasi pin dari mikrokontroler Arduino
Mega 2560 dengan penjelasan fungsi-fungsinya sebagai berikut [4] :
1.
VCC adalah untuk masukan digital voltage supply.
2.
GND adalah pin ground.
3.
ADC Port (PF0 - PF7 , PK0 - PK7) digunakan untuk input ADC (Analog
to Digital Converter). Terdapat total 16 pin ADC yang dapat digunakan.
4.
Digital Port (PA0-PA7, PB0-PB7, PC0-PC7, PD0-PD3, PE0, PE1, PE3PE5, PG0-PG2, PG5, PH0, PH1, PH3-PH6, PJ0-PJ1, PL0-PL7) Masingmasing dari 54 digital pin pada Arduino Mega dapat digunakan sebagai
input atau output, menggunakan fungsi pinMode() , digitalWrite() , dan
digitalRead(). Arduino Mega beroperasi pada tegangan 5 volt.
5.
Serial : 0 (RX) dan 1 (TX); Serial 1 : 19 (RX) dan 18 (TX); Serial 2 : 17
(RX) dan 16 (TX); Serial 3 : 15 (RX) dan 14 (TX). Digunakan untuk
menerima (RX) dan mengirimkan (TX) data serial TTL. Pin 0 dan 1 juga
terhubung ke pin chip ATmega16U2 Serial USB-to-TTL
6.
Eksternal Interupsi : Pin 2 (interrupt 0), pin 3 (interrupt 1), pin 18 (interrupt
5), pin 19 (interrupt 4), pin 20 (interrupt 3), dan pin 21 (interrupt 2). Pin ini
dapat dikonfigurasi untuk memicu sebuah interupsi pada nilai yang rendah,
meningkat atau menurun, atau perubah nilai.
7.
SPI : Pin 50 (MISO), pin 51 (MOSI), pin 52 (SCK), pin 53 (SS). Pin ini
mendukung komunikasi SPI menggunakan perpustakaan SPI. Pin SPI juga
terhubung dengan header ICSP, yang secara fisik kompatibel dengan
Arduino Uno, Arduino Duemilanove dan Arduino Diecimila.
8.
LED : Pin 13. Tersedia secara built-in pada papan Arduino ATmega2560.
LED terhubung ke pin digital 13. Ketika pin di-set bernilai HIGH, maka
LED menyala (ON), dan ketika pin di-set bernilai LOW, maka LED padam
(OFF).
9.
TWI : Pin 20 (SDA) dan pin 21 (SCL). Yang mendukung komunikasi TWI
menggunakan perpustakaan Wire. Pin ini tidak di lokasi yang sama dengan
pin TWI pada Arduino Duemilanove atau Arduino Diecimila.
10. RESET. Jalur LOW ini digunakan untuk me-reset (menghidupkan ulang)
mikrokontroler. Jalur ini biasanya digunakan untuk menambahkan tombol
reset pada shield yang menghalangi papan utama Arduino.
7
11. XTAL1 dan XTAL2 berfungsi sebagai pin external clock.
12. AVCC adalah pin tegangan supply untuk ADC.
13. AREF. Referensi tegangan untuk input analog. Digunakan dengan fungsi
analogReference().
2.5. Sensor Berat Load cell
Gambar 2.3. Sensor Berat Load cell.
Sensor berat load cell adalah sebuah komponen elektronika yang memiliki
fungsi untuk mengubah besaran berat menjadi besaran listrik. Seperti yang terlihat
pada Gambar 2.3. Load cell adalah sensor berat yang sering digunakan untuk
mengukur berat atau beban dari suatu benda. Sensor berat load cell memiliki
keakuratan tinggi dan kemudahan dalam perancangannya jika dibandingkan
dengan sensor berat yang lain. Load cell ini juga mempunyai beberapa kelebihan
struktur yang sederhana, memiliki sensitivitas tinggi dan mampu mengukur
perubahan dengan cepat [5].
Pada perancangan skripsi ini digunakan sensor berat load cell 1kg yang
memiliki spesifikasi sebagai berikut :
Beban maksimum
: 1000 gram (1 Kg)
Rentang tegangan keluaran
: 0,1 mV ~ 1,0 mV / V
Impedansi masukan (input impedance) : 1055 Ω ±15%
Impedansi keluaran (output impedance) : 1000 Ω ±5%
Tegangan masukan maksimum
: 5 Volt DC
Rentang suhu operasional
: -20 ~ +65°C
Material
: Aluminium Alloy
8
2.6. Sensor Suhu Thermocouple
Gambar 2.4. Sensor Suhu Thermocouple.
Untuk
mendeteksi
besaran
suhu
digunakan
sebuah
sensor
suhu
thermocouple seperti yang ditunjukkan pada Gambar 2.4. Thermocouple
merupakan sensor suhu yang banyak digunakan untuk mengubah perbedaan suhu
menjadi perubahan tegangan listrik ( voltase ). Thermocouple dapat mengukur
suhu dalam jangkauan suhu yang cukup besar dengan batas kesalahan pengukuran
kuang dari 1 oC. .
Thermocouple mempunyai respon yang cepat terhadap
perubahan suhu dan juga rentang suhu operasional yang luas yaitu berkisar
diantara -200° C hingga 1200° C. Thermocouple juga tahan terhadap goncangan
atau getaran dan mudah digunakan [6].
Thermocouple terdiri dari dua kawat logam konduktor yang berbeda jenis
dan digabungkan ujungnya. Satu jenis logam konduktor yang terdapat pada
thermocouple akan berfungsi sebagai referensi dengan suhu konstan (tetap)
sedangkan logam lainnya sebagai logam konduktor yang mendeteksi suhu panas.
Pada Gambar 2.5. dijelaskan kontruksi dari thermocouple [6].
Gambar 2.5. Kontruksi Thermocouple.
9
Dari Gambar 2.5., ketika kedua persimpangan memiliki suhu yang sama,
maka tidak ada beda potensial atau tegangan listrik yang melalui dua
persimpangan tersebut atau V1 = V2. Akan tetapi, ketika persimpangan yang
terhubung dalam rangkaian diberikan suhu panas atau dihubungkan ke obyek
pengukuran, maka akan terjadi perbedaan suhu di antara dua persimpangan
tersebut yang kemudian menghasilkan tegangan listrik yang nilainya sebanding
dengan suhu panas yang diterimanya atau V1 – V2. Tegangan Listrik yang
ditimbulkan ini pada umumnya sekitar 1 µV ~ 70µV pada tiap derajat celcius [6].
2.7. Infrared Ceramic Heater
Gambar 2.6. Infrared Ceramic Heater.
Infrared ceramic heater adalah sebuah pemanas yang pembuatannya
terbentuk dengan cara gulungan nikelin yang dicor bersama – sama dengan bahan
keramik. Pada pemanas tipe ini digunakan sebagai sumber panas radiasi. Nikelin
merupakan material yang memiliki resistansi yang tinggi terhadap listrik, jika
dialiri arus listrik maka nikelin akan mengubah arus listrik menjadi panas.
Material beresistansi tinggi tersebut kemudian dilapisi oleh isolator listrik
(keramik). Disebut infrared ceramic heater karena pancaran panas yang
dihasilkan merupakan radiasi cahaya inframerah. Radiasi terjadi dengan panjang
gelombang antara 780 nm sampai 1 mm tergantung dari panas yang dihasilkan.
Pemanas inframerah mampu menghasilkan panas kapasitas produksi penuh dalam
40 sampai 50 detik dan dingin dalam waktu kurang dari 15 detik [7].
10
Keramik memiliki sifat termal bahan yaitu kapasitas panas dan
konduktivitas termal. Kapasitas panas adalah kemampuan bahan untuk
mengabsorbsi panas dari lingkungan, selain itu keramik juga memiliki
konduktivitas termal yang rendah, artinya kemampuan keramik untuk
menghantarkan panas rendah. Sebagian besar keramik memiliki titik leleh yang
tinggi, artinya walaupun pada suhu yang tinggi material ini dapat bertahan dari
perubahan bentuk dan ukuran selain itu keramik juga dapat bertahan dibawah
tekanan tinggi. Akan tetapi perubahan suhu yang besar dan tiba – tiba dapat
melemahkan keramik, kontraksi dan ekspansi pada perubahan suhu tersebutlah
yang membuat keramik pecah.
Selain itu keramik juga memiliki sifat elektrik, sifat listrik keramik sangat
bervariasi dan keramik dikenal baik sebagai bahan isolator karena konduktivitas
elektriknya rendah. Konduktivitas termal yang rendah setara dengan kemampuan
insulasi termal yang tinggi, insulasi termal ( isolasi panas ) adalah metode atau
proses yang digunakan untuk mengurangi laju perpindahan panas. Panas atau
energi panas dapat dipindahkan dengan cara konduksi, konveksi, dan radiasi atau
ketika terjadi perubahan wujud. Bahan yang digunakan untuk mengurangi laju
perpindahan panas itu disebut isolator atau insulator. Panas dapat lolos meskipun
ada upaya untuk menutupinya, tetapi isolator mengurangi panas yang lolos
tersebut.
2.8. Real Time Clock
Gambar 2.7. Real Time Clock DS1307.
RTC (Real time clock) adalah sebuah jam elektronik berupa chip yang
dapat menghitung waktu, mulai dari detik, menit, jam, tanggal, bulan dan tahun
11
dengan akurat. RTC juga dapat menjaga / menyimpan data waktu tersebut secara
real time. Real time clock yang digunakan adalah tipe DS1307 yang memiliki
akurasi hingga tahun 2100 [8].
Chip RTC sering dijumpai pada motherboard PC (biasanya terletak dekat
chip BIOS). Semua komputer menggunakan RTC karena berfungsi untuk
menyimpan informasi jam terkini dari komputer yang bersangkutan. RTC
dilengkapi dengan baterai sebagai pensuplai daya pada chip, sehingga jam akan
tetap up-to-date walaupun komputer dimatikan. RTC dinilai cukup akurat sebagai
penghitung waktu (timer) karena menggunakan osilator kristal [8].
2.9. Relay
Relay merupakan komponen elektronika yang memiliki fungsi dasar
menyerupai kinerja dari saklar. Namun terdapat perbedaan antara relay dengan
saklar. Perbedaan di antara keduanya terletak pada pergerakan contactor (on atau
off). Contactor pada saklar digerakan secara manual tanpa perlu arus listrik.
Sedangkan contactor pada relay digerakan secara otomatis oleh arus listrik ketika
relay tersebut dialiri arus listrik. Contactor pada relay dapat bergerak (on atau off)
dengan cara memanfaatkan efek induksi magnet yang dihasilkan oleh kumparan
dalam (induktor) relay tersebut. Jadi pengertian dari relay adalah suatu komponen
elektronika yang bekerja berdasarkan elektromagnetik untuk menggerakan
contactor atau saklar elektromekanis dengan memanfaatkan energi listrik sebagai
sumbernya.
Dalam dunia elektronika, relay mempunyai peranan yang sangat penting
untuk mengendalikan rangkaian yang membutuhkan arus besar tanpa terhubung
secara langsung dengan rangkaian pengendali yang mempunyai arus kecil.
Sehingga relay dapat berfungsi sebagai pengaman bagi rangkaian arus kecil
terhadap rangkaian arus besar ketika rangkaian arus besar mengalami konsleting.
Fungsi lain dari relay adalah sebagai remote control yang dapat
mengendalikan alat dari jarak jauh, sebagai penguat daya untuk menguatkan arus
ataupun tegangan (misalkan pada starting relay mesin mobil) dan sebagai
pengatur logika kontrol suatu sistem [9].
12
Gambar 2.8. Bentuk Relay
Pada umumnya relay terdiri dari 2 bagian utama, diantaranya :
1. Coil : Gulungan kawat yang mendapat arus listrik.
2. Contact : Saklar yang pergerakannya bergantung pada ada atau
tidaknya arus listrik yang mengalir di coil.
Terdapat 2 jenis pergerakan contact pada relay, yaitu Normally Open dan
Normally Close. Normally Open adalah kondisi ketika saklar dalam keadaan off.
Normally Close adalah kondisi ketika saklar dalam keadaan on. Berikut adalah
bagian-bagian yang tersusun pada relay :
Gambar 2.9. Bagian-bagian Dan Simbol Pada Relay.
Mengacu pada Gambar 2.9., secara sederhana prinsip kerja pada relay
adalah ketika coil mendapat energi listrik maka akan timbul gaya elektromagnetik
yang akan menarik armature sehingga contact dalam kondisi Normally Close.
Namun ketika coil tidak mendapat energi listrik maka tidak ada gaya
elektromaknetik yang terjadi, sehingga armature akan memosisikan contact
dalam kondisi Normally Open.
13
2.10. Motor DC
Motor DC merupakan sebuah perangkat elektromagnetis yang mengubah
energi listrik menjadi energi mekanik, motor DC memerlukan supply tegangan
searah ( DC ) pada kumparan medan untuk diubah menjadi energi mekanik.
Bagian utama motor DC adalah stator dan rotor di mana kumparan medan pada
motor DC disebut stator ( bagian tidak berputar ) dan kumparan disebut rotor (
bagian yang berputar ). Bentuk motor paling sederhana memiliki kumparan satu
lilitan yang bisa berputar bebas di antara kutub –kutub magnet permanen.
Catu tegangan DC dari baterai menuju lilitan melalui sikat yang menyentuh
komutator, dua segmen yang terhubung dengan dua ujung liitan, kumparan satu
lilitan pada Gambar 2.10. disebut angker dinamo. Angker dinamo adalah sebutan
untuk komponen yang berputar di antara medan magnet.
Gambar 2.10. Motor DC Sederhana.
Prinsip Dasar Cara Kerja Motor DC adalah jika arus lewat pada suatu
konduktor, timbul medan magnet di sekitar konduktor. Arah medan magnet
ditentukan oleh aliran arus pada konduktor [10]. Pada skripsi ini, motor DC yang
digunakan adalah Motor DC Power Window 12V yang berfungsi untuk
menggerakkan naik turunnya beaker glass pada proses pengujian kadar pH dan
digunakan untuk penggerak konveyor pada pengujian kadar air.
14
Gambar 2.11. Motor DC Power Window 12V.
2.11. Driver Motor EMS 5A
Gambar 2.12. Driver Motor EMS 5A H-Bridge.
Driver motor EMS 5A adalah sebuah driver motor yang digunakan untuk
mengendalikan Motor DC 12V. Driver motor EMS 5A H-Bridge memiliki
batasan tegangan keluaran untuk beban 5-40 VDC, mampu melewatkan arus
kontinyu mencapai 5A dengan frekuensi PWM 10kHz. Driver ini memiliki
rangkaian sensor arus beban yang dapat digunakan baik sebagai monitoring arus,
maupun sebagai umpan balik untuk pengendalian kecepatan. Pada driver ini catu
daya masukan (VCC) terpisah dari catu daya untuk beban (V Motor) . Driver
motor ini akan mengendalikan arah dan juga kecepatan putaran motor [11].
15
Gambar 2.13. Tata Letak Komponen EMS 5A H-Bridge.
Modul H-Bridge memiliki satu set terminal konektor power & motor header
(J1) dan satu set interface header (J2). Terminal konektor power & motor header
(J1) digunakan untuk catu daya dan beban. Sedangakan interface header (J2)
berfungsi sebagai komunikasi data digital dari modul H-Bridge ke mikrokontroler.
Berikut ini adalah deskripsi dari masing-masing pin padakonektor power & motor
header (J1) daninterface header (J2) [11].
Tabel 2.1. Deskripsi Dan Fungsi Pin Konektor Power & Motor Header (J1) [11].
No. Pin
Nama
I/O
1
MIN1
I
2
MIN2
I
Fungsi
Pin masukan untuk menentukan keluaran MOUT 1
Pin masukan untuk menentukan keluaran MOUT 2
Keluaran digital yang melaporkan adanya kondisi fault
3
MSAT1
O
pada modul. Berlogika Low jika ada fault pada modul
atau keluaran
4
MEN
I
5
MCS
O
6
MSLP
I
Pin enable untuk keluaran H-Bridge (MOUT 1 dan
MOUT 2)
Keluaran tegangan analog yang berbanding lurus
dengan arus beban (Range keluaran 0 – 2,5 Volt)
Pin masukan untuk mengatur kerja modul H-Bridge.
16
Diberi logika High untuk Full Operation, diberi logika
Low untuk Mode Sleep
7,9
VCC
-
Terhubung ke catu daya untuk masukan (5 Volt)
8, 10
PGND
-
Titik referensi untuk catu daya masukan
Tabel 2.2. Deskripsi Dan Fungsi Pin Interface Header (J2).
Nama
PGND
Fungsi
Titik referensi untuk catu daya masukan
VCC
Terhubung ke catu daya untuk masukan (5 Volt)
MGND
Titik referensi untuk catu daya keluaran ke beban
V MOTOR (V MOT)
Terhubung ke catu daya untuk keluaran ke beban
MOUT 2
Keluaran ke beban dari half H-Bridge kedua
MOUT 1
Keluaran ke beban dari half H-Bridge pertama
Berikut ini adalah contoh koneksi dan juga tabel kebenaran EMS 5A H-Bridge.
Gambar 2.14. Contoh Koneksi EMS 5A H-Bridge Dengan Beban Motor DC .
17
Tabel 2.3. Tabel Kebenaran EMS 5A H-Bridge [11].
Masukan
Status Kerja
Modul H-Briddge
MSLP
Status
MEN MIN1 MIN2
Keluaran
MSTAT1
MOUT1
MOUT2
Forward
H
H
H
L
H
V MOT
MGND
Reverse
H
H
L
H
H
MGND
V MO
Freewheeling Low
H
H
L
L
H
MGND
MGND
Freewheeling High
H
H
H
H
H
V MOT
V MO
Free Running Stop
H
L
X
X
L
Z
Z
MIN1 tidak terhubung
H
H
Z
X
H
V MOT
X
MIN2 tidak terhubung
H
H
X
Z
H
X
V MOT
MEN tidak terhubung
H
Z
X
X
L
Z
Z
Undervoltage
H
X
X
X
L
Z
Z
Overtemperature
H
X
X
X
L
Z
Z
Shor circuit
H
X
X
X
L
Z
Z
Mode sleep
L
X
X
X
H
Z
Z
Keterangan :
- H : Logika High (‘1’).
- X : Don’t care.
- L : Logika Low (‘0’).
- Z : High Impedance (Tri State).
2.12. Liquid Crystal Display (LCD)
Gambar 2.15. LCD 16 X 2
LCD ( Liquid Crystal Display) berfungsi sebagai penampil data baik dalam
bentuk karakter, huruf, angka, ataupun grafik. LCD adalah salah satu jenis display
18
elektronik yang dibuat dengan teknologi CMOS logic yang bekerja dengan tidak
menghasilkan cahaya tetapi memantulkan cahaya yang ada di sekelilingnya
terhadap front-lit atau mentransmisikan cahaya dari back-lit [12].
Dalam pembuatan skripsi ini digunakan LCD kararakter 16 X 2 sebagai
antarmuka sistem dengan pengguna. LCD ini memiliki 2 baris karakter dan setiap
barisnya terdiri dari 16 karakter. Konfigurasi pin LCD 16 X 2 ditunjukkan pada
Tabel 2.4.
Tabel 2.4. Konfigurasi Pin LCD 16 X 2 [12].
No. Pin
Nama Pin
Keterangan
1
Vss
Ground
2
Vdd
Catu daya LCD 5V.
3
VO
Kontras
4
RS
Register Select
5
R/W
Read/Write
6
E
Enable
7
DB0
Data bit 0
8
DB1
Data bit 1
9
DB2
Data bit 2
10
DB3
Data bit 3
11
DB4
Data bit 4
12
DB5
Data bit 5
13
DB6
Data bit 6
14
DB7
Data bit 7
15
LED +
Catu daya positif LED
16
LED -
Catu daya negatif LED
19
Download