BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Manajemen Kepala Madrasah 1

advertisement
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Manajemen Kepala Madrasah
1.
Pengertian manajemen kepala madrasah
Sebelum ke pengertian manajemen kepala madrasah, terlebih
dahulu penulis jabarkan tentang apa itu manajemen? Dan apa itu kepala
madrasah? Dari berbagai sumber agar dapat menarik kesimpulan tentang
apa sebenarnya manajemen kepala madrasah itu.
Jika ditinjau dari segi bahasa, manajemen berasal dari kata,“to
manage” yang berarti mengurus, mengatur, melaksanakan, dan
mengelola. Manajemen menurut para ahli, berikut pemaparannya:
Pertama, Paul Hersay dan Kenneth Blanchard memberikan
batasan manajemen sebagai suatu usaha yang dilakukan dengan dan
bersama individu atau kelompok untuk mencapai tujuan organisasi
(Ula, 2013:7).
Kedua, Stoner dan Freeman mengemukakan bahwa manajemen
merupakan proses perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan, dan
pengendalian semua sumber daya organisasi untuk mencapai tujuan yang
ditetapkan (Ula, 2013:9).
Ketiga, Robbin dan Coulter (2007:8) dalam bukunya Saefullah
(2012:2), menajemen menurut istilah adalah proses mengkoordinasikan
9
Manajemen Kepala Madrasah..., Riaswati Adi, Fakultas Agama Islam UMP, 2015
aktivitas – aktivitas kerja sehingga dapat selesai secara efektif dan efisien
dengan dan melalui orang lain.
Keempat,
Hock
mengemukakan
manajemen
berarti
menyelesaikan masalah atau tugas organisasi melalui tangan orang lain
atau melalui bawahan dari seorang manajer (Barlian, 2013: 32).
Kelima, manajemen adalah melakukan pengelolaan sumber daya
yang dimiliki oleh madrasah/organisasi yang diantaranya adalah
manusia, uang, metode, material, mesin, dan pemasaran yang dilakukan
dengan sistematis dalam suatu proses (Rohiat, 2010:14).
Keenam, Griffin mendefinisikan manajemen sebagai sebuah
proses
perencanaan,
pengorganisasian,
pengkoordinasian,
dan
pengontrolan sumber daya untuk mencapai sasaran (goals) secara efektif
dan efisian. Efektif berarti bahwa tujuan dapat dicapai sesuai dengan
perencanaan, sementara efisien berarti bahwa tugas
yang ada
dilaksanakan secara benar, terorganisir dan sesuai dengan jadwal. Efektif
merujuk pada tujuan hasil guna, sedangkan efisien merujuk pada daya
guna, cara, dan lamanya suatu proses mencapai tujuan tersebut (Danim,
2009:2).
Pada hakekatnya manajemen merupakan proses merencanakan,
mengorganisasikan, memimpin, dan mengendalikan usaha anggotaanggota organisasi serta pendayagunaan sumber daya organisasi dalam
rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan (Wahjosumidjo, 2008:94).
Manajemen Kepala Madrasah..., Riaswati Adi, Fakultas Agama Islam UMP, 2015
Dari berbagai definisi manajemen di atas, maka dapat
disimpulkan bahwa manajemen adalah suatu proses yang meliputi
perencanaan, pengorganisasian, pengkoordinasian, dan pengontrolan
sumber daya yang ada untuk mencapai suatu tujuan yang telah ditetapkan
dalam suatu organisasi.
Kemudian kepala madrasah. Menurut Wahjosumidjo, kepala
madrasah terdiri dari dua kata, yaitu kepala dan madrasah. Kata kepala
dapat diartikan ketua atau pemimpin dalam suatu organisasi sedangkan
madrasah adalah sebuah lembaga di mana menjadi tempat menerima dan
memberi pelajaran. Dengan demikian, secara sederhana kepala madrasah
dapat didefinisikan sebagai seorang tenaga fungsional guru yang diberi
tugas untuk memimpin suatu madrasah di mana diselenggarakan proses
belajar mengajar, atau tempat di mana terjadi interaksi antara guru yang
memberi pelajaran dan murid yang menerima pelajaran (Wahjosumidjo,
2008:82).
Kepala madrasah juga merupakan salah satu komponen
pendidikan
yang paling berperan dalam meningkatkan kualitas
pendidikan (Mulyasa, 2009:24).
Jadi kepala madrasah ialah seorang guru yang diberi tugas dan
tanggung jawab tambahan untuk memimpin madrasah dalam upaya
meningkatkan mutu pendidikan.
Sesuai dengan pengertian di atas, jika manajemen yang dilakukan
oleh kepala madrasah untuk mengelola madrasah, berarti kepala
Manajemen Kepala Madrasah..., Riaswati Adi, Fakultas Agama Islam UMP, 2015
madrasah dalam menyelesaikan berbagai kegiatan di madrasah tidak
bekerja sendiri melainkan dibantu oleh para stafnya, baik staf
administrasi maupun akademik.
Dari pengertian tersebut, tersirat adanya lima unsur manajemen
menurut Saefullah (2012:4), yaitu:
1.
Pimpinan
2.
Orang-orang (pelaksana) yang dipimpin
3.
Tujuan yang akan dicapai
4.
Kerja sama dalam mencapai tujuan tersebut
5.
Sarana atau peralatan manajemen (tools of management) yang terdiri
atas
enam
macam
(dikenal
dengan
6
M),
yaitu:
man
(manusia/orang), money (uang), materials (bahan-bahan), machine
(mesin), method (metode), dan market (pasar).
Dalam memberi pengarahan dan menggerakan para stafnya,
kepala madrasah terlebih dahulu merencanakan, mengorganisasikan, dan
mengoordinasikan segala sesuatunya. Pada saat-saat yang tepat, kepala
madrasah melakukan supervisi terhadap kinerja para stafnya. Di samping
itu, ia terus memberikan motivasi agar para staf dapat berinovasi
sehingga pekerjaan mereka dapat berhasil dengan baik, kreatif dan
inovatif, serta efektif dan efisien (Barlian, 2013:32).
Manajemen Kepala Madrasah..., Riaswati Adi, Fakultas Agama Islam UMP, 2015
2.
Fungsi-Fungsi Manajemen
Ada empat fungsi manajer atau manajemen (Pidarta, 2011:2),
yaitu: Planning, Organizing, Actuating, dan Controlling (POAC),
semuanya terangkum sebagai berikut:
a.
Planning (Perencanaan)
Perencanaan
dapat
diartikan
proses
memikirkan
dan
menetapkan kegiatan-kegiatan atau progam-program yang akan
dilakukan pada masa yang akan datang untuk mencapai tujuan
tertentu (Sagala, 2011:56).
Fungsi perencanaan antara lain menentukan tujuan atau
kerangka tindakan yang diperlukan untuk mencapai tujuan tertentu.
Perencanaan dilakukan dengan mengkaji kekuatan dan kelemahan
organisasi, menentukan kesempatan dan ancaman serta menentukan
strategi, kebijakan, taktik, dan program (Rohiat, 2010:3).
Perencanaan adalah langkah awal sebelum melakukan fungsifungsi manajemen lainnya (Usman, 2008:58).
b.
Organizing (Pengorganisasian)
Pengorganisasian merupakan penyusunan struktur organisasi
yang sesuai dengan struktur organisasi, sumber daya yang
dimilikinya,
dan
lingkungan
yang
melingkupinya
(Usman,
2008:141).
Pengorganisasian adalah proses pembagian kerja ke dalam
tugas-tugas yang lebih kecil, membebankan tugas-tugas itu kepada
Manajemen Kepala Madrasah..., Riaswati Adi, Fakultas Agama Islam UMP, 2015
orang yang sesuai dengan kemampuannya, mengalokasikan sumber
daya, dan mengkoordinasikannya demi efektivitas pencapaian tujuan
organisasi (Ula, 2013:18-19).
c.
Actuating (Penggerakan)
Fungsi pengerakan menggambarkan bagaimana seorang
manajer mengarahkan dan mempengaruhi bawahan dan bagaimana
orang lain melaksanakan tugas yang esensial dalam menciptakan
suasana yang menyenangkan untuk bekerja sama (Rohiat, 2010:3).
Penggerakan merupakan salah satu fungsi terpenting dalam
manajemen karena usaha-usaha perencanaan dan pengorganisasian
bersifat vital tapi tak akan ada output konkrit yang dihasilkan tanpa
adanya implementasi aktivitas yang di usahakan dan diorganisasikan
dalam suatu tindakan actuating atau usaha yang menimbulkan action
(Marno, 2008:20).
d.
Controlling (Pengawasan)
Pengawasan erat kaitannya dengan perencanaan karena
melalui
pengawasan
efektivitas
manajemen
dapat
diukur
(Rohiat, 2010:3).
Oleh karena itu, pengawasan merupakan suatu kegiatan yang
perlu dilakukan oleh setiap pelaksana terutama yang memegang
jabatan pimpinan. Tanpa pengawasan, pimpinan tidak dapat melihat
adanya penyimpangan-penyimpangan dari rencana yang telah
digariskan dan juga tidak akan dapat menyusun rencana kerja yang
Manajemen Kepala Madrasah..., Riaswati Adi, Fakultas Agama Islam UMP, 2015
lebih baik sebagai hasil dari pengalaman yang lalu (Marno,
2008:24).
3.
Kepemimpinan Kepala Madrasah yang Efektif
Kepala madrasah merupakan motor penggerak, penentu arah
kebijakan madrasah yang akan menentukan bagaimana tujuan-tujuan
madrasah dan pendidikan pada umumnya direalisasikan. Menurut
Mulyasa (2004:126) kepemimpinan kepala madrasah yang efektif dapat
dilihat berdasarkan kriteria berikut:
a.
Mampu memberdayakan guru-guru untuk melaksanakan proses
pembelajaran dengan baik, lancar, dan produktif.
b.
Dapat menyelesaikan tugas dan pekerjaan sesuai dengan waktu yang
telah ditetapkan.
c.
Mampu menjalin hubungan yang harmonis dengan masyarakat
sehingga dapat melibatkan mereka secara aktif dalam rangka
mewujudkan tujuan madrasah dan pendidikan.
d.
Berhasil menerapkan prinsip kepemimpinan
yang sesuai dengan
tingkat kedewasaan guru dan pegawai lain di madrasah.
e.
Bekerja dengan tim manajemen.
f.
Berhasil mewujudkan tujuan madrasah secara produktif sesuai
dengan ketentuan yang telah ditetapkan.
Menurut Tiong (Sagala, 2011: 120), ada beberapa karakteristik
atau ciri-ciri kepemimpinan kepala madrasah yang efektif, yaitu:
Manajemen Kepala Madrasah..., Riaswati Adi, Fakultas Agama Islam UMP, 2015
a.
Adil dan tegas dalam mengambil keputusan
b.
Membagi tugas secara adil kepada guru
c.
Menghargai partisipasi staf
d.
Memahami perasaan guru
e.
Memiliki visi dan berupaya melakukan perubahan
f.
Terampil dan tertib
g.
Berkemampuan dan efisien
h.
Memiliki dedikasi dan rajin, serta tulus dan ikhlas
Untuk menjadi pemimpin kepala madrasah yang efektif, seorang
kepala madrasah juga harus memiliki visi dan misi serta strategi
manajemen pendidikan secara utuh dan berorientasi kepada mutu.
Menurut
Mulyasa
(2011:98),
kepala
madrasah
harus
mampu
melaksanakan pekerjaannya, diantaranya adalah:
a.
Kepala madrasah sebagai Educator
Dalam melaksanakan fungsinya sebagai educator, kepala
madrasah harus memiliki strategi yang tepat untuk meningkatkan
profesionalisme tenaga kependidikan di madrasahnya. Menciptakan
iklim madrasah yang kondusif, memberikan nasehat kepada warga
madrasah,
memberikan
dorongan
kepada
seluruh
tenaga
kependidikan, serta melaksanakan model pembelajaran yang
menarik, seperti: team teaching, moving class, dan mengadakan
program akselerasi bagi peserta didik yang cerdas di atas normal
(Mulyasa, 2011:98-99).
Manajemen Kepala Madrasah..., Riaswati Adi, Fakultas Agama Islam UMP, 2015
Menurut Mulyasa (2011:100-101), upaya-upaya yang dapat
dilakukan kepala madrasah dalam meningkatkan kinerjanya sebagai
educator, khususnya dalam peningkatan kinerja tenaga kependidikan
dan prestasi belajar peserta didik dapat dideskripsikan sebagai
berikut:
Pertama, mengikutsertakan guru-guru dalam penataranpenataran untuk menambah wawasan para guru. Kepala madrasah
juga harus memberikan kesempatan kepada guru-guru untuk
meningkatkan pengetahuan dan keterampilannya dengan belajar ke
jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Misalnya memberikan
kesempatan bagi para guru yang belum mencapai jenjang sarjana
untuk mengikuti kuliah di Universitas terdekat dengan madrasah
yang pelaksanaannya tidak mengganggu kegiatan pembelajaran.
Kepala madrasah harus berusaha untuk mencari beapeserta didik
bagi para guru yang melanjutkan pendidikan, melalui kerjasama
dengan masyarakat, dengan dunia usaha atau kerjasama lain yang
tidak mengikat.
Kedua, kepala madrasah harus berusaha menggerakan tim
evaluasi hasil belajar peserta didik untuk lebih giat bekerja,
kemudian hasilnya diumumkan secara terbuka dan diperlihatkan di
papan pengumuman. Hal ini bermanfaat untuk memotivasi peserta
didik agar lebih giat belajar dan meningkatkan prestasinya.
Manajemen Kepala Madrasah..., Riaswati Adi, Fakultas Agama Islam UMP, 2015
Ketiga, menggunakan waktu belajar secara efektif di
madrasah, dengan cara mendorong para guru untuk memulai dan
mengakhiri pembelajaran sesuai waktu yang telah ditentukan, serta
memanfaatkannya secara efektif dan efisien untuk kepentingan
pembelajaran.
b.
Kepala madrasah sebagai Manajer
Dalam rangka melakukan peran dan fungsinya sebagai
manajer, kepala madrasah harus memiliki strategi yang tepat untuk
memberdayakan tenaga kependidikan melalui kerjasama, memberi
kesempatan kepada para tenaga kependidikan untuk meningkatkan
profesinya dan mendorong keterlibatan seluruh tenaga kependidikan
dalam berbagai kegiatan yang menunjang program madrasah
(Mulyasa, 2011: 103).
c.
Kepala madrasah sebagai Administrator
Kepala madrasah sebagai administrator memiliki hubungan
yang sangat erat dengan berbagai aktivitas pengelolaan administrasi
yang bersifat pencatatan, penyusunan, dan pendokumenan seluruh
program madrasah.Secara spesifik, kepala madrasah harus memiliki
kemampuan untuk mengelola kurikulum, mengelola administrasi
peserta
didik,
mengelola
administrasi
personalia,
mengelola
administrasi sarana dan prasarana, mengelola administrasi kearsipan,
dan mengelola administrasi keuangan. Kegiatan tersebut perlu
Manajemen Kepala Madrasah..., Riaswati Adi, Fakultas Agama Islam UMP, 2015
dilakukan secara efektif dan efisien agar dapat menunjang
produktivitas madrasah (Mulyasa, 2011:107).
d.
Kepala madrasah sebagai Supervisor
Salah satu tugas kepala madrasah adalah sebagai supervisor,
yaitu
mensupervisi
pekerjaan
yang
dilakukan
oleh
tenaga
kependidikan. Supervisi merupakan suatu proses yang dirancang
secara khusus untuk membantu para guru dan supervisor dalam
mempelajari tugas sehari-hari di madrasah, agar dapat menggunakan
pengetahuan dan kemampuannya untuk memberikan layanan yang
lebih baik pada orang tua peserta didik dan madrasah serta berupaya
menjadikan madrasah sebagai masyarakat belajar yang lebih efektif.
Oleh karena itu, kepala madrasah harus mampu melakukan berbagai
pengawasan dan pengendalian untuk meningkatkan kinerja tenaga
kependidikan. Pengawasan dan pengendalian ini merupakan kontrol
agar kegiatan pendidikan di madrasah terarah pada tujuan yang telah
ditetapkan. Pengawasan dan pengendalian juga merupakan tindakan
preventif untuk mencegah agar para tenaga kependidikan tidak
melakukan
penyimpangan
dan
lebih
berhati-hati
dalam
melaksanakan pekerjaannya (Mulyasa, 2011:111).
e.
Kepala madrasah sebagai Leader
Kepala madrasah sebagai leader harus mampu memberikan
petunjuk
dan
pengawasan,
meningkatkan
kemauan
tenaga
kependidikan, membuka komunikasi dua arah, dan mendelegasikan
Manajemen Kepala Madrasah..., Riaswati Adi, Fakultas Agama Islam UMP, 2015
tugas. Kepala madrasah sebagai leader
harus memiliki karakter
khusus yang mencakup kepribadian, keahlian dasar, pengalaman,
dan pengetahuan profesional serta pengetahuan administrasi dan
pengawasan. Kemampuan yang harus diwujudkan kepala madrasah
sebagai leader dapat dianalisis dari kepribadian, pengetahuan
terhadap tenaga kependidikan, visi dan misi madrasah, kemampuan
mengambil keputusan, dan kemampuan berkomunikasi (Mulyasa,
2011:115).
f.
Kepala madrasah sebagai Innovator
Kepala madrasah sebagai innovator akan tercermin dari caracara ia melakukan pekerjaannya secara konstruktif, delegatif,
integratif, rasional dan objektif, pragmatis, keteladanan, disiplin serta
adaptabel dan fleksibel. Kepala madrasah sebagai innovator harus
mampu
mencari,
menemukan
dan
melaksanakan
berbagai
pembaharuan di madrasah (Mulyasa, 2011:118-119).
g.
Kepala madrasah sebagai Motivator
Menurut Mulyasa (2011:120) kepala madrasah sebagai
motivator harus memiliki strategi yang tepat untuk memberikan
motivasi kepada para tenaga kependidikan dalam melakukan
berbagai tugas dan fungsinya. Motivasi ini dapat ditumbuhkan
melalui pengaturan lingkungan fisik, pengaturan suasana kerja,
disiplin, dorongan, penghargaan secara efektif, dan penyediaan
Manajemen Kepala Madrasah..., Riaswati Adi, Fakultas Agama Islam UMP, 2015
berbagai sumber belajar melalui pengembangan Pusat Sumber
Belajar ( PSB ).
B. Kompetensi Profesional Guru Pendidikan Agama Islam
1.
Pengertian Kompetensi Profesional Guru Pendidikan Agama Islam
Menurut Usman, kompetensi adalah suatu hal yang
menggambarkan kualifikasi atau kemampuan seseorang, baik yang
kualitatif maupun kuantitatif. Sedangkan menurut Johnson (1974)
mengatakan bahwa kompetensi merupakan perilaku rasional guna
mencapai tujuan yang dipersyaratkan sesuai dengan kondisi yang
diharapkan. Menurut UU No. 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen
Pasal 1 Ayat 10, disebutkan bahwa kompetensi adalah seperangkat
pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati,
dan dikuasai oleh guru atau dosen dalam melaksanakan tugas
keprofesionalan (Sagala, 2011: 23).
Kompetensi
adalah
kumpulan
pengetahuan,
perilaku
dan
keterampilan yang harus dimiliki guru untuk mencapai tujuan
pembelajaran dan pendidikan. Kompetensi diperoleh melalui pendidikan,
pelatihan, dan belajar mandiri dengan memanfaatkan sumber belajar.
Kompetensi guru merupakan perpaduan antara kemampuan personal,
keilmuan, teknologi, sosial, dan spiritual yang secara kafah membentuk
kompetensi standar profesi guru yang mencakup penguasaan materi,
Manajemen Kepala Madrasah..., Riaswati Adi, Fakultas Agama Islam UMP, 2015
pemahaman peserta didik, pembelajaran yang mendidik, pengembangan
pribadi, dan profesionalitas (Musfah, 2012:27).
Jadi kompetensi adalah seperangkat pengetahuan, keterampilan
dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dan dikuasai oleh guru untuk
dapat melaksanakan tugas-tugas profesionalnya.
Sedangkan istilah “profesional” berasal dari kata sifat profession
(pekerjaan) yang berarti sangat mampu melakukan pekerjaan. Profesional
menunjuk pada dua hal. Pertama, penampilan seseorang yang sesuai
dengan tuntunan yang seharusnya, misalnya: “Dia sangat profesional”
tapi bisa saja menunjuk pada orangnya, “Dia seorang yang profesional”,
misal: dokter, insinyur dan lain-lain. Kedua, menunjuk pada orang yang
mampu
memangku
jabatan/tugas
pekerjaan
dengan
memenuhi
persyaratan yang dicirikan sebagai profesi. Definisi lain menurut UU No.
14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen bahwa profesional adalah
pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan oleh seseorang dan menjadi
sumber penghasilan kehidupan yang memerlukan keahlian, kemahiran,
atau kecakapan yang memenuhi standar mutu atau norma tertentu serta
memerlukan pendidikan profesi (Kunandar, 2009:45).
Jadi profesional adalah suatu pekerjaan yang menuntut adanya
keahlian atau keterampilan sesuai dengan bidangnya.
Jika di atas sudah dijelaskan tentang kompetensi dan profesional,
maka sekarang penulis akan menjelaskan apa itu kompetensi profesional
dari berbagai sumber. Semuanya terangkum sebagai berikut:
Manajemen Kepala Madrasah..., Riaswati Adi, Fakultas Agama Islam UMP, 2015
Menurut Badan Standar Nasional Pendidikan dalam Musfah
(2012:54) mendefinisikan kompetensi profesional adalah kemampuan
penguasaan materi pembelajaran secara luas dan mendalam yang
meliputi:
a) Konsep,
struktur
dan
metode
keilmuan/teknologi/seni
yang
menaungi/koheren dengan materi ajar.
b) Materi ajar yang ada dalam kurikulum madrasah.
c) Hubungan konsep antar mata pelajaran terkait.
d) Penerapan konsep keilmuan dalam kehidupan sehari-hari.
e) Kompetisi secara profesional dalam konteks global dengan tetap
melestarikan nilai dan budaya nasional.
Menurut Ni’am (2006:199), yang
dimaksud
kompetensi
profesional adalah kemampuan penguasaan materi pelajaran secara luas
dan mendalam. Tidak jauh berbeda dengan Ni’am, Mulyasa (2009:135)
mengemukakan bahwa kompetensi profesional merupakan kemampuan
penguasaan materi, pembelajaran secara luas dan mendalam yang
memungkinkan
membimbing peserta
didik
memenuhi
standar
kompetensi yang ditetapkan dalam Standar Nasional Pendidikan
Dengan demikian, kompetensi profesional adalah kumpulan
pengetahuan dan keterampilan yang harus dimiliki oleh seorang guru
dalam melaksanakan tugas dan kewajibannya sebagai pengajar dan
pendidik.
Manajemen Kepala Madrasah..., Riaswati Adi, Fakultas Agama Islam UMP, 2015
Dalam konteks pendidikan Islam, pendidik disebut dengan
murrabi, mu’allim, mu’addib, mudarris, dan mursyid. Murabi berasal
dari kata rabba, yurabbi yang mempunyai makna memelihara. Kata
murabbi lebih cenderung pada pemeliharaan terhadap peserta didik baik
jasmani maupun rohani, proses ini sering terlihat sebagai tugas orang tua
kepada anaknya. Mu’allim lebih fokus terhadap pemindahan atau
transformasi pengetahuan kepada anak didik, hal ini sering terlihat di
madrasah, pondok pesantren atau lembaga pendidikan lainnya. Muaddib
terfokus pada dua-duanya yaitu memelihara dan memindah pengetahuan,
dalam artian kata muaddib memiliki fungsi memelihara jasmani,
memberikan ilmu serta mendidik atau menanamkan nilai agama.
Mudarris berusaha mencerdaskan peserta didiknya, memberantas
kebodohan mereka, serta melatih keterampilan sesuai dengan bakat,
minat, dan kemampuannya. Mursyid, pendidik menjadi panutan, teladan,
dan konsultan bagi peserta didiknya (Abdul Mujib, 2008:87-92).
Menurut Ahmad Tafsir dalam Mujib, pendidik dalam Islam
adalah orang yang bertanggung jawab terhadap perkembangan peserta
didiknya dengan upaya mengembangkan seluruh potensi peserta didik,
baik potensi afektif (rasa), kognitif (cipta), maupun psikomotorik (karsa).
Sedangkan menurut Suryosubrata dalam Mujib menyatakan bahwa
pendidik berarti orang dewasa yang bertanggung jawab memberi
pertolongan pada peserta didiknya dalam perkembangan jasmani dan
rohaninya, agar mencapai tingkat kedewasaan, mampu berdiri sendiri dan
Manajemen Kepala Madrasah..., Riaswati Adi, Fakultas Agama Islam UMP, 2015
memenuhi tingkat kedewasaannya, mampu mandiri dalam memenuhi
tugasnya sebagai hamba dan khalifah Allah SWT, dan mampu
melakukan tugas sebagai makhluk sosial dan sebagai makhluk individu
yang mandiri (Mujib, 2008:87).
Dalam paradigma jawa, pendidik diidentikan dengan guru (gu dan
ru) yang berarti “ digugu dan ditiru “. Dikatakan digugu (dipercaya)
karena guru memiliki seperangkat ilmu yang memadai yang karenanya ia
memiliki wawasan dan pandangan yang luas dalam melihat kehidupan
ini. Dikatakan ditiru (diikuti) karena guru memiliki kepribadian yang
utuh, yang karenanya segala tindak tanduknya patut dijadikan panutan
dan suri teladan oleh peserta didiknya. Pengertian ini diasumsikan bahwa
tugas guru tidak sekedar transformasi ilmu, tapi juga bagaimana ia
mampu menginternalisasikan ilmunya pada peserta didiknya (Mujib,
2008: 90).
Jadi, guru adalah orang-orang yang kerjanya mengajar atau
memberikan pelajaran di madrasah atau di kelas. Lebih khususnya
diartikan orang yang bekerja dalam bidang pendidikan dan pengajaran
yang ikut bertanggung jawab dalam membentuk anak-anak mencapai
kedewasaan masing-masing.
Menurut Zakiyah Daradjat (2009:86) Pendidikan Agama Islam
(PAI) ialah usaha berupa bimbingan dan asuhan terhadap anak didik agar
kelak setelah pendidikannya selesai dapat memahami dan mengamalkan
ajaran agama Islam serta menjadikannya sebagai pandangan hidup.
Manajemen Kepala Madrasah..., Riaswati Adi, Fakultas Agama Islam UMP, 2015
Pendidkan agama Islam ialah pendidikan yang dilaksanakan berdasar
ajaran Islam
Menurut Abdul Majid dan Dian Andayani (2005: 132) Pendidikan
Agama Islam (PAI) merupakan usaha sadar yang dilakukan pendidik
dalam rangka mempersiapkan peserta didik untuk meyakini, memahami,
dan mengamalkan ajaran Islam melalui kegiatan bimbingan, pengajaran,
atau pelatihan yang telah ditentukan untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan.
Menurut Zuhairini (2004:54) Guru Pendidikan Agama Islam
(GPAI) adalah orang yang bertanggung jawab terhadap pembentukan
pribadi anak yang sesuai dengan ajaran Islam, ia juga bertanggung jawab
kepada Allah SWT.
Menurut Ahmad D. Marimba (1998:98) bahwa Guru Pendidik
Agama Islam (GPAI)
adalah
orang
yang bertanggung jawab,
mengarahkan, dan membimbing anak didik berdasarkan hukum-hukum
Islam.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa Guru Pendidikan
Agama Islam (GPAI) adalah orang yang mengajarkan bidang studi
agama Islam atau orang dewasa yang memiliki kemampuan agama Islam
secara baik dan diberi wewenang untuk mengajarkan bidang studi agama
Islam untuk dapat mengarahkan, membimbing, dan mendidik peserta
didik berdasarkan hukum-hukum Islam untuk mencapai kebahagiaan
hidup di dunia maupun di akhirat.
Manajemen Kepala Madrasah..., Riaswati Adi, Fakultas Agama Islam UMP, 2015
Dari definisi-definisi di atas, maka dapat di simpulkan bahwa
kompetensi profesional guru pendidikan agama Islam adalah kemampuan
penguasaan materi secara luas dan mendalam yang harus dimiliki oleh
seorang guru yang mendapat wewenang untuk mengajarkan materi
pendidikan agama Islam untuk mengarahkan, membimbing, dan
mendidik peserta didik berdasarkan hukum-hukum Islam untuk mencapai
kebahagiaan hidup di dunia maupun di akhirat.
2.
Ruang Lingkup Kompetensi Profesional
Adapun
ruang
lingkup
kompetensi
profesional
menurut
Mulyasa (2009:135) adalah sebagai berikut :
a) Mengerti dan dapat menerapkan landasan kependidikan baik
filosofi, psikologis, sosiologis, dan sebagainya.
b) Mengerti dan dapat menerapkan teori belajar sesuai taraf
perkembangan peserta didik.
c) Mampu menangani dan mengembangkan bidang studi
yang
menjadi tanggung jawabnya.
d) Mengerti dan dapat menerapkan metode pembelajaran yang
bervariasi.
e) Mampu mengembangkan dan menggunakan berbagai alat, media,
dan sumber belajar yang relevan.
f)
Mampu
mengorganisasikan
dan
melaksanakan
program
pembelajaran.
g) Mampu melaksanakan evaluasi hasil belajar peserta didik.
Manajemen Kepala Madrasah..., Riaswati Adi, Fakultas Agama Islam UMP, 2015
h) Mampu menumbuhkan kepribadian peserta didik
Seorang pendidik agama, terutama agama Islam harus memiliki
kompetensi profesional dalam melaksanakan tugas sebagai pendidik dan
pengajar karena menurut Abdul Majid dan Dian Andayani (2005:134135) pendidikan agama Islam berfungsi sebagai berikut:
a)
Meningkatkan keimanan dan ketakwaan peserta didik kepada Allah
SWT yang telah ditanamkan dalam lingkungan keluarga.
b) Sebagai pedoman hidup untuk mencari kebahagiaan hidup di dunia
dan di akhirat.
c)
Untuk menyesuaikan diri dengan lingkungannya, baik lingkungan
fisik maupun sosial dan dapat mengubah lingkungannya sesuai
dengan ajaran agama Islam.
d) Untuk memperbaiki kesalahan-kesalahan, kekurangan-kekurangan,
dan kelemahan-kelemahan ajaran dalam kehidupan sehari-hari.
e)
Untuk menangkal hal-hal negatif dari lingkungan atau dari budaya
lain
yang
dapat
membahayakan
dirinya
dan
menghambat
perkembangannya menuju manusia Indonesia seutuhnya.
f)
Sebagai pengajaran tentang ilmu pengetahuan keagamaan secara
umum, sistem dan fungsi sosialnya.
g) Menyalurkan anak-anak yang memiliki bakat khusus di bidang
agama Islam agar bakat tersebut dapat berkembang secara optimal
sehingga dapat dimanfaatkan untuk dirinya sendiri dan bagi orang
lain.
Manajemen Kepala Madrasah..., Riaswati Adi, Fakultas Agama Islam UMP, 2015
Selain itu, dalam kurikulum PAI (2002:5) pendidikan agama
Islam dalam bukunya Abdul Majid dan Dian Andayani (2005:135)
dijelaskan bahwa Pendidikan Agama Islam (PAI) di sekolah/madrasah
bertujuan untuk menumbuhkan dan meningkatkan keimanan melalui
pemberian dan pemupukan pngetahuan, penghayatan, pengamalan, serta
pengalaman peserta didik tentang agama Islam sehingga menjadi
manusia muslim yang terus berkembang dalam hal keimannya,
ketakwaannya, berbangsa dan bernegara, serta untuk dapat melanjutkan
pada jenjang pendidikan yang lebih tinggi.
C. Penelitian Terdahulu
Peneliti menggunakan 3 skripsi sebagai pembanding. Skripsi pertama
oleh Masmudin Affandi, mahasiswa Pendidikan Agama Islam, Universitas
Muhammadiyah Purwokerto, tahun penelitiannya 2007, dalam skripsinya
yang berjudul Peranan Kepala Madrasah dalam Peningkatan Mutu Madrasah
di MTs Al Hidayah Nusawungu Cilacap tahun pelajaran 2007/2008. Jenis
penelitiannya deskriptif kualitatif. Dari hasil penelitiannya dapat diketahui
bahwa peranan kepala MTs Al Hidayah Nusawungu Cilacap dalam
peningkatan mutu madrasah sebagai berikut:1) Upaya di bidang fisik, sarana
dan prasarana antara membangun atau membuat gedung, ruang, atau lokal
baru, merehab gedung, ruang atau lokal, menambah atau mengganti fasilitas
belajar mengajar madrasah, pembenahan administrasi madrasah, penambahan
fasilitas kantor, dan meningkatkan kesejahteraan guru dan karyaawan, 2)
Manajemen Kepala Madrasah..., Riaswati Adi, Fakultas Agama Islam UMP, 2015
Upaya di bidang pembelajaran antara lain: melengkapi sarana atau fasilitas
belajar mengajar, menyesuaikan kualifikasi pendidikan guru dengan mata
pelajaran yang diampu, mengadakan pembinaan guru, mengadakan supervisi
guru, mengirim guru untuk mengikuti penataran, diklat, dan MGMP, serta
menciptakan suasana KBM yang kondusif, 3) Upaya di bidang prestasi siswa
meliputi
peningkatan
prestasi
akademik
yaitu
mewujudkan
proses
pembelajaran yang bermutu, memotivasi belajar siswa, mengadakan lomba
mata pelajaran antar kelas, mengadakan tambahan jam pelajaran, dan
meningkatkan kedisiplinan siswa. Selain itu, melalui peningkatan prestasi non
akademik. Prestasi non akademik yaitu menyelenggarakan ekstrakurikuler
dan mengikutkan siswa dalam berbagai kegiatan lomba, 4) Upaya di bidang
hubungan dan kerjasama dengan masyarakat meliputi: mengadakan hubungan
dengan yayasan Al Hidayah Nusawungu, mengadakan hubungan dengan
tokoh-tokoh masyarakat/agama, mengadakan hubungan dengan majelismajelis ta’lim, mengadakan hubungan dengan orang tua siswa, dan
mengadakan hubungan dengan para donatur.
Perbedaannya terletak pada variabel yang mengikutinya yakni
penelitian terdahulu pada peningkatan mutu sedangkan penulis pada
kompetensi profesional guru Pendidikan Agama Islam (PAI).
Skripsi kedua oleh Cholifah, mahasiswa Pendidikan Agama Islam
Universitas Muhammadiyah Purwokerto, tahun penelitiannya 2008, dalam
skripsinya yang berjudul Kompetensi Profesional Guru PAI di Madrasah
Dasar Negeri di kecamatan Banyumas kabupaten Banyumas. Penelitian
Manajemen Kepala Madrasah..., Riaswati Adi, Fakultas Agama Islam UMP, 2015
skripsinya penelitian lapangan (field research). Dari hasil penelitiannya
diketahui bahwa dari 20 guru, 8 guru atau 40 % mempunyai kategori sangat
berkompeten, 11 guru atau 55 % berkompeten, dan 1 orang guru atau 5 %
kurang berkompeten. Dengan demikian, maka terbukti bahwa guru PAI SD
Negeri di kecamatan Banyumas kabupaten Banyumas berkompetensi
profesional baik.Perbedaannya, pada penulis fokus utamanya adalah
manajemen kepala madrasahnya terutama dalam peningkatan kompetensi
profesional guru Pendidikan Agama Islam sedangkan pada penelitian
terdahulu hanya kompetensi profesional guru Pendidikan Agama Islam.
Skripsi ketiga oleh Mimi Permanasari, mahasiswa Pendidikan Agama
Islam Universitas Muhammadiyah Purwokerto, tahun penelitiannya 2013,
dalam skripsinya yang berjudul guru Pendidikan Agama Islam Profesional
dalam Pembentukan Kepribadian Muslim Peserta Didik. Jenis penelitiannya
penelitian kepustakaan (library research). Hasil penelitian ini menunjukan
bahwa guru PAI professional atau biasanya dijuluki dengan ustadz dituntut
untuk komitmen terhadapa profesionalisme
dalam mengemban tugasnya,
sikap komitmen terhadap mutu proses dan hasil kerja, selalu berusaha
memperbaiki dan memperbaharui model-model atau cara kerjanya sesuai
dengan tuntutan zaman, dan memiliki karakter seperti berjiwa ikhlas,
memiliki kepribadian yang baik dan bersifat kebapakan serta memiliki
kompetensi sebagai guru profesional yang meliputi kompetensi paedagogik,
kompetensi profesional, kompetensi personal, dan kompetensi sosial.
Manajemen Kepala Madrasah..., Riaswati Adi, Fakultas Agama Islam UMP, 2015
Perbedaannya adalah jika penelitian terdahulu fokus pada guru PAI
professional dalam kepribadian muslim peserta didik, pada penulis fokus
pada manajemen kepala madrasah dalam
peningkatkan kompetensi
profesional guru Pendidikan Agama Islam. Selain itu, pada penelitian
terdahulu jenis penelitiannya kepustakaan (library research) sedangkan jenis
penelitian pada penulis adalah penelitian deskriptif kualitatif.
Manajemen Kepala Madrasah..., Riaswati Adi, Fakultas Agama Islam UMP, 2015
Download