bab xiv kesehatan ternak riminansia

advertisement
SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017
MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN
AGRIBISNIS TERNAK RIMUNANSIA
BAB XIV
KESEHATAN TERNAK RIMINANSIA
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
DIREKTORAT JENDERAL GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN
2017
14
KESEHATAN TERNAK RUMINANSIA
A. Kompetensi Inti
:
B. Kompetensi Dasar
C. Uraian Materi
:
:
Menguasai materi, stuktur konsep dan pola pikir
keilmuan yang mendukung mata pelajaran Agribisnis
Ternak Ruminansia
Mengelola Kesehatan Ternak Ruminansia
14.1 Deskripsi
Peternakan sapi telah dikenal sejak lama sebagai usaha sampingan masyarakat
Indonesia, akan tetapi baru sedikit yang benar benar mengelolanya sebagai lahan usaha
ataupun bisnis. Rata-rata penduduk memelihara sapi potong hanya sebagai harta simpanan
saja, padahal potensi peternakan sapi itu sendiri bila dikelola secara baik dan benar sangat
besar. Hal yang perlu mendapatkan perhatian khusus selain pakan , kandang dan tata cara
pemeliharaan yang berkaitan dengan kesuksesan ternak sapi potong adalah selalu menjaga
kesehatan ternak. Kontrol kesehatan sapi yang baik adalah langkah penting dalam beternak
sapi potong. Pengendalian berbagai penyakit menular pada sapi adalah hal yang perlu
mendapatkan perhatian, sebagaimana kita tahu bahwa pengendalian penyakit jauh lebih
baik daripada pengobatan. Tujuan utama menjaga kesehatan ternak adalah (1) Menjamin
pasokan ke masyarakat dengan produk dari hewan yang aman dan sehat, dan (2) Mengontrol dan
keadaan penyakit ternak yang timbul baik membahayakan ternaknya sendiri ataupun manusia.
Aspek kesehatan dan ekonomi harus diperhatikan dalam menjaga kesehatan ternak.
14.2 Karakteristik ternak sehat dan sakit
Untuk mengetahui ternak sapi dalam kondisi sehat, perlu dipahami karakteristik dan
tingkah lakunya, antara lain :
a.
Nafsu makan normal
b.
Agresif
c.
Istirahat dengan tenang
d.
Pergerakan tidak kaku
e.
Keadaan mata, selaput lendir dan warna kulit normal
f.
Pengeluaran feses dan urin tidak sulit dengan warna dan konsistensinya normal
g.
Tidak terdapat gangguan dalam bernafas, denyut nadi dan suhu tubuh (suhu rektal
berkisar antara 38,0 – 39,30C dengan rata-rata 38,60C)
1
Tanda-tanda yang memberikan indikasi bahwa ternak sakit dan ciri-cirinya dapat diamati,
antara lain :
a. Terjadinya pengeluaran lendir atau cairan yang tidak normal dari mulut, hidung dan mata.
b. Menurunnya konsumsi pakan atau air minum, bahkan sama sekali tidak mau makan.
c. Terjadinya kelainan postur tubuh, sulit berdiri, berjalan atau bergerak.
d. Gelisah yang berlebihan, batuk atau bersin, diare, feses atau urin berlendir atau
berdarah.
e. Abnormalnya suhu tubuh, denyut nadi atau pernafasan.
f. Pertambahan bobot badan menurun.
14.3 Penyebab penyakit
Suatu hal yang mungkin agak menyulitkan adalah ternak yang sakit, seringkali baru
diketahui hanya beberapa jam saja setelah sebelumnya ternak tersebut tampak sehat.
Terdapat beberapa faktor yang dapat menyebabkan ternak menjadi sakit, yaitu
mikroorganisme, parasit, kecelakaan, cacat bawaan dan nutrisi.
Mikroorganisme terdiri dari bakteri, virus, protozoa dan kapang yang semuanya dapat
menimbulkan penyakit infeksi pada sapi. Penggunaan desinfektan, perlakuan pemanasan
dan pengeringan cukup efektif untuk membunuh beberapa spesies bakteri. Membersihkan
kotoran ternak yang lebih sering serta membersihkan dan mendesinfektan peralatan atau
fasilitas dan sanitasi lainnya akan mencegah beberapa penyakit bakteri. Vaksinasi sangat
penting dilakukan untuk mencegah penyakit yang disebabkan oleh spora bakteri. Pemberian
antibiotik dan obat-obatan lain efektif untuk mengobati ternak yang terkena penyakit akibat
bakteri. Virus merupakan mikroorganisme yang paling kecil dan mampu menyebabkan
panyakit pada ternak. Virus tidak dapat dilihat dengan mikroskop biasa. Virus dapat menular
pada sel hidup yang lain serta tumbuh dan berkembang biak. Penyebaran virus sangat cepat
sehingga penyakit yang disebabkan oleh virus mudah menular pada ternak yang lain.
Parasit adalah organisme yang hidupnya bergantung pada organisme lain. Parasit
adalah penyebab penyakit yang paling luas pada ternak. Sebagian besar ternak pernah
terinfeksi oleh satu atau beberapa parasit, misalnya parasit internal (cacing), parasit
eksternal (kutu, caplak, tengu/mites) atau kedua-duanya selama ternak hidup. Pemeriksaan
rutin pada ternak perlu dilakukan dan segera diberi insektisida yang sesuai (untuk parasit
2
eksternal) serta adanya program sanitasi yang baik untuk membantu mencegah masalah
parasit ini.
Luka, lebam, keseleo, patah tulang dan kecelakaan lain dapat berakibat besar pada
keseluruhan kesehatan dan produktivitas ternak. Luka kecil seringkali menjadi masalah
serius bila terjadi infeksi. Keseleo akan menghambat gerakan ternak untuk mendapatkan
pakan. Kondisi tersebut dapat menyebabkan ternak yang tidak cukup mendapat pakan,
sehingga ADG, efisiensi pakan dan produksinya akan menurun.
Masalah kesehatan sapi juga dapat disebabkan oleh tidak cukupnya nutrisi yang masuk
ke dalam tubuh ternak. Ternak tidak akan tumbuh maksimal bila pakan kurang baik atau
kurang menerima nutrisi seperti protein, Karbohidrat, Lemak, vitamin, mineral dan air yang
tidak seimbang. Tidak cukupnya nutrisi dapat mengakibatkan penyakit seperti grass tetany,
milk fever, ketosis, white muscle dissease. Selain itu pakan yang kurang akan menimbulkan
masalah parasit, gangguan pencernaan, kegagalan reproduksi dan penurunan produksi.
14.4 Mencegah serangan dan penularan penyakit
Walaupun Indonesia sampai saat ini masih dinyatakan terbebas dari berbagai
penyakit menular yang bersifat zoonosis (bisa menular pada manusia) seperti penyakit PMK,
tetapi tetap harus melakukan berbagai upaya pencegahan, antara lain :
14.4.1 Menggunakan kandang karantina
Sapi-sapi yang baru didatangkan dari luar sebaiknya dimasukkan ke dalam kandang
karantina sebelum dimasukkan ke kandang pemeliharaan. Di kandang tersebut, sapi-sapi
diobservasi untuk mencegah penularan penyakit dari sapi yang baru datang ke sapi yang
sudah lama berada di lokasi usaha peternakan. Di kandang karantina, sapi-sapi pendatang
baru juga akan menjalani proses adaptasi dengan lingkungan baru, biasanya selama 7 – 10
hari. Selama 7 hari pertama sapi sebaiknya diberi vitamin dan obat cacing. Kandang
karantina juga dipakai untuk memisahkan sapi-sapi yang sakit dari sapi sehat. Tujuannya
untuk mencegah penularan penyakit yang bisa berakibat fatal pada sapi sehat.
14.4.2 Melarang impor sapi atau daging sapi dari negara yang tidak bebas PMK.
Salah satu masalah yang saat ini sedang dihadapi Indonesia adalah adanya impor
daging ilegal dari India. Seperti diketahui, India adalah negara yang belum bebas dari
penyakit mulut dan kuku. Karena itu impor daging ilegal dari India bisa menyebabkan
3
berjangkitnya penyakit tersebut di Indonesia. Untuk itu diharapkan pemerintah dapat
bertindak tegas terhadap para penyelundup yang hanya berorientasi pada keuntungan
semata, tanpa mempertimbangkan faktor kesehatan msyarakat.
14.4.3 Vaksinasi berkala
Beberapa penyakit pada sapi potong yang disebabkan oleh virus saat ini sudah bisa
dicegah dengan vaksinasi. Misalnya Anthrax, Jembrana dan Septicaemia epizootica. Khusus
untuk sapi-sapi induk yang dipelihara untuk menghasilkan bakalan, vaksin biasanya
diberikan secara berkala setiap 6 bulan atau satu tahun sekali. Pemberian vaksin dimulai
ketika sapi masuk lokasi usaha peternakan. Sementara itu, untuk sapi bakalan yang hanya
dipelihara dalam waktu singkat (kurang dari 6 bulan), program vaksinasi cukup diberikan
satu kali.
14.4.4 Pemberian obat cacing secara berkala
Pada saat sapi-sapi mulai dimasukkan ke dalam kandang untuk digemukkan, obat cacing
sudah harus diberikan untuk mencegah pemborosan pakan. Untuk sapi bakalan, obat cacing
cukup diberikan pada saat pertama kali sapi masuk kandang, sedangkan pada induk
penghasil bakalan sebaiknya obat cacing diberikan secara berkala setiap 6 bulan sekali.
14.4.5 Menjaga kebersihan lingkungan
Setiap kali terjadi pergantian sapi, sebaiknya kandang dibersihkan dengan desinfektan.
Apabila air melimpah, kandang dapat dibersihkan setiap hari, termasuk juga memandikan
sapi. Pembersihan kotoran dapat dilakukan 2 – 3 kali sehari.Tingkat sanitasi lingkungan dan
higienis merupakan indikator kebaikan manajemen kesehatan ternak. Oleh karena itu, ada
beberapa hal yang harus diperhatikan, yaitu :
a. Sanitasi lingkungan yang terbaik adalah terjaganya kebersihan. Penyakit yang
disebabkan oleh mikroorganisme dan parasit akan lebih mudah berkembang biak pada
lingkungan yang kotor.
b. Keadaan yang harus suci hama pada peralatan operasional yang digunakan dalam
tatalaksana sehingga menjamin kesehatan ternak.
c. Menggunakan
beberapa
desinfektan.
Desinfektan
harus
efektif
menyerang
mikroorganisme secara luas, efektif dalam konsentrasi rendah, ekonomis, tidak
menyebabkan iritasi, korosif, tidak menyebabkan noda (meninggalkan warna), tidak inaktif
oleh bahan organik atau mineral, stabil dalam penyimpanan dan penggunaan, mudah
diaplikasikan dan efektif dalam periode pendek atau pada suhu rendah.( Akoso 1996 )
4
14.5 Pengendalian Penyakit
Pengendalian penyakit mutlak dilakukan dalam usaha peternakan, karena menjadi
salah satu faktor keberhasilan dalam usaha tersebut . Menurut Yunilas (2011) program
pengendalian penyakit ada dua yaitu :
14.5.1 Program pencegahan penyakit dan kontrol ternak dikandang
Pengawasan penyakit seharusnya lebih mudah pada pemeliharaan secara intensif
dibanding ekstensif, namun secara umum masalah-masalah yang dihadapi adalah identik.
Masalah-masalah yang berhubungan dengan penggelolaan sapi pedaging secara intensif:
1.
Walaupun sapi tidak digembalakan, pengawasan terhadap caplak masih sangat perlu
pada daerah yang belum bebas caplak dan jangan dilalaikan.
2.
Pengawasan terhadap parasit dalam, juga masih diperlukan terutama pada ternak yang
lebih muda, dimana banyak parasit yang mungkin terdapat pada hijauan yang dipotong di
lapangan.
14.5.2 Program pencegahan penyakit dan kontrol ternak di ranch
Masalah-masalah yang berhubungan dengan penggelolaan sapi di ranch:
a. Penyakit mulut dan kuku
b. Penyakit-penyakit wabah dan beberapa parasil eksternal dapat diatasi dengan program
pemberantasan berencana, perbaikan produksi dan distribusi vaksin dan perbaikan
makanan serta pengelolaan.
c. Pedet muda lebih mudah terserang penyakit pneumonia pada udara yang sangat lembab.
d. Perlu adanya program pengendalian caplak di lapangan.
14.6 Aspek-Aspek Yang Harus Dikelola Secara Profesional Dalam Upaya Menjaga
Kesehatan Ternak Adalah:
14.6.1 Penyediaan Fasilitas Kesehatan
Dalam perencanaan kandang, fasilitas kesehatan mutlak diperlukan, termasuk
minimal seorang ahli dikandang kesehatan. Dalam hal ini bisa dokter hewan atau tenaga
laboran (khusus meneliti penyebab penyakit pada ternak). Fasilitas kesehatan yang penting
antara lain:
a. Ruang karantina/isolasi
5
Biasanya dilengkapi dengan lampu infra merah. Tujuan memberi suasana hangat dan
kering sehingga bibit penyakit tidak tahan/berkembangbiak di tempat tersebut.
b. Fasilitas dipping atau spraying
Dipping merupakan kolam dengan kedalaman dan panjang tertentu tergantung jenis
ternak. Spraying berupa lorong/ruangan yang dilengkapi shower-shower dibagian atapnya,
dapat difungsikan secara otomatis/manual.
c. Kandang jepit atau notstal
Sebagai tempat memberikan perlakuan kesehatan pada ternak dapat berupa
vaksinasi, suntik, penimbangan dan lain-lain.
14.6.2 Tindakan Preventif Secara Umum (Terhadap Lingkungan).
a. Pastikan areal peternakan bebas dari penyakit menular.
Tindakan : lakukan sanitasi lingkungan secara menyeluruh.
b. Pembuatan kandang dan perlengkapan memenuhi syarat kesehatan.
Contoh: cukup ventilasi, tidak lembab, sesuai arah angin dan arah datangnya sinar
matahari, tidak tergenang air dan fasilitas pembuangan dan pengolahan limbah dan lainlain.
c. Menjaga kebersihan kandang dan peralatan. Dengan cara pemakaian densifektan,
pembersihan dan pencucian secara rutin.
14.6.3 Tindakan Preventif Secara Khusus (Terhadap Ternak).
14.6.3.1 Memandikan ternak
Kegiatan memandikan ternak terlihat sepele namun jika tidak
ditangani secara
rutin kerugian yang diakibatkan cukup besar. Memandikan dalam hal ini tidak hanya
dalam arti membersihkan dari kotoran yang melekat dibadan tapi juga sekaligus
dilakukan pengobatan eksternal terhadap kuku, parasit , jamur , kudis dll yang sifatnya
menggangu kesehatan kulit. Untuk memandikan ternak sapi ini perlu disediakan fasilitas
seperti dipping atau spraying. Dipping merupakan kolam dengan kedalaman dan panjang
(ukuran) tertentu tergantung jenis ternak. Sedangkan spraying berupa lorong/ruangan yang
dilengkapi shower-shower dibagian atapnya, dapat difungsikan secara otomatis/manual.
Biasanya air yang digunakan telah dicampur dengan obat-obatan dalam konsentrasi
tertentu sesuai dengan pengobatan apa yang dilakukan.
Masing-masing fasilitas tersebut memiliki kelebihan maupun kelemahan:
6
1. Kelebihan fasilitas dipping adalah pengobatan lebih sempurna karena air yang
mengandung obat-obatan dalam konsentrasi tertentu mencapai bagian tubuh yang
tersembunyi, namun kelemahannya konsentrasi obat-obatan berkurang bila hujan turun.
2. Sedangkan kelebihan fasilitas spraying adalah air yang mengandung obat-obatan
konsentrasinya dapat dipertahankan namun pengobatan kurang sempurna karena air yang
mengandung obat-obatan tersebut tidak mencapai bagian tubuh yang tersembunyi.
Kegiatan memandikan ternak dilakukan dengan caranya ternak digiring masuk ke
dalam kolam (dipping) atau ke lorong (spraying). Dipping/spraying ini tata letaknya berada
di dekat pintu ke arah yard (exercise). Setelah dimandikan ternak dibiarkan beberapa saat
berjalan-jalan bebas untuk mengeringkan badan di areal terbuka kena matahari pagi, dan
kegiatan memandikan ternak pada pagi hari, 1 – 2 minggu sekali tergantung keperluan.
14.6.3.2 Vaksinasi
Vaksinasi ini untuk menciptakan kekebalan tubuh terutama terhadap penyakitpenyakit menular.
Contoh:
1. Penyakit antrax (radang limpa)
2. Penyakit SE (septichaemia epizootica/penyakit ngorok).
3. Penyakit brucellosis
4. Penyakit puru, dakangan
Ini belum termasuk vaksin yang biasanya diberikan saat ternak baru tahap penyapihan.
Contoh: para influensa 3 (PI-3, )BVO (bovine virus diare), Clostridial infections dan lain
sebagainya.
14.6.3.3 Isolasi/karantina
Terutama diberlakukan bagi ternak-ternak yang baru di datangkan dari luar peternakan,
baik sapi bakalan maupun bibit jantan/betina. Ini dilakukan untuk mencegah masuknya bibit
penyakit yang bisa terbawa oleh ternak sehingga perlu pemeriksaan terlebih dahulu dengan
masa karantina + 3 minggu. Dilakukan selama 3 minggu karena umumnya masa inkubasi
kuman tampak gejala-gejalannya setelah 2 mingggu. Kalau dalam 2 minggu aman maka
ternak baru bisa dicampur dengan ternak lain di kandang pemeliharaan.
7
14.6.3.4 Potong kuku
Potong kuku dilakukan untuk mencegah penyakit foot root (busuk kuku) yang bakteri
penyebabnya senang tinggal dikotoran yang ada disela-sela kuku.
1) Jika kuku panjang maka rongga yang dibagian bawah kuku semakin luas untuk dipenuhi
kotoran sehingga menjadi tempat yang nyaman bagi bakteri.
2) Kemungkinan luka akibat kuku patah pada ternak yang kukunya panjang.
3) Jalan pincang.
14.6.3.5 Pengawasan terhadap pakan
Banyak penyakit yang timbul akibat kurang pengawasan pakan yang diberikan.
Apalagi sistem pasture yang hijauanya mencari sendiri. Disamping penyakit akibt defisiensi
suatu mineral/vitamin juga misalnya:
1) Kembung perut (tympani) yaitu penyakit yang disebabkan akibat terlalu banyak
makanan hijauan segar muda/pada pagi hari. Gejalanya ternak gelisah, lambung kiri
bengkak membesar, tidak mau makan menyebabkan kematian.
2) Kejang rumput (grass titani) yaitu akiba makan hijauan muda berlebihan sehingga
defisiensi mineral Mg.
3) Keracunan yaitu akibat beberapa jenis hijauan, pakan/konsentrat berjamur.
14.6.4 Tindakan kuratif (pengobatan)
Hal ini dilakukan apabila ternak sudah terserang penyakit. Umumnya penyakit-penyakit
yang munculnya tiba-tiba dan mematikan, atau penyakit yang tidak mematikan tapi dapat
menurunkan bobot badan secara dratis perlu diwaspadai. Banyak sekali penyakit yang
menyerang ternak sapi, kambing domba tetapi yang perlu diwaspadai antara lain
a.
Penyakit jembrana (rawa dewa) sapi bali’
Gejala:
1.
Demam tinggi pada umur 3 – 4 tahun
2.
Tidak nafsu makan
3.
Pengeluaran air liur dan inggus berlebihan
4.
Permukaan kulit timbul bintik-bintik merah yang sulit hilang
8
Penyebab:Virus
Penyakit tidak mematikan tetapi dapat menimbulkan keguguran bila menyerang ternak
bunting. Penurunan berat badan akibat nafsu makan menurun.
Pengobatan: Tetrasilin dan kloromfenikol
b.
Penyakit ingusan
Gejala:
1.
Menyerang semua umur
2.
Demam tinggi
3.
Ingus keluar berlebihan
4.
Kornea mata keruh, penglihatan terganggu
5.
Dapat menyebabkan kematian bila parah
Penyebab:Virus herves
Belum ada pengobatan khusus sehingga tindakan preventif lebih diutamakan.
c.
cacing hati
Dejala:
1. Ternak lesu, mata membengkak, berat badan cepat menurun/kurus.
2. Bulu kasar/kusam
3. Dapat menyebabkan kematian
Penyebab: Cacing basiola sp (F.hepaica)
Pengobatan: Peperazin, Albandazole oral, Valbazen, Nitrocymic suntik, Dovanile (Subroto ,
1995 )
9
D. Soal Latihan
E. Referensi
10
Download