Bersahabat Dengan Asma Hidup dengan asma berarti harus bisa mengontrol penyakit asma. Istilah kontrol suatu penyakit biasanya digunakan pada penyakit kronis yang belum memungkinkan penyembuhannya dengan pengobatan yang ada saat ini. Asma yang tidak terkontrol menyebabkan gejala sesak napas, batuk, mengi dan bila terjadi pada malam hari dapat menyebabkan gangguan tidur. Bila gejala bertambah berat tidak jarang penderita dibawa ke dokter atau gawat darurat di rumah sakit. Meski jarang dilaporkan, asma dapat menyebabkan kematian. Badan Kesehatan Dunia (WHO) melaporkan paling tidak setiap tahun 255.000 pasien meninggal karena asma dan 80% justru terjadi di negara berkembang. Suatu penelitian di masyarakat Eropa Barat, menunjukkan ternyata hanya 5% pasien penyakit asam yang terkontrol cukup baik. Di Rumah Sakit Dr. Cipto Mangunkusumo Jakarta, pasien-pasien penyakit asma yang berobat di Poliklinik Alergi Penyakit Dalam menunjukkan 64% pasien tidak terkontrol, 28% terkontrol baik dan 5% terkontrol sepenuhnya. Tentu saja pasien penyakit asma yang berobat di rumah sakit akan lebih tinggi tingkat kontrolnya dibanding dengan yang ada di masyarakat, karena umumnya pasien yang berobat lebih teratur mendapat penyuluhan dan pengobatan yang relatif lebih baik. Bahkan suatu penelitian yang melibatkan 3400 pasien di berbagai negara dapat mencapai kontrol asma yang baik sebesar 71% asalkan dilakukan pengawasan dengan teratur dan memakai obat kombinasi steroid hirup dan bronkodilator aksi panjang. Manfaat yang akan diperoleh bila penyakit asma kita terkontrol adalah gejala asma berkurang atau tidak ada, kualitas hidup penderta menjadi lebih baik, perawatan ke rumah sakit dan kunjungan darurat ke dokter jauh lebih jarang dibanding dengan penderita asma yang tidak terkontrol. Tentu saja kematian banyak terjadi pada asma yang tidak terkontrol. 1/3 Bersahabat Dengan Asma Nathan, dkk dari Amerika Serikat memperkenalkan Asthma Control Test (ACT) atau dalam Bahasa Indonesia menjadi Tes Kontrol Asma (TKA) yaitu berupa formulir yang berisi 5 pertanyaan mengenai asma. Anda bisa mendapatkan formulir atau booklet ini dengan mengunjungi dokter. Setiap pertanyaan TKA mempunyai skor 1 sampai 5, sehingga nilai terendah ACT adalah 5, sedangkan maksimal 25. Interpretasi dari skor tersebut terbagi ke dalam 4 golongan yaitu asma tidak terkontrol, terkontrol buruk, terkontrol baik, dan terkontrol total/sempurna. Penilaian berdasarkan skor tersebut memudahkan dokter untuk menentukan sikap, apakah regimen pengobatan yang sedang dipakai pasien akan diteruskan, dinaikkan atau diturunkan. Bersahabat Dengan Penyakit Asma Tak ada pilihan, untuk hidup dengan asma memang perlu mengenali dan bersahabat dengannya. Bagi yang sering kumat saat malam hingga dini hari misalnya, harus menggunakan obat asma yang daya kerjanya lama sehingga kualitas tidur tidak perlu terganggu. Saat ini telah tersedia obat- obat asma yang long acting sifatnya, baik dalam bentuk yang diminum ataupun disemprot/diisap. Obat-obat ini bisa bekerja selama 12-24 jam sehingga cukup dipakai 1-2 kali sehari saja. Pasien asma juga dianjurkan untuk memeriksakan diri secara teratur ke dokter. Karena bisa saja kondisi penyakit bertambah ringan atau sebaliknya sehingga baik obat maupun cara hidup perlu disesuaikan. Jenis makanan dan minuman juga perlu diamati, mana yang sering memicu serangan dan kemudian hindarilah. Hasil penelitian menunjukkan, bukan hanya mi instan yang bisa 2/3 Bersahabat Dengan Asma memunculkan asma, tetapi juga pewarna makanan, seperti tartrazine, pengawet makanan seperti metabisulfit, serta penyedap rasa (monosodium glutamat) yang banyak digunakan di warung-warung makan. Pasien asma juga harus menjaga kebugaran tubuhnya. Kini banyak rumah sakit yang mengadakan senam asma. Senam asma tidak muncul secara tiba-tiba. Sebelumnya sudah ada senam jantung dan aerobik. Di sebuah simposium pada tahun 1980-an, beberapa dokter berkumpul, antara lain dokter paru, dokter rehabilitasi medik, dokter faal, dan dokter olahraga untuk menciptakan secara bersama-sama. Gerakan senam asma diciptakan untuk memperkuat otot- otot pernapasan. Gerakan senam asma terdiri atas beberapa bagian. Di awal ada peregangan otot, kemudian masuk ke gerakan senam asma inti A dan gerakan senam asma inti B serta selanjutnya gerakan aerobik untuk mereka yang masih kuat. Sebelum dilanjutkan aerobik, masing-masing anggota harus memeriksa denyut nadinya. Karena aerobik mengeluarkan banyak tenaga, hanya pasien yang masih kuat dan normal detak nadinya boleh mengikutinya. Hidup bersahabat dengan asma akan mengurangi terjadinya serangan asma dan meningkatkan kualitas hidup penderita asma. Pada akhirnya, asma bukan menjadi masalah. 3/3