1 fungsi tradisi goba-goba menyambut hari raya idul

advertisement
FUNGSI TRADISI GOBA-GOBA MENYAMBUT HARI RAYA IDUL
FITRI BAGI MASYARAKAT BIDAR ALAM KECAMATAN SANGIR
JUJUAN KABUPATEN SOLOK SELATAN
JURNAL
ERWIN LUTER
NIM. 09070140
PROGRAM PENDIDIKAN SOSIOLOGI
SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
( STKIP ) PGRI SUMATRA BARAT
PADANG
2014
1
FUNGSI TRADISI GOBA-GOBA MENYAMBUT HARI RAYA IDUL FITRI BAGI
MASYARAKAT BIDAR ALAM KECAMATAN SANGIR JUJUAN KABUPATEN SOLOK
SELATAN
Erwin Luter1, Adiyalmon2 Darmairal Rahmad 3
Program Studi Pendidikan Sosiologi
STKIP PGRI Sumatera Barat
ABSTRACT
Natural Bidar Society welcomes Idul Fitri , which is still performed and maintained by
the community . Even by modernization and globalization does not make them abandon a tradition
that often they do, but keep it up to date . A custom made repeatedly by the people of Bidar Nature
indicates that the tradition of an important thing for the people of Bidar Alam , District Sangir
Jujuan , Solok Selatan District . Still does tradition - Goba Goba is assumed by society because
society has a function for Natural Bidar . Existence of Goba - Goba tradition commemorating the
victory of the Islamic religion that is the Eid The formulation of the problem of this study were 1 )
Why Natural Bidar communities still maintain event - Goba Goba 2. What is the function for
society Goba Goba - Alam District of Sangir Jujuan Bidar District South Solok While the purpose
of the research community to 1. Why Natural Bidar still maintaining event - Goba Goba Goba 2.
What is the function for the community - Goba Natural Bidar District of Sangir Jujuan , South
Solok. This research approach is qualitative descriptive research to develop the type of problem
being investigated. The sampling technique was purposive sampling technique . The technique of
collecting data through observation , interview and documentation . This data was analyzed using
data analysis : data reduction , data presentation and conclusion. Based on the results it is
concluded that : 1 ) Natural Bidar Community .Alasan still maintaining event - Goba Goba
welcome Idul Fitri a) the reason the youth village . b ) the reason religious leaders . c ) the reason
natural bidar village communities and 2 ) The function Goba - Goba for Community Natural Bidar
District of Sangir Jujuan , South Solok a) Function tradition Goba - Goba welcome Idul Fitri b )
Rights and Obligations of Society in a tradition Goba - Goba . c ) Describe the Goba - Goba
Tradition Welcoming Idul Fitri
Keyword : Tradition, community
1
Mahasiswa Pendidikan Sosiologi, PIPS STKIP PGRI Sumatera Barat
Pembimbing 1 dan dosen Pendidikan Sosiologi, PIPS STKIP PGRI Sumatera Barat
3
Pembimbing 2 dan dosen Pendidikan Sosiologi, PIPS STKIP PGRI Sumatera Barat
2
PENDAHULUAN
Kegiatan tradisi dalam masyarakat Minangkabau merupakan warisan budaya sebagian
masyarakatnya, kebudayaan dan adat istiadat memberikan arahan dan aturan berupa ide-ide untuk
suatu tindakan dan karya manusia sehinga menghasilkan suatu tindakan. Tradisi yang kerap dilakukan
oleh masyarakat Minang Kabau terkait dengan upacara perkawinan, kelahiran, kematian, dan tradisi
keagamaan(Bahar, 2004:161 ). Tradisi lain yang kerap dilakukan oleh masyarakat Minangkabau terkait
dengan memperingati hari besar keagamaan adalah tradisi memperingati Hari Raya Idul Fitri. Tradisi
inipun dilakukan diberbagai daerah, hanya saja masyarakat disetiap daerah memiliki cara tersendiri
untuk merayakan Hari Raya Idul Fitri.
Di Bidar Alam, Kecamatan Sangir Jujuan, Kabupaten Solok Selatan menyambut Hari Raya Idul
Fitri dengan Tradisi Goba-Goba atau Api Obor Goba, dibakar saat Shubuh sampai terang terbitnya
mata hari. Tradisi ini didapat secara turun-temurun dari Nenek Moyang Masyarakat Bidar Alam yang
tidak dapat ditentukan kapan waktu dimulainya Tradisi menyambut Hari Raya Idul Fitri bagi
Masyarakat Bidar Alam, Kecamatan Sangir Jujuan, Kabupaten Solok Selatan (Dt.Rang Kayo Basa,
2014). Kebiasaan tradisi Masyarakat Bidar Alam menyambut Hari Raya Idul Fitri yang sampai
sekarang masih dilakukan dan dipertahankan oleh masyarakat.
Bahkan arus modernisasi dan globalisasi tidak membuat mereka meningalkan tradisi yang kerap
mereka lakukan, melainkan tetap mempertahankannya hingga sampai saat ini. Suatu kebiasaan yang
dilakukan berulangkali oleh masyarakat Bidar Alam menandakan bahwa tradisi tersebut suatu hal yang
penting bagi masyarakat Bidar Alam, Kecamatan Sangir Jujuan, Kabupaten SolokSelatan. Masih
dilakukannya tradisi Goba-Goba oleh masyarakat tersebut diasumsikan karna mempunyai fungsi bagi
masyarakat Bidar Alam.
Eksistensi dari tradisi Goba-Goba dalam memperingati kemenangan Agama Islam yaitu Hari
Raya Idul Fitri membuat penulis tertarik untuk meneliti fungsi dari tradisi Goba-Goba pada saat
memperingati Hari Raya Idul Fitri bagi masyarakat Bidar Alam, karena mengingat nagari lain yang
ada di Kecamatan Sangir Jujuan, Kabupaten Solok-selatan tidak melaksanakan tradisi ini.
Melihat hal inilah mendorong penulis tertarik mengetahui lebih dalam melalui penelitian dengan
judul “ Tradisi Goba-Goba menyambut Hari Raya Idul Fitri Bagi Masyarakat Bidar Alam Kecamatan
Sangir Jujuan Kabupaten Solok-Selatan.
BAHAN DAN METODE
Metode yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan tipe
deskriptif yakni meneliti hal-hal yang berhubungan dengan kehidupan sehari-hari dan lebih
mementingkan proses dibandingkan dengan hasil akhir (Afifudin, 2012:94). Teknik pengambilan
informan yang digunakan adalah tekhnik eksidental. Teknik eksidental merupakan cara pemilihan
informan dengan menjadikan siapa saja orang yang kebetulan ditemui menjadi informan (Mantra,
2004; 124). Adapun yang menjadi informan dalam penelitian ini adalah angota masyarakat yang
mengetahui tentang tradisi Goba-Goba menyambut Hari Raya Idul Fitri yang terdiri dari 22 (Dua
puluh dua) orang.
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah observasi, wawancara dan adapun
analisis data yang digunakan yaitu ada 3 cara yang digunakan yaitu reduksi data, penyajian data dan
verifikasi data.
HASIL PENELITIAN
1.
Alasan Masyarakat Bidar Alam masih mempertahankan acara Goba Goba menyambut
Hari Raya Idul Fitri
Goba-Goba/ seni api obor ini, memiliki fonomena yang tidak terlepas dari masalah kebudayaan.
Goba-Goba adalah kebudayaan suatu daerah, atau lingkungan masyarakat Nagari Bidar Aalam, yang
menjadi pengikat bagi masyarakat tersebut dalam lingkungan keluarga, kelompok kalbu, batin dan
sebagainya dalam masyarakat Nagari Bidar Alam.
dari hasil wawancara tersebut disimpulkan bahwa bagi masyarakat Bidar Alam Goba-Goba itu
penting bagi masyarakat tersebut, karena dengan Tradisi Goba-Goba/ seni api obor ini, memiliki
fonomena yang tidak terlepas dari masalah kebudayaan. Goba-Goba adalah kebudayaan suatu daerah,
atau lingkungan masyarakat Bidar Alam, yang menjadi pengikat bagi masyarakat tersebut yaitu Nagari
Bidar Alam. Tradisi Goba-Goba sangat penting dan sudah mendarah daging dalam diri masyarakat
Bidar Alam, karna tradisi Goba-Goba tradisi yang diwariskan oleh nenek moyang yang harus
dilestarikan dan tetap dilaksanakan di Nagari Bidar Alam.
Masyarakat Bidar Alam mempunyai hak atas tradisi Goba-Goba untuk melihat dan menggikuti
dari proses sampai acara tradisi Goba-Goba berlansung, namun masyarakat Bidar Alam mempunyai
kewajiban untuk tetap mempertahankan dan melestarikan tradisi Goba-Goba yang sudah diwariskan
oleh nenek moyang masyarakat Bidar Alam.
Bagi masyarakat Bidar Alam, Goba-Goba itu penting, karena dengan Tradisi Goba-Goba/
seni api obor ini, memiliki fonomena yang tidak terlepas dari masalah kebudayaan. Goba-Goba adalah
kebudayaan suatu daerah, atau lingkungan masyarakat Bidar Alam, yang menjadi pengikat bagi
masyarakat Nagari Bidar Alam.
2.
Fungsi Goba-Goba bagi Masyarakat Bidar Alam Kecamatan Sangir Jujuan, Kabupaten
Solok Selatan
Fungsi suatu praktek sosial tertentu merupakan sumbangannya terhadap kehidupan sosial secara
keseluruhan untuk memberikan fungsi kepada seluruh sistem sosial” (Pitchard, 1986 : 69). Yang
dimaksudkan fungsi dalam penelitian ini adalah defenisi fungsi yang diungkapkan oleh Brown, yang
mendefenisikan fungsi sebagai sumbangan yang diberikan oleh kegiatan bagian-bagian kepada seluruh
kegiatan dimana bagian itu merupakan salah satu dari keseluruhan.
Goba-Goba/ seni api obor ini, memiliki fonomena yang tidak terlepas dari masalah kebudayaan.
Goba-Goba adalah kebudayaan suatu daerah, atau lingkungan masyarakat pemiliknya, yang menjadi
pengikat bagi masyarakat tersebut dalam lingkungan keluarga, kelompok kalbu, batin dan sebagainya
dalam masyarakat Nagari Bidar Alam.
Goba-Goba/seni api obor ini, telah di laksanakan sejak lama dan di ajarkan secara turun temurun
oleh generasi generasi sebelumnya untuk di lestarikan. Sehinga sampai saat ini, Goba-Goba masih di
laksanakan oleh masyarakat bidar alam, kecamatan sangir jujuan, kabupaten solok selatan. Untuk
memeriahkan suasana penyambutah Hari Raya Idul Fitri dengan tradisi Goba-Goba. Yang dikatakan
oleh tokoh agama Nagari Bidar Alam yaitu. H. Harmaini (kali panai) 54 tahun.
Berdasarkan hasil wawancara tokoh Agama di atas bahwa tradisi Goba-Goba memiliki fungsi bagi
Masyarakat Bidar Alam yaitu. 1) Goba-Goba dan meriam bambu berfungsi sebagai penyambutan Hari
Raya Idul Fitri bentuk cerminan semangat dalam beragama bagi Masyarakat Bidar Alam. 2) Tradisi
Goba-Goba yang diiringi dengan bunyi-bunyian keras dan mengelegar, yang berfungsi untuk
membangunkan masyarakat dari tidur dan melaksanakan kewajiban yaitu sholat subuh dan memberi
tanda bahwa Hari kemenangan Islam sudah tiba. 3) Kemudian bagi masyarakat Bidar Alam berfungsi
sebagai momen bersilahturahmi dan saling memaafkan agar Hari Raya Idul Fitri disambut dengan suka
cita.
KESIMPULAN
1. Alasan Masyarakat Bidar Alam masih mempertahankan acara Goba-Goba menyambut Hari Raya
Idul Fitri adalah bahwa bagi masyarakat Bidar Alam Goba-Goba itu penting bagi masyarakat
tersebut, karena dengan Tradisi Goba-Goba/ seni api obor ini, memiliki fonomena yang tidak
terlepas dari masalah kebudayaan.
2. Fungsi Goba-Goba bagi Masyarakat Bidar Alam Kecamatan Sangir Jujuan, Kabupaten Solok
Selatan adalah 1) Goba-Goba dan meriam bambu berfungsi sebagai penyambutan Hari Raya Idul
Fitri bentuk cerminan semangat dalam beragama bagi Masyarakat Bidar Alam. 2) Tradisi GobaGoba yang diiringi dengan bunyi-bunyian keras dan mengelegar, yang berfungsi untuk
membangunkan masyarakat dari tidur dan melaksanakan kewajiban yaitu sholat subuh dan
memberi tanda bahwa Hari kemenangan Islam sudah tiba. 3) Kemudian bagi masyarakat Bidar
Alam berfungsi sebagai momen bersilahturahmi dan saling memaafkan agar Hari Raya Idul Fitri
disambut dengan suka cita.
DAFTAR PUSTAKA
Koentjaraningrat. 2009. Pengantar ilmu antropologi. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Meleong, Lexy J. 2010. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosda Karya.
Spradley P James, 1997, Metode Etnografi. Yogyakarta: Tiara Wacana.
Syaifuddin, Ahmad Fedyani. 2006. Antropologi Kontemporer. Jakarta: Prenada Media Group.
Download