Oseana, Volume XX, Nomor 4, 1995 : 35 – 41

advertisement
sumber:www.oseanografi.lipi.go.id
ISSN 0216 – 1877
Oseana, Volume XX, Nomor 4, 1995 : 35 – 41
BEBERAPA CATATAN TENTANG
BULU BABI MARGA DIADEMA
oleh
Herri Sugiarto dan Supardi *)
ABSTRACT
SOME NOTES ON DIADEMATID SEA URCHINS Diadematid sea urchins
of the tropical Indo-west Pacific and Atlantic lives among corals, rocks, sand flats,
and can be found on seagrass beds. Its depth distribution extends from low tide to
about 30 meter depth. In the Indo–west Pacific Diadema spp. are generally more
tightly concentrated into a band of 0–4 m depth on reef margins, moving into the
intertidal only at high tide. Diadematids are generally associated with cavities,
crevices, or overhangs for shelter from predation, although Diadema spp. can be
found in aggregations on sand flats and seagrass beds away from shelter.
Diadematids are typically more abundant in sheltered backreef habitats than in
areas directly exposed to wave impact. Several, aspects of its biology like
systematic, morphology, distribution, habitat, reproduction, predator, resource and
feeding mechanism, are discussed.
PENDAHULUAN
Diadema setosum, Diadema savignyi dan
Diadema mexicanum. Biota ini hidup tersebar
pada kedalaman antara 0 – 30 meter. Di
ekosistem terumbu karang, bulu babi marga
Diadema dapat menempati zona rataan pasir,
zona pertumbuhan algae, zona lamun dan
daerah tubir.
Makanan dari bulu babi marga
Diadema adalah berupa daun lamun, algae
dan dianggap sebagai biota herbivora. Tetapi
sesuai dengan tempat hidupnya biota ini bisa
beradaptasi sesuai dengan lingkungannya.
Dalam hal ini macam pakan bervariasi dari
nabati sampai hewani, seperti krustasea, foraminifera, polip karang dan algae benang
(BIRKELAND 1989).
Bulu babi merupakan biota laut
penghuni ekosistem terumbu karang dan
padang lamun yang sangat umum dijumpai di
perairan dangkal. Biota ini tersebar luas
mengikuti penyebaran terumbu karang.
Bentuk umum dari bulu babi marga
Diadema sebagaimana kelompok regularia
lainnya adalah seperti bola tertekan yang
membulat-oval. Berbeda dari kelompok
bintang laut dan bintang mengular, pada biota
ini tangan teredukasi sama sekali tetapi tetap
memperlihatkan pola simetris pentaradial.
Bulu babi marga Diadema terdiri dari
empat jenis yaitu Diadema antillarum,
35
Oseana, Volume XX No. 4, 1995
sumber:www.oseanografi.lipi.go.id
Secara ekonomis bulu babi marga
Diadema tidaklah mempunyai nilai yang
berarti. Di Pulau-pulau Seribu dan di beberapa
tempat di Maluku, bulu babi marga Diadema
dimakan sebagai makanan tambahan. Secara
ekologis bulu babi marga Diadema ikut andil
dalam proses bioerosi, disamping itu juga
ikut mempengaruhi populasi dan biomasa
d ar i k e lo mpok a lg ae dan la mun
(BIRKELAND 1989).
Dalam tulisan ini secara umum akan
diuraikan mengenai sistematika, ekologi, daur
hidup, pakan dan cara makan, serta asosiasi
dan predator dari biota ini.
Bangsa
: DIADEMATOIDA
Suku
: DIADEMATIDAE
Marga
: DIADEMA
Suku Diadematidae mempunyai sekitar
6 marga yaitu marga Astropyga,
Centrostephanus, Chaetodiadema, Diadema,
Echinothrix dan Lissodiadema. Marga
Diadema merupakan marga yang relatif kecil
yaitu dengan 4 jenis. Keempat jenis dari
marga Diadema hidup di perairan tropis dan
subtropis, yaitu :
1. Diadema antillarum, hidup di
Karibia
2. Diadema mexicanum, hidup di pantai
barat Amerika
3. Diadema setosum
4. Diadema savignyi
Kedua jenis Diadema yang disebutkan
belakangan hidup menyebar di kawasan Indo
Pasifik Barat.
KLASIFIKASI DAN MORFOLOGI
Klasifikasi
Bulu babi marga Diadema termasuk
kedalam filum Echinodermata. Nama echino
berarti duri dan dermata/dermis berarti lapisan
kulit. Jadi nama Echinodermata kurang lebih
berarti binatang yang mempunyai kulit berduri.
Bulu babi termasuk kedalam kelas Echinoidea.
Kelas Echinoidea ini mempunyai dua anak
kelas yaitu anak kelas Perischoechinoidea
dan anak kelas Euechinoidea.
Anak kelas Euechinoidea ini mempunyai empat induk bangsa (super ordo) yaitu
induk bangsa Diadematacea, Echinacea,
Guathostomata dan Atelostomata (ARNOLD
& BIRTLES 1989). Bulu babi marga Diadema
termasuk kedalam induk bangsa
Diadematacea.
Urutan sistematik menurut CLARK &
COURTMAN–STOCK (dalam ARNOLD &
BIRTLES 1989), adalah sebagai berikut :
Filum
: ECHINODERMATA
Kelas
: ECHINOIDEA
Anak kelas : EUECHINOIDEA
Induk bangsa : DIADEMATACEA
Morfologi
Bulu babi marga Diadema termasuk
kedalam kelompok bulu babi yang mempunyai
cangkang beraturan (regularia). Bentuk luar
cangkang berupa buah delima atau dengan
bentuk lebih tertekan/memipih memberikan
kesan setengah bola. Sebagaimana bentuk
umum bulu babi regularia, cangkang Diadema
tersusun dari ratusan keping-keping kecil
yang terpolakan dengan arsitektur yang unik
(Gambar 1).
Berbeda dengan kelas Asteroidea dan
Ophiuroidea, pada bulu babi tangan yang
berpola pentaradial absen sama sekali. Tetapi
lempengan-lempengan kapur tetap tersusun
dengan pola pentaradial simetri. Lima pasang
jalur keping ambulakral tersusun bergantian
dengan lima pasang jalur keping
interambulakral.
36
Oseana, Volume XX No. 4, 1995
sumber:www.oseanografi.lipi.go.id
Keping-keping ambulakral berukuran
lebih kecil dan mempunyai lubang-lubang
untuk keluar masuknya kaki tabung. Sedang
keping interambulakral berukuran lebih besar
dan melebar. Duri-duri utama (primary spines)
terletak pada keping interambulakral.
Sedangkan duri-duri kecil (secondary spines)
tersebar di semua keping (ambulakral dan
interambulakral).
Pada bagian tengah dari sisi aboral
terdapat kelompok keping "periproct" atau
sistem apikal dan pada bagian tengah dari sisi
oral terdapat kelompok keping peristomial.
Keping-keping ambulakral dan interambulakral berada antara sistem apikal dan sistem
peristomial.
Sistem apikal, pada bagian tengah
terdapat lubang anus yang dikelilingi oleh
keping-keping "periproct" dibatasi oleh 10
keping yang tersusun bergantian. Lima keping
utama yang berukuran lebih besar disebut
keping genital. Pada keping genital terdapat
gonopore yang berhubungan ke sistem
reproduksi. Lima keping okular berukuran
relatif lebih kecil. Pada salah satu keping
genital, biasanya yang berukuran paling besar
terdapat keping batu ajau "medreporite" disini
tempat bermuaranya sistem pembuluh air.
Sistem peristomial dikelilingi oleh
sederetan keping-keping berukuran kecil.
Bagian tengah dibangun oleh semacam selaput
kulit tempat menempelnya organ lentera
Aristoteles. Organ lentera Aristoteles berfungsi
sebagai rahang dan gigi.
Posisi anus, ukuran keping genital,
sebaran duri-duri primer, bentuk lentera
Aristoteles, ada atau tidaknya lubang antara
keping interambulakral adalah merupakan
karakter morfologis yang penting untuk
indikasi ke tingkat marga dan jenis. Bulu babi
marga Diadema dewasa bisa mencapai ukuran
cangkang 90 mm.
37
Oseana, Volume XX No. 4, 1995
sumber:www.oseanografi.lipi.go.id
Bulu babi jenis Diodema setosum bisa
dibedakan dari jenis Diadema savignyi dari
hadir dan absennya bintik putih sekitar sistem
apikal dan terdapatnya cincin merah bata di
pangkal kerucut anus. Kedua tanda tersebut
didapatkan pada Diadema setosum dan absen
pada Diadema savignyi.
tersebar luas di daerah Karibia. Sedangkan
bulu babi jenis Diadema setosum dan Diadema
savignyi tersebar luas di kawasan Indo Pasifik
Barat, yaitu dari pantai timur benua Afrika
sampai ke Hawaii dan dari daerah Jepang
Selatan sampai ke Karang Penghalang Besar
(Great Barrier Reef) di Australia.
Di daerah Karibia, bulu babi jenis
Diadema antillarum tidak dimanfaatkan
sebagai produk perikanan. Sedangkan
dikawasan Indo Pasifik Barat bulu babi jenis
Diadema setosum dimakan oleh nelayan lokal
terutama di Filipina dan Indonesia (AZIZ
1993).
Suatu misteri belum terungkapkan yaitu
bulu babi jenis Diadema antillarum yang
hidup di Karibia pada tahun 1983 dan 1991
mengalami kematian massal. Penyebab
kematian massal ini belum sepenuhnya
terungkapkan, tetapi diduga disebabkan oleh
sejenis mikroba laut (AZIZ 1995).
HABITAT DAN SEBARAN
Habitat
Bulu babi marga Diadema mempunyai
tempat hidup dan sebaran menurutkan pola
sebaran terumbu karang. Selain itu bulu babi
ini juga tersebar di pantai berbatu dan di
padang lamun.
Di daerah ekosistem terumbu karang,
bulu babi marga Diadema bisa menempati
rataan pasir, daerah pertumbuhan algae dan
daerah tubir karang. Di zona rataan pasir dan
daerah pertumbuhan algae, bulu babi ini
hidup mengelompok dalam kelompok besar.
DARSONO & AZIZ (1979), melaporkan
bahwa bulu babi jenis Diadema setosum di
Pulau Tikus, gugus Pulau Pari bisa
mengelompok sampai 3.000 individu meliputi
area seluas 7.850 m2. Sedangkan di daerah
tubir karang bulu babi ini hidup dalam
kelompok kecil atau hidup menyendiri dalam
lubang karang mati.
Kehidupan mengelompok adalah
merupakan adaptasi khusus untuk melindungi
diri dari serangan ikan predator dan juga
mempermudah pertemuan sel telur dan sperma
di saat musim memijah (PEARCE & ARCH
1969)
MAKANAN DAN CARA MAKAN
Bulu babi marga Diadema sebagaimana
kelompok regularia pada umumnya adalah
pemakan tumbuhan atau herbivora.
Makanannya bisa berupa daun lamun dan
algae. Tetapi berdasarkan analisis isi lambung
dan percobaan akuarium ternyata bahwa bulu
babi marga Diadema cenderung sebagai
pemakan segala atau omnivora (LAWRENCE
1975, AZIZ 1978).
Bulu babi marga Diadema sebagaimana
bulu babi kelompok regularia lainnya
menggunakan organ lentera Aristoteles secara
aktif untuk memotong dan mengunyah
makanannya. Selanjutnya LAWRENCE
(1975) melaporkan bahwa bulu babi jenis
Diadema antillarum dan Diadema setosum
mengkonsumsi lamun, algae coklat, krustaea,
foraminifera, karang, dan algae benang sebagai
makanannya.
Sebaran
Bulu babi marga Diadema tersebar
luas di sepanjang pantai bersuhu panas (tropis
dan subtropis). Penyebarannya terutama
bersamaan dengan pola penyebaran binatang
karang. Bulu babi jenis Diadema antillarum
38
Oseana, Volume XX No. 4, 1995
sumber:www.oseanografi.lipi.go.id
Selatan) bulu babi jenis Diadema setosum
memijah pada bulan-bulan paling panas yaitu
bulan Juli sampai Agustus (KOBAYASHI
dan NAKAMURA 1967, PEARSE 1970).
Di Singapura, Indonesia dan Filipinna
bulu babi jenis Diadema setosum memijah
sepanjang tahun dengan puncaknya pada bulan
Oktober (HORI et al., 1986), April Oktober
dan Januari(AZIZ & DARSONO 1979), Juli,
November dan Januari (DARSONO 1993),
April-Juni TUASON & GOMEZ 1979).
Dalam pencernaan makanan, pada bulu
babi terdapat semacam kelenjar penghasil
enzim, yaitu proteinase, amylase dan lipase
yang membantu sistem pencernaan. Absennya
enzim selulose diduga digantikan fungsinya
oleh aktifitas bakteri lambung (AZIZ 1978).
DAUR HIDUP
Sebagaimana fauna ekhinodermata
pada umumnya bulu babi marga Diadema
mempunyai kelamin yang terpisah. Pada
musim memijah sel telur dan sperma dilepas
kemedium air laut di sekitarnya. Sifat agregrasi
atau hidup mengelompok diduga ikut
membantu mempermudah proses fertilisasi.
Zygote sebagai hasil pertemuan sperma dan
sel telur akan mengalami fase-fase pembelahan
sampai ke stadium morula, blastula, dan
gastrula. Gastrula selanjutnya akan
berkembang menjadi larva pluteus yang hidup
bebas sebagai plankton yang mempunyai
bentuk simetris bilateral.
Larva pluteus bila menemui substrat
keras seperti karang mati, cangkang keong
atau batu akan mengalami penempelan (settling larva), kemudian akan mengalami
metamorfosa dan menjelma menjadi bulu
babi kecil.
Menurut PEARSE (1970), invertebrata
yang hidup di tropis dapat memijah sepanjang
tahun. Hal yang mempengaruhi pemijahan
adalah suhu dan tersedianya makanan yang
cukup. YOUNG (dalam HORI et al. 1986),
mengatakan bahwa titik kritis untuk Diadema
setosum adalah suhu sekitar 25°C, artinya
dibawah 25°C aktifitas reproduksi terhambat.
Di tropis dimana suhu air selalu diatas 25°C
memungkinkan Diadema setosum memijah
sepanjang tahun (PEARSE 1970, TUASON
& GOMEZ 1979, HORI et al. 1986). Di
perairan subtropis utara (Suez dan Jepang
ASOSIASI DAN PREDATOR
Asosiasi
Ikan-ikan kecil marga Aeoliscus
strigatus sering kali berlindung di duri-duri
marga Diadema, terutama pada Diadema
yang hidup mengelompok. Ikan ini berbentuk
pisau dan bergerak naik-turun vertikal. Bila
merasa terganggu ia akan turun dan
bersembunyi diantara duri-duri yang tajam.
Ikan-ikan ini hidup mencari makan bersama
kelompok bulu babi. Selain ikan pisau-pisau,
ikan-ikan kecil marga Apogon seringkali
ditemukan bermain dan bersembunyi diantara
duri-duri bulu babi ini.
Predator
Walaupun bulu babi marga Diadema
mempunyai duri-duri yang panjang dan tajam,
namun hewan ini tak luput dari incaran ikanikan predator. Predator bulu babi adalah ikanikan dari marga Haemulon, Batistes,
Anisotremus,
Calamus,
Diodon
dan
Canthidermis. Tidak kurang dari 34 jenis
ikan karang yang memangsa bulu babi
(RANDALL dalam BIRKELAND 1989).
Mula-mula ikan menyemprot bulu babi dengan
kuat sampai cangkangnya terbalik. Kemudian
dengan mudah ikan bermulut lancip tersebut
menyerang bagian sisi oral yang tidak
39
Oseana, Volume XX No. 4, 1995
sumber:www.oseanografi.lipi.go.id
AZIZ, A. dan P, DARSONO 1979.
Reproduksi bulu babi, Diadema
setosum di daerah gugus Pulau Pari,
Pulau-pulau Seribu, Jakarta. Makalah
dibacakan pada Kongres Nasional
Biologi IV, Bandung : 10 pp
BAUER, J.C. 1980. Observations on geographic variations in population density of the Echinoid Diadema
antillarum within the Western Atlantic, Bull. Mar. Sci. 30 : 509 – 514.
BIRKELAND, C. 1989. The influence of
echinoderms on coral reefs communities. In : JANGOU, M. and J.M.
LAWRENCE (eds.) Echinoderm studies, A.A. Balkema, Rotterdam : 79 pp.
CLARK, A.M. and F.W.E. ROWE 1971.
Monograph of shallow water Indowest Pacific Echinoderms. London,
Trustees of British Museum : 171–210.
DARSONO, P. dan A. AZIZ 1979. Beberapa
catatan populasi bulu babi, Diadema
setosum (LESKE), di terumbu Pulau
Pan, Pulau-pulau Seribu. Makalah
dibacakan pada Kongres Nasional
Biologi IV, Bandung : 18 pp.
DARSONO, P. 1993. Gametogenesis pada
bulu babi, Diadema setosum di Pulau
Pari, Pulau-pulau Seribu. Oseanologi
dan Limnologi di Indonesia 27 : 21–31
HORI, R., V.P.E. PHANG and T.J. LAM
1986. Reproductive pattern of the sea
urchin, Diadema setosum on Coral
Reef of Singapore. Proc. Intl. Conf.
Dev. Managt. Trop. Living Aquat.
Resources, Serdang, Malaysia : 40–43.
KOBAYASHI, N. and K. NAKAMURA
1967. Spawning periodicity of sea
urchin at Seto. II Diadema setosum.
Publ. Seto Mar. Biol. Lab. 15 (3) :
173–184.
terlindung. Selanjutnya ikan tersebut memakan
organ dalam (visceral organ) dari bulu babi
tersebut. Semoga tulisan yang ringkas ini
bermanfaat untuk menambah pengetahuan
kita bersama.
DIADEMA SEBAGAI INDIKATOR
LINGKUNGAN
Kehadiran populasi Diadema setosum
dalam jumlah yang mencolok tampaknya bisa
sebagai indikator lingkungan. Menurut
HARGER (dalam BIRKELAND 1989),
pupulasi bulu babi Diadema setosum semakin
menonjol di Pulau-pulau Seribu bagian selatan,
dimana kondisi terumbu karangnya kurang
baik. Sebaliknya di Pulau-pulau Seribu bagian
utara populasi Diadema setosum ini tidak
begitu menonjol berlawanan dengan kondisi
terumbu karang yang relatif lebih baik.
Di daerah Atlantik barat bulu babi
jenis Diadema antillarum juga memperlihatkan pertumbuhan populasi yang
mencolok di daerah yang tercemar limbah
organik (BAUER 1980)
DAFTAR PUSTAKA
ARNOLD, P.W. and R.A. BIRTLES 1989.
Soft-sediment marine invertebrates of
Southeast Asia and Australia : A guide
to identification. In : ENGLISH, S.A.
(ed.), AIMS, Townsville : 214–220.
AZIZ, A. 1987. Makanan dan cara makan
berbagai jenis bulu babi. Oseana 12
(4) : 91–100.
AZIZ, A. 1993. Beberapa catatan tentang
perikanan bulu babi. Oseana 18 (2) :
65–75.
AZIZ, A. 1995. Kematian massal bulu babi.
Oseana 20 (1) : 31–39.
40
Oseana, Volume XX No. 4, 1995
sumber:www.oseanografi.lipi.go.id
LAWRENCE, J.M. 1975. On the relationships
between marine plants and sea urchins.
Oseanogr. Mar. Biol. Ann. Rev. 13 :
213–286.
PEARSE, J.S. 1970. Reproductive
periodicities of Indo-Pacific invertebrates in the Gulf of Suez. III. The
echinoid Diadema setosum (LESKE).
Bull. Mar. Sci. 20 (3) : 697–720.
PEARSE, J.S. and S.W. ARCH 1969. The
aggregation behavior of Diadema
(Echinodermata,
Echinodea).
Micronesica 5 : 165–171.
TUASON, A.Y. and E.D. GOMEZ 1979. The
reproductive biology of Tripneustes
gratilla Linnaeus (Echinodea :
Echinodermata) with some notes on
Diadema setosum Leske. Proc. Intl.
Symp. Mar. Biogr. Evol. South Hem.,
Auckland 2 : 707–716.
41
Oseana, Volume XX No. 4, 1995
Download