ESTIMASI FREKUENSI JANGKA PENDEK BERBASIS ZERO

advertisement
ESTIMASI FREKUENSI JANGKA PENDEK BERBASIS ZERO
CROSSING
(Skripsi)
Oleh
Robert Lie Nasbuck
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2016
ESTIMASI FREKUENSI JANGKA PENDEK BERBASIS
ZERO CROSSING
Oleh:
Robert Lie Nasbuck
Frekuensi adalah salah satu parameter penting dari operasi sistem tenaga listrik.
Gangguan-gangguan dapat mengakibatkan perubahan frekuensi dan dapat merusak
peralatan-peralatan listrik. Tidak terdapatnya peralatan ukur frekuensi pada setiap tempat
menyebabkan informasi frekuensi tidak dapat diperoleh. Estimasi frekuensi adalah salah
satu cara mengetahui besar nilai frekuensi dalam jangka waktu yang pendek.
Tujuan dari tugas akhir ini adalah mengestimasi frekuensi jangka waktu pendek dari
sistem tenaga listrik dengan menggunakan metode berbasis zero crossing. Estimator
menggunakan filter moving average dan interpolasi untuk memperoleh gelombang yang
diestimasi. Studi kasus dilakukan pada sistem tenaga listrik yang disimulasi dan kasus
real menggunakan program MATLAB. Estimator frekuensi menggunakan data sekunder
dari penelitian yang sudah terpublikasi, data yang diukur (data real) dan data dari
simulasi.
Hasil pengujian menunjukkan estimator frekuensi jangka pendek berbasis zero crossing
dapat bekerja dengan baik untuk mengestimasi frekuensi dan dapat mendeteksi adanya
gangguan seiring dengan perubahan frekuensi yang melebihi standar. Jumlah sampel data
per siklus memegang peranan penting dalam estimasi frekuensi. Data terdiri dari 840
sampel. Pada kasus pertama saat tegangan 434 volt, maka ADC bernilai -33,54. Pada
tegangan 294 volt, maka ADC bernilai -93,74. Estimator frekuensi berbasis zero crossing
juga mampu mengestimasi frekuensi gelombang dengan jangka waktu tertentu.
Berdasarkan standar IEC 61000-4-30 bahwa toleransi error estimasi frekuensi sebesar
1%. Penelitian ini menghasilkan error untuk ketiga skenario < 1 %.
Kata-kata kunci: frekuensi, estimasi, jangka pendek, zero crossing.
SHORT-TERM FREQUENCY ESTIMATION BASED ON ZERO-CROSSING
By:
Robert Lie Nasbuck
Frequency is one of the important parameters of the power system operation.
Disturbances can result in changes in frequency and can damage electrical equipment.
The absence of measuring equipment at each spot frequency causes the frequency
information can not be obtained. Frequency estimation is one method to determine the
frequency value in the short-term.
The aim of this undergraduate thesis is to estimate the frequency of the short-time period
of the power system using the method based on zero crossing. Estimator uses moving
averages filter and interpolation technique to obtain a wave to be estimated. The case
study conducted on a power system that has been simulated and real power system case.
All programming is written using a MATLAB programming language. Frequency
estimator based on zero-crossing is able to estimate the frequency of the wave with a
certain length of time.
The test results show a estimator based on the zero crossing can work well to estimate the
short-term frequency and can detect the presence of disturbances due to the change in
frequency is more than standard. The number of sampling data per cycle plays an
important role in the frequency estimation. Data consisted of 840 samples. In the first
case when the voltage is 434 volts, the ADC is worth -33.54. On the 294 volt voltage, the
ADC is worth -93.74.
Keywords: frequency, estimation, short-term, zero crossing.
ESTIMASI FREKUENSI JANGKA PENDEK BERBASIS ZERO
CROSSING
Oleh
ROBERT LIE NASBUCK
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar
SARJANA TEKNIK
Pada
Jurusan Teknik Elektro
Fakultas Teknik Universitas Lampung
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2016
RIWAYAT HIDUP
Penulis lahir di Tanjung Karang, pada tanggal 13
April
1991,
sebagai
anak
pertama
dari
dua
bersaudara, dari Bapak Masrio Buckhari dan Ibu Rina
Astarina.
Penulis memasuki dunia pendidikan TK Aisiyah
Pugung Raharjo Lampung Timur, lulus pada tahun
1997. Sekolah Dasar (SD) di SDN 1 Pugung Raharjo Lampung Timur, lulus pada
tahun 2003. Sekolah Menengah Pertama (SMP) di MTSN 1 Tanjung Karang
Bandar Lampung, lulus pada tahun 2006 dan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)
di SMKN 2 Bandar Lampung dan lulus pada tahun 2009.
Tahun 2009, penulis terdaftar sebagai mahasiswa Jurusan Teknik Elektro,
Fakultas Teknik, Universitas Lampung melalui jalur UM (Ujian Masuk)
Universitas Lampung. Selama menjadi mahasiswa, penulis aktif di lembaga
kemahasiswaan yang ada di Jurusan Teknik Elektro yaitu sebagai anggota Divisi
Minat dan Bakat Himatro (Himpunan Mahasiswa Teknik Elektro) pada tahun
2009-2011 dan anggota Divisi Penelitian dan Pengembangan Himatro pada tahun
2011-2012. Pada 6 Oktober – 6 November 2016, Penulis melaksanakan Kerja
Praktik (KP) di Perpustakaan Universitas Lampung dengan mengangkat judul
“Audit Sistem Pendingin pada Gedung Unit Pelayanan Teknis (UPT)
Perpustakaan Universitas Lampung”.
Karya ini kupersembahkan untuk
Ayah dan Ibu Tercinta
Masrio Buckhari dan Rina Astarina
Adikku Tersayang
M. Alfin Nasbuck
Keluarga Besar, Dosen, Teman, dan Almamater.
MOTTO
“Karena Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.
Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.”
( Al-Quran, Surat Al – Insyirah, 94 : 5 – 6 )
“Dan janganlah kamu (merasa) lemah, dan jangan (pula) bersedih hati, sebab kamu
paling tinggi (derajatnya), jika kamu orang yang beriman.”
( Al-Quran, Surat Ali Imran, 3 : 139 )
“Apabila manusia telah meninggal dunia maka terputuslah semua amalannya kecuali
tiga amalan : shadaqah jariyah, ilmu yang bermanfaat,
dan anak sholeh yang mendoakan dia.”
( HR. Muslim )
“Ilmu itu lebih baik daripada harta. Ilmu menjaga engkau dan engkau menjaga harta.
Ilmu itu penghukum (hakim) dan harta terhukum. Harta itu kurang apabila
dibelanjakan tapi ilmu bertambah bila dibelanjakan.”
( Ali bin Abi Talib RA )
“Seperti ilmu padi, semakin berisi semakin merunduk”
SANWACANA
Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah Subhanahu Wa
Ta’ala atas segala karunia, hidayah, serta nikmat yang diberikan, sehingga penulis
dapat menyelesaikan skripsi tugas akhir yang berjudul “ESTIMASI FREKUENSI
JANGKA PENDEK BERBASIS ZERO CROSSING”.
Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana
Teknik pada jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Lampung.
Dalam penyelesaian tugas akhir ini tidak lepas oleh dukungan dan bantuan dari
banyak pihak. Pada kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan terima kasih
kepada:
1.
Bapak Prof. Suharno, M.Sc., Phd. selaku Dekan Fakultas Teknik Universitas
Lampung.
2.
Bapak Dr. Ing. Ardian Ulvan, S.T., M.Sc. selaku Ketua Jurusan Teknik
Elektro Universitas Lampung.
3.
Bapak Dr. Eng. , Helmy Fitriawan, S.T, M.Sc. selaku Pembimbing Akademik
(PA), terima kasih atas bimbingan dan perhatiannya.
4.
Bapak Osea Zebua, S.T., M.T. selaku dosen Pembimbing Utama skripsi yang
telah memberikan banyak ilmu, kritik dan saran, serta bimbingannya dalam
penyelesaian skripsi ini.
ii
5.
Bapak Noer Soedjarwanto, S.T., M.T. selaku dosen Pembimbing Pendamping
skripsi yang juga telah memberikan banyak ilmu, kritik dan saran, serta
bimbingannya dalam penyelesaian skripsi ini.
6.
Ibu Dr. Eng. Diah Permata, S.T., M.T. selaku dosen penguji skripsi yang juga
telah memberikan banyak ilmu, kritik dan saran, serta bimbingannya dalam
penyelesaian skripsi ini.
7.
Seluruh dosen dan karyawan Teknik Elektro Universitas Lampung yang telah
memberikan masukan, dorongan dan ilmu yang sangat berarti bagi penulis.
8.
Mama dan Papa yang selalu memberikan doa dalam sujudnya dan semangat
serta kasih sayangnya selama ini.
9.
Adindaku yang tersayang M. Alvin Nasbuck.
10. Sahabat–sahabat Teknik Elektro angkatan 2009, M. Thaha Yanuar Ayub,
Much. Rifqi (Mbeu), Dedi Irawan (Botoy), Fedryan Rinaldi Fauzie, Riyo
Handoko, Achmad Taufik Prabowo, Ranny Dwidayanti, Dewi Sartika
Dharmatana, Mardiyah Azzahra, Aris Aditama, M. Syafruddin, Hadi
Prayogo, Moh. Cahyonyo, Hendri Setiawan (Ijonk), Albet Arifian, Jimmy
Alexander Barus, Jumanto Sardion Panjaitan dan M. Widi Tryatno terima
kasih atas semangat, doa dan bantuan kalian semua.
11. Rekan – rekan Teknik Elektro angkatan 2009 yang tidak dapat disebutkan
satu per satu, terima kasih atas kebersamaan yang kita miliki beberapa tahun
ini, terima kasih telah memberikan banyak warna dalam masa studi ini.
12. Semua pihak yang telah membantu serta mendukung penulis dari awal kuliah
hingga terselesaikannya skripsi ini.
iii
Penulis menyadari bahwa skripsi ini jauh dari kesempurnaan. Penulis menerima
kritik dan saran yang membangun dari semua pihak untuk. Semoga skripsi ini
dapat berguna dan bermanfaat bagi kita semua.
Bandar Lampung, 14 Oktober 2016
Robert Lie Nasbuck
DAFTAR ISI
Halaman
SANWACANA ................................................................................................. i
DAFTAR ISI ..................................................................................................... iv
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ vi
BAB I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah ......................................................................
1.2. Tujuan Penelitian .................................................................................
1.3. Rumusan Masalah ................................................................................
1.4. Batasan Masalah ..................................................................................
1.5. Manfaat Penelitian................................................................................
1.6. Hipotesis ..............................................................................................
1.7. Sistematika Penulisan ..........................................................................
1
3
3
4
4
4
5
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Sistem Tenaga Listrik .....................................................................
6
2.2. Frekuensi Listrik...................... ............................................................ 7
2.3. Estimasi Frekuensi ...........................................................................
8
2.4. Estimasi Frekuensi Berbasis Zero Crossing .................................... 10
2.5. Estimasi Frekuensi Jangka Pendek Berbasis Zero Crossing ........... 15
2.6. Moving Average Filter (MAF)..............................................................16
2.7. Interpolasi............................................................................................ 19
BAB III. METODE PENELITIAN
3.1. Waktu dan Tempat ............................................................................... 22
3.2. Alat dan Bahan .................................................................................... 22
3.3. Metode Penelitian..................................... ............................................ 23
3.4. Diagram Alir Penelitian ....................................................................... 25
3.5. Diagram Alir Program ......................................................................... 26
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Standar Kesalahan Estimasi Frekuensi IEC ........................................ 27
4.2. Skenario Data Tegangan dari Sistem Tenaga yang Mengalami
Gangguan (Skenario 1) ......................................................................... 29
4.3. Skenario dengan Data Rekaman Tegangan dengan Kasus yang Nyata
(Skenario 2)........................................................................................... 33
v
4.4. Skenario Sistem Tenaga Hasil Simulasi Menggunakan Matlab /
Simulink (Skenario 3) ........................................................................... 37
4.5. Pengaruh Pemfilteran dan Interpolasi................................................... 43
BAB V. SIMPULAN DAN SARAN
5.1. Simpulan .............................................................................................. 45
5.2. Saran...................................................................................................... 46
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR GAMBAR
Halaman
1. Gambar 2.1. Fasa tidak ada tegangan input adalah zero crossing.........
10
2. Gambar 2.2. Pendekatan zero crossing .................................................
12
3. Gambar 2.3. Sampel pendekatan zero crossing interpolasi linear.........
13
4. Gambar 2.4. Estimasi frekuensi jangka pendek berdasarkan penyaringan
dan metode zero crossing......................................................................
16
5. Gambar 2.5. Contoh interpolasi linier..................................................... 19
6. Gambar 2.6. Contoh interpolasi kuadratik............................................... 20
7. Gambar 2.7. Contoh interpolasi polynomial.............................................. 21
8. Gambar 3.1. Gambar Diagram Alir Penelitian ......................................
25
9. Gambar 3.2. Gambar Diagram Alir Program ........................................
26
10. Gambar 4.1. Kesalahan estimasi frekuensi metode berbasis IEC..........
28
11. Gambar 4.2. Sinyal real direkam dari sistem yang mengalami gangguan 29
12. Gambar 4.3. Gelombang tegangan hasil pemfilteran dan interpolasi ..... 30
13. Gambar 4.4. Hasil estimasi frekuensi dan frekuensi sebenarnya............ 30
14. Gambar 4.5. Perbedaan frekuensi sebenarnya dengan frekuensi hasil
estimasi...................................................................................................
31
15. Gambar 4.6. Nilai estimasi frekuensi pada setiap zero crossing............
32
16. Gambar 4.7. Waktu antara dua zero crossing yang berurutan................
32
17. Gambar 4.8. Data tegangan real hasil rekaman pada sistem tegangan
vii
18. 220 V dan Frekuensi 50 Hz..................................................................... 33
19. Gambar 4.9. Sinyal tegangan hasil pemfilteran dan interpolasi.............. 34
20. Gambar 4.10.Hasil estimasi frekuensi dari hasil rekaman data tegangan
nyata sistem 220 V................................................................................... 35
21. Gambar 4.11. Perbedaan frekuensi sebenarnya dengan frekuensi hasil
estimasi.................................................................... ................................ 35
22. Gambar 4.12. Nilai estimasi frekuensi pada setiap zero-crossing............. 36
23. Gambar 4.13. Waktu antara dua zero crossingyang berurutan................. 36
24. Gambar 4.14. Sistem kompensasi seri tiga fasa......................................... 38
25. Gambar 4.15. Rekaman sinyal tegangan pada fasa B dari sistem tenaga
yang mengalami gangguan........................................................................ 39
26. Gambar 4.16. Sinyal tegangan fasa B hasil pemfilteran dan
interpolasi.................................................................................................. 40
27. Gambar 4.17. Hasil estimasi frekuensi dengan estimator frekuensi jangka
pendek berbasis zero crossing.................................................................. 40
28. Gambar 4.18. Perbedaan frekuensi sebenarnya dengan frekuensi
estimasi..................................................................................................... 41
29. Gambar 4.19. Nilai estimasi frekuensi pada setiap zero crossing............ 42
30. Gambar 4.20. Waktu antara dua zero crossing yang berurutan............... 42
31. Gambar 4.21. Nilai estimasi frekuensi dengan filter MAF orde 2........... 44
32. Gambar 4.22. Nilai estimasi frekuensi dengan filter MAF orde 3........... 44
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang Masalah
Pada sistem tenaga listrik, terdapat tiga komponen utama yaitu
pembangkitan, transmisi dan distribusi. Proses pembangkitan yaitu proses dimana
suatu pembangkit listrik menghasilkan tenaga listrik yang nantinya akan disuplai.
Transmisi yaitu proses penyaluran tenaga listrik dari pembangkit listrik menuju
gardu induk. Distribusi yaitu proses penyaluran tenaga listrik dari gardu induk
menuju beban atau pelanggan listrik.
Dalam proses penyaluran tenaga listrik terdapat komponen penting yaitu
frekuensi. Parameter penting dari sistem tenaga adalah frekuensi fundamentalnya,
karena fakta bahwa frekuensi umumnya digunakan untuk menunjukkan keadaan
sistem operasi. Selain itu, sebagai dasar untuk estimasi beberapa parameter
lainnya termasuk amplitudo dan fasa dari sinyal tegangan dan arus. Oleh karena
itu, keakuratan estimasi frekuensi sangat penting dalam banyak aplikasi pada
sistem tenaga seperti kontrol daya yang efektif, pengaturan relay pelindung untuk
2
pelepasan dan pemulihan beban, pemantauan kualitas daya dan perlindungan
pembangkitan. Frekuensi berpengaruh karena merupakan bagian penting dalam
listrik AC (Alternating Current). Jika tenaga listrik itu tidak terdapat frekuensi
maka disebut juga dengan listrik DC (Direct Current). Di Indonesia sendiri
menggunakan frekuensi listrik sebesar 50 Hz, dimana dalam waktu satu detik
terdapat lima puluh gelombang sinusoidal. Gangguan jangka pendek dalam
perubahan frekuensi ini sangat berbahaya pada alat elektronik atau peralatan
rumah tangga karena dapat merusak alat tersebut. Gangguan ini akan dirasakan
setelah sekian lama terjadi. Efeknya adalah kerusakan pada peralatan listrik. Ini
biasanya dihasilkan oleh instalansi-instalansi yang menggunakan peralatan listrik
besar seperti rumah sakit, pabrik-pabrik, motor listrik pada elevator dan lain
sebagainya.
Selain gangguan diatas gangguan listrik lain yang sering terjadi dan dapat
diamati adalah berkedipnya lampu penerangan. Hal ini menandakan terjadinya
fluktuasi tegangan listrik. Walaupun gangguan listrik seperti ini biasanya terjadi
dalam beberapa milidetik saja tetapi permasalahan gangguan seperti ini kalau
tidak ditangani dengan serius dapat juga menyebabkan kerusakan pada peraltan
listrik konsumen seperti televisi bahkan komputer.
Dalam penelitian ini dilakukan analisis secara ofline, dimana nantinya
akan bisa diketahui frekuensi dalam jangka waktu pendek dan merekam frekuensi
setiap saat yang tidak terdeteksi di semua tempat sistem distribusi. Karena
gangguan jangka pendek menyebabkan perubahan frekuensi maka penelitian ini
akan mengestimasi frekuensi jangka pendek.
3
1.2.
Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian yang dilakukan antara lain:
1. Untuk mengestimasi frekuensi dalam jangka waktu tertentu pada sistem
tenaga listrik;
2. Untuk mengetahui pengaruh gangguan jangka pendek terhadap frekuensi
sistem tenaga listrik.
1.3.
Rumusan Masalah
Monitoring nilai frekuensi biasanya hanya dilakukan pada pusat-pusat pengatur
beban pada sistem tenaga listrik, sementara pada jaringan distribusi tegangan
rendah monitoring tidak dilakukan. Selain itu, data frekuensi pada jangka waktu
tertentu kadang-kadang tidak diambil dan tidak dianalisis lebih lanjut. Berbagai
gangguan pada operasi sistem tenaga listrik dapat mempengaruhi nilai frekuensi,
terutama pada jaringan distribusi tegangan rendah yang langsung dirasakan oleh
konsumen.
Data dalam penelitian ini diperoleh melalui data sekunder untuk
gangguan jangka pendek pada tegangan menengah dan data disimulasi untuk
gangguan jangka pendek pada tegangan tinggi. Sedangkan pada tegangan rendah
data diambil secara langsung dari jaringan tegangan rendah dengan mengukur
tegangan jaringan. Oleh karena itu, estimasi frekuensi pada sistem distribusi perlu
dilakukan sekaligus menganalisis nilai estimasi frekuensi jangka pendek. Pada
penelitian ini, estimasi nilai frekuensi menggunakan metode berbasis zero
crossing sebagai metode untuk mengetahui estimasi frekuensi jangka pendek.
4
1.4.Batasan Masalah
Adapun dalam penelitian ini, penulis hanya membatasi masalah mengenai :
1. Dalam penelitian ini hanya membahas bagaimana estimasi frekuensi dengan
jangka pendek pada sistem tenaga listrik.
2. Dalam penelitian ini hanya menggunakan metode berbasis zero crossing
sebagai estimator frekuensi, artinya sinyal atau gelombang yang tidak
melewati titik nol tidak dapat diestimasi frekuensinya.
3. Estimasi nilai frekuensi dilakukan hanya dalam jangka waktu yang pendek.
1.5. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang akan kita dapat dari penelitian ini antara lain:
1. Dapat mengetahui nilai estimasi frekuensi jangka pendek pada sistem tenaga
listrik.
2. Dapat mengetahui pengaruh gangguan jangka pendek terhadap nilai
frekuensi.
1.6. Hipotesis
Berdasarkan kajian teoritis terhadap penelitian yang dilakukan, dapat diambil
hipotesis awal yaitu dengan menggunakan metode berbasis zero crossing, teknik
filter, dan teknik interpolasi terhadap sinyal gelombang, maka nilai frekuensi
dapat diestimasi.
5
1.7. Sistematika Penulisan
Penulisan tugas akhir ini dibagi ke dalam lima bab dengan sistematika sebagai
berikut:
BAB I. PENDAHULUAN
Bab ini berisikan tentang latar belakang dan masalah, tujuan penelitian, kerangka
pemikiran, batasan masalah, manfaat penelitian, hipotesis serta sistematika
penulisan.
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
Bab ini berisikan tentang teori pendukung yang digunakan dalam penulisan tugas
akhir ini.
BAB III. METODE PENELITIAN
Bab ini berisikan tentang waktu dan tempat penelitian, alat dan bahan, metode
yang digunakan dan diagram penelitian yang digunakan dalam menyelesaikan
tugas akhir ini.
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
Bab ini membahas tentang hasil dari penelitian yang telah dilakukan untuk
mengetahui pengaruh penggunaan saluran udara.
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN
Bab terakhir ini berisi kesimpulan dan saran setelah penulis melakukan penelitian
dan berdasarkan dari hasil dan pembahasan yang telah dianalisis.
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Sistem Tenaga Listrik
Sistem tenaga listrik ini berguna untuk menyalurkan tenaga listrik dari
sumber daya listrik besar (Bulk Power Source) sampai ke konsumen. Sistem
tenaga listrik terdiri dari sistem transmisi dan sistem distribusi.Fungsi sistem
transmisi adalah menyalurkan daya listrik dari pembangkit listrik ke sistem
distribusi.Fungsi sistem distribusi tenaga listrik adalah sebagai pembagian atau
penyaluran tenaga listrik ke beberapa tempat (pelanggan), dan merupakan sub
sistem tenaga listrik yang langsung berhubungan dengan pelanggan, karena catu
daya pada pusat-pusat beban (pelanggan) dilayani langsung melalui jaringan
distribusi. [5]
Sistem distribusi terbagi 2 bagian :
a. Sistem Distribusi Tegangan Menengah
b. Sistem Distribusi Tegangan Rendah
7
Sistem distribusi tegangan menengah mempunyai tegangan kerja di atas 1 kV dan
setinggi‐tingginya 35 kV. Sistem distribusi tegangan rendah mempunyai tegangan
kerja setinggi‐tingginya 1 kV. Jaringan distribusi tegangan menengah berawal
dari Gardu Induk/Pusat Listrik pada sistem terpisah atau isolated. Bentuk
jaringan distribusi dapat berbentuk radial terbuka (radial open loop). Jaringan
distribusi tegangan rendah berbentuk radial murni. Sambungan tenaga listrik
adalah bagian paling hilir dari sistem distribusi tenaga listrik. Pada sambungan
tenaga listrik tersambung Alat Pembatas dan Pengukur (APP) yang selanjutnya
menyalurkan tenaga listrik kepada pemanfaat. Konstruksi sistem distribusi dapat
berupa saluran udara atau saluran bawah tanah disesuaikan dengan kebijakan
manajemen, masalah kontinuitas pelayanan, jenis pelanggan, pada beban atas
permintaan
khusus
dan
masalah
biaya
investasi.Berdasarkan
sistem
penyalurannya, jaringan distribusi dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu :
a. Saluran udara (overhead line)
b. Saluran bawah tanah (underground cable)
2.2. Frekuensi Listrik
Frekuensi adalah jumlah getaran yang terjadi dalam waktu satu detik atau
banyaknya gelombang/getaran listrik yang dihasilkan tiap detik. Frekuensi
dilambangkan dalam huruf f. Periode adalah lamanya waktu yang diperlukan
untuk melakukan satu getaran sempurna suatu gelombang listrik. Periode
dilambangkan dengan huruf T. Hubungan antara frekuensi dan periode adalah
berbanding terbalik, berarti semakin besar frekuensinya periodenya akan semakin
8
kecil.
=
Secara
→
matematis
dapat
ditulis
seperti
di
bawah
ini
:
= ....................................................................................................(2.1)
Frekuensi secara umum dapat diartikan sebagai jumlah kemunculan suatu
kejadian yang berulang pada suatu jangka waktu tertentu. Frekuensi didefinisikan
sebagai jumlah periode gelombang yang terjadi selama 1 detik. Mengacu pada SI,
satuan frekuensi adalah Hertz yaitu jumlah siklus per detik. Nama ini diberikan
sebagai penghargaan kepada Heinrich R. Hertz atas kontribusinya pada bidang
gelombang elektromagnetik.
Pada sistem tenaga listrik, istilah frekuensi diasoasikan dengan frekuensi tegangan
dan arus listrik. Frekuensi ini diperoleh dari kombinasi jumlah putaran dan jumlah
kutub listrik pada generator di pembangkit listrik. Pada awal sejarah munculnya
listrik, pemahaman terhadap frekuensi tidak seperti yang sekarang ini kita semua
pahami. Pada masa itu frekuensi lebih dipahami sebagai banyaknya jumlah
perubahan polaritas (alternasi) per menit, akibatnya pada masa tersebut banyak
kita temui frekuensi sistem tenaga yang apabila kita ubah ke definisi frekuensi
modern akan menghasilkan angka yang tidak lazim, seperti 83 Hz atau 133 Hz.
2.3. Estimasi Frekuensi
Parameter penting dari sistem tenaga fundamentalnya adalah frekuensi, karena
fakta bahwa umumnya digunakan untuk menunjukkan keadaan sistem operasi.
Selain itu, dasar untuk estimasi beberapa parameter lainnya termasuk amplitudo
dan fase dari tegangan dan sinyal arus. Oleh karena itu keakuratan estimasi
9
frekuensi sangat penting dibanyak aplikasi dari sistem tenaga seperti kontrol daya
yang efektif, pengaturan relay pelindung untuk pelepasan beban dan pemulihan,
pemantauan kualitas daya dan perlindungan generasi. Trade-off antara akurasi dan
konvergensi waktu estimasi adalahtergantung pada penerapannya. Dalam kontrol
dan perlindungan misalnya, di mana estimasiwaktu merupakan faktor dominan,
beberapa margin error dapat diterima namun itu tidakselaras hasil akhir. Dalam
aplikasi monitoring, akurasi adalah utamaperhatian. Karena kondisi sementara dan
abnormal seperti distorsi harmonik dapat terjadi disistem listrik, gelombang
tegangan dan arus tidak akan sinusoid murni. Dengan demikian,estimator
frekuensi konvensional seperti algoritma zero crossing bisa menghasilkan
besarkesalahan. Cepat dan akurat frekuensi estimator untuk sinyal terdistorsi dan
waktu yang bervariasi tergantung konstan penelitian. Perlu digarisbawahi bahwa
berbagai algoritma numerik untuk parameter listrikpengukuran dan estimasi
sensitif terhadap variasi frekuensi, misalnya berdasarkan Estimasi Parameter
Listrik 191 pada transformasi diskrit Fourier atau rata-rata teknik yang
mengasumsikan bahwa frekuensi sistem dikenal di muka dan konstan (50 atau 60
Hz). Di Sebaliknya, algoritma estimasi frekuensi dapat menghasilkan hasil yang
salah karena variasi amplitudo atau fase dari sinyal input. Dengan demikian,
proses lebih lanjut harus dimasukkan dalam estimator untuk menghilangkan
variasi palsu ini. Akhirnya, tantangan baru menjadi jelas karena proliferasi
generasi tersebar dan didistribusikan sebagai beberapa metode estimasi untuk
parameter listrik didasarkan pada kenyataan bahwa frekuensi dasar adalah hampir
konstan; dalam sistem tenaga yang kecil variasi frekuensi lebih besar daripada di
sistem tenaga konvensional yang besar. Dengan demikian, keberhasilan
10
operasional beberapa algoritmayang digunakan saat ini dalam perangkat
elektronik cerdas mungkin memerlukan evaluasi hati-hati dalam konteks baru ini
[8].
2.4. Estimasi Frekuensi Berbasis Zero Crossing
Zero crossing adalah titik dimana tidak ada input tegangan atau fasa sama dengan
nol. Pada sebuah gelombang sinus biasanya terjadi zero crossing sebanyak 2 kali
dalam setiap siklusnya.
Gambar 2.1. Fasa dimana tidak ada tegangan input adalah zero crossing.
Metode
zero
crossing
adalah
metode paling
umum
untuk mengetahui
frekuensi/periode suatu gelombang. Metode ini berfungsi untuk menentukan
frekuensi suatu gelombang dengan cara mendeteksi banyaknya titik nol(zero
point) pada suatu rentang waktu. Zero crossing berfungsi untuk mendeteksi
11
perpotongan gelombang sinus pada tegangan AC dengan titik nol tersebut,
sehingga dapat memberikan sinyal acuan seperti saat dimulainya pemicuan
triac. Dengan menggunakanzero crossing ini, maka dapat mendeteksi titik nol
sekaligus mengubah suatu sinyal sinusoidal (sine wave) menjadi sinyal kotak
(square wave). Perpotongan titik nol yang dideteksi adalah pada saat
peralihan dari siklus positif menuju siklus negatif dan peralihan dari siklus
negatif menuju siklus positif.
Secara tradisional, frekuensi diperkirakan oleh waktu antara dua nol yang
berurutan. Namun, metode ini relatif sensitif terhadap sinyal terdistorsi dan proses
lebih lanjut harus dipertimbangkan dalam untuk meminimalkan efek dari
gangguan kualitas daya harmonik, interharmonik dan lain-lain. Metode ini
diperkenalkan pertama karena kesederhanaan dan fakta bahwa setelah beberapa
modifikasi dapat menjadi alat yang sangat menarik dalam hal akurasi dan
konvergensi waktu. Sebuah versi modifikasi dari estimasi frekuensi berdasarkan
zero crossing, salah satu komputasi yang efisien dan sangat akurat untuk beberapa
kelas sinyal terdistorsi disajikan. Motivasi lain untuk mempelajari zero crossing
adalah bahwa ini adalah metode pilihan dalam IEC 61000-4-30 untuk
memperkirakan frekuensi sistem tenaga.Langkah pertama adalah memperkirakan
waktu antara dua atau beberapa zero crossing di arah yang sama. Zero crossing
berarti bahwa sinyal berubah dari positif ke nilai negatif atau sebaliknya, seperti
yang digambarkan dalam Gambar 2.2.
12
Gambar 2.2. Pendekatan zero crossing
Dari gambar ini frekuensi dapat ditemukan dengan hanya mengambil
=
,
dimana Tscadalah waktu antara dua konsekutifzero crossing. Lebih tepatnya, Nzc
zero crossing dapat diambil dalam arah yang sama dan frekuensidiperkirakan
sebagai
=
, dimana Tmc adalah waktu antara Nzc zero crossing diarah yang
sama.Dalam kasus estimator frekuensi digital, di mana sampel dari sinyal yang
diperoleh diwaktu sampling Ts, algoritma diperlukan untuk mengidentifikasi zero
crossing dan waktudiantara mereka. Gambar 2.3 menunjukkan sebagian kecil dari
sinyal sinusoidal frekuensi f1 dan beberapa sampelnya. [ − 1] dan
[ ]
adalah contoh nilai ketika sinyal berubah dari positif ke negatif. Indeks dari
sampel n-1 dan n, masing-masing. Na dan Nb adalahjarak pecahan (yaitu Na dan
Nb <1) antara nol persimpangan dan sampel n-1 dansampel n, masing-masing
diperkirakan dengan interpolasi linear seperti yang dijelaskan di bawah ini.
13
Gambar 2.3. Sampel dalam pendekatan zero crossing: interpolasi linear.
Berikan jumlah sampel antara dua berturut-turut zero cross dalam arah yang sama
menjadiN, maka frekuensi diperkirakan diberikan oleh:
=
..........................................................................................................(2.2)
dimana Fs adalah contoh frekuensi. Dengan menggunakan metode ini, akurasi
estimasi adalah fungsi dari frekuensi sampling.Semakin tinggi frekuensi sampling,
yang lebih baik adalah estimasi nya. Nilai sampling frekuensi dibatasi oleh biaya
perangkat keras atau hardware dan prosedur lainnya, sehingga samplingfrekuensi
tidak dapat ditingkatkan secara sewenang-wenang. Kesalahan juga dapat
dikurangi ketika algoritma menggunakan beberapa zero crossing berturut-turut.
Seperti contoh ditemukan dalam IEC 61000-4-30,di mana frekuensi dihitung
dengan menggunakan jumlah nol penyeberangan memperhitungkaninterval waktu
10 s dibagi dengan durasi kumulatif dari siklus integer. Dalam kasussistem 60 Hz,
14
jumlah nol penyeberangan akan 600 jika frekuensi yang sebenarnya adalah 60 Hz.
Oleh karena itu durasi kumulatif adalah 10 s. Jika frekuensi tidak sama dengan 60
Hz maka,jumlah siklus terpisahkan akan Nzc dan waktu durasi kumulatif akan
Tmckemudianfrekuensi sistem dihitung sebagai:
=
...............................................................................................................(2.3)
Ada beberapa strategi untuk komputasi Tmc. Yang paling mudah adalah dengan
mengalikan totaljumlah sampel sampai nol persimpangan terakhir (zero crossing
counter berhenti di 10 sfinish Interval) dengan periode sampling. Sebagai contoh,
jika indeks sampel dari nol pertamapersimpangan adalah N1 dan indeks sampel
dari nol persimpangan terakhir adalah N2, maka durasi kumulatifwaktu dapat
didekati:
=(
−
) .............................................................................................(2.4)
Tentu saja, nilai Tmc lagi tergantung pada waktu sampling. Namun, akurasi dari
10 MHz yang diperlukan oleh standar IEC tidak dapat dicapai dengan
menggunakan pendekatan ini. Namun, akurasi dapat ditingkatkan jika interpolasi
linear digunakan antara sampel n-1 dan n di Gambar 2.3. Dalam situasi ini,
menganggap bahwa Na dan Nb terkait sebagai berikut:
+
= 1.......................................................................................................(2.5)
Kemudian, dengan menggunakan hubungan geometri dasar,
[
]
=−
[ ]
..................................................................................................(2.6)
Kemudian subtitusikan persamaan (2.5) dan (2.6)
15
=
=
[
[
[ ]
]
]
[ ]
[
[ ]
...............................................................................................(2.7)
...............................................................................................(2.8)
]
Menggunakan interpolasi linear untuk menemukan sebuah pendekatan untuk saat
yang tepat bahwa sinyal melintasi nol untuk kedua pertama dan nol persimpangan
lalu, Na1 dan Na2 ditemukan, masing-masing menurut persamaan (2.7).
Memasukkan nilai-nilai ini ke dalam persamaan (2.4), sebuah estimasi yang lebih
baik adalah
=(
+
−
−
) ........................................................................(2.9)
Akhirnya, estimasi frekuensi diberikan persamaan (2.3).
2.5. Estimasi Frekuensi Jangka Pendek Berbasis Zero Crossing
Dalam aplikasi di mana frekuensi perlu diperkirakan secepat mungkin, metode
zero crossing masih bisa digunakan meskipun akan diperlukan untuk pra-filter
sinyal input menggunakan filter low-pass untuk mengurangi pengaruh harmonik
dan interharmonik. Meskipun standar IEC menggunakan estimator jangka pendek,
hal itu juga memerlukan penggunaan pra-penyaringan untuk menipiskan pengaruh
komponen yang tidak diinginkan. Kandidat pertama yang akan digunakan untuk
mencapai tugas ini adalah filter kosinus. Filter FIR ini mampu menghilangkan
harmonik komponen dan melemahkan high-order interharmonics. Pada bagian
ini, beberapa keuntungan dari metode ini untuk estimasi jangka pendek
dieksplorasi. Sinyal input disaring menggunakan filter kosinus FIR dengan respon
16
impuls hc[n], di mana sinyal output filter menjadi sinyal input untuk estimator
frekuensi [3]. Frekuensi estimator menemukan waktu antara dua berturut-turut nol
penyeberangan ke arah yang sama, Tsc, menggunakan interpolasi metode yang
dijelaskan di bagian sub bab sebelumnya.
Gambar 2.4. Estimasi frekuensi jangka pendek berdasarkan penyaringan dan
metode zero crossing.
Estimasi frekuensi kemudian diberikan oleh
=
..............................................................................................................(2.10)
Dimana :
= frekuensi
= periode
2.6. Moving Average Filter (MAF)
Moving Average filter (MA) bekerja dengan cara mereratakan sejumlah titik
tertentu dari isyarat input untuk menghasilkan tiap titik dari isyarat output. MA
dirumuskan dengan
( )=
∑
( + ) ...................................................................................(2.11)
17
MA merupakan jenis filter yang sederhana dan berguna untuk menapis
derau acak yang terdapat pada isyarat asli. Misalkan x(t) menunjukkan input
sedangkan y(t) menunjukkan output sedangkan M merupakan panjang dari MA.
Lalu kita buat dua versidari pengoperasian MA, yakni:
-
One Side Averaging (Mererata pada Suatu Sisi)
Agar lebih mudah memahami, kita pelajari contoh berikut saja dengan
M=5:
(3) =
( )
( )
( )
( )
( )
............................................................(2.12)
Sehingga penjumlahan dimulai dari j=0 sampai M-1.
-
Symmetrical Averaging (Mererata secara Simetris)
Begitu juga untuk bagian ini kita pelajari contoh berikut dengan M=5:
(3) =
( )
( )
( )
( )
( )
............................................................(2.13)
Pada bagian ini, rentang penjumlahan diubah menjadi−
(
)
dan
.
Jika diperhatikan bahwasanya MA ini merupakan konvolusi antara
isyarat input dengan sebuah kernel filter berbentuk pulsa kotak dengan
amplitudo satu. Sementara pengali skalar 1/M dikeluarkan saja karena
hanya sebuah skalar. Biasanya symmetrical averaging lebih sering
digunakan dibanding yang lain. Bila menggunakan jenis ini perlu diingat
bahwa nilai M harus ganjil.Sebelumnya telah diutarakan bahwa MA bagus
untuk menapis derau acak yang hadir pada isyarat masukan. Memang
masih banyak jenis filter lain yangbisa digunakan untuk tujuan yang sama,
tapi bila ditinjau dari kesederhanaan maka pilihan terjatuh pada MA.
18
Jenis filter lain mengusung kompleksitas sehingga jumlah komputasi
bersifat linier yang artinya semakin banyak. Semua tergantung pada
seorang disainer filter apakah cukup dengan menggunakan MA atau
perlu jenis filter yang lebih mumpuni. Tentu pertimbangannya bukan
hanya terkait dengan jumlah komputasi saja.Filter MA dikatakan cocok
untuk derau acak karena ketika sebuah isyarat dikenai atau mengandung
derau acak maka setiap titik pada isyarat menjadi derau bila
dibandingkan dengan titik-titik tetangganya. Oleh karena itu kita perlu
menggunakan filter yang bisa mengolah titik bukan hanya per-titik saja
melainkan bersama-sama dengan tetangganya. Sehingga semua titik akan
diperlakukan sama oleh filter tersebut. Dengan demikian kita mendapatkan
hasil yang dapat dipercaya.
Seperti dapat diamati dari estimator frekuensi sensitif terhadap variasi sag. Variasi
seperti yang ditunjukkan dalam plot dapat disebabkan oleh variasi fase yang
umum selama terjadinya sag. Keakuratan algoritma dapat ditingkatkan dengan
menggunakan MAF (moving average filter) dari periode M. MAF menghaluskan
sinyal input dan menghilangkan perubahan mendadak dalam plot.
Hal ini menggambarkan menunjukkan karakteristik penting bahwa setiap
estimator frekuensi arus memiliki: kemampuan untuk melacak perubahan
frekuensi. Perubahan step, ramp dan sinusoidal biasanya digunakan untuk menguji
kemampuan pelacakan dari estimator.
19
2.7. Interpolasi
Interpolasi merupakan suatu pendekatan numerik yang perlu dilakukan, bila kita
memerlukan nilai suatu fungsi y = y (x) yang tidak diketahui perumusannya
secara tepat, Pada nilai argumen x tertentu, bila nilainya pada argumen lain di
sekitar argumen yang diinginkan diketahui. Jenis-jenis interpolasi ada tiga yaitu
Interpolasi Linear, Interpolasi Kuadratik, dan Interpolasi Polinomial.
-
Interpolasi Linier
Adalahmenentukan titik-titik antara 2 buah titik dengan menggunakan
pendekatan fungsi garis lurus.
Gambar 2.5. Contoh interpolasi linier
20
-
Interpolasi Kuadratik
Interpolasi kuadratik menentukan titik-titik antara 3 buah titik dengan
menggunakan pendekatan fungsi kuadrat 3 titik yang diketahui: P1(x1,y1),
P2(x2,y2) danP3(x3,y3).
Gambar 2.6. Contoh interpolasi kuadratik
-
Interpolasi Polinomial
Interpolasi polinomial menentukan titik-titik antara N buah titik dengan
menggunakan pendekatan fungsi polynomial pangkat N-1Titik-titik yang
diketahui: P1(x1,y1), P2(x2,y2), P3(x3,y3)…PN(xN,yN).
21
Gambar 2.7. Contoh interpolasi polinomial
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Waktu dan Tempat
1. Waktu Penelitian
Penulis melakukan kegiatan penelitian tugas akhir ini dilakukan dari bulan
Oktober 2015 – Agustus 2016.
2. Tempat Penelitian
Penelitian ini akan dilakukan pada:
-
Laboratorium Sistem Tenaga, Teknik Elektro, Fakultas Teknik,
Universitas Lampung
3.2. Alat dan Bahan
1. Bahan Penelitian
Pada penelitian ini bahan-bahan yang digunakan antara lain:
23
-
Data frekuensi listrik PT. PLN (Persero) Distribusi Lampung
2. Alat Penelitian
Pada penelitian ini peralatan yang digunakan antara lain:
-
Seperangkat komputer Intel Core I3 2,1 GHz
-
Software Matlab
3.3. Metode Penelitian
Dalam penyelesaian penelitian tugas akhir ini ada beberapa langkah kegiatan yang
dilakukan sebagai berikut:
1. Mengidentifikasi Masalah
Di tahap ini penulis mengidentifikasi permasalahan yaitu belum adanya
analisis untuk mengestimasi frekuensi jangka pendek berbasis zero crossing,
maka dalam penelitian ini akan dibuat analisisnya.
2. Studi Literatur
Ini merupakan tahapan di mana penulis mengumpulkan dan mempelajari
tentang estimasi frekuensi. Studi literatur dimaksudkan untuk mempelajari
berbagai sumber referensi atau teori (buku dan internet) yang berkaitan
dengan penelitian tugas akhir sebagai dasar dalam mengerjakan tugas akhir
ini.
3. Studi Bimbingan
Berbentuk tanya jawab dan bimbingan dengan dosen pembimbing mengenai
masalah-masalah yang timbul selama pengerjaan serta penulisan penelitian
tugas akhir berlangsung.
24
4. Pengumpulan Data
Langkah selanjutnya yang dilakukan penulis adalah mengumpulkan data –
data yang diperlukan dalam penulisan tugas akhir ini. Data – data yang
dikumpulkan berasal dari PT PLN (Persero).
Penelitian tahap berikutnya berlanjut ke proses simulasi dan analisis. Data –
data yang telah terkumpul sebelumnya dilakukan untuk mengetahui estimasi
frekuensi.
5. Analisa
Langkah berikut adalah tahapan terakhir dalam tugas akhir ini. Dari hasil
simulasi akan didapatkan hasil estimasi frekuensi lalu menganalisa hasil
simulasi yang telah dilakukan.
25
3.4. Diagram Alir Penelitian
Berikut merupakan diagram alir dari penelitian tugas akhir yang penulis lakukan:
Gambar 3.1. Gambar diagram alir penelitian
26
3.5. Diagram Alir Program
Berikut merupakan diagram alir dari penelitian tugas akhir yang penulis lakukan:
Gambar 3.2. Gambar diagram alir program
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1.Simpulan
Berdasarkan hasil simulasi dan pembahasan yang dapat diambil setelah penulis
selesai melaksanakan tugas akhirdapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut:
1.
Estimator frekuensi berbasis zero crossing dapat mengestimasi nilai
frekuensi jangka pendek.
2.
Estimator frekuensi berbasis zero crossing dapat mendeteksi gangguan
jangka pendek yang terjadi dengan melihat perubahan kesalahan nilai
estimasi yang melebihi standar.
3.
Pemfilteran dan interpolasi membuat sinyal gelombang menjadi lebih halus
dan mengurangi distorsi yang terjadi sehingga estimasi lebih mudah untuk
dilakukan.
4.
Jumlah sampel data per siklus memegang peranan penting dalam estimasi
frekuensi jangka pendek dengan estimator frekuensi berbasis zero crossing.
5.
Nilai orde filter MAF (moving average filter) mempengaruhi lama dan hasil
akhir estimasi nilai frekuensi.
46
5.2. Saran
Berdasarkan hasil simulasi, pembahasan dan kesimpulan yang telah dilakukan,
maka untuk pengembangan yaitu perlunya tambahan rumusan atau metode lain di
dalam estimasi frekuensi jangka pendek sehingga diperoleh hasil estimasi yang
relatif lebih akurat.
DAFTAR PUSTAKA
[1]
Allen J.W. dan Bruce F.W. 1996. Power Generation, Operation and
Control. John Wiley & Sons Inc, America.
[2]
Arismunandar, A. Kuwahara,S. 1973. Teknik Tenaga Listrik. Jakarta.
[3]
Duric, M.B. and Durisic, Z.R. 2005. Frequency measurement in power
network in the presence of harmonics using fourier and zero
crossing technique. In Proceedings of Power Tech, St Petersburg,
Russia. IEEE, 1–6.
[4]
Glover, J.D. dan Sarma, M., Power System Analysis and Design, 2nd
edition, PWS Publishing Co., Boston, 1994.
[5]
Gonen T., "Electric Power Transmission System Engineering, Analysis
and Design", John Wiley Sons, New York, USA, pp. 172-184,
1988.
[6]
Grainger, J.J., Stevenson, W.D. 1994. Power System Analysis. Mc GrawHill. New York.
[7]
Kay, S.M. 1993. Fundamentals of Statistical Signal Processing, Estimation
Theory, Prentice Hall, London.
[8]
Kusljevic, M.D., Tomic, J.J. and Jovanovic, L.D. 2010 Frequency
estimation
of
three-phase
power
system
using
weighted-least-
square algorithm and adaptive FIR filtering. IEEE Transactions
on Instrumentation and Measurements, 59(2), 322–329.
[9]
Kusljevic, M.D. 2004. A simple recursive algorithm for frequency
estimation.
IEEE
Transactions
on
Instrumentation
and
Measurements, 53(2), 335–340.
[10] Marsudi, Djiteng. 2006. Operasi Sistem Tenaga Listrik. Graha Ilmu.
Yogyakarta.
[11] Saadat, Hadi. 1999. Power System Analysis 2nd Edition. McGrow Hill.
Ch.1.
[12] Stevenson, W.D. 1975. Elements of Power System Analysis Third Edition.
McGraw-Hill. NewYork.
[13] Weedy, B.M., et al. 2012. Electric Power System Fifth Edition. John
Wiley & Sons Ltd. West Sussex.
Download