BAB IV

advertisement
BAB IV Analisis Sistem Proteksi MS-SP Ring di Perangkat Alcatel-Lucent Ring 2
BAB IV
ANALISA SISTEM PROTEKSI MS-SP RING PADA RING 2
4.1
Desain Jaringan Optik
Prinsip kerja dari serat optic ini adalah sinyal awal/source yang berbentuk
sinyal listrik ini pada transmitter diubah oleh transducer elektrooptik (Dioda/Laser
Dioda) menjadi gelombang cahaya yang kemudian ditransmisikan melalui kabel serat
optic menuju penerima/receiver yang terletak pada ujung lainnya dari serat optik,
pada penerima/receiver sinyal optik ini diubah oleh transducer Optoelektronik (Photo
Dioda/Avalanche Photo Dioda) menjadi sinyal elektris kembali. Dalam perjalanan
sinyal optic dari transmitter menuju receiver akan terjadi redaman cahaya di
sepanjang kabel optik, sambungan-sambungan kabel dan konektor-konektor di
perangkatnya, oleh karena itu jika jarak transmisinya jauh maka diperlukan sebuah
atau beberapa repeater yang berfungsi untuk memperkuat gelombang cahaya yang
telah mengalami redaman sepanjang perjalanannya.
Ada beberapa komponen yang menjadi bahan pertimbangan dalam mendesain
suatu jaringan. Salah satunya adalah rugi-rugi transmisi serat optik (attenuation).
Rugi-rugi transmisi ini adalah salah satu karakterisktik yang penting dari serat optik.
Rugi-rugi ini mengahasilkan penurunan dari cahaya dan juga penurunan bandwidth
dari sistem, transmisi informasi yang dibawa, efisien, dan kapasitas sistem secara
keseluruhan. Rugi-rugi serat optik meliputi : Rugi - rugi konektor dan rugi – rugi
Splice.
Power link bugdet merupakan perhitungan daya yang dilakukan pada suatu sistem
transmisi yang didasarkan pada karakteristik saluran redaman serat optik, sumber
optik dan sensitivitas detektor.Perhitungan daya penerima diformulasikan dengan
persamaan :
42
http://digilib.mercubuana.ac.id/
BAB IV Analisis Sistem Proteksi MS-SP Ring di Perangkat Alcatel-Lucent Ring 2
 Loss Fiber (L f)
αf = L x Lf
 Loss Splice (Ls)
αs = Ns x Ls
 Loss Konektor (Lc)
αc = Nc x Lc
αtotal = αf + αs + αc
Perhitungan Power Link Budget
Pr = Pt - αf - αs - αc
Keterangan :
Pt = Daya Transmit (dBm)
Pr = Daya penerima (dBm)
αc = Redaman konektor (dB)
αs = Redaman Splice (dB)
αf = Redaman fiber (dB)
Rise time budget merupakan metoda untuk menentukan batasan dispersi pada saluran
transmisi, tujuannya adalah untuk menganalisis kerja sistem secara keseluruhan dan
memenuhi kapasitas kanal yang diinginkan. Rise time budget sistem secara
keseluruhan diberikan dengan persamaan sebagai berikut :
tf = D.σλ. Lsist  tsist2 = t tx2 + trx2 + tf2
dengan :
ttx
= Rise time sumber optik(ps)
trx
= Rise time detectoroptik(ps)
tf
= Rise time fiber (ps)
D
= Koefisiendispersi (ps/nm.km)
43
http://digilib.mercubuana.ac.id/
BAB IV Analisis Sistem Proteksi MS-SP Ring di Perangkat Alcatel-Lucent Ring 2
σλ
= Lebar spektral (nm)
L
= Jarak (km)
Nilai Rise Time Budget sistem untuk line coding berbeda dapat dirumuskan sebagai
berikut :
t sist ≤ 0,7 / BR untuk NRZ
t sist ≤ 0,35 / BR untuk RZ
Dimana BR merupakan bit rate sistem.
Sebagai acuan data teknis yang digunakan dalam sistem transmisi jaringan serat optik Link
Semarang - Purwodadi dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 4-1. Data Parameter Link Semarang - Purwodadi
Bit Rate
10 Gbps
Jarak dan Panjang kabel Link Purwodadi Bojonegoro
64 km
BER (Bit Error Rate)
10-3 Gbps
Format Modulasi
NRZ (Nero Return Zero)
Panjang Gelombang (λ)
1310 nm & 1550 nm
Margin Sistem
5 dB
0,35 dB (λ= 1310 nm)
Redaman Kabel (αf)
0,22 dB (λ= 1550 nm)
Redaman Splicing (αs)
≤ 0,1 dB/ splice
Redaman Konektor (αc)
≤ 0,5 dB/ connector
Rise Time Transmitter (ttx)
35 ps
Rise Time Receiver (trx)
35 ps
Dispersi Kromatis (D)
4,3 ps/ (nm.km)
Lebar Spektral (σλ)
0,1 nm
Daya Transmitter (Pt)
15 dB
Daya Receiver (Pr)
-4 dB
44
http://digilib.mercubuana.ac.id/
BAB IV Analisis Sistem Proteksi MS-SP Ring di Perangkat Alcatel-Lucent Ring 2
4.2
Perhitungan Power Link Budget dan Rise Time Budget
Pada perhitungan ini, sejumlah data diambil dari ketentuan dan data teknis yang ada,
dimana dapat dilihat satu contoh perhitungan Link Semarang - Purwodadi.
Tabel 4-2. Spesifikasi Link Semarang - Purwodadi (λ) = 1310 nm
PARAMETER
Semarang - Purwodadi
Jarak
64 km
Jenis Kabel
Single Mode
Tipe Kabel
G.665C
Jumlah Splice
3 Splice
Jumlah Kabel
3 Haspel
Loss Fiber
0,2 dB
Loss Splice
0,1 dB
Loss Konektor
0,5 dB
 Loss Fiber (L f)
αf = L x Lf = 64 km x 0,2 dB = 12,8 dB
 Loss Splice (Ls)
αs = Ns x Ls = 3 x 0.1 dB = 0,3 dB
 Loss Konektor (Lc)
αc = Nc x Lc = 0,5 dB x 3 = 1,5 dB
Perhitungan Power Link Budget
Pr = Pt - αf - αs - αc = (15 dB) – 12,08 dB – 0,3 dB – 1,5 dB = 1,12 dB
Perhitungan Rise Time Budget
Tf = D. σλ. Lsist = (4,3). 0,1 . (64) = 27,52 ps
45
http://digilib.mercubuana.ac.id/
BAB IV Analisis Sistem Proteksi MS-SP Ring di Perangkat Alcatel-Lucent Ring 2
Maka nilai rise time sistem sebagai berikut :
tsist2 = ttx2 + trx2 + tf2 = 352 ps + 352 ps + 27,522 ps = 3207,3504 ps
tsist2 = 56,63 ps
Dengan hasil ini dapat disimpulkan bahwa nilai ini berada di bawah ketentuan KPI
yaitu ≤ 70 ps.
4.3
Analisa Problem Fiber Cut Optic.
Jika dilihat dari problem yang ada maka kami akan melakukan
pengecekan perdetail setiap problem Fiber Cut ini karena dalam kaitannya setiap
segment mempunyai jenis alarm yang berbeda, berikut penjelasannya :
Gambar 4.1 Detail Alarm Fiber Link Failure Sect. Purwokerto <> Tegal
46
http://digilib.mercubuana.ac.id/
BAB IV Analisis Sistem Proteksi MS-SP Ring di Perangkat Alcatel-Lucent Ring 2
Keterangan Alarm :
1. LOS (Loss Of Signal)
Perangkat tidak dapat menerima input sinyal dengan baik atau jauh
dari link budget. Carrier-nya tidak diterima dengan baik. Biasanya
disebabkan oleh putusnya jaringan transmisi (FO).
2. AIS (Alarm Indication Signal) – Upstream failure
Indikasi sinyal alarm. AIS dikirim dari NE pertama yang tidak
menerima sinyal (menerima LOS) kepada NE – NE yang dilalui
hingga NE End Point akan menerima alarm ini sebagai akibat dari
sinyal atau data yang ditransmisikan tidak dapat diterima oleh End
Point.
3. RDI (Remote Defect Indication)
Terminal End Point tidak menerima data, maka End Point mengirim
alarm RDI ke NE Terminating Point (NE yang mentransmisikan data).
Jika melihat dari traffic yang masih melewati Route Awal yang seharusnya dari NE
Pekalongan bisa harus langsung ke Semarang maka Proteksi ini harus tetap
dibelokkan dahulu ke NE Tegal karena dari segmen PKL – TGL tidak ada alarm yang
muncul.
Setelah itu pada NE Tegal melakukan perubahan routing untuk melalui Fiber Jalur
Proteksi ini. Berikut gambarnya :
Gambar 4.2 Detail Alarm Sect. Pekalongan <> Tegal
47
http://digilib.mercubuana.ac.id/
BAB IV Analisis Sistem Proteksi MS-SP Ring di Perangkat Alcatel-Lucent Ring 2
Begitupun dari traffic yang keluar melalui NE Kebumen, dikarenakan
system proteksi MS-SP Ring telah diset dengan tidak mengubah konfigurasi jalur
existing maka traffic dari NE Kebumen akan melewati section PWO – KBM, berikut
gambarnya :
Gambar 4.3 Detail Alarm Sect. Purwokerto <> Kebumen
4.4
Impact Problem Fiber Optic Pada Traffic.
Proteksi digunakan untuk mengalihkan traffic yang saat itu sedang live
melewati Jalur main ke jalur proteksi, jika proteksi tidak berjalan dengan baik maka
traffic yang melewati link tersebut akan mengalami down. Berikut sedikit penjelasan
hasil monitoring jika melihat dari sisi switch yang digunakan untuk transfer data :
48
http://digilib.mercubuana.ac.id/
BAB IV Analisis Sistem Proteksi MS-SP Ring di Perangkat Alcatel-Lucent Ring 2
Grafik 4.1 Grafik ketika traffic melewati jalur Main / Link Normal
Grafik 4.2 Grafik yang menunjukkan terjadi peningkatan latency.
Grafik 4.3 Grafik yang menunjukkan Latency dlam keadaan melewati Link Proteksi.
49
http://digilib.mercubuana.ac.id/
BAB IV Analisis Sistem Proteksi MS-SP Ring di Perangkat Alcatel-Lucent Ring 2
Gambar diatas merupakan hasil yang di dapat dari switch, terjadi lonjakan
latency saat terjadi putus kabel. Terjadi karena link yang melewati jalur proteksi lebih
jauh dari jalur utama saat penggunaan topologi Ring.
Pada keadaan normal rata-rata latency berada pada 14,12 ms dan ketika fiber failure
terjadi rata-rata latency mencapai 18,15 ms terjadi peningkatan sebesar 4 ms.
50
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Download