BAB II Tinjauan Pustaka 2.1 Manajemen 2.1.1 Pengertian

advertisement
BAB II
Tinjauan Pustaka
2.1 Manajemen
2.1.1 Pengertian Manajemen
Manajemen merupakan rangkaian berbagai aktivitas yang saling berkaitan dan saling
mengorganisir kemampuan individu dalam suatu organisasi untuk mendayagunakan dan
mengolah sumber daya yang ada sehingga berguna bagi individu itu sendiri dan juga
organisasi.
Berikut ini pengertian manajemen berdasarkan buku yang berjudul Manajemen :
Dasar, Pengertian, dan Masalah yang disusun oleh Drs. H. Malayu S.P Hasibuan edisi
revisi (2007:1) adalah sebagai berikut :
Manajemen adalah ilmu dan seni mengatur proses pemanfaatan sumber daya
manusia dan sumber lainnya secara efektif dan efisien untuk mencapai suatu
tujuan tertentu .
Sedangkan pengertian lain menurut Andrew F. Sikula yang dikutip oleh Drs. H.
Malayu S. P. Hasibuan (2007;2) adalah :
Manajemen pada umumnya dikaitkan dengan aktivitas-aktivitas perencanaan,
pengorganisasian,
pengendalian,
penempatan,
pengarahan,
Pemotivasian,
komunikasi, dan pengambilan keputusan yang dilakukan oleh setiap organisasi
dengan tujuan untuk mengkoordinasikan berbagai sumber daya yang dimiliki
oleh perusahaan sehingga akan dihasilkan suatu produk atau jasa secara efisien.
Dari kedua pengertian manajemen diatas, maka penulis dapat mengambil kesimpulan
bahwa manajemen adalah suatu proses mengatur sumber daya manusia dan sumber daya
lainnya guna mencapai tujuan secara efektif dan efisien.
2.1.2 Fungsi Manajemen
Fungsi manajemen yang dikemukakan oleh beberapa ahli tidak sama. Ini dikarenakan
latar belakang yang mereka lakukan tidak sama.
Fungsi-fungsi manajemen seperti dikemukakan oleh Sri Wilujeng SP dan Irma
Nilasari (2006;63) terdiri dari aktivitas perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan
pengendalian.
1. Perencanaan
Perencanaan merupakan aktivitas penentuan tujuan atau sasaran yang akan dicapai
dan menentukan bagaimana cara pencapaian tujuan dengan memanfaatkan sumber
daya yang ada.
2. Pengorganisasian
Pengorganisasian sebagai salah satu fungsi manajemen dapat diartikan sebagai proses
yang melibatkan dua orang atau lebih untuk bekerja sama dalam cara yang terstruktur
untuk mencapai tujuan.
3. Pengarahan
Pengarahan meliputi tindakan untuk membimbing dan mengusahakan agar semua
anggota organisasi melakukan kegiatan yang sudah ditentukan ke arah tercapainya
tujuan. Fungsi pengarahan harus dilakukan oleh setiap manajer meliputi tiga unsur,
yaitu pemberian motivasi kepada bawahan, kepemimpinan, dan pengembanngan
komunikasi.
4. Pengendalian
Fungsi pengendalian bertujuan untuk memastikan apakah tujuan yang telah ditetapkan
telah tercapai. Dalam pengendalian, seorang manajer perlu membandingkan hasil
pelaksanaan pekerjaan dengan tujuan atau rencana semula. Sehubungan dengan hal
tersebut, manajer sedapat mungkin menemukan dan sesegera mungkin mengoreksi
adanya penyimpangan-penyimpangan yang terjadi.
2.2 Manajemen Keuangan
2.2.1 Pengertian Manajemen Keuangan
Pengertian manajemen keuangan yang dikutip dari buku Manajemen Keuangan
menurut Susan Irawati (2006:1) yaitu sebagai berikut :
Manajemen keuangan adalah suatu proses dalam pengaturan aktivitas atau
kegiatan keuangan dalam suatu organisasi, dimana di dalamnya termasuk
kegiatan planning, analisis dan pengendalian terhadap kegiatan keuangan yang
biasanya dilakukan oleh seorang manajer keuangan .
Sedangkan menurut Martono dan Agus Sarjito (2002;4) menjelaskan bahwa :
Manajemen keuangan adalah segala aktivitas perusahaan yang berhubungan
dengan bagaimana memperoleh dana, menggunakan dana dan mengelola aset
sesuai tujuan perusahaan secara meneluruh.
Berdasarkan pengertian di atas, manajemen keuangan adalah aktivitas perusahaan
yang dilakukan oleh manajer keuangan untuk mendapatkan keuntungan dan mendapatkan
dana untuk membiayai jalannya perusahaan, kemudian menggunakan atau mengalokasikan
dana tersebut baik dana dalam perusahaan maupun dana dari luar perusahaan ke dalam
berbagai aktivitas perusahaan.
2.2.2 Fungsi Manajemen Keuangan
Secara umum kegiatan utama atau fungsi manajemen keuangan adalah terbagi
menjadi dua kelompok, yaitu :
1. Kegiatan mencari dana
2. Kegiatan menggunakan dana
Fungsi manajemen keuangan dikutip dari buku yang berjudul Manajemen Keuangan
yang ditulis oleh Susan Irawati (2006:3) adalah terdiri dari tiga keputusan utama yang harus
dilakukan oleh suatu, yaitu :
1. Keputusan Investasi
Keputusan investasi adalah keputusan yang diambil oleh manajer keuangan dalam
pengalokasian dana ke dalam bentuk investasi yang dapat menghasilkan laba di masa
yang akan datang.
Keputusan investasi ini akan tergambar dari aktiva perusahaan, dan mempengaruhi
struktur kekayaan perusahaan yaitu perbandingan antara current assets dengan fixed
assets.
2. Keputusan Pendanaan
Keputusan pendanaan adalah keputusan manajemen keuangan dalam melakukan
pertimbangan dan analisis perpaduan antara sumber-sumber dana yang paling
ekonomis bagi perusahaan untuk mendanai kebutuhan-kebutuhan investasi investasi
serta kegiatan operasional perusahaannya. Keputusan pendanaan akan tercermin
dalam sisi pasiva perusahaan, dengan melihat baik jangka pendek maupun jangla
panjang. Sedangkan perbandingan yang terjadi disebut dengan struktur finansial. Dan
jika
yang
diperhatikan
hanya
dana
investasi
dalam
jangka
saja,
maka
perbandingannya disebut struktur modal. Keputusan pendanaan mempengaruhi baik
struktur modal maupun struktur finansial.
3. Keputusan Deviden
Deviden merupakan bagian dari keuntungan suatu perusahaan yang dibayarkan
kepada para pemegang saham.
Keputusan deviden adalah keputusan manajemen keuangan dalam menentukan
besarnya proporsi laba yang akan dibagikan kepada para pemegang saham dan
proporsi dana yang akan disimpan di perusahaan sebagai laba ditahan untuk
pertumbuhan perusahaan. Keputusan deviden akan mempengaruhi struktur modal
maupun struktur finansial.
2.2.3 Tujuan Manajemen keuangan
Manajemen keuangan yang efisien membutuhkan tujuan dan sasaran yang digunakan
sebagai standar dalam memberikan penilaian keefisienan keputusan keuangan. Untuk bisa
mengambil keputusan-keputusan keuangan yang benar, manajer keuangan perlu menentukan
tujuan yang harus dicapai. Keputusan yang benar adalah keputusan yang akan membantu
mencapai tujuan tersebut. Tujuan manajemen keuangan adalah untuk memaksimalkan profit
atau keuntungan dan meminimalkan biaya guna mendapatkan suatu pengambilan keputusan
yang maksimum, dalam menjalankan perusahaan ke arah perkembangan .
Jadi dapat disimpulkan bahwa tujuan manajemen keuangan yang dilakukan oleh
manajer keuangan adalah merencanakan untuk, memperoleh, dan menggunakan dana guna
memaksimalkan nilai perusahaan.
2.3 Piutang
2.3.1 Pengertian Piutang
Setiap perusahaan menginginkan penjualannya dapat terus meningkat. Dalam usaha
peningkatan penjualan tersebut, perusahaan melakukan beberapa upaya yang antara lain
dengan memberikan piutang dagang kepada pelanggannya. Tujuan pemberian piutang adalah
untuk meningkatkan penjualan dan mempertahankan kekuatan pasar serta memperluas
market share.
Pengertian piutang menurut James C. Van Horne dan John M. Wachowicz, JR
yang dikutip dari buku berjudul Prinsip-prinsip Manajemen keuangan (2005;372)
diterjemahkan Dewi Fitriasari,S.S., Msi., Ak. Dan Deny Arnos Kwary, Mhum. adalah
sebagai berikut :
Piutang usaha adalah jumlah uang yang masih belum dibayar ke perusahaan
oleh para pelanggan yang telah membeli barang atau jasa secara kredit.
Sebagai aktiva lancar, akun piutang usaha juga disebut sebagai piutang
(receivables).
Sedangkan menurut Indriyo dan Basri (2002;81) adalah sebagai berikut :
Meliputi
semua
klaim
dalam
bentuk
uang
terhadap
perorangan,organisasi,badan atau debitur lainnya.
Menurut S. Munawir (2004;15) mendefinisikan piutang sebagai berikut :
Piutang adalah tagihan kepada pihak lain (kepada kreditor atau langganan)
sebagai akibat adanya penjualan barang penjualan barang dagangan secara
kredit .
Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa piutang adalah tagihan
perusahaan kepada pihak lain sebagai akibat penjualan secara kredit dimasa lalu yang akan
menjadi kas pada masa yang akan datang.
2.3.2 Pentingnya Piutang
Dalam suatu perusahaan, piutang mempunyai nilai yang cukup berpengaruh dalam
laporan keuangan. Biasanya nilai piutang tersebut dapat mempengaruhi keseluruhan nilai
perusahaan. Penjualan kredit tidak segera menghasilkan penerimaan kas, tetapi menimbulkan
piutang pelanggan, dan barulah pada hari jatuh tempo terjadi aliran kas masuk (cash inflow)
yang berasal dari pengumpulan piutang tersebut. Dengan demikian maka piutang
(receivables) merupakan elemen modal kerja yang juga harus dalam keadaan berputar secara
terus-menerus dalam rantai perputaran modal kerja.
Menurut Lukman Syamsuddin (2004;255), bahwa :
Untuk dapat mempertahankan langganan-langganan yang sudah ada sekarang
dan untuk yang nilainya bisa mencapai setengah dari aktiva lancar langgananlangganan baru, perusahaan pada umumnya melakukan penjualan secara
kredit.
Dalam penjelasan tersebut terlihat bahwa piutang merupakan aset yang paling penting
bagi perusahaan karena merupakan bagian dari aktiva lancar. Oleh sebab itu, manajemen
diharapkan mau menaruh perhatian yang cukup terhadap masalah-masalah piutang agar
perusahaan tidak mendapat kerugian.
2.3.3 Penilaian Piutang
Piutang biasanya dicatat dalam neraca berdasarkan taksiran jumlah yang akan
direalisir dengan mengurangkan taksiran yang tidak bisa ditagih terhadap saldo piutang
tersebut.
Perusahaan pada umumnya menentukan jumlah tertentu dari piutang yang
diperkirakan tidak dapat ditagih. Pencadangkan penyisihan dimuka untuk tagihan yang tidak
dapat ditagih kemudian, hari ini dicatat dengan ayat jurnal penyesuaian pada akhir periode
fiskal.
Adapun tujuan dari pembentukan jurnal penyesuaian tersebut adalah :
1. Mengurangi nilai piutang dagang yang diharapkan tidak dapat dicairkan menjadi uang
kas dimasa yang akan datang.
2. Mengalokasikan taksiran beban karena pengurangan nilai tersebut ke periode berjalan.
Piutang dimiliki suatu perusahaan mempunyai hubungan yang erat dengan volume
penjualan kredit. Posisi piutang dan taksiran waktu pengumpulan dapat dinilai dengan
menghitung tingkat perputaran piutang tersebut.
Penurunan rasio penjualan kredit dengan rata-rata piutang menurut S. Munawir
(2004;75) dapat disebabkan oleh faktor berikut :
1. Turunnya penjualan dan naiknya piutang
2. Turunnya piutang dan diikuti naiknya piutang dalam jumlah yang lebih besar
3. Naiknya penjualan diikiuti naiknya piutang dalam jumlah besar
4. Turunnya penjualan dengan piutang yang tetap
5. Naiknya piutang sedangkan penjualan tidak berubah.
2.3.4 Fungsi Kredit
Fungsi pokok
pada dasarnya adalah untuk pemenuhan jasa pelayanan terhadap
kebutuhan masyarakat dalam rangka mendorong dan melancarkan perdagangan, produksi dan
jasa-jasa bahkan konsumsi, yang kesemuanya itu ditujukan untuk meningkatkan taraf hidup
manusia. Fungsi kredit dijalankan untuk berbagai kegunaan :
1. Kredit dapat memajukan arus alat tukar barang jasa. Jika suatu saat uang sebagai alat
pembayar belum tersedia, maka dengan adanya kredit lalu lintas barng dan jasa tetap
dapat berlangsung
2. Kredit dapat mengaktifkan alat pembayaran. Kredit terjadi karena ada pihak yang
mempunyai pendapatan yang lebih besar dari kebutuhannya. Pendapatan atau dana
berlebih tersebut dapat dipindahkan ke golongan yang berpendapatan yang lebih kecil
sehingga dapat terjadi pemindahan daya beli dari golongan yang satu kepada
golongan lainnya.
3. Kredit dapat dijadikan alat pengendali harga.
4. Kredit dapat menciptakan alat pembayaran baru.
5. Kredit dapat mengaktifan dan meningkatkan faedah-faedah atau kegunaan potensipotensi ekonomi yang ada. Bantuan kredit dapat mendorong pengusaha untuk
meningkatkan produksinya dan memafaatkan peluang bisnis yang ada.
2.3.5 Kebijakan Kredit
Kebijakan penjualan kredit adalah merupakan pedoman yang ditempuh oleh
perusahaan dalam menentukan apakah kepada seorang langganan akan diberikan kredit dan
apabila diberikan berapa banyak atau berapa jumlah kredit yang akan diberikan tersebut.
Perusahaan-perusahaan tidak hanya mementingkan penentuan standar kredit yang akan
diberikan tetapi juga penerapan standar tersebut secara tepat dalam membuat keputusankeputusan kredit.
Sumber-sumber informasi dan analisa-analisa kredit merupakan suatu hal yang
penting bagi keberhasilan manajemen piutang perusahaan. Penerapan yang tepat dari
kebijaksanaan yang tidak tepat ataupun penerapan yang tidak tepat dari kebijaksanaan yang
tepat tidak akan dapat memberikan hasil yang optimal bagi perusahaan.
2.3.6 Standar Kredit
Standar kredit dari suatu prusahaan didefinisikan sebagai kriteria minimum yang
harus dipenuhi oleh seorang langganan sebelum dapat diberikan kredit, hal-hal seperti nama
baik pelanggan sehubungan dengan kredit atau pembayaran utang-utang dagangnya baik
kepada perusahaan sendiri maupun kepada perusahaan-perusahaan lain, referensi-referensi
kredit, rata-rata jangka waktu pembayaran utang dagang dan beberapa rasio finansial tertentu
dari perusahaan langganan akan dapat memberikan suatu dasar penilaian bagi perusahaan
langganan akan dapat memberikan suatu dasar penilaian bagi perusahaan sebelum
memberikan atau melakukan penjualan kredit.
Dengan mengetahui faktor-faktor utama yang harus dipertimbangkan bilamana
perusahaan bermaksud untuk memperlunak ataupun memperketat standar kredit yang
diterapkan, akan dapat memberikan suatu gambaran tentang keputusan-keputusan apa yang
harus diambil oleh perusahaan sehubungan dengan kepada siapa dan dalam jumlah berapa
yang akan diberikan.
Adapun faktor-faktor utama yang harus dipertimbangkan apabila perusahaan
bermaksud untuk mengubah standar kredit yang diterapkan adalah :
1. Biaya-biaya administrasi
2. Investasi dalam piutang
3. Kerugian piutang (bad debt expense) dan volume penjualan.
2.3.7 Biaya Adminstrasi
Bilamana perusahaan memperlunak standar kredit yang diterapkan maka berarti lebih
banyak kredit yang diberikan dan tugas-tugas yang tidak dapat dipisahkan dengan adanya
pertambahan penjualan kredit tersebut juga akan semakin besar. Sebaliknya, apabila standar
kredit diperketat maka jumlah penjualan kredit yang diberikan akan semakin kecil dan tugastugas untuk itupun akan semakin sedikit. Dengan demikian, dapat diperkirakan bahwa
perlunakan standar kredit yang lebih ketat akan mengurangi biaya-biaya adminstrasi. Biaya
administrasi terdiri dari 2 komponen biaya yaitu biaya modal akibat agak naiknya piutang
dan piutang yang yang tidak dapat ditagih.
2.3.8 Investasi dalam Piutang
Penanaman modal dalam piutang mempunyai biaya-biaya tertentu. Semakin besar
piutang semakin besar pula biaya-biayanya (carrying costs), demikian sebaliknya. Bilamana
perusahaan memperlunak standar kredit yang digunakan maka rata-rata jumlah piutang akan
memperkecil rata-rata piutang. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa perlunakan standar
kredit akan memperbesar carrying costs, dan sebaliknya, biaya-biaya tersebut akan semakin
kecil. Perubahan rata-rata piutang yang dikaitkan dengan
perubahan standar kredit
disebabkan oleh dua faktor, yaitu :
-
Perubahan volume penjualan, dan
-
Perubahan dalam kebijaksanaan pengumpulan piutang.
Menurut Bambang Riyanto (2005;38), faktor yang dapat mempengaruhi piutang
adalah :
a. Volume Penjualan Kredit
Makin besar proporsi penjualan kredit dari total penjualan maka jumlah investasi
dalam piutang juga demikian. Artinya, perusahaan harus menyediakan investasi yang
lebih besar dalam piutang, dan meski berisiko semakin besar, profitabilitasnya juga
akan meningkat.
b. Syarat Pembayaran Penjualan Kredit
Syarat pembayaran penjualan kredit dapat bersifat ketat atau lunak. Apabila
perusahaan menetapkan syarat pembayaran yang ketat, artinya keselamatan kredit
lebih diutamakan daripada profitabilitasnya. Syarat pembayaran yang ketat antara lain
tampak dari batas waktu pembayaran yang pendek atau pembebanan bunga yang berat
untuk pembayaran piutang yang terlambat.
c. Ketentuan Tentang Pembatasan Kredit
Dalam penjualan secara kredit, perusahaan dapat menetapkan batas maksimal atau
plafon bagi kredit yang diberikan kepada para pelanggan. Makin tinggi plafon yang
diberikan kepada para pelanggan, makin besar pula dana yang diinvestasikan ke
dalam piutang.
d. Kebijakan dalam Penagihan Piutang
Kebijakan penagihan dalam piutang, secara aktif maupun pasif, dapat dilakukan oleh
perusahaan. Perusahaan yang menjalankan kebijakan aktif dalam menagih piutang
akan mempunyai pengeluaran dana yang lebih besar untuk membiayai aktifitas ini,
namun dapat memperkecil rasio tidak tertagihnya piutang.
e. Kebiasaan Pembayaran Pelanggan
Sebagian pelanggan mempunyai kebiasaan membayar dengan menggunakan
kesempatan mendapatkan cash discount, sedangkan sebagian lagi tidak demikian.
Perbedaan cara pembayaran ini tergantung kepada penilaian mereka terhadap kedua
alternatif tersebut untuk mencari yang terbaik dan paling menguntungkan.
2.3.9 Kerugian Piutang (Bad Debt Expense)
Variabel lain yang diperkirakan akan dipengaruhi oleh adanya perubahan standar
kredit adalah bad debt expense. Probabilitas (kemungkinan) terjadinya resiko kerugian
piutang atau bad debt expense akan semakin meningkat dengan diperlunaknya standar kredit,
dan akan menurun bilamana standar kredit diperketat.
2.3.10 Piutang Tidak tertagih
Piutang yang diberikan kepada pelanggan diharapkan dapat tertagih pada waktu jatuh
tempo. Tetapi, ada kalanya piutang tidak dapat ditagih kembali. Artinya, rencana investasi
tidak dapat terealisasi.
Sebagai pedoman untuk menentukan bahwa piutang benar-benar tidak tertagih, dapat
digunakan hal-hal sebagai berikut :
1. Bila usaha pelanggan terhenti, pelanggan menghilang tanpa diketahui alamatnya atau
meninggal dunia tanpa meninggalkan harta.
2. Bila penagihan dibatasi karena adanya peraturan khusus.
3. Bila saldo piutang sudah lama terbuka dan surat tagihan tidak pernah dibalas.
4. Bila agen/badan perantara inkaso tidak mampu lagi menagihnya.
Piutang yang kurang meyakinkan untuk dapat ditagih harus dicadangkan
penghapusannya, sedangkan piutang yang sudah dianggap tidak tertagih sama sekali akan
dihapuskan seluruhnya sebagai beban biaya penghapusan piutang ragu-ragu atau membebani
penghapusan piutang.
2.3.11 Keputusan Atas Standar Kredit
Dalam rangka memutuskan apakah perusahaan harus memperlunak standar kredit
yang diberikan maka haruslah dibandingkan
tambahan keuntungan dengan biaya-biaya
investasi marginal dalam piutang. Bilamana keuntungan tambahan lebih besar maka
perlunakan standar kredit tersebut dapat dilaksanakan, dan apabila sebaliknya yang terjadi
maka tentu saja perusahaan tidak boleh mengubah standar kredit yang diharapkan atau
dengan perkataan lain perubahan tetap saja menjalankan standar standar kredit yang selama
ini sudah diterapkan.
2.3.12 Penilaian dan Pencegahan Resiko Kredit
Untuk menilai risiko kredit, pimpinan harus mempertimbangkan faktor-faktor
tertentu. Umumnya, perusahaan menilai resiko kredit atas dasar kriteria sebagai berikut :
1. Karakter
Karakter adalah penilaian yang menyangkut kejujuran. Informasi mengenai integritas
pelanggan sangat penting dalam proses penilaian karena transaksi kredit mengandung
faktor kesanggupan untuk membayar.
2. Kemampuan
Hal ini berkaitan dengan kemampuan pelanggan yang ditunjukkan dari kesuksesan
dalam mengelola perusahaannya. Pemberi kredit bisa mengetahuinya dengan melihat
profit record perusahaan pelanggan.
3. Modal
Modal berhubungan dengan penilaian sumber-sumber keuangan perusahaan
pelanggan yang terutama dapat ditunjukkan dari neracanya.
4. Jaminan
Jaminan atau agunan berhubungan dengan aktiva perusahaan pelanggan sebagai
jaminan keamanan kredit yang diberikan kepadanya.
5. Kondisi
Kondisi berhubungan dengan penilaian kemungkinan untuk mengadakan pembatasan
atau ketentuan perpanjangan kredit dalam perkiraan yang dirasa meragukan.
Selain itu, dapat pula dilakukan penilaian dengan tiga faktor lainnya, yaitu :
1. Rate of return
Adalah kemampuan perusahaan memperoleh keuntungan. Ini dapaat dianalisis
menggunakan data historis kemudian diproyeksikan untuk beberapa periode
mendatang. Dalam analisis ini perlu juga diperhatikan kondisi persaingan karena
meskipun kemampuan memperoleh keuntungan di masa lampau cukup tinggi, belum
tentu perusahaan dapat memperoleh keuntungan yang sama jika persaingannya cukup
ketat.
2. Risk Bearing Ability
Adalah kemampuan untuk menanggung resiko, baik resiko usaha atau business risk
maupun resiko finansial atau financial risk. Kedua resiko ini dapat dianalisis dengan
melihat struktur aktiva dan struktur keuangannya. Perusahaan yang mempergunakan
lebih banyak aktiva tetap relatif memiliki businness risk yang lebih tinggi dibanding
dengan perusahaan yang lebih sedikit aktiva tetapnya. Sementara itu risiko finansial
dapat dianalisis dari struktur keuangan perusahaan. Apabila perusahaan menggunakan
leverage yang lebih besar maka risiko keuangan cenderung akan lebih besar pula.
Sebaliknya semakin kecil leverage perusahaan maka semakin kecil risiko
keuangannya.
3. Repayment Capacity
Adalah kemampuan untuk membayar kembali utang dan pokok pinjaman.
Kemampuan untuk membayar kewajibannya ini dapat dililhat dari tingkat keuntungan
yang diperoleh perusahaan.
Pencegahan resiko kredit dapat pula dilakukan dengan cara sebagai berikut :
1. Mencari informasi tentang mental/kepribadian
2. Mencari informasi tentang kemampuan keuangan
3. Mencari informasi tentang jalannya perusahaan
4. Menetapkan kebijakan setahap demi setahap
5. Membatasi jumlah piutang
6. Meminta barang jaminan
7. Seleksi terhadap Verkooper atau agen
Download