Nomor 24 Volume XII Juli 2014: 48-63 Spectra EVALUASI PENGENDALIAN PELAKSANAAN KONSTRUKSI PADA PROYEK CIVIL WORK DI SMK NEGERI 1 KEDIRI Niken Peni Wardani M. Ruslin Anwar Indradi Wijatmiko Program Pascasarjana Teknik Sipil (S-2) Universitas Brawijaya Malang ABSTRAKSI Syarat keberhasilan suatu proyek konstruksi adalah tercapainya sasaran proyek, yaitu tepat biaya, tepat waktu, dan tepat kualitas; sehingga seluruh rencana proyek baik pada tahapan prakonstruksi, pelaksanaan konstruksi, dan pasca konstruksi dapat berjalan dengan baik. Pengendalian merupakan salah satu fungsi dari manajemen proyek yang bertujuan agar pekerjaan dapat berjalan mencapai sasaran tanpa banyak penyimpangan. Penelitian ini akan melakukan analisis dan simulasi kinerja biaya, waktu, dan penggunaan sumberdaya pada proyek yang sudah selesai serta mengalami keterlambatan dengan menggunakan metode Earned Value; sedangkan pengendalian kualitas menggunakan check-list tiga sudut pandang. Kemudian dilakukan analisis pada proyek yang masih dikerjakan dan menerapkan hasil simulasi sebelumnya untuk mengoptimalkan kinerja biaya dan waktu. Hasil penelitian menunjukkan bahwa keseluruhan pekerjaan pada Gedung Pusat Pengendali Manajemen SMK Negeri 1 Kediri terdapat selisih dari rencana anggaran dan jadwal yang tidak terlalu signifikan serta pengendalian kualitas dari sudut pandang ketiga perspektif adalah sangat baik. Pada proyek yang masih dalam proses pengerjaan, yaitu Gedung Teori A, pekerjaan lebih cepat dari jadwal dengan biaya lebih besar dibandingkan dengan rencana serta pada kinerja proyek terdapat selisih dari rencana anggaran dan jadwal yang tidak terlalu signifikan. Kata Kunci: Biaya, Waktu, Kualitas, Earned Value Method PENDAHULUAN Pada pelaksanaan proyek diharapkan dapat merencanakan jadwal waktu yang efektif dan merencanaan biaya yang efisien tanpa mengurangi kualitas. Ketiga hal tersebut bersifat tarik menarik, artinya jika ingin meningkatkan kinerja proyek, maka pada umumnya harus diikuti dengan menaikkan kualitas, yang selanjutnya berakibat pada naiknya biaya yang melebihi anggaran. Sebaliknya, bila ingin menekan biaya, maka biasanya harus berkompromi dengan kualitas dan jadwal. Dengan demikian, ukuran 48 Evaluasi Pengendalian Pelaksanaan Konstruksi| Niken P.W | M. Ruslin | Indradi W. keberhasilan proyek senantiasa dikaitkan dengan sejauhmana ketiga hal tersebut dapat dipenuhi. Pengendalian merupakan salah satu fungsi dari manajemen proyek yang bertujuan agar pekerjaan-pekerjaan dapat berjalan mencapai sasaran tanpa banyak penyimpangan. Pengendalian proyek adalah suatu usaha sistematis untuk menentukan standar yang sesuai dengan sasaran perencanaan, merancang sistem informasi, membandingkan pelaksanaan dengan standar, menganalisis kemungkinan adanya penyimpangan antara pelaksanaan dengan standar, serta mengambil tindakan pembetulan yang diperlukan agar sumberdaya yang digunakan secara efektif dan efisien dalam rangka mencapai sasaran (Soeharto, 2001). Dengan adanya pengendalian, maka diharapkan perencanaan yang sudah dibuat dapat dipantau dan dikendalikan penerapannya. Earned Value Method (EVM) adalah salah satu cara untuk mengetahui kinerja biaya dan waktu serta efisiensi penggunaan sumberdaya. Selain itu, juga digunakan untuk memprediksikan total biaya akhir serta untuk mengoptimalkan waktu pelaksanaan proyek. Sedangkan check-list tiga sudut pandang (konstruktor, klien, dan pihak ketiga) yang merupakan hasil penelitian Hosein N. Rad dan Farzad Khosrowshahi, dapat digunakan untuk mengetahui kualitas proyek berdasarkan tiga perspektif tersebut. Untuk mengoptimalkan waktu dan mengetahui lintasan kritis dari jaringan kerja proyek, maka dapat menggunakan Critical Path Method (CPM). SMK Negeri 1 Kediri ditunjuk menjadi sekolah model Program SBI INVEST (Indonesia Vocational Education Strengthening) bersama 90 SMK yang lain di Indonesia dan mendapatkan bantuan dana dari ADB (Asian Development Bank). Program ini ditujukan untuk meningkatkan fasilitas sarana prasarana (fisik) dan peningkatan proses belajar mengajar (non fisik) menuju sekolah berstandar internasional. Proyek Civil Work Program SBP SBI INVEST SMK Negeri 1 Kediri, khususnya yang terkait dengan pembangunan gedung baru dan rehabilitasi, terdiri dari 13 bangunan yang terbagi dalam tiga tahap pembangunan, mulai tahun 2010 hingga 2012 dengan total dana Rp 7.108.568.000. Dengan adanya keterlambatan pada bangunan yang sudah selesai, maka dalam penelitian ini akan mengevaluasi tentang pengendalian biaya, waktu, dan kualitas serta penggunaan sumberdaya pada proyek yang sudah selesai. Kemudian, hasil simulasi pengendalian pada proyek yang sudah selesai tersebut diaplikasikan pada proyek yang masih dalam proses penyelesaian untuk mendapatkan optimalisasi kinerja biaya dan waktu. METODOLOGI PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan menggunakan studi kasus dan metode kualitatif. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara, obervasi, dan dokumentasi. 49 Nomor 24 Volume XII Juli 2014: 48-63 Spectra Teknik analisa data yang dilakukan adalah: 1. Pada proyek yang sudah selesai (Gedung Pusat Pengendali Manajemen) dilakukan: a. Analisis pengendalian biaya, waktu, dan kinerja dengan Earned Value Method (EVM). Pada tahap ini akan didapatkan data: (1) BCWS (Budgeted Cost of Work Schedule) Merupakan gambaran tentang anggaran rencana sampai pada periode tertentu terhadap volume rencana proyek yang dikerjakan dengan menggunakan perhitungan sebagai berikut: BCWS = % Bobot Rencana x Nilai Kontrak (2) BCWP (Budgeted Cost of Work Performed) Merupakan gambaran tentang anggaran rencana proyek pada periode tertentu terhadap apa yang telah dikerjakan pada volume pekerjaan aktual dengan menggunakan perhitungan sebagai berikut: BCWP = % Bobot Realisasi x Nilai Kontrak (3) ACWP (Actual Cost of Work Performed) Merupakan gambaran tentang anggaran aktual yang dihabiskan untuk pelaksanaan pekerjaan pada keadaan volume pekerjaan aktual berdasarkan catatan pengeluaran, seperti buku kas proyek. Dari hasil BCWS, BCWP, dan ACWP, maka akan dapat diketahui kinerja biaya berdasarkan besarnya nilai varian biaya (Cost Varians/CV) dan kinerja varian jadwal (Schedule Varians/ SV) dengan formula sebagai berikut: (1) CV = BCWP – ACWP (2) SV = BCWP – BCWS Berdasarkan hasil CV dan SV, maka dapat disimpulkan hasilnya dengan melihat tabel varians biaya dan waktu di bawah ini: Tabel 1. Varians Biaya dan Jadwal Terpadu 50 Varians Jadwal Varians Biaya Positif Positif Nol Positif Positif Nol Nol Nol Nol Negatif Keterangan Pekerjaan terlaksana lebih cepat dan pada jadwal dengan biaya lebih kecil dari pada anggaran. Pekerjaan terlaksana tepat sesuai jadwal dengan biaya lebih rendah dari anggaran. Pekerjaan selesai lebih cepat dari pada jadwal dan terlaksana sesuai anggaran. Pekerjaan terlaksana sesuai jadwal dan anggaran. Pekerjaan terlaksana sesuai jadwal dengan menelan biaya di atas anggaran. Evaluasi Pengendalian Pelaksanaan Konstruksi| Niken P.W | M. Ruslin | Indradi W. Varians Jadwal Varians Biaya Negatif Nol Negatif Negatif Positif Negatif Negatif Positif Keterangan Pekerjaan selesai terlambat dan menelan biaya sesuai anggaran. Pekerjaan selesai terlambat dan menelan biaya lebih tinggi daripada anggaran. Pekerjaan selesai lebih cepat dari pada rencana dengan menelan biaya di atas anggaran Pekerjaan selesai terlambat dan menelan biaya lebih rendah daripada anggaran. Sumber : Soeharto, 1997 b. Pengendalian kualitas dianalisis dengan checklist tiga perspektif yang merupakan hasil penelitian Hosein N. Rad dan Farzad Khosrowshahi, dengan metode penyebaran kuisioner yang menggunakan Skala Likert (skala 1-4) dan dengan menggunakan SPSS dapat diketahui mean, median, dan standar deviasi. Rentang nilai yang digunakan adalah: Tabel 2. Rentang Nilai Tiap Variabel Variabel 1. External Factors 2. Internal Factors 3. External View 4. External Finishing 5. Internal Finishing 6. Lights 7. Services 8. Fit for Purpose 9. Material Quality Kurang Baik Kategori Cukup Baik Baik Sangat Baik 6 - 11 10.5 - 14.9 15 - 19 20 - 24 13 2 - 23 3.4 22.8 3.5 - 32.4 4.9 32.5 5 - 42 6.4 42 6.5 - 52 8 2 - 3.4 3.5 - 4.9 5 - 6.4 6.5 - 8 4 - 6.9 7 - 9.9 10 - 13 13 - 16 2 1 5 2 - 3.4 1.7 8.7 3.4 3.5 1.75 8.75 3.5 - 4.9 2.4 12.4 4.9 5 2.5 12.5 5 - 6.4 3.2 16 6.4 6.5 3.3 16 6.5 - 8 4 20 8 c. Efisiensi penggunaan sumberdaya, dapat diketahui dengan penghitungan indeks kinerja biaya (CPI/Cost Performed Index) dan indeks kinerja jadwal (SPI/Schedule Performed Index) dengan formulasi sebagai berikut: Indeks Kinerja Biaya (CPI) = BCWP / ACWP Indeks Kinerja Waktu (SPI) = BCWP / BCWS Dari hasil SPI dan CPI akan memperlihatkan hal-hal sebagai berikut: (1) Angka indeks kurang dari satu berarti pengeluaran lebih besar dari anggaran atau waktu pelaksanaan lebih lama dari jadwal yang direncanakan. (2) Bila angka indeks lebih dari satu maka kinerja penyelenggaraan proyek lebih baik dari perencanaan, dalam 51 Spectra Nomor 24 Volume XII Juli 2014: 48-63 arti pengeluaran lebih kecil dari anggaran atau jadwal lebih cepat dari rencana. (3) Makin besar perbedaan dari angka satu, berarti penyimpangan terhadap perencanaan dasar atau anggaran juga makin besar. Angka yang terlalu tinggi menunjukkan kinerja penyelenggaraan proyek yang sangat baik dibandingkan perencanaan, maka perlu diadakan pengkajian apakah mungkin perencanaannya atau anggarannya yang justru tidak realistis. d. Kemudian dilakukan simulasi Prakiraan Biaya Total Proyek (EAC) dan biaya untuk pekerjaan yang tersisa (ETC) untuk mengetahui EAC yang mendekati BAC. Formulasi yang digunakan adalah: (1) Prakiraan biaya total (Estimate at Complete/EAC) digunakan rumus: EAC = ACWP + ETC (2) Biaya pekerjaan tersisa (Estimate to Complete/ETC) menurut Soeharto (2001) diekstrapolasi dengan beberapa cara, yaitu: a) Pekerjaan sisa memakan biaya sebesar anggaran. Asumsi bahwa sisa pekerjaan akan memakan biaya sesuai dengan anggaran, tidak tergantung dari prestasi yang telah dicapai sampai dengan saat pelaporan. b) Kinerja sama besar sampai akhir proyek. Analisa ini beranggapan angka kinerja pada saat pelaporan akan tetap bertahan sampai akhir proyek. c) Campuran Pendekatan yang dipakai menggabungkan kedua cara yang sebelumnya telah dijelaskan: i. Bila penyelesaian pekerjaan masih di bawah 50 %, maka sisa pekerjaan akan memakan biaya sesuai dengan anggaran, tidak tergantung dari prestasi yang telah dicapai sampai saat ini. Total biaya proyek (EAC) didapat dari menjumlahkan semua pengeluaran sampai pada saat pelaporan (BAC) ditambah sejumlah biaya sesuai anggaran untuk biaya tersisa (ETC), sehingga: ETC = (BAC – EV) ii. Bila penyelesaian pekerjaan pada saat pelaporan sudah lebih dari 50 %, maka prestasi yang dicapai cukup realistis untuk menganalisa pekerjaan tersisa (ETC). ETC = (BAC – EV) CPI 52 Evaluasi Pengendalian Pelaksanaan Konstruksi| Niken P.W | M. Ruslin | Indradi W. Dimana: BAC = = ETC = = CPI = = Basic of Budgeted Cost at Completion Biaya akhir yang dianggarkan Estimate to Complete Biaya untuk Pekerjaan yang tersisa Cost Performance Index Indeks Kinerja Biaya e. Prakiraan waktu penyelesaian proyek dapat menggunakan formulasi sebagai berikut: TE = ATE + [ OD – (ATE x SPI) ] SPI Dimana: TE (Time Estimated)= Prakiraan Waktu Penyelesaian ATE (Actual Time Expended)= Waktu yang telah ditempuh OD (Original Duration)= Waktu yang direncanakan 2. Pada proyek pembangunan Gedung Teori A (sedang berjalan) dilakukan: a. Analisis pengendalian biaya, waktu, dan kinerja dengan Earned Value Method (EVM) pada minggu ke-10 dan ke-16. Dilanjutkan dengan melakukan perkiaan biaya dan waktu hingga akhir proyek. b. Optimalisasi waktu pelaksanaan proyek dengan menggunakan Earned Value Method (EVM) dengan menggunakan hasil simulasi dari proyek yang sudah selesai dan Critical Path Method (CPM). Untuk membuat jaringan tiap item pekerjaan diperlukan identifikasi jenis pekerjaan, ketergantungan pekerjaan, dan waktu penyelesaian tiap item pekerjaan. Setelah itu, akan dapat diperoleh Earliest Event Time (EET) / Earliest Start (ES), Earliest Event Time (EET), Earliest Finish (EF), Latesh Start (LS), Latesh Finish (LF), dan slack dengan hitungan: EETj = (EETi + dij) max HASIL DAN ANALISA Analisis Gedung Pusat Pengendali Manajemen Analisis Pengendalian Biaya dan Waktu Untuk mengetahui pengendalian biaya dan waktu digunakan Earned Value Method (EVM). Berdasarkan data RAB, laporan kemajuan pekerjaan, dan buku kas proyek, maka didapatkan hasil analisis BCWS, BCWP, dan ACWP bahwa ada 22 minggu atau 73,33% pekerjaan nilai SV negatif, dan nilai CV-nya positif. Hal itu menunjukkan bahwa mayoritas pekerjaan mengalami keterlambatan penyelesaiandan pengeluaran biaya lebih rendah dari anggaran. Grafik hubungan BCWS, BCWP, dan ACWP dari minggu pertama hingga akhir adalah sebagai berikut: 53 Nomor 24 Volume XII Juli 2014: 48-63 Spectra Gambar 1. Grafik CV dan SV Gedung Pusat Pengendali Manajemen Sedangkan untuk efisiensi penggunaan sumberdaya dapat dilihat pada grafik di bawah ini: Nilai Index 2 1,5 1 INDEX IDEAL 0,5 CPI SPI 0 1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 27 29 31 Waktu (Minggu) Gambar 2. Grafik Kinerja Proyek Gedung Pusat Pengendali Manajemen Dari hasil perhitungan di atas, maka disimpulkan bahwa ada 22 minggu atau 73,33% pekerjaan dengan nilai SPI<0, dan nilai CPI>1, yang artinya bahwa mayoritas kinerja penyelenggaraan proyek mengalami keterlambatan penyelesaian dan pengeluaran biaya lebih rendah dari anggaran. Untuk perkiraan biaya total proyek(EAC), dilakukan dengan 2 macam penghitungan, yaitu untuk prestasi mingguan di bawah 50%, maka ETC = BAC – BCWP, sedangkan untuk prestasi mingguan di atas 50%, ETC = (BAC–BCWP)/CPI. Dari hasil perhitungan di atas, dapat diketahui bahwa di minggu pertama nilai EAC>BAC, sedangkan nilai EAC yang mendekati nilai BAC diperoleh di minggu kedua dengan nilai prestasi mingguan sebesar 6.18% dan nilai CPI=1.0139. Nilai EAC selain minggu pertama dan ke-2, lebih kecil dari BAC. Berdasarkan hasil tersebut, maka dilakukan simulasi untuk mengetahui perkiraan biaya tiap minggu dengan menggunakan hasil nilai EAC yang mendekati nilai BAC, dengan asumsi bahwa: (1) Nilai EAC sebesar Rp 1.185.671.344,68 (2) Nilai BAC sebesar Rp 1.186.675.875,00 54 Evaluasi Pengendalian Pelaksanaan Konstruksi| Niken P.W | M. Ruslin | Indradi W. (3) Besar prestasi minggu ke-2 dan sebelumnya, nilai ACWP, BCWP, ETC adalah sama dengan awal. (4) Selisih kenaikan prestasi tiap minggu diasumsikan sebesar selisih prestasi minggu ke-2 dengan minggu sebelumnya, yaitu sebesar 4.74%, hingga mencapai 100%. (5) Untuk prestasi mingguan di bawah 50%, maka ETC = BAC – BCWP (6) Untuk prestasi mingguan di atas 50%, maka ETC = (BAC – BCWP)/CPI Berdasarkan hasil simulasi di atas, maka pelaksanaan proyek dapat diselesaikan dalam 22 minggu, yaitu lebih cepat 4 minggu dari waktu yang direncanakan, dengan biaya lebih rendah dari perencanaan, sebesar Rp 1.004.530,33. Sedangkan pada simulasi perkiraan waktu penyelesaian proyek, untuk mendapatkan waktu penyelesaian yang tepat dengan durasi yang ditetapkan, yaitu 156 hari, maka nilai SPI= 1,0011 (minggu ke-1), SPI=1,0004 (minggu ke-10), dan SPI=1 (minggu ke-30). Sedangkan untuk mendapatkan waktu yang kurang dari durasi yang direncanakan, maka nilai SPI=1,1397 (137 hari), SPI=1,0281 (152 hari), SPI=1,0235 (152 hari), dan SPI=1,0161 (154 hari). Dengan nilai SPI=1,1397, waktu pelaksanaan dapat lebih cepat dari jadwal dan jumlah biaya lebih kecil dari rencana. Untuk itu, nilai SPI=1,1397 ini akan digunakan untuk optimalisasi pada pelaksanaan pembangunan gedung yang masih dalam proses pengerjaan. Analisis Pengendalian Kualitas Untuk menganalisis digunakan kuesioner yang terdiri atas 37 butir pertanyaan disebarkan kepada 13 responden yang merupakan tiga kelompok responden, yaitu tim pelaksana/konstruktor (5 orang), PIU/klien (3 orang), dan tim perencana pengawas/pihak ketiga (5 orang). Hasil analisisnya adalah sebagai berikut: Tabel 3. Hasil Analisis Pengendalian Kualitas dengan Tiga Perspektif Skor TerendahTertinggi Skor MInimumMaksimum Rerata (Mean) Standar Deviasi 1. External Factors 6-24 18.00-24.00 20.4615 1.71345 2. Internal Factors 13-52 38.00-52.00 45.3077 4.64372 3. External View 2-8 7.00-8.00 7.6154 .50637 4. External Finishing 2-8 4.00-8.00 6.0769 1.49786 5. Internal Finishing 4-16 9.00-15.00 12.3077 2.17503 6. Lights 2-8 5.00-8.00 7.0000 1.00000 Variabel Kategori 85.2564% Sangat baik 87.1302% Sangat baik 95.1923% Sangat baik 75.9615% Baik 76.9231% Baik 87.5% Sangat baik 55 Nomor 24 Volume XII Juli 2014: 48-63 Spectra Skor TerendahTertinggi Skor MInimumMaksimum Rerata (Mean) Standar Deviasi 7. Services 1-4 2.00-4.00 3.3846 .65044 8. Fit for Purpose 5-20 12.00-20.00 17.0000 2.94392 9. Material Quality 2-8 5.00-8.00 6.6923 1.25064 Variabel Kategori 84.6154% Sangat baik 85% Sangat baik 83.6538% Sangat baik Berdasarkan hasil di atas, dari 9 variabel, 7 diantaranya berkategori sangat baik, sedangkan 2 lainnya dalam kategori baik. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa kualitas bangunan Gedung Pusat Pengendali Manajemen secara keseluruhan dari sudut pandang ketiga perspektif adalah sangat baik. Analisis Gedung Teori A Evaluasi Minggu ke-10 Hasil analisis identifikasi varians di minggu ke-10 adalah: BCWS = Rp 284.900.849,69 BCWP = Rp 356.769.362,51 ACWP = Rp 408.036.250,00 CV = BCWP-ACWP = Rp -51.266.887,49 SV = BCWP-BCWS = Rp 71.868.512,82 Berdasarkan hasil di atas, nilai SV positif dan CV negatif, yang artinya adalah pekerjaan lebih cepat dari jadwal dengan biaya lebih besar dibandingkan dengan rencana. Grafik CV dan SV dibandingkan dengan jadwal rencana pada minggu ke-10 ini dapat digambarkan sebagai berikut: Gambar 3. Grafik CV dan SV Pembangunan Gedung Teori A Hingga Minggu Ke-10 Untuk mengetahui efisiensi penggunaan sumberdaya, maka dihitung indeks kinerja biaya dan waktu sebagai berikut: 56 Evaluasi Pengendalian Pelaksanaan Konstruksi| Niken P.W | M. Ruslin | Indradi W. 1. 2. Indeks kinerja biaya/CPI Indeks kinerja waktu/SPI = BCWP/ACWP = BCWP/BCWS Nilai Indeks Hasilnya adalah CPI=0,87, SPI=1,25. Nilai CPI kurang dari satu, artinya bahwa biaya yang dikeluarkan lebih besar dibandingkan dengan rencana; sedangkan nilai SPI pada minggu ke-10, nilainya lebih dari satu, artinya bahwa waktu pelaksanaan pembangunan lebih cepat dari jadwal yang direncanakan dengan grafik seperti di bawah ini: 3,50 3,00 2,50 2,00 1,50 1,00 0,50 0,00 Index Ideal CPI SPI 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 Waktu (minggu) Gambar 4. Grafik Kinerja Proyek Gedung Teori A Hingga Minggu Ke-10 Evaluasi Minggu ke-16 Hasil analisis identifikasi varians di minggu ke-16 adalah: BCWS = Rp 629.580.590,04 BCWP = Rp 644.847.480,73 ACWP = Rp 689.328.750,00 CV = BCWP-ACWP = Rp -44.481.269,27 SV = BCWP-BCWS = Rp 15.266.890,69 Berdasarkan hasil di atas, nilai SV positif dan CV negatif. Hal ini sama kondisinya dengan pekerjaan pada minggu ke-10 saat evaluasi pertama, artinya bahwa pekerjaan lebih cepat dari jadwal dengan biaya lebih besar dibandingkan dengan rencana. Data tersebut dapat dilihat pada gambar di bawah ini: 57 Nomor 24 Volume XII Juli 2014: 48-63 Spectra Gambar 5. Grafik CV dan SV Pembangunan Gedung Teori A Hingga Minggu Ke-16 Sedangkan perhitungan indeks kinerja biaya dan waktu adalah CPI=0,94, SPI=1,02. Nilai CPI kurang dari satu.Artinya bahwa biaya yang dikeluarkan lebih besar dibandingkan dengan rencana.Sedangkan nilai SPI lebih dari satu. Artinya bahwa waktu pelaksanaan pembangunan lebih cepat dari jadwal yang direncanakan dengan grafik sebagai berikut: Nilai Indeks 4,00 3,00 2,00 Index Ideal 1,00 CPI 0,00 SPI 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 Waktu (minggu) Gambar 6. Grafik Kinerja Proyek Gedung Teori A Hingga Minggu Ke-16 Optimalisasi Kinerja Biaya dan Waktu pada Gedung Teori A Optimalisasi Kinerja Biaya dengan Earned Value Analysis Pada tabel BCWP sebelumnya, proyek pembangunan Gedung Teori A ini pada minggu ke-16 telah mencapai 73.57%, sehingga prestasi yang dicapai cukup realistis untuk menganalisa pekerjaan tersisa (Estimate to Complete/ETC). Perhitungan pekerjaan tersisa pada minggu ke-16 adalah: BAC (biaya akhir yang dianggarkan) = Rp 876,541,980.53 EV/BCWP = Rp 644.847.480,73 CPI = 0.94 ETC = (BAC – EV)/CPI = Rp 247.676.675,03 Dengan mengasumsikan bahwa kecenderungan angka kinerja biaya yang terjadi pada saat pelaporan adalah tetap sampai akhir proyek, maka perkiraan biaya total proyek adalah sebagai berikut: 58 Evaluasi Pengendalian Pelaksanaan Konstruksi| Niken P.W | M. Ruslin | Indradi W. AC minggu ke-16 = Rp 689.328.750,00 ETC = Rp 247.676.675,03 EAC = AC + ETC = Rp 689.328.750,00 + Rp 247.676.675,03 = Rp 937.005.425,03 Dari perhitungan di atas, maka dapat dilihat untuk perkiraan biaya akhir justru lebih besar dibandingkan dengan anggaran yang direncanakan dengan kata lain proyek merugi sebesar Rp 60.155.875,17. Untuk itu, dilakukan simulasi dengan menggunakan hasil dari hitungan pada bangunan yang sudah selesai, dimana digunakan asumsi EAC tetap hingga minggu akhir dan sama dengan BAC, serta CPI=1,0139; maka dapat diketahui prediksi BCWP, prestasi kumulatif BCWS, ACWP, dan ETC untuk minggu ke-17 hingga ke-24. Diketahui pula bahwa prediksi total biaya akhir penyelesaian pekerjaan dapat memenuhi prestasi kemajuan pekerjaan 100% di minggu ke-22. Untuk prediksi hubungan BCWS, BCWP dan ACWP hingga akhir pekerjaan dapat dilihat pada grafik di bawah ini: Anggaran (Rp) 90000000 70000000 50000000 BCWP 30000000 ACWP 10000000 -1E+08 BCWS 1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 Waktu (Mg) Gambar 7. Grafik Prediksi Kinerja Biaya dan Waktu Pembangunan Gedung Teori A Hingga Akhir Proyek Optimalisasi Kinerja Waktu a. Earned Value Analysis Dengan mengasumsikan bahwa kecenderungan angka kinerja waktu yang terjadi pada saat pelaporan adalah tetap sampai akhir proyek dan prestasi pekerjaan mencapai lebih dari 50%, maka simulasi perkiraan waktu total proyek pada minggu ke-16 adalah sebagai berikut: ATE = 96 hari OD = 144 hari SPI = 1.0242 TE = 96 + ((144 – (96 x 1.0242) / 1.0242) = 141 hari 59 Spectra Nomor 24 Volume XII Juli 2014: 48-63 Dengan hasil di atas, maka dapat diperkirakan proyek akan dapat diselesaikan dalam waktu 141 hari, artinya terdapat percepatan 3 hari dari waktu yang direncanakan. Bila mengacu pada hasil simulasi perkiraan waktu penyelesaian proyek pada pembangunan yang sudah selesai, maka hasil perkiraan waktu penyelesaian proyek Gedung Teori A adalah sebagai berikut: ATE = 96 hari OD = 144 hari SPI = 1.1397 TE = 96 + ((144 – (96 x 1.1397) / 1.1397) = 127 hari Dengan hasil tersebut, maka dapat diperkirakan proyek akan dapat diselesaikan dalam waktu 127 hari, artinya terdapat percepatan 17 hari dari waktu yang direncanakan. b. Critical Path Method Untuk melihat kinerja waktu secara rinci, maka digunakan Critical Path Method yang dapat menunjukkan waktu optimal di tiap pekerjaan serta diperoleh lintasan kritis dari keseluruhan pekerjaan. Sebelum membuat jaringan kerja, maka perlu diketahui dahulu ketergantungan setiap item pekerjaan pada proyek. Hal ini bertujuan untuk mengetahui pekerjaan mana yang harus dikerjakan dahulu sebelum pekerjaan lain dikerjakan, serta pekerjaan mana yang dapat dikerjakan dalam waktu yang bersamaan. Dari tabel ketergantungan dibuatlah identifikasi lintasan kritis dengan menentukan ES, EF, LS, LF, dan slack. Kemudian dibuat jaringan kerja berdasarkan identifikasi lintasan kritis, seperti yang digambarkan oleh gambar berikut: Gambar 8. Diagram Jaringan Kerja dengan Metode CPM Pembangunan Gedung Teori A Dari hasil diagram jaringan kerja di atas, maka lintasan kritis dapat ditunjukkan oleh kegiatan dengan nilai slack sama dengan 0, ada 22 pekerjaan dari 88 total pekerjaan. Berdasarkan hitungan pada 60 Evaluasi Pengendalian Pelaksanaan Konstruksi| Niken P.W | M. Ruslin | Indradi W. tabel di atas, maka pekerjaan pembangunan Gedung Teori A dapat dioptimalkan hingga 140 hari, yaitu lebih cepat 4 hari dari waktu yang ditentukan. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan 1. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada Gedung Pusat Pengendali Manajemen mayoritas pekerjaan mengalami keterlambatan penyelesaian dan pengeluaran biaya yang lebih rendah dari anggaran. Secara keseluruhan pada kinerja proyek terdapat perbedaan sedikit dari angka 1, berarti ada selisih dari rencana anggaran dan jadwal yang tidak terlalu signifikan. Pengendalian kualitas secara keseluruhan dari sudut pandang ketiga perspektif adalah sangat baik. 2. Perkiraan biaya akhir proyek dan perkiraan waktu penyelesaian yang dibutuhkan untuk pembangunan Gedung Pusat Pengendali Manajemen dibandingkan dengan realisasi pelaksaaan di lapangan adalah proyek dapat diselesaikan lebih cepat dari waktu yang direncanakan dengan biaya lebih rendah dari perencanaan. 3. Pada proyek yang masih dalam proses pengerjaan, yaitu Gedung Teori A, pekerjaan lebih cepat dari jadwal dengan biaya lebih besar dibandingkan dengan rencana dan kinerja proyek terdapat perbedaan sedikit dari angka 1 yang berarti ada selisih dari rencana anggaran dan jadwal yang tidak terlalu signifikan. 4. Optimalisasi kinerja biaya dan waktu pada proyek pembangunan Gedung Teori A adalah hasil hitungan perkiraan biaya akhir di minggu ke-16, anggaran justru lebih besar dibandingkan dengan anggaran yang direncanakan; sedangkan dengan menggunakan hasil simulasi pada gedung yang sudah selesai, maka diprediksikan total biaya akhir penyelesaian pekerjaan sama dengan rencana dengan waktu lebih cepat dari rencana. Untuk perkiraan waktu yang paling cepat adalah dengan menggunakan hasil simulasi prakiraan waktu dari bangunan yang sudah selesai. Saran 1. Dalam pelaksanaan pembangunan di SMK Negeri 1 Kediri: a. Untuk menghasilkan pekerjaan yang optimal, maka perlu adanya pengendalian kinerja biaya, waktu, dan kualitas pada saat pelaksanaan pekerjaan. b. Diperlukan manajemen proyek untuk memudahkan pelaksanaan pembangunan agar tidak menyimpang dari biaya, waktu, dan kualitas yang ditentukan. 61 Spectra Nomor 24 Volume XII Juli 2014: 48-63 2. Dalam penelitian selanjutnya: a. Perlu dilakukan analisis pengendalian kualitas lebih mendalam lagi, misalnya dengan melihat kualitas bangunan berdasarkan uji material, sumberdaya manusia, peralatan, dan sebagainya, serta menggunakan responden pengguna bangunan untuk menambah validitas analisis kualitas. b. Perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui pengaruh dominan antara kinerja biaya, waktu, dan kualitas terhadap kinerja proyek secara keseluruhan. DAFTAR PUSTAKA Anonim. 2010. Buku Panduan SMK SBI INVEST No. 14-PS-2010. Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT Rineka Cipta Chandra, HP, Susanto, A, & Ryanto, S. 2003. Pengendalian Pelaksanaan Konstruksi Berdasarkan Konsep Nilai Hasil pada Pembangunan Pabrik X di Gresik. Dimensi Teknik Sipil. Vol. 5. No. 2. September 2003:109-112. Diakses pada tanggal 24 Juni 2012. <http://puslit.petra.ac.id/files/published/journals/CIV/CIV030502/CIV030502/CI V03040209.pdf> Cristobal, JRS. 2009. Time, Cost, and Quality in a Road Building Project. Journal of Construction Engineering and Management (ASCE). November 2009. 135:1271-1274. Dipohusodo, I. 1996. Manajemen Proyek Konstruksi. Jilid 1. Yogyakarta: Kanisius. El-Rayes, K, & Kandil, A. 2005. Time-Cost-Quality Trade-Off Analysis for Highway Construction. Journal of Construction Engineering and Management (ASCE). April 2005. 131:477-486. Ervianto, WI. 2005. Manajemen Proyek Konstruksi. Edisi Revisi. Yogyakarta: CV ANDI. Husen, A. 2009. Manajemen Proyek. Yogyakarta: CV ANDI. Keppres No. 80 tahun 2003 Kerzner, H. 1995. Project Management: A System Approach to Planning, Schedulling, and Controlling. Fifth Edition. New York: Van Nostrand Reinhold. Kusumastuti. 2010. Perencanaan dan Pengendalian Proyek. Jurnal: TEKNIS. Vol. 5. No. 3. Desember 2010 : 132-136. Diakses pada tanggal 28 Mei 2012. <http://www.polines.ac.id/ teknis/upload/jurnal/jurnal_teknis_1336632439.pdf> Narbuko, C. & Achmadi, HA. 2010. Metodologi Penelitian. Cetakan ke-11. Jakarta: PT Bumi Aksara. Rad, H N and Khosrowshahi, F. 1998. Quality Measurement in Construction Projects. Association of Researchers in Construction Management, Vol. 2, 389-97. 9-11 September 1998. Diakses pada tanggal 23 Mei 2014. <http://www.arcom.ac.uk/-docs/proceedings/ar1998-389397_Rad_and_Khosrowshahi.pdf> Rezain, A. 2011. Time-Cost-Quality-Risk of Construction and Development Projects or Investment. Middle-East Journal of Scientific Research 10 (2):218-223. 62 Evaluasi Pengendalian Pelaksanaan Konstruksi| Niken P.W | M. Ruslin | Indradi W. Santosa, B. 2009. Manajemen Proyek: Konsep & Implementasi. Edisi Pertama. Cetakan Pertama. Yogyakarta: Graha Ilmu. Soeharto, I. 2001. Manajemen Proyek: Dari Konseptual Sampai Operasional. Jakarta: Erlangga. Sudarsana, DK. 2008. Pengendalian Biaya dan Jadual Terpadu pada Proyek Konstruksi. Jurnal Ilmiah Teknik Sipil. Vol. 12. No. 2. Juli 2008. Diakses pada tanggal 5 Agustus 2012. <http://ojs.unud.ac.id/index.php/jits/article/download/3492/2525> Sugiono. 2010. Statistik Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta. Yansen, W. 2010. Korelasi Pengendalian Mutu Rencana Pelaksanaan dengan Kinerja Proyek Konstruksi. Jurnal Ilmiah Teknik Sipil. Vol. 14. No. 2. Juli 2010. Diakses pada tanggal 28 Mei 2012. <http://ojs.unud.ac.id/index.php/jits/article/download/3642/2671> 63