Seminar Nasional : Kedaulatan Pangan dan Energi Fakultas Pertanian Universitas Trunojoyo Madura Juni, 2012 STUDI KARAKTERISTIK PASANG SURUT DI PERAIRAN SELAT MADURA PASCA JEMBATAN SURAMADU Aries Dwi Siswanto Jurusan Ilmu Kelautan, Universitas Trunojoyo Madura PO BOX 2, Jl Raya Telang, Kamal, Bangkalan, Jawa Timur Telp +62-31-3013234, 3011146, fax +62-31-3011506 Email:[email protected] ABSTRAK Kondisi dan stabilitas lingkungan di wilayah laut dan pesisir diduga mengalami perubahan sebagai akibat adanya perubahan dinamika perairan pasca Jembatan Suramadu, khususnya di Kabupaten Bangkalan.Pasang surut sebagai salah satu parameter hidrooseanografi yang penting dalam mempelajari dan memahami kondisi dan dinamika perairan laut.Metode admiralty digunakan untuk analisa data pasang surut dan diperoleh beberapa komponen harmonik sebagai dasar untuk menentukan tipe pasang surut dengan menghitung bilangan Formzhal.Berdasarkan tipe pasang surut, maka akan diperoleh karakteristik perairan yang sangat penting sebagai indikator lingkungan. Hasil analisa menunjukkan bahwa tipe pasang surut campuran condong ke harian ganda dengan nilai bilangan Formzhal 1,27. Diduga tidak ada perubahan signifikan terhadap tipe pasang surut, untuk itu perlu penelitian lebih lanjut untuk mengetahui bagaimana pola perbedaan ketinggian pasang surut berdasarkan komponen harmoniknya. Kata kunci: pasang surut, admiralty PENDAHULUAN Pasang surut merupakan salah satu parameter penting dalam memahami kondisi dan dinamika laut dan pesisir.Laut sebagai wilayah dinamis diperairan memiliki peran yang penting dalam berbagai aktifitas manusia. Aktifitas pelayaran dan navigasi penting untuk pengelolan dan pengembangan wisata bahari diduga memerlukan analisa data pasang surut dalam proses perencanaan maupun implementasinya.Pasang surut merupakan perubahan ketinggian permukaan air laut akibatgaya gravitasi bumi dengan matahari dan benda-benda langit sebagai sebuah fenomena alam yang terjadi secara periodik. Dinamika perubahan pasang dan surut, dan sebaliknya, akan menimbulkan arus pasang(Triatmodjo, 1999). Pengetahuan tentang pasang surut menjadi penting, terutama dalam transportasi perairan, aktifitas di pelabuhan, maupun pembangunan di daerah pesisir pantai. Salah satu sifat pasang surut yang periodik menjadi menarik untuk diramalkan.Amplitudo dan beda fasa dari komponen harmonik pasang surut merupakan komponen utama dalam peramalan pasang surut (Triatmodjo, 1999). Metode admiralty merupakan salah satu metode dalam analisa data pasang surut yang menggunakan beberapa komponen harmonik yang secara umum dibedakan menjadi komponen tengah harian dan harian. Interaksi komponen pasang surut tersebut dengan morfologi pantai, superposisi antar Artikel ini telah di presentasikan pada Seminar Nasional Kedaulatan Pangan dan Energi 2012 Fakultas Pertanian, Universitas Trunojoyo Madura, Juni 2012 Juni, 2012 Seminar Nasional : Kedaulatan Pangan dan Energi Fakultas Pertanian Universitas Trunojoyo Madura komponen pasang laut utama, maupun faktor lain membentuk komponen pasang laut yang baru (Ongkosongo dan Suyarso, 1989). Pasca Jembatan Suramadu, diduga terjadi perubahan terhadap dinamika perairan, khususnya di Selat Madura (Siswanto, 2010).Pasang surut sebagai salah satu parameter hidrooseanografi berpengaruh terhadap dinamika perairan.Sehingga, diperlukan penelitian tentang karakteristik pasang surut.Metode admiralty dipilih sebagai metode analisa terhadap data pasang surut karena metode ini merupakan metode paling sederhana dan relatif akurat (Ongkosongo dan Suyarso, 1989).Dengan memahami karakteristik pasang surut, diharapkan dapat dijadikan bahan dasar dalam rencana pengembangan dan pengelolaan wilyah laut dan pesisir untuk berbagai kepentingan sebagai upaya dalam meminimalkan dampak degradasi lingkungan akibat peningkatan aktifitas manusi, khususnya diwilayah pesisir di Kabupaten Bangkalan Pasca Jembatan Suramadu. METODE Lokasi penelitian terletak pada 07009’0,822”S 112047’0,023”E sampai 07010’36,4”S 112043’40,0”E di perairan sekitar jembatan Suramadu, Kabupaten Bangkalan. Data utama yang digunakan dalam penelitian ini adalah data pasang surut bulan April 2010 dari Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Maritim Tanjung Perak Surabaya.Pasang surut dianalisa menggunakan metode admiralty (Ongkosongo & Suyarso, 1989) untuk memperoleh komponen harmonik dalam menentukan tipe pasang surut.Tipe pasang surut dihitung menggunakan persamaan Formzahl [4]: A( K 1 ) A(O1 ) F A( M 2 ) A( S 2 ) Dimana F nilai Formzahl, K1 dan O1 konstanta pasang surut harian utama, M2 dan S2 konstanta pasang surut ganda utama. Bilangan Formzahl menjadi dasar dalam menentukan tipe pasang surut, meliputi 1) pasang surut harian ganda (F ≤ 0,25), 2) pasang surut campuran (ganda dominan) (0,25 < F ≤ 1,5), 3) pasang surut campuran (tunggal dominan) (1,5 < F ≤ 3), dan 4) pasang surut harian tunggal (F > 3). HASIL DAN PEMBAHASAN Data pasang surut pada bulan April 2010 (Gambar 1) menunjukkan fluktuasi harian maupun jam.Secara visual, berdasarkan Gambar 1, dapat dilihat pola naik turunnya air laut dalam satu hari terjadi dua kali pasang dan dua kali surut dengan ketinggian air laut yang berbeda.Ada kecenderungan bahwa tipe pasang surut di berbagai daerah tidak sama (Ongkosongo dan Suyarso, 1989). Pasang surut sebagai salah satu parameter hidrooseanografi memberikan pengaruh terhadap perubahan profil pantai, selain keberadaan gelombang individu, musim, dan parameter utama gelombang (tinggi dan sudut datang gelombang terhadap morfologi pantai) (CERC, 1984; Triatmodjo, 1999; CEM, 2007; Siswanto, 2010) Hasil pengolahan data pasang surut berdasarkan metode Admiralty (Ongkosongo dan Suyarso, 1989) menunjukkan tipe pasang surut di lokasi penelitian Artikel ini telah di presentasikan pada Seminar Nasional Kedaulatan Pangan dan Energi 2012 Fakultas Pertanian, Universitas Trunojoyo Madura, Juni 2012 Seminar Nasional : Kedaulatan Pangan dan Energi Fakultas Pertanian Universitas Trunojoyo Madura Juni, 2012 adalah campuran condong ke harian ganda dengan nilai bilangan Formhzal 1,27 (0,25< F≤1,5).Tipe pasang surut ini memiliki karakteristik dalam satu hari terjadi dua kali air pasang dan dua kali air surut, tetapi tinggi periodenya berbeda.Pasang surut campuran condong harian ganda (Mixed Tide, Prevailing Semi Diurnal) umumnya terjadi di perairan di daerah Pantai Selatan Jawa dan Indonesia Bagian Timur.(Wyrtki, 1961).Pasang surut terjadi karena adanya gaya tarik menarik benda-benda di langit, terutama matahari dan bulan terhadap massa air laut di bumi, tetapi karena jaraknya terhadap bumi jauh lebih dekat, maka pengaruh gaya tarik bulan terhadap bumi lebih besar (Ongkosongo dan Suyarso, 1989; Triatmodjo, 1999). Gambar 1. Grafik Pasang Bulan April 2010 Pasang surut menyebabkan kenaikan dan penurunan permukaan laut di wilayah pesisir secara periodik (Priyana, 1994) serta berpeluang mempengaruhi dinamika di daerah estuari jika tunggang pasang surut cukup besar (Triatmodjo, 1999).Pada saat pasang, air laut bercampur dengan air tawar dari hulu ke sungai.Sebaliknya, saat surut volume air yang sangat besar mengalir kembali ke lautan dalam rentang waktu tertentu yang sangat dipengaruhi tipe pasang surut.Berdasarkan teori kesetimbangan, ada beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya pasang surut, yaitu rotasi bumi pada sumbunya, revolusi bulan terhadap matahari, revolusi bumi terhadap matahari.Faktor lainnya, seperti kedalaman dan luas perairan, gaya coriolis, dan gesekan dasar merupakan faktor yang berpangaruh terhadap dinamika pasang surut sesuai teori dinamis. Topografi dasar laut, lebar dan bentuk selat dan teluk juga berpengaruh terhadap pasang surut yang bersifat lokal (Wyrtki, 1961). Artikel ini telah di presentasikan pada Seminar Nasional Kedaulatan Pangan dan Energi 2012 Fakultas Pertanian, Universitas Trunojoyo Madura, Juni 2012 Juni, 2012 Seminar Nasional : Kedaulatan Pangan dan Energi Fakultas Pertanian Universitas Trunojoyo Madura KESIMPULAN Tipe pasang surut di lokasi penelitian adalah campuran condong ke harian ganda dengan nilai bilangan Formhzal 1,27 (0,25< F≤1,5). DAFTAR PUSTAKA [CEM], 2007, Coastal Engineering Manual, Part I-VI.Washington, U.S. Army Coastal Engineering Research Centerp [CERC], 1984, Shore Protection Manual Volume I, 4 th edition.Washington, U.S. Army Coastal Engineering Research Center…p Ongkongo O.S.R., dan Suyarso, 1989, Pasang Surut. Jakarta: Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Pusat Pengembangan Oseanologi. 80 hal Siswanto, AD. Analisa Stabilitas Pantai di Kabupaten Bangkalan.Tesis. Pascasarjana Teknologi Kelautan. ITS. Wyrtki, K. 1961. Physical Oceanography of the South East Asian waters.Naga Report, Vol. 2. 196 p Artikel ini telah di presentasikan pada Seminar Nasional Kedaulatan Pangan dan Energi 2012 Fakultas Pertanian, Universitas Trunojoyo Madura, Juni 2012